PERATURAN SENAT AKADEMIK -...

24

Transcript of PERATURAN SENAT AKADEMIK -...

Page 1: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...
Page 2: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

i

PERATURAN SENAT AKADEMIK

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

2015

Page 3: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

ii

PERATURAN SENAT AKADEMIK

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab

Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag

Ketua

Dr. Moh. Roqib, M.Ag

Anggota

Dr. Jamal, M.Ag

Dr. Munjin, M.Pd.I

Dr. Rohmad, M.Pd.

Dr. Supriyanto

Drs. Asdlori, M.Pd.I

Dr. Suwito, M.Ag

Dr. Hj. Naqiyah, M.Ag

Toifur, S.Ag., M.Si.

Editor

Abdul Wachid B.S., S.S., M.Hum

Penerbit

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

Jl. Jend. A. Yani No. 40 A Purwokerto Telp. 0281-635624, Fax.

0281-636553

All Right Reserved

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Page 4: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

iii

KATA PENGANTAR

Senat Akademik merupakan badan normatif tertinggi di IAIN

Purwokerto dalam bidang akademik yang terdiri dari Rektor, Dekan

Fakultas, Guru Besar yang dipilih melalui pemilihan, dan para Wakil

Dosen Non-Guru Besar yang dipilih melalui pemilihan, dan unsur

yang lain ditetapkan oleh Senat Akademik.

Senat Akademik merupakan badan normatif tertinggi di bidang

akademik dan bertanggungjawab kepada masyarakat akademik.

Sesuai dengan kedudukan tersebut, Senat Akademik bertugas

membuat berbagai acuan untuk penyelenggaraan dan

pengembangan Satuan Akademik seperti norma, kebijakan dasar,

ketentuan umum dan tolak ukur kinerja serta mengawasi

pelaksanaannya. Senat Akademik juga bertugas untuk memantau

dan memberikan penilaian atas kinerja Pimpinan Institut dalam

bidang manajemen akademik dan memberikan hasil penilaiannya,

memantau penyelenggaraan kegiatan akademik; dan secara proaktif

menjaring dan memperhatikan pandangan masyarakat akademik

dan masyarakat umum.

Selaku penyusun, kami mohon maaf apabila dalam panduan

ini ada kekurangan dan kesalahan. Atas perhatian dan kerjasama

semua pihak, kami ucapkan terimakasih.

Purwokerto, Oktober 2015

Penyusun

Page 5: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

TIM PENYUSUN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................ iii

DAFTAR ISI .................................................................................. iv

SK REKTOR .................................................................................. 1

BAB I KETENTUAN UMUM ..................................................... 2

BAB II TUJUAN ......................................................................... 2

BAB III KEDUDUKAN SENAT AKADEMIK ................................ 3

BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ..................................... 4

BAB V TUGAS SENAT AKADEMIK .......................................... 4

BAB VI WEWENANG SENAT AKADEMIK ................................. 5

BAB VII MASA JABATAN ............................................................ 6

BAB VIII PEMBERHENTIAN ANGGOTA SENAT AKADEMIK ...... 6

BAB IX PERGANTIAN ANTAR WAKTU ..................................... 7

BAB X PERSIDANGAN ............................................................. 7

BAB XI ASPIRASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT ........... 14

BAB XII TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN ................ 15

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP ............................................. 18

BAB XIV PENUTUP .................................................................... 19

Page 6: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

1

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PURWOKERTO

NOMOR 618 TAHUN 2015

TENTANG

PERATURAN SENAT AKADEMIK

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO TAHUN 2015

REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

Menimbang : Bahwa untuk memberikan pedoman bagi seluruh

pelaksanaan kegiatan pada Institut Agama Islam

Negeri Purwokerto, sekaligus sebagai alat kontrol

bagi kegiatan civitas akademika Institut Agama

Islam Negeri Purwokerto, maka perlu menetapkan

Peraturan Senat Akademik Institut Agama Islam

Negeri Purwokerto Tahun 2015.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003;

2. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012;

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun

2009;

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun

2010;

5. Keputusan Presiden RI Nomor 139 Tahun

2014;

6. Peraturan Pemerintah RI Tahun Nomor 139

Tahun 2015;

7. Peraturan Menteri Agama RI Tahun Nomor

139 Tahun 2015;

Page 7: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

2

8. PMA Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja IAIN Purwokerto.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Peraturan Senat Akademik IAIN Purwokerto

Tahun 2015.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. IAIN adalah Institut Agama Islam Negeri Purwokerto;

2. Rektor adalah Rektor IAIN Purwokerto;

3. Senat Akademik yang selanjutnya disingkat SA adalah Senat

Akademik IAIN Purwokerto;

4. Dosen adalah dosen IAIN Purwokerto yang berstatus pegawai

negeri sipil;

5. Sidang adalah Sidang yang diselenggarakan oleh SA.

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Peraturan ini dibuat dengan tujuan memberikan pedoman

pelaksanaan pemberian pertimbangan, pengawasan kebijakan, dan

penetapan norma dan ketentuan akademik.

Page 8: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

3

BAB III

KEDUDUKAN SENAT AKADEMIK

Pasal 3

(1) Senat Akademik merupakan unsur penyusun kebijakan yang

menjalankan fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan

kebijakan akademik.

(2) Anggota Senat terdiri atas:

a. Profesor;

b. Wakil Dosen bukan Profesor dari setiap Fakultas; dan

c. Rektor, Wakil Rektor, Dekan, dan Direktur sebagai anggota

ex-officio.

(3) Keanggotaan Senat dari Wakil Dosen bukan Profesor

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan dosen

tetap yang diusulkan oleh Fakultas dan tidak sedang mendapat

tugas tambahan serta tidak dalam Tugas Belajar atau Izin

Belajar.

(4) Usulan oleh Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Anggota Senat dari unsur Dosen paling sedikit 1 (satu) orang

dari setiap Fakultas;

b. Jika Fakultas memiliki dosen lebih dari 36 (tiga puluh enam)

orang, diwakili oleh 2 (dua) orang anggota Senat, dan

selanjutnya berlaku kelipatannya; dan

c. Jumlah Wakil Dosen setiap Fakultas paling banyak 3 (tiga)

orang.

(5) Anggota Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Lulusan program Doktor (S3) dengan jabatan fungsional

paling rendah Lektor atau program Magister (S2) dengan

jabatan fungsional paling rendah Lektor Kepala;

Page 9: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

4

b. Telah memiliki pengalaman mengajar paling singkat 4

(empat) tahun pada bidangnya; dan memiliki komitmen dan

integritas.

(6) Anggota Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c

diangkat untuk masa jabatan 4 (empat) tahun mengikuti masa

jabatan Rektor dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali

masa jabatan.

BAB IV

SUSUNAN SENAT AKADEMIK

Pasal 4

(1) Senat Akademik terdiri dari:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Ketua Komisi;

d. Anggota.

(2) Komisi terdiri dari:

a. Komisi A Bidang Pendidikan dan Pengajaran;

b. Komisi B Bidang Penelitian dan Inovasi;

c. Komisi C Bidang Pengabdian pada Masyarakat, Kerjasama,

SDM dan Alumni.

BAB V

TUGAS SENAT AKADEMIK

Pasal 5

(1) Memberikan pertimbangan calon Rektor;

(2) Memberikan pertimbangan kenaikan jabatan fungsional Dosen

ke Lektor Kepala dan Profesor;

Page 10: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

5

(3) Memberikan pertimbangan pengangkatan pertama dalam

jabatan akademik dosen;

(4) Menetapkan norma dan ketentuan akademik serta mengawasi

penerapannya;

(5) Memberikan pertimbangan/masukan kepada Rektor dalam

menyusun dan/atau mengubah Rencana Pengembangan Institut

atau Rencana Kerja Anggaran dalam bidang akademik;

(6) Memberi pertimbangan pada Rektor terkait dengan pembukaan,

penggabungan, atau penutupan Fakultas, Jurusan, dan Program

Studi;

(7) Mengawasi kebijakan dan pelaksanaan tridharma perguruan

tinggi yang telah ditetapkan dalam Rencana Pengembangan

Institut; dan

(8) Mengawasi kebijakan dan pelaksanaan penjaminan mutu

pendidikan.

BAB VI

WEWENANG SENAT AKADEMIK

Pasal 6

(1) Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan organ Institut;

(2) Meminta pejabat Institut atau warga Institut untuk memberikan

keterangan tentang sesuatu hal yang perlu ditangani demi

kepentingan Institut;

(3) Menyampaikan hasil penyusunan dan perumusan kebijakan,

norma, dan peraturan akademik kepada Rektor untuk

ditetapkan;

(4) Menyampaikan memorandum untuk mengingatkan Pimpinan

Institut apabila SA menganggap Pimpinan Institut sungguh

melanggar Peraturan Institut di bidang Akademik;

Page 11: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

6

(5) Menyampaikan memorandum hasil penilaian atas mutu

akademik unit-unit pelaksana akademik kepada Pimpinan Institut

untuk ditindaklanjuti;

(6) Menyampaikan hasil pembahasannya terhadap Rencana

Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran di bidang

akademik kepada Pimpinan Institut sebagai masukan.

BAB VII

MASA JABATAN

Pasal 7

Masa jabatan SA adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali

hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

BAB VIII

PEMBERHENTIAN ANGGOTA SENAT AKADEMIK

Pasal 8

(1) Keanggotaan anggota SA berakhir karena:

a. Berakhir masa jabatan;

b. Ditugaskan sebagai pejabat negara;

c. Mendapat tugas tambahan berdasarkan keputusan Rektor

kecuali Kepala Laboratorium dan Studio;

d. Berhalangan tetap selama 6 (enam) bulan;

e. Mengundurkan diri;

f. Melanggar kode etik IAIN Purwokerto;

g. Dipidana dengan pidana penjara karena melakukan tidak

pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;

h. Perubahan organisasi IAIN Purwokerto;

i. Meninggal dunia.

Page 12: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

7

BAB IX

PERGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 9

(1) Keanggotaan SA yang diberhentikan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 10 dapat dilakukan penggantian dan pengangkatan

anggota SA yang baru;

(2) Penagangkatan anggota SA sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan anggota SA pengganti antar waktu dan

dilkasanakan sesuai dengan ketentuan pasal 5, pasal 6, pasal 7

dan pasal 8 peraturan SA ini;

(3) Masa jabatan anggota SA pengganti antar waktu adalah

melanjutkan sisa masa jabatan anggota SA yang diberhentikan;

(4) Anggota SA pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) yang meneruskan sisa masa jabatan lebih dari 2,5

(dua setengah) tahun, dihitung sebagai masa jabatan.

BAB X

PERSIDANGAN

Pasal 10

Jenis Sidang SA adalah:

a. Sidang Terbuka

1) Wisuda;

2) Dies Natalis;

3) Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan (H.C.);

4) Pengukuhan Jabatan Fungsional Guru Besar.

b. Sidang Tertutup

1) Sidang Pleno;

2) Sidang Pimpinan SA;

3) Sidang Komisi;

4) Sidang Gabungan Komisi;

Page 13: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

8

5) Sidang Panitia Kerja;

6) Sidang Kerja.

Pasal 11

Sidang Pleno adalah Sidang anggota yang dipimpin oleh Pimpinan

SA dan merupakan forum tertinggi dalam melaksanakan tugas,

fungsi, dan wewenang SA.

Pasal 12

Sidang Pimpinan SA adalah Sidang Pimpinan yang dipimpin oleh

Ketua SA.

Pasal 13

Sidang Komisi adalah Sidang anggota Komisi yang dipimpin oleh

pimpinan Komisi.

Pasal 14

(1) Sidang Gabungan Komisi adalah Sidang bersama yang

diadakan oleh lebih dari satu Komisi, dihadiri oleh anggota

Komisi-Komisi yang bersangkutan dan dipimpin oleh pimpinan

Sidang Gabungan Komisi.

(2) Pimpinan Sidang Gabungan Komisi merupakan satu kesatuan

pimpinan yang bersifat kolektif serta mencerminkan unsur

pimpinan Komisi-Komisi yang bersangkutan.

(3) Pimpinan Sidang Gabungan Komisi terdiri atas seorang Ketua

dan satu orang atau lebih Wakil Ketua, yang dipilih oleh anggota

Komisi-Komisi yang bersangkutan dari pimpinan Komisi-Komisi

tersebut, kecuali apabila Pimpinan SA menentukan lain.

(4) Pembagian tugas anggota pimpinan Sidang Gabungan Komisi

diatur sendiri berdasarkan tugas pimpinan Sidang Gabungan

Komisi.

Page 14: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

9

(5) Apabila dalam Sidang pimpinan dari Sidang Gabungan Komisi

ada anggota pimpinan Sidang Gabungan Komisi yang

berhalangan hadir, ia dapat digantikan oleh anggota pimpinan

Komisi yang bersangkutan dalam Sidang Gabungan Komisi

tersebut.

(6) Sidang Pimpinan dari Sidang Gabungan Komisi adalah Sidang

pimpinan Sidang Gabungan Komisi yang dipimpin oleh Ketua

Sidang Gabungan Komisi.

(7) Penggantian anggota pimpinan Sidang Gabungan Komisi

dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3).

Pasal 15

Sidang Panitia Kerja adalah Sidang anggota Panitia Kerja yang

dipimpin oleh pimpinan Panitia Kerja.

Pasal 16

(1) Sidang Kerja adalah Sidang antara Komisi atau Gabungan

Komisi dengan Pimpinan Institut, dalam hal ini Rektor atau Wakil

Rektor atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mewakilinya, atas

undangan Pimpinan SA, yang dipimpin oleh pimpinan Komisi,

pimpinan Sidang Gabungan Komisi.

(2) Undangan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan

kepada Rektor atau Wakil Rektor dengan mencantumkan

persoalan yang akan dibicarakan serta diberikan waktu

secukupnya untuk mempelajari persoalan tersebut.

Sifat Sidang

Pasal 17

(1) Sidang Pleno, Sidang Komisi, Sidang Gabungan Komisi, Sidang

Kerja, dan Sidang Dengar Pendapat pada dasarnya bersifat

Page 15: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

10

tertutup, kecuali apabila Sidang yang bersangkutan atau

Pimpinan SA memutuskan Sidang tersebut bersifat terbuka.

(2) Sidang tertutup adalah Sidang yang hanya dihadiri oleh anggota

dan undangan.

(3) Sidang terbuka adalah Sidang yang dihadiri oleh anggota dan

bukan anggota.

Pasal 18

(1) Sidang terbuka yang sedang berlangsung dapat diusulkan untuk

dinyatakan tertutup, baik oleh Ketua Sidang maupun Rektor/

Wakil Rektor yang menghadiri Sidang tersebut.

(2) Apabila dipandang perlu, Sidang dapat ditunda untuk sementara

guna memberi waktu kepada pimpinan Sidang maupun Rektor/

Wakil Rektor membicarakan usul sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

(3) Sidang yang bersangkutan memutuskan apakah usul,

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disetujui atau ditolak.

(4) Apabila Sidang menyetujui usul tersebut, Ketua Sidang

menyatakan Sidang yang bersangkutan sebagai Sidang tertutup

dan mempersilakan mereka yang bukan anggota meninggalkan

ruang Sidang.

Pasal 19

(1) Pembicaraan dan keputusan dalam Sidang tertutup bersifat

rahasia dan tidak boleh diumumkan apabila dinyatakan secara

tegas sebagai rahasia dan tidak dapat diumumkan.

(2) Sifat rahasia, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus

dipegang teguh oleh mereka yang mengetahui pembicaraan

dalam Sidang tertutup tersebut.

(3) Karena sifatnya dan/atau karena hal tertentu, baik atas usul

Ketua Sidang maupun atas usul Rektor/ Wakil Rektor yang

menghadiri Sidang tersebut, Sidang dapat memutuskan untuk

Page 16: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

11

mengumumkan seluruh atau sebagian pembicaraan dalam

Sidang tertutup itu.

Tata Cara Sidang

Pasal 20

(1) Setiap Anggota SA wajib menandatangani daftar hadir.

(2) Untuk para undangan disediakan daftar hadir tersendiri.

(3) Ketua Sidang membuka Sidang apabila telah hadir separuh

jumlah anggota Sidang.

(4) Ketua Sidang menunda pembukaan Sidang tersebut paling lama

15 (lima belas) menit apabila pada waktu yang telah ditentukan

untuk membuka Sidang.

(5) Ketua Sidang dapat membuka Sidang apabila pada akhir waktu

penundaan, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

belum juga terpenuhi.

(6) Sidang, sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dapat mengambil

keputusan apabila memenuhi kuorum (separuh lebih satu).

(7) Setelah Sidang dibuka, Ketua Sidang membahas agenda Sidang

yang telah ditetapkan.

(8) Ketua Sidang menutup Sidang setelah semua acara yang

ditetapkan selesai dibicarakan.

(9) Ketua Sidang menunda penyelesaian acara tersebut untuk

dibicarakan dalam Sidang berikutnya atau meneruskan

penyelesaian acara tersebut atas persetujuan Sidang apabila

acara yang ditetapkan untuk suatu Sidang belum terselesaikan.

(10)Ketua Sidang mengemukakan pokok-pokok keputusan dan/atau

kesimpulan yang dihasilkan oleh Sidang sebelum menutup

Sidang.

Pasal 21

Apabila Ketua SA berhalangan, Sidang dipimpin oleh Sekretaris

SA,dan apabila keduanya berhalangan sidang ditunda.

Page 17: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

12

Tata Cara Mengubah Acara Sidang

Pasal 22

(1) Rektor/ Warek atau Pimpinan Komisi dapat mengajukan usul

perubahan kepada Pimpinan SA mengenai acara Sidang yang

telah ditetapkan, baik mengenai perubahan waktu maupun

mengenai masalah baru, yang akan diagendakan untuk

dibicarakan dalam Sidang Pleno.

(2) Usul perubahan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan

secara tertulis dengan menyebutkan waktu dan masalah yang

diusulkan selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum acara

Sidang yang bersangkutan dilaksanakan.

(3) Pimpinan SA mengajukan usul perubahan, sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), pada saat dimulainya Sidang Pleno.

(4) Apabila Sidang Pleno tidak menyetujui usul perubahan, Sidang

Pleno dilaksanakan dengan acara yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Pasal 23

(1) Dalam keadaan memaksa, Pimpinan SA, Rektor/ Wakil Rektor,

atau Pimpinan Komisi dapat mengajukan usul perubahan

tentang acara Sidang Pleno yang sedang berlangsung.

(2) Sidang yang bersangkutan segera mengambil keputusan

tentang usul perubahan acara tersebut.

Notulen Sidang

Pasal 24

(1) Setiap Sidang dicatat dan ditandatangani oleh pimpinan Sidang.

(2) Notulen adalah catatan Sidang yang dibuat secara lengkap dan

berisi seluruh jalannya pembicaraan yang dilakukan dalam

Sidang serta dilengkapi dengan catatan tentang:

a. jenis dan sifat Sidang;

Page 18: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

13

b. hari dan tanggal Sidang;

c. tempat Sidang;

d. acara Sidang;

e. waktu pembukaan dan penutupan Sidang;

f. Pimpinan dan notulis Sidang;

g. jumlah dan nama Anggota yang menandatangani daftar

hadir; dan

h. undangan yang hadir.

(3) Yang dimaksud dengan notulis Sidang sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf f adalah staf sekretariat SA yang ditunjuk

untuk itu.

Pasal 25

Sekretaris SA menyusun notulen untuk dibagikan kepada Anggota

dalam waktu yang cukup sebelum Sidang berikutnya.

Pasal 26

(1) Dalam setiap Sidang Pimpinan SA, Sidang Komisi, dan Sidang

Gabungan Komisi dibuat Catatan Sidang yang ditandatangani

oleh Ketua dan Sekretaris Sidang yang bersangkutan.

(2) Catatan Sidang adalah catatan yang memuat pokok

pembicaraan, kesimpulan dan/atau keputusan yang dihasilkan

dalam Sidang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), serta

dilengkapi dengan catatan tentang hal sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 24.

Undangan Dan Peninjau

Pasal 27

(1) Undangan adalah:

a. Mereka yang bukan Anggota, yang hadir dalam Sidang SA

atas undangan Pimpinan SA; dan

Page 19: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

14

b. Anggota yang hadir dalam Sidang alat kelengkapan lainnya

atas undangan Pimpinan SA dan bukan anggota alat

kelengkapan yang bersangkutan.

(2) Peninjau adalah mereka yang hadir dalam Sidang SA dengan

mendapatkan persetujuan dari Pimpinan SA atau pimpinan alat

kelengkapan yang bersangkutan.

(3) Undangan dapat berbicara dalam Sidang atas persetujuan Ketua

Sidang, tetapi tidak mempunyai hak suara.

(4) Peninjau tidak mempunyai hak suara dan tidak boleh

menyatakan sesuatu, baik dengan perkataan maupun dengan

cara lain.

(5) Untuk undangan dan peninjau disediakan tempat tersendiri.

(6) Undangan dan peninjau wajib menaati tata tertib Sidang

dan/atau ketentuan lain yang diatur oleh SA.

BAB XI

ASPIRASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT

Pasal 28

SA menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan civitas

akademika tentang suatu permasalahan yang berada dalam ruang

lingkup tugas dan wewenang SA.

Pasal 29

(1) Civitas akademika yang datang secara langsung ke SA untuk

menyampaikan aspirasi dan/atau pengaduan diterima dan

disalurkan oleh Ketua SA kepada Komisi.

(2) Dalam menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan civitas

akademika, Komisi melaksanakan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4).

Page 20: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

15

(3) Pengaturan lebih lanjut mengenai teknis penyampaian aspirasi

dan pengaduan masyarakat yang disampaikan secara langsung

diatur lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal dengan

sepengetahuan Pimpinan SA.

BAB XII

TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Ketentuan Umum

Pasal 30

(1) Pengambilan keputusan adalah proses penyelesaian akhir suatu

masalah yang dibicarakan dalam setiap jenis Sidang SA.

(2) Semua jenis Sidang SA dapat mengambil keputusan.

(3) Keputusan Sidang SA, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat berupa persetujuan atau penolakan.

Pasal 31

(1) Pengambilan keputusan dalam Sidang SA pada dasarnya

diusahakan sejauh mungkin dengan cara musyawarah untuk

mencapai mufakat.

(2) Apabila cara pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tidak terpenuhi, keputusan diambil berdasarkan

suara terbanyak.

Pasal 32

(1) Setiap Sidang SA dapat mengambil keputusan apabila dihadiri

oleh setengah plus satu jumlah anggota Sidang.

(2) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

tercapai, Sidang ditunda sebanyak-banyaknya dua kali dengan

tenggang waktu masing-masing tidak lebih dari 24 (dua puluh

empat) jam.

Page 21: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

16

(3) Setelah dua kali penundaan, kuorum sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) belum juga tercapai, cara penyelesaiannya

diserahkan kepada :

a. Seluruh Anggota yang hadir apabila terjadi dalam Sidang

Pleno;

b. Pimpinan SA apabila terjadi dalam Sidang Komisi, Sidang

Gabungan Komisi; dan

c. Pimpinan Sidang dengan memperhatikan pendapat

Pimpinan SA apabila terjadi dalam Sidang-Sidang lainnya.

Pasal 33

Setiap keputusan Sidang SA, baik berdasarkan mufakat maupun

berdasarkan suara terbanyak, mengikat semua pihak yang terkait.

Keputusan Berdasarkan Mufakat

Pasal 34

(1) Pengambilan keputusan berdasarkan mufakat dilakukan setelah

Anggota Sidang yang hadir diberikan kesempatan untuk

mengemukakan pendapat serta saran, yang kemudian

dipandang cukup untuk diterima oleh Sidang sebagai

sumbangan pendapat dan pemikiran bagi penyelesaian masalah

yang sedang dimusyawarahkan.

(2) Untuk dapat mengambil keputusan, sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Ketua Sidang atau panitia yang ditunjuk

menyiapkan rancangan keputusan yang mencerminkan

pendapat dalam Sidang.

Pasal 35

Keputusan berdasarkan mufakat adalah sah apabila diambil dalam

Sidang yang dihadiri oleh Anggota dan disetujui oleh semua yang

hadir.

Page 22: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

17

Keputusan Berdasarkan Suara Terbanyak

Pasal 36

Keputusan berdasarkan suara terbanyak diambil apabila keputusan

berdasarkan mufakat sudah tidak terpenuhi karena adanya

pendapat sebagian Anggota Sidang yang tidak dapat dipertemukan

lagi dengan pendapat anggota Sidang yang lain.

Pasal 37

(1) Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dapat

dilakukan secara terbuka atau secara rahasia.

(2) Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak secara

terbuka dilakukan apabila menyangkut kebijakan.

(3) Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak secara

rahasia dilakukan apabila menyangkut orang atau masalah lain

yang dipandang perlu.

Pasal 38

(1) Keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila

diambil dalam Sidang yang dihadiri oleh Anggota dan disetujui

oleh lebih dari separoh plus satu jumlah Anggota yang hadir.

(2) Apabila sifat masalah yang dihadapi tidak tercapai dengan satu

kali pemungutan suara, Ketua Sidang mengusahakan agar

diperoleh jalan keluar yang disepakati atau melaksanakan

pemungutan suara secara berjenjang.

(3) Pemungutan suara secara berjenjang, sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), dilakukan untuk memperoleh dua pilihan

berdasarkan peringkat jumlah perolehan suara terbanyak.

(4) Apabila telah diperoleh dua pilihan, sebagaimana dimaksud

pada ayat (3), pemungutan suara selanjutnya dilakukan sesuai

dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(5) Pemberian suara secara terbuka untuk menyatakan setuju,

menolak, atau tidak menyatakan pilihan (abstain) dilakukan oleh

Page 23: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

18

anggota Sidang yang hadir dengan cara lisan, mengangkat

tangan, berdiri, tertulis, atau dengan cara lain yang disepakati

oleh anggota Sidang.

(6) Penghitungan suara dilakukan dengan menghitung secara

langsung tiap-tiap anggota Sidang.

(7) Anggota yang meninggalkan sidang (walk out) dianggap telah

hadir dan tidak mempengaruhi sahnya keputusan.

(8) Apabila hasil pemungutan suara tidak memenuhi ketentuan,

dilakukan pemungutan ulang yang pelaksanaannya

ditangguhkan sampai Sidang berikutnya dengan tenggang waktu

tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam.

(9) Apabila hasil pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud

pada ayat (8), ternyata tidak juga memenuhi ketentuan, hasilnya

tidak sah.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 39

(1) Usul perubahan Peraturan Tata Tertib SA dapat diajukan oleh

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) persen jumlah Anggota.

(2) Usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan

penjelasannya, diajukan secara tertulis kepada Pimpinan SA

yang disertai dengan daftar nama dan tanda tangan pengusul.

(3) Usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

diajukan paling cepat 6 (enam) bulan terhitung sejak berlakunya

Peraturan Tata Tertib ini.

Page 24: PERATURAN SENAT AKADEMIK - iainpurwokerto.ac.idiainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/67.-Peraturan... · BAB IV SUSUNAN SENAT AKADEMIK ... Wisuda; 2) Dies Natalis; 3 ...

19

Pasal 40

(1) Usul perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

diajukan oleh Pimpinan SA didalam Sidang Pleno untuk diambil

keputusan.

(2) Dalam hal usul perubahan disetujui, Sidang Pleno

menyerahkannya kepada Komisi B untuk melakukan

pembahasan.

(3) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diajukan kepada Sidang Pleno untuk diambil keputusan.

BAB XIV

PENUTUP

Pasal 41

(1) Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan

dalam Surat Keputusan ini, maka akan dilakukan perbaikan

sebagaimana mestinya.

(2) Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto

Pada Tanggal : 17 Oktober 2015

Rektor,

Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag

NIP. 19670815 199203 1 003