Perbanding Hukum Kepailitan New Zealand Dan Indonesia

download Perbanding Hukum Kepailitan New Zealand Dan Indonesia

of 8

description

Insolvency

Transcript of Perbanding Hukum Kepailitan New Zealand Dan Indonesia

Perbanding Hukum Kepailitan New Zealand dan Indonesia: LikuidatorDefinisiIstilah Kurator dan Likuidator di Indonesia adalah berbeda, namun di Selandia Baru, istilah Kurator dan Likuidator ini dibedakan menurut jenis kepailitannya. Jenis kepailitan yang dimaksud adalah Kepailitan Perorangan (Personal Bankruptcy) dan Kepailitan Perusahaan (Insolvency). Di Indonesia sendiri tidak dibedakan antara Personal Bankruptcy dan Insolvency.Personal Bankruptcy adalah Kepailitan Perorangan, dimana objeknya merupakan orang sebagai salah satu subjek hukum. Yang bertindak sebagai praktisi kepailitannya menurut Hukum Kepailitan Selandia Baru adalah Official Assignee, yaitu seorang Pegawai Negeri Sipil yang diberi wewenang untuk mengurusi kepailitan orang tersebut.Sedangkan, dalam Insolvency yang bertugas melakukan pengurusan terhadap asset-asset kekayaan perusahaan adalah Likuidator. Yaitu petugas khusus yang ditunjuk untuk melakukan pengurusan dan pemberesan asset-asset kekayaan dari perusahaan yang mengalami insolvensi.Di Indonesia jelas disebutkan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK-PKPU), kepailitan adalah:..sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.[footnoteRef:1] [1: Indonesia, Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pasal 1 angka 1.]

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemberesan harta pailit (boedel pailit) dilakukan oleh seorang Kurator. Kurator berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UUK-PKPU didefinisikan sebagai berikut:Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta Debitor Pailit di bawah pengawasan Hakim Pengawas sesuai dengan undang-undang ini.[footnoteRef:2] [2: Indonesia, Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pasal 1 angka 5.]

Jadi, seorang Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk melakukan pemberesan dan pengurusan harta pailit debitor pailit yang diawasi pelaksanaannya oleh Hakim Pengawas berdasarkan ketentuan undang-undang tersebut. Tugas Kurator mengenai pengurusan dan pemberesan harta pailit ini diatur lebih lanjut dalam Pasal 69 UUK-PKPU.[footnoteRef:3] [3: UU No. 37 Tahun 2004, Pasal 69: (1) Tugas Kurator adalah melakukan pemberesan harta pailit. (2) Dalam melaksanakan tugasnya, Kurator: a. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Debitor atau salah satu organ Debitor, meskipun dalam keadaan di luar kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian dipersyaratkan; b. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, hanya dalam rangka meningkatkan nilai harta pailit.]

Sedangkan, seorang Likuidator adalah orang yang mengurusi Likuidasi. Likuidasi menurut Blacks Law Dictionary 6th Edition adalah:With respect with winding up of affairs of corporation, is process of reducing assets to cash, dischargng liabilities and dividing surplus or loss. Occurs when a corporation distributes its net assets to its shareholders and ceases its legal existence.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, likuidasi adalah:Pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagian harta yang tersisa kepada para pemegang saham.Jadi, Likuidator adalah orang yang melakukan pengurusan apabila terjadi pembubaran perusahaan yang tugas dan wewenangnya meliputi pembayaran kewajiban-kewajiban perusahaan tersebut kepada Debitornya dan pembagian sisa harta kepada para pemegang saham.Berdasarkan hal diatas, maka dapat kita ketahui ada sedikit perbedaan mengenai istilah Likuidator dan Kurator di Indonesia. Istilah Kurator umumnya digunakan dalam konteks kepailitan, sedangkan istilah Likuidator umumnya digunakan dalam konteks pembubaran, likuidasi dan berakhirnya status badan hukum suatu perusahaan yang semuanya tidak disebabkan karena kepailitan.Sedangkan, di Selandia Baru sendiri, istilah Likuidator dan Kurator ini tidak terlalu dibedakan secara spesifik. Hal ini dapat kita ketahui dari buku Insolvency Law in East Asia yang menuliskan bahwa, There is no provision in New Zealand law to require insolvency practitioners who act as liquidators or trustees to be licensed or registered. And, in the area of personal bankruptcy, only the Official Assignee, a salaried State servant, is entitled to act as a trustee in bankruptcy.[footnoteRef:4] [4: Roman Tomasic, ed., Insolvency Law in East Asia, (ASHGATE e-Book), hal. 443]

Dari paragraf tersebut dapat kita ketahui bahwa istilah Likuidator digunakan dalam konteks Insolvency di Selandia Baru. Lebih lanjut disebutkan bahwa ada dua jenis wali amanat yang mengurusi kepailitan di Selandia Baru, yaitu Praktisi Kepailitan yang bertindak sebagai Wali Amanat masalah kepailitan perusahaan atau dikenal sebagai Likuidator dan Pegawai Negeri Sipil yang diberikan kuasa sebagai Wali Amanat masalah kepailitan yang mana di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Kurator. Yang disebutkan terakhir khusus menangani masalah kepailitan di bidang Personal Bankruptcy.Likuidator di Selandia Baru dan Kurator di Indonesia.Pendekatan Kepailitin di Selandia Baru mengenai Likuidator, berdasarkan The Hon Justice of High Court of New Zealand dalam buku Insolvency Law in East Asia, mengatakan bahwa Pendekatan yang dilakukan di Selandia Baru merupakan salah satu peraturan yang mudah dijalankan dimana pemerintah memberikan insentif bagi mereka yang patuh dan menjalankan secara sukarela, tentunya dengan persyaratan hukum tertentu, untuk melaksanakan pemberesan harta pailitnya sendiri. Dalam ketentuan hukum di Selandia Baru tidak ada aturan yang mengharuskan untuk melakukan pemberesan harta harus dilakukan oleh praktisi kepailitan yang bertindak sebagai likuidator atau wali yang harus memiliki izin atau telah terdaftar. Dan di bidang kebangkrutan pribadi (Personal Bankruptcy), hanya yang ditunjuk secara resmi, yaitu seorang Pegawai Negeri Sipil, yang diberikan amanat untuk menjadi wali amanat dalam kebangkrutan tersebut.Selandia Baru adalah negara yang mengadopsi Hukum Inggris berdasarkan asas konkordansi, dimana di Inggris sendiri pun tidak ada aturan yang rinci mengenai Hukum Kepailitan. Semua Hukum Kepailitan di Inggris merupakan turunan dari undang-undang.Sedangkan di Indonesia, diatur secara terperinci mengenai kualifikasi dan syarat untuk menjadi Kurator. Syarat dan Kualifikasi ini tercantum terpisah-pisah dan tidak ter-unifikasi. Mengenai syarat dan kualifikasi Kurator diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Permenkumham) No. M.01-HT.05.10 Tahun 2005 tentang Pendaftaran Kurator dan Pengurus (Permenhukham), syarat untuk dapat diangkat menjadi kurator adalah:[footnoteRef:5] [5: Indonesia, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. M.01-HT.05.10 Tahun 2005 tentang Pendaftaran Kurator dan Pengurus, Pasal 2.]

a. Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia;b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;c. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia;d. Sarjana hukum atau sarjana ekonomi jurusan akuntansi;[footnoteRef:6] [6: Menurut Ricardo Simanjuntak, Ketua Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI), untuk calon kurator yang bukan sarjana hukum haruslah memegang izin Akuntan Publik.]

e. Telah mengikuti pelatihan calon Kurator dan Pengurus yang diselenggarakan oleh organisasi profesi Kurator dan Pengurus bekerja sama dengan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (sekarang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia).[footnoteRef:7] [7: Merujuk pada mekanisme pelatihan calon Kurator dan Pengurus yang dilakukan AKPI, setelah pelatihan ada ujian tertulis dan ujian lisan yang harus diikuti oleh peserta pelatihan.]

f. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman pidana 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;g. Tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga;h. Membayar biaya pendaftaran;i. Memiliki keahlian khusus.Apabila seseorang telah memenuhi syarat-syarat di atas, maka selanjutnya menurut pasal 3 Permenhukham ia dapat mengajukan permohonan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut:[footnoteRef:8] [8: Indonesia, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. M.01-HT.05.10 Tahun 2005 tentang Pendaftaran Kurator dan Pengurus, Pasal 3.]

a) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir oleh notaris;b) Fotocopy ijazah sarjana hukum atau sarjana akuntansi yang dilegalisir oleh perguruan tinggi/sekolah tinggi tersebut;c) Fotocopy nomor pokok wajib pajak yang dilegalisir oleh notaris;d) Fotocopy surat tanda lulus ujian Kurator dan Pengurus yang diselenggarakan oleh organisasi profesi Kurator dan Pengurus bersama dengan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;e) Surat rekomendasi dari organisasi profesi;f) Fotocopy tanda keanggotaan organisasi profesi yang dilegalisir oleh notaris;g) Surat pernyataan bersedia membuka rekening di bank untuk setiap perkara kepailitan atas nama kurator dalam kedudukannya sebagai (qualitate qua/qq) debitor pailit;h) Surat pernyataan tidak pernah dinyatakan pailit;i) Surat pernyataan tidak pernah menjadi anggota direksi dan komisaris yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit;j) Surat pernyataan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman pidana 5 (lima) tahun atau lebih.Permohonan sebagaimana disebutkan di atas diajukan dalam bentuk tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.[footnoteRef:9] Kemudian, dalam Pasal 11 ayat (1) Permenkumham tersebut menyebutkan bahwa Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum memberikan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus kepada pemohon 7 (tujuh) hari terhitung sejak syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3 telah lengkap. Surat Bukti Pendaftaran tersebut berlaku selama 5 tahun, dan dapat diperpanjang sesudah 5 tahun.[footnoteRef:10] [9: Indonesia, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. M.01-HT.05.10 Tahun 2005 tentang Pendaftaran Kurator dan Pengurus, Pasal 6.] [10: Menurut konfirmasi dari AKPI, pada saat mengajukan perpanjangan izin kurator, seorang kurator harus mengikuti pendidikan kurator lanjutan, akan tetapi tidak perlu mengikuti ujian lagi.]

Ketentuan mengenai Likuidator di Selandia BaruKetentuan mengenai Likuidator di Selandia Baru tercantum dalam Part XVI The Company Act 1993.[footnoteRef:11] [11: New Zealand, Companies Act 1993 s 241(1)]

Likuidasi Perusahaan dimulai dengan penunjukkan Likuidator yang mana penunjukkan tersebut dilakukan dengan salah satu dari tiga cara dibawah ini:1. Dengan Resolusi Khusus dari pemegang saham yang memiliki hak memilih dan hak suara;2. Oleh Dewan Direksi perusahaan pada saat terjadinya suatu peristiwa yang telah ditentukan dalam Anggaran Dasar perusahaan;3. Oleh Pengadilan Tinggi pada aplikasi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri, diretur, atau pemegang saham perusahaan, kreditur perusahaan, pendaftar (registrar) perusahaan atau subjek hukum lain yang berhak.[footnoteRef:12] [12: Ibid, s 241 (2).]

Yang mewakili secara resmi dapat ditunjuk oleh pengadilan untuk bertindak sebagai likuidator dari sebuah perusahaan. Yang mewakili secara resmi juga dapat ditentukan berdasarkan resolusi khusus yang disahkan oleh pemegang saham jika hanya ia telah melaksanakan Voting Rights yang melekat pada saham perusahaan yang dimiliki, baik oleh seseorang yang telah divonis pailit atau oleh perusahaan lain yang mana orang yang berhak mewakilianya adalah seorang Likuidator.[footnoteRef:13] [13: Ibid, s 241 (3).]

Pengadilan Tinggi dapat menunjuk seorang Likuidator bila:1. Sudah pasti si Perusahaan tersebut tidak sanggup membayar hutang-hutangnya;[footnoteRef:14] [14: Ibid, s 241 (4) (a). A shorthand method of proving inability to pay debts is provided by the statutory demand procedure to which ss 287291 of the Companies Act 1993 refers.]

2. Perusahaan atau Dewan Direksi Perusahaan telah secara serius dan terus-menerus gagal untuk memenuhi The Company Act 1993;[footnoteRef:15] [15: Ibid, s 241 (4) (b).]

3. Perusahaan telah gagal untuk memenuhi ketentuan s 10 dalam The Company Act 1993;[footnoteRef:16] [16: Ibid, s 241 (4) (c). s 10 sets out the essential requirements of a company which are that it must have a name, one or more shares, one or more shareholders having limited or unlimited liability obligations of the company and one or more directors.]

4. Bahwa sudah seharusnya perusahaan tersebut dilikuidasikan.[footnoteRef:17] [17: Ibid, s 241 (4).]

Pada umumnya, Likuidasi sebuah perusahaan akan dimulai pada tanggal dimana seorang Likuidator ditunjuk.[footnoteRef:18] [18: Ibid, s 241 (5).]

Ketika Likuidator telah ditunjuk, rapat kreditor biasanya langsung dilakukan, yang mana rapat tersebut bertujuan menunjuk seseorang sebagai Likuidator dari perusahaan tersebut, di tempat manapun yang ditunjuk Likuidator. Hak untuk menunjuk seseorang sebagai Likuidator pengganti hanya timbul apabila ada penunjukkan sukarela oleh direksi-direksi atau para pemegang saham; dimana seorang likuidator telah ditunjuk oleh pengadilan, pertemuan kreditur hanya dapat memutuskan untuk mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk pengangkatan likuidator di tempat likuidator tersebut ditunjuk.[footnoteRef:19] [19: Ibid, s 243.]

Seketika setelah Likuidator itu ditunjuk, maka Likuidator memiliki hak untuk mengontrol seluruh asset kekayaan perusahaan tersebut. Direktor tetap dalam perusahaan tersebut namun tidak memiliki tugas dan wewenang seperti sebelum dilakukan penunjukkan Likuidator.Kewajiban Likuidator di Selandia BaruTugas pokok dari seorang Likuidator adalah untuk mengambil alih kekuasaan, melindungi, menyadarkan dan mendistribusikan asset-asset kekayaan dari perusahaan atau memproses realisasi dari asset-asset perusahaan kepada kreditornya berdasarkan ketentuan dalam undang-undang. Apabila terdapat surplus kekayaan setelah likuidasi, asset tersebut harus didistibusikan kepada para pemegang saham secara spesifik sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Perusahaan atau peraturan perundang-undangan. Likuidator harus bertindak seefisien mungkin dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya tidak diperlukan.[footnoteRef:20] [20: Ibid, s 248(2). See also s 305.]

Selain itu, Likuidator juga memiliki tugas-tugas tertentu dalam kaitannya dengan ketentuan-ketentuan mengenai penunjukkan dirinya agar diketahui oleh publik, tanggal dimulainya likuidasi dan tempat dimana penunjukkan tersebut dilakukan oleh kreditor-kreditor atau para pemegang saham. Likuidator juga memiliki tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan pengiriman laporan perusahaan kepada kreditor-kreditor terkait dan panitera perusahaan dalam kaitannya dengan urusan-urusan perusahaan.Dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas Likuidator menurut The Company Act 1993, Likuidator memiliki semua kewenangan yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi dan tugas-tugas yang mana kewenangan tersebut diberikan secara tegas oleh undang-undang. Tanpa membatasi kewenangan tersebut, Likuidator memang memiliki semua kewenangan-kewenangan yang telah ditetapkan dalam The Sixth Schedule to the Act.Setiap dokumen yang dimasukkan ke dalam, dibuat atau dikeluarkan oleh Likuidator perusahaan harus menyatakan dalam posisi terkemuka bahwa perusahaan dalam likuidasi.Peran Praktisi Kepailitan di Selandia BaruSebagaimana disebutkan dalam buku Insolvency in East Asia Roman Tomasic, meskipun dikenal pemisahan antara Official Assignee dengan Private Insolvency Practicioner, tetapi keduanya tetap memiliki peran dalam Insolvensi Perusahaan.Tidak ada peraturan khusus atau Licensing Framework tertentu di Selandia Baru. Namun, tetap saja dikenal restriksi terkait penunjukkan seorang Likuidator. Secara general, selama diusulkan bahwa Likuidator adalah seorang yang berusia di atas 18 tahun, tidak akan terjadi conflict of interest dan selama orang tersebut bukan merupakan salah satu direksi atau orang yang terlibat dalam manajemen perusahaan, maka orang tersebut dapat ditunjuk sebagai Likuidator.Kewajiban Kurator di IndonesiaMenurut Pasal 184 ayat (1) UUK-PKPU, dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 15 ayat (1), kurator harus memulai pemberesan dan menjual semua harta pailit (setelah dilakukan pencocokan piutang) tanpa perlu memperoleh persetujuan atau bantuan debitor apabila:[footnoteRef:21] [21: Sutan Remy Sjahdeni, Hukum Kepailitan: Memahami Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan, cet. 4, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2010), hal. 280]

a. Usul untuk mengurus perusahaan debitor tidak diajukan dalam jangka waktu sebagaimana diatur dalam UUK-PKPU, atau usul tersebut telah diajukan tetapi ditolak; ataub. Pengurusan terhadap perusahaan debitor dihentikan.Di samping ketentuan Pasal 184 ayat (1) UUK-PKPU tersebut perlu juga diperhatikan Pasal 69 ayat (2) UUK-PKPU yang menentukan, dalam melaksanakan tugasnya, kurator:[footnoteRef:22] [22: Ibid.]

a. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitor atau salah satu organ debitor, meskipun dalam keadaan di luar kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian dipersyaratkan;b. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, hanya dalam rangka (dengan tujuan) meningkatkan nilai harta pailit.Selain itu, dalam Pasal 185 ayat (4) PKPU ditentukan pula barang-barang yang terhadapnya dapat diberlakukan hak penahanan oleh para kreditor (hak retensi), wajib dikembalikan oleh kurator ke dalam harta pailit, dengan membayar tagihan-tagihan yang bersangkutan, sepanjang hal demikian itu menguntungkan harta pailit.[footnoteRef:23] [23: Ibid.]

Yang berbeda dengan ketentuan kepailitan pada negara Selandia Baru adalah dimana apabila harta pailit telah berada dalam keadaan insolvensi, yang mengadakan suatu rapat kreditor pada hari, jam, dan tempat yuang ditentukan untuk mendengar seperlunya mengenai tata cara pemberesan pailit dilakukan oleh Hakim Pengawas. Sedangkan, di negara Selandia Baru yang mengadakan hal tersebut adalah Likuidator.Sementara itu, Pasal 187 ayat (2) menentukan bahwa terhadap piutang sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1)-nya, kurator wajib bertindak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116, 117, 118, 119, 120 UUK-PKPU.[footnoteRef:24] [24: Ibid, hal. 281.]

Dalam UUK-PKPU sendiri, menurut pendapat saya pribadi, mengenai penjabaran tugas kurator pailit di Indonesia sudah diatur secara rinci dan sistematis. Tidak menjadi satu bab khusus mengenai tugas kurator, namun terpisah-pisah sesuai proses kepailitan sehingga memudahkan untuk mengetahui mengenai peran-peran kurator dalam setiap proses yang ditempuh dalam penyelesaian proses kepailitan.Berakhirnya KepailitanDi Selandia Baru, dalam hal personal bankruptcy, berakhirnya/pemberhentian prosedur dilakukan berdasarkan order for discharge, yang mana asset-assetnya yang telah dibagikan kepada para kreditor oleh Official Assignee tetap berada pada kekuasaan para kreditor tersebut.Sedangkan dalam suatu perusahaan, likuidasi dapat dihentikan berdasarkan perintah pengadilan jika keadaan menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan adalah benar demi kepentingan perusahaa. Pengadilan harus yakin dan dapat dibenarkan terhadap pemberhentian atas prosedur insolvensi tersebut. Dimana ada aplikasi dibuat untuk menghentikan proses likuidasi, likuidatornya harus, apabila diperlukan, memberikan laporan kepada pengadilan dengan menghormati segala fakta yang relevan dengan aplikasi tersebut. Sedangkan di Indonesia sendiri kepailitan berakhir setelah adanya perdamaian antar para pihak, pemberesan harta oleh kurator, atau dengan restrukturisasi utang dengan metode penundaan kewajiban pembayaran utang yang dikenal dalam UUK-PKPU.