PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA … · REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI...
Transcript of PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA … · REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI...
PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA
REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI
ORANG TUA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Christina Ratna Arum Riry
NIM: 119114014
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PERBEDAAN II\TTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA
DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Disusun Oleh .
Christina Ratna Arum Riry
MM: 119114014
Telah Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing Skripsi,
Tanggal: 14 OCI 201 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJADITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Christina Ratna Arum RiryNIM: 119114014
Telah dipertanggungjawabkan di depan panitia pengujipada tangg al 27 luli 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Penguji 1 : Dr. YB. Cahya Widiyantc, M. Si.
Penguji 2 :Drs. H. Wahyudi, M. Si.
Penguji 3 : R. Landung Eko P., M. Psi.
Yogyakarta, liOCi 201$
F
Dharma
lll
Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Kerajinan tanpa pengetahuan, tidak baik; orang
yang tergesah-gesah akan membuat kesalahan”.
-Amsal 19:2-
“Keyakinan bisa merubah segala sesuatu
yang sulit menjadi mudah”.
-Mh Putra-
“A GOAL WITHOUT A PLAN IS JUST A WISH”
-NN-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Saya persembahkan karya ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberiku perlindungan dankebahagiaan.
Mamah Putri (Alm.) yang selalu kurindukan.
Papah (Pieter) dan Mamah (Ike) yang selalu mendukung kegiatan dan sekolahku.
Mas Dewa yang menguatkanku, membantu kesulitanku dan menghiburku.
Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat dan kegembiraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERI\IYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 17 Oklober 2016
Penulis,
Christina Ratna Arum Rirv
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA
DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Christina Ratna Arum Riry
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif dengan tujuan mengetahui
perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Status
sosial ekonomi merupakan variabel bebas, dan intensi perilaku prososial merupakan variabel
tergantung. Subjek terdiri dari 207 orang remaja berusia 15 – 21 tahun. Metode pengambilan data
dengan menggunakan skala intensi perilaku prososial dengan (α = 0,908). Hasil analisis dari penelitian
ini menggunakan One Way ANOVA dengan perolehan nilai probabilitas atau nilai signifikansi sebesar
0.002 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja
ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Perbedaan pada tiap kelompoknya menunjukkan bahwa
remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi dan menengah memiliki perbedaan intensi perilaku
prososial yang signifikan ketika dibandingkan dengan remaja dari kelompok status sosial ekonomi
rendah, sedangkan intensi perilaku prososial pada remaja dari kelompok status sosial ekonomi
menengah tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok status sosial ekonomi tinggi.
Kata kunci : Intensi Perilaku Prososial, Status Sosial Ekonomi Orang Tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DIFFERENCES IN ADOLESCENT PROSOCIAL BEHAVIOR INTENTION
VIEWED FROM PARENTS’ SOCIO-ECONOMIC STATUS
Christina Ratna Arum Riry
ABSTRACT
This is a quantitative comparative research in order to know the differences in adolescents
prosocial behavior intention viewed from parent’s socio-economic status. Socio-economic status is an
independent variable, and pro social behavior intention is a dependent variable. Subjects consisted of
207 adolescents aged 15-21 years. The data collection method using prosocial behavior intention scale
(α = 0.908). Analytical results from this study using One Way ANOVA with the acquisition value of
the probability or significance at 0.002 (p <0.05). This results shows that there were differences in
adolescents pro social behavior intentions viewed from parents’ socio-economic status. The
differences of three socio-economic status group show that adolescent from high and middle socio -
economic status have the prosocial behavior intentions significantly than adolescent from lower
socioeconomic status, while the prosocial behaviors intention in adolescents of middle socio -
economic status did not differ significantly by high socio-economic status.
Keyword : Prosocial Behaviors Intention, Parents’ Socio-Economic Status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang berlanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Christina Ratna Arum Rirv
NIM : 119114014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharrna karya ilmiah saya yang berjudul:
..PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA
DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA'
Besefta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 17 oktober 2016
Yang Menyatakan,
ll
0q/4v)/Christina Ratna Arum Riry
IX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar, sebagai salah satu syarat yang
wajib dipenuhi untuk medapatkan gelar sarjana psikologi (S.Psi.) di Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Selama penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (Dr. T. Priyo
Widiyanto, M.Si.) beserta jajaran Dekanat
2. Prof. Dr. A. Supratiknya selaku dosen pembimbing akademik atas nasehat-
nasehatnya yang sangat membangun
3. Bapak Dr. YB. Cahya Widiyanto, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi
saya. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingannya dan
kesabarannya membimbing saya dalam proses penyusunan skripsi ini
4. Teman-teman yang berkenan membantu selama proses pengambilan data
5. Teman-teman satu bimbingan yang telah berjuang bersama, saling memberi
masukan dan semangat (Clara, Betrik, Mbak Tirza, Olga, Reza, Mas Efreim,
Ruth, Mas Rio)
6. Teman-teman OMK Kraton (Ika, Nia, Nina, Mas Seno, Linda, Mas Dewa)
yang selalu menanyakan selama proses pengerjaan skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Sahabatku (Arum, Ratna, Mbokdhe, Pipin, Sita, Mega, Ria, Vania, Retha) atas
semangat dan penghiburan serta selalu bersedia memberi membantu selama
peneiti menyusun skripsi ini
Saya merasa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu saya mohon maaf
atas kesalahan dan kelalaian yang telah saya perbuat baik sikap, tutur kata maupun
dalam penulisan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
membutuhkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 17 Oktober 2016
Penulis,
Riry
l,Cil4
Christina Ratna Arum
XI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................9
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................10
1. Manfaat Teoritis .............................................................................10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Manfaat Praktis ..............................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................11
A. Status Sosial Ekonomi .........................................................................11
1. Definisi Status Sosial Ekonomi .....................................................11
2. Faktor-Faktor Status Sosial Ekonomi ............................................13
3. Penentu Status Sosial Ekonomi .....................................................14
B. Intensi Perilaku Prososial.....................................................................17
1. Definisi Intensi Perilaku Prososial .................................................17
2. Aspek-Aspek Perilaku Prososial ....................................................19
3. Indikator Perilaku Prososial ...........................................................20
4. Faktor Penentu Perilaku Prososial .................................................20
C. Remaja..................................................................................................25
D. Kerangka Konseptual ...........................................................................26
E. Hipotesis Penelitian ..............................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................33
A. Jenis Penelitian.....................................................................................33
B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................33
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................33
1. Status Sosial Ekonomi ...................................................................34
2. Intensi Perilaku Prososial................................................................34
D. Subjek Penelitian..................................................................................35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................................35
1. Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua ................................36
2. Skala Intensi Perilaku Prososial ................................................37
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ....................................................39
1. Validitas .....................................................................................39
2. Seleksi Item................................................................................39
3. Reliabilitas .................................................................................41
G. Metode Analisis Data...........................................................................41
1. Uji Asumsi .....................................................................................41
2. Uji Hipotesis ..................................................................................42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................44
A. Pelaksanaan Penelitian .........................................................................44
B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................45
C. Deskripsi Data Penelitian.....................................................................49
1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Subejek Penelitian ....................49
2. Intensi Perilaku Prososial.................................................................51
D. Analisis Data Penelitian ........................................................................52
1. Uji Normalitas................................................................................52
2. Uji Homogenitas ............................................................................53
3. Uji Hipotesis Penelitian .................................................................54
E. Pembahasan..........................................................................................57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
A. Kesimpulan ..........................................................................................63
B. Keterbatasan Penelitian.......................................................................63
C. Saran.....................................................................................................64
1. Bagi Orang Tua ..............................................................................64
2. Bagi Lembaga Pemerintahan .........................................................65
3. Bagi Penelitian Selanjutnya ...........................................................66
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................67
LAMPIRAN.....................................................................................................71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Koding Penghasilan Ayah ............................................................36
Tabel 2. Pemberian Skor pada Skala Intensi Perilaku Prososial ................37
Tabel 3. Sebaran Item Skala Sebelum Seleksi Item ...................................38
Tabel 4. Sebaran Item Skala Setelah Seleksi Item.....................................40
Tabel 5. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ...................................................45
Tabel 6. Deskripsi Usia Subjek ..................................................................46
Tabel 7. Deskripsi Pendidikan Terakhir Orang Tua Subjek .......................47
Tabel 8. Deskripsi Pekerjaan Orang Tua Subjek ........................................47
Tabel 9. Deskripsi Pendapatan Orang Tua Subjek .....................................49
Tabel 10. Deskripsi Kelompok Status Sosial Ekonomi Subjek ....................50
Tabel 11. Deskripsi Intensi Perilaku Prososial Subjek .................................51
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas .....................................................................53
Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas..................................................................54
Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................55
Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Intensi Perilaku Prososial ..........56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba..........................................................................72
Lampiran 2. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Uji Coba...........................89
Lampiran 3. Skala Penelitian ........................................................................93
Lampiran 4. Reliabilitas Skala Penelitian ...................................................107
Lampiran 5. Deskripsi Data Berdasarkan Kelompok Status
Sosial Ekonomi Orang Tua ....................................................110
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas, Hasil Uji Homogenitas,
dan Hasil Uji ANOVA ...........................................................112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah jurnal berjudul, “Having Less Giving More” tentang suatu
penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Piff, Kraus dan Keltner pada tahun
2010 di Amerika dilakukan untuk melihat pengaruh kelas sosial seseorang
terhadap perilaku prososialnya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
bahwa subjek yang berasal dari kelas sosial bawah lebih prososial dari pada
subjek yang berasal dari kelas sosial atas. Jurnal tersebut menarik bagi peneliti
dan memunculkan pertanyaan untuk direfleksikan. Benarkah orang miskin
lebih dermawan daripada orang kaya? Apakah orang kaya tidak mau
menolong karena mereka pelit atau enggan mengalami kerugian secara materi
dan waktu saat mereka menolong orang lain?
Saat berada di tempat umum, tidak jarang terlihat beberapa orang yang
cenderung menunjukkan sikap acuh tak acuh dengan keadaan sekitar. Sikap
acuh tak acuh ini ditunjukkan oleh orang-orang cenderung kurang peduli
dengan keadaan orang lain yang sedang membutuhkan bantuan. Penyebabnya
bisa jadi karena pengaruh budaya hedonis dan individualis, sehingga
seseorang hanya mementingkan kesenangan dan kepentingan pribadi. Sebagai
contoh, pelaku kasus korupsi atau kasus penipuan yang sering kita lihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pemberitaannya di media berlatar belakang status sosial ekonomi tinggi.
Kasus tersebut merupakan tindakan yang hanya mementingkan kepentingan
dan kesenangan pribadi tetapi sangat merugikan orang lain. Akan tetapi,
seseorang dengan latar belakang status sosial ekonomi rendah juga bisa
memiliki kecenderungan untuk kurang prososial dan cenderung lebih berisiko
untuk menjadi pelaku tindakan kejahatan yang bertolak belakang dengan
tindakan prososial. Menurut hasil pendataan Podes 2011, sebanyak 62,79
persen desa / kelurahan di DIY mengalami tindak kejahatan pencurian sebagai
bentuk tindak kejahatan yang paling sering terjadi (BPS DIY, 2011).
Logikanya, orang mencuri karena mengalami persoalan ekonomi dan masalah
kesejahteraan hidup. Penyebabnya karena tidak memiliki pekerjaan atau
pendapatan yang mencukupi untuk memenuhi kubutuhan hidup sehari-hari
sehingga seseorang melakukan tindakan kriminal demi kesejahteraan
hidupnya dan mengabaikan kesejahteraan hidup orang lain. Menurut Anwar
(dalam Kompasiana.com, 2015) khusus dalam bidang sosial ekonomi,
kemiskinan memiliki korelasi yang positif terhadap tingkat perbuatan
kriminal. Oleh sebab itu, orang miskin memiliki kecenderungan lebih besar
untuk kurang prososial daripada orang kaya.
Kriteria kaya dan miskin merupakan suatu label dalam masyarakat
yang berhubungan dengan status sosial ekonomi yang dimiliki seseorang.
Seseorang dikatakan kaya karena memiliki status sosial ekonomi yang tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sedangkan orang miskin memiliki status sosial ekonomi yang rendah. Status
sosial ekonomi adalah kedudukan seseorang secara umum didalam
masyarakat berdasarkan unsur-unsur ekonomi yang sehubungan dengan
lingkungan pergaulannya, prestise, hak-hak serta kewajibannya (Soekanto,
1990). Status sosial ekonomi tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan
karakteristik pendidikan, pekerjaan dan penghasilan (Santrock, 2003).
Menurut Gilarso (2004), status sosial ekonomi dalam masyarakat Indonesia
digolongkan menjadi tiga. Pertama, keluarga dengan status sosial ekonomi
rendah yang tergolong miskin. Kedua, keluarga dengan status sosial ekonomi
menengah yang tergolong cukup. Terakhir, keluarga dengan status sosial
ekonomi tinggi yang tergolong makmur atau kaya.
Sebagai mahkluk sosial, manusia wajib untuk saling tolong menolong
satu sama lain tanpa mempedulikan status seseorang. Tindakan menolong
merupakan tindakan prososial yang mencakup setiap tindakan yang
direncanakan untuk memberikan manfaat bagi orang lain, tanpa
mempedulikan motif-motif si penolong (Sears dkk, 1985). Tindakan prososial
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain baik
secara fisik maupun psikologis orang tersebut. Jika seseorang melakukan
tindakan kejahatan, maka tindakan orang tersebut bertolak belakang dari
tindakan prososial dengan apapun motifnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berkaitan dengan konsep solidaritas, perilaku prososial bisa dilandasi
oleh adanya rasa solidaritas dari individu karena merasa memiliki sifat-sifat
yang sama, menganut kepercayaan yang sama, dan suatu tujuan yang sama
antar anggota suatu kelompok. Namun, sikap solidaritas yang mencerminkan
tindakan prososial adalah tindakan yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan orang lain seperti mengungkap suatu kebenaran,
memperjuangkan suatu keadilan, melawan penindasan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup orang banyak. Jika sikap solidaritas
dilandasi dengan tujuan untuk mencelakai orang lain seperti balas dendam,
tawuran, dan bahkan merencanakan suatu tindakan untuk mencelakai orang
lain dengan menggunakan kekerasan, maka tindakan tesebut tidak termasuk
dalam tindakan prososial karena terdapat unsur yang dapat merugikan pihak
lain.
Dewasa ini, semakin marak pemberitaan mengenai kenakalan remaja
di media elektronik maupun media cetak yang memberitakan mengenai kasus
kriminalitas yang dilakukan oleh remaja. Contoh kasus kenakalan remaja
beberapa waktu lalu yang cukup heboh di Yogyakarta yakni seorang remaja
melakukan penyekapan dan penyiksaan kepada teman sebayanya karena
persaingan sebuah tatto (suaramerdeka.com). Remaja tersebut menculik,
menyekap dan menyiksa temannya karena rasa tidak suka terhadap temannya
tersebut. Pada tahun 2013, dari 37 jenis tindak kejahatan yang dihimpun oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Kepolisian, 12 di antaranya dilakukan oleh remaja. Kejahatan tersebut
meliputi pemerkosaan, perzinahan, cabul, penganiayaan ringan, berat, hingga
pengeroyokan. Termasuk tindak kejahatan seperti pencurian dengan pemberat
(curat), pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian kendaraan bermotor
dan membawa lari anak perempuan (Lidwina dalam kompasiana.com, 2015).
Usia remaja yang potensial menjadi harapan orang tua, masyarakat dan
bangsa terlibat dalam tindakan yang tidak terpuji. Tindakan tersebut tidak
mencerminkan tindakan prososial karena dampaknya sangat merugikan orang
lain. Apakah tindakan remaja yang jauh dari sikap prososial ini karena ada
pengaruh dari latar belakang status sosial ekonomi keluarga?
Dasar dari perilaku prososial adalah empati. Individu yang memiliki
empati tinggi lebih termotivasi untuk menolong seorang teman dari pada
mereka yang memiliki empati rendah (Schlenker & Britt dalam Baron &
Byrne, 2005). Rasa empati memotivasi seseorang melakukan tindakan
altruistik. Secara afektif, orang yang berempati adalah orang yang merasakan
apa yang orang lain rasakan (Darley dalam Baron & Byrne, 2005). Secara
kognitif, orang yang berempati adalah orang yang memahami apa yang orang
lain rasakan (Azar dalam Baron & Byrne, 2005). Orang yang berempati
mampu mempertimbangkan sudut pandang orang lain dan mampu
menempatkan diri dalam posisi orang lain. Maka dari itu, penting untuk
mengembangkan pemahaman sosial pada remaja yang melibatkan kesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
diri dan refleksi sebagai bentuk dari empati. Jika pemahaman sosial dan
empati gagal dikembangkan, hal ini akan menjerumuskan remaja ke dalam
kesulitan sosial antara lain mengalami hambatan dalam beradaptasi dengan
lingkungan baru, menjalin hubungan dengan orang lain, sulit mengendalikan
kontrol sosialnya, dan kurang mampu bekerja sama dengan orang lain (David
Howe, 2015). Selain itu, gagalnya perkembangan sosial remaja akan membuat
remaja mudah terlibat dalam kasus kenakalan remaja dan mengurangi
tindakan prososialnya.
Keluarga sebagai kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan
manusia akan menentukan perkembangan pemahaman sosial pada remaja. Di
dalam keluarga akan terjadi interaksi sosial antar anggota keluarga yang akan
memunculkan pembentukan norma-norma sosial, internalisasi norma-norma,
dan rasa saling memiliki (Gerungan, 1987). Status sosial ekonomi keluarga
tentulah mempunyai peran terhadap perkembangan remaja khususnya
mengenai perkembangan sosialnya. Situasi dan interaksi yang terjadi di
lingkungan keluarga pada tiap kelompok status sosial ekonomi cenderung
berbeda. Hubungan orang tua dan remaja yang hidup dalam situasi sosial
ekonomi menengah atau tinggi yang akan kurang mengalami tekanan-tekanan
fundamental seperti memperoleh nafkah dan tidak disulitkan dengan perkara
kebutuhan-kebutuhan hidup primer manusia, sehingga orang tua dapat
mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada remaja. Hal ini berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dengan keluarga yang hidup dalam status sosial ekonomi rendah yang akan
mengalami tekanan-tekanan fundamental untuk mencari nafkah dan
memenuhi kebutuhan hidup, sehingga perhatian keluarga terpusat untuk
memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Status sosial ekonomi tidak menjadi faktor mutlak dalam
perkembangan sosial pada remaja, sebab hal tersebut bergantung pada sikap
orang tua dan bagaimana corak interaksi dalam masing-masing keluarga.
Perkembangan sosial memang ditentukan oleh pengaruh dari banyak faktor di
luar diri dan di dalam diri remaja, sehingga tidak mudah untuk menentukan
faktor manakah yang paling menyebabkan kesulitan dalam perkembangan
sosial remaja. Seperti faktor budaya yang melalui proses sosialisasi norma-
norma, adat istiadat dan nilai-nilai yang diterapkan di daerah setempat bisa
memengaruhi perilaku seseorang khususnya terhadap perilaku prososial
seseorang. Walaupun demikian, keterkaitan antara status sosial ekonomi dan
intensi perilaku prososial dapat ditunjukkan dengan adanya faktor umum dari
situasi keluarga seperti gaya pengasuhan yang dapat memberi pengaruh yang
menguntungkan atau pengaruh yang menghambat perkembangan sosial
remaja. Pengaruh yang menguntungkan perkembangan sosial seperti memberi
kehangatan dan kasih sayang, penjelas untuk setiap tindakan yang dilakukan
remaja akan membuat remaja memiliki intensi perilaku prososial. Sedangkan
pengaruh yang menghambat perkembangan sosial seperti hukuman, rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
amarah orang tua dan kekerasan baik fisik maupun verbal pada remaja akan
membuat remaja kurang memiliki intensi perilaku prososial. Pengalaman
yang kurang menyenangkan dan model yang kurang positif yang didapat oleh
remaja akan menyebabkan remaja mengalami kesulitan dan kegagalan saat
menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
Psikiater Rober Coles (dalam Baron & Byrne, 2005) menekankan
pentingnya ibu dan ayah dalam membentuk inteligensi moral pada anak
dengan mengajarkan anak untuk berperilaku baik dan untuk berpikir
mengenai orang lain selain dirinya sendiri. Penelitian oleh Chernyak dan
Kushnir (dalam Utomo, 2014) menunjukkan fakta bahwa jika anak dibiasakan
untuk saling berbagi dengan orang lain sejak balita, akan mendorong anak
menjadi pribadi senang menolong di masa depan. Selain itu model-model
prososial dan kekuatan dari contoh positif dapat mendukung tindakan
prososial pada anak (Baron & Byrne, 1994). Rasa empati dapat ditingkatkan
ketika orang tua dapat mendiskusikan emosi-emosi bersama anak-anak.
Sebaliknya, rasa amarah orang tua jika dipakai sebagai cara utama untuk
mengontrol anak dapat menjadi penghambat utama perkembangan empati
anak (Azar dalam Baron & Byrne, 1994). Oleh karena itu, peran orang tua
dalam keluarga sangat penting dalam membantu remaja menjalankan fungsi
sosial dalam perkembangannya karena konteks sosial di mana remaja tinggal
khususnya di dalam keluarga akan banyak berpengaruh terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perkembangan anak dan remaja (Santrock, 2010). Hal ini yang menjadi faktor
adanya perbedaan perilaku prososial pada remaja di tiap kelompok
masyarakat.
Penting bagi orang tua untuk selalu mengikuti perkembangan anaknya
sehingga diharapkan anak memiliki perilaku yang positif pada tahap
perkembangan selanjutnya, khususnya pada tahapan remaja yang sangat perlu
pengawasan dan perhatian dari orang tua. Hal tersebut akan membantu remaja
terhindar dari tindakan antisosial atau tindakan kriminal. Melihat fenomena
yang ada, peneliti ingin melihat perbedaan perilaku prososial pada remaja
ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Penelitian ini dilakukan untuk
membuktikan apakah status sosial ekonomi menyebabkan perbedaan perilaku
prososial pada remaja.
B. Rumusan Masalah
Apakah secara empirik ada perbedaan intensi perilaku prososial pada
remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ingin melihat perbedaan intensi perilaku prososial yaitu
kecenderungan perilaku prososial pada remaja dengan orang tua yang
berstatus sosial ekonomi rendah, remaja dengan orang tua yang berstatus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sosial ekonomi menengah, dan remaja dengan orang tua yang berstatus sosial
ekonomi tinggi, kemudian hasilnya akan dibandingkan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah disiplin
ilmu Psikologi, khususnya pada pembelajaran Psikologi Perkembangan dan
juga Psikologi Sosial mengenai topik tentang perilaku prososial pada remaja
ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Selain itu penelitian ini juga
dapat dijadikan sebagi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya
sesuai dengan topik yang terkait.
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau bahan refleksi bagi
orang tua dan anak khususnya remaja di tengah maraknya kenakalan remaja
yang semakin meningkat. Dari hasil penelitian ini, orang tua bisa mengetahui
bagaimana meningkatkan perilaku prososial remaja sehingga remaja tidak
mudah terpengaruh untuk melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam
kenakalan remaja dan terhindar dari perilaku antisosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Status Sosial Ekonomi
1. Definisi Status Sosial Ekonomi
Soekanto (1990) menjelaskan bahwa status sosial dapat diartikan
sebagai posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat,
sedangkan status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan
status ekonomi yang menempatkan seseorang (orang tua) dalam kelompok
masyarakat berdasarkan unsur ekonomi. Menurut Berk (2012), status sosial
ekonomi menjadi faktor yang menentukan posisi sosial dan kesejahteraan
ekonomi seseorang. Posisi sosial tersebut dilihat dengan menggabungkan tiga
variabel yang tidak sepenuhnya tumpang tindih. Pertama adalah pendidikan.
Kedua adalah gengsi pekerjaan seseorang dan keterampilan yang diperlukan.
Keduanya menjadi ukuran status sosial. Ketiga adalah pendapatan yang
menjadi ukuran status ekonomi.
Menurut Gilarso (2004), ada tiga kelompok di dalam masyarakat.
Pertama, keluarga dengan status sosial ekonomi rendah yang tergolong
miskin. Keluarga yang tergolong miskin memiliki pendapatan setiap bulan
lebih sedikit dari pengeluaran yang digunakan sehingga terpaksa harus hidup
dengan kekurangan atau berhutang pada orang lain. Kedua, keluarga dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
status sosial ekonomi menengah yang tergolong cukup. Keluarga yang
tergolong cukup memiliki pendapatan setiap bulan yang semuanya habis
dibelanjakan guna membeli kebutuhan sehari-hari dan tidak ada sisa, tetapi
juga tidak ada hutang. Terakhir, keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi
yang tergolong makmur atau kaya. Keluarga yang tergolong makmur
memiliki pendapatan yang lebih besar setiap bulannya sehingga uang yang
dibelanjakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari sisa. Sisa uang tersebut
bisa dijadikan tabungan dan dapat digunakan sewaktu-waktu. Dalam
masyarakat, seseorang dengan status sosial ekonomi tinggi akan ditempatkan
lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang
status sosial ekonominya lebih rendah.
Jadi, status sosial ekonomi dapat dikatakan sebagai kedudukan
seseorang (orang tua) di dalam kelompok masyarakat berdasarkan unsur
ekonomi yang didukung dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang
tersebut. Seseorang yang menempuh pendidikan yang tinggi, idealnya akan
mendapatkan jenis pekerjaan yang baik dan penghasilan yang tinggi. Seorang
yang berprofesi sebagai dokter akan memiliki penghasilan yang berbeda
dengan seseorang yang berprofesi sebagai buruh. Semakain tinggi kehidupan
ekonomi seseorang, maka semakin tinggi pula status sosial suatu keluarga
dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Faktor-Faktor Status Sosial Ekonomi
Menurut Soekanto (1990), status sosial atau kedudukan sosial yang
dimiliki seseorang diperoleh melalui dua cara :
a. Ascribed-Status
Kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan dengan cara ini
diperoleh karena kelahiran. Anak yang lahir dari keturunan bangsawan, secara
otomatis anak tersebut akan menjadi bangsawan pula. Seseorang yang
dilahirkan dan disosialisasikan dalam keluarga yang berasal dari status sosial
ekonomi tinggi, mereka langsung mendapatkan status sebagai orang kaya.
Selain itu, anak-anak dari keluarga kaya memiliki kesempatan hidup yang
lebih baik dan terjamin.
b. Achieved-Status
Kedudukan seseorang yang didapat dengan usaha-usaha yang
disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Seseorang yang
baru mengalami menjadi orang kaya yang memiliki banyak uang, tetapi
mungkin tidak memiliki gaya hidup seperti orang dari status sosial ekonomi
tinggi. Namun, mereka bisa membeli rumah, mobil, pakaian dan barang-
barang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Penentu Status Sosial Ekonomi
Ada beberapa faktor yang menentukan tinggi rendahnya status sosial
ekonomi orang tua. Menurut Horton & Hunt (1980), penentu status sosial
ekonomi antara lain pendapatan, pekerjaan dan pendidikan. Namun, ada
faktor tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan tinggi
dan rendahnya status sosial ekonomi seseorang yakni kekayaan berupa
fasilitas atau barang berharga yang dimiliki orang tersebut.
a. Pendidikan
Fungsi pendidikan adalah menyediakan apa saja yang diperlukan
untuk mengembangkan anak didik (Mahmud, 1990). Melalui pendidikan,
seseorang akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih dari orang
yang tidak menempuh pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh,
idealnya akan menunjang seseorang untuk mendapatkan jenis pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Pendidikan yang ditempuh
seseorang tidak hanya membawa keterampilan kerja, tetapi juga membawa
perubahan dalam rasa, tujuan, etiket, dan cara keseluruhan hidup seseorang.
Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh seseorang, maka orang tersebut
dijunjung dan dihormati sehingga harapannya orang tersebut dapat menjadi
panutan dan contoh. Menurut Wibowo (2004), jenjang pendidikan di
Indonesia dapat digolongkan menjadi enam tingkatan yaitu tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berpendidikan, SD, SMP, SMA/ sederajat, Diploma/ Sarjana muda, dan
Sarjana (S1) ke atas.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah penentu lain dari status sosial ekonomi. Bekerja
adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk bisa memenuhi kebutuhan
hidup yang layak. Begitu orang mengembangkan jenis khusus dari suatu
pekerjaan, mereka membandingkan beberapa jenis pekerjaan yang lebih
terhormat daripada yang lain (Horton & Hunt, 1980). Para pekerja dengan
prestise yang tinggi umumnya menerima pendapatan yang lebih tinggi. Jika
kita tahu pekerjaan seseorang, maka kita dapat membuat beberapa dugaan
tentang jenis pendidikan, standar hidup, dan rutinitas sehari-hari atau
kehidupan keluarganya.
c. Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil atau upah dari usaha seseorang bekerja.
Pendapatan atau penghasilan keluarga adalah segala bentuk balas karya yang
diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa seseorang terhadap proses produksi
(Gilarso, 2004). Penghasilan keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri,
bekerja pada orang lain, atau hasil dari milik. Pendapatan seorang yang
bekerja biasanya berupa uang. Selama periode waktu tertentu, uang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menguntungkan bagi orang-orang dari status sosial ekonomi tinggi karena
dengan mudah mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup baik primer,
sekunder dan tersier.
Pendapatan dari setiap jenis pekerjaan akan berbeda. Sifat dan sumber
pendapatan seseorang menunjukkan latar belakang suatu keluarga dan cara
kemungkinan hidup mereka. Maka, pendapatan merupakan faktor yang
penting sebagai penentu dari pengelompokan status sosial ekonomi.
Berdasarkan daftar UMP di Indonesia pada tahun 2016 (liputan6.
com), Provinsi Jakarta menetapkan UMP cukup tinggi sebesar Rp 3.100.000
dibandingkan dengan UMP di Provinsi lain. Yogyakarta menetapkan UMK
sebesar Rp 1.452.400 (kompas.com) yang tergolong cukup rendah
dibandingkan dengan UMK di daerah lain. Peneliti menggunakan UMK
Yogyakarta sebagai batas bawah dan UMP Jakarta sebagai batas atas dalam
pengelompokkan berdasarkan pendapatan orang tua. Pengelompokan tersebut
dibedakan menjadi < Rp1.500.000 , Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 , > Rp
3.000.000.
d. Kepemilikan Fasilitas dan Barang Berharga
Barang-barang berharga yang dimiliki oleh suatu keluarga yang
digunakan secara pribadi maupun yang digunakan bersama oleh anggota
keluarga dapat memperlihatkan status sosial ekonomi keluarga tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
misalnya barang-barang elektronik yang digunakan di rumah. Jika semakin
banyak alat-alat elektronik yang digunakan, maka semakin banyak pula biaya
yang harus dikeluarkan. Dari hal tersebut juga dapat dilihat bagaimana tingkat
kemampuan finansial suatu keluarga.
Selain barang-barang elektronik, kendaraan pribadi menjadi barang
berharga yang dapat memperlihatkan latar belakang status sosial ekonomi
seseorang. Jika semakin tinggi harga atau banyaknya jumlah kendaraan yang
dimiliki seperti motor dan mobil, maka kita dapat mengetahui bahwa orang
tersebut berasal dari status sosial ekonomi tinggi. Namun, hal ini tidak dapat
dijadikan penentu yang utama untuk mengelompokkan status sosial ekonomi
seseorang karena orang tua yang memiliki pengasilan yang tinggi belum tentu
memiliki kendaraan pribadi mewah. Hal tersebut berkaitan dengan gaya hidup
karena mungkin ada orang yang lebih suka dengan gaya hidup yang sederhana
walaupun berasal dari status sosial ekonomi tinggi
B. Intensi Perilaku Prososial
1. Definisi Intensi Perilaku Prososial
Intensi merupakan suatu keinginan yang kemudian diwujudkan dalam
bentuk perilaku di kehidupan nyata. Azwar (dalam Utomo, 2014) menyatakan
bahwa intensi merupakan bagian dari sikap manusia yang merupakan
kecenderungan melakukan perilaku tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Perilaku prososial adalah tindakan yang memberikan manfaat bagi
orang lain yang membutuhkan bantuan (Staub, 1978). Menurut Baron &
Byrne (2005) perilaku prososial yaitu suatu tindakan menolong yang
menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan
langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin
melibatkan risiko bagi orang yang menolong. Pengertian yang serupa juga
dikemukakan oleh Sear, dkk (1994) bahwa perilaku prososial meliputi segala
bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang
lain, tanpa mempedulikan motif-motif si penolong. William (dalam Dayakisni
& Hudaniah, 2009) membatasi perilaku prososial secara lebih rinci sebagai
perilaku yang memiliki intensi untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis
penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat
dikatakan bahwa perilaku prososial bertujuan untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan orang lain.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa intensi perilaku prososial
merupakan kecenderungan seseorang untuk memberikan bantuan kepada
orang lain sehingga memberi manfaat bagi penerima bantuan, terlepas dari
motif-motif orang yang memberikan bantuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Aspek-Aspek Perilaku Prososial
Menurut Mussen (dalam Asih dan Pratiwi, 2010) terdapat 5 aspek-
aspek dari perilaku prososial yaitu :
a. Berbagi (sharing)
Kesediaan seseorang untuk berbagi perasaan atau pengalaman yang
dialami kepada orang lain, baik dalam suasana suka maupun duka.
b. Kerjasama (cooperating)
Kesediaan seseorang bekerja bersama dengan orang lain untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Adanya unsur saling menguntungkan satu
dengan yang lain dan secara bersama-sama menerima konsekuensi baik dan
buruk.
c. Menolong (helping)
Kesediaan seseorang secara sukarela untuk membantu orang lain yang
mengalami kesusahan tanpa memperdulikan untung maupun rugi.
d. Kejujuran (honesty)
Bentuk perilaku yang ditunjukkan dengan berkata sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya dan tidak menambahkan atau mengurangi
kenyataan yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
e. Berderma (donating)
Kesediaan seseorang memberikan barang atau sesuatu yang dimilliki
dalam bentuk materi kepada orang lain yang membutuhkan. Tindakan tersebut
dilakukan secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan.
Menurut Wentzel (2007), bentuk dari kompetensi sosial pada remaja
adalah sharing, helping, dan cooperative. Jadi, tiga dari lima aspek perilaku
prososial yaitu berbagi, menolong, dan kerjasama merupakan bentuk perilaku
prososial yang akan lebih sering muncul pada usia remaja.
3. Indikator Perilaku Prososial
Ada tiga indikator yang menandai tindakan prososial yakni pertama
tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak
pelaku. Kedua, tindakan yang dilakukan secara sukarela. Ketiga, tindakan
yang dilakukan menghasilkan kebaikan (Staub, 1978).
4. Faktor Penentu Perilaku Prososial
Ada banyak faktor yang menjadi penentu seseorang melakukan
tindakan prososial. Faktor-faktor tersebut di kelompokkan menjadi dua yaitu
faktor eksternal dan faktor internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri seseorang
yang memengaruhi dirinya untuk melakukan tindakan prososial. Faktor
ekternal tersebut diantaranya adalah faktor kehadiran orang lain yang
memberi dampak terhadap usaha seseorang untuk menolong. Semakin banyak
orang yang hadir (efek penonton) terkadang menghambat dalam usaha untuk
memberi pertolongan. Kehadiran orang lain atau efek penonton menyebabkan
adanya penyebaran tanggung jawab dan ambiguitas dalam
menginterpretasikan situasi (Sear dkk, 1985).
Faktor kondisi lingkungan menjadi faktor lain yang memberi pengaruh
terhadap kesediaan seseorang dalam memberikan bantuan. Seperti efek cuaca
yang terkadang orang lebih cenderung membantu saat cuaca cerah. Selain itu,
kondisi lingkungan yang bising dapat menurunkan daya tanggap orang
terhadap semua kejadian di lingkungan (Sear dkk, 1985). .
Faktor tekanan waktu dapat memengaruhi keputusan seseorang dalam
memberikan bantuan. Seseorang yang sedang tergesa-gesa mempunyai
kecenderungan yang lebih kecil untuk menolong, dibandingkan orang yang
tidak mengalami tekanan waktu (Darley dan Batson dalam Sears, dkk 1985).
Menurut Honig (1990), gaya pengasuhan bisa menjadi faktor yang
menentukan anak dan remaja melakukan tindakan prososial. Model
pengasuhan orang tua yang hangat dan menggunakan penalaran induktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
untuk memberikan pemahaman pada anak tentang perasaan orang lain dapat
membuat anak menjadi lebih prososial. Ada tiga tipe gaya pengasuhan
menurut Diana Baumrind (dalam Santrock, 2002) yaitu authoritarian,
authoritative dan permissive.
Gaya pengasuhan authoritarian adalah gaya pengasuhan yang
membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah
orang tua. Orang tua yang otoriter tidak memberi peluang yang besar pada
anak untuk bermusyawarah sehingga tidak terjalin komunikasi dua arah antara
anak dan orang tua. Pengasuhan yang otoriter diasosiasikan dengan
inkompetensi sosial anak-anak.
Gaya pengasuhan authoritative adalah gaya pengasuhan yang
mondorong anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan
pengendalian atas tindakan anak, serta terjalin musyawarah verbal antar anak
dan orang tua. Pada gaya pengasuhan ini orang tua memperlihatkan
kehangatan serta kasih sayang kepada anak. Anak-anak yang mempunyai
orang tua dengan gaya pengasuhan authoritative akan cenderung
berkompetensi secara sosial.
Gaya pengasuhan permissive adalah gaya pengasuhan yang kurang
atau bahkan tidak menetapkan batasan atau kendali terhadap anak sehingga
gaya pengasuhan ini diasosiasikan dengan inkompetensi sosial pada anak,
khususnya kurangnya kendali diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Faktor guru, teman sebaya dan saudara kandung juga menjadi faktor
lain anak dan remaja melakukan tindakan prososial. Banyak penelitian yang
mencatat bahwa model peran yang kuat seperti seorang guru dapat membuat
hubungan positif yang memengaruhi kemurahan hati anak terhadap orang lain
yang kurang beruntung karena guru menjadi model yang positif bagi anak
didiknya. Teman sebaya dan saudara kandung juga memengaruhi kesediaan
anak untuk menyumbang, berbagi, bekerja sama dan membantu orang lain
(Honig, 1990).
Faktor eksternal yang terakhir adalah faktor budaya. Mussen (1990),
menyatakan bahwa seorang anak yang dibesarkan dalam budaya yang
ekonomi dan cara hidup yang didasarkan pada kerja sama di antara anggota
keluarga dan masyarakat akan dilatih untuk kerja sama, sedangkan anak yang
dibesarkan dalam masyarakat yang kompetitif akan disosialisasikan dengan
cara yang berbeda.
Jadi faktor ekternal yang dapat menjadi penentu perilaku prososial
terdiri dari kehadiran orang lain, kondisi lingkungan, tekanan waktu, gaya
pengasuhan, faktor guru, teman sebaya dan saudara kandung, serta faktor
budaya. Namun, faktor gaya pengasuhan bisa menjadi faktor yang utama
sebagai penentu perilaku prososial pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri seseorang yang dapat
berpengaruh terhadap keputusan seseorang melakukan tindakan prososial.
Faktor kepribadian merupakan faktor internal yang menjadi salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap tindakan prososial. Seseorang yang mempunyai
tingkat kebutuhan yang tinggi untuk diterima secara sosial merupakan salah
satu tipe kepribadian yang memberi pengaruh sekaligus memotivasi seseorang
melakukan tindakan prososial. Selain itu, orang yang mempunyai tingkat
kebutuhan tinggi untuk menjadi pengasuh cenderung lebih prososial. Pada
anak dan remaja, kemampuan berempati menjadi bagian dari faktor
kepribadian dan menentukan dalam perilaku prososial (Sear dkk, 1985).
Faktor suasana hati menjadi faktor lain penentu perilaku prososial.
Seseorang lebih terdorong untuk memberikan bantuan saat mereka mengalami
suasana hati yang baik. Hal tersebut dikarenakan suasana hati yang buruk
menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada diri sendiri sehinga
mengurangi kemungkinan untuk membantu orang lain (Thompson, Cowan, &
Rosenhan, 1980).
Faktor rasa bersalah mempunyai relevansi khusus dengan perilaku
prososial. Ketika seseorang melakukan tindakan yang dianggap salah,
perasan gelisah akan muncul. Keinginan untuk mengurangi rasa bersalah bisa
menyebabkan seseorang menolong orang yang kita rugikan atau dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
melakukan tindakan baik. Suatu penelitian menunjukkan bahwa rasa bersalah
yang timbul meningkatkan kesediaan untuk menolong (Cunningham dkk,
1980).
Faktor distress diri dan empati merupakan reaksi pribadi seseorang
seperti perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin, tidak berdaya dan perasaan
apapun yang dialami seseorang terhadap penderitaan orang lain. Seseorang
yang mengalami kondisi empati tinggi cenderung menjadi sukarelawan untuk
membantu.
Jadi faktor internal yang dapat menjadi penentu perilaku prososial
terdiri dari kepribadian, suasana hati, rasa bersalah, distress diri dan empati.
C. Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju
dewasa. Pada masa transisi ini ada perubahan yang terjadi baik dari
lingkungan sosial maupun fisik pada remaja. Dalam peralihan menuju
dewasa, ada tuntutan atau tanggung jawab yang lebih besar yang harus
diterima oleh remaja, sehingga remaja perlu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya agar mampu memenuhi tuntutan dan tanggung jawab
tersebut.
Masa remaja dibedakan menjadi tiga periode yaitu remaja awal
dimulai pada usia 12 - 14 tahun, remaja madya pada usia 15 – 18 tahun dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
remaja akhir pada usia 19 - 21 tahun (Steinberg, 2002). Pada penelitian ini
subjek yang digunakan adalah remaja pada usia madya dan remaja akhir. Hal
ini dilakukan karena remaja pada usia madya mulai muncul adanya
kecenderungan “narcissistic” yaitu mencintai diri sendiri, serta muncul suatu
kebingungan mengenai peka atau tidak peka, optimis atau pesimis, idealis
atau materialis dan sebagainya (Sarwono, 1989). Sedangkan pada remaja
akhir merupakan tahap menuju periode dewasa yang ditandai dengan salah
satuanya upaya mengantikan egonsentrisme yakni terlalu memusatkan
perhatian pada diri sendiri ke arah keseimbangan antara kepentingan diri
sendiri dan orang lain. Namun, muncul suatu pembatas yang memisahkan
antar diri pribadinya dengan masyarakat umum (Sarwono, 1989) .
Jadi, remaja pada usia madya dan remaja akhir akan mulai mendapat
tuntutan dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap lingkungan sosialnya.
Sehingga remaja pada usia tersebut diharapkan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosialnya dan dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan
baik.
D. Kerangka Konseptual
Penelitian ini ingin mencoba memperlihatkan adanya perbedaan
intensi perilaku prososial pada remaja berdasarkan latar belakang status sosial
ekonomi orang tua. Perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
karena kondisi sosial ekonomi orang tua yang memengaruhi interaksi yang
terjadi di dalam keluarga. Keluarga akan memberi pengaruh terhadap
pembentukan perilaku remaja khususnya terhadap perkembangan sosial
remaja karena keluarga sebagai lingkungan sosial yang paling dekat dengan
remaja. Remaja dalam masa perkembangan sosialnya akan mengalami proses
belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya di dalam maupun di
luar rumah seperti menyesuaikan diri dengan tuntutan dan norma-norma yang
ada, memahami perspektif orang lain, saling berkomunikasi dan bekerja sama
dengan orang lain, dan mementingkan kesejahteraan orang lain dan tidak
mementingkan diri sendiri.
Gaya pengasuhan merupakan sebagai salah satu faktor penentu
perilaku prososial pada remaja. Dalam keluarga, orang tua dengan latar
belakang status sosial ekonomi yang berbeda menerapkan gaya pengasuhan
dan cara pendisiplinan yang berbeda kepada remaja. Penerapan gaya
pengasuhan yang berbeda tersebut akan memunculkan perilaku yang berbeda
pada remaja termasuk perilaku prososial
Ada tiga tipe gaya menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) yaitu
authoritarian, authoritative dan permissive. Menurut Hurlock (1967) orang
tua dari status sosial ekonomi rendah cenderung menggunakan gaya
pengasuhan authoritarian. Tuntutan ekonomi yang dialami keluarga dari
status sosial ekonomi rendah melemahkan sistem keluarga sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
berdampak pada interaksi yang terjadi di dalam keluarga. Hal tersebut
membuat orang tua mudah marah, bingung, dan tertekan, sehingga dengan
cara membatasi dan menghukum, orang tua bisa mengontrol anak mereka
ketika anak melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja tanpa memberikan penjelasan kepada anak. Orang tua lebih banyak
menuntut dan anak harus menaati perintah orang tua tanpa adanya diskusi
bersama sehingga tidak terjalin komunikasi dua arah antara remaja dan orang
tua. Gaya pengasuhan ini membuat anak mengalami ketakutan, merasa kurang
aman, komunikasi lemah, tidak percaya diri dan terkadang anak menjadi lebih
agresif. Remaja yang mendapat gaya pengasuhan authoritarian cenderung
kurang memiliki kompetensi sosial yang baik sehingga perilaku prososialnya
cenderung rendah.
Orang tua dari status sosial ekonomi menengah cenderung
menggunakan gaya pengasuhan authoritative dengan mendorong anak agar
lebih mandiri. Orang tua tetap menetapkan batasan dan pengendalian, namun
memperlihatkan kehangatan dan kasih sayang. Orang tua juga menjalin
komunikasi dua arah dengan anak mereka, mengenai peraturan yang dibuat,
serta anak diberi kesempatan untuk menjelaskan kesalahan yang mereka
perbuat. Hal tersebut yang membantu mengambangkan rasa empati pada
remja sebagai dasar perilaku prososial. Orang tua yang menerapkan gaya
pengasuhan ini pada anak mereka, membuat remaja mampu mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
diri, mampu menjalin hubungan yang ramah dengan orang lain, mampu
bekerja sama, sehingga anak berkompetensi sosial dengan baik sehingga
perilaku prososialnya tinggi.
Orang tua dengan latar belakang status sosial ekonomi tinggi memiliki
pekerjaan yang bergengsi dan materi yang berlimpah bagi anak mereka,
namun orang tua cenderung tidak bisa melakukan interaksi keluarga dan
pengasuhan yang baik untuk perkembangan anak mereka karena orang tua
sibuk bekerja dan memiliki sedikit waktu untuk bertemu sehingga orang tua
kurang memiliki kedekatan fisik dan emosional dengan anak mereka. Anak
pun kurang mendapatkan arahan dari orang tua, namun tuntutan terhadap anak
mereka tinggi. Orang tua yang tidak memiliki banyak waktu untuk anak
mereka, akan menebus kesalahan mereka dengan cenderung memanjakan
remaja dengan cara memenuhi keinginan dan permintaannya. Orang tua yang
menggunakan gaya pengasuhan permissive, tidak menetapkan batasan atau
kendali terhadap anak dan memberikan kebebasan kepada anak untuk
menyatakan dorongan dan keinginan. Hal tersebut menyebabkan remaja
mengalami adaptasi yang buruk, kurang memiliki pengendalian diri yang
baik, tidak mandiri, mengalami kesulitan dalam hubungan dengan teman
sebaya atau orang lain. Remaja yang mengalami gaya pengasuhan ini kurang
memiliki kompetensi sosial yang baik sehingga cenderung perilaku
prososialnya rendah. Dari paparan di atas, penelitian ini berasumsi bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
gaya pengasuhan orang tua di setiap kelompok status sosial ekonomi yang
menyebabkan perbedaan perilaku prososial pada remaja.
Pentingnya interaksi yang terjalin antara orang tua dengan anak akan
membuat perkembangan sosial anak menjadi lebih baik sehingga anak
memiliki perilaku prososial yang tinggi. Pengalaman interaksi sosial di dalam
keluarga akan menentukan pula cara-cara dan tingkah laku remaja terhadap
orang lain. Jika interaksi sosial di dalam keluarga tidak lancar, maka besar
kemungkinan interaksi sosial dalam masyarakat juga berlangsung tidak lancar
sehingga remaja mengalami hambatan dalam pergaulanya di lingkungan
masyarakat dan kurang memiliki keterampilan sosial yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 1. Skema Penelitian
Remaja
Orang tua menerapkan
pola asuh
authoritarian:
-membatasi dan
menghukum
-menuntut tanpa ada
komunikasi dua arah
Orang tua menerapkan
pola asuh authoritative:
-hangat dan penuh
kasing sayang
-menjalin komunikasi
dua arah
-membantu
mengembangkan
empati anak
Orang tua menerapkan
pola asuh
permissive :
-kurang atau bahkan
tidak menetapkan
batasan atau kendali
terhadap anak
Status Sosial Ekonomi
Rendah
Status Sosial Ekonomi
Menengah
Status Sosial Ekonomi
Tinggi
Remaja kurang
memiliki kompetensi
sosial
Remaja berkompetensi
sosial.
Remaja kurang
memiiki kompetensi
sosial
Perilaku Prososial
Rendah Perilaku Prososial
Tinggi
Perilaku Prososial
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan, menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial pada remaja di tiap kelompok
status sosial ekonomi. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial
ekonomi orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian komparatif yang
bersifat membandingkan dengan pendekatan kuantitatif karena menekankan
analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistik
untuk mengetahui perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau
dari status sosial ekonomi orang tua.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas : Status Sosial Ekonomi Orang Tua
2. Variabel Tergantung : Intensi Perilaku Prososial
C. Definisi Operasinal Variabel Peneltian
Definisi operasional yaitu mendefinisikan variabel atau konsep yang
abstrak dengan operasi-operasi atau langkah-langkah yang akan kita tempuh
dalam rangka mengukur variabel atau konsep yang bersangkutan
(Supratiknya, 2015). Definisi operasional pada penelitian ini, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang (orang tua)
dalam masyarakat berdasarkan unsur ekonomi. Unsur ekonomi yang
dimaksud adalah penghasilan atau upah kerja yang diperoleh oleh orang tua
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini akan menggunakan
penghasilan ayah sebagai acuan untuk mengategorikan subjek ke dalam
kelompok status sosial ekonomi. Penghasilan ayah yang tergolong tinggi
menunjukkan bahwa subjek termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi
tinggi. Penghasilan ayah yang tergolong sedang menunjukkan subjek
termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi menengah. Terakhir,
penghasilan ayah yang tergolong tinggi menunjukkan subjek termasuk dalam
kelompok status sosial ekonomi rendah.
2. Intensi Perilaku Prososial
Perilaku prososial yang diteliti dalam penelitian berwujud intensi yang
merupakan suatu kecenderungan perilaku manusia yang belum diwujudkan
dalam bentuk perilaku dalam kehidupan nyata. Sehingga definisi operasional
untuk variabel intensi perilaku prososial memiliki arti sebagai kecenderungan
seseorang untuk melakukan tindakan yang memberikan manfaat bagi orang
lain tanpa mempedulikan motif-motifnya. Intensi perilaku prososial pada
penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala intensi perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
prososial yang didasarkan pada 5 aspek perilaku prososial menurut Mussen,
dkk (1990) yaitu berbagi, kerjasama, menolong, kejujuran, dan
kedermawanan.
Perolehan skor yang tinggi pada skala ini menunjukkan bahwa subjek
mempunyai intensi prososial yang tinggi. Sedangkan perolehan skor yang
rendah pada skala ini menunjukkan bahwa subjek mempunyai intensi perilaku
prososial yang rendah.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15 – 21 tahun yang
berada di Yogyakarta. Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling yaitu melakukan pemilihan subjek yang sesuai
dengan ciri dan karakteristik tertantu yang sudah ditentukan sebelumnya.
Teknik purposive sampling dipilih dengan mempertimbangkan beberapa hal,
salah satunya karena penelitian ini lebih mengutamakan tujuan penelitian
daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian (Bungin, 2005).
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
angket dan skala. Angket dalam penelitian ini berkaitan dengan data diri
orang tua subjek untuk mengetahui status sosial ekonomi orang tua subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sedangkan skala yang digunakan adalah skala intensi perilaku prososial yang
disusun oleh peneliti yang mengacu pada landasan teori yang ada.
1. Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Angket dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti dan diisi oleh subjek
penelitian. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pendidikan
terakhir ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, penghasilan ayah dan ibu setiap
bulan serta pertanyaan tentang kepemilikan fasilitas dan barang-barang
berharga yang dimiliki oleh orang tua subjek. Namun, sebagai acuan dalam
mengategorikan subjek ke dalam kelompok status sosial ekonomi, peneliti
hanya mengacu pada penghasilan ayah selaku kepala keluarga. Penghasilan
ayah akan diberi coding sebagai berikut :
Tabel 1
Koding Penghasilan Ayah
Pendapatan Koding Keterangan
< Rp 1.500.000; 1 Rendah
Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 2 Menengah
> Rp 3.000.000; 3 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Skala Intensi Perilaku Prososial
Skala intensi perilaku prososial dibuat oleh peneliti untuk melihat
intensi perilaku prososial pada remaja. Skala pada penelitian ini menggunakan
model skala Likert yang terdiri dari dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan
positif (favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable). Subjek diminta
untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia.
Alternatif jawaban tersebut antara lain sebagai berikut :
Tabel 2
Pemberian Skor pada Skala Perilaku Intensi Prososial
Item Favorable Item Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 3 Tidak Setuju (TS) 2
Setuju (S) 2 Setuju (S) 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Setuju (STS) 4
Skala dalam penelitian ini terdiri dari 40 item yang pada tiap aspeknya
memiliki bobot yang berbeda. Menurut Azwar (2009), komponen yang
membentuk suatu atribut belum tentu memiliki signifikansi yang sama.
Sehingga satu komponen dapat lebih menentukan dari komponen lainnya dan
komponen yang lebih penting mendapatkan bobot yang lebih banyak atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
memperoleh porsi yang lebih besar dalam menentukan jumlah item.
Perbandingan proporsional bobot komponen ini dibuat dengan mengacu pada
teori yang ada dan menggunakan penilaian ahli (professional judgement)
berdasarkan kepatutan akal (common sense). Terdapat 5 aspek perilaku
prososial yang akan di ukur, antara lain sebgai berikut:
Tabel 3
Sebaran Item Skala Sebelum Seleksi Item
Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Berbagi
11% (20, 29, 31, 51,
56, 63, 67)
11% (5, 9, 15, 27,
34, 37, 55, 59) 15 item (22%)
Kerjasama 11% (13, 16, 21, 45,
49, 54, 58)
11% (8, 11, 25, 33,
38, 52, 65, 66)
15 item (22%)
Menolong
13% (17, 24, 39, 44,
47, 53, 60, 62, 68)
13% (2, 7, 14, 22,
28, 32, 35, 57, 64) 18 item (26%)
Kejujuran 7,5% (3, 19, 26, 40,
61)
7,5% (4, 6, 23, 43,
48)
10 item (15%)
Bederma 7,5% (1, 12, 41, 42,
46)
7,5% (10, 18, 30, 36,
50) 10 item (15%)
TOTAL 68 item (100%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Validitas dalam suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya (Azwar, 2007). Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas
isi agar alat ukur menghasilkan data yang komprehensif dan relevan dengan
tujuan penelitian. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan
berkonsultasi melalui professional judgment yaitu dosen pembimbing skripsi
untuk pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional.
2. Seleksi Item
Skala psikologi yang baik sangat ditentukan oleh kualitas item-item di
dalamnya. Pentingnya melakukan analisis item dengan tujuan untuk memilih
item-item yang akan membentuk sebuah skala yang bersifat homogen dan
memiliki daya diskriminasi yang baik untuk mengungkap perbedaan atribut
yang diukur pada tiap responden. Pemilihan item didasarkan pada besarnya
koefisien korelasi (rix) dengan batasan yang digunakan rix ≥ 0,30. Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini seleksi item dilakukan
menggunakan program IBM SPSS versi 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Berdasarkan uji coba skala yang dilakukan kepada 45 responden,
jumlah item sebelum dilakukan pengguguran sebanyak 68 item dengan
rentang nilai koefisien rix antara -0.026 sampai dengan 0.622. Setelah
dilakukan pengguguran item, diperoleh hasil akhir item sebanyak 40 item
yang lolos yang memiliki koefisien korelasi rix ≥ 0,30 dengan rentang nilai rix
0.309 sampai dengan 0.648.
Tabel 4
Sebaran Item Skala Setelah Seleksi Item
Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Berbagi 7,5% (31, 51, 56) 7,5% (5, 27, 34) 15 % (6 item)
Kerjasama
12,5% (21, 45, 49,
54, 58)
15% (8, 25, 33,
38, 52, 65) 27,5 % (11 item)
Menolong 17,5% (24, 39, 47,
53, 60, 62, 68)
10% (7, 22, 35,
64) 27,5% (11 item)
Kejujuran 7,5% (19, 26, 61) 5% (4, 43) 12,5% (5 item)
Bederma 10% (1, 12, 41, 42) 7,5% (10, 30, 50) 17,5% (7 item)
TOTAL 100% (40 item)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi atau kepercayaan hasil sebuah alat ukur
dari waktu ke waktu. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang
angkanya berada pada rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas atau angkanya mendekati angka 1,00 menunjukkan semakin tinggi
reliabilitasnya (Azwar, 2009).
Reliabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
Cronbach’s Alpha (α) melalui program SPSS. Berdasarkan penghitungan
melalui program SPSS tersebut hasilnya menunjukkan koefisien reliabilitas
pada skala intensi perilaku prososial sebesar 0,908 yang menandakan bahwa
skala pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji asumsi untuk
mengetahui motode yang tepat dalam menganalisis data. Uji asumsi tersebut
antara lain adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Jika kedua asumsi
tersebut memenuhi syarat, maka uji hipotesis One Way ANOVA dapat
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk memeriksa data penelitian yang kita
ambil berasal dari populasi yang besarannya normal atau tidak normal. Hasil
sebaran data yang normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansinya
atau nilai p (Santoso, 2010). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan program IBM SPSS versi 22. Pengambilan keputusan
untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi atau p > 0,05 maka data yang diuji
berdistribusi normal (Priyatno, 2014).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan varian antar
populasi (Santoso, 2010). Penelitian ini akan membandingkan tiga kelompok
data sehingga uji homogenitas perlu dilakukan sebagai prasyarat sebelum
melakukan analisis ANOVA. Pengambilan keputusan untuk uji homogenitas
yaitu jika nilai signifikansi atau nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
varian dari dua atau lebih kelompok data homogen atau tidak memiliki
perbedaan varian.
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membandingkan intensi
perilaku prososial pada remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ekonomi rendah, status sosial ekonomi menengah dan status sosial ekonomi
tinggi. Terdapat lebih dari dua kelompok data dalam penelitian ini, sehingga
uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji One Way ANOVA yaitu
analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata tiga atau lebih
kelompok data yang independen (Priyatno, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama satu bulan
lebih yakni sejak tanggal 23 Desember 2015 sampai 30 Januari 2016. Subjek
dalam penelitian ini adalah remaja yang berada di Yogyakarta berusia 15
tahun sampai 21 tahun yang berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi rendah, status sosial ekonomi menengah dan status sosial ekonomi
tinggi. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar 225 skala intensi
perilaku prososial beserta angket status sosial ekonomi secara bersamaan yang
telah disusun oleh peneliti. Skala dan angket diberikan secara langsung
kepada subjek penelitian. Selain itu peneliti juga meminta bantuan kepada
beberapa teman untuk menyebarkan skala dan angket penelitian untuk
mendapatkan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dalam penelitan.
Dari 225 skala yang disebar, terdapat 207 skala yang dapat digunakan dalam
penelitian ini, karena 17 skala lain tidak terisi lengkap sehingga perlu
digugurkan dan 1 skala tidak kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 207 orang remaja yang terdiri
dari remaja laki-laki dan remaja perempuan yang berusia antara 15 – 21
tahun. Berikut tabel deskripsi dan penjelasan subjek penelitian berdasarkan
data demografi subjek peneltian.
Tabel 5
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 65
Perempuan 142
TOTAL 207
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, subjek
berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 142 orang dari pada
subjek laki-laki yang berjumlah sebanyak 65 orang dari total keseluruhan
subjek penelitian sebanyak 207 orang remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 6
Deskripsi Usia Subjek
Dari seluruh subjek dalam penelitian ini, kelompok subjek paling
banyak adalah kelompok usia 16 tahun yaitu sebanyak 41 orang , subjek
dengan usia 17 tahun sebanyak 38 orang, subjek dengan usia 19 tahun
sebanyak 34 orang, subjek dengan usia 21 tahun sebanyak 30 orang, subjek
dengan usia 20 tahun sebanyak 29 orang, subjek dengan usia 18 tahun
sebanyak 26 orang, dan paling sedikit terdapat pada usia 15 tahun sebanyak 9
orang.
Usia (th) Jumlah
15 th 9
16 th 41
17 th 38
18 th 26
19 th 34
20 th 29
21 th 30
TOTAL 207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 7
Deskripsi Pendidikan Terakhir Orang Tua Subjek Penelitian
Status Pendidikan Ayah Ibu
Tidak Sekolah - 2
SD 18 20
SMP 16 26
SMA/Sederajat 86 74
Akademi / Sarjana 87 85
TOTAL 207 207
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pendidikan orang tua
subjek dari tiga kelompok status sosial ekonomi paling banyak adalah
pendidikan terakhir akademi atau sarjana baik ayah sebanyak 87 orang dan
ibu sebanyak 85 orang.
Tabel 8
Deskripsi Pekerjaan Orang Tua Subjek
Status Pekerjaan Ayah Ibu
Tidak Bekerja 16 79
Buruh 41 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Petani 10 4
Pedagang 2 16
Wiraswasta 48 18
Pengajar 15 26
Pegawai 60 37
Supir 2 -
PNS 4 2
Pemimpin suatu Instansi 5 2
POLRI 1 -
Pelayaran 1 -
Chef 1 -
Teknisi 1 -
TOTAL 207 207
Dari tabel di atas, diketahui bahwa status pekerjaan orang tua subjek
penelitian dari tiga kelompok status sosial ekonomi yakni pada ayah sebanyak
16 orang ayah tidak bekerja dan 191 orang ayah bekerja. Sedangkan pada ibu
sebanyak 79 orang ibu tidak bekerja dan 128 orang ibu sisanya bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 9
Deskripsi Pendapatan Orang Tua Subjek
Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa orang tua subjek khususnya
pada ayah yang memiliki penghasilan rendah sebanyak 74 orang, yang
memilliki penghasilan sedang sebanyak 62 orang, dan yang memiliki
penghasilan tinggi adalah sebanyak 71 orang. Sedangkan pada ibu subjek
penelitian, sebagian besar memiliki penghasilan yang rendah yaitu sebanyak
125 orang, yang memiliki penghasilan sedang sebanyak 28 orang dan ibu
yang memiliki penghasilan tinggi sebanyak 54 orang.
C. Deskripsi Data Penelitian
1. Status Sosial Ekonomi Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, pengelompokan subjek ke dalam kelompok
status sosial ekonomi mengacu pada penghasilan ayah. Jika ayah subjek tidak
Pendapatan Ayah Ibu
< Rp 1.500.000; 74 125
Rp 1.500.000 – Rp 3.000.00 62 28
> Rp 3.000.000; 71 54
TOTAL 207 207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bekerja, maka penghasilan ibu subjek yang digunakan untuk
mengelompokkan subjek ke dalam kelompok status sosial ekonomi.
Berdasarkan penghasilan ayah, maka pengelompokan subjek penelitian ke
dalam kelompok status sosial ekonominya adalah sebagai berikut :
Tabel 10
Deskripsi Kelompok Status Sosial Ekonomi Subjek
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 207 orang remaja. Dari tabel di
atas dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam kelompok status
ekonomi rendah berjumlah 73 orang (35,3%), remaja yang termasuk dalam
kelompok status sosial ekonomi menengah berjumlah 63 orang (30,4%), dan
remaja yang termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi tinggi
berjumlah 71 orang (34,3%).
Kelompok Status Sosial Ekonomi Jumlah Presentase
Rendah 73 35,3%
Menengah 63 30,4%
Tinggi 71 34,3%
TOTAL 207 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Intensi Perilaku Prososial
Deskripsi data penelitian berdasarkan mean teoritis dan mean empiris
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 11
Deskripsi Intensi Perilaku Prososial Subjek
Pengukuran
Teoritis Empiris
SD
Sig.
Hasil
Uji-t Mean Xmin Xmax Mean Xmin Xmax
Intensi Perilaku
Prososial 100 40 100 142,7 98 173 11,5 0.000
Prososial
SSE Rendah
100 40 100 138,9 98 171 12,4 0.000
Prososial
SSE Menengah 100 40 100 143,9 117 173 11,9 0.000
Prososial
SSE Tinggi
100 40 100 145,4 125 164 9,1 0.000
Berdasarkan hasil pengukuran deskriptif, diketahui bahwa skor mean
empiris dari subjek penelitian lebih besar daripada skor mean teoritisnya
(142,7 > 100). Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini
memiliki tingkat intensi perilaku prososial yang tinggi. Hasil ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
didukung dengan hasil uji One Sample t - Test yang menunjukkan bahwa
antara mean empiris dan mean teoritis memiliki perbedaan yang signifikan
karena nilai p yang diperoleh sebesar 0.000 (p < 0,05). Hasil tersebut
menegaskan bahwa secara signifikan subjek penelitian memiliki tingkat
intensi perilaku prososial yang tinggi. Selain itu, ketiga kelompok status sosial
ekonomi memiliki mean empiris yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
mean teoritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek di tiap kelompok status
sosial ekonomi dalam penelitian ini secara signifikan memiliki intensi
perilaku prososial yang tinggi. Signifikansi pada tiap kelompok status sosial
ekonomi adalah 0,000.
Dari tabel 11, dapat diketahui juga bahwa intensi perilaku prososial
tertinggi sampai terendah yaitu kelompok status sosial ekonomi tinggi
(145,4), kelompok status sosial ekonomi menengah (143,4), dan yang
terendah adalah kelompok status sosial ekonomi rendah (138,9).
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam
penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
teknik Kolmogorov - Smirnov dengan menggunakan program IBM SPSS versi
22. Data dapat dikatakan normal jika memenuhi syarat p > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 12
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor variabel intensi
perilaku prososial pada ketiga kelompok status sosial ekonomi memperoleh
nilai p = 0,200. Hasil p > 0,05 menunjukkan bahwa variabel intensi perilaku
prososial pada seluruh kelompok data memiliki sebaran data yang normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah variasi dari sampel
penelitian memiliki perbedaan atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai
prasyarat sebelum melakukan uji hipotesis. Pengambilan keputusan dalam uji
homogenitas yaitu data dinyatakan homogen jika p > 0,05 dan dinyatakan
tidak homogen jika p < 0,05. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan
menggunakan program SPSS melalui Levene’s Test dah hasil yang diperoleh
yakni nilai p sebesar 0,131. Hal tersebut menunjukkan bahwa varian
SSE
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Prososial Rendah .063 73 .200* .980 73 .283
Menengah .052 63 .200* .990 63 .881
Tinggi .075 71 .200* .985 71 .585
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kelompok data dalam penelitian bersifat homogen atau sama karena nilai p >
0,05. Berikut hasil uji homogenitas dalam penelitia ini :
Tabel 13
Hasil Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.054 2 204 .131
3. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi
orang tua. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program IBM
SPSS versi 22 dengan analisis One Way ANOVA. Pengambilan keputusan
dalam analisi ANOVA yaitu ada perbedaan jika F hitung > F tabel dan taraf
signifikansi (p) < 0,05. Hasil uji penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 14
Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, diketahui bahwa F hitung
dari data penelitian sebesar 6,617 dengan nilai p sebesar 0,002. Setelah
diketahui F hitung dan taraf signifikansinya, maka perlu mencari nilai F tabel
untuk dibandingkan dengan nilai F hitungnya. Diketahui bahwa nilai F tabel
yang diperoleh sebesar 3,04. Dapat diambil kesimpulan bahwa F hitung
sebesar 6,617 lebih besar dari F tabel sebesar 3,04 dengan signifikansi 0,002 <
0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada
intensi perilaku prososial remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.
Setelah mengetahui bahwa ada perbedaan nilai rata-rata variabel tergantung di
semua kelompok data yang dibandingkan, maka perlu dilihat lebih lanjut
perbedaan dari masing-masing tiap kelompok status sosial ekonomi. Hasil Pos
–Hoc Test dengan pengujian LSD dapat dilihat pada tabel berikut :
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F Sig.
Between Groups 1672.324 2 836.162 6.617 .002
Within Groups 25779.106 204 126.368
Total 27451.430 206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 15
Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Intensi Perilaku Prososial
(I)
Kelompok
(J)
Kelompok
(I-J)
Mean Defference
Sig.
Rendah
Menengah -5.05262* .010
Tinggi -6.50511* .001
Menengah
Rendah 5.05262* .010
Tinggi -1.45249 .456
Tinggi
Rendah 6.50511* .001
Menengah 1.45249 .456
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ketika kelompok status sosial
ekonomi rendah dibandingkan dengan kelompok status sosial ekonomi
menengah hasil yang muncul adalah nilai p = 0,010. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ada perbedaan intensi perilaku prososial antara dua
kelompok tersebut. Hasil yang sama juga ditemukan ketika kelompok status
sosial ekonomi rendah dibandingkan dengan kelompok status sosial ekonomi
tinggi karena hasil yang diperoleh p = 0,001 yang menandakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan di antara dua kelompok tersebut. Akan tetapi,
ketika membandingkan antara kelompok status sosial ekonomi menengah
dengan kelompok status sosial ekonomi tinggi hasil yang diperoleh adalah p =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
0,456 yang menandakan bahwa tidak ada perbedaan intensi perilaku prososial
antara dua kelompok tersebut karena nilai p > 0,05.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa hipotesis dalam
penelitian ini diterima karena terdapat perbedaan intensi perilaku prososial
yang signifikan pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Hal
tersebut dibuktikan dari nilai signifikansi yang diperoleh sebesar p = 0,002 (p
< 0,05). Dari hasil analisis data juga diketahui bahwa intensi perilaku
prososial pada remaja dengan status sosial ekonomi tinggi dan menengah
memiliki perbedaan intensi prososial yang lebih signifikan dibandingkan
dengan remaja yang berasal dari status sosial ekonomi rendah. Namun, tidak
terdapat perbedaan intensi perilaku prososial yang signifikan antara remaja
dari status sosial ekonomi menengah dan tinggi.
Dalam penelitian ini, subjek yaitu remaja dari status sosial ekonomi
rendah, menengah dan tinggi ternyata memiliki tingkat intensi perilaku
prososial yang cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dari skor mean empiris
yang lebih besar dari skor mean teoritis (142,7 > 100,0) pada subjek di ketiga
kelompok status sosial ekonomi. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja
dari ketiga kelompok status sosial ekonomi memiliki kecenderungan untuk
mau menolong dan peduli dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Jika dilihat dari nilai mean di tiap kelompok status sosial ekonomi,
remaja dari status sosial ekonomi tinggi memiliki skor rata-rata intensi
perilaku prososial yang lebih tinggi daripada remaja dari kelompok status
sosial ekonomi menengah dan rendah. Sedangkan remaja dari kelompok
status sosial ekonomi rendah memiliki rata-rata skor intensi perilaku prososial
yang paling rendah di antara ketiga kelompok status sosial ekonomi. Menurut
Bradley & Corwyn (dalam Berk, 2012), orang tua dari status sosial ekonomi
tinggi saat ini lebih sering berkomunikasi, memberi kehangatan, penjelasan
dan pujian kepada anak mereka sehingga remaja lebih prososial. Sedangkan
perintah, kritik, dan hukuman fisik, semuanya lebih sering dijumpai dalam
keluarga dengan status sosial ekonomi rendah. Hal tersebut menyebabkan
remaja dari status sosial ekonomi rendah perilaku prososialnya lebih rendah.
Hal lain yang dapat menjadi pertimbangan adalah orang tua dengan
status sosial ekonomi tinggi memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari pada
orang tua dari kelompok status sosial ekonomi rendah. Pendidikan memiliki
peran besar bagi variasi pengasuhan remaja (Berk, 2012). Pendidikan
khususnya bagi perempuan, mendorong pola-pola pikir yang mampu
meningkatkan kualitas hidup orang tua dan remaja. Selain itu pendidikan yang
tinggi dapat mendukung orang tua untuk mendapat jenis pekerjaan yang
semakin baik sehingga penghasilan yang diperoleh dapat menunjang
kesejahteraan hidup keluarga. Orang tua yang hidup dengan kecukupan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kurang mengalami tekanan-tekanan fundamental, sehingga orang tua dapat
mencurahkan perhatian yang lebih mendalam pada remaja karena tidak
dibebani masalah kebutuhan primer hidup manusia (Gerungan, 2009). Orang
tua dari status sosial ekonomi tinggi cenderung terhindar dari konflik yang
biasanya disebabkan oleh faktor ekonomi sehingga terjalin interaksi yang
lebih baik dalam keluarga dan orang tua bisa lebih fokus dalam memberikan
perhatian kepada remaja.
Dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa hasil deskriptif data
mengenai orang tua subjek penelitian sebesar 75% ayah dari kelompok status
sosial ekonomi tinggi memiliki pendidikan terakhir yakni akademi atau
sarjana dan presentase untuk ibu sebesar 68% dan sisanya berpendidikan
terkahir SMA (data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran).
Faktor eksternal seperti teman sebaya, guru dan lingkungan sekolah
juga memberi pengaruh terhadap perilaku prososial pada remaja. Pada
dasarnya remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi
tinggi memiliki kesempatan untuk masuk ke lingkungan sekolah yang lebih
baik di mana sekolah tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai sebagai pedoman
yang digunakan untuk membentuk karakter yang baik demi kemajuan para
siswanya dan sekolah. Sekolah memiliki program yang dapat dijadikan
sebagai sarana agar anak didik mereka mengalami proses belajar dari kegiatan
yang positif seperti pengabdian masyarakat, kegiatan kerohanian, service
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
learning atau kegiatan sosial lainnya yang dapat membangun kepedulian
remaja terhadap sesama dan lingkungan mereka. Penner, dkk (2005)
mengemukakan bahwa seseorang yang berasal dari status sosial ekonomi
tinggi selalu aktif menjadi anggota dalam suatu kegiatan seperti kegiatan
keagamaan.
Menurut Yusuf (2011), remaja dengan status sosial ekonomi tinggi
cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan
tertentu karena memiliki latar belakang pendidikan dengan reputasi yang
tinggi sehingga mereka berusaha mendapatkan prestasi atau pencapaian
dengan mengikuti berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan diri mereka
agar menjadi lebih baik. Semakin aktif seorang remaja terlibat dalam suatu
kegiatan bersama dengan kelompok teman sebayanya hal tersebut dapat
membantu remaja semakin terlatih beradaptasi dengan lingkungan baru dan
tau bagaimana berinteraksi dengan orang lain, mengontrol tingkah laku sosial,
dan saling bertukar perasaan dan masalah yang sedang dialami (Yusuf, 2011),
sehingga remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi lebih percaya diri
dalam pergaulannya dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan dalam
bertindak, termasuk dalam tindakan prososial.
Terkait dengan faktor dalam diri, suasana hati bisa menjadi penentu
remaja untuk melakukan tindakan prososial. Remaja yang berasal dari status
sosial ekonomi rendah cenderung mudah mengalami banyak tekanan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
masalah-masalah yang sedang dihadapi. Hal tersebut dapat membuat remaja
merasa sedih, khususnya ketika melihat orang tua yang selalu dipusingkan
oleh masalah ekonomi dan bahkan sampai terjadi konflik di dalam keluarga
akan membuat suasana hati remaja menjadi buruk. Suasana hati yang buruk
karena masalah yang dialami remaja menyebabkan remaja lebih terpusat pada
dirinya sendiri, sehingga mengurangi kemungkinan untuk membantu orang
lain. Hal tersebut yang dapat dijadikan alasan mengapa dalam penelitian ini
remaja dari kelompok status sosial ekonomi rendah memiliki intensi prososial
yang lebih rendah.
Selain itu, berdasarkan pengecekan ulang yang dilakukan peneliti
terhadap alat ukur, ditemukan bahwa adanya salah satu aspek perilaku
prososial yaitu aspek berderma yang cenderung mempengaruhi hasil dalam
penelitian ini. Jumlah item pada aspek berderma memiliki proporsi yang
cukup besar pada alat ukur yaitu sebesar 17,5% dibandingkan dengan aspek
berbagi dan kejujuran yang masing-masing hanya 15% dan 12,5%. Hal
tersebut cukup mempengaruhi hasil yang menimbulkan variabilitas yang besar
terhadap perilaku prososial pada remaja dari kelompok status sosial ekonomi
tinggi. Tindakan berderma jelas akan lebih mudah dilakukan oleh remaja dari
kelompok status sosial ekonomi tinggi karena mereka memiliki cukup atau
lebih materi atau barang-barang yang dapat disumbangkan bagi orang yang
membutuhkan. Sehingga remaja dari status sosial ekonomi tinggi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
prososial dalam hal berderma daripada remaja dari status sosial ekonomi
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa
ada perbedaan intensi perilaku prososial ditinjau dari status sosial ekonomi
orang tua. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai p = 0,002 (p < 0,05). Perbedaan
tersebut yaitu remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi dan
menengah memiliki perbedaan intensi perilaku prososial yang signifikan
dibandingkan dengan remaja dari kelompok status sosial ekonomi rendah.
Sedangkan, remaja dari kelompok status sosial ekonomi menengah tidak
memiliki intensi perilaku prososial yang berbeda secara signifikan dengan
remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki kekurangan dan
keterbatasan. Keterbatasan tersebut yaitu peneliti kurang teliti dalam
pembuatan alat ukur. Penetapan proporsi item-item pada tiap aspek
sebelumnya telah diatur menurut pertimbangan berdasarkan teori. Setelah
dilakukan uji coba alat ukur, ternyata beberapa item pada tiap aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mengalami pengguguran dan kemudian proporsi yang dibuat sebelumnya
menjadi berubah. Peneliti tidak meninjau kembali proporsi item pada tiap
aspek tersebut dan hanya meggunakan item-item yang lolos untuk dijadikan
sebagai skala penelitian. Hal tersebut menyebabkan proporsi item pada skala
penelitian mengalami perbedaan dengan skala uji coba karena kurang sesuai
dengan pertimbangan-pertimbangan telah dibuat sebelumnya.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan, maka peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Orang Tua
Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa status sosial ekonomi
memberi dampak pada perilaku prososial remaja. Dampak tersebut
diasumsikan karena adanya perbedaan pemahaman sosial pada remaja di tiap
kelompok status sosial ekonomi yang timbudari gaya pengasuhan orang tua.
Maka dari itu, orang tua perlu memperkuat pemahaman sosial remaja dengan
menghindari model pengasuhan yang kaku dan lebih memberikan
kesempatan untuk berdiskusi dengan remaja untuk membangun empati.
Walaupun orang tua di setiap kelompok status sosial ekonomi pastilah
menghadapi berbagai masalah yang berbeda-beda, tetapi jangan sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
orang tua lupa atau mengabaikan untuk memberi perhatian dan kasih sayang
yang hangat kepada remaja.
2. Bagi Lembaga Pemerintahan
Masalah perekonomian cenderung menjadi sumber masalah yang
berdampak pada interaksi yang terjadi di dalam keluarga. Kesejahteraan
keluarga menjadi sangat tergantung pada keadaan perekonomian keluarga
tersebut. Fokus orang tua menjadi tertuju pada bagaimana mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari dan mengabaikan perhatian mereka kepada
remaja. Saran peneliti bagi lembaga pemerintahan yaitu pemerintah bisa
membantu meringankan beban masyarakat yang tidak mampu dengan
menyediakan lapangan kerja dengan penghasilan yang layak bagi orang-
orang miskin. Jika para orang tua memiliki pekerjaan dengan penghasilan
yang pantas, maka dapat meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga dan
meminimalkan konflik ekonomi yang terjadi di dalam keluarga, sehingga
orang tua lebih fokus dalam mendidik remaja. Remaja mendapat perhatian
secara lebih baik dari orang tua yang nantinya akan berdampak pada sikap
remaja terhadap lingkungan dan orang di sekitarnya. Remaja lebih bisa
bersikap prososial, terhindar dari kasus kriminal, dan kasus kenakalan remaja
dapat berkurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Topik tentang perilaku prososial dan status sosial ekonomi sangat
menarik jika diteliti lebih dalam karena masih banyak hal yang bisa
ditemukan terkait dengan topik tersebut. Peneliti menyarankan peneliti
selanjutnya yang tertarik dengan topik ini mampu melihat lebih mendalam
terkait faktor faktor gaya pengasuhan sebagai salah satu faktor yang
membentuk perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial
ekonomi orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
____________. Statistik Politik dan Keamanan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta 2011. NO KATALOG : 4603001.34. Penerbit : Badan Pusat Statistik
Provinsi D.I.YOGYAKARTA.
Ade, J. (2015). Tindakan Pidana Di Indonesia Masih Tinggi, Ini Penyebabnya.
Diunduh pada 26 November 2015, dari http://www.kompasiana.com.
Ahmadi, H. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Aronson, E., Wilson, T. D. & Akert, R. M. (2005). Social Psychology (ed. Ke-5). New Jerssey : Pearson Education, Inc.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Pskologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baron, R. A. & Byrne, P. (2005). Psikologi Sosial, (ed. Ke- 10, jilid II). Jakarta:
Erlangga.
Berk, L. E. (2012). Development Through The Lifespan: Dari Prenatal Sampai Remaja (Transisi Menjelang Dewasa), ed. Ke- 5 volume 1. Pustaka Pelajar.
Bungin, B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (ed. Ke- 2). Jakarta: Penerbit
Kencana.
Dayakisni & Hudania. (2009). Psikologi Sosial. Malang : UMM Press.
Deny, S. (2016). Cek Daftar Lengkap UMP 2016 di 31 Provinsi. Diunduh pada 25
Januari 2016, dari http://bisnis.liputan6.com/read/2409607/cek-daftar-lengkap-
ump-2016-di-31-provinsi?p=2
Dipl, Gerungan (1987). Psikologi Sosial. Bandung : PT. Eresco.
Dovidio, J. F., Piliavin, J. A., Schroeder, D. A. & Penner, L. A. (2006). The Social
Psychology of Prosocial Behavior. London : Lawrence Erlbaum Associates.
Gilarso (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (ed. Revisi). Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Gerungan, W. A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Penerbit PT. Refika Aitama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Hadi, Sutrisno (2015). Metodologi Riset. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
Honig, A. S. (1990). Social Behavior Updated: A Review of Eisenberg and Mussen’s
The Roots of Prosocial Behavior in Children. Merril-Palmer Quarterly, Vol. 36, No. 4, pp. 581-583.
Horton, P. B. & Hunt, C. L. (1980). Sociology (ed. Ke-5). New York : McGraw-Hill, Inc.
Howe, David (2015). Empati: Makna dan Pentingnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hurlock, E. B. (1967). Adolescent Development. New York: Mc.Graw-Hill.
Irianto, H. A. (2004). Statistik: Konsep Dasar & Aplikasiny. Jakarta: Kencana.
Krevans, J. & Gibbs, J. C. (1996). Parents’ Use of Inductive Discipline: Relations to
Children’s Empathy and Prosocial Behavior. Society for Research in Child Development, 67, 3263-3277.
Kusuma, W. (2015). UMK di DIY Diumumkan, Kota Yogyakarta Tertinggi. Diunduh
pada 5 Desember 2015, dari
http://regional.kompas.com/read/2015/11/02/20310431/UMK.di.DIY.Diumumka
n.Kota.Yogyakarta.Tertinggi
Lan, C. H. (2004). Relationships among socio-economic status, parenting, academic achievement, and self esteem in early and middle adolescence : a longitudinal
study. Retrospective These and Dissertations. Paper 117. Iowa State Univrsity.
Lidwina, E. H. (2015). Dampak Pertumbuhan Penduduk terhadap Peningkatan
Kenakalan Remaja. Diunduh pada 29 September 2015, dari http://www.kompasiana.com/lidwinaeka/dampak-pertumbuhan-penduduk-terhadap-peningkatan-kenakalan-remaja_54f38329745513972b6c7986
Mahmud, M. D. (1990). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Mussen P. H., Conger, J. J., Kagan, J. & Huston, A. C. (1990). Child Development & Personality (ed. Ke- 7). New York : Harper & Row, Publisher, Inc.
Myes, D. G. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Penner, L. A., Dovidio, J. F., Piliavin, J. A. & Schoeder, D. A. (2005). Prosocial Behavior : Multilevel Perspective. Annu. Rev. Psychol. 56:14.1-14.28.
Piff, P. K., Kraus, M. W., Cote, S., Cheng, B. H. & Keltner, D. (2010). Having Less, Givig More : The Inluence of Social Class on Prosocial Behavior . Journal of
Personality and Social Psychology . 5, 771-784.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan Data Terparaktis. Yogyakarta: C.V Andy OFFSet.
Reber, A. S. & Reber, E. S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Penerbit USD.
Santrok, J. W. (2002). Life-Span Development, (ed. Ke-5 jilid I). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Penerbit. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Santrock J. W. (2007). Perkembangan Anak (ed. Ke- 2 jilid 2). Jakarta: Erlangga.
Sarwono, J. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali.
Sarwono, J. (2015). Rumus-Rumus Populer Dalam SPSS 22 untuk Riset Skripsi. Yogyakarta: C.V Andy OFFSet.
Sears, O. D., Freedman, J. L. & Peplau, L. A. (1994). Psikologi Sosial, (ed. Ke- 5
jilid 2). Jakarta: Erlangga.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Penerbit Kencana.
Soekanto, S. (1990). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Staub. (1978). Positive Social Behavior And Morality. New York: Academic Press.
Steinberg, L. (2002). Adolescence, (ed. Ke- 6). New York: Mc.Graw-Hill Education.
Sugiarto. (2012). Kenakalan Remaja Di Indonesia Sudah Sangat Parah. Di unduh
pada 29 September 2015 dari,
http:/www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/07/124082
Sugiyono. (2014). Statistik untuk Penelitian. Bandung Penerbit Alfabet.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologi. Yogyakarta : Penrbit Universitas
Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodolodi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam
Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi Sosial . Jakarta : Rajawali Pers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Utomo, D. (2014). Intensi Perilaku Prososial Anak Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan. Jurnal Online Psikologi Vol. 02, No. O1. Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.
Wentzel, K. R., Filisetti, L. & Looney, L. (2007). Adolescent Prosocial Behavior: The
Role of Self-Processes and Contextual Cues. Child Development, volume 78, number 3, pages 895-910.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh :
Christina Ratna Arum Riry
119114014
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas saya sebagai
mahasiswa, maka saya :
Nama : Christina Ratna Arum Riry
NIM : 119114014
Fakultas : Psikologi
Univrsitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Dengan ini memohon bantuan teman-teman untuk bersdia
meluangkan waktunya dalam rangka mengisi skala yang saya buat.
Skala ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah kuisioner
status sosial ekonomi orangtua yang berisi beberapa pertanyaan.
Sedangkan, bagian yang kedua adalah skala pengukuran psikologis yang
berisi beberapa pernyataan. Teman-teman diminta untuk menjawab
pertanyaan dan merespon pernyataan tersebut. Jawaban dan respon yang
diberikan tersebut akan terjaga kerahasiaannya, sehingga saya sangat
berharap temen-temen mengisis skala ini dengan sejujur-jujurnya sesuai
dengan keadaan teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.
Yogyakarta, November 2015
Christina Ratna Arum Riry
(Peneliti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan kesediaan
saya untuk mengisi skala ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan
secara sukarela mengisi skala ini dangan sejujur-jujurnya demi
mendukung terlasananya penelitian ilmiah yang sedang dilakukan.
Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami
dalam kehidupan sehari-hari saya dan bukan atas pandangan masyarakat
pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat
digunaan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Menyetujui,
Tanda tangan
(Responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PETUNJUK PENGERJAAN KUISIONER
Berikut ini disajikan beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan keadaan orangtua teman-teman. Teman-teman diminta untuk
mengungkapkan kondisi orangtua teman-teman sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
Jawablah setiap pertanyaan yang ada dengan memberikan tanda
silang ( X ) pada pilihan jawaban yang tersedia. Pilihlah jawaban yang
sesuai dengan keadaan orang tua teman-teman saat ini.
1. Apa pendidikan terakhir ayah anda?
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA/SMK
e. Akademik/Perguruan tinggi
2. Apa pendidikan terakhir ibu anda?
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA/SMK
e. Akademik/Perguruan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Apa pekerjaan ayah anda?
a. Tidak bekerja
b. Petani
c. Pedagang
d. Buruh
e. Pengajar
f. Pegawai
g. Wiraswasta
h. Pengusaha
i. Pemimpin suatu instansi pemerintahan / swasta
j. ………………………………………………………………..
k. (jika jawaban tidak sesuai dengan pilihan yang ada, sebutkan
yang lain)
4. Apa pekerjaan ibu anda?
a. Tidak bekerja
b. Petani
c. Pedagang
d. Buruh
e. Pengajar
f. Pegawai
g. Wiraswasta
h. Pengusaha
i. Pemimpin suatu instansi pemerintahan / swasta
l. ………………………………………………………………..
(jika jawaban tidak sesuai dengan pilihan yang ada, sebutkan
yang lain)
5. Berapa penghasilan ayah anda dalam sebulan?
a. < Rp 1.500.000
b. Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000
c. > Rp 3.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
6. Berapa pengasilan ibu anda dalam sebulan ?
a. < Rp 1.500.000
b. Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000
c. > Rp 3.000.000
7. Barang elektronik apa saja yang dimiliki oleh orang tua anda ?
(Jawaban dapat lebih dari satu)
a. Tidak memiliki barang elektronik
b. Radio
c. Televisi
d. Kulkas
e. Mesin cuci
f. Computer
g. Laptop
h. AC
i. Kipas angin
8. Kendaraan pribadi apa saja yang digunakan orang tua anda?
Sebutkan jumlahnya! (Jawaban dapat lebih dari satu)
a. Tidak memiliki kendaraan pribadi
b. Sepeda (…… buah)
c. Sepeda motor (…… buah)
d. Mobil (…… buah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PETUNJUK PENGERJAAN SKALA
Berikut terdapat sejumlah pernyataan dan teman-teman diminta
untuk merespon pernyataan tersebut dengan memberikan tanda silang
(X) pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi
yang temen-temen alami. Pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan
jawaban yang tersedia sebagai berikut :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Contoh :
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya berolah raga setiap hari. X
Jika ingin mengganti jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada
jawaban yang dianggap kurang tepat. Lalu beri tanda silang pada
jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan teman-teman yang
sesungguhnya.
Contoh :
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya berolah raga setiap hari. X X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh sebab itu,
pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili persetujuan teman-
teman terhadap pernyataan yang tersedia.
SELAMAT MENGERJAKAN
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya menyumbangkan uang saya
untuk korban bencana alam
2. Saya akan membantu teman yang
kesusahan ketika suasan hati saya
sedang baik.
3. Saya segera mengembalikan
barang milik teman yang
ketinggalan.
4. Saya pura-pura tidak tahu saat ada
yang menanyakan alamat pada
saya.
5. Saya merasa bosan saat
mendengarkan teman bercerita
tentang masalahnya.
6. Saya akan mengambil uang yang
saya temukan di jalan untuk saya
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No. Pernyataan STS TS S SS
7. Saya berharap ketika menolong
orang, ia akan menceritakan
kebaikan saya kepada orang lain.
8. Saya pura-pura sibuk saat diajak
mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan di daerah tempat
tinggal saya.
9. Saya hanya menceritakan
pengalaman-pengalaman yang
baik saja kepada orang lain.
10. Saya menghindar saat melihat
pengemis yang hendak
menghampiri saya.
11. Saya mengalami kesulitan saat
bekerja bersama degan orang lain.
12. Saya memberikan uang saya untuk
teman yang sedang membutuhkan.
13. Saya belajar secara berkelompok
bersama teman-teman saat akan
menghadapi ujian.
14. Saya hanya akan membantu orang
yang saya kenal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No. Pernyataan STS TS S SS
15. Saya enggan meluangkan waktu
untuk mendengarkan keluh kesah
orang lain.
16. Saya ikut serta saat ada kerja bakti
di tempat tinggal saya.
17. Saat membantu orang tua
membereskan rumah setiap hari.
18. Saya menolak orang yang datang
ke rumah untuk meminta
sumbangan.
19. Saya bersedia melaporkan
tindakan kejahatan yang terjadi di
sekitar saya.
20. Saya bercerita kepada teman
tentang masalah yang sedang saya
alami.
21. Saat ada teman satu kelompok
yang tidak paham mengenai tugas
yang harus dikerjakan, saya akan
memberikan penjelasan agar ia
lebih paham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
No. Pernyataan STS TS S SS
22. Saya akan membantu teman jika
diberi imbalan.
23. Saya membiarkan teman saya
berbuat curang saat ujian karena
bukan urusan saya.
24. Saya akan membantu orang lain,
walaupun saya sedang mengalami
kesusahan.
25. Saya menyalahkan teman-teman
satu kelompok ketika hasil kerja
kelompok buruk.
26. Saya segera mengembalikan
barang yang terjatuh milik orang
lain.
27. Saya enggan memberikan solusi
untuk teman yang sedang
menghadapi masalah.
28. Saya enggan memungut sampah
yang bukan sampah milik saya.
29. Saya bercerita kepada teman
mengenai perasaan yang sedang
saya alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
No. Pernyataan STS TS S SS
30. Saya enggan menyumbangkan
uang saya untuk kegiatan amal.
31. Saya memberi solusi untuk teman
yang sedang menghadapi masalah.
32. Saya akan terus melaju kendaraan
saya saat ada kecelakaan di jalan.
33. Saya lebih baik diam saja ketika
kepanitiaan yang saya ikuti
menghadapi masalah.
34. Saya merasa mendengarkan teman
bercerita hanya akan membuang
waktu saja.
35. Saya hanya akan membantu teman
yang pernah membantu saya.
36. Saya menutup pintu saat ada
pengamen yang menghampiri
rumah saya.
37. Saya enggan membagikan
pengalaman saya kepada orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
No. Pernyataan STS TS S SS
38. Saya sibuk dengan aktifitas saya
sendiri saat ada diskusi kelompok
berlangsung.
39. Saya akan membantu orang lanjut
usia menyeberang jalan, walaupun
saya sedang tergesah-gesah.
40. Saya enggan mencontek saat
mengerjakan ujian.
41. Saya menyumbangkan uang saya
untuk membantu kegiatan
pembangunan tempat ibadah.
42. Saya memberi sedikit uang lebih
saat membeli dagangan penjual
keliling yang sudah tua.
43. Saya enggan mengakui kesalahan
yang saya perbuat karena takut
mendapat hukuman.
44. Saya memberikan tempat duduk
saya untuk orang lanjut usia yang
berdiri di dalam bis umum.
45. Saya mempersiapkan terlebih
dahulu bahan-bahan tugas
kelompok sebelum kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kelompok dilakukan.
46. Saya menyumbangkan barang-
barang bekas untuk kegiatan
sosial.
47. Saya membereskan rumah tanpa
disuruh orang tua.
48. Saya enggan mengembalikan uang
kembalian yang lebih saat
membeli sesuatu.
49. Saya antusias saat mengerjakan
tugas kelompok.
50. Saya pura-pura tidak punya uang
saat ada teman yang
membutuhkan uang karena
terkena musibah.
51. Saya antusias mendengarkan
teman yang sedang bercerita
tentang pengalamnnya
52. Saya membiarkan teman
mengerjakan tugas kelompok
sendirian agar pekerjaan cepat
selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No. Pernyataan STS TS S SS
53. Saya akan meluangkan waktu
untuk teman yang membutuhkan
bantuan saya.
54. Saya merasa tugas akan lebih
ringan jika dikerjakan secara
berkelompok.
55. Saya menyimpan sendiri masalah
yang sedang saya alami.
56. Saya bersedia mendengarkan
teman bercerita saat ia sedang
merasa sedih.
57. Saya membantu orang yang
kesusahan agar saya terlihat baik.
58. Saya terlibat secara aktif bersama
anggota kelompok dalam
menyelesaikan tugas kelompok.
59. Saya hanya akan bercerita
mengenai pengalaman saya
kepada teman-teman dekat saya.
60. Saya segera membantu orang yang
terjatuh di jalan.
61. Saya bersedia mengakui kesalahan
yang telah saya perbuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No. Pernyataan STS TS S SS
62. Saya bersedia meminjamkan
barang saya kepada orang lain.
63. Saya menceritakan pengalaman-
pengalaman saya kepada orang
lain.
64. Saya memberikan bantuan karena
tertarik dengan imbalan yang
ditawarkan.
65. Saya memilih teman-teman yang
pintar untuk menjadi teman satu
kelompok kerja.
66. Saya akan diam saja ketika teman
satu kelompok belum
menyelesaikan tugas bagiannya.
67. Saya bersedia membagi
pengalaman buruk saya agar orang
lain tidak mengalami hal yang
serupa dengan saya.
68. Saya membantu orang yang
mengalami kecelakaan, walaupun
saya akan datang terlambat.
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM SKALA
SKALA UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
RELIABILITAS SKALA SEBELUM SELEKSI ITEM
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 45 100.0
Excludeda 0 .0
Total 45 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.879 68
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 204.8222 195.059 .384 .877
Item2 205.7778 203.631 -.226 .883
item3 204.5333 195.709 .233 .878
Item4 204.6000 191.882 .480 .875
Item5 204.6000 193.427 .415 .876
Item6 204.6444 194.598 .249 .878
Item7 204.6222 192.013 .420 .876
Item8 205.1111 192.283 .394 .876
Item9 204.9111 200.128 -.026 .881
Item10 204.7778 192.040 .451 .876
Item11 204.8444 197.725 .141 .879
Item12 204.8000 194.436 .342 .877
Item13 205.0444 196.953 .124 .880
Item14 205.2000 200.345 -.041 .883
Item15 204.6444 197.871 .116 .879
Item16 205.1111 195.601 .190 .879
Item17 204.8667 197.391 .113 .880
Item18 204.9556 196.907 .139 .879
Item19 204.6889 193.128 .435 .876
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Item20 204.8444 195.362 .213 .879
Item21 204.4000 191.109 .622 .874
Item22 204.4889 189.437 .566 .874
Item23 205.4889 195.528 .171 .879
Item24 204.8222 194.968 .318 .877
Item25 204.6000 191.973 .512 .875
Item26 204.6000 193.973 .350 .877
Item27 204.6222 190.740 .523 .875
Item28 204.8667 195.027 .251 .878
Item29 204.9333 192.700 .333 .877
Item30 204.5778 193.613 .396 .876
Item31 204.6667 193.955 .344 .877
Item32 205.3111 198.083 .083 .880
Item33 204.7333 194.109 .359 .877
Item34 204.5778 195.931 .268 .878
Item35 204.8222 193.786 .367 .877
Item36 205.2667 195.291 .225 .878
Item37 204.8222 198.695 .070 .880
Item38 204.7111 194.528 .387 .877
Item39 204.9778 192.113 .459 .875
Item40 205.0000 196.364 .117 .881
Item41 204.7111 193.801 .493 .876
Item42 204.7333 194.064 .395 .876
Item43 205.0444 193.907 .346 .877
Item44 204.7778 198.631 .050 .881
Item45 204.7556 191.053 .498 .875
Item46 204.7778 197.540 .220 .878
Item47 204.8667 188.891 .490 .874
Item48 204.5778 194.795 .258 .878
Item49 204.9778 192.749 .452 .876
Item50 204.6000 193.973 .378 .877
Item51 204.6667 193.591 .430 .876
Item52 204.6444 192.734 .411 .876
Item53 204.5333 194.345 .406 .876
Item54 204.6000 190.018 .499 .875
Item55 205.3556 193.098 .239 .879
Item56 204.4444 195.980 .272 .878
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Item57 204.9333 195.745 .205 .879
Item58 204.6889 194.174 .445 .876
Item59 205.8444 193.907 .238 .878
Item60 205.0000 192.864 .431 .876
Item61 204.8000 192.845 .414 .876
Item62 204.8222 192.786 .466 .876
Item63 205.0444 194.453 .292 .877
Item64 204.6000 194.291 .308 .877
Item65 205.0000 191.136 .388 .876
Item66 204.6889 198.628 .082 .880
Item67 204.4000 199.655 .001 .881
Item68 204.9778 192.386 .335 .877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 3
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
SKALA PENELITIAN
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh :
Christina Ratna Arum Riry
119114014
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas saya sebagai
mahasiswa, maka saya :
Nama : Christina Ratna Arum Riry
NIM : 119114014
Fakultas : Psikologi
Univrsitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Dengan ini memohon bantuan teman-teman untuk bersdia
meluangkan waktunya dalam rangka mengisi skala yang saya buat.
Skala ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah kuisioner
status sosial ekonomi orangtua yang berisi beberapa pertanyaan.
Sedangkan, bagian yang kedua adalah skala pengukuran psikologis yang
berisi beberapa pernyataan. Teman-teman diminta untuk menjawab
pertanyaan dan merespon pernyataan tersebut. Jawaban dan respon yang
diberikan tersebut akan terjaga kerahasiaannya, sehingga saya sangat
berharap temen-temen mengisis skala ini dengan sejujur-jujurnya sesuai
dengan keadaan teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.
Yogyakarta, November 2015
Christina Ratna Arum Riry
(Peneliti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan kesediaan
saya untuk mengisi skala ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan
secara sukarela mengisi skala ini dangan sejujur-jujurnya demi
mendukung terlasananya penelitian ilmiah yang sedang dilakukan.
Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami
dalam kehidupan sehari-hari saya dan bukan atas pandangan masyarakat
pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat
digunaan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Menyetujui,
Tanda tangan
(Responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PETUNJUK PENGERJAAN KUISIONER
Berikut ini disajikan beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan keadaan orangtua teman-teman. Teman-teman diminta untuk
mengungkapkan kondisi orangtua teman-teman sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
Jawablah setiap pertanyaan yang ada dengan memberikan tanda
silang ( X ) pada pilihan jawaban yang tersedia. Pilihlah jawaban yang
sesuai dengan keadaan orang tua teman-teman saat ini.
1. Apa pendidikan terakhir ayah anda?
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA/SMK
e. Akademik/Perguruan tinggi
2. Apa pendidikan terakhir ibu anda?
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA/SMK
e. Akademik/Perguruan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
3. Apa pekerjaan ayah anda?
a. Tidak bekerja
b. Petani
c. Pedagang
d. Buruh
e. Pengajar
f. Pegawai
g. Wiraswasta
h. Pengusaha
i. Pemimpin suatu instansi pemerintahan / swasta
j. ………………………………………………………………..
k. (jika jawaban tidak sesuai dengan pilihan yang ada, sebutkan
yang lain)
4. Apa pekerjaan ibu anda?
a. Tidak bekerja
b. Petani
Pedagang
c. Buruh
d. Pengajar
e. Pegawai
f. Wiraswasta
g. Pengusaha
h. Pemimpin suatu instansi pemerintahan / swasta
i. ………………………………………………………………..
(jika jawaban tidak sesuai dengan pilihan yang ada, sebutkan
yang lain)
5. Berapa penghasilan ayah anda dalam sebulan?
a. < Rp 1.500.000;
b. Rp 1.500.000; – Rp 3.000.000;
c. > Rp 3.000.000;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
6. Berapa pengasilan ibu anda dalam sebulan ?
a. < Rp 1.500.000;
b. Rp 1.500.000; – Rp 3.000.000;
c. > Rp 3.000.000;
7. Barang elektronik apa saja yang dimiliki oleh orang tua anda ?
(Jawaban dapat lebih dari satu)
a. Tidak memiliki barang elektronik
b. Radio
c. Televisi
d. Kulkas
e. Mesin cuci
f. Computer
g. Laptop
h. AC
i. Kipas angin
8. Kendaraan pribadi apa saja yang digunakan orang tua anda?
Sebutkan jumlahnya! (Jawaban dapat lebih dari satu)
a. Tidak memiliki kendaraan pribadi
b. Sepeda (…… buah)
c. Sepeda motor (…… buah)
d. Mobil (…… buah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PETUNJUK PENGERJAAN SKALA
Berikut terdapat sejumlah pernyataan dan teman-teman diminta
untuk merespon pernyataan tersebut dengan memberikan tanda silang
(X) pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi
yang temen-temen alami. Pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan
jawaban yang tersedia sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh :
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya berolah raga setiap hari. X
Jika ingin mengganti jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada
jawaban yang dianggap kurang tepat. Lalu beri tanda silang pada
jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan teman-teman yang
sesungguhnya.
Contoh :
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya berolah raga setiap hari. X X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh sebab itu,
pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili persetujuan teman-
teman terhadap pernyataan yang tersedia.
SELAMAT MENGERJAKAN
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya menyumbangkan uang saya
untuk korban bencana alam
2. Saya pura-pura tidak tahu saat
ada yang menanyakan alamat
pada saya.
3. Saya merasa bosan saat
mendengarkan teman bercerita
tentang masalahnya.
4. Saya berharap ketika menolong
orang, ia akan menceritakan
kebaikan saya kepada orang lain.
5. Saya pura-pura sibuk saat diajak
mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan di daerah
tempat tinggal saya.
6. Saya menghindar saat melihat
pengemis yang hendak
menghampiri saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No. Pernyataan SS S TS STS
7. Saya memberikan uang saya
untuk teman yang sedang
membutuhkan.
8. Saya bersedia melaporkan
tindakan kejahatan yang terjadi
di sekitar saya.
9. Saat ada teman satu kelompok
yang tidak paham mengenai
tugas yang harus dikerjakan,
saya akan memberikan
penjelasan agar ia lebih paham.
10. Saya akan membantu teman jika
diberi imbalan.
11. Saya akan membantu orang lain,
walaupun saya sedang
mengalami kesusahan.
12. Saya menyalahkan teman-teman
satu kelompok ketika hasil kerja
kelompok buruk.
13. Saya segera mengembalikan
barang yang terjatuh milik orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No. Pernyataan SS S TS STS
15. Saya enggan menyumbangkan
uang saya untuk kegiatan amal.
16. Saya memberi solusi untuk
teman yang sedang menghadapi
masalah.
17. Saya lebih baik diam saja ketika
kepanitiaan yang saya ikuti
menghadapi masalah.
18. Saya merasa mendengarkan
teman bercerita hanya akan
membuang waktu saja.
19. Saya hanya akan membantu
teman yang pernah membantu
saya.
20. Saya sibuk dengan aktifitas saya
sendiri saat ada diskusi
kelompok berlangsung.
21. Saya akan membantu orang
lanjut usia menyeberang jalan,
walaupun saya sedang tergesah-
gesah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No. Pernyataan SS S TS STS
22. Saya menyumbangkan uang saya
untuk membantu kegiatan
pembangunan tempat ibadah.
23. Saya memberi sedikit uang lebih
saat membeli dagangan penjual
keliling yang sudah tua.
24. Saya enggan mengakui kesalahan
yang saya perbuat karena takut
mendapat hukuman.
25. Saya mempersiapkan terlebih
dahulu bahan-bahan tugas
kelompok sebelum kerja
kelompok dilakukan.
26. Saya membereskan rumah tanpa
disuruh orang tua.
27. Saya antusias saat mengerjakan
tugas kelompok.
28. Saya pura-pura tidak punya uang
saat ada teman yang
membutuhkan uang karena
terkena musibah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No. Pernyataan SS S TS STS
29. Saya antusias mendengarkan
teman yang sedang bercerita
tentang pengalamnnya
30. Saya membiarkan teman
mengerjakan tugas kelompok
sendirian agar pekerjaan cepat
selesai.
31. Saya akan meluangkan waktu
untuk teman yang membutuhkan
bantuan saya.
32. Saya merasa tugas akan lebih
ringan jika dikerjakan secara
berkelompok.
33. Saya bersedia mendengarkan
teman bercerita saat ia sedang
merasa sedih.
34. Saya terlibat secara aktif bersama
anggota kelompok dalam
menyelesaikan tugas kelompok.
35. Saya segera membantu orang yang
terjatuh di jalan.
36. Saya bersedia mengakui kesalahan
yang telah saya perbuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
37. Saya bersedia meminjamkan
barang saya kepada orang lain.
38. Saya memberikan bantuan karena
tertarik dengan imbalan yang
ditawarkan.
39. Saya memilih teman-teman yang
pintar untuk menjadi teman satu
kelompok kerja.
40. Saya membantu orang yang
mengalami kecelakaan, walaupun
saya akan datang terlambat.
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 4
RELIABILITAS SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
RELIABILITAS SKALA SETELAH SELEKSI ITEM
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 45 100.0
Excludeda 0 .0
Total 45 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.908 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 123.4000 115.427 .368 .906
Item4 123.1778 113.559 .419 .906
Item5 123.1778 114.513 .370 .906
Item7 123.2000 113.118 .404 .906
Item8 123.6889 113.628 .356 .907
Item10 123.3556 113.462 .409 .906
Item12 123.3778 115.059 .318 .907
Item19 123.2667 113.382 .470 .905
Item21 122.9778 111.977 .648 .903
Item22 123.0667 111.109 .553 .904
Item24 123.4000 115.291 .309 .907
Item25 123.1778 112.240 .570 .904
Item26 123.1778 114.559 .338 .907
Item27 123.2000 112.436 .484 .905
Item30 123.1556 114.453 .369 .906
Item31 123.2444 113.371 .426 .906
Item33 123.3111 113.992 .404 .906
Item34 123.1556 115.453 .312 .907
Item35 123.4000 113.336 .445 .905
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Item38 123.2889 114.483 .423 .906
Item39 123.5556 112.889 .467 .905
Item41 123.2889 114.028 .524 .905
Item42 123.3111 115.219 .329 .907
Item43 123.6222 114.559 .330 .907
Item45 123.3333 112.318 .487 .905
Item47 123.4444 110.525 .487 .905
Item49 123.5556 113.707 .433 .905
Item50 123.1778 113.468 .462 .905
Item51 123.2444 113.643 .476 .905
Item52 123.2222 113.222 .430 .905
Item53 123.1111 114.556 .422 .906
Item54 123.1778 110.922 .530 .904
Item56 123.0222 115.340 .331 .907
Item58 123.2667 114.609 .444 .905
Item60 123.5778 113.204 .462 .905
Item61 123.3778 113.968 .380 .906
Item62 123.4000 112.927 .519 .904
Item64 123.1778 113.968 .359 .906
Item65 123.5778 111.022 .462 .905
Item68 123.5556 112.980 .345 .907
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN 5
DESKRIPTIF DATA BERDASARKAN KELOMPOK
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
A. Status Pendidikan Pendidikan Oran Tua Subjek Penelitian
Status SSE Rendah SSE Menengah SSE Tinggi
Ayah Ibu Ayah Ibu Ayah Ibu
Tidak Sekolah - 2 (3%) - - - -
SD 16 (22%) 17 (23%) 2 (3%) 3 (5%) - -
SMP 9 (12%) 19 (26%) 7 (11%) 7 (11%) - -
SMA 42 (58%) 27 (37%) 26 (41%) 24 (38%) 18 (25%) 23 (32%)
Akademi/Sarjana 6 (8%) 8 (11%) 28 (45%) 29 (46%) 53 (75%) 48 (68%)
TOTAL 73 (100%) 63 (100%) 71 100%)
B. Status Pekejaan Orang Tua Subjek Penelitian
Status SSE Rendah SSE Menengah SSE Tinggi
Ayah Ibu Ayah Ibu Ayah Ibu
Tidak Bekerja 11 (15%) 27 (37%) 4 (6%) 23 (37%) 1 (1%) 29 ( 41%)
Buruh 32 (44%) 19 (26%) 8 (13%) 4 (6%) 1 (1%) -
Petani 5 (7%) 3 (4%) 4 (6%) 1 (2%) 1 (1%) -
Pedagang 1 (1%) 13 (18%) 1 (2%) 2 (3%) - 1 (1%)
Wiraswasta 16 (22%) 5 (7%) 16 (25%) 4 (6%) 16 (23%) 9 (13%)
Pengajar 1 (1%) 3 (4%) 3 (5%) 10 (16%) 11 (16%) 13 (18%)
Pegawai 5 (7%) 3 (4%) 24 (38%) 18 (29%) 31 (44%) 16 (23%)
Supir 2 (3%) - - - -
PNS - - 1 (2%) 3 (5%) 2 (3%)
POLRI - - - 1 (1%) -
Pelayaran - - - 1 (1%) -
Chef - - - 1 (1%) -
Teknisi - - - 1 (1%) -
Pemimpin Instansi - - 2 (3%) 1 (1%) 3 (5%) 1 (1%)
73 (100%) 63 (100%) 71 100%)
C. Penghasilan Orang Tua Subjek Penelitian
Penghasilan SSE Rendah SSE Menengah SSE Tinggi
Ayah Ibu Ayah Ibu Ayah Ibu
< Rp 1.500.000; 73 (100%)
67 (92%) 1 (2%) 31 (50%) - 27 (38%)
Rp 1.500.000 –
Rp 3.000.00 - 5 (7%) 62 (98%) 16 (25%) - 7 (10%)
> Rp 3.000.000; - 1 (1%) - 16 (25%)
71 (100%)
37 (52%)
TOTAL 73 (100%) 63 (100%) 71 (100%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 6
HASIL PENELITIAN :
Hasil Uji Normalitas , Hasil Uji Homogenitas, dan Hasil Uji ANOVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
A. UJI NORMALITAS INTENSI PERILAKU PROSOSIAL
Tests of Normality
SES
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Prososial Rendah .063 73 .200* .980 73 .283
Menengah .052 63 .200* .990 63 .881
Tinggi .075 71 .200* .985 71 .585
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
B. HASIL UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances
Prososial
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.054 2 204 .131
C. HASIL UJI ANOVA
ANOVA
Prososial
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1672.324 2 836.162 6.617 .002
Within Groups 25779.106 204 126.368
Total 27451.430 206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Prososial
(I) SES (J) SES
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
LSD Rendah Menengah -5.05262* 1.93311 .010 -8.8641 -1.2412
Tinggi -6.50511* 1.87374 .001 -10.1995 -2.8107
Menengah Rendah 5.05262* 1.93311 .010 1.2412 8.8641
Tinggi -1.45249 1.94568 .456 -5.2887 2.3837
Tinggi Rendah 6.50511* 1.87374 .001 2.8107 10.1995
Menengah 1.45249 1.94568 .456 -2.3837 5.2887
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI