PERBANYAKAN VEGETATIF

40
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH “PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF” OLEH: NAMA : CANDRA AYU FEBRIANA NIM : 125040201111028 KELAS :A KELOMPOK : JUM’AT, 11.00 ASISTEN : INTAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

description

ewe

Transcript of PERBANYAKAN VEGETATIF

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF

OLEH:

NAMA : CANDRA AYU FEBRIANA

NIM : 125040201111028

KELAS: A

KELOMPOK: JUMAT, 11.00

ASISTEN: INTANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014I. PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Dalam pembiakan suatu tanaman untuk tetap melestarikan jenisnya terdapat dua macam salah satunya aalah perkembangbiakan secara vegetatif. Perbanyakan vegetatif ini adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian dari tanaman itu sendiri seperti cabang, ranting, pucuk daun, umbi, dan akar. Pada perbanyakan dengan cara vegetatif ini bertujuan untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif tersebut tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.

Pengetahuan tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting untuk diketahui agar dapat dipahami pengertian perbanyakan tanaman secara vegetatif dan membedakan pengelompokan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. Selain itu, juga perlu didukung pengetahuan tentang arti penting dari perbanyakan tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami perlunya dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, dan genetik. Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. 1.2 Tujuan

Pada praktikum ini bertujuan agar semua mahasiswa mampu mempraktekan langsung perbanyakan vegetatif dan mengetahui teknik-teknik yang benar dalam mencangkok, menyetek, grafting suatu tanaman, serta mengetahui pula perkembangan tanaman yang dilakukan pembiakan secara vegetatif.II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Perbanyakan vegetatif alami2.1.1 Pengertian perbanyakan tanaman secara vegetatif alami

Perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. (Rahardja & Wiryanta, 2003)Perbanyakan vegetatif alami, yaitu perbanyakan vegetatif dimana mengambil bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari keturunannya pasti sama dengan induknya. (Abdurahman, 2008)Plant propagation using vegetative organs such as stems that have a side shoots (axillary / lateral) and buds from the selected parent. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif tanaman seperti batang yang mempunyai tunas samping (aksilar/lateral) dan mata tunas dari induk yang terpilih. (Hartmann et al.1997)Natural vegetative propagation is mostly a process found in herbaceous and woody perennial plants, and typically involves structural modifications of the stem, although any horizontal, underground part of a plant (whether stem, leaf, or root) can contribute to vegetative reproduction of a plant (Grant, 1864). Perbanyakan vegetatif alami sebagian besar merupakan proses yang ditemukan dalam tanaman tahunan herba dan kayu, dan biasanya melibatkan modifikasi struktural batang, meskipun setiap horisontal, bagian bawah tanah dari tanaman (baik batang, daun, atau akar) dapat berkontribusi terhadap reproduksi vegetatif tanaman.2.1.2 Macam Perbanyakan vegetatif alami (penjelasan + gambar)

Menurut Ashari (1995) perbanyakan tanaman secara vegetatif dibagi menjadi :a. Pembentukan TunasTunas biasanya tumbuh disamping induknya, induk dengan tunas yang masing-masing dianggap induvidu baru dan akan membentuk rumpun dan tunas tersebut berasal dari tunas ketiak bagian tumbuhan didalam tanah. Contoh tumbuhan bertunas pakis haji (cycas rumphii), bamboo (bambusa sp), pisang (musa paradisiaca), nanas, palem, dan tebu (saccharum officinarum).

Gambar 1. Tunas tanaman bambub. Rizoma (akar tinggal/akar rimpang)

Akar tinggal adalah bagian batang yang tumbuh mendatar didalam tanah dan menyerupai akar. Batang-batang beruas-ruas dan disetiap ruas dapat tumbuh tunas. Akar tinggal mempunyai ciri-ciri:

1) bentuk seperti akar, tetapi berbuku-buku seperti batang.

2) pada ujung terdapat kuncup.

3) pada setiap buku/ruas terdapat daun yang berubah menjadi sisik.

4) di setiap ketiak sisik terdapat mata tunas.

Contoh tumbuhan rizoma lengkuas (Alpina officinarum), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galangal), temulawak, dan lidah mertua (Sansivera sp).

Gambar 2. Rhizome tanaman lengkuasc. Umbi Lapis

Umbi lapis adalah umbi yang berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh tunas. Pada permukaan atas dari setiap buku, tumbuh daun yang tebal dengan satu atau dua kuncup ketiak yang letaknya berdekatan sehingga seperti berlapis-lapis.

Contoh tumbuhan yang umbi lapis yaitu bawang merah (allium cepa), bawang putih (allium sativum), bawang daun (allium fistulosum), bunga bakung (crinum asiaticum), dan bunga tulip.

Gambar 3. Umbi lapis tanaman bawang merahd. Umbi Batang

Umbi batang adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah, ujung batang tersebut menggembung membentuk umbi untuk menyimpan cadangan makanan.Umbi batang merupakan batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan dan pada permukannya terdapat daun yang berubah menjadi sisik. Pada ketiak sisik terdapat mata tunas sebagai calon individu baru. Contoh tumbuhan umbi batang yaitu kentang (Solanum tuberrodum), ubi jalar (Ipomoea batatas), gadung (Dioscorea hispida), dan gambili (Dioscorea aculata).

Gambar 4. Umbi batang pada tanaman kentang

e. Geragih/Stolon

Geragih merupakan batang yang menjalar diatas permukaan tanah dan apabila batang tersebut tertimbun tanah akan tumbuh menjadi tanaman baru

Contoh tanaman geragih diatas permukaan tanah yaitu pegagan (centella asiatica), arbei, dan semanggi. Geragih yang menjalar dibawah permukaan tanah dan disebut stolon. Contoh tumbuhan bergeragih dibawah permukaan tanah adalah rumput teki (cyperus rotundus) dan rumput pantai (spinifex sp).

Gambar 5. Stolon pada rumput teki dan strawberryf. Umbi Akar

Umbi akar adalah akar yang berubah fungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dan hanya dapat tumbuh menjadi individu baru apabila ditanam bersama sedikit batang yang bertunas. Ciri-ciri umbi akar adalah umbi tidak berbuku-buku, umbi tidak mempunyai kuncup dan daun, dan umbi tidak mempunyai mata tunas.Contoh tumbuhan umbi akar adalah singkong (manihot utilissima), dahlia dan wortel.

Gambar 6. Umbi akar pada wortel

g. Tunas Adventif

Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun, dsb. Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat tumbuh membentuk individu baru.Contoh tunas adventif pada akar adalah kersen (muntingia calabura), sukun (arthocarpus communis), kesemek (dyospiros knaki), jambu biji (psidium guavajava) dan cemara. Contoh tumbuhan tunas daun yaitu cocor bebek dan begonia.

Gambar 7. Tunas adventif pada tanaman cocor bebek

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan tanaman secara vegetatif alami

Menurut Rochiman (1973) faktor yang mempengaruhi perbanyakan tanaman secara vegetatif alami ada 4 macam yaitu :

1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan.

Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti2. Faktor Kelembaban / Kelembapan UdaraKadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.

3.Faktor Cahaya MatahariSinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.

4. Faktor HormonHormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.2.2 Perbanyakan vegetatif buatan

2.2.1 Pengertian perbanyakan tanaman secara vegetatif buatanPerbanyakan tanaman secara vegetatif buatan adalah perbanyakan tanaman yang tidak terjadi secara alami, melainkan dibuat atau disengaja dengan campur tangan manusia dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman baru secara cepat, cara ini merupakan cara yang tepat untuk menghasilkan anakan dari tanaman, dan juga dapat dilakukan perbaikan sifat pada tanaman yang akan diperbanyak tersebut (Suwanto.2007).Sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan dengan bantuan manusia. (Pahan.2006)Way through vegetative reproduction (without mating), which does not occur naturally but was made or occurred accidentally by humans. Cara reproduksi secara vegetatif (tanpa kawin) yang tidak terjadi secara alami melainkan dibuat atau disengaja terjadi oleh manusia (Hartmann et al.1997)Artificial vegetative propagation of plants is a plant breeding without pollination, involving human intervention (2004). Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan merupakan perkembangbiakan tanaman tanpa melalui polinasi, melibatkan campur tangan manusia.2.2.2 Macam Perbanyakan vegetatif buatan (penjelasan + gambar)

Menurut Zaubin (2003) perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dibagi menjadi:

a. Cangkok

Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain. Pengambilan batang tanaman yang sudah tumbuh akarnya, dapat dilakukan pada tanaman: dikotil, berkambium, bergetah, berkayu. Contoh: mangga, jeruk, jambu air, rambutan, sawo. Keuntungan mencangkok antara lain lebih cepat berbuah, cepat berkembangbiaknya, batang pendek, mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Sedangkan kerugiannya antara lain perakaran tidak kuat, induk cepat mati jika banyak dicangkok, hasil lebih sedikit.

Gambar 8. Perbanyakan vegetatif dengan cangkokb. Stek

Stek adalah menanam bagian tertentu tumbuhan tanpa menunggu tumbuhan akar baru terlebih dahulu. Bagian yang distek adalah: batang, tangkai, dan daun.

Stek batang : ketela pohon, tebu, sirih.

Stek daun : cocor bebek, begonia, sansivera.

Stek tangkai : kembang sepatu, mawar.

Gambar 9. Stek batang pada singkong

c. Okulasi/menempel

Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi, pertumbuhan tanaman yang seragam dan penyiapan benih relatif singkat. Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu tanaman tidak sedang flush (sedang tumbuh daun baru), antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama, tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus dan umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama (Gina, 2014).

Gambar 10. Perbanyakan vegetatif dengan okulasid. Penyambungan (Grafiting)Grafiting adalah seni penyambungan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafiting. Perbanyakan secara grafiting merupakan teknik perbanyakan yang mahal karena memelukan banyak tegana terlatih dan waktu. Teknik ini dipilh dengan pertimbangan untuk memperbanyak tanaman yang tidak bisa atau sukar diperbanyak dengan cara stek, rundukan, pemisahan atau dengan cangkok. Menurut Ashari (1995), banyak jenis tanaman yang sukar untuk diperbanyak dengan cara-cara tersebut. Tetapi mudah dilakukan denga penyambungan. Misalnya pada belimbing, mangga, manggis jeruk dan durian.

Gambar 11. Perbanyakan vegetatif dengan sambung pucuke. Runduk

Runduk adalah dengan cara mengerat sedikit batang kemudian merundukkan ke dalam tanah. Ini dapat dilakukan pada batang tanaman yang panjang dan lentur. Contoh: melati, alamanda, apel, dan mawar pagar.

Gambar 12. Perbanyakan vegetatif dengan runduk

f. Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. Contoh: kelapa sawit, anggrek (Gina, 2014).

Gambar 13. Perbanyakan dengan kultur jaringan2.2.3 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan

Menurut Restu (2012) berbagai faktor yang mempengaruhi perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan :Faktor Intern :1. dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi)

2. ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)

Faktor Ekstern:

1. suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)

2. kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)

3. cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)

4. jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)

KlasifikasiKentang Bawang merah

KerajaanPlantae Plantae

DivisiMagnoliophytaMagnoliophyta

KelasMagnoliopsidaLiliopsida

OrdoSolanalesAsparagales

FamiliSolanaceaeAmaryllidaceae

GenusSolanum Allium

SpesiesS. tuberosumA.cepa

2.3 a. Klasifikasi Tanaman Vegetatif Alami

:

:

b. Klasifikasi Tanaman Vegetatif AlamiKlasifikasiMawarBugenvilKrisanZamia

KerajaanPlantae PlantaePlantaePlantae

DivisiSpermatophytaspermatophytaMagnoliophytaCycadophyta

KelasMagnoliopsidaMagnoliopsidaMagnoliopsidaCycadopsida

OrdoRosalesCaryophyllalesAsteralesCycadales

FamiliRosaceaeNyctaginaceaeAsteraceaeZamiaceae

GenusRosaBougainvilleaChrysanthemumZamia

SpesiesRosa chinensisBougainvillea spectabilisChrysanthemum x grandiflorumZ. furfuracea

III. METODOLOGI3.1 Alat, bahan, fungsi alat dan bahan3.1.1 Alat Pisau : memotong bagian tanaman yang akan diperbanyak.

Tali : mengikat plastik.

Baskom : tempat media tanam.

Plastik : untuk melindungi daerah penyambungan.

Kertas label : sebagai penanda.

Kamera : untuk dokumentasi.

3.1.2 Bahan

Kentang

Bawang merah.

Krisan

sebagai bahan tanam

Zamia Mawar

Krisan Cocopeat

Tanah.

sebagai media tanam

Arang sekam

3.1.3 Cara Kerja : Umbi lapis

Umbi batang

Stek daun

Stek batang

Okulasi

Grafting

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil

4.1.1. Umbi lapis

No.Parameter PengamatanMinggu ke-

123456

Perlakuan bawang merah dipotong 1/3 bagian

1.Saat munculnya tunas7 hst

2.Jumlah tunas335555

3.Tinggi tanaman (cm)82329374955

Perlakuan penanaman menggunakan bawang merah tanpa dipotong

1.Saat munculnya tunas7 hst

2.Jumlah tunas555555

3.Tinggi tanaman (cm)51221273542

4.1.2. Umbi batang

No.Parameter PengamatanMinggu ke-

123456

Perlakuan dipotong bagian tunasnya

1.Saat munculnya tunas- mst

2.Persentase tumbuh (%)0%

3.Jumlah tunas------

4.

Tinggi tanaman (cm)------

Perlakuan tunasnya dipotong berbentuk limas

1.Saat munculnya tunas5 mst

2.Persentase tumbuh (%)100%

3.Jumlah tunas-----2

4.Tinggi tanaman (cm)------

4.1.3. Stek Daun

No.Parameter PengamatanMinggu ke-

123456

Perlakuan menggunakan 1/2 bagian daun

1.Saat munculnya tunas0 hst

2.Jumlah tunas------

3.Persentase tanaman hidup (%)100%100%100%100%100%100%

Perlakuan menggunakan daun utuh

1Saat munculnya tunas0 hst

2Jumlah tunas------

3Persentase tanaman hidup (%)100%100%100%100%100%100%

4.1.4. Stek batang

No.Parameter PengamatanMinggu ke-

123456

Perlakuan menggunakan batang atas

1.Saat munculnya tunas 0 hst

2.Jumlah tunas------

3.Persentase tanaman hidup (%)100%50%50%25%0%0%

Perlakuan menggunakan batang tengah

1.Saat munculnya tunas0 hst

2.Jumlah tunas------

3.Persentase tanaman hidup (%)100%100%100%100%80%80%

Perlakuan menggunakan batang bawah

1.Saat munculnya tunas0 hst

2.Jumlah tunas------

3.Persentase tanaman hidup (%)100%50%30%35%0%0%

4.1.5. Okulasi

No.Parameter PengamatanMinggu ke-

123456

1.Persentase tumbuh (%)0%

2.Panjang tunas222222

3.Warna tunashijauhijauhijaucoklatcoklatcoklat

4.1.6. Grafting

No.Parameter PengamatanMinggu ke-

123456

1.Saat munculnya tunas- hst

2.Persentase tumbuh (%)0 %

3.Warna batangcoklatcoklatcoklatcoklatcoklatcoklat

4.Diameter batang (cm)777777

4.2. Pembahasan

4.2.1. Umbi lapisPada pengamatan umbi lapis yakni dengan tanaman bawang merah pertumbuhan tunas pada awal penanaman cukup bagus. Pada umbi bawang merah yang ujungnya dipotong bagian memiliki tinggi tanaman yang lebih tinggi daripada perlakuan yang tanpa pemotongan, namun untuk awal munculnya tunas lebih banyak pada perlakuan tanpa pemotongan yaitu 5 tunas, sedangkan pada perlakuan pemotongan yaitu 3 tunas namun pada akhir pengamatan menjadi 5 tunas. Pengamatan ini dilakukan sampai minggu ke 6, pada pengamatan terakhir didapatkan hasil bahwa tinggi tanamanyang paling tinggi yaitu pada perlakuan pemotongan yaitu 55 cm, sedangkan pada perlakuan yang tidak dilakukan pemotongan yaitu 42 cm. menurut Wibowo (2005) dalam Jumini (2010) menyatakan bahwa pemotongan umbi bibit dapat mempercepat pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan, serta dapat mendorong pertumbuhan umbi samping. Selanjutnya Rukmana (1994) dalam Jumini (2010) juga menambahkan bahwa pemo-tongan umbi bibit bawang merah mempunyai beberapa keuntungan antara lain: pertumbuhan bibit merata, umbi bibit lebih cepat tumbuh dan berpengaruh terhadap banyaknya anakan dan jumlah daun, sehingga hasil meningkat.

Rendahnya nilai pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada perlakuan tanpa pemotongan umbi bibit diduga diakibatkan oleh lambatnya keluar mata tunas, sehingga pertumbuhan tunas dan pembentukan anakan terhambat dan mengakibatkan tanaman tumbuh tidak maksimal. Samadi dan Cahyono (2005) dalam Jumini (2010) menyatakan bahwa pemotongan umbi bertujuan untuk mem-percepat pertumbuhan tunas dan meningkatkan jumlah anakan.4.2.2. Umbi batang

Pada pengamatan umbi batang tanaman yang digunakan adalah kentang, pada kali ini kentang yang kami amati tidak mengalami pertumbuhan yang terlalu signifikan. Pada perlakuan pemotongan tunas persentase pertumbuhannya 0% atau tidak tumbuh sama sekali sedangkan pada perlakuan tunasnya yang dipotong bentuk limas masih mengalami pertumbuhan namun dengan persentase 50% tanpa muncul tunas. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya penyiraman yang dilakukan sehingga menyebabkan tanaman kentang tersebut tidak tumbuh, selain itu media yang digunakan adalah pasir sehingga kurangnya nutrisi dan unsur hara yang akan diserap oleh tanaman. Unsur hara terutama unsur N memegang peranan penting dalam mempercepat tumbuh tanaman serta mendorong keseimbangan serapan Fosfor (P) dan Kalium (K) sesuai kebutuhan tanaman (Setiawan. 2011). Peranan fosfor yang utama bagi tanaman yaitu pada proses fotosintesis, penguraian karbohidrat, metabolisme lemak, metabolisme asam amino dan proses transfer energi. Disamping itu unsur P juga berfungsi sebagai penyusun metabolik dan senyawa kompleks, aktifator dan kofaktor ataupun enzim serta berperan dalam proses fisiologis (Soepardi, 1983). Selain itu pemotongan dengan bentuk limas memperluas bidang penyerapan air sehingga tanaman lebih cepat tumbuh.4.2.3. Stek Daun

Pada pengamatan stek daun yakni menggunakan daun Zamia. Daun zamia tidak mengalami pertumbuhan tunas baru baik pada perlakuan menggunakan bagian daun maupun pada perlakuan menggunakan daun utuh. Walaupun sebelumnya telah diberikan ZPT untuk merangsang pertumbuhan tetapi daun zamia tetap tidak menunjukan pertumbuhan tunasnya. Hal ini terjadi dikarenakan terjadi kemungkinan bahwa konsentrasi ZPT yang diberikan terlalu rendah sehinnga daun zamia tidak terangsang pertumbuhannya. Menurut Supriyanto et al. (2011) daun berperan dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat, sedangkan tunas berperan sebagai pusat penghasil auksin endogen yang berperan untuk menstimulir pembentukan akar. Pada saat dilakukan stek suplai hormon dari tanaman induk ikut terputus. Hal ini mengakibatkan aktifitas fisiologis untuk melakukan regenerasi yang diperlukan untuk kembali menjadi tanaman normal akan terhambat, maka untuk mencukupi kebutuhan hormon tersebut diperlukan hormon eksogen. Pertumbuhan akar baru pada stek dipengaruhi oleh ketersediaan hormon auksin pada bahan stek. Zat Pengatur Tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah (< 1 mM) mendorong, menghambat atau secara kualitatifmengubah pertumbuhan dan perkembangan serta yang mengemukakan bahwa efektifitas hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan, jika dosisnya tepat akan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik.4.2.4. Stek batang

Pada pengamatan stek batang yang diamati adalah tanaman krisan tidak mengalami pertumbuhan tunas baik pada bagian batang atas, tengah, maupun bawah namun tanaman tetap . Hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari ZPT yang diberikan untuk merangsang pertumbuhan tidak dapat merangsang pertumbuhan tunas. Selain itu aplikasi penyiraman yang tidak teratur sehingga menyebabkan tanaman krisan tersebut tidak tumbuh karena kebutuhan airnya tidak tercukupi dan media yang digunakan adalah pasir yang menyebabkan kemampuan mengikat airnya sangat rendah sehingga unsur hara yang diserap bawang merah tersebut akan kurang karena air akan melarutkan unsur hara yang akan diserap oleh akar tanaman. Menurut Prastowo et al (2006) untuk tanaman okulasi dan grafting penyiraman paling lama 2 hari sekali, dilihat ada tidaknya hujan, yang harus diingat bahwa tanaman yang kita tempel mengalami pelukaan/stress sehingga memerlukanmakanan, air dan perawatan yang lebih.4.2.5. Okulasi

Pada pengamatan okulasi yaitu pada tanaman bunga mawar tidak tumbuh dengan baik (presentase tumbuh 0%) , panjang tunas tetap 2 cm dan warna tunas yang pada awalnya berwarna hijau lama kelamaan berubah menjadi coklat pada pengamatan minggu ke enam. Kegagalan okulasi ini mungkin disebab karena pada saat melakukan penempelan masih belum cukup ahli dan terampil sehingga sangat memungkinkan ketidaktepatan penempelan. Ketidaktepatan itulah yang menyebabkan tidak tumbuhnya tunas pada okulasi bunga mawar. Menurut Syanimirul (2013) banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan kegagalan dalam melakukan okulasi sehingga diperlukan keterampilan dan keahlian dalam mengerjakannya. Kegagalan okulasi ditandai dengan mata tempel yang berwarna cokelat dan mengering4.2.6. Grafting

Pada pengamatan grafting yaitu pada tanaman Begenvill persentase tumbuhnya adalah 0% atau tidak tumbuh dengan baik sama seperti pada percobaan okulasi ini mungkin karena pada saat melakukan penempelan pratikan belum cukup ahli dan terampil dalam melakukan teknik grafting tersebut sehingga menyebabkan tanaman Boegenvill tersebut tidak tumbuh. Berdasarkan hasil pengamatan hingga minggu ke enam warna batang nya berwarna coklat dan diameter batangnya tetap 7 cm. Menurut Tirtawinata (2003) beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan metode grafting yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris). (2) faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting. (pagi, siang, sore hari), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukan graftingV. PENUTUP5.1 Kesimpulan Dalam perbanyakan tanaman ada dua metode yang bisa digunakan yaitu dengan perbanyakan vegetatif dan generaatif. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun untuk pembiakan secara vegetatif memiliki kelebihan seperti menghasilkan tanaman yang seragam dan sesuai dengan induknya. Dalam perkembangbiakan vegetatif kemudian dibagi lagi menjadi alami dan buatan. Dalam praktikum baik vegetatif alami dan buatan didapatkan hasil yang bervariasi terkait pertumbuhan bahan tanam, hal tersebut disebabkan oleh faktor internal berupa fitohormon dan keberadaan zat pengatur tumbuh serta dormansi. Sedangkan faktor internal seperti kandungan unsur hara, cahaya dan suhu.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa perbanyakan dengan cara vegetative alami yaitu umbi lapis pertumbuhan nya lebih baik pada bawang merah yang mendapat perlakuan pemotongan ujung 1/3 karena hal tersebut dapat mempercepat tumbuhnya tunas dan memperbanyak anakan. Pada umbi batang yaitu pada tanaman kentang pertumbuhannya lebih baik pada tunas yang dipotong dengan bentuk limas sebab dengan bentuk tersebut bidang penyerapan airnya lebih luas. Selanjutnya untuk stek daun yaitu dengan menggunakan daun zamia tidak tumbuh tunas baik pada perlakuan daun utuh atau daun yang dipotong. Sedangkan pada perbanyakan vegetative buatan yaitu dengan menggunakan stek batang pada tanaman krisan, okulasi pada bunga mawar, dan grafting pada tanaman bougenvil tidak mengalami pertumbuhan karena pada perbanyakan vegetative buatan diperlukan ketrampilan dan keahlian khusus pada proses pengerjaannya.

5.2 Saran

Di mohon kepada asisten untuk tidak mengeluarkan format laporan di akhir prDAFTAR PUSTAKAAbdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Ashari, S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta

Harman, et. al. 1997. Plant Propagation. Principles and Practicess. Prentice Hall International Inc, USA.

Jumini, Sufyanti Y., Fajri N. 2010. Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit dan Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah. J. Floratek 5: 164 171Pahan, Iyung., (2006), Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Prastowo, Nugroho et al. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock International

Raharja, P.C. dan Wahyu Wiryanta, 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Depok : Penerbit Agro Media Pustaka.

Restu tri prastyo. 2012. PERBANYAKAN VEGETATIF. http://yestu.blogspot.com/2012/03/ perbanyakan-vegetatif.html. Diakses 22 Mei 2014.

Rochiman, K. dan Harjadi, S. S. 1973. Pembiakan Vegetatif. Bogor: Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB.

Setiawan. 2011. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Varietas Granola Yang Diberi Porasi M-Bio Dan Pupuk npk 15-15-15. Jurusan BDP Fakultas Pertanian Universitas Andalas

Soepardi. 1983. Peningkatan Pupuk Organik Cair Keluaran Instalasi Biogas Fermentasi Lanjut dengan Penambahan Tepung Telur Busuk dan Tepung Tulang Kambing. Skripsi. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor

Supriyanto et al. 2011. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Rootone-F Terhadap Pertumbuhan Stek Duabanga mollucana. Blume. JURNAL SILVIKULTUR TROPIKA.Vol. 03 No. 01 Agustus 2011, Hal. 59 65

Suwanto (2007) dalam Vega. 2011. Perbanyakan Vegetatif. http://veganojustice.wordpress.com/ 2011/07/18/perbanyakan-vegetatif/. Diakses 21 Mei 2014.

Tirtawinata, M. R., 2003. Kajian Anatomi dan Fisiologi Sambungan Bibit Manggis Dengan Beberapa Anggota Kerabat Clusiaceae. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Lampiran

Minggu ke-Umbi LapisUmbi BatangStek Daun

1

2

3

4

Minggu ke-Stek BatangOkulasiGrafting

1

2

3

4

5

2 siung bawang merah

Beri label identitas kelompok

Pengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekali

Tanam di polibag

1 siung bagian pucuknya dipotong QUOTE bagian

1 siung tetap utuh

Bawang dicelup ke dalam ZPT

Kentang

Potong kentang menjadi beberapa bagian menyesuaikan mata tunas

Bagian bawah potongan kentang dioles dengan ZPT

Tanam di polibag

Beri label identitas kelompok

Pengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekali

2 lembar daun tanaman Zamia kolkas

Beri label identitas kelompok

Pengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekali

1 lembar daun utuh

1 lembar daun dipotong menjadi 2 bagian secara horizontal

Bagian bawah tangkai daun dan bagian bawah daun yang dicelupkan pada ZPT

Bagian bawah tangkai daun dan bagian bawah daun yang dipotong ditanam pada polibag

Gambar . Penanaman menggunakan stek daun utuh dan daun yang dipotong

Batang tanaman Krisan

Beri label identitas kelompok

Pengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekali

Batang atas

Batang tengah

Batang bawah

Dipotong menjadi 3 bagian

Bagian bawah masing-masing batang dioles dengan ZPT

Masing-masing batang ditanam pada polibag yang berbeda

Induk mawar A

Induk mawar B

Ambil mata tunas

Buat sayatan pada batang

Buka sayatan untuk meletakkan mata tunas mawar A

Tempelkan mata tunas mawar A pada sayatan batang mawar B

Balut hasil tempelan tunas dengan plastik, mata tunas tidak ditutup plastik

Beri label identitas kelompok

Pengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekali

Batang bawah

Batang atas

Pembelahan batang bawah

Pemotongan batang atas

Penyambungan batang atas dan batang bawah

Penyungkupan

Pengamatan & dokumentasi

Pemeliharaan selama 5 minggu