PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214 /PMK.1/2011

49
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.1/2011 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN DALAM KAITANNYA DENGAN TUNJANGAN KHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Jakarta, Desember 2011

description

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214 /PMK.1/2011. TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN DALAM KAITANNYA DEN GAN TUNJANGAN KHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Jakarta, Desember 2011. DASAR HUKUM. KETENTUAN UMUM. BERLAKU. GAMBARAN UMUM. PE LANGGARAN JAM KERJA. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214 /PMK.1/2011

Page 1: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 214/PMK.1/2011

TENTANGPENEGAKAN DISIPLIN DALAM KAITANNYA DENGAN

TUNJANGAN KHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

Jakarta, Desember 2011

Page 2: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

DASAR HUKUMUU Nomor 8 Tahun 1974 jo. UU Nomor 43 Tahun 1999

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1971

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 71/KMK.01/1996

Page 3: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

KETENTUAN UMUM

PNS

CPNS

• Telah terbit SK CPNS

• Belum terbit SK CPNS

BERLAKU

Page 4: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

GAMBARAN UMUM

PMK XX

Kewajiban Mengisi Daftar Hadir

Pelanggaran Jam Kerja

Pemotongan TKPKN

Pemberlakuan Pemotongan TKPKN

Page 5: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

KEWAJIBAN MENGISI DAFTAR HADIR

Page 6: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Pegawai Wajib Mengisi Daftar Hadir

Sistem Kehadiran Elektronik

Manual

Mesin mengalami kerusakan/

tidak berfungsi

Pegawai belum terdaftar dalam sistem presensi

elektronik

Sidik jari tidak terekam

Terjadi keadaan force majeure;

Lokasi kerja tidak memungkinkan

untuk disediakan sistem kehadiran

elektronikContoh: Pos

penjagaan Bea Cukai

Page 7: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PELANGGARAN JAM KERJA

Page 8: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

KETENTUAN UMUM

Pelanggaran Jam Kerja

tidak masuk bekerja

terlambat masuk bekerja

pulang sebelum waktunya

tidak berada di tempat tugas

tidak mengganti waktu keterlambatan, dan/atau

tidak mengisi daftar hadir

TANPA

ALASAN

SAH

Page 9: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

ALASAN YANG SAH

Alasan yang dapat dipertanggungjawabkan yang disampaikan secara tertulis dan dituangkan dalam surat permohonan izin / pemberitahuan serta disetujui oleh pejabat yang berwenang.

Page 10: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PEJABAT YANG BERWENANG

PEJABATPERMOHONAN IZIN YANG

DIAJUKAN OLEH

Eselon IPejabat Eselon II

Eselon II Pusat

Pejabat Eselon III, IV, Fungsional Pada Unit Yang Bersangkutan (Khusus Kepala BDK Diajukan

Kepada Sekretaris BPPK)

Eselon II Vertikal

Pejabat Eselon III, IV, Fungsional di Lingkungan Kantor Wilayah

(Termasuk Kepala Kantor Pelayanan)

Eselon III PusatPelaksana di Lingkungannya

Eselon III VertikalPejabat Eselon IV, V, Fungsional

Dan Pelaksana di Lingkungannya

Page 11: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN PERMOHONAN IZIN

≤ 3 hari

• Apabila dinyatakan sah, maka tidak melanggar jam kerja

> 3 hari

• Sah atau tidak, dinyatakan tidak berlaku dan dianggap sebagai pelanggaran Jam Kerja

Pengajuan Surat Pemberitahuan Ditujukan Kepada Pejabat Yang Menangani Daftar Kehadiran

Page 12: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PENGHITUNGAN WAKTU PELANGGARAN

Perhitungan kumulatif waktu pelanggaran dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember

Tahun berjalan

Pelanggaran Jam Kerja Dihitung Secara Kumulatif dengan Konversi 7 ½ Jam sama dengan 1 hari tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah

Page 13: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PENGHITUNGAN KUMULASI

• Dihitung sebagai tidak masuk bekerja selama 1 hari1 Hari tidak

masuk kerja • Dihitung sebagai tidak masuk

bekerja selama 1 hariTL + PSW = 7 ½ Jam

• Dihitung dengan konversi 3¾ jam tidak mengisi daftar hadir masuk bekerja atau daftar

hadir pulang kerja

Page 14: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PENGHITUNGAN KUMULASI

• Dihitung jumlah waktu ketidakberadaan pegawai dibuktikan dengan keterangan atasan langsung

Tidak berada ditempat tugas

• Dihitung berdasarkan waktu keterlambatan

Tidak mengganti waktu

keterlambatan

Page 15: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PELANGGARAN DISIPLIN

Apabila akumulasi memenuhi 5 hari kerja atau lebih, maka melanggar Pasal 3 angka 11 PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS dan harus dijatuhi hukuman disiplin.

Akumulasi atas ketidakhadiran, TL/PSW, Tidak mengisi daftar hadir, Tidak berada di tempat tugas, tanpa alasan yang sah dihitung secara kumulatif dalam 1 tahun, dengan konversi 7 ½ jam = 1 hari.

Page 16: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PENYAMPAIAN INFORMASI AKUMULASI

Pejabat yang menangani

Daftar Hadir

Menyampaikan kepada atasan langsung Pegawai yang melanggar jam kerja

Page 17: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PEMOTONGAN TKPKN

Page 18: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

KETENTUAN UMUM

Pegawai yang tidak masuk bekerja atau tidak berada ditempat tugas selama 7 ½ jam atau lebih sehari

Pegawai yang terlambat masuk bekerja

Tidak mengganti waktu keterlambatan

Tidak mengisi daftar hadir

Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin

Pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara dari jabatan negeri

Pemotongan TKPKN

Page 19: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Pem

oton

gan

TK

PK

NTidak Masuk Bekerja/tidak berada ditempat tugas selama 7 ½ jam atau lebih sehari• Dipotong 5 % per hari

Cuti Tahunan

• Dipotong 0 %

Cuti Alasan Penting

• Dipotong 0 %

Cuti Sakit

• Dipotong 0% dan 2,5 % per hari

Cuti Bersalin

• Dipotong 0% dan 2,5% per hari

Page 20: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Tidak Masuk / Tidak Berada Di Tempat Tugas

Bagi yang tidak masuk bekerja, dikenakan pemotongan sebesar 5 % untuk setiap 1 hari.

Bagi yang tidak berada di tempat tugas selama 7 ½ jam dalam sehari yang dibuktikan dengan surat keterangan atasan langsung, dikenakan pemotongan sebesar 5 % untuk setiap 1 hari.

Penghitungan total dalam 1 bulan paling banyak sebesar 100%.

Page 21: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Terlambat dan/atau Pulang Sebelum Waktunya

•Pegawai yang lokasi kerjanya berada di Provinsi DKI Jakarta•Diberlakukan Dispensasi maksimal 30 menit keterlambatan (TL 1) dengan kewajiban mengganti selama 30 menit

DKI Jakarta

•Diberlakukan ketentuan lama

Non – DKI Jakarta

Page 22: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

KETERLAMBATAN(TL)

WAKTU MASUK BEKERJA

PERSENTASE POTONGAN

TL 107.31 s.d. < 08.01

0 %dengan kewajiban mengganti waktu

keterlambatan

TL 208.01 s.d. < 08.31 1 %

TL 308.31 s.d. < 09.01 1,25 %

TL 4

≥ 09.01 dan/atau tidak mengisi daftar hadir

masuk bekerja2,5 %

PERSENTASE PEMOTONGAN TKPKNBAGI PEGAWAI YANG TERLAMBAT MASUK BEKERJA YANG BERLOKASI KERJA

DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Page 23: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PERSENTASE PEMOTONGAN TKPKNBAGI PEGAWAI YANG PULANG SEBELUM WAKTUNYA

YANG BERLOKASI KERJA DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PULANG SEBELUM WAKTU (PSW)

WAKTU PULANG BEKERJAPERSENTASE POTONGAN

PSW 1

17.00 s.d. < 17.30 bagi yang tidak mengganti waktu

keterlambatan-----------------------------------

16.31 s.d. < 17.00

0,5 %

PSW 2

16.31 s.d. < 17.00dan tidak mengganti waktu keterlambatan

-------------------------------------16.01 s.d. <16.31

1 %

PSW 3

16.01 s.d. < 16.31dan tidak mengganti waktu keterlambatan

-------------------------------------15.31 s.d. < 16.01

1,25 %

PSW 4

< 16.01 dan tidak mengganti waktu keterlambatan

--------------------------------------< 15.31 dan/atau tidak mengisi daftar hadir

pulang bekerja

2,5 %

Page 24: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

KETERLAMBATAN(TL)

WAKTU MASUK BEKERJA

PERSENTASE POTONGAN

TL 107.31 s.d. <08.01 0,5 %

TL 208.01 s.d. <08.31 1 %

TL 308.31 s.d. <09.01 1,25 %

TL 4

≥09.01 dan/atau tidak mengisi daftar hadir

masuk bekerja2,5 %

PERSENTASE PEMOTONGAN TKPKNBAGI PEGAWAI YANG TERLAMBAT MASUK BEKERJA

Non DKI Jakarta

Page 25: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PERSENTASE PEMOTONGAN TKPKNBAGI PEGAWAI YANG PSW

Non DKI Jakarta

PULANG SEBELUM WAKTU (PSW)

WAKTU PULANG BEKERJA

PERSENTASE POTONGAN

PSW 116.31 s.d. < 17.00 0,5 %

PSW 216.01 s.d. < 16.31 1 %

PSW 315.31 s.d. < 16.01 1,25 %

PSW 4

< 15.31 dan/atau tidak mengisi daftar hadir

pulang bekerja2,5 %

Page 26: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PEMOTONGAN TKPKN KARENA HUKUMAN DISIPLIN

Hukuman Disiplin

Administratif

Tidak dipotong

Dipotong

Non Administratif Dipotong

Page 27: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

HUKUMAN DISIPLIN ADMINISTRATIF

Tidak dipotong TKPKN :

• jam kerja; • pencapaian sasaran kerja; • SOP yang tidak memiliki unsur merugikan keuangan

negara atau memperkaya diri sendiri dan/atau orang lain; • prosedur laporan perkawinan dan izin perceraian;• prosedur izin berpoligami; • prosedur izin usaha; • prosedur izin ke luar negeri; atau • prosedur izin menjadi pegawai atau bekerja untuk negara

lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional.

Page 28: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

HUKUMAN DISIPLIN NON ADMINISTRATIF

Dipotong TKPKN :• penyalahgunaan wewenang; • indikasi terjadinya tindak pidana/kejahatan; • tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang langsung/tidak

langsung menyebabkan kerugian Negara; • tindakan yang mencoreng harkat dan martabat PNS;• tindakan yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit salah

satu pihak yang dilayani yang mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

• tidak melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila terdapat indikasi kerugian negara yang akan terjadi; atau

• Memberikan dukungan terhadap calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD, dan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan salah satu pasangan calon selama masa kampanye.

Page 29: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Pemotongan TKPKNHukuman Disiplin Ringan

Non Administratif

Jenis Hukuman DisiplinPersentase Potongan

Lamanya Pemotongan

Teguran Lisan 25% 2 (dua) bulan

Teguran Tertulis 25% 3 (tiga) bulan

Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis

25% 6 (enam) bulan

Page 30: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Pemotongan TKPKNHukuman Disiplin Sedang

Non Administratif

Jenis Hukuman DisiplinPersentase Potongan

Lamanya Pemotongan

Penundaan KGBselama 1 (satu) tahun

50% 6 (enam) bulan

Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)

tahun50% 9 (sembilan) bulan

Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun

50% 12 (dua belas) bulan

Page 31: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Pemotongan TKPKNHukuman Disiplin Berat

Non Administratif

Jenis Hukuman DisiplinPersentase Potongan

Lamanya Pemotongan

penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

85% 12 (dua belas) bulan

pemindahan dalam rangka penurunan

jabatan setingkat lebih rendah

90% 12 (dua belas) bulan

pembebasan dari jabatan

95% 12 (dua belas) bulan

PDHTAPS atau PTDH dan mengajukan

banding administratif100%

Sampai dengan adanya keputusan BAPEK

Page 32: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

HUKUMAN DISIPLIN ADMINISTRATIF

Dipotong TKPKN :• jam kerja (berulang-ulang dengan kesengajaan);• pencapaian sasaran kerja dikarenakan murni kesalahan

Pegawai yang bersangkutan;• SOP yang memiliki unsur merugikan keuangan negara

atau memperkaya diri sendiri dan/atau orang lain;• proses perceraian tanpa izin murni kesengajaan

Pegawai yang bersangkutan; dan/atau• melakukan pernikahan kedua dan seterusnya tanpa izin

(poligami)

Page 33: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Pemotongan TKPKNPemberhentian Sementara

diberlakukan pemotongan TKPKN sebesar 100% selama dalam masa pemberhentian sementara dari jabatan negeri

Berdasarkan pemeriksaan atau keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dinyatakan tidak bersalah, maka TKPKN Pegawai yang dikenakan pemotongan selama masa pemberhentian sementara dari jabatan negeri dibayarkan kembali

Page 34: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Penentuan Hukuman Disiplin Administratif

Dalam penetapan pada Keputusan Hukuman Disiplin harus jelas apakah Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin dikenakan pemotongan TKPKN atau tidak

Oleh karena itu, dalam pemeriksaan hendaknya dapat dibuktikan bahwa pelanggaran yang dilakukan merupakan jenis hukuman disiplin administratif yang dikenakan pemotongan TKPKN

Page 35: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PENGECUALIAN PEMOTONGAN ATAS KETIDAK HADIRAN

Page 36: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Dik

ecu

alik

an B

agi

Cuti Tahunan

• Dipotong 0 %

Cuti Alasan Penting

• Dipotong 0 % dan 5 %

Cuti Sakit

• Dipotong 0% dan 2,5 % per hari

Cuti Bersalin

• Dipotong 0% dan 2,5% per hari

Page 37: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Ketentuan Cuti Alasan Penting

Diberikan bagi Pegawai yang mengajukan cuti karena alasan penting dengan alasan orang tua, mertua, istri/suami, anak, saudara kandung, atau menantu meninggal dunia

Paling lama 3 (tiga) hari kerja dikenakan pemotongan 0 % karena orang tua, istri/suami, anak, dan/atau saudara kandung meninggal dunia

Paling lama 2 (dua) hari kerja dikenakan pemotongan 0 % karena mertua dan/atau menantu meninggal dunia

Hari berikutnya selain ketentuan diatas dikenakan pemotongan 5%

Page 38: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Ketentuan Cuti Sakit

Besar Potongan Persyaratan0 % • Menjalani rawat inap di Puskesmas/rumah sakit

yang dibuktikan dengan surat keterangan rawat inap dan fotokopi rincian biaya rawat inap dari Puskesmas/rumah sakit untuk paling lama 25 (dua puluh lima) hari kerja, dan hari selanjutnya sebesar 2,5%.• Pegawai wanita yang mengalami gugur kandungan

namun tidak menjalani rawat inap yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter untuk paling lama 5 (lima) hari kerja, dan hari selanjutnya sebesar 5%.

2,5 % • Sakit dengan surat keterangan dokter namun tidak menjalani rawat inap untuk paling lama 2 (dua) hari kerja, dan hari selanjutnya sebesar 5%.

Page 39: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Ketentuan Cuti Sakit

Besar Potongan Persyaratan2,5 % • Setelah menjalani rawat inap dan

menjalani rawat jalan dengan surat keterangan rawat jalan dari Dokter;

Surat Keterangan Dokter sesuai ketentuan mengenai cuti PNS

Page 40: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Ketentuan Cuti Bersalin

Bagi Pegawai Wanita yang menjalani persalinan pertama sampai dengan ketiga dikenakan pemotongan sebesar 0% untuk paling lama 5 (lima) hari kerja dan hari selanjutnya sebesar 2,5%.

Untuk persalinan keempat dan seterusnya, mengingat menggunakan Cuti Besar dan CLTN, dikenakan pemotongan sebesar 5%.

Persalinan dimaksud berlaku sejak diangkat sebagai CPNS.

Page 41: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

PEMBERLAKUAN PEMOTONGAN TKPKN

Page 42: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

MASA BERLAKU PEMOTONGAN TKPKN

Alasan Pemotongan TKPKN Mulai Berlaku

Hukuman Disiplin Ringan dan Hukuman Disiplin Berat kecuali PDH TAPS atau PTDH

bulan berikutnya sejak keputusan penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan

Hukuman Disiplin Sedang kecuali Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 1 Tahun (tidak mengajukan keberatan)

bulan berikutnya sejak hari ke lima belas setelah Pegawai menerima hukuman disiplin

Hukuman Disiplin Sedang kecuali Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 1 Tahun (mengajukan keberatan)

bulan berikutnya setelah keputusan atas keberatan ditetapkan

Page 43: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

MASA BERLAKU PEMOTONGAN TKPKN

Alasan Pemotongan TKPKN Mulai Berlaku

Hukuman Disiplin Sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun oleh Menteri Keuangan

bulan berikutnya sejak keputusan penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan

Hukuman Disiplin Sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun oleh Pejabat Eselon II di instansi vertikal(tidak mengajukan keberatan )

bulan berikutnya sejak hari ke-15 setelah Pegawai menerima hukuman disiplin

Hukuman Disiplin Sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun oleh Pejabat Eselon II di instansi vertikal(mengajukan keberatan )

bulan berikutnya setelah keputusan atas keberatan ditetapkan

Page 44: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

MASA BERLAKU PEMOTONGAN TKPKN

Alasan Pemotongan TKPKN Mulai Berlaku

Hukuman Disiplin Berat berupa PDH TAPS atau PTDH

bulan berikutnya sejak hari ke-15 setelah Pegawai menerima hukuman disiplin

pemberhentian sementara dari jabatan negeri

bulan berikutnya sejak tanggal penahanan

Page 45: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

Hukuman Disiplin A

Hukuman Disiplin B

pemotongan TKPKN

berdasarkan hukuman disiplin yang paling berat

KETENTUAN LAIN

Page 46: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

KETENTUAN LAIN

Hukuman Disiplin

Hukuman Disiplin

pemotongan TKPKN

berdasarkan hukuman

disiplin yang terberat

Bulan Berikutnya

Page 47: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

KETENTUAN PERALIHAN

Peringatan Tertulis dan hukdis sebelum berlakunya PMK ini dan sedang dijalani oleh Pegawai, diberlakukan pemotongan TKPKN sesuai ketentuan PMK Nomor 41/PMK.01/2011.

Pemotongan TKPKN yang dilakukan terhadap Pegawai yang mendapat Peringatan Tertulis dan/atau hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dan masih dijalani oleh Pegawai yang bersangkutan, dinyatakan tetap berlaku sesuai ketentuan sebelumnya.

Hukdis yang diajukan keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum sebelum berlakunya PMK ini dan keputusan atas keberatan ditetapkan setelah berlakunya PMK ini, diberlakukan pemotongan TKPKN sesuai ketentuan PMK ini.

Page 48: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

KETENTUAN PERALIHAN

Hukdis yang diajukan banding administratif dan sampai dengan mulai berlakunya PMK ini belum ada keputusan atas banding administratif tersebut, diberlakukan pemotongan TKPKN sesuai ketentuan PMK ini.

Pegawai yang sedang menjalani pemberhentian sementara dari jabatan negeri dan sampai dengan mulai berlakunya PMK ini masih dalam status pemberhentian sementara dari jabatan negeri, diberlakukan pemotongan TKPKN sesuai ketentuan PMK ini.

Pegawai yang sedang menjalani Cuti Sakit dan Cuti Bersalin sebelum berlakunya PMK ini dan saat berlakunya PMK ini masih menjalani cuti dimaksud, pemotongan TKPKN sesuai ketentuan PMK Nomor 41/PMK.01/2011.

Page 49: PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR  214 /PMK.1/2011

TERIMA KASIH

Email : [email protected]. : 021-3449230

( 6209 / 6228 / 6223 / 6224 )