PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA ORANG YANG...
Transcript of PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA ORANG YANG...
PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA
ORANG YANG TELAH MELAKSANAKAN IBADAH
HAJI DAN YANG BELUM PADA
IBU-IBU MAJELIS TA'LlM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh GelarKesarjanaan Psikologi
Oleh
Leni KusumawatiNIM.103070029005
~ --- ,
~PH~PUSrAKAAN UTAPIIA II
• UlN Si'~\fl!F HiDAYAl'UUMI ,JAKAIUA
FAKULTAS PSIKOL iGr --UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA1428 H 12007 M
PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA
ORANG YANG TELAH MELAKSANAKAN IBADAH
HAJI DAN YANG BELUM PADA
IBU-IBU MAJElIS TA'lIM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh GelarKesarjanaan Psikologi
Oleh
Leni KusumawatiNIM.103070029005
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA1428 H 12007 M
PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA ORANG
YANG TELAH MELAKSANAKAN IBADAH HAJI DAN YANG
BELUM PADA IBU-IBU
MAJELIS TA'L1M
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Kesarjanaan Psikologi
Oleh
Leni KusumawatiNIM. 103070029005
Oi bawah SO bingan,
prof. H n Yasull M.Si.NIP.13 351146
° ! ing II
Dr. I MuHb, M.Ag.NIP. 150283344
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H 12007
ii
PI:::I~GESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA
ORANG YANG TELAH MELAKSANAKAN IBADAH HAJI DAN YANG BELUM
PADA IBU-IBU MAJELIS TA'L1M telah diujikan dalarn sidang rnunaqasyah
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatuliah Jakarta pada
tang£,'31 20 Agustus 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi.
Jakarta, 20 Agustus 2007
Sidang Munaqasyah
ngkap Anggota,
Dra. eft Hartati M.SiNIP.150 15938
Anggota:
JI'ir.fuiib. M.A
283344
Penguji II
M.Si.
Dra.NIP.
iii
Motto
"Bukankah kami Te~ah me~apangkan untukmu dadamu?Dan kami Te~ah mengh:i~angkan daripadamu bebanmu.
Yang memberatkan punggungmu? Dan kami tinggikanbagimu sebutan (nama)mu, Karena Sesungguhnya
sesudah kesu~itan itu ada kemudahan, Sesungguhnyasesudah kesu~itan i tu ada kemudahan. Maka
apabi~a kamu Te~ah se~esai (dari sesuatu urusan),kerjakan~ah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang~ain. Dan Hanya kepada Tuhanmu~ah hendaknya kamu
berharap. "(A1am Nasyrah: 8)
"Saya tidak mengetahui bagaimana takdir ka~ian
tetapi satu ha~ yang pasti diantara .ka~ian yang
akan benar-benar berbahagia ada~ah yang memi~iki
hati untuk me~ayani"( A1.bert Schweitzer, Fi~usu£
Jerman)
{}!ersem6alian:
S{ripsi ini {u persem6alif<gn (jJuat fMama dan {}!apa fi..F, ya1l{j
tefali mem6esarf<gn aan mentfuEi{anantfa, .Jldi/{;adi{serta
ig{uarga 6esarya1l{j {u sayangi.
iv
ABSTRAK(A) Fakultas Psikologi(B) Agustus2007
(C) Leni Kusumawati(0) Perbandingan Perilaku Prososial Antara Orang Yang Telah
Melaksanakan Ibadah Haji dan Yang Belum Pada Ibu-Ibu Majelis Ta'lim(E) 132 halaman (termasuk lampiran)(F) Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan
yang lainnya. Sebagaimana firman Allah:.. ...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa danpelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allahamat berat siksa-Nya. .. (al-Maidah: 2)
Penulis tertarik dengan salah satu rukun Islam yang menjadi variabelbebas dalam penelitian ini yaitu menunaikan ibadah hajL Oalampelaksanaan ibadah haji yang terpenting adalah mendapatkan haji yangmabrur yaitu berubah menjadi Iebih baik, maka dalam hal ini penulismeneliti dengan perumusan masalah "apakah ada perbedaan perilakuprososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yangbelum pada ibu-ibu majelis ta'lim "
Perilaku prososial adalah segala bentuk perilaku yang memberikankeuntungan dan manfaat bagi orang atau kelompok lain. Haji yangdimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang telah melaksanakanibadah haji yaitu menjadi haji yang mabrur dengan indikasi rnenjadimanusia yang baik jangkauan amal dan ibadahnya jauh kedepan danberdimensi sosial.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatankuantitatif dengan rnetode penelitian komparatif. Jumlah populasi dalampenelitian ini adalah 120 orang dari ibu-ibu Majelis ta'lim Nurullbad. Oarijumlah tersebut dipilih 60 orang responden sebagai sampel penelitiandengan menggunakan purposive sampling. Instrumen pengumpulan dataadalah Skala model Likert. Bentuk pengolahan dan analisa datamenggunakan analisa statistika dengan rnenggunakan program SPSS12.0, Teknik pengolahan dan analisa data dengan menggunakan programSPSS 12.00, pada uji validitas menggunakan korelasi Product Momentdari pearson dengan Jumlah item valid untuk skala perilaku prososial
v
sebanyak 36 item dan 35 item yang tidak valid. Reliabilitas skala perilakuprososial dengan Alpha Cronbach Yaitu 0,9231.
Untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji t sampelindependent (Independent Sample t Test) diperoleh hasil dari nilaiprobabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0, 539 atau probabilitasdiatas 0,05 (0, 539> 0,05), apabila dilihat dari t hitung yaitu -618 dengan ttabel yaitu 2,0. Dengan demikian Ho diterima atau tidak ada perbedaanperilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji danyang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurullbad. Untuk penelitianselanjutnya diharapkan menggunakan pendekatan kualitatif agar lebihmendalam lagi mengenai karakterisik dan pola kehidupan subjek
(G) Bahan Bacaan : 34 (1974-2006) + 1 Skripsi + 1 Kamus+ 3 Website.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur yang mendalam penulis ucapkan kepada Illahi Rabbi, Tuhansegala alam yang selalu melimpahkan kasih sayang dan nikmat-Nya kepadapenulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawatdan salam selalu tercurahkan buat Nabi junjungan alam Muhammad Saw,yang telah membawa umat manusia menuju alam penuh i1mu pengetahuan.
Banyak hal yang penulis dapatkan dari sebuah karya tulis ini, tidak hanyasebuah hasil karya, juga pengalaman hidup yang beragam yang melatihpenulis untuk menjadi lebih baik dan dewasa dalam menjalani hidup. Penulismenyadari sekali penulisan ini jauh dari kesempumaan seperti yangdiharapkan, walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untukmenghasilkan yang terbaik.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,sehingga penulisan karya i1miah ini dapat selesai, yang merupakan salahsatu syarat untuk mencapai gelar sa~ana Psikologi di Fakultas Psikologi.Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yangtak temilai kepada :
1. Oekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta, ibu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si. dan Ibu Ora. Hj.Zahrotul Nihayah, M.si., sebagai pembantu dekan.
2. Bapak Prof Hamdan Yasun M.Si., selaku dosen pembimbing I dan jugasebagai dosen pembimbing akademik, yang telah mendampingi penulisdari awal masuk kampus sampai pe~uangan terakhir dengan segalasikapnya untuk memotivasi peneliti, dan kepada bapak Dr Abdul Mujib,M.Ag., selaku dosen pembimbing II yang senantiasa memberikanmotivasi, waktu dan kemudahan kepada peneliti dalam mencari refrensjuntuk skripsi jni.
3. Kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah membantu penulisdalam menimba i1mu sampai penulis menyelesaikan perkuliahan
4. Kepada almarhumah Mama yang menjadi inspirasi dalam menjalanjhidup ini, semoga Mama tenang di alam barzah sana dan kepada Papayang telah memberikan segalanya, pengalaman hidup Papa mernotivasi
vii
penulis untuk terus berjuang dan kepada seluruh keluarga besar Penulis,terima kasih atas doa-doanya.
5. Alqi beserta keluarga yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,terima kasih atas semuanya, semoga Allah membalas kebaikan yangkalian berikan.
6. Umi, Bapak sekeluarga di Bogor, terimakasih atas support dan do'anya.
7. Kepada Keluarga besar INN-Red International yang selalu memberikandukungannya, terima kasih.
8. Atik, Fira, Ayu, Ita Nci, Vivi, Dian, Ariesta, Evi, Eti, Tika. Yeyen, Maya,Neneng, Heny, Cindai yang selalu menemani penulis baik dikala sukamaupun duka dan selalu siap membantu ketika penulis mengalamikesulitan.
9. Saudara-saudara penulis di fakultas Psikologi Khususnya kelas A danteman-teman angkatan 2003 yang telah memberikan banyak kenangansuka maupun duka, kebersamaan dan canda tawa yang selalu berbekasdi hati Penulis.
10. Kepada Majelis ta'lim Nurullbad, terima kasih atas bantuannya.
11. Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satupersatu, terima kasih atas segala bantuannya.
Kemudian penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi inibanyak sekali kekurangannya. Besar harapan penulis semoga adamanfaatnya. Amin...
Jakarta, 20 Agustus 2007
Penulis
viii
DAFTAR lSIHalaman Judul i
Halaman Persetujuan ii
Halaman Pengesahan iii
Motto iv
Abstrak v
Kata Pengantar vii
Daftar lsi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Bagan xiii
Daftar Lampiran xiv
BABI
BAB2
PENDAHULUAN................................................................. 1-12
1.1. Latar Belakang Masalah.............................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah 9
1.3. Pembatasan Masalah 9
1.4. Perumusan Masalah... 11
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian.. 11
1.6. Sistematika Penulisan 12
KAJIAN PUSTAKA........................................................... 13-53
2. 1. Perilaku Prososial........................... 13
2.1.1. Pengertian Perilaku Prososial.......... 13
2.1.2. Bentuk-bentuk Perilaku prososial 16
2.1.3. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Prososial 21
ix
BAB3
2.1.4. Tahap-tahap perilaku menolong 31
2. 2. Ibadah Haji 33
2.2.1. Pengertian Ibadah Haji 33
2.2.2. Rukun Syarat dan Wajib Ibadah Haji. 36
2.2.3. Hikmah Ibadah Haji 37
2.2.4. Pola dan Bentuk-bentuk Keperibadian Haji ,. 41
2.2.5. Penghayatan Makna Haji dalam Kehidupan sosial
.......................................................................... 47
2.3. Kerangka Berpikir.. 50
2.4. Hipotesa Penelitian..................................................... 52
METODOLOGI PENELITIAN 54-60
3.1. Jenis Penelitian 54
3.1.1. Pendekatan Penelitian. 54
3.1.2. Metode Penelitian 54
3.2. Pengambilan Sampel 55
3.2.1. Populasi dan Sampel. , 55
3.2.2. Tehnik Pengambilan Sampel.. 56
3.3. Devinisi Operasional Variabel 57
3.4. Pengumpulan Data 58
3.4.1. Metode dan Instrument Penelitian . 58
3.4.2. Tehnik Uji Instrument... 61
3.5. Tehnik Analisa Data 62
3.6. Prosedur Penelitian 62
x
BAB 4 HASILPENELITIAN 64-82
4.1. Gambaran Umum Sampel. 64
4.1.1. Gambaran Umum Berdasarkan Usia 64
4.1.2. Gambaran Umum Berdasarkan Pendidikan 65
4.13. Kategori Berdasarkan Rangking .. , 66
4.2. Hasil Uji Coba Instrument Penelitian 68
4.2. 1. Hasil Uji Validitas 68
4.2 .2. Hasil Uji Reliabilitas 70
4.3. Uji Persyaratan 71
4.3.1. Uji Normalitas 71
4.3.2. Uji Normalitas Skala perilaku Prososial. 72
4.3.3. Uji Homogeitas 73
4.4. Hasil Utama Penelitian atau Uji Hipotesis 74
4.4.1. Uji Beda Perilaku Prososial. 74
4.4.2. Hasil Tambahan , '" , 76
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 83-87
5.1. Kesimpulan , '" .. , 83
5.2. Diskusi. 84
5.3. Saran 86
5.3.1. Saran Teoritis 86
5.3.2. Saran Praktis 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEl
Tabel 1. Skor untuk Pernyataan Sikap 60
Tabel2. Blue Print Skala Perilaku Prososial........................................ 60
Tabel 3. Gambaran Umum Sampel Berdasarkan Usia 64
Tabel4. Gambaran Umum Sampel Berdasarkan Pendidikan 65
Tabel5. Kategori ibu-ibu yang telah melaksanakan ibadah haji 66
Tabel6. Kategori ibu-ibu yang belum melaksanakan ibadah haji 67
Tabel7 Blue Print Skala Perilaku Prososial Sebelum Try Out............ 69
Tabel8. Blue Print Skala Perilaku Prososial untuk Penelitian 70
Tabel9 One Sample Kolmogrorov- Smimov test 72
Tabel 10 Uji Homogenitas 73
Tabel11 Uji Beda Skala Perilaku Prososial......................................... 74
Tabel12 Uji Beda Aspek Simpati 77
Tabel13 Uji Beda Aspek Kerjasama 78
Tabel14 Uji Beda Aspek Membantu 79
Tabel15 Uji Beda Aspek Berderma 80
Tabel16 Uji Beda Aspek Altruisme 82
xii
DAFTAR lAMPIRAN
Lampiran 1Data Hasil Try Out
Lampiran 2Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Perilaku Prososial
Lampiran 3Data Hasil Penelitian
Lampiran 4Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Lampiran 5Hasil Uji Hipotesis
Lampiran 6Instrumen Penelitian
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia ada/ah makh/uk sosia/ yang membutuhkan interaksi dengan yang
lainnya. Kebutuhan ini dikarenakan manusia memiliki keterbatasan da/am
mengatasi segala kesulitan-kesulitan yang dialaminya, sehingga
membutuhkan manusia lain da/am bentuk kerjasama dan saling memberikan
bantuan. Karena manusia makh/uk sosia/ maka la akan sela/u hidup dalam
kebersamaan.
Pada waktu manusia dilahirkan akan ada ketergantungan dengan yang
lainnya, artinya la merupakan makhluk yang tidak berdaya apabila tanpa
bantuan orang lain, tidak akan mampu hidup dan tidak akan memiliki
kecakapan untllk pertahanan hidupnya. Mereka be/ajar menyiapkan
makanan, cara berpakaian, cara bergaul dan sebagainya, maka dari
kebersamaanlah ia belajar semua itu. Mereka pun dididik dan dibentuk
supaya mempertahankan kecakapan yang diajarkan kemudian diteruskan
kepada anak-anaknya. Sebuah kenyataan bahwa manusia mampu bertahan
hidup jika la mampu memperoleh suatu kecakapan penting dan
2
menyesuaikan diri pada Iingkungan berbeda serta berubah. Oleh karena itu,
manusia berperilaku sesuai dengan Iingkungannya yang la tempati.
Dalam setiap segi kehidupan akan selalu terlihat adanya kesediaan
menolong orang lain, terutama apabila ada bahan pertolongan untuk
menolong, begitu pula kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu adalah
mendorong orang yang ada di sekitarnya ingin menolong.
Staub dalam Zanden (1984) juga mengatakan bahwa perilaku prososial ini
tidak hanya memberikan manfaat bagi orang yang menerima bantuan, tetapi
juga bagi orang yang memberikan bantuan antara lain diperolehnya berbagai
perasan positif, berupa perasaan berharga karena telah berguna bagi orang
lain, perasaan kompeten dan terhindar dari perasaan bersalah apabila tidak
menolong. Menurut David 0 Sears (1991), perilaku prososial mencakup
kategori yang lebih luas, meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau
direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolong.
Sikap dan perilaku termasuk perilaku prososial yang dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satunya adalah agama. Menurut Robbert Nuttin dalam
Jalaluddin (1997) dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang
bekerja dalam diri manusia sebagaimana dorongan - dorongan lain seperti;
3
makan, minum, berpikir dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu maka
dorongan beragama pun menuntut untuk dipenuhi sehingga pribadi manusia
itu mendapatkan kepuasan dan ketenangan. Dalam hal ini perilaku tolong
menolong sesama umat manusia yang sedang mengalami kesulitan adalah
kewajiban bagi setiap muslim. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
al-Maidah ayat dua :
,/ ,/ J' D D 4 ,/ .J ........ 4~ 4,/ ,} ,/
~.>:~1\ ~11\ ~G 0G~G ("')f\~ \j.J\;;; 'JJ~G)\ ~ \j.J\;;;J/' '" ,/ // //
/ ./ /
Artinya: "Dan t%ng-men%ng/ah kamu da/am (mengeljakan) kebajikan dantakwa, dan jangan t%ng-menofong da/am berbuat dosa danpe/anggaran. dan bertakwa/ah kamu kepada Aflah, SesungguhnyaAflah amat berat siksa-Nya. " (af-Maidah: 2)
Menurut Me Guire dalam Jalaluddin (1997), diri manusia memiliki bentuk
sistem nilai tertentu, sistem nilai ini merupakan sesuatu yang dianggap
bermakna bagi dirinya, yang mana dibentuk melalui belajar dan proses
sosialisasi. Perangkat sistem nilai ini dipengaruhi oleh keluarga, teman
institusi pendidikan dan masyarakat luas sehingga menjadi sistem yang
menyatu dalam membentuk identitas seseorang. Ciri khas atau sistem ini
terlihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana bersikap,
berpenampilan maupun untuk tujuan apa turut berpartisipasi dalam suatu
kegiatan tertentu dalam masyarakat.
4
Selain itu kepekaan dalam merasakan penderitaan orang lain (empati) juga
merupakan perilaku prososial yang mana merupakan cerminan keimanan
seorang muslim. Setiap umat beragama di dunia mempunyai pegangan atau
dasar agama masing-masing, begitu juga umat Islam yang mempunyai
pegangan hidup atau pedoman yakni al-Our'an dan as-sunnah.
Sebagai muslim yang taat, maka harus menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya, yang telah ditetapkan dalam syariat agama
Islam, salah satunya dengan menjalankan rukun Islam secara baik dan
benar. Kelima rukun tersebut adalah, pertama mengucapkan syahadat,
kedua mengerjakan shalat, ketiga melaksanakan puasa di bulan Ramadhan,
keempat menunaikan zakat, kelima menunaikan haji bagi umat Islam yang
mampu.
Hal yang terpenting dari pelaksanaan ibadah haji seseorang adalah
mendapatkan haji yang mabrur yang merupakan dambaan setiap jamaah
hajL Mabrur sendiri berasal dari kata barra yang maknanya berubah menjadi
baik. Para ulama menyebutkan, haji yang mabrur tidak hanya karena jemaah
haji melakukan seluruh syarat dan rukun haji di tanah suci dengan baik dan
benar, melainkan kebaikan itu terus berlanjut sampai ke tanah air.
5
Jemaah haji yang mabrur akan mengubah sikapnya dari yang sebelumnya
suka bermaksiat menjadi taat. Mereka yang sebelumnya kikir, egois, jahat,
suka bergunjing, tidak bertanggung jawab, dan berbagai sikap buruk lainnya
akan berubah menjadi pribadi sportif, bekerja keras, bertanggung jawab,
suka berderma, empati, dan berbagai sikap hidup positif lainnya. Jemaah haji
mabrur akan mencukupkan diri dengan mendapat rezeki yang halal
kemudian menyingkirkan harta yang haram. Secara simpel, menurut Yusuf
Burhanudin sebagian ulama mengartikan mabrur dengan kata a/jud, baik
hati dan suka berderma.
(www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0105122102.htm)
Tak ada yang sangsi, balasan ibadah haji Mabruradalah surga. Mabruryang
secara bahasa berarti baik dan dianggap sah, tidak saja cukup terkumpul
padanya rukun dan syarat. Namun juga yang lebih penting adalah memiliki
implikasi sosial terhadap pelakunya. Sebagaimana disinyalir Abdul Fatah
Mahmud Idris, dalam suatu pengabdian (a/-'ibadah), mesti terkumpul di
dalamnya tiga aspek: spirit (niat), ritus (praktek) dan pengaruh/hikmah
(sosial). Demikianlah keharusan pelibatan tiga aspek tersebut, agar
selanjutnya kita tidak terjebak dalam menangkap makna ibadah haji secara
parsia!. (Haji dan Amanah Sosia/oleh Yusuf
Burhanudin.www.pesantrenvirtua/.comlhikmah/002)
6
Menurut pembimbing haji "Safari Suci", Miftah Faridl mengatakan bahwa:
"Motivasi utama berhaji untuk ibadah dan meneari ridha Allah yang nantinya
berujung kepada gelar haji mabrur/mabrurah. "Haji mabrur bagi lelaki dan
mabruroh bagi perempuan ditentukan selama melaksanakan ibadah dan
paseahaji. Kalau setelah haji amalannya makin mantap insya Allah ia
mabrur....
Ritual haji seperti ihram, tawaf, sai, wukuf, mabit, melontar jumrah, dan lain
lain merupakan suatu hal penting. Namun, selain memahami syariatjemaah
haji juga perlu memahami hal paling penting dari ibadah haji yakni
hakikatnya. Ritual walau tidak boleh ditinggalkan, hanyalah wahana untuk
tujuan haji yang sebenarnya. Banyak pelajaran dari ritual haji yang harus
dipetik agar bisa mengantarkan menjadi haji mabrur dan mabrurah. Misalnya,
melempar jumrah berarti tunduk kepada perintah Allah dan memusuhi
syetan. Saat tawaf bermakna harus selalu dalam poras Allah di setiap
perbuatan sembari mengharap keridaan-Nya.
Menurut Ustadz Badrudin melaksanakan ibadah haji bukan hanya
mengadakan perjalanan fisik sampai ke Mekah dan Madinah. Namun, yang
paling utama adalah perjalanan spiritual yang nantinya akan
diimplementasikan setelah pulang dari ibadah hajL Ibadah penuh dengan
7
makna dan hakikat perjalanan manusia yang amat sayangkan jika tidak
ditindaklanjuti setelah kembali ke tanah air. Oi kalangan jemaah haji,
menurut Ustadz Badrudin, terdapat dua istilah yakni haji "mabrur" dan haji
"mabur" atau haji mardud. Menurutnya haji mabrur amal-amalnya setelah
pulang dari haji semakin baik dan bertambah baik ritual maupun sosialnya.
Namun, haji "mabur" atau hanya terbang ke tanah suci berbanding terbalik
180 derajat dengan haji mabrur sehingga kinerja amal-amalnya juga
menurun, karena niat awal sudah salah sekadar berwisata, berbelanja, ingin
dipuji, atau menjaga gengsi.
(www.pikiran-rakyat.comlcetakl2006101200611611101.htm)
Ibadah haji juga merupakan suatu pelatihan bagi manusia lmtuk bisa menjadi
manusia yang lebih baik, memiliki perilaku yang sesuai dengan al-Our'an dan
hadist. Memang tidak selalu bisa dilihat dari perilaku para jamaah haji yang
sudah melaksanakan ibadah haji, karena sebagian dari mereka yang sudah
mendapatkan gelar hajinya tidak menampakkan perilaku yang seharusnya
menjadi lebih baik hal ini mungkin disebabkan oleh motivasi yang keliru pada
mereka waktu pergi berhaji sehingga mereka tidak dapat mengambil hikmah
dari pelaksanaan ibadah haji tersebut, biasanya orang yang telah
melaksanakan ibadah haji itu memiliki perilaku yang lebih baik dari
sebelumnya karena dalam kaitannya dengan sikap keagamaan merajuk pada
teori pertimbangan sosial melihat perubahan sikap dari pendekatan sosial.
8
Menurut teori pertimbangan sosial perubahan sikap ditentukan oleh faktor
internal yang berupa persepsi sosial, posisi sosial dan proses belajar sosial,
sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor penguatan, komunikasi
persuasif dan harapan yang diinginkan.
Perubahan sikap menurut teori pertimbangan sosial ditentukan oleh
keputusan-keputusan sosial sebagai hasH interaksi faktor internal dan
eksternal, maka tak jarang dari mereka yang sudah melaksanakan ibadah
haji, perilaku mereka menjadi lebih baik dan bijaksana dan lebih
meningkatkan perilaku prososial di lingkungannya, akan tetapi ada sebagian
dari mereka berperilaku sebaliknya, artinya adanya realitas sosial yang
menunjukan bahwa tidak sedikit umat Islam yang telah melaksanakan ibadah
haji, tetapi belum mampu merefleksikan pola perilaku yang baik dalam
kehidupan pribadi dan sosialnya terutama dalam perilaku prososial, seperti
contoh kasus yang ditemui oleh peneliti adanya beberapa haji yang
ditemuinya cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak mencerminkan
sebagaimana mestinya, akan tetapi kebalikannya lebih bersikap kikir dan
menarik diri dari interaksi sosialnya. Hal inilah yang mendorong penulis untuk
meneliti bagaimanakah "Perbandingan perilaku prososial antara orang yang
telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis Ta'lim"
9
1.2. Identifikasi Masalah
Latar belakang yang dikemukakan oleh peneliti merupakan paparan dari
fenomena-fenomena yang terjadi dan merupakan landasan mengapa peneliti
ingin melakukan penelitian mengenai tema tersebut. Untuk mempertajam,
kiranya peneliti perlu melakukan pembatasan atau perumusan masalah yang
dikerucutkan dalam judul "Perbandingan perilaku prososial antara orang yang
telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim "
judul penelitian tersebut dijabarkan kedalam suatu permasalahan penelitian,
teridentifikasi yaitu :
1. Bagaimanakah perbandingan perilaku prososial ibu-ibu Majelis Ta'jim
yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum melaksanakan
ibadah haji ?
2. Apakah ada perbedaan perilaku prososial terhadap ibu-ibu Majelis Ta'lim
yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum melaksanakan
ibadah haji?
1.3. Pembatasan Masalah
Masalah utama dalam penelitian ini adalah perbandingan perilaku prososial
antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu
ibu Majelis ta'lim. Penulis memilih majelis ta'lim sebagai tempat penelitian
karena tempat tersebut merupakan wadah berkumpulnya orang-orang
10
muslim yang telah melaksanakan ibadah haji maupun yang belum untuk
mendapatkan pengajaran agama Islam.
Pada penelitian ini, pembahasan yang akan diteliti oleh penulis memiliki
istilah-istilah yang perlu dibatasi pengertiannya, yaitu sebagai berikut :
a. Perilaku Prososial yang dimaksud adalah perilaku prososial yang
digunakan dalam penelitian ini adalah definisi menurut Wispe (1972),
yaitu bahwa perilaku prososial merupakan segala bentuk tindakan atau
perilaku yang memiliki konsekuensi positif, yaitu perilaku yang
memberikan keuntungan serta manfaat bagi orang atau kelompok lain,
yang dilakukan tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan apapun
tanpa memperdulikan motif-motif sipenolong yang diwujudkan dalam
pemberian bantuan fisik maupun psikis, dimana dalam perilaku tersebut
tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Perilaku prososial yang dilihat dalam bentuk empati, kerja sama,
berderma, membantu dan altruisme.
b. Haji adalah sengaja berkunjung kerumah Allah untuk melakukan ibadah
yang sudah ditentukan, adapun haji yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah umat islam yang telah melaksanakan rukun Islam yang kelima
yaitu berhaji dan diharapkan menjadi haji yang mabrur sesuai dengan
pengertian haji mabrur menurut Nurcholoish Majid (1997) dengan indikasi
menjadi manusia yang baik, jangkauan amal ibadahnya jauh kedepan dan
berdimensi sosial.
11
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
"Apakah ada perbedaan perilaku prososial antara orang yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada Ibu-ibu Majelis Ta'lim, serta
bagaimana perbandingannya ?"
1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data serta untuk mengetahui
gambaran tentang bagaimana perbedaan perilaku prososial antara yang
telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum melaksanakan ibadah haji
apabila ditinjau dari indikator-indikator perilaku prososial meliputi simpati,
kerjasama, membantu, berderma, dan altruis.
Secara teoritis manfaat penelitian ini untuk menambah khasanah i1mu
pengetahuan dalam bidang psikologi khususnya psikologi sosial yaitu
tentang perilaku prososial juga mengenai teori haji itu sendirL Sedangkan
secara praktis, yaitu dapat mengaplikasikan teori yang sudah ada dan dapat
memotivasi seseorang untuk lebih meningkatkan perilaku prososial terutama
bagi orang yang sudah melaksanakan ibadah hajL
12
1.6. Sistematika Penulisan
Dalam Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I : Pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, juga sistematika penulisan.
BAB II : Membahas kajian teoritis tentang pengertian perilaku prososial,
bentuk-bentuk perilaku prososial, faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku prososial, tahapan perilaku prososial, pengertian haji,
rukun, syarat dan wajib haji, hikmah haji, pola dan bentuk-bentuk
kepribadian haji, makna haji dalam kehidupan sosial, Kerangka
berpikir serta hipotesis penelitian.
BAS III: Metodologi penelilian yang meliputi jenis penelitian, pendekatan
dan metode penelitian, pengambilan sampel, populai dan sampel,
tehnik pengambilan sampel, devinisi operasional variabel,
pengumpulan data, subjek penelitian, metode dan instrument
penelitian, tehnik uji instrument, tehnik analisa data, prosedur
penelitian.
BAB IV: Hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum sampel, hasil uji
coba instrument penelitian, hasil uji validitas, hasil uji reliabilitas, uji
persyaratan, hasil penelitian atau uji hipotesis.
BAB V: Penutup, yang terdiri dari kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Prososial
2.1.1. Pengertian Perilaku Prososial
Manusia adalah makhluk sosial yang mana saling membutuhkan satu dengan
yang lain, dan adanya tolong menolong antar sesama. Tetapi apa yang
membuat seseorang menolong orang lain? Apa yang membuat mereka baik
hati, ramah, merasa kasihan dan peduli terhadap kebutuhan-kebutuhan
orang lain? Alasan mengapa seseorang mau berperilaku demikian, Mussen
dan Eisenberg mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan adanya perilaku
prososial.
Menurut David 0 Sears (1991), perilaku prososial meliputi segala bentuk
tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa
memperdulikan motif-motif si penolong. Sedangkan Myners mengatakan
bahwa perilaku prososial merupakan hasrat untuk menolong orang lain,
tanpa memikirkan kepentingan sendiri (Sarlito, 1997).
13
14
Feldman, (1985) mengatakan bahwa "Helping or prosocial behavior is
behavior that benefits otherpeople". Menolong atau perilaku prososial adalah
perilaku yang menguntungkan orang lain. Dalam menolong, pertama kali
harus mengenal orang yang ditolongnya, kejadian atau situasi yang
memungkinkan untuk memberikan pertolongan, kemudian mereka harus
memperkirakan tanggung jawab yang mesti diambil serta memutuskan
bentuk pertolongan yang harus mereka berikan.
Sejalan dengan definisi mereka, Staub ( 1978) mengemukakan bahwa
"prosocial behavior is simply defined as behavior that benefits other people".
Perilaku prososial secara sederhana didefinisikan sebagai perilaku yang
menguntungkan orang lain.
Baron & Byrne (1974) mengatakan bahwa "prosocial behavior is action that
benefits others but have no obvious benefit for the person carrying them out,
and which sometimes involve risk for the prosocial person". Perilaku prososial
adalah perilaku yang menguntungkan orang lain, namun tidak mempunyai
keuntungan yang jelas bagi orang yang melakukannya dan terkadang justru
menimbulkan resiko bagi pelakunya.
15
Sedangkan menurut Stang and Wrightsman, (1981) dalam Raven & Rubin,
Prosocial behavior is defined as voluntary behavior performed with the
intention of benefiting another person or group ofpersons. Perilaku prososial
di definisikan sebagai perilaku sukarela yang ditampilkan dengan
kecenderungan untuk memberikan manfaat atau keuntungan kepada orang
lain atau kelompok.
Wispe (1972) dalam Vaughan berpendapat bahwa "Defined prosocial
behaviour as behaviour that has positive social consequences and
contributes to the physical or psychological wellbeing ofanother person".
Definisi perilaku prososial merupakan segala bentuk perilaku yang
mempunyai konsekuensi positive yang diwujudkan dalam bentuk pemberian
bantuan fisik maupun psikis terhadap orang lain.
Berdasarkan dari pengertian-pengertian perilaku prososial diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial merupakan segala bentuk
perilaku yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi orang atau
kelompok lain yang diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan fisik
maupun psikis dan dilakukan tanpa mengharapkan keuntungan atau imbalan
apapun serta tanpa memperdulikan motif-motif sipenolong dan perilaku
tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat.
16
2.1.2. Bentuk-bentuk Perilaku Prososial
Perilaku prososial merupakan perilaku yang memberikan keuntungan bagi
orang lain. Menurut Wispe dalam Zanden (1984), perilaku prososial meliputi
berbagai bentuk, antara lain :
1. Empati
Perilaku yang didasarkan atas perasaan positif terhadap orang lain, sikap
peduli, serta ikut merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain.
Menurut Duan (2000) dalam Robert (2004) Empati meliputi komponen
afektif maupun kognitif. Secara afektif orang yang berempati merasakan
yang orang lain rasakan, secara kognitif, orang yang berempati
memahami apa yang orang lain rasakan dan mengapa.
Menurut Schlenker &Britt (2001) dalam Robert (2004) Menolong orang
lain dan ditolong oleh orang lain jelas rneningkatkan kesempatan bagi
orang untuk dapat bertahan dan bereproduksi. Komponen afektif dari
empati juga termasuk merasa simpatik, tidak hanya merasakan
penderitaan orang lain tetapi juga rnengekspresikan kepedulian dan
mencoba rnelakukan sesuatu untuk rneringankan penderitaan mereka.
Misalnya, individu yang memiliki empati tinggi lebih termotivasi untuk
menolong seorang ternan daripada mereka yang memiliki empati rendah.
17
2. Cooperation (kerja sarna)
Kerjasarna diartikan bahwa setiap orang mampu dan ingin bekerja sama
dengan orang lain, meski bukan keuntungan bersama.
Baron & Byrne menjelaskan bahwa kerjasama adalah perilaku dimana
kelompok bekerja secara bersama-sama untuk mendapatkan tujuan yang
sama ( Baron dkk,2005).
Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap
kelompoknya (yaitu in-groupnya) dan kelompok lainnya (merupakan out
groupnya). Kerjasama mungkin akan bertambah apabila ada bahaya luar
yang mengancam atau tindakan-tindakan yang rnenyinggung kesetiaan
yang telah tertanam didalam kelompok, dalam diri seseorang.
Kerjasama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu
lama mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas karena
keinginan-keinginan pokoknya tidak dapat terpenuhi oleh karena adanya
rintangan-rintangan yang bersumber dari luar kelompok itu. Keadaan
tersebut dapat menjadi lebih tajam apabila kelompok demikian merasa
tersinggung atau dirugikan (Soekanto,1995)
18
Marvin E Shaw (1981) menyarankan penggunaan definisi kerjasama dari
M. Deustch yang mendasarkan definisinya dari tujuan dalam kelompok
kecil yang berbunyi :
" A cooperative social situation was defined as one in which the oal
regions of individual group members are such that if a goal region is
entered by any given individual, all other group member are facilitated in
reaching their respective regions"
Sebuah situasi sosial yang kooperatif didefinisikan sebagai sebuah situasi
dimana wilayah tujuan dari setiap anggota kelompok sedemikian rupa
sehingga bila wilayah tujuan itu dimasuki oleh individu manapun, semua
anggota kelompok yang lain terfasilitasi dalam pencapaian wilayah tujuan
mereka masing-masing.
Situasi kerjasama dalam suatu kelompok, dapat dikatakan bahwa tujuan
dari kelompok itu homogen, setiap anggota menginginkan hal yang sama.
Saat anggota dari sebuah kelompok menyetujui sebuah tujuan dan
ke~asama untuk mencapai goal tersebut, mereka lebih tertarik satu
dengan yang lain, lebih tidak hostile dan lebih menunjukan keakraban dan
keramahan satu dengan yang lain, menjadi lebih kooperatif dalam diskusi
kelompok, bertingkah laku lebih positif terhadap kontribusi anggota
lainnya dan secara umum, bertingkah laku positif terhadap kelompok
(Shaw, 1981)
19
3. Helping (Membantu)
Yang dimaksud dengan helping atau menolong adalah :
"...helping which we will define as an action that has the consequences of
providing some benefit to or improving the well-being of another person
"(Schroederet,al., 1995)
Suatu tindakan tetap dapat dikategorikan sebagai menolong atau helping
selama terjadi perbaikan kesejahteraan pada seseorang yang dilakukan
oleh orang lain (seperti memberi hadiah, membantu menyelesaikan
tugas). Bentuk menolong sendiri dapat dibedakan atas beberapa macam
mulai dari tindakan yang hanya memerlukan pengorbanan paling kedI
atau mudah dilakukan, seperti memberitahukan jam pada orang lain yang
bertanya memberikan bantuan kepada organisasi sosial; sampai dengan
tindakan yang memerlukan pengorbanan yang lebih besar.
Staub (1978) mengatakan bahwa helping atau menolong tersebut dapat
diklasifikasikan menurut derajat pengorbanan dan resiko sipenolong (cost
to the actor) atau derajat keuntungan dan manfaat yang dirasakan
sipenerima (utility for recipient). Helping adalah perilaku mengambil
bagian atau membantu urusan orang lain sehingga orang tersebut dapat
mencapai tujuannya.
20
4. Donating (Berderma)
Merupakan perilaku memberikan hadiah atau sumbangan kepada orang
lain, biasanya berupa amal.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia berderma adalah pemberian
(kepada fakir miskin, dsb) atas dasar kemurahan hati; bantuan uang dsb
(kepada perkumpulan sosial dsb)
5. Altruisme (Suka Menolong)
Mengambil bagian untuk menolong orang lain yang dilakukan tanpa
pamrih dan biasanya dalam bentuk menyelamatkan orang lain dari
ancaman bahaya.
Konsep altruisme sangat dekat dengan konsep perilaku menolong .
Macaulay & Berkowitz (dalam Schroeder, 1995) mendefinisikan
Altruisme sebagai pertolongan yang diberikan seseorang kepada orang
lain tanpa mengharapkan rewards dari sumber-sumber luar. Definisi yang
senada di kemukakan oleh Myers (dalam schroeder, 1995), yaitu
kepedulian dan pertolongan yang diberikan kepada orang lain tanpa
pamrih.
Dalam Webster's new word dictionary (dalam Wrightsman, 1997),
altruisme didefinisikan sebagai kepedulian terhadap kesejahteraan orang
21
lain tanpa mementingkan diri sendiri. Menurut Severy (dalam
Wrightsman, 1997) esensi dari altruisme adalah motivasi untuk menolong
yang didasari oleh penyebab sederhana, yaitu karena seorang individu
melihat bahwa orang lain membutuhkan pertolongan. Kail & Cavanough
(2000) mengemukakan bahwa altruisme merupakan perilaku yang
dikendalikan oleh perasaan bertanggung jawab terhadap orang lain,
misalnya menolong dan berbagi.
Daniel Batson (dalam Schroeder, 1995) mengemukakan bahwa untuk
membedakan antara perilaku menolong dan altruisme kita harus berfokus
pada motivasi yang melandasi perilaku tersebut bukan pada konsekuensi
yang muncul dari perilaku tersebut. motivasi yang melandasi perilaku
menolong adalah motivasi yang dilandasi oleh egoistic concerns,
contohnya , jika aku menolong orang lain sedangkan motivasi yang
melandasi altruisme adalah keinginan untuk meningkatkan kesejahtraan
orang lain. Dalam altruisme, seseorang kadang tidak peduli dengan
pengorbanan yang harus ia lakukan demi menolong orang lain.
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Prososial
Teori yang digunakan untuk menjelaskan mengenai perkembangan tingkah
laku prososial, adalah teori belajar. Pedekatan belajar memfokuskan diri pada
22
prinsip-prinsip belajar dengan menitik beratkan pada peranan reinforcement,
hadiah, hukuman dan adanya model. Pokok pikiran yang terpenting pada
teori ini adalah tingkah laku itu ditentukan oleh apa yang telah dipelajari
sebelumya. Pada situasi tertentu seseorang cenderung akan bertingkah laku
tertentu sebagai suatu kebiasaan dan apabila menghadapi situasi yang sama
cenderung akan bertingkah laku seperti kebiasaan tersebut.
Menurut pendekatan belajar, tingkah laku prososial sebagaimana halnya
tingkah laku lain sifatnya dapat dipelajari. Untuk mengajarkan tingkah laku
prososial Watson (1984) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang
penting untuk diperhatikan yaitu, (1) adanya instruksi untuk berbuat baik (2)
adanya model (3) Penguat apabila tingkah laku ditampilkan (4) Atribusi.
1. Efek dari adanya instruksi.
Dengan mengatakan pada seorang anak mengenai tingkah laku apa yang
harus ditampilkan, maka akan dapat mengarahkan tingkah laku, sehingga
seseorang menjadi tahu tingkah laku apa yang harus ditampilkan,
sehingga dikemudian hari apabila menghadapi situasi yang sama ia
sudah tahu tingkah laku apa yang harus ditampilkan. Dengan demikian
adanya instruksi untuk menolong orang lain, akan meningkatkan
kemunculan tingkah laku menolong tersebut dikemudian hari.
23
2. Efek dari adanya model
Pada waktu seseorang melihat orang lain menampilkan tingkah laku
menolong, maka ia akan berusaha untuk menampilkan tingkah laku yang
sarna dengan orang lain yang dilihatnya. Sejumlah studi yang telah
dilakukan membuktikan akan adanya efek modelling ini. Hasil eksperiment
dari Bryan dan test (1967) dalam Watson (1984) mendapatkan bahwa
seseorang tergerak untuk ikut menyumbang kotak amal ketika melihat
orang lain menyumbang.
3. Efek dari adanya penguat (reinforcement)
Mekanisme dari adanya penguat ini adalah bahwa seseorang belajar
tingkah laku tertentu karena dengan menampilkan tingkah laku itu ia akan
mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dan memuaskan. Pada waktu
suatu tingkah laku mendapat penguat, maka tingkah laku cenderung
diulang. Sebaliknya seseorang akan menghindarkan bertingkah laku
tertentu karena tingkah laku tersebut selalu disertai sesuatu yang tidak
menyenangkan.
4. Efek dari self atribution
Seseorang dapat saja menampilkan tingkah laku menolong pada suatu
situasi, namun agar tingkah laku menolongnya dapat terus tampi!, perlu
adanya internalisasi konsep mengenai "penolong" dalam dirinya.
Watson (1984) menyatakan bahwa dengan mengembangkan 'self
atribution' maka akan meningkatkan tingkah laku menolong. Seorang
anak menyatakan pada dirinya sendiri bahwa "saya seorang yang baik
hati", maka atribusi ini akan mengarahkan tingkah lakunya di lain waktu,
bila la menghadapi situasi yang memungkinkannya untuk melakukan
tingkah laku menolong, maka tingkah laku tersebut akan ditampilkan.
Menurut Sears, Freedmen dan Peplau (1994) mengatakan bahwa perilaku
prososial dipengaruhi oleh karakteristik situasi, karakteristik penolong, dan
karakteristik orang yang membutuhkan pertolongan.
Faktor karakteristik situasional meliputi:
» Kehadiran orang lain
» Kondisi Iingkungan
» Tekanan waktu
Sedangkan faktor karakteristik penolong meliputi:
» Faktor kepribadian
» Suasana hati
» Rasa bersalah
» Distress diri dan rasa empatik
24
25
Sarlito Wirawan (1997) mengemukakan bahwa perilaku prososial dipengaruhi
oleh faktor-faktor dari luar (eksternal) dan dari dalam (Internal). Faktor-faktor
eksternal meliputi:
1. Kehadiran orang lain
Merupakan faktor utama dan pertama, menurut penelitian psikologi sosial,
yang berpengaruh pada perilaku menolong atau tidak menolong adalah
adanya orang lain yang kebetulan ada bersama kita ditempat kejadian (by
Standers). Semakin banyak orang lain, semakin kecil kecenderungan
orang untuk menolong. Sebaliknya, orang yang sendirian cenderung lebih
bersedia menolong.
2. Menolong jika orang lain menolong
Sesuai dengan prinsip timbal balik dalam teori norma sosial, adanya
seseorang yang sedang menolong orang lain akan memicu kita untuk
juga ikut menolong.
3. Desakan waktu
Biasanya orang-orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung untuk
tidak menolong, sedangkan orang yang santai lebih besar
kemungkinannya untuk memberi pertolongan kepada yang
memerlukannya.
26
4. Kemampuan yang dimiliki
Jika orang merasa mampu, ia akan cenderung menolong, sedangkan
kalau merasa tidak mampu ia tidak menolong.
Adapun faktor-faktor internal meliputi:
1. Perasaan
Perasaan dalam diri seseorang dapat mempengaruhi perilaku menolong.
Kurang ada konsistensi dalam hal pengaruh perasaan yang negative
(sedih, murung, kecewa, dan sebagainya) terhadap perilaku menolong .
pada anak-anak pengaruhnya adalah menghambat sedangkan pada
orang dewasa mendorong perilaku menolong.
Menurut Cialidni & Kenrick (1976) dalam Sarlito Wirawan (1997), hal itu
disebabkan orang dewasa sudah dapat merasakan manfaat dari perilaku
menolong untuk mengurangi perasaan negative itu, sedangkan pada
anak-anak belum ada kemampuan seperti itu. Akan tetapi, jika perasan
negative terlalu mendalam, dampaknya pada orang dewasa adalah
menghambat perilaku menolong . Orang dalam keadaaan depresi akut
biasanya terlalu mencekam dengan dirinya sehingga tidak mau
memikirkan orang lain ( Aderman & Berkowitz,1983 dalam Sarlito
wirawan,1997)
27
Disamping itu perasan positif (gembira, senang, bahagia) menunjukan
hubungan yang lebih konsisten dengan perilaku menolong. Happy people
are helpful people (orang yang senang hati adalah orang yang murah
hati). Dalil ini berlaku untuk anak-anak maupun dewasa. Bahkan anak
kecil pun sudah dapat memanfaatkan daHl ini, misalnya untuk meminta
uang jajan, anak kedl menunggu sampai orang tuanya berwajah ceria
agar permintaannya dikabulkan (Salovey, Myer & Rosenhan,1991 dalam
Sarlito Wirawan, 1997)
Walaupun demikian, emosi positif pun kadang-kadang tidak memicu
perilaku menolong. Oleh karena itu, emosi positif masih harus dikaitkan
lagi dengan situasi di luar diri agar dapat memicu perilaku menolong,
yaitu;
~ Kondisinya tidak terlalu berbahaya
~ Lebih banyak manfaat daripada kerugiannya
~ Ada yang mendorong untuk berperilaku menolong
2. Sifat
Jawaban terhadap pertanyaan tentang pribadi semacam ibu Theresa,
yang mau membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan sama
sekali, kemungkinan adalah karena adanya sifat atau trait menolong
(agentic dispotition) yang sudah tertanam dalam kepribadian orang yang
bersangkutan (Guagano,1995 dalam sarlito Wirawan, 1997).
28
Menurut Bierhoff, Klien & Kramp (1991) dalam Sarlito Wirawan (1997)
menyatakan bahwa orang-orang yang perasa dan berempati tinggi
dengan sendirinya lebih memikirkan orang lain dan karenanya lebih
menolong. Demikian pula orang yang mempunyai pemantauan diri (Self
Monitoring) yang tinggi cenderung lebih penolong karena dengan menjadi
penolong ia memperoleh penghargaan sosial yang lebih tinggi.
3. Agama
Faktor agama ternyata juga dapat mempengaruhi perilaku menolong.
Menurut Gallup (1984) dalam Sarlito Wirawan (1997), 12 % dari orang
Amerika tergolong taat beragama dan diantara mereka 45 % membantu
dalam pekerjaan sosial seperti, membantu anak-anak miskin, rumah sakit,
orang jompo, sementara dikalangan yang tidak taat beragama persentase
yang membantu hanya 22 %. Dari penelitian tersebut menandakan bahwa
ketaatan dalam beragama memberikan keyakinan kepada seseorang
tentang pentingnya menolong yang lemah seperti diajarkan oleh agama.
4. Jenis kelamin
Dari pengamatan terhadap lebih dari 6300 orang pejalan kaki di Boston
dan Cambridge, Amerika Serikat, ternyata 1,6 % menyumbang kepada
peminta-minta jalanan. Di antara para penyumbang itu, laki-Iaki lebih
banyak daripada perempuan (Goldberg, 1995 dalam Sarito Wirawan,
1997).
29
Sedangkan menurut Alice Eagly dan Maureen Crowley's (1986) dalam
Franzoi (2003) mempelajari kembali meta-analisis dari 172 studi tingkah
laku menolong menunjukan bahwa laki-Iaki dan wanita memiliki
perbedaan dalam kerelaan untuk mungkin melakukan perilaku prososial.
Laki-Iaki umumnya lebih banyak membantu daripada wanita, dan mereka
lebih mungkin membantu orang asing daripada wanita.
Perbedaaan gender ini sangat besar ketika berada diantara orang
banyak, ketika ada potensi bahaya dalam pertolongan dan ketika yang
membutuhkan pertolongan itu wanita. Meskipun tampak banyak
perbedaan yang nyata mereka lebih berperilaku prososial tanpa adanya
rutinitas seperti memberikan bantuan kepada orang asing yang sedang
menderita.
Kapan bentuk tingkah laku prososial seperti membantu teman
memberikan perhatian kepada anak-anak, menurut penelitian wanita
urnumnya dalam hal ini lebih membantu dibanding pria, contohnya, wanita
lebih suka memberikan rasa sosialnya dan dukungan emosional kepada
orang lain dan mereka lebih bersedia melayani atau merawat anak-anak
dan kepada orang yang lebih tua, diantara anak-anak ada sedikit
perbedaan dalam memberikan pertolongan dan sedikit perbedaan itu
ditemukan indikasi bahwa anak perempuan memiliki kecenderungan
30
sedikit lebih memberikan pertolongan dibandingkan anak laki-Iaki
(Eisenberg et al.,1996 dalam Franzoi, 2003).
Berdasarkan penemuan dari penelitian tersebut, kita dapat membuat dua
kesimpulan sementara pertama, pria dan wanita memberikan pertolongan
tetapi dalam jalan yang berbeda. Yang kedua, perbedaan ini akan lebih
menyolok dari masa kecil ke masa dewasa dan lebih nyata lagi ketika
peran gender itu menonjol, sesuai dengan nilai budaya dan adat istiadat
bahwa anak laki-Iaki itu adalah penyelamat yang gagah berani yang lebih
mungkin meletakan dirinya sendiri dalam bahaya ketika ada yang
membutuhkan pertolongan dibanding wanita. Dipihak lain wanita lebih
mungkin menyediakan waktu yang panjang untuk melibatkan empati dan
merawat, ini sesuai dengan budaya gender wanita.
Perilaku prososial dapat dikatakan sebagai perilaku yang positif, karena
memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi orang lain serta merupakan
perilaku yang dilakukan secara sukarela dan demi kepentingan orang lain
atau kelompok lain serta bukan sekedar alat untuk memuaskan motif pribadi
sipelaku.
Adapun teori perilaku prososial yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori yang dikemukakan oleh Wispe (1997) dalam Vaughan (2005), yaitu
31
bahwa perilaku prososial merupakan segala bentuk tindakan atau perilaku
yang memiliki konsekuensi positif, yaitu perilaku yang memberikan
keuntungan serta manfaat bagi orang atau kelompok lain, yang dilakukan
tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan apapun tanpa
memperdulikan motif-motif si penolong yang diwujudkan dalam pemberian
bantuan fisik maupu psikis, dimana dalam perilaku tersebut tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku
prososial yang dilihat dalam bentuk empati, kerja sama, berderma,
membantu dan altruisme.
2.1.4. Tahap-tahap Perilaku Prososial
Latane dan Darley (1970) dalam Vaughan (2005) menggunakan Decision
Model ofhelping. Dalam menjelaskan tingkah laku prososial , Latane dan
Darley tidak melibatkan faktor emosi sebagai faktor yang berperan besar.
Pada model ini yang paling berperan besar adalah keputusan dari orang
yang berpotensi untuk melakukan pertolongan.
Teori ini menjelaskan bahwa perilaku menolong yang dilakukan oleh
seseorang pada seseorang dalam situasi gawat (emergency) merupakan
sebuah proses ini terdiri dari lima tahap decision making. Tahapan awal jika
dilakukan akan berlanjut ketahap berikutnya hingga tahap terakhir agar
32
terjadi perilaku menolong. Jika salah satu tahap tidak terjadi maka perilaku
menolong tidak akan dilakukan.
Tahap pertama yang dilakukan oleh orang yang melakukan pertolongan
adalah menyadari bahwa suatu hal yang tidak biasa (unusual) sedang terjadi.
Yang sering terjadi pada situasi sosial adalah kita setiap saat menerima
stimulus berupa visual dan suara yang sedemikian banyaknya, sehingga
tidak mungkin bagi kita untuk memperhatikan semua stimulus yang ada.
Pada tahap kedua, mereka menyadari bahwa sedang terjadi situasi
emergency dan membutuhkan pertolongan. Pada tahap ini diperlukan
keputusan untuk menentukan apakah situasi tidak biasa yang sedang terjadi
tersebut membutuhkan pertolongan atau tidak.
Pada tahap ketiga ini setelah mereka mendefinisikan suatu situasi sebagai
emergency, maka mereka menghentikan sampai seberapa besar mereka
mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pertolongan. Jika seseorang
merasa mempunyai tanggung jawab untuk menolong, maka pada tahap
keempat adalah memutuskan untuk memberikan pertolongan. Tahap
terakhir dari model ini adalah mengimplementasikan kemampuan yang ia
punyai untuk melakukan pertolongan atau prososial action.
33
Bagan 1
The decision process in Latane & darley's Cognitive Model
1. Notice the Do Notemergency No Help
~ Yes
2. Define it as Do Notemergencies No Help
t Yes
3. TakeNo Do NotResponsibility
Helpt Yes
14. Decide to help '11-.:..:Nc.::O-------+l Do Not
Helpt Yes
15. Implement I I
. way to help _-'N'-"o=-- , ~~I~o~
2.2. Ibadah Haji
2.2.1. Pengertian Haji
Ibadah haji adalah ibadah rukun Islam yang kelima. Tidak semua oran!l. . -
melakukannya, karena dalam ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik selain
itu pula membutuhkan dana yang cukup besar, terutama bagi orang-orang
yang cukup jauh dari Makkah. Oleh sebab itu Allah hanya memerintahkan
34
dan mewajibkan bagi mereka yang mampu. Sedemikian besar nilai ibadah
haji, maka jika dilaksanakan tanpa keikhlasan seperti meneari popularitas
atau karena motif tertentu, maka akan sia-sia.
Dilihat dari segi bahasa (etimologi), kata haji berasal dari bahasa Arab yang
artinya mengalahkan dengan hujjah atau alasan. Sedangkan menurut istilah
(terminologi) ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
diantaranya Sayid Sabiq (1996), haji adalah mengunjungi Makkah untuk
mengerjakan ibadah thawaf , sa'i, wukuf di Arafah dan ibadah-ibadah lain
demi memenuhi perintah Allah dan mengharap keridhaanNya.
Menurut Farid Ishaq, seeara etimologi haji atau "al hajj" dalam bahasa Arab
berarti menyengaja berziarah. Sedangkan dalam pengertian terminologi haji
adalah kepergian ke Makkah (baitullah) pada waktu-waktu tertentu untuk
melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu pula semata-mata karena Allah
SWT (Farid,1997).
Sedangkan menurut Muhammad Bagir AI-Habsyi (1999), menyatakan bahwa
haji (dalam bahasa Indonesia) berasal dan bahasa Arab, Hajj atau Hijj yang
berarti menuju atau mengunjungi sesuatu (Biasanya digunakan untuk ka'bah
dan sekitamya di kota Makkah untuk mengerjakan ibadah thawaf, Sa'i, wukuf
35
di Arafah dan lain sebagainya), semata-mata demi melaksanakan perintah
Allah dan mencari keridhaanNya.
Sedangkan pengertian haji secara terminologi yakni mengunjungi tempat-
tempat tertentu yang dihormati dengan tujuan mendekatkan diri kepada
Tuhan yang disembah telah ada sebagai tradisi umat manusia sejak dahulu
kala. Sebagaimana firman Allah dalam surat ai-Hajj: 27
Artinya: "Dan berserulah kepada manusia untuk mengefjakan haji, niscayamereka akan datang kepadamu dengan befjalan kaki, danmengendarai unta yang kurus (Unta yang kurus menggambarkanjauh dan sukamya yang ditempuh oleh jemaah haji) yang datang dalisegenap penjuru yang jauh" (AI-Hajj: 27)
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan ibadah haji adalah
bersengaja berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan semua rangkaian
ibadah haji yang telah ditetapkan seperti Ihram, wukuf, thawaf, sa'i, tahallul
dan ibadah haji lainnya pada waktu tertentu. Semua amalan tersebut
dilakukan dengan urutan tertentu semata-mata karena Allah dan
mengharapkan ridhoNya.
36
2.2.2. Rukun, Syarat dan Wajib Haji
Adapun rukun-rukun haji adalah:
1. Ihram, yaitu niat untuk mengerjakan haji atau umrah dengan memakai
pakaian yang tidak berjahit untuk pria, sedangkan wanita boleh
memakai pakaian apa saja yang bisa menutupi aurat sesuai dengan
ketentuan syariat Islam.
2. Wukuf di Padang Arafah, yaitu berdiam di arafah, ditentukan yaitu mulai
dari tergelincir matahari pada tanggal 9 Zulhijjah sampai terbit fajar pada
tanggal10 Zulhijah.
2. Thawaf, yaitu mengelilingi kabah sebanyak tujuh kali putaran
berlawanan dengan arah putaran jam.
3. Sa'i, yaitu berjalan atau berlari keeil antara bukit Shafa dan Marwah
sebanyak tujuh kali.
4. Tahallul, yaitu, bereukur atau menggunting rambut untuk mengakhiri
proses ibadah haji atau umrah.
5. Tertib, yaitu mengerjakan seluruh rangkaian haji seeara berurutan
Syarat Wajib Ibadah Haji
Adapun Syarat-syarat wajib haji :
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Merdeka
37
5. Mempunyai kesanggupan untuk melakukannya
6. Bagi wanita yang hendak melaksanakan ibadah haji hendaknya
bersama-sama mahramnya atau suaminya atau wanita yang
dipercayainya.
Wajib Ibadah Haji
1. Mengenakan pakaian ihram dari Miqat, dipakai terus hingga pelaksanaan
haji selesai .
2. Bermalam di Mudzdalifah
3. Melempar Jumrah Aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah
4. Melontar tiga jumrah, yaitu Jumratul ula, Wustha dan Aqobah yaitu pada
tanggal 11, 12,13 Dzulhijjah
5. Bermalam di Mina sebelum melakukan Jumrah
6. Thawaf Wada' yaitu thawaf perpisahan ketika akan meninggalkan kota
mekah
7. Menghindari segala yang diharamkan dalam ihram, menjauhkan diri dari
hal-hal yang dilarang oleh Syara'.
2.2.3. Hikmah Haji
Menurut M. Ali Hasan (2001) hikmah dalam melaksanakan ibadah haji
diantaranya :
1. Membina dan memupuk Persatuan umat Islam
38
2. Menghapus dosa, sebagaimana sabda rosullullah :
Artinya: "Siapa saja yang menunaikan ibadah haji, sedangkan dia tidakberkata kotor (bercampur dengan istri), dan tidak berbuatmaksiat, maka dia kembali (suci), seperti dia dilahirkan olehibunya" (H.R Bukhari dan Muslim)
3. Meningkatkan semangat juang Oihad)
Jihad dalam Islam atau memperjuangkan agama nilainya sangat tinggi
dan tidak semua orang dapat be~ihad dimedan perang. Tetapi ada amal
yang bernilai jihad diantaranya menunaikan ibadah haji. Sebagaimana
sabda nabi:
Artinya: ''Jihad orangtua, orang lemah dan wanita adalah haji" ( HR. Nasai)
Aisyah juga pernah bertanya kepada Rosullullah: "Ya Rosul/ul/ah anda
berpendapat bahwa jihad itu adalah amalan yang paling utama, apakah
kami para wanita tidak boleh betjihad?" Rosul/ulah menjawab;
Artinya: "Jihad yang paling utama untuk anda para wanita) adalah hajimabrur (makbul)" (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadist-hadisi diatas dapat dipahami bahwa haji mabrur itu sarna
nilaiya dengan jihad.
39
4. Mendapatkan kehormatan sebagai tamu Allah
Para jamaah haji dan umroh di tanah suci, sebagai tamu Allah dilayani
dan disantuni. Pelayanan dan santunan terhadap jamaah haji dan umroh
adalah, bila mereka berdoa dikabulkan dan bila memohon ampun akan
diampuni, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.:
" __ ... .... 0)" (> ..-: (> J: (>
01).» ~ /J- ~J~l;"1 0[J ;. 6!b:-1 ~y.; 01 ,.illl ~) )':.:JI) EJI,.... .... ... .... ,..,
(4.J:_? <.J!I) 0~ <.J!I) JWI
Artinya: "Para jemaah haji dan umroh itu adalah tamu Allah, jika merekaberooa Allah kabulkan dan jika mereka memohon ampun, Allahmengampuni mereka" (H.R. Nasai, Ibnu Hibban dan IbnuKhuzaimah).
5. Mengadakan hubungan antara Bangsa
Jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia, yang berbeda ras,
bahasa, adapt istiadat dan perbedaan-perbedaan lainnya, di tanah suci
disatukan oleh akidah yang sama dihubungkan oleh tali agama Islam.
Pada saat sampai ke tanah suci, yang menjadi tugas pokok adalah
ibadah haji, disamping itu terbawa serta pula persoalan lain seperti
menjalin hubungan dagang, diplomatik, persahabatan antar sesama
pemimpin dan kegiatan-kegiatan lain, walaupun tidak secara resmi. Hal ini
dibenarkan oleh agama, sebagaimana FIrman Allah:
40
Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscayamereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, danmengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuruyang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfa'at bagimereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yangtelah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada merekaberupa binatang temak. Maka makanlah sebahagian daripadanyadan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yangsengsara lagi fakir. (Q.S. Alhali 27-28)
6. Menempati surga sebagai balasan amal
Menunaikan ibadah haji adalah merupakan kewajiban bagi orang yang
mampu dan memenuhi syarat, tapi dalam pandangan Allah, ibadah itu
mempunyai nilai tinggi dan akan dibalas dengan surga. Berkenaan
dengan ini Rosulullah bersabda:
... '" 4' ./ 4.J 4 ... ,..... 4 D
0\.,.>)> ~\ 'Yl ~~;\l ~j~\ ~IJ ,1:4;;: \:l ttb'~:~\ Jl t,.:~\/ / /
~~.Jl.S.>~\Artinya: "Dan satu umrah keumrah berikutnya, dapat menghapus dosa
dan haji mabrur itu balasannya surga" ( H.R. Bukhari danMuslim).
41
2.2.4. Pola dan Bentuk- bentuk Kepribadian Haji
Menurut Abdul Mujib ( 2006) bahwa Kepribadian haji dapat dibentuk melalui
dua pola: pertama, pola umum, yaitu pola yang diambil dari ayat-ayat al
Our'an serta hadist- hadist Nabi Saw yang membahas tentang haji. Pola ini
bersifat umum yang lazimnya membahas mengenai motivasi dan balasan
bagi orang yang melakukan ibadah haji; kedua, pola khusus, yaitu yang
diambil dari hikmah dalam melaksanakan rukun, wajb dan sunnah haji.
masing-masing bagian haji tersebut memiliki hikmah dalam kehidupan
manusia, karena itu menjadi miniatur perilaku manusia dari masa lalu, masa
kini dan masa mendatang.
Bentuk-bentuk kepribadian haji dari pola umum diantaranya adalah :
1. Kepribadaian tauhidi, yaitu kepribadian yang utuh dalam memenuhi
panggilan Allah Swt, yang diwujudkan dalam bacaan talbiyah dan
menyengaja menuju ke Ka'bah. Bacaan talbiyah (Iabbayka Allahumma
labbyk) merupakan ungkapan ketundukan dan ketaatan kepada sang
Khalik dengan penuh kesadaran dan kekhusyuan, bukan tunduk dan
patuh pada aturan selain-Nya.
2. Kepribadian mujahid, yaitu orang yang berjihad dengan cara berperang
dan berkorban secara sungguh-sungguh demi mendapatkan ridho Allah
42
Swt. Bentuk jihadnya adalah mengeluarkan harta benda untuk biaya haji;
meninggalkan tanah air, keluarga, status, jabatan; menguras tenaga fisik
dan psikis dalam menjalankan ibadah yang penuh resiko; dan melawan
hawa nafsu dan setan. Sabda Nabi Saw "sebaik-baik jihad adalah hajj".
(HR. al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah)
3. Kepribadian yang suei dan fitri, karena dalam ibadah tersebut menghapus
nuktah saudah (titik hitam) dalam jiwanya. Dalam haji dilarang berbieara
yang kotor dan kasar, berdebat, marah, egois dan sombong. Semua
perilaku batin yang buruk tersebut mengakibatkan hilangnya kesueian jjwa
manusia. Hajj merupakan wahana untuk pembersihan semua kotoran jjwa
tersebut. Karena itulah Nabi Saw bersabda: "Barang siapa yang
melakukan haji karena Allah tanpa disertai dengan perbuatan yang buruk
dan dosa maka ia pulang seperti baru dilahirkan dari perut ibunya. " (HR
al-Bukhari dari Abu Hurairah)
4. Keprjbadian yang sukses, karena telah melewati segala rintangan,
tantangan dan resiko yang berat dalam mensyiarkan agama Allah.
Kesuksesan dalam hajj karena dilandasj oleh ketakwaan hati yang utuh.
Firman Allah Swt: Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa
mengagungkan syi'ar-syi'arAllah, maka sesungguhnya itu timbul dari
ketakwaan hati. (OS AI-Hajj: 32). Mereka yang sukses dalam haji diberi
43
imbalan yang istimewa, yakni surga. Sabda Nabi Saw:" Tiada imba/an
yang pantas bagi haji mabrur kecuali sUfya"(HR.al-Turmudzi dari ibn
Mas'ud)
Bentuk-bentuk kepribadian haji dari pola khusus, yang bersumber dari rukun,
wajib dan sunnah haji diantaranya sebagai berikut:
1. Kepribadian muhrim (yang ihram), yaitu kepribadian yang mengharamkan
atau menahan diri terhadap perilaku yang dilarang, demi persatuan dan
kesamaan derajat antar sesama manusia dan merendahkan diri
(tawadhuJ di hadapan Allah. Dalam kepribadian muhrim menghendaki
adanya kesamaan derajat tanpa menonjolkan perbedaan status, jabatan,
etnis, dan golongan, antara yang kaya dan yang miskin menjadi satu,
tanpa adanya atribut yang menonjol seperti wewangian.
Persaudaraan terlihat, termasuk kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan
karena semuanya adalah makhluk-Nya yang satu sarna lain saling
membutuhkan. Kepribadian muhrim mengikat diri untuk tidak melakukan
kesalahan dan melanggar larangan dalam masa (miqat zamani) dan
tempat (miqat makani) tertentu.
Berpakaian ihram bagi jemaah haji hikmahnya adalah bahwasanya kita
meninggalkan perhiasan dunia yang sifatnya sementara. Mengenakan
pakaian ihram memiliki arti dari sisi mentalitas pribadi dan hubungan
sosial.
44
Dari sisi mentalitas, pakaian ihram adalah simbol dari fitrah.
Ihram melambangkan kemerdekaan dan pembebasan dari belenggu
belenggu. Seperti belenggu prasangka negatif, belenggu prinsip hidup
selain dari Allah, belenggu yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman,
belenggu kepentingan, belenggu sudut pandang yang subjektif, belenggu
pembanding yang tidak objektif dan belenggu buku bacaan, Iiteratur
Iiteratur terkini yang terbatas. Apabila seseorang sudah menggenakan
pakaian ihram, artinya ia sudah merdeka, sehingga telah memiliki kembali
fitrahnya. (Ary Ginanjar, 2001).
2. Kepribadian Thawif (yang thawaf), yaitu kepribadian yang hanya menuju
kepada Allah Swt dengan cara beputar tujuh kali. Dalam thawaf selalu
melihat ka'bah yang merupakan wujud keutuhan orientasi hiciup semua
umat Islam menuju satu tujuan, simbol ketauhidan dalam Islam, sambil
mengucapkan zikir dan doa kepada-Nya. Dalam thawaf juga disunahkan
mencium Hajar Aswad (batu hitam), dan berdoa pada tempat-tempat
mustajabah (terkabul) doanya, seperti Hijr Ismail, MUltazam dan maqom
Ibrahim.
Thawaf merupakan suatu langkah fisik untuk mengelilingi ka'bah.
Mengelilingi ka'bah melambangkan kegiatan manusia yang tiada henti.
Thawaf adalah suatu bentuk pelatihan fisik hikmah yang dapat diambil
45
adalah suatu bentuk pelatihan untuk mempertajam prinsip keimanan yang
dibangun melalui pelatihan fisik (Ary Ginanjar, 2001).
1. Kepribadian Waqif (yang Wukuf), yaitu kepribadian yang menghentikan
seluruh kegiatan duniawi dalam waktu sesaat, keeuali hanya menunaikan
shalat, berzikir dan berdoa kepada Allah, dengan harapan agar mereka
terbebas dari belenggu hawa nafsu dan materi. Kepribadian ini menjadi
suei karena dosa- dosanya diampuni dan dibebaskan dari api neraka (HR.
Muslim dari Aisyah).
2. Kepribadian sa'i (yang sa'i), yaitu kepribadian yang selalu bekerja keras,
dengan lari-Iari keell, dalam meneapai suatu tujuan, seperti bekerja
meneClri nafkah (meneari air zam-zam untuk diminum di musim kemarau)
dalam menghidupi did dan keluarga tanpa merasa kelelahan. Kepribadian
ini mengingatkan akan kasih sayang seorang ibu (Siti Hajar istri Nabi
Ibrahim) dalam merawat dan memelihara anaknya (Ismail), sekalipun ia
ditinggal berdakwah oleh suaminya. Hikmah yang dapat diambil dalam
sa'j adalah perjuangan hidup, sebuah pencarian, perjuangan fisik yaitu
gerakan yang memiliki tujuan yang digambarkan dengan berlari-Iari keeil
dan bergegas (Rusli, 2001).
46
5. Kepribadian mutahallil (yang tahallul). yaitu kepribadian yang tidak
melakukan sesuatu kecuali yang dihalalkan melakukannya. Untuk
mencapai kehalalan diperlukan adanya pengorbanan dengan mencukur
beberapa helai rambut. sebab rambut merupakan mahkota seseorang.
Tanpa pengorbanan baik berupa harta, pikiran bahkan jabatan-sesuatu
tidak memiliki nilai lebih.
6. Kepribadian yang mandiri dan siap susah dengan cara mabit (bermalam),
baik di Muzdalifah maupun di Mina. Pada mabit ini seseorang ditempah
pada tempat, keadaan. sarana dan peralatan seadanya. Cuaca terasa
sangat dingin. kekuatan fisik melemah bahkan tempat tidur dan makan
seadaanya. Bagi mereka yang terbiasa hidup enak dan dilayani, mabit
merupakan bagian haji yang tersulit
7. Kepribadian yang selalu membuang dan memerangi setan, baik setan
yang ada dalam dirinya (hawa nafsu) maupun setan melalui melempar
jumrah. Setan ada yang berbentuk wujud ruhani yang buruk dan apa pula
merupakan sifat atau perilaku yang buruk. Baik wujud maupun perilaku
syaithaniyah. kedua-nya harus dijauhi manusia. karena setan adalah
musuh manusia yang mengajak ke jalan kesesatan (OS al-Hijr 39-40).
Dengan melontar jumrah. diharapkan perilaku buruk hilang dalam diri
seseorang dan dapat digantikan dengan perilaku yang baik.
47
8. Kepribadian yang sadar akan kesalahannya dengan cara menebusnya
dengan mengalirkan darah (dam) kambing, unta atau sapi di tanah haram,
dalam rangka memenuhi ketentuan haji. Kepribadian yang baik bukanlah
kepribadian yang sarna sekali tidak melakukan kesalahan, tetapi
kepribadian yang baik adalah jika khilaf dan melakukan kesalahan, maka
segera sadar dan menebusnya dengan pengorbanan harta benda yang
dimiliki.
9. Kepribadian yang mengingat dan berkunjung (ziyarah) pada tempat-
tempat suci, yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt.
2.2.5. Penghayatan Makna haji dalam kehidupan sosial (Arnal Shaleh)
Oi dalam buku fiqh. Jilid I, (1983) Perbuatan ibadah haji itu adalah karena
Allah, karena hendaklah mentaati perintah Allah.
Oalam hadist dikemukakan:
.... ..- .J 0..... O}; ... , .... ........ "" .... ....
:J\.i ~~Ipi ~i :'i'<./' AllI:":'~ ~ :J\.i ~ All\ ~~ 0;'; ($-1;;'.... - .... ....
......... .... .....J......... \ 0 J .... "'"
:J\.i ~\.;c: ~ :Ji 'AllI J;.. J ~~I :J\.i ~I';C: ~:Ji ,.J:":'~J 1iJ~ 0~1.... ............ .... .................. ...
(~) '$}~I 01).) ~j;:' ~
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rosulullah saw ditanya: Amalanapakah yang paling utama ? nabi Menjawab : Iman Kepada Allahdan Rosulnya. Beliau ditanya lagi: kemudian apalagi? Nabimenjawab : Jihad dijalan Allah, beliau ditanya lagi: Apalagi ? beliaumenjawab : haji yang mambrur (yang penuh kebajikan yang diterima)(H.R Bukhari dan Muslim).
49
Dan didalam riwayat Ahmad dan AI-Baihaqiy pun tercantum:
Artinya: "memberi makan dan menyampaikan salam".
Banyak hikmah yang terkandung didalam ibadah hajL menumbuhkan rasa
ketaatan kepada Allah, rasa persaudaraan antar sesama manusia.
Menurut Ghufron (2001),selain sebagai makhluk pribadi, manusia sekaligus
sebagai makhluk sosial. Seseorang secara pribadi tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri, melainkan memerlukan jasa orang lain
Menurut firman Allah:
J...., ;1J IS' J J '" JSHJ '"\ IS~ dl ~ l°:::'-~.JJI ~ 1°:::.-. tJl 1 ._. C ~ Of 4.JjJ\ ~ AOI:::' :.:....; J.),. .) l.J" ,y u:--) ,y~ ,ytA-J U:! rr.-.r
... .... 1! ", .... ~ ....; .... .... ....iJJ ... Jo .... .-:;' .... J.... 0.... IS'
.JJ\ u~ l< 0)'A I}\S" ~l< 2JJ~ ~I~~~j .JJI ::r '--: ~;,~!'" ... .... .... .... ... ~..-
... '" ,; oJl ", 0 .... Jo
. 0)~1;; 1}\S"j I~ ~ 2JJ~ ~ ~ ,.gul 0JI~;;;j...", "-"''''
Artinya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jikamereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian)dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dariAllah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karenamereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpaalasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhakadan melampaui batas. (O.S. Ali Imran: 112)
Setelah pulang berhaji, selain meningkatkan tauhid, meningkatkan ibadah
ritual dan menanamkan sifat-sifat luhur juga harus memparbanyak amal
shaleh, jika ingin meraih haji mabrur.
50
2. 3. Kerangka Berpikir
Perilaku prososial merupakan segala bentuk perilaku yang memberikan
keuntungan dan manfaat bagi orang atau kelompok lain yang diwujudkan
dalam bentuk pemberian bantuan fisik maupun psikis dan dilakukan tanpa
mengharapkan keuntungan atau imbalan apapun serta tanpa memperdulikan
motif-motif sipenolong, dimana perilaku prososial yang terdiri atas
pengungkapan simpati, bekerja sama, membantu, berderma, dan altruisme.
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh umat
Islam yang sudah mampu, baik dari segi jasmani ataupun rohani. Ibadah haji
adalah sengaja berkunjung kerumah Allah untuk melakukan ibadah yang
sudah ditentukan. Seperti thawaf, sa'/, wukufdan amalan-amalan haji
lainnya. Semua amalan tersebut dilaksanakan semata-mata untuk
mengharap ridho Allah SWT. Dan pengalaman-pengalaman yang telah
didapatkan semua jamaah haji tentunya ketika mereka telah kembali ketanah
suci berharap bisa berubah menjadi manusia yang lebih baik dari segi agama
maupun dalam menjalin hubungan dengan sosialnya.
Ibadah haji merupakan suatu pelatihan bagi manusia untuk menjadi manusia
yang lebih baik lagi ketika mereka kembali ke negaranya masing-masing,
memiliki perilaku yang sesuai dengan al-Ouran serta memiliki akhlak yang
51
baik tidak selalu bisa dilihat dari perilaku para jamaah haji yang sudah
melaksanakan ibadah hajL Malah sebagian dari jemaah haji yang sudah
mendapatkan gelar hajinya, tidak menampakkan perilaku yang seharusnya
menjadi lebih baik, mungkin bisa disebabkan oleh niat mereka pergi berhaji
yang masih keliru sehingga mereka tidak bisa mengambil hikmah yang
tersimpan dalam pelaksanaan ibadah haji tersebut. Lebih dari itu semua,
yang sangat kita harapkan dari seluruh prosesi haji ini agar jemaah menjadi
haji yang mabrur Karena haji yang mabrur tjdak memiliki pahala apa pun
kecuali surga.
Hajj mabrur adalah haji yang djlakukan tanpa dicampuri perbuatan dosa. Haji
yang benar-benar membekas dalam jiwa orang yang melakukannya, haji
yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, haji yang membuahkan
istiqomah dj dalam menjalankan hidup didunia sesuai dengan iman dan
taqwa yang melakukannya mengharapkan ridho Allah swr.
Dalam ibadah haji, banyak sekali hikmah yang bisa dijadikan pelajaran.
Seperti, dalam salah satu rukun haji, yakni wukuf. Jika amalan ini dilakukan
dengan penuh penghayatan maka, akan mampu menyadarkan manusia
bahwa pada dasamya semua umat itu bersaudara dan sama kedudukannya
disisi Allah.
Kesadaran akan inilah yang bisa menghindarkan seseorang dari
kesenjangan sosial dan tidak meremehkan orang lain, sehingga dapat
menimbulkan rasa empati, kasih sayang dan tolong menolong terhadap
orang lain yang merupakan salah satu perilaku prososial. Selain itu masih
banyak sekali hikmah yang terungkap maupun yang tersembunyi dari
pelaksanakan ibadah haji itu sendiri.
Bagan'!
52
I Perilaku Prososial I
1Orang yang telah Orang yang belummelaksanakan ibadah haji melaksanakan ibadah haji
I
Perbandingan perilaku prososial antaraorang yang telah melaksanakan ibdah hajidan yang belum pada ibu·ibu majelis ta'lim
2. 5. Hipotesa Penelitian
Seperti yang telah dipaparkan dalam Pendahuluan, bahwa yang ingin digali
dalam penelitian ini adalah membandingkan perilaku prososial pada ibu·ibu
majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji dan orang yang belum.
Dengan demikian hipotesa yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
Hipotesa Ho ( Nol):
Tidak ada perbedaan antara Perilaku Prososial orang yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada Ibu-Ibu Majelis ta'lim.
Hipotesa Ha (Alternatif):
Ada perbedaan antara Perilaku Prososial orang yang telah melaksanakan
ibadah haji dan yang belum pada Ibu-Ibu Majelis ta'lim.
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui perbandingan perilaku
prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum
pada ibu-ibu majelis ta'lim. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif,
sebab pada data akhir akan dianalisa dengan menggunakan penghitungan
statistik. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian
komparatif, serta uji-t untuk melihat perbandingan kedua kelompok yang
dibandingkan. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan skala model likert, data kuantitatif sangat berperan dalam
melakukan uji- 1.
3.1.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah komparasional, sebab peneliti ingin
membandingkan dua buah kelompok ibu-ibu Majelis ta'lim yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum. Penelitian komparasional adalah
penelitian dengan cara membandingkan. Pada penelitian ini, peneliti akan
54
55
mencoba membandingkan kedua subjek penelitian terhadap sebuah variabel
penelitian.
Peneliti berusaha untuk menentukan sebab atau alasan adanya perbedaan
dalam tingkah laku atau status kelompok individu. Artinya, peneliti mengamati
bahwa kelompok-kelompok yang berbeda pada beberapa variabel dan
kemudian ia berusaha untuk mengidentifikasi faktor utama penyebab
perbedaan tersebut.
3.2. Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi dan Sampel
Gay ( 1976) dalam Sevilla (1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok
dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasH penelitiannya. Untuk
penelitian ini populasi peneliti adalah ibu- ibu Majelis ta'lim Nurul Ibad yang
berjumlah 120 Orang.
Untuk jumlah sampel yang digunakan dalam suatu penelitian, kebanyakan
peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, maka hasH penelitian
semakin baik, adapun jumlah sampel yang digunakan paling sedikit 30 orang.
Untuk itu penelitian ini paling sedikit akan menggunakan sampel sejumlah 30
orang untuk uji coba alat dengan rincian 15 orang yang telah melaksanakan
56
ibadah haji dan 15 orang adalah yang belum melaksanakan ibadah haji
sebagai responden pembanding. Sementara untuk pengambilan data yang
sesungguhnya, akan menggunakan sampel sebanyak 60 orang dengan
rincian 30 orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan 30 orang yang
belum melaksanakan ibadah hajL
3.2.2. Tehnik Pengambilan Sampel
Karena peneliti ingin membandingkan perilaku prososial antara orang yang
telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim,
maka cara pengambilan sample yaitu dengan tehnik purpossive sampling
(Arikunto, 2002), yaitu dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas
strata, random, atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya
alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat
mengambil sampel yang besar dan jauh.
Sesuai dengan tujuan penelitian, yang menjadi subjek penelitian ini adalah
orang-orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan orang-orang yang
belum melaksanakan ibadah haji dengan karakteristik sebagai berikut:
» Ibu-ibu pengajian Majelis Ta'lim.
» Mengikuti pengajian rutin minimal sebulan sekali dan telah mengikutinya
selama 1 tahun
» Berusia antara 20 - 60 tahun
57
Alasan peneliti menggunakan sampel ibu-ibu majelis ta'lim yang telah
mengikuti pengajian rutin selama satu tahun agar penelitian lebih terkontrol
karena di Majelis ta'lim banyak berkumpulnya ibu-ibu yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum dan merekapun mendapatkan
pengajaran agama yang sama. Dalam usia 20-60 tahun telah
memperlihatkan kesiapan biologis, kematangan psikologis dan dapat
diharapkan bertingkahlaku matang secara psikologis bersama-sama dengan
orang-orang dewasa lainnya.
3.3. Devinisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel. Variabel pertama adalah
variabel bebas (Independent variabel) dan yang kedua adalah variabel terikat
(dependent variabel), yang menjadi variabel bebas adalah ibu-ibu majelis
ta'lim yang sudah melaksanakan ibadah haji dan ibu-ibu majelis ta'lim yang
belum melaksanakan ibadah haji sedangkan variabel terikatnya adalah
perilaku prososial.
Definisi operasiona! dari perilaku prososial yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Skor yang diperoleh dari responden tentang segala bentuk
perilaku yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi orang atau
kelompok lain yang diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan fisik
58
maupun psikis dan dilakukan tanpa mengharapkan keuntungan atau imbalan
apapun, tanpa memperdulikan motif-motif sipenolong yang diwujudkan dalam
pemberian bantuan fisik maupun psikis, dimana dalam perilaku tersebut tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, yang
diukur dengan indikator perilaku prososial dalam bentuk simpati, kerja sama,
berderma, membantu dan altruisme.
Sedangkan definisi operasional dari haji yang dimaksud dalam penelitian ini
sengaja berkunjung kerumah Allah untuk melakukan ibadah yang sudah
ditentukan. Adapun haji yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umat
islam yang telah melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu berhaji dan
diharapkan menjadi haji yang mabrur dengan indikasi menjadi manusia yang
baik, jangkauan amal ibadahnya jauh kedepan dan berdimensi sosial.
3.4. Pengumpulan Data
3. 4. 1. Metode dan Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup. Angket merupakan sekumpulan pertanyaan atau pernyataan
yang berisi pokok-pokok yang akan diteliti, banyak sekali jenis skala yang
dapat digunakan dalam membuat angket diantaranya: Borgandus,
Sosiometrik, Penilaian (Rating Skale), Rangking, konsistensi Internal
(thurstone), Likert, Gutman, Semantic.
59
Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
skala sikap model Likert, yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi responden terhadap suatu objek karena pembuatannya relatif
mudah dan reliabilitasnya tinggi. Dalam skala ini subjek diharuskan memilih
jawaban yang paling menggambarkan tentang dirinya sendiri dan bukan
pendapat orang lain tentang suatu pernyataan
Menurut Sumadi Suryabrata (2000) skala model Likert disebutjuga dengan
metode summared rating. Skala ini tergolong skala untuk orang dan pada
rancangan dasarnya disusun untuk mengukur sikap. Sehubungan dengan
pengukuran sikap, maka ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu, bahwa
sikap itu mempunyai objek, objek sikap yaitu sesuatu yang menjadi sasaran
sikap dan yang kedua secara teori sikap itu digambarkan dalam satu
kontinum dari negative, lewat daerah netral kepositive.
Peneliti membuat skala berdasarkan aspek yang berhubungan dengan
perilaku prososial. Adapun untuk skala tentang perilaku prosC'sial,
diklasifikasikan berdasarkan indikator perilaku yang terdiri atas simpati,
kerjasama, membantu, berderma, dan altruisme.
Dalam skala ini, skor akhir subjek adalah skor total dari jawaban pada setiap
pernyataan. Terdapat empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan sangat Tidak Setuju (STS). Subjek diminta
60
memilih derajat kesetujuan dan ketidak setujuan untuk setiap pernyataan.
Skoring yang digunakan untuk setiap kategori pada setiap item dalam
penelitian ini adalah berdasarkan norma pada tabel dibawah ini.
Skor untuk Pernyataan Sikap
Tabel1Bobot Nilai
Skala Favorable Unfavorable
SS 4 1
S 3 2TS 2 3
STS 1 4
Tabel2Blue Print Skala Perilaku Prososial
No AspekNo Item No Item
Favourable Unfavourable
1. Simpati 1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12,13,142 Beke~a sama 15,16,17,18,19,20 21,22,23,24,25,263 Membantu 27,28,29,30,31,33,34 32,35,36,37,38,39,40,
41,42,43,444 Berderma 45,46,47,48,49,50,51 52,53,54,55,56,575 Altruisme 58,59,60,61,62,63,64, 68, 69, 70,71
65,66,67
Selanjutnya skor Subjek pada setiap pernyataan dijumlahkan dan nilai
totalnya menjadi skor untuk setiap subjek. Makin tinggi skor subjek, maka
61
makin tinggLpula tingkat perilaku prososialnya. Dan apabila semakin rendah
skor subjek, maka makin rendah pula tingkat perilaku prososialnya.
3. 4. 2. Tehnik Uji Instrument
Sesuai dengan kaidah penelitian, maka peneliti mengadakan uji instrument
penelitian yang akan peneliti gunakan. Tahap awal peneliti membuat item
skala yang kemudian melakukan try out. Untuk menguji validitas dari setiap
item pernyataan dilakukan analisis item yaitu mengkorelasikan setiap item
dengan skor total, koefisien korelasinya diperhitungkan sebagai validitas
item-item yang memiliki korelasi signifikan langsung dipilih sebagai skala final
dan dihitung, sedangkan item yang tidak memiliki korelasi signifikan
diabaikan. Penghitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus
korelasi pearson-product moment, dan penghitungannya menggunakan
program komputer SPSS 12.00.
Adapun untuk mengetahui reliabilitas dari skala perilaku prososial ini
dilakukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach, yaitu dalam
pengolahannya, penghitungan reliabilitas ini menggunakan program
komputer khusus untuk penghitungan data penelitian yaitu program SPSS
12.00.
62
3.5. Tehnik Analisis Data
Adapun untuk menganalisa data yang berkaitan dengan tujuan penelitian
yang membandingkan perilaku prososial antara orang yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum, maka digunakan t- test antar
kelompok dan statistika sederhana dengan menggunakan SPSS 12.0.
Adapun rumus yang digunakan adalah ;
Keterangan
t Perbedaan mean antar 2 ke/ompok
X, Rata-rata skorperilaku prososial orang yang telah melaksanakanibadah haji
X, Rata-rata skor perilaku prososia/ yang be/um melaksanakan ibadahhaji
SDbm Standar kesalahan Perbedaan rata-rata
3. 6. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan
a. Dimulai dengan perumusan masalah
b. Menentukan variabel penelitian
c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan
landasan teoritis yang tepat
d. Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala perilaku prososial.
63
e. Menentukan lokasi penelitian
f. Melakukan uji coba alat ukur (try out)
2. Tahap Pengambilan data
a. Menentukan sampel penelitian
b. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta
kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner penelitian.
c. Melaksanakan pegambilan data dengan menberikan kuesioner yang
telah disiapkan kepada subjek penelitian
3. Tahap Pengolahan data
a. Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh
responden
b. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian
membuat tabel data.
c. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian.
4. Tahap Pembahasan
a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik
berdasarkan teori
b. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas
berdasarkan data dan teor; yang ada.
BAB4
HASIL PENELITIAN
4.1 . Garnbaran Urnurn Sarnpel
Responden dalam penelitian ini adalah Ibu-Ibu Majelis Ta'lim Nurullbad
Pondok Gede Jakarta Timur. Skala yang penulis sebarkan sebanyak 90
Responden, sedangkan yang peneliti gunakan untuk analisa data sebanyak
60 responden. Berikut adalah penjelasan dari responden penelitian tersebut.
4.1.1. Gambaran Urnurn berdasarkan Usia
berdasarkan usia, sampel dalam penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel3Kategori sampel berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persentase (%)20-30 6 10%31-40 14 23,33 %41-50 20 33,33 %51-60 20 33,33 %Total 60 100%
Tabel 7, menunjukan bahwa sampel penelitian ini berjumlah 60 orang yang
terdiri dari 30 orang ibu-ibu majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah
haji dan 30 orang ibu-ibu majelis ta'lim yang belum melaksanakan ibadah
64
65
hajL Oari 60 orang terdapat kategori usia antara 20-30 tahun berjumlah 6
orang (10 %), dari kategori usia antara 31-40 tahun berjumlah 14 orang,
(23,33%), dari kategori usia antara 41-50 tahun berjumlah 20 orang (33,33%),
dari kategori usia 51-60 tahun berjumlah 20 orang (33,33%). Menurut Hurlock
(1968) dalam Andi Mappiare (1983), rentang usia antara 20-40 tahun
merupakan masa dewasa awal, dan rentang usia antara 41-60 adalah
dewasa akhir dimana pada usia tersebut memperlihatkan kematangan secara
psikologis. Selanjutnya dengan bertambahanya usia maka tingkat
kematangan kognitif seseorang bertambah dan mempengaruhi penalaran
moralnya. Secara umum tingkah laku prososial meningkat dengan
bertambahnya umur.
4.1.2. Gambaran Umum Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan pendidikan, sampel dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel4Kategori Sampel Menurut Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase (0/;;)SMPI Tsnawivah 17 28,33 %
SMAISMEN Alivah 29 48,33 %01 1 1,67%03 4 6,67%81 9 15%
Total 60 100%
66
Oari tabel 8, kategori sampel dalam penelitian ini diperoleh dari 60 orang ibu-
ibu majelis ta'lim baik yang telah melaksanakan ibadah haji maupun yang
belum melaksanakan ibadah haji terdapat ibu-ibu yang tingkat pendidikannya
sampai SMP ataupun yang sederajat itu berjumlah 17 orang (28,33 %),
sedangkan yang tingkat pendidikannya sampai SMA atau yang sederajat itu
berjumlah 29 orang (48,33 %), dari tingkat pendidikannya sampai 01
berjumlah 1 orang (1,67 %), dad tingkat pendidikannya sampai 03 berjumlah
4 orang (6,67 %) dan terakhir yang mengenyam pendidikan sampai S1
berjumlah 9 orang (15 %).
4.1.3. Kategori berdasarkan Rangking
Untuk mengetahui perilaku prososial, maka penulis membaginya dalam tiga
kategori yaitu tinggi, sedang, rendah. Oari perhiiungan statistik diketahui
untuk skala perilaku prososial dengan mean sebesar 113,2 dengan SO
sebesar 9,60 untuk orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan mean
sebesar 114,7 dengan SO 9,60 (terlampir), maka untuk mengklasifikasikan
berdasarkan skor yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel5Ibu-ibu yang telah Melaksanakan Ibadah Haji
Kateaori Klasifikasi Skor Interval Jumlah PersentaseTinaai Mean + SD ke atas > 122,8 6 20%
Sedana Mean± 1 SD 122,8 -103,6 18 60%Rendah Mean - SD kebawah < 103,6 6 20%Jumlah 30 100%
67
Oari 30 responden yang telah melaksanakan ibadah haji, jumlah responden
pada kategori tinggi sebanyak 20% atau 6 orang itu artinya ibu- ibu majelis
ta'lim yang memiliki perilaku prososial tinggi berjumlah 20 % dari 100% atau
6 dari 30 responden. Oalam kategori sedang berjumlah 18 orang atau 60 %
artinya ibu-ibu majelis ta'lim yang memiliki perilaku prososial dalam kategori
sedang yaitu berjumlah 18 orang dari 30 responden atau 60% dari 100%,
sedangkan rangking terendah berjumlah 6 responden atau 20 %, yang
artinya ibu-ibu pengajian yang telah melaksanakan ibadah haji dan memiliki
perilaku prososial rendah berjumlah 6 orang dari 30 responden atau 20%
dari 100%.
Tabel6Ibu-ibu yang belum melaksanakan ibadan haji
Kategori Klasifikasi Skor Interval Jumlah PersentaseTinggi Mean + SO ke atas > 124,3 5 16,67 %
Sedang Mean± 1 SO 124,3 -105,1 20 66,66%Rendah Mean - SO kebawah < 105,1 5 16,67 %Jumlah 30 100%
Oari 30 responden yang belum melaksanakan ibadah haji, jumlah responden
pada kategori tinggi sebanyak 16,67 % atau 5 orang itu artinya ibu- ibu
majelis ta'lim yang memiliki perilaku prososial tinggi be~umlah 16,67% dari
100% atau 5 dari 30 responden. Oalam kategori sedang be~umlah 20 orang
atau 66,66 % artinya ibu-ibu majelis ta'lim yang memiliki perilaku prososial
kategori sedang yaitu be~umlah 20 orang dari 30 responden atau 66,66 %
68
dari 100%, sedangkan rangking terendah berjumlah 5 responden atau 16,67
%, artinya ibu-ibu Majelis ta'lim yang belum melaksanakan ibadah haji dan
memiliki perilaku prososial rendah berjumlah 5 orang dari 30 responden atau
16,67% dari 100%.
4.2. Hasil Uji Coba Instrument Penelitian
Sesuai dengan kaedah penelitian, maka peneliti melakukan uji instrumen
penelitian terlebih dahulu terhadap alat pengumpulan data, skala yang
peneliti gunakan pada awalnya terdapat 71 skala yang dibuat, tetapi setelah
tryout yang dilakukan pada hari kamis, 7 juni 2007, peneliti membagikan
skala pada ibu-ibu majelis ta'lim dan mempunyai karakteristik yang sama
dengan sampel penelitian dengan rincian 15 skala dibagikan pada ibu-ibu
majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji dan 15 skala dibagikan
pada ibu-ibu majelis ta'lim yang belum melaksanakan ibadah hajL
4.2.1. Hasil uji Validitas
Analisis item dilakukan untuk menguji validitas dari setiap item pernyataan,
yaitu dengan mengkorelasikan setiap item dengan skor total. Koefisien
korelasinya diperhitungkan sebagai validitas. Item-item yang memiliki korelasi
69
langsung dipilih sebagai skala final dan dihitung, sedangkan item yang tidak
memiliki korelasi signifikan diabaikan.
dengan N= 30 orang.
Penghitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
pearson - product moment dengan menggunakan komputer program SPSS
12,00. berdasarkan hasil analisis statistik terhadap 71 item skala perilaku
prososial diperoleh 35 item yang tidak valid, sedangkan item yang valid
berjumlah 36 item dengan taraf signifikansi 5 % yaitu nomer : 8, 9,12, 21, 23,
24,25,26,27,28,29,30,32, 34,35,37,38,39,40,41,42,43,44,52,53,54,55,
56,57, 62,63,64,67,68,69,70,71.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel7Blue Print Skala Perilaku Prososial (Sebelum Tryout)
No AspekNo Item No Item
Favourable Unfavourable
1. Simpati 1,2,3,4,5,6,7 8*,9*, 10, 11, 12*,13,14
2 Beke~a sama 15,16,17,18,19,20 21*, 22*, 23*, 24*, 25*,26*
3 Membantu 27*, 28*, 29, 30*, 31,33, 32*,35*,36,37*,38*,39*,34* 40*,41*,42*,43*,44*
4 Berderma 45,46,47,48,49,50,51 52*,53*,54,55*,56*,57*
5 Altruisme 58,59,60,61,62*,63*, 68*,69*,70*,71 *64*, 65, 66, 67*
Keterangan
* : Item yang valid
Tabel8Blue Print Skala Perilaku Prososial (untuk penelitian)
70
No Aspek Item Jumlah
1 Simpati 1,2,3 3
2 Bekerja sama 4,5,6,7,8,9,10 7
3 Membantu 11,12,13,14,15,16,17,18,19, 1320,21, 22, 23
4 Berderma 24,25,26,27,28 5
5 Altruisme 29,30,31,32,33,34,35,36 8
Jumlah 36
4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas dari skala perilaku prososial ini dilakukan
dengan menggunakan Alpha Croanbach.
Dari hasil penghitungan dengan menggunakan program SPSS 12.00 for
windows diperoleh koefisien reliabilitasnya sebesar 0,9231.
Adapun untuk mengetahui klasifikasi reliabilitas alat ukur dapat dilihat pada
penjelasan berikut :
> 0,90 =Sangat Reliabel
0,70 - 0,89 = Reliabel
0,40- 0,69 =CUkup Rei/abel
0,20- 0,39 =Tidak Reliabel
71
Dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,9231, dapat dikatakan bahwa alat
ukur tersebut sangat reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk dijadikan
sebagai alat ukur serta mampu menggambarkan hasil dengan cukup baik.
4.3. Uji Persyaratan
4.3.1. Uji Normalitas
Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
Komogorov-Smimov untuk menguji kebaikan sesuai (goodness of til). Dalam
hal ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai
sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal,
uniform. eksponensial atau poisson). Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa
distribusi frekuensi hasH pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi
harapan (teoritis) (Santoso,2005). Berikut adalah hipotesisnya :
He : Populasi berdistribusi normal
H1 : Populasi tidak normal
PengambHan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan a = 0,05 :
Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima
Jika Probabilitas < 0,05, maka He ditolak
72
4.3.2. Uji normalitas skala perilaku prososial
Dengan pengujian nilai probabilitas, berdasarkan uji Kolmogrorov- Smimov
diperoleh nilai probabilitas (Asymp. Sig. 2-tailed) dengan tabel sebagai
berikut:
Tabel9
One-Sample Kolmogorov-8mirnov Test
prososialN 60Normal Parameters a,b Mean 113.9667
Std. Deviation 9.55265Most Extreme Absolute .103Differences Positive .089
Negative -.103Kolmogorov-Smimov Z .797Asymp. 8ig. (2-tailed) .550
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Data pada skala perilaku prososial sebesar 0,550 dengan menggunakan taraf
signifikansi alpha 0,05, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,550 lebih
besar dari 0,05, maka Ho diterima, sehinggga dapat disimpulkan bahwa data
skala perilaku prososial diterima dan skala perilaku prososial berdistribusi
normal.
73
4.3.3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data
dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, uji homoginitas dilakukan
dengan menggunakan rumus One-Way Anova. Adapun hipotesis yang dapat
diajukan adalah :
He : Varians data bersifat homogen
H1 :Varians data bersifat tidak homogen
Pengambilan keputusan dengan menggunakan uji probabilitas :
1. Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima
2. Jika probabilitas < 0,05, maka He ditolak
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS
versi 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel10
Test of Homogeneity of Variances
Prososial
II-_S::.:L;::::;:::::~sn::::t~~:--I__.::df:':'1_--:-I__...;:;df2=---:::::_II-_--::;S:.iZi9';".-="....1_______.0_0_6....... 1 5_8_'- .9_37_
Hasil uji homogenitas pada data skala perilaku prososial diperoleh angka
probabilitas sebesar 0,937 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5 %
maka diketahui bahwa nilai probabilitas skala perilaku prososial nilainya lebih
74
besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala tersebut Ho
diterima yang berarti varians dari data tersebut bersifat homogen.
4.4. Hasil Utama Penelitian atau Uji hipotesis
4.4.1. Uji beda perilaku prososial
Untuk menguji perbedaan skor skala perilaku prososial antara orang yang
telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim
digunakan uji t sampel independent (Independent- Sampel t Test). Hal itu
karena sampel merupakan variable independent serta data penelitian berupa
data interval yang berdistribusi normal sehingga digunakan uji statistic
parametric. Dalam penghitungannya, peneliti menggunakan SPSS versi 11. 5
adapun hasil uji beda ditampilkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel.11
Independent Samples Test
levene's Test forl;:a-ualitv ofVariances t-test for Enualilv of Means
95% ConfidenceInterval of the
~ia. {2-tailedMean Std. Error Difference
F S;a. t <If Difference Difference Lower UDDerPrososial equal variance
.006 .937 -.618 58 .539 w1.5333 2.47949 ..s.49658 3.42991assumedEqual variance
-.618 58.000notassumod .539 -1.5333 2.47949 -6.49658 3.42991
75
Untuk uji rata-rata (mean) skala perilaku prososial antara orang yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim.
Adapun hipotesis yang diajukan adalah :
He : Rata-rata perilaku prososial antara orang yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis
ta'lim adalah tidak berbeda.
H1 : Rata-rata perilaku prososial antara orang yang telah
melaksanakan dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim
adalah berbeda.
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode :
1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan itabel dimana 1..11=1./2
Jika Ithitungl > itabel, maka He ditolak
Jika Ithitungl < itabel, maka He diterima
Terlihat bahwa thitung untuk perilaku prososial dengan equal variances
assumed adalah -618, sedangkan babel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan
a =0,05, df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah sampel,
60-2=58). didapat itabel adalah 2,0
Oleh karena thttung < ttabel,(-618< 2,0 ), maka He diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perilaku prososial antara orang yang
telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim
76
yang artinya bahwa perilaku prososial antara ibu-ibu yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum di Majelis ta'lim Nurul Ibad adalah
sama.
2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan a =0,05 :
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0, 539
atau probabiitas diatas 0,05 (0, 539> 0,05). Dengan demikian Ho diterima
atau tidak terdapat perbedaan perilaku prososial antara orang yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurul
Ibad.
4.4.2. Hasil Tambahan (Analisis data berdasarkan aspek-aspek perilaku
prososial)
1. Simpati
Aspek ini diwakili oleh item nomor 1, 2, 3. Berdasarkan nilai probabilitas
dengan a =0,05 :
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak, dan
Jika Ithitungl > itabel, maka Ho ditolak
77
Jika Ithitungl < ttabel, maka Ho diterima.
Tabel12
Independent Samples Test
Levene's Test forEoualiwofVanances Hest for Eoualitv of Means
95% ConfidenceInterval of the
Mean Std. Error DifferenceF Sin. t df Isia. (2-lailed' Difference Difference Lower Up~r
simpati Equal variance.137 .713 -.973 58 .335 -.2333 .23981 -.71337 .24670assumed
Equal variance-.973 57.989 .335 -.2333 .23981 -.71337 .24670not assumed
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0, 335
atau probabiitas diatas 0,05 (0, 269 > 0,05) dan thilung untuk aspek simpati
dengan equal variances assumed adalah -973 sedangkan habel bisa dihitung
pada tabel t-test, dengan a = 0,05, df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n
adalah jumlah sampel, 60-2=58). didapat habel adalah 2,0
(-973< 2,0).
Dengan demikian Ho diterima atau tidak ada perbedaan dalam
mengungkapkan simpati antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji
dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim Nurullbad, artinya dalam hal
mengungkapkan simpati antara ibu-ibu Majelis ta'lim yang telah
melaksanakan ibadah haji maupun yang belum adalah sama.
78
2. Kerjasama
Aspek ini diwakili oleh item nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9,10. Berdasarkan nilai
probabilitas dengan a = 0,05 :Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka He ditolak
Jika Ithitungl > babel, maka He ditolak
Jika Ithitungl < babel, maka He diterima
Tabel13
Independent Samples Test
Levene's Test forEnualitv of Variances tMtest for Eoualilv of Means
95% ConfidenceInterval of the
Mean Std. Error DifferenceF Sia. I df Sin. 12-lailedl Difference Difference Lower Uaoer
kerja sarna Equal variance2.730 .104 -2.527 58 .014 -1.3333 .52770 -2.38964 -.2n03assumed
Equal variance-2.527 55.867 .014 -1.3333 .52nO -2.39050 -.27617not assumed
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0,014
atau probabilitas dibawah 0,05 (0, 014 < 0,05) dan thitung untuk aspek
kerjasama dengan equal variances assumed adalah -2,527, sedangkan ttabel
adalah 2,0 (-2,527<2,0)
Dengan demikian He diterima atau tidak ada perbedaan perilaku dalam
bekerja sama antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang
belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim Nurul Ibad, yang artinya dalam aspek
79
bekerja sama antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang
belum pada ibu-ibu Majelis Ta'lim Nurullbad adalah sama.
3. Membantu
Aspek ini diwakili oleh item nomor 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,
22, 23,. Berdasarkan nilai probabilitas dengan a = 0,05 :
Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka He ditolak
Jika Ithitungl > babel. maka He ditolak
Jika Ithitungl < ttabel, maka He diterima
Tabel14
Independent Samples Test
Levene's Test ferEoualitv of Variances f.test for Eaualitv of Means
95% ConfidenceInterval of the
Mean Std. Error DifferenceF Sin, t elf Sk>. '2"';'00\ Difference Difference Lowe' Up,,",
membairtu l::quaJ vanances4.765 .033 ~.315 58 .754 -.3667 1.16410 -2.69687 1.96354assumed
Equal variances~.315 53.094 .754 -.3667 1.16410 -2.70146 1.96813not assumed
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0,754
atau probabiitas diatas 0,05 (0, 754 > 0,05) dan thttung untuk aspek membantu
dengan equal variances assumed adalah -315 sedangkan ttabelbisa dihitung
pada tabel t-test, dengan a = 0,05, df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n
adalah jumlah sampel, (60-2=58). didapat ttabel adalah 2,0 (-315<2,0).
80
Dengan demikian He diterima atau tidak ada perbedaan dalam memberikan
bantuan antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum
pada ibu-ibu Majelis ta'lim Nurullbad, artinya bahwa dalam aspek membantu
antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-
ibu Majelis Ta'lim Nurullbad adalah sama.
4. Berderma
Aspek ini diwakili oleh item nomor 24,25,26,27,28. Berdasarkan nilai
probabilitas dengan a =0,05 :
Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka He ditolak
Jika IthilUngl > ttabei, maka He ditolak
Jika Ithilungl < babet maka He diterima
Tabel15
Independent Samples Test
IF;oveno's Test forualitv of Variances .-test for Enuai"" of Means
95% ConfidenceInteNsl of the
Sin. Is". '2-ta11edMean Std. Error Difference
F • df D~ Difference Lower U"""rBerderma Equal variance
.000 .994 .473 58assumed .638 .2333 .49290 -.75331 1.21998
Equal variance.473 57.972 .638 .2333not assumed .49290 -.75332 1.21999
82
Tabel16
Independent samples Test
Levene's Test forE ua!a., ofVatianms I-lest (0( E UtI!" of Means
95% ConfidenceInterval of the
M""" Sid. Error DifferenceF Sia. I df 80.12_, Differeoce Difforenro l_ u~,
altruisme Equal variances1.389 .243 12.874 58 .000 6.9333 .53655 5.85530 6.01136assumed
Equal variances12.874 57.170 .000 6.9333 .53855 5.65497 6.01170nol assumed
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0,000
atau probabiitas dibawah 0,05 (0, 000 < 0,05) dan thilung untuk aspek
altruisme dengan equal variances assumed adalah 12,874 sedangkan babel
bisa dihitung pada tabel t-test, dengan a = 0,05, df = 58 (didapat dari rumus
n-2, dimana n adalah jumlah sampel, 60-2=58). didapat babel adalah 2,0
(12,874> 0,2)
Dengan demikian Ho ditolak atau ada perbedaan dalam aspek altruisme
antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-
ibu Majelis ta'lim Nurullbad, artinya bahwa hipotesa alternatif di terima dan
hipotesa not ditolak, maka orang yang telah melaksanakan ibadah haji
cenderung lebih melakukan perilaku prososial dalam aspek altruisme di
banding dengan orang yang belum melaksanakan ibadah haji pada ibu-ibu
Majelis ta;lim Nurul Ibad.
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa :
1. Tidak terdapat perbedaan antara orang yang telah melaksanakan
ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurullbad,
artinya bahwa perilaku prososial antara orang yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum adalah sarna. Dengan nilai
perbandingan thitungdan babel adalah -618 < 2,0, maka perbandingan
perilaku prososialnya pun dapat diasumsikan sarna antara orang yang
telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis
ta'lim.
2. Dari kelima aspek yang diukur dalam penelitian ini diketahui bahwa,
tidak ada perbedaan pada empat aspek dari lima aspek perilaku
prososial yaitu: simpati, berderma, membantu dan kerjasama antara
orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu
ibu majelis ta'lim, sedangkan dalam aspek altruisme ada perbedaan
antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum
pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurul Ibad Jakarta timur, artinya ibu-ibu
majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji cenderung lebih
84
berperilaku prososial dalam aspek altruisme dibandingkan dengan ibu
ibu majelis ta'lim yang belum melaksanakan ibadah hajL
5.2. Diskusi
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku
prososial yang signifikan antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji
dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurullbad. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa perilaku prososial antara orang yang telah
melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurul
Ibad adalah sama.
Selain hasil utama diatas, diperoleh pula hasil tambahan yang menunjukan
bahwa dari kelima aspek perilaku prososial, tampak bahwa ada empat aspek
(simpati, Kerjasama, membantu dan berderma) tidak adanya perbedaan
antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu
ibu majelis ta'lim adalah sama, sedangkan dalam aspek altruisme terlihat
bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0,000 atau
probabilitas dibawah 0,05 (0, 000 > 0,05), dengan penilaian t hitung dan t
tabel 12,874 > 2,0, maka dengan demikian Ho ditolak atau ada perbedaan
perilaku dalam aspek altruisme antara orang yang telah melaksanakan
ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim Nurul Ibad.
85
Karena dari kelima aspek, hanya satu aspek yang ditolak dan empat aspek
yang diterima, maka dalam hal ini menunjukan bahwa lingkungan sangat
mempengaruhi karena sampel diambil dalam satu lingkup atau wadah yaitu
majelis ta'lim, yaitu orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang
belum berkumpul menjadi satu maka secara tidak langsung Iingkungan
menjadi andil yang begitu besar, sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Sears, Freedmen dan Peplau (1994) mengatakan bahwa perilaku prososial
dipengaruhi oleh karakteristik situasi yang meliputi, Kehadiran orang lain,
Kondisi Iingkungan dan tekanan waktu.
Selain itu juga karena norma sosial yang terbentuk dari budaya masyarakat
setempat. Norma yang ada dalam masyarakat juga dapat mendorong
anggota masyarakat didalamnya untuk berperilaku prososial karena adanya
norma tangung jawab sosial, norma timbal balik dan norma keadilan (Raven
&Rubin, 1983). Faktor bUdaya ini masuk melalui proses belajar, melalui
praktek pengasuhan, pendidikan agama, sekolah, organisasi dan lain
sebagainya.
Interaksi dengan teman-temannya di majelis ta'lim akan menghasilkan
dUkungan, kesempatan serta model untuk berperilaku prososial. Jika dalam
interaksi dengan teman-teman dalam majelis ta'lim, individu mempersepsikan
sebagai interaksi yang memandang positif tingkah laku prososial seperti kerja
sama, altruisme, simpati, berderma, membantu, maka ia akan cenderung
86
berperilaku seperti itu agar tingkah lakunya sesuai dengan kelompok
tersebut.
Melalui sosialisasi dengan orang lain, misalnya melalui majelis ta'lim ini yang
mana berkumpulnya orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang
belum, maka akan memungkinkan berkembangnya karakteristik positif dalam
diri seseorang tersebut, lebih lanjut interaksinya dalam wadah tersebut akan
memberikan kontribusi terhadap terbentuknya afeksi yang positif dalam diri
seseorang dan juga akan menambah keterampilannya dalam hubungan
interpersonal.
5.3. Saran
5.3.1. Saran teoritis
Penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih dalam Iingkup yang masih
terbatas, oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran, diantaranya :
1. Pemilihan subjek penelitian antara orang yang telah melaksanakan
ibadah haji dan yang belum hendaknya tidak dalam Iingkup di majelis
ta'lim karena dalam majelis ta'lim sendiri menekankan untuk
berperilaku prososial.
2. Pemilihan subjek penelitian hendaknya tidak hanya diambil dari
kalangan ibu-ibu majelis ta'lim saja karena banyak di lingkungan
87
sekitar orang-orang yang telah melaksanakan ibadah haji, misalnya
meneliti di perumahan atau di suatu daerah.
3. Pernyataan -pernyataan untuk try out sebaiknya dibuat lebih banyak
untuk mengantisipasi banyaknya item yang gugur.
4. Hendaknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
atau metode wawancara mendalam agar dapat lebih dalam lagi
mengenal karakteristik dan pola kehidupan subjek penelitian.
5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap perilaku prososial antara
orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum ditinjau
dari aspek maupun variabel lain yang mempengaruhi perilaku
prososial sehingga memperkaya penelitian yang dilakukan terhadap
perilaku prososial.
5.3.2. Saran Praktis
Hasil penelitian ini semoga dapat memotivasi seseorang untuk lebih
meningkatkan perilaku prososial. Bagi ibu-ibu majelis ta'lim Nurullbad
diharapkan untuk meningkatkan kegiatan sosial dilingkungan sekitarnya. Dari
hasil penelitian yang didapat memberitahukan bahwa perilaku prososial tidak
hanya dimiliki oleh orang yang telah melaksankan ibadah haji, ternyata orang
yang belum melaksanakan ibadah haji pun memiliki perilaku prososial yang
sama dengan orang yang telah melaksanakan ibadah haji.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Mujib (2006). Kepribadian dalam Psikologi Islam. Jakarta: RajawaliPress,
Amin, M. Rusli (2001). Pesan Morallbadah Haji. Jakarta: AI-Mawardi Prima.
Ari Ginanjar Agustian (2001). Rahasia Sukses Membangun KecerdasanEmosi dan Spiritual ESQ, Jakarta: Penerbit Arga.
Andi Mappiare (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Baron & Byrne (1974). Social Psychology: Understanding Human Interaction.Cet ke-7. Massachusetts: Needham Heights.
Baron, Robert. A. e1. AI (2005). Psikologi Sosial, edisi kesepuluh. Jakarta:Erlangga.
Departemen Agama RI (1999). Direktoral Jenderal,. Bimbingan MasyarakatIslam & urusan Haji, Jakarta: Penyelenggara Hajl dl Indonesia.
Departemen Agama RI (1987). Ensiklopedia Islam, Jakarta: Depag RI, Jilid2.
Farid Ishaq. (1997). Ibadah Haji dalam Filsafat Hukum Islam. Jakarta: RinekaCipta
Ghufron A. Mas'adi (2001). Bekal Menuju Tanah suci, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Hasan. M. Ali (2001). Tuntunan Haji (Suatu Pengalaman dan KesanMenunaikan Ibadah Haji). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jalaluddin (1997). Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muhammad Bagir ill-Hibsyi (1999). Fiqh Praktis. Bandung: Mlzan.
M Vaughan, Graham Michael Hogg (2005). Introduction to SocialPsychology. Australia: Pearson Prentice Hall.
Myers, David G (1988). Social Psychology. Singapore: McGraw Hill.
Nurcholis, Madjid (1997). Perjalanan Religius 'Umrah dan Hajj. Jakarta:Paramadina.
Nurgiantoro, Burhan (2000). Statistik terapan untuk i1mu-ilmu sosial.Yogyakarta: Gajah Mada: University Press.
Raven, Bertram H & Jeffrey Z Rubin (1983). Social Psychology, secondedition. Copy Right By John Wiley & Sons. Inc.
Sayyid Sabiq, (1990) Fiqih Sunnah. Jilid II Bandung: PT Ma'arif.
Sarllto Wirawan Sarwono (1997). Psikologi Sosiallndividu dan Teori-teoriPsikologi Sosial . Jakarta: Balai Pustaka, Cet. Ke-1.
Sears, David O.et.al. (1994). Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga,Cet ke-5 Jilid II.
Schroeder, David. A, et al (1995). The Psychology of helping & Altruism:Problems & Puzzles. USA: Mc Grow - Hil.
Sevilla G Consuelo,et.al (1993). Pengantar Metode penelitian, (Jakarta: UIPress.
Soerjono Soekanto, (1995). Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: RajawallPress.
Shaw, M.E. ~1981). Group Dynamics: The Psychology of Small Groupbehavior. 3 r edition.The McGraw Hill Companies, Inc.
Stephen L, Franzoi (2003). Social Psychology. 3 rd edition.The McGraw HillCompanies, Inc:
Suharsimi Arikunto (2002). Prosedur Pene/itian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, Cet, ke-12, Edisi Revisi V.
Santoso, Singgih (2005). Menguasai statistic di era informasi dengan SPSS12. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
------------------------. Menggunakan SPSS untuk statistic Parametrik. (Jakarta:PT. Alex Media Komputindo)
Suryabrata, Sumadi (2000). Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Andi.
Watson, David L (1984). Social Psychology, third edition. Newyork: RandomHouse, Inc,
W. Vander Zanden, James (1984). Social Psychology. New York RandomHouse, Inc.
Wrightsman, L.S & Deaux . K (1981). Social Psychology In The 80'S, cet ke-3Montere: Wad Worth Inc.
al-Zuhaily, Wahbah (1996). Fiqh & Perundangan Islam, Jilid II. Dewanbahasa & Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, Kualalumpur.
SKRIPSI
Susi Damayanti (2001). Hubungan Antara Religiusitas dengan PerilakuPrososial Pada SantTi Kelas /I Aliyah Ponpes Assidiqiyyah. Jakarta:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
KAMUS
Kamus besar bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. BalaiPustaka, edisi ke-3, 2000.
WEBSITE
(Haji dan Amanah Sosialoleh YusufBurhanudin. www.pesantrenvirtual.com/hikmah/002) diambil pada tanggal 08Juli 2007.
(Antara Haji Mabrur dan "Mabur" Dike/ola oleh Pusat Data Redaksi 24 Maret2006 www.pikiran-rakyat.comlcetak/2006/012006/16/1101.htm). Diambilpada bulan Agustus 2007
( Menunaikan Ibadah Haji, Sabtu 22 JanuaTi 2005. www.pikiranrakvat.comlcetak/2005/0105/22102.htm). Diambil pada bulan Agustus 2007.
LAMPIRAN
1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 ::1 3 3 3 1 4 4 1 4 4 4 3 4 1 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 42 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 33 3 3 3 2 4 4 1 4 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 44 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 25 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 36 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 37 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 38 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 49 4 4 3 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 1 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 1 4
10 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 311 4 4 3 1 4 4 2 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 412 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 1 413 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 314 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 415 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 416 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 417 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 418 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 1 3 2 3 4 3 4 2 2 1 2 1 1 3 3 4 3 4 1 4 3 1 2 119 3 1 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 1 1 3 4 3 4 1 4 3 1 2 120 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 1 1 4 4 3 4 1 4 3 1 2 121 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 2 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 422 4 4 3 1 3 3 2 3 3 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 1 423 3 4 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 324 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 325 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 426 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 427 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 328 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 1 4 3 1 3 329 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 430 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2
Validity Skala Perilaku Prososial
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R ELI A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 232,8000 478,4414 21,8733 71
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance It em- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted"
VAROOOOI 229,4333 480,0471 -,0859 ,9241
VAROOO02 229,3333 472,5057 ,2574 ,9227
VAROOO03 229,4000 474,8000 ,0988 ,9237
VAROOO04 229,9000 495,4034 -,3827 ,9287
VAROOO05 229,4333 470,8057 ,3477 ,9223
VAROOO06 229,3667 473,0678 ,2335 ,9228
VAROOO07 229,8000 485,7517 -,2102 ,9262
VAROOO08 229,5667 465,0126 ,3844 ,9219
VAROOO09 229,4000 468,6621 ,3880 ,9221
VAROO010 230,1667 469,7299 ,2053 ,9233
VAROOOll 229,8000 474,9931 ,0823 ,9239
VAROOO12 229,3000 465,3207 ,5181 ,9214
VAROOO13 229,7333 473,0989 ,0931 ,9246
VAROOOH 230,7333 487,3057 -,2613 ,9264
VAROOO15 229,3333 470,7816 ,3362 ,9223
VAROOO16 229,3000 478,4241 -,0109 ,9238
VAROOO17 229,3333 474,2989 ,1758 ,9230
VAROOO18 229,4000 477,2138 ,0450 ,9236
VAROOO19 229,5000 471,7069 ,2775 ,9226
VAROO020 229,3333 476,6437 ,0448 ,9239
VAROO021 229,3333 467,1954 ,4421 ,9218
VAROO022 229,7000 468,5621 ,3617 ,9222
VAROO023 229,3333 463,1264 ,5063 ,9213
VAROO024 229,5333 465,9816 ,5421 ,9214
VAROO025 229,3000 460,4931 ,5970 ,9207
VAROO026 229,6000 438,3172 ,7796 ,9182
VAROO027 229,6333 451,4816 ,5260 ,9208
VAROO028 229,2333 463,4954 ,4599 ,9215
VAROO029 229,2000 475,8207 ,1091 ,9233
VAROO030 229,1667 465,3851 ,6060 ,9212
VAROO031 229,4333 474,8057 ,1215 ,9234
VAROO032 229,5000 444,7414 ,7574 ,9187
VAROO033 229,4000 476,8690 ,0608 ,9235
VAROO034 229,6667 466,5747 ,5296 ,9215
Vl\R00035 229,9667 448,5851 ,5561 ,9205
VAROO036 230,3667 473,9644 ,0677 ,9250
Vl\R00037 229,5667 451,7713 ,6230 ,9200
Vl\R00038 229,7000 443,6655 ,6872 ,9192
Vl\R00039 229,3667 454,5851 ,8081 ,9195
Vl\R00040 229,8000 449,2000 ,6789 ,9195
Vl\R00041 229,3667 451,3437 ,7228 ,9195
Vl\R00042 229,5000 446,7414 ,7649 ,9189
Vl\R00043 229,3667 457,2747 ,6629 ,9202
Vl\R00044 229,5667 449,0126 ,6919 ,9194
VAROO045 229,3667 465,6885 ,3426 ,9222
VAROO046 229,3667 480,7230 -,1147 ,9242
VAROO047 229,2667 475,7885 ,0823 ,9236
VAROO048 229,3333 480,2989 -,0872 ,9243
VAROO049 229,4333 476,1161 ,0474 ,9242
VAROO050 229,1333 477,0851 ,0443 ,9237
VAROO051 229,7000 469,1828 ,3378 ,9223
Vl\R00052 229,3667 453,8264 ,7766 ,9195
Vl\R00053 229,7667 452,3920 ,6382 ,9200
VAROO054 230,2000 460,9931 ,2964 ,9233
Vl\R00055 229,7000 449,3207 ,7225 ,9193
Vl\R00056 229,5333 449,8437 ,6404 ,9198
Vl\R00057 228,9000 473,3345 ,3776 ,9225
VAROO058 228,9667 474,5161 ,2290 ,9228
VAROO059 229,5667 482,0471 -,1454 ,9248
VAROO060 229,1000 472,9207 ,2616 ,9227
VAROO061 229,5000 481,7069 -,1384 ,9246
Vl\R00062 229,1333 466,8092 ,5503 ,9215
Vl\R00063 229,7000 463,1138 ,5228 ,9212vl\R00064 229,4667 451,2230 ,8273 ,9191
VAROO065 229,2333 474,3230 ,1760 ,9230
VAROO066 230,3667 465,7575 ,2800 ,9228Vl\R00067 229,5333 443,4299 ,7682 ,9186Vl\R00068 229,4000 445,8345 ,6963 ,9192Vl\R00069 229,5000 443,5000 ,7610 ,9186Vl\R00070 229,4333 463,2885 ,5109 ,9213Vl\ROOO71 229,8667 447,8437 ,6649 ,9195
Reliability CoefficientsN of Cases 30,0 N of Items = 71Alpha ,9231
Reliability Skala Perilaku PrososialR ELI A B I LIT Y ANALYSIS S C A L E (A L P H A)
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 119,0333 421,6195 20,5334 36
Item-total StatisticsScale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
VAROOO08 115,8000 409,8897 ,3552 ,9663
VAROOO09 115,6333 413,7575 ,3293 ,9662
VAROOO12 115,5333 410,9471 ,4458 ,9658
VAROO021 115,5667 414,7368 ,2817 ,9664
VAROO022 115,9333 409,7885 ,4661 ,9657
VAROO023 115,5667 411,1506 ,3620 ,9662
VAROO024 115,7667 409,8402 ,5457 ,9655
VAROO025 115,5333 408,9471 ,4424 ,9658
VAROO026 115,8333 378,6954 ,8993 ,9633
VAROO027 115,8667 400,1885 ,4382 ,9666
VAROO028 115,4667 410,3264 ,3650 ,9662
VAROO030 115,4000 410,3862 ,5536 ,9655
VAROO032 115,7333 385,8575 ,8645 ,9636
VAROO034 115,9000 413,4034 ,3857 ,9660
VAROO035 116,2000 387,2000 ,6947 ,9649
VAROO037 115,8000 393,0621 ,7169 ,9645
VAROO038 115,9333 385,5816 ,7649 ,9643
VAROO039 115,6000 397,9034 ,8586 ,9641
VAROO040 116,0333 390,4471 ,7779 ,9641
VAROO041 115,6000 395,3517 ,7480 ,9644
VAROO042 115,7333 388,6851 ,8529 ,9637
VAROO043 115,6000 399,5586 ,7399 ,9645
VAROO044 115,8000 390,3034 ,7913 ,9641
VAROO052 115,6000 396,1103 ,8621 ,9639
VAROO053 116,0000 391,8621 ,7866 ,9641
VAROO055 115,9333 393,5126 ,7444 ,9643
VAROO056 115,7667 388,4609 ,8031 ,9640
VAROO057 115,1333 418,3954 ,2508 ,9664
VAROO062 115,3667 410,2402 ,5740 ,9654VAROO063 115,9333 403,9264 ,6487 ,9650
VAROO064 115,7000 395,6655 ,8415 ,9640
VAROO067 115,7667 383,8402 ,8930 ,9634
VAROO068 115,6333 384,4471 ,8587 ,9636
VAROO069 115,7333 384,7540 ,8635 ,9636
VAROO070 115,6667 406,0920 ,5596 ,9653
VAROOO71 116,1000 387,4724 ,8008 ,9640Reliability CoefficientsN of Cases 30,0 N of Items 36Alpha ,9658
LAMPIRAN
3
Ibu-ibu Maielis Ta'lim Yang telah Melaksanakan Ibadah HaiiNo Nama Usia Pendldikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 HiMM 39 thn S1 4 2 4 3 2 2 2 4 3 4 4 4 1 3 4 4 22 HiJ 51 thn Tsanawivah 4 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 33 Hi E 50thn Tsanawivah 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 24 Hi I 60 thn SMA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 35 HjSR 49 thn Sariana Muda 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 16 HiM 49 thn 03 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 27 Hi L 55thn Tsanawivah 3 3 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 38 HiA 40thn Sariana Muda 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 19 HiMa 54thn PGA 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
10 Hj kar 60thn SMU 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 211 HiNur 57thn SMU 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 412 HjK 42 thn Sarjana Muda 3 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 113 HiS. 59 thn S1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 314 HjY 49 thn Alivah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 115 Hi Siti 41 thn S1 4 4 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 216 HjSv 51 thn PGA 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 2 4 3 317 HiY 46thn SMP 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 2 4 3 318 HiAis 50 thn SO 3 3 3 3 1 3 3 3 2 4 4 4 4 2 4 3 319 HjAi 45 thn SMP 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 120 HiAm 52 thn SM? 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 121 Hj Hi 57 thn 81 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 422 HiA 50 thn PGA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 323 Hi As 54thn 8MP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 324 HjJau 58 thn MI 4 4 3 3 2 3 3 4 1 4 4 3 1 3 4 3 325 HiNa 54thn PGA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 226 Hi Yul 23 thn 8MA 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 227 Hi Ida 35 thn 81 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 228 HjK 55thn SO 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 329 HiNu 52 thn PGA 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 330 Hi Has 59thn SMP 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Total Kategori3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 4 3 3 2 110 Sedano4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 125 Tinggl4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 111 Sedang3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 105 Sedano2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 109 Sedano3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 114 Sedano3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 99 Rendah3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 111 Sedang3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 112 Sedano3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 100 Rendah3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 120 Sedano4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 122 Sedano3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108 Sedang4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 115 Sedano4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 121 Sedano4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 125 Tinool4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 125 Tingal4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 122 Sedano2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 101 Rendah2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 100 Rendah4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 130 Tinggi3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 125 Tinaai4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 125 Tinaai3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 118 Sedano3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 109 Sedang4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 115 Sedano3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 105 Sedano3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 99 Rendah4 3 4 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 118 Sedano2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 97 Rendah
Ibu-ibu Majelis Ta'lim Yang Belum Melaksanakan Ibadah HajjNo Nama Usia Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Ru 27thn SMEA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 32 Kern 45thn SMA 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 43 Urn 35 thn SLTA 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 44A 28thn SMEA 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 U 43thn SMA 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36Y 38 thn SMU 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 47 Oia 50 thn SMA 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48 E 45 thn SMU 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 39 Su 35 thn SMU 3 4 3 3 1 2 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3
10 May 28 thn SMU 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 311 Li 30thn SMEA 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 412 Yu 37 thn SMU 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 313 Mu 40 thn 01 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 314 Na 49thn SLTA 3 4 3 3 4 4 1 4 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 315 Uv 35thn SMP 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 316 An 56 thn MTS 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 417 Sar 41 thn SMA 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 318 Res 38thn MTS 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 319 Id 31 thn SMP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 220 Re 40thn SD 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 421 M 37 thn S1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 1 4 2 422 S 54thn S1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 323 Ri 48thn SLTA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 324 Ya 46thn IIQ 3 4 2 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 4 425 S 54thn SMEA 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 1 4 3 4 2 326 M 25thn SMA 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 327 R 41 thn MAN 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 328 EI 55 thn S1 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 329 0 35 thn SMA 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 430 N 44 thn SMP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Total Kateaori4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 113 Sedanl:l3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 125 Tinggi3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 116 Sedano4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 136 Tlnlllli4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 113 Sedang4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 123 Sedano4 4 2 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 2 108 Sedang3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 120 Sedano3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 102 Rendah2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 102 Rendah4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 128 Tlnggl3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 120 Sedano3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108 Sedang3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 108 Sedano3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 113 Sedang4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 107 Sedano3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 105 Rendah3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 103 Rendah3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 112 Sedano4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 124 Sedanl:l4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 130 Tinaai3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 123 Sedano3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 120 Sedanl:l3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 118 Sedano4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 1 112 Sedanl:l3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 121 Sedang3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 110 Sedano2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 103 Rendah4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 125 Tinggi3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 106 Sedano
LAMPIRAN
4
SKALA PERILAKU PROSOSIALUJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
prososialN 60
Normal Parameters a,b Mean 113.9667
Std. Deviation 9.55265
Most Extreme Absolute .103Differences Positive .089
Negative -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .797
Asymp. Sig. (2-tailed) .550
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
UJI HOMOGENITASOneway
Descrlptives
Prososial95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std, Error Lower Bound UODer Bound Minimum MaximumI :;udan naJi 30 113,2000 9,60388 1,75342 109.6139 116,7861 97,00 130,00
Selurn haji 30 114,7333 9,60220 1.75311 111.1478 118.3189 102.00 136.00Total 60 113,9667 9,55265 1,23324 111,';99G 116.4344 97.00 136,00
Test of Homogeneity of Variances
Prososial
LeveneStatistic df1 df2 SiQ.
.006 1 58 .937
LAMPIRAN
5
ANOVA
Prososial
Sum ofSquares df Mean Sauare F Sic.
Between Groups 35.267 1 35.267 .382 .539
Within Groups 5348.667 58 92.218
Total 5383.933 59
UJI T- TES SKALA PRO SOSIAL
T-Test ProSosial
Independent Samples Test
Levene's Test forI:aualitv of Variance t4est for Eaualitv of Means
95% ConfidenceInterval of the
Mean Std. Error Difference
F Sio. t df :;0. (2-tailed Difference Difference Lower UooerPrososial Equal varianCE
.006 .937 -.618 58 .539 -1.5333 2.47949 fs.49658 3.42991assumedEqual varianCE
-.618 58.000 .539 -1.5333 2.47949 [.s.49658 3.42991not assumed
Group Statistics
Std. ErrorStatus N Mean Std. Deviation Mean
Prososial Sudah haji 30 113.2000 9.60388 1.75342Belum haji 30 114.7333 9.60220 1.75311
SIMPATI
Group Statistics
Std. Error
status N Mean Std. Deviation Mean
simpati Sudah Haji 30 9.4333 .93526 .17075
Belum Haji 30 9.6667 .92227 .16838
Independent Samples Test
Levene's Test for~aualitv of Variances t-test for Eaualitv of Means
95% ConfidenceInterval of the
Mean Std. Error DifferenceF Sia. t df Sic. (2·laiied Difference Difference Lower Upper
simpati Equal variance.137 .713 -.973 58 .335 -.2333 .23981 -.71337 .24670assumed
Equal variance-.973 57.989 .335 -.2333 .23981 -.71337 .24670not assumed
KERJASAMA
Group Statistics
Std. Errorstatus N Mean Std. Deviation Mean
kerja sarna Sudah Haji 30 20.8667 1.83328 .33471Belurn Haji 30 22.2000 2.23453 .40797
Indopendont Sampfes Test
Levene's Test forEauaHtv of Variances t~test for Eaualitv of Means
95% ConfidenceInterval of the
Mean Std. Em>< DifferenceF Sia. I df Sic. 12-tailed Difference Difference Lower Un,,",
kelja sama Equal variance12.730 .104 -2.527 58 .014 -1.3333 .52no -2.36964 -.27703assumed
EqUal varia..,.,-2.527 55.867 .014 -1.3333 .52nO -2.39050 -.27617not assumed
MEMBANTU
Group Statistics
Std. Errorstatus N Mean Std. Deviation Mean
membantu Sudah Haji 30 41.3333 5.14837 .93996Belum Haji 30 41.7000 3.76142 .68674
Independent Samples Test
levene's Test forHast for Eauality of MeansEaualitv of Variances
95% ConfidenceInterval of the
Mean Std. Error Difference
F Sill. t df Sill. (2·tailed' Difference Difference Lower Uppermembantu Equal variance
4.765 .033 -.315 58 .754 -.3667 1.16410 -2.69687 1.96354assumedEqual variancm
-.315 53.094 .754 -.3667 1.16410 -2.70146 1.96813not assumed
BERDERMAIndependent Samples Test
levene's Test forEaualitv of Variances t-test for Eaualitv of Means
95% ConfidenceInterval of the
Mean Std. Error DifferenceF Sia. t df Isia. l2-tailed Difference Difference lower Upper
Berdenna I:qual varian~.000 .994 .473 58 .638 .2333 .49290 -.75331 1.21998assumed
Equal variance.473 57.972 .638 .2333 .49290 -.75332 1.21999not assumed
Group Statistics
Std. ErrorStatus N Mean Std. Deviation Mean
Berderrna Sudah Haji 30 16.0000 1.92980 .35233Berum Haji 30 15.7667 1.88795 .34469
PENDAHULUAN
Assalamu'alaikum Wr. wb
Responden yang terhormat,
Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah yang sedang melaksanakan tugas skripsi
mengenai "Perbandlngan Perllaku Prososlal Antara Orang Yang
Telah Melaksanakan Ibadah Hajl dan Yang Belum Pada Ibu-Ibu
Majelis Ta'lim"
Dalam rangka mengumpulkan data, Saya memohon kesediaan Anda
meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner ini. Data ini sangat
tergantung jawaban Anda yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan diri
Anda. Bantuan Anda sangat berharga bagi penelitian yang sedang
saya lakukan.
Atas segala bantuan dan kerjasama yang Anda berikan, saya ucapkan
terima kasih.
Hormatsaya
Leni Kusumawati
IDENTITAS RESPONDENNama (boleh inisial)
Usia
Bersedia menjadi responden dalam penelitian inj,
Jakarta, Juni2007
Data Diri Responden
1. Usia
2. Pendidikan terakhir :
3. Apakah Anda telah melaksanakan Ibadah Haji: Yal tidak*(coret
yang tidak perlu)
4. Sudah berapa lama anda mengikui majelis ta'lim?
5. Seberapa sering anda mengikuti Majelis ta'lim?
a. 2 kali dalam seminggu
b. Seminggu sekali
c. 2 minggu sekali
d. 3 minggu sekali
e. Lainnya..
Skala Perilaku Prososial
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang mengukur perilaku
prososial Anda. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan
tersebut. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan
pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara memberi
tanda silang (X) dalam kotak di depan salah satu pilihan jawaban yang
tersedia yaitu :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah, karena itu pilihlah jawaban yang paling
sesuai dengan diri Anda
Contoh:
No Pemyataan 55 5 T5 5T5
1 Saya senang menghibur teman yang Xsedana kesulitan
No Pernyataan 55 5 T5 5T5
1 Saya senang menghibur teman yangsedana kesulitan
2 Saya berusaha saling menghargai satusama lain.
3 Saya percaya dengan menjalankanibadah haji seseorang bisa menjadilebih baik laal.
4 Saya sedih jika ada tetangga yangmengalami musibah.
5 Saya senang membantu orang yangsava kenai atauoun tidak.
6 Saya senang mendengarkan curahanhati teman-teman.
7 Apabila ada tetangga yang berkeluhkesah kepada saya maka sayamendenaarkannva.
8 Sava menahindari keluhan orang lain.9 Saya menghindari tetangga yang
menaalami kesulitan dalam hiduonva10 Dengan menjalankan ibadah haji
belum tentu seseorang bisa menjadilebih baik darl sebelumnva
11 Saya sebal jika melihat Ibu-Ibu majelisTa'lim yang sering bertanya mengenaimateri pengaiian
12 Saya cuek mendengar berltakemalangan yang menimpa temansava.
13 Saya merasa orang lain berslkap curigakeoada sava.
14 Saya percaya orang menghargai sayakarena sava orang vana balk.
15 Sava dan teman-teman daoat
menclptakan suasana tenangdilingkungan majelis ta'lim, agaroenaaiian berlalan lancar.
16 Dengan membantu orang lain bersama-sama akan terasa menvenanakan.
17 Saya senang dalam melaksanakantua'as secara bersama-sama.
18 Saya menjalankan tugas dalamkepanitiaan di majells ta'lim bersamateman-teman.
19 Saya percaya tetangga saya maubekeria sama denaan sava
20 Saya senang jika waktu libur bergotongroyong dalam memberslhkanIinakunaan.
21 Dalam tugas mingguan dl majelis ta'lim,saya tldak perlu membantu karenasudah terlalu banvak orana
22 Saya tersinggung karena pendapatsaya tidak diterima ketika ada rapatanaaota maielis ta'lim.
23 Saya suka menggunakan waktu Iibursaya untuk santai daripada gotongrovona bersama tetanaaa
24 Saya suka bekerja sendirian dari padabarena-barena.
25 Saya berusaha menghindar bilatetanaaa menaaiak untuk bekeria bakti.
26 Saya merasa tetangga pelit terhadapsava.
27 Saya menyisihkan harta untukmenaikan haii oranotua sava.
28 Menurut saya orang miskin itu sangatDerlu dibantu.
29 Walaupun harta pas-pasan, sayaberusaha menyisihkannya untukmembantu orana.
30 Membantu orang yang sedang kesulitanadalah kewaiiban baai setlaD manusia.
31 Saya memberikan pertolongan kepadaorana lain demi keoentinaan orana
.....................32 Saya memanfaatkan uang yang saya
miliki untuk kepentingan pribadidaripada memberikannya kepada orangyang membutuhkan
33 Saya menolang tetangga yang sedangmembersihkan Iinakunaan rumahnva.
34 Apabila tetangga membutuhkan uang,saya meminjamkannya walaupun sayamasih memerlukan
35 Kesulitan orang lain dalam memahamimateri penaailan itu bukan urusan sava.
36 Saya senang membantu keluargadirumah dibandingkan membantu oranglain.
37 Menurut saya korban bencana alam itutidak perlu dilolong karena biasanyabencana itu dalang dari kejahalanmanusia ilu sendin.
38 Anak-anak lerlanlar dan yalim pialuadalah tanggung jawab pemerinlah danorana-orana kava.
39 Banluan yang saya berikan kepadakorban bencana alam hanya karenaikul-ikutan leman-teman
40 Lebih baik tidak menolong letanggayang membuluhkan pertolonganapabila nanlinya hanya menyusahkansava
41 Apabila ada orang lain yangmembutuhkan banluan, saya pura-puratidak lahu.
42 Saya berharap mendapalkan pujian dariorana yana telah saya lolona
43 Saya meminla imbalan kepada orangvana telah sava lolona.
44 Bila saudara sedang mengalamimasalah, saya menghindar danmembiarkan menyelesaikanmasalahnya sendiri
45 Kita dapal memberantas kemiskinan
46 Apabila ada pengamen didalam bus,saya senang memberikannya uangkeci!.
47 Menjelang idul adha saya berkurbanagar orang-orang dapal menikmalisedikil rizki vana sava daoatkan.
48 Saya memberikan sedekah kepadapengemis yang sudah lua atau cacatlubuhnva.
49 Saya memberikan uang simpanankeoada Karban bencana alam
50 Saya selalu menyisihkan harta untukdizakalkan apalagi selelah diberikelebihan rizki
51 Saya membawa oleh-oleh untuktelanaaa bila beoeraian
52 Uang iuran pengajian tidak sepenuhnyadigunakan unluk kepentingan majelista'lim tetapi juga untuk kepentinganpribadi pengurusnya, oleh karena itusaya lidak perlu membayarnya lepatwaklu.
53 Saya menghindar apabila ada orangyang meminta sumbangan karenabiasanva mereka berbohona
54 Saya orang yang perhilungan dalammemberi bantuan kepada orang lainkarena pendapalan saya yang pas-oasan.
55 Saya lidak suka memberikan uangkepada pengemis karena akanmembuatnva malas bekeria
56 Daripada uang simpanan sayasumbangkan lebih baik saya membelioerabolan baru.
57 Sesibuk apapun, saya akan merawatkedua oranatua sava vana lelah laniut.
58 Saya menyingkirkan benda-bendaberbahava seoerti: oaku, oecahan kaca
aIaU oa{U-oaru ralam oljalan.59 Saya menegur pencopet yang sedang
bereaksi di bis.60 Saya mengantarkan tetangga yang
sakit ke Rumah Saki!.61 Saya menolong orang lain walaupun
keselamatan sava terancam.62 Saya membantu menyebrangkan
oranotua diialan.63 Saya memberikan petunjuk jalan pada
orang asing.64 Walaupun peke~aan sendiri belum
selesai saya tetap menolong tetanggavang tertimpa musibah.
65 Saya mengantarkan orang lain yangbelum saya kenai ke alamat yangdituiunva bila ia kelihatan binouno
66 Saya menolong orang lain yang belumsaya kenai meskipun keselamalansendiri terancam
67 Saya cuek ketika ada orang yangsedano menoalami perampokan.
68 Saya menitipkan orang tua saya dipantijompo untuk mengurangi kesibukandalam merawatnva.
69 Saya membiarkan orang lain yangmengalami kecelakaan, karena bukanurusan sava.
70 Saya takut menolong orang asing yangterkena musibah
71 Saya khawatir membantu menunjukanjalan kepada orang asing, karenasekarang ini banyak penipuan.
-TERIMA KASIH ---
PENDAHULUAN
Assalamu 'alaikum Wr. wb
Responden yang terhormat,
Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah yang sedang melaksanakan tugas skripsi mengenai "Perbandingan
Perilaku Prososial Antara Orang Yang Telah Melaksanakan Ibadah Haji dan
Yang Belum Pada Ibu-Ibu Majelis Ta'lim"
Dalam rangka mengumpulkan data, Saya memohon kesediaan Anda meluangkan
waktu untuk menjawab kuesioner ini. Data ini sangat tergantungjawaban Anda yang
sejujur-jujumya dan sesuai dengan diri Anda. Bantuan Anda sangat berharga bagi
penelitian yang sedang saya lakukan.
Atas segaIa bantuan dan keIjasama yang Anda berikan, saya ucapkan terima kasih.
Hormatsaya
Leni Kusumawati
IDENTITAS RESPONDEN
Nama (boleh inisial)
Usia
Bersedia menjadi responden daIam penelitian ini
Jakarta,
(
Juni2007
)
Data Diri Responden
I. Nama Majelis ta'lim
2. Pendidikan terakhir
3. Apakah Anda telah melaksanakan lbadah Haji: Yal tidak (coret yang tidak
perlu)
4. Sudah berapa lama anda mengikuti majelis ta'lim? .
( lsi bagi yang telah melaksanakan ibadah haji)
5. Seberapa sering anda mengikuti Majelis ta'lim?
a. 2 kali dalam seminggu
b. Seminggu sekali
c. 2 minggu sekali
d. 3 minggu sekali
SKALA PERILAKU PROSOSIAL
Berikut ini terdapat sejumlah pemyataan yang mengukur perilaku prososial Anda.
Baca dan pahami baik-baik setiap pemyataan tersebut. Anda diminta untuk
mengemukakan apakah pemyataan-pemyataan tersebut sesuai dengan diri anda,
dengan cam memberi tanda silang (X) dalam kotak di depan salah satu pilihan
jawaban yang tersedia yaitu :
SS : Sangat Setuju
S :Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang
dianggap salah, karena itu pilih1ah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda
Contoh:
No Pemyataan SS S TS STSI. Saya menghindari keluhan orang lain X
No Pcrnyataan SS S TS STS
1 Saya menghindari keluhan orang lain.2 Saya menghindari tetangga yang mengalarni
kesulitan dalarn hidupnya3 Saya cuek mendengar berita kemalangan yang
menimpa ternan sava.4 Dalarn tugas minggnan di majelis ta'lim, saya tidak
perIu membantu karena sudah terIalu banyak orang5 Saya tersinggung karena pendapat saya tidak
diterima ketika ada rapat anggota majelis ta.'lim.6 Saya suka menggunakan waktu libur saya untuk
santai daripada gotong rovong bersarna tetangga7 Saya suka bekeIja sendirian dari pada bareng-
bareng.8 Saya berusaha menghindar bila tetangga mengajak
untuk bekeIja bakti.9 Saya merasa tetangga pelit terhadap saya.10 Saya menyisihkan harta untuk menaikan haji
orangtua saya.11 Menurut saya orang miskin itu sangat perIu
dibantu.12 Membantu orang yang sedang kesulitan adalah
kewaiiban bagi setiap manusia.13 Saya memanfaatkan nang yang saya miliki untuk
kepentingan pribadi daripada memberikannyakepada orang yang membutuhkan
14 Apabila tetangga membutuhkan uang, sayameminjarnkannya walaupun saya masibmemerIukan
15 Kesulitan orang lain dalarn memaharni materipengaiian itu bukan urusan sava.
16 Menurut saya korban bencana alarn itu tidak perIuditolong karena biasanya bencana itu datang darikeiahatan manusia itu sendiri.
17 Anak-anak terIantar dan yatim piatu adalahtan ' iawab pemerintah dan orang-orang kava.
18 Bantuan yang saya berikan kepada korban bencanaalarn hanya karena ikut-ikutan ternan-ternan
19 Lebih baik tidak menolong tetangga yangmembutuhkan pertolongan apabila nantinya hanyamenyusahkan saya
No Pernyataan SS S TS STS
20 Apabila ada orang lain yang membutuhkanbantuan, saya pura-pura tidak tahu.
21 Saya berharap mendapatkan pujian dari orang yangtelah saya tolong
22 Saya meminta imbalan kepada orang yang telahsaya tolong.
23 Bila saudara sedang mengalami masalah, sayamenghindar dan membiarkan menyelesaikanmasalahnya sendiri
24 Dang iuran pengajian tidak sepenuhnya digunakanuntuk kepentingan majelis ta'lim tetapi juga untukkepentingan pribadi pengurusnya, oleh karena itusaya tidak perlu membayamya tepat waktu.
25 Saya menghindar apabila ada orang yang memintasumbangan karena biasanya mereka berbohong
26 Saya tidak suka memberikan nang kepadapengemis karena akan membuatnya malas bekeIja
27 Daripada uang simpanan saya sumbangkan lebihbaik sava membeli perabotan bam.
28 Sesibuk apapun, saya akan merawat kedua orangtuasaya yang telah laniut.
29 Saya membantn menyebrangkan orangtua dijalan.30 Saya memberikan petuniukjalan pada orang asing.31 Walaupun pekerjaan sendiri belum selesai saya
tetap menolong tetangga yang tertimpa musibah.32 Saya cuek ketika ada orang yang sedang
mengalami perampokan.33 Saya menitipkan orang tua saya dipanti jompo
untuk mengurangi kesibukan dalam merawatnya.34 Saya membiarkan orang lain yang mengalami
kecelakaan, karena bukan urusan saya.35 Saya takut menolong orang asing yang terkena
musibah36 Saya khawatir membantu menunjukan jalan kepada
orang asing, karena sekarang ini banyak: penipuan.
-------------TERIMA KASIH--------------