PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG MEMBERI ASI EKSLUSIF DENGAN YANG MEMBERI SUSU FORMULA DI PUSKESMAS KARTASURA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan FAJAR DWI BUDIYARTI R 0107066 PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

Page 1: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG MEMBERI

ASI EKSLUSIF DENGAN YANG MEMBERI SUSU FORMULA

DI PUSKESMAS KARTASURA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

FAJAR DWI BUDIYARTI

R 0107066

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG MEMBERI

ASI EKSLUSIF DENGAN YANG MEMBERI SUSU FORMULA

DI PUSKESMAS KARTASURA

KARYA TULIS ILMIAH

Fajar Dwi Budiyarti

R0107066

Telah disetujui oleh Pembimbing untuk Diujikan di hadapan Tim Penguji

Pada Hari .............., Tanggal ...... ....................

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Munawaroh, SST, SKM, MKes) (Erindra Budi C, SKep, Ns, MKes)

NIP. 1978 0220 2005 0110 001

Page 3: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

FAJAR, R0107066, 2011, Perbedaan Lama Amenorea Pada Ibu Postpartum

yang Memberi ASI Eksklusif dan yang Memberi Susu Formula Di

Puskesmas Kartasura , Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Latar Belakang : Pemberian ASI eksklusif dapat mengahambat ovulasi sehingga

dapat digunakan sebagai metoda kontrasepsi. Kadar prolaktin akan tetap tinggi

sebagai respon terhadap rangsang isapan bayi yang berlangsung terus menerus.

Kadar prolaktin yang tinggi tersebut akan berefek pada otak dan ovarium.

Prolaktin yang sampai di hipotalamus akan menimbulkan hambatan sekresi

GnRH, menghambat efek GnRH pada hipofisis dan melawan efek gonadotropin

pada ovarium.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Lama

Amenorea Pada Ibu Postpartum yang Memberi ASI Eksklusif dan yang Memberi

Susu Formula Di Puskesmas Kartasura.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan studi penelitian observasional

analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan teknik simple random

sampling yang dilakukan pada bulan Juli 2011. Besar sampel yang digunakan

adalah 67 orang sesuai kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Pengumpulan data

dilakukan melalui pengisian kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis secara

statistik dengan uji Independent T-test menggunakan SPSS for Windows 16.0.

Hasil Penelitian: Hasil analisis Independent T-test didapatkan rata –rata lama

amenorea ibu yang memberi ASI eksklusif 147,45 hari dengan standart deviasi

sebesar 57,22 sedangkan lama amenorea ibu yang hanya memberi susu formula

46,52 hari dengan standart deviasi 17,42, t hitung sebesar 10,803 dengan p-value

0,000 <0,05.

Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan yang signifikan. Lama Amenorea

pada Ibu Postpartum yang Memberi ASI Eksklusif lebih lama dibanding ibu yang

Memberi Susu Formula.

Kata kunci: ASI eksklusif; lama amenorea

Page 5: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

FAJAR, R0107066, 2011, difference of long postpartum amenorrhea between

mothers who gave exclusive breastfeeding and formula milk in Kartasura

healty primery centre, Faculty of Medicine Sebelas Maret University

Surakarta

Exclusive breastfeeding can inhibit ovulation so that could be used as a method of

contraception. Prolactin levels remain high in response to stimuli baby sucking.

High prolactin levels will have an effect on the brain and ovaries. Prolactin to

cause inhibition of the hypothalamic GnRH secretion, inhibit the effects of GnRH

in the pituitary and combat the effects of gonadotropins on the ovary.

Objective: The objective of this experiment was to know the difference of long

postpartum amenorrhea between mothers who gave exclusive breastfeeding and

formula milk

Methods: This experiment used analytical experiment study with Cross Sectional

approach by using simple random sampling technique which had been done in Juli

2011. The size of sample which had been taken was 67 who were

appeoplepropriate to the required inclusion criteria. The data was collected by

answering the questionnaire. The data as a result was analysed statistically by

Independent T-test analysis by using SPSS for Windows 16.0

Result: The result of Independent T-test analysis was 147,45 days as mean of

long amenorrhea mothers who gave exclusive breastfeeding with 57,22 as

deviation standart. Althuoght 46,52 days as mean of long amenorrhea mothers

who gave formula milk with 17,42 as deviation standart.. This result was more

than t was 10,803 with p-value 0,000 < 0,05.

Conclusion: There was a significant difference of long postpartum amenorrhea at

mothers who gave exclusive breastfeeding more long than mothers who gave

formula milk.

Key words: exclusive breastfeeding; long postpartum amenorrhea

Page 6: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Siapapun dirimu dan apa yang terjadi, janganlah pernah takut

dengan jalan hidup ini. Dia sudah memberi jalan kehidupan kita,

tak akan mungkin kita selalu di bawah,karena Ia Maha Adil

(penulis)

Ya Allah muliakanlah aku dengan cahaya ilmu dan kecepatan pemahaman,

keluarkanlah aku dari kegelapan, keraguan, bukakanlah untukku

pintu-pintu rahmat-Mu, ajarilah aku rahasia-rahasia hikmah-Mu

Jangan pernah ada kata menyesal namun ubahlah dengan kata semangat dan

pasti bisa......yang pasti TALK LESS DO MORE

Page 7: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini aku persembahkan kepada

KEDUA ORANGTUAKU

BUDI RAHARJO & WARGIYATI

“Maafin anakmu ini Pak/Bu yang selalu merepotkanmu. Namun

karena jasa, pengorbanan, kasih sayang, serta DOA yang

mustajab darimu, saya bisa menyelesaikan tanggungjawabku

dengan terselesainya karya tulisku ini.

Terima kasih atas motivasinya, ini balasku untuk mu”

Keluarga Kecilku

Mas IYON makasih atas cayangmu itulah sumber semangatku.

DEK CHU@ ….juga inspirasi bagi mama, besok adek harus lebih

tinggi ya sekolahnya dari papa n mama.

UNTUK PEMBIMBINGKU

Ibu , bapak makasih atas waktu, kesabaran dan ilmunya…semoga selalu

bermanfaat bagiku. Dan maaf jika selama ini ada perkataan atau

perbuatan yang kurang berkenan.

Page 8: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa atas

segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah dengan judul “Perbedaan Lama Amenorea Pada Ibu Postpartum yang

Memberi ASI Eksklusif dan yang Memberi Susu Formula Di Puskesmas

Kartasura ”.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah

satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Prodi D IV Kebidanan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dalam penyusunan karya tulis

ilmiah ini, tidak lepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat

bimbingan dan bantuan yang diberikan oleh semua pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR, Dekan Fakultas Kedokteran

Sebelas Maret Surakarta.

3. H. Tri Budi Wiryanto, dr. Sp.OG(K), Kepala Program Studi D IV Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Erindra Budi C, S.Kep, Ns, M.Kes. selaku Ketua Tim Karya tulis ilmiah Prodi

D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret sekaligus

sebagai pembimbing pendamping atas semua bimbingan, saran, motivasi, dan

masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

Page 9: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

5. Munawaroh SST, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Utama atas semua

bimbingan, saran, motivasi, dan masukan dalam penyusunan karya tulis

ilmiah.

6. Sri Anggarini P, SST, M.Kes. selaku Penguji Utama atas saran dan masukan

dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

7. Fresthy Astrika Yunita, SST, M.Kes. selaku sekertaris Penguji atas saran dan

masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

8. Dr. Nur Fanda E Kepala Puskesmas Kartasura, atas ijin yang diberikan untuk

melakukan penelitian ini.

9. Wargiyati Budi Raharjo (orang tua), mas Yon (suamiku), Nachjwa (putriku)

tercintaku serta kedua saudaraku, Bara dan Anggi atas dukungan, motivasi,

dan doa yang tiada henti.

10. Seluruh Dosen dan karyawan Program Studi D IV Kebidanan Fakultas kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam penyusunan Studi

Kasus ini.

11. Temen-temen mahasiswa D IV Kebidanan angkatan 2007 Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak untuk perbaikan Studi Kasus ini dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 2011

Penulis

Page 10: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN VALIDASI ..................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ..iii

ABSTRAK ........................................................................................................ ..iv

MOTTO ............................................................................................................ ..vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................. .vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ..xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ .xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ ..1

B. Perumusan Masalah .................................................................... ..3

C. Tujuan ......................................................................................... ..4

D. Manfaat ...................................................................................... ..4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemberian ASI Eksklusif ............................................................ ..6

B. Pemberian Susu Formula ............................................................ ..10

C. Lama Amenorea .......................................................................... ..13

D. Kerangka Konsep ........................................................................ ..22

E. Hipotesa....................................................................................... ..23

Page 11: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ......................................................................... ..26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... ..26

C. Populasi Penelitian ...................................................................... ..26

D. Sampel dan Teknik Sampling ..................................................... ..25

E. Besar Sampel ............................................................................... ..26

F. Kriteria Restriksi ......................................................................... ..26

G. Definisi Operasional.................................................................... ..27

H. Cara Kerja ................................................................................... ..28

I. Analisis Data ............................................................................... ..33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Demografi ........................................................................... ..35

B. Data Hasil Penelitian ................................................................... ..42

BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ............................................................. ..47

B. Perbedaan lama amenore pada ibu postpartum yang memberi ASI

eksklusif dengan yang memberi Susu Formula ................................ ..49

C. Keterbatasan ................................................................................ ..52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. ..53

B. Saran ............................................................................................ ..53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Perbedaan ASI, susu sapid an susu formula ...................................... 12

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 27

Tabel 3.2 kisi skala pemberian ASI atau susu formula ....................................... 32

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi umur responden ................................................. 38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi pendidikan Responden ....................................... 39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi pekerjaan responden .......................................... 40

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jumlah................................................................ 41

Tabel 4.5 Tabel uji normalitas Data .................................................................... 42

Page 13: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 22

Gambar 4.1 Gambar Distribusi Frekuensi Umur Responden ............................. 38

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden................................... 39

Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden ..................................... 40

Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak .................................................. 41

Page 14: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Surat Keterangan Dinas Kesehatan Sukoharjo

Lampiran 3. Surat Keterangan Bapeda

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5. Surat Ijin Peminjaman Alat

Lampiran 6. Surat Permohonan ke Responden

Lampiran 7. Persetujuan Responden

Lampiran 8. Panduan Wawancara

Lampiran 9. Tabulasi Data Hasil Penelitian

Lampiran 10. Crosstabs T-test

Lampiran 11. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama

Lampiran 12. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping

Page 15: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan perempuan dan kesehatan anak merupakan dasar yang

penting dalam perkembangan masyarakat. Hanya perempuan yang bisa hamil

dan melahirkan anak (WHO, 2008). Namun saat ini masalah kesehatan

perempuan (khususnya ibu) dan bayi di Indonesia bukanlah gambar yang

indah dipandang. Menurut hasil SDKI dalam Depkes tahun 2008 didapat

Angka Kematian Ibu sebesar 226/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka

Kematian Bayi 26/1000 kelahiran hidup. Propinsi Jawa Tengah AKI tahun

2008 sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup dan AKB 9,17/1000 kelahiran

hidup. Data Dinas Kesehatan Kota Sukoharjo menyebutkan bahwa pada tahun

2010, terdapat kematian ibu sebanyak 21 jiwa, total kematian neonatal

sebanyak 92 jiwa.

Jumlah perkawinan yang terjadi di provinsi Jawa Tengah sebanyak

49,44% dari 121.520 Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengikuti program

Keluarga Berencana (KB) hanya sebanyak 54,42% dimana yang memakai KB

tradisional hanya sebanyak 4,56% (Depkes RI, 2008).

Mengandung dan melahirkan adalah tugas illahiah yang agung dan

hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh terkandung dalam

Al – Qur an surat Al – Baqarah ayat: 233 dan Luqman ayat:14 (Abdul, Rifa

i, 2002).

Page 16: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Keunggulan dan manfaat ASI dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis,

ekonomis dan aspek kebidanan yaitu dengan penundaan kembalinya masa

subur (ovulasi) yang di tandai dengan tidak haid sebagaimana mestinya atau

amenorea (Depkes RI, 2008). Ibu yang menyusui eksklusif artinya memberi

ASI saja selama 6 bulan, maka kemungkinan haid tidak muncul teratur selama

24 minggu atau 6 bulan, sedangkan ibu yang tidak menyusui bayinya selama

lebih dari 3 bulan, 80% diantaranya mengalami haid dan ovulasi pada minggu

ke-10 setelah melahirkan (Nindya, 2001). Perlindungan yang bermakna

terhadap kembalinya kesuburan, antara lain bahwa hanya 5% dari ibu-ibu

mendapatkan haid setelah 1 bulan melahirkan dibanding dengan 75% ibu-ibu

yang tidak menyusui (Hartanto, 2004)

Tingginya pemakaian susu formula di Indonesia ditemukan pada

survei Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) dan Badan Kerja Peningkatan

Penggunaan ASI (BKPP-ASI). Data survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (Depkes RI, 2008) menunjukkan pada bayi berusia < 6 bulan yang

menggunakan susu formula, yaitu sebanyak 76,6% pada bayi yang tidak

disusui. Jika dibandingkan dengan susu formula, ASI lebih sempurna dan

lebih sehat. Sebab dalam ASI terdapat zat-zat yang tidak ada di dalam susu

formula (Indiarti dan Sukaca, 2009). Susu formula diberikan sebagai substitusi

atau pengganti ASI, dengan alasan: terdapat keadaan yang tidak

memungkinkan untuk menyusukan, produksi ASI tidak ada atau sangat

kurang, atau Ibu tidak mempunyai kesempatan dikarenakan pekerjaannya

Page 17: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mengharuskan meninggalkan rumah untuk jangka waktu yang lama (Hassan

dkk, 2005).

Berdasarkan data di Puskesmas Kartasura kabupaten Sukoharjo

mengenai data kesehatan ibu dan anak, pencapaian ASI eksklusif yang

terendah adalah di Puskesmas Kartasura sebanyak 36,5 %. Dari 12 Puskesmas

di Sukoharjo. Pada tanggal 27 Mei 2011, 10 orang sampel yang penulis

wawancara terdapat 7 orang yang mengalami amenorea laktasi sedangkan 3

orang mendapatan haidnya segera setelah 40 hari pasca melahirkan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

meneliti mengenai perbedaan Lama Amenorea Pada Ibu Postpartum yang

Memberi ASI Eksklusif dengan yang Memberi Susu Formula di Puskesmas

Kartasura.

Penelitian serupa tentang amenorea yang disebabkan oleh menyusui

pernah dilakukan oleh Milaza (2010) dari Universitas kota Padang dengan

judul “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Amenorea Laktasi di

wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan”. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan adanya hubungan menyusui eksklusif dengan amenorea setelah

melahirkan. Penulisan penelitian ini terdapat perbedaan nyata pada variabel

penelitian. Maka diharapkan penelitian ini mempunyai hasil yang berbeda dari

hasil penelitian yang sebelumnya.

Page 18: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Perumusan Masalah

“Apakah ada perbedaan Lama Amenorea Pada Ibu Postpartum yang

Memberi ASI Eksklusif dengan yang Memberi Susu Formula di Puskesmas

Kartasura?”

C. Tujuan

1) Tujuan umum

Untuk mengetahui perbedaan Lama Amenorea Pada Ibu Postpartum

yang Memberi ASI Eksklusif dengan yang Memberi Susu Formula.

2) Tujuan khusus

a) Mengidentifikasi lama amenorea ibu postpartum yang memberi

ASI eksklusif.

b) Mengidentifikasi lama amenorea ibu postpartum yang hanya

memberi susu formula.

c) Untuk mengadakan analisis mengenai perbedaan Lama Amenorea

Pada Ibu Postpartum yang Memberi ASI Eksklusif dengan yang

Memberi Susu Formula.

D. Manfaat

1) Manfaat teoritis

Diharapkan dapat memberikan masukan ilmiah mengenai amenorea

pada ibu postpartum yang memberi ASI eksklusif dengan yang

memberi susu formula.

Page 19: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2) Manfaat aplikatif

a) Bagi institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

referensi dalam memberikan materi pengajaran asuhan kebidanan

ibu postpartum khususnya dengan lama amenorea karena

pemberian ASI eksklusif.

b) Bagi profesi

Diharapkan dapat dijadikan pertimbangan oleh bidan dalam

peningkatan motivasi penelitian tentang ASI eksklusif.

c) Bagi masyarakat

Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi ibu menyusui maupun

keluarga bahwa ada perbedaan lama amenorea pada ibu

postpartum pemberi ASI eksklusif dengan ibu yang hanya

memberi susu formula.

Page 20: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif

1. Pengertian

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein , lactose dan

garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,

sebagai makanan utama bagi bayi (Kodrat, 2010)

Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja,

tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan

tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit,

bubur, nasi dan tim. UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi

jangka waktu pemberian ASI eksklusif. Rekomendasi terbaru UNICEF

bersama WHA (World Healt Assembly) dan banyak Negara lainnya adalah

menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Bayi

menyusu setiap 15 menit dan anak selalu dekat dengan ibu siang dan

malam Setelah umur 6 bulan bayi diberi makanan pendamping/padat yang

benar dan tepat, sedangkan ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau

lebih (Roesli, 2005).

2. Manfaat

Manfaat ASI diantaranya: nutrien yang sesuai untuk bayi,

meningkatkan kecerdasan, mengandung zat protektif (imunologik),

mempunyai efek psikologis yang menguntungkan, neurologis, perbaikan

Page 21: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

gizi, praktis, ekonomis, tidak menimbulkan alergi (WHO, 2010). Serta

menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan (Hartanto,

2004).

3. Komposisi ASI

ASI berbeda dengan susu sapi. Komposisi ASI pun ternyata tidak

tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dari satu ibu

pun berbeda-beda pada hari-kehari, bahkan dari menit ke menit (Nichol,

2005). ASI yang dikeluarkan pada 5 menit pertama dinamakn foremilk.

Foremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar

kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer. Hindmilk mengandung 4-5

kali lebih banyak dibanding foremilk. Diduga hindmilk inilah yang

mengenyangkan bayi (Roesli, 2005), yaitu:

a) Kolostrum

(1) Disekresikan oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari

ketiga atau keempat dari masa laktasi.

(2) Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan

mekonium usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.

(3) Lebih banyak mengandung protein dibanding ASI mature, tetapi

berlainan protein utama adalah globulin, sehingga dapat dengan

ASI mature dimana protein yang utama adalah casein pada

kolostrum, memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.

Page 22: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

(4) Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI mature

yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan

pertama.

(5) Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan

dengan ASI mature.

(6) Total energi lebih rendah dibandingkan ASI mature yaitu 58

kalori/100ml kolostrum.

(7) Vitamin larut dalam lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut

dalam air lebih tinggi atau lebih rendah.

(8) Apabila dipanaskan menggumpal. ASI mature tidak.

(9) PH lebih alkalis dibandingkan ASI mature.

(10) Lemaknya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin

dibandingkan ASI mature.

(11) Terdapat trypsin inhibitor yang akan menambah kadar antibodi

pada bayi.

(12) Volumenya bekisar 150-130ml/24 jam.

b) ASI Transisi/Peralihan

(1) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI mature.

(2) Disekresi dari hari ketiga sampai hari kesepuluh dari masa laktasi,

tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI mature baru akan

terjadi pada minggu ketiga sampai minggu kelima.

(3) Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi.

Page 23: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

(4) Volume semakin meningkat.

c) ASI matang (mature)

(1) ASI yang disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya, yang

dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang

mengatakan bahwa minggu ketiga sampai kelima ASI

komposisinya baru konstan.

(2) Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung

casienat, riboflaum, dan karotin.

(3) Tidak menggumpal apabila dipanaskan.

(4) Volume 300-850 ml/24 jam

Hal- hal yang mungkin berpengaruh terhadap pemberian ASI ekslusif:

pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

internal diantaranya: pengetahuan, latar belakang/pendidikan dari keluarga,

rasa percaya diri. Faktor eksternal yaitu: faktor geografis, penyuluhan

kesehatan, lingkungan, transportasi yang memadai serta petugas kesehatan

yang professional (Milaza, 2010)

B. Pemberian Susu Formula

1. Pengertian

Susu formula adalah susu buatan yang di produksi oleh pabrik

sebagai subtitusi atau pengganti ASI karena ASI tidak ada atau tidak

diberikan (Lisal, 2011).

Page 24: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pemberian susu formula adalah sejak lahir bayi tidak diberikan ASI

melainkan diganti dengan susu formula (Kosmo dalam BPOM, 2011).

Menurut Budiasih (2008), pakar gizi anak Institut Pertanian Bogor

(IPB) yang menguraikan hasil survey penggunaan makanan pendamping

ASI sekitar 49% bayi sebelum usia 4 bulan sudah diberi susu formula,

45,1% makanan cair selain susu formula, dan 50% makanan padat.

Pemberian susu formula bahkan sudah diberikan sejak bayi lahir

2. Komposisi Susu Formula

Secara umum, komposisi utama susu formula adalah susu sapi yang

mengandung laktosa dan/atau sukrosa sebagai sumber karbohidrat, protein

susu sapi, dan biasanya ditambahkan minyak nabati sebagai sumber

lemak, khususnya sumber Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA). Ada pula

susu formula khusus yang disediakan untuk bayi/anak yang memiliki

penyakit tertentu (Wardlaw and Hampl, 2007).

Beberapa bahan dasar yang sering ditambahkan untuk keperluan

tertentu termasuk kelengkapan nutrisi, di antaranya adalah (Widodo,

2003):

1) Susu bubuk skim. Susu bubuk skim yang ditambahkan memiliki

padatan total 96,81% (protein 34,11%, kadar lemak 1,33% dan kadar

air 3,19%). Penambahan skim bertujuan untuk meningkatkan kadar

lemak.

2) Potasium kaseinat, merupakan bahan tambahan kadar yang kadar

protein 84,15%, lemak 0,63%, padatan total 95,63, dan kadar air

Page 25: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4,37%. Penambahan potasium kaseinat bertujuan mengatur kadar

protein pada produk akhir.

3) Butter oil, ditambahkan apabila produk akhir yang dikehendaki

memiliki kadar lemak yang tinggi.

4) Vitamin premik, merupakan campuran vitamin (A, D, E, K, kalsium

pantotenat, thiamin monositrat, nikotinamida, piridoksin, hidroklorida,

asam folat, sodium askorbat dan D-biotin).

5) Mineral sebagai elemen yang sering ditambahkan pada susu formula

bubuk untuk memenuhi nutrisi bayi.

6) Lesitin, merupakan bioemulsifier yang mampu menggabungkan gugus

polar dan non polar sehingga susu bubuk dapat larut air.

7) Raftilosa, malto dekstrin dan Frukto Oligosakarida (FOS), diberikan

sebagai prebiotik.

8) Madu dan sukrosa, diberikan untuk memberi rasa manis pada susu,

terutama susu formula bubuk untuk balita.

9) Kalsium karbonat, penambahannya bertujuan untuk pengkayaan

kalsium pada susu formula bubuk.

Tabel dibawah ini menunjukan ringkasan perbedaan pada ASI, susu sapi

dan susu formula.

No Property ASI Susu sapi Susu formula

1. Kontaminasi

bakteri

Tidak ada Mungkin ada Mungkin ada

apabila

dicampur

2. Faktor anti

infeksi

Ada Tidak ada Tidak ada

3. Faktor Ada Tidak ada Tidak ada

Page 26: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sumber : WHO/UNICEF/BKPP-ASI januari 2008

C. Lama Amenorea

1. Pengertian

Amenorea adalah suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang

wanita tidak mengalami haid sebagaimana mestinya (Wiknyosastro, 2005).

Lama amenorea postpartum adalah rentan waktu dimana seorang

wanita tidak mengalami haid setelah melahirkan/tidak haid sebagaimana

mestinya (Dimasmis, 2008).

pertumbuhan

4. Protein Jumlah

sesuai dan

mudah

dicerna

Terlalu banyak

dan sukar dicerna

Sebagian

diperbaiki

Kasein:whey

40:60

Kasein : whey

80:20

Disesuaikan

dengan ASI

Whey: Alfa Betalaktoglobulin

5. Lemak Cukup

mengandung

asam lemak

esensial

(ALE), DHA

dan AA

Mengandung

lipase

Kurang ALE

Tidak ada lipase

Kurang

ALE, tidak

ada DHA

dan AA

Tidak ada

lipase

6. Zat Besi Jumlah kecil

tapi mudah

dicerna

Jumlah lebih

banyak tapi tidak

diserap dengan

baik

Ditambahkan

ekstra

Tidak

diserap

dengan baik

7. Vitamin Cukup Tidak cukup

vitamin

A,vitamin C

Vitamin

ditambahkan

8. Air Cukup Perlu tambahan Mungkin

perlu

tambahan

Page 27: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Macam Amenorea

a) Amenorea primer

Amenorea primer aadalah tidak terdapatnya haid pada pasien

berusia 16 tahun dengan ciri-ciri seksual sekunder yang normal atau

tidak terdapatnya menstruasi pada pasien berusia 14 tahun tanpa tanda-

tanda pematangan seksual ( Heffner, Schust, 2008)

b) Amenorea sekunder

Tidak adanya haid pada seorang wanita yang sebelumnya pernah

mendapat haid. Atau tidak terdapatnya 3 siklus haid dan atau tidak adanya

perdarahan haidselama 6 bulan. Disebabkan oleh: malnutrisi, kontrasepsi,

penyakit, kehamilan, laktasi, gangguan psikologi (Whitehead, 2003).

Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai

pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2005). Sedangkan

menurut Cunningham (2005), haid merujuk kepada pendarahan yang

menyertai penarikan progesteron setelah ovulasi pada siklus non-fertil dan

menyebut episode pendarahan endometrium lain pada wanita tidak hamil

sebagai perdarahan uterus atau endometrium.

Haid yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan

membentuk siklus haid yang melibatkan hipofisis, hipotalamus, ovarium

dan uterus (Wiknjosastro, 2007).

Siklus haid yang berlangsung secara teratur tiap bulan, tergantung

kepada serangkaian perubahan hormonal siklik yang melibatkan sekresi

hormon pada berbagai tingkat dalam sistem yang terintegrasi (Kodrat,

Page 28: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2010). Pusat pengendalian hormon dari sistem reproduksi adalah

hipotalamus yang mensekresikan gonadotropin releasing hormone

(GnRH). GnRH merangsang sekresi 2 hormon yaitu follicle stimulating

hormone releasing hormone (FSH-RH) dan luteinizing hormone releasing

hormone (LH-RH) (Wiknjosastro, 2007).

Kedua hormon tersebut merangsang hipofisis anterior untuk

mensekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone

(LH) yang selanjutnya berikatan dengan reseptor di ovarium menyebabkan

terjadinya produksi estrogen dan progesteron ke dalam sirkulasi dan

memberikan umpan balik terhadap hipotalamus dalam menghasilkan

gonadotropin (Llewllyn, 2002).

3. Menurut Wiknjosastro (2005), mekanisme terjadinya perdarahan haid

dalam satu siklus ada 4 fase, yaitu :

a. Fase Proliferasi

Terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-14 siklus haid. Ditandai

dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar

hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam

ovarium serta membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel

folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan

menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari

hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat

memperbaiki dinding endometrium yang robek. Pada akhir dari fase ini

Page 29: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang sangat meningkat dan

menyebabkan terjadinya proses ovulasi.

b. Fase Prahaid (Fase Sekresi)

Terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 siklus haid. Pada fase ini

menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum

dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel

telur pada saat terjadinya proses ovulasi. Terjadi peningkatan hormon

progesteron yang bermakna yang diikuti oleh penurunan kadar

hormon-hormon FSH, LH dan estrogen. Keadaan ini digunakan

sebagai penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding

rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan.

c. Fase Haid

Terjadi pada hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3 siklus haid.

Peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan

dengan dinding endometrium yang robek yang diwujudkan dalam

pengeluaran darah dari dalamnya. Pada fase ini terjadi kembali

peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen

yang disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena

produksinya telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon

progesteron secara maksimal.

d. Fase Regenerasi (Fase Pascahaid)

Terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-5 siklus haid. Pada fase ini

terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan

Page 30: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

endometrium. Sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali

membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui

pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah

dihasilkan kembali di ovarium.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Amenorea menurut Wiknjosastro

(2005), antara lain :

a. Status gizi

Kelebihan berat badan : terjadi gangguan metabolisme estrogen

berupa peningkatan produksi estrogen pada wanita dengan kelebihan

berat badan sehingga menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur.

Kekurangan nutrisi : pada seseorang yang tidak cukup makan,

tubuh akan berasumsi bahwa tubuh tidak cukup bugar dan kadar

estrogen bisa menurun serta bisa berhenti berovulasi (Evan, 2011).

b. Penyakit yang berhubungan dengan reproduksi : penyakit reproduksi

seperti polycsytic ovary syndrome (PCOS), endometriosis, tumor

ovarium, kanker leher rahim dapat menyebabkan perubahan hormon.

c. Faktor psikososial : stress atau kecemasan bisa mengacaukan siklus

haid perempuan karena pusat stres di otak sangat dekat lokasinya

dengan pusat pengaturan haid di otak. Gangguan kejiwaan, stress,

lingkungan sosial, tekanan-tekanan dapat menyebabkan siklus haid

tidak teratur (Heffner, Schust, 2008).

d. Kelainan genetik seperti sindrom stein-leventhal, sindrom Sheehan,

sindrom forbes-albright, sindrom chusing, sindrom turner, sindrom

Page 31: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

asherman dan sindrom testicular feminization dapat menyebabkan

terjadinya amenorea primer.

e. Olahraga berat : seorang perempuan dengan latihan yang dilakukan

adekuat atau berlebihan dapat menyebabkan kehilangan berat badan

beberapa kilogram (Baziad, 2009).

f. Konsumsi obat tertentu seperti kontrasepsi hormonal dan obat yang

dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin sehingga menyebabkan

perubahan siklus haid. Metode kontrasepsi akan memanipulasi siklus

haid karena hormon-hormon yang diproduksi memaksa tubuh untuk

membentuk siklus buatan (Evan, 2011)

g. Laktasi atau pemberian ASI eksklusif

Selama masa laktasi, kadar prolaktin akan tetap tinggi sebagai

respon terhadap rangsangan isapan bayi yang berlangsung terus

menerus. Kadar prolaktin yang tinggi tersebut akan berefek pada otak

dan ovarium. Prolaktin yang sampai di hipotalamus akan menimbulkan

hambatan sekresi GnRH, menghambat efek GnRH pada hipofisis dan

melawan efek gonadotropin pada ovarium (Nindya, 2001). Kedua

hormon tersebut merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi

follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang

selanjutnya berikatan dengan reseptor di ovarium menyebabkan

terjadinya produksi estrogen dan progesteron ke dalam sirkulasi dan

memberikan umpan balik terhadap hipotalamus dalam menghasilkan

gonadotropin (Llewllyn, 2002). Walaupun prolaktin bertanggungjawab

Page 32: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dalam memulai mereproduksi air susu, penyampaian dan pemeliharaan

laktasi bergantung pada stimulasi isapan bayi pada putting susu

sehingga terjadi pengeluaran air susu dikenal sebagai ejeksi. Reflek

hisap juga mempengaruhi aktivitas generator denyut GnRH, dan

biasanya tidak terjadi ovulasi. Efektivitas laktasi dalam menekan

fungsi gonad secara langsung berhubungan dengan frekuensi dan

durasi menyusui (Heffner, Schust, 2008).

Kesuburan tidak akan terjadi apabila laktasi yang ketat

dipertahankan. Jika bayi mangisap ASI sebanyak 6x atau lebih dalam

24 jam, lama menyusu >60 menit per 24 jam dan menyusu pada

malam hari, merupakan faktor penting dalam menunda ovulasi

(Hartanto, 2004).

Menurut Nindya (2001) prolaktin merupakan penyebab utama

anovulasi pada laktasi atau amenore pada laktasi, atas dasar efek

penghambatan di tingkat otak maupun ovarium sebagai berikut:

1) Penurunan sensitivitas hipotalamus terhadap umpan balik positif dari

estrogen.

2) Hambatan sekresi GnRH oleh hipotalamus.

3) Penurunan sekresi gonadotropin.

4) Penurunan sensitivitas ovarium terhadap gonadotropin.

Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas terdapat alternatif

penghambatan ovulasi yang lain oleh prolaktin yaitu hambatan sintesis

progesteron oleh sel-sel granulosa dan perubahan rasio testosteron.

Page 33: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dihidrotestosteron oleh prolaktin sehingga berakibat penurunan zat-zat

teraromatisasi yang berarti peningkatan kadar zat antiestrogen lokal (Lisal,

2004).

Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan umpan balik positif jalur

pendek terhadap sekresi dopamin oleh hipotalamus. Kadar dopamin yang

tinggi akan menurunkan sekresi GnRH. Pada efek di otak dan di ovarium,

tampaknya efek hambatan ovulasi oleh prolaktin selama laktasi paling

dominan adalah penyebab di otak (Kodrat, 2003).

Pada seorang wanita yang memberikan ASI eksklusif, selama 6-8

minggu masa laktasi akan terjadi penurunan respon LH terhadap GnRH,

sementara respon FSH tetap normal, meskipun demikian pada ovarium

tidak terjadi fase folikuler dan tidak terjadi sintesis estrogen. Sintesis

estrogen akan dimulai secara bertahap sejak bulan ke-4 postpartum pada

wanita yang memberikan ASI-nya, sebagian besar wanita yang

memberikan susu formula pada minggu ke-8 postpartum memperlihatkan

tanda-tanda perkembangan folikel dan akan berovulasi tidak lama

kemudian (Gebbie;Glasier, 2006).

Pemberian GnRH atau hormon gonadotropin eksogen dalam jumlah

besar ternyata mampu merangsang perkembangan folikel ovarium dan

pembentukan hormon estrogen. Hal ini mengisyaratkan bahwa pada

ovarium terjadi penurunan sensitivitas terhadap hormon gonadotropin,

mungkin karena reseptor gonadotropin pada ovarium ditempati oleh

prolaktin, atau karena hambatan fungsi sel-sel theka oleh prolaktin. Hal ini

Page 34: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menerangkan efek kadar prolaktin yang tinggi terhadap ovarium

(Whitehead, 2003).

Ovulasi akan tertunda lewat 10 minggu dan mungkin selama masa

laktasi. Atau 28 hari setelah melahirkan apabila ibu tidak menyusui

bayinya. Saat makanan atau minuman tambahan mulai diberikan, dan

frekuensi mengisap berkurang, kurang lebih 75% ibu mengalami

perkembangan folikel dan 50% akan mengalami ovulasi dalam waktu 16

minggu yang akan datang meskipun laktasi masih diberikan (Hartanto,

2004).

Page 35: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

D. Kerangka Konseptual

Ibu postpartum

Perbedaan

Lama amenore

Yang memberi

susu formula

Yang memberi

ASI Ekslusif

Isapan bayi

prolaktinemia

hipotalamus

Hambat GnRH pada ovarium

FSH dan LH rendah

Estrogen dan progesteron rendah

Tidak terjadi ovulasi selama 6

bulanTerjadi ovulasi

Lh dan FSH

normal

Kerja hipotalamus seperti

biasa

Tidak terjadi

prolaktinemia

Tidak ada isapan bayi

1. Kelainan genital

2. Kelainan genetik

3. Malnutrisi

4. Kontrasepsi

5. Kehamilan

6. Psikologi

7. laktasi

Keterangan : : diteliti

: tidak diteliti

Gambar 3.1 konseptual menurut Nindya, 2001

Page 36: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

E. Hipotesa

“Ada perbedaan lama amenorea pada ibu postpartum yang memberi ASI

Eksklusif dengan yang memberi susu formula?”

Page 37: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

dengan pendekatan kasus cross sectional dimana variabel bebas (faktor risiko)

dan variabel tergantung (efek) diobservasi hanya sekali pada saat yang sama

(Taufiqurrahman, 2005). Penelitian ini mempelajari ukuran perbedaan lama

amenorea (efek) yang dialami ibu postpartum yang memberi ASI Eksklusif

dan ibu yang memberi susu formula (faktor risiko).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kartasura. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Juli 2011.

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2005). Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan

percobaan, data laboratorium, dan lain-lain yang ciri-cirinya akan diteliti

(Arief, 2008).

1. Populasi target

Menurut Arief (2008), populasi target adalah populasi yang menjadi

sasaran aktif yang parameternya akan diketahui melalui penelitian, tetapi

Page 38: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tidak mungkin semua subjek dalam populasi target akan diamati. Populasi

target dalam penelitian ini adalah ibu postpartum.

2. Populasi aktual

Populasi aktual yaitu populasi yang lebih kecil sehingga lebih

memungkinkan diukur untuk mendapatkan informasi tentang populasi

sasaran (Arief, 2008). Populasi aktual dalam penelitian ini adalah ibu

postpartum periode November tahun 2010- Januari 2011 yang melahirkan

di wilayah Kerja Puskesmas Kartasura sebanyak 80 orang.

D. Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Murti (2010) sampel didefinisikan sebagai bagian (subset) dari

populasi yang dipilih dengan cara tertentu yang akan diamati atau diukur

peneliti hingga dianggap dapat mewakili populasinya.

Sampel diambil dari populasi aktual dengan teknik simple random

sampling, yaitu dihitung terlebih dahulu jumlah subjek dalam populasi aktual

yang akan dipilih sampelnya. Kemudian tiap subjek diberi nomor dan dipilih

sebagian dari mereka dengan teknik undian yaitu mengambil instrumen undian

(kertas) yang telah dikocok terlebih dahulu (Sastroasmoro, 2008). Hal ini

sesuai dengan definisi teknik simple random sampling adalah teknik

pengambilan subjek dengan mendasarkan pada setiap anggota dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2005).

Page 39: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

E. Estimasi Besar Sampel

Menurut Notoatmodjo (2005), untuk menghitung ukuran sampel yang

populasinya kurang dari 10.000 dapat menggunakan rumus:

Keterangan:

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan, yaitu 0,05

Dari populasi aktual didapatkan populasi sebanyak 80 orang yang

kemudian dilakukan seleksi pemilihan sampel menggunakan kriteria restriksi,

setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus didapatkan besar

sampel sebanyak 67 orang.

F. Kriteria Restriksi

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi yaitu karakteristik umum subjek penelitian pada

populasi target dan pada populasi terjangkau/aktual (Sastroasmoro, 2008).

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a) Ibu post partum yang memberikan ASI eksklusif atau hanya memberi

susu formula periode November tahun 2010 – Januari 2011, yang

bersalin di Puskesmas Kartasura.

b) Tidak memakai alat kontrasepsi hormonal

c) Ibu postpartum yang bersedia menjadi responden

Page 40: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi yaitu kriteria dimana subjek yang memenuhi kriteria

inklusi harus dikeluarkan dari penelitian karena perbagai sebab

(Sastroasmoro, 2008).

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. Ibu postpartum dengan penyakit kandungan meliputi infeksi

kandungan (endometritis, infeksi radang panggul) dan keganasan

(kista ovarium, kanker leher rahim).

G. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel

No. Variabel Definisi operasional Pengukuran

Alat ukur Skala

1. Variabel

bebas :

memberi

ASI

eksklusif

atau

memberi

susu

formula

Pemberian ASI secara

eksklusif adalah bayi hanya

diberi ASI saja, tanpa

tambahan cairan lain seperti

susu formula, jeruk, madu,air

teh dan tanpa tambahan

makanan padat seperti

pisang, papaya, bubur susu,

biscuit, bubur, nasi dan tim

selama 6 bulan.

Pemberian susu formula

adalah sejak lahir bayi tidak

diberikan ASI melainkan

diganti dengan susu formula

wawancara Nominal

2. Variabel

tergantung :

lama

amenorea

Lama amenorea postpartum

adalah rentan waktu dimana

seorang wanita tidak

mengalami haid setelah

melahirkan .

wawancara Rasio

Page 41: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

H. Cara Kerja

1. Alat ukur

a. Pertanyaan Panduan Wawancara

Meliputi nama, usia, pekerjaan, jumlah anak, alamat, lama pemberian

ASI, dan penyebab berhenti memberikan ASI dan pernyataan lain

tentang pemberian ASI eksklusif.Untuk mendapatkan data lama

amenorea postpartum responden, meliputi tanggal persalinan, tanggal

haid kembali.

2. Cara Pengukuran

a. Pemberian ASI Eksklusif atau hanya Susu formula

1) Cara : melakukan wawancar kepada ibu responden sesuai

panduan lalu mengklasifikasikan responden.

2) Hasil ukur : pemberian ASI eksklusif dan hanya pemberian

susu formula

3) Skala ukur : nominal dikotomik

b. Lama amenorea postpartum

1) Cara : Melakukan wawancara dengan menggunakan

lembar observasi yang berisikan nama ibu, tanggal persalinan,

tanggal pertama haid setelah melahirkan pada ibu postpartum yang

dijadikan subjek penelitian

2) Hasil ukur : Berapa lama ibu mengalami amenorea postpartum

dalam hitungan hari

3) Skala ukur : Rasio

Page 42: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Gambar cara kerja penelitian

b hari

ASI eksklusif

Amenorea

Ibu post partum

Amenorea

a hari

Uji t

Hanya susu formula

wawancara

Gambar 3.1 kerja penelitian

Keterangan

Setelah didapatkan responden, peneliti mengutarakan tujuan

penelitian. Lalu meminta kesediaan ibu sebagai responden dan

memberikan lembar kepada ibu untuk menanyakan point-point

yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dengan peneliti

menemani jika terjadi pertanyaan dari responden peneliti bisa

menyamakan persepsi. Atau dengan wawancara pada ibu

secara langsung dengan beberapa pertanyaan, dan

mengklasifikasikan ibu yang memberi ASI eksklusif dan ibu

yang hanya memberi susu formula. Kemudian peneliti mencari

berapa hari lama amenorea pada ibu yang memberi ASI

eksklusif dan lama amenorea pada ibu yang hanya memberi

susu formula, dicari rata-rata hitung dari keduanya dengan

menggunakan uji independent T test.

Page 43: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

I. Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian secara langsung (data

primer) diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan pada saat wawancara dan data sekunder dari rekam medik

yang dimiliki puskesmas.

2. Pengolahan Data

Kegiatan-kegiatan dalam mengolah data antara lain (Fajar, 2009):

a. Editing (pemeriksaan data) yaitu memeriksa data yang telah

dikumpulkan untuk mengecek kelengkapan dan kebenaran data.

b. Coding (pemberian kode) yaitu merubah data ke dalam bentuk yang

lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode tertentu terutama data

klasifikasi untuk mempermudah pengolahan. Untuk pemberian susu

formula memiliki kode=1 dan pemberian ASI eksklusif memiliki

kode=0. Sedangkan lama amenorea dimasukkan sesuai data yang

diperoleh tanpa adanya penggolongan/klasifikasi.

c. Data entry (pemasukan data) yaitu membuat file dan memasukkan satu

persatu ke dalam file data komputer sesuai paket program statistik

komputer yang digunakan (Hidayat, 2007).

d. Tabulating (penyusunan data) yaitu pengorganisasian data agar dengan

mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan

dianalisis (Notoatmodjo, 2005).

Page 44: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Analisis Data

Setelah data diolah, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis

data tersebut untuk menolak atau menerima hipotesis penelitian yang

ada. Analisis data digunakan untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan

memahami hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

1) Analisis Univariate

Menganalisis tiap variabel penelitian yang ada secara deskriptif

dengan menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis

secara univariate dalam penelitian ini adalah karakteristik

responden.

2) Analisis Bivariate

Uji normalitas data diperlukan sebelum menggunakan uji t

independent untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data ini

menggunakan uji parametrik kolmogorov smirnov z (K-S). Proses

uji normalitas data dibantu dengan menggunakan program SPSS.

Kriteria yang digunakan pada uji kolmogorov smirnov z pada

signifikansi 0,05 (Dahlan, 2009) adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai p > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima, artinya data

yang akan diuji tidak mempunyai perbedaan yang signifikan

dengan data normal baku. Jadi, kesimpulannya data tersebut

berdistribusi normal.

Page 45: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Bila nilai p < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya data

yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data

normal baku. Jadi, kesimpulannya data tersebut tidak berdistribusi

normal.

Page 46: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada proses pengumpulan data yang dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Kartasura pada bulan Juli 2011. Berdasarkan atas kriteria sampel dan

persyararatan dalam pemilihan sampel ditemukan jumlah sampel yang terdiri dari

dua kelompok yaitu lama amenorea (efek) yang dialami ibu postpartum yang

memberi ASI Ekslusif sebesar 31 orang dan ibu yang hanya memberi susu

formula (factor resiko) sebesar 36 orang. Pengumpulan data dengan observasi

dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui lama

amenorea yang dialami ibu postpartum yang memberi ASI Ekslusif dan yang

hanya memberi susu formula. Adapun hasil dari penelitian adalah sebagai berikut:

A. Data Demografi

1. Karakteristik Responden Menurut Umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden

Ibu Postpartum yang memberi ASI Ekslusif Ibu Postpartum yang memberi Susu Formula

Umur Frekuensi Persen Umur Frekuensi Persen

< 20 tahun

20-25 tahun

26-30 tahun

31-35 tahun

> 35 tahun

3

13

10

3

2

9,7 %

41,9 %

32,2 %

9,7 %

6,5%

< 20 tahun

20-25 tahun

26-30 tahun

31-35 tahun

> 35 tahun

3

18

6

4

5

8,3 %

50,0%

16,7%

11,1%

13,9%

Jumlah 31 100 % 36 100 %

Sumber: data primer yang diolah.

Page 47: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

ASI Eksklusif Susu Formula

< 20 th 20-25 th 26-30 th 31-35 th > 35 th

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 diatas diketahui bahwa responden

ibu postpartum yang memberi ASI eksklusif sebagian besar berusia 20-25

tahun dengan frekuensi 13 orang (41,9%) dan paling sedikit berusia < 35

tahun dengan frekuensi 2 orang (6,5%). Sedangkan pada ibu postpartum

yang memberi susu formula sebagian besar berusia 20-25 tahun dengan

frekuensi 18 orang (50%) dan paling sedikit berusia < 20 tahun dengan

frekuensi 3 orang (8,3%).

2. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden.

Ibu Postpartum yang memberi ASI

Eksklusif

Ibu Postpartum yang memberi Susu

Formula

Pendidikan Frekuensi Persen Pendidikan Frekuensi Persen

SD

SMP

SMA

PT

4

7

18

2

12,90 %

22,59 %

58,06 %

6,45 %

SD

SMP

SMA

PT

6

10

15

5

16,67 %

27,78 %

41,67 %

13,89 %

Jumlah 31 100,00 % 36 100,00 %

Sumber: data primer yang diolah.

Page 48: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

ASI Eksklusif Susu Formula

SD SMP SMA PT

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden

Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa latar

belakang pendidikan formal dari ibu postpartum yang memberi ASI

ekslusif sebagian besar berpendidikan tamat SMA dengan frekuensi 18

orang (58,06%), tamat SMP frekuensi 7 orang (22,58%), tamat SD

sebanyak 4 orang (12,90%) dan Perguruan Tinggi frekuensi 2 orang

(6,45%). Ibu postparpum yang memberi susu formula sebagian besar

berpendidikan tamat SMA dengan frekuensi 15 orang (41,67%), tamat

SMP frekuensi 10 orang (27,78%), tamat SD sebanyak 6 orang (16.67%)

dan perguruan tinggi frekuensi 5 orang (13,89%).

Page 49: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden.

Ibu Postpartum yang memberi ASI

Ekslusif

Ibu Postpartum yang memberi Susu

Formula

Pekerjaan Frekuensi % Pekerjaan Frekuensi %

PNS

Peg.Swasta

Wiraswasta

IRT

1

6

10

14

3,23 %

19,35 %

32,26 %

45,16 %

PNS

Peg. Swasta

Wiraswasta

IRT

3

15

7

11

8,33 %

41,67 %

19,44 %

30,56%

Jumlah 31 100 % 36 100 %

Sumber: data primer yang diolah.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

ASI Eksklusif Susu Formula

PNS Peg.Sw asta Wirasw asta IRT

Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden

Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa ibu postpartum

yang memberi ASI ekslusif sebagian besar ibu rumah tangga dengan

frekuensi 14 orang (45,16%), wiraswasta dengan frekuensi 10 orang

(32,26%), pegawai swasta dengan frekuensi 6 orang (19,35%), PNS

Page 50: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

frekuensi 1 orang (3,23%). Pada ibu postparpum yang memberi susu

formula sebagian besar pegawai swasta dengan frekuensi 15 orang

(41,67%), wiraswasta dengan frekuensi 7 orang (19,44%), ibu rumah

tangga 11 orang (30,56%) dan PNS frekuensi 3 orang (8,33%).

4. Karakteristik Responden Menurut Jumlah Anak

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Responden

Ibu Postpartum yang memberi ASI Eksklusif Ibu Postpartum yang memberi susu formula

Jumlah anak Frekuensi Persen Jumlah anak Frekuensi Persen

1 orang

2 orang

≥ 3 orang

5

17

9

16,13 %

54,84 %

29,03 %

1 orang

2 orang

≥ 3 orang

4

18

14

11,11%

50,00%

38,89%

Jumlah

31

100%

36

100 %

Sumber: data primer yang diolah.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Asi Eksklusif Susu Formula

1 orang 2 orang ≥ 3 orang

Gambar 4.4. Distribusi Frekuensi Jumlah .

Berdasarkan gambar dan tabel diatas diketahui bahwa responden ibu

postpartum yang memberi ASI ekslusif sebagian besar mempunyai anak 2

orang dengan frekuensi 17 orang (54,84%), dan ≥ 3 anak dengan

frekuensi 9 orang (29,03%). Pada ibu postpartum yang memberi susu

Page 51: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

formula sebagian besar mempunyai anak 2 orang dengan frekuensi 18

orang (50,00%), 1 anak dengan frekuensi 4 orang (11,11%) dan ≥ 3 anak

dengan frekuensi 14 orang (38,89%).

B. Data Hasil Penelitian.

Dari data observasi yang telah dilakukan pada 31 kasus ibu postpartum

yang memberi ASI eksklusif dan 36 kasus ibu postpartum yang memberi susu

formula. Pengambilan data dilakukan dengan menyebar kuesioner tentang

lama amenore pada ibu postpartum. Untuk membuktikan hipotesis pada

penelitian ini digunakan analisis bivariat yaitu uji statistik parametrik yaitu

independent t-test untuk membedakan antara dua sampel atau dua kelompok

yang berbeda. Sebelum melangkah ke uji parametrik maka dilakukan terlebih

dahulu uji kenormalan data dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov.

Adapun hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

31 36

147.45 57.22

46.517 17.418

.177 .164

.089 .164

-.177 -.161

.987 .985

.284 .287

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Lama

Amenora

(ASI)

Lama

Amenora

(Susu

Formula)

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Page 52: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa data lama amenorea pada ibu

yang memberi ASI eksklusif didapat p-value sebesar 0,284 > 0,05 (α), dan

data lama amenorea pada ibu yang hanya memberi susu formula mempunyai

p-value sebesar 0,287 > 0,05 (α), hal ini dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal, dan selanjutnya dapat dianalisis dengan uji parametrik

yaitu uji t-test independen.

Adapun hasil dari penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Data Lama Amenore Pada Ibu Postpartum

Data Lama Amenore Mean SD

Ibu Postpartum Yang Memberi ASI Ekslusif 147,45 57,22

Ibu Postpartum Yang Memberi Susu Formula 46,52 17,42

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata lama amenorea ibu

pospartum yang memberi ASI ekslusif sebesar 147,45 dengan stadart deviasi

sebesar 57,22, sedangkan ibu postpartum yang hanya memberi susu formula

mempunyai nilai rata-rata sebesar 46,52 dengan standart deviasi sebesar 17,42.

Nilai t hitung sebesar 10,803 dengan p-value 0,000 < 0,05 (α), maka hasil

perhitungan ini bermakna. Kesimpulan dengan kepercayaan 5%, lama amenorea

pada ibu postpartum yang memberi ASI eksklusif dan ibu postpartum yang hanya

memberi susu formula mempunyai perbedaan yang signifikan.

Page 53: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Peneliti mengendalikan beberapa faktor luar yang dapat

mempengaruhi pemberian ASI ekslusif pada ibu postpartum , diantaranya

adalah faktor umur, pendidikan, pekerjaan dan pengalaman responden

sehingga lama pemberian ASI ekslusif yang didapat benar-benar sesuai

dengan pengerian pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Faktor-faktor

yang dapat dikendalikan tersebut dapat dinilai karakteristiknya

sebagaimana dibahas dibawah ini.

Hasil penelitian ini didapatkan hasil kelompok responden usia

terbanyak baik pada kelompok ibu postpartum yang memberi ASI ekslusif

maupun kelompok ibu postpartum yang hanya memberi susu formula,

adalah usia 20-25 tahun sebasar 50%. Menurut Heffner, Schust (2008) usia

20 hingga 30 tahun merupakan usia ideal untuk masa reproduksi wanita.

Menurut Budiasih (2010) para ibu sekarang baanyak yang

beranggapan bahwa susu formula lebih lengkap gizinya dibanding ASI

sehingga dari responden didapatkan lebih banyak ibu yang memberi susu

formula yaitu 36 orang. Pemberian ASI ekslusif lebih rendah yaitu 31

orang dikarenakan pengetahuan ibu tentang ASI kurang dan salah persepsi

tentang ASI eksklusif (Roesli, 2005)

Page 54: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pemberian ASI yang sering, membawa kedekatan siang dan malam

antara ibu dan bayi (Nichol, 2005). Secara otomatis waktu ibu banyak

tercurah untuk bayi jadi dalam penelitian ini 45,16% pemberi ASI

eksklusif adalah ibu rumah tangga, alasan lain (Indiarti, Sukaca, 2009)

yaitu ibu lebih sering mendengar saran tenaga kesehatan bahwa ASI lebih

sempurna dan lebih sehat. Sedangkan pendapat Hassan (2005) susu

formula diberikan sebagai subtitusi ASI dengan alasan ibu tidak

mempunyai kesempatan menyusui dikarenakan pekerjaan yang

mengharuskan meninggalkan rumah untuk jangka waktu yang lama. Dari

penelitian ini didapatkan 41, 67% ibu yang memberi susu formula

berprofesi sebagai pegawai swasta.

Pengalaman ibu sebelumnya juga mempengaruhi pemberian ASI

ekslusif, dalam penelitian ini ibu yang memberikan ASI ekslusif 54,84%

telah memiliki 2 anak (Suradi, 2004). Namun akhir-akhir ini banyak ibu

yang beralih memberikan susu formula karena penagaruh iklan dan gaya

hidup (kosmo dalam BPOM, 2007). Kemungkinan besar ibu yang dulunya

memberi ASI bisa berganti dengan susu formula akibatnya banyak juga

ibu pemberi susu formula 50% memiliki 2 anak.

B. Perbedaan lama amenorea pada ibu postpartum yang memberi ASI

ekslusif dengan yang hanya memberi Susu Formula

Dari data observasi yang telah dilakukan pada 31 kasus ibu

postpartum yang memberi ASI eksklusif didapatkan nilai rata-rata lama

amenorea sebesar 147,45 hari, sedangkan kasus ibu postpartum yang

Page 55: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

hanya memberi susu formula mempunyai nilai rata-rata amenorea sebesar

57,22 hari. Hasil uji t-test independen menunjukkan adanya perbedaan

yang signifikan pada lama amenorea antara ibu postpartum yang memberi

ASI eksklusif dengan ibu postpartum yang memberi susu formula. Ibu

yang menyusui eksklusif artinya memberi ASI saja selama 6 bulan, maka

kemungkinan haid tidak muncul teratur selama 24 minggu atau 6 bulan.

Sedangkan ibu yang tidak menyusui bayinya selama lebih dari 3 bulan,

80% diantaranya mengalami haid dan ovulasi pada minggu ke 10 setelah

melahirkan, kesuburan tidak akan terjadi apabila laktasi yang ketat

dipertahankan (Hartanto, 2004).

Kadar prolaktin yang tinggi karena menyusui akan berefek pada

otak dan ovarium. Prolaktin yang sampai di hipotalamus akan

menimbulkan hambatan sekresi GnRH, menghambat efek GnRH pada

hipofisis dan melawan efek gonadotropin pada ovarium (Kodrat, 2003).

Kedua hormon tersebut merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi

follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang

selanjutnya berikatan dengan reseptor di ovarium menyebabkan terjadinya

produksi estrogen dan progesteron ke dalam sirkulasi dan memberikan

umpan balik terhadap hipotalamus dalam menghasilkan gonadotropin.

Sintesis estrogen akan dimulai secara bertahap sejak bulan ke-4 setelah

melahirkan pada ibu yang memberi ASI eksklusif (Gebbie;Glasier, 2006)

Pada ibu yang tidak menyusui atau menggantikan dengan susu

formula sejak bayi lahir, kemungkinan haid atau ovulasi kembali segera

Page 56: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

setelah 1 bulan (Nindya, 2001) jadi sesuai teori tersebut rata-rata ibu yang

hanya memberi susu formula mengalami amenorea selama 57,22 hari

setelah melahirkan karena 75% ovarium ibu tersebut telah mengalami

perkembangan folikel (Hartanto, 2004). Dikarenakan pada ibu yang

memberi susu formula, hormon prolaktin kembali normal dan sistem kerja

hipotalamus pun normal. Sekresi hormonal GnRH, FSH dan LH normal

mengakibatkan kembalinya kesuburan ibu ditandai terjadinya haid

(Nindya, 2001).

Hasil pada penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Milaza (2010), dengan judul “Hubungan Pemberian ASI

eksklusif dengan Amenorea Laktasi di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Kilangan”, uji korelasi Chi Square diperoleh bahwa adanya hubungan

yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan amenorea laktasi

dengan nilai p=0,00 berarti p < 0,05.

Penelitian ini menggunakan analisis parametrik. Alasan penelitian ini

menggunakan teknik analisis parametrik karena syarat penggunaan teknik

tersebut telah terpenuhi. Dari teori yang dikemukakan oleh Dahlan (2009),

menyebutkan bahwa syarat uji hipotesis parametrik adalah uji yang

menggunakan asumsi data terdistribusi normal, varien homogen dan

sampel yang acak menggunakan uji Independent T-test bertujuan

membandingkan nilai rata-rata dari perlakuan dua sampel yang ada, data

yang digunakan rasio.

Page 57: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

C. Keterbatasan

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan masalah dikarenakan

masa menyusui ekskluisif selama 6 bulan lamanya jadi berkendala pada

ketepatan ibu dalam menuliskan tanggal haid pertama setelah melahirkan.

Namun disini penulis mengatasi dengan cara memberikan solusi pada ibu

dengan mengigat saat usia anak ibu berapa bulan ibu mendapatkan haid

kembali setelah melahirkan.

Page 58: PERBEDAAN LAMA AMENOREA PADA IBU POSTPARTUM YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Ibu postpartum yang memberi ASI Ekskusif mempunyai nilai rata-rata

lama amenorea 147,45 hari dengan standart deviasi 57,22 dibandingkan

dengan ibu postpartum yang hanya memberi susu formula mempunyai nilai

rata-rata lama amenorea 46,52 hari dengan standart deviasi 17,42. Dan hasil

uji T test Independent dari keduanya adalah 10,803 mempunyai Pvalue 0,000 <

0,05, sehingga hasil perhitungan bermakna.

A. Saran

1. Bagi Puskesmas.

Bekerja sama dengan Kader Posyandu untuk selalu memberi pengarahan dan

pengetahuan tentang pentingnya ASI Eksklusif yang dapat digunakan sebagai

metode amenorea laktasi.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti lebih lanjut diharapkan lebih banyak menambahkan variabel yang

diteliti terutama tentang faktor lama amenorea pada ibu postpartum.

3. Bagi Masyarakat

Para ibu diharapkan lebih mengutamakan pemberian ASI ekslusif karena

dapat menunda kembalinya kesuburan dengan adanya amenorea. Manfaat lain

adalah ASI itu praktis, ekonomis, aman, menyehatkan, dan mencerdaskan.