PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA
Embed Size (px)
Transcript of PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA

Matriks AD WIKA
1
PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
----------- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN -------------
------------------------------ Pasal 1 ---------------------------------
1. Perseroan Terbatas ini bernama : ------------------------------
-------------- Perusahaan Perseroan (Persero) -----------------
-------- PT. WIJAYA KARYA Tbk., atau disingkat --------
----------------- PT. WIKA (Persero) Tbk., -------------------
(selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disebut dengan
“Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta
Timur. -------------------------------------------------
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat
lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia
yang ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan Dewan
Komisaris.---------------------------------
----------- = NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN = -------------
------------------------------- = Pasal 1 = ----------------------------------
1. Perseroan Terbatas ini bernama : ------------------------------
-------------- Perusahaan Perseroan (Persero) -----------------
-------- PT. WIJAYA KARYA Tbk., atau disingkat --------
----------------- PT. WIKA (Persero) Tbk., -------------------
(selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disebut dengan
“Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta
Timur. -------------------------------------------------
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat
lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik
Indonesia yang ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan
Dewan Komisaris.---------------------------------
--- JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN ---------
------------------ Pasal 2 ------------------------------
-Perseroan ini mulai berdiri sejak tanggal 20-12-1972 (duapuluh
bulan Desember tahun seribu sembilanratus tujuhpuluh dua) dan
memperoleh status badan hukum sejak tanggal 08-05-1973
(delapan Mei seribu sembilanratus tujuhpuluh tiga) dan didirikan
untuk jangka waktu yang tidak terbatas.--------------------------------
--------------------------------
------ JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN ---------
---------------------------- Pasal 2 ------------------------------
-Perseroan ini mulai berdiri sejak tanggal 20-12-1972 (duapuluh
Desember seribu sembilanratus tujuhpuluh dua) dan memperoleh
status badan hukum sejak tanggal 08-05-1973 (delapan Mei seribu
sembilanratus tujuhpuluh tiga) dan didirikan untuk jangka waktu
yang tidak terbatas.--------------------------------------------------------
-MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- -------
---------------------- Pasal 3 -----------------------------------
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang:
-Industri konstruksi, industri pabrikasi, industri konversi, jasa
penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, energi
terbarukan dan energi konversi, perdagangan, engineering
procurement construction, pengelolaan kawasan, layanan
peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi
informasi, jasa enjinering dan perencanaan, dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.-------------------
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan di atas, Perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut:---------
a. Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi. ---------------------
1. pekerjaan sipil (seluruh sektor pembangunan).----
1) Drainase dan jaringan pengairan.---------------
2) Bangunan bawah air. ----------------------------
---- MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA --------
------------------------------ Pasal 3 -----------------------------------
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang:
-Industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa
keagenan, investasi, agro industri, industri energi, energi
terbarukan dan energi konversi, perdagangan, enjinering
procurement construction, pengelolaan kawasan, layanan
peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi
informasi, jasa enjinering dan perencanaan, dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.-----------------
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan di atas, Perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut:---------
a. Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi. ---------------------
1) pekerjaan sipil (seluruh sektor pembangunan).----
a) Drainase dan jaringan pengairan.---------------
b) Bangunan bawah air. ----------------------------

Matriks AD WIKA
2
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
3) Bendung, bendungan dan terowongan. --------
4) Bangunan pengelolaan air bersih dan air limbah.
---------------------------------------------
5) Jalan, jembatan, landasan dan lokasi pengeboran
darat. --------------------------------
6) Jalan, jembatan kereta api, MRT (mass rapid
transportation). -----------------------------------
7) Dermaga/pelabuhan serta penahanan gelombang
dan tanah (break water dan talud).
8) Reklamasi dan pengerukan. ---------------------
9) Pencetakan sawah dan pembukaan lahan.-----
10) Penggalian/penambangandan -----------
pengupasan serta pengelolaan hasil tambang.
11) Pertamanan/landscaping-------------------------
12) Pengeboran. ---------------------------------------
13) Bandar udara. -------------------------------------
14) Perpipaan. -----------------------------------------
15) Perawatan fasilitas produksi. -------------------
16) Stasiun transportasi darat. -----------------------
17) Konstruksi fasilitasbangunantelekomunikasi
18) Pekerjaan pancang. ------------------------------
19) Bangunan sipil lainnya.--------------------------
2. Pekerjaan gedung (seluruh sektor pembangunan):
1) Bangunan bertingkat (hotel, perkantoran,
apartemen). ----------------------------------------
2) Bangunan pabrik dan industri. -----------------
3) Pemukiman dan perumahan. -------------------
4) Bangunan gedung fasilitas (rumah sakit,sarana
pendidikan, dan tempat ibadah). -------
5) Bangunan komersial (pasar swalayan, super
block, dan mal). ----------------------------------
6) Interior. --------------------------------------------
7) Pertamanan/Landscaping.-----------------------
3. Pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk jaringannya :
-------------------------------------------
1) Transmisi kelistrikan dan gardu induk. -------
2) Pekerjaan mekanikal dan kelistrikan pada
bangunan gedung dan industri. -----------------
3) Power plant (pembangkitan) . ------------------
4) Tata udara/AC. -----------------------------------
5) Pemasangan alat angkut. ------------------------
c) Bendung, bendungan dan terowongan. --------
d) Bangunan pengelolaan air bersih dan air
limbah. ---------------------------------------------
e) Jalan, jembatan, landasan dan lokasi pengeboran
darat. --------------------------------
f) Jalan, jembatan kereta api, MRT (mass rapid
transportation). -----------------------------------
g) Dermaga/pelabuhan serta penahanan gelombang
dan tanah (break water dan talud).
h) Reklamasi dan pengerukan. ---------------------
i) Pencetakan sawah dan pembukaan lahan.-----
j) Penggalian/penambangan dan pengupasan serta
pengelolaan hasil tambang.
k) Pertamanan/landscaping-------------------------
l) Pengeboran. ---------------------------------------
m) Bandar udara. -------------------------------------
n) Perpipaan. -----------------------------------------
o) Perawatan fasilitas produksi. -------------------
p) Stasiun transportasi darat. -----------------------
q) Konstruksi fasilitas bangunan telekomunikasi
r) Pekerjaan pancang. ------------------------------
s) Bangunan sipil lainnya.--------------------------
2) Pekerjaan gedung (seluruh sektor pembangunan):
a) Bangunan bertingkat (hotel, perkantoran,
apartemen). ----------------------------------------
b) Bangunan pabrik dan industri. -----------------
c) Pemukiman dan perumahan. -------------------
d) Bangunan gedung fasilitas (rumah sakit, sarana
pendidikan, tempat ibadah)
e) Bangunan komersial (pasar swalayan, super
block, dan mal). ----------------------------------
f) Interior. --------------------------------------------
g) Pertamanan/Landscaping.-----------------------
3) Pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk jaringannya
: -------------------------------------------
a) Transmisi kelistrikan dan gardu induk. -------
b) Pekerjaan mekanikal dan kelistrikan pada
bangunan gedung dan industri. -----------------
c) Power plant (pembangkitan) . ------------------
d) Tata udara/AC. -----------------------------------
e) Pemasangan alat angkut. ------------------------

Matriks AD WIKA
3
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
6) Pekerjaan fasilitas perminyakan dan gas serta
fasilitas lepas pantai . ----------------------------
7) Perpipaan. -----------------------------------------
4. Radio, telekomunikasi dan instrumentasi: ---------
1) Sinyal dan telekomunikasi kereta api.
2) Sentral telekomunikasi
3) Pemasangan instrumentasi
4) Pemasangan telekomunikasi
5) Jaringan telekomunikasi.
b. Pelaksanaan pekerjaan EPC (engineering procurement
construction) dalam bidang : ---------
1) Perminyakan dan Gas (offshore dan onshore)
2) Agro industri. -------------------------------------
3) Kelistrikan. ----------------------------------------
4) Telekomunikasi. ----------------------------------
5) Petrokimia. ----------------------------------------
6) Bahan Mineral/Tambang. -----------------------
c. Perbaikan/pemeliharaan/renovasi pada pekerjaan-
pekerjaan di atas. -----------------------------------------
d. Operation and maintenance.-----------------------------
3. Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud pada ayat
2, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang dalam
rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang memiliki
untuk:--------------------------------------
a. Perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang meliputi pekerjaan sipil, pekerjaan gedung
dan pekerjaan mekanikal elektrikal, pekerjaan radio,
telekomunikasi dan instrumentasi; serta perbaikan,
pemeliharaan, dan konsultasi;---------------
b. Pengukuran, penggambaran, perhitungan dan penetapan
biaya peekrjaan konstruksi yang meliputi pekerjaan sipil,
pekerjaan gedung dan pekerjaan mekanikal elektrikal
(quanity surveying) dan laboratorium beton dan tanah serta
soil investigation;---
c. Layanan jasa konsultasi manajemen, manejemen proyek
konstruksi, rekayasa industry, enjinering dan perencanaan;-
d. Melakukan usaha penyewaa dan penyediaan jasa dalam
bidang peralatan konstruksi;--------------------------------
e. Melakukan usaha pemasok, jasa keagenan, jasa handling
impor, ekspor, jasa ekspedisi/angkutan darat serta
perdagangan umum;----------------------------------
f) Pekerjaan fasilitas perminyakan dan gas serta
fasilitas lepas pantai . ----------------------------
g) Perpipaan. -----------------------------------------
4) Radio, telekomunikasi dan instrumentasi: ---------
a) Sinyal dan telekomunikasi kereta api.
b) Sentral telekomunikasi
c) Pemasangan instrumentasi
d) Pemasangan telekomunikasi
e) Jaringan telekomunikasi.
b. Pelaksanaan pekerjaan EPC (engineering procurement
construction) dalam bidang : ---------
1) Perminyakan dan Gas (offshore dan onshore)
2) Agro industri. -------------------------------------
3) Kelistrikan. ----------------------------------------
4) Telekomunikasi. ----------------------------------
5) Petrokimia. ----------------------------------------
6) Bahan Mineral/Tambang. -----------------------
c. Perbaikan/pemeliharaan/renovasi pada pekerjaan-pekerjaan
di atas. -----------------------------------------
d. Operation dan maintenance.-----------------------------
3. Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud pada ayat 2
pasal ini, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang
dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang
memiliki untuk:--------------------------------------
a. Perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang meliputi pekerjaan sipil, pekerjaan gedung
dan pekerjaan mekanikal elektrikal, pekerjaan radio,
telekomunikasi dan instrumentasi; serta perbaikan,
pemeliharaan, dan konsultasi;---------------
b. Pengukuran, penggambaran, perhitungan dan penetapan
biaya pekerjaan konstruksi yang meliputi pekerjaan sipil,
pekerjaan gedung dan pekerjaan mekanikal elektrikal
(quantity surveying) dan laboratorium beton dan tanah serta
soil investigation;---
c. Layanan jasa konsultasi manajemen, manejemen proyek
konstruksi, rekayasa industry, enjinering dan perencanaan;--
d. Melakukan usaha penyewaa dan penyediaan jasa dalam
bidang peralatan konstruksi;--------------------------------
e. Melakukan usaha pemasok, jasa keagenan, jasa handling
impor, ekspor, jasa ekspedisi/angkutan darat serta
perdagangan umum;----------------------------------

Matriks AD WIKA
4
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
f. Melakukan usaha dalam bidang agro industry yang meliputi
pabrik kelapa sawit, gula, biodiesel, bioethanol, biogas, dan
biomassa energy termasuk pengoperasian, produksi,
pemeliharaan, serta pendistribusian;-------------
g. Melakukan usaha pengembangan kawasan termasuk sarana
dan prasarananya, pembangunan dan penjualanan di bidang
realti serta melakukan pengusahaan dan pngelolaan di
bidang property;--------
h. Melaksanakan usaha dalam bidang jasa dan teknologi
informasi;
i. Building management
j. System development
k. Investasi dan/atau pengelolaan usaha di bidang prasaran
dan sarana dasar (infrastruktur) termasuk jalan tol, industry
energy terbarukan, industry konversi, industri konversi
energi, dan industri pertambangan;
l. Industri Pabrikasi:
1. Pabrikasi bahan dan komponen produk jadi: --------
1) komponen bahan dan kelengkapan konstruksi.
2) suku cadang dan peralatan industri. -----------
3) karet dan plastik. ---------------------------------
4) beton dan keramik. ------------------------------
5) metal dan logam. ---------------------------------
6) kayu.-----------------------------------------------
7) kimia .----------------------------------------------
8) elektro ----------------------------------------------
2. Mekanikal dan kelistrikan untuk bangunan industri dan
bangunan gedung.----------------------------------
3. Elektronik dan telekomunikasi.
m. Pabrikasi komponen dan peralatan konstruksi. ---------
n. Usaha-usaha lain yang langsung menunjang usaha pokok
Perseroan tersebut di atas.
f. Melakukan usaha dalam bidang agro industry yang meliputi
pabrik kelapa sawit, gula, biodiesel, bioethanol, biogas, dan
biomassa energy termasuk pengoperasian, produksi,
pemeliharaan, serta pendistribusian;-------------
g. Melakukan usaha pengembangan kawasan termasuk sarana
dan prasarananya, pembangunan dan penjualanan di bidang
realti serta melakukan pengusahaan dan pengelolaan di
bidang property;--------
h. Melaksanakan usaha dalam bidang jasa dan teknologi
informasi;
i. Building management
j. System development
k. Investasi dan/atau pengelolaan usaha di bidang prasaran dan
sarana dasar (infrastruktur) termasuk jalan tol, bidang
sumber energi termasuk industri energi, industri energi
terbarukan, industri konversi, industri konversi energi, dan
industri pertambangan;
l. Industri Pabrikasi:
1) Pabrikasi bahan dan komponen produk jadi: --------
a) komponen bahan dan kelengkapan konstruksi.
b) suku cadang dan peralatan industri. -----------
c) karet dan plastik. ---------------------------------
d) beton dan keramik. ------------------------------
e) metal dan logam. ---------------------------------
f) kayu.-----------------------------------------------
g) kimia .----------------------------------------------
h) elektro ----------------------------------------------
2) Mekanikal dan kelistrikan untuk bangunan industri dan
bangunan gedung.----------------------------------
3) Elektronik dan telekomunikasi.
m. Pabrikasi komponen dan peralatan konstruksi.
n. Usaha-usaha lain yang langsung menunjang usaha pokok
Perseroan tersebut di atas.
------------------------------ M O D A L ------------------------------
--------------------------------- Pasal 4 --------------------------------
1. Modal Dasar Perseroan ini ditetapkan sebesar Rp.
1.600.000.000.000 (satu triliun enam ratus miliar rupiah)
terbagi atas 16.000.000.000 (enam belas miliar) saham yang
terdiri dari 1 (satu) saham Seri A Dwiwarna dan
15.999.999.999 (lima belas miliar sembilan ratus sembilan
-------------------------------- M O D A L --------------------------------
----------------------------------- Pasal 4 ----------------------------------
1. Modal Dasar Perseroan ini ditetapkan sebesar Rp.
1.600.000.000.000 (satu triliun enam ratus miliar rupiah) terbagi
atas 16.000.000.000 (enam belas miliar) saham yang terdiri dari
1 (satu) saham Seri A Dwiwarna dan 15.999.999.999 (lima belas
miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta sembilan

Matriks AD WIKA
5
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan
ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan) saham Seri B
masing-masing saham bernilai Rp. 100 (seratus rupiah). ----
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh
oleh pemegang saham sebanyak 1 (satu) saham Seri A
Dwiwarna dan 5.846.367.499 (lima miliar delapan ratus empat
puluh enam juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu empat ratus
sembilan puluh sembilan) saham seri B atau dengan nominal
seluruhnya sebesar Rp584.636.750.000, (lima ratus delapan
puluh empat miliar enam ratus tiga puluh enam juta tujuh ratus
lima puluh ribu).
3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh
Direksi menurut kebutuhan Perseroan dengan syarat jumlah
dan harga yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan
persetujuan Rapat Umum Pemegag Saham (yang selanjutnya
cukup disebut dengan “RUPS”), dengan ketentuan sebelum
memperoleh keputusan dari RUPS, Direksi terlebih dahulu
mendapat tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan harga
saham tidak di bawah pari, serta dengan mengindahkan
ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal di Indonesia ---------------------------------
4. Jika saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan
dengan hak memesan efek terlebih dahulu (selanjutnya disebut
ratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan
puluh sembilan) saham Seri B masing-masing saham bernilai
Rp. 100 (seratus rupiah). ----
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh
oleh pemegang saham sebanyak 1 (satu) saham Seri A
Dwiwarna dan-6.149.224.999 (enam miliar seratus empat puluh
sembilan juta dua ratus dua puluh empat ribu sembilan ratus
sembilan puluh sembilan) saham Seri B atau dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp. 614.922.500.000, (enam ratus
empat belas miliar sembilan ratus dua puluh dua juta lima ratus
-ribu Rupiah), yang telah disetor penuh oleh para pemegang
saham yang bersangkutan yang terdiri dari: ------------------------
a. sejumlah Rp. 613.996.800.000,- (enam ratus tiga belas
miliar sembilan ratus sembilan puluh enam juta delapan
ratus ribu Rupiah) telah disetor penuh kepada Perseroan,
sebagaimana ternyata dari akta tanggal 18-03-2014
(delapan belas Maret dua ribu empat belas), nomor 20,
dibuat dihadapan NILA NOORDJASMANI SOEYASA
BESAR Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan tersebut,
yang telah diberitahukan kepada dan telah diterima serta
dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, dengan suratnya tanggal 26-03-2014
(dua puluh enam Maret dua ribu empat belas) nomor AHU-
AH.01.10-13006 ; -------------------------
b. sejumlah Rp. 925.700.000,- (sembilan ratus dua puluh lima
juta tujuh ratus ribu Rupiah), telah disetor penuh dengan
tunai kepada Perseroan yang merupakan Hasil Pelaksanaan
Opsi Program ESOP/MSOP. ------
3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh
Direksi menurut kebutuhan Perseroan dengan syarat jumlah dan
harga yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan persetujuan
Rapat Umum Pemegag Saham (yang selanjutnya cukup disebut
dengan “RUPS”), dengan ketentuan sebelum memperoleh
keputusan dari RUPS, Direksi terlebih dahulu mendapat
tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan harga saham tidak
di bawah pari, serta dengan mengindahkan ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal
di Indonesia ------------------------------------------------------
4. Jika saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan
dengan hak memesan efek terlebih dahulu (selanjutnya disebut

Matriks AD WIKA
6
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
dengan “Penawaean Umum Terbatas”) kepada para pemegang
saham maka seluruh pemegang saham yang namanya tercatat
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal
sebagaimana ditetapkan berdasarkan RUPS dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal di Indonesia mempunyai hak terlebih
dahulu untuk membeli saham yang hendak dikeluarkan
tersebut (selanjutnya disebut “Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu” atau disingkat “HMETD”) dan masing-masing
pemegang saham tersebut akan memperoleh HMETD menurut
perbandingan jumlah saham yang tercatat atas namanya dalam
Daftar Pemegang Saham yang dimaksud di atas dengan
penyetoran tunai dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan
oleh atau berdasarkan keputuan RUPS yang menyetujui
pengeluaran saham baru tersebut..
5. HMETD tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain,
dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal di Indonesia. -----------------------------
6. Direksi harus mengumumkan keputusan tentang pengeluaran
saham dengan Penawaran Umum Terbatas tersebut dalam
sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia berperedaran luas dalam wilayah Negara Republik
Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi.-------------------
7. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan dalam keputusan
RUPS tersebut di atas, para pemegang saham atau para
pemegang HMETD tidak melaksanakan hak atas pembelian
saham yang ditawarkan kepada mereka dengan membayar
lunas secara tunai Direksi mempunyai kebebasan untuk
mengeluarkan saham tersebut kepada pemegang saham atau
pemegang HMETD yanag hendak mebeli saham dalam jumlah
yang lebih besar dari porsi HMETD-nya ya telah dilaksanakan,
dengan ketentuan apabila jumlah saham yang hendak dipesan
dengan melebihi jumlah porsi HMETD-nya tersebut melebihi
jumlah sisa saham yang tersedia, maka jumlah porsi saham
tersebut harus dialokasikan anatar pemegang saham atau
peegang saham HMETD yang hendak mebeli saham lebih,
masing-masing seimbang dengan jumlah HMETD yang telah
dilaksanakan, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal yang berlaku di Indonesia.---------
dengan “Penawaean Umum Terbatas”) kepada para pemegang
saham maka seluruh pemegang saham yang namanya tercatat
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal
sebagaimana ditetapkan berdasarkan RUPS dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal di Indonesia mempunyai hak terlebih dahulu
untuk membeli saham yang hendak dikeluarkan tersebut
(selanjutnya disebut “Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu” atau
disingkat “HMETD”) dan masing-masing pemegang saham
tersebut akan memperoleh HMETD menurut perbandingan
jumlah saham yang tercatat atas namanya dalam Daftar
Pemegang Saham yang dimaksud di atas dengan penyetoran
tunai dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan oleh atau
berdasarkan keputuan RUPS yang menyetujui pengeluaran
saham baru tersebut.
5. HMETD tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain,
dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal di
Indonesia. -----------------------------
6. Direksi harus mengumumkan keputusan tentang pengeluaran
saham dengan Penawaran Umum Terbatas tersebut dalam
sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia berperedaran luas dalam wilayah Negara Republik
Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi.---------------------
7. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan dalam keputusan
RUPS tersebut di atas, para pemegang saham atau para
pemegang HMETD tidak melaksanakan hak atas pembelian
saham yang ditawarkan kepada mereka dengan membayar lunas
secara tunai Direksi mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan
saham tersebut kepada pemegang saham atau pemegang
HMETD yanag hendak mebeli saham dalam jumlah yang lebih
besar dari porsi HMETD-nya ya telah dilaksanakan, dengan
ketentuan apabila jumlah saham yang hendak dipesan dengan
melebihi jumlah porsi HMETD-nya tersebut melebihi jumlah
sisa saham yang tersedia, maka jumlah porsi saham tersebut
harus dialokasikan anatar pemegang saham atau peegang saham
HMETD yang hendak mebeli saham lebih, masing-masing
seimbang dengan jumlah HMETD yang telah dilaksanakan,
dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang berlaku di
Indonesia.---------

Matriks AD WIKA
7
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
8. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham,
maka sisa saham tersebut akan dikeluarkan oleh Direksi
kepada pihak yang telah menyatakan kesediaannya untuk
membeli sisa saham tersebut dengan harga yang tidak lebih
rendah dari dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui
pengelauran saham tersebu, satu dan lain dengan
mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan di bidang Pasa Modal di Indonesia.;---
9. Ketentuan ayat 4 sampai dengan ayat 8 Pasal ini secara
mutatis-mutandis juga berlaku di dalam hal Perseroan hendak
mengeluarkan obligasi konversi, waran atau efek konversi
lainnya yang dapat mempengaruhi komposisi kepemilikan
saham dalam Perseroan, satu dan lainnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal di Indonesia, dan tidak mengurangi izin
pihak yang berwenang sejauh diisyaratkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (untuk
selanjutnya saham, obligasi konversi, waran atau efek konversi
lainnya disebut Efek Bersifat Ekuitas).---------
10. Jika saham yang masih dalam simpanan hendak dikeluarkan
oleh Perseroan kepada para pemegang Efek Bersifat Ekuitas
yang telah dikeluarkan oleh Perseroan berdasarkan persetujuan
RUPS, maka Direksi berwenang melakukan pengeluaran
saham dimaksud tanpa memberikan hak kepada pemegang
saham yang ada pada saat itu untuk membeli terlebih dahulu
saham yang akan dikeluarkan tersebut, satu dan lainnya dengan
mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal di
Indonesia. ------------------
11. Direksi berwenang mengeluarkan Efek Bersifat Ekuitas dengan
penawaran terbatas (private placement) atau penawaran umum
(ke dua, ke tiga dan selanjutnya) sesuai dengan keputusan
RUPS, tanpa memberikan HMETD kepada para pemegang
saham yang ada dalam hal pengeluaran tersebut : ----------------
a. Ditujukan kepada karyawan Perseroan. ------------------
b. Ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek lain yang
dapat dikonversi menjadi saham, yang telah dikeluarkan
dengan persetujuan RUPS.-------------------
c. Dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau
restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS, dan/atau -
8. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham, maka
sisa saham tersebut akan dikeluarkan oleh Direksi kepada pihak
yang telah menyatakan kesediaannya untuk membeli sisa saham
tersebut dengan harga yang tidak lebih rendah dari dan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham yang menyetujui pengelauran saham tersebu,
satu dan lain dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar
dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasa Modal di
Indonesia.;---
9. Ketentuan ayat 4 sampai dengan ayat 8 Pasal ini secara mutatis-
mutandis juga berlaku di dalam hal Perseroan hendak
mengeluarkan obligasi konversi, waran atau efek konversi
lainnya yang dapat mempengaruhi komposisi kepemilikan saham
dalam Perseroan, satu dan lainnya dengan mengindahkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal di Indonesia, dan tidak mengurangi izin pihak yang
berwenang sejauh diisyaratkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (untuk selanjutnya saham,
obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya disebut Efek
Bersifat Ekuitas).---------
10. Jika saham yang masih dalam simpanan hendak dikeluarkan oleh
Perseroan kepada para pemegang Efek Bersifat Ekuitas yang
telah dikeluarkan oleh Perseroan berdasarkan persetujuan RUPS,
maka Direksi berwenang melakukan pengeluaran saham
dimaksud tanpa memberikan hak kepada pemegang saham yang
ada pada saat itu untuk membeli terlebih dahulu saham yang
akan dikeluarkan tersebut, satu dan lainnya dengan
mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal di
Indonesia. ------------------
11. Direksi berwenang mengeluarkan Efek Bersifat Ekuitas dengan
penawaran terbatas (private placement) atau penawaran umum
(ke dua, ke tiga dan selanjutnya) sesuai dengan keputusan RUPS,
tanpa memberikan HMETD kepada para pemegang saham yang
ada dalam hal pengeluaran tersebut : ---------------------------------
a. Ditujukan kepada karyawan Perseroan. ------------------
b. Ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek lain yang
dapat dikonversi menjadi saham, yang telah dikeluarkan
dengan persetujuan RUPS.-------------------
c. Dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi
yang telah disetujui oleh RUPS, dan/atau -

Matriks AD WIKA
8
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
d. Dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal
yang memperbolehkan penambahan modal tanpa HMETD.
-Efek Bersifat Ekuitas yang dikeluarkan tersebut dapat dijual
Perseroan kepada pihak manapun juga dengan harga, jumlah,
jangka waktu dan persyaratan yang ditentukan oleh Rapat
Direksi berdasarkan keputusan RUPS Perseroan dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal.
12. Dalam hal peningkatan jumlah saham yang ditempatkan lebih
lanjut sehubungan dengan peningkatan modal dasar Perseroan,
maka ketentuan dalam ayat 4 sampai dengan ayat 11 Pasal ini
berlaku pula secara mutatis mutandis bagi pengeluaran saham
karena adanya peningkatan modal dasar tersebut. ----------------
13. Setiap keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang
dimaksud ayat 4 sampai dengan 11 Pasal ini harus dihadiri dan
disetujui oleh pemegang saham seri A Dwiwarna. ----
14. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan perbandingan
antara modal disetor terhadap modal dasar menjadi kurang
25% (duapuluh lima persen) dapat dilakukan sepanjang : -------
a. telah mendapat keputusan RUPS untuk menambah modal
dasar. --------------------------------------------------
b. perubahan Anggaran Dasar berkenaan dengan penambahan
modal dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia. ------------------------------
c. penambahan modal ditempatkan/disetor sehingga menjadi
paling sedikit 25% (duapuluh lima persen) dari modal dasar
wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6
(enam) bulan setelah perubahan Anggaran Dasar yang
dimaksud pada huruf b ayat ini mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia. -----------------------
d. dalam penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud
pada huruf c ayat ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka
Perseroan wajib mengubah kembali Anggaran Dasarnya
dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada huruf c ayat ini tidak
terpenuhi. ----------------------------
d. Dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal
yang memperbolehkan penambahan modal tanpa HMETD. -
-Efek Bersifat Ekuitas yang dikeluarkan tersebut dapat dijual
Perseroan kepada pihak manapun juga dengan harga, jumlah,
jangka waktu dan persyaratan yang ditentukan oleh Rapat
Direksi berdasarkan keputusan RUPS Perseroan dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal.
12. Dalam hal peningkatan jumlah saham yang ditempatkan lebih
lanjut sehubungan dengan peningkatan modal dasar Perseroan,
maka ketentuan dalam ayat 4 sampai dengan ayat 11 Pasal ini
berlaku pula secara mutatis mutandis bagi pengeluaran saham
karena adanya peningkatan modal dasar tersebut. ------------------
13. Setiap keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud
ayat 4 sampai dengan 11 Pasal ini harus dihadiri dan disetujui
oleh pemegang saham seri A Dwiwarna. ----
14. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan perbandingan
antara modal disetor terhadap modal dasar menjadi kurang 25%
(duapuluh lima persen) dapat dilakukan sepanjang : ---------------
a. telah mendapat keputusan RUPS untuk menambah modal
dasar. --------------------------------------------------
b. perubahan Anggaran Dasar berkenaan dengan penambahan
modal dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. ----------
--------------------
c. penambahan modal ditempatkan/disetor sehingga menjadi
paling sedikit 25% (duapuluh lima persen) dari modal dasar
wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam)
bulan setelah perubahan Anggaran Dasar yang dimaksud pada
huruf b ayat ini mendapat persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. --------------------
d. dalam penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud
pada huruf c ayat ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka
Perseroan wajib mengubah kembali Anggaran Dasarnya
dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada huruf c ayat ini tidak terpenuhi. -
---------------------------

Matriks AD WIKA
9
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
------------------------------- SAHAM --------------------------------
-------------------------------- Pasal 5 ---------------------------------
1. Semua saham Perseroan adalah saham atas nama dan
dikeluarkan atas nama pemiliknya yang terdaftar dalam Buku
Daftar Pemegang Saham yang terdiri dari saham Seri A
Dwiwarna yang merupakan saham khusus yang hanya dimiliki
oleh Negara Republik Indonesia dan saham Seri B yang
merupakan saham biasa dan dapat dimiliki oleh warga negara
Indonesia dan/atau warga negara asing dan/atau badan hukum
Indonesia dan/atau badan hukum asing. ------
-Dalam Anggaran Dasar yang dimaksud dengan “saham” ialah
saham Seri A Dwiwarna dan saham Seri B; ----------
-yang dimaksud dengan “pemegang saham” ialah Pemegang
Saham Seri A Dwiwarna dan Pemegang Saham Seri B, kecuali
apabila dengan tegas ditentukan lain. ------
2. Sepanjang dalam Anggaran Dasar tidak ditentukan lain, maka
Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan Pemegang Saham Seri
B mempunyai hak yang sama.-------------------
3. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum
sebagai pihak yang berwenang menjalankan hak-hak yang
diberikan oleh hukum atas saham. ------
4. Perseroan wajib memberikan bukti kepemilikan saham berupa
surat saham atau surat kolektif saham atas nama pemiliknya
yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan,
apabila saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan yang bentuk
dan isinya ditetapkan oleh Direksi dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. ---------
5. Untuk saham yang termasuk dalam Pentiipan Kolektif pada
Lembaga Penyimapanan dan Penyelesaian atau pada Bank
Kustodian (khusus dalam rangka Kontrak Investasi Kolektif),
Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis
kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada
Bank Kustodian (khusus dalam rangka Kontrak Investasi
Kolektif)------------------------------
6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4, 5 dan 6 Pasal
ini mutatis-mutandis berlaku bagi pengeluaran surat kolektif
saham pengganti. --------------------------------------
7. Sertifikat atau Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan oleh
Perseroan untuk saham yang termasuk dalam Penitipan
-------------------------------- SAHAM -----------------------------------
---------------------------------- Pasal 5 -----------------------------------
1. Semua saham Perseroan adalah saham atas nama dan
dikeluarkan atas nama pemiliknya yang terdaftar dalam Buku
Daftar Pemegang Saham yang terdiri dari saham Seri A
Dwiwarna yang merupakan saham yang hanya khusus dimiliki
oleh Negara Republik Indonesia dan saham Seri B yang
merupakan saham biasa dan dapat dimiliki oleh warga negara
Indonesia dan/atau warga negara asing dan/atau badan hukum
Indonesia dan/atau badan hukum asing.------. ----
Dalam Anggaran Dasar yang dimaksud dengan “saham” ialah
saham Seri A Dwiwarna dan saham Seri B;
-yang dimaksud dengan “pemegang saham” ialah Pemegang
Saham Seri A Dwiwarna dan Pemegang Saham Seri B, kecuali
apabila dengan tegas ditentukan lain. -------------------
2. Sepanjang dalam Anggaran Dasar tidak ditentukan lain, maka
Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan Pemegang Saham Seri
B mempunyai hak yang sama.-------------------
2. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum
sebagai pihak yang berwenang menjalankan hak-hak yang
diberikan oleh hukum atas saham. ------
3. Perseroan wajib memberikan bukti kepemilikan saham berupa
surat saham atau surat kolektif saham atas nama pemiliknya
yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan,
apabila saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan yang bentuk dan
isinya ditetapkan oleh Direksi dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal. ----------------------
4. Untuk saham yang termasuk dalam Pentiipan Kolektif pada
Lembaga Penyimapanan dan Penyelesaian atau pada Bank
Kustodian (khusus dalam rangka Kontrak Investasi Kolektif),
Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis
kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada
Bank Kustodian (khusus dalam rangka Kontrak Investasi
Kolektif)------------------------------
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4, 5 dan 6 Pasal ini
mutatis-mutandis berlaku bagi pengeluaran surat kolektif saham
pengganti. --------------------------------------
6. Sertifikat atau Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan oleh
Perseroan untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif

Matriks AD WIKA
10
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Kolektif sekurang-kurangnya harus mencantumkan: -------
a. nama dan alamat Lembaga Penyimpanan danPenyelesaian
atau Bank Kustodian yang melaksanakanPenitipan
Kolektif yang bersangkutan;
b. tanggal pengeluaran konfirmasi tertulis; ---------------
c. jumlah saham yang tercakup dalam konfirmasi tertulis;
d. jumlah nilai nominal saham yang tercakup
dalamkonfirmasi tertulis; ------------------------------------
e. ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif
dengan klasifikasi yang sama, adalah sepadan dan dapat
dipertukarkan antara satu dengan yang lain. --------------
f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk
pengubahan Konfirmasi Tertulis. ------------------------
8. Pada surat saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan:
a. nama dan alamat Pemegang Saham; ---------------------
b. nomor surat saham; ----------------------------------------
c. tanggal pengeluaran surat saham; -----------------------
d. nilai nominal saham. --------------------------------------
e. tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi.
9. Pada surat kolektif saham sekurang-kurangnya harus
dicantumkan : ----------------------------------------------------
a. nama dan alamat Pemegang Saham; ---------------------
b. nomor dari surat saham maupun surat kolektif saham; -
c. tanggal pengeluaran surat kolektif saham; --------------
d. nilai nominal saham; --------------------------------------
e. jumlah saham; -----------------------------------------------
f. tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi.
10. Surat saham dan surat kolektif saham harus dicetak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
Pasar Modal dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan
Komisaris Utama atau tanda tangan tersebut di cetak langsung
pada surat saham dan surat kolektif saham yang bersangkutan.
11. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank
Kustodian (khusus dalam rangka Reksa Dana berbentuk
kontrak investasi kolektif), Perseroan wajib menerbitkan
sertifikat atau konfirmasi tertulis yang ditandatangani oleh
Direktur Utama dan Komisaris Utama atau tanda tangan
tersebut dicetak langsung pada sertifikat atau konfimrasi
sekurang-kurangnya harus mencantumkan: -------
a. nama dan alamat Lembaga Penyimpanan danPenyelesaian
atau Bank Kustodian yang melaksanakanPenitipan
Kolektif yang bersangkutan;
b. tanggal pengeluaran konfirmasi tertulis; ---------------
c. jumlah saham yang tercakup dalam konfirmasi tertulis;
d. jumlah nilai nominal saham yang tercakup
dalamkonfirmasi tertulis; ------------------------------------
e. ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif
dengan klasifikasi yang sama, adalah sepadan dan dapat
dipertukarkan antara satu dengan yang lain. --------------
f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk
pengubahan Konfirmasi Tertulis. ------------------------
7. Pada surat saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan:
a. nama dan alamat Pemegang Saham; ---------------------
b. nomor surat saham; ----------------------------------------
c. tanggal pengeluaran surat saham; -----------------------
d. nilai nominal saham. --------------------------------------
e. tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh
Direksi. -------------------------------------------------------
8. Pada surat kolektif saham sekurang-kurangnya harus
dicantumkan : ----------------------------------------------------
a. nama dan alamat Pemegang Saham; ---------------------
b. nomor dari surat saham maupun surat kolektif saham; -
c. tanggal pengeluaran surat kolektif saham; --------------
d. nilai nominal saham; --------------------------------------
e. jumlah saham; -----------------------------------------------
f. tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh
Direksi. ------------------------------------------------------
9. Surat saham dan surat kolektif saham harus dicetak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
Pasar Modal dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan
Komisaris Utama atau tanda tangan tersebut di cetak langsung
pada surat saham dan surat kolektif saham yang bersangkutan. -
10. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank
Kustodian (khusus dalam rangka Reksa Dana berbentuk kontrak
investasi kolektif), Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau
konfirmasi tertulis yang ditandatangani oleh Direktur Utama
dan Komisaris Utama atau tanda tangan tersebut dicetak
langsung pada sertifikat atau konfimrasi tertulis tersebut. --------

Matriks AD WIKA
11
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
tertulis tersebut. ------------------
12. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa
orang, maka mereka yang memiliki bersama-sama itu
diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara
mereka atau seorang lain sebagai wakil mereka bersama dan
hanya nama dari yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu saja
yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham dan harus
dianggap sebagai pemegang saham dari saham yang
bersangkutan serta berhak mempergunakan hak yang diberikan
oleh hukum atas saham tersebut, sesuai dengan wewenang
yang diberikan kepadanya berdasarkan penunjukan atau
pemberian kuasa tersebut. -------------------
13. Selama ketentuan ayat 12 di atas belum dilaksanakan maka
para Pemegang Saham tersebut tidak dapat mengeluarkan
suara dalam RUPS, sedangkan pembagian dividen untuk
saham tersebut ditangguhkan. ----------------
14. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat
dijaminkan denganmemperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pemberianjaminan saham,
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
pasarmodal dan peraturan lain yang berlaku.------
15. Setiap Pemegang Saham menurut hukum harus tunduk kepada
Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambil
dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan.
16. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal. ---------------------------------------------
11. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa
orang, maka mereka yang memiliki bersama-sama itu
diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara
mereka atau seorang lain sebagai wakil mereka bersama dan
hanya nama dari yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu saja
yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham dan harus
dianggap sebagai pemegang saham dari saham yang
bersangkutan serta berhak mempergunakan hak yang diberikan
oleh hukum atas saham tersebut, sesuai dengan wewenang yang
diberikan kepadanya berdasarkan penunjukan atau pemberian
kuasa tersebut. -------------------
12. Selama ketentuan ayat 12 di atas belum dilaksanakan maka para
Pemegang Saham tersebut tidak dapat mengeluarkan suara
dalam RUPS, sedangkan pembagian dividen untuk saham
tersebut ditangguhkan. ----------------
13. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat
dijaminkan denganmemperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pemberianjaminan saham,
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
pasarmodal dan peraturan lain yang berlaku.------
14. Setiap Pemegang Saham menurut hukum harus tunduk kepada
Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambil
dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan. -
15. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal. ---------------------------------------------
------------------- PENGGANTI SURAT SAHAM --------------
---------------------------------- Pasal 6 -------------------------------
1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut
dapat dilakukan jika :---------------------------------
a. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak; -----
b. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham
adalah pemilik surat saham tersebut.-------------
2. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah
memberikan penggantian surat saham. --------------
3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham
tersebut dapat dilakukan jika : ---------------------------------
a. Perseroan telah mendapatkan bukti dari Kepolisian
Republik Indonesia atas hilangnya surat saham tersebut;
------------------- PENGGANTI SURAT SAHAM ------------------
----------------------------------- Pasal 6 ----------------------------------
1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut
dapat dilakukan jika :---------------------------------
a. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak; -----
b. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham
adalah pemilik surat saham tersebut.-------------
2. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah
memberikan penggantian surat saham. -------------
3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham
tersebut dapat dilakukan jika : --------------------------------
a. Perseroan telah mendapatkan bukti dari Kepolisian
Republik Indonesia atas hilangnya surat saham tersebut;

Matriks AD WIKA
12
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
b. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham
adalah pemilik surat saham tersebut; ------------
c. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham
memberikan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi;
dan -------------------------------------------
d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang
telah diumumkan di Bursa Efek di mana saham Perseroan
dicatatkan dalam waktu selambat-lambatnya 14
(empatbelas) hari sebelum pengeluaran pengganti surat
saham. --------------------------------------------------
4. Biaya untuk pengeluaran penggantian surat saham itu harus
ditanggung oleh Pemegang Saham yang bersangkutan. ------
5. Pengeluaran pengganti untuk suatu surat saham, menurut pasal
ini, mengakibatkan surat aslinya menjadi batal dan tidak
berlaku lagi. ------------------------------------------------
6. Ketentuan dalam Pasal 6 ini, mutatis-mutandis juga berlaku
bagi pengeluaran pengganti surat kolektif saham atau
pengganti Konfirmasi Tertulis. --------------------------
b. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham
adalah pemilik surat saham tersebut; ------------
c. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham
memberikan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi;
dan -------------------------------------------
d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang
telah diumumkan di Bursa Efek di mana saham Perseroan
dicatatkan dalam waktu selambat-lambatnya 14
(empatbelas) hari sebelum pengeluaran pengganti surat
saham. --------------------------------------------------
4. Biaya untuk pengeluaran penggantian surat saham itu harus
ditanggung oleh Pemegang Saham yang bersangkutan. ------
5. Pengeluaran pengganti untuk suatu surat saham, menurut pasal
ini, mengakibatkan surat aslinya menjadi batal dan tidak
berlaku lagi. ------------------------------------------------
6. Ketentuan dalam Pasal 6 ini, mutatis-mutandis juga berlaku
bagi pengeluaran pengganti surat kolektif saham atau pengganti
Konfirmasi Tertulis. --------------------------
-DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS
------------------------------ Pasal 7 -----------------------------------
1. Perseroan berkewajiban untuk mengadakan Daftar Pemegang
Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan. ----
2. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat : --------------------
a. nama dan alamat para Pemegang Saham; ----------------
b. jumlah, nomor, dan tanggal perolehan saham yang dimiliki
para Pemegang Saham; --------------------------
c. jumlah yang disetor atas setiap saham; -------------------
d. nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan
hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau sebagai
penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak
gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut; ----
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain
uang; -----------------------------------------------------------
f. perubahan kepemilikan saham, jika ada; dan -----------
g. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi. -
3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai
kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris
beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan
lain serta tanggal saham itu diperoleh. -----
4. Setiap perubahan alamat dari pemegang saham wajib
-- DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS --
--------------------------------- Pasal 7 ------------------------------------
1. Perseroan berkewajiban untuk mengadakan Daftar Pemegang
Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan. ------
2. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat : --------------------
a. nama dan alamat para Pemegang Saham; ----------------
b. jumlah, nomor, dan tanggal perolehan saham yang dimiliki
para Pemegang Saham; --------------------------
c. jumlah yang disetor atas setiap saham; -------------------
d. nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum
yang mempunyai hak gadai atas saham atau sebagai
penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak
gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut; ----
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain
uang; -----------------------------------------------------------
f. perubahan kepemilikan saham, jika ada; dan -----------
g. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi. -
3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan
saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta
keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta
tanggal saham itu diperoleh. -----
4. Setiap perubahan alamat dari pemegang saham wajib

Matriks AD WIKA
13
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
diberitahukan secara tertulis kepada Direksi atau kuasa mereka
yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Direksi).
Selama pemberitahuan demikian belum diterima, maka semua
surat kepada pemegang saham atau pemanggilan dan
pemberitahuan untuk RUPS akan dikirim kepada alamat
pemegang saham yang terakhir tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan. --------
5. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara
Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.
6. Setiap Pemegang Saham berhak melihat Daftar Pemegang
Saham dan Daftar Khusus pada waktu jam kerja Kantor
Perseroan. ---------------------------------------------------------
7. Pencatatan dan/atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham
harus disetujui Direksi dan dibuktikan dengan
penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh
Direktur Utama dan Komisaris Utama atau kuasa mereka yang
sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Direksi), sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
Pasar Modal. --------------------------------
8. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang
Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan,
pemindahtanganan, pembebanan yang menyangkut saham atau
hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai
ketentuan Anggaran Dasar dan untuk saham yang terdaftar
pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal. ---
9. Atas permintaan pemegang saham yang bersangkutan atau
penerima gadai atau penerima fidusia, pembebanan atas saham
harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan cara yang
akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang
memuaskan yang dapat diterima oleh Direksi mengenai gadai
atau fidusia saham yang bersangkutan. -----
diberitahukan secara tertulis kepada Direksi atau kuasa mereka
yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Direksi).
Selama pemberitahuan demikian belum diterima, maka semua
surat kepada pemegang saham atau pemanggilan dan
pemberitahuan untuk RUPS akan dikirim kepada alamat
pemegang saham yang terakhir tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan. --------
5. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar
Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.
6. Setiap Pemegang Saham berhak melihat Daftar Pemegang
Saham dan Daftar Khusus pada waktu jam kerja Kantor
Perseroan. ---------------------------------------------------------
7. Pencatatan dan/atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham
harus disetujui Direksi dan dibuktikan dengan penandatanganan
pencatatan atas perubahan tersebut oleh Direktur Utama dan
Komisaris Utama atau kuasa mereka yang sah (Biro
Administrasi Efek yang ditunjuk Direksi), sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal. --------------------------------
8. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang
Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan,
pemindahtanganan, pembebanan yang menyangkut saham atau
hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai
ketentuan Anggaran Dasar dan untuk saham yang terdaftar
pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal. ---
9. Atas permintaan pemegang saham yang bersangkutan atau
penerima gadai atau penerima fidusia, pembebanan atas saham
harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan cara yang
akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang
memuaskan yang dapat diterima oleh Direksi mengenai gadai
atau fidusia saham yang bersangkutan. -----
----------------------- PENITIPAN KOLEKTIF --------------------
-------------------------------- Pasal 8 --------------------------------
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian dicatat dalam Daftar Pemegang Saham atas
nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
kepentingan segenap pemegang rekening pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian. -
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau
------------------------ PENITIPAN KOLEKTIF -----------------------
----------------------------------- Pasal 8 ----------------------------------
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian dicatat dalam Daftar Pemegang Saham atas
nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
kepentingan segenap pemegang rekening pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian. -
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau

Matriks AD WIKA
14
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Perusahaan Efek dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atas nama Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek yang bersangkutan untuk kepentingan
segenap pemegang rekening pada Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek tersebut. -------------------
3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian
merupakan bagian dari portofolio efek Reksa Dana berbentuk
kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan
kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka
Perseroan akan ----mencatatkan saham tersebut dalam Daftar
Pemegang Saham atas nama Bank Kustodian untuk
kepentingan segenap pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana
berbentuk kontrak investasi kolektif. -------------------------
4. Perseroan wajib menerbitkan Konfirmasi Tertulis kepada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 1 pasal ini atau Bank Kustodian
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 pasal ini sebagai
tanda bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham. ----
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif
yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana
berbentuk kontrak investasi kolektif dalam buku Daftar
Pemegang Saham menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian
dimaksud. --------------------------------------------
-Permohonan mutasi oleh Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian diajukan secara tertulis
kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk
Perseroan. ----------------------------------------------
6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek apabila diminta oleh pemegang saham
yang bersangkutan wajib menerbitkan nota pencatatan sebagai
Konfirmasi Tertulis bagi Pemegang Saham yang menjadi
Pemegang Rekening Efek sebagai tanda bukti pencatatan
dalam rekening Efek adanya pemilikan suatu jumlah saham
oleh pemegang saham yang bersangkutan sebagaimana tercatat
dalam rekening Efeknya dalam Penitipan Kolektif, dengan
ketentuan bahwa nota pencatatan sebagai konfirmasi tersebut
harus ditandatangani atas nama Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang
Perusahaan Efek dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atas nama Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek yang bersangkutan untuk kepentingan
segenap pemegang rekening pada Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek tersebut. -------------------
3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank
Kustodian merupakan bagian dari portofolio efek Reksa Dana
berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk
dalam Penitipan kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, maka Perseroan akan ----mencatatkan saham
tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Bank
Kustodian untuk kepentingan segenap pemilik Unit
Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi
kolektif. -------------------------
4. Perseroan wajib menerbitkan Konfirmasi Tertulis kepada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 1 pasal ini atau Bank Kustodian
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 pasal ini sebagai
tanda bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham. ---
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan
Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana
berbentuk kontrak investasi kolektif dalam buku Daftar
Pemegang Saham menjadi atas nama pihak yang ditunjuk
oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank
Kustodian dimaksud. --------------------------------------------
-Permohonan mutasi oleh Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian diajukan secara tertulis
kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk
Perseroan. ----------------------------------------------
6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek apabila diminta oleh pemegang saham
yang bersangkutan wajib menerbitkan nota pencatatan
sebagai Konfirmasi Tertulis bagi Pemegang Saham yang
menjadi Pemegang Rekening Efek sebagai tanda bukti
pencatatan dalam rekening Efek adanya pemilikan suatu
jumlah saham oleh pemegang saham yang bersangkutan
sebagaimana tercatat dalam rekening Efeknya dalam
Penitipan Kolektif, dengan ketentuan bahwa nota pencatatan
sebagai konfirmasi tersebut harus ditandatangani atas nama
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank

Matriks AD WIKA
15
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
menyelenggarakan Penitipan Kolektif tersebut sebagai bukti
pencatatan dalam rekening Efek. --------------------------------
7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham yang dikeluarkan
Perseroan dari klasifikasi yang sama adalah sepadan dan dapat
dieprtukarkan anatara satu dengan yang lain.----
8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam
Penitipan Kolektif apabila saham tersebut hilang atau musnah,
kecuali pemegang saham yang meminta mutasi dimaksud
dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup bahwa
yang bersangkutan adalah benar pemilik yang sah dari saham
yang hilang atau musnah tersebut dan saham tersebut benar
hilang atau musnah. ------------------------------
9. Perseroan wajib menolak mencatat mutasi saham ke Penitipan
Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam
sita berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk
pemeriksaan perkara pidana. --------------
10. Pemegang rekening efek yang sahamnya tercatat dalam
Penitipan Kolektif pada Lembagai Penyimapanan dan
Penyelesaian atau pemegang sub rekening yang sahamnya
tercata pada rekening efek milik Bank Kustodi atauPerusahaan
Efek berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam RUPS,
sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dalam rekening
Efek tersebut.-----------------
11. Pemegang rekeing Efek yang berhak mengeluarkan suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pihak yang
namanya tercata sebagai pemegang rekening Efek pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau namanya
tercatat sebagai pemegang sub rekening Efek dalam rekeing
Efek milik Bank Kustodian atau Perusahaan Efek 1 (satu) hari
kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham. --------------
12. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan
daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham
Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang
rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut
kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambatnya 1 (satu)
hari kerja sebelum tanggal pemanggilan RUPS untuk didaftar
dalam DPS yang khusus diselenggarakan untuk keperluan
penyelenggaraan RUPS yang bersangkutan. ----------------------
Kustodian atau Perusahaan Efek yang menyelenggarakan
Penitipan Kolektif tersebut sebagai bukti pencatatan dalam
rekening Efek. --------------
7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham yang dikeluarkan
Perseroan dari klasifikasi yang sama adalah sepadan dan
dapat dieprtukarkan anatara satu dengan yang lain.----
8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam
Penitipan Kolektif apabila saham tersebut hilang atau
musnah, kecuali pemegang saham yang meminta mutasi
dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang
cukup bahwa yang bersangkutan adalah benar pemilik yang
sah dari saham yang hilang atau musnah tersebut dan saham
tersebut benar hilang atau musnah. ------------------------------
9. Perseroan wajib menolak mencatat mutasi saham ke Penitipan
Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam
sita berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk
pemeriksaan perkara pidana. --------------
10. Pemegang rekening efek yang sahamnya tercatat dalam
Penitipan Kolektif pada Lembagai Penyimapanan dan
Penyelesaian atau pemegang sub rekening yang sahamnya
tercata pada rekening efek milik Bank Kustodi
atauPerusahaan Efek berhak hadir dan/atau mengeluarkan
suara dalam RUPS, sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya dalam rekening Efek tersebut.-----------------
11. Pemegang rekeing Efek yang berhak mengeluarkan suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pihak yang
namanya tercata sebagai pemegang rekening Efek pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau namanya
tercatat sebagai pemegang sub rekening Efek dalam rekeing
Efek milik Bank Kustodian atau Perusahaan Efek 1 (satu) hari
kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham. --------------
12. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan
daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham
Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang
rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut
kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambatnya 1
(satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan RUPS untuk
didaftar dalam DPS yang khusus diselenggarakan untuk
keperluan penyelenggaraan RUPS yang bersangkutan. --------

Matriks AD WIKA
16
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
13. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam
RUPS atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif
dalam Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio
dari Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank
Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer
Investasi tersebut kepada Perseroan selambatnya 1 (satu) hari
kerja sebelum tanggal RUPS. -----------------------
14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-
hak lain sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan
Kolektif kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan
seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada
Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek yang tercatat
sebagai pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada pemegang
rekening pada Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek
tersebut. -------
15. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-
hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank
Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank
Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa
Dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak
termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian. --
16. Batas waktu Penentuan pemegang rekening Efek yang berhak
untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya
sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif
ditentukan oleh keputusan RUPS, dengan ketentuan Bank
Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar
pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang
dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut
kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian paling
lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang
saham yang berhak untuk memperoleh deviden, saham bonus
atau hak-hak lainnya untuk selanjutnya akan menyerahkan
daftar tersebut yang telah dikonsolidasikan kepada Direksi
Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah
tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang
berhak untuk memperoleh dividen saham, saham bonus atau
13. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara
dalam RUPS atas saham yang termasuk dalam Penitipan
Kolektif dalam Bank Kustodian yang merupakan bagian dari
portofolio dari Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan
bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama
Manajer Investasi tersebut kepada Perseroan selambatnya 1
(satu) hari kerja sebelum tanggal RUPS. -----------------------
14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau
hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham dalam
Penitipan Kolektif kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-
hak lain kepada Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek
yang tercatat sebagai pemegang rekening pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan
kepada pemegang rekening pada Bank Kustodian dan atau
Perusahaan Efek tersebut. -------
15. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau
hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada
Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada
Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek
Reksa Dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian. --
16. Batas waktu Penentuan pemegang rekening Efek yang berhak
untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak
lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan
Kolektif ditentukan oleh keputusan RUPS, dengan ketentuan
Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan
daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham
Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang
rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar
penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh
deviden, saham bonus atau hak-hak lainnya untuk selanjutnya
akan menyerahkan daftar tersebut yang telah
dikonsolidasikan kepada Direksi Perseroan selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi
dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk

Matriks AD WIKA
17
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
hak-hak lainnya tersebut. --------
memperoleh dividen saham, saham bonus atau hak-hak
lainnya tersebut. --------
-------------- PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM ------------
-------------------------------- Pasal 9 ---------------------------------
1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham,
pemilik semula yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang
Saham harus tetap dianggap sebagai pemilik saham tersebut
sampai nama dari pemilik saham yang baru telah terdaftar
dalam Daftar Pemegang Saham.
2. Pendaftaran pemindahan hak atas saham harus dilakukan oleh
Direksi dengan cara mencatatkan pemindahan hak itu dalam
Daftar Pemegang Saham yang bersangkutan berdasarkan akta
pemindahan hak yang ditandatangani oleh yang memindahkan
dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah
atau berdasarkan surat-surat lain yang cukup membuktikan
pemindahan hak itu menurut pendapat Direksi tanpa
mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar. ------------
3. Akta pemindahan hak atau surat lain sebagaimana dimaksud
dalam ayat 2 harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau
yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan
kepada Perseroan dengan ketentuan bahwa dokumen
pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek
harus memenuhi peraturan perundang- undangan di bidang
Pasar Modal yang berlaku di Indonesia termasuk peraturan
yang berlaku pada Bursa Efek di Indonesia dimana saham
Perseroan dicatatkan -------------
4. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada
Penitipan Kolektif dicatat sebagai mutasi antar rekening,
ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan
Kolektif ke atas nama individu pemegang saham yang bukan
pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif dengan
melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak oleh Direksi
Perseroan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat 5 di
atas. ----------------
5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila
semua ketentuan dalam Anggaran Dasar telah dipenuhi. -
Segala tindakan yang bertentangan dengan ketentuan dalam
pasal ini, membawa akibat bahwa suara yang dikeluarkan
dalam RUPS untuk saham itu dianggap tidak sah, sedang
pembayaran dividen atas saham itu ditangguhkan. -----------
--------------- PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM ---------------
---------------------------------- Pasal 9 -----------------------------------
1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham,
pemilik semula yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang
Saham harus tetap dianggap sebagai pemilik saham tersebut
sampai nama dari pemilik saham yang baru telah terdaftar
dalam Daftar Pemegang Saham.
2. Pendaftaran pemindahan hak atas saham harus dilakukan oleh
Direksi dengan cara mencatatkan pemindahan hak itu dalam
Daftar Pemegang Saham yang bersangkutan berdasarkan akta
pemindahan hak yang ditandatangani oleh yang memindahkan
dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah
atau berdasarkan surat-surat lain yang cukup membuktikan
pemindahan hak itu menurut pendapat Direksi tanpa
mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar. -------------
3. Akta pemindahan hak atau surat lain sebagaimana dimaksud
dalam ayat 2 harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau
yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan
kepada Perseroan dengan ketentuan bahwa dokumen
pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek
harus memenuhi peraturan perundang- undangan di bidang
Pasar Modal yang berlaku di Indonesia termasuk peraturan yang
berlaku pada Bursa Efek di Indonesia dimana saham Perseroan
dicatatkan -------------
4. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada
Penitipan Kolektif dicatat sebagai mutasi antar rekening,
ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan
Kolektif ke atas nama individu pemegang saham yang bukan
pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif dengan
melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak oleh Direksi
Perseroan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat 5 di
atas. ----------------
5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua
ketentuan dalam Anggaran Dasar telah dipenuhi. -Segala
tindakan yang bertentangan dengan ketentuan dalam pasal ini,
membawa akibat bahwa suara yang dikeluarkan dalam RUPS
untuk saham itu dianggap tidak sah, sedang pembayaran dividen
atas saham itu ditangguhkan. -----------

Matriks AD WIKA
18
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
6. Pemindahan hak atas saham harus dicatat baik dalam Daftar
Pemegang Saham, maupun pada surat saham dan surat kolektif
saham yang bersangkutan. ---------------------
-Catatan itu harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh
Direktur Utama dan Komisaris Utama atau kuasa mereka yang
sah atau oleh Biro Administrasi yang ditunjuk oleh Direksi. ----
7. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan
memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk
mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar
Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar
tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam
pemindahan saham tidak terpenuhi. ---
8. Apabila Direksi menolak untuk mendaftar pemindahan hak
atas saham, maka Direksi wajib mengirim pemberitahuan
penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya
selambatnya 30 (tigapuluh) hari setelah tanggal permohonan
untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi. -------------------
9. Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek,
setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak atas saham
yang dimaksud harus sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
10. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja
sebelum tanggal iklan pemanggilan untuk RUPS, untuk
menetapkan nama para pemegang saham yang berhak hadir
dalam Rapat yang dimaksud. -------------------
11. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena
kematian seorang pemegang saham atau karena sebab lain
yang mengakibatkan pemilikan suatu saham beralih demi
dan/atau berdasarkan hukum, dengan mengajukan bukti
haknya sebagaimana sewaktu-waktu dipersyaratkan oleh
Direksi dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk
didaftarkan sebagai pemegang saham dari saham tersebut. --
12. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat
menerima baik bukti hak itu, tanpa mengurangi ketentuan
dalam Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang Pasar Modal. -------------
13. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran
Dasar yang mengatur hak untuk memindahkan hak atas saham
dan pendaftaran dari pemindahan hak atas saham harus berlaku
6. Pemindahan hak atas saham harus dicatat baik dalam Daftar
Pemegang Saham, maupun pada surat saham dan surat kolektif
saham yang bersangkutan. ---------------------
-Catatan itu harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh
Direktur Utama dan Komisaris Utama atau kuasa mereka yang
sah atau oleh Biro Administrasi yang ditunjuk oleh Direksi. -----
7. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan
memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk
mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar
Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar
tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam
pemindahan saham tidak terpenuhi. ---
8. Apabila Direksi menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas
saham, maka Direksi wajib mengirim pemberitahuan penolakan
kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambatnya 30
(tigapuluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran
itu diterima oleh Direksi. -------------------
9. Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek,
setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak atas saham
yang dimaksud harus sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal
10. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja
sebelum tanggal pemanggilan untuk RUPS, dalam hal terjadi
pemanggilan ulang atau ralat maka recording date harus
berubah menjadi 1 hari sebelum tanggal ralat Pemanggilan
RUPS untuk menetapkan nama para pemegang saham yang
berhak hadir dalam Rapat yang dimaksud. -------
11. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena
kematian seorang pemegang saham atau karena sebab lain yang
mengakibatkan pemilikan suatu saham beralih demi dan/atau
berdasarkan hukum, dengan mengajukan bukti haknya
sebagaimana sewaktu-waktu dipersyaratkan oleh Direksi dapat
mengajukan permohonan secara tertulis untuk didaftarkan
sebagai pemegang saham dari saham tersebut. --
12. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat
menerima baik bukti hak itu, tanpa mengurangi ketentuan dalam
Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang Pasar Modal. -------------
13. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran
Dasar yang mengatur hak untuk memindahkan hak atas saham
dan pendaftaran dari pemindahan hak atas saham harus berlaku
Pasal 19 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
19
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
pula secara mutatis-mutandis terhadap setiap peralihan hak
menurut ayat 11 dari pasal ini. ----------
14. Untuk pemindahan saham yang terdaftar dalam Bursa Efek
berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal, sedangkan untuk hak atas saham seri A
Dwiwarna tidak dapat dipindahkan kepada siapapun juga. --
pula secara mutatis-mutandis terhadap setiap peralihan hak
menurut ayat 11 dari pasal ini. ----------
14. Untuk pemindahan saham yang terdaftar dalam Bursa Efek
berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal, sedangkan untuk hak atas saham seri A Dwiwarna
tidak dapat dipindahkan kepada siapapun juga. --
15. Dalam hal adanya permintaan Penyelenggaraan RUPS oleh 1
(satu) orang atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah saham
dengan hak suara yang sah, maka Pemegang Saham yang
bersangkutan wajib tidak mengalihkan kepemilikan sahamnya
dalam jangka waktu paling sedikit 6 (enam) bulan sejak RUPS
jika permintaan penyelenggaraan RUPS dipenuhi oleh Direksi
atau Dewan Komisaris atau ditetapkan oleh pengadilan. ---------
Pasal 6 Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
--------RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) ------
------------------------------- Pasal 10 --------------------------------
1. RUPS dalam Perseroan adalah : -----------------------------
a. RUPS Tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
Anggaran Dasar. ----------------------------------------
b. RUPS lainnya selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut
RUPS Luar Biasa yaitu RUPS yang diadakan sewaktu-
waktu berdasarkan kebutuhan, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 Anggaran Dasar. ------------
2. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar berarti keduanya, yaitu
RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, kecuali dengan tegas
dinyatakan lain. --------------------------------
--------- RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) ---------
--------------------------------- Pasal 10 -----------------------------------
1. RUPS dalam Perseroan adalah : ----------------------------------
a. RUPS Tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
Anggaran Dasar. ------------------------------------
b. RUPS lainnya selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini
disebut juga RUPS Luar Biasa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 Anggaran Dasar. ---------------------------
2. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar berarti keduanya, yaitu
RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, kecuali dengan tegas
dinyatakan lain. --------------------------------
3. Penyelengaraan RUPS dapat dilakukan atas permintaan Dewan
Komisaris Perseroan atau atas permintaan seorang atau lebih
Pemegang Saham yang baik sendiri atau bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara, dengan memenuhi ketentuan
Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan. ---------
4. Permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud
pada ayat 3 pasal ini diajukan kepada Direksi dengan surat
tercatat disertai alasannya. -----------------------------------------
5. Permintaan penyelengaraan RUPS oleh Pemegang Saham
harus : -----------------------------------------------------------------
a. Dilakukan dengan itikad baik; ------------------------------
b. Mempertimbangkan kepentingan Perseroan; -------------
c. Merupakan permintaan yang membutuhkan keputusan
Pasal 3 ayat (1) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 3 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 3 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
20
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
RUPS; ----------------------------------------------------------
d. Disertai dengan alasan dan bahan terkait hal yang harus
diputuskan dalam RUPS; dan -------------------------------
e. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
dan anggaran dasar Perseroan. -----------------
6. Direksi wajib melakukan pengumuman RUPS kepada
pemegang saham dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima
belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelengaraan
RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini diterima
Direksi. -----------------------------------------
7. Dalam hal Direksi tidak melakukan pengumuman RUPS
sebagaimana dimaksud pada ayat 6 pasal ini, pemegang saham
dapat mengajukan kembali permintaan penyelenggaraan RUPS
kepada Dewan Komisaris. ------------
8. Dewan Komisaris wajib melakukan pengumumam RUPS
kepada pemegang saham dalam jangka waktu paling lambat 15
(lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan
penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat 7
diterima Dewan Komisaris. ---------------------------------------
9. Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan
pengumuman RUPS dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat 6 dan ayat 8 pasal ini, Direksi atau Dewan
Komisaris wajib mengumumkan: -----------------------
a. Terdapat permintaan penyelenggaraan RUPS dari
pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 3
pasal ini; dan --------------------------------------------------
b. Alasan tidak diselenggarakannya RUPS. ------------------
10. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat 9 pasal ini
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas)
hari sejak diterimanya permintaan penyelenggaraan RUPS dari
pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini
11. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat 9 pasal ini
paling kurang melalui: ---------------------------------------------
a. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional; ---------------------------------------
b. Situs web Bursa Efek; dan -----------------------------------
c. Situs web Perseroan, dalam Bahasa Indonesia dan bahasa
asing dengan ketentuan bahasa asing yang digunakan
paling kurang bahasa Inggris. ------------------
12. Pengumuman RUPS yang menggunakan bahasa asing wajib
memuat informasi sama dengan informasi dalam pengumuman
Pasal 3 ayat (4) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 3 ayat (5) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 3 ayat (6) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 4 ayat (1) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 4 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 4 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 4 ayat (5) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
21
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
RUPS yang menggunakan Bahasa Indonesia.
13. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran informasi dalam
bahasa asing dan bahasa Indonesia maka informasi yang
digunakan sebagai acuan adalah Bahasa Indonesia. ---------
14. Bukti pengumuman sebagaimana dimaksud ayat 11 huruf a
pasal ini beserta salinan surat permintaan penyelenggaraan
RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini wajib
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah pengumuman. ---------------------------
15. Dalam hal Dewan Komisaris tidak melakukan pengumuman
RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 8 pasal ini, pemegang
saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini dapat
mengajukan permintaan diselenggarakannya RUPS kepada
ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan Perseroan untuk menetapkan pemberian izin
diselenggarakannya RUPS. ---------------------
16. Pemegang saham yang telah memperoleh penetapan pengadilan
untuk menyelenggarakan RUPS sebagaimana dimaksud pada
ayat 15 pasal ini wajib : -------------------------
a. Melakukan pengumuman, pemanggilan akan
diselenggarakan RUPS, pengumuman ringkasan risalah
RUPS, atas RUPS yang diselenggarakan sesuai dengan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. ---------------------
b. Melakukan pemberitahuan akan diselenggarakan RUPS
dan menyampaikan bukti pengumuman, bukti
pemanggilan, risalah RUPS, dan bukti pengumuman
ringkasan risalah RUPS atas RUPS yang diselenggarakan
kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan. ----------------
c. Melampirkan dokumen yang memuat nama pemegang
saham serta jumlah kepemilikan sahamnya pada Perseroan
yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk
menyelenggarakan RUPS dan penetapan pengadilan dalam
pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan terkait akan
diselenggarakan RUPS tersebut.
Pasal 4 ayat (6) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 4 ayat (7)Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 5 ayat (1) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 5 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
--------------------------- RUPS TAHUNAN -----------------------------
---------------------------- Pasal 11 -----------------------------
1. RUPS Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir. --
2. Dalam RUPS Tahunan : ---------------------------------------
--------------------------- RUPS TAHUNAN ----------------------------
---------------------------------- Pasal 11 ----------------------------------
1. RUPS Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir. –
2. Dalam RUPS Tahunan : -------------------------------------------
Pasal 2 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
22
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
a. Direksi wajib mengajukan Laporan Tahunan yang memuat
sekurang-kurangnya : ---------------------------
1) laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-
kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau
dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya,
laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta
catatan atas laporan keuangan tersebut; -----------------
2) laporan mengenai kegiatan Perseroan; -------------
3) laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan; -------------------------------------------
4) rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang
mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan; --
5) laporan mengenai tugas pengawasan yang telah
dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun
buku yang baru lampau; ----------------------
6) nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
7) gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau
honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan
Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau. -
b. Ditetapkan penggunaan laba. -----------------------------
c. Dilakukan penunjukan Akuntan Publik yang terdaftar
pada Bapepam-LK. ------------------------------------------
d. Jika perlu mengisi lowongan jabatan anggota Direksi dan
Dewan Komisaris Perseroan. ------------------------
e. Diputuskan agenda rapat lainnya yang telah diajukan
sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan UUPT dan
Anggaran Dasar. ------------------------------
3. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan
Keuangan serta Laporan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan oleh RUPS Tahunan berarti memberikan
a. Direksi menyampaikan Laporan Tahunan yang memuat
hal-hal sebagaimana dimaksud Pasal 22 ayat 5 untuk
mendapat persetujuan, termasuk pengesahan Laporan
Keuangan; -----------------------------------------------------
b. Ditetapkan penggunaan laba. -------------------------------
c. Dilakukan penunjukan Akuntan Publik yang terdaftar pada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau nama lain yang
ditetapkan sebagai Lembaga yang menangani Pasal Modal
untuk mengaudit buku Perseroan dan yang sedang berjalan
berasal dari usulan Dewan Komisaris. -
d. Jika perlu mengisi lowongan jabatan anggota Direksi dan
Dewan Komisaris Perseroan. --------------------------
e. Diputuskan mata acara Rapat lainnya yang telah diajukan
sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan UUPT dan
Anggaran Dasar. -----------------------------------------
3. Dalam RUPS Tahunan dapat juga dimasukkan usul-usul yang
diajukan oleh :
a. Dewan Komisaris dan/atau seorang atau lebih Pemegang
Saham yang memilik paling sedikit 1/20 (satu per dua
Puluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah
dikeluarkan Perseroan dengan hak suara yang sah;
b. Usul-usul yang bersangkutan harus sudah diterima oleh
Direksi 7 (tujuh) hari sebelum tanggal panggilan RUPS
Tahunan.
4. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan
Keuangan serta Laporan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan oleh RUPS Tahunan berarti memberikan
pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada
Pasal 12 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 12 ayat (1) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
23
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya
kepada anggota Direksi atas pengurusan dan kepada anggota
Dewan Komisaris atas pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut
tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
serta Laporan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan. ------------------------------
4. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk
menyelenggarakan RUPS Tahunan pada waktu yang telah
ditentukan maka Pemegang Saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat memanggil
sendiri RUPS Tahunan atas biaya Perseroan setelah mendapat
izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Perseroan.
anggota Direksi atas pengurusan dan kepada anggota Dewan
Komisaris atas pengawasan yang telah dijalankan selama tahun
buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan serta Laporan
Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. -----------
-------------------
Menjadi Pasal 9 ayat 15 AD
-------------------------- RUPS LUAR BIASA ----------------------------
----------------------------- Pasal12 ---------------------------
1. RUPS Luar Biasa diadakan, apabila dianggap perlu oleh
Direksi dan/aau Dewan Komisaris dan/atau Pemegang
Saham.------------------------------------------------------
2. Direksi wajib memanggil dan menyelenggarakan RUPS Luar
Biasa atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau dari
Pemegang Saham Seri A Dwiwarna atau dari 1 (satu)
pemegang saham atau lebih yang memiliki sedikitnya 1/10
(satu per sepuluh) bagain dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah.----
3. Apabila Direksi lalai melakukan pemebritahuan untuk
menyelenggarakan RUPS Luar Biasa sebagaimana dimaksud
ayat 2 seteah lewat waktu 15 (lima belas) hari kalender
terhitung sejak surat permintaan itu diterima, yang kemudian
diikuti dengan pemanggilan sesuai peraturan perundang-
undangan, maka Dewan Komisaris dapat melakukan
pemberitahuan dan pemanggilan RUPS tersebut sendiri.-------
4. Apabila Dewan Komisaris lalai untuk melakukan
pemberitahuan atau panggilan RUPS Luar Biasa sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat 3 setelah lewatnya waktu 15 (lima
--------------------------- RUPS LUAR BIASA -----------------------------
------------------------------- Pasal12 ----------------------------------
1. RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan pada setiap waktu
berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan untuk
membicarakan dan memutuskan mata acara RUPS kecuali mata
acara yang dimaksud pada pasal 11 ayat 2 huruf a dan b. -----
2. RUPS Luar Biasa diadakan, apabila dianggap perlu oleh Direksi
dan/atau Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.-----------
Ayat 2 – 5 dihapus dan menyesuaikan dengan ketentuan RUPST (Pasal 11) atau masih tetap diberlakukan dalam Pasal 12.
Pasal 2 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
24
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
belas) hari kalender terhitung sejak surat permintaan itu
diterima, yang kemudian diikuti dengan surat pemanggilan
sesuai peraturan perundang-undangan, maka pemegang saham
yang bersangkutan yang menandatangani permintaan itu
berhak memanggil sendiri RUPS Luar Biasa atas biaya
Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri
yang daerah huukumnya meliputi tempat kedudukan
Perseroan. ------------------------
5. Pelaksanaan RUPS Luar Biasa sebagaimana dimaksud dalam
ayat 4 harus memperhatikan penetapan Ketua Pengadilan
Negeri yang member izin tersebut.-------------
------------- TEMPAT DAN PEMANGGILAN RUPS ----------
-------------------------------- Pasal 13 --------------------------------
1. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di
tempat kegiatan utama dari Perseroan atau tempat kedudukan
Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan. ----------------
------------------------------------
Paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum diberikannya
------ TEMPAT, PENGUMUMAN DAN PEMANGGILAN -------
---------------------- SERTA MATA ACARA ------------------------------
----------------------------- Pasal 13 -----------------------------------
1. Perseroan wajib menentukan tempat dan waktu ------------
penyelenggaraan RUPS. -------------------------------------------
2. RUPS wajib diselenggarakan di wilayah Negara Republik
Indonesia, dan tempat penyelenggaraan wajib dilakukan di :
a. Tempat kedudukan Perseroan; -------------------------------
b. Tempat Perseroan melakukan kegiatan usaha utama;-----
c. Ibukota Propinsi dimana tempat kegiatan usaha utama
Perseroan; atau --------------------------------------------------
d. Propinsi tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham
Perseroan dicatatkan. -------------------------------------------
3. Pemberitahuan Mata Acara RUPS kepada OJK. ---------------
a. Direksi wajib menyampaikan pemberitahuan mata acara
RUPS secara jelas dan rinci kepada OJK paling lambat 5
(lima) hari kerja sebelum pengumuman RUPS dengan
tidak memperhitungkan tanggal pengumuman RUPS. -----
b. Dalam hal terdapat perubahan mata acara RUPS yang
telah disampaikan kepada OJK sebagaimana tersebut
dalam huruf a ayat ini, Perseroan wajib menyampaikan
perubahan mata acara dimaksud kepada OJK paling
lambat pada saat pemanggilan RUPS. ---------------------
c. Ketentuan huruf a dan b ayat ini, mutatis mutandis berlaku
untuk pemberitahuan penyelenggaraan RUPS oleh
Pemegang Saham yang telah memperoleh penetapan
Pengadilan untuk penyelenggaraan RUPS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat 15. ---------
4. Pengumuman RUPS. -----------------------------------------------
Pasal 7 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 7 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan
OJK No. 32/POJK.04/2014
Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan
OJK No. 32/POJK.04/2014
Pasal 8 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 9 Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
25
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
pemanggilan RUPS dengan tidak memperhitungkan tanggal
pengumuman dan panggilan, pihak yang berhak untuk memberikan
pemanggilan harus memberitahukan kepada para Pemegang Saham
dengan cara memasang iklan sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar
harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya berperedaran nasional
dan satu lainnya yang terbit di tempat keudukan Perseroan atau tempat
satu lainnya yang terbit di tempat kedudukan Bursa Efek di tempat di
mana saham Perseroan dicatakan, serta jika dianggap perlu oleh
Direksi dalam satu surat kabar harian berbahasa Inggis, bahwa akan
diadakan pemanggilan RUPS. --------------------------------
a. Perseroan wajib paling lambat 14 (empat belas) hari
melakukan pengumuman kepada Pemegang Saham
sebelum pemanggilan RUPS dengan tidak
memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal
pemanggilan. --------------------------------------------------
b. Pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf a
ayat ini paling kurang memuat : ------------------------
1) Ketentuan Pemegang Saham yang hadir dalam RUPS;
2) Ketentuan Pemegang Saham yang berhak
mengusulkan mata acara rapat; -------------------------
3) Tanggal penyelenggaraan RUPS; ----------------------
4) Tanggal pemanggilan RUPS. ---------------------------
c. Dalam hal RUPS diselenggarakan atas permintaan
Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat 3, selain memuat hal yang disebut pada huruf b ayat
ini, pengumuman RUPS wajib memuat informasi bahwa
Perseroan menyelenggarakan RUPS karena permintaan
dari Pemegang Saham. -------------------------
d. Pengumuman RUPS kepada Pemegang Saham
sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 pasal ini paling
kurang melalui : -----------------------------------------------
1) 1 (satu) Surat Kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional; ---------------
2) Situs Web Bursa Efek;dan -------------------
3) Situs Web Perseroan dalam 2 bahasa yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
e. Pengumuman RUPS yang menggunakan bahasa asing
wajib memuat informasi sama dengan informasi dalam
pengumuman RUPS yang menggunakan Bahasa
Indonesia.
f. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran informasi dalam
bahasa asing dan bahasa Indonesia maka informasi yang
digunakan sebagai acuan adalah Bahasa Indonesia.
g. Bukti pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada
huruf d butir 1) ayat ini wajib disampaikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah pengumuman RUPS; -----------------------------------
h. Dalam hal RUPS diselenggarakan atas permintaan
Pemegang Saham, penyampaian bukti pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam huruf g ayat ini juga disertai
dengan salinan surat permintaan penyelenggaraan RUPS
Pasal 10 ayat (1) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 10 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 10 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 10 ayat (4), ayat (6) dan ayat (7)
Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014
Pasal 10 ayat (8) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 10 ayat (9) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
26
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
2. Pemanggilan untuk RUPS harus dilakukan paling lambat 14
(empat-belas) hari kalender sebelum tanggal RUPS dengan
tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal
RUPS. --------------------------------------------------
Pemanggilan untuk RUPS harus disampaikan kepada para
pemegang saham dengan pemuatan iklan sedikitnya dalam 2
(dua) surat kabar harian yang terbit di Indonesia, 1 (satu)
diantaranya berbahasa Indonesia yang berperedaran luas
dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan satu lainnya
yang terbit di tempat kedudukan Perseroan atau tempat
kedudukan Bursa Efek di tempat dimana saham Perseroan
dicatatkan, serta jika dianggap perlu oleh Direksi dalam satu
surat kabar harian berbahasa Inggris.
3. Pemanggilan RUPS harus mencantumkan hari, tanggal, jam,
tempat, dan acara Rapat, dengan disertai pemberitahuan
bahwa bahan yang dibicarakan dalam Rapat tersedia di
kantor Perseroan sesuai dengan Undang-Undang tentang
Perseroan Terbatas kecuali diatur lain dalam peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal, mulai dari hari
dilakukan pemanggilan sampai dengan tanggal Rapat
diadakan.---
Pemanggilan RUPS Tahunan harus pula mencantumkan
pemberitahuan, Pemanggilan RUPS Tahunan harus pula
mencantumkan pemberitahuan, bahwa Laporan Tahunan
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 22 ayat 3 telah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 3 di atas. -----
i. Ketentuan ayat 4 Pasal ini mutatis mutandis berlaku untuk
pengumuman penyelenggaraan RUPS oleh Pemegang
Saham yang memperoleh penetapan Pengadilan
sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat 16 di atas. ---
5. Pemanggilan RUPS. ------------------------------------------------
a. Pemanggilan untuk RUPS paling lambat 21 (dua puluh
satu) hari sebelum RUPS dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. ---------------------
b. Pemanggilan untuk RUPS kepada Pemegang Saham pada
huruf a ayat ini paling kurang melalui : --------------
1) 1 (satu) Surat Kabar harian berbahasa Indonesiayang
berperedaran nasional; ---------------
2) Situs Web Bursa Efek;dan; ----------------------------
3) Situs Web Perseroan dalam 2 bahasa yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
c. Pemanggilan RUPS yang menggunakan bahasa asing
wajib memuat informasi sama dengan informasi dalam
pemanggilan RUPS yang menggunakan Bahasa Indonesia.
d. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran informasi dalam
bahasa asing dan bahasa Indonesia maka informasi yang
digunakan sebagai acuan adalah Bahasa Indonesia. ---------
e. Bukti pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada
huruf b ayat ini wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
pemanggilan RUPS; ------------------------------------------
f. Pemanggilan RUPS sekurang-kurangnya memuat
informasi : -----------------------------------------------------
1) tanggal dan hari penyelenggaraan RUPS; ------------
2) waktu penyelenggaraan RUPS; ------------------------
3) tempat penyelenggaran RUPS; ------------------------
4) ketentuan Pemegang Saham yang hadir dalam RUPS;
5) mata acara Rapat termasuk penjelasan atas setiap mata
acara Rapat tersebut;dan -------------------------
6) informasi yang menyatakan bahan terkait mata acara
Rapat tersedia bagi Pemegang Saham sejak tanggal
dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan RUPS
diselenggarakan. ------------------------------------------
g. Ketentuan pemanggilan yang diatur dalam Anggaran
Pasal 11 Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 13 ayat (1) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 13 ayat (3), ayat (5) dan ayat (6)
Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014
Pasal 13 ayat (7) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 13 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 14 Peraturan OJK No.

Matriks AD WIKA
27
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
tersedia di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal
pemanggilan RUS dan bahwa salinan dari Laporan ahunan
dari tahun buku yang baru lalu dapat dieproleh dari Perseroan
atas permintaan tertulis dari pemegang saham.--
4. Usul dari pemegang saham harus dimasukkan dalam acara
RUPS apabila : ------------------------------------------
a. usul yang bersangkutan telah diajukan secara tertulis
kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham
yang memiliki sedikitnya 10 % (sepuluh persen) dari
keseluruhan jumlah saham dengan hak suara yang sah; -
b. usul yang bersangkutan telah diterima oleh Direksi
sedikitnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal Pemanggilan
untuk RUPS yang bersangkutan dikeluarkan; --------------
c. menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan
langsung dengan usaha Perseroan. -----
Dasar ini mutatis mutandis berlaku untuk pemanggilan
penyelenggaraan RUPS oleh Pemegang Saham yang
memperoleh penetapan Pengadilan sebagaimana dimaksud
pasal 10 ayat 16 di atas.. -------------------------
h. Pemanggilan RUPS kedua dilakukan dengan ketentuan:
1) Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum RUPS kedua dilangsungkan; ------------------
2) Harus disebutkan RUPS pertama telah dilangsungkan
dan tidak tercapai kuorum; ----------------------------
3) RUPS kedua dilangsungkan dalam jangka waktu
paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21
(dua puluh satu) hari setelah RUPS pertama
dilangsungkan; ------------------------------------------
4) Ketentuan media pemanggilan pada ayat 5 huruf b
pasal ini dan Ralat pemanggilan pada ayat 6 pasal ini
mutatis mutandis berlaku untuk pemanggilan RUPS
kedua.
i. Pemanggilan RUPS ketiga dilakukan dengan ketentuan:
1) Pemanggilan RUPS ketiga atas Permohonan
Perseroan ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan;
2) Dalam Pemanggilan RUPS ketiga menyebutkan
RUPS kedua telah dilangsungkan dan tidak mencapai
kuorum.
6. Mata Acara RUPS : -------------------------------------------------
a. Pemegang saham dapat mengusulkan mata acara RUPS
secara tertulis kepada Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum pemanggilan RUPS. --------------------------
b. Pemegang saham yang dapat mengusulkan mata acara
RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat ini adalah
1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili 1/20
(satu per dua puluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara. ------------------
c. Usulan mata acara rapat sebagaimana dimaksud pada
huruf a ayat ini harus: -----------------------------------------
1) dilakukan dengan itikad baik; -------------------------
2) mempertimbangkan kepentingan Perseroan; -------
3) menyertakan alasan dan bahan usulan mata acara -
rapat; dan ------------------------------------------------
32/POJK.04/2014
Pasal 17 ayat (1) huruf a Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014
Pasal 17 ayat (1) huruf b Peraturan OJK
32/POJK.04/2014
Pasal 17 ayat (1) huruf c Peraturan OJK
32/POJK.04/2014
Pasal 17 ayat (2) Peraturan OJK
32/POJK.04/2014
Pasal 18 angka 1 Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 18 angka 2 Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 12 ayat (1) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 12 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 12 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
28
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
4) tidak bertentangan dengan peraturan perundang- --
undangan; ------------------------------------------------
d. Usulan mata acara rapat dari pemegang saham
sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat ini merupakan
mata acara yang membutuhkan keputusan RUPS dan
menurut penilaian Direksi telah memenuhi persyaratan
dalam huruf c ayat ini. ----------------------------------------
e. Perseroan wajib mencantumkan usulan mata acara rapat
dari pemegang saham dalam mata acara rapat dalam
pemanggilan RUPS. ------
7. Bahan Mata Acara. -------------------------------------------------
a. Perseroan wajib menyediakan bahan mata acara RUPS
bagi pemegang saham dan tersedia sejak tanggal
dilakukannya pemanggilan RUPS sampai dengan
penyelenggaraan RUPS. -------------------------------------
b. Dalam hal ketentuan peraturan perundang-undangan lain
mengatur kewajiban ketersediaan bahan mata acara RUPS
lebih awal dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
huruf a ayat ini, penyediaan bahan mata acara rapat
dimaksud mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan lain tersebut. -------------------------
c. Bahan mata acara RUPS yang tersedia dapat berupa
salinan dokumen fisik dan/atau salinan dokumen
elektronik. -----------------------------------------------------
d. Salinan dokumen fisik diberikan secara cuma-cuma di
kantor Perseroan jika diminta secara tertulis oleh
pemegang saham. ---------------------------------------------
e. Salinan dokumen elektronik dapat diakses atau diunduh
melalui situs web Perseroan. --------------------------------
f. Dalam hal mata acara RUPS mengenai pengangkatan
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris,
daftar riwayat hidup calon anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris yang akan diangkat wajib
tersedia dan diumumkan pada saat penyelenggaraan RUPS
sebelum pengambilan keputusan mengenai pengangkatan
yang bersangkutan sebagai anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris. ------------
Pasal 12 ayat (4) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 12 ayat (5) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 15 ayat (1) dan (2) Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014
Pasal 15 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 15 ayat (4) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 15 ayat (5) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 15 ayat (6) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 15 ayat (7) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014 jo. Permen BUMN No.
02

Matriks AD WIKA
29
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
8. Ralat Pemanggilan RUPS. -----------------------------------------
a. Perseroan wajib melakukan Ralat Pemanggilan RUPS jika
terdapat perubahan informasi dalam pemanggilan RUPS
yang telah dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat 5
pasal ini. --------------------------------
b. Dalam hal ralat pemanggilan RUPS sebagaimana
dimaksud pada huruf a ayat ini, yang memuat informasi
atas perubahan tanggal penyelenggaraan RUPS dan/atau
penambahan mata acara RUPS Perseroan wajib melakukan
pemanggilan ulang RUPS sesuai tata cara pemanggilan
sebagaiman dimaksud dalam ayat 5 pasal ini. ----------------
c. Kewajiban pemanggilan ulang sebagaimana dimaksud
huruf b ayat ini tidak berlaku apabila Ralat Pemanggilan
RUPS mengenai perubahan tanggal penyelenggaraan
RUPS dan/atau penambahan mata acara RUPS yang
dilakukan bukan karena kesalahan Perseroan. ---------------
d. Bukti ralat pemanggilan bukan kesalahan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam huruf c ayat ini disampaikan
pada OJK pada hari yang sama saat dilakukan ralat
pemanggilan. -------------------------------
e. Media ralat pemanggilan RUPS paling kurang melalui :
1) 1 (satu) Surat Kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional; -------------
2) Situs Web Bursa Efek;dan ------------------
3) Situs Web Perseroan dalam 2 bahasa yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
f. Pemanggilan RUPS yang menggunakan bahasa asing
wajib memuat informasi sama dengan informasi dalam
pemanggilan RUPS yang menggunakan Bahasa Indonesia.
g. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran informasi dalam
bahasa asing dan bahasa Indonesia maka informasi yang
digunakan sebagai acuan adalah bahasa Indonesia. ---------
h. Bukti ralat pemanggilan RUPS tersebut wajib disampaikan
pada OJK paling lambat 2 hari kerja setelah pemanggilan
RUPS.
Pasal 16 ayat (1) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 16 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 16 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 16 ayat (4) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 13 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 13 ayat (7) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
--------------- PIMPINAN DAN RISALAH RUPS --------------- ------ PIMPINAN, TATA TERTIB, RISALAH RUPS DAN -----------

Matriks AD WIKA
30
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
---------------------------- Pasal 14 -----------------------------------
1. RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota
Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS
dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk
oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir
atau berhalangan maka RUPS dipimpin oleh pemegang saham
yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk oleh dan dari peserta
RUPS. -----------------
2. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh
Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan akan hal
yang akan diputuskan di dalam RUPS, maka RUPS dipimpin
oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak
mempunyai benturan kepentingan, yang ditunjuk oleh Dewan
Komisaris. Apabila semua Dewan Komisaris mempunyai
benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah
seorang Direktur yang ditunjuk oleh Direksi, dalam hal salah
seorang Direktur yang ditunjuk oleh Direksi mempunyai
benturan kepentingan atas hal yang diputuskan dalam RUPS,
maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak
mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota
Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS
dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen
yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir
dalam RUPS. ---------
3. Mereka yang hadir dalam RUPS harus membuktikan
wewenangnya untuk hadir dalam RUPS, yaitu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh Direksi atau Dewan
Komisaris pada waktu pemanggilan RUPS, yang demikian
dengan ketentuan untuk saham yang tercatat di Bursa Efek
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang Pasar Modal. -----------
---------------------- RINGKASAN RUPS --------------------------
--------------------------------- Pasal 14 ----------------------------------
1. RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota
Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS
dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh
Direksi. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris dan
Direksi tidak hadir atau berhalangan maka RUPS dipimpin oleh
pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk oleh
dan dari peserta RUPS. ----------------------
2. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh
Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan akan hal
yang akan diputuskan di dalam RUPS, maka RUPS dipimpin
oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak
mempunyai benturan kepentingan, yang ditunjuk oleh Dewan
Komisaris. Apabila semua Dewan Komisaris mempunyai
benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang
Direktur yang ditunjuk oleh Direksi, dalam hal salah seorang
Direktur yang ditunjuk oleh Direksi mempunyai benturan
kepentingan atas hal yang diputuskan dalam RUPS, maka
RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai
benturan kepentingan. Apabila semua anggota Direksi
mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh
salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh
pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS. ------
Pindah ke pasal kuorum
3. Tata Tertib RUPS. --------------------------------------------------
a. Pada saat pembukaan RUPS, Tata Tertib RUPS harus
diberikan kepada Pemegang Saham yang hadir. ---------
b. Pokok-pokok Tata Tertib RUPS pada huruf a ayat ini
harus dibacakan sebelum RUPS dimulai. -----------------
c. Pimpinan Rapat pada saat pembukaan RUPS wajib
memberikan penjelasan kepada Pemegang Saham paling
Pasal 22 Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 23 Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 24 Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
31
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
4. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam RUPS
dibuat Risalah RUPS oleh Notaris. Risalah RUPS tersebut
menjadi bukti yang sah terhadap semua pemegang saham dan
pihak ke tiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang
terjadi dalam RUPS. -------------
kurang mengenai : ------------------------------------
1) Mengenai kondisi umum Perseroan secara singkat;
2) Mata acara Rapat; --------------------------------------
3) Mekanisme pengambilan keputusan mengenai tata
cara Rapat; dan ------------------------------------------
4) Tata cara penggunaan hak Pemegang Saham untuk
mengajukan pertanyaan dan/atau pendapat; --------
4. Risalah RUPS. ------------------------------------------------------
a. Risalah RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh
Pimpinan Rapat dan paling sedikit 1 (satu) orang
Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh Peserta
RUPS. ----------------------------------------------------------
b. Tandatangan sebagaimana dimaksud huruf a ayat ini tidak
disyaratkan apabila Risalah RUPS tersebut dibuat oleh
Notaris dalam bentuk akta Berita Acara RUPS. ----
c. Risalah RUPS wajib disampaikan kepada OJK paling
lambat 30 hari setelah RUPS diselenggarakan. Dalam hal
waktu penyampaian Risalah jatuh pada hari libur
Perseroan wajib menyampaikan risalah paling lambat pada
hari kerja berikutnya. ----------------------------------
5. Ringkasan Risalah RUPS. -----------------------------------------
a. Perseroan wajib membuat Ringkasan Risalah RUPS yang
memuat informasi paling kurang sebagai berikut :-
1) Tanggal dan hari RUPS,tempat pelaksanaan RUPS,
waktu pelaksanaan RUPS, dan mata acara RUPS; ----
2) Anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang hadir
pada saat RUPS; ----------------------------------------
3) Jumlah saham dengan hak suara yang sah yang hadir
pada saat RUPS dan presentasinya dari jumlah
seluruh saham yang mempunyai hak suara yang sah;
4) Ada tidaknya pemberian kesempatan kepada
pemegang saham untuk mengajukan pertanyaan
dan/atau memberikan pendapat terkait mata acara
Rapat; ----------------------------------------------------
5) Jumlah pemegang saham yang mengajukan
pertanyaan dan/atau memberikan pendapat terkait
mata acara, jika pemegang saham diberi kesempatan;
6) Mekanisme pengambilan keputusan; ----------------
7) Hasil pemungutan suara yang meliputi jumlah suara
setuju, tidak setuju, dan abstain (tidak memberikan
suara) untuk setiap mata acara rapat, jika
Pasal 32 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 32 ayat (3) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 33 ayat (1) dan (2) Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014
Pasal 34 ayat (1) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
32
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
pengambilan keputusan dilakukan dengan
pemungutan suara; -------------------------------------
8) Keputusan RUPS; dan ---------------------------------
9) Pelaksanaan pembayaran dividen tunai kepada
pemegang saham yang berhak jika terdapat
keputusan RUPS terkait dengan pembagian dividen
tunai. --------------------------------------------
b. Perseroan wajib mengumumkan Ringkasan Risalah RUPS
kepada masyarakat paling lambat 2 hari kerja setelah
RUPS diselenggarakan paling kurang melalui : -
1) 1 (satu) Surat Kabar harian berbahasa Indonesiayang
berperedaran nasional; ---------------
2) Situs Web Bursa Efek; -------------------
3) Situs Web Perseroan dalam 2 bahasa yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
c. Ringkasan Risalah RUPS yang menggunakan bahasa asing
wajib memuat informasi sama dengan informasi dalam
ringkasan risalah RUPS yang menggunakan bahasa
Indonesia.
d. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran informasi dalam
bahasa asing dan bahasa Indonesia maka informasi yang
digunakan sebagai acuan adalah bahasa Indonesia. --------
e. Perseroan wajib menyampaikan bukti pengumuman
kepada OJK paling lambat 2 hari kerja setelah
diumumkan. ---------------------------------------------------
f. Ketentuan yang terkait dengan penyampaian kepada OJK
tentang :
1) risalah RUPS;
2) ringkasan Risalah RUPS yang diumumkan;dan
3) pengumuman ringkasan Risalah RUPS.
mutatis mutandis berlaku untuk penyelenggaraan RUPS
oleh Pemegang Saham yang telah memperoleh Penetapan
Pengadilan. ------------------------------
Pasal 34 ayat (2) , ayat (4), atay (5), ayat
(6) Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014
Pasal 34 ayat (7) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 35 Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
--- KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUPS ----
----------------------------- Pasal 15 ----------------------------------
1. a. RUPS dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per
dua) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
---------- KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUPS ------
--------------------------------- Pasal 15 ----------------------------------
1. a. RUPS dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per
dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
Pasal 26 ayat (1) huruf a Peraturan OJK

Matriks AD WIKA
33
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, kecuali
apabila ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a
tidak tercapai maka dapat diadakan pemanggilan RUPS
ke dua tanpa didahului dengan pengumuman/
pemberitahuan tentang akan diadakannya pemanggilan
RUPS.
c. RUPS ke dua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh)
hari kalender dan paling lambat 21 (duapuluh satu) hari
kalender terhitung sejak RUPS pertama dengan syarat
dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk
RUPS pertama kecuali mengenai persyaratan kuorum
sebagaimana ditetapkan dalam butir d dan pemanggilan
yang harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender sebelum RUPS ke dua tersebut, dengan tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal
RUPS dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah
diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum.
d. RUPS ke dua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang
saham atau kuasa yang sah dari pemegang saham yang
memiliki paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
e. Dalam hal kuorum RUPS ke dua tidak tercapai, diadakan
RUPS ke tiga paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan
paling lambat 21 (dua puluh satu) ahri kalender setelah
RUPS ke dua, dengan panggilan, waku penyelenggaraan,
jumlah suara untuk mengambil keputusan, dan kuorum
RUPS yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
sesuia dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.--
2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain
atau orang lain dengan surat kuasa. Surat kuasa harus dibuat
dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan
oleh Direksi Perseroan, dengan tidak mengurangi ketentuan
yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih
dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang hadir pada RUPS, kecuali
Undang-undang dan/atau Anggaran Dasar menentukan
perihal kuorum yang lebih besar.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana ditetapkan pada ayat 1
huruf a pasal ini tidak tercapai, maka RUPS kedua adalah
sah dan dapat mengambil keputusan yang mengikat apabila
paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah hadir dalam RUPS, dan
keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah yang hadir dalam RUPS. -----------------------
Diatur dalam Pasal 13 (5) mengenai pemanggilan
Diatur dalam Pasal 15 (1) huruf b mengenai kuorum
c. Dalam hal kuorum pada RUPS kedua tidak tercapai, RUPS
ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah
dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika
dihadiri oleh Pemegang Saham dengan hak suara yang sah
dalam kuorum kehadiran, dan keputusan yang ditetapkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan. --
Diatur dalam Pasal 15 ayat (7)
No. 32/POJK.04/2014
Pasal 26 ayat (1) huruf b dan huruf c
Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014
Pasal 26 ayat (2) Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
34
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Undang-Undang dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku tentang bukti perdata dan harus diajukan kepada
Direksi selambat-lambaynya sebelum RUPS dilaksanakan.
2. RUPS untuk mengalihkan kekayaan Perseroan atau menjadikan
jaminan hutang atas harta kekayaan Perseroan yang merupakan
lebih dari 50% (lima puluh persen) dari seluruh kekayaan bersih
Perseroan baik dalam satu transaksi atau lebih, baik yang
berkaitan satu sama lain maupun tidak berkaitan, harus
mendapat persetujuan RUPS dengan ketentuan sebagai berikut :
a. dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling
sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah
sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah yang hadir dalam RUPS;
b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud
dalam ayat 2 huruf a pasal ini tidak tercapai, maka dalam
RUPS kedua keputusan sah apabila dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua
per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui
oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang hadir
dalam RUPS; dan
c. dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua
sebagaimana dimaksud ayat 2 huruf b pasal ini tidak
tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan
RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika
dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak
suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum
keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
atas permohonan Perseroan.
3. a. Keputusan berkenaan dengan transaksi yang mempunyai
benturan kepentingan harus diambil dalam RUPS yang
khusus diadakan untuk keperluan tersebut yang dihadiri
oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan
kepentingan atas transaksi tersebut (untuk selanjutnya
disingkat “Pemegang Saham Independen”) yang memiliki
lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki Pemegang
Saham Independen dengan tidak mengurangi ketentuan
Pasal 28 huruf a, b, c dan d Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014
Pasal 28 huruf e Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 29 Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
35
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
ayat 1 butir a pasal ini, dan keputusan tersebut diambil
berdasarkan suara setuju dari Pemegang Saham
Independen yang memiliki lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah yang dimiliki seluruh Pemegang Saham Independen.
b. Apapun keputusan yang diambil Pemegang Saham
Independen tersebut dinyatakan mengikat sebagai
keputusan yang telah disetujui oleh kuorum RUPS
keseluruhan, yang diikuti oleh seluruh pemegang saham
yang hadir dalam RUPS, termasuk pula pemegang saham
yang mempunyai benturan kepentingan. ---------
c. Jika dalam RUPS yang pertama tersebut, ternyata jumlah
Pemegang Saham Independen yang hadir atau diwakili
tidak mencukupi persyaratan kuorum yang ditentukan oleh
RUPS pertama tersebut, maka atas permintaan Perseroan
dapat diadakan RUPS yang kedua dengan ketentuan RUPS
kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam
RUPS dihadiri oleh Pemegang Saham Independen yang
mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki
Pemegang Saham Independen dan keputusan diambil
berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah saham yang dimiliki Pemegang Saham
Independen yang hadir/diwakili dalam RUPS. ---------------
d. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua
sebagaimana dimaksud pada huruf c tidak tercapai, RUPS
ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah
dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh
pemegang saham dengan hak mana, dalam kuorum
kehadiran yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) atas permohonan Perseroan. ----------------------------
e. Keputusan RUPS ketiga adalah sah jika disetujui oleh
pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2
bagian saham yang dimiliki oleh pemegang saham
independen yang hadir. -----------------
f. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentigan
dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan
keputusan yang disetujui oleh pemegang saham
independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan.
4. RUPS untuk perubahan Direksi dan/atau Dewan Komisaris
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 29 huruf c dan huruf d Peraturan
OJK No. 32/POJK.04/2014
Pasal 29 huruf f Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014
Pasal 29 huruf g Peraturan OJK No.
32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
36
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
a. Perubahan Direksi dan/atau Dewan Komisaris ditetapkan
oleh RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham Seri A
Dwiwarna dan para pemegang saham lainnya dan/atau
wakil-wakil mereka yang sah yang bersama-sama
mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan
disetujui oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna dan para
pemegang saham lainnya dan/atau wakil-wakil mereka
yang sah yang bersama-sama mewakili lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah yang hadir dalam RUPS;
b. Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud
dalam ayat 4 huruf a pasal ini tidak tercapai, maka dalam
RUPS kedua keputusan sah apabila dihadiri oleh
pemegang saham Seri A Dwiwarna dan para pemegang
saham lainnya dan/atau wakil-wakil mereka yang sah yang
bersama-sama mewakili paling sedikit 1/3 (satu per tiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah dan keputusan harus disetujui oleh pemegang saham
Seri A Dwiwarna dan para pemegang saham lainnya
dan/atau wakil-wakil mereka yang sah yang bersama-
sama mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
hadir dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum kehadiran RUPS kedua sebagaimana
dimaksud ayat 4 huruf b tidak tercapai, RUPS ketiga sah
dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh
pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah
dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan
Perseroan, dengan ketentuan harus dihadiri dan disetujui
oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna.
5. RUPS untuk perubahan Anggaran Dasar Perseroan dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS, yang
dihadiri oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna dan para
pemegang saham lainnya dan/atau wakil-wakil mereka
yang ah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 2/3
(dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah dan keputusan harus disetujui oleh
pemegang saham Seri A Dwiwarna dan para pemegang
Menteri = Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia
Pasal 26 Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014
Pasal 27 Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
37
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
saham lainnya dan/atau wakil-wakil mereka yang sah yang
bersama-sama mewakili lebih dari 2/3 (dua per tiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah yang hadir dalam RUPS.
b. Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan
dalam ayat 5 huruf a pasal ini tidak tercapai maka dalam
RUPS kedua keputusan sah apabila dihadiri oleh
pemegang saham Seri A Dwiwarna dan para pemegang
saham lainnya dan/atau wakili-wakil mereka yang
mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
keputusan disetujui oleh pemegang saham Seri A
Dwiwarna dan para pemegang saham lainnya dan/atau
wakil-wakil mereka yang sah yang bersama-sama
mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang hadir
dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua
sebagaimana dimaksud ayat 5 huruf b pasal ini tidak
tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan
RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika
dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak
suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum
keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
atas permohonan Perseroan, dengan ketentuan harus
dihadiri dan disetujui oleh pemegang saham Seri A
Dwiwarna.
6. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan,
Pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan
pailit, perpanjangan jangka waktu dan Pembubaran hanya dapat
dilakukan berdasarkan keputusan RUPS, dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Dihadiri oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna dan para
pemegang saham lainnya dan/atau wakil-wakil mereka
yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 3/4
(tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah dan keputusan harus disetujui oleh
pemegang saham Seri A Dwiwarna dan para pemeagng
saham lainnya dan/atau wakil-wakil mereka yang sah yang
bersama-sama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat)
Pasal 28 Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
38
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
3. Dalam RUPS, tiap saham memberikan hak kepada
pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
4. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dan
karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam
RUPS, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
hadir dalam RUPS.
b. Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud
dalam ayat 6 huruf a pasal ini tidak tercapai, maka dalam
RUPS kedua keputusan sah apabila dihadiri oleh
pemegang saham Seri A Dwiwarna dan para pemegang
saham lainnya dan/atau wakil-wakil mereka yang
mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
keputusan disetujui oleh pemegang saham Seri A
Dwiwarna dan disetujui oleh para pemegang saham
lainnya dan/atau wakili-wakil mereka yang sah yang
bersama-sama mewakili lebih dari 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
hadir dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua
sebagaimana dimaksud ayat 6 huruf b pasal ini tidak
tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan
RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika
dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak
suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum
keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
atas permohonan Perseroan, dengan ketentuan harus
dihadiri dan disetujui oleh pemegang saham Seri A
Dwiwarna.
7. Pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS adalah
pemegang saham yang namnya tercatat dalam daftar pemegang
saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum RUPS.
8. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau
orang lain dengan surat kuasa. Surat kuasa harus dibuat dan
ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh
Direksi Perseroan, dengan tidak mengurangi ketentuan Undang-
Undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
tentang bukti perdata dan harus diajukan kepada Direksi
selambat-lambatnya sebelum RUPS dilaksanakan.
9. Dalam RUPS, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya
untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
10. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dan karyawan
Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam RUPS, namun
suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam RUPS tidak
dihitung pemungutan suara.
Pasal 19 ayat (2) POJK 32

Matriks AD WIKA
39
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
dalam RUPS tidak dihitung pemungutan suara.
5. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat
tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal lain secara
lisan, kecuali apabila ketua RUPS menetukan lain tanpa ada
keberatan dari satu atau lebih pemegang saham yang bersama-
sama mewakili sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah.
6. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan
tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan
dalam RUPS
7. Semua keputusan diabil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
- Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarag untuk
mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan
pemungutuan suara berdasarkan suara terbanyak biasa
dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam
RUPS.
- Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama
banyaknya, jika mengenai diri orang akan dilakukan
pemungutan suara kembali secara tertutup sampai
mencapai suara terbanyak sedangkan mengenai hal-hal
lain, maka akan dilakukan pemunguutan suara kembali
sampai dengan mencapai suara terbanyak.
8. a. Keputusan berkenaan dengan transaksi yang mempunyai
benturan kepentingan sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 17 ayat 16 di bawah harus diambil dalam RUPS
yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut yang
11. Pimpinan RUPS berhak untuk meminta agar surat kuasa yang
mewakili Pemegang Saham diperlihatkan kepadanya pada
waktu RUPS diadakan.
12. Dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan oleh
pemegang saham berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya
dan pemegang saham tidak berhak memberi kuasa kepada lebih
dari seorang kuasa untuk sebagian dari jumlah saham yang
dimilikinya dengan suara berbeda.
13. Ketentuan ayat 12, dikecualikan bagi :
a. Bank Kustodian atau Perusahaan Efek sebagai Kustodian
yang mewakili nasabah-nasabahnya pemilik saham
Perseroan.
b. Manajer Investasi yang mewakili kepentingan Reksa Dana
yang dikelolanya.
14. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat
tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal lain secara
lisan, kecuali apabila ketua RUPS menetukan lain tanpa ada
keberatan dari satu atau lebih pemegang saham yang bersama-
sama mewakili sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah.
15. Pemegang Saham yang mengeluarkan suara blanko atau
abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara
mayoritas Pemegang Saham yang mengeluarkan suara.
16. Semua Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan
suara setuju sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar ini.
Pasal 31 Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014
Pasal 30 Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
40
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
dihadiri oleh pemegang saham yang tidak mempunyai
benturan kepentingan atas transaksi tersebut (untuk
selanjutnya disingkat “Pemegang Saham Independen”)
yang memiliki lebih dari 50% (limapuluh persen) dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
dimiliki seluruh Pemegang Saham Independen dengan
tidak mengurangi ketentuan ayat 1 butir a pasal ini, dan
keputusan tersebut diambil berdasarkan suara setuju dari
Pemegang Saham Independen yang memiliki lebih dari
50% (limapuluh persen) dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang dimiliki seluruh
Pemegang Saham Independen.
b. Apapun keputusan yang diambil Pemegang Saham
Independen tersebut dinyatakan mengikat sebagai
keputusan yang telah disetujui oleh kuorum RUPS
keseluruhan, yang diikuti oleh seluruh pemegang saham
yang hadir dalam RUPS, termasuk pula pemegang saham
yang mempunyai benturan kepentingan. -------------------
----------------------------
c. Jika dalam RUPS yang pertama tersebut, ternyata jumlah
Pemegang Saham Independen yang hadir atau diwakili
ternyata tidak mencukupi persyaratan kuorum yang
ditentukan oleh RUPS pertama tersebut, maka atas
permintaan Perseroan dapat diadakan RUPS yang ke dua
setelah diadakan pemanggilan RUPS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13, asalkan dalam RUPS tersebut
hadir atau diwakili Pemegang Saham Independen yang
memiliki lebih dari 50% (limapuluh persen) dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki
Pemegang Saham Independen dan keputusan diambil
berdasarkan suara setuju lebih dari 50% (limapuluh
persen) dari jumlah saham yang dimiliki Pemegang
Saham Independen yang hadir/diwakili dalam RUPS.
Pasal 15 ayat (3)
Apabila dalam RUPS ke dua tersebut kuorum juga
tidak tercapai maka atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan RUPS
ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam) dan Lembaga Keuangan (LK).

Matriks AD WIKA
41
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
diganti menjadi huruf d
9. Setiap usul yang diajukan oleh para pemegang saham selama
pembicaraan atau pemungutan suara dalam RUPS harus
memenuhi semua syarat, sebagai berikut :
a. menurut pendapat Ketua Rapat hal tersebut berhubungan
langsung dengan salah satu acara RUPS yang
bersangkutan;
b. hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang
saham bersama-sama yang memiliki sedikitnya 10%
(sepuluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah; dan
c. menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan
langsung dengan usaha Perseroan.
17. Setiap usul yang diajukan oleh para pemegang saham selama
pembicaraan atau pemungutan suara dalam RUPS harus
memenuhi semua syarat, sebagai berikut :
a. menurut pendapat Ketua Rapat hal tersebut berhubungan
langsung dengan salah satu acara RUPS yang
bersangkutan; -------------------------------------------
b. hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang
saham bersama-sama yang memiliki sedikitnya 1/20 (satu
per duapuluh) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah; dan -------------------------------------------
c. menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan
langsung dengan usaha Perseroan. ---------
-------------------------------- DIREKSI ------------------------------
--------------------------------- Pasal 16 -------------------------------
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan Perseroan dengan ketentuan
paling sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi, seorang
diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama.
2. Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang
perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum,
kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatannya pernah:
a. dinyatakan pailit;
b. menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan
dinyatakan pailit, atau;
c. pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara dan/atau BUMN dan/atau
berkaitan dengan sektor keuangan.
----------------------------------- DIREKSI -------------------------------
------------------------------------ Pasal 16 --------------------------------
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan Perseroan dengan ketentuan
paling sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi, seorang
diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama.
2. Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang
perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat
dan selama menjabat : ----------------------------------------------
a. mempunyai akhlak, moral dan integeritas yang baik; ---
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum; -----------------
c. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan; ----------------------------------------
d. memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang yang
dibutuhkan Perseroan; ---------------------------------------
e. dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan
selama menjabat : ---------------------------------------------
1) tidak pernah dinyatakan pailit;------------------------
2) tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau
Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit, atau;
3) tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
Pasal 4 ayat (1) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
42
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
3. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2
Pasal ini, dibuktikan dengan surat pernyataan yang
ditandatangani oleh calon anggota Direksi dan surat tersebut
disimpan oleh Perseroan.
4. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 3 Pasal ini, pengangkatan anggota Direksi dilakukan
dengan memperhatikan keahlian, pengalaman serta
persyaratan lain berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku.
5. Antara Pengangkatan anggota Direksi, yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 4
Pasal ini, batal karena hukum sejak saat anggota Direksi
lainnya atau Dewan Komisaris mengetahui tidak
terpenuhinya persyaratan tersebut.
6. Antara para anggota Direksi dan antara anggota Direksi
dengan anggota Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan
keluarga sedarah sampai dengan derajat ke-3 (ke tiga), baik
menurut garis lurus maupun garis ke samping ataupun
hubungan semenda (menantu atau ipar). Dalam hal terjadi
keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat ini maka RUPS
berwenang memberhentikan salah seorang di antara mereka.
7. Para anggota Direksi diangkat oleh RUPS dari calon yang
pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau
BUMN dan/atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan. -----------------------------------------------
4) tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau
Dewan Komisaris yang selama menjabat: ----------
a) pernah tidak menyelenggarakan RUPS
Tahunan; -------------------------------------------
b) pertanggungjawabannya sebagai anggota
Direksi dan/atau Dewan Komisaris pernah tidak
diterima oleh RUPS atau pernah tidak
memberikan pertangungjawaban sebagai
anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris
kepada RUPS; dan -------------------------------
c) pernah menyebabkan Perusahaan yang
memperoleh izin, persetujuan, pendaftaran dari
Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi
kewajiban menyampaikan laporan tahunan
dan/atau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa
Keuangan. -----------------------------------
3. Pemenuhan persyaratan, wajib dimuat dalam surat pernyataan
yang ditandatangani oleh calon anggota Direksi dan surat
tersebut disampaikan kepada Perseroan. Surat pernyataan
tersebut wajib diteliti dan didokumentasikan oleh Perseroan.
4. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 3 Pasal ini, pengangkatan anggota Direksi dilakukan
dengan memperhatikan keahlian, pengalaman serta persyaratan
lain berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Antara Pengangkatan anggota Direksi, yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 4 Pasal
ini, batal karena hukum sejak saat anggota Direksi lainnya atau
Dewan Komisaris mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan
tersebut.
6. Antara para anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan
anggota Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan keluarga
sedarah sampai dengan derajat ke-3 (ke tiga), baik menurut
garis lurus maupun garis ke samping ataupun hubungan
semenda (menantu atau ipar). Dalam hal terjadi keadaan
sebagaimana dimaksud pada ayat ini maka RUPS berwenang
memberhentikan salah seorang di antara mereka.
7. Para anggota Direksi diangkat oleh RUPS dari calon yang
Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan
OJK No. 33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
43
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
diusulkan oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna setelah
melalui proses pencalonan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan pencalonan tersebut
mengikat bagi RUPS.
8. RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 harus dihadiri
oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan keputusan
Rapat tersebut harus disetujui oleh Pemegang Saham Seri A
Dwiwarna dengan memperhatikan ketentuan pasal 15 ayat 1
dan ayat 7 Anggaran Dasar.
9. Masa jabatan anggota Direksi adalah untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dalam pengertian terhitung sejak tanggal yang
ditetapkan dalam RUPS sampai dengan ditutupnya RUPS
Tahunan yang kelima setelah pengangkatannya (mereka),
dengan tidak mengurangi hak RUPS tersebut untuk
memberhentikan sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya
berakhir jika anggota Direksi tersebtu memenuhi salah satu
atau lebih alasan namun tidak terbatas pada :
a. tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati
dalam kontrak manajemen;
b. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
c. tidak melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
dibuktikan dengan putusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap dan mengikat;
d. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan
dan/atau Negara yang dibuktikan dengan putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap
dan mengikat;
e. mengundurkan diri.
10. Di samping alasan pemberhentian anggota Direksi
sebagaimana dimaksud pada ayat 9 huruf a sampai dengan e
Pasal ini, Direksi dapat diberhentikan oleh RUPS berdasarkan
alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS demi kepentingan
dan tujuan Perseroan.
11. Keputusan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat 9
huruf a, b, c, dan d dan ayat 10 Pasal ini diambil setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Pemberhentian
dengan alasan sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d ayat
9 merupakan pemberhentian dengan tidak hormat.
12. Setelah masa jabatan berakhir, anggota Direksi dapat diangkat
kembali oleh RUPS Tahunan untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
diusulkan oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna setelah
melalui proses pencalonan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan pencalonan tersebut mengikat bagi
RUPS.
8. RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 harus dihadiri oleh
Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan keputusan Rapat
tersebut harus disetujui oleh Pemegang Saham Seri A
Dwiwarna dengan memperhatikan ketentuan pasal 15 ayat 1
dan ayat 7 Anggaran Dasar.
9. Masa jabatan anggota Direksi adalah untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dalam pengertian terhitung sejak tanggal yang
ditetapkan dalam RUPS sampai dengan ditutupnya RUPS
Tahunan yang kelima setelah pengangkatannya (mereka),
dengan tidak mengurangi hak RUPS tersebut untuk
memberhentikan sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya
berakhir jika anggota Direksi tersebtu memenuhi salah satu atau
lebih alasan namun tidak terbatas pada :
a. tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati
dalam kontrak manajemen;
b. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
c. tidak melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan yang dibuktikan
dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum yang tetap dan mengikat;
d. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau
Negara yang dibuktikan dengan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan mengikat;
e. mengundurkan diri.
10. Di samping alasan pemberhentian anggota Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat 9 huruf a sampai dengan e Pasal ini,
Direksi dapat diberhentikan oleh RUPS berdasarkan alasan
lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS demi kepentingan dan
tujuan Perseroan.
11. Keputusan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat 9
huruf a, b, c, dan d dan ayat 10 Pasal ini diambil setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Pemberhentian
dengan alasan sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d ayat 9
merupakan pemberhentian dengan tidak hormat.
12. Setelah masa jabatan berakhir, anggota Direksi dapat diangkat
kembali oleh RUPS Tahunan untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

Matriks AD WIKA
44
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
13. Kepada para anggota Direksi diberi gaji dan
tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang
jumlahnya ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut
oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
14. Apabila oleh suatu sebab, jabatan anggota Direksi lowong,
maka :
a. lowongan tersebut harus diisi dalam RUPS berikutnya yang
mengagendakan pengisian lowongan jabatan tersebut;
b. selama jabatan itu lowong dan penggantinya belum ada atau
belum memangku jabatannya, maka salah seorang anggota
Direksi lainnya yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris,
menjalankan pekerjaan anggota Direksi dimaksud dengan
kekuasaan dan wewenang yang sama.
15. Masa jabatan seseorang yang diangkat oleh RUPS untuk
mengisi lowongan tersebut adalah untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dalam pengertian sebagaimana dimaksud pada
ayat 9 pasal ini.
16. Dalam hal terdapat penambahan jumlah anggota Direksi,
maka masa jabatan anggota Direksi baru tersebut adalah
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dalam pengertian
sebagaimana dimaksud pada ayat 9 Pasal ini.
17. Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai
anggota Direksi, maka untuk sementara Dewan Komisaris
berkewajiban untuk menjalankan pekerjaan Direksi yang
sedang berjalan, akan tetapi hanya dengan hak untuk
melakukan perbuatan pengurusan yang bertalian dengan hal-
hal dan kegiatan yang sedang berjalan, dengan kewajiban
dalam waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari
kalender setelah terjadi lowongan, untuk menyelenggarakan
RUPS guna mengisi lowongan tersebut.
18. a. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari
jabatannya dan wajib memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris, anggota Direksi
Perseroan lainnya dan Pemegang Saham yang
mengusulkan pengangkatan anggota Direksi yang
bersangkutan;
b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk
13. Kepada para anggota Direksi diberi gaji dan tunjangan/fasilitas
termasuk santunan purna jabatan yang jumlahnya ditentukan
oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat
dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
14. Apabila oleh suatu sebab, jabatan anggota Direksi lowong,
maka :
a. lowongan tersebut harus diisi dalam RUPS berikutnya yang
mengagendakan pengisian lowongan jabatan tersebut;
b. selama jabatan itu lowong dan penggantinya belum ada atau
belum memangku jabatannya, maka salah seorang anggota
Direksi lainnya yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris,
menjalankan pekerjaan anggota Direksi dimaksud dengan
kekuasaan dan wewenang yang sama.
15. Masa jabatan seseorang yang diangkat oleh RUPS untuk
mengisi lowongan tersebut adalah untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dalam pengertian sebagaimana dimaksud pada ayat 9
pasal ini.
16. Dalam hal terdapat penambahan jumlah anggota Direksi, maka
masa jabatan anggota Direksi baru tersebut adalah untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dalam pengertian sebagaimana dimaksud
pada ayat 9 Pasal ini.
17. Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai
anggota Direksi, maka untuk sementara Dewan Komisaris
berkewajiban untuk menjalankan pekerjaan Direksi yang
sedang berjalan, akan tetapi hanya dengan hak untuk
melakukan perbuatan pengurusan yang bertalian dengan hal-hal
dan kegiatan yang sedang berjalan, dengan kewajiban dalam
waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah
terjadi lowongan, untuk menyelenggarakan RUPS guna
mengisi lowongan tersebut.
18.
a. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari
jabatannya dan wajib memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris, anggota Direksi
Perseroan lainnya dan Pemegang Saham yang mengusulkan
pengangkatan anggota Direksi yang bersangkutan;
b. Perseroan wajib mengumumkan keterbukaan informasi
2 (dua) hari setelah penerimaan surat permohonan
pengunduran diri.
c. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk
Pasal 8 ayat 3 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014 & Pasal 15 ayat (4)
AD
Pasal 9 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014
Pasal 8 ayat 3 Peraturan OJK

Matriks AD WIKA
45
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
memutuskan permohonan pengunduran diri anggota
Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam
puluh) hari kalender setelah diterimanya surat
pengunduran diri;
c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS
dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalender setelah
diterimanya surat pengunduran diri, maka pengunduran
diri dari anggota Direksi tersebut menjadi sah tanpa
memerlukan persetujuan RUPS, kecuali pengunduran
diri tersebut menyebabkan jumlah anggota Direksi
kurang dari 2 (dua) orang;
d. Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri
sebagaimana tersebut tetap dapat dimintakan
pertanggungjawabannya sejak pengangkatan yang
bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran
dirinya menjadi efektif.
19. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga
mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2
(dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah
ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi
yang baru sehingga Perseroan memenuhi persyaratan minimal
jumlah anggota Direksi.
20. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
a. Pengunduran dirinya efektif sebagaimana dimaksud dalam
ayat 18 Pasal ini;
b. meninggal dunia;
c. masa jabatannya berakhir;
d. diberhentikan berdasarkan RUPS; dan/atau
e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
21. Bagi anggota Direksi yang berhenti sebelum maupun setelah
masa jabatannya berakhir, kecuali berhenti karena meninggal
dunia, maka yang berangkutan wajib menyampaikan
pertanggungjawaban atas tindakan-tindakan yang belum
diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.
22. Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara waktu
oleh Dewan Komisaris apabila mereka bertindak bertentangan
dengan Anggaran Dasar ini dan/atau terdapat indikasi
melakukan kerugian Perseroan atau melalaikan kewajibannya
dan/atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perseroan,
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi
dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari
setelah diterimanya surat pengunduran diri;
d. Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri
sebagaimana tersebut tetap dapat dimintakan
pertanggungjawabannya sejak pengangkatan yang
bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya
menjadi efektif.
19. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga
mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2
(dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah
ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang
baru sehingga Perseroan memenuhi persyaratan minimal
jumlah anggota Direksi.
20 Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
a. Pengunduran dirinya efektif sebagaimana dimaksud dalam
ayat 18 Pasal ini;
b. meninggal dunia;
c. masa jabatannya berakhir;
d. diberhentikan berdasarkan RUPS; dan/atau
e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan
21. Bagi anggota Direksi yang berhenti sebelum maupun setelah
masa jabatannya berakhir, kecuali berhenti karena meninggal
dunia, maka yang berangkutan wajib menyampaikan
pertanggungjawaban atas tindakan-tindakan yang belum
diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.
22. Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara waktu
oleh Dewan Komisaris apabila mereka bertindak bertentangan
dengan Anggaran Dasar ini dan/atau terdapat indikasi
melakukan kerugian Perseroan atau melalaikan kewajibannya
dan/atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perseroan, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
No. 33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
46
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
a. keputusan Dewan Komisaris mengenai pemberhentian
sementara anggota Direksi dilakukan sesuai dengan tata
cara pengambilan keputusan Rapat Dewan Komisaris; -
b. pemberhentian sementara dimaksud harus diberitahukan
secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan
yang menyebabkan tindakan tersebut dengan tembusan
kepada Direksi;
c. pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf b ayat
ini disampaikan dalam waktu paling lambat 2 (dua) hari
kerja setelah ditetapkannya pemberhentian sementara
tersebut;
d. anggota Direksi yang diberhentikan sementara tidak
berwenang menjalankan pengurusan Perseroan serta
mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan;
e. dalam jangka waktu paling lambat 45 (empatpuluh lima)
hari kalender setelah pemberhentian sementara dimaksud
harus diselenggarakan RUPS oleh Dewan Komisaris yang
akan memutuskan apakah mencabut atau menguatkan
keputusan pemberhentian sementara tersebut;
f. dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf e ayat ini,
anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan
untuk membela diri;
g. dalam hal jangka waktu 45 (empatpuluh lima) hari
kalender telah lewat, RUPS sebagaimana dimaksud pada
hurud e ayat ini tidak diselenggarakan atau RUPS tidak
a. keputusan Dewan Komisaris mengenai pemberhentian
sementara anggota Direksi dilakukan sesuai dengan tata
cara pengambilan keputusan Rapat Dewan Komisaris; -
b. pemberhentian sementara dimaksud harus diberitahukan
secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan
yang menyebabkan tindakan tersebut dengan tembusan
kepada Direksi;
c. pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf b ayat
ini disampaikan dalam waktu paling lambat 2 (dua) hari
kerja setelah ditetapkannya pemberhentian sementara
tersebut;
d. anggota Direksi yang diberhentikan sementara tidak
berwenang menjalankan pengurusan Perseroan serta
mewakili Perseroan untuk kepentingan Perseroan sesuai
dengan maksud dan tujuan baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
e. Pembatasan kewenangan dimaksud berlaku sejak
keputusan pemberhentian sementara oleh Dewan
Komisaris sampai dengan :
1) terdapat keputusan RUPS yang membatalkan
pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud
pada huruf d;
2) lampaunya jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada huruf f;
f. dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari setelah tanggal pemberhentian sementara dimaksud
harus diselenggarakan RUPS untuk menetapkan
pemberhentian sementara tersebut menjadi pemberhentian
tetap;
g. dengan lampaunya jangka waktu penyelenggaraan RUPS
sebagaimana dimaksud pada butir f ayat ini atau RUPS
tidak dapat mengambil keputusan, atau RUPS
membatalkan pemberhentian sementara tersebut, maka
pemeberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam
butir a ayat ini menjadi batal.
h. dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf f ayat ini,
anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan
untuk membela diri;
diatur dalam huruf g
Pasal 10 ayat (8) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 10 ayat (5) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
47
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
dapat mengambil keputusan, maka pemberhentian
sementara tersebut menjadi batal, dan Direksi yang
bersangkutan wajib melakukan tugasnya kembali
sebagaimana mestinya;
h. pemberhentian sementara tidak dapat diperpanjang atau
ditetapkan kembali dengan alasan yang sama, apabila
pemberhentian sementara dinyatakan batal sebagaimana
dimaksud pada huruf g ayat ini.
23. Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagai:
a. anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara lain, Badan
Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Milik Swasta;
b. jabatan struktural dan fungsional lainnya dalam
instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah;
c. pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif;
d. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan;
dan/atau
e. jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
i. pemberhentian sementara tidak dapat diperpanjang atau
ditetapkan kembali dengan alasan yang sama, apabila
pemberhentian sementara dinyatakan batal sebagaimana
dimaksud pada huruf g ayat ini.
23 Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagai:
a. anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara lain,
Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Milik
Swasta;
b. jabatan struktural dan fungsional lainnya dalam
instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah;
c. pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif;
d. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan; dan/atau
e. jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Bab IV huruf a point 5 dan 6 Permen
BUMN No. 03/MBU/02/2015jo Pasal 6
ayat (3) POJK No. 33/POJK.04/2014
-------------- TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI -----------
--------------------------------- Pasal 17 -------------------------------
1. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Tugas pokok Direksi adalah :
a. Memimpin, mengurus dan mengendalikan Perseroan
sesuai dengan tujuan Perseroan dan senantiasa berusaha
meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan.
b. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
3. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib mencurahkan
tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada
tugas, kewajiban, dan pencapaian maksud dan tujuan Perseroan
4. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara priadi
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan
5. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar diputuskan
oleh rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi yang
bersangkuan sampai dengan tindakan yang dimaksud disetujui
oleh rapat Direksi.
-------------- TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI ---------------
---------------------------------- Pasal 17 ----------------------------------
1. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan
usaha Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Tugas pokok Direksi adalah :
a. Memimpin, mengurus dan mengendalikan Perseroan sesuai
dengan tujuan Perseroan dan senantiasa berusaha
meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan.
b. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
3. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib mencurahkan
tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada
tugas, kewajiban, dan pencapaian maksud dan tujuan Perseroan
4. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan
5. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar
diputuskan oleh rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi
yang bersangkuan sampai dengan tindakan yang dimaksud
disetujui oleh rapat Direksi.
Pasal 12 ayat (3) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
48
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
6. Anggota Direksi tidak dapat diminta pertanggungjawaban penuh
secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila:
a. Dapat membuktikan kerugian tersebut bukan karena
kesalahan atau kelalaiannya;----------------------------------
b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-
hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud tujuan
Perseroan;------------------------------
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik secara
langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan
yang mengakibatkan kerugiann.;----------------
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah atau
berlanjutknya kerugian tersebut,;------------------------------
7. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar
Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian,
mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan
Perseroan,serta menjalankan segala tindakan, baik yang
mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan
pembatasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini dan
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia.--------------------
8. i. Perbuatan-perbuatan Direksi di bawah ini harus mendapat
persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris untuk:
a. melakukan penyertaan modal dengan nilai lebih dari 10%
(sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen)
dari jumlah ekuitas Perseroan, pada perseroan lain, anak
perusahaan, dan perusahaan patungan.;-----------------------
b. Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan
dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan
50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan.;------
----------------------
c. Melepaskan penyertaan modal dengan nilai leih dari 10%
(sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen)
6. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab secara tanggung
renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh
kesalahan atau kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan
tugasnya.
7. Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas
kerugian Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 apabila
dapat membuktikan :
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh
tangung jawab dan kehati hatian untuk kepentingan dan
sesuai dengan maksud dan tujuah Perseroan.
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang
mengakibatkan kerugian; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berkelanjutan kerugian tersebut.
7. Setiap anggota Direksi dilarang mengambil keuntungan pribadi
baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan
Perseroan selain penghasilan yang sah.
8. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar
Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian,
mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain
dengan Perseroan,serta menjalankan segala tindakan, baik yang
mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan
pembatasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini dan
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia.--------------------
9.
a. Perbuatan-perbuatan Direksi di bawah ini harus mendapat
persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris untuk:
1) melakukan penyertaan modal dengan nilai lebih dari
10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh
persen) dari jumlah ekuitas Perseroan, pada perseroan
lain, anak perusahaan, dan perusahaan patungan.;-------
2) Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan
patungan dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen)
sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah
ekuitas Perseroan.;----------------------------
3) Melepaskan penyertaan modal dengan nilai leih dari
10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh
Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan
OJK No. 33/POJK.04/2014
Pasal 37 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
49
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
dari jumlah ekuitas Perseroan, pada perseroan lain, anak
perusahaan, dan perusahaan patungan.;----------------------
d. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan,
pemisahan, dan pembubaran anak perusahaan dan
perusahaan patungan dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh
persern) sampa dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah
ekuitas Perseroan.;---------------------
e. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain
dalam bentuk apapun dengan nilai 10% (sepuluh persen)
dsampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas
Perseroan, keculai untuk proyek yang tidak bersifat
investasi.;--------------------------------------
f. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist)
dengan nilai lebihd ari 10% (sepuluh persen) sampai dengan
50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan.;------
----------------------
g. Menerima pinjaman jangka menengah/panjang dan
memberikan pinjaman jangka menengah/panjang dengan
nilai lebihd ari 10% (sepuluh persen) sampai dengan 50%
(lima puluh persen) dari jumlaj ekuitas Perseroan.;---
h. Memberikan pinjaman jangka pendek/menegah/panjang
yang tidak bersifat operasional;--------------------------
i. Mengadakan landbank sebagai persediaan (barang
dagangan)/ atau sebagai aktiva tetap;-----------------------
j. Mengagunkan, tukar menukar, dan melepaskan aktiva tetap
Perseroan dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen)
sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuuitas
Perseroan, kecuali asset tanah yang dicatat sebagai
persediaan;------------------------------------
k. Menghapuskan dari pembukuan terhadap piutang macet dan
persediaan barang mati;----------------------------------
l. Menetapkan dan mengubah logo Perseroan;---------------
m. Melakukan tindakan-tindakan yang belum ditetapkan dalam
RKAP
n. Melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam
transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal dengan nilai
lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima
puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan.---------
persen) dari jumlah ekuitas Perseroan, pada perseroan
lain, anak perusahaan, dan perusahaan patungan.;-------
4) Melakukan penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, pemisahan, dan pembubaran anak
perusahaan dan perusahaan patungan dengan nilai
lebih dari 10% (sepuluh persern) sampa dengan 50%
(lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan.;-----
5) Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak
lain dalam bentuk apapun dengan nilai 10% (sepuluh
persen) dsampai dengan 50% (lima puluh persen) dari
jumlah ekuitas Perseroan, keculai untuk proyek yang
tidak bersifat investasi.;--------------------------------------
6) Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau
avalist) dengan nilai lebihd ari 10% (sepuluh persen)
sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah
ekuitas Perseroan.;----------------------------
7) Menerima pinjaman jangka menengah/panjang dan
memberikan pinjaman jangka menengah/panjang
dengan nilai lebihd ari 10% (sepuluh persen) sampai
dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlaj ekuitas
Perseroan.;---
8) Memberikan pinjaman jangka
pendek/menegah/panjang yang tidak bersifat
operasional;--------------------------
9) Mengadakan landbank sebagai persediaan (barang
dagangan)/ atau sebagai aktiva tetap;----------------------
10) Mengagunkan, tukar menukar, dan melepaskan aktiva
tetap Perseroan dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh
persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari
jumlah ekuuitas Perseroan, kecuali asset tanah yang
dicatat sebagai persediaan;----------------------------------
11) Menghapuskan dari pembukuan terhadap piutang
macet dan persediaan barang mati;-------------------------
12) Menetapkan dan mengubah logo Perseroan;--------------
13) Melakukan tindakan-tindakan yang belum ditetapkan
dalam RKAP.
14) Melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam
transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal
dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai
dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas

Matriks AD WIKA
50
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
ii. Pendirian anak perusahaan/ perusahaan patungan dan/atau
kerjasama yang dilakukan dalam rangka mengikuti tender proyek
non – investasi dan/atau untuk melaksanakan proyek-proyek
yang diperroleh sepanjang diperlukan, tidak memerlukan
persetujuan Dewan Komisaris sebagaimaa dimaksud ayat 9.i
huruf b dan e.-----------------------------------
9. Apabila dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak
diterimanya permohonan atau penjelasa dan dokumen dari
Direksi, Dewan Komisaris tidak memberikan keputusan
sebagaimana dimaksud pada ayat 9 pasal ini, maka Dewan
Komisaris dianggap menyetujui usulan Direksi.------------------
10. Perbuatan-perbuatan di bawah ini hanya dapat dilakukan oleh
Direksi setelah mendapatkan tanggapan tertulis dari Dewan
Komisaris dan mendapat persetujuan dari RUPS untuk:
a. Melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam
transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal dengan nilai di
atas 50% (lima puluh persen) dari ekuitas Perseroan.---
b. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah
dihapuskanbukukan.
11. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:
a. Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
b. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan;
- Yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen
jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu)
transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain
maupun tidak.
12. a. transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 12 huruf a adalah
transaksi mengalihkan kekayaan bersih Perseroan yang terjadi
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku;------
b. Sedangkan transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 12
huruf b adalah transaksi penjaminan kekayaan Perseroan
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau lebih;---------
13. Perbuatan hukumsebagaimana dimaksud pada ayat 12 pasal ini
tanpa persetujuan RUPS, tetap mengikat Perseroansepanjang
pihak lain dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik.
14. Perbuatan hukum untuk mengalihkan/ melepaskan hak atau
menjadikan sebagai jaminan hutang atas harta kekayaan
Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat 11 Pasal ini harus
mendapat persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili
Perseroan.---------
b. Pendirian anak perusahaan/ perusahaan patungan dan/atau
kerjasama yang dilakukan dalam rangka mengikuti tender
proyek non – investasi dan/atau untuk melaksanakan
proyek-proyek yang diperroleh sepanjang diperlukan, tidak
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris sebagaimaa
dimaksud ayat 9 huruf a butir 2) dan 5).-----------------------
10. Apabila dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak
diterimanya permohonan atau penjelasan dan dokumen dari
Direksi, Dewan Komisaris tidak memberikan keputusan
sebagaimana dimaksud pada ayat 9 pasal ini, maka Dewan
Komisaris dianggap menyetujui usulan Direksi.------------------
11. Perbuatan-perbuatan di bawah ini hanya dapat dilakukan oleh
Direksi setelah mendapatkan tanggapan tertulis dari Dewan
Komisaris dan mendapat persetujuan dari RUPS untuk:
a. Melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam
transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal dengan nilai di
atas 50% (lima puluh persen) dari ekuitas Perseroan.---
b. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah
dihapuskanbukukan.
12. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:
a. Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
b. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan;
- Yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen
jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu)
transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain
maupun tidak.
13. a. transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 12 huruf a
adalah transaksi mengalihkan kekayaan bersih Perseroan
yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku;------
b. Sedangkan transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 12
huruf b adalah transaksi penjaminan kekayaan Perseroan
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau lebih;---------
14. Perbuatan hukumsebagaimana dimaksud pada ayat 12 pasal ini
tanpa persetujuan RUPS, tetap mengikat Perseroansepanjang
pihak lain dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik.
Diatur dalam Pasal 15 mengenai kuorum

Matriks AD WIKA
51
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Pemegang Saham yang memiliki palingsedikit ¾ (tiga per empat)
bagian dari jumlah seluruh saham denga hak suara yang sah dan
disetujui oleh paling seidkit ¾ (tiga per empat) bagian dari
jumlah suara tersebut. Dalam hal kuoum kehadiran tidak tercapat,
dapat diadakan RUPS ke dua dengan kehadiran paling sedikit2/3
(dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah dan disetujui oleh palilng sedikit ¾ (tiga per empat)
bagian dari jumlah suara tersebut.
15. Perbuatan hukum untuk mengalihkan/melepaskan hak atau
menjadikan jaminan hutang selulruh atau sebagian asset yang
merupakan barang dagangan atau persediaan termasuk yang
berasal dari pelunanasan piutang macet yang terjadi akibat
pelaksanaan dari kegiatan usaha utama, tidak memerlukan
persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS.
16. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang
memuat benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis
pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau Pemegang
Saham dengan kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi
memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
berdasarkan suara setuju terbanyak dari pemegang saham yang
tidak mempunyai benturan kepentingan.-
17. RUPS dapat mengurangi pembatasan terhadap tindakan Direksi
yang diatur dalan Anggaran Dasar ini atau menetukan
pembatasan lain kepada Direksi selain yang diatur dalam
Anggaran Dasar ini, dengan mengindahkan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.-
18. Dalam rangka melaksanakan kepengurusan Perseroan, Direktur
Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama
Direksi serta mewakili Perseroan dengan ketentuan semua
tindakan Direktur Utama dimaksud telah disetujui oleh rapat
Direksi.
19. Apabila Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab
apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ke tiga,
maka salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk untuk dan atas
nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.
20. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan,maka
anggota Direksi yang terlama dalam jabatan berwenang bertindak
untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas
Direktur Utama.
21. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang anggota Direksi yang
15. Perbuatan hukum untuk mengalihkan/melepaskan hak atau
menjadikan jaminan hutang seluruh atau sebagian asset yang
merupakan barang dagangan atau persediaan termasuk yang
berasal dari pelunanasan piutang macet yang terjadi akibat
pelaksanaan dari kegiatan usaha utama, tidak memerlukan
persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS
16. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang
memuat benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis
pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau Pemegang
Saham dengan kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi
memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
17. RUPS dapat mengurangi pembatasan terhadap tindakan Direksi
yang diatur dalan Anggaran Dasar ini atau menetukan
pembatasan lain kepada Direksi selain yang diatur dalam
Anggaran Dasar ini, dengan mengindahkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.-
18. Dalam rangka melaksanakan kepengurusan Perseroan, Direktur
Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama
Direksi serta mewakili Perseroan dengan ketentuan semua
tindakan Direktur Utama dimaksud telah disetujui oleh rapat
Direksi.
19. Apabila Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena
sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ke
tiga, maka salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk untuk
dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur
Utama.
20. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan,maka
anggota Direksi yang terlama dalam jabatan berwenang
bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan
tugas-tugas Direktur Utama.
21. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang anggota Direksi

Matriks AD WIKA
52
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
terlama dalam jabatan, maka anggota Direksi yang tertua dalam
usia yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.-------
22. Dalam hal salah seorang anggota Direksi selain Direktur Utama
berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ke tiga, maka anggota-anggota Direksi
lainnya menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk
melaksanakan tugas-tugas anggota Direksi yang berhalangan
tersebut.
23. Semua tindakan anggota Direksi yang mewakili Direktur Utama
tersebut wajib disetujui dalam Rapat Direksi.
24. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung gjawabnya
sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebihs ebagai wakil
atau kuasanya,d engan memberikannya kepadanya atau kepada
mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu tersebut yang diatur
dalam surat kuasa.
25. Pembagian tugas dan wewnang setuap anggota Direksi
ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan
pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka pembagian tugas
dan wewenang di antara Direksi ditetapkan berdasarkan
keputusan Direksi.
26. Direksi dalam mengurus Perseroan melaksanakan petunjuk
diberikan oleh RUPS sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar ini.
27. Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:
a. Terjadi perkara di depan Pengadilan antara Perseroan dengan
anggota Direksi yang bersangkutan; atau
b. Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan
kepentingan dengan perseroan.
28. Dalam hal terdapat keadaans ebagaimana dimaksud dalam ayat
27 Pasal ini, yang berhak mewakili Perseroan adalah:
a. Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan
kepentingan dengan Perseroan;
b. Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi atau
Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan
Perseroan.
yang terlama dalam jabatan, maka anggota Direksi yang tertua
dalam usia yang berwenang bertindak untuk dan atas nama
Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.-------
22. Dalam hal salah seorang anggota Direksi selain Direktur Utama
berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ke tiga, maka anggota-anggota Direksi
lainnya menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk
melaksanakan tugas-tugas anggota Direksi yang berhalangan
tersebut.
23. Semua tindakan anggota Direksi yang mewakili Direktur Utama
tersebut wajib disetujui dalam Rapat Direksi.
24. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung gjawabnya
sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebihs ebagai
wakil atau kuasanya,d engan memberikannya kepadanya atau
kepada mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu tersebut
yang diatur dalam surat kuasa.
25. Pembagian tugas dan wewnang setuap anggota Direksi
ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan
pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka pembagian
tugas dan wewenang di antara Direksi ditetapkan berdasarkan
keputusan Direksi.
26. Direksi dalam mengurus Perseroan melaksanakan petunjuk
diberikan oleh RUPS sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar ini.
27. Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:
a. Terjadi perkara di depan Pengadilan antara Perseroan
dengan anggota Direksi yang bersangkutan; atau
b. Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan
kepentingan dengan perseroan.
28. Dalam hal terdapat keadaan s ebagaimana dimaksud dalam ayat
27 Pasal ini, yang berhak mewakili Perseroan adalah:
a. Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan
kepentingan dengan Perseroan;
b. Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi atau
Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan
dengan Perseroan.

Matriks AD WIKA
53
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
-------------------------- RAPAT DIREKSI -------------------------
--------------------------------- Pasal 18-------------------------------
1. Segala keputusan Direksi diambil dalam rapat Direksi. --
2. Keputusan dapat pula diambil di luar rapat Direksi sepanjang
seluruh anggota Direksi setuju tentang cara dan materi yang
diputuskan.----------------------------------
3. Dalam setiap rapat Direksi harus dibuat risalah rapat yang
berisi hal-hal yang dibicarakan (termasuk pernyataan
ketidaksetujuan anggota Direksi, jika ada) dan hal-hal yang
diputuskan. ---------------------------------
4. Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini
ditanda-tangani oleh Ketua rapat dan seluruh anggota Direksi
yang hadir dan rapat tersebut dilengkapi dengan daftar hadir
yang ditandatangani oleh Ketua rapat dan seluruh anggota
Direksi yang hadir. Anggota Direksi yang tidak hadir dalam
rapat tersebut diwajibkan untuk memberikan pendapat berupa
persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap keputusan rapat
tersebut. -------
5. Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu
apabila : -------------------------------------------------
a. dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi;
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota
Dewan Komisaris; atau -------------------------
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih
pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu
per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara. ---------------------------------
--------------------------- RAPAT DIREKSI -----------------------------
--------------------------------- Pasal 18------------------------------------
1. Segala keputusan Direksi diambil dalam rapat Direksi. --
2. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa
mengadakan rapat Direksi dengan ketentuan semua anggota
Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota
Direksi memberikan Direksi dapat juga mengambil keputusan
yang sah tanpa mengadakan rapat Direksi dengan ketentuan
semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan
semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul
yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan
tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang
diambil dengan sah dalam rapat Direksi.
Diatur dalam ayat 22 huruf a Pasal ini.
3. Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu
apabila :
a. dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi;
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota
Dewan Komisaris; atau
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih
pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu
per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara.
4. a. Direksi wajib mengadakan rapat Direksi secara berkala
paling kurang satu kali dalam setiap bulan.
b. Direksi wajib mengadakan rapat Direksi bersama Dewan
Komisaris secara berkala paling kurang satu kali dalam 4
(empat) bulan.
Pasal 16 ayat 1 dan ayat 3 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
54
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
6. Rapat Direksi dianggap sah apabila diadakan di tempat
kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha
Perseroan. -------------------------------------------------------
7. Panggilan Rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh
anggota Direksi yang berhak mewakili Perseroan dan
disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari
kerja sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih
singkat jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. ----
8. Dalam surat panggilan rapat sebagaimana dimaksud dalam
ayat 7 Pasal ini harus mencantumkan acara, tanggal, waktu
dan tempat rapat.
9. Panggilan rapat terlebih dahulu tidak disyaratkan apabila
semua anggota Direksi hadir dalam rapat. ------------------
10. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan
yang mengikat apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per
dua) jumlah anggota Direksi atau wakilnya yang sah dengan
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
9 Pasal ini.
11. Dalam hal penambahan agenda Rapat, Rapat Direksi tidak
berhak mengambil keputusan kecuali semua anggota Direksi
atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui penambahan
agenda rapat tersebut. -----------
12. Semua rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. -----
-Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan,
maka salah seorang Direktur yang ditunjuk secara tertulis
oleh Direktur Utama yang memimpin rapat Direksi. --------
-Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukkan,
maka salah seorang Direktur yang terlama dalam jabatan
sebagai anggota Direksi yang memimpin rapat Direksi. ----
5. Direksi harus menjadwalkan rapat sebagaimana dimaksud dalam
ayat 3 dan ayat 4 untuk tahun berikutnya sebelum berakhirnya
tahun buku.
6. Pada rapat yang telah dijadwalkan sebagaimana dimaksud pada
ayat 5 pasal ini, bahan rapat disampaikan kepada peserta paling
lama 5 (lima) hari sebelum rapat diselenggarakan.
7. Dalam hal terdapat rapat yang diselenggarakan diluar jadwal
yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat 5 bahan
rapat disampaikan kepada peserta rapat paling lambat sebelum
rapat diselenggarakan.
8. Rapat Direksi dianggap sah apabila diadakan di tempat
kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha Perseroan. --
-----------------------------------------------------
9. Panggilan Rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh anggota
Direksi yang berhak mewakili Perseroan dan disampaikan dalam
jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat
diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam
keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat. ----
10. Dalam surat panggilan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat
9 Pasal ini harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan
tempat rapat.
11. Panggilan rapat terlebih dahulu tidak disyaratkan apabila semua
anggota Direksi hadir dalam rapat. ------------------
12. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua)
jumlah anggota Direksi atau wakilnya yang sah dengan
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 11
Pasal ini, kehadiran anggota Direksi dalam rapat tersebut wajib
diungkap dalam laporan tahunan perseroan.
13. Dalam hal penambahan agenda Rapat, Rapat Direksi tidak
berhak mengambil keputusan kecuali semua anggota Direksi
atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui penambahan
agenda rapat tersebut. -----------
14. Semua rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. -----
-Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, maka
salah seorang Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh
Direktur Utama yang memimpin rapat Direksi. --------
-Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukkan,
maka salah seorang Direktur yang terlama dalam jabatan
sebagai anggota Direksi yang memimpin rapat Direksi. ----
Pasal 17 ayat 1 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 17 ayat 2 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 17 ayat 3 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
55
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
-Dalam hal Direktur yang paling lama menjabat sebagai
anggota Direksi Perseroan lebih dari 1 (satu) orang, maka
Direktur yang tertua dalam usia yang bertindak sebagai
pimpinan rapat Direksi. ------------------------------
13. Untuk memberikan suara dalam pengambilan keputusan,
seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat hanya
oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang
diberikan khusus untuk keperluan itu. -------
14. Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang
anggota Direksi lainnya. -------------------------------------
15. Semua keputusan dalam rapat Direksi diambil dengan
musyawarah untuk mufakat. ----------------------------------
-Dalam hal keputusan tidak dapat diambil dengan
musyawarah mufakat, maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak. ------------------------------------------------
-Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama
banyaknya, jika mengenai diri orang akan dilakukan
pemungutan suara kembali secara tertutup sampai mencapai
suara terbanyak sedangkan mengenai hal-hal lain, maka akan
dilakukan pemungutan suara kembali sampai dengan
mencapai suara terbanyak.-----------------
16. Setiap anggota Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara
dan tambahan 1 (satu) suara untuk anggota Direksi yang
diwakilinya. ----------------------------------------------
17. Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan hasil
pemungutan suara belum mendapatkan satu alternatif dengan
suara lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan, maka dilakukan pemilihan ulang terhadap
dua usulan yang memperoleh suara terbanyak sehingga salah
satu usulan memperoleh suara lebih dari 1/2 (satu per dua)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan. ----------------------
18. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang
diajukan dalam rapat dan bertanggung jawab atas hasil
keputusan rapat. ------------------------------------------------
19. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung
dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam
rapat. --------------------------------------
-Dalam hal Direktur yang paling lama menjabat sebagai
anggota Direksi Perseroan lebih dari 1 (satu) orang, maka
Direktur yang tertua dalam usia yang bertindak sebagai
pimpinan rapat Direksi. ------------------------------
15. Untuk memberikan suara dalam pengambilan keputusan,
seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat hanya oleh
anggota Direksi lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang
diberikan khusus untuk keperluan itu. -------
16. Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang
anggota Direksi lainnya. --------------------------------------
17. Semua keputusan dalam rapat Direksi diambil dengan
musyawarah untuk mufakat.
-Dalam hal keputusan tidak dapat diambil dengan musyawarah
mufakat, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak.
18. Setiap anggota Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan
tambahan 1 (satu) suara untuk anggota Direksi yang
diwakilinya. ----------------------------------------------
19. Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan hasil pemungutan
suara belum mendapatkan satu alternatif dengan suara lebih
dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan, maka dilakukan pemilihan ulang terhadap dua
usulan yang memperoleh suara terbanyak sehingga salah satu
usulan memperoleh suara lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian
dari jumlah suara yang dikeluarkan. ---------------------------------
20. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan
dalam rapat dan bertanggung jawab atas hasil keputusan rapat.
21. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung
dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
22.a. Dalam setiap rapat Direksi harus dibuat risalah rapat yang
berisi hal-hal yang dibicarakan (termasuk pernyataan
ketidaksetujuan anggota Direksi, jika ada) dan hal-hal yang
diputuskan.

Matriks AD WIKA
56
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
b. Hasil rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf a
pasal ini wajib dituangkan dalam risalah rapat,
ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir dan
disampaikan kepada seluruh anggota Direksi dan Direksi
menyampaikan kepada Dewan Komisaris apabila diminta
untuk diketahui.
c. Hasil rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf b
pasal ini wajib dituangkan dalam risalah rapat,
ditandatangani oleh anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris yang hadir, dan disampaikan kepada seluruh
anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
d. Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris yang tidak menandatangani hasil rapat
sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c ayat ini,
yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara
tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada risalah
rapat.
e. Anggota Direksi yang tidak hadir dalam rapat diwajibkan
untuk memberikan pendapat berupa persetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap keputusan rapat tersebut.
f. Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf
c ayat ini wajib didokumentasikan oleh Perseroan
persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang
diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam
rapat Direksi.
Pasal 19 ayat 1 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 19 ayat 2 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 19 ayat 3 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 19 ayat 4 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
57
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
--------------------- DEWAN KOMISARIS ------------------------
------------------------------ Pasal 19 ----------------------------------
1. Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) orang anggota atau lebih
yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS sesuai dengan
kebutuhan.
-Perseroan wajib memiliki Komisaris Independen sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
2. Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang
anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan
Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan
berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
3. Dalam hal Dewan Komisaris terdiri lebih dari 1 (satu) orang
anggota maka salah seorang anggota Dewan Komisaris
diangkat sebagai Komisaris Utama.
4. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris
adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan
hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatannya pernah : -------------------------
a. dinyatakan pailit; -------------------------------------------
b. menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris
atau anggota Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu Perseroan atau Perum dinyatakan
pailit; atau -----------------------
c. dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
keuangan negara dan/atau BUMN dan/atau yang berkaitan
dengan sektor keuangan. -----
------------------------ DEWAN KOMISARIS --------------------------
--------------------------------- Pasal 19 -----------------------------------
1. Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) orang anggota atau lebih
yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS sesuai dengan
kebutuhan.
-Perseroan wajib memiliki Komisaris Independen sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
2. Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang
anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan
Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan
berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
3. Dalam hal Dewan Komisaris terdiri lebih dari 1 (satu) orang
anggota, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris
diangkat sebagai Komisaris Utama, dengan ketentuan dalam hal
Dewan Komisaris terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota
Komisaris, jumlah Komisaris Independen wajib paling kurang
30% (tigapuluh persen) dari jumlah seluruh anggota Dewan
Komisaris.
4. Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah
orang perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat
diangkat dan selama menjabat :
a. mempunyai akhlak, moral dan integritas yang baik;
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
c. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan;
d. memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang yang
dibutuhkan Perseroan;
e. dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan
selama menjabat :
1) tidak pernah dinyatakan pailit;
2) tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit; atau
3) tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau
BUMN dan/atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan.-----------------------------------------------
4) tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris yang selama menjabat:
a) pernah tidak menyelenggarakan RUPS
Pasal 20 ayat 1 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 20 ayat 3 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 21 ayat (1) jo Pasal 4 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
58
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
5. Selain memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat 4
Pasal ini, pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan
dengan memper-timbangkan integritas, dedikasi, pemahaman
mengenai masalah-masalah manajemen perusahaan yang
berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki
pengetahuan yang memadai di bidang usaha Perseroan, dan
dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
Tahunan;
b) pertanggungjawabannya sebagai anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah
tidak memberikan pertangungjawaban sebagai
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris kepada RUPS; dan --
c) pernah menyebabkan perusahaan yang
memperoleh izin, persetujuan, pendaftaran dari
Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi
kewajiban menyampaikan laporan tahunan
dan/atau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
5. Pemenuhan persyaratan, wajib dimuat dalam surat pernyataan
yang ditandatangani oleh calon anggota Direksi dan surat
tersebut disampaikan kepada Perseroan. Surat pernyataan
tersebut wajib diteliti dan didokumentasikan oleh Perseroan.
6. Selama memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
4 pasal ini, Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai
wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan,
memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan
Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir, kecuali
untuk pengangkatan kembali sebagai Komisaris
Independen Perseroan pada periode berikutnya;
b. tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak
langsung pada Perseroan;
c. tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan,
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau
pemegang saham utama Perseroan; dan
d. tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun
tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha
Perseroan tersebut.
7. Selain memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat 4
Pasal ini, pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan
dengan memper-timbangkan integritas, dedikasi, pemahaman
mengenai masalah-masalah manajemen perusahaan yang
berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki
pengetahuan yang memadai di bidang usaha Perseroan, dan
dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
Pasal 4 ayat (2) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 21 ayat (2) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
59
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
tugasnya serta persyaratan lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
6. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris, yang tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 4
dan 5 Pasal ini, batal karena hukum sejak saat anggota Dewan
Komisaris lainnya atau Direksi mengetahui tidak
terpenuhinya persyaratan tersebut.
7. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tidak bersamaan
waktunya dengan pengangkatan anggota Direksi.
8. Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan
oleh RUPS dari calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham
Seri A Dwiwarna setelah melalui proses pencalonan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS.
9. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah untuk jangka
waktu terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS
yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS
Tahunan ke-5 (ke-lima) setelah tanggal pengangkatannya,
namun demikian dengan tidak -mengurangi hak RUPS
tersebut untuk memberhentikan anggota Dewan Komisaris
tersebut sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir
jika para anggota Dewan Komisaris tersebut memenuhi salah
satu atau lebih alasan namun tidak terbatas pada: --------------
a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; ----
b. tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan/atau ketentuan Anggaran Dasar; -------
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan
dan/atau Negara; -------------------------------------------
d. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau ---------
e. mengundurkan diri. ----------------------------------------
-Setelah masa jabatan berakhir anggota Dewan Komisaris
tersebut dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk 1 (satu)
kali masa jabatan. -----------------------------
10. Di samping alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris
sebagaimana dimaksud pada ayat 9, anggota Dewan
Komisaris dapat diberhentikan oleh RUPS berdasarkan alasan
lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS demi kepentingan dan
tujuan Perseroan. --------------------
11. Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana
dimaksud pada ayat 9 a, b, dan c Pasal ini, diambil setelah
tugasnya serta persyaratan lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
8. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris, yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan 7 Pasal ini,
batal karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris
lainnya atau Direksi mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan
tersebut.
9. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tidak bersamaan
waktunya dengan pengangkatan anggota Direksi.
10. Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh
RUPS dari calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham Seri A
Dwiwarna setelah melalui proses pencalonan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pencalonan
tersebut mengikat bagi RUPS.
11. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah untuk jangka
waktu terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang
mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan
ke-5 (ke-lima) setelah tanggal pengangkatannya, namun
demikian dengan tidak -mengurangi hak RUPS tersebut untuk
memberhentikan anggota Dewan Komisaris tersebut sewaktu-
waktu sebelum masa jabatannya berakhir jika para anggota
Dewan Komisaris tersebut memenuhi salah satu atau lebih
alasan namun tidak terbatas pada: -------------
a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; ----
b. tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan/atau ketentuan Anggaran Dasar; -------
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau
Negara; -------------------------------------------
d. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau ---------
e. mengundurkan diri. ----------------------------------------
-Setelah masa jabatan berakhir anggota Dewan Komisaris
tersebut dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk 1 (satu) kali
masa jabatan. -----------------------------
12. Di samping alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris
sebagaimana dimaksud pada ayat 11, anggota Dewan Komisaris
dapat diberhentikan oleh RUPS berdasarkan alasan lainnya
yang dinilai tepat oleh RUPS demi kepentingan dan tujuan
Perseroan.
13. Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud
pada ayat 11 a, b, dan c Pasal ini, diambil setelah yang

Matriks AD WIKA
60
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri. -------
12. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada
ayat 9 huruf c dan d Pasal ini merupakan pemberhentian
dengan tidak hormat.
13. Antara para anggota Dewan Komisaris dan antara anggota
Dewan Komisaris dengan anggota Direksi dilarang memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat ke tiga, baik
menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk
hubungan yang timbul karena perkawinan.
14. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat
13 Pasal ini, maka RUPS berwenang memberhentikan salah
seorang di antara mereka.
15. Anggota Dewan Komisaris diberikan honorarium dan
tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang
jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
16. Pembagian kerja di antara para anggota Dewan Komisaris
diatur oleh mereka sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya
Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan
Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban
Perseroan
17. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris
lowong atau Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota
Dewan Komisaris, maka RUPS harus diselenggarakan dalam
waktu paling lambat 60 (enampuluh) hari kalender setelah
terjadi lowongan, untuk mengisi lowongan tersebut;
18. a. seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan
diri dari jabatannya wajib memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan
bersangkutan diberi kesempatan membela diri.
14. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat
11 huruf c dan d Pasal ini merupakan pemberhentian dengan
tidak hormat.
15. Antara para anggota Dewan Komisaris dan antara anggota
Dewan Komisaris dengan anggota Direksi dilarang memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat ke tiga, baik menurut
garis lurus maupun garis ke samping, termasuk hubungan yang
timbul karena perkawinan.
16. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat 15
Pasal ini, maka RUPS berwenang memberhentikan salah
seorang di antara mereka.
17. Anggota Dewan Komisaris diberikan honorarium dan
tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jenis
dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
18. Pembagian kerja di antara para anggota Dewan Komisaris
diatur oleh mereka sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya
Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan
Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban
Perseroan.
19. Apabila oleh suatu sebab, jabatan anggota Dewan Komisaris
lowong, maka :
a. lowongan tersebut harus diisi dalam RUPS yang
mengagendakan pengisian lowongan jabatan tersebut;
b. selama jabatan itu lowong dan penggantinya belum ada
atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang
anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk dalam
Rapat DewanKomisaris, menjalankan pekerjaan anggota
Dewan Komisaris dimaksud dengan kekuasaan dan
wewenang yang sama.
20. Apabila oleh suatu sebab Perseroan tidak mempunyai
seorangpun anggota Dewan Komisaris, maka RUPS harus
diselenggarakan dalam waktu paling lambat 90
(sembilanpuluh) hari setelah terjadi lowongan, untuk mengisi
lowongan tersebut;
21. a. seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan
diri dari jabatannya wajib memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan
Pasal 27 jo Pasal 8 ayat (2) ayat Peraturan
OJK No. 33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
61
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Pemegang Saham yang mengusulkan pengangkatan
anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan;
b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk
memutuskan permohonan pengunduran diri anggota
Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60
(enampuluh) hari kalender setelah diterimanya surat
pengunduran diri;
c. dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS
dalam waktu 60 (enampuluh) hari kalender setelah
diterimanya surat pengunduran diri, maka pengunduran
diri dari anggota Dewan Komisaris tersebut menjadi sah
tanpa memerlukan persetujuan RUPS, kecuali
pengunduran diri tersebut menyebabkan jumlah anggota
Dewan Komisaris kurang dari 2 (dua) orang. –
d. kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan
diri sebagaimana tersebut tetap dapat dimintakan
pertanggung jawabannya sejak pengangkatan yang
bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya
menjadi efektif.
19. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :
a. Pengunduran dirinya efektif sebagaimana dimaksud dalam
ayat 18 Pasal ini;
b. meninggal dunia;
c. masa jabatannya berakhir;
d. diberhentikan berdasarkan RUPS; dan/atau
e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan
Komisaris berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
20. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri
sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris
menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri
tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah
diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga
Perseroan memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota
Dewan Komisaris.
21. Bagi anggota Dewan Komisaris yang berhenti sebelum
maupun setelah masa jabatannya berakhir kecuali berhenti
karena meninggal dunia, maka yang bersangkutan tetap
Pemegang Saham yang mengusulkan pengangkatan
anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan;
b. Perseroan wajib mengumumkan keterbukaan
informasi 2 (dua) hari setelah penerimaan surat
permohonan pengunduran diri.
c. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk
memutuskan permohonan pengunduran diri anggota
Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 90
(sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat
pengunduran diri;
d. kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan
diri sebagaimana tersebut tetap dapat dimintakan
pertanggung jawabannya sejak pengangkatan yang
bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya
menjadi efektif.
22. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :
a. Pengunduran dirinya efektif sebagaimana dimaksud
dalam ayat 21 Pasal ini;
b. meninggal dunia;
c. masa jabatannya berakhir;
d. diberhentikan berdasarkan RUPS; dan/atau
e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan
Komisaris berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
23. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri
sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris
menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri
tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah
diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga
Perseroan memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota
Dewan Komisaris.
24. Bagi anggota Dewan Komisaris yang berhenti sebelum maupun
setelah masa jabatannya berakhir kecuali berhenti karena
meninggal dunia, maka yang bersangkutan tetap bertanggung
Pasal 27 jo Pasal 9 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 27 jo Pasal 8 ayat (3) Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
62
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya yang belum
diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.
22. Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan
rangkap sebagai :
a. anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara lain,
Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta;
b. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, pengurus partai politik dan/atau
calon/anggota legislatif; dan/atau
c. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
jawab atas tindakan-tindakannya yang belum diterima
pertanggungjawabannya oleh RUPS.
25. Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap
sebagai :
a. anggota Dewan Komisaris Badan Usaha Milik Negara
atau Perusahaan lain;
b. anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara lain,
Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta;
c. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, pengurus partai politik dan/atau
calon/anggota legislatif; dan/atau
d. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
26. Setiap anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil
keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak
langsung dari kegiatan Perseroan selain penghasilan yang sah.
27. Setiap anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab secara
tanggung renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh
kesalahan atau kelalaian anggota Dewan Komisaris dalam
menjalankan tugasnya.
28. Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan
atas kerugian Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 27
apabila dapat membuktikan :
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh
tangung jawab dan kehati hatian untuk kepentingan dan
sesuai dengan maksud dan tujuah Perseroan.
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang
mengakibatkan kerugian; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berkelanjutan kerugian tersebut.
Bab V huruf A point 1 Permen BUMN
No. 02/MBU/02/2015&Pasal 24 ayat (5)
POJK No. 33/POJK.04/2014
Pasal 37 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014
Pasal 29 jo Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2)
Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
63
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
--- TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN DEWAN --------------
---------------- KOMISARIS -------------------------------
----------------------------- Pasal 20 -----------------------------------
1. Dewan Komisaris: ----------------------------------------------
a. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan Perseroan kepada Direksi serta
memberikan nasehat kepada Direksi , termasuk mengenai
rencana pengembangan Perseroan, rencana kerja dan
anggaran tahunan Perseroan, pelaksanaan ketentuan
Anggaran Dasar Perseroan dan keputusan RUPS serta
peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan
kepentingan Perseroan. ----------
b. Melakukan tugas, wewenang, dan tanggungjawab sesuia
dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan
keputusan RUPS;
c. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang
dieprsiapkan oleh Direksi serta mendatangani laporan
tahunan tersebut.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
1 Pasal ini, maka :
a. Dewan Komisaris berwenang untuk :
1) melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-
dokumen lain-nya, memeriksa kas untuk keperluan
verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa
kekayaan Perseroan;
2) memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang
dipergunakan oleh Perseroan;
3) meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat
lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut
pengelolaan Perseroan;
4) mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah
dan akan dijalankan oleh Direksi;
5) meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah
Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk
menghadiri rapat Dewan Komisaris;
6) mengangkat sekretaris Dewan Komisaris, jika
dianggap perlu;
7) memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;
8) lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan
memperhatikan kemampuan Perseroan;
--- TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN DEWAN ------------
---------------------------- KOMISARIS ------------------------------
----------------------------------- Pasal 20 ---------------------------------
1. Dewan Komisaris: ----------------------------------------------
a. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan kepada
Direksi serta memberikan nasehat kepada Direksi ,
termasuk mengenai rencana pengembangan Perseroan,
rencana kerja dan anggaran tahunan Perseroan,
pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan
keputusan RUPS serta peraturan perundang-undangan
dengan memperhatikan kepentingan Perseroan. --------
b. Melakukan tugas, wewenang, dan tanggungjawab
sesuia dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan
dan keputusan RUPS;
c. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang
dieprsiapkan oleh Direksi serta mendatangani laporan
tahunan tersebut.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 Pasal ini, maka :
a. Dewan Komisaris berwenang untuk :
1) melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-
dokumen lain-nya, memeriksa kas untuk keperluan
verifikasi dan lain-lain surat berharga dan
memeriksa kekayaan Perseroan;
2) memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang
dipergunakan oleh Perseroan;
3) meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat
lainnya mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengelolaan Perseroan;
4) mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang
telah dan akan dijalankan oleh Direksi;
5) meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah
Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk
menghadiri rapat Dewan Komisaris;
6) mengangkat sekretaris Dewan Komisaris, jika
dianggap perlu;
7) memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;
8) lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu
dengan memperhatikan kemampuan Perseroan;

Matriks AD WIKA
64
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
9) menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan,
jika dianggap perlu;
10) melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;
11) menghadiri rapat Direksi dan memberikan
pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan;
12) melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau
keputusan RUPS.
b. Dewan Komisaris berkewajiban untuk :
1) memberikan nasihat kepada Direksi dalam
melaksanakan pengurusan Perseroan;
2) mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan,
memberikan pendapat dan saran kepada RUPS
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
kepengurusan Perseroan;
3) melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila
terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan yang
menimbulkan dampak material sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
4) meneliti dan menelaah laporan berkala danlaporan
tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani
laporan tahunan;
5) membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan
menyimpan salinannya;
6) melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan
sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan
tersebut dan Perseroan lain;
7) memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun buku sebelumnya
kepada RUPS;
8) melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas
pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS.
9) menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan,
jika dianggap perlu;
10) melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;
11) menghadiri rapat Direksi dan memberikan
pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan;
12) melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau
keputusan RUPS.
b. Dewan Komisaris berkewajiban untuk :
1) memberikan nasihat kepada Direksi dalam
melaksanakan pengurusan Perseroan;
2) mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan,
memberikan pendapat dan saran kepada RUPS
mengenai setiap masalah yang dianggap penting
bagi kepengurusan Perseroan;
3) melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila
terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan yang
menimbulkan dampak material sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
4) meneliti dan menelaah laporan berkala danlaporan
tahunan yang disiapkan Direksi serta
menandatangani laporan tahunan;
5) membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan
menyimpan salinannya;
6) melaporkan kepada Perseroan mengenai
kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
Perseroan tersebut dan Perseroan lain;
7) memberikan laporan tentang tugas pengawasan
yang telah dilakukan selama tahun buku
sebelumnya kepada RUPS;
8) melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka
tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan
RUPS.

Matriks AD WIKA
65
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
3. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan
Komisaris harus:
a. mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-
undangan serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran;
b. beritikad baik, penuh kehati-hatian, dan bertanggung
jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan
pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
9) bersama dengan Direksi menyusun pedoman yang
mengikat setiap anggota Direksi sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
10) bersama dengan Direksi menyusun kode etik yang
berlaku bagi seluruh anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris, karyawan/pegawai serta
pendukung organ yang dimiliki Perseroan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota
Dewan Komisaris harus:
a. mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-
undangan serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran;
b. beritikad baik, penuh kehati-hatian, dan bertanggung
jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan
pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
4. Dalam kondisi tertentu, Dewan Komisaris wajib
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
dan Rapat Umum Pemegang Saham lainnya sesuai dengan
kewenangan sebagaimana diatur dalam peratuaran
perundang-undangan dan anggaran dasar.
Pasal 35 ayat 1 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 36 ayat 1 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 28 ayat 2 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
66
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
------------------ RAPAT DEWAN KOMISARIS -----------------
--------------------------------Pasal 21 --------------------------------
1. Segala keputusan Dewan Komisaris diambil dalam rapat
Dewan Komisaris. ----------------------------------------------
2. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu
atas permintaan 1 (satu) atau beberapa anggota Dewan
Komisaris, permintaan Direksi, atau atas permintaan tertulis
dari 1 (satu) atau beberapa Pemegang Saham yang mewakili
sekurang-kurangnya 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah saham
dengan hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan
dibicarakan.
3. Keputusan dapat pula diambil di luar rapat Dewan Komisaris
sepanjang seluruh anggota Dewan Komisaris setuju tentang
cara dan materi yang diputuskan.
4. Dalam setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuat risalah
rapat yang berisi hal-hal yang dibicarakan (termasuk
pernyataan ketidaksetujuan/dissenting opinion anggota
Dewan Komisaris, jika ada) dan hal-hal yang diputuskan.
5. Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada ayat 4 pasal ini
ditanda-tangani oleh Ketua rapat dan seluruh anggota Dewan
Komisaris yang hadir dalam rapat dilengkapi dengan daftar
hadir yang ditandatangani oleh Ketua rapat dan seluruh
anggota Dewan Komisaris yang hadir. Anggota Dewan
Komisaris yang tidak hadir diwajibkan memberikan pendapat
berupa persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap keputusan
rapat tersebut
6. Asli Risalah Rapat Dewan Komisaris disampaikan kepada
Direksi untuk disimpan dan dipelihara, sedangkan Dewan
Komisaris menyimpan salinannya.
-------------------- RAPAT DEWAN KOMISARIS -------------------
-----------------------------------Pasal 21 ----------------------------------
1. Segala keputusan Dewan Komisaris diambil dalam rapat Dewan
Komisaris. ----------------------------------------------
2. Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan
setiap waktu apabila :
a. dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Dewan
Komisaris;
b. atas permintaan tertulis dari Direksi.
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih
pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu
per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara, dengan menyebut hal-hal yang akan dibicarakan.
3. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah
tanpa mengadakan rapat Dewan Komisaris dengan ketentuan
semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis
dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan
mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil
dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Dewan
Komisaris.
Diatur dalam ayat 25 Pasal ini
4.a. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat Dewan Komisaris
secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan.
b. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat Dewan Komisaris
bersama Direksi secara berkala paling kurang 1 (satu) kali
Pasal 31 ayat (1) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 31 ayat (3) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
67
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
7. Rapat Dewan Komisaris dianggap sah apabila diadakan di
tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha
Perseroan.
8. Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit setiap
bulan sekali, dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat
mengundang Direksi.
9. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan secara
tertulis oleh Komisaris Utama atau oleh anggota Dewan
Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan
disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari
kerja sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih
singkat jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. -
10. Panggilan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat 9 Pasal ini
harus mencantumkan agenda rapat, tanggal, waktu dan tempat
rapat.
11. Panggilan rapat tersebut tidak diperlukan apabila semua
anggota Dewan Komisaris hadir dalam rapat.
12. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri atau diwakili oleh
lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Dewan
Komisaris.
13. Dalam hal penambahan agenda rapat, Rapat Dewan
Komisaris tidak berhak mengambil keputusan kecuali semua
anggota Dewan Komisaris atau wakilnya yang sah, hadir dan
menyetujui penambahan agenda rapat tersebut. --
14. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam
rapat hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya
berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk
dalam 4 (empat) bulan.
5. Dewan Komisaris harus menjadwalkan rapat sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 3 untuk tahun berikutnya
sebelum berakhirnya tahun buku.
6. Pada rapat yang telah dijadwalkan sebagaimana dimaksud pada
ayat 4 pasal ini, bahan rapat disampaikan kepada peserta paling
lama 5 (lima) hari sebelum rapat diselenggarakan.
7. Dalam hal terdapat rapat yang diselenggarakan diluar jadwal
yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat 4 bahan
rapat disampaikan kepada peserta rapat paling lambat sebelum
rapat diselenggarakan.
8. Rapat Dewan Komisaris dianggap sah apabila diadakan di
tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha
Perseroan.
9. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis
oleh Komisaris Utama atau oleh anggota Dewan Komisaris
yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan disampaikan dalam
jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat
diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam
keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat. -
10. Panggilan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat 9 Pasal ini
harus mencantumkan agenda rapat, tanggal, waktu dan tempat
rapat.
11. Panggilan rapat tersebut tidak diperlukan apabila semua
anggota Dewan Komisaris hadir dalam rapat.
12. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2
(satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris atau wakilnya
yang sah, kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat
tersebut wajib diungkap dalam laporan tahunan perseroan.
13. Dalam hal penambahan agenda rapat, Rapat Dewan Komisaris
tidak berhak mengambil keputusan kecuali semua anggota
Dewan Komisaris atau wakilnya yang sah, hadir dan
menyetujui penambahan agenda rapat tersebut. --
14. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat
hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan
kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu. -------
Pasal 32 jo Pasal 17 ayat (1) Peraturan
OJK No. 33/POJK.04/2014
Pasal 32 jo Pasal 17 ayat (2) Peraturan
OJK No. 33/POJK.04/2014
Pasal 32 jo Pasal 17 ayat (3) Peraturan
OJK No. 33/POJK.04/2014
Pasal 31 ayat (4) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
68
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
keperluan itu. ---------------------------------------------------
15. Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris
Utama. -----------------------------------------------------------
16. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan,
Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota
Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Komisaris
Utama.
17. Dalam hal Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan,
maka anggota Dewan Komisaris yang paling lama menjabat
sebagai anggota Dewan Komisaris bertindak sebagai
pimpinan Rapat Dewan Komisaris.
18. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang paling lama
menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris lebih dari satu
orang, maka anggota Dewan Komisaris sebagaimana
dimaksud pada ayat 17 Pasal ini yang tertua dalam usia
bertindak sebagai pimpinan rapat.
19. Semua keputusan dalam Rapat Dewan Komisaris diambil
dengan musyawarah untuk mufakat.
20. Apabila melalui musyawarah tidak tercapai mufakat, maka
keputusan rapat Dewan Komisaris diambil dengan suara
terbanyak.
-Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama
banyaknya, jika mengenai diri orang akan dilakukan
pemungutan suara kembali secara tertutup sampai mencapai
suara terbanyak sedangkan mengenai hal-hal lain, maka akan
dilakukan pemungutan suara kembali sampai dengan
mencapai suara terbanyak.
21. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan
1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk anggota Dewan
Komisaris yang diwakilinya.
22. Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan hasil
pemungutan suara belum mendapatkan satu alternatif dengan
suara lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan, maka dilakukan pemilihan ulang terhadap
dua usulan yang memperoleh suara terbanyak sehingga salah
satu usulan memperoleh suara lebih dari 1/2 (satu per dua)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.
23. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang
diajukan dalam rapat.
24. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung
dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam
--------------------------------------------
15. Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris
Utama. -----------------------------------------------------------
16. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan,
Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Dewan
Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.
17. Dalam hal Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan,
maka anggota Dewan Komisaris yang paling lama menjabat
sebagai anggota Dewan Komisaris bertindak sebagai pimpinan
Rapat Dewan Komisaris.
18. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang paling lama
menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris lebih dari satu
orang, maka anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud
pada ayat 17 Pasal ini yang tertua dalam usia bertindak sebagai
pimpinan rapat.
19. Semua keputusan dalam Rapat Dewan Komisaris diambil
dengan musyawarah untuk mufakat.
20. Apabila melalui musyawarah tidak tercapai mufakat, maka
keputusan rapat Dewan Komisaris diambil dengan suara
terbanyak.
-Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama
banyaknya, jika mengenai diri orang akan dilakukan
pemungutan suara kembali secara tertutup sampai mencapai
suara terbanyak sedangkan mengenai hal-hal lain, maka akan
dilakukan pemungutan suara kembali sampai dengan mencapai
suara terbanyak.
21. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1
(satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk anggota Dewan
Komisaris yang diwakilinya.
22. Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan hasil
pemungutan suara belum mendapatkan satu alternatif dengan
suara lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan, maka dilakukan pemilihan ulang terhadap
dua usulan yang memperoleh suara terbanyak sehingga salah
satu usulan memperoleh suara lebih dari 1/2 (satu per dua)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.
23. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan
dalam rapat.
24. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung
dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

Matriks AD WIKA
69
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
rapat.
25. a. Dalam setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuat risalah rapat
yang berisi hal-hal yang dibicarakan (termasuk pernyataan
ketidaksetujuan anggota Dewan Komisaris, jika ada) dan hal-
hal yang diputuskan.
b. Hasil rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 huruf a pasal
ini wajib dituangkan dalam risalah rapat, ditandatangani oleh
seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dan
disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan
Dewan Komisaris menyampaikan kepada Dewan Komisaris
apabila diminta untuk diketahui.
c. Hasil rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 huruf b pasal
ini wajib dituangkan dalam risalah rapat, ditandatangani oleh
anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang hadir,
dan disampaika kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi.
d. Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi yang tidak menandatangani hasil rapat
sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c ayat ini, yang
bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis
dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada risalah rapat.
e. Anggota Dewan Komisaris yang tidak hadir dalam rapat
diwajibkan untuk memberikan pendapat berupa persetujuan
atau ketidaksetujuan terhadap keputusan rapat tersebut.
f. Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c
ayat ini wajib didokumentasikan oleh Perseroan.
Pasal 31 ayat (4) Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014
Pasal 34 jo Pasal 19 ayat 1 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014
Pasal 34 jo Pasal 19 ayat 2 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014
Pasal 34 jo Pasal 19 ayat 3 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014
Pasal 34 jo Pasal 19 ayat 4 Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014

Matriks AD WIKA
70
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
--- RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN --------
---------------------- TAHUNAN -------------------------------
------------------------------- Pasal 22 ---------------------------------
1. Direksi menyampaikan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP) kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan
persetujuan, sebelum tahun buku dimulai yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan
yang dirinci atas setiap anggaran program kerja/kegiatan;
b. Rencana penghapusbukuan dan pemindahtanganan aktiva
tetap Perseroan;
c. Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran
program kerja/kegiatan;-----------
d. Proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaannya;---
e. Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris; dan ------
f. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan atau persetujuan
Dewan Komisaris
2. Rencana Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disampaikan paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum
berakhirnya tahun buku. Atas rencana kerja tersebut, Dewan
Komisaris wajib meneliti, menelaah dan menandatangani serta
memberikan persetujuan atau pengesahan terhadap Rencana
Kerja dan Anggaran Perseroan yang disiapkan Direksi, selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tahun buku baru dimulai
- Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari
dan berakhir pada tanggal 31 (tigapuluh satu) Desember
tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahunn,
buku-buku Perseroan ditutup
- Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari
dan berakhir pada tanggal 31 (tigapuluh satu) Desember
tahun yan sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun,
buku-buku Perseroan ditutup.
3. Direksi menyusun laporan tahunan (terdiri dari neraca
perhiungan laba rugi tahun buku yang bersangkutan beserta
laporan lainnya) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang telah diaudit oleh Akuntan Publik
yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal serta telah
ditandatangani oleh semua anggota Dieksi dan anggota Dewan
Komisaris untuk diajukan kepada dan guna mendapatkan
persetujuan dan pengesaham dalam RUPS Tahunan.--------------
- Laporan Tahunan tersebut harus sudah disediakan di kantor
---- RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN ---------
--------------------------- TAHUNAN --------------------------------
---------------------------------- Pasal 22 ----------------------------------
1. Direksi menyampaikan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP) kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan
persetujuan, sebelum tahun buku dimulai yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan
yang dirinci atas setiap anggaran program kerja/kegiatan;
b. Rencana penghapusbukuan dan pemindahtanganan aktiva
tetap Perseroan;
c. Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran
program kerja/kegiatan;-----------
d. Proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaannya;--
e. Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris; dan ------
f. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan atau persetujuan
Dewan Komisaris
2. Rencana Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disampaikan paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum
berakhirnya tahun buku;
3. Atas rencana kerja tersebut, Dewan Komisaris wajib meneliti,
menelaah dan menandatangani serta memberikan persetujuan
atau pengesahan terhadap Rencana Kerja dan Anggaran
Perseroan yang disiapkan Direksi, selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari setelah tahun buku baru dimulai.
4. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan
berakhir pada tanggal 31 (tigapuluh satu) Desember tahun yang
sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahunn, buku-buku
Perseroan ditutup.
5. Direksi menyusun laporan tahunan (terdiri dari neraca
perhiungan laba rugi tahun buku yang bersangkutan beserta
laporan lainnya) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang telah diaudit oleh Akuntan Publik
yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal serta telah
ditandatangani oleh semua anggota Dieksi dan anggota Dewan
Komisaris untuk diajukan kepada dan guna mendapatkan
persetujuan dan pengesaham dalam RUPS Tahunan.-------------
- Laporan Tahunan tersebut harus sudah disediakan di kantor

Matriks AD WIKA
71
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Perseroan paling lambat 16 (enam belas) harus sebelum
tanggal RUPS Tahunan.----------------------------
4. Sebelum menandatangani Laporan Tahunan tersebut dalam ayat
(2) pasal ini, Dewan Komisaris akan menelaah dan menilai
Laporan Tahunana tersebut dan untuk keperluan mana dapat
diminta bantuan tenaga ahli atas biaya Perseroan dan kepada
siapa Direksi wajib memberikan keterangan yang diperlukan.
Perseroan wajib mengumumkan Laporan Tahunan berupa Neraca
dan Laporan Laba Rugi Perseroan dalam 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan satu
diantaranya yang terbit ditempat kedudukan Perseroan sebagaimana
yang ditetapkan oleh Direksi, sesuai dengan ketentun peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Perseroan paling lambat 16 (enam belas) hari sebelum
tanggal RUPS Tahunan.----------------------------
6. Sebelum menandatangani Laporan Tahunan tersebut dalam ayat
(2) pasal ini, Dewan Komisaris akan menelaah dan menilai
Laporan Tahunana tersebut dan untuk keperluan mana dapat
diminta bantuan tenaga ahli atas biaya Perseroan dan kepada
siapa Direksi wajib memberikan keterangan yang diperlukan.
7. Perseroan wajib mengumumkan Laporan Tahunan berupa
Neraca dan Laporan Laba Rugi Perseroan dalam 2 (dua) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional
dan satu diantaranya yang terbit ditempat kedudukan Perseroan
sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi, sesuai dengan
ketentun peraturan perundang-undangan yang berlaku
---------------- PENGGUNAAN LABA BERSIH ----------------
----------- DAN PEMBAGIAN DIVIDEN INTERIM -----------
-------------------------------- Pasal 23 --------------------------------
1. Penggunaan laba bersih termasuk jumlah penyisihan untuk
cadangan kerugian diputuskan oleh RUPS. --------
2. Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk
cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini
dibagikan kepada Pemegang Saham sebagai dividen, kecuali
ditentukan lain oleh RUPS. --------------------------
3. Selain penggunaan laba bersih sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 Pasal ini, RUPS dapat menetapkan penggunaan laba
bersih untuk pembagian lain seperti tantiem untuk Direksi
dan Dewan Komisaris, bonus untuk karyawan, atau
penempatan laba bersih tersebut dalam cadangan Perseroan,
yang antara lain diperuntukkan bagi perluasan usaha
Perseroan yang prosentasenya masing-masing ditetapkan tiap
tahun oleh RUPS. -----------------------------
4. Dividen sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Pasal ini hanya
boleh dibagikan apabila Perseroan mempunyai saldo laba
yang positif. ----------------------------------------
5. Penggunaan laba bersih untuk tantiem dan bonus
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 Pasal ini, dilakukan
sepanjang tidak dianggarkan dan tidak diperhitungkan sebagai
biaya dalam tahun berjalan. -------------------------
6. Apabila Perseroan menunjukkan peningkatan kinerja yang
ditunjukkan dengan pelampauan target yang harus dicapai dan
------------------ PENGGUNAAN LABA BERSIH ------------------
------------- DAN PEMBAGIAN DIVIDEN INTERIM -------------
---------------------------------- Pasal 23 ---------------------------------
1. Penggunaan laba bersih termasuk jumlah penyisihan untuk
cadangan kerugian diputuskan oleh RUPS. --------
2. Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk
cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini
dibagikan kepada Pemegang Saham sebagai dividen, kecuali
ditentukan lain oleh RUPS. --------------------------
3. Selain penggunaan laba bersih sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 Pasal ini, RUPS dapat menetapkan penggunaan laba
bersih untuk pembagian lain seperti tantiem untuk Direksi dan
Dewan Komisaris, bonus untuk karyawan, atau penempatan
laba bersih tersebut dalam cadangan Perseroan, yang antara lain
diperuntukkan bagi perluasan usaha Perseroan yang
prosentasenya masing-masing ditetapkan tiap tahun oleh RUPS.
-----------------------------
4. Dividen sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Pasal ini hanya
boleh dibagikan apabila Perseroan mempunyai saldo laba yang
positif. ----------------------------------------
5. Penggunaan laba bersih untuk tantiem dan bonus sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 Pasal ini, dilakukan sepanjang tidak
dianggarkan dan tidak diperhitungkan sebagai biaya dalam
tahun berjalan. -------------------------
6. Apabila Perseroan menunjukkan peningkatan kinerja yang
ditunjukkan dengan pelampauan target yang harus dicapai dan

Matriks AD WIKA
72
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
laba tahun bersangkutan positif, meskipun belum mempunyai
saldo laba yang positif, maka Perseroan dapat memberikan
tantiem atau insentif kinerja untuk anggota Direksi dan
Dewan Komisaris serta bonus untuk karyawan sepanjang
telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya. -----------
7. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku
menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana
cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dalam
pembukuan Perseroan dan dalam tahun-tahun yang akan
datang Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama
kerugian yang tercatat itu belum sama sekali tertutup, dengan
tidak mengurangi ketentuan perundangan-undangan yang
berlaku. -----------------------
8. Kecuali bagian dividen yang menjadi hak Negara Republik
Indonesia, dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima)
tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan
dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. -
9. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut dapat diambil
oleh Pemegang Saham yang berhak dengan menyampaikan
bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh
Direksi Perseroan dengan syarat pengambilannya tidak secara
sekaligus dan dengan membayar biaya administrasi yang
ditetapkan Direksi. --
10. Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tidak diambil dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan.
11. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan
Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris,
dengan memperhatikan ayat 12 Pasal ini. -------
12. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan
menderita kerugian, dividen interim yang telah dibagikan
harus dikembalikan oleh Pemegang Saham kepada Perseroan.
13. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara
tanggung renteng atas kerugian Perseroan, dalam hal
Pemegang Saham tidak dapat mengembalikan dividen interim
sebagaimana dimaksud pada ayat 12 Pasal ini. ---
laba tahun bersangkutan positif, meskipun belum mempunyai
saldo laba yang positif, maka Perseroan dapat memberikan
tantiem atau insentif kinerja untuk anggota Direksi dan Dewan
Komisaris serta bonus untuk karyawan sepanjang telah
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya. -------------------
7. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku
menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana
cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dalam
pembukuan Perseroan dan dalam tahun-tahun yang akan datang
Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang
tercatat itu belum sama sekali tertutup, dengan tidak
mengurangi ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. ---
--------------------
8. Kecuali bagian dividen yang menjadi hak Negara Republik
Indonesia, dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima)
tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan dalam
dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. -----------
9. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut dapat diambil
oleh Pemegang Saham yang berhak dengan menyampaikan
bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh
Direksi Perseroan dengan syarat pengambilannya tidak secara
sekaligus dan dengan membayar biaya administrasi yang
ditetapkan Direksi. --
10. Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tidak diambil dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan. -
11. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan
Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris,
dengan memperhatikan ayat 12 Pasal ini. -------
12. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan
menderita kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus
dikembalikan oleh Pemegang Saham kepada Perseroan. ---------
13. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara
tanggung renteng atas kerugian Perseroan, dalam hal Pemegang
Saham tidak dapat mengembalikan dividen interim
sebagaimana dimaksud pada ayat 12 Pasal ini. ---

Matriks AD WIKA
73
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
-------------- PENGGUNAAN DANA CADANGAN ---------------------
-------------------------- Pasal 24 ----------------------------------
1. Perseroan membentuk cadangan wajib dan cadangan lainnya.
2. Penyisihan laba bersih untuk cadangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 Pasal ini berlaku apabila Perseroan
mempunyai saldo laba yang positif.
3. Penyisihan laba bersih untuk cadangan wajib sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 pasal ini dilakukan sampai cadangan
tersebut mencapai paling sedikit 20% (duapuluh persen) dari
jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. –
4. Cadangan wajib sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal
ini yang belum mencapai jumlah sebagaimana dimaksud pada
ayat 3 pasal ini hanya dapat dipergunakan untuk menutup
kerugian Perseroan yang tidak dapat dipenuhi oleh cadangan
lainnya.
5. Apabila dana cadangan wajib sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 pasal ini telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen)
tersebut, maka RUPS dapat memutuskan agar kelebihan dari
dana cadangan tersebut digunakan bagi keperluan Perseroan.
6. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan
tersebut memperoleh laba, dengan cara yang dianggap baik
oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dan
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7. Laba yang diperoleh dari dana cadangan itu dimasukkan
dalam perhitungan laba rugi.
--------------- PENGGUNAAN DANA CADANGAN ---------------
--------------------------------- Pasal 24 ----------------------------------
1. Perseroan membentuk cadangan wajib dan cadangan lainnya.
2. Penyisihan laba bersih untuk cadangan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 Pasal ini berlaku apabila Perseroan mempunyai
saldo laba yang positif.
3. Penyisihan laba bersih untuk cadangan wajib sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 pasal ini dilakukan sampai cadangan
tersebut mencapai paling sedikit 20% (duapuluh persen) dari
jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. –
4. Cadangan wajib sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini
yang belum mencapai jumlah sebagaimana dimaksud pada
ayat 3 pasal ini hanya dapat dipergunakan untuk menutup
kerugian Perseroan yang tidak dapat dipenuhi oleh cadangan
lainnya.
5. Apabila dana cadangan wajib sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 pasal ini telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen)
tersebut, maka RUPS dapat memutuskan agar kelebihan dari
dana cadangan tersebut digunakan bagi keperluan Perseroan.
6. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan
tersebut memperoleh laba, dengan cara yang dianggap baik
oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dan
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7. Laba yang diperoleh dari dana cadangan itu dimasukkan
dalam perhitungan laba rugi.

Matriks AD WIKA
74
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
------------- PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR -----------------
-------------------------- Pasal 25--------------------------------
1. Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS, yang
harus dihadiri pemegang saham Seri A Dwiwarna dan
pemegang saham lainnya atau kuasa mereka yang sah yang
bersama-sama mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga)
bagian dari seluruh saham yang telah dikeluarkan yang
mempunyai hak suara yang sah dan keputusan diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Di dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
dapat tercapai, maka keputusan disetujui oleh pemegang
saham Seri A Dwiwarna dan pemegang saham lainnya atau
kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam RUPS. ------------------
-Pengubahan Anggaran Dasar tersebut harus dibuat dengan
akta Notaris dan dalam Bahasa Indonesia. --------
2. Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut
nama Perseroan dan/atau tempat kedudukan Perseroan,
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka waktu
berdirinya Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan
modal ditempatkan dan disetor dan/atau pengubahan status
Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan Terbuka atau
sebaliknya, harus mendapat persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. -------
3. Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal
yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini cukup diberitahukan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
4. Apabila dalam RUPS yang dimaksud dalam ayat 1 kuorum
yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10
(sepuluh) hari dan paling lambat 21 (duapuluh satu) hari
setelah RUPS pertama itu dapat diselenggarakan RUPS ke
dua dengan acara dan syarat yang sama seperti yang
diperlukan untuk RUPS pertama, kecuali mengenai jangka
waktu pemanggilan harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum RUPS ke dua tersebut, serta untuk pemanggilan
-------------- PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR ------------------
----------------------------- Pasal 25------------------------------------
1. Pengubahan Anggaran Dasar harus dibuat dengan akta Notaris
dan dalam Bahasa Indonesia. ---------------------------
2. Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut nama
Perseroan dan/atau tempat kedudukan Perseroan, maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha, jangka waktu berdirinya Perseroan,
besarnya modal dasar, pengurangan modal ditempatkan dan
disetor dan/atau pengubahan status Perseroan yang tertutup
menjadi Perseroan Terbuka atau sebaliknya, harus mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia. -------
3. Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal
yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini cukup diberitahukan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
4. Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS yang harus
dihadiri dan disetujui oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna,
dengan memakai ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum
dalam Pasal 15 Anggaran Dasar.

Matriks AD WIKA
75
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
RUPS ke dua tersebut tidak perlu dilakukan
pemberitahuan/pengumuman terlebih dahulu. Dalam RUPS
ke dua tersebut harus dihadiri pemegang saham Seri A
Dwiwarna dan pemegang saham lainnya atau kuasa mereka
yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 3/5 (tiga
per lima) bagian dari seluruh saham yang telah dikeluarkan
dengan hak suara yang sah dan keputusan diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Di dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
dapat tercapai, maka keputusan disetujui oleh pemegang
saham Seri A Dwiwarna dan pemegang saham lainnya atau
kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam RUPS ke dua.
5. Jikalau kuorum dalam RUPS ke dua tersebut juga tidak
terpenuhi, maka dapat diadakan RUPS yang ke tiga, setelah
mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan
tentang pemanggilan, waktu penyelenggaraan serta
persyaratan kuorum dan pengambilan keputusan RUPS ke
tiga sebagaimana yang ditentukan oleh Ketua Pengadilan
Negeri yang wilayah hukumnya mencakup tempat kedudukan
Perseroan. ------
-------------- PENGGABUNGAN, PELEBURAN, ---------------------
--------- PENGAMBILALIHAN, DAN PEMISAHAN --------
-------------------------------- Pasal 26 --------------------------------
1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, dan pemisahan hanya dapat dilakukan
berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri oleh pemegang
saham Seri A Dwiwarna dan pemegang saham lainnya atau
kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling
sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara
setuju dari pemegang saham Seri A Dwiwarna dan Pemegang
saham lainnya atau kuasa mereka yang sah yang bersama-
sama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam RUPS. ------
---------------- PENGGABUNGAN, PELEBURAN, -----------------
-------------- PENGAMBILALIHAN, PEMISAHAN ------------------
---------------------------------- Pasal 26 ----------------------------------
1. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan
ditetapkan oleh RUPS dengan memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 15 Anggaran Dasar.
2. Ketentuan-ketentuan lebih lanjut tentang Penggabungan,
Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan adalah sebagaimana
dimuat dalam peraturan perundang-undangan khususnya
peraturan di bidang Pasar Modal.

Matriks AD WIKA
76
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
2. Apabila dalam RUPS yang dimaksud tersebut di atas kuorum
yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10
(sepuluh) hari dan paling lambat 21 (duapuluh satu) hari
setelah RUPS pertama itu dapat diselenggarakan RUPS ke
dua dengan acara yang sama seperti RUPS pertama dan
Pemanggilan RUPS harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum RUPS ke dua tersebut, serta untuk
pemanggilanRapat tersebut tidak perlu dilakukan
pemberitahuan/pengumuman terlebih dahulu. ----------------
-RUPS yang ke dua tersebut harus dihadiri oleh pemegang
saham Seri A Dwiwarna dan pemegang saham lainnya atau
kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara
setuju dari pemegang saham Seri A Dwiwarna dan Pemegang
saham lainnya atau kuasa mereka yang sah yang bersama-
sama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam RUPS ke
dua.
3. Jikalau kuorum dalam RUPS ke dua tersebut juga tidak
terpenuhi, maka dapat diadakan RUPS yang ke tiga, setelah
mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan
tentang pemanggilan, waktu penyelenggaraan rapat serta
persyaratan kuorum dan pengambilan keputusan sebagaimana
yang ditentukan oleh Ketua Pengadilan Negeri yang wilayah
hukumnya mencakup tempat kedudukan Perseroan.
4. Direksi wajib mengumumkan paling sedikit dalam 2 (dua)
surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya
berperedaran nasional dan satu lainnya yang terbit di tempat
kedudukan Perseroan mengenai rencana penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan Perseroan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS. ----

Matriks AD WIKA
77
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
--- PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA --
------------------ STATUS BADAN HUKUM ---------------------------
-------------------------- Pasal 27 --------------------------------
1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, pembubaran Perseroan hanya dapat
dilakukan berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri oleh
Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan pemegang saham
lainnya atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama
mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
-Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat tidak dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan
suara setuju dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan
pemegang saham lainnya atau kuasa mereka yang sah yang
bersama-sama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam
RUPS.
-Apabila dalam RUPS yang dimaksud tersebut di atas kuorum
yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10
(sepuluh) hari dan paling lambat 21 (duapuluh satu) hari
setelah RUPS pertama itu dapat diselenggarakan RUPS ke
dua dengan acara yang sama seperti RUPS pertama. ---
-Pemanggilan RUPS harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum RUPS ke dua tersebut, serta untuk pemanggilan
rapat tersebut tidak perlu dilakukan
pemberitahuan/pengumuman terlebih dahulu. -------------
-RUPS ke dua tersebut harus dihadiri oleh Pemegang Saham
Seri A Dwiwarna dan pemegang saham lainnya atau kuasa
mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit
2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah dan keputusan berdasarkan musyawarah
untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat tidak dicapai, maka keputusan
diambil berdasarkan suara setuju dari Pemegang Saham Seri
A Dwiwarna dan pemegang saham lainnya atau kuasa mereka
yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga
per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan
sah dalam RUPS.
-Jikalau kuorum dalam RUPS ke dua tersebut juga tidak
terpenuhi, maka dapat diadakan RUPS ke tiga, setelah
--- PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA --
------------------ STATUS BADAN HUKUM -------------------------
---------------------------- Pasal 27 --------------------------------
1. Pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan
RUPS dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 15
Anggaran Dasar .
2. Apabila Perseroan dibubarkan berdasarkan keputusan RUPS
atau dinyatakan bubar berdasarkan penetapan pengadilan, maka
dilakukan likuidasi oleh likuidator.
3. Likuidator bertanggung jawab kepada RUPS dan/atau kepada
pengadilan yang mengangkatnya atas likuidasi Perseroan yang
dilakukan.
4. Likuidator wajib memberitahukan kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia dan melakukan pengumuman hasil proses
likuidasi dalam surat kabar setelah RUPS memberikan
pelunasan dan pembebasan kepada likuidator atau setelah
pengadilan negeri menerima pertanggung jawaban likuidator.
5. Ketentuan mengenai pembubaran, likuidasi dan berakhirnya
status badan hukum adalah dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan khususnya ketentuan di bidang Pasal
Modal.

Matriks AD WIKA
78
ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan
tentang pemanggilan, waktu penyelenggaraan rapat serta
persyaratan kuorum dan pengambilan keputusan sebagai-
mana yang ditentukan oleh Ketua Pengadilan Negeri yang
wilayah hukumnya mencakup tempat kedudukan Perseroan.
2. Apabila Perseroan dibubarkan maka harus dikuti dengan
likuidasi sesuai dengan ketentuan Pasal 142 sampai dengan
Pasal 152 UUPT.
---------------- TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) ---------------
------------------------------- Pasal 28 ---------------------------------
Untuk hal-hal yang mengenai Pemegang Saham yang berkaitan
dengan Perseroan, para Pemegang Saham dianggap bertempat
tinggal pada alamat sebagaimana dicatat dalam Buku Daftar
Pemegang Saham yang dimaksud dalam Pasal 7 Anggaran Dasar.
------------------ TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) ------------------
--------------------------------- Pasal 28 -----------------------------------
Untuk hal-hal yang mengenai Pemegang Saham yang berkaitan
dengan Perseroan, para Pemegang Saham dianggap bertempat
tinggal pada alamat sebagaimana dicatat dalam Buku Daftar
Pemegang Saham yang dimaksud dalam Pasal 7 Anggaran Dasar.
----------- KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP -----------------
------------------------ Pasal 29 ----------------------------------
Dalam segala hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam
Anggaran Dasar ini, maka RUPS yang akan memutuskannya.
------------- KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP -------------
--------------------------------- Pasal 29 -----------------------------------
Dalam segala hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam
Anggaran Dasar ini, maka RUPS yang akan memutuskannya.