Perbankan Syariah

13
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 XI. PERBANKAN SYARIAH Bank Bagi Hasil sering disebut Bank Syariah (Bank Islam) merupakan lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasi berdasarkan prinsipprinsip hukum atau syariah Islam, seperti diatur dalam Al Qurʹan dan Al Hadist. Menurut Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1992, bank berdasarkan prinsip bagi hasil dapat berbentuk Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pembiayaan perbankan syariah juga mengalami peningkatan yang cukup berarti. Kualitas pembiayaan syariah juga menunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh membesarnya porsi pembiayaan bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah. Hingga akhir kuartal pertama tahun 2005, pembiayaan syariah mencapai lebih dari 16 triliun. Pembiayaan tersebut berasal dari 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha syariah. Tiga bank tersebut adalah Bank Mandiri Syariah, Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega Indonesia. Berikut ini adalah ilustrasi penghimpunan dana dan penyaluran dana syariah : Tabel 9.1 Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Bank Syariah (dalam miliar Rp) Tahun 200 20 (kuartal Penghimpunan 6.69 12. 14.387 Penyaluran 7.80 14. 16.553 A. Dasar Hukum Undangundang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal I ayat 3 huruf menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah ʹmenyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pokokpokok ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memuat antara lain : 1. Kegiatan usaha dan produkproduk bank berdasarkan prinsip syariah; 2. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah; 3. Persyaratan bagi pembukaan kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Pasal ini merupakan revisi terhadap masalah yang sarna pada UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Pasal 6 huruf m yang menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank umum adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah

description

Manajemen lembaga keuangan

Transcript of Perbankan Syariah

  • GARISBESARPROGRAMPEMBELAJARAN

    BANK&LEMBAGAKEUANGAN1

    XI. PERBANKANSYARIAHBankBagiHasilseringdisebutBankSyariah(BankIslam)merupakanlembagaperbankanyangmenggunakan sistemdanoperasiberdasarkanprinsipprinsiphukumatau syariahIslam,sepertidiaturdalamAlQurandanAlHadist.MenurutPeraturanPemerintahNo. 72 tahun 1992, bank berdasarkanprinsip bagi hasildapatberbentukBankUmumatauBankPerkreditanRakyat.Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pembiayaan perbankan syariahjuga mengalami peningkatan yang cukup berarti. Kualitas pembiayaan syariah jugamenunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh membesarnya porsipembiayaanbagihasilyaitumudharabahdanmusyarakah.Hinggaakhirkuartalpertamatahun 2005, pembiayaan syariah mencapai lebih dari 16 triliun. Pembiayaan tersebutberasaldari3bankumumsyariahdan17unitusahasyariah.Tigabank tersebutadalahBank Mandiri Syariah, Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega Indonesia.Berikutiniadalahilustrasipenghimpunandanadanpenyalurandanasyariah:

    Tabel9.1PenghimpunanDanadanPenyaluranDanaBankSyariah(dalammiliarRp)

    Tahun 200 20 (kuartal

    Penghimpunan 6.69 12. 14.387Penyaluran 7.80 14. 16.553

    A. DasarHukum

    UndangundangNomor10Tahun1998 tentangPerubahanAtasUndangundangNomor7Tahun1992 tentangPerbankanpasal Iayat3hurufmenetapkanbahwasalah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan dan ataumelakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuanyang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pokokpokok ketentuan yang ditetapkanolehBankIndonesiamemuatantaralain:

    1. Kegiatan usaha dan produkproduk bank berdasarkan prinsip

    syariah;2. PembentukandantugasDewanPengawasSyariah;3. Persyaratan bagi pembukaan kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha

    secara konvensional untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsipsyariah.

    PasalinimerupakanrevisiterhadapmasalahyangsarnapadaUUNomor7Tahun1992 Tentang Perbankan Pasal 6 huruf m yang menetapkan bahwa salah satubentuk usaha bank umum adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah

  • berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalamperaturan pemerintah: Perubahan tersebut pada dasarnya menyangkut tiga hal,yaitu:

    a. istilah prinsip bagi hasil diganti dengan prinsip syariah, meskipun

    esensinyatidakberbeda.b. ketentuan rinci semula ditetapkan dengan peraturan pemerintah kemudian

    digantidenganketentuanBankIndonesia.c. UU yang lama hanya menyebutkan prinsip bagi hasil dalam hal penyediaan

    danasaja,sedangkanUUyangbarumenyebutkanprinsipbagihasildalamhalpenyediaan dana dan juga dalam kegiatan lain. Kegiatan lain bisaditerjemahkan dalam banyak hal yang mencakup penghimpunan danpenggunaandana.

    SecaraumumdengandiundangkannyaUUNomor10Tahun1998 tersebut,posisibankbagihasilataupunbankatasdasarprinsip syariah secara tegas telahdiakuiolehundangundang.Bank umum yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dapat jugamelakukankegiatanusahaberdasarkanprinsipsyariahmelalui:

    a. Pendiriankantorcabangataukantordibawahkantorcabangbaru;ataub. Pengubahan kantor cabang atau kantor di bawah kantor cabang yang

    melakukankegiatanusahasecarakonvensionalmenjadikantoryangmelakukankegiatan berdasarkan prinsip syariah. Dalam rangka persiapan perubahankantorbank tersebut,kantorcabangataukantordibawahkantorcabangyangsebelumnya melakukan kegiatan usaha secara konvensional dapat terlebihdahulu membentuk unit tersendiri yang melaksanakan kegiatan berdasarkanprinsipsyariahdidalamkantorbanktersebut.

    Bank Umum yang sejak awal kegiatannya berdasarkan prinsip syariah tidakdiperbolehkanmelakukankegiatanusaha secarakonvensional.BankPerkreditanRakyat yangmelaksanakan kegiatanusahanya berdasarkanprinsip syariah tidakdiperkenankanmelaksanakan kegiatan secara konvensional.Demikian jugaBankPerkreditan Rakyat yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional tidakdiperkenankanmelakukankegiatanberdasarkanprinsipsyariah.

    Ditinjaudarisegiimbalanataujasaataspenggunaandana,baiksimpananmaupunpinjaman,bankdapatdibedakanmenjadi:

    a. Bank konvensional, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan

    dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan danmengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentasetertentudaridanauntuksuatuperiodetertentu.Persentasetertentuinibiasanyaditetapkanpertahun.

    b. Bank syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan danamaupun dalam rangka penyaJUran dananya memberikan dan mengenakanimbalanatasdasarprinsipsyariahyaitujualbelidanbagihasil.

  • Prinsiputamaoperasionalbankyangberdasarkanprinsip syariah adalahhukumIslam yang bersumber dariAlQurandanAlHadist.Kegiatan operasional bankharusmemperhatikanperintahdan larangandalamAlQurandanSunnahRasulMuhammadSAWLaranganterutamaberkaitandengankegiatanbankyangdapatdiklasifikasikan sebagai riba.Perbedaanutama antarakegiatanbankberdasarkanprinsip syariah dengan bank konvensional pada dasarnya terletak pada sistempemberian imbalan atau jasa dari dana. Dalam menjalankan kegiatanoperasionalnya, bank berdasarkan prinsip syariah tidak menggunakan sistembungadalammenentukan imbalanatasdanayangdigunakanataudititipkanolehsuatupihak.Penentuan imbalan terhadapdanayangdipinjamkanmaupundanayang simp andi bankdidasarkanpadaprinsip bagi hasil sesuaidenganhukumIslam. Perlu diakui bahwa ada sebagian masyarakat yang berpendapat bahwasistembungayangditerapkanolehbankkonvensional,yaituimbalanpenggunaandanadalam jumlahpersentase tertentuuntuk jangkawaktu tertentu,merupakanpelanggaranterhadapprinsipsyariah.DalamhukumIslam,bungaadalahribadandiharamkan. Ditinjau dari sisi pelayanan terhadap masyarakat dan pemasaran,adanya bank atas dasar prinsip syariah merupakan usaha untuk melayani danmendayagunakansegmenpasarperbankanyangtidaksetujuatautidakmenyukaisistembunga.Banksyariah telah lamaberkembangdi luarnegeri,sepertiantara laindinegaranegaraSaudiArabia,Kuwait,Sudan,Yordania,Iran,Turki,Bangladesh,Malaysia,danSwiss.AlBarakamerupakan salahsatubanksyariahyang telahberkembanglamadanmempunyaikegiatandibeberapanegara.DiIndonesia,keberadaanbanksyariah dirintis sejak diberlakukannya Undangundang No.7 Tahun 1992 tentangPerbankan.Undangundangtersebutmenggunakanistilahbankbagihasiluntukmenyebutbankyangberdasarkanprinsipsyariah.Ditinjaudarisegikuantitasbank,BPRlebihbanyakyangberoperasiatasdasarprinsipbagihasildibandingkanbankumum.BPR yang beroperasi atasdasarprinsip bagihasil seringdisebutdenganBPR Syariah. Bank umum yang secara tegas menyatakan dirinya sebagai banksyariahadalahBankMuamalatIndonesia.

    Sampaidengan akhir tahun 1998, jumlah kantor bank syariah secara nasionaldiIndonesiaadalahsebanyak78kantor,yangterdiridari1kantorbankumumdan77kantorBPR.Perkembangan bank berdasarkanprinsip syariahmasih sangat keeildibandingkandenganbankkonvensional.Hinggaawaltahun2005,terdapat3bankumumsyariahdan16unitusahasyariah.Lihatdaftarberikutini:

    BankUmumSyariah:

    1. BankMuamalatIndonesia(BMI)2. BankSyariahMandiri(BSM)3. BankSyariahIndonesia

    UnitUsahaSyariah:

    1. BankIFISyariah

  • 2. BankDanamonSyariah3. BRISyariah4. BankNiagaSyariah5. BankPermataSyariah6. BNISyariah7. BIISyariah8. BankRiauSyariah9. BankJabarSyariah10. BPDSumutSyariah11. BPDDKISyariah12. BPDLombokNTB13. BPDAcehSyariah14. BPDKalselSyariah15. HSBCSyariah16. BTNSyariah

    Petapenyebaranbankberdasarkanprinsipsyariahdi Indonesiadewasa inimasihterkonsentrasi di Pulau Jawa, terutama Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi, danBandung. Perkembangan bank syariah justru tidak terfokus di daerah potensial,yaitumasyarakatmuslimdiBandaAceh, SumateraBarat,dan JawaTimur.Polapemilihanlokasipendirianbanksyariahsaatiniterlihatmasihberpegangpadapolapendirian bank konvensional, yaitu daerah pertumbuhan ekonomi dan sentraperdagangansepertiJabotabekdanBandung.

    B. PerbedaanBankKonvensionaldenganBankSyariah

    Banksyariahadalahbankyangberoperasiberdasarkanprinsipsyariahatauprinsipagama Islam.Sesuaidenganprinsip Islamyangmelarang sistembungaatau ribayang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan padasemua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan. Perbedaan yangmendasarantarabanksyariahdenganbankkonvensional,antaralain:

    1. PerbedaanFalsafah

    Perbedaanpokok antara bank konvensionaldengan bank syariah terletakpada landasan falsafahyangdianutnya.Bank syariah tidakmelaksanakansistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank kovensionaljustru kebalikannya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangatmendalamterhadapprodukprodukyangdikembangkanolehbanksyariah,dimanauntukmenghindarisistembungamakasistemyangdikembangkanadalahjualbelisertakemitraanyangdilaksanakandalambentukbagihasil.Pada dasarnya, semua jenis transaksi perniagaan melalui bank syariahdiperbolehkanasalkan tidakmengandungunsurbunga (riba).Riba secarasederhanaberartisistembungaberbungaataucompoundinterestyangdalamsemua prosesnya bisa mengakibatkan membengkaknya kewajiban salahsatupihaksepertiefekbolasalju.

  • 2. KonsepPengelolaanDanaNasabah

    Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipanmaupuninvestasi.Caratitipandaninvestasiberbedadengandepositopadabank konvensional di mana deposito merupakan upaya membungakanuang.Konsepdanatitipanberartikapansajanasabahmembutuhkan,banksyariahharusdapatmemenuhinya.Akibatnyadanatitipanmenjadisangatlikuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurangmemenuhi syarat suatu investasiyangmembutuhkanpengendapandana.Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuanganpenyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, dananasabahyang terkumpuldengancara titipanatau investasi tadikemudiandimanfaatkan atau disalurkan ke dalam traksaksi perniagaan yangdiperbolehkan pada sistem syariah. Keuntungan dari pemanfaatan dananasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akandibagikankepadanasabah. Jikahasilusaha semakin tinggimaka semakinbesarpulakeuntunganyangdibagikanbankkepadanasabahnya.Namunjika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yangdibagikanbankkepadanasabahnya.

    3. KewajibanMengelolaZakat

    Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajibmembayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya danmendistribusikannya.Hal inimerupakan fungsi dan peran yangmelekatpada bank syariah untuk memobilisasi danadana sosial (zakat, infak,sedekah).

    4. StrukturOrganisasi

    DidalamstrukturorganisasisuatubanksyariahdiharuskanadanyaDewanPengawas Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi segala aktivitas bankagar selalu sesuai dengan prinsipprinsip syariah.DPS ini dibawahi olehDewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan laporan dari DPS padamasingmasinglembagakeuangansyariah,DSNdapatmemberikanteguranjikalembagayangbersangkutanmenyimpang.DSNjugadapatmengajukanrekomendasikepadalembagayangmemilikiotoritassepertiBankIndonesiadanDepartemenKeuanganuntukmemberikansanksi.

    Secara ringkas perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional dapatdilihatpadatabelberikut:

    Tabel9.2PerbedaanBankSyariahdanBankKonvensional

    BankSyariah Bank

  • Berinvestasipadausahayanghalal BebasAtasdasarbagihasil,margin Sistem

    Besaranbagihasilberubahubah BesarannProfitdanfaJahoriented ProfitPolahubungankemitraan Hubung

    AdaDewanpengawasSyariah Tidak

    Sistembagihasildalamperbankan syariahseringmenjadibahanpertanyaandanselaludibandingkandengansistembungadalamperbankankonvensional.Untukmenjelaskankeduanya,tabelberikutmembandingkansistembagihasildansistembunga:

    Tabel9.3PembagianKeuntunganBankSyariahdanBankKonvensional DewanPengawas,DewanKomisaris,danDireksi

    SistemBunga SistemBagiHasil

    Penentuansukubungadibuatpadawaktuakaddenganpedomanharusselaluuntunguntukpihakbank

    Penentuanbesarnyarisikobagihasildibuatpadawaktuakaddenganberpedomanpadakemungkinanuntungdanrugi

    Besarnyapersentaseberdasarkanpadajumlahuang(modal)yangdipinjamkan

    Besarnyarasio(nisbah)bagihasilberdasarkanpadajumlahkeuntunganyangdiperoleh

    Tidaktergantungkepadakinerjausaha.Jumlahpembayaranbungatidakmengikatmeskipunjumlahkeuntunganberlipatgandasaatkeadaanekonomisedangbaik

    Tergantungkepadakinerjausaha.Jumlahpembagianbagihasilmeningkatsesuaidenganpeningkatanjumlahpendapatan

    EksistensibungadiragukankehalalannyaolehsemuaagamatermasukagamaIslam

    Tidakadaagamayangmeragukankeabsahanbagihasil

    Pembayaranbungatetapsepertiyangdijanjikantanpapertimbanganproyekyangdijalankanoleh

    Bagihasiltergantungkepadakeuntunganproyekyangdijalankan.Jikaproyekitutidakmendapatkan

  • pihaknasabahuntungataurugi

    keuntunganmakakerugianakanditanggungbersamaolehkeduabelahpihak

    BerdasarkanUUNomor10Tahun1998TentangPerubahanAtasUndangundangNomor7Tahun1992,danSKDir.BINomor32/34/KEP/DIRTanggal12Mei1999TentangBankBerdasarkanPrinsipSyariah,kepengurusanbanksyariahterdiridaridewankomisarisdandireksi,disampingitubankwajibmemilikiDewanPengawasSyariahyangberkedudukandikantorpusatbank.DewanPengawasSyariahadalahdewanyangbersifatindependen,yangdibentukolehDewanSyariahNasionaldanditempatkan pada bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsipsyariah, dengan tugas yang diatur oleh Dewan Syariah Nasional. Persyaratananggota Dewan Pengawas Syariah diatur dan ditetapkan oleh Dewan SyariahNasional.DewanPengawasSyariahberfungsimengawasikegiatanusahabankagarsesuaidenganprinsipsyariah.Dalammelaksanakan fungsinya,DewanPengawasSyariahwajibmengikutifatwaDewanSyariahNasional.Anggotadewankomisarisdandireksiwajibmemenuhipersyaratansebagaiberikut:

    a. Tidaktermasukdalamdaftarorangterceladibidangperbankansesuaidengan

    yangditetapkanolehBankIndonesia.b. Memilikikemampuandalammenjalankantugasnya.c. MenurutpenilaianBankIndonesiayangbersangkutanmemilikiintegritasyang

    baik.Integritasyangbaikdiartikansebagai: memilikiakhlakdanmoralyangbaik. mematuhiperaturanperundangundanganyangberlaku. memilikikomitmenyang tinggi terhadappengembanganoperasionalbank

    yang sehat. dinilailayakdanwajaruntukmenjadianggotadewankomisarisdandireksi

    bank.

    Bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dapat menempatkanwarga negara asing sebagai anggota dewan komisaris dan direksi. Di antaraanggotadewankomisarisdandireksibank,sekurangkurangnya terdapat1 (satu)orang anggota dewan komisaris dan 1 (satu) orang anggota direksiberkewarganegaraanIndonesia.Jumlah anggota dewan komisaris sekurangkurangnya 2 (dua) orang. Anggotadewan komisaris memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman di bidangperbankan.Anggotadewankomisarishanyadapatmerangkapjabatan:

    sebagaianggotadewankomisarissebanyakbanyaknyapada1(satu)banklain

  • atauBankPerkreditanRakyat,atau sebagai anggota dewan komisaris, direksi, atau pejabat eksekutif yang

    memerlukan tanggungjawab penuh sebanyakbanyaknya pada 2 (dua)perusahaan lain bukan bank atau bukan Bank Perkreditan Rakyat. Pejabateksekutif adalah pejabat yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakanperusahaandanbertanggungjawablangsungkepadadireksi.

    Mayoritasanggotadewankomisarisdilarangmemilikihubungankeluargasampaidengan derajat kedua termasuk suami/istri, menantu, dan ipar dengan anggotadewankomisarislain.Direksibanksekurangkurangnyaberjumlah3(tiga)orang.Mayoritasdarianggotadireksiwajibberpengalamandalamoperasionalbanksekurangkurangnya1(satu)tahun sebagai pejabat eksekutif pada bank. Anggota direksi yang belumberpengalamanwajibmengikutipelatihanperbankan syariah.Mayoritasanggotadireksi dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat keduatermasuksuami/istri,keponakan,menantu,ipar,danbesandengananggotadireksilainatauanggotadewankomisaris.Anggotadireksidilarangmerangkap jabatansebagai anggota dewan komisaris, direksi atau pejabat eksekutif pada lembagaperbankan, perusahaan atau lembaga lain. Di antara anggota anggota direksidilarang secara sendirisendiri atau bersamasamamemiliki sahammelebihi 25%(dua puluh lima persen) dari modal disetor pada suatu perusahaan lain. Disampingitudireksibankjugadilarangmemberikankuasakepadapihaklainyangmengakibatkanpengalihantugasdanwewenangtanpabatas.CalonanggotadewankomisarisataudireksiwajibmemperolehpersetujuandariBankIndonesiasebelumdiangkatdanmendudukijabatannya.PermohonanuntukmemperolehpersetujuanwajibdisampaikanolehdireksibankkepadadireksiBankIndonesia sebelum rapat umum pemegang saham atau rapat anggota yangmengesahkanpengangkatandimaksud,disertaidengandokumenyangdiperlukansesuai ketentuan. Persetujuan atau penolakan atas permohonan pengangkatananggota dewan komisaris atau direksi diberikan selambatlambatnya 15 (limabelas) hari sejak dokumen permohonan diterima secara lengkap. Dalam rangkamemberikanpersetujuanataupenolakan,BankIndonesiamelakukan: penelitianataskelengkapandankebenarandokumen wawancaraterhadapcalonanggotadewankomisarisataudireksi.

    Laporanpengangkatananggotadewankomisarisataudireksiwajibdisampaikanoleh direksi bankkepada Bank Indonesia selambatIambatnya 10 (sepuluh) harisetelahpengangkatandimaksuddisahkanolehrapatumumpemegangsahamataurapatanggotasesuaidenganformatyangtelahditentukan,disertaidengannotulenrapatumumpemegangsahamataunotulenrapatanggota.

    C. KegiatanUsahaBankSyariah

    1. PrinsipKegiatanUsaha

    Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

  • 32/34/KEP/DIR 12 Mei 1999 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Syariah,prinsipkegiatanusahabanksyariahadalah:1. Hiwalah

    Akadpemindahanpiutangnasabah(Muhil)kepadabank(Muhalalaih)dari nasabah lain (Muhal). Muhil meminta muhalalaih untukmembayarkanterlebihdahulupiutangyangtimbuldarijualbeli.Padasaat piutang tersebut jatuh tempo, muhal akan membayar kepadamuhalalaih. Muhalalaih memperoleh imbalan sebagai jasapemindahanpiutang.

    2. IjarahAkad sewamenyewa barang antara bank (Muaajir) dengan penyewa(Mustajir). Setelah masa sewa berakhir barang sewaan dikembalikankepadamuaajir.

    3. IjarahWaIqtinaAkad sewamenyewa barang antara bank (Muaajir) dengan penyewa(Mustajir) yang diikuti janji bahwa pada saat yang ditentukankepemilikanbarangsewaanakanberpindahkepadamustajir.

    4. IstishnaAkad jualbelibarang (Mashnu)antarapemesan (Mustashni)denganpenerima pesanan (Shani). Spesifikasi dan harga barang pesanandisepakatidiawalakaddenganpembayarandilakukansecarabertahapsesuai kesepakatan. Apabila bank bertindak sebagai Shani danpenunjukan dilakukan kepada pihak lain untuk membuat barang(Mashnu)makahalinidisebutIstishnaParalel.

    5. KafalahAkad pemberian jaminan (Makful alaih) yang diberikan satu pihakkepadapihaklaindimanapemberijaminan(Kafiil)bertanggungjawabatas pembayaran kembali suatu utang yang menjadi hak penerimajaminan(Makful).

    6. MudharabahAkad antara pihak pemilikmodal (Shahibul Maal) dengan pengelola(Mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan.Pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi berdasarkan rasio yangtelahdisepakatidiawalakad.Berdasarkankewenanganyangdiberikankepadamudharib,mudharabahdibagimenjadiMudharabahMutlaqahdanMudharabahMuqayyadah. MudharabahMutlaqah Mudharib diberi kekuasaan penuh untuk mengelola modal.

    Mudharib tidak dibatasi baik mengenai tempat, tujuan, maupunjenisusahanya.

    I. MudharabahMuqayyadah Shahibul Maal menetapkan syarat tertentu yang hams dipatuhi

    mudharibbaikmengenaitempat,tujuan,maupunjenisusaha.Dalamskim ini mudharib tidak diperkenankan untuk mencampurkandengan modal atau dana lain. Pembiayaan mudharabahmuqayyadah antara lain digunakan untuk investasi khusus danreksadana.

    7. Murabahah

  • Akadjualbeliantarabankdengannasabah.Bankmemberibarangyangdiperlukannasabahyangbersangkutansebesarhargapokokditambahdengankeuntunganyangdisepakati.

    8. MusyarakahAkadkerjasarnausahapatunganantaraduapihakatau lebihpemilikmodal untukmembiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif.Pendapatan atau keuntungan dibagi sesuai dengan rasio yang telahdisepakati.

    9. QardhAkadpinjamandaribank(Muqridh)kepadapihaktertentu(Muqtaridh)yangwajibdikembalikandengan jumlahyang sarna sesuaipinjaman.Muqridh dapat meminta jaminan atas pinjaman kepada Muqtaridh.Pengembalian pinjaman dapat dilakukan secara angsuran ataupunsekaligus.

    10. AlQardulHasanAkadpinjamandaribank(Muqridh)kepadapihaktertentu(Muqtaridh)untuktujuansosialyangwajibdikembalikandenganjumlahyangsarnasesuaipinjaman.

    11. AlRahnAkadpenyerahanbarangharta (Marhun)dannasabah (Rahin)kepadabank(Murtahin)sebagaijaminansebagianatauseluruhutang.

    12. SalamAkad jualbelibarangpesanan(Muslamfiih)antarapembeli(Muslam)dengan penjual (Muslamilaih). Spesifikasi dan harga barang pesanandisepakati di awal akad dan pembayaran dilakukan di muka secarapenuh. Apabila bank bertindak sebagai Muslam dan pemesanandilakukankepadapihaklainuntukmenyediakanbarang(Muslamfiih)makahalinidisebutsalamparalel.

    13. SharfAdalahakadjualbelisuatuvalutadenganvalutalainnya.

    14. UjrImbalanyangdiberikan atauyangdiminta atas suatupekerjaanyangdilakukan.

    15. WadiahAkad penitipan barang/uang antara pihak yang mempunyaibarang/uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuanuntuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang/uang.Berdasarkan jenisnya,Wadiah terdiridariWadiahYadAmanahdanWadiahYadDhamanah.A. WadiahYadAmanah

    Adalahakadpenitipanbarang/uangdimanapihakpenerima tidakdiperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dantidak bertanggung jawab ataskerusakan/kehilanganbarang titipanyangbukandiakibatkanperbuatanataukelalaianpenerimatitipan.

    B. WadiahYadDhamanahAdalahakadpenitipanbarang/uangdimanapihakpenerimatitipandengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapatmemanfaatkanbarang/uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap

  • kehilanganataukerusakanbarang/uangtitipan.Semuamanfaatdankeuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang/uangtersebutmenjadihakpenerimatitipan.

    16. WakalahAkadpemberiankuasadaripemberikuasa(Muakkil)kepadapenerimakuasa (Wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (Taukil) atas namapemberikuasa.Bankberdasarkanprinsipsyariahjugadapatmelakukankegiatanusahaberdasarkanprinsip operasional lain yang lazimdilakukan oleh banksyariah.Hal inidapatdilakukansepanjang tidakbertentangandenganprinsipsyariahdanperaturanperundangundanganyangberlakusertamendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia dan Dewan SyariahNasional.

    2. KegiatanUsaha

    Istilahbanksyariahataubankbagihasildapatditerjemahkanmenjadilebihdarisatupengertian,terutamaapabiladikaitkandenganpelaksanaankegiatan operasional seharihari. Agar kegiatan operasional bank syariahlebih terarah, maka Bank Indonesia memberikan pedoman dan prinsipprinsip yang harus dijalankan oleh bank syariah di Indonesia. Prinsipprinsip tersebut dituangkan dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentangperbankan, UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UndangundangNomor7Tahun1992,danSKDir.BINomor32/34/KEP/DIRTanggal12Mei1999tentangBankBerdasarkanPrinsipSyariah.Bank wajib menerapkan prinsip syariah dalam melakukan kegiatanusahanyayangmeliputi:6. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yangmeliputi: giroberdasarkanprinsipwadiah tabunganberdasarkanprinsipwadiahataumudharabah depositoberjangkaberdasarkanprinsipmudharabah,atau bentuklainberdasarkanprinsipwadiahataumudharabah.

    7. Melakukanpenyalurandanamelalui: transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah, istishna, ijarah,

    salam,danjualbelilainnya. pembiayaanbagihasilberdasarkanprinsipmudharabah,musyarakah,

    danbagihasillainnya. pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip hiwalah, rahn, qardh,

    membeli,menjualdan/ataumenjamin atas risiko sendiri suratsuratberharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata(underlyingtransaction)berdasarkanprinsipjualbeliatauhiwalah.

    membeli surat suratberhargapemerintahdan/atauBank Indonesiayangditerbitkanatasdasarprinsipsyariah.

    8. Memberikanjasajasa: memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah

    berdasarkanprinsipwakalah. menerimapembayaran tagihan atas surat berharga yangditerbitkan

    dan melakukan perhitungan dengan atau antarpihak ketiga

  • berdasarkanprinsipwakalah. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat surat

    berhargaberdasarkanprinsipwadiahyadamanah. melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya untuk

    kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsipwakalah.

    melakukanpenempatandanadarinasabahkepadanasabahlaindalambentuk suratberhargayang tidak tercatatdibursa efekberdasarkanprinsipujr.

    memberikanfasilitasletterofcredit(LC)berdasarkanprinsipwakalah,murabahah, mudharabah, musyarakah, dan wadiah, sertamemberikanfasilitasgaransibankberdasarkanprinsipkafalah.

    melakukankegiatanusahakartudebetberdasarkanprinsipujr. melakukankegiatanwaliamanatberdasarkanprinsipwakalah.

    9. Melakukankegiatanlainseperti: melakukankegiatandalamvahitaasingberdasarkanprinsipsharf. melakukan kegiatan penyertaan modal berdasarkan prinsip

    musyarakahdan/ataumudharabah pada bank atau perusahaan lainyangmelakukankegiatanusahaberdasarkanprinsipsyariah.

    melakukankegiatanpenyertaanmodalsementaraberdasarkanprinsipmusyarakahdanataumudharabahuntukmengatasiakibatkegagalanpembiayaandengansyaratharusmenarikkembalipenyertaannya.

    bertindak sebagaipendiridanapensiundanpengurusdanapensiunberdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan dalamperundangundangandanapensiunyangberlaku.

    Bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal yaitu menerimadanayangberasaldarizakat,infaq,shadaqah,waqaf,hibahataudanasosiallainnyadanmenyalurkannyakepadayangberhakdalambentuksantunandan/ataupinjamankebajikan(qardhulhasan).

    10. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjangdisetujui oleh Dewan Syariah Nasional. Dalam hal bank akanmelakukankegiatanusahayangbelumdifatwakanolehDewanSyariahNasional, bank wajib meminta persetujuan Dewan Syariah Nasionalsebelummelaksanakankegiatanusahatersebut.Bank syariah termasuk kantor cabang, atau kantor di bawah kantorcabang bank dilarang melakukan kegiatan usaha perbankan secarakonvensionaldan juga tidakdiperkenankanuntukmengubahkegiatanusahamenjadibankkonvensional.

    3. BadanHukumdanPendirian

    a) BadanHukum

    Bentuk hukum suatu bank berdasarkan prinsip syariah dapatberupa:1. PerseroanTerbatas2. Koperasi,atau3. PerusahaanDaerah.

  • b) Modal

    ModaldisetoruntukmendirikanbankberdasarkanprinsipsyariahditetapkansekurangkurangnyasebesarRp3.000.000.000.000,00(tigatriliun rupiah). Modal disetor bagi bank yang berbentuk badanhukum koperasi adalah simpanan pokok, simpanan wajib, danhibah sebagaimana diatur dalam Undangundang tentangPerkoperasian.Modaldisetoryangberasaldariwarganegaraasingdan/atau badan hukum asing setinggitingginya sebesar 99%(sembilanpuluhsembilanperseratus)darimodaldisetorbank.

    4. KepemilikanBankSyariah

    Kepemilikan bank berdasarkan prinsip syariah oleh badan hukumIndonesia setinggitingginya sebesar modal sendiri bersih badan hukumyang bersangkutan. Modal sendiri bersih merupakanpenjumlahan darimodaldisetor,cadangandanlaba,dikurangipenyertaandankerugian,bagibadanhukumPerseroanTerbatas /PerusahaanDaerah,ataupenjumlahandari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, modal penyertaan, danacadangan, dan sisa hasilusaha,dikurangi penyertaandan kerugian, bagibadanhukumkoperasi.

    Sumberdanayangdigunakandalamrangkakepemilikanbankberdasarkanprinsipsyariahdilarang:

    berasaldaripinjamanataufasilitaspembiayaandalambentukapapundaribankdan/ataupihaklaindiIndonesia

    berasal dari sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah,termasukdaridanuntuktujuanpencucianuang(moneylaundering).

    Yang dapat menjadi pemilik bank berdasarkan prinsip syariah adalahpihakpihakyang:

    tidak termasukdalamdaftarorang terceladibidangperbankansesuaidenganyangditetapkanolehBankIndonesia

    menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memilikiintegritasyangbaik.

    Pemilik bank yang memiliki integritas yang baik antara lain adalahpihakpihak yang memiliki akhlak dan moral yang baik, mematuhiperaturan perundangundangan yang berlaku, memiliki komitmenyangtinggiterhadappengembanganoperasionalbankyangsehat,sertadinilailayakdanwajaruntukmenjadipemegangsahambank.