Perbedaan Antara Skor Dan Nilai

8
Perbedaan antara Skor dan Nilai Apa yang terjadi selama ini, banyak di antara para guru sendiri yang masih mencampuradukkan antara dua pengertian yaitu skor dan nilai. Skor : adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka – angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa. Nilai : adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar. Pengubahan skor menjadi nilai dapat dilakukan untuk skor tunggal, misalnya sesudah memperoleh skor ulangan harian atau untuk skor gabungan dari beberapa ulangan dalam rangka memperoleh nilai akhir untuk rapor. Sebagai ilustrasi, silakan membaca keterangan lebih lanjut yang dicontohkan di bawah ini. Di dalam tes yang terdapat pada setiap modul, di PPSP selalu dilengkapi dengan kunci dan pedoman skoring. Skor maksimum yang disebutkan tidak selalu tetap. Adakalanya 40, 45, 50, 100, dan sebagainya. Skor maksimum tersebut ditentukan berdasarkan atas banyak serta bobot soal – soal tesnya. Seorang siswa yang memperoleh skor 40 bagi te yang menghendaki skor maksimum 40, mempunyai arti bahwa siswa tersebut sudah menguasai 100% dari tujuan instruksional khusus yang dirancangkan oleh guru. Akan tetapi jika skor 40 tersebut

Transcript of Perbedaan Antara Skor Dan Nilai

Page 1: Perbedaan Antara Skor Dan Nilai

Perbedaan antara Skor dan Nilai

Apa yang terjadi selama ini, banyak di antara para guru sendiri yang masih mencampuradukkan

antara dua pengertian yaitu skor dan nilai.

Skor : adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka – angka bagi

setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.

Nilai : adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal

atau acuan standar.

Pengubahan skor menjadi nilai dapat dilakukan untuk skor tunggal, misalnya sesudah

memperoleh skor ulangan harian atau untuk skor gabungan dari beberapa ulangan dalam rangka

memperoleh nilai akhir untuk rapor.

Sebagai ilustrasi, silakan membaca keterangan lebih lanjut yang dicontohkan di bawah

ini. Di dalam tes yang terdapat pada setiap modul, di PPSP selalu dilengkapi dengan kunci dan

pedoman skoring. Skor maksimum yang disebutkan tidak selalu tetap. Adakalanya 40, 45, 50,

100, dan sebagainya. Skor maksimum tersebut ditentukan berdasarkan atas banyak serta bobot

soal – soal tesnya.

Seorang siswa yang memperoleh skor 40 bagi te yang menghendaki skor maksimum 40,

mempunyai arti bahwa siswa tersebut sudah menguasai 100% dari tujuan instruksional khusus

yang dirancangkan oleh guru. Akan tetapi jika skor 40 tersebut diperoleh dari pengerjaan soal tes

yang menghendaki skor maksimum 100, maka skor 40 mencerminkan 40% penguasaan tujuan

saja.

Dengan demikian, maka angka 40 yang diperoleh seorang siswa setelah ia selesai

mengikuti sebuah tes, belum berbicara apa – apa sebelum diketahui berapa skor maksimum yang

diharapkan jika siswa tersebut dapat mengerjakannya dengan sempurna. Angka 40 ini disebut

skor mentah.

Atas dasar itulah maka untuk dapat dicatat sebagai suatu prestasi belajar, guru diwajibkan

untuk mengubah skor mentah yang diperoleh langsung dari mengerjakan tes, menjai skor

berstandar 100.

Page 2: Perbedaan Antara Skor Dan Nilai

Contoh:

Skor maksimum yang diharapkan 40

A memperoleh skor 24.

Ini berarti bahwa sebenarnya A tersebut hanya menguasai:

x 100% tujuan instruksional khusus tersebut atau hanya 60% dari tujuan instruksional

khusus tersebut.

Dalam daftar nilai, dituliskan A mendapat nilai 60.

Jadi di sini tampak perbedaannya :

24 adalah skor

60 adalah nilai

B memperoleh skor 36

Ini terarti bahwa B menguasai x 100% dari tujuan

atau 90 % dari tujuan pelajaran.

Dalam daftar nilai, B dituliskan mendapatkan nilai 90.

Sebelum sampai pada pembicaraan pengubahan skor menjadi nilai secara lebih lanjut,

para pembaca kami untuk memahami skor yang akan diubah tersebut. Secara rinci skor dapat

dibedakan atas tiga macam, yaitu skor yang diperoleh (obtained score), skor sebenarnya ( true

score)., dan skor kesalahan ( error score).

Skor yang diperoleh adalah sejumlah biji yang dimiliki oleh testee sebagai hasil

mengerjakan tes. Kelemahan – kelemahan butir tes, situasi yang tidak mendukung, kkecemasan,

dan lain – lain faktor dapat berakibat terhadap skor yang diperoleh ini. Apabila faktor – faktor

yang berpengaruh ini muncul, baik sebagian ataupun menyeluruh, penilai tidak dapat mengira –

Page 3: Perbedaan Antara Skor Dan Nilai

ngira seberapa cermat skor yang diperoleh siswa ini mampu mencerminkan pengetahuan dan

keterampilan siswa yang sesungguhnya.

Skor sebenarnya ( true score) seringkali juga disebut dengan istilah skor univers – skor

alam (universe score), adalah nilai hipotesis yang sangat tergantung dari perbedaan individu

berkenaan dengan pengetahuan yang dimilki secara tetap. Sebagai contoh adalah apabila

seseorang diminta untuk mengerjakan sebuah tes berulang – ulang, maka rata – rata dari hasil

tersebut menggambarkan resultante dari variasi hasil yang tidak ajek. Inilah gambaran mengenai

skor sebenarnya. Akan tetapi di dalam praktek tentu tidak mungkin bahwa penilai minta kepada

testee untuk mengerjakan sebuah tes secara berulang – ulang. Gambaran ini hanya untuk

menunjukkan contoh saja dalam menjelaskan pengertian skor sebenarnya.

Perbedaan antara skor yang diperoleh dengan skor sebenarnya, disebut dengan isilah

kesalahan dalam pengukuran atau kesalahan skor, atau dibalik skor kesalahan. Hubungan antara

ketiga macam skor tersebut adalah sebagai berikut:

Skor yang diperoleh = skor sebenarnya + skor kesalahan

3. Norm – Referenced dan Criterion – Referenced

Dari sederetan skor yang telah diubah ke standar 100 inilah maka dapat diperoleh

gabungannya, misalnya gabungan antara nilai ulangan ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya, yang

merupakan catatan untuk dirata – rata dan menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi

yang diajarkan, atau menggambarkan sejauh mana siswa mencapai tujuan instruksional umum

dari suatu unit bahan yang dipelajari dalam satu ukuran waktu.

Sebelum ini telah disinggung sedikit tentang penggunaan norm – referenced dan criterion

– referenced. Di dalam penggunaan criterion – referenced siswa dibandingkan dengan sebuah

standar tertentu, yang dalam uraian sebelum ini, dibandingkan dengan standar mutlak, yaitu

standar 100. Uraian dalam contoh siswa A dan B diatas, siswa juga dibandingkan dengan

standar tertentu, yaitu skor maksimum. Penggunaan standar mutlak ini terutama

dipertahankan dalam penerapan prinsip belajar tuntas.

Dalam penggunaan norm – referenced, prestasi belajar seorang siswa dibandingkan dengan

siswa lain dalam kelompoknya. Kualitas seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas

Page 4: Perbedaan Antara Skor Dan Nilai

kelompoknya. “Seorang siswa yang apabila terjun ke kelompok A termasuk “hebat”,

mungkin jika pindah ke kelompok lain hanya menduduki kualitas “ sedang “ saja. Ukurannya

adalah relatif. Oleh sebab itu, maka dikatakan pula diukur dengan standar – relative. Ukuran

demikian juga disebut menggunakan norm – referenced atau norma kelompok.

Dasar pikiran dari penggunaan standar ini adalah adanya asumsi bahwa di setiap populasi

yang heterogen, tentu terdapat:

1. Kelompok baik

2. Kelompok sedang

3. Kelompok kurang

Dimulai dengan bakat yang dibawa sejak lahir yang dalam hal ini tampak sebagai indeks

kecerdasan atau Intelligence Quotient (IQ), maka seluruh populasi tergambar sebagai sebuah

kurva normal. Apabila anak – anak itu belajar, maka prestasi atau hasil belajar yang

diakibatkan itu pun akan tergambarkan sebagai kurva normal.

GAMBAR BLM AQ ISI

Penggunaan penilaian dengan norma kelompok atau relatif ini untuk pertama kali

dikemukakan pada tahun 1908( Cureton 1971),dengan landasan dasar bahwa tingkat

pencapaian belajar siswa akan tersebar menurut kurva normal. Dengan demikian maka

penilaian berdasarkan kurva normal merupakan hal yang tidak dapat dibantah lagi.

Apabila standar relatif dan standar mutlak ini dihubungkan dengan pengubahan skor

menjadi nilai, akan terlihat demikian:

a. Dengan standar mutlak

1) Pemberian skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan

yang ditentukan

Page 5: Perbedaan Antara Skor Dan Nilai

2) Nilai diperoleh dengan mencari skor rata – rata langsung dari skor asal ( skor

mentah).

Contoh

- Dari ulangan ke-1, memperoleh skor 60 ( mencapai 60% tujuan).

- Dari ulangan ke-2, memperoleh skor 80 ( mencapai 80 % tujuan)

- Dari ulangan ke-3, memperoleh skor 50 (mencapai 50% tujuan)

Maka nilai siswa tersebut : 60 + 80 + 50 = 63,3

3

Dibulatkan 63

b. Dengan standar relative

1) Pemberian skor terhadap siswa juga didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan

yang ditentukan

2) Nilai diperoleh dengan 2 cara:

a. Mengubah skor dari tiap – tiap ulangan lalu diambil rata – ratnya.

b. Menjumlahkan skor tiap – tiap ulangan, baru diubah ke nilai

Page 6: Perbedaan Antara Skor Dan Nilai