Perbedaan Dokumen Lingkungan Hidup
-
Upload
sriwahyunimarzuki -
Category
Documents
-
view
354 -
download
18
description
Transcript of Perbedaan Dokumen Lingkungan Hidup
Perbedaan Dokumen lingkungan hidup, Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup dan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dokumen lingkungan hidup adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang terdiri atas analisis mengenai dampak lingkungan hidup (amdal), upaya pengelolaan
lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL), surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL),dokumen pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup (DPPL), studi evaluasi mengenai dampak lingkungan hidup
(SEMDAL), studi evaluasi lingkungan hidup (SEL), penyajian informasi lingkungan (PIL), penyajian
evaluasi lingkungan (PEL), dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPL), rencana pengelolaan
lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan (RKL-RPL), dokumen evaluasi lingkungan hidup
(DELH),
dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPLH), dan Audit Lingkungan.
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat DELH, adalah dokumen yang
memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang merupakan bagian dari proses audit
lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah
memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen amdal.
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH, adalah dokumen yang
memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau
kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki UKL-UPL.
Pengertian DELH
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat DELH, adalah
dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
merupakan bagian dari proses audit lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
memiliki dokumen amdal.
Pengertian DPLH
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH, adalah
dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau
kegiatan tetapi belum memiliki UKL-UPL.
Kriteria DELH dan DPLH
DELH atau DPLH wajib disusun oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi kriteria:
1. telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan sebelum diundangkannya Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
2. telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum diundangkannya Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
3. lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau
rencana tata ruang kawasan; dan
4. tidak memiliki dokumen lingkungan hidup atau memiliki dokumen lingkungan hidup
tetapi tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : B-14134/IMENLH/KP/12/2013 27 Desember 2013
Lampiran : –
Hal : Arahan Pelaksanaan Pasal 121
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yth.
1. Para Gubernur di seluruh Indonesia
2. Para Bupati di seluruh Indonesia
3. Para Walikota di seluruh Indonesia
di-
Tempat
Bahwa pengendalian lingkungan hidup merupakan urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 13 ayat (1) huruf j dan Pasal 14 ayat (1) huruf j
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal
63 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta memperhatikan ketentuan Pasal 2 ayat (1)
huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, maka
Menteri Lingkungan Hidup perlu memberikan arahan sebagai berikut:
1. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau
kegiatan namun belum memiliki dokumen lingkungan hidup sebelum Undang-
Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup wajib untuk menyelesaikan dokumen lingkungan paling lambat tanggal 3
Oktober 2011 sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 121 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2. Untuk melaksanakan Pasal 121 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, diatur sebagai berikut:
a. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki dokumen AMDAL
sampai dengan batas waktu 3 Oktober 2011 belum memenuhi kewajiban
menyelesaikan audit lingkungan, maka dikualifikasikan sebagai pelanggaran
terhadap Pasal 121 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009.
b. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki UKL/UPL sampai dengan
batas waktu 3 Oktober 2011 belum memenuhi kewajiban menyelesaikan
dokumen pengelolaan lingkungan hidup, maka dikualifikasikan sebagai
pelanggaran terhadap Pasal 121 ayat (2) UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009.
c. Terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang belum
menyelesaikan audit lingkungan atau dokumen pengelolaan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud butir a dan butir b, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai
ketentuan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menerapkan Sanksi
Administratif berupa Teguran Tertulis yang isinya memerintahkan kepada
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk membuat dokumen
lingkungan hidup.
d. Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya menerapkan Sanksi
Teguran Tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf c paling lambat 18
(delapanbelas) bulan sejak Surat Edaran ini ditetapkan.
e. Dalam Sanksi Teguran Tertulis tersebut ditentukan jangka waktu untuk
menyelesaikan dan mendapatkan keputusan dokumen lingkungan hidup paling
lambat 6 (enam) bulan sejak Sanksi Teguran Tertulis diterbitkan.
f. Tata cara penyusunan dan penilaian dokumen lingkungan hidup sesuai dengan
format dan mekanisme sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi
Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
g. Bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah menyusun dokumen Evaluasi
Lingkungan Hidup dan sudah dinilai, tetapi belum disahkan, maka Gubernur,
Bupati/Walikota segera menerbitkan keputusan paling lambat 1 (satu) bulan
sejak Surat Edaran ini ditetapkan.
h. Bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah menyusun dokumen Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan sudah diperiksa, tetapi belum disahkan, maka gubernur,
bupati/walikota segera menerbitkan keputusan paling lambat 1 (satu) bulan sejak
Surat Edaran ini ditetapkan.
i. Keputusan dokumen lingkungan hidup sebagaimana dimaksud huruf e,
digunakan sebagai dasar penerbitan izin lingkungan.
J. Dalam hal penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak menyelesaikan
kewajiban menyusun dokumen lingkungan hidup sebagaimana dimaksud huruf e,
sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, maka dikenakan ketentuan
Pasal 109 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
k. Pembinaan dan evaluasi pelaksanaan di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota dilaksanakan oleh instansi yang menyelenggarakan urusan di
bidang lingkungan hidup di daerah dan melaporkan pelaksanaanya kepada
Kementerian Lingkungan Hidup Up.Deputi Bidang Penaatan Hukum Lingkungan.
Demikian disampaikan untuk dapat dilaksanakan, atas perhatiannya diucapkan
terima kasih.
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Prof. DR. BALTHASAR KAMBUAYA, MBA
DOKUMEN LINGKUNGAN
Dalam melakukan usaha ataupun kegiatan, terdapat peraturan
perundang-undangan yang harus dipatuhi. Dalam konteks peraturan
lingkungan hidup, terdapat beberapa jenis dokumen yang harus dibuat
oleh pelaku usaha/kegiatan. Inti tujuan dokumen lingkungan adalah
untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan dari dampak
yang ditimbulkan oleh usaha/kegiatan yang dilakukan.
Berikut beberapa jenis dokumen lingkungan :
AMDAL
Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) berisi
tentang kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini
dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan
memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang
dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik dan
kultural.
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran
yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. P
eraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan
bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan,dimana para
pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL
sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan
untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin
usaha dan/atau kegiatan.
Dokumen AMDAL terdiri dari :
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(KA-ANDAL)
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
UKL / UPL dan SPPL
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak
penting terhadap lingkungan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
AMDAL, wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut
UKL-UPL. Sedangkan setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib
dilengkapi UKL-UPL wajib membuat Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL).
Rekomendasi UKL-UPL dan SPPL digunakan sebagai dasar untuk
memperoleh izin lingkungan dan melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup. Pejabat pemberi izin wajib
mencantumkan persyaratan dan kewajiban rekomendasi UKL-UPL ke
dalam penerbitan izin lingkungan, sehingga bagi usaha dan/atau
kegiatan yang UKL-UPLnya ditolak, maka pejabat pemberi izin wajib
menolak penerbitan izin bagi usaha dan/atau kegiatan bersangkutan.
Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL.
DELH dan DPLH
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat
DELH, adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang merupakan bagian dari proses audit lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah
memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen
AMDAL ( Contoh : usaha / kegiatan tersebut sudah berjalan /
berproduksi dan masuk dalam kategori wajib AMDAL tetapi tidak
mempunyai dokumen AMDAL )
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat
DPLH, adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang
sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki
UKL-UPL.( Contoh usaha / kegiatan tersebut sudah berjalan /
berproduksi dan masuk dalam kategori wajib UKL/UPLtetapi tidak
mempunyai dokumen UKL / UPL )
Kriteria DELH dan DPLH
DELH atau DPLH wajib disusun oleh penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi kriteria:
1. Telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan sebelum
diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. Telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum
diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan; dan
4. Tidak memiliki dokumen lingkungan hidup atau memiliki dokumen
lingkungan hidup tetapi tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dasar Peraturan Penerapan AMDAL, UKL-UPL, SPPL, DPPL,
DELH dan DPLH :
1. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaah Lingkungan Hidup
2. Peraturan Pemerinta No. 27 Tahun 2012 tentang izin Lingkungan
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun
2010 tentang UKL-UPL dan SPPL
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.11 Tahun
2006 tentang Jenis Usaha Kegiatan yang Wajib AMDAL
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.14 Tahun
2010 tentang DELH dan DPLH yaitu dokumen lingkungan hidup
bagi kegiatan/usaha yang sudah operasional
6. Perwako No.12 Tahun 2001 tentang Tata Cara Penyusunan dan
Pengajuan UKL dan UPL serta SPPL pada sektor Industri di Kota
Batam.