PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN … · PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN...

15
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh: NOVITA WIJAYANTI 202013030 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN … · PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN...

  • PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

    MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA

    KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

    JURNAL

    Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

    Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

    Oleh:

    NOVITA WIJAYANTI

    202013030

    PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2017

  • 1

    PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

    MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA

    KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

    Program Studi S1 Pendidikan Matematika

    Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

    Universitas Kristen Satya Wacana

    [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika dengan

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan

    Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas X SMA Kristen Satya Wacana.

    Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sampel dalam

    penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu X IPS 1 menggunakan model NHT (Numbered

    Heads Together) dengan jumlah siswa 23 orang, dan kelas X IPS 2 menggunakan model TAI

    (Team Assisted Individualization) dengan jumlah siswa 24 siswa. Hasil analisis data

    menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model NHT (Numbered Heads

    Together) = 87,80 dengan nilai standar deviasi (SD) = 10,95 lebih tinggi daripada nilai rata-

    rata hasil belajar siswa menggunakan model TAI (Team Assisted Individualization) = 84,97

    dengan nilai standar deviasi (SD) = 10,45. Hasil hipotesis dengan menggunakan uji Mann

    Whitney U dengan taraf kesukaran α = 0,05 diperoleh nilai signifikan < 0,05 diperoleh hasil

    0,032 < 0,05, sehingga dalam penelitian ini hipotesis nihil di tolak dan hipotesis diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

    matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

    Heads Together) dan TAI (Team Assisted Individualization) pada siswa kelas X Sma Kristen

    Satya Wacana Salatiga.

    Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads

    Together) , Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization).

    PENDAHULUAN

    Pembelajaran merupakan

    serangkaian kegiatan yang diracang untuk

    memungkinkan terjadinya proses belajar

    pada siswa ( Winataputra, 2007: 119).

    Kegiatan belajar merupakan inti dalam

    proses pembelajaran. Segala sesuatu yang

    telah direncanakan akan dilaksanakan

    dalam proses pembelajaran. Dalam

    kegiatan pembelajaran akan melibatkan

    semua komponen pembelajaran dan

    kegiatan pembelajaran akan menentukan

    sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan

    berhasil ( Djamarah dan Aswan, 1997:51).

    Keberhasilan suatu proses

    pembelajaran dapat dilihat melalui hasil

    mailto:[email protected]

  • 2

    belajar siswa. Hamalik (2002) menyatakan

    hasil belajar dapat diartikan sebagai

    tingkat keberhasilan siswa dalam

    mempelajari materi pelajaran disekolah,

    yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

    diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

    materi pelajaran tertentu. Proses

    pembelajaran di sekolah pada umumnya

    menggunakan model pembelajaran yang

    diharapkan mampu meningkatkan hasil

    belajar siswa. Diantara model

    pembelajaran yang dapat dijadikan

    alternatif untuk mencapai harapan

    tersebutmodel pembelajaran kooperatif.

    Model pembelajaran kooperatif

    merupakan suatu pendekatan yang dapat

    dipergunakan untuk mengatasi

    permasalahan yang terjadi pada

    pembelajaran matematika. Model

    pembelajaran kooperatif terdiri dari

    beberapa tipe, dua diantaranya adalah tipe

    Number Head Together (NHT) dan tipe

    Team Assisted Individualization (TAI).

    Model pembelajaran NHT dan TAI dipilih

    karena model pembelajaran ini

    memungkinkan siswa lebih aktif dan

    bertanggung jawab dalam memahami

    materi pelajaran matematika baik secara

    kelompok maupun individu.

    Number heads together (NHT) atau

    penomoran berpikir bersama atau lebih

    dikenal dengan kepala bernomor yang

    dikembangkan Spencer Kagan (dalam

    Ibrahim, 2000:28) merupakan salah satu

    tipe pembelajaran kooperatif yang

    menekankan pada struktur khusus yang

    dirancang untuk mempengaruhi pola

    interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk

    meningkatkan penguasaan akademik.Tipe

    ini dirancang untuk mempengaruhi pola

    interaksi siswa dan sebagai alternatif

    terhadap struktur kelas tradisional.

    Metode NHT memilki ciri khas guru

    memberi nomor dan hanya menunjuk

    seseorang siswa yang mewakili

    kelompoknya. Dalam menujuk siswa

    tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih

    dahulu siapa yang akan mewakili

    kelompok. Cara tersebut akan menjamin

    keterlibatan total semua siswa dan

    merupakan upaya yang sangat baik untuk

    meningkatkan tanggung jawab individual

    dalam diskusi kelompok.

    Team Assisted Individualization

    (TAI) merupakan model pembelajaran

    yang membentuk kelompok kecil yang

    heterogen dengan latar belakang yang

    berbeda untuk saling membantu terhadap

    siswa yang lain yang membutuhkan

    bantuan (Suyitno dalam Mufadilah, 2011).

    Model ini menerapkan bimbingan antar

    teman yaitu siswa yang pandai

    bertanggung jawab terhadap siswa yang

    lemah. Disamping itu dapat meningkatkan

    partisipasi siswa dalam kelompok kecil.

    Siswa yang pandai dapat mengembangkan

    kemampuan dan ketrampilannya,

    sedangkan siswa yang lemah dapat

    terbantu menyelesaikan permasalahan

    yang dihadapi. Proses pembelajaran

    dengan model pembelajaran kooperatif

    tipe TAI para siswa belajar pada tingkat

    kemampuan mereka sendiri-sendiri, jadi

    apabila mereka tidak memenuhi syarat

    kemampuan tertentu mereka dapat

    membangun dasar yang kuat sebelum

    melangkah ketahap berikutnya. Jadi dapat

    dikatakan pembelajaran TAI adalah

    gabungan dari model pembelajaran

    kooperatif dan individu, karena

    menekankan pada kemampuan individual.

    Pembelajaran kooperatif tipe NHT dan

    TAI pernah diteliti oleh beberapa peneliti

    sebelumnya yaitu Dwi, Iswahyudi , dan

  • 3

    Martyana (2014) yang menyatakan bahwa

    terdapat perbedaan prestasi belajar siswa

    menggunakan model kooperatif tipe NHT

    dan TAI. Berdasarkan hasil analisis yang

    telah dilakukan didapatkan hasil Model

    pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih

    baik dari model pembelajaran kooperatif

    tipe TAI.Penelitian lain juga dilakukan

    oleh Bhusry, Megahati dan Vivi(2014)

    melakukan penelitian mengenai model

    kooperatif tipe NHT dan TAI. Hasil

    analisis yang telah dilakukan Bhusry,

    Megahati dan Vivi yang menyimpulkan

    bahwa penggunaan kedua model

    pembelajaran menghasilkan hasil

    pembelajaran yang sama, dimana tidak

    terdapat perbedaan hasil belajar siswa

    yang diajarkan dengan menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe NHT

    dan TAI.

    Berdasarkan uraian diatas, dapat

    ditarik suatu kesimpulan bahwa diperlukan

    penelitian mengenai perbedaan hasil

    belajar antara model pembelajaran NHT

    dan TAI pada siswa kelas X SMA Kristen

    Satya Wacana Salatiga.

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah penelitian

    eksperimen, yaitu jenis quasi experimental

    design. Penelitian ini dilakukan di SMA

    Kristen Satya Wacana Salatiga. Populasi

    dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

    kelas X SMA Kristen Satya Wacana

    Salatiga semester 1 Tahun Ajaran

    2016/2017. Sampel yang terpilih adalah

    siswa kelas X IPS 1 sebagai kelas

    eksperimen yang diberi perlakuan metode

    NHT dan kelas X IPS 2 sebagai kelas

    kontrol yang diberi perlakuan metode TAI.

    Pengambilan sampel dilakukan secara

    cluster random sampling. Terdapat dua

    variabel dalam penelitian ini yaitu variabel

    bebas dan variabel terikat. Variabel bebas

    dalam penelitian ini adalah model

    pembelajaran NHT dan TAI, sedangkan

    variabel terikat pada penelitian ini adalah

    hasil belajar.

    Design penelitian yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah randomaized

    control group pretest-posttest design

    (Budiyono, 2003:93).Desain penelitian

    digambarkan pada Tabel 3.4.

    Tabel 3.4

    Desain Penelitian

    Group Pre-

    Test

    Perlakuan Post-

    Test

    Kelas

    Eksperimen

    (R)

    T1 X1 T2

    Kelas

    Kontrol (R)

    T1 X2 T2

    Keterangan:

    R : Kelas eksperimen dan kelas

    pembanding diambil secara random

    T1: Kondisi awal kelas eksperimen dan

    kelas pembanding sebelum diberi

    perlakuan

    T2: Kondisi akhir kelas eksperimen dan

    kelas pembanding sesudah diberi

    perlakuan

    X1 : Perlakuan pembelajaran dengan

    model pembelajaran kooperatif

    tipe Number Heads Together

    (NHT)

  • 4

    X2 : Perlakuan pembelajaran dengan

    model pembelajaran kooperatif

    tipe Team Assisted

    Individualitation (TAI).

    Teknik pengumpulan data dalam

    penelitian ini menggunakan : 1) Observasi

    digunakan untuk mendapatkan data

    tentang pencapaian guru dalam

    memberikan perlakuan didalam kelas,

    sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran

    benar-benar sesuai dengan kondisi proses

    yang diharapkan, 2) Tes digunakan untuk

    mengetahui hasil belajar siswa yang

    digunakan untuk mengukur pencapaian

    siswa sebelum diberi perlakuan dengan

    pretest dan juga setelah diberi perlakuan

    dengan posttest. 3) Dokumentasi

    digunakan untuk mengumpulkan data

    kemampuan awal siswa.

    Instrumen pengumpulan data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah

    lembar observasi dan tes (Pretest dan

    Posttes). Instrumen yang digunakan dalam

    penelitian ini terdapat dua macam lembar

    observasi, yaitu lembar observasi aktivitas

    guru dan siswa untuk kelas eksperimen

    dan kelas kontol. Sedangkan Data Pretest

    dan Posttest yang akan diuji terdiri dari 15

    soal pilihan ganda.

    Uji instrumen dalam penelitian ini

    adalah validitas soal. Instumen tes hasil

    belajar berupa tes pilihan ganda yang

    terdiri dari 15 butir soal. Sebelum

    digunakan sebagai instrumen dalam

    pengambilan data, instrumen pretest dan

    posttest terlebih dahulu dilakukan validasi

    isi melalui experts judgement yaitu

    penilaian yang dilakukan oleh para ahli.

    Validasi isi instrumen tes hasil belajar

    pada penelitian ini dilakukan oleh dua ahli,

    yaitu Prof. Drs. Sutriyono, M.Sc, Ph.D

    selaku dosen matematika serta suwidya

    yakub, S.Pd selaku guru matematika SMA

    Kristen Satya Wacana.

    Teknik analisis data dalam penelitian

    ini menggunakan analisis deskritif dan

    analisis inferensial. Pengujian deskriptif

    dalam penelitian ini untuk mengetahui

    nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai

    minimum, standart deviasi, serta untuk

    mendeskripsikan selama proses

    pembelajaran. Sedangkan pengujian

    inferensial dalam penelitian ini dengan

    menggunakan uji normalitas, uji

    homogenitas, uji Independent Sample T-

    Test dan uji Mann-Whitneydengan bantuan

    SPSS 22.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Data yang diperoleh dalam

    penelitian ini adalah hasil belajar siswa

    yaitu nilai pretest yang di ujikan sebelum

    dilakukan proses pembelajaran pada kedua

    kelompok sampel ( X IPS 1 sebagai kelas

    eksperimen dan X IPS 2 sebagai kelas

    kontrol) dan posttes yang diujikan setelah

    dilakukan proses pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran

    kooperatif tipe Numbered Head Together

  • 5

    (NHT) pada kelas eksperimen dan model

    Team Assisted Individualization (TAI)

    pada kelas kontrol pada materi Fungsi

    invers kelas X SMA Kristen Satya

    Wacana, Tahun ajaran 2016/2017.Pretes

    dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

    kemampuan awal siswa dari masing-

    masing sampel sebelum materi diajarkan,

    dan postes dilakukan dengan tujuan untuk

    melihat hasil belajar masing-masing

    sampel setelah diberiperlakuan.

    Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

    hasil belajar pretest siswa SMA Kristen

    Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 1 yang

    akan digunakan sebagai kelas eksperimen

    dapat dilihat bahwa dari 23 subjek

    penelitian nilai terendah 20 dan nilai

    tertinggi 67. Rata-rata hasil belajar siswa

    40,63 yang berada dalam kategori rendah

    dengan standart deviasi 13,41. Sedangkan

    Hasil belajar pretes siswa SMA Kristen

    Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 2 yang

    akan digunakan sebagai kelas kontrol

    dapat dilihat bahwa dari 24 subjek

    penelitian, nilai terendah 20 dan nilai

    tertitnggi 67. Rata-rata hasil belajar siswa

    43,58 yang berada dalam kategori rendah

    dengan standart deviasi 14,43.

    Uji analisis data tahap awal data

    pretest dalam penelitian ini meliputi uji

    normalitas dan uji homogenitas. Hasil

    analisis uji normalitas data pretestdapat

    dilihat pada Tabel 4.5

    Tabel 4.5

    Hasil Analisis Uji Normalitas

    kelas X IPS 1 dan X IPS 2

    Berdasarkan Tabel 4.5 perhitungan

    uji normalitas kemampuan awal siswa

    maka diperoleh bahwa kelas

    eksperimen memilki nilai signifikansi

    0,057 dan kelas kontrol memiliki nilai

    signifikansi 0,099 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa kedua kelas

    masing-masing berasal dari populasi

    berdistribusi normal sehingga dapat

    dilakukan uji selanjutnya, yaitu uji

    homogenitas dan uji perbedaan.

    Uji homogenitas dalam penelitian

    ini menggunakan uji Independent Sampel

    T-test, Hasil uji homogenitas menunjukkan

    bahwa taraf signifikan antara kelas

    eksperimen dan kelas kontrol sebesar

    0,471 (lebih dari 0,05), sehingga dapat

    disimpulkan bahwa kedua kelompok

    Tests of Normality

    Kelas

    Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig.

    Kelas

    Eksperimen ,917 23 ,057

    Kelas

    Kontrol ,930 24 ,099

    a. Lilliefors Significance Correction

  • 6

    tersebut berasal dari populasi dengan

    varians yang sama (homogen).

    Berdasarkan hasil uji homogen

    tersebut, maka uji beda rerata yang

    digunakan adalah tipe Equal variances

    assumed. Hasil dari uji ini menghasilkan

    nilai signifikan 0,578 (lebih dari 0,05) oleh

    karena itu dapat disimpulkan bahwa kedua

    kelompok sampel memiliki kemampuan

    awal yang sama atau seimbang.

    Analisis data tahap akhir pada

    penelitian ini sama dengan analisis yang

    dilakukan pada tahap awal. Analisis data

    tahap akhir ini dilakukan untuk

    menganalisis data hasil posttest.

    Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

    hasil belajar posttest siswa SMA Kristen

    Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 1 yang

    digunakan sebagai kelas eksperimen dapat

    dilihat bahwa dari 23 subjek penelitian

    nilai terendah 73,3 dan nilai tertinggi 100.

    Rata-rata hasil belajar siswa 87,80 dengan

    standart deviasi 10,95.

    Sedangkan Hasil belajar posttest

    siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

    kelas X IPS 2 yang digunakan sebagai

    kelas kontrol dapat dilihat bahwa dari 24

    subjek penelitian, nilai terendah 73,3 dan

    nilai tertinggi 100. Rata-rata hasil belajar

    siswa 84,97 dengan standart deviasi 10,45.

    Uji prasyarat tahap akhir data

    posttest dalam penelitian ini meliputi uji

    normalitas danuji banding dua sampel

    dilakukan terhadap data akhir dengan

    menggunakan statistik non parametrik

    yaitu uji perbedaan Mann-Whitney U.

    Hasil analisis uji normalitas data posttest

    dapat dilihat pada Tabel 4.10

    Tabel 4.10

    Hasil Analisis Uji Normalitas

    kelas X IPS 1 dan X IPS 2

    Berdasarkan Tabel 4.10

    perhitungan uji normalitas kemampuan

    akhir siswa maka diperoleh bahwa kelas

    eksperimen memiliki nilai signifikansi

    0,001 dan kelas kontrol memilki nilai

    signifikansi 0,000 karena nilai signifikan

    dari kedua kelas tersebut < 0,005 maka

    data tersebut berdistribusi tidak normal.

    Hal tersebut menunjukkan bahwa data

    nilai posttes dari kedua kelas masing –

    masing berdistribusi tidak normal. Jika

    populasi tidak berdistribusi normal ,

    dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U

    dan tidak perlu melakukan uji

    homogenitas. Uji Mann-Whitney

    Tests of Normality

    Kelas

    Shapiro-Wilk

    Statistic Df Sig.

    Hasil

    Belajar

    Kelas

    Eksperi

    men

    ,829 23 ,001

    Kelas

    Kontrol ,758 24 ,000

    a. Lilliefors Significance Correction

  • 7

    mensyaratkan bahwa data harus berbentuk

    ordinal. Bila data berbentuk interval, maka

    perlu diubah dulu ke dalam data ordinal

    (Sugiyono, 2012:153). Oleh karena itu

    data hasil belajar ditransformasikan ke

    dalam data ordinal dengan menentukan

    peringkat (rangking). Data rangking

    tersebutlah yang digunakan dalam uji

    Mann-Whitney. Penentuan peringkat

    diurutkan dari data terkecil (skor hasil

    belajar terkecil mendapat peringkat

    pertama) analisis data peringkat dapat

    dilihat pada Tabel 4.11 sedangkan hasil uji

    Mann-Whitney U kedua kelas tersebut

    dapat dilihat pada Tabel 4.12.

    Tabel 4.11

    Analisis Peringkat Kondisi Akhir

    Tabel 4.12

    Hasil Uji Mann-Whitney U

    Test Statisticsa

    Hasil Belajar

    Mann-Whitney U 179,000

    Wilcoxon W 479,000

    Z -2,145

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,032

    a. Grouping Variable: kelas

    Ranks

    Kelas N

    Mean

    Rank

    Sum of

    Ranks

    Hasil

    Belajar

    Kelas

    eksperimen 23 28,22 649,00

    Kelas

    kontrol 24 19,96 479,00

    Total 47

  • 8

    Berdasarkan hasil uji Mann-

    Whitney U pada Tabel 4.12 dapat

    dilihat bahwa pada kolom Asymp.Sig

    (2-tailed) menghasilkan nilai

    signifikansi 0,032 (kurang dari 0,05),

    dapat diartikan bahwa terdapat

    perbedaan yang signifikan antara hasil

    belajar siswa kelas eksperimen dan

    kelas kontrol dan karena rata-rata nilai

    hasil belajar siswa pada kelas

    eksperimen (87,80) lebih tinggi

    daripada siswa kelas kontrol (84,97)

    maka dapat disimpulkan bahwa

    terdapat perbedaan hasil belajar

    matematika antara hasil belajar yang

    dikenakan model pembelajaran

    kooperatif tipe NHT (Numbered Head

    Together) dan TAI (Teams Assisted

    Individualization) dimana hasil belajar

    siswa yang dikenai model

    pembelajaran kooperatif tipe ) NHT

    (Numbered Head Together) lebih baik

    dibanding dengan siswa yang dikenai

    model pembelajaran kooperatif tipe

    TAI (Teams Assisted

    Individualization bagi siswa kelas X

    IPS SMA Kristen Satya Wacana

    Salatiga.

    Proses pembelajaran pada

    kelompok eksperimen yang

    menggunakan model pembelajaran

    kooperatif tipe NHT (Numbered Head

    Together). yaitu dengan membagi

    siswa dalam kelompok kecil yang

    beranggotakan 5 orang dengan

    memberi penomoran dan pemanfaatan

    buku paket atau rangkuman materi.

    Guru akan memanggil satu nomor

    secara acak untuk menjawab

    pertanyaan yang sudah diberikan,

    dalam hal ini dapat dilihat bahwa

    setiap anggota kelompok bertanggung

    jawab pada nilainya sendiri. Cara ini

    dapat menjamin keterlibatan total

    seluruh siswa dan upaya yang sangat

    baik untuk meningkatkan tanggung

    jawab individual dalam diskusi

    kelompok. Sedangkan Proses

    pembelajaran pada kelompok kontrol

    yang menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe TAI

    (Teams Assisted Individualization)

    yang pada pelaksanaannya siswa

    dibagi ke dalam kelompok-kelompok

    kecil yang heterogen. Salah satu poin

    penting yang harus diperhatikan dalam

    membentuk kelompok yang heterogen

    disini adalah kemampuan akademik

    siswa. Masing-masing kelompok

    beranggotakan 5 orang siswa dengan

    kemampuan yang berbeda-beda baik

    tingkat kemampuan (tinggi,sedang,dan

    rendah). Penerapan model

    pembelajaran kooperatif tipe TAI

    (Teams Assisted Individualization)

    lebih menekankan pada penghargaan

    kelompok, pertanggung jawaban

  • 9

    individu dan memperoleh kesempatan

    yang sama untuk berbagi hasil pada

    setiap anggota kelompok.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian

    dan pembahasan maka dapat

    disimpulkan bahwa terdapat

    perbedaan hasil belajar matematika

    yang signifikan antara siswa yang

    diajar menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe NHT

    (Numbered Head Together) dan TAI

    (Teams Assisted Individualization)

    pada materi fungsi invers kelas X

    SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.

    Kelas yang diajar menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe

    NHT (Numbered Head Together)

    memilki rata-rata hasil belajar 87,80

    lebih tinggi dari pada model

    pembelajaran kooperatif tipe TAI

    (Teams Assisted Individualization)

    yang hanya 84,97. Hal ini

    menunjukkan bahwa hasil belajar

    siswa dengan model pembelajaran

    kooperatif tipe NHT (Numbered Head

    Together) lebih baik dari pada hasil

    belajar siswa dengan model

    pembelajaran kooperatif tipe TAI

    (Teams Assisted Individualization).

    DAFTAR PUSTAKA

    Ambar, Mardiyana, dan Tri Atmojo .2014.

    Eksperimentasi model pembelajaran

    Numbered Head Together dengan

    pendekatan ilmiah (NHT-PI) dan

    Team Assisted Individualization

    (TAI) pada materi pokok barisan

    dan deret ditinjau dari gaya belajar

    siswa kelas XI SMK Negeri se-

    Kabupaten KLATEN. Skripsi.

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Bhusry, Megahati dan Vivi. 2014.

    Perbandingan hasil belajar biologi

    menggunakan model pembelajaran

    kooperatif tipe kooperatif tipe

    Number Head Together (NHT)

    dengan tipe Team Assisted

    Individualization (TAI) kelas VIII

    SMP Negeri 2 Batang Kapas.

    Skripsi. Universitas Sebelas Maret

    Surakarta.

    Dwi, Iswahyudi , dan Martyana . 2014.

    Perbandingan Pembelajaran

    Number Head Together Dengan

    Team Assisted Individualization

    Berpendekatan Konstruktivisme

    Terhadap Prestasi Belajar. Skripsi.

    Universitas M Djamarah, S.B. 2011.

    Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka

    Cipta.

    Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan

    Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

    Gitosudarmo dan Sudita. 2000. Perilaku

    Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.

  • 10

    Permatasari, i. y. (2016). Pengaruh

    Pembelajaran Kimia Menggunakan

    Metode Kooperatif Number Head

    Together (NHT) Disertai Tutor Sebaya

    dan Team Assisted Individualization

    (TAI) Ditinjau dari Kemampuan

    Memori Terhada Prestasi Belajar

    Siswa. Pendidikan Kimia, 22-31.

    Silalahi, R. R. (2016). Perbandingan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

    dan STAD terhadap Hasil Belajar

    Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan

    Manusia. Pelita Pendidikan vol. 4 no

    2, 053-060.

    Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar

    Mengajar. Bandung: Sinar Baru

    Algensindo.

    Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain

    Sistem Pembelajaran. Jakarta:

    Kencana.

    Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan

    dalam Proses Belajar dan Mengajar.

    Jakarta: PT Bumi Aksara.

    Munadi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta:

    Gaung Persada Press.

    Lie, A. 2002. Cooperative Learning

    (Mempraktikan Cooperative Learning

    di ruang-ruang Kelas). Jakarta:

    Grasindo.

    Muslim, Ibrahim. 2000. Pembelajaran

    Kooperatif Pusat Sains dan

    Matematika Sekolah Program Pasca

    Sarjana UNESA. Surabaya: University

    Press.

    Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Leraning:

    Teori Dan Aplikasi PAIKEM.

    Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu:

    Konsep, Strategi, dan

    Implementasinya dalam Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

    Bumi Aksara.

    Suparno, dkk. 2016. Matematika Mata

    Pelajaran Wajib

    SMA/MA/SMK/MAK Kelas X

    Semester 1. Klaten: Intan Pariwara

    Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif.

    Yogyakarta: Pustaka Belajar.

    Sudjana , Nana. 2008. Dasar – Dasar

    Proses Belajar Mengajar.

    Bandung: SINAR BARU

    ALGENSINDO.

    Nugraheni Wulan .2012. Studi komparasi

    penggunaan model pembelajaran

    kooperatif metode Team Assisted

    Individialization (TAI) dan

    Numbered Heads Together (NHT)

    dilengkapi lembar kerja siswa (LKS)

    terhadap prestasi belajar siswa pada

    materi pokok kesetimbangan kimia

    kelas IX SMA Negeri 1 Boyolali

    tahun pelajaran 2012/2013. Skripsi.

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.