PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t...

29
PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK ANORGANIK DAN PUPUK CAMPURAN (ORGANIK DAN ANORGANIK) (Studi Kasus di Subak Kudungan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng) SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana OLEH RIFKI ARDIAN 1217351001 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM NON REGULER FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Transcript of PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t...

Page 1: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT

DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK ANORGANIK DAN

PUPUK CAMPURAN (ORGANIK DAN ANORGANIK)

(Studi Kasus di Subak Kudungan, Desa Bontihing, Kecamatan

Kubutambahan, Kabupaten Buleleng)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Pertanian pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

OLEH

RIFKI ARDIAN

1217351001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM NON REGULER FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 2: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia

dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti

bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan

plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 14 Januari 2017

Yang menyatakan,

Rifki Ardian

NIM. 1217351001

Page 3: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

ABSTRACT

Rifki Ardian, Registration: 1217351001. The Comparison of Hot Chili Farming

Incomes by Using Organic Fertilizer and Mixture Fertilizer (Organic, and

Inorganic) In Subak Kudungan, Bontihing Village, Kubutambahan

Distric,Buleleng Regency. Supervised by: Ir. Wayan Sudarta, MS and Drs. I

Ketut Rantau, M.Si.

The problem faced by famers of hot chili is obstacle the cultivation which

done from the less production result of achieve national potential target of 10 to

20 tonnes/ha and to overcome obstacles especially in plants cultivation which

done by applying a low-tech chemical inputs and cultivation technology of

conservation which is implemented in integrated crop processing hot chili by

applying organic fertilizer. Therefore this research aims to know the comparison

of hot chili farming incomes by using organic fertilizer and mixture fertilizer. This

research was conducted from August until September 2016 in Subak Kudungan

Bontihing village Kubutambahan distric Buleleng regency. The data were

analyzed by income analysis, R/C ratio analysis and Uji-t analysis. The results

showed that hot chili farming incomes in one season per hectare using inorganic

fertilizer is loweer than using a mixture fertilizer, use inorganic fertilizer Rp. 21.

586.846,00 and use mixture fertilizer Rp. 26.489.791,00. R/C ratio hot chili

farming using organic fertilizer which is 2,09 higher than using mixture fertilizer

2,03. The result of Uji-t analysis showed hot chili farming incomes using

inorganic fertilizer and mixture fertilizer was not significantly different at the

level 5%.

Keywords: incomes, hot chili farming, inorganic fertilizer, mixture fertilizer,

subak.

Page 4: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

ABSTRAK

Rifki Ardian, NIM : 1217351001. Perbandingan Pendapatan Usahatani

Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran

(Organik, dan Anorganik) di Subak Kudungan, Desa Bontihing, Kecamatan

Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Dibimbing oleh : Ir. Wayan Sudarta,

MS. dan Drs. I Ketut Rantau, M.Si.

Permasalahan yang dihadapi oleh petani cabai rawit adalah kendala dalam

budidaya yang dilakukan dilihat dari segi hasil produksi kurang mencapai target

potensial nasional sebesar 10 s.d 20 ton/ha dan untuk mengatasi kendala terutama

kendala dalam budidaya tanaman dilakukan dengan cara menerapkan teknologi

rendah input kimia dan teknologi budidaya konservasi yang diimplementasikan

pada pengolahan tanaman terpadu cabai rawit dengan menerapkan pupuk organik.

Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pendapatan

bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk anorganik dan pupuk

campuran. Penelitian ini dilakukan di Subak Kudungan, Desa Bontihing,

Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng dilakukan dari bulan Agustus

sampai dengan September 2016. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis

pendapatan, analisis R/C ratio, dan analisis Uji-t. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dalam satu musim per hektar

dengan menggunakan pupuk anorganik sebesar Rp 21.553.513,00, yang lebih

rendah dibandingkan menggunakan pupuk campuran yaitu sebesar Rp

26.456.458,00. R/C ratio usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

anorganik yaitu 2,09 lebih besar dibandingkan dengan menggunakan pupuk

campuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan

bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk anorganik dan pupuk

campuran tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Kata kunci: Pendapatan, usahatani cabai rawit, pupuk anorganik, pupuk

campuran, subak.

Page 5: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

RINGKASAN

Subak Kudungan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi

cukup besar untuk menghasilkan cabai rawit di Desa Bontihing, Kecamatan

Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Lahan yang terdapat di wilayah ini tidak

terlalu luas, akan tetapi sebagian besar lahan untuk saat ini masih diusahakan

untuk berusahatani cabai rawit. Subak Kudungan, Desa Bontihing, Kecamatan

Kubutambahan sementara ini mendapat program pemerintah yang bertujuan untuk

menekan penggunaan pupuk anorganik dengan menambah pupuk organik sebagai

campuran. Pupuk organik yang digunakan yaitu pupuk kandang dengan dosis

yang tepat. Penggunaan pupuk campuran dilakukan petani di Subak Kudungan

dikarenakan beberapa faktor utama yaitu mengenai dampak penggunaan bahan

anorganik yang kedepannya akan merugikan lingkungan dan hasil produksi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pendapatan bersih

usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk anorganik dan pupuk

campuran (organik, dan anorganik). Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus

sampai dengan bulan September tahun 2016 di Subak Kudungan, Desa Bontihing,

Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Pemilihan lokasi dilakukan

secara purposive sampling, yaitu penentuan lokasi secara sengaja dengan dasar

pertimbangan tertentu, adapun dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi dalam

penelitian ini sebagai berikut. (1) Petani Subak Kudungan membudidayakan cabai

rawit dengan menggunakan pupuk anorganik dan pupuk campuran, (2) Petani

Subak Kudungan sudah lama membudidayakan cabai rawit sebagai komoditi

unggulan, (3) Subak Kudungan merupakan salah satu subak percontohan

penerapan teknologi di Kabupaten Buleleng.

Page 6: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

observasi, wawancara, dan wawancara mendalam. Ruang lingkup populasi yang

dilakukan dalam penelitian ini meliputi seluruh petani aktif yang

membudidayakan tanaman cabai rawit dan tergabung dalam anggota Subak

Kudungan yaitu sebanyak 34 orang. Pengambilan responden dilakukan secara

sensus yaitu semua petani dengan menggunakan pupuk campuran sebanyak 16

orang dan petani menggunakan pupuk anorganik sebanyak 16 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai

rawit dengan menggunakan pupuk campuran di Subak Kudungan, Desa

Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng lebih besar

dibandingkan dengan usahatani cabai rawit menggunakan pupuk anorganik.

Pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk campuran

dalam satu musim tanam per hektar sebesar Rp 26.456.458,00, dan usahatani

cabai rawit dengan menggunakan pupuk anorganik dalam satu musim tanam per

hektar sebesar Rp 21.553.513,00.

R/C ratio usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk anorganik

yaitu 2,09 dan 2,03 R/C ratio usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

campuran. Berdasarkan hasil perhitungan analisis Uji-t dengan Software SPSS 17

didapat uji beda rata-rata dengan nilai t-hitung yang diperoleh sebesar 1,331,

perhitungan tersebut didapat hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai t-

tabel dengan taraf (α 5%) sebesar 1,697, dengan hipotesis yaitu H0 diterima dan

H1 ditolak yang artinya secara uji statistik rata-rata pendapatan bersih usahatani

cabai rawit dengan menggunakan pupuk anorganik dan pupuk campuran per

hektar dalam satu musim tanam tidak berbeda nyata pada taraf α 5%.

Page 7: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT

DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK ANORGANIK DAN

PUPUK CAMPURAN (ORGANIK, DAN ANORGANIK)

(Studi Kasus di Subak Kudungan, Desa Bontihing, Kecamatan

Kubutambahan, Kabupaten Buleleng)

Rifki Ardian

NIM: 1217351001

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Wayan Sudarta, MS Drs. I Ketut Rantau, M.Si

NIP. 19530924 198103 1 001 NIP. 19561130 198103 1 001

Mengesahkan

Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS

NIP. 19630515 198803 1 001

Tanggal Lulus: 11 Januari 2017

Page 8: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT

DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK ANORGANIK DAN

PUPUK CAMPURAN (ORGANIK, DAN ANORGANIK)

(Studi Kasus di Subak Kudungan, Desa Bontihing, Kecamatan

Kubutambahan, Kabupaten Buleleng)

Dipersiapkan dan diajukan oleh

Rifki Ardian

NIM : 1217351001

Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji pada tanggal:

11 Januari 2017

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

No : 20/UN14.1.23/DL/2017

Tanggal : 11 Januari 2017

Tim Penguji Skripsi adalah

Ketua : Ida Ayu Listia Dewi, SP., M.Agb

Anggota :

1. Ir. Dewa Gede Raka Sarjana, M.MA

2. Ir. I Putu Dharma, M.Si

3. Drs. I Ketut Rantau, M.Si

4. Ir. Wayan Sudarta, MS

Page 9: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

RIWAYAT HIDUP

RIFKI ARDIAN dilahirkan di Bekasi pada tanggal 31

Januari 1994, merupakan anak keempat dari empat bersaudara

dari pasangan Baihaki Tanjung, BA (Ayah) dan (Ibu)

Kamilaini Tanjung.

Penulis mengawali pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri Kranji VI

Bekasi pada tahun 1999 sampai dengan 2006. Kemudian penulis melanjutkan ke

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Bekasi pada tahun 2006 dan tamat

pada tahun 2009. Selanjutnya pada tahun 2009 penulis diterima sebagai siswa

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Bekasi dan dikatakan lulus pada tahun

2012. Pada tahun 2012 penulis kemudian melanjutkan pendidikan Perguruan

Tinggi dengan Jurusan Pertanian Agribisnis, Program Studi Non-reguler di

Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

Page 10: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis, Non-reguler, Universitas

Udayana.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis tidak jarang menemui hambatan,

rintangan dan kesulitan, namun berkat rahmat-Nya dan juga dorongan semangat

pada diri, serta bantuan dari semua pihak, akhirnya skripsi dengan judul

“Perbandingan Pendapatan Usahatani Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk

Anorganik dan Pupuk Campuran (Organik, dan Anorgaik)” di Subak Kudungan,

Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, dapat

terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini begitu banyak bantuan, bimbingan serta

dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak yang telah penulis

terima. Sebagai salah satu bukti perwujudan tersebut dengan rasa hormat dan

rendah hati yang tulus, penulis menghanturkan banyak terima kasih sebesar-

besarnya kepada para pihak sebagai berikut.

1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas

Udayana yang telah memberikan ijin dan kemudahan dalam penelitian ini.

2. Ir. I Putu Dharma, M.Si selaku Ketua Sekertariat Program Studi

Agroteknologi Non-reguler Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, yang

juga telah memberikan dukungan, bimbingan serta masukan kepada penulis

dalam penelitian ini.

Page 11: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

3. Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, M.MA selaku Ketua Sekertariat Program

Studi Agribisnis Non-reguler Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, yang

telah memberikan ijin dan kemudahan kepada penulis dalam penelitian ini.

4. Dr. I Gede Setiawan, SP, M.Si, selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan banyak pelajaran dan memotivasi penulis hingga skripsi ini

selesai.

5. Ir. Wayan Sudarta, MS, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dengan penuh

kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

6. Drs. I Ketut Rantau, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan petunjuk dan arahan kepada punulis dalam mencapai

penyelesaian skripsi.

7. Segenap Dosen Program Studi Agribisnis Pertanian dan Staf Program Non-

reguler Fakultas Pertanian atas segala bimbingan dan bantuan yang telah

banyak penulis terima selama menjadi mahasiswa.

8. Ayah (Baihaki Tanjung, BA) tersayang dan Ibunda (Kamilaini Tanjung)

tercinta, serta kakak (Adi Iskandar Saputra, SE., Jemmy Rinaldi, SP, M.Si.,

Heri Amrizal, SP.) yang sangat penulis sayangi atas semua pengertian,

bantuan moril maupun materil, dan doa yang diberikan sehingga karya kecil

ini dapat kupersembahkan untuk kalian.

9. Jemmy Rinaldi SP, M.Si dan Keluarga atas semua bantuan penegertian dan

kesabaran yang telah diberikan kepada penulis untuk mencapai hasil yang

terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

10. Teman-teman mahasiswa di Program Non-reguler FP UNUD Program Studi

Agribisnis Angkatan 2012 (Tisna, Fian, Swatika, Mardika, Adi, Cherry,

Fariha, Indah, Komang, Resi, Galuh) dan teman-teman penulis lainnya yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini serta atas segala dorongan moral yang diberikan kepada penulis,

semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal

dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini

masih jauh dari sempurna, bahkan disana-sini masih banyak ditemukan

kekurangan karena keterbatasan wawasan yang penulis miliki. Namun dengan

rendah hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat bermanfaat

dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Desember 2016

Penulis

Page 13: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM............................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI .............................................. ii

ABSTRACT ...................................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

RINGKASAN .................................................................................................... v

HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................vii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... viii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xx

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Cabai Rawit.......................................................................10

2.1.1 Sejarah tanaman cabai rawit ..................................................11

Page 14: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

2.1.2 Syarat tumbuh tanaman cabai rawit .......................................13

2.1.3 Budidaya tanaman cabai rawit ...............................................17

2.2 Pupuk ...............................................................................................21

2.2.1 Pupuk organik .......................................................................22

2.2.2 Pupuk anorganik ...................................................................23

2.3 Usahatani..........................................................................................25

2.3.1 Faktor-faktor produksi dalam usahatani .................................27

2.3.2 Biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani ........................30

2.3.3 Analisis R/C ratio ..................................................................34

2.3.4 Analisis Uji T ........................................................................35

2.4 Penelitian Terdahulu .........................................................................35

2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................37

2.6 Hipotesis ..........................................................................................40

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................41

3.2 Jenis dan Sumber Data......................................................................41

3.2.1 Jenis data ..............................................................................41

3.2.2 Sumber data ..........................................................................42

3.3 Penentuan Populasi dan Responden ..................................................42

3.4 Metode Pengumpulan Data ...............................................................43

3.5 Variabel dan Batasan Operasional ....................................................44

3.5.1 Variabel dan pengukuran variabel .........................................44

3.5.2 Batasan operasional...............................................................45

3.6 Analisis Data ....................................................................................47

Page 15: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

3.6.1 Analisis pendapatan ..............................................................47

3.6.2 Analisis R/C ratio ..................................................................48

3.6.3 Analisis Uji T ........................................................................49

3.6.4 Analisis deskriptif .................................................................50

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Desa Bontihing ....................................................51

4.1.1 Keadaan topografi dan geografi Desa Bontihing ....................51

4.1.2 Keadaan penduduk ................................................................52

4.2 Deskripsi Subak Kudungan ...............................................................56

4.2.1 Aspek parahyangan ..............................................................57

4.2.2 Aspek pawongan ...................................................................58

4.2.3 Aspek palemahan ..................................................................61

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ...................................................................63

5.1.1 Umur responden ....................................................................63

5.1.2 Pendidikan responden ...........................................................64

5.1.3 Penguasaan lahan responden .................................................66

5.1.4 Pekerjaan pokok dan sampingan responden ...........................67

5.2 Pendapatan Usahatani Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk

Anorganik dan pupuk campuran .......................................................68

5.2.1 Biaya usahatani .....................................................................69

5.2.2 Penerimaan dan pendapatan usahatani ...................................74

5.3 Perbandingan Pendapatan Usahatani Cabai Rawit dengan

Menggunakan Pupuk Anorganik dan Menggunakan Pupuk

Campuran di Subak Kudungan .........................................................78

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Page 16: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

6.1 Simpulan .........................................................................................81

6.2 Saran ...............................................................................................81

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 83

Page 17: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1.1 Produksi Cabai Rawit menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Tahun 2011-2013 ........................................................................................ 3

1.2 Luas Panen Cabai Rawit menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Tahun 2011-2013 ........................................................................................ 4

1.3 Produktivitas Cabai Rawit menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Tahun 2011-2013 ........................................................................................ 5

3.1 Jumlah Populasi dan Responden Petani Cabai Rawit di Subak

Kudungan, Tahun 2016 .............................................................................43

3.2 Konsep, Indikator, Variabel dan Skala Pengukuran dalam Penelitian ........45

4.1 Luas Wilayah Desa Bontihing menurut Penggunaan Tanah Tahun

2014 .........................................................................................................52

4.2 Jumlah Penduduk Desa Bontihing berdasarkan Kepala Rumah Tangga

dan Jenis Kelamin Tahun 2014 .................................................................53

4.3 Jumlah Penduduk Desa Bontihing berdasarkan Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin Tahun 2014 ........................................................................54

4.4 Jumlah Penduduk Desa Bontihing menurut Tingkat Pendidikan Formal

Tahun 2014 ...............................................................................................54

4.5 Jumlah Penduduk Desa Bontihing berdasarkan Mata Pencaharian

Tahun 2014 ...............................................................................................55

5.1 Umur Responden Petani Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk

Anorganik dan Menggunakan Pupuk Campuran di Subak Kudungan

Tahun 2016 ...............................................................................................63

5.2 Tingkat Pendidikan Responden Petani Cabai Rawit dengan

Menggunakan Pupuk Anorganik dan Menggunakan PupukCampuran di

Subak Kudungan Tahun 2016 ...................................................................65

5.3 Rata-rata Luas Lahan Garapan Responden Usahatani Cabai Rawit

dengan Menggunakan Pupuk Anorganik dan Menggunakan Pupuk

Campuran di Subak Kudungan Tahun 2016 ..............................................66

Page 18: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

5.4 Jenis Pekerjaan Responden Petani Cabai Rawit dengan Menggunakan

Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran di Subak Kudungan Tahun

2016 .........................................................................................................68

5.5 Biaya Rata-rata per LLG per Musim Tanam Tenaga Kerja Usahatani

Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk Anorganik dan Pupuk

Campuran di Subak Kudungan Tahun 2016 ..............................................70

5.6 Biaya Rata-rata per LLG per Musim Tanam Usahatani Cabai Rawit

dengan Menggunakan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran di Subak

Kudungan Tahun 2016 ..............................................................................73

5.7 Rata-rata Pendapatan per Musim Tanam Usahatani Cabai Rawit

dengan Menggunakan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran di Subak

Kudungan Tahun 2016 ..............................................................................75

5.8 Perbandingan Rata-rata per Hektar per Musim Tanam Pendapatan

Usahatani Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk Anorganik dan

Pupuk Campuran di Subak Kudungan Tahun 2016 ...................................77

Page 19: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

2.1 Jenis Cabai Kecil/Jemprit ............................................................................10

2.2 Jenis Cabai Ceplik/Hijau .............................................................................10

2.3 Jenis Cabai Putih .........................................................................................11

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis Perbandingan Pendapatan Usahatani Cabai

Rawit dengan Menggunakan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran

(Organik, Anorganik) ..................................................................................39

Page 20: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1 Identitas Responden Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk Anorganik

di Subak Kudungan Tahun 2016 .................................................................86

2 Identitas Responden Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk Campuran

di Subak Kudungan Tahun 2016 .................................................................87

3 Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan Responden Cabai Rawit dengan

Menggunakan Pupuk Anorganik di Subak Kudungan Tahun 2016 ..............88

4 Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan Responden Cabai Rawit dengan

Menggunakan Pupuk Campuran di Subak Kudungan Tahun 2016 ...............89

5 Analisis Uji-t dengan SPSS terhadap Perbandingan Pendapatan Usahatani

Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk Campuran per Musim Tanam di

Subak Kudungan Tahun 2016 (Uji-t dalam Hektar) .....................................90

6 Perhitungan Uji-t dengan Rumus Manual Terhadap Perbandingan

Pendapatan Usahatani Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk

Anorganik dan Pupuk Campuran di Subak Kudungan Tahun 2016 per

Musim Tanam per Hektar ............................................................................91

Page 21: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki kedudukan yang sangat berpengaruh terahadap

pertumbuhan perekonomian di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan daerah

yang sangat potensial dalam pengembangan pertanian. Peningkatan sektor

pertanian merupakan target utama dalam meningkatkan pertumbuhan

perekonomian di Indonesia, peningkatan produksi pertanian akan berpengaruh

pada petani dan juga masyarakat dalam arti luas. Akan tetapi dalam meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan petani, seringkali dihadapkan pada permasalahan

pengetahuan petani yang masih relatif rendah, keterbatasan modal, minimnya

inovasi yang diberikan kepada petani, serta kurangnya keterampilan petani yang

nantinya akan berpengaruh pada penerimaan (Antara., dkk, 1994).

Sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia

adalah sektor pertanian hortikultura, yang mana hortikultura utamanya sayur-

mayur merupakan komoditi pertanian yang memiliki harga cukup tinggi

dipasaran. Salah satu komoditi sayur yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua

orang dari berbagai lapisan masyarakat adalah cabai rawit (Rostini, 2011).

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu dari

beberapa tanaman hortikultura yang potensial untuk dikembangkan (Cahyono,

2003). Cabai rawit memiliki ukuran lebih kecil dari pada varietas cabai lainnya,

cabai rawit dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 225.000 s.d

325.000 pada skala scoville. Kebutuhan akan cabai rawit terus meningkat setiap

tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya

Page 22: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

industri yang membutuhkan bahan baku cabai rawit. Kebutuhan cabai rawit cukup

tinggi yaitu sekitar empat kg/kapita/tahun yang dinyatakan oleh (Warisno, 2010).

Produksi cabai rawit di Indonesia dalam lima tahun terakhir (2010 s.d

2014) menunjukkan peningkatan dengan pertumbuhan sekitar 8,36% (BPS, 2015).

Adapun produksi cabai rawit di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 521.704 ton,

sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 32.523 ton dengan

total produksi sebesar 554.227 ton, pada tahun 2012 produksi cabai rawit di

Indonesia sebesar 702.252 ton, hasil produksi pada tahun 2012 mengalami

peningkatan yang cukup tinggi dengan total peningkatan sebesar 148.025 ton,

adapun produksi cabai rawit pada tahun 2013 sebesar 713.502 ton dengan

peningkatan produksi sebesar 11.250 ton, dan produksi cabai rawit pada tahun

2014 sebesar 795. 827 ton produksi pada tahun 2014 juga mengalami peningkatan

sebesar 82.325 ton dibandingkan dengan tahun 2013.

Berdasarkan data maka dapat disimpulkan bahwa produksi cabai rawit

setiap tahunnya mengalami peningkatan. Adapun peningkatan produksi cabai

rawit di Indonesia dikontribusi oleh daerah sentra-sentra penghasil cabai rawit

seperti Jawa timur, Jawa tengah, Jawa barat, Sumatera barat, NTB dan Bali.

Peningkatan produksi cabai rawit berdasarkan data di atas tetap tidak dapat

memenuhi kebutuhan cabai rawit nasional sehingga impor cabai rawit terus

dilakukan setiap tahunnya, hal ini dikarenakan belum tercapainya potensi terhadap

produksi cabai rawit sebesar 10 s.d 20 ton/ha (Ditjen Bina Produksi Hortikultura,

2015). Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi beberapa kendala terutama

pada budidaya tanaman dilakukan dengan menerapkan teknologi budidaya rendah

Page 23: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

input kimia dan teknologi budidaya konservasi yang diimplementasikan pada

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) cabai rawit.

Pengelolaan Tanaman Terpadu merupakan suatu pendekatan budidaya

tanaman yang berdasarkan pada keseimbangan ekonomi dan ekologi, dengan

tujuan utamanya adalah meraih keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan,

antara proses alami dan teknologi, dengan selalu mengingat keberlanjutan dari

usahatani tersebut (Setiawati, 2010). .

Bali memiliki kondisi tanah yang sangat potensial untuk penanaman

sayur-mayur. Produksi sayur-mayur di Bali dari tahun 2010 s.d 2014 sangat baik,

dimana produksi sayur-mayur tahun 2014 sebesar 221.620 ton. Sayur-mayur yang

paling banyak diproduksi adalah jenis kubis sebesar 42.794 ton (19,30 %) dan

cabai rawit sebesar 28.440 ton (12,83%), (BPS, 2015). Produksi cabai rawit di

Povinsi Bali tahun 2010 sampai dengan 2014 menunjukkan hasil yang bervariasi,

dimana pada tahun 2010 produksi cabai rawit sebesar 11.826 ton, tahun 2011

sebesar 17.055 ton, tahun 2012 sebesar 16.041 ton, tahun 2013 sebesar 20.425

ton, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 28.440 ton (BPS, 2015). Adapun data

selengkapnya mengenai produksi, luas panen dan produktivitas cabai rawit dapat

dilihat pada Tabel (1.1, 1.2, 1.3).

Tabel 1.1

Produksi Cabai Rawit menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun

2011 s.d 2013

Kabupaten/Kota Produksi (ton)

2011 2012 2013

Klungkung 4.371 3.010 4.282

Karangasem 6.132 6.132 9.005

Buleleng 2.732 2.730 5.082

Kabupaten Lainnya* 3.820 4.167 2.056

Provinsi Bali 17.055 16.039 20.425

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Bali, 2014

Page 24: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

Data pada Tabel 1.1, menunjukan bahwa sejak tahun 2011 s.d 2013,

Kabupaten Karangasem dan Buleleng memiliki nilai produksi cabai rawit

tertinggi di Provinsi Bali. Produksi cabai rawit tertinggi di Kabupaten

Karangasem terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 9.005 ton, di Kabupaten

Buleleng tertinggi terjadi pada tahun 2013 dengan angka mencapai 5.082 ton, di

Kabupaten Klungkung tertinggi pada tahun 2011 sebesar 4.371 ton, sedangkan di

Kabupaten lainnya tertinggi pada tahun 2012 sebesar 4.167 ton.

Tabel 1.2

Luas Panen Cabai Rawit menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun

2011 s.d 2013

Kabupaten/Kota Luas Panen (ha)

2011 2012 2013

Klungkung 867 895 847

Karangasem 764 759 659

Buleleng 703 579 551

Kabupaten Lainnya* 710 1123 861

Provinsi Bali 3.044 3.356 2.918

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Bali, 2014

Berdasarkan data pada Tabel 1.2 maka dapat terlihat bahwa luas panen

tertinggi di Kabupaten Karangasem pada tahun 2011 sebesar 764 hektar, di

Kabupaten Buleleng luas panen tertinggi pada tahun 2011 sebesar 703 hektar,

sementara itu di Kabupaten Klungkung luas panen tertinggi berada pada tahun

2012 dengan luasan lahan sebesar 895 hektar, dan pada Kabupaten lainnya

mencapai luas lahan panen tertinggi pada tahun 2012 dengan angka sebesar 1.123

hektar. Sektor hortikultura di Kabupaten Klungkung, Karangasem dan Buleleng

memang sangat berpotensi dalam mendukung peningkatan produksi cabai rawit di

Provinsi Bali.

Sentra produksi cabai rawit di Bali berada di Kabupaten Karangasem,

tetapi dengan berkembangnya peningkatan produktivitas di Kabupaten Buleleng

Page 25: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

tidak menutup kemungkinan Kabupaten Buleleng menjadi sentra produksi cabai

rawit di Bali. Hal ini terlihat pada Tabel 1.3, tahun 2011 sampai dengan tahun

2013 produktivitas setiap tahunnya di Kabupaten Buleleng terus menigkat,

penigkatan produktivitas ini sebenarnya tidak didukung dengan adanya luas lahan

panen yang cukup bahkan luas lahan yang ada mengalami penurunan setiap

tahunnya, dengan demikian peningkatan produktivitas di Kabupaten Buleleng

terjadi dikarenakan kesadaran petani di Kabupaten Buleleng yang ingin

berusahatani cabai rawit semakin meningkat dan perkembangan pemanfaatan

teknologi menjadi salah satu faktor lain meningkatnya produktivitas di Kabupaten

Buleleng.

Tabel 1.3

Produktivitas Cabai Rawit menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun

2011 s.d 2013

Kabupaten/Kota Produktivitas (ton/ha)

2011 2012 2013

Klungkung 5,04 3,36 5,06

Karangasem 8,03 8,08 13,66

Buleleng 3,89 4,72 9,22

Kabupaten Lainnya* 5,38 3,71 2,39

Provinsi Bali 5,6 4,78 7,00

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Bali, 2014

Perkembangan usahatani cabai rawit di Kabupaten Buleleng tidak luput

dari kontribusi daerah pendukung produksi cabai rawit, adapun daerah pendukung

kontribusi cabai rawit di Kabupaten Buleleng berada di Kecamatan

Kubutambahan, yang menarik dari Kecamatan Kubutambahan ini merupakan

daerah yang menjadi percontohan untuk usahatani cabai rawit di Kabupaten

Buleleng semua teknologi baru yang baik untuk tanaman cabai rawit akan

dipercontohkan dibeberapa subak di Kecamatan Kubutambahan, salah satu subak

Page 26: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

yang sangat menerima teknologi/inovasi baru untuk usahatani cabai rawit yaitu di

Desa Bontihing, Subak Kudungan.

Subak Kudungan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi

yang cukup besar untuk menghasilkan cabai rawit di Desa Bontihing, Kecamatan

Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Luas lahan yang terdapat di wilayah ini

tidak terlalu luas, akan tetapi sebagian besar lahan untuk saat ini masih

diusahakan untuk berusahatani cabai rawit. Usahatani cabai rawit di Subak

Kudungan, Desa Bontihing selama ini mendapat perhatian dari instansi

pemerintah ataupun swasta untuk mengembangkan usahatani cabai rawit di

kawasan tersebut. Banyak sekali teknologi yang dikembangkan di Subak

Kudungan, mulai dari pemakaian mulsa plastik sebagai pengganti dari mulsa

jerami, penggunaan pupuk organik untuk menekan penggunaan pupuk anorganik

dan banyak teknologi lain yang dikembangkan di Subak Kudungan.

Subak Kudungan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan sementara

ini mendapat program pemerintah yang bertujuan untuk menekan penggunaan

pupuk anorganik dengan menambah pupuk organik sebagai campuran. Pupuk

organik yang digunakan yaitu pupuk kandang dengan dosis yang tepat. Sejarah

penggunaan pupuk organik pada pertanian sejatinya sudah lama digunakan oleh

petani di Indonesia, tetapi dengan masuknya teknologi pupuk anorganik yang

dirasakan petani lebih meningkatkan produksi pertanian maka, petani beralih

menggunakan pupuk anorganik dibandingkan pupuk organik. Penggunaan pupuk

campuran ini dilakukan petani di Subak Kudungan dikarenakan beberapa faktor

utama yaitu mengenai dampak penggunaan bahan anorganik yang kedepannya

akan merugikan lingkungan dan hasil produksi.

Page 27: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

Subak Kudungan memiliki lahan sawah seluas 36 ha, dengan jumlah

anggota subak sebanyak 47 orang dan sekitar 34 orang aktif sebagai petani, dan

13 orang lainnya tidak aktif. Pola tanam di subak ini adalah padi-cabai rawit,

dimana padi ditanam pada bulan Januari s.d April, dan Mei s.d Desember adalah

tanaman cabai rawit. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani, varietas cabai

rawit yang diusahakan umumnya menggunakan benih lokal.

Dilihat dari observasi di lapangan bahwa keseluruhan kegiatan pertanian

yang dilakukan antara petani cabai rawit dengan mengunakan pupuk anorganik

dan petani cabai rawit menggunakan pupuk campuran tidak berbeda nyata,

perbedaan hanya terletak pada aktivitas pengolahan lahan. Petani cabai rawit

dengan menggunakan pupuk campuran menambah pupuk organik pada saat

pengolahan lahan, sedangkan petani cabai rawit yang menggunakan pupuk

anorganik hanya mengolah lahan.

Adanya perbedaan dari aktivitas pemupukan tersebut, biaya penambahan

pupuk dan tenaga kerja yang digunakan antara petani yang telah menggunakan

pupuk campuran dan menggunakan pupuk anorganik, tentunya akan

menghasilkan produksi dan biaya yang berbeda. Fenomena inilah yang

mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Perbandingan

Pendapatan Usahatani Cabai Rawit dengan Menggunakan Pupuk Anorganik dan

Pupuk Campuran (Organik, dan Anorganik)” studi khasus di Subak Kudungan,

Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat

dibahas adalah bagaimana perbandingan pendapatan bersih usahatani cabai rawit

Page 28: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

dengan menggunakan pupuk anorganik dan pupuk campuran (organik, dan

anorganik) di Subak Kudungan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan,

Kabupaten Buleleng ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbandingan pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan

menggunakan pupuk anorganik dan pupuk campuran (organik, dan anorganik) di

Subak Kudungan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang terkait

seperti.

1. Petani Subak Kudungan

Sebagai informasi maupun bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan untuk melakukan usahatani cabai rawit dengan tujuan

meningkatkan produksi dan pendapatan.

2. Mahasiswa

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah serta

menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman, di samping itu

merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa dalam meraih gelar Sarjana

Pertanian Universitas Udayana.

3. Universitas Udayana

Menambah daftar penelitian cabai rawit dan sebagai bahan pertimbangan bagi

mahasiswa lain dalam melakukan penelitian.

Page 29: PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT … filecampuran sebesar 2,03. Hasil analisis Uji-t menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis perbandingan

pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk campuran

dan usahatani cabai rawit dengan menggunakan pupuk anorganik di Subak

Kudungan. Penggunaan pupuk organik dilakukan petani pada saat pengolahan

lahan saja selebihnya petani menggunakan pupuk anorganik, dengan kata lain

dalam penelitian ini petani yang menggunakan pupuk organik dan pupuk

anorganik bisa dikatakan petani yang menggunakan pupuk campuran.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif yang berupa analisis pendapatan bersih usahatani, analisis R/C ratio

dan analisis Uji-t. Perbandingan pendapatan bersih usahatani cabai rawit dengan

menggunakan pupuk anorganik dan menggunakan pupuk campuran hanya akan

dijelaskan secara deskriptif berdasarkan analisis pendapatan, R/C ratio dan Uji-t

masing-masing usahatani.

Data yang dikumpulkan mencangkup data karakteristik responden (umur,

pendidikan, penguasaan lahan, serta pekerjaan pokok dan sampingan responden)

produksi, harga jual cabai rawit, dan biaya usahatani cabai rawit termasuk pupuk

organik dan anorganik pada musim tanam terakhir tahun 2015. Pengumpulan data

dilakukan sejak bulan Agustus tahun 2016 s.d September tahun 2016.