peraturan pajak+parkir

9
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ______________________________________________________________________________ _____________ 20 Januari 2004 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 28/PJ.53/2004 TENTANG PENEGASAN PPN PARKIR DAN PAJAK PARKIR DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sehubungan dengan surat Saudara Nomor ..................... tanggal 1 Juli 2003 hal Penegasan PPN Parkir dan Pajak Parkir, dengan ini diberikan penjelasan sebagai berikut : 1. Dalam surat tersebut dikemukakan bahwa PT AS adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengelolaan perparkiran, dengan modus operandi sebagai berikut : a. Melakukan kerjasama dengan pemilik lahan/gedung parkir untuk mengelola Parkir di atas lahan tersebut.

description

mengenai peraturan pajak parkir

Transcript of peraturan pajak+parkir

Page 1: peraturan pajak+parkir

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK___________________________________________________________________________________________

20 Januari 2004

SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 28/PJ.53/2004

TENTANG

PENEGASAN PPN PARKIR DAN PAJAK PARKIR

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Sehubungan dengan surat Saudara Nomor ..................... tanggal 1 Juli 2003 hal Penegasan PPN Parkir dan Pajak Parkir, dengan ini diberikan penjelasan sebagai berikut :

1. Dalam surat tersebut dikemukakan bahwa PT AS adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa

pengelolaan perparkiran, dengan modus operandi sebagai berikut :  a. Melakukan kerjasama dengan pemilik lahan/gedung parkir untuk mengelola Parkir di atas

lahan tersebut.  b. Memungut biaya parkir sebesar Rp 1.000/jam.  c. Mekanisme pembagian hasil (profit sharing) adalah 20% dari keuntungan bersih merupakan

bagian pemilik lahan/gedung.Misal : Omset Parkir Rp 10.000.000,-

-   Biaya-biaya Rp 6.000.000,-

Page 2: peraturan pajak+parkir

-   Laba Rp 4.000.000,-  d. Saudara menanyakan hal-hal sebagai berikut :    1. Apakah atas biaya parkir sebesar Rp 1.000 tersebut terutang PPN?

2. Apakah timbul pajak berganda atas Pajak Parkir 20% yang mulai berlaku efektif

bulan Juni dengan Pajak Pertambahan Nilai?3. Apakah atas profit sharing yang diperoleh pemilik lahan terutang PPN?

2. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000, mengatur antara

lain :  a. Ayat (2), bahwa pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak

Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada Kantor

Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat

kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak.  b. Ayat (4), bahwa Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan

atau mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan, apabila Wajib Pajak atau

Pengusaha Kena Pajak tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat

(2).

Page 3: peraturan pajak+parkir

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2000, mengatur antara lain :  a. Pasal 1 angka 17, bahwa Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian,Nilai

Impor, Nilai Ekspor atau Nilai Lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang

dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang.  b. Pasal 1 angka 19, bahwa Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang

diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak,

tidak termasuk pajak yang dipungut Undang-Undang ini dan potongan harga yang

dicantumkan dalam Faktur Pajak.  c. Pasal 3A ayat (1), bahwa Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 huruf a, huruf c atau huruf f, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan

sebagai Pengusaha Kena Pajak dan wajib memungut, menyetor dan melaporkan Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang.  d. Pasal 4 huruf c, bahwa Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Jasa Kena Pajak

di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.  e. Pasal 4A ayat (3) sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor

144 Tahun 2000, bahwa jasa pengelolaan lahan parkir tidak termasuk ke dalam kelompok

Page 4: peraturan pajak+parkir

jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.  f. Pasal 7 ayat (1), bahwa Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).

4. Pasal 2 ayat (2) huruf g Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 dan memori

penjelasan disebutkan bahwa jenis pajak Kabupaten/Kota antara lain terdiri dari Pajak Parkir. Pajak

Parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan oleh

orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang

disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan

garasi kendaraaan bermotor yang memungut bayaran.

5. Pasal 68 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah mengatur bahwa

objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan

berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan

tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraaan bermotor yang memungut bayaran.

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 419/KMK.03/2003 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas

Penyerahan Jasa Pengelolaan Tempat Parkir, mengatur antara lain :

Page 5: peraturan pajak+parkir

  a. Pasal 1 angka 3, bahwa Pengusaha adalah orang atau badan yang mengelola tempat parkir

yang disediakan oleh pemilik tempat parkir.  b. Pasal 1 angka 5, bahwa jasa pengelolaan tempat parkir adalah jasa yang dilakukan oleh

Pengusaha untuk mengelola tempat parkir yang dimiliki atau disediakan oleh pemilik tempat

parkir dengan menerima imbalan dari pemilik tempat parkir, termasuk imbalan dalam bentuk

bagi hasil.  c. Pasal 1 angka 6, bahwa jasa penyediaan tempat parkir adalah jasa penyediaan tempat parkir

yang dilakukan oleh pemilik tempat parkir dan atau Pengusaha kepada pengguna tempat

parkir dengan dipungut bayaran.  d. Pasal 2 ayat (1), bahwa atas penyerahan Jasa Pengelolaan Tempat Parkir sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.  e. Pasal 2 ayat (2), bahwa atas penyerahan Jasa Penyediaan Tempat Parkir sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

7. Berdasarkan ketentuan pada butir 2 sampai dengan butir 5, serta memperhatikan surat Saudara pada

butir 1, dengan ini diberikan penegasan bahwa :  a. Atas penyerahan jasa parkir oleh pengelola kepada konsumen yang dikenakan biaya

Rp 1.000,- tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai.

  b. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan jasa pengelolaan Parkir oleh PT. AS

Page 6: peraturan pajak+parkir

kepada pemilik lahan, sedangkan Pajak Parkir (Pajak Daerah) dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir yang disediakan oleh PT. AS sebagai

pengelola parkir kepada konsumen. Dengan demikian, objek pajaknya berbeda sehingga tidak ada

pengenaan pajak berganda.

  c. Atas penyerahan jasa pengelolaan parkir oleh PT. AS kepada pemilik lahan/gedung parkir

terutang Pajak Pertambahan Nilai 10% (sepuluh persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak

sebesar Nilai Penggantian yaitu nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau

seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak. Dalam kasus

Saudara :    - Dalam hal kegiatan usaha telah memperoleh keuntungan (profit) maka besarnya

Dasar Pengenaan Pajak adalah sebesar pembagian profit sharing yang diterima

PT. AS ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan, tidak termasuk pajak yang dipungut

menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur

Pajak.    - Dalam hal kegiatan usaha tersebut belum memperoleh profit maka besarnya Dasar

Pengenaan Pajak adalah sebesar biaya-biaya yang dikeluarkan, tidak termasuk pajak

yang dipungut menurut Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai dan potongan harga

Page 7: peraturan pajak+parkir

yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.

  d. PT. AS wajib melaporkan kegiatan usahanya kepada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat kedudukan PT. AS dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan PT. AS wajib memungut, menyetor serta

melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas penyerahan jasa pengelolaan parkir.

Demikian untuk dimaklumi.

a.n. Direktur JenderalPJ. Direktur PPN dan PTLL,

ttd.

Robert Pakpahan