Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen...

28
1 Laporan Akhir Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen (Sesamum indicum L.) PROGRAM INSENTIF TERAPAN Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nagara Ristek dan Teknologi Nomor : 126/M/Kp/X/2006, tanggal 17 Nopember 2006, DIPA No : 00010.0/042-01.0/-/2007 Kontrak No: 87//RT/Insentif/PPK/I/2007 UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN Jl. Serayu, Po Box 12 Madiun 63137 Telepon. (0351) 495551. Fax. (0351) 497058 5 November 2007

Transcript of Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen...

1

Laporan Akhir

Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen(Sesamum indicum L.)

PROGRAM INSENTIF TERAPAN

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nagara Ristek dan TeknologiNomor : 126/M/Kp/X/2006, tanggal 17 Nopember 2006,

DIPA No : 00010.0/042-01.0/-/2007Kontrak No: 87//RT/Insentif/PPK/I/2007

UNIVERSITAS MERDEKA MADIUNJl. Serayu, Po Box 12 Madiun 63137

Telepon. (0351) 495551. Fax. (0351) 4970585 November 2007

2

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR

Judul : Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul TanamanWijen (Sesamum Indicum L.).

Program : Penelitian Riset Terapan

Bidang : Ketahanan Pangan

Pelaku/Peneliti Utama : Ir. Luluk Sulistiyo Budi, MP

Jenis Kelamin : Laki-laki

Lama Kegiatan/Riset : 3 Tahun

Tahun Mulai : 2007

Total Biaya : Rp. 103.488.000,-Surat perjanjian /KontrakNo: 87 /RT/Insentif/PPK/I/2007

Mengetahui,Pimpinan Unit Pelaksana Riset

(Dra. Rusbiyanti Sripeni, MSi)Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian

Masyarakat

Madiun, 23 September 2007Pelaku/ Peneliti Utama

(Ir. Luluk Sulistiyo Budi, MP)NIP/NIK 050 044

3

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkah dan rahmat-Nya penulis telah menyelesaikan penulisan laporan akhir

penelitian program insentif Kementrian Riset dan Teknologi dengan judul

Perbaikan dan Perakitan Varietas Unggul Tanaman Wijen (Sesamum Indicum

L.).

Dengan terselesainya peneulisan laporan ini disampaikan terimakasih

kepada ;

1. Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia

2. Semua pihak yang telah membantu terselesainya pelaksanaan dan

penulisan laporan hasil penelitian ini

Selanjutnya laporan ini dapat memenuhi harapan dan apabila ada

kurang sempurnanya, kritik dan saran demi kemajuan senantiasa

diharapkan, semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat.

Madiun, 5 November 2007

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL........................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi

Ringkasan......................................................................................................... 1

Pendahuluan..................................................................................................... 2

Metodologi ...................................................................................................... 3

Hasil Penelitian................................................................................................. 10

Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 17

Daftar Pustaka.................................................................................................. 18

Lampiran........................................................................................................... 19

Halaman

5

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Jenis-jenis lokal wijen dan keunggulan sifat

agronomis

4

2 Kombinasi Persilangan yang dilakukan (15

persilangan)

7

3 Metode penelitian tahap 2 (persilangan dan

Seleksi)

8

4 Persilangan 4 hibrid dengan genotipe lain 10

5 Hasil pemilihan 8 hibrid untuk bahan tanam tahap

selanjutnya

11

6 a Data hasil pengamatan agronomis F1 (A3) 11

b Data hasil pengamatan agronomis F1 (A5 12

c Data hasil pengamatan agronomis F1 (C1) 12

d Data hasil pengamatan agronomis F1 (C2) 12

e Data hasil pengamatan agronomis F1 (D1) 13

f Data hasil pengamatan agronomis F1 (D2) 13

g Data hasil pengamatan agronomis F1 (B3) 13

h Data hasil pengamatan agronomis F1 (B5) 14

6

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1 Bagan alir penelitian 6

2 Tetua G1 14

3 Tetua G12 14

4 Polong hasil persilangan 15

5 Vigor C1 (G1G9) (F1) 15

6 Vigor C2 (G8G9) (F1) 15

7 Vigor B4 (G5G12)(F1) 15

8 Vigor D2 (G8G13) (F1) 16

9 Vigor D1 (G1G13)(F1) 16

10abcd Beberapa macam warna biji wijen (hitam,putih,putih

gelap dan coklat)

17

7

1. RINGKASANVarietas unggul merupakan faktor penting dalam peningkatan produksi

suatu jenis tanaman, termasuk dalam hal ini adalah tanaman wijen

(Sesamum indicum L.). Varietas unggul tanaman wijen dapat dihasilkan

melalui perbaikan dan perakitan varietas, yaitu melalui persilangan-

persilangan dari galur-galur murni varietas lokal hasil karakterisasi dan

evaluasi yang secara agronomis memiliki sifat-sifat unggul penting

Tahapan penelitian meliputi persilangan beberapa galur dengan sifat-

sifat unggul tertentu, yang selanjutnya dilakukan seleksi, pemurnian serta

uji stabilitas / uji multilokasi. Diduga akan terjadi perubahan sifat pada

keturunannya sebagaimana yang diharapkan. Mengingat bahwa sifat-

sifat unggul agronomis tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap

produktivitas tanaman persatuan luas dan sekaligus mampu menjawab

permasalahan yang terjadi pada saat ini. Penelitian ini menggunakan

wijen jenis lokal hasil seleksi yang di ambil dari 8 daerah sentra

pengembangan yang masing-masing memiliki sifat agronomis unggul

yang berbeda. Hasil penelitian adalah memperoleh jenis wijen dengan

karakteristik yang lebih baik dari jenis-jenis yang ada dan disebut dengan

varietas unggul serta dapat digunakan untuk mengatasi rendahnya

produksi tanaman wijen di Indonesia saat ini. Metode penelitian

mengunakan persilangan konvensional, seleksi massa (5 sampai 6 kali

masa tanam sampai tanaman homosigot) serta uji stabilitas atau uji multi

lokasi. Parameter pengamatan meliputi seleksi terhadap sifat-sifat

agronomis yang di utamakan, respon seleksi dan kemajuan

homozigotnya. Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa dari

14 pasang persilangan terpilih 4 hibrid (A3, A4, B4 dan C2) yang

disilangkan lagi dengan galur lain untuk menambah keunggulan sifatnya,

dan 8 hibrid yang dilanjutkan dengan seleksi (A3, A5, B3, B5, C1, C2, D1

dan D2). Dengan hibrid terpilih ini diharapkan diperoleh galur dengan

keunggulan masing-masing.

8

2. Pendahuluan

Wijen ( Sesamun indicum L. ), saat ini dapat diunggulkan sebagai

komoditas perkebunan potensial, karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan

multi guna, yaitu penghasil minyak nabati berkadar lemak jenuh rendah dan

pendukung aneka industri (farmasi, kosmetik, antioksidan) dan menghasilkan

minyak makan yang kaya akan gizi (Rismunandar, 1976).

Indonesia, pada tahun 1988 pernah melakukan ekspor wijen ke

Malaysia dan Singapura, namun tahun-tahun berikutnya semakin turun, hal

ini disebabkan oleh produksi dalam negeri yang belum mencukupi

kebutuhan, sehingga peluang ekspor belum optimal, bahkan negara kita

justru menjadi pengimpor wijen (Rukmana,1998).

Kenyataan ini terjadi karena tanaman wijen sebagian besar masih

diusahakan dalam skala terbatas yaitu sebagai tanaman sela di antara

palawija, dan menggunakan benih yang asal-usulnya tidak jelas, akibatnya

rata-rata produksi dalam negeri masih rendah yaitu 400 kg/ha (Soenardi,

1996). Sedangkan rata-rata produksi wijen di Amerika Serikat berkisar

antara 900kg – 2240 kg/ha ( Godin dan Spenley ,1971)

Kendala pengembangan tanaman wijen di Indonesia adalah

produktivitasnya yang masih rendah sebagai akibat dari terbatasnya varietas

unggul yang beredar. Oleh karena itu program pemuliaan merupakan solusi

utama yang harus dilakukan dan skala prioritas program pemuliaan tanaman

wijen diarahkan untuk mendapatkan varietas yang berdaya hasil tinggi (> 1

ton/ ha). Agar program pemuliaan dapat terlaksana harus didukung oleh

tersedianya variasi plasma nutfah dalam jumlah yang banyak, sehingga

mudah dalam merakit varietas unggul baru dengan sifat-sifat yang di

inginkan.

Sehubungan dengan hal tersebut Budi (1993, 2003) telah melakukan

penelitian tahap awal berupa ekplorasi dan inventarisasi plasma nutfah

melalui identifikasi sifat agronomis varietas lokal dari beberapa daerah

sentra pengembangan dan dilanjutkan dengan karakterisasi dan evaluasi

terhadap sifat-sifat morfologis yang potensial

9

Selanjutnya Budi (2004) telah melakukan penelitian tahap berikutnya

dan penting dilakukan, yaitu pemurnian terhadap jenis-jenis lokal yang

potensial untuk menghasilkan galur-galur murni sebagai perbendaharaan

plasma nutfah dan sebagai tetua dalam perakitan varietas unggul baru.

Tanpa adanya galur-galur murni (pemurnian) maka perakitan varietas

unggul tidak mungkin dapat dilakukan, dengan kata lain tidak mungkin

memperoleh varietas baru. Langkah selanjutnya adalah melakukan

perbaikan melalui perakitan varietas yaitu melakukan persilangan antar

galur murni (tetua) dan atau menggabungkan sifat-sifat agronomis yang

diinginkan dengan menggunakan galur-galur murni dengan sifat-sifat

agronomis unggul yang dimilikinya

Tujuan khusus penelitian ini adalah melakukan perakitan dengan

persilangan tetua-tetua yang memiliki sifat-sifat unggul dengan maksud

menggabungkan sifat-sifat yang dikehendaki untuk memghasilkan keturunan

yang lebih baik dari kedua tetuanya yang disebut sebagai varietas baru hasil

persilangan. Dengan asumsi bahwa setiap tanaman yang berkembangbiak

secara generatif sangat memungkinkan terjadinya penggabungan sifat

dengan cara melakukan persilangan sebagaimana yang telah dilakukan

tanaman-tanaman lainnya. Perbaikan varietas dengan perakitan atau

persilangan secara konvensional, menggunakan tetua jenis-jenis lokal

terseleksi dari sentra pengembangan dilanjutkan seleksi atau pemurnian

melalui uji multilokasi khususnya terhadap sifat yang diinginkan dapat

memenuhi harapan dan dapat memecahkan masalah tentang ketersediaan

varietas unggul wijen.

3. MetodologiTempat dan Waktu

Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam waktu 10 bulan. Penelitian

lapangan dilakukan di lahan kering tadah tujan di Desa Sugihwaras,

Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Propinsi Jawa Timur, pada masa

tanam Musim Hujan (periode I = Januari- Mei 2007), dan Musim Kemarau I

10

(periode II =Juni-Oktober 2007). Sedangkan di Laboratorium dilakukan pada

bulan Oktober-Nopember 2007.

Bahan dan AlatBahan penelitian adalah biji tanaman wijen hasil karakterisasi yang

telah dilakukan Budi (2004) sebanyak delapan jenis lokal yang diambil dari

delapan daerah sentra pengembangan yang memiliki sifat unggul, pupuk

organik ( pupuk kandang ) dan pupuk an organik Nitrogen (UREA), Poshpor

(TSP) dan Kalium (KCL). Jenis lokal wijen dengan keunggulan sifat

agronomis sebagaimana pada Tabel 1.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat pengolah tanah,

alat tanam, alat pemeliharan, alat ukur panjang, tebal, berat (timbangan ),

dan layar jemur, pinset, plastik, petridis, guntung, kaca pembesar, label dan

buku dokumen

Tabel 1. Jenis-jenis lokal wijen dan keunggulan sifat agronomis (Budi, 2004)

NO JENISLOKAL

SIFAT-SIFAT UNGGUL

Produksi> 1,5

Ton/Ha

UmurGenjah

TipeAkar

Brt1000Bj >3. Gr

JumlahCabang

>6

JumlahKotak

> 6

TinggiTanaman

WarnaBiji

A G1 (MDN1001) * * *

B G3 (MGT1003) *

C G5 (BLR1001) * * *

D G7 (KDR1002) * * *

E G8 (NGK1003) * *

F G9 (PNG1001) * * * *

GG12 (BJR

1002)* *

HG13

(NGW1001)

* *

PrioritasSifat 1 2 3 4 5 6 7 8

(Keterangan :

* = Sifat yang dimiliki 1-8 = Prioritas Sifat Unggulan

11

Terdapat 3 (tiga) sifat yang diharapkan yaitu kegenjahan, tahan kekeringan,

dan produksi tinggi, untuk itu terdapat empat kelompok jenis lokal yaitu :

a. Jenis Lokal dengan sifat unggul kegenjahan yaitu : G1, G7. G8 dan

G12

b. Jenis Lokal dengan sifat unggul Tahan kekeringan (perakaran dalam)

yaitu : G9 dan G13.

c. Jenis Lokal dengan sifat unggul produksi tinggi yaitu: G3 dan G5

Rancangan Penelitian:Rancangan penelitian yang digunakan :

1. Metode persilangan menggunakan persilangan penuh dan silang

balik jika diharapkan. Metode ini dilakukan karena ingin memperoleh

penggabungan yang terbaik sesuai sifat yang diharapkan.

2. Metode seleksi dilakukan dengan mengamati parameter kualitatif dan

kuantitatif terhadap karakteristik yang diharapkan dengan mengambil

10 % Individu terbaik dari masing-masing keturunan F1 dan F2 dari

persilangan dan seterusnya. Metode ini dimaksudkan untuk efisiensi

dan mengetahui peningkatkan nilai respon seleksi.

3. Metode Pemurnian menggunakan Metode seleksi massa yang

dilakukan terhadap semua hasil persilangan terpilih, Metode ini

dilakukan karena tanaman wijen adalah tanaman menyerbuk sendiri

maka metode ini adalah yang paling tepat.

Secara skematis rancangan penelitian sebagaimana bagan alirberikut :

12

G3 x G7G3 x G8G3 x G9

G3 x G12G3 x G13G5 x G7G5 x G8G5 x G9

G5 x G12G5 x G13G1 x G9G8 x G9

G1 x G13G8 x G13G1 x G8

F1

disilangkan dan SeleksiDitanam

C2,A3,B4,A4 X tetua lainSeleksi 8 hibrid

Ditanam(generasi 1-6)

Hasil seleksi ditanam untukdimurnikan

4 F1 dan 8 F2

Periode I Tahun I

Periode 2 Tahun I

Periode 1,2,3 Tahun 2Periode 1,2,3 Tahun 3

Varietas Baruyang stabil

varietas dengankeunngulan

tertentuMulti dan spesifik

lokasi

Uji Multi Lokasi

Seleksi

Gambar 1. Bagan alir penelitian

Rancangan Penelitian Tahap I yaitu :Melakukan persilangan terhadap tetua yang memugkinkan memiliki

keunggulan sifat dan terdapat 15 persilangan, tetua yang digunakan

berdasarkan hasil penelitian Budi (2004), yaitu genotipe-genotipe lokal.

Persilangan tersebut diberi kode A1, A2, A3, A4, A5, B1, B2, B3, B4, B5,

C1, C2, D1, D2, dan E sebagaimana pada Tabel 2.

13

Tabel 2. Kombinasi Persilangan yang dilakukan (15 persilangan)NO KODE Tetua I VS Tetua II1 A1 G3 VS G72 A2 G3 VS G83 A3 G3 VS G94 A4 G3 VS G125 A5 G3 VS G136 B1 G5 VS G77 B2 G5 VS G88 B3 G5 VS G99 B4 G5 VS G1210 B5 G5 VS G1311 C1 G9 VS G112 C2 G9 VS G813 D1 G13 VS G114 D2 G13 VS G815 E G8 VS G1

Sedangkan Layout percobaan sebagaimana Gambar 1 berikut :

Petak I

A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 B5 C1 C2 D1 D2 E

Petak II

E D2 D1 C2 C1 B5 B4 B3 B2 B1 A5 A4 A3 A2 A1

Petak III

A5 A4 A3 A2 A1 E C2 C1 D2 D1 B5 B4 B3 B2 B1

Gambar 1. Layout Percobaan Tahap I .

Penanaman dilakukan sebanyak terhadap 8 (delapan tetua) pada areal

seluas 0,9 Ha dan di bagi menjadi 3 Blok dan Masing- masing seluas 3000

m2 atau masing masing persilangan di tanam seluas 180 m2

14

Rancangan Penelitian Tahap II yaitu :Berdasarkan pada hasil evaluasi sifat-sifat tetua yang di rakit pada tahap

pertama terdapat beberapa tetua yang memiliki kemiripan sifat sehingga

perlu memilih hasil persilangan atau hibrid untuk dilanjutkan

penanamannya pada tahap berikutnya (Lampiran 1). Akhirnya memilih 4

hibrid yang di duga berpotensi akan meningkatkan keunggulannya jika

disilangkan dengan tetua lain dan memilih 8 hibrid (hasil persilangan)

lainnya yang memiliki keunggulan tertentu. Hasil persilangan terpilih

sekaligus untuk bahan tanam tahap selanjutnya (Tabel 3.)

Tabel 3. Metode penelitian tahap 2 (persilangan dan Seleksi)

No Uraian Keterangan atau Sasaran

1 Persilangan IC2 X G7

Memperoleh 4 sifat:1.Produksi tinggi,2.Tahan kekeringan,3.Genjah dan4.Bobot biji tinggiA3 X G7

2 Persilangan II

B4 X G9 Memperoleh 2 sifat:1.Produksi tinggi,2.Bobot biji tinggi

A4 X G9

3 Seleksi I

A5 Memperoleh 3 sifat:1.Produksi tinggi,2.Tahan kekeringan,3.Bobot biji tinggi.

B5A3B3

4Seleksi II

C1Memperoleh 2 sifat:1.Tahan kekeringan2.Bobot biji tinggi

C2D1D2

Penanaman tahap kedua dilakukan sebanyak 4 (empat) persilangan dari

beberapa hasil persilangan yang ditanam pada areal seluas 0.5 Ha dan

melakukan seleksi terhadap beberapa hasil persilangan yang diduga sudah

memiliki sifat unggul tertentu yaitu dengan menanam tanaman F1.

Sedangkan kegiatan penyulaman dan pemeliharaan lainnya (penjarangan,

pemupukan, penyiangan, pembumbunan) dilakukan sebagaimana mestinya.

15

Adapun Layout penelitian tahap kedua tahun I sebagai berikut :

A3

A5

B5

B3

D2

D1

C2

C1

A4 X G9

C2 X G7

A3 X G7

B4 X G9

>80 m

>80 m

>80 m

>80 m

>80 m

>80 m

>80 m

80 m

>80 m

80 m

>80 m

>80 m

20 m

20 m

20 m

>80 m

>80 m

Gambar : Layout penelitian tahap 2

Keterangan : Jarak antar petak tanaman sejauh lebih dari 80 m guna menghindarkan

terjadinya persilangan alami.

16

4. Hasil Penelitian.A. Hasil penelitian tahap pertama yaitu Telah melakukan persilangan antara

genotipe yang ada atau tetua-tetua dari hasil penelitian Budi (2004) yang

menghasilkan 15 persilangan (F1) (Tabel 3) dan sekaligus melakukan

evaluasi ulang tetua. Hasil evaluasi dihasilkan beberapa hasil

persilangan memiliki kemiripan sifat, sehingga dipilih sifat yang sesuai

harapan dan dilanjutkan untuk perakitan.

B. Telah dilakukan persilangan 4 hibrid dengan genotipe lain yang

diharapkan dapat melengkapi sifat unggul yang di harapkan (Tabel 4)

yaitu :

Tabel 4. Persilangan 4 hibrid dengan genotipe lain

No PersilanganHasil

Keturunan

KeteranganSasaran untuk

memperoleh sifat

1

C2 X G7(ptb) X g

(F1)C2G7(ptbg)

1.Produksi tinggi,2.Tahan kekeringan,3.Genjah

4. Bobot biji tinggiA3 X G7(ptb) X g(F1)

(F1)A3G7(ptbg)

2

B4 X G9(p) X tb

(F1)

(F1)B4G9(ptb)

1. Produksi tinggi,2. Tahan kering

3. Bobot biji tinggi

A4 X G9(p) Xtb(F1)

(F1)A4G9(ptb)

Keterangan : p : produksi tinggi, t : tahan kering,b : bobot biji tinggi, g : genjah

17

Hasil persilangan trihibrid ini akan digunakan sebagai bahan tanam periode

selanjutnya, dan hasil yang diperoleh biji hasil persilangan.

Disamping itu menghasilkan 8 hasil persilangan (F1) yang telah ditanam dan

menghasilkan keturunan (F2) atau generasi 2. Untuk menghasilkan

keturunan yang baik maka dilakukan seleksi untuk memperoleh keunggulan

sesuai yang harapkan dan selanjunya hasil ini direncanakan sebagai bahan

tanam pada tahap selanjutnya (Tabel 5).

Tabel 5. Hasil pemilihan 8 hibrid untuk bahan tanam tahap selanjutnya

No Penanaman (F1)Keturunan

(F2)

KeteranganSasaran untuk

memperoleh sifat

1

A5 (1) A5(2)(ptb) 1. Produksi tinggi,2. Tahan kekeringan,3. Bobot biji tinggi.

B5(1) B5(2) (ptb)A3(1) A3(2) (ptb)B3(1) B3(2) (ptb)

2C1(1) C1(2)(pt)

1. Produksi tinggi2. Tahan kekeringan

C2 (1) C2 (2) (pt)D1(1) D1(2) (pt)D2(1) D2(2) (pt)

Sedangkan beberapa data agronomis tetua dan keturunannya serta

penampilan beberapa tanaman (F1) sebagaimana berikut :

Tabel 6.a. Data hasil pengamatan agronomis F1 (A3)

a. A3Tetua 1 Tetua 2

G3 G9

JC 5.82 VS 0.83

JK 4.03 4.07

JP 139.62 50.55

BJ 2.13 3.33

F1JC 6.01

JK 4.5

JP 142.88

Bj 3.31

18

Tabel 6.b. Data hasil pengamatan agronomis F1 (A5)

Tabel 6.c. Data hasil pengamatan agronomis F1 (C1)

d. C2Tetua 1 Tetua 2

G8 G9JC 5.42 VS 0.83JK 7.47 4.07JP 54.67 50.55BJ 2.35 3.33

FIJC 6.31JK 6JP 61.05Bj 3.44

Tabel 6.d. Data hasil pengamatan agronomis F1 (C2)

b. A5Tetua 1 Tetua 2

G3 G13JC 5.82 VS 3.2JK 4.03 4.5JP 139.62 69.1BJ 2.13 3.03

F1JC 6JK 4.6JP 124.98Bj 3.26

c. C1Tetua 1 Tetua 2

G1 G9JC 4.78 0.83JK 5.13 VS 4.07JP 85.48 50.55BJ 2.68 3.33

F1JC 4.72JK 5..3JP 108.02Bj 3.86

19

e. D1Tetua 1 Tetua 2

G1 G13JC 4.78 3.2JK 5.13 VS 4.5JP 85.48 69.1BJ 2.68 3.03

F1JC 5.12JK 6JP 126.31Bj 3.37

Tabel 6.e. Data hasil pengamatan agronomis F1 (D1)

f. D2Tetua 1 Tetua 2

G8 G13JC 5.42 VS 3.2JK 7.47 4.5JP 54.67 69.1BJ 2.35 3.03

F1JC 5.83JK 7.52JP 139.15Bj 3.31

Tabel 6.f. Data hasil pengamatan agronomis F1 (D2)

g. B3G5 G9

JC 4,4 0,83JK 7,67 VS 4,07JP 94,85 50,55BJ 2,7 3,33

F1JC 4.52JK 7.34JP 106.4BJ 3.03

Tabel 6.g. Data hasil pengamatan agronomis F1 (B3)

20

h.B5G5 G13

JC 4,4 VS 3,2

JK 7,67 4,5

JP 94,85 69,1

BJ 2,7 3,03

F1JC 4,48

JK 6,93

JP 93,69

BJ 3.32

Tabel 6.h. Data hasil pengamatan agronomis F1 (B5)

Keterangan :

JC : Jumlah CabangJK : Jumlah Kotak PolongJK : Jumlah PolongBJ : Bobot 1000 Biji

Penampilan beberapa vigor tanaman sebagaimana pada Gambar 1-9

berikut :

Gambar 2. Tetua G1 Gambar 3. Tetua G12

21

Gambar 5. Vigor C1 (G1G9)(F1)

Gambar 4. Polong hasilpersilangan

Gambar 6. Vigor C2 (G8G9) (F1) Gambar 7 . Vigor B4(G5G12)(F1)

22

Penampilan beberapa warna biji sebagaimana gambar 10

Gambar 8.Vigor D2 (G8G13) (F1) Gambar 9.Vigor D1 (G1G13)(F1)

a b

23

Gambar 10abcd. Beberapa macam warna biji wijen (hitam,putih,putih gelap dan

coklat)

5. Kesimpulan

1. Perakitan varietas pada tahap awal adalah melakukan persilangan

dengan memperhatikan sifat-sifat tetua, dimana terdapat 8 tetua yang

digunakan untuk perakitan, dan telah dilakukan sebanyak 15

persilangan.

2. Hasil persilangan dan hasil evaluasi tetua terdapat beberapa tetua yang

memiliki kemiripan sifat sehingga dipilih 12 hibrid (hasil persilangan).

3. Terdapat 4 hibrid dilakukan perakitan kembali dengan tetua lain guna

meningkatkan keunggulan sifatnya, yaitu C2, A3, B4 dan A4 dengan

satu tetua lain agar diperoleh trihibrid.

4. Terdapat 8 hibrid yang dilanjutkan untuk seleksi yaitu A3, A5, B3, B5,

C1, C2, D1 dan D2

c d

24

Daftar Acuan.

Abajoglou, K. 1981. “Sesame breeding At The Cotton Research Intitute inGreece.” Dalam Sesame Status And Improvement. Proc. Of ExcpertConsultation. 8-12 Desember 1980. FAO. Rome. Italy. P. 132-133.

Budi, L.S. 1993. Seleksi sifat unggul beberapa Varietas Lokal sebagai tetuadalam Program Perbaikan Varietas Tanaman Wijen (Sesamumindicum L.). Fakultas Pertanian. Universitas Merdeka Madiun

…………..2003. Identifikasi Sifat Agronomis Plasma Nutfah Tanaman Wijen.(Sesamum indicum L.). Thesis Program Pascasarjana Unej.Jember.

…………..2004. Karakterisasi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif PlasmaNutfah Wijen ( Sesamum indicum L.). Agritek, Vol 22, Edisi 2. Hal25-30.

Beech, D.F. 1981. Sesame: “Sesame Agronomic Approach To YealdImprovement”. Dalam Sesame Status And Improvement. Proc. OfExcpert Consultation. 8-12 Desember 1980. FAO. Rome. Italy. P.121-126.

Godin,V.J. and P.C. Spensley. 1971. TPI Crop and Product Digest. The TropicalProducts Institute. Foereign and Commenwealth Office (132-137).London WC IX SLU, England.

Heyne, K. 1987. Tanaman Berguna Indonesia III. Terjemahan BadanLitbang Kehutanan. Jakarta: Yayasan Saranawanajaya. P. 1747-1751.

Minantyorini dan Zuraida, N. 1996. Karakterisasi Sifat-Sifat Morfologi danAgronomis Plasma Nutfah Ubi Jalar. Prosiding , Makalah SeminarHasil Penelitian Plasma Nutfah Pertanian , Bogor, 13 Maret 1996.

Ochse, JJ. MJ. Soule. MJ. Dijkmn. C. Wehlburg. 1961. “Tropical andSubtropical Agriculture”. Volume II. The Mac Millan Company. NewYork. P. 1089-1093.

Poespodarsono, S. 1986. Pemuliaan Tanaman I. Malang : DepartemenPendidikan dan Kebudayaan . Fakultas Pertanian, UniversitasBrawijaya Malang

Rismunandar, 1976. Bertanam Wijen. Penerbit Terate. Bandung

Rukmana, R.1998. Budidaya Wijen. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

25

Sudjana, A. 1988. Pelestarian dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Jagung.Disampaikan pada Kursus Pemanfaatan dan Pelestarian PlasmaNutfah Jagung 19 p

Suprijono. 1996. Pemuliaan Tanaman Wijen. Balai Penelitian Tembakau danSerat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Malang.Monograf BALITTAS NO 2.

Tjitrosoepomo, G. 1987. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah MadaUniversity Press

Vanrheenen, H.A. 1981.” Genetik Resources of Sesame in Africa: Collection andExploration.” Dalam Dalam Sesame Status And Improvement. Proc.Of Excpert Consultation. 8-12 Desember 1980. FAO. Rome. Italy. P.170-173.

Weiss, A.A. 1971. Castor, Sesame, and Safflower. Leonard Hill, London:p.311-519.

Daftar lampiranLampiran 1. Personil Pelaksana Penelitian (Peneliti dan teknis)a. Tenaga Peneliti

No a. Nama Lengkapb. Bidang Keahlianc. Tugas Penelitian

a.Gelarkesarjanaan

b. Pendidikanakhir

Alokasiwaktu(jam/minggu)

Unit Kerja

1 a. Luluk Sulkistiyo Budib. Agronomi spesifikasi

PemuliaanTanaman

c. Koodinator,Persilangan danseleksi

a. MP, Irb. S2

15 FakultasPertanianUnmer

2 a. Sukarb. Sistem Pertanianc. Penanaman dan

analisis data

a. Dr, Irb. S3

10 FakultasPertanianUnmer

3 a. Wuryantorob. Agronomi/pemuliaanc. Seleksi dan

pemurnian

a. MP. Ir.b. S2

10 FakultasPertanianUnmer

26

b. Tenaga Teknisi

No a. Nama Lengkapb. Bidang Keahlianc. Tugas Penelitian

a. Gelarkesarjanaan

b. Pendidikanakhir

Alokasiwaktu(jam/minggu)

Unit Kerja

1 a. Diyah Nurhayatib. Agronomic. persilangan

a. SPb. S1

15 Lab.FakultasPertanianUnmer

2 a. Hari Martonob .Agronomic. Seleksi

a. SPb. S1

15 KebunPercobaanFakultasPertanian

3 a. Arif Dwiyantob .Agronomic. Seleksi

c. SPd. S1

15 KebunPercobaanFakultasPertanian

27

Lampiran 2. Matrik kegiatan yang telah dilakukan sampai bulan Oktober 2007

No Uraian KegiatanBulan Keteran

ganJanuari Pebruari

Maret April Mei Juni JuliAgust

usSeptember

Oktober

1 Persiapan dan Pembukaan lahan √2 Pengolahan tanah √3 Penanaman √ √4 Penyulaman √ √5 Pembuatan Sumur untuk pengairan √6 Pemeliharaan tanaman (menyiang, bumbun

dan pengendalian hama) √ √ √

7 Persilangan tanaman √ √8 Pengambilan data lapangan √ √ √9 Pemanenan tahap I √10 Pemanenan Lanjutan √11 Penanganan pasca panen √ √12 Pengolahan tanah untuk tanam tahap 2 √ √13 Penanaman tahap 2 √ √14 Pemeliharaan √ √15 Persilangan √16 Pengambilan data lapangan √ √ √17 Panen dan pasca panen √ √18 Pengolahan data √ √ √ √ √ √

7