PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA...

63
PRESIDEN REPUBLIK iNDONESIA PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA NOMOR77 TAHUN2012 TENTANG PERUSAHAANUMUM(PERUM)LEMBAGAPENYELENGGARAPELAYANAN NAVIGASIPENERBANGANINDONESIA a. bahwa lembaga penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan perlu dikelola secara profesional, transparan, akuntabel, dan mandiri agar menghasilkan tingkat pelayanan navigasi yang andal dalam rangka keselamatan penerbangan; b. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan yang profesional, transparan, akuntabel, dan mandiri, perlu membentuk lembaga penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan yang ditetapkan dalam bentuk badan hukum Perusahaan Umum (Perum); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta memperhatikan ketentuan Pasal 4 ayat (3)dan Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia; 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

Transcript of PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA...

Page 1: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA

NOMOR77 TAHUN2012TENTANG

PERUSAHAANUMUM(PERUM) LEMBAGAPENYELENGGARAPELAYANANNAVIGASIPENERBANGANINDONESIA

a. bahwa lembaga penyelenggara pelayanan navigasipenerbangan perlu dikelola secara profesional,transparan, akuntabel, dan mandiri agarmenghasilkan tingkat pelayanan navigasi yang andaldalam rangka keselamatan penerbangan;

b. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan yangprofesional, transparan, akuntabel, dan mandiri,perlu membentuk lembaga penyelenggara pelayanannavigasi penerbangan yang ditetapkan dalam bentukbadan hukum Perusahaan Umum (Perum);

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, sertamemperhatikan ketentuan Pasal 4 ayat (3) dan Pasal35 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003tentang Badan Usaha Milik Negara, perlumenetapkan Peraturan Pemerintah tentangPerusahaan Umum (Perum) Lembaga PenyelenggaraPelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentangBadan Usaha Milik Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4297);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentangPenerbangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4956);

Page 2: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPU8LIK INDONESIA

-2 -4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang

Pelimpahan Kedudukan, Tugas, dan KewenanganMenteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan(Persero), Perusahaan Umum (Perum), danPerusahaan Jawatan (Perjan) kepada Menteri NegaraBadan Usaha Milik Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4305);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentangPendirian, Pengurusan, Pengawasan, danPembubaran Badan Usaha Milik Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 117,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4556);

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUSAHAANUMUM (PERUM) LEMBAGA PENYELENGGARAPELAYANANNAVIGASIPENERBANGANINDONESIA.

BABIKETENTUANUMUM

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:1. Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia yangselanjutnya disebut Perum adalah badan usaha yangmenye1enggarakan pe1ayanan navigasi penerbangandi Indonesia serta tidak berorientasi mencarikeuntungan, berbentuk Badan Usaha Milik Negarayang seluruh modalnya dimiliki negara berupakekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagiatas saham sesuai Undang-Undang Nomor 19 Tahun2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Page 3: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 3 -2. Pengurusan adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Direksi dalam upaya mencapai maksud dan tujuanPerum.

3. Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan olehDewan Pengawas untuk menilai Perum dengan caramembandingkan antara keadaan yang sebenarnyadengan keadaan yang seharusnya dilakukan, dalambidang keuangan dan/atau dalam bidang teknisoperasional.

4. Pembubaran adalah pengakhiran Perum yangditetapkan dengan peraturan pemerintah.

5. Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/ataudiberi kuasa untuk mewakili Pemerintah selakupemilik modal pada Perum dengan memperhatikanperaturan perundang-undangan.

6. Menteri Teknis adalah menteri yang bertanggungjawab di bidang penerbangan untuk melakukanpembinaan, penilaian, dan evaluasi kinerja teknisdan operasional Perum dalam rangka kelancaranoperasional dan keselamatan penerbangan.

7. Direksi adalah organ Perum yang bertanggung jawabatas Pengurusan Perum untuk kepentingan dantujuan Perum serta mewakili Perum baik di dalammaupun di luar pengadilan.

8. Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugasmelakukan pengawasan dan memberikan nasihatkepada Direksi dalam menjalankan kegiatanPengurusan Perum.

BAB IIPENDIRIANPERUM

(1) Dengan Peraturan Pemerintah lnl,. didirikanPerusahaan Umum (Perum) Lembaga PenyelenggaraPelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia untukmenyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangannasional.

(2) Dengan didirikannya Perusahaan Umum (Perum)Lembaga Penye1enggara Pelayanan NavigasiPenerbangan Indonesia sebagaimana dimaksud padaayat (1), maka:

Page 4: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PJ:;lESIDENREPU8L1K iNDONESIA

-4-a. penyelenggaraan pelayanan navigasipenerbangan nasional oleh PerusahaanPerseroan (Persero) PT Angkasa Pura I danPerusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa PuraII serta Unit Pelaksana Teknis DirektoratJenderal Perhubungan Udara KementerianPerhubungan beralih menjadi kewajiban Perum;

b. kekayaan Perusahaan Perseroan (Persero) PTAngkasa Pura I dan Perusahaan Perseroan(Persero)PT Angkasa Pura II serta Unit PelaksanaTeknis Direktorat Jenderal Perhubungan UdaraKementerian Perhubungan yang berkaitandengan penyelenggaraan pelayanan navigasidialihkan kepada Perum yang pelaksanaannyadilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang- undangan;

c. Pegawai Negeri Sipil yang bertugas pada unitpenyelenggara pelayanan navigasi penerbanganpada Perusahaan Perseroan (Persero)PT AngkasaPura I dan Perusahaan Perseroan (Persero) PTAngkasa Pura II serta Unit Pelaksana TeknisDirektorat Jenderal Perhubungan UdaraKementerian Perhubungan dapat dialihkanmenjadi karyawan Perum yang pelaksanaannyadilakukan sesuai deilgan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang kepegawaian;dan

d. karyawan Perusahaan Perseroan (Persero) PTAngkasa Pura I dan Perusahaan Perseroan(Persero) PT Angkasa Pura II yang bertugas padaunit penyelenggara pelayanan navigasipenerbangan, dapat dialihkan menjadi karyawanPerum yang pelaksanaannya dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.

(3) Pengalihan penyelenggaraan pelayanan navigasisebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf aditetapkan oleh Menteri Teknis secara bertahapsebagai berikut:a. Pengalihan pengelolaan pusat pelayanan navigasipenerbangan wilayah barat (Jakarta) dan pusatpelayanan navigasi penerbangan wilayah timur(Makassar) dilakukan dalam waktu paling lambat1 (satu) tahun setelah Perum berdiri. .

Page 5: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 5 -b. Pengalihan pengelolaan unit penyelenggaraanpelayanan navigasi penerbangan yang dikelolaPerusahaan Perseroan (Persero)Pf Angkasa PuraI dan Perusahaan Perseroan (Persero) PfAngkasa Pura II, selain pusat pelayanan navigasipenerbangan wilayah barat (Jakarta) dan pusatpelayanan navigasi penerbangan wilayah timur(Makassar), dilakukan dalam waktu palinglambat 1 (satu) tahun setelah Perum berdiri.

c. Pengalihan pengelolaan unit yang terkait denganpenyelenggaraan pelayanan navigasipenerbangan yang dikelola oleh Bandar UdaraUnit Pelaksana Teknis dilakukan paling lambat 2(dua) tahun setelah Perum bercliri.

Perum berkewajiban menyelenggarakan danmemberikan pelayanan navigasi penerbangan sesuaidengan tata cara dan prosedur yang diatur denganPeraturan Menteri Teknis.

Untuk memenuhi kewajiban penyelenggaraan clanpelayanan navigasi penerbangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1),Perum:a. memiliki stanclar proseclur operasi (standard

operating procedure);b. mengadakan, mengoperasikan, clan memeliharakeandalan fasilitas navigasi penerbangan sesuaistandar;

c. mempekerjakan personel navigasi penerbanganyang memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi;clan

d. memiliki mekanisme pengawasan danpengendalian jaminan kualitas pelayanan;

Jenis pelayanan navigasi penerbangan yang menjaclikewajiban Perum sebagaimana climaksud pada ayat(1), meliputi:a. Pelayanan lalu lintas penerbangan (Air Traffic

Services/ ATS);b. Pelayanan telekomunikasi penerbangan

(Aeronautical Telecommunication Services/ COM);

Page 6: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRES1DENREPLJ8L1K iNDONESIA

- 6 -c. Pe1ayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical

Infonnation Services/ AIS);d. Pe1ayanan Informasi Meteorologi Penerbangan

(Aeronautical Meteorological Services/MET); dane. Pelayanan Informasi Pencarian dan Pertolongan

(Search And Rescue/ SAR).Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangansebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf ddilakukan berkoordinasi dengan badan yang tugasdan tanggung jawabnya di bidang meteorologi,klimatologi, dan geofisika.Perum dapat membentuk wilayah pelayananberdasarkan persetujuan tertulis Menteri Teknis,baik di dalam maupun di luar wilayah RepublikIndonesia.Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dengan persetujuan Menteri Teknis, 'Perum dapatmemberikan pe1ayanan lain yang terkait denganpelayanan navigasi penerbangan.

( 1) Perum menyelenggarakan pe1ayanan navigasipenerbangan dengan ketentuan:a. mengutamakan keselamatan penerbangan;b. tidak berorientasi kepada keuntungan;c. secara finansial dapat mandiri; dand. biaya yang ditarik dari pengguna dikembalikanuntuk biaya investasi, biaya operasional, danpeningkatan kualitas pelayanan.

(2) Menteri Teknis me1akukan pengawasan terhadappelaksanaan pelayanan navigasi penerbangansebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Perum memberikan laporan triwulanan, laporansemesteran, dan laporan tahunan serta laporan lainyang sewaktu-waktu diminta mengenaipenyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada MenteriTeknis.Perum memberikan laporan tahunanmengenal pe1aksanaan kegiatan kepadaTeknis.

auditedMenteri

Page 7: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPU8L1K iNDONESIA

-7-Pasa15

(1) Perum berhak mendapatkan biaya pelayanan jasanavigasi penerbangan atas pelayanan navigasi yangdiberikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat(3).

(2) Biaya jasa pelayanan navigasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Teknis denganmempertimbangkan tingkat pelayanan navigasi yangdiberikan.

(3) Seluruh biaya pelayanan jasa navigasi dipergunakanuntuk biaya investasi dan peningkatan operasional(cost recovery).

(1) Dalam rangka memenuhi standar pelayanan navigasiyang andal untuk keselamatan penerbangan danpenyesuaian biaya pelayanan navigasi penerbangan,Perum menyusun rancangan rencana investasijangka panjang (5 tahun) dan rancangan rencanainvestasi tahunan di bidang pelayanan navigasipenerbangan.

(2) Rancangan rencana investasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajib mendapat persetujuan tertulisdari Menteri Teknis.

(3) Rancangan rencana investasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) menjadi acuan dalam penyusunanRencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan.

(4) Menteri Teknis melakukan pengawasan terhadappelaksanaan investasi sebagaimana dimaksud padaayat (2).

(1) Menteri Teknis melakukan pembinaan kenavigasianPerum.

(2) Pembinaan kenavigasian Perum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmenetapkan kebijakan peningkatan pelayanankenavigasian Perum.

Page 8: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-8-Pasa18

(1) Dalam rangka menjamin penyelenggaraan pelayanannavigasi penerbangan yang andal sebagai wujudpertanggungjawaban Perum kepada Menteri Teknis,maka Menteri Teknis berwenang:a. mengatur persyaratan tertentu bagi calonanggota Direksi dan Dewan Pengawas terkaitdengan kemampuan penyelenggaraan pelayanannavigasi, termasuk persyaratan untuk calonpelaksana tugas anggota Direksi dari pihak selainanggota Direksi yang ada, mantan anggotaDireksi atau Dewan Pengawas pada saat terjadikekosongan;

b. melakukan uji kelayakan dan kepatutanterhadap calon anggota Direksi dan DewanPengawas yang diajukan oleh Menteri untukmemastikan pemenuhan persyaratansebagaimana dimaksud pada huruf a sertamenyampaikan secara tertulis kepada Menteriuntuk ditetapkan;

c. meminta penggantian anggota Direksi dan DewanPengawas dalam rangka lebih meningkatkanpelayanan kenavigasian dan/ atau tidak lagimemenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudpada huruf a, dan/ atau tidak dapatmelaksanakan tugas penyelenggaraan pelayanannavigasi dengan baik;

d. mengusulkan jumlah dan pembagian tugas sertakewenangan anggota Direksi.

(2) Penetapan persyaratan, pelaksanaan uji kelayakandan kepatutan, serta pengusulan pergantiansebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menjadidasar dalam menetapkan anggota Direksi dan DewanPengawas Perum dengan tidak mengesampingkanketentuan di bidang Badan Usaha MilikNegara.

(3) Dalam rangka melaksanakan fungsi pembinaanteknis, Menteri Teknis memberikan masUkan dalampembahasan laporan keuangan audited sebelumdisahkan oleh Menteri.

Pasa19Pengangkatan Direksi dan Dewan Pengawas Perumdilakukan berdasarkan hasil uji kelayakan dan kepatutanyang dilakukan oleh Menteri Teknis.

Page 9: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 9 -Pasal 10

Laba bersih Perum tidak dibagikan untuk dividen, namundigunakan untuk peningkatan pelayanan kenavigasian.

BABIIIANGGARANDASAR

Bagian KesatuNama dan Tempat Kedudukan

(1) Perusahaan ini bernama Perusahaan Umum (Perum)Lembaga Penyelenggara Pelayanan NavigasiPenerbangan Indonesia atau disebut Perum LPPNPI.

(2) Perum berkedudukan di Jakarta.(3) Perum dapat membentuk perwakilan di tempat lain,

baik di dalam maupun di luar wilayah RepublikIndonesia sebagaimana ditetapkan oleh DewanPengawas.

Bagian KeduaJ angka Waktu

Perum Ini didirikan untuk jangka waktu yang tidakterbatas.

Bagian KetigaMaksud dan Tujuan serta Kegiatan Pelayanan

(1) Maksud dan tujuan Perum ialah melaksanakanpenyediaan jasa pelayanan navigasi penerbangansesuai dengan standar yang berlaku untuk mencapaiefisiensi dan efektivitas penerbangan dalam lingkupnasional dan internasional.

Page 10: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 10 -(2) Dalam rangka melaksanakan maksud dan tujuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Perummelakukan kegiatan:

a. Pelayanan lalu lintas penerbangan (Air TrafficServices/ ATS) yang terdiri atas:1. Pelayanan pemanduan Ialu lintaspenerbangan (Air Traffic Control Service);

2. Pelayanan informasi penerbangan (FlightInformation Service); dan

3. Pelayanan kesiagaan (Alerting Service).

b. Pe1ayanan telekomunikasi penerbangan(Aeronautical Telecommunication/ COM) yangterdiri atas:

1. Pelayanan aeronautika tetap (AeronauticalFixed Service-AFS);

2. Pelayanan aeronautika bergerak (AeronauticalMobile Services-AMS); dan

3. Pe1ayanan radio navigasi aeronautika(Aeronautical Radio Navigation Service/ ARNS).

c. Pelayanan informasi aeronautika (AeronauticalInformation Services/ AIS) terdiri dari:1. Pe1ayanan informasi aeronautika dan petapenerbangan;

2. Penerbitan dan penyebarluasan Notam(notice to airmen); dan

3. Pelayanan informasi aeronautika bandarudara.

d. Pelayanan informasi meteorologi penerbangan(Aeronautical Meteorological Services/MET); dan

e. Pelayanan informasi pencarian dan pertolongan(Search And Rescue/ SAR).

(3) Perum melakukan kegiatan usaha lain dalam rangkamendukung kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat (2) termasuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki dan dikuasai.

Page 11: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLII, iNOONESII\

- 11 -Bagian Keempat

Modal

(1) Modal Perum merupakan kekayaan negara yangdipisahkan dan tidak terbagi atas saham.

(2) Besarnya modal Perum pada saat PeraturanPemerintah ini mulai berlaku sebesarRp97.952.690.300,00 (sembilan puluh tujuh miliarsembilan ratus lima puluh dua juta enam ratussembilan puluh ribu tiga ratus rupiah) berasal daripengalihan barang milik negara pada KementerianPerhubungan yang pengadaannya bersumber daridana Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraTahun Anggaran 2010 dan 2011 dengan perincian:

a. peralatan navigasi pada Bandar Udara Iskandar diPangkalan Bun, Kalimantan Tengah berupaantena pemancar dan penerima MF, alatkomunikasi navigasi Instrument Landing System,alat komunikasi navigasi, fasilitas komunikasipenerbangan dan fasilitas navigasi danpengamatan penerbangan sebesarRp22.441.164.000,00 (dua puluh dua miliarempat ratus empat puluh satu juta seratus enampuluh empat ribu rupiah).

b. peralatan navigasi pada Bandar Udara Juwata diTarakan, Kalimantan Timur berupa unitTransceiver Very High Frequency Stationery danSecondary Surveilance Radar sebesarRp22.457.185.000,00 (dua puluh dua miliarempat ratus lima puluh tujuh juta seratusdelapan puluh lima ribu rupiah).

c. peralatan navigasi pada Bandar Udara Sentani diJayapura, Papua berupa alat penerima MF + AF,unit Transceiver mtra High Frequency Portable,unit Transceiver Very High Frequency Portable,Doopler Very High Frequency OmnidirectionalRange, alat komunikasi navigasi dan VoiceSwitching Communication System sebesarRp48.658.401.000,00 (empat puluh delapanmiliar enam ratus lima puluh delapan juta empatratus satu ribu rupiah).

Page 12: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 12 -d. peralatan navigasi pada Bandar Udara Dewadarudi Karimun Jawa, Jawa Tengah berupa DooplerVery High Frequency Omnidirectional Rangesebesar Rp4.395.940.300,OO (empat miliar tigaratus sembilan puluh lima juta sembilan ratusempat puluh ribu tiga ratus rupiah).

(3) Setiap penambahan penyertaan modal negara dalamPerum yang berasal dari Anggaran Pendapatan danBelanja Negara dan pengurangan penyertaan modalnegara ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

(4) Setiap penambahan penyertaan modal negara yangberasal dari kapitalisasi cadangan dan sumberlainnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Bagian KelimaPengurusan Perum

Paragraf 1Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi

(1) Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksidilakukan oleh Menteri.

(2) Dalam rangka pengangkatan anggota Direksi,Menteri meminta masukan dari Menteri Teknis.

(1) Pembagian tugas dan kewenangan anggota Direksiditetapkan oleh Menteri.

(2) Menteri dapat mendelegasikan kewenangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada DewanPengawas.

Page 13: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 13 -Pasal18

(1) Calon anggota Direksi yang ditetapkan sebagai anggotaDireksi adalah calon yang lulus seleksi melalui ujikelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh timdan/ atau lembaga profesional yang dibentuk dan/ atauditunjuk oleh Menteri.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku bagi pengangkatan kembali pada posisijabatan yang sama bagi anggota Direksi yang dinilaimampu melaksanakan tugas dengan baikselama masa jabatannya.

(3) Calon anggota Direksi yang te1ah dinyatakan lulus ujike1ayakan dan kepatutan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan anggota Direksi yang diangkatkembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajibmenandatangani kontrak manajemen sebelumditetapkan pengangkatannya sebagai anggota Direksi.

(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksiadalah orang perseorangan yang mampumelaksanakan perbuatan hukum dan tidakpernah dinyatakan pailit atau menjadi anggotaDireksi atau Komisaris atau Dewan Pengawasyang dinyatakan bersalah menyebabkan suatuperseroan atau Perum dinyatakan pailit atauorang yang tidak pernah dihukum karenamelakukan tindak pidana yang merugikankeuangan negara.

(2) Selain memenuhi kriteria sebagaimana dimaksudpada ayat (1), yang dapat diangkat menjadi anggotaDireksi adalah orang perseorangan yang memenuhikriteria keahlian, integritas, kepemimpinan,pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta memilikidedikasi yang tinggi untuk memajukan danmengembangkan Perum.

(3) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibuktikan dengan surat pernyataan yangditandatangani oleh calon anggota Direksi dan surattersebut disimpan oleh Perum.

Page 14: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PFlESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 14 -

(4) Pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)batal karena hukum terhitung sejak tanggal anggotaDireksi lainnya atau Dewan Pengawas mengetahuitidak terpenuhinya persyaratan tersebut.

(1) Jumlah anggota Direksi ditetapkan oleh Menterisesuai dengan kebutuhan.

(2) Dalam hal anggota Direksi lebih dari 1 (satu) orang,salah seorang anggota Direksi diangkat sebagaiDirektur Utama.

Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan 5 (lima)tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kalimas a jabatan.

(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan anggotaDireksi, diatur ketentuan:a. Menteri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh)hari terhitung sejak tanggal terjadi kekosonganjabatan sudah harus mengangkat anggotaDireksi untuk mengisi kekosongan jabatantersebut;

b. selama jabatan anggota Direksi kosong danMenteri belum mengisi jabatan anggota Direksiyang kosong sebagaimana dimaksud 'pada hurufa, Dewan Pengawas menunjuk salah seoranganggota Direksi lainnya atau Menteri dapatmenunjuk pihak lain untuk sementaramenjalankan tugas anggota Direksi yang kosongtersebut sebagai pelaksana tugas anggota Direksidengan tugas, kewenangan, dan kewajiban yangsama;

Page 15: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 15 -c. dalam hal kekosongan jabatan anggota Direksidisebabkan karena berakhirnya masa jabatandan Menteri belum mengangkat anggota Direksibaru, anggota Direksi yang berakhir masajabatan tersebut dapat diangkat oleh Menterisebagai pelaksana tugas anggota Direksi untuksementara menjalankan tugas anggota Direksiyang kosong tersebut dengan kewajiban dankewenangan yang sarna sampai dengandiangkatnya anggota Direksi yang definitif; dan

d. pelaksana tugas anggota Direksi yang kosongsebagaimana dimaksud pada huruf b dan hurufc, selain anggota Direksi yang masih menjabat,memperoleh gaji dan tunjangan atau fasilitasyang sarna dengan anggota Direksi yang kosongtersebut, tidak termasuk santunan purnajabatan.

(2) Dalam hal seluruh jabatan Direksi kosong, diaturketentuan sebagai berikut:a. Menteri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh)

hari terhitung sejak tanggal terjadi kekosonganjabatan sudah harus mengangkat anggota Direksiuntuk mengisi kekosongan jabatan terse but;

b. selama jabatan Direksi kosong dan Menteribelum mengisi jabatan Direksi yang kosongsebagaimana dimaksud pada huruf a, untuksemen tara Perum diurus oleh Dewan Pengawasatau pihak lain yang ditunjuk oleh Menterisebagai pelaksana tugas anggota Direksi dengantugas, kewenangan, dan kewajiban yang sarna;

c. dalam rangka melaksanakan pengurusansebagaimana dimaksud pada huruf b, DewanPengawas dapat melakukannya secara bersarna-sarna atau menunjuk salah seorang atau lebihdiantara mereka untuk melakukan pengurusanPerum;

d. dalam hal seluruh jabatan Direksi kosong karenaberakhirnya masa jabatan dan Menteri belummengangkat penggantinya, semua anggotaDireksi yang telah berakhir masa jabatannyatersebut dapat diangkat oleh Dewan Pengawasatau Menteri untuk menjalankan pekeIjaannyasebagai pelaksana tugas anggota Direksi dengantugas, kewenangan, dan kewajiban yang sarna;dan

Page 16: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESJOEt,~REPLJBLIK iNDONESIA

- 16 -e. pelaksana tugas anggota Direksi yang kosong

sebagaimana dimaksud pada huruf b dan hurufd, selain Dewan Pengawas memperoleh gaji dantunjangan danj atau fasilitas yang sarna dengananggota Direksi yang kosong tersebut, tidaktermasuk santunan purna jabatan.

(1) Setiap anggota Direksi berhak mengundurkan diridari jabatannya dengan memberitahukan secaratertulis kepada Menteri dan tembusan kepada DewanPengawas dan anggota Direksi lainnya.

(2) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sudah harus diterima oleh Menteri paling lama 30(tiga puluh) hari sebelum tanggal efektif pengundurandiri.

(3) Dalam hal pengunduran diri sebagaimanadimaksud pada ayat (2) disebutkan tanggal efektifkurang dari 30 (tiga puluh) hari dari tanggal suratditerima, tanggal efektif pengunduran diri dihitung30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat diterimaMenteri.

(4) Dalam hal pengunduran diri sebagaimanadimaksud pada ayat (2) tidak menyebutkan tanggalefektif pengunduran diri, anggota Direksi terse butberhenti dengan sendirinya terhitung 30 (tiga puluh)hari sejak tanggal diterimanya surat pengundurandiri.

(5) Apabila Menteri tidak memberikan keputusan sampaidengan 30 (tiga puluh) hari atau sampai dengantanggal efektif yang dimin ta, anggota Direksiyang mengundurkan diri tersebut berhenti dengansendirinya pada hari ke 30 (tiga puluh) terhitungsejak tanggal surat pengunduran diri diterima olehMenteri.

(1) Antar anggota Direksi dan antara anggota Direksidengan anggota Dewan Pengawas dilarangmemiliki hubungan keluarga sedarah atauhubungan karena perkawinan sampai denganderajat ketiga, baik menurut garis lurus maupungaris ke samping.

Page 17: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 17 -(2) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) Menteri berwenangmemberhentikan salah seorang diantara mereka.

(1) Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkapsebagai:a. anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negaralain, badan usaha milik daerah, atau badanusaha milik swasta;

b. anggota Dewan Komisaris atau DewanPengawas pada Badan Usaha MilikNegara;

c. jabatan struktural dan fungsionallainnya dalaminstansi atau lembaga pemerintah pusatata u daerah;

d. jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan; dan/ atau

e. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturankepentingan.

(2) Anggota Direksi yang merangkap jabatan lainsebagaimana dimaksud pada ayat (1),masajabatannyasebagai anggota Direksi berakhir terhitung sejaktanggal terjadinya perangkapan jabatan.

(3) Dalam hal seseorang yang menduduki jabatan yangdiarang untuk dirangkap dengan jabatan anggotaDireksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diangkat sebagai anggota Direksi, yang bersangkutanharus mengundurkan diri dari jabatan lama tersebutpaling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejaktanggal pengangkatannya sebagai anggota Direksi.

(4) Anggota Direksi yang tidak mengundurkan diri darijabatannya semula sebagaimana dimaksud pad aayat (3),jabatannya sebagai anggota Direksi berakhirdengan lewatnya 30 (tiga puluh) hari sebagaimanadimaksud pada ayat (3).

(1) Anggota Direksi dilarang menjadi pengurus partaipolitik, calon anggota legislatif, anggota legislatif,calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah,kepala daerah, dan/atau wakil kepala daerah.

Page 18: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPU8L1K iNDONESIA

- 18 -(2) Pengurus partai politik, calon anggota legislatif, anggota

legislatif, calon kepala daerah, calon wakil kepaladaerah, kepala daerah, dan/ atau wakil kepala daerahdilarang untuk diangkat menjadi anggota Direksi.

(3) Dalam hal anggota Direksi menjadi pengurus partaipolitik, calon anggota legislatif, anggota legislatif,calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah,kepala daerah, dan/ atau wakil kepala daerah,yang bersangkutan berhenti dari jabatannya sebagaianggota Direksi terhitung sejak tanggal ditetapkanmenjadi pengurus partai politik, calon anggotalegislatif, anggota legislatif, calon kepala daerah,calon wakil kepala daerah, kepala daerah, dan/ atauwakil kepala daerah.

(1) Anggota Direksi dapat diberhentikan sebelum masajabatannya berakhir berdasarkan keputusan Menteridengan menyebutkan alasannya.

(2) Pemberhentian anggota Direksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkanalasan bahwa pada kenyataannya anggota Direksiyang bersangkutan:a. tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telahdisepakati dalam kontrak manajemen;

b. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;c. tidak melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan/ atau ketentuanAnggaran Dasar;

d. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perumdan/atau negara;

e. melakukan tindakan yang melanggar etikadan/atau kepatutan yang seharusnya dihormatisebagai anggota Direksi Badan Usaha MilikNegara;

f. dinyatakan bersalah dengan putusanpengadilan yang mempunyai kekuatan hukumyang tetap; atau

g. mengundurkan diri.

Page 19: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 19 -(3) Selain alasan pem berhen tian anggota Direksi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), demikepentingan dan tujuan Perum, Direksi dapatdiberhentikan oleh Menteri berdasarkan alasanlainnya yang dinilai tepat oleh Menteri.

(4) Rencana pemberhentian anggota Direksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukankepada anggota Direksi yang bersangkutan secaralisan at au tertulis oleh Menteri atau pejabat yangditunjuk.

(5) Keputusan pemberhentian karena alasansebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampaidengan huruf d dan ayat (3) diambil setelah yangbersangkutan diberi kesempatan membela diri.

(6) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (5)disampaikan secara tertulis kepada Menteri ataupejabat yang ditunjuk dalam waktu paling lama 14(empat belas) hari terhitung sejak tanggalanggota Direksi yang bersangkutan diberitahusebagaimana dimaksud pada ayat (4).

(7) Dalam hal anggota Direksi yang diberhentikan telahmelakukan pembelaan diri atau menyatakan tidakberkeberatan atas rencana pemberhentiannya padasaat diberitahukan, maka ketentuan waktusebagaimana dimaksud pada ayat (6) dianggap telahterpenuhi.

(8) Selama rencana pemberhentian masih dalam proses,anggota Direksi yang bersangkutan wajibmelaksanakan tugas sebagaimana mestinya.

(9) Pemberhentian karena alasan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf d dan huruf fmerupakan pemberhentian tidak dengan hormat.

(1) Jabatan anggota Direksi berakhir apabila:a. meninggal dunia;b. masa jabatannya berakhir;c. diberhentikan berdasarkan keputusan Menteri;dan/atau

d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggotaDireksi berdasarkan Peraturan Pemerintah iriidan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 20: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPU8L1K iNDONESIA

- 20 -(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

d termasuk tetapi tidak terbatas pad a rangkapjabatan yang dilarang dan pengunduran diri.

(3) Anggota Direksi yang berhenti sebelum atausetelah masa jabatannya berakhir, kecuali berhentikarena meninggal dunia tetap bertanggung jawabterhadap tindakannya yang belum diterimapertanggungjawabannya oleh Menteri.

Dewan Pengawas dapat memberhentikan anggota Direksiuntuk sementara waktu apabila anggota Direksi bertindakbertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini, terdapatindikasi melakukan kerugian Perum, melalaikankewajibannya, atau terdapat alasan yang mendesak bagiPerum, dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:a. keputusan Dewan Pengawas mengenai

pemberhentian sementara anggota Direksidilakukan sesuai dengan tata cara pengambilankeputusan Dewan Pengawas;

b. pemberhentian sementara sebagaimana dimaksudpada huruf a harus diberitahukan secara tertuliskepada yang bersangkutan disertai alasan yangmenyebabkan tindakan tersebut dengan tembusankepada Menteri dan Direksi;

c. pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada huruf bdisampaikan dalam jangka waktu paling lama 2(dua) hari setelah tanggal ditetapkannyapemberhentian sementara tersebut;

d. anggota Direksi yang diberhentikan sementara tidakberwenang menjalankan Pengurusan Perum danmewakili Perum baik di dalam maupun di luarpengadilan;

e. dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) harisetelah pemberhentian sementara sebagaimanadimaksud pada huruf d, Menteri harus memutuskanmencabut atau menguatkan keputusanpemberhentian sementara tersebut setelah anggotaDireksi yang bersangkutan diberi kesempatan untukmembela diri; danl atau

Page 21: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 21 -f. dalam hal jangka waktu 60 (enam puluh) hari

sebagaimana dimaksud pada huruf e telah lewat danMenteri tidak dapat mengambil keputusan,pemberhentian sementara tersebut menjadi batal.

Paragraf 2Tugas, Kewenangan, dan Kewajiban Direksi

Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yangberkaitan dengan Pengurusan Perum untuk kepentinganPerum dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perum sertamewakili Perum baik di dalam maupun di luar Pengadilantentang segala hal dan segala kejadian, denganpembatasan sebagaimana diatur dalam ketentuanperaturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, danl atauperaturan Menteri.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 30, Direksi berwenang untuk:a. menetapkan kebijakan Pengurusan Perum;b. mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada

seorang atau beberapa orang anggota Direksi untukmengambil keputusan atas nama Direksi ataumewakili Perum di dalam dan di luar pengadilan;

c. mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepadaseorang atau beberapa orang pekerja Perum baiksendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepadaorang lain, untuk mewakili Perum di dalam dan diluar pengadilan;

d. mengatur ketentuan tentang ketenagakerjaan Perumtermasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan haritua, dan penghasilan lain bagi pekerja Perumberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiunatau jaminan hari tua, dan penghasilan lain bagipekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkanperaturan perundang-undangan harus mendapatpersetujuan terlebih dahulu dari Menteri;

Page 22: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 22 -e. mengangkat dan memberhentikan pekerja Perum

berdasarkan peraturan ketenagakerjaan Perum danketentuan peraturan perundang-undangan;

f. mengangkat dan memberhentikan sekretaris Perum;dan

g. melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnyamengenai Pengurusan dan pemilikan kekayaanPerum, mengikat Perum dengan pihak lain dan ataupihak lain dengan Perum, serta mewakili Perum didalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dansegala kejadian, dengan pembatasan sebagaimanadiatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, danl atau peraturanMenteri yang ditetapkan berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 30, Direksi wajib untuk:a. mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha

dan kegiatan Perum sesuai dengan maksud dantujuan serta kegiatan usahanya;

b. menyiapkan pada waktunya Rencana JangkaPanjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaanserta perubahannya, dan menyampaikannya kepadaDewan Pengawas dan Menteri untuk mendapatkanpengesahan dad Menteri sesuai dengan ketentuan yangberlaku;

c. memberikan penjelasan kepada Menteri mengenalRencana Jangka Panjang serta Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan;

d. membuat risalah rapat Direksi;e. membuat laporan tahunan sebagai wujud

pertanggungjawaban Pengurusan Perum dandokumen keuangan sesuai dengan Undang-undangtentang Dokumen Perusahaan;

f. menyusun laporan keuangan berdasarkan StandarAkuntansi Keuangan dan menyerahkan kepadaAkuntan Publik untuk diaudit;

Page 23: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 23 -g. menyampaikan laporan tahunan termasuk laporan

keuangan kepada Menteri untuk disetujui dandisahkan;

h. memberikan penjelasan kepada Menteri mengenailaporan tahunan;

1. memelihara risalah rapat Dewan Pengawas, risalahrapat Direksi, laporan tahunan, dokumenkeuangan Perum, dan dokumen lain;

J. menyimpan di tempat kedudukan Perum, risalahrapat DewanPengawasdan risalah rapat Direksi,laporantahunan, dokumen keuangan, dan dokumen lain;

k. menyusun sistem akuntansi sesuai dengan StandarAkuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsippengendalian intern, terutama fungsi Pengurusan,pencatatan, penyimpanan, dan Pengawasan;

1. memberikan laporan berkala menurut cara danwaktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sertalaporan lainnya setiap kali diminta oleh DewanPengawas danl atau Menteri;

m. menyiapkan susunan organisasi Perum lengkapdengan perincian dan tugasnya;

. n. memberikan penje1asan tentang segala hal yangditanyakan atau yang diminta anggota DewanPengawas dan Menteri;

o. menyusun dan menetapkan blue printorganisasi Perum; dan

p. menjalankan kewajiban lainnya sesuai denganketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintahini dan yang ditetapkan oleh Menteri berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajibmencurahkan tenaga, pikiran, perhatian, danpengabdiannya secara penuh pada tugas,kewajiban, dan pencapaian tujuan Perum.

(2) Dalam me1aksanakan tugasnya, anggota Direksi wajibmematuhi Anggaran Dasar Perum dan ketentuanperaturan perundang undangan dan wajibme1aksanakan prinsip profesionalisme, efisiensi,transparansi, kemandirian, akuntabilitas,pertanggungjawaban, serta kewajaran.

Page 24: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 24 -(3) Dalam mengurus Perum, Direksi melaksanakan

petunjuk yang diberikan oleh Menteri sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan peraturanperundang-undangan danjatau Anggaran Dasar ini.

(1) Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baikdan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untukkepentingan dan usaha Perum sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuhsecara pribadi atas kerugian Perum apabila yangbersangkutan bersalah atau lalai menjalankantugasnya untuk kepentingan dan usaha Perum.

(3) Anggota Direksi tidak bertanggungjawab ataskerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)apabila dapat membuktikan bahwa:a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau

kelalaiannya;b. telah melakukan Pengurusan dengan itikad baik

dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuaidengan maksud dan tujuan Perum;

c. tidak mempunyai benturan kepentingan baiklangsung maupun tidak langsung atas tindakanPengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan

d. telah mengambil tindakan untuk mencegahtimbul atau bedanjutnya kerugian tersebut.

(4) Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luaryang diputuskan oleh rapat Direksi menjadi tanggungjawab pribadi yang bersangkutan sampai dengantindakan dimaksud disetujui oleh rapat Direksi.

(1) Perbuatan Direksi di bawah ini wajib mendapatpersetujuan tertulis dari Dewan Pengawas untuk:

a. mengagunkan aktiva tetap un tuk penarikankredit jangka pendek;

Page 25: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PF(ESIDENREPU8L1K iNDONESIA

- 25 -b. mengadakan kerjasama dengan badan usahaatau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrakmanajemen, menyewakan aset, Kerja SarnaOperasi (KSO), Bangun Guna Serah (BuildOperate Transfer/ BOT), Bangun Milik Serah(Build Own Transfer/BOw1),Bangun Serah Guna (BuildTransfer Operate/ BTO), dan kerjasama lainnyadengan nilai atau jangka waktu tertentu yangditetapkan oleh Menteri;

c. menerima atau memberikan plnJamanj angka menengah atau jangka panjang, kecualipinjaman (utang atau piutang) yang timbulkarena transaksi bisnis, dan pinjaman yangdiberikan kepada anak perusahaan denganketentuan pinjaman kepada anakperusahaan dilaporkan kepada DewanPengawas;

d. menghapuskan dari pembukuan piutang macetdan persediaan barang mati;

e. melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umurekonomis yang lazim berlaku dalam industri padaumumnya sampai dengan 5 (lima) tahun;dan/atau

f. menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkatdi bawah Direksi.

(2) Dalam rangka memperoleh persetujuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Direksi menyarnpaikanpermohonan secara tertulis kepada Dewan Pengawasdisertai dokumen yang diperlukan.

(3) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterimanya permohonan dari Direksi, DewanPengawas harus memberikan keputusan.

(4) Dalam hal Dewan Pengawas masih membutuhkanpenjelasan atau dokumen tambahan dari Direksi,Dewan Pengawas meminta penjelasan dan/ ataudokumen tambahan dimaksud dari Direksi dalamkurun waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterimanya penjelasan dan/ atau dokumentarnbahan dari Direksi sebagaimana dimaksud padaayat (4),Dewan Pengawas memberikan keputusan.

Page 26: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 26 -Pasal36

(1) Perbuatan di bawah ini hanya dapat dilakukanoleh Direksi setelah mendapat persetujuantertulis dari Menteri untuk:a. mengagunkan aktiva tetap untuk penarikankredit jangka menengah atau jangka panjang;

b. melakukan penyertaan modal pada perusahaanlain;

c. mendirikan anak perusahaan danl atauperusahaan patungan;

d. melepaskan penyertaan modal pada anakperusahaan danl atau perusahaan patungan;

e. melakukan penggabungan, peleburan,pengambilalihan, pemisahan, dan pembubarananak perusahaan dan/atau perusahaanpatungan;

f. mengikat Perum sebagai penjamin (borg atauavalist);

g. mengadakan kerjasama dengan badan usahaatau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrakmanajemen, menyewakan aset, Kerja SarnaOperasi (KSO), Bangun Guna Serah (BuildOperate Transfer/ BOT), Bangun Milik Serah(Build Own Transfer/ BOwT), Bangun Serah Guna(Build Transfer Operate IBTO) dan kerjasamalainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihiyang ditetapkan Menteri sebagaimana dimaksuddalam Pasal 35 ayat (1) hurufb;

h. tidak menagih lagi piutang macet yang telahdihapusbukukan;

1. melepaskan dan menghapuskan aktiva tetapPerum, kecuali aktiva tetap bergerak denganumur ekonomis yang lazim berlaku dalamindustri pada umumnya sampai dengan 5 (lima)tahun;

J. menetapkan blue print organisasi Perum;k. menetapkan dan mengubah logoPerum;1. melakukan tindakan lain dan tindakan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)yang belum ditetapkan dalam Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan;

Page 27: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PFlESIDENREPU8L1K iNDONESIA

- 27 -m. membentuk yayasan, organisasi, danjatauperkumpulan baik yang berkaitan langsungmaupun tidak langsung dengan Perum yangdapat berdampak bagi Perum;

n. pembebanan biaya Perum yang bersifat tetapdan rutin untuk yayasan, organisasi, danj atauperkumpulan baik yang berkaitan langsungmaupun tidak langsung dengan Perum; danjatau

o. pengusulan wakil dari Perum untuk menjadicalon anggota Direksi danj atau DewanKomisaris pada perusahaan patungandanj atau anak perusahaan yang memberikankontribusi signifikan kepada Perum danj ataubernilai strategis yang ditetapkan Menteri.

(2) Untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Menterisebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direksimenyampaikan permohonan secara tertulis kepadaMenteri disertai dengan tanggapan tertulis dari DewanPengawas dan dokumen yang diperlukan.

(3) Untuk memperoleh tanggapan tertulis dari DewanPengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),Direksi menyampaikan permohonan secara tertuliskepada Dewan Pengawas disertai dokumen yangdiperlukan.

(4) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterimanya permohonan dari Direksisebagaimana dimaksud pad a ayat (3), DewanPengawas harus memberikan tanggapantertulis.

(5) Dalam hal Dewan Pengawas masih membutuhkanpenjelasan atau dokumen tambahan dari Direksi,Dewan Pengawas meminta penjelasan danjataudokumen tambahan tersebut dari Direksi dalamwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

(6) Dalam hal Dewan Pengawas tidak memberikantanggapan tertulis dan tidak . memintapenjelasan danjatau dokumen tambahan dari Direksidalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4),Direksi dapat menyampaikan permohonan tertuliskepada Menteri untuk memperoleh persetujuantertulis tanpa tanggapan tertulis Dewan Pengawasdisertai penjelasan mengenai tidak ada tanggapantertulis dari Dewan Pengawas.

Page 28: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PFlESJDENREPU8L1K INDONESIA

- 28 -(7) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak

tanggal diterimanya penjelasan danl atau dokumentambahan dari Direksi sebagaimana dimaksud padaayat (5), Dewan Pengawas harus memberikantanggapan tertulis.

(8) Apabila dalam waktu paling lama 30 ( tiga puluh)hari sejak tanggal diterimanya penjelasan dan/ataudokumen tambahan dari Direksi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) Dewan Pengawas tidakmemberikan tanggapan tertulis, Direksi menyampaikanpermohonan kepada Menteri untuk memperolehpersetujuan tertulis disertai penjelasan mengenai tidakada tanggapan tertulis dari Dewan Pengawas.

(1) Berdasarkan usulan Dewan Pengawas, Menteri dapatmenetapkan Direksi melakukan tindakansebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 tanpamendapat persetujuan tertulis dari Dewan Pengawas.

(2) Menteri dapat mendelegasikan kewenanganpemberian persetujuan atas tindakan Direksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 kepadaDewan Pengawas.

(3) Apabila diperlukan demi mengamankan Perum,Menteri dapat menetapkan pembatasan lainkepada Direksi.

(1) Dalam rangka melaksanakan tugassebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, apabilatidak ditetapkan lain oleh Direksi, makaDirektur Utama berhak dan berwenang bertindakuntuk dan atas nama Direksi serta. mewakiliPerum, dengan ketentuan semua tindakanDirektur Utama tersebut telah disetujui oleh RapatDireksi.

(2) Dalam hal Direktur Utama tidak ada atauberhalangan karena sebab apapun yang tidakperlu dibuktikan kepada pihak ketiga, salahseorang Direktur yang ditunjuk oleh DirekturUtama berwenang bertindak atas nama Direksi.

Page 29: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESJDENREPUBLIK INDONESIA

- 29 -(3) Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan

penunjukan, maka salah seorang Direkturyang ditunjuk oleh dan diantara anggota Direksiyang ada berwenang bertindak atas nama Direksi.

(4) Dalam hal penunjukkan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tidak dilakukan, maka salah seorangDirektur yang paling lama menjabat sebagaianggota Direksi berwenang bertindak atas namaDireksi.

(5) Dalam hal Direktur yang paling lama menjabatsebagai anggota Direksi lebih dari 1 (satu) orang,maka Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat(4) yang tertua dalam usia yang berwenangbertindak atas nama Direksi.

Direksi berhak mengangkat seorang atau lebih sebagai wakilatau kuasanya untuk melakukan perbuatan hukum tertentudengan memberikan kuasa khusus yang diatur dalam suratkuasa.

(1) Pembagian tugas dan kewenangan setiapanggota Direksi ditetapkan oleh Menteri.

(2) Menteri dapat melimpahkan kewenanganmengenai pembagian tugas dan kewenangan Direksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada DewanPengawas.

Paragraf 3Rapat Direksi

(1) Segala keputusan Direksi diambil dalam rapatDireksi.

Page 30: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIOENREPU8L1K iNDONESIA

- 30 -

(2) Keputusan Direksi dapat pula diambil di luarrap at Direksi sepanjang seluruh anggota Direksisetuju tentang cara dan materi yang diputuskan.

(3) Dalam setiap rapat Direksi harus dibuat risalahrap at yang ditandatangani oleh Ketua rapatDireksi dan seluruh anggota Direksi yang hadir,yang berisi hal-hal yang dibicarakan dandiputuskan, termasuk pernyataanketidaksetujuan anggota Direksi jika ada.

(4) Salinan risalah rapat sebagaimana dimaksudpada ayat (3) disampaikan kepada DewanPengawas untuk diketahui.

(1) Direksi mengadakan rapat setiap kali apabiladianggap perlu oleh seorang atau lebih anggotaDireksi atau atas permintaan tertulis dari seorangatau lebih anggota Dewan Pengawas atau Menteridengan menyebutkan hal-hal yang akandibicarakan.

(2) Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukanPerum, di temp at kegiatan usaha Perum, atau ditempat lain di wilayah negara Republik Indonesiayang ditetapkan oleh Direksi.

(3) Panggilan rap at Direksi dilakukan secara tertulisoleh anggota Direksi yang berhak mewakili Perumdan disam paikan dalam waktu paling lama 3(tiga) hari sebelum rapat diadakan atau dalamwaktu yang lebih singkat jika dalam keadaanmendesak, tidak termasuk tanggal panggilan dantanggal ra pa t.

(4) Dalam surat panggilan rap at harus dicantumkanacara, tanggal, waktu, dan tempat rapat.

(5) Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambilkeputusan yang mengikat apabila dihadiri olehlebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggotaDireksi at au wakilnya.

(6) Dalam hal Rapat Direksi dilaksanakan tanpapanggilan rapat secara tertulis, rap at tersebutadalah sah dan berhak mengambil keputusanyang mengikat apabila dihadiri oleh seluruhanggota Direksi atau wakilnya.

Page 31: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 31 -(7) Dalam mata acara lain-lain, rapat Direksi tidak

berhak mengambil keputusan kecuali semuaanggota Direksi atau wakilnya yang sah hadir danmenyetujui agenda rapat yang menjadi mata acaralain-lain.

(1) Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapathanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkankuasa tertulis yang diberikan khusus untukkeperluan itu.

(2) Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakiliseorang anggota Direksi lainnya.

(1)(2)

Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama.

Dalam hal Direktur Utama tidak hadirberhalangan, rap at Direksi dipimpinseorang Direktur yang khusus ditunjukDirektur Utama.

(3) Dalam hal Direktur Utama tidak melakukanpenunjukkan, salah seorang Direktur yangditunjuk oleh dan diantara anggota Direksi yang adaberwenang untuk memimpin rapat Direksi.

(4) Dalam hal penunjukkan sebagaimana dimaksud padaayat (3) tidak dilakukan, anggota Direksi yangpaling lama menjabat sebagai anggota Direksi yangmemimpin rapat Direksi.

(5) Dalam hal anggota Direksi yang paling lama menjabatsebagai anggota Direksi lebih dari 1 (satu) orang,salah seorang dari anggota Direksi tersebut yangtertua dalam usia berwenang memimpin rapatDireksi.

atauoleholeh

(1) Keputusan dalam rapat Direksi diambil denganmusyawarah untuk mufakat.

Page 32: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 32 -(2) Dalam hal keputusan tidak dapat diambil dengan

musyawarah untuk mufakat, keputusan diambildengan suara terbanyak biasa.

(3) Setiap anggota Direksi berhak untukmengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1(satu) suara untuk anggota Direksi yangdiwakilinya.

(4) Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidaksetuju sama banyaknya, keputusan rap at adalahyang sesuai dengan pendapat ketua rapat dengantetap memperhatikan ketentuan mengenaitanggung jawab sebagaimana dimaksud dalamPasal 34 ayat (2).

(5) Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif danhasil pemungutan suara belum mendapatkan satualternatif dengan suara lebih dari 1/2 (satu perdual bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan,dilakukan pemilihan ulang terhadap dua usulanyang memperoleh suara terbanyak sehingga salahsatu usulan memperoleh suara lebih dari 1/2(satu per dual bagian dari jumlah suara yangdikeluarkan.

(6) Suara blanko atau abstain dianggap setujuterhadap usul yang diajukan dalam Rapat.

(7) Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dantidak dihitung dalam menentukan jumlah suarayang dikeluarkan dalam Rapat.

Paragraf 4Benturan Kepentingan Anggota Direksi

(1) Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perumapabila:a. terjadi perkara di depan pengadifan an taraPerum dengan anggota Direksi yangbersangkutan; dan/ atau

b. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyaikepentingan yang bertentangan dengankepentingan Perum.

Page 33: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 33 -(2) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Perum diwakili oleh salah seorangDirektur yang ditunjuk dari dan oleh anggotaDireksi selain anggota Direksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

(3) Dalam hal benturan kepentingan menyangkutsemua anggota Direksi, Perum diwakili olehDewan Pengawas atau oleh seseorang yangditunjuk oleh Dewan Pengawas.

(4) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksudpada ayat (3) dan tidak ada Dewan Pengawas,Menteri mengangkat seorang atau lebih untukmewakili Perum.

(5) Dalam hal seluruh anggota Direksi atau DewanPengawas mempunyai benturan kepentingandengan Perum, Menteri menunjuk pihak lainuntuk mewakili Perum.

Bagian KeenamPengawasan

Paragraf 1Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas

(1) Pengangkatan dan pemberhentian anggota DewanPengawas dilakukan oleh Menteri.

(2) Anggota Dewan Pengawas terdiri dari 1 (satu)orang Ketua yang dijabat oleh Direktur JenderalPerhubungan Udara, 4 (empat) orang anggotayang terdiri dari 1 (satu) orang anggota yangmenangani kenavigasian dibawah Menteri Teknis,1 (satu) orang anggota dibawah Menteri, dan 1(satu) orang anggota di bawah Menteri Keuanganserta 1 (satu) orang tenaga ahli di bidangpenerbangan.

Page 34: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIOENREPUBLIK iNDONESIA

- 34 -(3) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dari

un sur unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan dengan tetap memperhatikanpersyaratan anggota Dewan Pengawassebagaimana diatur dalam Peraturan PemerintahIn1-

(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota DewanPengawas adalah orang perseorangan yangmampu melaksanakan perbuatan hukum dantidak pernah dinyatakan pailit at au menjadianggota Direksi atau Komisaris atau DewanPengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkansuatu perseroan atau Perum dinyatakan pailitatau orang yang tidak pernah dihukum karenamelakukan tindak pidana yang merugikankeuangan negara.

(2) Selain memenuhi kriteria sebagaimana dimaksudpada ayat (1), yang dapat diangkat sebagaianggota Dewan Pengawas adalah orangperseorangan yang memiliki integritas, dedikasi,memahami masalah manajemen Perum yangberkaitan dengan salah satu fungsi manajemen,memiliki pengetahuan yang memadai di bidangusaha Perum, dan dapat menyediakan waktu yangcukup untuk melaksanakan tugasnya.

(3) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dibuktikan dengan surat pernyataanyang ditandatangani oleh calon anggota DewanPengawas dan surat tersebut disimpan olehPerum.

(4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas yangtidak memenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) batal karena hukum sejaktanggal anggota Dewan Pengawas lainnya atauDireksi mengetahui tidak terpenuhinyapersyaratan tersebut.

Page 35: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 35-Pasal50

Jumlah anggota Dewan Pengawas berjumlah palingbanyak 5 (lima) orang, seorang diantaranya diangkatsebagai Ketua Dewan Pengawas.

(1) Anggota Dewan Pengawas diangkat untuk masajabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkatkembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidakbersamaan waktunya dengan pengangkatananggota Direksi.

(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan anggotaDewan Pengawas, diatur ketentuan:a. Menteri dalam waktu paling lama 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak tanggal terjadikekosongan jabatan sudah harus mengangkatanggota Dewan Pengawas untuk mengisikekosongan jabatan tersebut;

b. dalam hal kekosongan jabatan anggota DewanPengawas disebabkan karena berakhimya masajabatan dan Menteri belum mengangkat anggotaDewan Pengawas baru, anggota DewanPengawas yang berakhir masa jabatan tersebutdapat diangkat oleh Menteri sebagai pelaksanatugas anggota Dewan Pengawas untuksementara menjalankan tugas anggotaDewan Pengawas yang kosong tersebutdengan kewajiban dan kewenangan yang sarnasampai dengan diangkatnya anggota DewanPengawas yang definitif; dan

c. pelaksana tugas anggota Dewan Pengawassebagaimana dimaksud pada huruf b diberikanhonorarium dan tunjangan atau fasilitas yangsarna dengan anggota Dewan Pengawasyang kosong tersebut, tidak termasuksantunan purna jabatan.

Page 36: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESlDENREPUBLIK INDONESIA

- 36 -

(2) Dalam hal jabatan seluruh anggota DewanPengawas kosong, diatur ketentuan:a. Menteri dalam waktu paling lama 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak tanggal terjadikekosongan sudah harus mengangkat anggotaDewan Pengawas untuk mengisi kekosongantersebut;

b. selama jabatan Dewan Pengawas kosong danMenteri belum mengisi jabatan DewanPengawas yang kosong sebagaimana dimaksudpada huruf a, Menteri mengangkat seorang ataubeberapa orang sebagai pelaksana tugas anggotaDewan Pengawas untuk sementaramelaksanakan tugas Dewan Pengawas dengantugas, kewenangan, dan kewajiban yangsarna;

c. dalam hal seluruh jabatan Dewan Pengawaskosong karena berakhirnya masa jabatan danMenteri belum mengangkat penggantinya, semuaanggota Dewan Pengawas yang telahberakhir mas a jabatannya tersebut dapatdiangkat oleh Menteri sebagai pelaksana tugasanggota Dewan Pengawas untuk menjalankanpekerjaannya sebagai anggota Dewan Pengawasdengan tugas, kewenangan, dan kewajiban yangsarna; dan

d. pelaksana tugas anggota Dewan Pengawassebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf cmemperoleh honorarium dan tunjangandanj atau fasilitas sebagai anggota DewanPengawas, tidak termasuk santunan purnajabatan.

Setiap anggota Dewan Pengawas berhakmengundurkan diri dari jabatannya denganmemberitahukan secara tertulis kepada Menteri dantembusan kepada anggota Dewan Pengawas lainnyadan Direksi.Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sudah harus diterima oleh Menteri paling lama 30(tiga puluh) hari sebelum tanggal efektif pengunduraildiri.

Page 37: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 37 -(3) Dalam hal pengunduran diri sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) disebutkan tanggal efektifkurang dari 30 (tiga puluh) hari dari tanggal suratditerima, tanggal efektif pengunduran diri dihitung30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat diterimaMenteri.

(4) Dalam hal pengunduran diri sebagaimanadimaksud pada ayat (2) tidak menyebutkan tanggalefektif pengunduran diri, anggota Dewan Pengawastersebut berhenti dengan sendirinya terhitung 30(tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya suratpengunduran diri.

(5) Apabila Menteri tidak memberikan keputusan sampaidengan 30 (tiga puluh) hari atau sampai dengantanggal efektif yang diminta, anggota DewanPengawas yang mengundurkan diri tersebut berhentidengan sendirinyapada hari ke-30 (tiga puluh)terhitung sejak tanggal surat pengunduran diriditerima oleh Menteri.

(1) Antar anggota Dewan Pengawas dan an taraanggota Dewan Pengawas dengan anggota Direksidilarang memiliki hubungan keluarga sedarahatau hubungan karena perkawinan sampaidengan derajat ketiga, baik menurut garis lurusmaupun garis ke samping.

(2) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Menteri berwenangmemberhentikan salah seorang diantara mereka.

(1) Anggota Dewan Pengawas dilarang memangkujabatan rangkap sebagai:a. anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negaralain, badan usaha milik daerah, badan usahamilik swasta;

b. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan/ atau

Page 38: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIOENREPUBL.lK iNDONESIA

- 38 -c. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturankepentingan.

(2) Anggota Dewan Pengawas yang merangkapjabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),masa jabatannya sebagai anggota DewanPengawas berakhir terhitung sejak terjadinyaperangkapan jabatan.

(3) Dalam hal seseorang yang menduduki jabatan yangdilarang untuk dirangkap dengan jabatananggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diangkat sebagai anggota DewanPengawas, yang bersangkutan harusmengundurkan diri dari jabatan lama tersebutpaling lama 30 (tiga puluh) hari sejakpengangkatannya sebagai anggota Dewan Pengawas.

(4) Anggota Dewan Pengawas yang tidakmengundurkan diri dari jabatannya semulasebagaimana dimaksud pada ayat (3), jabatannyasebagai anggota Dewan Pengawas berakhir denganlewatnya 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksudpada ayat (3).

(1) Anggota Dewan Pengawas dilarang menjadipengurus partai politik, calon anggota legislatif,anggota legislatif, calon kepala daerah, calonwakil kepala daerah, kepala daerah, danl atauwakil kepala daerah.

(2) Pengurus partai politik, calon anggota legislatif,anggota legislatif, calon kepala daerah, calonwakil kepala daerah, kepala daerah, danl atauwakil kepala daerah dilarang un tuk diangkatmenjadi anggota Dewan Pengawas.

(3) Dalam hal anggota Dewan Pengawas menjadipengurus partai politik, calon anggota legislatif,anggota legislatif, calon kepala daerah, calonwakil kepala daerah, kepala daerah, danl atauwakil kepala daerah, yang bersangkutan berhentidari jabatannya sebagai anggota Dewan Pengawasterhitung sejak ditetapkan menjadi penguruspartai politik, calon anggota legislatif, anggotalegislatif, calon kepala daerah, calon wakil kepaladaerah, kepala daerah, danl atau wakil kepaladaerah.

Page 39: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESlDENREPUBLIK iNDONESIA

- 39 -Pasa157

(1) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikansebelum masa jabatannya berakhir berdasarkankeputusan Menteri dengan menyebutkanalasannya.

(2) Pemberhentian anggota Dewan Pengawassebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanberdasarkan alasan bahwa pada kenyataannya,anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan:a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;b. tidak melaksanakan ketentuan peraturanperundang-undangan dan/ atau ketentuanAnggaranDasar;

c. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perumdan/atau negara;

d. melakukan tindakan yang melanggar etikadan/ atau kepatutan yang seharusnya dihormatisebagai anggota Dewan Pengawas Badan UsahaMilikNegara;

e. dinyatakan bersalah dengan putusanpengadilan yang mempunyai kekuatan hukumyang tetap; dan/ atau

f. mengundurkan diri.

(3) Selain alasan pemberhentian anggota DewanPengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikanoleh Menteri berdasarkan alasan lainnya yangdinilai tepat oleh Menteri demi kepentingan dantujuan Perum.

(4) Rencana pemberhentian anggota Dewan Pengawassebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberitahukan kepada anggota Dewan Pengawasyang bersangkutan secara lisan atau tertulis olehMenteri atau pejabat yang ditunjuk.

(5) Keputusan pemberhentian karena alasansebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf asampai dengan huruf d dan ayat (3) diambilsetelah yang bersangkutan diberi kesempatanmembela diri.

Page 40: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIOENREPU8L1K iNDONESIA

- 40 -

(6) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud pada ayat(5) disampaikan secara tertulis kepada Menteriatau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri dalamwaktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitungsejak tanggal anggota Dewan Pengawas yangbersangkutan diberitahu sebagaimana dimaksudpada ayat (4).

(7) Dalam hal anggota Dewan Pengawas yangdiberhentikan telah melakukan pembelaan diriatau menyatakan tidak keberatan atas rencanapemberhentiannya pada saat diberitahukan,ketentuan mengenai waktu sebagaimanadimaksud pad a ayat (6) dianggap telah terpenuhi.

(8) Selama rencana pemberhentian sebagaimanadimaksud pada ayat (4) masih dalam proses,anggota Dewan Pengawas yang bersangkutanwajib melaksanakan tugasnya sebagaimanamestinya.

(9) Pemberhentian karena alasan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c dan huruf emerupakan pemberhentian tidak dengan hormat.

(1) Jabatan anggota Dewan Pengawas berakhir apabila:a. meninggal dunia;b. masa jabatannya berakhir;c. diberhentikan berdasarkan keputusan

Menteri; danl ataud. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggotaDewan Pengawas berdasarkan PeraturanPemerintah ini dan ketentuan peraturanperundang- undangan lainnya.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d termasuk tetapi tidak terbatas padarangkap jabatan yang dilarang dan pengundurandiri.

(3) Anggota Dewan Pengawas yang berhenti sebelumatau setelah masa jabatannya berakhir, kecualiberhenti karena meninggal dunia tetapbertanggung jawab terhadap tindakannya yangbelum diterima pertanggungjawabannya olehMenteri.

Page 41: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PF:lESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 41 -Paragraf 2

Tugas, Kewenangan, dan KewajibanDewan Pengawas

Dewan Pengawas bertugas:a. melakukan Pengawasan terhadap kebijakan

Pengurusan dan jalannya Pengurusan padaum umnya baik mengenai Perum maupun usahaPerum yang dilakukan oleh Direksi; dan

b. memberikan nasihat kepada Direksi termasukPengawasan terhadap pelaksanaan Rencana JangkaPanjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan,Anggaran Dasar, Keputusan Menteri, dan ketentuanperaturan perundang-undangan untuk kepentinganPerum sesuai dengan maksud dan tujuan Perum.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 59, Dewan Pengawas berwenang untuk:a. melihat buku, surat serta dokumen lainnya,

memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga, dan memeriksa kekayaan Perum;

b. memasuki pekarangan, gedung, dan kantoryang dipergunakan oleh Perum;

c. meminta penjelasan dari Direksi danl ataupej aba t lainnya mengenai segala persoalan yangmenyangkut pengelolaan Perum;

d. mengetahui segala kebijakan dan tindakan yangtelah dan akan dijalankan oleh Direksi;

e. meminta Direksi danl atau pejabat lainnya di bawahDireksi dengan sepengetahuan Direksi untukmenghadiri rapat Dewan Pengawas;

f. mengangkat dan memberhentikan sekretaris DewanPengawas, jika dianggap perlu;

g. memberhentikan semen tara anggota Direksisesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini;

h. membentuk komite lain selain komite audit,j ika dianggap perlu dengan memperhatikankemampuan Perum;

Page 42: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 42 -1. menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan

dalam jangka waktu tertentu atas beban Perum, jikadianggap perIu.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 59, Dewan Pengawas wajib untuk:a. memberi nasihat kepada Direksi dalam

melaksanakan Pengurusan Perum;b. meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana

Jangka Panjang serta Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan yang disiapkan Direksi sesuai denganketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini;

c. memberikan pendapat dan saran kepada Menterimengenai Rencana Jangka Panjang serta RencanaKerja dan Anggaran Perusahaan;

d. mengikuti perkembangan kegiatan Perum,memberikan pendapat dan saran kepada Menterimengenai setiap masalah yang dianggap penting bagiPengurusan Perum;

e. melaporkan dengan segera kepada Menteriapabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perum;

f. meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporantahunan yang disiapkan Direksi serta menandatanganilaporan tahunan;

g. memberikan penjelasan, pendapat, dan sarankepada Menteri mengenai laporan tahunan, apabiladiminta;

h. menyusun program kerja tahunan dandimasukkan dalam Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan;

1. membentuk komite audit;J. mengusulkan auditor eksternal kepada Me~teri;k. membuat risalah rap at Dewan Komisaris dan

menyimpan salinannya;1. memberikan laporan tentang tugas Pengawasan yang

telah dilakukan selama tahun buku yang barulampau kepada Menteri; dan

Page 43: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIDENREPUBLIK iNDONESIA

m. melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugasPengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan peraturanperundangundangan, Anggaran Dasar, danl ataukeputusan Menteri.

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota DewanPengawas wajib mematuhi Anggaran Dasar danketentuan peraturan perundang-undangan sertawajib melaksanakan prinsip profesionalisme,efisiensi, transparansi, kemandirian,akuntabilitas, pertanggungjawaban, dankewajaran.

(2) Dalam mengawasi Perum, Dewan Pengawasmelaksanakan petunjuk yang diberikan olehMenteri sepanjang tidak bertentangan denganketentuan peraturan perundang-undangandanl atau Anggaran Dasar.

(1) Setiap anggota Dewan Pengawas wajib denganitikad baik, penuh kehati-hatian, dan tanggungjawab menjalankan tugas untuk kepentingan danusaha Perum sesuai dengan ketentuan peraturanperundang- undangan.

(2) Setiap anggota Dewan Pengawas bertanggungjawab penuh secara pribadi atas kerugian Perumapabila yang bersangkutan bersalah atau lalaimenjalankan tugasnya untuk kepentingan danusaha Perum.

(3) Dalam hal Dewan Pengawas terdiri atas 2 (dua)anggota Dewan Pengawas atau lebih, tanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2)berlaku secara tanggung renteng bagi setiapanggota Dewan Pengawas.

Page 44: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 44 -

(4) Anggota Dewan Pengawas tidak bertanggungjawabatas kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat(2) apabila dapat membuktikan bahwa:a. telah melakukan Pengawasan dengan itikadbaik dan kehati-hatian untuk kepentinganPerum dan sesuai dengan maksud dan tujuanPerum;

b. tidak mempunyai kepentingan pribadi baiklangsung maupun tidak langsung atas tindakanPengurusan Direksi yang mengakibatkankerugian; dan

c. telah memberikan nasihat kepada Direksi untukmencegah timbul atau berlanjutnyakerugian tersebut.

Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya,Dewan Pengawas dapat mengangkat seorang sekretarisDewan Pengawas atas beban Perum.

Jika dianggap perlu, Dewan Pengawas dalammelaksanakan tugasnya dapat memperoleh bantuantenaga ahli untuk hal tertentu dan jangka waktutertentu atas beban Perum.

Semua biaya yang diperlukan dalam rangkapelaksanaan tugas Dewan Pengawas dibebankankepada Perum dan secara jelas dimuat dalam RencanaKerja dan Anggaran Perusahaan.

Page 45: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 45 -Paragraf 3

Rapat Dewan Pengawas

(1) Segala keputusan Dewan Pengawas diambil dalamrapat Dewan Pengawas.

(2) Keputusan Dewan Pengawas dapat pula diambil diluar rapat Dewan Pengawas sepanjang seluruhanggota Dewan Pengawas setuju tentang cara danmateri yang diputuskan.

(3) Dalam setiap rapat Dewan Pengawas harus dibuatrisalah rapat yang ditandatangani oleh Ketuarap at Dewan Pengawas dan seluruh anggotaDewan Pengawas yang hadir, yang berisi hal-halyang dibicarakan dan diputuskan, termasukpernyataan ketidaksetujuan anggota DewanPengawas jika ada.

(4) Asli risalah rap at sebagaimana dimaksud padaayat (3) disampaikan kepada Direksi untukdisimpan dan dipelihara.

(1) Dewan Pengawas mengadakan rapat paling sedikit1 (satu) kali dalam setiap bulan dan dalam rapattersebut Dewan Pengawas dapat mengundangDireksi.

(2) Selain Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Dewan Pengawas dapat mengadakan rapatsewaktu-waktu apabila diperlukan oleh KetuaDewan Pengawas, diusulkan oleh paling sedikit1/3 (satu per tiga) dari jumlah anggota DewanPengawas, atau atas permin taan tertulis dariMenteri, dengan menyebutkan hal-hal yang akandibicarakan.Rapat Dewan Pengawas diadakan dikedudukan Perum, di tempat kegiatanPerum, atau di temp at lain di wilayahRepublik Indonesia yang ditetapkan olehPengawas.

tempatusahanegaraDewan

Page 46: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRCSIDENREPUBLIK INDONESIA

- 46-Pasal69

(1) Panggilan rapat Dewan Pengawas dilakukansecara tertulis oleh Ketua Dewan Pengawas atauoleh anggota Dewan Pengawas yang ditunjuk olehKetua Dewan Pengawas dan disampaikan dalamwaktu paling lama 3 (tiga) hari sebelum rapatdiadakan atau dalam waktu yang lebih singkatjika dalam keadaan mendesak, tidak termasuktanggal panggilan dan tanggal rapat.

(2) Dalam surat panggilan rapat harusmencantumkan acara, tanggal, waktu, dan tempatrapat.

(3) Panggilan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat(1) tidak disyaratkan apabila semua anggotaDewan Pengawas hadir dalam rapat.

(4) Rapat Dewan Pengawas adalah sah dan berhakmengambil keputusan yang mengikat, apabiladihadiri oleh Iebih dari 1/2 (satu per dual jumlahanggota Dewan Pengawas atau wakilnya.

(5) Dalam hal rapat Dewan Pengawas dilaksanakantanpa panggilan rapat secara tertulis, rap attersebut adalah sah dan berhak mengambilkeputusan yang mengikat apabila dihadiri olehseluruh anggota Dewan Pengawas atau wakilnya.

(6) Dalam mata acara lain-lain, rapat DewanPengawas tidak berhak mengambil keputusankecuali semua anggota Dewan Pengawas atauwakilnya yang sah hadir dan menyetujui agendarapat yang menjadi mata acara lain-lain.

(1) Seorang anggota Dewan Pengawas dapat diwakilidalam rapat hanya oleh anggota Dewan· Pengawaslainnya berdasarkan kuasa tertulis yangdiberikan khusus untuk keperluan itu.

(2) Seorang anggota Dewan Pengawas hanya dapatmewakili seorang anggota Dewan Pengawaslainnya.

Page 47: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 47 -Pasal 71

(1) Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh KetuaDewan Pengawas.

(2) Dalam hal Ketua Dewan Pengawas tidak hadiratau berhalangan, rapat Dewan Pengawasdipimpin oleh seorang anggota Dewan Pengawasyang khusus ditunjuk oleh Ketua DewanPengawas.

(3) Dalam hal Ketua Dewan Pengawas tidakmelakukan penunjukkan, salah seorang anggotaDewan Pengawas yang ditunjuk oleh dan diantaraanggota Dewan Pengawas yang ada, berwenanguntuk memimpin rap at Dewan Pengawas.

(4) Dalam hal penunjukkan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tidak dilakukan, anggota DewanPengawas yang paling lama menjabat sebagaianggota Dewan Pengawas yang memimpin rapatDewan Pengawas.

(5) Dalam hal anggota Dewan Pengawas yang palinglama menjabat sebagai anggota Dewan Pengawaslebih dari 1 (satu) orang, salah seorang darianggota Dewan Pengawas tersebut yang tertuadalam usia berwenang memimpin rapat DewanPengawas.

(1) Keputusan dalarn rapat Dewan Pengawas diambildengan musyawarah untuk mufakat.

(2) Dalam hal keputusan tidak dapat diambil denganmusyawarah mufakat, keputusan diambil dengansuara terbanyak biasa.

(3) Setiap anggota Dewan Pengawas berhak untukmengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu)suara untuk anggota Dewan Pengawas yangdiwakilinya.

(4) Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidaksetuju sarna banyaknya, keputusan rapat adalahyang sesuai dengan pendapat ketua rap at dengantetap memperhatikan ketentuan mengenaitanggung jawab sebagaimana dimaksud dalamPasal 63 ayat (2). .

Page 48: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPU8L1K INDONESIA

- 48 -(5) Suara blanko atau abstain dianggap menyetujui

usul yang diajukan dalam rapat.

(6) Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dantidak dihitung dalam menentukan jumlah suarayang dikeluarkan dalam Rapat.

Bagian KetujuhRencana Jangka Panjang

(1) Direksi wajib menyiapkan rancangan RencanaJangka Panjang yang merupakan rencanastrategis yang memuat sasaran dan tujuan Perumyang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima)tahun.

(2) Rancangan Rencana Jangka Panjang yang telahditandatangani bersama oleh Direksi denganDewan Pengawas disampaikan kepada Menteriuntuk disahkan menjadi Rencana JangkaPanjang.

Rencana Jangka Panjang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 73 ayat (2) paling sedikit memuat:a. evaluasi pelaksanaan Rencana Jangka

Panj ang sebelumnya;b. posisi Perum pada saat penyusunan Rencana

Jangka Panjang;c. asumsi yang dipakai dalam penyusunan

Rencana Jangka Panjang;d. penetapan mlSl, sasaran, strategi, kebijakan,

dan program kerja Rencana Jangka Panjang; dan

e. kebijakan pengembangan usaha Perum.

Page 49: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

P~ESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 49 -Bagian Kedelapan

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(1) Direksi wajib menyiapkan rancangan RencanaKerja dan Anggaran Perusahaan yang memuatpenjabaran tahunan dari Rencana JangkaPanjang.

(2) Rancangan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)yang telah ditandatangani bersama dengan DewanPengawas diajukan kepada Menteri paling lama60 (enam puluh) hari sebelum tahun anggarandimulai untuk memperoleh pengesahan.

(3) Rancangan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disahkan oleh Menteri paling lama 30 (tiga puluh)hari setelah tahun anggaran berjalan.

(4) Dalam hal rancangan Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan belum disahkan olehMenteri dalam jangka waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (3), rancangan Rencana Kerjadan Anggaran Perusahaan tersebut dianggap sahuntuk dilaksanakan sepanjang telah memenuhiketen tuan tata cara penyusunan Rencana Kerjadan Anggaran Perusahaan.

(5) Apabila Perum dinyatakan sehat selama 2 (dua)tahun berturut-turut, kewenangan Menteri untukmengesahkan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan sebagaimana dimaksud pad a ayat (3)dapat dikuasakan kepada Dewan Pengawas.

(1) Perubahan terhadap Rencana Kerja dan. AnggaranPerusahaan yang telah disahkan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 75 ayat (3) dilakukan olehMenteri.

(2) Usul perubahan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan yang telah ditandatangani bersamadengan Dewan Pengawas disampaikan olehDireksi kepada Menteri untuk mendapatpersetujuan.

Page 50: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 50 -(3) Persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sudah harus diberikan paling lama 30(tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya usulanperubahan dari Direksi.

(4) Dalam hal rancangan perubahan Rencana Kerjadan Anggaran Perusahaan belum disahkan olehMenteri dalam jangka waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (3), rancangan perubahanRencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tersebutdianggap sah untuk dilaksanakan sepanjang telahmemenuhi ketentuan tata cara penyusunanperubahan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan.

(5) Dalam hal pengesahan Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan telah dilimpahkan kepadaDewan Pengawas, kewenangan persetujuanperubahan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 75 paling sedikit memuat:a. misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan Perum,

dan program kerja/kegiatan;b. anggaran Perum yang dirinci atas setiap anggaran

program kerja/ kegiatan;c. proyeksi keuangan Perum dan anak perusahaannya;d. program kerja Dewan Pengawas; dane. hal-hallain yang memerlukan keputusan Menteri.

Bagian KesembilanPelaporan

(1) Direksi wajib menyiapkan laporan berkala yangmemuat pelaksanaan Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan.

Page 51: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIOENREPUBLIK iNDONESIA

- 51 -(2) Laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi laporan triwulanan dan laporan tahunan.

(3) Selain laporan berkala sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Direksi sewaktu-waktu dapat pulamemberikan laporan kh usus kepada DewanPengawas dan/ atau Menteri.

(4) Laporan berkala sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan laporan khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (3) disampaikan denganbentuk, isi, dan tatacara penyusunan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(1) Direksi wajib menyampaikan laporan triwulanankepada Dewan Pengawas paling lama 30 (tigapuluh)hari setelah berakhirnya periode triwulanan tersebut.

(2) Laporan triwulanan sebagaimana dimaksud padaayat (1)ditandatangani oleh semua anggota Direksi.

(3) Dalam hal ada anggota Direksi tidak menandatanganilaporan triwulanan sebagaimana dimaksud padaayat (2),harus disebutkan alasannya secara tertulis.

(1) Dalam waktu paling lama 5 (lima) bulan setelahtahun buku Perum ditutup, Direksi wajibmenyampaikan laporan tahunan termasuk laporankeuangan yang telah diaudit kepada Menteri untukmemperoleh pengesahan.

(2) Laporan tahunan Perum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditandatangani oleh semuaanggota Direksi dan Dewan Pengawas.

(3) Dalam hal ada anggota Direksi atau Dewan Pengawastidak menandatangani laporan tahunan sebagaimanadimaksud pada ayat (2), harus disebutkan alasannyasecara tertulis.

(4) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)memuat paling sedikit:

Page 52: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 52 -a. perhitungan tahunan yang terdiri dari neracaakhir tahun buku yang baru lampau danperhitungan laba rugi dari tahun buku yangbersangkutan serta penje1asan atas dokumentersebut, serta laporan mengenai hak-hak Perumyang tidak tercatat dalam pembukuan antara lainpenghapusbukuan piutang;

b. neraca gabungan dan perhitungan labarugi gabungan dari perusahaan yang tergabungdalam satu grup, di samping neraca danperhitungan laba rugi dari masing-masingperusahaan tersebut;

c. laporan mengenai keadaan dan jalannya Perumserta hasil yang telah dicapai;

d. kegiatan utama Perum dan perubahan selamatahun buku;

e. rincian masalah yang timbul selama tahunbuku yang mempengaruhi kegiatan Perum;

f. laporan mengenai tugas Pengawasan yang telahdilaksanakan oleh Dewan Pengawas selamatahun buku yang baru lampau;

g. nama anggota Direksi dan Dewan Pengawas; danh. gaji dan tunjangan lain bagi anggota Direksi danhonorarium serta tunjangan lain bagi anggotaDewan Pengawas.

(1) Perhitungan tahunan Perum sebagaimanadimaksud dalam Pasal 80 ayat (4) huruf a dibuatsesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

(2) Dalam hal Standar Akuntansi Keuangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapatdilaksanakan sebagaimana mestinya, harusdiberikan penjelasan serta alasannya.

(1) Direksi wajib menyerahkan perhitungan tahunankepada auditor eksternal yang ditunjuk olehMenteri atas usul Dewan Pengawas untuk diperiksa.

Page 53: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

hasil pemeriksaan auditor eksternaldimaksud pada ayat (1)

secara tertulis kepada Menteri untuk

Laporan atassebagaimanadisampaikandisahkan.

(3) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak dipenuhi, pengesahan perhitungantahunan tidak dapat dilakukan.

(4) Perhitungan tahunan sebagaimana dimaksud padaayat (1) setelah mendapat pengesahan Menteridiumumkan dalam surat kabar harian.

PersetujuanperhitunganMenteri.

(2) Dalam hal dokumen perhitungan tahunan yangdisediakan temyata tidak benar danl ataumenyesatkan, anggota Direksi dan Dewan Pengawassecara tanggung renteng bertanggung jawabterhadap pihak yang dirugikan.

(3) Anggota Direksi dan Dewan Pengawas dibebaskandari tanggung jawab sebagaimana dimaksud padaayat (2) apabila terbukti keadaan tersebut bukankarena kesalahannya.

laporan tahunantah unan Perum

dan pengesahandilakukan oleh

Pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83membebaskan Direksi dan Dewan Pengawas daritanggung jawab terhadap Pengurusan dan Pengawasanyang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu,sejauh tindakan terse but termuat dalam laporantah unan dan perhitungan tah unan serta, denganmemperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 54: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 54 -Bagian Kesepuluh

Satuan Pengawasan Intern

(1) Perum wajib membentuk Satuan Pengawasan Intern.(2) Satuan Pengawasan Intern sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dipimpin oleh seorang kepala yangbertanggungjawab kepada Direktur Utama.

Satuan Pengawasan Intern bertugas:a. . membantu Direktur Utama dalam melaksanakan

pemeriksaan operasional dan keuangan Perum,menilai pengendalian, pengelolaan danpelaksanaannya pada Perum, serta memberikansaran perbaikannya;

b. memberikan laporan tentang hasil pemeriksaan atauhasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intemsebagaimana dimaksud pada huruf a kepada DirekturUtama; dan

c. memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaanyang telah dilaporkan.

(1) Direktur Utama menyampaikan laporan hasilpemeriksaan Satuan Pengawasan Intern sebagaimanadimaksud dalam Pasal 86 huruf b kepada seluruhanggota Direksi, untuk selanjutnya ditindaklanjutidalam rapat Direksi.

(2) Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambillangkah yang diperlukan atas segala sesuatu yangdikemukakan dalam setiap laporan hasilpemeriksaan yang dibuat oleh Satuan PengawasanIntern. .

Atas permintaan tertulis Dewan Pengawas, Direksi wajibmemberikan keterangan hasil pemeriksaan atau hasilpelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intem sebagaimanadimaksud dalam Pasal 86 huruf b.

Page 55: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIOENREPUBLIK iNDONESIA

- 55 -Pasal89

Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan PengawasanIntern wajib menjaga kelancaran tugas satuan organisasilainnya dalam Perum sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing.

Bagian KesebelasKomiteAudit dan Komite Lainnya

(1) Dewan Pengawas wajib membentuk komite audityang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantuDewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya.

(2) Pembentukan komite audit dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Komite audit bertugas untuk :a. membantu Dewan Pengawas dalammemastikan efektivitas sistem pengendalianintern dan efektivitas pelaksanaan tugasauditor eksternal dan auditor internal;

b. menilai pelaksanaan kegiatan serta hasH audityang dilaksanakan oleh SatuanPenga wasan In tern maupun auditoreksternal;

c. memberikan rekomendasi mengenalpenyempurnaan sistem pengendalianmanaj emen serta pelaksanaannya;

d. memastikan telah terdapat prosedurreview yang memuaskan terhadap segalainformasi yang dikeluarkan Perum;

e. melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukanperhatian Dewan Pengawas serta tugas DewanPengawas lainnya; dan

f. melakukan tugas lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan dan/atau yangditetapkan oleh Dewan Pengawas.

(1) Dewan Pengawas dapat membentuk komite lainuntuk membantu tugas Dewan Pengawas.

Page 56: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 56 -(2) Pembentukan dan pelaksanaan tugas komite lain

dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian KeduabelasPenggunaan Laba dan Dana Cadangan

(1) Setiap tahun buku, Perum wajib menyisihkanjumlah tertentu dari laba bersih untuk cadangan.

(2) Penyisihan laba bersih sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan sampai cadangan mencapai palingsedikit 20% (dua puluh persen) dari modal Perum.

(3) Dana cadangan sampai dengan jumlah 20% (dua puluhpersen) dari modal Perum hanya dapat digunakanuntuk menutup kerugian Perum.

(4) Apabila dana cadangan telah melebihijumlah 20% (duapuluh persen), Menteri dapat memutuskanagar kelebihan dad dana cadangan tersebutdigunakan untuk keperluan Perum.

(5) Direksi harus mengelola dana cadangan agar danacadangan terse but memperoleh laba dengan carayang baik dengan memperhatikan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(6) Laba yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangandimasukkan dalam perhitungan laba rugi.

(1) Penggunaan laba bersih Perum termasuk jumlahpenyisihan untuk cadangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 92 ditetapkan oleh Menteri.

(2) Menteri dapat menetapkan sebagian atau seluruhlaba bersih Perum digunakan untuk pembagiantansiem (tantiem) untuk Direksi dan DewanPengawas, bonus untuk karyawan, atau penempatanlaba bersih tersebut dalam cadangan Perum yangantara lain diperuntukan bagi perluasan usahaPerum.

Page 57: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun bukumenunjukkan adanya kerugian yang tidak dapat ditutupdengan dana cadangan, kerugian itu akan tetapdicatat dalam pembukuan Perum dan Perum dianggaptidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat itubelum seluruhnya tertutup, dengan tidak mengurangiketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KetigabelasPenggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Perubahan

Bentuk Badan Hukum Perum

(1) Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, danperu bahan ben tuk badan hukum Perumditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

(2) Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, danperubahan bentuk badan hukum Perum dilakukansesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian KeempatbelasPembubaran Perum

(1) Pembubaran Perum ditetapkan dengan PeraturanPemerintah.

(2) Pembubaran Perum dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal Perum bubar, Perum tidak dapatmelakukan perbuatan hukum kecuali diperlukanuntuk membereskan kekayaan Perum dalamproses likuidasi.

Page 58: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 58 -(2) Tindakan pemberesan kekayaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)meliputi:a. Pencatatan dan pengumpulan kekayaan Perum;b. penentuan tata cara pembagian kekayaan Perum;c. pembayaran kepada para kreditor;d. pem bayaran sisa kekayaan Perum hasillikuidasi kepada Menteri; dan

e. tindakan lain yang perlu di lakukan dalampelaksanaan pemberesan kekayaan Perum.

Bagian KelimabelasTahun Buku Perum

Tahun buku Perum adalah tahun takwim, kecuali jikaditetapkan lain oleh Menteri.

Bagian KeenambelasKaryawan Perum

(1) Karyawan Perum merupakan pekerja Perum yangpengangkatan, pemberhentian, hak, dankewajibannya ditetapkan oleh Direksi berdasarkanperjanjian kerja bersama sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidangketenagakerjaan.

(2) Bagi karyawan Perum tidak berlaku segala ketentuankepegawaian dan eselonisasi jabatan yang berlaku bagiPegawai Negeri Sipil.

Dalam hal karyawan Perum diangkat menjadi anggotaDireksi Perum, Direksi pada Badan Usaha Milik Negaralain, atau Direksi anak Perum yang dahulunyaberstatus Badan Usaha Milik Negara, yang bersangkutanpensiun sebagai karyawan Perum dengan pangkat tertinggidalam Perum, terhitung sejak tanggal diangkat menjadianggota Direksi, dan berhak atas hak pensiun tertinggidalam Perum.

Page 59: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 59 -Pasal 101

(1) Karyawan Perum dilarang menjadi pengurus partaipolitik, calon anggota legislatif, anggota legislatif,calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah,kepala daerah, danl atau wakil kepala daerah.

(2) Dalam hal karyawan Perum menjadi penguruspartai politik, calon anggota legislatif, anggotalegislatif, calon kepala daerah, calon wakil kepaladaerah, kepala daerah, danl atau wakil kepaladaerah, yang bersangkutan berhenti dengansendirinya dari jabatannya sebagai karyawanterhitung sejak tanggal ditetapkan menjadipengurus partai politik, calon anggota legislatif,anggota legislatif, calon kepala daerah, calon wakilkepala daerah, kepala daerah, danl atau wakilkepala daerah.

Bagian KetujuhbelasPenerbitan Obligasi dan Surat Utang Lainnya

Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya oleh Perumditetapkan oleh Menteri dengan memperhatikan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian Kede1apanbelasPengadaan Barang dan Jasa

(1) Pengadaan barang dan jasa oleh Perum yangmenggunakan dana langsung dan AnggaranPendapatan dan Be1anja Negara baik sebagianmaupun seluruhnya dilaksanakan sesuai denganketentuan pe1aksanaan Anggaran Pendapatan danBelanja Negara.

(2) Direksi Perum menetapkan tata cara pengadaanbarang dan jasa bagi Perum selain pengadaanbarang dan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat(1), berdasarkan pedoman umum yang ditetapkanoleh Menteri.

Page 60: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 60-Bagian Kesembilanbelas

Penghasilan Direksi dan Dewan Pengawas

(1) Besaran dan jenis penghasilan Direksi dan DewanPengawas ditetapkan oleh Menteri denganmemperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penetapan penghasilan Direksi dan Dewan Pengawasdilakukan dengan memperhatikan pendapatan,aktiva, pencapaian target, kemampuan keuangan,dan tingkat kesehatan Perum.

(3) Selain memperhatikan hal-hal sebagaimanadimaksud pada ayat (2), Menteri dapat pulamemperhatikan faktor-faktor lain yang relevan.

(4) Selain penghasilan yang diterima sebagaianggota Direksi dan Dewan Pengawas yangditetapkan oleh Menteri, anggota Direksi dan anggotaDewan Pengawas dilarang mengambil keuntunganpribadi dari kegiatan Perum.

Bagian KeduapuluhDokumen Perum

Direksi wajib mengelola dokumen Perum sesuai denganketentuan peraturan perundang-undanganmengenai dokumen perusahaan.

Bagian Keduapuluh SatuPenghapusan dan Pemindahtanganan Aset Perum

Penghapusan dan pemindahtanganan aset Perumdilakukan sesuai dengan tata cara yang diatur dalamPeraturan Menteri.

Page 61: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 61 -Bagian Keduapuluh Dua

Kepailitan

(1) Pengajuan permohonan untuk mempailitkanPerum ke pengadilan hanya dapat dilakukan olehMenteri Keuangan.

(2) Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan ataukelalaian Direksi dan kekayaan Perum tidak cukupuntuk menutup kerugian akibat kepailitantersebut, setiap anggota Direksi secara tanggungrenteng bertanggung jawab atas kerugian terse but.

(3) Anggota Direksi yang dapat membuktikanbahwa kepailitan bukan karena kesalahan ataukelalaiannya, tidak bertanggung jawab secaratanggung renteng atas kerugian tersebut.

Bagian Keduapuluh TigaGanti Rugi

Anggota Direksi dan semua karyawan Perum yang karenatindakan melawan hukum menimbulkan kerugian bagiPerum diwajibkan mengganti kerugian tersebut.

BABIVKETENTUANPERALIHAN

(1) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura I,Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II,dan Bandar Udara Unit Pelaksana Teknis DirektoratJenderal Perhubungan Udara, serta Bandar Udaralainnya tetap menjalankan pelayanan navigasipenerbangan sampai dengan terbentuk danberoperasinya Perusahaan Umum (Perum) LembagaPenyelenggara Pelayanan Navigasi PenerbanganIndonesia.

Page 62: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

- 62 -(2) Sejak terbentuk dan beroperasinya Perusahaan

Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara PelayananNavigasi Penerbangan Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pendapatan pelayanannavigasi penerbangan dipungut oleh Perum.

(3) Kewajiban Perusahaan Perseroan (Persero) PTAngkasa Pura I dan Perusahaan Perseroan (Persero)PT Angkasa Pura II kepada Negara terkait denganpe1ayanan jasa penerbangan dalam negeri dan luarnegeri berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas jenisPenerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku padaDepartemen Perhubungan, terhitung sejakpengalihan pengelolaan pelayanan navigasiPerusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura Idan Perusahaan Perseroan (Persero) PTAngkasa PuraII kepada Perum, menjadi kewajiban Perum.

(4) Penunjukan dan pengangkatan Direksi dan DewanPengawas dilakukan oleh Menteri paling lama 3 (tiga)bulan sete1ah berlakunya peraturan pemerintah ini.

(5) Dalam masa transisi, se1ama personil, pembiayaan,peralatan, dan dokumen belum dialihkan dariPerusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura I,Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II,dan Bandar Udara Unit Pelaksana Teknis DirektoratJenderal Perhubungan Udara kepada Perum, makastatus personil, pembiayaan, peralatan, dan dokumenmasih tetap menjadi tanggung jawab PerusahaanPerseroan (Persero) PT Angkasa Pura I, PerusahaanPerseroan (Persero) PT Angkasa Pura II, dan BandarUdara Unit Pelaksana Teknis Direktorat JenderalPerhubungan Udara.

BABVKETENTUANPENUTUP

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Page 63: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA TENTANGjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2012/pp_no._77_tahun_2012.pdf · presiden republik indonesia peraturanpemerintahrepublikindonesia nomor77tahun2012

PRESIDENRE:PUE3LIK INDONESIA

- 63 -Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapad a tanggal 13 September 2012

PRESIDEN REPUBLIKINDONESIA,

Diundangkan di Jakartapada tanggal 13 September 2012MENTERIHUKUMDANHAKASASIMANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,