PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

43
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebagaimana kita ketahui apabila suatu alat atau mesin digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu maka sangatlah mugkin bila terjadi kerusakan atau mungkin keausan pada salah satu komponen mesin tersebut. Kerusakan tersebut tentunya akan akan berpengaruh terhadap performa atau kinerja mesin. Hal tersebut tentunya sangatlah tidak diharapkan karena dengan terganggunya kinerja maka produk yang dihasilkan atau kemungkinan terjadinya kecelakaan baik pada produk maupun operator yang menggunakannya sangatlah besar. Selain itu kerusakan bisa saja terjadi karena factor dari usia mesin itu sendiri. Pengguanaan yang terus menerus juga dapat menimbulkan keausan. Keausan mungkin terjadi pada berbagai komponen yang statis, terlebih lagi pada komponen dinamis. Kondisi komponen perlu di cek secara berkala apakah masih baik atau telah mengalami keausan. Perlu pertimbangan dalam melakukan pergantian komponen karena kerusakan dapat merembet ke komponen lain. Dan hal tersebut tentunya sangat tidak diharapkan. Keahlian dibidang perawatan mesin ini perlu dimiliki oleh setiap individu. Dengan berbekal PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 1

Transcript of PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

Page 1: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagaimana kita ketahui apabila suatu alat atau mesin digunakan secara terus

menerus dalam jangka waktu tertentu maka sangatlah mugkin bila terjadi

kerusakan atau mungkin keausan pada salah satu komponen mesin tersebut.

Kerusakan tersebut tentunya akan akan berpengaruh terhadap performa atau

kinerja mesin. Hal tersebut tentunya sangatlah tidak diharapkan karena dengan

terganggunya kinerja maka produk yang dihasilkan atau kemungkinan terjadinya

kecelakaan baik pada produk maupun operator yang menggunakannya sangatlah

besar.

Selain itu kerusakan bisa saja terjadi karena factor dari usia mesin itu sendiri.

Pengguanaan yang terus menerus juga dapat menimbulkan keausan. Keausan

mungkin terjadi pada berbagai komponen yang statis, terlebih lagi pada komponen

dinamis. Kondisi komponen perlu di cek secara berkala apakah masih baik atau

telah mengalami keausan. Perlu pertimbangan dalam melakukan pergantian

komponen karena kerusakan dapat merembet ke komponen lain. Dan hal tersebut

tentunya sangat tidak diharapkan.

Keahlian dibidang perawatan mesin ini perlu dimiliki oleh setiap individu.

Dengan berbekal pengetahuan perawatan mesin ini diharapkan kondisi mesin

tetap terjaga sehingga kemungkinan fatal dari kerusakan terparah yang terjadi

dapat dihindari. Selain itu pengetahuan mengenai perawatan yang dimiliki juga

bisa menjadi nilai plus tersendiri bagi seseorang dalam dunia karir.

I.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menjelaskan secara

menyeluruh mengenai perawatan mesin yang dilakukan dalam menjaga performa

mesin agar selalu terjaga.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 1

Page 2: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

I.3 RUANG LINGKUP KAJIAN

Ruang lingkup kajian yang dibahas pada laporan ini meliputi :

a. Definisi perawatan

b. Macam-macam perawatan

c. Media perawatan

d. Tahapan Proses/Langkah Kerja

e. Keselamatan Kerja

I.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan penelitian perawatan ini disusun dengan sistematika sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pertama ini berisi tentang Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Ruang

Lingkup Kajian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : ISI LAPORAN

Bab ini berisi tentang tujuan praktek yang meliputi tujuan umum dan

tujuan khusus, Alat (alat utama, alat tambahan, alat keselamatan kerja), Bahan

(jenis bahan dan ukuran), Landasan teori, Langkah Kerja, Temuan Praktek dan

Pembahasan.

BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV : LAMPIRAN

Lampiran ini berisi Daftar Rujukan, Job Sheet, dan Gambar Kerja.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 2

Page 3: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

BAB II

ISI

II.1 TUJUAN PRAKTEK

Tujuan praktek terdiri dari 2 bagian, yaitu :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan laporan praktek ini adalah seagai informasi

pembaca laporan ini lebih mengetahui dan memahami langkah kerja dari

perawatan serta beberapa masalah yang dihadapi beserta penyelesaiannya.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi salah

satu tugas mata kuliah teknik perawatan

II. 2 LANDASAN TEORI

Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara,

mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala

sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi

yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.

Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana

dan prasarana dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di

pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah

menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala

macam kegiatan produksi, non produksi yang ada dalam lembaga,

intitusi,perusahaan tersebut.

Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan

dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang

berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan sarana

prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :

a) Perawatan peralatan dan perlengkapan

b) Penggantian dan distribusi dari utilitas

c) Inspeksi dan pelumasan

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 3

Page 4: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

a) Perawatan peralatan dan perlengkapan

Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan,

agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-prasarana) yang berhubungan

dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan

kondisi yang baik.

Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling

menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi

pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi rasa

tanggung-jawabnya serta ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga

perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi

dan sebagai pedoman untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang,

(diagnosa kerusakan dibuat dalam bentuk berita acara kerusakan).

b) Pergantian dan distribusi utilitas

Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya

karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga

ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat

pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan

bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas

dimaksudkan antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli).

Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran

bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh

bagian perawatan.

c) Inspeksi dan pelumasan

Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin

yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi

adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam

perawatan, sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan

untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 4

Page 5: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas

tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.

Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar

tugasnya guna menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka

perlu juga dibantu dengan:

(1) Penyimpanan persediaan bahan dan alat

(2) Penyimpanan barang yang tidak terpakai

(3) Perlindungan dari bahaya kebakaran

(4) Pengurangan suara dan polusi

(5) Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.

(6) Pelayanan perawatan

Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran pemakaian alat-

alat produksi/mesin perkakas dan perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi

dari beberapa unit produksi, memperpanjang umur teknis mesin – gedung, alat-

alat lain, untuk menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya, sekaligus

mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat, mesin dan

perlengkapan agar pelaksanaan kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan

dari bagian-bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik.

Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu:

(1) Perawatan rutin

Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap

hari dan sifatnya terus menerus dan sistematis.

(2) Perawatan periodic

Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu

tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.

(3) Perawatan berencana

Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar

perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam

waktu singkat.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 5

Page 6: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

(4) Perawatan pencegahan

Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas

mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata

telah direncanakan sebelumnya.

(5) Tindakan perbaikan

Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan,

karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya

maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan.

(6) Overhaul

Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi

standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.

d) Kerusakan Mesin

Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada

spesifikasi mesin itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin rumit

perencanaan mesin, maka jenis kerusakannya semakin banyak, sebagai

contoh suatu mesin bubut kecil dengan system pergerakan belt, maka

frekuensi kerusakan akan lebih kecil dibandingkan dengan mesin bubut besar

dengan system pergerakannya dengan roda gigi atau hidrolik maupun elektrik.

Kerusakan di dalam mesin dapat dikategorikan sebagai berikut:

(1) Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga menjadi

satu kesatuan komponen mesin.

(2) Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang bergerak.

Kerusakan pada elemen-elemen mesin pada umumnya menyangkut pada

kualitas dan fungsinya elemen-elemen mesin itu tidak dapat bekerja sempurna

dalam kelompoknya, penyebab kerusakannya juga bermacam-macam

misalnya:

Kerusakan karena aus permukaan/bidang geseknya

Kerusakan karena korosi/karat

Kerusakan karena pukulan

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 6

Page 7: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

Kerusakan karena pengendoran baut-baut pengikat sehingga

spilingnya besar, hal ini biasanya kesalahan diwaktu penyetelan dan

adanya getaran yang dapat menyebabkan baut-baut ikat mengendor.

Kerusakan bagian rangka tuangan, dimana rangka tuangan mesin

merupakan elemen utama, rangka mesin. Pada rangka tuangan ini elemen-

elemen mesin dirakitkan sehingga menjadi mesin lengkap atau menjadi

komponen mesin yang lengkap.

Gaya tahan, gaya geser, getaran dan lain-lain ditahan oleh rangka tuangan,

maka lama kelamaan rangka tuangpun mengalami kelelahan atau daya

tahannya berkurang. Disamping itu masih banyak lagi kerusakan yang terjadi

pada rangka tuang diantaranya:

Kerusakan rangka tuang karena keausan

Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena goresan, pukulan dan alat-

alat potong

Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang menyebabkan

pecah, retak, cacat

Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan tekanan

Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka daya tahan dalam bekerja

menurun sehingga frekuensi kerusakan bertambah banyak, kondisi mesin

semacam ini menunjukkan mesin harus di overhaul (turun mesin).

Suatu contoh mesin yang sering mengalami kerusakan misalnya meja

ingsut meja mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap kerusakan-kerusakan yang

terjadi antara lain adalah:

Kerusakan pada handle penggerak dan pena

Kerusakan pada poros ingsut dan mur

Kerusakan pada penyisip (spie)

Kerusakan pada lintasan luncur

Kerusakan pada peluncur

Kerusakan pada roda gigi penggerak otomatis dan seterusnya.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 7

Page 8: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak ringan apabila

perbaikan yang dilakukan tidak membutuhkan biaya besar dan waktu

penyelesaianya singkat, disamping itu tidak mengalami adanya pembongkaran

secara besar-besaran. Alat-alat komponen mesin yang termasuk berat ialah

jika perbaikan yang harus dilakukan menyangkut pada perbaikan elemen-

elemen rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara

keseluruhan.

Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika perbaikan yang

dilakukan harus menyangkut perbaikan elemen-elemen, rangka tuang dan

presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara keseluruhan. Masalah

kerusakan berat cara dan proses perbaikan yang harus dilakukan untuk macam

elemen mesin perkakas, dimana perbaikannya bersifat total dan

mengembalikan kepada kualitas standard.

Keahlian tenaga perbaikan akan menentukan mutu perbaikan mesin

dan komponen, sering dalam prakteknya dirasakan oleh konsumen misalnya

suatu alat/mesin yang mempunyai kerusakan tertentu maka mutu perbaikan

yang diberikan oleh bengkel satu tidak sama dengan bengkel yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu perbaikan adalah:

Kondisi elemen mesin tidak sama

Perlengkapan yang dimiliki bengkel

Teknik dan cara perbaikan berbeda

Kemampuan SDM berbeda

e) Peralatan Pemeliharaan

(1) Peralatan mekanik

Alat peralatan mekanik harus mampu untuk mengerjakan perbaikan-

perbaikan berat, maka jenis dan ukurannya disesuaikan dengan tipe mesin

yang ada dalam perusahaan atau pabrik. Pada umumnya alat peralatan

pemeliharaan mekanik sebagai berikut:

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 8

Page 9: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

(a) Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L

(b) Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )

(c) Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )

(d) Jenis Palu (plastic, karet, tembaga, dan baja )

(e) Jenis pendorong ( tembaga, pipa dan

aluminium )

(f) Jenis kunci inggris yang kecil, sedan, besar.

(2) Alat bantu pemeliharaan

Oleh karena yang dihadapi oleh maintenance bukan hanya kerusakan

mesin saja, melainkan masih ada alat-alat yang bukan mesin, kerusakan alat

ini juga harus diperbaiki, maka dari itu diperlukan alat-alat tambahan yaitu:

(a) Peralatan pembuat ulir yaitu snay dan tap untuk keperluan baut, mur

sebagai pengikat.

(b) Peralatan hand press

(c) Takel yang bekekuatan 0,5 ton, 1 ton, 2 ton

(d) For clip untuk mengangkat mesin dan perlenkapannya

(e) Meja kerja

(f) Sikat baja, ragum,kikit, gergaji tangan dll

(g) Alat-alat ukur peralatan mekanik dan alat-alat ukur untuk peralatan

kelistrikan

(h) Dan peralatan mesin perkakas lainnya

2) Jenis-Jenis Minyak Pelumas

a) Jenis bahan pelumas

a) Pelumas mineral, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak bumi.

b) Pelumas sintesis, bahan dasamya berasal dari gas burni yang

diolah melalui proses sintesa dan menghasilkan molekul baru yang

bentuknya serupa, sehingga dapat mencapai stabilitas termal, oksidasi dan

kinerja yang optimal. Beberapa jenis bahan dasar pelumas sintesis adalah:

PAO (Poly Alpha Olefin), Polyglycol, Polyester, Phosphate Ester, dan

lain-lain)

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 9

Page 10: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

c) Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan (Vegetable Oil).

Pelumas jenis ini sudah mulai digunakan sebagai pelumas traktor dan

mesin-mesin pertanian di negara yang sudah maju pertaniannya. Jenis-

jenis yang sudah dipasarkan adalah diantaranya High Oleic Sun Flower

(Minyak Bunga Matahari), rninyak Zaitun, High Oleic Rapessed, dan

sebagainya.Kegunaan pelumas

d) Pelumas hewani, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak

binatang.

b) Kegunaan pelumas

a) Mencegah atau mengurangi keausan mesin dari terjadinya

gesekan bagian-bagian mesin yang bergerak, dengan cara memisahkan

bagian-bagian yang bergerak dengan lapisan pelumas yang mempunyai

kestabilan terhadap oksidasi pada suhu tinggi dan rendah, serta tahan

terhadap tekanan dan beban kejut sehingga bagian mesin yang bergerak

terhindar dari keausan.

b) Mengendalikan kotoran dengan cara melarutkan dan

mendispersikan kotoran berupa jelaga, hasil-hasil oksidasi, partikel logarn

keausan mesin dan lumpur (sludge) agar tidak mengganggu cara. kerja

bagian mesin.

c) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan

hasil oksidasi pelumas sehingga tidak mengganggu logam-logarn bagian

mesin.

d) Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin,

energi panas yang dihasilkan mesin diserap oleh pelumas dan dihantarkan

kebagian mesin yang lebih dingin sehingga terjadi proses pemindahan

panas keluar mesin.

e) Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas

dalarn sistern agar tidak mengganggu pompa dan pelumasan bagian mesin

dan mencegah pengotoran udara serta bagian mesin.

c) Sifat-sifat pelumas

a) Viskositas

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 10

Page 11: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai tahanan fluida untuk

mengalir. Makin tinggi viskositas, makin sulit fluida tersebut untuk mengalir

(makin kental). Satuan viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm²/s.

Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk

menunjukkan ketahanan viskositas terhadap perubahan temperatur pada

tekanan atmosfer, dipakai indikator yang disebut viscosity index (VI), dimana

perubahan viskositas diukur pada temperatur 40°C dan 100°C. Pelumas yang

stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas dengan adanya

perubahan. temperatur) mempunyai VI yang tinggi, dan sebaliknya.

b) Pour Point

Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah dirnana pelumas

masih dapat mengalir.

c) Stabilitas terhadap oksidasi

Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk

penggunaan pada temperatur tinggi.

d) Total Base Number

Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan pelumas

menetralisasi asam hasil oksidasi, kemampuan detergensi dan

dispersansi guna mernbersilikan mesin dari kotoran atau deposit yang

terbentuk dari hasil pernbakaran bahan bakar maupun hasil oksidasi

pelurnas itu. sendiri.

e) Total Acid Number

Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan yang

berasal dari aditif (untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai TAN pada

pelurnas yang telah digunakan untuk mengindikasikan terbentuknya

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 11

Page 12: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

asarn lemah dalarn pelurnas dan pada nilai tertentu menunjukkan tanda

bahwa pelurnas sudah tidak dapat digunakan lagi.

f) Sifat anti karat

Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn sistern

peralatan atau mesin. Partikel karat dalarn pelumas dapat berfungsi

sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi pelurnas, bersarna

kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi, karat dapat menyumbat filter

atau "Servo Valve”.

g) Demulsibility

Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari air. Sifat ini

penting bagi pelurnas turbin, hidrolik, kornpressor, sistern sirkulasi dan

pelurnas mesin diesel putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi

dengan water separator.

h) Flash Point dan Fire Point

Flash point atau titik nyala adalah temperatur minimum pelumas yang

dapat menguap pada tekanan atmosfer sehingga dapat menyala bila

didekatkan pada api. Fire point atau titik bakar adalah temperatur

minimum dimana uap pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire

point pelumas biasanya 30°C diatas flash point-nya.

i) Copper Strip Corrosion

Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi pengaruh korosi

pelumas terhadap tembaga karena umumnya mesin atau peralatan

industri mengandung bagian metal yang terbuat dari tembaga.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 12

Page 13: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

j) Densitas

Densitas adalah perhandingan berat dengan volume. Karena volume

berubah terhadap tekanan dan suhu, maka densitas demikian pula.

Densitas penting untuk menghitung volume menjadi satuan berat atau

sebaliknya guna perhitungan biaya angkutan.

Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah perbandingan

antara densitas pelumas terhadap densitas air. Sebagai standar, untuk

pelumas digunakan SG pada 15/4°C, yang berarti pelumas diukur pada

suhu 15°C, sementara air diukur pada suhu 4°C, keduanya pada tekanan

atmosfer.

k) Warna

Warna pelumas secara normal tidak ada hubungannya dengan sifat-

sifat pelumasan kecuali untuk melihat adanya kontaminasi atau sebagai

petunjuk untuk kesamaan dari produk bersangkutan.

d) Pelumas mesin industri

a) Pelumas roda gigi

Untuk roda gigi industri yang beban/kondisi operasinya ringan

dimana risiko kerusakan permukaannya relatif kecil, dapat digunakan

straight mineral base oil. Untuk roda gigi seperti ini pemilihan viskositas

hanya ditentukan oleh besarnya daya yang ditransmisikan dan kecepatan

putar pinionnya. Pada pelumas roda gigi jenis tertentu berlaku ketentuan

umum yaitu bila kecepatan putar semakin tinggi diperlukan pelumas

yang viskositasnya rendah, dan bila daya yang ditransmisikan makin

besar diperlukan viskositas makin tinggi. Hal tersebut dapat

dipergunakan terutama pada roda gigi jenis spur dengan beban rendah.

Pada kondisi operasi roda gigi sangat berat atau beban kejut besar

perlu digunakan tribological additives. Pada roda gigi jenis spur, helical,

worm dan bevel dengan beban berat, biasa digunakan beberapa jenis

tribological additives antara lain yang mengandung unsur sulfur dan

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 13

Page 14: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

fosfor, aditif tersebut memberikan perlindungan yang sangat baik pada

sifat anti wear dan extreme pressure pada berbagai kondisi operasi.

Untuk roda gigi terbuka dapat digunakan pelumas dengan viskositas

sangat tinggi dengan sifat adhesi yang bagus.

Untuk roda gigi dengan kondisi operasi yang sangat berat (beban

dan temperatur tinggi) penggunaan mineral base oil kadang-kadang tidak

memadai sehingga sering digunakan syntetic base oil, antara lain

polypropylene glycol (misal, shell tivela dan mobil glygoyle) capacity

yang baik, viskositas indeksnya sangat tinggi, titik tuang rendah dan

memiliki sifat "low frictional characteristic".

Gemuk lumas khusus dan pelumas semi fluid kadang-kadang

juga digunakan pada beberapa aplikasi roda gigi industri, diantaranya

pelumas akan memberikan pelumasan yang sangat memuaskan pada

roda gigi dengan logarn baja/bronze pada kondisi temperature operasi

yang bervariasi. Untuk roda gigi terbuka, diperlukan pelumas yang

memiliki karakteristik tahan terhadap air, anti wear dan sifat anti rust.

(a) Sifat penting pelumas roda gigi

Pelumasan yang digunakan untuk roda gigi industri harus memenuhl

beberapa kriteria dasar tersebut dibawah ini,

Mencegah terjadinya keausan (wear

prevention)

Mengurangi gesekan

Mencegah scoring/scuffing dan welding

Sebagai media pendingin

Melindungi dari karat.

Kernampuan pelumas untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut

diatas ditentukan oleh properti dasar, yang telah tersedia pada sifat dasar

base-oilnya, sementara properties lannya terpaksa harus dipenuhi

dengan menambahlean beberapa aditif.

(b) Standar unjuk kerja pelumas roda gigi

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 14

Page 15: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

Spesifikasi atau standard performance pelumas roda gigi dikeluarkan

oleh beberapa asosiasi (AGMA, US, Steel, DIN, dsb) maupun beberapa

OEM terkenal, misalnya David Brown. Cincinnati Milacron dan Ford.

Spesifikasi tersebut secara luas diakui dan gunakan oleh para produsen

pelumas maupun para produsen gearbox.

Beberapa standar performance pelumas roda gigi industri yang

umurn dipergunakan adalah berikut:

US.Steel 224

AGMA 250.04 EP

DIN 51517 (Part 3)

David Brown Number S 1.53 101

b) Pelumas hidurolik

Kemampuan pelumas hidrolik untuk melumasi mencegah korosi dan

kebocoran system tergantung kepada sifat-sifat dasar yang tingkatannya

dapat lebih besar atau kecil.

Beberapa sifat penting pelumas hidrolik adalah viskositas, kestabilan

oksidasi, Sifat anti aus, Demilsibility, dan air realese.

Air release, adalah kemampuan pelumas untuk tidak membentuk

buih yang stabil dengan udara, sehingga selalu membebaskan udarayang

masuk.

Pelumas hidrolik produksi Pertamina antara lain :

(a) Turalik series ISO VG 22, 32, 37, 46, 68, 100.

(b) Turalik C Series, meliputi : ISO VG5, 10, 22, 68, 100, 220 dan

320.

c) Pelumas bantalan

Pelumas yang digunakan untuk melumasi bantalan yang merupakan

produk Pertamina antara lain :

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 15

Page 16: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

(a) Sebana series (ISO VG 100, 220, 320, dan 680)

Minyak pelumas ini digunakan untuk berbagai kepentingan seperti untuk

mesin-mesin atau peralatan dengan oil-drop atau pelumas “bath” dan

pada bantalan gelincir dan bantalan gelinding pada industri.

(b) Sebana P Series (ISO VG9, 22, 32, 46, 68, 100, 150,

220, 320, 460)

Pelumas Sebana P Series merupakan minyak mineral kualitas tinggi

untuk memberikan kepuasan hasil dalam pelumasannya dimana

diperlukan pelumas tanpa aditif.

3) Jadwal Perawatan Mesin

Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode

perawatan preventive diklasifikasikan sebagai berikut :

Inspeksi I

Reparasi kecil K

Reparasi medium M

Bongkar total B

Inspeksi (I)

- Amati bagian luar mesin perkakas terhadap bagian yang rusak,

ketidakberesan, setel bagian yang kendur dan berpasangan.

- Periksa bagian transmisi dan mekanis lainnya.

- Setel kembali poros utama mesin.

- Periksa dan setel kembali pada bagian yang bergesekan.

- Setel kelonggaran pada poros transportir dengan ulir pasangannya pada

eretan, dan bagian penggerak lainnya.

- Atur kembali tegangan pegas.

- Periksa dan setel kembali fungsi tombol stopper pembeli.

- Periksa, setel, atau perbaiki bagian-bagian yang berputar, misalnya rantai

sabuk penggerak, dan lain-lain.

- Periksa dan setel kembali bagian-bagian yang bergerak seperti meja

eretan, eretan atas, eretan melintang pembawa dan lain-lain.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 16

Page 17: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

- Periksa pada bagian-bagian pemegang.

- Periksa permukaan meja mesin.

- Periksa permukaan pembawa, atau bagian lain yang saling bergesekan.

- Perbaikan pada bagian-bagian yang cacat.

- Periksa dan setel pada bagian-bagian gigi penggerak.

- Periksa dan setel kembali pada bagian kopling.

- Periksa dan setel baut pengikat yang kendur.

- Periksa bagian sirkulasi minyak pelumas.

- Periksa bagian sirkulasi minyak pendingin atau diadakan perbaikan

ringan.

- Periksa pada bagian pengaman bila perlu diadakan perbaikan ringan.

- Periksa minyak pelumas, atau sistem hidrolisnya bila mungkin diadakan

perbaikan ringan.

- Ganti minyak pelumas pada bak penampung.

- Pencatatan pada suku cadang yang perlu diganti untuk perawatan

berikutnya.

- Periksa dan pasang kembali perlengkapan mesin.

- Lakukan pemeriksaan-pemeriksaan khusus sesuai dengan anjuran dari

pabrik pembuat mesin tersebut.

Reparasi Kecil (K)

Yang dimaksud reparasi kecil adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-

kegiatan yang perlu dilakukan oleh teknisi-teknisi di bengkel pemesinan

dalam usaha perawatan preventif, hal-hal yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

- Bongkar bagian-bagian yang penting pada mesin yang kelihatan aus atau

kotor, kemudian periksa bagian dalamnya dan bersihkan/cuci.

- Perbaiki bagian-bagian yang mengalami kerusakan kecil.

- Bersihkan kotoran yang ada pada poros ulir.

- Bersihkan benda-benda tajam yang ada pada permukaan benda yang

kotor.

- Bersihkan permukaan sarung kopling gesek.

- Setel kopling sehingga baik kembali seperti semula.

- Perbaiki rem.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 17

Page 18: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

- Perbaiki pada bagian tepi roda gigi bila terjadi kerusakan.

- Ganti roda gigi bila terjadi keausan.

- Ganti pemegang pahat bila terjadi kerusakan atau patah.

- Ganti baut-baut pengikat yang rusak.

- Ganti pelat-pelat pembantu yang rusak.

- Periksa poros transportir, pembawa dan bagian lainnya, ganti mur

setangkup bila telah aus.

- Periksa, dan setel kembali tuas pembalik putaran. Periksa dan setel

kembali tuas penahan, pengikat.

- Bersihkan bagian/ujung yang tajam atau rusak pada permukaan meja

mesin, pembawa peluncur.

- Perbaiki pagar pengaman, pengaman sabuk, pengaman pulley, pelindung

beram, pelindung kotoran yang sudah rusak.

- Periksa dan perbaiki sistem pelumasan yang rusak.

- Periksa pompa hidrolik dan perbaiki bila ada kerusakan.

- Ganti minyak pelumas dalam bak persediaan.

- Setel pengepasan pada eretan-eretan, meja, dan pelat pencekamnya.

- Setel kembali tegangan pegas yang ada pada mesin.

- Setel kembali hubungan antara gigi cacing dengan roda giginya, dan

hubungan-hubungan yang lainnya.

- Setel fungsi stopper, pembalik, pembatas.

- Perbaiki sambungan-sambungan pipa minyak pelumas, dan minyak

pendingin.

- Periksa ketelitian/kepresisian mesin sebagaimana mestinya sesuai

dengan petunjuk.

- Buat catatan suku cadang yang harus diganti pada perawatan berikutnya

(K, M, B).

Reparasi Menengah (M)

- Periksa basis-basis permukaan sebelum mengadakan reparasi.

- Periksa mesin sebelum melaksanakan pembongkaran.

- Buat daftar kerusakan tiap bagian dan tentukan reparasinya.

- Reparasi dan bongkar bagian demi bagian.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 18

Page 19: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

- Bersihkan kotoran yang ada pada bagian-bagian dari unit yang

dibongkar.

- Periksa bagian demi bagian yang telah dibongkar.

- Perbaiki pada permukaan dari komponen yang rusak.

- Ganti atau perbaiki poros penggerak yang rusak.

- Gerinda permukaan poros yang rusak.

- Ganti bantalan yang sudah rusak atau aus.

- Ganti pelat kopling yang aus atau rusak.

- Ganti sepatu rem yang rusak.

- Perbaiki atau ganti rem piringan.

- Ganti roda gigi pemindah yang rusak.

- Ganti atau perbaiki cacing dan roda cacing dan roda cacing yang sudah

aus atau rusak.

- Perbaiki atau ganti mur pasangan transportir yang telah rusak.

- Perbaiki atau ganti mur pasangan transportir, gerak memanjang dan

gerak pemakanan.

- Ganti baut-baut pengikat dan sekerup-sekerup lainnya yang rusak.

- Periksa dan bersihkan bagian-bagian mekanis lainnya.

- Rakit kembali komponen-komponen yang telah dibersihkan atau

diperbaiki.

- Cat kembali badan mesin seperti keadaan semula.

- Periksa dan hidupkan mesin dengan tanpa beban, dan berbeban pada

masing-masing kecepatan.

- Periksa kepresisian hasil pekerjaan setelah mesin diperbaiki.

Bongkar Seluruh (B)

- Bongkar seluruh komponen-komponen mesin tersebut.

- Cuci dan bersihkan kotoran yang ada pada komponen mesin.

- Periksa semua komponen yang telah dicuci.

- perbaiki atau ganti komponen-komponen yang rusak.

- Periksa dan perbaiki kondisi landasan mesin atau pondasinya.

- Gerinda, lamak semua permukaan yang berfungsi sebagai peluncur.

- Perbaiki sistem pelumasan dan pompa hidrolisnya.

- Pasang kembali komponen-komponen yang telah dibongkar.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 19

Page 20: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

- Cat kembali permukaan mesin bagian dalam dan luar dari badan mesin

seperti semula.

- Periksa dan hidupkan mesin dengan tanpa beban pada masing-masing

kecepatan.

- Periksa dan hidupkan mesin dengan berbeban pada masingmasing

kecepatan dan pemakanan.

- Periksa ketelitian permukaan hasil percobaan, harus sesuai dengan

petunjuk.

- Periksa kondisi pondasi mesin untuk mesin-mesin yang besar.

- Periksa instalasi kelistrikan pada mesin tersebut.

- Periksa ketelitian bagian-bagian mesin dengan menggunakan alat-alat,

misalnya jig dan alat-alat pemegang yang lain.

- Pasang kembali komponen-komponen yang telah dibongkar.

- Jalankan mesin kemudian periksa suara yang terjadi dan panas yang

ditimbulkan.

Contoh siklus perawatan :

Repair

ComplexitySiklus I K M

Periode

antara dua

masa

(bulan)

Periode antara

B ke B

(tahun)

0 s/d 30

B-I1-K1-I2-

K2-I3-M1-

I4-K3-I5-

K4-I6-M2-

I7-K5-I8-

K6-I9-B1 …

9 6 2 6 9

Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara

B ke I1, atau dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya sampai I9

ke B1.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 20

Page 21: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1

yang pada siklus ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara dua

masa perawatan mesin adalah 6 bulan berarti periode antara B ke B1

adalah 18 x 6 bulan = 9 tahun.

Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total

dapat berubah untuk tipe produksi yang berbeda, seperti :

a) Tipe produksi (msssal/berantai/satuan)

b) Jenis material yang dikerjakan (baja/besi tuang/almunium/perunggu)

c) Shift atau giliran kerja per hari.

d) Memakai pendingin alat potong atau tidak.

Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari

perencanaan operasi perusahaan secara keseluruhan, sebelum

menetapkan rencana harus dilakukan analisis terlebih dahulu untuk

menetapkan sampai sejauh mana posisi kita sekarang. Faktor-faktor

yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan untuk untuk

menetapkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:

a) Tingkat kerumitan perawatan

b) Jadwal perkiraan waktu produksi

c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan

d) Kartu riwavat mesin

e) Kernampuan personil pelakasna peawatan mesin

Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan perawatan yang

sama, harus dibagi merata selarna setahun, untuk menghindari beban

kerja perawatan yang tidak merata. Jumlah jam kerja orang, (man hour)

setiap bulannya harus seimbang, dan sesuai dengan.waktu kerja dari

perusahaan secara keseluruhan sehingga tidak terjadi kelebihan waktu

kerja (over time) yang seharusnya tidak usah terjadi.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 21

Page 22: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan

mesin jangka pendek, jangka menengah dan jadwal perawatan mesin

jangka panjang.

Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan

mesin harian yang berupa pelumasan pada waktu-mesin dan peluman

mesin pada waktu mesin selesai dipakai.

Perawatan ini dapat dilaksanakan oleh operator dari mesin vang

bersangkutan. Petunjuk-petunjuk tentang perawatan ini harus dijelaskan

dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan pernberian pelumas.

Simbol-simbol pelumasan harus ditempelkan didekat mesin tersebut.

Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan

pelumasan sentral, harus diberikan petunjuk untuk melaksanakan

pelumasan tersebut.

Jadwal perawatan mesin jangka sedang adalah perawatan mesin

bulanan yang disusun dari jadwal perawatan mesin tahunan yang dalarn

penyuunannya harus disesuaikan dengan jadwal operasi produksi pada

bulan yang bersangkutan, sehingga tidak terjadi bentrokan.

Jadwal perawatan bulanan merencanakan kapan ; berapa lama dan

berapa hari perawatan tersebut akan dilaksanakan sehingga jam kerja

orang (man hour) untuk kegfatan perawatan tersebut dapat direncanakan.

Jadwal perawatan mesin jangka sedang juga berupa perneriksaan

kualitas dan tingkat pelumasan seluruh mesin yang berupa penambahan,

perbaikan dan pemeriksaan tingkat pelumasan dan kebersihan peluncur-

peluncur.

II. 3 TEMUAN MASALAH DAN PENYELESAIAN:

PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH BASIC PLUS

Pada dasarnya mesin bubut type Knuth Basic Plus ini masih

berfungsi sangat baik. Hanya diperlukan sedikit perawatan berkala juga

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 22

Page 23: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

perawatan yang bersifat preventif demi menjaga performa kerja yang

diharapkan. Berikut uraian masalah yang ditemukan pada mesin bubut type

Knuth Basic Plus.

A. Pembersihan permukaan mesin dari kotoran

Di permukaan mesin masih terdapat kotoran berupa sisa hasil

pembubutan dan noda pelumas yang menempel. Selain itu juga terdapat

karat pada permukaan kepala tetap. Penyelesaian yang dilakukan adalah

dengan membersihkan sisa pembubutan karena bisa berbahaya bagi mesin

dan berpotensi menimbulkan korosi. Lumasi bagian yang bergerak dengan

menggunakan minyak pelumas atau gemuk. Pastikan gerakan dari

komponen tersebut lancar tanpa ada hambatan berarti

B. Pengecekan kelengkapan peralatan mesin bubut

Setiap mesin bubut biasanya memiliki perlengkapannya masing-

masing. Namun disini yang akan diperbaiki adalah penyimpanan dari

kelengkapan tersebut agar memudahkan operator ketika hendak

menggunakan salah satu dari kelengkapan tersebut. Adapun setelah

dilakukan pendataan didapat kelengkapan mesin bubut yang ada adalah

sebagai berikut:

No Nama Tools Ukuran Jumlah1 Kunci Pas 14,12 12 Kunci Pas 9,11 14 Kunci Pas 15 Kunci Tool Post 16 Kunci L 3 17 Kunci L 4 18 Kunci L 8 19 Kunci L 10 110 Kunci Chuck 111 Rahang Chuck 3 112 Sarung Pengurang 113 Obeng Min 114 Obeng Kembang 115 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 30 116 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 54 117 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 56 118 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 57 119 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 63 1

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 23

Page 24: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

20 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 66 121 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 69 122 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 70 1

C. Pembuatan alas kelengkapan mesin bubut

Membuat alas kelengkapan mesin bubut dan mengatur layout

penempatan kelengkapan mesin bubut agar mudah di ambil dan di simpan

kembali. Alas dibuat untuk komponen yang paling sering digunakan. Untuk

komponen yang besar dan jarang digunakan tidak dibuatkan alas mengingat

space yang ada cukup sempit. Berikut susunan kelengkapan benda kerja

sesuai dengan pengelompokan fungsinya.

Alas 1

No Nama Tools Ukuran Jumlah1 Kunci Pas 14 & 12 12 Kunci Pas 9 & 11 14 Kunci Pas 15 Kunci Tool Post 16 Kunci L 3 17 Kunci L 4 18 Kunci L 8 19 Kunci L 10 110 Kunci Chuck 111 Rahang Chuck 3 112 Sarung Pengurang 113 Obeng Min 114 Obeng Kembang 1

Alas 2

No Nama Tools Ukuran Jumlah1 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 30 12 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 54 13 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 56 14 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 57 15 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 63 16 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 66 17 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 69 18 Roda Gigi (m = 1,25) Z = 70 1

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 24

Page 25: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

D. Pergantian minyak pelumas pada apron, headstock dan gearbox

Setelah menghitung total jam operasional mesin dan waktu pakai

minyak pelumas. Sesuai dengan buku pedoman penggunaan mesin maka

diharuskan melakukan pergantian minyak pelumas pada apron, headstock

dan gearbox. Untuk jenis minyak pelumas yang dipakai adalah type Shell.

PERAWATAN MESIN BUBUT SHINWEI

Pada mesin bubut shinwei ini mengalami kerusakan yang cukup

signifikan. Karena faktor usia dari mesin dan jam operasionalnya yang telah

banyak jadi wajar saja apabila mengalami kerusakan. Perlu sedikit perhatian

yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang ada. Berikut kerusakan

yang terjadi pada mesin bubut shinwei;

A. Permukaan mesin kotor

Di permukaan mesin masih terdapat kotoran berupa sisa hasil

pembubutan dan noda pelumas yang menempel juga debu yang cukup tebal.

Selain itu juga terdapat karat pada beberapa permukaan. Penyelesaian yang

dilakukan adalah dengan membersihkan sisa pembubutan karena bisa

berbahaya bagi mesin dan berpotensi menimbulkan korosi. Lumasi bagian

yang bergerak dengan menggunakan minyak pelumas atau gemuk. Pastikan

gerakan dari komponen tersebut lancar tanpa ada hambatan berarti

B. Pasak spindel kepala lepas hilang

Keberadaan dari pasak spindel kepala lepas sangat penting untuk

menggerakan center putar maju ataupun mundur. Karena bentuk dan

dimensi dari pasak spindel kepala lepas tidak rumit maka perbaikan yang

dilakukan adalah dengan jalan membuat ulang pasak spindel kepala lepas.

C. Gerakan eretan atas kurang lancar / terhambat

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 25

Page 26: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

Pergerakan dari eretan atas yang terhambat diakibatkan oleh ketidak

cocokan antara pasak dengan celah pasak pada eretan atas. Jadi perbaikan

yang dilakukan adalah dengan memperkecil ukuran pasak eretan atas dan

memeriksa kemiringan sudut pada celah penempatan pasak eretan atas.

Apabila permukaannya tidak rata atau tidak sejajar di kedua sisinya maka

lakukan pembentukan ulang dengan cara di frais sampai benar-benar rata

dan sejajar.

D. Mesin tidak dapat berputar Reverse

Putaran mesin pada umumnya terdiri dari 2 yaitu searah jarum jam dan

berlawanan jarum jam. Kemungkinan dari tidak berfungsinya putaran

berlawanan jarum jam adalah ada kesalahan pada pemasangan kabel

penghubung pada rangkaian kelistrikan. Atau juga ada kabel yang terputus

sehingga arus tidak sampai ke motor. Langkah perbaikan yangdiambila

adalah dengan cara mengurut arus listrik dari sumber arus sampai pada

motor. Apabila terdapat kerusakan pada komponen maka lakukan

pergantian.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 26

Page 27: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III. 1 KESIMPULAN

Dari materi dan praktek yang penulis lakukan secara langsung maka penulis bisa

menyimpulkan beberapa point, antara lain:

Factor usia dan jam penggunaan mesin memungkinkan terjadinya keausan dan

kerusakan pada komponen

Perawatan mutlak harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih

parah

Pergantian komponen harus segera dilakukan untuk mencegah kerusaka

merembet pada komponen lainnya

Apabila komponen yang rusak masih bisa dibuat maka langkah perbaikannya

adalah dengan membuat ulang komponen tersebut. Namun bila komponen

tersebut ada di pasaran dan harganya lebih murah maka langkah perbaikan

yang diambil adalah dengan membeli komponen tersebut demi alas an

efisiensi waktu

III. 2 SARAN

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 27

Page 28: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan antara lain:

Selalu berkonsultasi dengan dosen pembimbing apabila menemui

permasalahan yang tidak bisa dipecahkan sendiri

Lakukan analisis terlebih dahulu terhadap suatu kerusakan sebelum

menentukan langkah perbaikan yang diambil

Manfaatkan waktu yang ada seefektif mungkin untuk menyelesaikan

pekerjaan

Hindari prilaku tidak terpuji atau kecerobohan yang dapat menimbulkan

kecelakaan kerja

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 1987, Mesin Pengerjaan Logam, Penerbit Tarsito, Bandung

Gerling, Heinrich, 1965, All About Machine Tools, Wiley Eastern Ltd, India

http://www.awandilangit.co.cc/2010/03/perawatan-mesin-bubut_8321.html

http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1280&bih=578&&sa=X&ei=O-

ENTcX6BcHtrQevtIj5Cw&ved=0CBcQvwUoAQ&q=perawatan+mesin+bekerja+dengan+m

esin+umum&spell=1&fp=4ba4fd3435162061

Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook, 3 rdedition. Mc. GrawHill Book Company.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 28

Page 29: PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH.doc

LAMPIRAN - LAMPIRAN

PERAWATAN MESIN PERKAKAS Page 29