PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan...

46
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: Menimbang : bahwa untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam upaya peningkatan, perlindungan, dan kepastian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (2), Pasal 16 ayat (3), Pasal 37, Pasal 38 ayat (3), dan Pasal 39 ayat (3) Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; 1. Usaha . . .

Transcript of PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan...

Page 1: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 17 TAHUN 2013

TENTANG

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008

TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UsahaMikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4866);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANUNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANGUSAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

Menimbang : bahwa untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, danMenengah dalam upaya peningkatan, perlindungan, dankepastian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta untukmelaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (2), Pasal 16 ayat (3),Pasal 37, Pasal 38 ayat (3), dan Pasal 39 ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintahtentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

1. Usaha . . .

Page 2: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 2 -

1. Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan UsahaBesar adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, UsahaMenengah, dan Usaha Besar sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentangUsaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

2. Izin Usaha adalah bukti tertulis yang diberikan olehPejabat yang berwenang berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan sebagai bukti legalitasyang menyatakan sah bahwa Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah telah memenuhi persyaratan dandiperbolehkan untuk menjalankan suatu kegiatan usahatertentu.

3. Jangka Waktu adalah kondisi tingkatan lamanyapengembangan usaha yang diberikan kepada UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah.

4. Kemitraan adalah kerja sama dalam keterkaitan usaha,baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsipsaling memerlukan, mempercayai, memperkuat, danmenguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah dengan Usaha Besar.

5. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintahdan Pemerintah Daerah untuk memberdayakan UsahaMikro, Kecil, dan Menengah secara sinergis melaluipenetapan berbagai peraturan perundang-undangan dankebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi, agarUsaha Mikro, Kecil, dan Menengah memperolehpemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dandukungan berusaha yang seluas-luasnya.

6. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, UsahaMenengah, dan Usaha Besar yang melakukan kegiatanekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.

7. Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah,Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakatmelalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukanbank, untuk mengembangkan dan memperkuatpermodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

8. Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang selanjutnyadisingkat KPPU adalah komisi sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentangLarangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha TidakSehat.

9. Undang-Undang. . .

Page 3: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 3 -

9. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 20Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

10. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintahadalah Presiden Republik Indonesia yang memegangkekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

11. Menteri adalah menteri yang tugas dantanggungjawabnya di bidang Usaha Mikro, Kecil, danMenengah.

12. Menteri Teknis/Kepala Lembaga PemerintahNonkementerian adalah menteri/pimpinan lembagapemerintah nonkementerian yang secara teknisbertanggungjawab untuk mengembangkan Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah dalam sektor kegiatannya.

13. Pejabat adalah pejabat yang berwenang untukmemberikan Izin Usaha sesuai dengan tugas danfungsinya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

14. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati/walikota,dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah.

Pasal 2

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengankewenangannya menyelenggarakan pemberdayaan UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah.

(2) Pemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan:a. pengembangan usaha;b. Kemitraan;c. perizinan; dand. koordinasi dan pengendalian.

BAB II . . .

Page 4: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 4 -

BAB IIPENGEMBANGAN USAHA

Bagian KesatuUmum

Pasal 3

(1) Pengembangan usaha dilakukan terhadap Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah.

(2) Pengembangan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:a. fasilitasi pengembangan usaha; danb. pelaksanaan pengembangan usaha.

Bagian KeduaFasilitasi Pengembangan

Pasal 4

(1) Fasilitasi pengembangan usaha sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (2) huruf a dilakukan oleh Pemerintahdan Pemerintah Daerah.

(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran,sumber daya manusia, serta desain dan teknologi.

Bagian KetigaKegiatan Pengembangan

Pasal 5

(1) Pengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3dilakukan melalui:

a. pendataan, identifikasi potensi, dan masalah yangdihadapi;

b. penyusunan program pembinaan dan pengembangansesuai potensi dan masalah yang dihadapi;

c. pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan;dan

d. pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program.

(2) Pengembangan . . .

Page 5: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 5 -(2) Pengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan melalui pendekatan:a. koperasi;b. sentra;c. klaster; dand. kelompok.

Bagian KeempatPrioritas, Intensitas, dan Jangka Waktu

Pasal 6

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memprioritaskanpengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah melalui:a. pemberian kesempatan untuk ikut serta dalam

pengadaan barang dan jasa Pemerintah danPemerintah Daerah;

b. pencadangan usaha bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah melalui pembatasan bagi UsahaBesar;

c. kemudahan perizinan;d. penyediaan Pembiayaan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; ataue. fasilitasi teknologi dan informasi.

(2) Pemberian kesempatan untuk ikut serta dalampengadaan barang dan jasa Pemerintah dan PemerintahDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Pencadangan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b meliputi bidang dan sektor usaha:a. yang hanya boleh diusahakan oleh Usaha Mikro dan

Usaha Kecil;b. yang dapat dilakukan oleh Usaha Menengah dan

Usaha Besar melalui pola Kemitraan dengan UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah;

c. yang dapat dilakukan oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah yang bersifat inovatif, kreatif,dan/atau secara khusus diprioritaskan sebagaiprogram Pemerintah dan Pemerintah Daerah; dan

d. yang . . .

Page 6: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 6 -

d. yang dapat dilakukan oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah yang berada pada daerahperbatasan, bencana alam, pasca kerusuhan, dandaerah tertinggal.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencadangan usahasebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur denganPeraturan Presiden.

Pasal 7

(1) Fasilitasi pengembangan usaha sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 dilaksanakan berdasarkan intensitas danJangka Waktu.

(2) Intensitas dan Jangka Waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan berdasarkan klasifikasi dantingkat perkembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah.

(3) Menteri membuat pedoman klasifikasi dan tingkatperkembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Pedoman klasifikasi dan tingkat perkembangan UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah sebagaimanadimaksud pada ayat (3) paling sedikit meliputi:

a. kriteria klasifikasi berdasarkan masalah dan/ataupotensi;

b. penentuan klasifikasi;

c. pendekatan pengembangan;

d. bentuk fasilitasi; dan

e. Jangka Waktu fasilitasi.

(5) Menteri Teknis/Kepala Lembaga PemerintahNonkementerian, atau Pemerintah Daerah sesuai dengankewenangannya menetapkan intensitas dan JangkaWaktu fasilitasi pengembangan Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah sesuai dengan pedomansebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Bagian . . .

Page 7: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 7 -

Bagian KelimaPelaksanaan Pengembangan

Pasal 8

(1) Pelaksanaan pengembangan usaha sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b dilakukan olehDunia Usaha dan masyarakat.

(2) Pengembangan usaha oleh Dunia Usaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh:

a. Usaha Besar; dan

b. Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yangbersangkutan.

(3) Usaha Besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufa, melakukan pengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah dengan prioritas:

a. keterkaitan usaha;

b. potensi produksi barang dan jasa pada pasardomestik;

c. produksi dan penyediaan kebutuhan pokok;

d. produk yang memiliki potensi ekspor;

e. produk dengan nilai tambah dan berdaya saing;

f. potensi mendayagunakan pengembangan teknologi;dan/atau

g. potensi dalam penumbuhan wirausaha baru.

(4) Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengahsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, melakukanpengembangan usaha dengan:

a. mengembangkan jaringan usaha dan Kemitraan;

b. melakukan usaha secara efisien;

c. mengembangkan inovasi dan peluang pasar;

d. memperluas akses pemasaran;

e. memanfaatkan teknologi;

f. meningkatkan kualitas produk; dan

g. mencari sumber pendanaan usaha yang lebih luas.

(5) Pengembangan . . .

Page 8: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 8 -(5) Pengembangan usaha oleh masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) paling sedikit dilakukan dengan:

a. memprioritaskan penggunaan produk yang dihasilkanoleh Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah;

b. menciptakan wirausaha baru;

c. bimbingan teknis dan manajerial; dan/atau

d. melakukan konsultasi dan pendampingan.

Pasal 9

Pelaksanaan pengembangan usaha oleh Dunia Usaha danmasyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)dapat dilakukan dengan memperhatikan intensitas danJangka Waktu yang ditetapkan oleh Menteri, Menteri Teknis/Kepala Lembaga Pemerintah Nonkementerian, atauPemerintah Daerah.

BAB IIIKEMITRAAN

Bagian KesatuPola Kemitraan

Paragraf 1Umum

Pasal 10

(1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah dengan Usaha Besar dilaksanakan denganmemperhatikan prinsip Kemitraan dan menjunjung etikabisnis yang sehat.

(2) Prinsip Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi prinsip:

a. saling membutuhkan;

b. saling mempercayai;

c. saling memperkuat; dan

d. saling menguntungkan.

(3) Dalam melaksanakan Kemitraan, para pihak mempunyaikedudukan hukum yang setara dan terhadap merekaberlaku hukum Indonesia.

(4) Kemitraan . . .

Page 9: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 9 -(4) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, atau Usaha

Menengah dengan Usaha Besar dilaksanakan dengandisertai bantuan dan perkuatan oleh Usaha Besar.

Pasal 11

(1) Kemitraan mencakup proses alih keterampilan bidangproduksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan,sumber daya manusia, dan teknologi sesuai dengan polaKemitraan.

(2) Pola Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a. inti-plasma;

b. subkontrak;

c. waralaba;

d. perdagangan umum;

e. distribusi dan keagenan;

f. bagi hasil;

g. kerja sama operasional;

h. usaha patungan (joint venture);

i. penyumberluaran (outsourcing); dan

j. bentuk kemitraan lainnya.

(3) Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, atau UsahaBesar dalam melakukan pola Kemitraan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilarang memutuskan hubunganhukum secara sepihak sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 12

Dalam pelaksanaan Kemitraan sebagaimana dimaksud dalamPasal 11 ayat (2):

a. Usaha Besar dilarang memiliki dan/atau menguasaiUsaha Mikro, Usaha Kecil, dan/atau Usaha Menengahmitra usahanya; dan

b. Usaha Menengah dilarang memiliki dan/atau menguasaiUsaha Mikro dan/atau Usaha Kecil mitra usahanya.

Paragraf 2 . . .

Page 10: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 10 -

Paragraf 2Inti-Plasma

Pasal 13

Dalam pola Kemitraan inti-plasma:a. Usaha Besar berkedudukan sebagai inti, Usaha Mikro,

Usaha Kecil, dan Usaha Menengah berkedudukan sebagaiplasma; atau

b. Usaha Menengah berkedudukan sebagai inti, UsahaMikro dan Usaha Kecil berkedudukan sebagai plasma.

Paragraf 3Subkontrak

Pasal 14

Dalam pola Kemitraan subkontrak:

a. Usaha Besar berkedudukan sebagai kontraktor, UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah berkedudukansebagai subkontraktor; atau

b. Usaha Menengah berkedudukan sebagai kontraktor,Usaha Mikro dan Usaha Kecil berkedudukan sebagaisubkontraktor.

Paragraf 4Waralaba

Pasal 15

Dalam pola Kemitraan waralaba:a. Usaha Besar berkedudukan sebagai pemberi waralaba,

Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengahberkedudukan sebagai penerima waralaba; atau

b. Usaha Menengah berkedudukan sebagai pemberiwaralaba, Usaha Mikro dan Usaha Kecil berkedudukansebagai penerima waralaba.

Pasal 16 . . .

Page 11: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 11 -

Pasal 16

Usaha Besar yang memperluas usahanya dengan carawaralaba memberikan kesempatan dan mendahulukanUsaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yangmemiliki kemampuan.

Pasal 17

Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yang akanmengembangkan usaha dengan menerapkan sistem bisnismelalui pemasaran barang dan/atau jasa yang telah terbuktiberhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau dipergunakanoleh pihak lain, dapat melakukan Kemitraan dengan polawaralaba sebagai pemberi waralaba.

Pasal 18

Ketentuan mengenai waralaba diatur sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 5Perdagangan Umum

Pasal 19

(1) Dalam pola Kemitraan perdagangan umum:

a. Usaha Besar berkedudukan sebagai penerima barang,Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengahberkedudukan sebagai pemasok barang; atau

b. Usaha Menengah berkedudukan sebagai penerimabarang, Usaha Mikro dan Usaha Kecil berkedudukansebagai pemasok barang.

(2) Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah sebagaipemasok barang memproduksi barang atau jasa bagimitra dagangnya.

Pasal 20 . . .

Page 12: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 12 -

Pasal 20

(1) Kemitraan usaha dengan pola perdagangan umum, dapatdilakukan dalam bentuk kerja sama pemasaran,penyediaan lokasi usaha, atau menerima pasokan dariUsaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah olehUsaha Besar yang dilakukan secara terbuka.

(2) Pemenuhan kebutuhan barang dan jasa yang diperlukanoleh Usaha Besar atau Usaha Menengah dilakukandengan mengutamakan pengadaan hasil produksi UsahaKecil atau Usaha Mikro sepanjang memenuhi standarmutu barang dan jasa yang diperlukan.

(3) Pengaturan sistem pembayaran dalam bentuk kerja samaKemitraan perdagangan umum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan tidak merugikan salahsatu pihak.

Paragraf 6Distribusi dan Keagenan

Pasal 21

Dalam pola Kemitraan distribusi dan keagenan:a. Usaha Besar memberikan hak khusus memasarkan

barang dan jasa kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah; atau

b. Usaha Menengah memberikan hak khusus memasarkanbarang dan jasa kepada Usaha Mikro dan Usaha Kecil.

Paragraf 7Bagi Hasil

Pasal 22

Dalam pola Kemitraan bagi hasil:

a. Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengahberkedudukan sebagai pelaksana yang menjalankanusaha yang dibiayai atau dimiliki oleh Usaha Besar; atau

b. Usaha Mikro dan Usaha Kecil berkedudukan sebagaipelaksana yang menjalankan usaha yang dibiayai ataudimiliki oleh Usaha Menengah.

Pasal 23 . . .

Page 13: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 13 -

Pasal 23

(1) Masing-masing pihak yang bermitra dengan pola bagihasil memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuandan sumber daya yang dimiliki serta disepakati keduabelah pihak yang bermitra.

(2) Besarnya pembagian keuntungan yang diterima ataukerugian yang ditanggung masing-masing pihak yangbermitra dengan pola bagi hasil berdasarkan padaperjanjian yang disepakati.

Paragraf 8Kerja Sama Operasional

Pasal 24

Dalam pola Kemitraan kerja sama operasional:

a. antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengahdengan Usaha Besar menjalankan usaha yang sifatnyasementara sampai dengan pekerjaan selesai; atau

b. antara Usaha Mikro dan Usaha Kecil dengan UsahaMenengah menjalankan usaha yang sifatnya sementarasampai dengan pekerjaan selesai.

Paragraf 9Usaha Patungan

Pasal 25

(1) Usaha Mikro, Usaha Kecil, atau Usaha Menengah lokaldalam melaksanakan kegiatan usahanya dapatmelakukan Kemitraan usaha dengan Usaha Besar asingmelalui pola usaha patungan (joint venture) dengan caramenjalankan aktifitas ekonomi bersama denganmendirikan perusahaan baru.

(2) Usaha Mikro dan Usaha Kecil lokal dalam melaksanakankegiatan usahanya dapat melakukan Kemitraan usahadengan Usaha Menengah asing melalui pola usahapatungan (joint venture) dengan cara menjalankanaktifitas ekonomi bersama dengan mendirikanperusahaan baru.

(3) Pendirian . . .

Page 14: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 14 -

(3) Pendirian perusahaan baru sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 26

Dalam menjalankan aktifitas ekonomi bersama para pihakberbagi secara proporsional dalam pemilikan saham,keuntungan, risiko, dan manajemen perusahaan.

Paragraf 10Penyumberluaran

Pasal 27

(1) Usaha Mikro, Usaha Kecil, atau Usaha Menengah dapatbermitra dengan Usaha Besar dengan Kemitraan polapenyumberluaran, untuk mengerjakan pekerjaan ataubagian pekerjaan di luar pekerjaan utama Usaha Besar.

(2) Usaha Mikro atau Usaha Kecil dapat bermitra denganUsaha Menengah dengan Kemitraan polapenyumberluaran, untuk mengerjakan pekerjaan ataubagian pekerjaan di luar pekerjaan utama UsahaMenengah.

(3) Kemitraan pola penyumberluaran dijalankan pada bidangdan jenis usaha yang bukan merupakan pekerjaan pokokdan/atau bukan komponen pokok.

(4) Dalam pola Kemitraan penyumberluaran:

a. Usaha Besar berkedudukan sebagai pemilikpekerjaan, Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah berkedudukan sebagai penyedia danpelaksana jasa pekerjaan; atau

b. Usaha Menengah berkedudukan sebagai pemilikpekerjaan, Usaha Mikro dan Usaha Kecilberkedudukan sebagai penyedia dan pelaksana jasapekerjaan.

(5) Pelaksanaan pola Kemitraan penyumberluaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat(4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Paragraf 11. . .

Page 15: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 15 -

Paragraf 11Kemitraan Lain

Pasal 28

(1) Selain Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13sampai dengan Pasal 27, antar Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah dapat melakukan Kemitraan lain.

(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)serta Pasal 11 ayat (3).

Paragraf 12Perjanjian

Pasal 29

(1) Setiap bentuk Kemitraan yang dilakukan oleh UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah dituangkandalam perjanjian Kemitraan.

(2) Perjanjian Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia.

(3) Dalam hal salah satu pihak merupakan orang atau badanhukum asing, perjanjian Kemitraan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dibuat dalam Bahasa Indonesiadan bahasa asing.

(4) Perjanjian Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) memuat paling sedikit:

a. kegiatan usaha;

b. hak dan kewajiban masing-masing pihak;

c. bentuk pengembangan;

d. jangka waktu; dan

e. penyelesaian perselisihan.

Bagian . . .

Page 16: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 16 -

Bagian KeduaPeran Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam Kemitraan

Pasal 30

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengatur:

a. Usaha Besar untuk membangun Kemitraan denganUsaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah;atau

b. Usaha Menengah untuk membangun Kemitraandengan Usaha Mikro dan Usaha Kecil.

(2) Untuk melaksanakan peran Pemerintah dan PemerintahDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintahdan Pemerintah Daerah wajib:

a. menyediakan data dan informasi pelaku UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yang siapbermitra;

b. mengembangkan proyek percontohan Kemitraan;

c. memfasilitasi dukungan kebijakan; dan

d. melakukan koordinasi penyusunan kebijakan danprogram pelaksanaan, pemantauan, evaluasi sertapengendalian umum terhadap pelaksanaanKemitraan.

Bagian KetigaPengawasan Kemitraan

Pasal 31

(1) KPPU melakukan pengawasan pelaksanaan Kemitraansebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan ayat(2) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), KPPU berkoordinasi dengan instansiterkait.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan KPPU.

Bagian . . .

Page 17: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 17 -

Bagian KeempatTata Cara Pengenaan Sanksi Administratif

Pasal 32

(1) Pengenaan sanksi administratif dilakukan terhadapUsaha Besar atau Usaha Menengah yang melakukanpelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12berdasarkan inisiatif dari KPPU dan/atau laporan yangmasuk ke KPPU oleh:

a. Usaha Mikro, Usaha Kecil, atau Usaha Menengahyang dirugikan atas pemilikan dan/atau penguasaanusahanya dalam hubungan Kemitraan dengan UsahaBesar;

b. Usaha Mikro atau Usaha Kecil yang dirugikan ataspemilikan dan/atau penguasaan usahanya dalamhubungan Kemitraan dengan Usaha Menengah; atau

c. orang yang mengetahui tentang dugaan pelanggaranpelaksanaan Kemitraan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan secara tertulis disertai bukti dan keteranganyang lengkap dan jelas.

Pasal 33

(1) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal32 KPPU melakukan pemeriksaan pendahuluan.

(2) Dalam hal hasil pemeriksaan pendahuluan menyatakanadanya dugaan pelanggaran terhadap ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, KPPUmemberikan peringatan tertulis kepada pelaku usahauntuk melakukan perbaikan atas dugaan pelanggaranyang dilakukan.

(3) Pelaku usaha yang tidak mematuhi peringatan tertulissebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dalam tenggangwaktu yang ditetapkan KPPU dan tetap tidak melakukanperbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), prosesdilanjutkan kepada acara pemeriksaan lanjutan.

Pasal 34 . . .

Page 18: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 18 -

Pasal 34

(1) Berdasarkan pemeriksaan lanjutan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 33 ayat (3) KPPU dapatmengeluarkan putusan berupa pengenaan sanksiadministratif kepada Usaha Besar atau Usaha Menengahyang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12.

(2) Dalam hal putusan KPPU sebagaimana dimaksud padaayat (1) memerintahkan pencabutan Izin Usaha, Pejabatpemberi izin wajib mencabut Izin Usaha pelaku usahayang bersangkutan dalam waktu paling lambat 30 (tigapuluh) hari kerja setelah putusan memperoleh kekuatanhukum tetap.

Pasal 35

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penangananperkara atas dugaan pelanggaran berdasarkan inisiatif KPPUmaupun laporan diatur dengan Peraturan KPPU.

BAB IVPERIZINAN

Bagian KesatuBentuk Perizinan

Pasal 36

(1) Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah dalammelakukan usahanya harus memiliki bukti legalitasusaha.

(2) Bukti legalitas usaha untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah diberikan dalam bentuk:

a. surat izin usaha;

b. tanda bukti pendaftaran; atau

c. tanda bukti pendataan.

(3) Surat izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a diberlakukan pada Usaha Kecil nonperseorangandan Usaha Menengah sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Tanda . . .

Page 19: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 19 -(4) Tanda bukti pendaftaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b diberlakukan pada Usaha Kecilperseorangan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(5) Tanda bukti pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf c diberlakukan pada Usaha Mikro sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(6) Bukti legalitas berupa surat izin usaha sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a dapat diberlakukan padaUsaha Mikro dan Usaha Kecil perseorangan apabilaberhubungan dengan kriteria kesehatan, moral,kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dankeamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnyayang diatur dengan undang-undang.

Pasal 37

(1) Pemberian Izin Usaha sebagaimana dimaksud dalamPasal 36 dilakukan terhadap Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah yang memenuhi persyaratan dantata cara perizinan yang diatur dalam ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikankemudahan perizinan dengan cara memberikankeringanan persyaratan yang mudah dipenuhi oleh UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yang dimilikioleh orang perseorangan warga negara Indonesia danbadan hukum Indonesia.

Bagian KeduaPenyederhanaan Tata Cara Perizinan

Pasal 38

(1) Perizinan untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil dan UsahaMenengah dilaksanakan dengan penyelenggaraanpelayanan terpadu satu pintu yang diselenggarakan olehPemerintah dan Pemerintah Daerah.

(2) Penyelenggaraan pelayanan perizinan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib menerapkan prinsippenyederhanaan tata cara pelayanan dan jenis perizinan.

Pasal 39 . . .

Page 20: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 20 -Pasal 39

Penyederhanaan tata cara pelayanan dan jenis perizinansebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) meliputi:

a. percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidakmelebihi standar waktu yang telah ditetapkan dalamperaturan perundang-undangan;

b. kepastian biaya pelayanan;

c. kejelasan prosedur pelayanan yang dapat ditelusuri padasetiap tahapan proses perizinan;

d. mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinanyang sama untuk 2 (dua) atau lebih permohonan izin;

e. menghapus jenis perizinan tertentu; dan/atau

f. pemberian hak kepada masyarakat atas informasi yangberkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan.

Bagian KetigaTata Cara Permohonan Izin Usaha

Pasal 40

(1) Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengahmengajukan permohonan Izin Usaha secara tertulisdalam Bahasa Indonesia kepada Pejabat.

(2) Pejabat wajib memberi surat tanda terima kepadapemohon atau kuasanya apabila persyaratan dokumenpermohonan Izin Usaha telah diterima secara lengkapsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pejabat wajib memberikan Izin Usaha dalam jangkawaktu sesuai standar waktu yang telah ditetapkan dalamketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Dalam hal Pejabat menolak permohonan Izin Usahasebagaimana dimaksud pada ayat (1), penolakan wajibdisampaikan secara tertulis kepada pemohon disertaialasan.

(5) Terhadap penolakan pemberian Izin Usaha, pemohondapat mengajukan ulang permohonan Izin Usaha denganmelengkapi persyaratan yang menjadi alasan penolakanpemberian Izin Usaha.

Pasal 41. . .

Page 21: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 21 -

Pasal 41

Tata cara permohonan Izin Usaha sebagaimana dimaksuddalam Pasal 40 dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 42

Dalam hal hasil pemeriksaan dan/atau verifikasimenunjukkan bahwa pemohon sudah memenuhipersyaratan, Pejabat harus menerbitkan Izin Usaha.

Pasal 43

Guna melindungi kepentingan pelaku Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah, dalam hal permohonan IzinUsaha ditolak, keputusan penolakan beserta alasan berikutberkas permohonannya harus disampaikan kembali kepadapemohon secara tertulis dalam jangka waktu paling lama 15(lima belas) hari kerja, terhitung sejak permohonan IzinUsaha dinyatakan ditolak.

Bagian KeempatBiaya Perizinan

Pasal 44

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah membebaskan biayaperizinan kepada Usaha Mikro dan memberikankeringanan biaya perizinan kepada Usaha Kecil.

(2) Besaran biaya perizinan untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah ditetapkan dalam PeraturanPemerintah dan/atau Peraturan Daerah Provinsi atauKabupaten/Kota dengan memperhatikan kondisi ekonominasional dan daerah.

(3) Biaya yang berkaitan dengan dokumen persyaratanperizinan harus dalam satu paket biaya perizinan.

Bagian . . .

Page 22: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 22 -

Bagian KelimaInformasi Izin Usaha

Pasal 45

Pejabat pemberi Izin Usaha wajib menyampaikan informasikepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengahsebagai pemohon Izin Usaha mengenai:a. persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon;b. tata cara mengajukan permohonan Izin Usaha; danc. besarnya pungutan biaya dan/atau biaya administrasi.

Pasal 46

(1) Pejabat pemberi Izin Usaha wajib memiliki basis datadengan menggunakan sistem informasi manajemen yangdisajikan secara manual dan/atau elektronik.

(2) Data dari setiap perizinan yang disediakan oleh Pejabatwajib disampaikan kepada satuan kerja pada setiaptingkatan pemerintahan yang terkait setiap bulan.

Pasal 47

Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) wajibmenyediakan dan menyebarkan informasi yang berkaitandengan jenis pelayanan dan persyaratan teknis, mekanisme,penelusuran posisi dokumen pada setiap tahapan proses,biaya dan waktu perizinan, serta tata cara pengaduan, yangdilakukan secara jelas melalui berbagai media yang mudahdiakses dan diketahui oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah.

Bagian KeenamPembinaan dan Pengawasan

Pasal 48

Pembinaan dan pengawasan terhadap Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah yang telah memperoleh IzinUsaha dilakukan oleh Pejabat secara teratur danberkesinambungan sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 49 . . .

Page 23: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 23 -

Pasal 49

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 48, pemegang Izin Usaha wajib:

a. menjalankan usahanya sesuai dengan Izin Usaha;

b. mematuhi ketentuan yang tercantum dalam Izin Usaha;

c. menyusun pembukuan kegiatan usaha; dan

d. melakukan kegiatan usaha dalam jangka waktu tertentusetelah Izin Usaha diterbitkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 50

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 48, pemegang Izin Usaha berhak:

a. memperoleh kepastian dalam menjalankan usahanya;dan

b. mendapatkan pelayanan/pemberdayaan dari Pemerintahdan Pemerintah Daerah.

Pasal 51

(1) Izin Usaha yang telah diberikan dapat dicabut olehPejabat, apabila pemegang Izin Usaha tidak mentaatikewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 dansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganlainnya.

(2) Pelaksanaan pencabutan Izin Usaha harus dilakukandengan tahapan:

a. peringatan/teguran tertulis;

b. dalam hal peringatan/teguran tertulis tidakdiindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan IzinUsaha sementara; dan

c. apabila pembekuan sementara tidak diindahkan,dilanjutkan dengan pencabutan Izin Usaha.

BAB V . . .

Page 24: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 24 -

BAB VKOORDINASI DAN PENGENDALIAN PEMBERDAYAAN

USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Bagian KesatuLingkup Koordinasi

Pasal 52

Koordinasi dan pengendalian pemberdayaan Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah dilaksanakan secarasistematis, sinkron, terpadu, berkelanjutan, dan dapatdipertanggungjawabkan untuk mewujudkan Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yang tangguh danmandiri.

Pasal 53

Koordinasi dan pengendalian pemberdayaan Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah meliputi penyusunandan pengintegrasian, pelaksanaan, pemantauan danevaluasi terhadap:

a. peraturan perundang-undangan dan kebijakan yangditetapkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerahdalam rangka menumbuhkan Iklim Usaha yang dapatmemberikan kepastian dan keadilan berusaha dalamaspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasiusaha, Kemitraan, perizinan usaha, kesempatanberusaha, promosi dagang, dan dukungan kelembagaan;

b. program pengembangan usaha yang diselenggarakanPemerintah dan Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, danmasyarakat dalam bidang produksi dan pengolahan,pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi;

c. program pengembangan di bidang Pembiayaan danpenjaminan; dan

d. penyelenggaraan Kemitraan usaha.

Bagian . . .

Page 25: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 25 -

Bagian KeduaPenyelenggaraan Koordinasi dan Pengendalian

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Pasal 54

(1) Menteri mengoordinasikan dan mengendalikanpemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah.

(2) Koordinasi dan pengendalian sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diselenggarakan secara terpadu denganMenteri Teknis/Kepala Lembaga PemerintahNonkementerian, gubernur, bupati/walikota, DuniaUsaha, dan masyarakat.

Pasal 55

(1) Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54mempunyai tugas:

a. menyiapkan, menyusun, menetapkan, dan/ataumelaksanakan kebijakan umum secara nasionaltentang penumbuhan Iklim Usaha, pengembanganusaha, Pembiayaan dan penjaminan, dan Kemitraan;

b. memaduserasikan perencanaan nasional, sebagaidasar penyusunan kebijakan dan strategipemberdayaan yang dijabarkan dalam programpembangunan daerah dan pembangunan sektoral;

c. merumuskan kebijakan penanganan danpenyelesaian masalah yang timbul dalampenyelenggaraan pemberdayaan di tingkat nasionaldan di daerah;

d. menyusun pedoman penyelenggaraanpemberdayaan di daerah dengan memaduserasikanperencanaan pemberdayaan di tingkat nasionaldengan di tingkat daerah;

e. mengoordinasikan dan memaduserasikanpenyusunan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan lain dengan Undang-Undang;

f. mengoordinasikan pengembangan kelembagaan dansumber daya manusia Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah;

g. melakukan . . .

Page 26: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 26 -

g. melakukan pemantauan pelaksanaan program:

1. pengembangan usaha bagi Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah yangdiselenggarakan Pemerintah dan PemerintahDaerah, Dunia Usaha, dan masyarakat dalambidang produksi dan pengolahan, pemasaran,sumber daya manusia, desain dan teknologi;

2. pengembangan di bidang Pembiayaan danpenjaminan bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah;

3. pengembangan Kemitraan usaha.

h. melakukan evaluasi pelaksanaan program:

1. pengembangan usaha bagi Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah yangdiselenggarakan Pemerintah, Dunia Usaha, danmasyarakat dalam bidang produksi danpengolahan, pemasaran, sumber daya manusia,desain dan teknologi;

2. pengembangan di bidang Pembiayaan danpenjaminan bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah;

3. pengembangan Kemitraan usaha.

(2) Menteri Teknis/Kepala Lembaga Nonkementerianmempunyai tugas:

a. menyusun kebijakan teknis pemberdayaan UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah,berpedoman pada kebijakan umum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a;

b. melaksanakan program pemberdayaan Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah denganberpedoman pada kebijakan umum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dan kebijakansektoral; dan

c. menginformasikan hasil pemberdayaan UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah kepadaMenteri.

(3) Gubernur . . .

Page 27: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 27 -

(3) Gubernur dalam pemberdayaan Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah mempunyai tugas:

a. menyusun, menyiapkan, menetapkan, dan/ataumelaksanakan kebijakan umum di daerah provinsitentang penumbuhan Iklim Usaha, pengembanganusaha, Pembiayaan dan penjaminan, dan Kemitraan;

b. memaduserasikan perencanaan daerah, sebagaidasar penyusunan kebijakan dan strategipemberdayaan yang dijabarkan dalam programdaerah provinsi;

c. menyelesaikan masalah yang timbul dalampenyelenggaraan pemberdayaan di daerah provinsi;

d. memaduserasikan penyusunan dan pelaksanaanperaturan perundang-undangan di daerah provinsidengan Undang-Undang;

e. menyelenggarakan kebijakan dan programpengembangan usaha, Pembiayaan dan penjaminan,dan Kemitraan pada daerah provinsi;

f. mengoordinasikan pengembangan kelembagaan dansumber daya manusia Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah di daerah provinsi;

g. melakukan pemantauan pelaksanaan program:

1. pengembangan usaha bagi Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah yangdiselenggarakan pemerintah provinsi, DuniaUsaha, dan masyarakat dalam bidang produksidan pengolahan, pemasaran, sumber dayamanusia, desain dan teknologi;

2. pengembangan di bidang Pembiayaan danpenjaminan bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah;

3. pengembangan Kemitraan usaha.

h. melakukan evaluasi pelaksanaan program:

1. pengembangan usaha bagi Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah yangdiselenggarakan pemerintah provinsi, DuniaUsaha, dan masyarakat dalam bidang produksidan pengolahan, pemasaran, sumber dayamanusia, desain dan teknologi;

2. pengembangan . . .

Page 28: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 28 -

2. pengembangan di bidang Pembiayaan danpenjaminan bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah.

3. pengembangan Kemitraan usaha.

i. menginformasikan dan menyampaikan hasilpemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah kepada Menteri.

(4) Bupati/Walikota dalam pemberdayaan Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah mempunyai tugasmeliputi:

a. menyusun, menyiapkan, menetapkan, dan/ataumelaksanakan kebijakan umum di daerahkabupaten/kota tentang penumbuhan Iklim Usaha,pengembangan usaha, Pembiayaan dan penjaminan,dan Kemitraan;

b. memaduserasikan perencanaan daerah, sebagaidasar penyusunan kebijakan dan strategipemberdayaan yang dijabarkan dalam programdaerah kabupaten/kota;

c. merumuskan kebijakan penanganan danpenyelesaian masalah yang timbul dalampenyelenggaraan pemberdayaan di daerahkabupaten/kota;

d. memaduserasikan penyusunan dan pelaksanaanperaturan perundang-undangan di daerahkabupaten/kota dengan Undang-Undang;

e. menyelenggarakan kebijakan dan programpengembangan usaha, Pembiayaan dan penjaminan,dan Kemitraan pada daerah kabupaten/kota;

f. mengoordinasikan pengembangan kelembagaan dansumber daya manusia Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah di daerah kabupaten/kota;

g. melakukan pemantauan pelaksanaan program:

1. pengembangan usaha bagi Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah yangdiselenggarakan pemerintah kabupaten/kota,Dunia Usaha dan masyarakat dalam bidangproduksi dan pengolahan, pemasaran,sumberdaya manusia, desain dan teknologi;

Page 29: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 29 -2. pengembangan di bidang Pembiayaan dan

penjaminan bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah;

3. pengembangan Kemitraan usaha.

h. melakukan evaluasi pelaksanaan program:1. pengembangan usaha bagi Usaha Mikro, Usaha

Kecil, dan Usaha Menengah yangdiselenggarakan pemerintah kabupaten/kota,Dunia Usaha dan masyarakat dalam bidangproduksi dan pengolahan, pemasaran,sumberdaya manusia, desain dan teknologi;

2. pengembangan di bidang Pembiayaan danpenjaminan bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah;

3. pengembangan Kemitraan usaha.i. menginformasikan dan menyampaikan secara

berkala hasil pemberdayaan Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah kepada Menteri dangubernur.

Pasal 56

Menteri melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepadaPresiden secara berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) kalidalam 1 (satu) tahun dengan tembusan kepada MenteriKoordinator Bidang Perekonomian.

Pasal 57

(1) Dunia Usaha dan masyarakat berperan serta secara aktifdalam perumusan kebijakan, penyelenggaraan,pemantauan dan evaluasi pemberdayaan Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah di tingkat nasional,provinsi, dan kabupaten/kota.

(2) Dunia Usaha dan masyarakat yang melakukan programpengembangan usaha, Pembiayaan dan penjaminanserta Kemitraan, menginformasikan dan menyampaikanrencana, pelaksanaan, dan hasil penyelenggaraanprogramnya kepada Menteri.

(3) Ketentuan mengenai peran serta Dunia Usaha danmasyarakat dalam koordinasi pemberdayaan UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah diatur denganPeraturan Menteri.

Bagian . . .

Page 30: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 30 -Bagian Ketiga

Mekanisme Koordinasi dan Pengendalian

Pasal 58

Koordinasi dan pengendalian pemberdayaan Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah dilakukan di tingkatnasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

Pasal 59

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 55 ayat (1), Menteri melakukan:a. rapat koordinasi dan pengendalian perencanaan dan

pelaksanaan kebijakan dan program pemberdayaanUsaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah ditingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yangdilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kalidalam 1 (satu) tahun yang dihadiri oleh Menteri,Menteri Teknis/Kepala Lembaga PemerintahNonkementerian, gubernur, bupati/walikota, DuniaUsaha, dan masyarakat;

b. pertukaran data dan informasi perencanaan danpelaksanaan program di tingkat nasional, provinsi,dan kabupaten/kota;

c. pelaporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaanprogram pemberdayaan oleh pelaksana program ditingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan

d. konsultasi antar instansi Pemerintah di tingkatpusat, provinsi, kabupaten/kota, dan antara unsurpemerintahan dengan Dunia Usaha dan masyarakat.

(2) Hasil koordinasi dan pengendalian kebijakan umum danprogram/kegiatan, pelaksanaan program/kegiatan,pemantauan dan evaluasi pemberdayaan Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah tingkat nasionalmenjadi masukan untuk pelaksanaan program di tingkatnasional, tingkat provinsi, dan tingkat kabupaten/kota.

Pasal 60

Biaya pelaksanaan koordinasi dan pengendalian dibebankanpada anggaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil danMenengah, kementerian teknis/lembaga pemerintahnonkementerian dan/atau sumber lain yang sah dan tidakmengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI . . .

Page 31: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 31 -BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 61

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yang telahmelakukan aktifitas usaha dan belum memiliki perizinanusaha, dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun harusmelakukan pengurusan perizinan usaha.

BAB VIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 62

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:a. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 Tentang

Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 46,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3743); dan

b. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentangKemitraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3718)

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 63

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, peraturanpelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil danPeraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentangKemitraan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 64

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar . . .

Page 32: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 32 -Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 1 Maret 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 1 Maret 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

ttd

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 40

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARAREPUBLIK INDONESIA

Asisten Deputi Perundang-undanganBidang Perekonomian,

Lydia Silvanna Djaman

Page 33: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 17 TAHUN 2013

TENTANG

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008

TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. UMUM

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, danMenengah mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menerbitkanperaturan pelaksanaan atas ketentuan Pasal 12 ayat (2), Pasal 16 ayat (3),Pasal 37, Pasal 38 ayat (3), dan Pasal 39 ayat (3) dalam PeraturanPemerintah. Materi muatan Undang-Undang tersebut pada hakekatnyasudah cukup jelas, lengkap dan dapat diterapkan, namun mengingatperlunya kejelasan atas beberapa aspek guna lebih menjamin efektivitaspelaksanaan Undang-Undang tersebut agar berjalan sesuai dengan harapanmasyarakat, maka diperlukan pengaturan dengan ruang lingkuppengembangan usaha, Kemitraan, perizinan, dan koordinasi danpengendalian.

Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah merupakan kegiatanusaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayananekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam prosespemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorongpertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitasnasional. Selain itu, Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengahadalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperolehkesempatan utama, dukungan, perlindungan, dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada usaha ekonomirakyat, seperti halnya pada aktifitas industri rumahan dan kelompok usahabersama dengan tidak mengabaikan peranan Usaha Besar dan BadanUsaha Milik Negara.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, dan untukmemberdayakan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah dalamupaya meningkatkan kemampuan dan kualitas usahanya, keberpihakanuntuk lebih memberikan perlindungan dan kepastian usaha serta untukmenjadi panduan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha danmasyarakat, maka perlu disusun Peraturan Pemerintah tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah.

II. PASAL . . .

Page 34: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 2 -II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Ayat (1)

Pengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengahdimaksudkan untuk mewujudkan Usaha Mikro menjadi UsahaKecil, Usaha Kecil menjadi Usaha Menengah, dan UsahaMenengah menjadi Usaha Besar yang tangguh dan mandiri.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud “sentra” adalah suatu kawasan atau lokasitertentu dimana terdapat sejumlah Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah yang menggunakan bahan bakuatau sarana yang sama, menghasilkan produk yang samaatau sejenis, serta memiliki prospek sebagai pusatpengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah.

Contoh: sentra anyaman bambu, sentra mebel, sentraindustri sepatu, sentra perikanan, sentra sutera alam,sentra batik tenun, sentra songket, dan sentra ulos.

Huruf c . . .

Page 35: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 3 -Huruf c

Yang dimaksud dengan “klaster” adalah kelompok ataugugus usaha yang saling berkaitan dan potensial terjadisinergi diantara mereka dalam proses saling belajar,pemanfaatan fasilitas, akses pengembangan danpemanfaatan sumber daya (informasi, teknologi, bahanbaku, modal, dan pasar).

Huruf dYang dimaksud dengan “kelompok” adalah kumpulan yangdibentuk oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah atas dasar kebutuhan bersama dan beradadalam satu hamparan atau domisili yang mempunyaistruktur organisasi.

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan “tingkat perkembangan usaha” adalahtingkat perubahan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah berdasarkan kriteria kekayaan bersih dan/atau hasilpenjualan atau berdasarkan siklus/daur hidup usaha.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan “pendekatan pengembangan” adalahpilihan satu atau beberapa pendekatan pengembanganyaitu pendekatan koperasi, sentra, klaster, dan kelompok.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 8 . . .

Page 36: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 4 -Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9Ketentuan ini dimaksudkan agar terdapat sinergi pengembanganUsaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah antara Dunia Usahadan masyarakat dengan Pemerintah atau Pemerintah Derah.

Pasal 10Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Dasar dari prinsip Kemitraan antar Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah dan Kemitraan antara Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah dengan Usaha Besar adalahkerjasama ekonomi dan/atau usaha (bisnis). Kerjasama ekonomidan/atau usaha (bisnis) tersebut merupakan suatu bentukketerkaitan usaha baik langsung maupun tidak langsung yangsecara alami saling membutuhkan, saling mempercayai, salingmemperkuat, dan saling memetik keuntungan.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan “setara” adalah para pihak yang mengikatperjanjian Kemitraan memiliki kedudukan hukum yang samadengan hak dan kewajiban yang patut dilaksanakan sebagaimanadiatur dalam perjanjian.

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 11Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan “inti-plasma” adalah Kemitraanyang dilakukan dengan cara Usaha Besar sebagai intiberperan menyediakan input, membeli hasil produksiplasma, dan melakukan proses produksi untukmenghasilkan komoditas tertentu, dan Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah sebagai plasmamemasok/menyediakan/menghasilkan/menjual barangatau jasa yang dibutuhkan oleh inti.

Huruf b . . .

Page 37: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 5 -Huruf b

Yang dimaksud dengan “subkontrak” adalah Kemitraanyang dilakukan antara pihak penerima subkontrak untukmemproduksi barang dan/atau jasa yang dibutuhkanUsaha Besar sebagai kontraktor utama disertai dukungankelancaran dalam mengerjakan sebagian produksidan/atau komponen, kelancaran memperoleh bahan baku,pengetahuan teknis produksi, teknologi, Pembiayaan, dansistem pembayaran.

Huruf cYang dimaksud dengan “waralaba” adalah hak khusus yangdimiliki oleh orang perseorangan atau badan usahaterhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalamrangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telahterbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/ataudigunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.

Huruf dYang dimaksud dengan “perdagangan umum” adalahKemitraan yang dilakukan dalam bentuk kerjasamapemasaran, penyediaan lokasi usaha, atau penerimaanpasokan/penyediaan barang atau jasa dari Usaha Mikro,Usaha Kecil, dan Usaha Menengah oleh Usaha Besar, yangdilakukan secara terbuka.

Huruf eYang dimaksud dengan “distribusi dan keagenan” adalahKemitraan yang dilakukan dengan cara Usaha Besar atauUsaha Menengah memberikan hak khusus untukmemasarkan barang dan/jasa kepada Usaha Mikro danUsaha Kecil.

Huruf fYang dimaksud dengan “bagi hasil” adalah Kemitraan yangdilakukan oleh Usaha Besar atau Usaha Menengah denganUsaha Mikro dan Usaha Kecil, yang pembagian hasilnyadihitung dari hasil bersih usaha dan apabila mengalamikerugian ditanggung bersama berdasarkan perjanjiantertulis.

Huruf g . . .

Page 38: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 6 -Huruf g

Yang dimaksud dengan “kerja sama operasional” adalahKemitraan yang dilakukan Usaha Besar atau UsahaMenengah dengan cara bekerjasama dengan Usaha Kecildan/atau Usaha Mikro untuk melakukan suatu usahabersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usahayang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko usaha.

Huruf hYang dimaksud dengan “usaha patungan (joint venture)”adalah Kemitraan yang dilakukan dengan cara Usaha Mikrodan Usaha Kecil Indonesia bekerjasama dengan UsahaMenengah dan Usaha Besar asing untuk menjalankanaktifitas ekonomi bersama yang masing-masing pihakmemberikan kontribusi modal saham dengan mendirikanbadan hukum perseroan terbatas dan berbagi secara adilterhadap keuntungan dan/atau risiko perusahaan.

Huruf iYang dimaksud dengan “penyumberluaran (outsourcing)”adalah Kemitraan yang dilaksanakan dalampengadaan/penyediaan jasa pekerjaan/bagian pekerjaantertentu yang bukan merupakan pekerjaan pokok dan/ataubukan komponen pokok pada suatu bidang usaha dariUsaha Besar dan Usaha Menengah oleh Usaha Mikro danUsaha Kecil.

Huruf jYang dimaksud dengan “bentuk Kemitraan lainnya” adalahKemitraan yang berkembang di masyarakat dan DuniaUsaha seiring dengan kemajuan dan kebutuhan, atau yangtelah terjadi di masyarakat.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 12Huruf a

Yang dimaksud dengan “memiliki dan/atau menguasai UsahaMikro, Usaha Kecil, dan/atau Usaha Menengah” adalah kondisidimana Usaha Besar mempunyai sebagian besar atau seluruhsaham, modal, aset Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah atau menguasai pengambilan keputusan terhadapUsaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yang menjadimitranya.

Huruf b . . .

Page 39: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 7 -

Huruf bYang dimaksud dengan “memiliki dan/atau menguasai UsahaMikro dan/atau Usaha Kecil” adalah kondisi dimana UsahaMenengah mempunyai sebagian besar atau seluruh saham,modal, aset Usaha Mikro dan Usaha Kecil atau menguasaipengambilan keputusan terhadap Usaha Mikro dan Usaha Kecilyang menjadi mitranya.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Unsur penting dari pola Kemitraan subkontrak yaitu yang memilikinilai strategis, memproduksi satu atau lebih komponen yangdiperlukan dalam kegiatan produksi, adanya spesifikasi teknis,standar mutu, volume, harga dan waktu penyerahan, dan sistempembayaran.Tujuan Kemitraan subkontrak antara lain:a. terjadinya alih teknologi;b. modal;c. terjaminnya pasokan komponen;d. keseimbangan; dane. keadilan.

Pasal 15Dalam pola Kemitraan waralaba bidang dan jenis usaha yangmerupakan prioritas pengembangan usaha mencakup bidang:a. perdagangan;b. kebudayaan dan pariwisata;c. perhubungan;d. komunikasi dan informatika;e. pendidikan;f. kesehatan; dang. bidang usaha lainnya.Pola Kemitraan waralaba pelaku utamanya adalah Usaha Besar atauUsaha Menengah sebagai pemberi waralaba (pewaralaba) dan UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah sebagai penerima waralaba(terwaralaba).

Pemberi . . .

Page 40: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 8 -Pemberi waralaba dan penerima waralaba mengutamakan penggunaanbarang dan/atau bahan hasil produksi dalam negeri sepanjangmemenuhi standar mutu barang dan jasa yang disediakan dan/ataudijual berdasarkan perjanjian waralaba.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 22Cukup jelas.

Pasal 23Cukup jelas.

Pasal 24Unsur penting dari pola Kemitraan kerja sama operasional adalahadanya para pihak yang melakukan perjanjian untuk membangun,menyediakan, mengoperasionalkan aset/fasilitas selama masaproduktif aset/fasilitas, memberikan pembinaan teknis produksi danmanajerial kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah,dan melakukan serah terima aset/fasilitas pada akhir masa kerjasama operasional.

Pasal 25Cukup jelas.

Pasal 26Cukup jelas.

Pasal 27 . . .

Page 41: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 9 -Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas.

Pasal 29Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “perjanjian Kemitraan” adalah perjanjianyang dituangkan dalam akta otentik.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan “hak dan kewajiban masing-masingpihak” adalah termasuk sistem pembayaran.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup Jelas.

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Cukup jelas.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Cukup jelas.

Pasal 34Cukup jelas.

Pasal 35 . . .

Page 42: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 10 -Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan “surat izin usaha” adalah surat izinusaha yang diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang kepadaUsaha Kecil nonperseorangan dan/atau Usaha Menengah.

Huruf bYang dimaksud dengan “tanda bukti pendaftaran” adalahtanda bukti mendaftar kepada instansi yang berwenang olehUsaha Kecil perseorangan.

Huruf cYang dimaksud dengan “tanda bukti pendataan” adalahtanda bukti identifikasi dan pendataan oleh instansi yangberwenang kepada Usaha Mikro.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 37Cukup jelas.

Pasal 38Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “pelayanan terpadu satu pintu” adalahproses pengelolaan perizinan usaha yang dimulai dari tahappermohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen, dilakukandalam satu tempat berdasarkan prinsip pelayanan sebagaiberikut:a. kesederhanaan dalam proses;b. kejelasan dalam pelayanan;

c. kepastian . . .

Page 43: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 11 -c. kepastian waktu penyelesaian;d. kepastian biaya;e. keamanan tempat pelayanan;f. tanggung jawab petugas pelayanan;g. kelengkapan sarana dan prasarana pelayanan;h. kemudahan akses pelayanan;i. kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan pelayanan; danj. sistem administrasi dan dokumentasi

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 39Cukup Jelas.

Pasal 40Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Persyaratan dokumen permohonan Izin Usaha sekurang-kurangnya meliputi:a. pas foto pemilik dan/atau pengelola;b. fotokopi KTP pemilik dan/atau pengelola;c. fotokopi NPWP; dand. fotokopi Akta Otentik Pendirian Perusahaan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 41Cukup jelas.

Pasal 42Cukup jelas.

Pasal 43Cukup jelas.

Pasal 45 . . .Pasal 44 . . .

Page 44: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 12 -Pasal 44

Ayat (1)Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan “Peraturan Pemerintah” adalah PeraturanPemerintah tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, sedangkanyang dimaksud dengan Peraturan Daerah adalah PeraturanDaerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan “satu paket biaya perizinan” adalahsatuan biaya resmi yang dipungut dalam pengurusan persyaratanpengajuan perizinan dengan biaya perizinan itu sendiri. Sehinggabiaya yang menjadi beban pengurusan perizinan menjadi lebihmudah, murah, cepat, dan pasti.

Pasal 45Informasi yang disampaikan oleh Pejabat pemberi Izin Usaha dapatpula berupa informasi tentang tingkat kejenuhan dari usaha yangakan dilakukan oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah.

Pasal 46Cukup jelas.

Pasal 47Cukup jelas.

Pasal 48Cukup jelas.

Pasal 49Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan “pembukuan kegiatan usaha” adalahtermasuk laporan keuangan yang memisahkan antara hartausaha dan harta bukan usaha.

Huruf dCukup jelas.

Pasal 50Cukup jelas.

Pasal 51 . . .

Page 45: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 13 -Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52Cukup jelas.

Pasal 53Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan “penjaminan” adalah termasukpenjaminan kredit.

Huruf dCukup jelas.

Pasal 54Cukup jelas.

Pasal 55Cukup jelas.

Pasal 56Cukup jelas.

Pasal 57Cukup jelas.

Pasal 58Koordinasi dan pengendalian pemberdayaan Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah dilakukan secara vertikal antaraPemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota,dan secara horizontal antara kementerian/lembaga pemerintahnonkementerian dan/atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ditingkat provinsi dan/atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ditingkat kabupaten/kota.

Pasal 59Cukup jelas.

Pasal 60Cukup jelas.

Pasal 61 . . .

Page 46: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN …...BAB III KEMITRAAN Bagian Kesatu Pola Kemitraan Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

- 14 -Pasal 61

Bahwa untuk terwujudnya proses pengurusan perizinan usaha,Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengambil inisiatif percepatanpemenuhan perizinan usaha bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, danUsaha Menengah.

Pasal 62Cukup jelas.

Pasal 63Cukup jelas.

Pasal 64Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5404