Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

59
IMPRESI MENGENAI BYCYCLE ROAD / JALUR SEPEDA DI SINGAPURA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN INDONESIA Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan TKP 434P2 Disusun Oleh : NUR SUKMA SURI 21040110110050 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

description

tugas KKL

Transcript of Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Page 1: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

IMPRESI MENGENAI

BYCYCLE ROAD / JALUR SEPEDA

DI SINGAPURA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan

TKP 434P2

Disusun Oleh :

NUR SUKMA SURI

21040110110050

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

IMPRESI MENGENAI

BYCYCLE ROAD / JALUR SEPEDA

DI SINGAPURA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN INDONESIA

A. PENDAHULUAN

Transportasi adalah pergerakan manusia dan atau barang dari suatu tempat ke

tempat lainnya (Modul Pelatihan Perencanaan Transportasi, 2003). Dari pengertian

tersebut, manusia merupakan subyek dalam melakukan pergerakan. Melalui

pergerakan ini, manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu transportasi

sangat berperan dalam kehidupan manusia. Peran transportasi secara harafiah

dikelompokkan menjadi 3, yaitu dari segi ekonomi, segi sosial dan segi politik (Tamin,

1997:13). Peran transportasi dari segi ekonomi merupakan peran transportasi sebagai

pemenuh kebutuhan manusia. Dalam hal ini, segala aktivitas ekonomi dapat berjalan

dengan baik jika didukung oleh transportasi yang baik. Dengan demikian dapat

mendukung peningkatan kesejahteraan manusia.

Sepeda, sebagai kendaraan tidak bermotor, menjadi alternatif pilihan bagi

masyarakat pada golongan tertentu sebagai sarana transportasi untuk bekerja.

Karakteristik sepeda yang tidak membutuhkan bahan bakar untuk pengoperasiannya

dianggap sebagai sarana transportasi yang paling murah dan mudah dijangkau

masyarakat tersebut. Saat ini pada sebagaian besar kota besar di Indonesia, sepeda

tidak lagi menjadi pilihan untuk berkendara menuju tempat aktivitas oleh masyarakat.

Mudahnya prosedur mendapatkan izin mengemudi, murahnya harga kendaraan

bermotor yang ditawarkan saat ini, serta mudahnya mendapatkan bahan bakar

membuat keinginan masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi semakin tinggi.

Padahal meningkatnya angka tersebut ikut memperbesar beban jalan yang ada di

Indonesia saat ini, sehingga kemacetan pun meroket naik sebagai masalah utama yang

dihadapi Indonesia saat ini.

Manfaat mengendarai sepeda sendiri banyak tentunya, selain baik untuk

kesehatan, juga lebih ramah lingkungan karena tidak ada polusi yang dihasilkan dengan

mengendarai sepeda. Sayangnya manfaat tersebut tidak dirasakan dan

dipertimbangkan oleh pengendara saat ini sehingga sepeda pun mulai tertinggalkan,

dan hanya menjadi pilihan bagi penggemar sepeda untuk berolahraga. Disaat volume

kendaraan pribadi terus melonjak, justru ajakan untuk kembali mengendarai sepeda

mulai naik di Indonesia. Ajakan itu diwujudkan dengan diadakan event Car Free Day di

beberapa kota besar, juga mulai disediakannya jalur – jalur sepeda di jalan raya tau

kawasan permukiman.

Page 3: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Jalur sepeda merupakan jalur khusu yang diperuntukkan untuk pengguna sepeda

yang tidak bermesin dan menggunakan tenaga manusia, jalur ini terletak secara

terpisah dengan jalur kendaraan bermotor untuk meningkatkan keamanan pengguna

sepeda. Penggunaan sepeda memang perlu diberi fasilitas untuk meningkatkan

keselamatan para pengguna sepeda dan dapat meningkatkan kecepatan pengguna

sepeda. Di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Semarang, jalur sepeda sudah

ada tapi jarang digunakan oleh masyarakat. Lain halnya dengan Singapurasia yang

masyarakatnya masih menggunakan jalur sepeda dan jalur sepda tersebut dapat

dimanfaatkan dengan baik.

B. Jalur Khusus Sepeda di Semarang

Kota Semarang merupakan kota yang memiliki topografi yang datar hingga

bergelombang, kondisi ini menjadi keunikan tersendiri bagi kota Semarang yang

menjadikannya kota di Indonesia yang memiliki sebutan “Semarang atas” dan

“Semarang bawah”. Saat ini di Kota Semarang, sepeda menjadi pilihan bagi

masyarakatnya untuk berolahraga, namun tidak menjadi pilihan untuk berkendara.

Banyak komunitas – komunitas pencinta sepeda yang telah lahir di Semarang dan

mungkin menjadi salah satu dari pengguna jalur sepeda di Semarang.

Jalan Pahlawan merupakan jalan

yang menjadi pusat aktivitas perkotaan di

Kota Semarang, tak heran jika jalan ini

merupakan CBD Kota Semarang akibat

adanya pusat pemerintahan juga

kawasan simpang lima sebagai pusat

perdagangan dan jasa. Jalan pahlawan ini

juga menjadi tempat pelaksanaan event

Car Free Day di Kota Semarang setiap

hari sabtu dan minggu dan menjadi

wadah bagi masyarakat untuk

menungkan hobinya untuk bersepeda.

Salah satu jalur sepeda yang ada di

Kota Semarang terdapat di Jalan

Pahlawan. Jalur sepeda yang diresmikan

pada tahun 2011 ini sebetulnya mudah

untuk dikenali, karena terdapat beberapa

petunjuk berupa lukisan sepeda yang

dicat warna kuning di pinggiran jalan pedestrian dan jalan raya di Jalan Pahlawan. Jalur

Sumber : Hasil Dokumentasi Pribadi Gambar 1 Jalur Sepeda di Jalan Pahlawan

Page 4: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

ini terletak memanjang dari Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran dan Jalan Dr. Cipto

hingga jalan Pemuda. Jalur yang muat dilalui oleh satu sepeda ini masih menjadi

perbincangan oleh sebagian masyarakat, pasalnya jalur ini belum dapat dinetralisasikan

dari kendaraan beroda empat. Tidak jarang jalur ini menjadi tempat parkir kendaraan,

padahal sudah jelas disitu terdapat tanda jalur sepeda. Jalur ini juga kadang digunakan

oleh angkutan untuk ngetem dan mengambil penumpang. Kondisi demikian cukup

menunjukkan bahwa jalur sepeda yang telah dibuat di Semarang belum efektif untuk

digunakan. Jalur ini hanya ramai digunakan saat event Car Free Day berlangsung.

Sumber : www.suaramerdeka.com

Gambar 2. Kendaraan yang Parkir di Jalur Sepeda pada Jalan Pahlawan dan Event CFD

Dikutip dari Suara Merdeka, bahwa kebijakan mengenai jalur sepeda di Kota

Semarang masih setengah hati. Pasalnya hanya di Kota Semarang sajalah dimana jalur

sepeda ditambah rambu dilarang parkir atau berhenti. Namun pengadaan jalur sepeda

tersebut tidak diperhitungkan secara matang oleh Pemkot Semarang, karena jalur

sepeda yang disediakan di Jalan Pahlawan tidak dilengkapi oleh parkir sepeda,

sehingga jalur sepeda ini kemudian dijadikan sebagai parkir kendaraan bermotor.

Page 5: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Dikutip dari tempo bahwa Kota Semarang akan merancang undang – undang untuk

jalur sepeda, rancangan undang – undang ini berisi tentang aturan khusus lalu lintas

kendaraan bermotor hingga larangan pemanfaatan jalur lambat, juga ikut memuat

konsep jalur sepeda yang selama ini dijadikan sebagai tempat parkir. Akan lebih baik

jika RUU tentang jalur sepeda ini dapat segera direalisasikan agar fungsi penggunaan

jalur sepeda menjadi optimal dan tepat sasaran.

C. Jalur Khusus Sepeda di Singapura

Bersepeda di jalan raya merupakan hal yang legal dilakukan oleh warga Singapura.

Banyak warganya yang menggunakan sepeda sebagai piliha untuk berkendara menuju

tempat aktivitas. Jalur Sepeda di Singapura mulai bermunculan pada tahun 2010, rute

jalur sepeda yang dibuat di beberapa daerah didesain dan disampaikan dengan baik

kepada warga negaranya, sehingga masyarakat pun siap untuk menggunakan jalur

tersebut. Pada beebrapa jalan besar yang dilalui saat kunjungan di Singapura pada

tanggal 2-5 Mei kemarin, terdapat beberapa jalan yang memiliki jalur sepeda dan

pengguna sepeda yang melaju diatasnya. Jika diperhatikan, jalur sepeda yang ada di

Jalan Raya Singapura cukup ideal, yaitu sekitar 1,5 meter. Ada yang terletak langsung

di pinggir jalan seperti jalan pemuda dan ada juga yang terpisah dengan jalan raya.

Sumber : Hasil Dokumentasi Pribadi, 2013. Gambar 3 Pengguna Jalur Sepeda di Singapura

Di Sembawang New Town contohnya, terdapat jalur sepeda yang terletak dengan

stasiun MRT. Pengguna sepeda di Kota tersebut cukup banyak, jalur sepeda yang

dimilki kota ini terletak terpisah dengan jalan raya. Ada yang terletak di atas jalan

pedestrian dan dipisahkan dengan garis kuning untuk jalur tersebut, ada juga yang

Page 6: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

terpisah antara jalur pedestrian dan jalur sepedanya. Singapura juga memiliki fasilitas

parkir serta regulasi yang cukup kuat bagi pengguna sepedanya. Diatur oleh LTA,

bahwa terdapat larangan bagi pengguna sepeda untuk membonceng pengguna lainnya

di Singapura. Juga terdapat aturan bahwa ank di bawah umur 12 tahun harus

dibonceng oleh orangtua atau walinya, juga terdapat larangan bagi pengendara sepeda

untuk melaju di jalur sepeda dengan pengendara sepeda lainnya (terdapat dua sepeda

berdampingan di jalur sepeda) pengendara sepeda harus berjalan berurutan secara

vertikal. Larangan tersebut mencerminkan betapa seriusnya pemerintah Singapura

dalam mengembangkan jalur sepeda dalam negaranya.

Sumber : Cyclinginsingapore.com

Gambar 4. Jalur Sepeda di Singapura

D. Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut :

Semarang belum memilki regulasi yang kuat terhadap penggunaan jalur sepeda

dan pengguna sepeda.

Jalur Sepeda di Semarang terletak di pinggiran jalan, dan tingkat keamanannya

kurang karen tidak ada pembatas atau penanda khusus selain tanda sepeda yang

dicat kuning.

Singapura memiliki regulasi yang kuat bagi pengguna sepeda dan penggunaan

jalur sepeda. Hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi Kota Semarang jika ingin

benar – benar mengembangkan jalur sepeda.

Jalur sepeda yang disediakan di Singapura juga terdiri dari tiga macam, terpisah

dengan jalur kendaraan bermotor dan menyatu dengan jalur pedestrian,

berdampingan dengan jalur kendaran bermotor, dan terpisah dengan jalur

kendaraan bermotor juga pedestrian.

Page 7: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

IMPRESI KEGIATAN KKL DI SINGAPURA DAN MALAYSIA

MENGENAI JALUR KHUSUS DIFABEL DAN KOMPARASINYA

DENGAN KOTA SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan, TKP 434P2)

OLEH:

DYAH CANDRARINI

21040110130068

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 8: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

A. Pendahuluan

Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan atau

mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk

melakukan kegiatan secara selayaknya, yang terdiri atas penyandang cacat fisik; mental;

fisik dan mental (Departemen Pekerjaan Umum). Kehidupan kesejahteraan sosial para

penyandang cacat di Indonesia telah diatur oleh pemerintah dalam Undang-undang No. 4

Tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan

Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat. Dalam peraturan tersebut diatur mengenai

pemberian kesempatan yang sama bagi para penyandang cacat dalam pekerjaan,

pemanfaatan sosial dan ekonomi serta prasarana fisik, baik di lingkungan bangunan

maupun di jalan dan prasarana umum lainnya. Salah satu yang terpenting yang harus

diupayakan pemerintah dalam menjamin kesejahteraan kaum penyandang cacat ini dalam

kehidupan sehari-hari adalah menyediakan akses yang mudah, nyaman, dan aman di area-

area publik, seperti penyediaan jalur khusus untuk kaum difabel.

Dalam Pedoman Teknik No.022/T/BM/1999 mengenai Persyaratan Aksesibilitas

pada Jalan Umum, prasarana aksesibilitas yang dimaksud adalah:

1) akses ke, dan dari jalan umum

2) akses ke tempat pemberhentian bis/ kendaraan

3) jembatan penyeberangan

4) jalur penyeberangan bagi pejalan kaki

5) tempat parkir dan naik/ turun penumpang

6) tempat pemberhentian kendaraan umum

7) tanda/ rambu-rambu lalu lintas dan atau marka jalan

8) trotoar

9) terowongan penyeberangan.

Kelengkapan pedestrian bagi kaum difabel dapat berupa:

1) jalur pemandu, yaitu bagian dari jalur pejalan kaki yang berfungsi untuk memandu

tuna netra untuk berjalan dengan memanfaatkan tekstur ubin peringatan terhadap

situasi di sekitar jalur yang bisa membahayakan tuna netra,

2) pinggiran kelandaian (curb ramp), yaitu suatu rute aksesibilitas yang ditempatkan di

lokasi-lokasi tempat terjadi interaksi yang besar dalam mengakses ke dan dari jalan,

yang dimaksudkan untuk memudahkan para penyandang cacat dalam mengakses

jalan umum,

3) pegangan rambat (handrail), yaitu prasarana aksesibilitas yang berfungsi untuk

keamanan bagi pengguna prasarana tersebut, khususnya bagi para penyandang

cacat, yang ditempatkan di beberapa tempat fasilitas pelengkap jalan, seperti di

Page 9: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

tempat pemberhentian bis/ halte, jembatan penyeberangan (tidak sebidang) atau di

terowongan penyeberangan.

B. Jalur Khusus Difabel di Kota Semarang

Daerah di Kota Semarang yang akan disorot adalah kawasan CBD-nya, atau biasa

dikenal sebagai kawasan Simpang Lima. Di kawasan yang notabene menjadi lokasi

keramaian, baik oleh kendaraan bermotor maupun pejalan kaki, haruslah didukung

oleh infrastruktur yang bersifat accessible, aman, dan nyaman. Jalur khusus difabel

di kawasan ini tidak tersedia di seluruh titik pedestrian. Jalur pemandu di kawasan

Simpang Lima ini hanya terdapat di sepanjang trotoar Jalan Pemuda. Padahal,

keramaian pejalan kaki tidak hanya terjadi di jalur trotoar tersebut, melainkan juga di

jalur-jalur lainnya, seperti Jalan Pahlawan dan Jalan Pandanaran. Kondisi ini

menyebabkan tidak banyak kaum difabel yang merasa nyaman dan aman ketika

sedang menjangkau kawasan ini.

Sumber: www.skyscrapercity.com

Gambar 1. Jalur Pemandu di Sepanjang Trotoar Jalan Pemuda

Sumber: www.skyscrapercity.com

Gambar 2. Trotoar di Jalan Pahlawan yang tidak Dilengkapi Jalur Pemandu

Page 10: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Lain halnya dengan jalur pemandu yang keberadaannya di Indonesia sudah menjadi

hal yang wajar, pegangan rambat tidak banyak dijumpai di Indonesia, khususnya

kawasan Simpang Lima ini. Sementara itu, keberadaan pinggiran kelandaian (curb

ramp) di kawasan Simpang Lima sudah tersedia khususnya pada halte BRT. Namun

demikian, belum semua halte BRT di seluruh Kota Semarang memiliki curb ramp.

Sumber: www.skyscrapercity.com

Gambar 3. Halte BRT di Jalan Pemuda (kiri) dan di Jalan Sultan Agung (kanan), yang lokasinya tidak jauh dari kawasan Simpang Lima

C. Jalur Khusus Difabel di Singapura

Selama melakukan kegiatan KKL di Singapura, hampir tidak dijumpai keberadaan

jalur pemandu dan pegangan rambat pada pedestrian. Di kawasan Orchard Road,

misalnya, pedestrian dan sidewalk di kawasan ini tampak nyaman dan kondisinya

baik, namun tidak dilengkapi dengan jalur khusus difabel tersebut.

Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Gambar 4. Jalur Pedestrian di Kawasan Orchard Road, Singapura

Page 11: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Jalur pemandu dan pegangan rambat memang tidak dijumpai di Singapura, namun,

keberadaan curb ramp selalu dijumpai di lokasi-lokasis penyeberangan, seperti

gambar di bawah ini.

Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Gambar 4. Jalur Pedestrian di Kawasan Orchard Road, Singapura

Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa trotoar tersebut melandai sehingga

ketinggiannya sejajar dengan jalan raya. Hal ini memudahkan bagi pengguna kursi

roda yang akan menyeberang. Pada trotoar tersebut juga terdapat dua buah tiang

pendek dan ubin bertekstur berbeda dengan ubin trotoar, yakni memiliki tonjolan-

tonjolan kecil yang berfungsi sebagai penanda bagi penyandang tuna netra.

Pelengkap pedestrian ini dapat ditemui di hampir seluruh lokasi penyeberangan di

Singapura.

D. Jalur Khusus Difabel di Malaysia

Selama kegiatan observasi (KKL) di Malaysia, jalur khusus difabel berupa jalur

pemandu ditemui di bandara Malaysia dan Central Market. Selain dua lokasi

tersebut, hampir tidak dijumpai lagi keberadaan jalur pemandu di pedestriannya,

seperti di kawasan Petronas dan Putrajaya.

Page 12: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Gambar 5. Jalur Pemandu di Bandara Kuala Lumpur (kiri) dan di kawasan Central Market (kanan)

Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Gambar 6. Bus Rapid Penang yang Ramah bagi Kaum Difabel

Sementara itu, curb ramp sudah banyak tersedia di lokasi-lokasi penyeberangan

seperti halnya si Singapura. Curb ramp ini juga telah menjadi standar bagi bus-bus di

Malaysia sehingga dapat menjangkau para pengguna kursi roda dan lansia.

Page 13: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

E. Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa jalur khusus difabel yang

paling banyak dijumpai di ketiga wilayah amatan yaitu curb ramp. Selain itu, hal

yang bisa dicontoh dari kondisi pedestrian di Malaysia danSingapura bagi Kota

Semarang adalah mengenai keberadaan curb ramp dan ubin bertekstur di setiap

lokasi penyeberangan. Hal ini menjadi sangat penting mengingat banyak lokasi-

lokasi penyeberangan di Kota Semarang tidak memiliki curb ramp pada tepi

trotoarnya. Ketidaklengkapan infrastruktur ini menyebabkan tidak banyak kita

jumpai kaum difabel dan lansia pengguna kursi roda yang menikmati “dunia luar”

di Kota Semarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kota Semarang masih

belum ramah kaum difabel dan lansia.

Tabel 1. Komparasi Kelengkapan Pedestrian bagi Kaum Difabel di Kota Semarang, Malaysia, dan Singapura

Kategori Kota Semarang

(Kawasan Simpang Lima)

Malaysia Singapura

Jalur Pemandu Dijumpai di lokasi-lokasi tertentu Hampir tidak

dijumpai Pinggiran

Kelandaian (Curb Ramp)

Dijumpai di beberapa halte/ bus stop

Dijumpai di lokasi-lokasi penyeberangan

Pegangan Rambat (Handrail)

Hampir tidak dijumpai

Sumber: Analisis Pribadi.

Page 14: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

IMPRESI KEGIATAN KKL DI SINGAPURA DAN MALAYSIA

MENGENAI KEMUDAHAN DALAM MENCAPAI SARANA

TRANSPORTASI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan, TKP 434P2)

OLEH:

HANNA DIAN PRATIWI

21040110141041

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 15: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

KEMUDAHAN DALAM MENCAPAI SARANA TRANSPORTASI

Singapore adalah salah satu negara dengan transportasi publik terbaik di dunia.

Tersedia berbagai moda transportasi yang memungkinkan baik penduduk maupun turis

menjelalah negara pulau ini secara efisien dan tepat waktu, mulai dari MRT (Mass Rapid

Transit), LRT, Bus Kota, dan taksi.

Sebagai turis, tidak perlu takut nyasar atau , karena selain kecil, informasi rute dan

petunjuk jalan sangan jelas dan mudah ditemukan. Bagi kebanyakan orang, naik MRT

adalah cara yang paling enak dan mudah untuk menuju suatu lokasi.

Taxi

Taksi di Singapura diatur dengan sangat baik oleh pemerintah. Sebagai penumpang

kita dijamin akan mendapatkan pelayanan yang sama saat menggunakan taksi apa pun

perusahaannya. Selain itu tidak perlu cemas dibawa berputar-putar untuk melebihkan argo.

Untuk menjadi supir taksi di Singapore sendiri sangat sulit karena mereka harus menghapal

semua nama jalan dan rute di negara tersebut, tahu rute tersingkat, hingga tahu jam-jam

diberlakukannya surcharge dan road pricing.

Per Oktober 2009, tarif awal taksi adalah SGD 2.80. Kadang Anda akan dikenakan

surcharge (biaya tambahan) jika : memanggil via call centre, naik dari tempat tertentu seperti

terminal ferry atau airport, jam malam, dll.

Page 16: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

MRT & LRT

MRT adalah pengangkut massal serta transportasi yang paling dapat diandalkan di

Singapore. Sedangkan LRT tersedia di kawasan tertentu yang belum dijangkau MRT,

berbentuknya monorail dengan gerbong 2-3. MRT dikelola dan diatur oleh perusahaan milik

pemerintah yang namanya SMRT.

Hingga akhir 2009, terdapat 4 jalur MRT dan 3 jalur LRT yang beroperasi. Jalur MRT

diberi warna berbeda di dalam peta sehingga mudah dibedakan. Circle Line (warna kuning)

adalah line terbaru dan belum beroperasi penuh (garis putus-putus berarti belum

beroperasi).

Sebagian rute, terutama di tengah kota, dibuat di bawah tanah (underground), dan

sisanya adalah elevated. Di jam sibuk terutama di stasiun interchange, kereta bisa sangat

ramai dan penuh. Hindari perjalanan di jam 8-9 pagi dan 5-7 malam.

Page 17: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Tarif perjalanan dengan MRT dihitung berdasarkan jarak/jumlah stasiun yang

dilewati. Untuk jarak satu stasiun dikenakan SGD 0.60 hingga 0.80. Untuk jarak yang terjauh

dikenakan biaya hingga SGD 2. Anda boleh bebas tukar line asalkan belum keluar dari ticket

gate. Ada dua macam cara pembayaran; point-to-point yang berarti Anda hanya beli ticket

untuk satu perjalanan, dan satu lagi adalah menggunakan ez-Link card. Kartu ini adalah

kartu chip yang dapat diisi dengan saldo tertentu (top-up). Nilai minimum yang dapat di top-

up adalah SGD 10 dan maksimum SGD 100. Membayar point-to-point jatuhnya akan lebih

mahal dibanding menggunakan EZ-link card.

Kartu ez-Link dapat dibeli dari ticket office di semua stasiun atau dari ticket machine.

Jika antrian ticket office sangat panjang, sebaiknya Anda beli langsung dari ticket machine,

cukup ikuti petunjuk di layar lalu masukka uang kertas atau coin SGD, kartu akan keluar dari

mesin. Sisa uang di dalam kartu dapat dimintakan refund saat Anda ingin pulang dari

Singapore, atau disimpan untuk kedatangan berikutnya.

Changi Airport juga dilayani oleh MRT (jalur hijau). Lokasinya terletak di Terminal 2.

Ikuti papan petunjuk “Train” jika Anda baru mendarat dan keluar dari Arrival hall dari terminal

mana pun.

Page 18: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Bus

Tidak semua kawasan dicakup oleh jalur MRT. Bagi penduduk umumnya, perjalanan

ke kantor ditempuh dengan bus kota dari rumah/apartemen menuju stasiun MRT terdekat,

baru dilanjutkan dengan naik kereta MRT. Jika Anda tidak terlalu mengejar waktu, bus kota

menawarkan pemandangan di sepanjang jalan.

Ada beberapa perusahaan bus yang mengoperasikan bus di Singapore, namun

pelayanan, biaya dan sistem yang digunakan adalah sama. Kartu EZ-link dapat dipakai di

semua bus, pastikan Anda melakukan tap / sentuh ke mesin pembaca kartu saat naik

maupun saat turun. Tarif ditentukan oleh banyaknya halte bus yang telah dilewati.

Walaupun menghafal nomor bus cukup sulit, tersedia buku panduan rute bus yang

dapat dibeli di stasiun atau toko buku. Selain itu ada juga aplikasi iPhone atau PDA phone

yang dapat Anda download untuk mendapatkan rute bus.

Page 19: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Tersedianya sarana transportasi massal tersebut berbanding lurus dengan

kemudahan masyarakat dalam mencapainya. Stasiun MRT maupun bus yang terletak di

pusat-pusat aktivitas penduduk Singapura merupakan salah satu kemudahan yang didapat

penduduk Negara singapura. Hal tersebut yang menjadikan penduduk singapura lebih

memilih menggunakan transportasi massal dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.

Tidak hanya penduduk Negara Singapura saja yang merasa diberikan kemudahan

dalam mencapai sarana transportasi, para turis juga merasa mudah dalam mencapai sarana

transportasi. Karena disetiap stasiun bus maupun MRT terdapat peta yang menunjukkan

Negara Singapura dan juga terdapat informasi bagaimana dapat mencapai tempat yang kita

inginkan.

Terdapatnya stasiun mrt ataupun bus yang berada di pusat-pusat aktivitas penduduk

Negara Singapura, memudahkan para masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik juga

sangat mudah mencapai sarana transportasi karena diberikan sarana penunjuk jalan

khusus.

Page 20: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

IMPRESI KEGIATAN KKL DI SINGAPURA DAN MALAYSIA

MENGENAI SPBU DI INDONESIA DAN MALAYSIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan, TKP 434P2)

OLEH:

1. Mulya Sayoufrizha Rangkuti 21040110141061

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 21: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Latar Belakang

Kuliah kerja lapangan merupakan pelajaran lapangan untuk melihat dan belajar dari

pengamatan (lessons learned) praktek perencanaan khususnya pada kasus – kasus yang

tergolong ke dalam best-bad practices di luar negeri. Dalam hal ini saya akan mengamati

stasiun pengisian bahan bakar di kedua negara tersebut

Stasiun Pengisian Bahan Bakar adalah tempat di mana kendaraan bermotor bisa

memperoleh bahan bakar.oleh karena itu Issue yang akan diangkat pada pembahasan kali

ini adalah mengenai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terdapat di

Singapore dan Malaysia yang akan dibandingkan dengan SPBU yang terdapat di

Semarang, sehingga kita dapat mempelajari hal-hal positif dari kedua negara tersebut. Maka

setelah melakukan kunjungan ke Negara Singapore dan Malaysia diharapkan dapat

diperoleh impresi mengenai SPBU di kedua negara tersebut.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar, pada umunya menyediakan beberapa jenis bahan

bakar, Misalnya:

▪ Bensin dan beragam varian produk Bensin

▪ Solar

▪ LPG dalam berbagai ukuran tabung

▪ Minyak Tanah

Banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang juga menyediakan layanan

tambahan. Misalnya, musholla, pompa angin, toilet dan lain sebaginya. Stasiun Pengisian

Bahan Bakar modern, bisanya dilengkapi pula dengan minimarket dan ATM. Tak heran

apabila Stasiun Bahan Bakar juga menjadi meeting point atau tempat istirahat. Bahkan, ada

beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar, terutama di jalan tol atau jalan antar kota,

memiliki kedai kopi seperti Starbucks, atau restoran fast food dalam berbagai merek.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar dijaga

oleh petugas-petugas yang mengisikan bahan bakar kepada pelanggan. Pelanggan

kemudian membayarkan biaya pengisian kepada petugas. Di negara-negara lainnya,

misalnya di Amerika Serikat atau Eropa, pompa-pompa bensin tidak dijaga oleh petugas;

pelanggan mengisi bahan bakar sendiri dan kemudian membayarnya kepada petugas di

sebuah loket/counter.

standar anatomi bangunan stasiun pengisian bahan bakar:

1. Desain bangunan harus disesuaikan dengan karakter lingkungan sekitar (contoh: letak pintu masuk, pintu keluar, dan lain-lain); 2. Elemen bangunan yang adaptif terhadap iklim dan lingkungan (sirip penangkal sinar matahari, jendela yang menjorok ke dalam, dan penggunaan material dan tekstur yang tepat);

Page 22: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

3. Desain bangunan SPBU harus sesuai dengan bangunan di lingkungan sekitar yang dominan; 4. Arsitektur bangunan sarana pendukung harus terintegrasi dengan bangunan utama; 5. Seluruh fasade bangunan harus mengekspresikan detail dan karakter arsitektur yang konsisten; 6. Variasi bentuk dan garis atap yang menarik; 7. Bangunan harus adaptif terhadap panas matahari dan pantulan sinar matahari dengan merancang sirip penangkal sinar matahari dan jalur pejalan kaki/ trotoar yang tertutup dengan atap; 8. Bangunan dibagi-bagi menjadi komponen yang berskala lebih kecil untuk menghindari bentuk massa yang terlalu besar; Panduan untuk kanopi adalah sebagai berikut:

1. Integrasi antara kanopi tempat pompa bensin dan bangunan diperbolehkan; 2. Ketinggian ambang kanopi dihitung dari titik terendah kanopi tidak lebih dari 13’9’’.

Ketinggian keseluruhan kanopi tidak lebih dari 17’; 3. Ceiling kanopi tidak harus menggunakan bahan yang bertekstur atau flat, tidak

diperbolehkan menggunakan material yang mengkilat atau bisa memantulkan cahaya; 4. Tak boleh menggunakan lampu tabung pada warna logo perusahaan.

Panduan untuk pump island:

1. Pump island ini terdiri dari fuel dispenser, refuse container, alat pembayaran otomatis,bollard pengaman, dan peralatan lainnya;

2. Desain pump island harus terintergrasi dengan struktur lainnya dalam lokasi, yaitu dengan menggunakan warna, material dan detail arsitektur yang harmonis

3. Minimalisasi warna dari komponen-komponen pump island, termasuk dispenser, bollard dan lain-lain.

Sirkulasi/jalur masuk dan keluar:

1. Jalan keluar masuk mudah untuk berbelok ke tempat pompa dan ke tempat antrian dekat pompa, mudah pula untuk berbelok pada saat keluar dari tempat pompa tanpa terhalang apa-apa dan jarak pandang yang baik bagi pengemudi pada saat kembali memasuki jalan raya;

2. Pintu masuk dan keluar dari SPBU tak boleh saling bersilangan; 3. Jumlah lajur masuk minimum dua lajur; 4. Lajur keluar minimum tiga lajur atau sama dengan lajur pengisian BBM;

5. Lebar pintu masuk dan keluar minimal 6 m

Tujuan

Setelah kegiatan KKL ini mahasiswa sebagai calon perencana dapat mengambil nilai-nilai

positif mengenai tema Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang terdapat di Negara Malaysia,

Singapore, serta di indonesia.

Page 23: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Impresi Terhadap stasiun pengisian bahan bakar di Singapore ,

Malaysia dan di indonesia

Singapore

Ketika berada di Singapura kita jarang melihat atau menemukan SPBU , karena

semua SPBU sudah dilokalisir dikawasan-kawasan tertentu yang telah ditentukan oleh

pemerintah setempat. Di Singapura pemerintahnya melakukan pengoptimalan letak dalam

penggunaan tata ruang guna efisiensi lahan sehingga setiap tempat dapat berfungsi secara

optimal namun tetap dapat dijangkau.

Singapura tidak memiliki perusahaan bahan bakar sendiri,karena luas wilayahnya

yang relatif kecil dan tidak memiliki sumber daya minyak bumi sehingga singapore

mengimpor minyak bumi dari negara – negara asia di sekitarnya,hal inilah yang

menyebabkan harga bahan bakar disini relatif mahal yaitu Rp 12 ribu per liter nya,

Malaysia

Petronas, kependekan dari Petroliam Nasional Berhad, adalah perusahaan minyak

dan gas Malaysia yang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1974. Dimiliki sepenuhnya oleh

pemerintah Malaysia, perusahaan ini mendapatkan hak atas seluruh sumber daya minyak

dan gas di Malaysia dan diberi kepercayaan mengembangkan dan menambah nilai sumber

daya tersebut. Petronas termasuk di antara perusahaan terbesar di dunia versi Fortune

Global 500. Fortune menempatkan Petronas sebagai perusahaan terbesar ke-95 di dunia

pada tahun 2008 dan ke-80 pada tahun 2009.

Sejak dibentuk, Petronas tumbuh menjadi perusahaan minyak dan gas

internasional dengan kepentingan bisnis di 35 negara. Pada akhir MAret 2005, Petronas

Group memiliki 103 anak perusahaan penuh, 19 anak perusahaan sebagian, dan 57

perusahaan terkait. Perusahaan-perusahaan tersebut membentuk Petronas Group yang

terlibat dalam berbagai aktivitas berbasis minyak dan gas. Financial Times menyebut

Petronas sebagai satu dari "tujuh bersaudara baru",serta perusahaan minyak dan gas

nasional milik pemerintah non-OECD paling berpengaruh di dunia.

Grup ini terlibat dalam berbagai spektrum aktivitas minyak bumi, termasuk

eksplorasi hulu dan produksi minyak dan gas sampai pengilangan minyak hilir; pemasaran

dan distribusi produk minyak bumi; perdagangan; pemrosesan dan pencairan gas; operasi

jaringan pipa gas; pemasaran gas alam cair; pembuatan dan pemasaran petrokimia;

pengapalan; rekayasa otomotif; dan investasi properti.

Page 24: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Petronas menjadi sumber pendapatan utama bagi pemerintah Malaysia. 45%

anggaran pemerintah bergantung pada dividen Petronas.Perusahaan ini berkantor pusat di

Menara Kembar Petronas yang resmi dibuka pada Hari Nasional Malaysia ke-42 tanggal 31

Agustus 1998, bersamaan dengan ulang tahun perusahaan ke-24.

Namun dengan adanya persaingan bebas petronas tidak menjadi satu-satunya

stasiun bahan bakar yang terdapat di malaysia.menurut pandangan saya di lapangan di

negara ini banyak persaingan dengan stasiun bahan bakar lainnya misal shell, caltex,

bahkan pertamina pun turut bersaing di negara ini untuk saat ini harga bahan bakar di

malaysia berada di kisaran jual Primax92 sebesar Rp 8.350 per liter dan Primax95 sebesar

Rp 8.750 per liter, sedangkan harga Diesel sebesar Rp 9.300 per liter.

Sumber:dokumentasi pribadi Gambar 1

SPBU PETRONAS

Indonesia

PT Pertamina (Persero) (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas

Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan

gas bumi di Indonesia.

Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun

monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001. Perusahaan ini juga

mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total 1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia

dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total

102,3 juta ton per tahun.

Page 25: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang

didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968.[1] Direktur

utama (Dirut) yang menjabat saat ini adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg

BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto

Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi

wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik

Indonesia itu.

Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia,

terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan

dan perusahaan patungan.

Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya

baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki

usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui Pertamina Drilling

Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang

memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa

gas dengan panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.

Dengan adanya campur tangan pemerintah persaingan tidak terlalu dirasakan oleh

masyarakat sebab pertamina memberi harga paling murah dibandingkan dengan negara

asia lainnya karena mendapatkan subsidi dari pemerintah,sejauh ini menurut pengamatan

saya banyak perusahaan bahan bakar pesaing yang gulung tikar akibat kurangnya peminat

di indonesia.untuk saat ini harga bahan bakar di indonesia berada di kisaran jual Premium

sebesar Rp 4500 per liter dan Pertamax sebesar Rp 10.000 per liter, sedangkan harga solar

sebesar Rp 5000 per liter.

Page 26: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Sumber:dokumentasi pribadi Gambar 3

SPBU PERTAMINA

Page 27: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

IMPRESI WILAYAH PECINAN DI SINGAPURAA DAN SEMARANG TERKAIT

EQUALITIES ISSUES IN URBAN DESIGN KHUSUSNYA PADA BIDANG ETHNICITY

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan

TKP 434P2

Disusun Oleh :

SIGIT IRVAN PRASETYO

21040110120016

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 28: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

A. PECINAN SINGAPURA / CHINATOWN SINGAPORE

1. Selayang Pandang Pecinan Singapura

Chinatown di Singapura sangatlah unik karena sebagian di antaranya bukan

kebudayaan yang berasal dari Negeri Cina. Terdapat dua kebudayaan yang bercampur

di cinatown Singapuraa, yaitu hindu dan islam. Perjalanan untuk mencapai Chinatown di

Singapura dapat dikatakan mudah. Dapat ditempuh dengan MRT atau bus, menurut

penuturan guide disana sama – sama mudah. Bahkan bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Kondisi area parkir terdapat bangunan dengan kondisi dinding terbuka, semacam

warung yang berisi bangku – bangku tempat orang – orang cina bersantai, makan, atau

hanya mengobrol. Selain itu kondisi area parkir dirasa luas. Sebab mampu menampung

bus – bus yang berkunjung di area pecinan singapura. Perlu diketahui area pecinan di

Singapura sangatlah luas. Namun hal tersebut ditunjang dengan banyaknya tempat

istirahat yang tersedia sepanjang jalan. Banyak kedai kopi, toko kue dan makanan di

sepanjang rute perjalanan serta banyak pedagang asongan atau PKL yang berdagang.

Adanya Chinatown atau pecinan, tentu tidak lepas dari kegiatan jual beli barang

dagangan. Semua barang jualan di pecinan Singapura nyaris berharga sama. Rata –

rata dijual 3 in $10 Singapore ( 3 item dijual $10 Singapore). Tanda mata yang umum di

peroleh dari Chinatown biasanya barang-barang berpernis (lacquerware), kerajinan

tangan dari kayu, sutera Cina, kaligrafi, ukiran, perhiasan, mahjong game set, hong bao

(amplop uang warna merah), barang antik, perabotan, dan patung Laksamana Cheng

Ho

2. Kondisi Fisik Kawasan Pecinan Singapura

Pembahasan pada bab ini membahas mengenai kondisi fisik di kawasan pecinan

Singapura. Kondisi fisik ini meliputi kondisi pecinan area luar dan kondisi pecinan area

dalam. Untuk pembahasan pertama, terkait kondisi fisik pecinan SIngapura bagian luar

sebagai berikut :

a. Kondisi Fisik Area Luar Kawasan Pecinan Singapura

Kondisi FIsik Area Luar Kawasan Pecinan Singapura

Sumber : Observasi Lapangan

Page 29: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Area luar pecinan memiliki konsep perdagangan dan jasa. Segala jenis PKL dan

pedagang memenuhi sepanjang rute jalan yang ada di luar pecinan. Namun dalam

penataan lokasi – lokasi PKL yang ada sangat tertata. Hal ini terlihat dari tidak

semrawutnya dagangan yang mereka dagangkan, sehingga tidak sampai menutup jalan

yang ada. Selain itu, kebersihan dalam area perdagangan diperhatikan. Terbukti dari

minimnya sampah anorganik yang ada. Hanya ada sampah organik, sisa – sisa

dedaunan yang gugur. Minimnya sampah ini, tentu pengaruh dari adanya kebijakan

larangan membuang sampah sembarangan yang disertai dengan denda di SIngapura.

Selain bersihnya area perdagangan dan jasa di area luar, terdapat juga penataan

lahan parkir sekitar pecinan. Lahan parkir disediakan khusus di tempat yang tidak jauh

dari pecinan. Bahkan sampai direncanakan lahan parkir untuk kedatangan bus – bus

besar yang menampung wisatawan ke pecinan Singapura.

b. Kondisi Fisik Area Dalam Kawasan Pecinan Singapura

a

Kondisi FIsik Area Dalam Kawasan Pecinan Singapura

Sumber : Observasi Lapangan

Page 30: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Kondisi fisik area dalam kawasan pecinan tergolong baik. Sebab telah dikonsep

seperti supermarket modern. Semua tertata secara rapid an terkonsep. Mulai

pengadaan bilik – bilik untuk berdagang, penyediaan listrik, pengaturan sirkulasi udara

dalam ruangan, dll. Dari hasil pengamatan ada beberapa hal kelebihan terkait desain

ruang pecinan area dalam. Bagi pengunjung yang memiliki keterbatasan fisik, terdapat

jalur khusus difabel. Mulai turunan tangga yang dibuat tanpa anak tangga, kemudian

jalur bagi pejalan yang buta tersedia lantai khusus sebagai tanda bagi tuna netra.

Kelebihan yang lain, terdapat sistem pengaturan sirkulasi udara. Dimana disediakan alat

penghisap panas ruangan, kemudian dialirkan melalui pipa guna dikeluarkan keluar

ruangan. Hal ini dilakukan sebab kondisi ruangan terbuka dan atap terbuat dari baja.

Kelebihan keiga, terdapat escalator guna mencapai lantai bangunan diatasnya. Kategori

untuk sebuah pecinan, hal tersebut belum ada. Terutama di pecinan Semarang.

B. PECINAN SEMARANG / CHINATOWN SEMARANG

1. Selayang Pandang Pecinan Semarang

Awal terbentuknya kawasan Pecinan ini dikarenakan pemberontakan orang

Tionghoa di tahun 1740 kepada kompeni Belanda, namun berhasil digagalkan,

kemudian Belanda memindahkan orang Tionghoa yang dulunya tinggal di daerah

Gedong Batu ke kawasan sekarang ini. Tujuannya agar Belanda mudah mengawasi

pergerakan dari orang – orang Tionghoa karena berdekatan dengan Tangsi Militer milik

Belanda (Tangsi Militer ini dulu terletak di Jl. KH.Agus Salim atau Jurnatan) pada jaman

dahulu. Pecinan Semarang memiliki potensi ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat

kuat. Kawasan ini sudah dipertegas oleh Pemerintah kota Semarang masuk dalam

daftar kawasan revitalisasi melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota No 650/157 tanggal

28 Juni 2005.

Moda transportasi yang bisa dimanfaatkan adalah kendaraan pribadi, bus atau

angkot. Kawasan pecinan Semarang dikenal juga sebagai kawasan seribu kelenteng.

Sebab banyak kelenteng yang berdiri disekitar kawasan pecinan. Diantaranya adalah

Kelenteng Siu Hok Bio, 1753 | Jl. Wotgandul Timur No.38

Kelenteng Tey Hay Bio/Kwee Lak Kwa, 1756 | Jl. Gang Pinggir No.105-107

Kelenteng Tay Kak Sie, 1772

Kelenteng Kong Tik Soe, bagian dari Klenteng Tay Kak Sie.

Kelenteng Tong Pek Bio, 1782 | Jl. Gang Pinggir

Kelenteng Hoo Hok Bio, 1782

Kelenteng Wie Hwie Kiong, 1814 | Jl. Sebandaran I No.24

Kelenteng Liong Hok Bio, 1866

Kelenteng See Hoo Kiong/Ma Tjouw Kiong, 1881

Page 31: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Adapun jenis aktifitas di Pecinan Semarang, seperti : Pasar tradisional Gang Baru,

dinamakan sesuai nama jalan itu sendiri dan terletak diantara jalan Wotgandul dan jalan

Gang Warung, pasar Waroeng Semawis, aktifitas wisata kuliner di semarang, dimana

aneka jajanan makanan dan minuman dijajakan sepanjang jalan Gang Warung yang

berlangsung setiap hari jumat, sabtu dan minggu mulai sore hari sekitar jam 18.00

sampai selesai.

Kondisi dari kawasan Pecinan Semarang, notabene seperti pasar tradisional. TIdak

ada kejelasan konsep mana aktifitas di luar kawasan atau di dalam kawasan layaknya

kawasan pecinan di Singapura. Untuk lebih jelasnya akan di uraikan dalam penjelasan

sebagai berikut :

2. Kondisi Fisik Kawasan Pecinan Semarang

Pada bab ini membahas mengenai kondisi fisik di kawasan pecinan Semarang.

Kondisi fisik ini meliputi kondisi pecinan area luar.Tidak adanya kondisi dalam,

merupakan implikasi tidak adanya pengaturan jelas dari pemerintah guna pembangunan

Pecinan Semarang. Untuk pembahasan pertama, terkait kondisi fisik pecinan Semarang

bagian luar sebagai berikut

c. Kondisi Fisik Area Luar Kawasan Pecinan Semarang

Kondisi FIsik Area Dalam Kawasan Pecinan Semarang

Sumber : Observasi Lapangan

Pada umumnya kondisi pecinan lebih kepada ke area ourdoor. Segala aktifitas

yang dilakukan berada di pinggir jalan sekitar kawasan pecinan Semarang. Mulai

Page 32: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

aktifitas pasar, warung semawis (pada saat imlek), PKL, pedagang asongan, dll.

Dilakukannya aktifitas diluar ruangan, disebabkan tidak adanya pengaturan jelas

terkait tempat berdagang di kawasan Pecinan Semarang. Hanya orang – orang

tertentu yang memiliki modal, yang bisa membuka atau memiliki ruko sendiri di

kawasan Pecinan Semarang. Terkait kondisi lahan parkir, seperti biasa parkir mobil

dan motor berada di bahu jalan. Hal ini tentu membawa dampak, penyempitan jalan di

kawasan Pecinan Semarang.

Hal lain yang bisa ditemukan di kawasan Pecinan Semarang adalah banyaknya

sampah yang berserakan di jalanan kawasan pecinan. Sebenarnya memang ada

petugas kebersihan, namun tidak seimbang dengan jumlah sampah yang dihasilkan

di kawasan pecinan. Tentu hal ini membawas dampak bagi lingkungan pecinan,

diantaranya lingkungan menjadi kotor, bau, serta berpotensi mengundang bibit

penyakit.

Tidak jelasnya peraturan pemerintah dalam pengelolaan kawasan pecinan,

menjadikan Pecinan Semarang tumbuh tanpa adanya kendali khusus. Memang

diresmikan sebagai kawasan revitalisasi, namun kenyataan yang ada justru

mengalami hal sebaliknya. Tidak adanya area dalam kawasan Pecinan Semarang,

merupakan salah satu implikasi tidak adanya pengaturan khusus dari pemerintah

terkait pengembangan dan pembangunannya. Berbeda dengan Chinatown Singapore

/ Pecinan Singapura, yang terkonsep jelas antara kawasan pecinan di sisi luaR serta

kawasan pecinan di sisi dalam. Sisi luar merupakan tempat berdagang para

pedagang yang belum memiliki modal cukup untuk menyewa ruko di dalam gedung

perbelanjaan. Namun di sisi dalam gedung, merupakan bagi mereka yang memiliki

modal guna menyewa ruko yang disediakan.

C. KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa ditarik dari uraian dan hasil observasi lapangan adalah, peran

dari regulasi dan produk hukum dari pemerintah terkait pengembangan suatu kawasan

sangat diperlukan, sebagai pondasi dasar. Kemudian pondasi tersebut didukung dengan

adanya ketaatan warganya dalam mengimplementasikan produk hukum yang telah

dibuat dan disahlan pemerintah. Seperti kawasan Pecinan Singapura, memiliki suatu

konsep yang jelas dan tertata. Mulai kondisi pedagang, kondisi lingkungan sekitar para

pedagang, serta kejelasan lokasi yang ditunjukkan oleh adanya siteplan dari kawasan

tersebut di sudut – sudut jalan tertentu. Adanya kepedulian mereka terkait lingkungan

serta para difabel, sangat tinggi. Sehingga hal tersebut menjadikan dasar yang dapat

menjamin keberlanjutan dari pola pengembangan kawasan Pecinan Singapura.

Page 33: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Selain jelasnya regulasi yang ada, hal tersebut didukung dengan patuhnya

masyarakat terkait regulasi yang sudah dibuat. Hal paling sepele dan terlihat adalah,

adanya regulasi larangan membuang sampah sembarangan. Regulasi tersebut

walaupun sederhana, namun ditaati betul oleh masyarakat Singapura. Secara tidak

langsung, hal tersebut menjamin suatu fasilitas serta kawasan tertentu, menjadi lebih

baik dan tertata.

Hal sebaliknya ditunjukkan pada kawasan Pecinan Semarang. Walaupun terkenal

sebagai salah satu pusat pasar di Semarang, namun kondisi pecinan yang ada terlihat

belum memiliki regulasi kuat terkait pengembangan kawasan Pecinan Semarang.

Aktifitas cenderung dilakukan outdoor. Tidak memiliki tempat untuk melakukan aktifitas

secar indoor pada kawasan ini. Selain itu kondisi lingkungan yang ada tercemar oleh

banyaknya sampah di jalanan kawasan Pecinan Semarang. Sehingga adanya

keputusan penetapan kawasan Pecinan Semarang sebagai kawasan revitalisasi, terasa

hanya sebagai suatu formalitas saja tanpa adanya implementasi dan rencana khusus.

Page 34: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

PERBANDINGAN JEMBATAN PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI YANG ADA DI

SINGAPURA DAN MALAYSIA DENGAN SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan

TKP 434P2

Disusun Oleh :

1. Rahmi Nelisa 21040110130075

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 35: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Perbandingan Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki yang Ada di Singapura dan

Malaysia dengan Semarang

Jembatan penyeberangan orang (JPO) adalah fasilitas pejalan kaki untuk

menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan menggunakan

jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik. Jembatan

penyeberangan juga digunakan menuju tempat pemberhentian bis, untuk memberikan

akses kepada penderita cacat yang menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu

akses dengan kelandaian tertentu. Langkah lain yang juga dilakukan untuk memberikan

kemudahan akses bagi penderita cacat adalah dengan menggunakan tangga

berjalan ataupun dengan menggunakan lift.

Jembatan penyeberangan orang biasanya menggunakan prinsip yang sama dengan

jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari jembatan kendaraan,

dalam desain JPO biasanya mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari

penggunanya. Di samping itu masalah estetika juga menjadi pertimbangan penting dalam

membangun JPO terutama dijalan-jalan protokol dimana desain arsitektur menjadi

pertimbangan yang penting.

Kesadaran pentingnya keselamatan di kalangan pengguna jalan raya ternyata masih

relatif rendah. Contohnya, meski sudah disediakan jembatan penyeberangan, namun

ternyata masih relatif jarang digunakan. Tindakan menyeberang dengan menerobos jalan

raya dua jalur sangatlah beresiko terhadap kecelakaan lalu lintas. Padahal sarana untuk

menyeberang dengan aman telah disediakan, tapi tetap saja banyak warga yang mangkir.

Menyebrang dengan melewati jembatan penyeberangan dianggap boros waktu, kemudian

juga melelahkan.

Memanfaatkan jembatan penyeberangan untuk menyeberang jalan. Orang-orang

lebih suka menyeberang langsung ke jalan raya. Alasannya kenapa tidak menggunakan

jembatan penyeberangan walaupun terdapat jembatan penyeberangan di dekatnya adalah

karena tidak praktis, capek harus naik turun tangga. Mungkin jembatan penyeberangan

adalah salah satu fasilitas yang dibuat pemerintah jadi mubadzir, karena sangat sedikit yang

menggunakannya. Mungkin perlu suatu terobosan baru agar orang mau menggunakan

jembatan penyeberangan. Misalnya yaitu membuat jembatan penyeberangan yang aman

dan nyaman untuk dilewati, jembatan dibuat lebih menarik, seperti dibuat jadi lebih sejuk.

dihiasi dengan bunga-bunga. Selalu di rawat sehingga jembatan penyeberangan terlihat

bersih.

a. Jembatan Penyeberangan di Singapura

Page 36: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Selama perjalanan melewati jalan-jalan di Singapura terlihat bahwa banyak jembatan

penyeberangan bagi pejalan kaki, dimana jembatan penyeberangan di desain sebaik

mungkin agar memberikan kesan aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Masyarakat di

Singapura sangat banyak yang berjalan kaki dan menggunakan fasilitas penyeberangan

jalan kaki untuk menyeberangi jalan. Pemerintah telah mendesain jembatan penyeberangan

jalan kaki dengan merawat jembatan, menghiasi jembatan dengan bunga-bunga, melarang

untuk menjadikan jembatan penyeberangan sebagai tempat papan iklan atau spanduk-

spanduk yang dapat merusak keindahan kota. Untuk penerangannya juga sudah sangat

baik, sehingga apabila malam hari para pejalan kaki tetap merasa aman dan nyaman jika

menyeberang di jembatan penyeberangan.

Di Singapura pejalan kaki sangat dihormati, dan disediakan fasilitas yang membuat

penduduk tidak takut ataupun malas dengan berjalan kaki. jembatan penyeberangan juga di

berikan atap yang membuat pejalan kaki tidak kepanasan ataupun kehujanan apabila

melewatinya. Keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki sangat dijunjung tinggi. Dan

apabila pejalan kaki tidak meyeberangi jalan pada tempat yang telah di sediakan atau tidak

mematuhi peraturan yang ada maka akan dikenakan denda. Dan peraturan yang dibuat oleh

pemerintah ini sangat tegas dan benar-benar diterapkan, sehingga para pejalan kaki sangat

taat aturan dan menyeberang ataupun berjalan kaki sesuai dengan peraturan yang telah

diizinkan.

Selain jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki juga disediakan jembatan

penyeberangan bagi penduduk yang cacat, disediakan escalator yang landai agar dapat

melewati ataupun menyeberangi jalan, dengan begitu hak oleh penduduk yang cacat juga

diperhatikan oleh pemerintah. Di beberapa tempat di Singapura juga terdapat jembatan

penyeberangan yang disediakan bagi pejalan kaki dengan menggunakan teknologi yaitu

escalator bagi semua kalangan yang dapat mempermudah dan mempercepat penduduk

untuk sampai ke atas jembatan dan efisiensi waktu.

Page 37: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Sumber : Dokumentasi pribadi, KKL Singapura-Malaysia,2013.

Gambar 1 Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki di Singapura

b. Jembatan Penyeberangan di Malaysia

Bentuk jembatan penyeberangan di Malaysia tidak jauh berbeda dengan Singapura,

sepanjang jalan-jalan di Malaysia bentuk jembatan penyeberangan di desain sebaik

mungkin dengan bentuk arsitektur yang menarik yang dapat menambah keindahan kota,

tidak terdapat coret-coretan ataupun spanduk-spanduk besar yang di pasang di jembatan

penyeberangan. Jembatan penyeberangan di Malaysia sangat terawat dan dikelola dengan

baik, tidak ada rasa takut ataupun rasa cemas bagi pejalan kaki dalam menyeberangi jalan

menggunakan jembatan penyeberangan jalan.

Di Malaysia juga disediakan jembatan penyeberangan berupa eskalator untuk

mempercepat jalan si pejalan kaki. mayoritas penduduk Malaysia lebih senang berjalan kaki

karena pemerintah benar-benar memperhatikan keselamatan dan keamanan bagi pejalan

kaki. Jembatan penyeberangan di Malaysia ini tidak hanya sekedar digunakan sebagai

tempat penyeberangan saja tetapi jembatan penyeberangan juga digunakan sebagai

penghubung kawasan wisata, yang lorong-lorongnya juga di tata sebaik mungkin dan

memberikan kenyamanan untuk melewatinya.

Keberadaan jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki yang nyaman di Malaysia ini

sangat memberikan nilai positif, karena dengan itu penduduk lebih cenderung untuk berjalan

kaki, tidak ada rasa malas untuk berjalan kaki karena fasilitas yang disediakan bagi si

pejalan kaki sangat baik dan dapat memberikan rasa aman dan nyaman untuk berjalan.

Tidak ada halangan atau hal-hal lain yang dapat mengganggu untuk berjalan, selain itu

baiknya fasilitas untuk pejalan kaki akan mengurangi terjadinya kecelakaan karena si

pejalan kaki akan menyeberang pada jembatan penyeberangan terdekat yang telah

disediakan ataupun di zebra cross yang telah ditentukan.

Page 38: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Sumber : Dokumentasi pribadi, KKL Singapura-Malaysia,2013.

Gambar 2 Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki di Malaysia

c. Jembatan Penyeberangan di Semarang

Jembatan penyeberangan di Semarang kebanyakan di penuhi oleh spanduk-

spanduk ataupun papan iklan yang mengakibatkan tertutupnya jembatan penyeberangan,

yang berakibat terhadap takutnya orang untuk melewati jembatan penyeberangan karena

tindak kejahatan, apalagi apabila malam hari kondisi ini diperparah oleh tidak dilengkapinya

jembatan penyeberangan dengan lampu-lampu, sehingga jembatan penyeberangan menjadi

gelap dan kelihatan tidak aman untuk dilewati pada malam hari.

Sumber : http://blank-of-idea.blogspot.com/

Gambar 3 Lorong Jembatan Penyeberangan bagi Pejalan Kaki di Banyumanik

Seperti gambar di atas ini merupakan salah satu bentuk jembatan penyeberangan

yang ada di Banyumanik, merupakan jembatan penyeberangan menuju terminal

banyumanik, terlihat sangat gelap karena telah ditutupi oleh papan iklan dan spanduk-

spanduk sehingga secara keseluruhan benar-benar membuat lorong jembatan sangat

tertutup, selain itu lorong jembatan penyeberangan tersebut terdapat banyak coretan-

coretan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Keadaan jembatan

penyeberangan disini sangat mengkhawatirkan, tidak terdapatnya penerangan dan

tertutupnya jembatan mengakibatkan takutnya orang yang akan melewati jembatan ini,

Page 39: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

sedangkan jembatan tersebut berada di jalan Ungaran yang sering dilewati oleh truk-truk

besar dan padat yang membuat pejalan kaki sangat sulit untuk menyeberangi jalan raya dan

memiliki resiko tinggi terjadinya kecelakaan. Namun pilihan untuk melewati jembatan

penyeberangan juga memiliki resiko yang lebih tinggi, yaitu misalnya terjadinya tindakan

kriminal yang tidak diketahui oleh penduduk sekitar karena gelap dan tertutupnya jembatan,

tidak ada pilihan yang tepat bagi pejalan kaki yang ingin menyeberang.

Permasalahan lain yang terdapat pada jembatan penyeberangan di Semarang yaitu

kotornya lorong jembatan yang membuat pengguna jembatan semakin tidak ingin untuk

menyeberang disana ditambah lagi dengan bau pesing sepanjang lorong jembatan dan

atap-atap jembatan yang sudah bolong-bolong. Permasalahan jembatan penyeberangan di

Semarang ini benar-benar sangat kompleks dan dapat dikatakan sudah tidak layak untuk

digunakan, perlu penataan ulang ataupun peremajaan jembatan penyeberangan agar

kegunaan fasilitas ini dapat dimaksimalkan sebaik mungkin dan dapat digunakan oleh

pejalan kaki dengan nyaman.

Oleh karena itu disini lah harusnya pemerintah dapat memberikan fasilitas yang

cukup memadai bagi para pejalan kaki, memberikan fasilitas jembatan penyeberangan yang

di tata dan dikelola kemudian dirawat sebaik mungkin, agar para pejalan kaki dapat

merasakan kenyamanan dan keamanaan saat melewatinya. Dapat di contoh dari Negara

Singapura dan Malaysia yang sangat menghormati dan menjunjung tinggi keamanaan bagi

pejalan kaki, selain itu pemerintah juga harus tegas dalam peraturan dan mengenakan

sanksi bagi yang melanggarnya, agar ketertiban lalu lintas khususnya bagi pejalan kaki

menjadi tertib dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas ataupun resiko kecelakaan

akibat rendahnya peraturan ataupun fasilitas yang disediakan bagi pejalan kaki untuk

menyeberangi jalan. Pemerintah harus bisa mengambil contoh dari Negara tetangga

Malaysia dan Singapura, selain itu penduduk juga memiliki kesadaran untuk menjaga dan

merawat fasilitas yang telah disediakan pemerintah.

Sumber : http://www.panoramio.com

Gambar 4 Jembatan Penyeberangan yang ditutupi oleh Spanduk dan Papan Iklan

di Watu Gong, Semarang

Page 40: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

MANAJEMEN PENATAAN PARKIR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

TKP 434P2

Disusun oleh :

1. Andy Hermawan 21040110141045

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 41: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Kemacetan yang sering kita lihat di kota-kota besar, sering dikaitkan dengan jumlah

volume kendaraan dan panjang jalan yang disediakan. Jarang terpikirkan oleh pengguna

jalan dan perencana perkotaan bahwa kemacetan juga dapat disebabkan oleh adanya

hambatan samping. Salah satu hambatan samping yang akan di bahas adalah adanya

proses keluar masuk dari parkir kendaraan.

Di Indonesia, parkir merupakan salah satu aktivitas di jalan raya yang diatur

menggunakan peraturan daerah di masing-masing daerah di Indonesia. Di Indoneia parkir

dikelola oleh pemerintah dan swasta sebagai pihak penyelenggara parkir. Pendapatan dari

kegiatan parkir juga merupakan salah satu pendapatan daerah melalui pajak parkir. Secara

umum, jenis parkir di indonesia di bedakan menjadi beberapa jenis yaitu parkir on street dan

off street. Keberadaan parkir on street terkadang dapat mengakibatkan kemacetan karena

menggunakan bahu jalan sebagai area untuk tempat parkir kendaraan.

Segala bentuk permasalahan kadang timbul dari kegiatan parkir. Permasalahan yang

sering muncul di kota-kota besar antara lain: maraknya parkir liar beserta pungli parkir,

bocornya PAD pajak parkir, pelanggaran rambu-rambu parkir, pusat-pusat kegiatan yang

tidak memilikin parkir memadai misal perkantoran, mall, sekolah, dll., serta masih tingginya

tingkat kriminalitas pencurian di tempat parkir. Berbagai masalah parkir di Indonesia sampai

saat ini masih terlihat berjalan mengambang tanpa adanya suatu sistem yang baik di tingkat

pemerintah sebagai regulator. Kelemahan parkir yang diatur oleh peraturan daerah ini

membuat tingkat pelayanan parkir menjadi berbeda antar daerah, begitu pula dengan tarif

yang di tentukan.

Pada penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan bagaiman kondisi dan permasalahan

parkir di Kota semarang sebagai representatid dari Indonesia, parkir di Negara Malaysia,

dan Negara Singapura:

1. Kondisi, Kebijakan dan Permsalahan Parkir di Kota Semarang

Kondisi parkir di Kota Semarang masih belum cukup baik. Hal ini diukur dari

seberapa luas lahan parkir dan berapa jumlah kendaraan yang beredar per harinya.

Walaupun sistem perparkiran yang dibuat oleh pemmerintah sudah cukup baik dan

dilengkapi dengan perda yang lengkap, implementasi parkir di Kota Semarang masih terlihat

tidak rapih, ketidakrapihan parkir ini juga didorong dengan sikap dari pengguna kendaraan

yang tidak tertib aturan dan pengelola parkir terutama juru parkir. Lebih-lebih di Semarang

saat ini banyak bermunculan juru parkir liar dengan membuka “lapak” parkir di setiap ada

event besar di Kotsa Semarang, misalnya daerah Simpang 5 saat perayaan tahun baru.

Page 42: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Sumber: suaramerdeka.com

Gambar1.1 Penataan Parkir Liar di jalan Pandanaran, Semarang

Sumber: koran-sindo.com

Gambar1.2 Parkir melebihi batas parkir

Sumber: nana-podungge.blogspot.com

Gambar1.3 Penataan Parkir Liar di jalan Pandanaran, Semarang

Parkir di Semarang menggunakan 2 jenis parkir yaitu off street dan on street. Untuk parkir

off street dibagi menjadi dua macam yaitu parkir terbuka dan menggunakan gedung parkir.

Untuk parkir on street biasanya diberikan ruang parkir untuk pengguna kendaraan mobil di

sisi sebelah kiri jalan secara berjajar serong atau searah jalan.

Selain parkir on street seperti gambar di atas, kota Semarang juga memiliki fasilitas

gedung parkir dan lahan parkir privat yang dikelola oleh masing-masing pemilik lahan /

perkantoran / mall. Biasanya parkir private atau menggunakan parkir gedung tersebut

dikenai biaya yang lebih mahal, namun dengan kualitas parkir yang prima dan kemamana

yang terjamin. Pembiayaan parkir jenis ini umumnya menggunakan niaya parkir per jam dan

harian. Dengan kata lain, semakin lama parkir maka biaya yang dikenakan akan semakin

mahal. Di sisi lain jumlah biaya parkir yang dikenakan akan lebih mahal daripada jumlah

maksimal biaya yang telah ditetapkan pemerintah Kota Semarang.

Dari kondisi yang masih belum prima ini, perparkiran di Kota Semarang juga

dihadapkan dengan berbagai permasalahan serius. Pemerintah Kota (pemkot) Semarang

dinilai gagal mengatur lahan parkir menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Hal ini disebabkan lemahnya pengawasan sehingga rawan terjadi kebocoran. Sektor

perparkiran di Semarang akan menjadi teror baru bagi warga. Hal ini terkait gagalnya

pemkot gagal dalam tiga hal penanganan program parkir pokok di Kota Semarang yaitu:

a. Dishubkominfo Kota Semarang lemah dalam mengatur manajemen,

b. Disliplin juru parkir (jukir) yang minim

c. Lemahnya penegakan hukum, sehingga lahan parkir tidak dapat menjadi salah satu

sumber peningkatan PAD kota Semarang.

Tiga faktor ini yang menyebabkan perparkiran menjadi tidak lebih baik dari kota lain,

misalnya Kota Medan, Di sana parkir bisa menjadi sumber PAD sampai Rp 14 miliar

Page 43: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

pertahun Selain itu, disamping masih adanya tarif yang berbeda di beberapa titik parkir,

pemkot dinilai gagal karena dari sektor ini masih banyak kebocoran dan premanisme.

Pemerintah Kota Semarang seharusnya malu dengan kinerja perparkiran. Jika di

Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dari sebanyak 300 unit kendaraan bermotor, Pemkab

mampu mendapatkan retribusi parkir sebesar Rp4 miliar/tahun. Sementara di ibu kota

Jateng dengan sebanyak 1,3 juta unit kendaraan bermotor, potensi retribusi parkir senilai

Rp4 miliar seakan hanya mimpi. Untuk itu, sistem parkir di Semarang harus diubah.

Juru parkir harus tidak boleh menerima uang secara langsung. Cara yang sekarang

justru membiarkan dana parkir tidak masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sudah lama

semua usulan itu diabaikan oleh pemrintah kota dan tidak kunjung ditanggapi. Pasalnya jika

ditanggapi akan mengurangi, bahkan menghilangkan pendapatan sejumlah oknum

tersebut.

2. Kondisi dan Kebijakan Parkir di Malaysia

Hampir sama dengan perparkiran di Indonesia, parkir di Negara Malaysia juga

memiliki sistem on street dan off street. Perbedaannya adalah jika di Malaysia, semuanya

harus self service. Kondisi ini yang mengakibatkan sistem perparkiran di Malaysia bisa

berjalan tertib dan tidak bermunculan oknum-oknum parkir seperti di Kota Semarang.

Parkir di Malaysia diberlakukan sama seperti penggunaan ATM atau menggunakan

mesin pembayaran. Pengguna lahan parkir harus mengambil karcis parkir dan membayar

biaya parkir di mesin pembayaran parkir yang disediakan. Banyaknya biaya yang

dikeluarkan sesuai dengan lama penggunaan parkir.

Pembayaran parkir bisa dilakukan dengan mengira-kira lama kita menggunakan parkir lalu

kita membayarkan biaya parkir. Minimal biaya parkir paling murang yang dikenakan adalajh

50 sen RM. Tanda bukti pembayaran diwajibkan disimpan di dashboard mobil, karena jika

ada petugas polisi atau DBKL yang memeriksa bisa langsung kelihatan bukti bayar

parkirnya. Jika tidak ada, akan ada lembaran tilang (bukti pelanggaran) diletakkan di wiper.

(Note: DBKL = Dewan bandaraya Kuala Lumpur)

Page 44: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Sumber: harian the star, online

Gambar 2.1 Parking Meter dan DBKL Staff

Parkir di dalam gedung tentunya permsalahan yang lain lagi. Begitu masuk gedung parkir

atau mall sudah ada tanda “auto pass” atau “auto parking” akan dijumpai portal masuk

tanpa penjaga. Tekan tombol tiket, dan portal akan terbuka begitu tiket diambil.

Sumber: dokumentasi pribadi

Gambar 2.2 Alat Auto Pass Parkir Malaysia

Pada saat keluar tidak akan ada penjaga parkir seperti parkir gedung di Kota Semarang,

cukup masukkan tiket tadi (yang sudah dibayar sebelum keluar) ke mesin. Jika sah, portal

terbuka dan pengguna parkir boleh keluar. Sebelum keluar tentunya harus membayar dulu

biaya parkir di mesin pembayaran parkir.

Sumber: kompasiana.com

Gambar 2.3 Alat Pembayaran Parkir

Program terbaru tentang parkir di Malaysia adalah kartu Touch and Go yang bisa digunakan

untuk parkir, bayar tol, naik monorel dan naik bus. Mirip kartu Autopass Singapura. Kartu ini

Page 45: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

wajib dibeli dan dibawa jika ingin membawa kendaraan menuju Singapura. Bagi pengguna

mobil ke Singapura wajib beli Autopass card di komplek Imigrasi Singapura. Jika di

Indonesia bayar tol bisa menggunakan kartu e-tol mandiri.

Pengguna kartu Touch and Go (TnG) ini, pengguna hanya perlu sentuhkan kartu ke sensor

T n G di gerbang/portal masuk gedung parkir. Untuk keluar tempat parkir, cukup dengan

menyentuhkan kartu itu ke sensornya di portal keluar. Di dalam kartu ini harus selalu terisi

sejumlah nilai uang, misalkan 100 ringgit. Setiap pengguna parkir, otomatis akan berkurang

jumlah uang di dalamnya. Jika isi saldo sudah minim, gerbang masuk tempat parkir akan

memberi peringatan alarm, bahkan di beberapa tempat tak mau membuka jalan masuk, jadi

harus ambil tiket seperti biasa.

3. Kondisi dan Kebijakan dan Parkir di Singapura

Penerapan tarif parkir yang tinggi di Singapura berhasil mendorong warganya beralih

menggunakan sarana transportasi umum massal. Penerapan sistem mungkin bisa dijadikan

referensi pengelolaan parkir untuk memberikan efek jera pemilik kendaraan dan calon

pemilik kendaraan untuk mengurangi jumlah kendaraan di indonesia. Penerapan tarif parkir

yang tinggi dan dihitung bertambah secara progresif sudah selayaknya ditiru. Parkir jangan

terlalu murah. Itu jadi salah satu kunci untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke

kendaraan umum, di samping harus memperbaiki fasilitas dan menambah jumlah angkutan

umumnya.

Sebagai pembanding, di Negera Singapura, Pemerintah setempat menerapkan tarif

parkir yang sangat tinggi bagi penggunanya. “Antara S$ 1 sampai S$ 2 per jam, atau sekitar

Rp15.000,00 per jam. Jika dibandingkan Indonesia, tarif parkir di Singapura lebih mahal 5

kali lipat. Tingginya tarif parkir membuat masyarakat sekitar lebih sering menggunakan

sarana transportasi umum ketimbang naik mobil pribadi dalam menjalankan aktivitas sehari-

harinya. Opsi yang ditawarkan beragam. Bisa menggunakan bis, LRT dan MRT

Di Singapura, ada dua sistem dalam penerapan tarif parkir. Selain menggunakan

karcis parkir, berlaku juga penggunaan Electronic Road Pricing (ERP). Dari keduanya,

masyrakat Singapura lebih sering menggunakan ERP untuk menghindari denda parkir.

Dengan menggunakan kupon, sering terjadi kelalaian dalam mencatat lamanya parkir yang

diinginkan. Sebab, dengan kupon parkir, pengendara kendaraan bermotor harus mencatat

waktu awal parkir dan waktu keluar yang diinginkan. Jika sampai melebihi batas waktu yang

ditentukan, pengguna terancam dengan denda yang tinggi. Denda parkir yang dikenakan

bagi setiap pelanggaran bisa di tas S$ 80. Parahnya lagi kalau sampai pengguna kendaraan

salah parkir pada tempat yang tidak semestinya, bisa kena klaim denda sampai S$ 200.

Page 46: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Sumber: thecrowdvoice.com

Gambar 3.1 ERP Singapura

Penggunaan teknologi terbaru dalam penyediaan gedung parkir di Singapura juga

dapat memberikan kapasitas yang besar bagi pengguna kendaraan bermotor khususnya

pada mobil. Sistem gedung parkir otomatis ini menggunakan jasa operator penggerak mesin

yang akan memindahkan mobil dari titik masuk menuju rang parkir yang kosong tanpa

dikendarai. Sistem ini mengefisienkan ruang gerak parkir dan menamba jumlah kuota mobil

yang dapat diparkirkan di dalamnya. Teknologi ini juga telah hadir di Indonesia yaitu di parkir

mobil Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sistem pembayarannya menggunakan

tarif per jam biasa. Untuk memarkirkan mobil dan mengambil mobil, pemilik hanya perlu

menyebutkan plat nomor mobil kepada petugas penjaga.

Sumber: iniunic.blogspot.com

Gambar 3.2 Sistem Gedung Parkir Elektronik RSCM, Jakarta

Page 47: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

PERBANDINGAN SISTEM PENERANGAN JALAN YANG ADA DI SINGPURA,

MALAYSIA DAN SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

TKP 434P2

Disusun oleh :

1. Devi Setya Ningrum 21040110141023

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 48: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

PERBANDINGAN SISTEM PENERANGAN JALAN YANG ADA DI SINGAPURA,

MALAYSIA DAN SEMARANG

Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat

diletakkan/dipasang di kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang

digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan

termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan layang (interchange, overpass, fly

over), jembatan dan jalan di bawah tanah (underpass, terowongan).

Beberapa fungsi dari Lampu Penerangan Jalan antara lain :

1. untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengendara, khususnya untuk

mengantisipasi situasi perjalanan pada malam hari.

2. memberi penerangan sebaik-baiknya menyerupai kondisi di siang hari.

3. untuk keamanan lingkungan atau mencegah kriminalitas.

4. untuk memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan jalan.

Sebagai salah satu negara yang dianggap terdepan Inovasi Listrik Singapore sudah

lebih baik dalam pengelolaan sistem kelistrikan di Asia Tenggara, Singapura banyak

melakukan terobosan penting dalam bidang kelistrikan. Diantaranya, pengolahan sampah

menjadi energi listrik, pengolahan kotoran manusia menjadi energi listrik, pembuatan

bangunan zero energi, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)

terapung.

Sejak 2008 lalu, Singapura telah mampu memasok 3% listrik dari total kebutuhan

listrik nasionalnya yang berasal dari bahan bakar sampah yang diproduksi melalui empat

stasiun pembakar sampah. Alhasil, pada sampah padat Singapura mencapai 7.676 ton tiap

harinya sejak 2001, perlahan-lahan berhasil diatasi. Aliran listrik tersebut di alirkan untuk

kebutuhan industri, rumah tangga dan publik seperti untuk lampu penerangan jalan.

Di Malaysia, saklar peka cahaya digunakan untuk menghidupkan lampu jalan secara

otomatis yang dipasang pada tiang listrik. Untuk daerah kota, lampu jalan diaktifkan dengan

menggunakan saklar timer di dalam satu kotak khusus yang turut menempatkan meter

listrik. Saklar peka cahaya juga ditempatkan untuk menghidupkan lampu jalan jika saklar

timer gagal berfungsi atau saat cuaca gelap. Lampu jalan dipasang baik pada tiang lampu

atau pada tiang listrik. Lampu jalan di daerah kota yang dipasang pada tiang listrik

terhubung ke kabel netral serta ke kabel lampu jalan. Untuk lampu jalan yang terpasang

pada tiang lampu, sambungan lampu jalan dilakukan melalui kabel bawah tanah. Untuk

menerangi area jalan raya pedesaan yang jauh dari sumber listrik, ada juga lampu jalan

yang menggunakan panel surya untuk mengisi baterai yang memasok energi listrik ke lampu

jalan tersebut serta diaktifkan dengan menggunakan saklar peka cahaya

Page 49: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Penerangan jalan sangat diperlukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman

pada pengguna jalan atau pedestrian terutama di malam hari.

SISTEM PENERANGAN JALAN DI SINGAPURA

Lampu penerangan jalan di sepanjang jalan Singapura pertama kali dinyalakan pada

1 April 1824. Pada tahun 1862 lampu penerangan jalan menggunakan gas dari Gas Kallang

sampai pada akhirnya lampu berbahan gas ini berakhir pada tahun 1956, dan dilanjutkan

dengan lampu penerangan dengan menggunakan listrik.

Sistem penerangan jalan di Singapura sangat diperhatikan, hal ini terlihat pada

penerangan jalan yang ada di sepanjang jalan Singapura. Terdapat banyak sekali desain

lampu penerangan di jalan-jalan Singapura. Desain lampu di Singapura dibuat dengan jarak

yang saling berdekatan. Hal ini bertujuan untuk memberikan penerangan yang optimal di

pedestrian atau trotoar. Lampu-lampu ini didesain sesuai dengan tempat dan fungsinya.

Seperti pada pedestrian di sepanjang jalan Orchard yang berbentuk bulat dengan empat

lampu dan tidak terlalu tinggi. Desain ini disesuaikan dengan fungsinya yaitu hanya sebagai

penerangan pada pedestrian itu saja dan bentuknya dibuat 4 lampu pada satu tiang karena

akan lebih efisien dalam pencahayaannya. Jalan Orchard memiliki aktivitas sangat padat.

Jalanan ini digunakan pengunjung untuk berbelanja, sehingga dibutuhkan intensitas

penerangan yang tinggi, agar pengunjung pada malam hari merasa aman dan nyaman

berjalan di pedestrian tersebut. Lampu penerangan ini tidak dibuat terlalu tinggi karena

Page 50: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

bangunan di sepanjang jalan ini memiliki lebih dari 2 lantai. Desain lampu yg berukuran

pendek ini tidak menghalangi bentuk bangunan yang tinggi.

Sedangkan pada lampu penerangan jalan terutama jalan raya, mempunyai

ketinggian sekitar 5 meter yang mempunyai fungsi agar penerangan jalan raya lebih optimal.

Dengan ketinggian tersebut, lampu penerangan ini memberikan intensitas cahaya yang lebih

luas. Desain lampu penerangan pada jalan raya tidak terlalu diperhatikan karena lebih

mengutamakan fungsinya. Lampu jalan raya kebanyakan sudah memakai tenaga surya dan

saklar otomatis ketika sudah gelap. Hal ini akan lebih menghemat listrik dan biaya. Untuk di

pedestrian, lampu masih menggunakan listrik dengan kabel yang ditanam di tanah.

Penanaman kabel dalam tanah merupakan upaya dalam mendesain ruang kota agar lebih

rapi dan terlihat estetikanya.

Lampu penerangan, memiliki banyak fungsi seperti untuk memberi kenyamanan

kepada penggunanya dan untuk menghindari kriminalitas. Di negara Singapura ini,

pendapatan terbesarnya adalah dari sektor pariwisata. Oleh karena itu, pemerintah

Singapura sangat memperhatikan pembangunan fasilitas. Mereka berupaya menarik

wisatawan dengan menyediakan tempat wisata yang dapat dikunjungi sampai malam hari.

Upaya itulah yang menjadi perhatian akan kenyamanan pengunjung dengan memperhatikan

pencahayaan pada malam hari. Suatu kota yang terang pada malam hari, akan

mengundang banyak wisatawan ke kota tersebut. Jadi negara ini berupaya sebaik mungkin

menata pembangunannya dan memperhatikan sarana dan prasarana penunjang.

Page 51: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

ASPEK HUMAN SETTLEMENT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

TKP 434P2

Disusun oleh :

1. Hendrawan Septy Nugroho 21040110120061

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 52: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Aspek Human Settlementdi Kota Semarang dan Konsep Permukiman Berkelanjutan di

Malaysia dan Singapura

1. LatarBelakang

Pembangunan berkelanjutan mulai

didengung-dengungkansejak tahun 1980-an.

Pertama kali paradigmatersebut muncul

dalam World Conservation Strategydari the

International Union for the Conservation

ofNature pada tahun 1980 (Keraf, 2002).

Agenda 21 sebagaiproduk kesepakatan

politik tersebut mengamanatkanpentingnya

pembangunan berkelan-jutan di

sektorpermukiman, pertambangan dan

energi, transportasi danlingkungan hidup.

Pembangunan berkelanjutan

diarahkansebagai sebuah proses perubahan

eksploitasi sumberdaya alam, arah investasi,

orientasi perkembanganteknologi dan

perubahan kelembagaan semua selarasdan

meningkat baik masa sekarang dan masa

depanuntuk memenuhi kebutuhan dan

menjamin aspirasimanusia (Moles 2008;

Moser 2009; Perez-Batres, Miller& Pisani

2011; Hutchins & Sutherland 2008).

Tujuan utama pembangunan

berkelanjutan adalahpeningkatan kualitas

hidup masyarakat yang jugaberkedudukan

sebagai inti perencanaan pembangunanitu

sendiri (Myers, 2008). Kualitas hidup

sendiridibentuk oleh tiga aspek yang

beririsan, yaitu viability,sustainability dan

viability. Kesejahteraan masyarakat(welfare)

merupakan bagian dari penilaian

kualitashidup (Yuan, 1999). Penilaian

kualitas hidup dapatdilakukan berdasarkan

pendekatan subjektif maupunobjektif

(Cummins, 1999). Dewasa ini para

ekonommulai menggunakan pendekatan

subjektif darikebahagiaan dan kepuasan

untuk mengukur tingkatkualitas hidup (Moro,

2008; Cummins, 2010).

Sumber :Keraf, 2002

Gambar1.KonsepSustainable

Khusus mengenaiHuman Settlement

ataupermukimanadalahtempat (ruang)

untukhidupdanberkehidupanbagikelompokm

anusia. (Doxiadis, 1971).Dari definisi yang

disampaikanolehDoxiadis, human

settlements terdiridariContentataumanusia,

sendiriataudalamsuatukomunitasdanContain

eratauhunianfisik, yang

bisaterdiridarihunianalamiataubuatanmanusi

aataupungabungandarikeduanya.

MenurutDoxiadis, Permukiman (Human

Settlement)

akanberjalandenganbaikjikaterkaitdenganbeb

erapa unsure, yaitu : Nature (alam), Man

(manusia), Society (kehidupansosial), Shell

(ruang), dan Networks (hubungan).

Sumber :Doxiadis, 1971

Gambar 2.KonsepHuman Settlement

Page 53: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

Lebihlanjutmengenaisektor

permukiman, selama ini terjadipraktik

perencanaan dan pembangunan yang tidak

berorientasi pada masyarakat (Santoso,

2006).Kondisisepertiiniterjadi padaKota

Semarang, salah satunya di Kelurahan

Terboyo Wetan, KecamatanGenuk, yang

berkembang pesat

tidakberorientasipadamasyarakatsetelahdiba

ngunnya mega proyek kawasan industri

diKecamatan Genuk (Sariffuddin,

2006).Sehinggadiperlukanpembahasanmeng

enaikarakteristikaspek-aspekhuman

settlement

untukmengetahuikualitashidupnyadanlesson

learned yang ada di Malaysia

danSingapura.Aspek-aspekhuman

settlement

inisecaraseimbangnantinyaakanmempengar

uhikeberlanjutanlingkunganpermukiman.

2. Overview

Kota Semarang

Kota Semarang merupakan ibukota

Propinsi Jawa Tengah, Indonesia dengan

penduduksekitar 1,3 juta dan rata-rata

pertumbuhan per tahunnya 1,43%. Kota

Semarang yangtumbuh dari sektor

perdagangan dan jasa memiliki luasan

wilayah 373,7 km2. Khusus mengenai sektor

permukiman,seperti yang disebutkan

sebelumnya bahwa selama ini terjadi praktik

perencanaan dan pembangunan yang tidak

berorientasi pada masyarakat. Seperti salah

satunya yang terjadi di beberapa kelurahan

di Kecamatan Genuk Kota Semarang yang

berkembang pesat ke arah industri setelah

ada mega proyek kawasan industri. Namun

project ini tidak berorientasi terhadap

permukiman masyarakat. Lebih lanjut yang

terjadi pada lingkungan permukiman di

Kelurahan Terboyo Wetan menjadi buruk

dan menimbulkan masalah besar bagi

lingkungan permukiman. Sedangkan secara

sosial berdasarkan dari sisi kemakmuran

(prosperity), saat ini masyarakat merasa

lebih makmur dibandingkan sebelum

berkembangnya kawasan industri.

Malaysia

Kawasan permukiman Malaysia

tersebar baik di tengah kota maupun di

daerah pinggiran kota. Permukiman yang

berlokasi di tengah kota kebanyakan

berbentuk apartemen dan berkembang

secara vertikal. Sementara itu, permukiman

yang berlokasi di pinggiran kota berkembang

secara horizontal berupa rumah singleatau

landed house. Rumah susun tersebut

biasanya cenderung diperuntukkan untuk

masyarakat yang berpenghasilan menengah

ke bawah. Sedangkan untuk rumah biasa

(landed house) biasanya diperuntukkan

untuk masyarakat yang berpenghasilan

menengah ke atas.

Singapura

Singapura adalah salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki luas

terkecil yaitu 710,2 km2 luas tersebut telah bertambah dari luas asalnya yaitu sebesar 581,5

km2 setelah dilakukan reklamasi. Sekitar 23% dari Singapura merupakan hutan dan cagar

alam. Selama satu abad (1824-1921) penduduk Singapura menjadi kira-kira 40 kali lipat. Bila

tahun 2010, penduduk Singapura 4,5-5 juta jiwa, maka selama satu abad (1921-2010)

penduduk Singapura menjadi kira-kira 12 kali lipat. Singapura merupakan salah satu negara

yang paling padat di dunia dengan jumlah penduduk yang cukup banyak ini membutuhkan

permukiman yang layak huni. Penyediaan perumahan melalui Dewan Pengembangan

Perumahan (HDB), sehingga 85% dari rakyat Singapura tinggal di rumah susun yang

disediakan.

3. Aspek-AspekHuman Settlement di Kota Semarang

KapasitasEkonomiMasyarakat (Man)

Kapasitasperekonomian rumah

tangga warga Kelurahan TerboyoWetan

dipengaruhi oleh jenis pekerjaan. Terdapat

tigajenis pekerjaan yang berpengaruh

Page 54: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

terhadap kapasitasperekonomian rumah

tangga warga. Pertama, pekerjaaninformal

yang terdiri dari pedagang keliling,

pedagangkaki lima, pengangkut sampah,

tukang cuci, dan jasapengasuh anak.Rata-

rata dari mereka memilikipendidikan rendah,

yaitu tidak sekolah, tidak tamat SDdan tamat

SD. Kelompok pekerjaan ini tidak

memilikiketerampilan kerja, bahkan terdapat

tiga responden yangbuta huruf. Rata-rata

pendapatan keluarga adalahRp200.000,00

sampai dengan Rp400.000,00 per bulandan

tidak memiliki waktu kerja yang pasti.

Seluruhpendapatan cukup untuk memenuhi

kebutuhan rumahtangga dalam satu bulan

dan biasanya tidak ada sisauntuk ditabung.

Kedua, kelompok para buruh industri.

Mereka berpendidikanSLTP, SLTA/STM,

hingga perguruan tinggi. Rata-ratamemiliki

satuketerampilan kerja, yang paling

dominanadalah menjahit, perbengkelan dan

mebel, danpembuatan makanan. Mereka

berpenghasilanRp800.000,00 hingga

Rp1.500.000,00. Keluarga yangkedua orang

tuanya bekerja pada

umumnyaberpenghasilan di atas

Rp1.000.000,00. Kelompok inimemiliki jam

kerja yang jelas, yaitu rata-rata 8 jam.

Ketiga, kelompok masyarakat bekerja

sebagai PNS, dibidang keuangan dan

asuransi, jasa dan pengusaha.Rata-rata

mereka berpendidikan menengahhingga

tinggi, yaitu SLTA hingga Perguruan

Tinggi.Rata-rata memiliki satu keterampilan

kerja yang cukupberagam. Mereka memiliki

pendapatan rata-rata diatasRp2.000.000,00

per bulan dan memiliki jam kerja yangjelas,

yaitu rata-rata 8 jam.

Kondisi Lingkungan Permukiman (Nature)

Kualitas lingkungan permukiman di

Kelurahan TerboyoWetan dalam kurun waktu

15 tahun terakhir menurun.Penurunan

kualitas lingkungan terutama terjadi

padakualitas air permukaan, air tanah (sumur

dangkal),udara, dan tanah. Sebelum

kawasan industriberkembang, air sungai

dapat dimanfaatkan untukmemenuhi

kebutuhan masyarakat terutama untukmandi,

mencuci, dan sarana bermain anak-

anak.Namun, saat ini kondisinya sangat jauh

berbeda. Airtersebut telah tercemar oleh

limbah industri dan limbahrumah tangga

sehingga pada musim kemarau

berwarnacoklat kehitam-hitaman dan pada

musim penghujanberwarna hijau kecoklatan.

Lebih lanjut, sumber air bersih rumah

tangga hanyabersumber dari sumur artesis.

Mereka dapat memenuhikebutuhan air untuk

kehidupan mereka hanyabersumber dari

sumur tersebut yang dikelola

olehperorangan. Sedikitnya ada 4 sumur

artesis yang diakseswarga dan 1 sumur

artesis hanya untuk masjid.

Untukmendapatkan air tersebut, warga

memasang pipa-pipaair dan diberi meter air

seperti PAM. Rata-ratapengeluaran rumah

tangga yang dihuni 2–3 KK untukkebutuhan

air bersih Rp40.000,00 per bulan.

Rob telah menyebabkan rentannya

rumah warga,pencemaran lingkungan

semakin parah, dan penurunantingkat

kesehatan masyarakat. Rumah warga

menjadirentan karena rumah mereka sering

terendam air, tanahmenjadi tidak stabil, dan

pada akhirnya rumah menjadiretak. Tidak

jarang dijumpai rumah yang dibuat dua

lantai. Masyarakat yang kurang mampu,

mereka lebih memanfaatkan sela-sela atap

sebagai ruang berlindung.

Kualitas Rumah Masyarakat (Shells)

Rumah warga sebenarnya

merepresentasikan karakterpenghuni dan

kemampuanfinansialnya.

Namun,kemampuan ekonomi masyarakat

tersebut jugadipengaruhi oleh status warga,

yaitu penduduk asli ataupendatang.Lebih

jelas dapat dibahas sebagai berikut :

Ketinggian rumah: representasi

kemampuan ekonomiwarga. Ketinggian

rumah di Kelurahan Terboyo

Wetanmerepresentasikan kapasitas ekonomi

rumah tangga.Hal ini disebabkan oleh

kebutuhan rutin tiap 5 tahunsekali, yaitu

Page 55: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

meninggikan rumah (minimal

lantainya),sedangkan biaya tanah uruk saat1

rumah ukuran 6 m x 12

mmembutuhkan±Rp5.000.000,00 per lima

tahun.

Kelurahan Terboyo Wetan mengalami

pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol,

terutamaoleh arus urbanisasi yang sangat

besar, telahmenggelembungkan penduduk

yang berdampak terhadap kualita

permukiman masyarakat. Pada awalnya,

parapendatang bisa ditampung dengan baik

dan wajar.Namun, seiring dengan

pertumbuhan yang tidakterkontrol akhirnya

mulai tidak tertampung dengan

baik.Akibatnya, banyak rumah yang dihuni

oleh lebih daridua KK dan tidak

mempertimbangkan kualitas rumahnya.

Kondisi Sosial Masyarakat (Society)

Antusias warga mengikuti kegiatan

keagamaan, mengelola lingkungan

permukiman, dan kegiatan gotong royong.

Fenomena ini mengindikasikan modalsosial

(social capital) lebih berperan pada

kegiatankeagamaan dan bukan pada

kegiatan-kegiatanpengelolaan lingkungan

permukiman.Kehidupan sosial di Terboyo

Wetansangat kuat terutama kegiatan

keagamaannya

sehinggapreferensimasyarakat lebih

mengarah pada kegiatan-

kegiatankebersamaan tersebut. Hampir

seluruh elemenmasyarakat memiliki wadah

(organisasi) untukbersosialisasi.

Jaringan Masyarakat (Network)

Kondisijaringanmasyarakat

menyajikan hubungan masyarakat

denganlingkungan disekitarnya, yaitu menilai

bagaimanawarga mencapainya.Hal

inijugamenjelaskan di satu sisimasyarakat

memiliki ruang-ruang terbuka yang

dapatdimanfaatkan untuk tempat rekreasi

ataupun saranaolahraga warga, tetapi di sisi

lain mereka kesulitanmendapatkannya.

Warga

rela berdesak-desakan dalam rumahyang

sempit dan dihuni oleh lebih dari dua

KK.Aspek network.berdasarkan kebanyakan

warga tidak mengetahuiprogram-

programpembangunan dari pemerintah. Di

samping itu,hubungan yang harmonis antara

pemerintah, swasta, danmasyarakat kurang

terjalin. Bahkan, beberapainfrastruktur

terfragmentasi.

Seperticontohnya mereka

berpendapat bahwahubungan yang baik

antara masyarakat, pemerintah, danswasta

adalah jika ada hubungan kerjasama yang

baik,adil, dan saling membangun. Mereka

mencontohkanpipa PDAM yang melewati

permukiman mereka untukmemenuhi

kebutuhan industri, sedangkan

masyarakatyang kampungnya dilewati justru

tidak terlayani.Ironisnya lagi, pabrik-pabrik di

kawasan industri, selainmendapatkan PDAM,

mereka juga memiliki sumurartesis.

Page 56: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

56

4. PokokPembahasan(Review)

Penilaianterhadapke-lima aspekhuman settlement di Kota Semarang tepatnya di

TerboyoWetanuntukmendukungpermukimanberkelanjutanhanyasatuprinsip yang

nantinyamemenuhipermukimanberkelanjutanyaitusociety.Impresilebihmendalamsebenarnyama

n, nature, shells, dan network

masyarakattidakmendukungpermukimanberkelanjutan.Berdasrkantabel di bawah,

sebenarnyaaspekman

bisamendukungkeberlanjutanpermukimanjugadengankapasitasekonomimasyarakatmulaiberga

ntungterhadappabrik.

Tabel 1.Aspek Human Setlement di Kota Semarang

Elemen Human Settlement Kota Semarang

(TerboyoWetan)

KapasitasEkonomiMasyarakat(Man)

Pada prinsipnya, terjadipergeserankebergantunganyang

tadinya bergantung pada alam sekarangbergantung

pada pabrik

Kondisi Lingkungan Permukiman

(Nature)

Kemampuan adaptasiwarga pada lingkungan yang

kurang layak dipengaruhioleh keberadaan sumber

penghasilan. Jika dicermati,kondisi lingkungan yang

semakin terpuruk telahmengurangi kenyamanan

(livability) warga untukbertempat tinggal. Rob yang

menggenang secara rutin,penurunan tanah, rumah yang

rusak karena kondisilingkungan yang buruk, dan

kesehatan warga yangsangat rawan merupakan faktor-

faktor yang mengurangitingkat kenyamanan untuk

bermukim.

Kualitas Rumah Masyarakat

(Shells)

Pertumbuhan penduduk yang terus

meningkat,sedangkan lingkungan hidup bersifat statis

atau tidakberkembang., content terus bertumbuhdan

berkembang, sedangkan container-nya tetap.

Kondisi Sosial Masyarakat (Society) Kekentalankomunitas(society)mendukungprinsip yang

memenuhipermukimanberkelanjutan

Jaringan Masyarakat (Network) Infrastruktur sepertipenyedia air terfragmentasi,

sehinggawargakesulitanmencapainya.

Sumber :AnalisaPribadi

Sedangkanjikadibandingkandengannegarakunjungankonsepkeberlanjutanpermukimans

eperti Malaysia jugamempertimbangkanke-lima human settlement.Secara umum permukiman

yang berlokasi di tengah kota kebanyakan berbentuk apartemen dan berkembang secara

vertikal biasanya cenderung digunakan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke

bawah. Jika dikaji berdasarkan aspek human settlement, antara kondisi lingkungan masyarakat

Page 57: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

57

(nature), kualitas rumah masyarakat (shells) menyesuaikan kapasitas ekonomi masyarakatnya

(man). Maksudnya menyesuaikan kapasitas ekonomi ini karena untuk sewa ataupun beli flat

sendiri itu disesuaikan dengan penghasilan dan kedekatan akses menuju lokasi kerja.

Sedangkan untuk jaringan masyarakat (network) dalam mengakses infrastruktur

dipermudah karena lingkungan permukiman yang ada sudah mempersiapkan hal

tersebut.Infrastruktur tersebut seperti kemudahan dalam mengakses ruang terbuka, kebutuhan

air, pendidikan perpustakaan dan transportasi.Namun pada aspek kondisi sosial masyarakat

(society) yang menjadi suatu problem yang susah dipecahkan Pemerintah Malaysia.

Perbedaan etnis yang mendasari problem ini dan kecenderungan suatu etnis mengelompok

dan berkembang pada permukiman yang tersendiri membuat hubungan antar sosial antar

masyarakat tidak mendukung permukiman berkelanjutan di Malaysia. Hal yang dapat diambil

untuk diterapkan dari Malaysia dalam hal aspek kondisi lingkungan permukiman (nature) yang

menerapkan konsep 70% ruang terbuka dan hanya mengunakan 30% untuk bangunan. Hal ini

memberikan gambaran akan kondisi lingkungan Malaysia yang semakin baik dengan

kenyamanan (livability) warga bertempat tinggal tinggi.

Selanjutnya akan dibandingkan dengan negara kunjungan ke-dua yaitu Singapura yang

dikenal di Asia Tenggara sebagai salah satu negara yang mengedepankan permukiman

berkelanjutan untuk warganya. Singapura dengan penduduk usia kerja di atas 70,9% dari

seluruh penduduk Singapura dengan 26,7% bekerja pada sektor industri, 23,4% pada sektor

perdagangan dan 21,5% pada sektor jasa.Singapura merupakan negara yang memiliki

perkembangan yang cepat di bidang perekonomian, Jika hal ini dikaji berdasarkan kapasitas

ekonomi masyarakat (man) tidak akan kendala yang akan menjadi problem khusus pada aspek

ini. Jika ada masyarakat dengan penghasilan rendah sekalipun, ternyata pemerintah telah

mempersiapkan beberapa program bantuan agar warganya tersebut mendapatkan pekerjaan

dan dalam jangka beberapa tahun akan mampu menyewa atau membeli rumah untuk tempat

tinggal dengan cara potongan dari upah kerja beberapa persen yang untuk ditabung.

Kondisi lingkungan permukiman (nature) mengedepankan konsep kenyamanan dari

segi desain landscape dan jaringan masyarakat (network) untuk mengakses infrastruktur

(rumah sakit, sekolah, pertokoan, dan halte) dipermudah. Konsep green building pada kawasan

permukiman seperti taman hijau di sekitar flat yang ditwarkan adalah salah satunya. Kondisi

sosial masyarakat (society) Singapura juga hal menarik yang perlu dikaji. Seperti Malaysia

dengan beberapa etnisnya tetapi hal yang membedakannya bahwa semua etnis yang ada

saling bertenggang rasa, berbaur, dan tentram. Mungkin hal ini karena penyediaan landscape

seperti tempat berkumpul atau taman lebih banyak.

Kualitas rumah masyarakat (shells)di Singapura juga mempertimbangkan

perkembangan atau mungkin tepatnya roda kehidupan. Ada tiga tipe yang menjadi konsep

pemasaran dalam bentuk desain yang disediakan, untuk pasangan baru (2 orang),

berkeluarga, dan terakhir usia lanjut yang lebih mempertimbangkan kedekatan sarana

kesehatan dan keterjangkauan harga. Pemikiran seperti ini lah yang mungkin perlu

dipertimbangkan pemerintah kita, Hal lain yang membedakan lagi terkait pertumbuhan

penduduk di Singapura yang begitu pesat yang membuat Singapura sekarang menjadi padat

yang diseimbangkan dengan penyediaan perumahan. Bila di wal sudah dijelaskan 85% dari

penduduk singapura tinggal di rumah susun atau flat, itulah salah satu keberhasilan HDB

dalam hal penyediaan perumahan. Konsep menyeimbangkan pertumbuhan penduduk yang

terus meningkat, dengan meningkatkan lingkungan hidup yang ada atau mensejajarkan content

dan container. Dari ke-lima aspek yang saling mendukung seperti yang dijelaskan di atas pada

Singapura bisa dikatakan sudah sustainable terhadap human settlement yang dikembangkan.

Page 58: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

58

5. Lesson learned

Hal yang dapatdijadikanpembelajaranterkaitpenerapanaspekhuman settlement

padakonsepberkelanjutandenganmemposisikanke-lima aspekman, nature, shells, society,

dannetworkyang berorientasisama. JikadikajisecarapembangunanberkelanjutanTernyata

aspek-aspek tersebutmemberikan kontribusi terhadap kesejahteraanmasyarakat secara

berjenjang, yaitu dari perekonomian/viability (man), kemudian aspek sosial/livability(society),

dan terakhir baru pada aspek lingkungan/sustainability (nature, shells, dan network).

Daftar Pustaka

KKL JPWK UNDIP Semarang Angkatan 2010. Tahun2013

Meadows, D. (1998). Indicators and InformationSystem for Sustainable Development.

Hartland: TheSustainability Institute.

Sariffuddin

(2011).PenilaianKesejahteraanMasyarakatuntukMendudkungPermukimanBerkelanjutan di

Kota Semarang..Jurnal JPWK Undip. Semarang.

Page 59: Perbandingan Singapura di Bidang Prasarana

59

PENGGUNAAN LAHAN DI SEMARANG, SINGAPURA DAN MALAYSIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

TKP 434P2

Disusun oleh :

1. EKO PRASETYO 21040110141022

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013