Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen ... akhir Th...Selanjutnya laporan ini...

24
1 Laporan Akhir Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen (Sesamum indicum L.) PROGRAM INSENTIF TERAPAN Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nagara Ristek dan Teknologi Nomor. 97/M/Kp/XI/2007, DIPA No : 0010.0/042-01.0/-/2008 Kontrak No: 78/RT/Insentif/PPK/II/2008 UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN Jl. Serayu, Po Box 12 Madiun 63137 Telepon. (0351) 495551. Fax. (0351) 497058 13 Desember 2008

Transcript of Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen ... akhir Th...Selanjutnya laporan ini...

1

Laporan Akhir

Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen(Sesamum indicum L.)

PROGRAM INSENTIF TERAPAN

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nagara Ristek dan TeknologiNomor. 97/M/Kp/XI/2007, DIPA No : 0010.0/042-01.0/-/2008

Kontrak No: 78/RT/Insentif/PPK/II/2008

UNIVERSITAS MERDEKA MADIUNJl. Serayu, Po Box 12 Madiun 63137

Telepon. (0351) 495551. Fax. (0351) 49705813 Desember 2008

2

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR

Judul : Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul TanamanWijen (Sesamum Indicum L.).

Program : Penelitian Riset Terapan

Bidang : Ketahanan Pangan

Pelaku/Peneliti Utama : Ir. Luluk Sulistiyo Budi, MP

Jenis Kelamin : Laki-laki

Lama Kegiatan/Riset : 3 Tahun

Tahun Mulai : 2007/Tahun kedua (2008)

Total Biaya : Rp. 100.000.000,-Surat perjanjian /KontrakNo. 78/RT/Insentif/PPK/II/2008

Mengetahui,Pimpinan Unit Pelaksana Riset

(Dra. Rusbiyanti Sripeni, MSi)Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian

Masyarakat

Madiun, 13 Desember 2008Pelaku/ Peneliti Utama

(Ir. Luluk Sulistiyo Budi, MP)NIP/NIK 050 044

3

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkah dan rahmat-Nya penulis telah menyelesaikan penulisan laporan akhir

tahun ke dua penelitian program insentif Kementrian Riset dan Teknologi

dengan judul Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen

(Sesamum Indicum L.).

Dengan terselesainya penulisan laporan ini disampaikan terimakasih kepada

Yang Terhormat;

1. Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia

2. Semua pihak yang telah membantu terselesainya pelaksanaan dan

penulisan laporan hasil penelitian ini

Selanjutnya laporan ini peneliti harapkan dapat memenuhi harapan

dan apabila ada kurang sempurnanya, kritik dan saran demi kemajuan

senantiasa diharapkan, semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat.

Madiun, 13 Desember 2008

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vi

Abstrak.............................................................................................................. 1

Pendahuluan..................................................................................................... 1

Metodologi ...................................................................................................... 4

Hasil Penelitian................................................................................................. 9

Kesimpulan ...................................................................................................... 13

Daftar Pustaka.................................................................................................. 13

Lampiran........................................................................................................... 15

Halaman

5

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Bahan tanam tahun

kedua............................................

4

2 Nilai rata-rata pengamatan tahun kedua tahap I.......... 7

3 Nilai rata-rata pengamatan tahun kedua tahap II......... 8

4 Nilai rata-rata pengamatan tahun kedua tahap III........ 10

5 Sasaran sifat yang diharapkan..................................... 11

6 Kemajuan sifat keunggulan yang diperoleh pada

penelitian tahun kedua tahap pertama dan kedua.......

11

7 Kemajuan sifat keunggulan yang diperoleh pada

penelitian tahun kedua tahap kedua dan ketiga...........

11

6

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1 Bagan alir penelitian 7

2 Layout penelitian tahap 2 8

3 Petak percobaan 8

4 Beberapa vigor tanaman hasil penelitian 12

5 Beberapa macam warna biji tanaman hasil

penelitian.

12

7

1. AbstrakVarietas unggul tanaman wijen dapat dihasilkan melalui perbaikan dan

perakitan varietas, yaitu melalui persilangan-persilangan dari galur-galur

murni varietas lokal hasil karakterisasi dan evaluasi yang secara

agronomis memiliki sifat-sifat unggul penting Tahapan penelitian meliputi

persilangan beberapa galur dengan sifat-sifat unggul tertentu, yang

selanjutnya dilakukan seleksi, pemurnian serta uji stabilitas / uji

multilokasi. Penelitian ini menggunakan wijen jenis lokal hasil seleksi

yang di ambil dari 8 daerah sentra pengembangan yang masing-masing

memiliki sifat agronomis unggul yang berbeda. Hasil penelitian adalah

memperoleh jenis wijen dengan karakteristik yang lebih baik dari jenis-

jenis yang ada dan disebut dengan varietas unggul serta dapat digunakan

untuk mengatasi rendahnya produksi tanaman wijen di Indonesia saat

ini. Metode penelitian mengunakan persilangan konvensional, seleksi

massa (5 sampai 6 kali masa tanam sampai tanaman homosigot) serta

uji stabilitas atau uji multi lokasi. Parameter pengamatan meliputi seleksi

terhadap sifat-sifat agronomis yang di utamakan, respon seleksi dan

kemajuan homozigotnya. Hasil penelitian tahun kedua menunjukkan

bahwa dari hasil penelitian tahun pertama pada tahun dan ditanam pada

tahun kedua terpilih 4 trihibrid (A3*7,A4*9,B4*9, dan C2*9) dan 4 hibrid

(A3, A5, B5 dan C1). Dari tiga kali penanaman menunjukkan respon

seleksi nilai positif . Biji-biji tanaman tahun kedua akan dilakukan

penanaman kembali pada tahun ketiga dan dilakukan seleksi sampai 2

generasi lagi untuk meningkatkan keunggulan sifatnya dan diakhiri

dengan uji stabilitas atau uji multilokasi. Dengan hibrid terpilih ini

diharapkan diperoleh galur stabil dengan keunggulan masing-masing.

8

2. Pendahuluan

Wijen ( Sesamun indicum L. ), saat ini dapat diunggulkan sebagai

komoditas perkebunan potensial, karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan

multi guna, yaitu penghasil minyak nabati berkadar lemak jenuh rendah dan

pendukung aneka industri (farmasi, kosmetik, antioksidan) dan menghasilkan

minyak makan yang kaya akan gizi (Rismunandar, 1976).

Indonesia, pada tahun 1988 pernah melakukan ekspor wijen ke

Malaysia dan Singapura, namun tahun-tahun berikutnya semakin turun, hal

ini disebabkan oleh produksi dalam negeri yang belum mencukupi

kebutuhan, sehingga peluang ekspor belum optimal, bahkan negara kita

justru menjadi pengimpor wijen (Rukmana,1998).

Kenyataan ini terjadi karena tanaman wijen sebagian besar masih

diusahakan dalam skala terbatas yaitu sebagai tanaman sela di antara

palawija, dan menggunakan benih yang asal-usulnya tidak jelas, akibatnya

rata-rata produksi dalam negeri masih rendah yaitu 400 kg/ha (Soenardi,

1996). Sedangkan rata-rata produksi wijen di Amerika Serikat berkisar

antara 900kg – 2240 kg/ha ( Godin dan Spenley ,1971)

Kendala pengembangan tanaman wijen di Indonesia adalah

produktivitasnya yang masih rendah sebagai akibat dari terbatasnya varietas

unggul yang beredar. Oleh karena itu program pemuliaan merupakan solusi

utama yang harus dilakukan dan skala prioritas program pemuliaan tanaman

wijen diarahkan untuk mendapatkan varietas yang berdaya hasil tinggi (> 1

ton/ ha). Agar program pemuliaan dapat terlaksana harus didukung oleh

tersedianya variasi plasma nutfah dalam jumlah yang banyak, sehingga

mudah dalam merakit varietas unggul baru dengan sifat-sifat yang di

inginkan.

Sehubungan dengan hal tersebut Budi (1993, 2003) telah melakukan

penelitian tahap awal berupa ekplorasi dan inventarisasi plasma nutfah

melalui identifikasi sifat agronomis varietas lokal dari beberapa daerah

sentra pengembangan dan dilanjutkan dengan karakterisasi dan evaluasi

terhadap sifat-sifat morfologis yang potensial

9

Selanjutnya Budi (2004) telah melakukan penelitian tahap berikutnya

dan penting dilakukan, yaitu pemurnian terhadap jenis-jenis lokal yang

potensial untuk menghasilkan galur-galur murni sebagai perbendaharaan

plasma nutfah dan sebagai tetua dalam perakitan varietas unggul baru.

Tanpa adanya galur-galur murni (pemurnian) maka perakitan varietas

unggul tidak mungkin dapat dilakukan, dengan kata lain tidak mungkin

memperoleh varietas baru. Langkah selanjutnya adalah melakukan

perbaikan melalui perakitan varietas yaitu melakukan persilangan antar

galur murni (tetua) dan atau menggabungkan sifat-sifat agronomis yang

diinginkan dengan menggunakan galur-galur murni dengan sifat-sifat

agronomis unggul yang dimilikinya. Hibrid hasil persilangan ini selanjutnya

dapat disilangkan lagi dengan galur lain atau langsung dilakukan seleksi

untuk pemurnian jenis dan atau memperoleh keunggulan homozigot.

Ruang lingkup.Perbaikan varietas dengan perakitan atau persilangan secara

konvensional menggunakan hibrid terpilih hasil silangan tahap sebelumnya

dengan galur tetua terpilih, serta melakukan seleksi atau pemurnian dan uji

multilokasi khususnya terhadap kegenjahan, ketahanan kekeringan dan

produksi yang tinggi.

Tujuan Umum RisetTujuan khusus penelitian ini adalah melakukan perakitan dengan

persilangan tetua-tetua yang memiliki sifat-sifat unggul dengan maksud

menggabungkan sifat-sifat yang dikehendaki untuk menghasilkan keturunan

yang lebih baik dari kedua tetuanya yang disebut sebagai varietas baru hasil

persilangan. Dengan asumsi bahwa setiap tanaman yang berkembangbiak

secara generatif sangat memungkinkan terjadinya penggabungan sifat

dengan cara melakukan persilangan sebagaimana yang telah dilakukan

tanaman-tanaman lainnya.

10

Hasil Penelitian ini dimaksudkan untuk menambah jumlah varietas yang

telah dihasilkan oleh Ballitas berupa varietas introduksi dari Australia dan

India yang telah di uji multilokasi di beberapa daerah di Indonesia. Penelitian

dilakukan dengan memanfaatkan potensi plasma nutfah yang ada di sentra

pengembangan dalam negeri yang telah diusahakan sejak puluhan tahun

yang lalu. Dengan demikian jelas bahwa terdapat perbedaan ruang lingkup

riset yang ada.

3. Perumusan Masalah.Masalah perakitan varietas yang paling penting adalah:

1. Pemilihan tetua, untuk itu terdapat beberapa tetua dengan

karakteristik yang jelas akan digunakan sebagai tetua.Hibrid terpilih

selanjutnya dapat disilangkan lagi untuk menambah kenggulan sifat

atau langsung diseleksi.

2. Seleksi selama segregasi, terhadap segregan dihibrid atau trihibrid

terpilih, menggunakan metode yang tepat dan mudah dilaksanakan di

lapangan.

3. Pemurnian, menggunakan metode Seleksi Massa pemurnian dapat

dilakukan dengan baik, teknik pemurnian dengan menghilangkan

tanaman yang tidak memenuhi kriteria dan mengambil tanaman-

tanaman terbaik untuk di murnikan kembali.

4. Uji stabilitas, menggunakan uji multi lokasi diharapkan dapat

memperoleh tanaman yang memiliki tingkat stabilitas tinggi. Teknik

yang dilakukan adalah menghitung tingkat stabilitasnya dari beberapa

lokasi penanaman.

4. MetodologiTempat dan Waktu

Pelaksanaan penelitian di lahan kering tadah tujan di Desa Saradan

Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Propinsi Jawa Timur, pada masa

11

tanam Musim Hujan (periode I = Pebruari-Mei), dan Musim Kemarau I

(periode II = Juni– September) dan Kemarau III (periode Oktober-

Desember).

Bahan dan AlatBahan penelitian adalah biji tanaman wijen hasil persilangan tahun

pertama sebanyak 4 trihibrid dan 8 hibrid (F2) (Tabel 1), beberapa biji tetua

sebagai pembanding, pupuk organik ( pupuk kandang ) dan pupuk an

organik Nitrogen (UREA), Poshpor (TSP) dan Kalium (KCL). Jenis lokal

wijen dengan keunggulan sifat agronomis sebagaimana pada Tabel 2.

Tahun kedua merupakan tahap lanjutan kegiatan tahun pertama, dilakukan

seleksi lanjutan hasil persilangan tahun pertama terhadap hibrid terpilih baik

dari dua tetua ataupun tiga tetua.

Tabel 1. Bahan tanam penelitian tahun kedua

No Biji Wijen Keterangan

1 C2G7

Hasil Persilangan (F1)2 A3G73 B4G94 A4G95 A5

Hasil Seleksi (F2)6 B57 A38 C1

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat pengolah tanah,

alat tanam, alat pemeliharan, alat ukur panjang, tebal, berat (timbangan ),

dan layar jemur, pinset, plastik, petridis, guntung, kaca pembesar, label dan

buku dokumen.

Kegiatan Tahap 2 Kegiatan Tahap 3Kegiatan Tahap 1

Des.NovOktSeptAgustJuliJuniMeiAprMar

Waktu Pelaksanaan Penelitian

Pebr

12

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Seleksi secara cermat untuk memilih keturunan mana yang memiliki

sifat sebagaimana yang diharapkan. Parameter pengamatan

berdasarkan sifat kualitatif dan kuantitatif, khususnya yang berkaitan

dengan kegenjahan, ketahanan kekeringan dan produksi yang tinggi

2. Pemurnian dilakukan dengan metode seleksi Massa yaitu metode

pemurnian tanaman menyerbuk sendiri dengan cara seleksi tanaman,

dimana sifat-sifat yang di inginkan diambil dan membuang sifat-sifat

yang tidak dikehendaki. Biji yang memiliki sifat-sifat yang

dikehendaki ditanam kembali dan diseleksi sampai dengan tanaman

homosigot

5. Rancangan (Design) RisetRancangan penelitian yang digunakan :

1. Metode seleksi dilakukan dengan mengamati parameter kualitatif dan

kuantitatif terhadap karakteristik yang diharapkan dengan mengambil

10 % Individu terbaik dari masing-masing keturunan F1 dan F2 dari

persilangan. Metode ini dimaksudkan untuk efisiensi dan mengetahui

meningkatkan nilai respon seleksi.

2. Metode Pemurnian menggunakan Metode Seleksi terhadap segregan

hasil semua persilangan. Metode ini dilakukan karena tanaman wijen

adalah tanaman menyerbuk sendiri maka metode ini adalah yang

paling tepat yaitu menggunakan seleksi massa.

Terdapat 3 (tiga) sifat yang diharapkan yaitu kegenjahan, tahan

kekeringan dan produksi tinggi.

a. Melakukan penanaman biji hasil persilangan tahun pertama dan hasil

seleksi biji hibrid terpilih sesuai kultur teknis.

b. Penanaman dilakukan pada lokasi yang memiliki jarak yang

memenuhi persyaratan (terisolasi) agar terhindar terjadinya

persilangan alami.

c. Melakukan seleksi terhadap tanaman terpilih dengan metode seleksi

massa dengan membuang tanaman yang tidak dikehendaki.

13

d. Melakukan evaluasi secara kuantitatif terhadap kemajuan sifat yaitu

dengan menghitung nilai respon seleksi.

Tahapan-tahapan penelitian secara sederhana sebagaimana Gambar 1

berikut:

Gambar 1. Bagan alir tahapan penelitian

Varietas unggulMulti lokasi

Varietas unggulSpesifik lokasi

SILANG TRIHIBRID

TETUA

PERSILANGAN ANTAR TETUA TERPIILIH

F-1

SELEKSI

SELEKSI

SELEKSI

SELEKSI

SELEKSI

SELEKSI

SELEKSI

SELEKSI

SELEKSI SELEKSI

SELEKSI

Uji multi lokasi / Uji stabilitas

SELEKSI

Varietas unggulStabil

Tahun I.I

Tahun I.2

Tahun II.1

Tahun II.2

Tahun II.3

Tahun III.1

Tahun III.2

Tahun III.3

14

Pelaksanaan PenelitianPelaksanaan penelitian diawali dengan pembukaan lahan dengan

menghilangkan sisa- sisa tanaman dan memberi batas lahan yang

Gambar 3. Petak Percobaan

15

digunakan untuk percobaan. Dilanjutkan dengan pengolahan tanah dengan

menggunakan cangkul atau gancu sedalam 25 cm dan tanah dibiarkan agar

mendapat sinar matahari selama 7 hari. Dilakukan pemerataan lahan dan

menghancurkan tanah disertai dengan pemberian pupuk kandang sehinga

siap untuk ditanami.

Penanaman dilakukan setelah tanah disiram hingga basah untuk

menciptakan tanah yang gembur. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal

dengan jarak tanam 80 x 50 cm dengan 3-4 biji tiap lubang tanam.Antar

petak tanaman berjarak minimal 80 m terpisah antara segregan tepilih.

Penyulaman dilakukan pada lubang yang tidak tumbuh kecambah 4 hari

setelah tanam dengan menggunakan biji lain yang sejenis. Penjarangan

dilakukan pada umur 2 minggu dengan menyisakan 2 tanaman tiap lubang

dengan cara memotong batang tanaman tepat diatas tanah terhadap

tanaman yang pertumbuhannya kurang baik. Pemupukan dilakukan dengan

SP 36 1 kali saat tanam, Urea 3 kali yaitu saat tanam 1/3 bagian, 1/3 umur

15 hari dan 1/3 umur 30 hari. Kalium diberikan bersama sama pada

pemupukan Nitrogen ke 2.

Pengairan dilakukan jika tanaman memerlukan air, tetapi tanaman

wijen tidak banyak memerlukan air karena kelebihan air tanaman akan

mengakibatkan tanaman peka terhadap serangan hama dan penyakit.

Panen dilakukan setelah tanaman menunjukkan jumlah polong yang

menguning sebanyak 80 % dan daun utama telah menguning serta daun

atas telah rontok. Pada varietas tertentu terdapat bercak- bercak coklat pada

polong, batang dan cabang. Pengendalian terhadap hama dan penyakit

dilakukan dengan cara pengendalian hama dan terpadu.

Seleksi dilakukan terhadap kriteria yang telah ditentukan dengan

membuang jenis-jenis inferior, sehingga pada akhir panen tinggal tanaman

yang potensial memiliki sifat harapan.

6. Hasil PenelitianA. Hasil penelitian tahun kedua merupakan hasil seleksi untuk memurnikan

tanaman hibrid, seleksi dilakukan terhadap tanaman yang sesuai dengan

16

sifat yang diinginkan, yaitu parameter produksi tanaman meliputi, tinggi

tanaman, jumlah cabang, jumlah kotak , dan jumlah polong. Adapun nilai

rata-rata hasil pengamatan tahap I, II dan III selengkapnya disajikan

pada Tabel 3,4 dan 5.

Tabel 2. Nilai rata-rata pengamatan tahun kedua tahap IGenotipe Jumlah Cabang Jumlah kotak Tinggi tanaman Jumlah polongA3 3.53 ab 4.00 a 96.98 ab 78.80 aA5 4.11 bc 4.40 ab 96.67 ab 95.67 abB5 4.18 bc 6.44 d 85.07 ab 101.31 abC1 5.31 d 4.39 ab 104.67 cd 112.58 abA3*7 2.93 a 4.96 bc 90.53 ab 101.33 abA4*9 3.73 b 6.44 d 95.07 abc 104.49 abB4*9 4.07 bc 6.78 d 93.13 ab 111.27 abC2*7 4.67 cd 5.32 c 111.78 d 127.16 b

Keterangan Angka-angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidakbeda nyata berdasarkan uji Duncan 0.5%

Tabel 3. Nilai rata-rata pengamatan tahun kedua tahap IIGenotipe Jumlah Cabang Jumlah kotak Tinggi tanaman Jumlah polongA3 3.91 ab 4.00 a 98.07 a 79.87 aA5 4.38 b 4.64 abc 97.67 a 102.09 abB5 4.51 bc 6.57 d 93.58 a 110.24 bC1 5.53 d 4.52 ab 104.82 ab 118.49 bA3*7 3.07 a 5.00 bc 91.87 a 104.47 abA4*9 3.96 ab 6.51 d 100.73 ab 108.89 bB4*9 4.18 b 6.87 d 102.84 ab 114.18 bC2*7 4.91 cd 5.42 c 112.73 b 128.87 b

Keterangan Angka-angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidakbeda nyata berdasarkan uji Duncan 0.5%

Tabel 4. Nilai rata-rata pengamatan tahun kedua tahap IIIGenotipe Jumlah Cabang jumlah kotak tinggi tanaman jumlah polongA3 5.02 bc 4.00 a 117.96 de 95.73 aA5 4.47 ab 5.05 b 104.93 ab 109.44 abB5 5.16 bc 6.62 c 105.93 ab 116.53 abC1 5.67 c 5.10 b 109.33 bc 121.38 abA3*7 3.58 a 5.09 b 102.91 a 105.36 abA4*9 4.49 ab 6.76 c 108.42 b 112.73 abB4*9 4.42 ab 6.92 c 113.80 cd 116.62 abC2*7 5.33 bc 5.56 b 121.33 e 131.91 b

Keterangan Angka-angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidakbeda nyata berdasarkan uji Duncan 0.5%

17

B. Analisis dilakukan terhadap nilai respon seleksi untuk mengetahui

kemajuan sifat yang diharapkan. Hasil nilai respon seleksi untuk semua

sifat adalah positif, kecuali bentuk polong untuk genotipe A3 yaitu

hasilnya adalah 0 (nol). Nilai respon seleksi selengkapnya disajikan pada

Tabel 6 dan 7.

Tabel 5. Sasaran sifat yang diharapkan.No Hasil

KeturunanKeterangan

Sasaran sifat1

A4*9 1. Produksi tinggi (p)2. Tahan kekeringan (t)3. Genjah (g)

A3B4*9

2C2*7 1. Produksi tinggi (p)

2. Tahan kering (t)B5

3A3*7 1. Produksi Tinggi (p)

2. Genjah (g)A5C1

Keterangan p Produksi tinggi > 1.3 ton/ha Th2-1 Tahun 2 periode 1

g Umur genjah <90 hari Th2-2 Tahun 2 periode 2t Tahan kering

18

Keterangan P : Produksi tinggi > 1.3 ton/ha Th2-2 : Tahun 2 periode 1

g : Umur genjah <90 hari Th2-3 : Tahun 2 periode 3t : Tahan kering

Penampilan beberapa vigor tanaman sebagaimana pada Gambar 4 berikut:

Gambar 4. Beberapa vigor tanaman hasil penelitian

Gambar 5. Beberapa macam warna biji tanaman hasil penelitian

Vigor C1 Vigor B4*9 Vigor A4*9

Vigor A3*7 Vigor A3

Vigor C2*7

Vigor B5 Vigor A5

19

7. Kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian tiga tahap seleksi dapat ditarik

kesimpulan bahwa;

1. Genotipe terpilih yaitu A3, A5,B5,C1, A3*7,A4*9,B4*9 dan C2*7

2. Hasil tahun kedua menunjukkan peningkatan sifat keunggulannya

yaitu nilai respon seleksi (positif), kecuali pada parameter jumlah

kotak pada A3.

3. Peningkatan nilai respon seleksi berarti masih terjadi peningkatan

keunggulan dari masing-masing genotipe sehingga masih

memerlukan seleksi lanjutan.

8. DAFTAR PUSTAKA

Abajoglou, K. 1981. “Sesame breeding At The Cotton Research Intitute inGreece.” Dalam Sesame Status And Improvement. Proc. Of ExcpertConsultation. 8-12 Desember 1980. FAO. Rome. Italy. P. 132-133.

Budi, L.S. 1993. Seleksi sifat unggul beberapa Varietas Lokal sebagai tetuadalam Program Perbaikan Varietas Tanaman Wijen (Sesamumindicum L.). Fakultas Pertanian. Universitas Merdeka Madiun

…………..2003. Identifikasi Sifat Agronomis Plasma Nutfah Tanaman Wijen.(Sesamum indicum L.). Thesis Program Pascasarjana Unej.Jember.

…………..2004. Karakterisasi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif PlasmaNutfah Wijen ( Sesamum indicum L.). Agritek, Vol 22, Edisi 2. Hal25-30.

Beech, D.F. 1981. Sesame: “Sesame Agronomic Approach To YealdImprovement”. Dalam Sesame Status And Improvement. Proc. OfExcpert Consultation. 8-12 Desember 1980. FAO. Rome. Italy. P.121-126.

20

Godin,V.J. and P.C. Spensley. 1971. TPI Crop and Product Digest. The TropicalProducts Institute. Foereign and Commenwealth Office (132-137).London WC IX SLU, England.

Heyne, K. 1987. Tanaman Berguna Indonesia III. Terjemahan BadanLitbang Kehutanan. Jakarta: Yayasan Saranawanajaya. P. 1747-1751.

Minantyorini dan Zuraida, N. 1996. Karakterisasi Sifat-Sifat Morfologi danAgronomis Plasma Nutfah Ubi Jalar. Prosiding , Makalah SeminarHasil Penelitian Plasma Nutfah Pertanian , Bogor, 13 Maret 1996.

Ochse, JJ. MJ. Soule. MJ. Dijkmn. C. Wehlburg. 1961. “Tropical andSubtropical Agriculture”. Volume II. The Mac Millan Company. NewYork. P. 1089-1093.

Poespodarsono, S. 1986. Pemuliaan Tanaman I. Malang : DepartemenPendidikan dan Kebudayaan . Fakultas Pertanian, UniversitasBrawijaya Malang

Rismunandar, 1976. Bertanam Wijen. Penerbit Terate. Bandung

Rukmana, R.1998. Budidaya Wijen. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sudjana, A. 1988. Pelestarian dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Jagung.Disampaikan pada Kursus Pemanfaatan dan Pelestarian PlasmaNutfah Jagung 19 p

Suprijono. 1996. Pemuliaan Tanaman Wijen. Balai Penelitian Tembakau danSerat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Malang.Monograf BALITTAS NO 2.

Tjitrosoepomo, G. 1987. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah MadaUniversity Press

Vanrheenen, H.A. 1981.” Genetik Resources of Sesame in Africa: Collection andExploration.” Dalam Dalam Sesame Status And Improvement. Proc.Of Excpert Consultation. 8-12 Desember 1980. FAO. Rome. Italy. P.170-173.

Weiss, A.A. 1971. Castor, Sesame, and Safflower. Leonard Hill, London:p.311-519.

21

Lampiran-lampiranLampiran 1a. Personil Pelaksana Penelitian (Peneliti dan teknis)

No a. Nama Lengkapb. Bidang Keahlianc. Tugas Penelitian

a.Gelarkesarjanaan

b. Pendidikanakhir

Alokasiwaktu(jam/minggu)

Unit Kerja

1 a. Luluk SulkistiyoBudi

b. AgronomispesifikasiPemuliaanTanaman

c. Koodinator,Persilangan danseleksi

a. MP, Irb. S2

15 FakultasPertanianUnmer

2 a. Sukarb. Sistem Pertanianc. Penanaman dan

analisis data

a. Dr, Irb. S3

10 FakultasPertanianUnmer

3a. Wuryantorob. Agronomi/pemulia

anc. Seleksi dan

pemurnian

a. MP. Ir.b. S2

10 FakultasPertanianUnmer

1b. Tenaga Teknisi

No a. Nama Lengkapb. Bidang Keahlianc.Tugas Penelitian

a. Gelarkesarjanaan

b. Pendidikanakhir

Alokasiwaktu(jam/minggu)

Unit Kerja

1 a. DiyahNurhayati

b. Agronomic. persilangan

a. SPb. S1

15 Lab. FakultasPertanian Unmer

2 a. Hari Martonob .Agronomic. Seleksi

a. SPb. S1

15 KebunPercobaanFakultas

22

Pertanian3 a. Arif Dwiyanto

b .Agronomic. Seleksi

c. SPd. S1

15 KebunPercobaanFakultasPertanian

23

Lampiran 2. Matrik kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2008

No Uraian Kegiatan Bulan Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Persiapan dan Pembukaan lahan √2 Pengolahan tanah √3 Penanaman I √4 Penyulaman √ √5 Pembuatan Sumur untuk pengairan √ √ √6 Pemeliharaan tanaman √ √7 Pengambilan data lapangan √8 Pemanenan tahap I √9 Pemanenan Lanjutan √10 Penanganan pasca panen √ √11 Pengolahan tanah untuk tanam tahap 2 √ √12 Penanaman tahap 2 √ √13 Pemeliharaan √ √14 Presentasi hasil √15 Pemantauan I √16 Pengambilan data lapangan √ √ √17 Panen dan pasca panen √ √18 Pengolahan data √ √ √ √ √ √19 Penanaman tahap 3 √ √20 Pemeliharaan tanaman √ √21 Pengambilan data lapangan 3 √22 Pemantauan II √ √ √23 Panen dan pasca panen 3 √24 Pengolahan data 3 √ √ √25 Pembuatan laporan √

1