PERATURAN MENTERI KEUANGAN - ketentuan.pajak.go.idketentuan.pajak.go.id/aturan/asli/PER -...

69
1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 52 /PJ/2010 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK PENGHASILAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ATAU PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan; b. bahwa dalam rangka lebih memberikan kepastian hukum bagi Wajib Pajak dan tertib administrasi perpajakan, perlu menetapkan pengganti Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4797); 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK PENGHASILAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ATAU PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang dimaksud dengan: 1. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang selanjutnya disebut UU KUP adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. 2. Wajib Pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan. /3. Kantor…

Transcript of PERATURAN MENTERI KEUANGAN - ketentuan.pajak.go.idketentuan.pajak.go.id/aturan/asli/PER -...

1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR PER- 52 /PJ/2010

TENTANG

TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK PENGHASILAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ATAU PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan;

b. bahwa dalam rangka lebih memberikan kepastian hukum bagi Wajib Pajak dan tertib administrasi perpajakan, perlu menetapkan pengganti Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4797);

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG TATA CARA

PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK PENGHASILAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ATAU PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang dimaksud dengan: 1. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang

selanjutnya disebut UU KUP adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.

2. Wajib Pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan.

/3. Kantor…

2

3. Kantor Pelayanan Pajak selanjutnya disebut KPP adalah: a. Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat

Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan; atau b. Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan dalam

wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana pada huruf a. 4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak selanjutnya disebut Kepala KPP adalah

Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan.

5. Unit Pelaksana Penelitian Keberatan adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Direktorat Keberatan dan Banding.

BAB II

PROSEDUR PENGAJUAN

Pasal 2

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas suatu: a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, kecuali Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar berdasarkan Pasal 13A Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan; c. Surat Ketetapan Pajak Nihil; d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pasal 3

Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP dengan surat keberatan.

Pasal 4

(1) Surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib memenuhi syarat: a. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; b. mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang

dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan dan dilampirkan dengan fotokopi surat ketetapan pajak, bukti pemungutan, atau bukti pemotongan;

c. 1 (satu) surat keberatan diajukan hanya untuk 1 (satu) Surat Ketetapan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, atau untuk 1 (satu) pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e;

d. melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan disertai fotokopi bukti pelunasannya;

e. diajukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak (force majeur); dan

f. ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat keberatan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat keberatan tersebut wajib dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 UU KUP.

/(2) Persyaratan...

3

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d hanya berlaku untuk pengajuan keberatan atas suatu Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yang berkaitan dengan Surat Pemberitahuan untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2008 dan seterusnya.

Pasal 5

Surat Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat dibuat sebagaimana contoh pada Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

Pasal 6

(1) Surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 disampaikan ke

KPP : a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. dengan cara lain.

(2) Penyampaian surat keberatan dengan cara lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti

pengiriman surat; atau b. e-Filing melalui Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider)

atau fasilitas e-Filing yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. (3) Bukti penerimaan surat keberatan, dalam hal disampaikan:

a. secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Bukti Penerimaan Surat;

b. melalui pos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah bukti pengiriman surat;

c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir sebagaimana pada ayat (2) huruf a adalah bukti pengiriman surat;

d. melalui e-Filing melalui Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) atau fasilitas e-Filing yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana ayat (2) huruf b adalah bukti penerimaan elektronik.

(4) Surat keberatan yang tidak disampaikan ke KPP merupakan surat yang tidak disampaikan pada tempatnya dan tidak dipertimbangkan, sehingga Direktur Jenderal Pajak tidak menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

(5) Unit kantor Direktorat Jenderal Pajak yang menerima surat keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengembalikan surat keberatan kepada Wajib Pajak dan memberitahukan secara tertulis KPP tempat penyampaian surat keberatan yang seharusnya, paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya surat keberatan dengan menggunakan formulir pada Lampiran II.1 Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 7

Saat diterimanya surat keberatan, dalam hal surat keberatan disampaikan: a. secara langsung sebagaimana pada Pasal 6 ayat (1) huruf a adalah

sesuai tanggal terima yang tercantum pada bukti penerimaan surat yang diberikan oleh KPP;

b. melalui pos sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf b, adalah sesuai tanggal stempel pos yang tercantum pada bukti pengiriman surat;

c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf a, adalah sesuai tanggal pengiriman yang tercantum pada bukti pengiriman surat; atau

d. dengan e-Filing melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf b, adalah sesuai tanggal yang tercantum pada bukti penerimaan elektronik.

/Pasal ...

4

Pasal 8

(1) Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak wajib memberitahukan

secara tertulis kepada Wajib Pajak bahwa surat keberatannya memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 dengan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(2) Surat keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 bukan merupakan surat keberatan dan tidak dipertimbangkan, sehingga Direktur Jenderal Pajak tidak menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

(3) Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak bahwa surat keberatannya tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II.3 atau Lampiran II.4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

Pasal 9

(1) Sebelum mengajukan keberatan, Wajib Pajak dapat meminta keterangan

secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak atau penghitungan rugi kepada Direktur Jenderal Pajak melalui KPP paling lama 2 (dua) bulan setelah tanggal pengiriman surat ketetapan pajak.

(2) Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak wajib memberi keterangan yang diminta oleh Wajib Pajak secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Wajib Pajak paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak surat permintaan Wajib Pajak diterima.

(3) Jangka waktu pemberian keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menunda jangka waktu pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf e.

(4) Meskipun jangka waktu 2 (dua) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah terlampaui, Wajib Pajak masih dapat meminta keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak atau penghitungan rugi kepada Direktur Jenderal Pajak melalui KPP.

(5) Atas permintaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat memberi keterangan yang diminta oleh Wajib Pajak secara tertulis.

BAB III

PROSES PENYELESAIAN KEBERATAN

Pasal 10 (1) Dalam proses penyelesaian keberatan, Kepala Unit Pelaksana Penelitian

Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat: a. meminjam buku, catatan, data, dan informasi dalam bentuk hardcopy

dan/atau softcopy kepada Wajib Pajak dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;

b. meminta Wajib Pajak untuk memberikan keterangan, dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;

c. meminta pihak lain diluar Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan data dan atau keterangan dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; dan atau

d. meninjau ke tempat Wajib Pajak jika diperlukan. /(2) Dalam...

5

(2) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas suatu pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e, Wajib Pajak wajib menyerahkan asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak dan surat pernyataan yang menyatakan bahwa pemotongan atau pemungutan pajak belum atau tidak akan dikreditkan.

(3) Wajib Pajak wajib memenuhi peminjaman dan atau permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat peminjaman dan/atau permintaan.

(4) Apabila sampai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berakhir, Wajib Pajak belum meminjamkan sebagian atau seluruh buku, catatan, data dan informasi dan/atau belum memberikan keterangan yang diminta, Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak menerbitkan peminjaman dan/atau permintaan yang kedua dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak batas waktu tersebut diatas berakhir.

(5) Wajib Pajak wajib memenuhi peminjaman dan/atau permintaan yang kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat peminjaman dan/atau permintaan yang kedua.

(6) Dalam hal masih diperlukan, Wajib Pajak wajib meminjamkan bukti tambahan dan/atau memberikan penjelasan, dalam jangka waktu sebagaimana disebut dalam surat peminjaman dan/atau permintaan tambahan.

(7) Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruhnya peminjaman dan/atau permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (5), dan ayat (6) serta tidak menyerahkan asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak dan surat pernyataan yang menyatakan bahwa pemotongan atau pemungutan pajak belum atau tidak akan dikreditkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), keberatan tetap diproses sesuai dengan data yang ada atau diterima dan Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak membuat Berita Acara dengan menggunakan formulir pada Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(8) Dalam hal diperlukan, untuk mendapatkan data dan/atau informasi yang objektif yang dapat dijadikan dasar dalam mempertimbangkan keputusan keberatan, Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka keberatan.

(9) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang pemeriksaan.

Pasal 11

(1) Dalam proses penyelesaian keberatan, Kepala Unit Pelaksana Penelitian

Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pembahasan sengketa perpajakan yang diajukan keberatan dengan Wajib Pajak dan/atau pihak lain yang terkait.

(2) Dalam pembahasan sengketa perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat memanggil Wajib Pajak dan/atau pihak lain yang terkait untuk melakukan pembahasan sengketa perpajakan yang diajukan keberatan dengan menggunakan formulir pada Lampiran VII.1/Lampiran VII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(3) Dalam hal Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak memanggil Wajib Pajak dan/atau pihak lain untuk melakukan pembahasan sengketa perpajakan yang diajukan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), surat pemanggilan dikirimkan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal pembahasan sengketa perpajakan.

/(4) Pembahasan...

6

(4) Pembahasan sengketa perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan dengan menggunakan formulir pada Lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian tidak tepisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

Pasal 12

(1) Pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang tidak

diberikan pada saat pemeriksaan, tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, kecuali pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain tersebut berada di pihak ketiga dan belum diperoleh Wajib Pajak pada saat pemeriksaan.

(2) Dalam hal terdapat pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang belum diminta pada saat proses pemeriksaan tetapi diperlukan dan diminta oleh Direktur Jenderal Pajak serta diserahkan oleh Wajib Pajak dalam proses keberatan, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang diserahkan oleh Wajib Pajak tersebut dapat dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, sepanjang memiliki kaitan dengan koreksi yang disengketakan.

(3) Dalam hal terdapat pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang belum diminta pada saat proses pemeriksaan dan keberatan tetapi diserahkan oleh Wajib Pajak dalam proses keberatan, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang diserahkan oleh Wajib Pajak tersebut dapat dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, sepanjang memiliki kaitan dengan koreksi yang disengketakan.

Pasal 13

(1) Sebelum menerbitkan Surat Keputusan Keberatan, Direktur Jenderal

Pajak wajib meminta Wajib Pajak untuk hadir guna memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatan Wajib Pajak dengan menggunakan formulir Surat Pemberitahuan Untuk Hadir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IX Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(2) Surat Pemberitahuan Untuk Hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan Pemberitahuan Hasil Penelitian Keberatan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran X.1 dan Formulir Surat Tanggapan Hasil Penelitian Keberatan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran X.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(3) Pemberian keterangan dan penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dituangkan dalam Berita Acara dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran XI.1 atau Lampiran XI.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(4) Apabila Wajib Pajak tidak memanfaatkan kesempatan untuk hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. dibuat Berita Acara dengan menggunakan formulir sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran XII.1 atau Lampiran XII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; dan

b. proses keberatan tetap dapat diselesaikan.

Pasal 14 (1) Wajib Pajak dapat mencabut pengajuan keberatan sepanjang Surat

Pemberitahuan Untuk Hadir belum disampaikan kepada Wajib Pajak. (2) Pencabutan pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan secara tertulis.

/(3) Yang...

7

(3) Yang dimaksud dengan disampaikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tanggal dikirimnya Surat Pemberitahuan Untuk Hadir oleh Direktorat Jenderal Pajak.

(4) Wajib Pajak yang mencabut pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b Undang-Undang KUP.

(5) Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan wajib memberikan jawaban atas pencabutan pengajuan keberatan dengan menggunakan formulir XIII.1 atau formulir XIII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, paling lama 5 (lima) hari kerja sejak surat pencabutan pengajuan keberatan diterima.

(6) Dalam hal pencabutan pengajuan keberatan tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka proses keberatan tetap diselesaikan dengan penerbitan Surat Keputusan Keberatan.

Pasal 15

Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dalam rangka proses penyelesaian keberatan, kuasa Wajib Pajak harus menyerahkan Surat Kuasa Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 UU KUP.

Pasal 16

(1) Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan Wajib Pajak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak saat diterimanya surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.

(2) Keputusan atas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar.

(3) Apabila jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan Keputusan Keberatan paling lama 1 (satu) bulan sejak jangka waktu tersebut berakhir.

(4) Keputusan atas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diberikan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan dan melampirkan Pemberitahuan tertulis mengenai hak dan kewajiban Wajib Pajak dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran XIV.1/Lampiran XIV.2/Lampiran XIV.3/Lampiran XIV.4 dan Lampiran XV Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan direktur Jenderal Pajak ini.

(5) Keputusan Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) harus disampaikan kepada Wajib Pajak melalui pos atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir, dengan tanda bukti pengiriman surat.

Pasal 17

(1) Sebelum mengajukan banding, Wajib Pajak dapat meminta keterangan

secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP mengenai alasan yang menjadi dasar untuk mengabulkan sebagian atau menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang dalam surat keberatan Wajib Pajak.

(2) Atas permintaan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keterangan secara tertulis kepada Wajib Pajak paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak surat permintaan Wajib Pajak diterima.

(3) Jangka waktu pemberian keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menunda jangka waktu pengajuan banding.

/BAB IV...

8

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini berlaku: (1) Keberatan yang telah disampaikan sebelum peraturan Direktur Jenderal

Pajak ini berlaku namun belum diterbitkan Keputusan Keberatan, tata cara penyelesaian keberatan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-49/PJ./2009 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.

(2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-49/PJ./2009 tentang Tata

Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan dinyatakan tidak berlaku, kecuali untuk penyelesaian keberatan sebagaimana dimaksud pada angka 1.

BAB V KETENTUAN PENUTUP

Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- 52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Nomor : ...................................................... 1)

......................................................2)

Lampiran : ...................................................... 3)

Hal : Pengajuan Keberatan

Yth. Direktur Jenderal Pajak

Ub. Kepala KPP/KP2KP*) .................................... 4)

............................................................

............................................................

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ...................................................... 5)

NPWP : ...................................................... 6)

Alamat : ...................................................... 7)

Bertindak selaku :

Nama : ...................................................... 8)

NPWP : ...................................................... 9)

Alamat : ...................................................... 10)

bersama ini mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak (SKP)/pemotongan atau pemungutan

oleh pihak ketiga *):

Jenis surat : ...................................................... 11)

Nomor dan tanggal : ...................................................... 12)

Jenis Pajak : ...................................................... 13)

Masa/Tahun Pajak : ...................................................... 14)

Alasan keberatan 15)

:

1. Sengketa............................................................................................................................................

Alasan keberatan dan jumlah menurut Wajib Pajak.............................................................................

2. Sengketa..................................................................................................................................................

Alasan keberatan dan jumlah menurut Wajib Pajak ................................................................................

3. dst

Berdasarkan hal tersebut di atas maka:

a. Jumlah pajak yang terutang menurut surat ketetapan pajak sebesar :..............................................16)

b. Jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar : ..................................17)

c. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir pemeriksaan sebesar :

..................................18)

d. Jumlah yang telah dilunasi sebesar ....................19)

tanggal ........................20)

pada bank

.....................21)

dengan NTPP .........................22)

Lampiran23)

:

No. Jenis Dokumen set/lembar

Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.

Wajib Pajak/Pengurus/Kuasa*)

................................. 24)

Keterangan:

Beri tanda X pada yang sesuai

*) Diisi salah satu yang sesuai

Wajib Pajak

Pengurus Kuasa dari Wajib Pajak

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- 52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran I :

Angka 1 : Diisi dengan nomor Surat Keberatan sesuai dengan administrasi Wajib Pajak

Angka 2 : Diisi dengan kota dan tanggal surat dibuat

Angka 3 : Diisi dengan jumlah lampiran yang disertakan dalam Surat Keberatan

Angka 4 : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.

Angka 5 : Diisi dengan nama Wajib Pajak/pengurus/kuasa yang menandatangani Surat Keberatan

Angka 6 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak/pengurus/kuasa yang menandatangani Surat Keberatan

Angka 7 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak/pengurus/kuasa yang menandatangani Surat Keberatan

Angka 8 : Diisi dengan nama Wajib Pajak apabila yang menandatangani Surat Keberatan adalah

pengurus atau kuasa dari Wajib Pajak.

Angka 9 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak apabila yang menandatangani Surat Keberatan adalah

pengurus atau kuasa dari Wajib Pajak.

Angka 10 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak apabila yang menandatangani Surat Keberatan adalah

pengurus atau kuasa dari Wajib Pajak.

Angka 11 : Diisi dengan jenis surat ketetapan pajak atau jenis bukti bukti potong yang diajukan

keberatan.

Angka 12 : Diisi dengan nomor dan tanggal surat ketetapan pajak atau bukti potong yang diajukan

keberatan

Angka 13 : Diisi jenis pajak.

Angka 14 : Diisi Masa Pajak/Tahun Pajak.

Angka 15 : Diisi dengan jelas alasan keberatan untuk masing-masing koreksi yang diajukan

keberatan.

Angka 16 : Diisi dengan jumlah pajak yang terutang menurut surat ketetapan pajak

Angka 17 : Diisi dengan jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak pada saat

pengajuan keberatan

Angka 18 : Diisi dengan jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak yang disetujui

pada waktu pembahasan akhir pemeriksaan.

Angka 19 : Diisi dengan jumlah pelunasan ketetapan pajak oleh Wajib Pajak (sebutkan masing -

masing pelunasan apabila dibayar lebih dari satu kali).

Angka 20 : Diisi dengan tangal pelunasan ketetapan pajak oleh Wajib Pajak (sebutkan masing -

masing tanggal apabila dibayar lebih dari satu kali).

Angka 21 : Diisi dengan nama bank tempat pelunasan ketetapan pajak oleh Wajib Pajak (sebutkan

masing - masing tempat pelunasan apabila dibayar lebih dari satu kali).

Angka 22 : Diisi dengan Nomor Tanda Pembayaran Pajak (NTPP) sesuai dalam SSP pelunasan

ketetapan pajak oleh Wajib Pajak (sebutkan masing - masing NTPP apabila dibayar lebih

dari satu kali).

Angka 23 : Diisi dengan jenis dokumen dan jumlah lembar masing-masing jenis dokumen.

Angka 24 : Diisi dengan nama dan tanda tangan pemohon sebagaimana tercantum pada angka 5.

Lampiran II.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

......................................... 1)

Nomor :

Sifat :

Hal :

S - 2)

...................................... 4)

Pemberitahuan Surat Keberatan diajukan tidak

pada tempatnya

....................................

. 3)

Yth................................. 5)

......................................

Sehubungan dengan surat Saudara nomor ............................ 6) tanggal ................... 7) yang

diterima tanggal ..................... 8) hal Pengajuan Keberatan atas ............................... 9) nomor

.................... 10) tanggal ....................... 11), dengan ini disampaikan bahwa :

1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- ……/PJ/2010 tentang Tata Cara Pengajuan

dan Penyelesaian Keberatan Pasal 6, menyebutkan :

(1) Surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 disampaikan ke KPP:

a. secara langsung;

b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau

c. dengan cara lain.

(2) Penyampaian surat keberatan dengan cara lain sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c meliputi:

a. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat; atau

b. e-Filing melalui Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) atau fasilitas e-Filing yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

(3) Bukti penerimaan surat keberatan, dalam hal disampaikan:

a. secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Bukti Penerimaan Surat;

b. melalui pos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah bukti pengiriman surat;

c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir sebagaimana pada ayat (2) huruf a adalah bukti pengiriman surat;

d. melalui e-Filing melalui Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) atau fasilitas e-Filing yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana ayat (2) huruf b adalah bukti penerimaan elektronik.

(4) Surat keberatan yang tidak disampaikan ke KPP merupakan surat yang tidak

disampaikan pada tempatnya dan tidak dipertimbangkan, sehingga Direktur

Jenderal Pajak tidak menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

/(5) Unit...

Lampiran II.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

(5) Unit kantor Direktorat Jenderal Pajak yang menerima surat keberatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengembalikan surat keberatan kepada

Wajib Pajak dan memberitahukan secara tertulis KPP tempat penyampaian

surat keberatan yang seharusnya, paling lama 5 (lima) hari kerja sejak

diterimanya surat keberatan dengan menggunakan formulir pada Lampiran II.1

Peraturan Direktur Jenderal ini.

2. Berdasarkan hal tersebut, bersama ini kami kirimkan kembali surat Saudara sesuai dengan

ketentuan Pasal 6 ayat (5) karena tidak memenuhi ketentuan Pasal 6 ayat (4) Peraturan

Direktur Jenderal Pajak tersebut di atas.

3. Saudara masih dapat mengajukan keberatan kembali melalui Kantor Pelayanan Pajak

tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan atau ke

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan dalam wilayah Kantor Pelayanan

Pajak tersebut sepanjang masih dalam batas waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya

surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak yang

Saudara ajukan keberatan.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor,

.............................................. 12)

NIP ........................................

Lampiran II.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran II.1 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor

yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor surat

Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat

Angka 4 : Diisi dengan sifat surat

Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak

Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak

Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak

Angka 8 : Diisi dengan tangal diterimanya Surat Keberatan Wajib Pajak

Angka 9 : Diisi jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan /pemungutan pajak

(contoh : SKPKB PPN Masa Januari 2008, SKPKBT PPh Badan Tahun 2008,

dll.).

Angka 10 : Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti

pemungutan

Angka 11 : Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti

pemungutan

Angka 12 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat yang menandatangani surat

Lampiran II.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .........................................

1)

Nomor : S- 2) ....................................3)

Lamp : -

Hal : Pemberitahuan Surat Keberatan

Memenuhi Persyaratan

Yth. ..................................4)

Sehubungan dengan Surat Saudara nomor .................... 5) tanggal ................ 6) yang diterima

tanggal ............ 7) hal keberatan atas .............. 8) nomor ................. 9) tanggal ............... 10) , dengan ini

disampaikan bahwa :

1. Sesuai dengan ketentuan Pasal 25 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 (UU KUP) disebutkan bahwa :

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu :

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;

Surat Ketetapan Pajak Nihil;

Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah

pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut

penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas;

(3) Keberatan harus diajukan dalam Jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat

ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu

tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

(3a) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib

melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib

Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan.

(4) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),

ayat (3), atau ayat (3a) bukan merupakan surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

2. Sesuai dengan ketentuan Pasal 32 UU KUP, surat keberatan harus ditandatangani oleh Wajib

Pajak/pengurus. Apabila surat keberatan tidak ditandatangani oleh Wajib Pajak/pengurus, maka

surat keberatan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

3. Berdasarkan penelitian kami, surat Saudara memenuhi ketentuan Pasal 25 dan Pasal 32 UU KUP

sehingga sesuai ketentuan Pasal 25 ayat (4) UU KUP surat Saudara dapat dipertimbangkan.

/4. Untuk...

Lampiran II.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

4. Untuk mempercepat proses penyelesaian surat keberatan Saudara, diminta untuk segera

menyiapkan data dokumen/bukti dan buku-buku pendukung permohonan Saudara dalam bentuk

hardcopy maupun softcopy dan segera menyampaikannya sesuai surat permintaan yang

dikirimkan ke alamat Saudara.

5. Surat keberatan Saudara sudah kami teruskan ke ....... 11)untuk diproses lebih lanjut.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terimakasih.

a.n. Direktur Jenderal Pajak

Kepala Kantor,

___________________ 12)

NIP. 13)

Lampiran II.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran II.2 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit

kantor yang bersangkutan

Angka 2 : diisi nomor surat

Angka 3 : diisi tanggal surat

Angka 4 : diisi nama dan alamat Wajib Pajak

Angka 5 : diisi nomor surat Wajib Pajak

Angka 6 : diisi tanggal surat Wajib Pajak

Angka 7 : diisi tanggal terima surat permohonan Wajib Pajak

Angka 8 : diisi jenis dan masa/tahun ketetapan pajak (contoh : SKPKB PPN Masa

Januari – Desember 2003, SKPKBT PPh Badan Tahun 2004, dll.)

Angka 9 : diisi nomor ketetapan pajak

Angka 10 : diisi tanggal ketetapan pajak

Angka 11 : diisi nama unit kerja yang memproses keberatan.(Kanwil... atau Direktorat

Keberatan dan Banding).

Angka 12

: diisi Nama Kepala KPP yang menandatangani surat

Angka 13

:

diisi NIP Kepala KPP yang menandatangani surat

Keterangan : Surat dibuat dalam 4 (empat) rangkap

Asli : Untuk Wajib Pajak

Salinan ke- 1: Untuk Kantor Wilayah JP/Dit. Keberatan dan Banding

Salinan ke-2 : Untuk Seksi Penagihan KPP

Salinan ke-3 : Arsip

Lampiran II.3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

Nomor : S - 2) Sifat : ...................................... 4) Hal : Pemberitahuan Surat Keberatan

Melewati Jangka Waktu Pengajuan Keberatan

...................................................... 3)

Yth................................. 5) ......................................

Sehubungan dengan surat Saudara nomor ............................ 6) tanggal ................... 7) yang diterima tanggal ..................... 8) hal Pengajuan Keberatan atas ............................... 9) nomor .................... 10) tanggal ....................... 11), dengan ini disampaikan bahwa :

1. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 25 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (3a), dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (UU KUP), menyebutkan :

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu :

a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar; b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan; c. Surat Ketetapan Pajak Nihil; d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan

ketentuan peraturan Perundang-undangan perpajakan

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan yang menjadi dasar penghitungan.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

(3a) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan.

(4) Keberatan yang tidak memenuhi persayaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (3a) bukan merupakan surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan

2. Berdasarkan penelitian kami, surat Saudara tidak memenuhi ketentuan Pasal 25 ayat (3) Undang-Undang KUP, sehingga sesuai ketentuan Pasal 25 ayat (4) Undang-Undang KUP, surat Saudara bukan merupakan surat keberatan sehingga tidak dapat dipertimbangkan.

3. Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP mengatur bahwa Direktur Jenderal Pajak dapat mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar.

/4.Saudara...

Lampiran II.3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

4. Saudara masih dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar sesuai ketentuan Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor, ........................................ 12) NIP .................................

Lampiran II.3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran II.3 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor surat Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat Angka 4 : Diisi dengan sifat surat Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 8 : Diisi dengan tangal diterimanya Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 9 : Diisi jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan /pemungutan pajak

(contoh : SKPKB PPN Masa Januari 2008, SKPKBT PPh Badan Tahun 2008, dll.).

Angka 10 : Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan

Angka 11 : Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan

Angka 12 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat yang menandatangani surat

Keterangan : Surat dibuat dalam 2 (dua) rangkap

Asli : Untuk Wajib Pajak

Salinan ke- 1: Arsip

Lampiran II.4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

Nomor : S - 2) Sifat : ...................................... 4) Hal : Pemberitahuan Surat Keberatan

Tidak Memenuhi Persyaratan

...................................................... 3)

Yth................................. 5) ...................................... Sehubungan dengan surat Saudara nomor ............................ 6) tanggal ................... 7) yang diterima tanggal ..................... 8) hal Pengajuan Keberatan atas ............................... 9) nomor .................... 10) tanggal ....................... 11), dengan ini disampaikan bahwa :

1. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 25 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (3a), dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang KUP), menyebutkan :

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu : a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar; b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan; c. Surat Ketetapan Pajak Nihil; d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan

peraturan Perundang-undangan perpajakan

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan yang menjadi dasar penghitungan.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

(3a) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan.

(4) Keberatan yang tidak memenuhi persayaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (3a) bukan merupakan surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan

2. Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 menyebutkan :

/(1) Wajib...

Lampiran II.4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh Wajib Pajak.

(2) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.

(3) Terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Wajib Pajak tidak dapat mengajukan :

a. keberatan; b. pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi; dan c. pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar.

3. Sesuai dengan ketentuan Pasal 32 Undang-Undang KUP, surat keberatan harus ditandatangani oleh Wajib Pajak/pengurus. Dalam hal surat keberatan tidak ditandatangani oleh Wajib Pajak/pengurus. Dalam hal surat keberatan tidak ditandatangani oleh Wajib Pajak/pengurus, surat keberatan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

4. Berdasarkan penelitian kami, surat Saudara tidak memenuhi ketentuan Pasal 25 ayat .... dan/atau Pasal 32 Undang-Undang KUP, dan/atau Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 12) sehingga sesuai ketentuan Pasal 25 ayat 4 Undang-Undang KUP, surat Saudara bukan merupakan surat keberatan sehingga tidak dapat dipertimbangkan.

5. Saudara masih dapat mengajukan keberatan kembali sepanjang masih dalam batas waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak yang Saudara ajukan keberatan.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor, .............................................. 13) NIP ........................................

Keterangan : *) coret yang tidak perlu

Lampiran II.4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran II.4 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor surat Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat Angka 4 : Diisi dengan sifat surat Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 8 : Diisi dengan tangal diterimanya Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 9 : Diisi jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan /pemungutan pajak

(contoh : SKPKB PPN Masa Januari 2008, SKPKBT PPh Badan Tahun 2008, dll.).

Angka 10 : Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan

Angka 11 : Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan

Angka 12 : Diisi sesuai dengan syarat yang tidak dipenuhi yaitu ayat dalam Pasal 25 dan/atau Pasal 32 Undang-Undang KUP dan/atau Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun 2007.

Angka 13 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat yang menandatangani surat

Keterangan : Surat dibuat dalam 2 (dua) rangkap

Asli : Untuk Wajib Pajak

Salinan ke- 1: Arsip

Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

Nomor :................................2) Sifat :Segera Hal :Permintaan buku, catatan, data, dan informasi.....4)

................................................ 3)

Yth................................. 5)

......................................

Sehubungan dengan surat Saudara Nomor ........................ 6) tanggal ................................. 7) hal Pengajuan Keberatan atas ......................... 8), Nomor .................. 9) tanggal ............................... 10), dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

I. Saudara mengajukan keberatan atas koreksi .................................... 11) sebesar Rp ............................... 12) Berkaitan dengan keberatan tersebut, diminta kepada Saudara untuk meminjamkan buku, catatan, data dan informasi, dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy yang meliputi:

1. .............................................................................

2. .............................................................................

3. ............................................................................. dst 13)

II. Saudara mengajukan keberatan atas koreksi ............. 11) sebesar Rp ......................... 12) Berkaitan dengan keberatan tersebut, diminta kepada Saudara untuk meminjamkan buku, catatan, data dan informasi, dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy yang meliputi:

1. .............................................................................

2. .............................................................................

3. ............................................................................. dst 13)

III. dst. (sesuai pos yang perlu dilakukan penjelasan dan atau pembuktian)

Buku, catatan, data dan informasi, dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy agar disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas)/10 (sepuluh) *) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat ini kepada:

Nama : ............................................................................. 14)

Jabatan : .............................................................................

Tempat : .............................................................................

Apabila dalam jangka waktu tersebut Saudara tidak meminjamkan buku, catatan, data dan informasi, dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy, surat keberatan Saudara tetap diproses sesuai dengan data yang ada atau diterima dalam proses penyelesaian keberatan.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor, ..............................................

15)

NIP ........................................

*) Coret yang tidak sesuai

Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah Petunjuk Pengisian Lampiran III : Angka 1 : isi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor

yang bersangkutan. Angka 2 : Diisi dengan nomor surat. Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat. Angka 4 : Diisi dengan permintaan data yang dilakukan, misalnya: ke-1, ke-2 atau tambahan. Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak. Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. Angka 8 : Diisi jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan/pemungutan pajak (contoh

: SKPKB PPN Masa Januari 2008, SKPKBT PPh Badan Tahun 2008, dll.). Angka 9 : Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti

pemungutan. Angka 10 : Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti

pemungutan. Angka 11 : Diisi dengan pos yang koreksi (contoh : penjualan, biaya pemasaran, dll). Angka 12 : Diisi dengan jumlah koreksi pos tersebut oleh pemeriksa. Angka 13 : Diisi jenis buku, data, catatan dan informasi yang dimintakan kepada Wajib Pajak. Angka 14 : Diisi dengan nama tim peneliti. Angka 15 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat yang menandatangani surat.

Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

Nomor :................................2) Sifat :Segera Hal :Permintaan keterangan .....4)

................................................ 3)

Yth................................. 5)

...................................... Sehubungan dengan surat Saudara Nomor ........................ 6) tanggal ................................. 7) hal Pengajuan Keberatan atas ......................... 8), Nomor .................. 9) tanggal ............................... 10), dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

I. Saudara mengajukan keberatan atas koreksi .................................... 11) sebesar Rp ............................... 12) Berkaitan dengan keberatan tersebut, diminta kepada Saudara memberikan keterangan sehubungan dengan koreksi tersebut yang meliputi:

1. .............................................................................

2. .............................................................................

3. ............................................................................. dst 13)

II. Saudara mengajukan keberatan atas koreksi ........................................... 11) sebesar Rp ............................. 12) Berkaitan dengan keberatan tersebut, diminta kepada Saudara memberikan keterangan sehubungan dengan koreksi tersebut yang meliputi:

1. .............................................................................

2. .............................................................................

3. ............................................................................. dst 13)

III. dst. (sesuai pos yang perlu dilakukan penjelasan dan atau pembuktian)

Keterangan tersebut di atas agar disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas)/10 (sepuluh) *) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat ini kepada:

Nama : ............................................................................. 14)

Jabatan : .............................................................................

Tempat : .............................................................................

Apabila dalam jangka waktu tersebut Saudara tidak memberikan keterangan dimaksud, surat keberatan Saudara akan diproses berdasarkan data yang ada yang diperoleh dalam proses penyelesaian keberatan.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor,

.............................................. 15) NIP ........................................

*) Coret yang tidak sesuai

Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah Petunjuk Pengisian Lampiran IV : Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor

yang bersangkutan Angka 2 : Diisi dengan nomor surat. Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat. Angka 4 : Diisi dengan permintaan data yang dilakukan, misalnya: ke-1atau ke-2 Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak. Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. Angka 8 : Diisi jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan/pemungutan pajak (contoh

: SKPKB PPN Masa Januari 2008, SKPKBT PPh Badan Tahun 2008, dll.). Angka 9 : Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti

pemungutan. Angka 10 : Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti

pemungutan. Angka 11 : Diisi dengan pos yang koreksi (contoh : penjualan, biaya pemasaran, dll). Angka 12 : Diisi dengan jumlah koreksi pos tersebut oleh pemeriksa. Angka 13 : Diisi jenis buku, data, catatan dan informasi yang dimintakan kepada Wajib Pajak. Angka 14 : Diisi dengan nama tim peneliti. Angka 15 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat yang menandatangani surat.

Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .........................................

1)

Nomor :................................2)

Sifat :Segera Hal :Permintaan data dan keterangan .....

4)

................................................ 3)

Yth.................................

5)

...................................... Sehubungan dengan surat keberatan Wajib Pajak Nomor ........................

6) atas.........................

7), Nomor ..................

8) tanggal ...............................

9), dengan ini diminta kepada Saudara untuk

memberikan data-data/keterangan-keterangan mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. ......

2. ......

3. .....

Data-data dan keterangan-keterangan tersebut di atas agar disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas)/10 (sepuluh)

*) hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat ini, kepada:

Nama : ............................................................................. 10)

Jabatan : .............................................................................

Tempat : .............................................................................

Perlu kami sampaikan bahwa kewajiban Saudara memberikan data dan informasi yang berkaitan sesuai dengan Pasal 35A Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 tahun 2007. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor,

..............................................

11)

NIP ........................................

*) Coret yang tidak sesuai

Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran V : Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang

bersangkutan Angka 2 : Diisi dengan nomor surat. Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat. Angka 4 : Diisi dengan permintaan keterangan yang dilakukan, misalnya: ke-1atau ke-2 Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak. Angka 7 : Diisi jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan/pemungutan pajak (contoh :

SKPKB PPN Masa Januari 2008, SKPKBT PPh Badan Tahun 2008, dll.). Angka 8 : Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan. Angka 9 : Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan. Angka 10 : Diisi dengan nama tim peneliti Angka 11 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat yang menandatangani surat.

Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

BERITA ACARA TIDAK MEMENUHI SEBAGIAN/SELURUHNNYA PEMINJAMAN DAN/ATAU PERMINTAAN

NOMOR BA- ............................2)

Pada hari ini …………. 3) tanggal ………………..4), kami : 5)

Nama/NIP Pangkat/Golongan Jabatan

berdasarkan Surat Tugas nomor …………………6) tanggal …………………..7) telah melakukan penelitian terhadap surat keberatan : Nama WP : ……………………………8) NPWP : ……………………………9) Ketetapan :

No. Jenis Ketetapan10)

Nomor Ketetapan11)

Tanggal Ketetapan12)

Tahun/Masa Pajak13)

(keterangan : bentuk matrik dibuat dalam hal Surat Tugas diterbitkan untuk lebih dari 1 (satu) ketetapan) Bahwa berdasarkan surat permintaan penjelasan dan pembuktian secara tertulis: 14)

No Nomor Surat Tanggal

Dokumen/Keterangan/Data yang dipenuhi oleh Wajib Pajak: No Dokumen/Keterangan/Data Yang Diminta Dokumen yang dipenuhi*)

Wajib Pajak yang bersangkutan tidak memenuhi sebagian/seluruhnnya**) atas permintaan keterangan atau penjelasan atau pembuktian tersebut sehingga permohonan Wajib Pajak diproses menggunakan data yang ada.

................................................15)

Mengetahui 17) Tim Peneliti 16) Direktur/Kakanwil ........................................ ........................................ NIP NIP

. ........................................ NIP

........................................

NIP

*) Beri tanda centang jika dokumen dipenuhi, dan tanda silang (X) jika tidak dipenuhi **) Diisi dengan yang sesuai

Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran VI : Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit

kantor yang bersangkutan Angka 2 : diisi nomor Berita Acara Angka 3 : diisi hari pembuatan Berita Acara Angka 4 : diisi tanggal pembuatan Berita Acara Angka 5 : diisi identitas tim peneliti Angka 6 : diisi nomor Surat Tugas Angka 7 : diisi tanggal Surat Tugas Angka 8 : diisi Nama Wajib Pajak Angka 9 : diisi Nomor Pokok Wajib Pajak Angka 10 : diisi jenis ketetapan pajak (contoh : SKPKB PPh Pasal 21) Angka 11 : diisi nomor ketetapan pajak Angka 12 : diisi tanggal ketetapan pajak Angka 13 : diisi Tahun/Masa Pajak Angka 14 : diisi nomor dan tanggal permintaan peminjaman buku/catatan/ dokumen

pendukung Angka 15 : diisi kota dan tanggal pembuatan Berita Acara Angka 16 : diisi Nama, NIP dan ditandatangani oleh Tim Peneliti Angka 17

:

diisi Nama, NIP dan ditandatangani oleh pimpinan unit kantor

Lampiran VII.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

………………………………………….1)

Nomor : ..................................2) ……....………......3)

Sifat : Sangat segera

Lampiran : ........ 4) lembar

Hal : Undangan Pembahasan Sengketa Perpajakan

Yth. . ……………...................…5)

.................................................

Sehubungan dengan surat Keberatan Saudara ketetapan :

No. Jenis Ketetapan6) Nomor Ketetapan7) Tanggal

Ketetapan8)

Tahun/Masa Pajak 9)

(Keterangan : bentuk matrik dibuat dalam hal diterbitkan untuk lebih dari 1 (satu) ketetapan)

Dengan ini diharapkan kehadiran Saudara dalam pembahasan Sengketa perpajakan

yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : ………………..…....................................... 10)

Waktu : ………………..…....................................... 11)

Tempat : ………………..…....................................... 12)

Mengingat pentingnya acara tersebut dalam memproses sengketa perpajakan yang

terjadi diharapkan kehadiran Saudara tepat waktu dengan membawa dokumen-dokumen yang

diperlukan 13)

1. ………………..….......................................

2. ………………..….......................................

3. ………………..….......................................dst

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor,

.....……................………….. 14)

NIP .................................... 15)

Lampiran VII.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran VII.1:

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit

kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor surat.

Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat.

Angka 4 : Diisi sesuai dengan jumlah lampiran.

Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak.

Angka 6 : Diisi jenis ketetapan pajak (contoh : SKPKB PPh Pasal 21).

Angka 7 : Diisi nomor ketetapan pajak

Angka 8 : Diisi tanggal ketetapan pajak

Angka 9 : Diisi Tahun/Masa Pajak

Angka 10 : Diisi hari/tanggal pembahasan akan dilaksanakan

Angka 11 : Diisi waktu pembahasan akan dilaksanakan

Angka 12 : Diisi tempat pembahasan akan dilaksanakan

Angka 13 : Diisi dokumen yang diperlukan untuk pembahasan

Angka 14 : Diisi Nama pimpinan unit kantor

Angka 15 : Diisi dengan NIP pimpinan unit kantor

Lampiran VII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- /PJ./2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah Dan Prosedur Penanganan Keberatan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

………………………………………….1)

Nomor : ..................................2) ……....………......3)

Sifat : Sangat segera

Lampiran : ........ 4) lembar

Hal : Undangan Pembahasan Sengketa Perpajakan

Yth. . ……………...................…5)

.................................................

Sehubungan dengan surat Keberatan atas nama :

Nama WP : .........................................................6)

NPWP : .........................................................7)

Ketetapan :

No. Jenis Ketetapan8)

Nomor Ketetapan9)

Tanggal Ketetapan10)

Tahun/Masa Pajak 11)

(Keterangan : bentuk matrik dibuat dalam hal diterbitkan untuk lebih dari 1 (satu) ketetapan)

Dengan ini diharapkan kehadiran Saudara dalam pembahasan Sengketa perpajakan

yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : ………………..…....................................... 12)

Waktu : ………………..…....................................... 13)

Tempat : ………………..…....................................... 14)

Mengingat pentingnya acara tersebut dalam memproses sengketa perpajakan yang

terjadi diharapkan kehadiran Saudara tepat waktu dengan membawa dokumen-dokumen yang

diperlukan 15)

1. ………………..….......................................

2. ………………..….......................................

3. ………………..….......................................dst

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor,

.....……................………….. 16)

NIP .................................... 17)

Lampiran VII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- /PJ./2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah Dan Prosedur Penanganan Keberatan

Petunjuk Pengisian Lampiran VII.2:

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit

kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor surat.

Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat.

Angka 4 : Diisi sesuai dengan jumlah lampiran.

Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Pihak lain.

Angka 6 : Diisi dengan nama Wajib Pajak

Angka 7 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak

Angka 8 : Diisi jenis ketetapan pajak (contoh : SKPKB PPh Pasal 21).

Angka 9 : Diisi nomor ketetapan pajak

Angka 10 : Diisi tanggal ketetapan pajak

Angka 11 : Diisi Tahun/Masa Pajak

Angka 12 : Diisi hari/tanggal pembahasan akan dilaksanakan

Angka 13 : Diisi waktu pembahasan akan dilaksanakan

Angka 14 : Diisi tempat pembahasan akan dilaksanakan

Angka 15 : Diisi dokumen yang diperlukan untuk pembahasan

Angka 16 : Diisi Nama pimpinan unit kantor

Angka 17 : Diisi dengan NIP pimpinan unit kantor

Lampiran VII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

………………………………………….1)

Nomor : ............................... 2) ......................................3)

Sifat : Lamp : Hal : Undangan pembahasan sengketa perpajakan Yth ……………….... 4)

Sehubungan dengan surat keberatan atas nama : Nama WP : ………………… 5) NPWP : …………………..6)

Ketetapan :

No. Jenis Ketetapan 7)

Nomor Ketetapan 8)

Tanggal ketetapan9)

Tahun/Masa Pajak10)

(keterangan : bentuk matrik dibuat dalam hal diterbitkan untuk lebih dari 1 (satu) ketetapan) diminta agar Saudara menugaskan pegawai tersebut di bawah ini : 11)

No Nama / NIP Pangkat Jabatan

untuk menghadiri pembahasan sengketa perpajakan yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : ………………………12) Waktu : ………………………13) Tempat : ………………………14)

Mengingat pentingnya acara tersebut, pegawai dimaksud agar hadir tepat waktu dengan membawa dokumen-dokumen yang diperlukan 15) : 1. …………………………………...………………… 2. …………………………………………………….. 3. ………………………………………………....dst

Atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terimakasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak

Kepala Kantor, _____________________16) NIP 17)

*) Diisi dengan yang sesuai

Lampiran VII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- /PJ./2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah Dan Prosedur Penanganan Keberatan

Petunjuk Pengisian Lampiran VII.2 : Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor

yang bersangkutan Angka 2 : diisi nomor surat Angka 3 : diisi tanggal surat Angka 4 : diisi nama dan alamat unit pemeriksa (untuk lampiran 17)

diisi nama dan alamat Wajib Pajak (untuk lampiran 18) Angka 5 : diisi Nama Wajib Pajak Angka 6 : diisi Nomor Pokok Wajib Pajak Angka 7 : diisi jenis ketetapan pajak (contoh : SKPKB PPh Pasal 21) Angka 8 : diisi nomor ketetapan pajak Angka 9 : diisi tanggal ketetapan pajak Angka 10 : diisi Tahun/Masa Pajak Angka 11 : diisi identitas pemeriksa Angka 12 : diisi hari / tanggal pembahasan akan dilaksanakan Angka 13 : diisi waktu pembahasan akan dilaksanakan Angka 14 : diisi tempat pembahasan akan dilaksanakan Angka 15 : diisi dokumen yang diperlukan untuk pembahasan Angka 16 Angka 17

: :

diisi Nama pimpinan unit kantor diisi NIP pimpinan unit kantor

Lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

BERITA ACARA PEMBAHASAN SENGKETA PERPAJAKAN

NOMOR : BA- ........................................... 2)

Pada hari ini ....................3)

tanggal ...................... 4)

, kami 5)

:

No NAMA /NIP Pangkat/Golongan Jabatan

1. 2.

Sesuai dengan Surat Tugas nomor : ……..

6) tanggal : ……….

7) dan surat undangan pembahasan

sengketa perpajakan nomor .................. 8)

tanggal ................ 9)

, telah melakukan pembahasan sengketa perpajakan atas keberatan atas nama Wajib Pajak :

Nama : ................................... 10)

NPWP : ...................................

11)

Masa/Tahun Pajak : .................................. 12)

Yang dihadiri oleh :

13)

1. ................................................ 2. ............................................... 3. ............................................... 4. ...............................................

Dengan pembahasan sebagai berikut :

1. Pertanyaan :...................................................................................................

1. Jawaban/penjelasan :.............................................................................

2. Pertanyaan : ............................................................................................................

2. Jawaban/penjelasan : ...................................................................................

3. Pertanyaan :............................................................................................................. 3. Jawaban/penjelasan : ................................................................................... 4. dst

Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan dalam rangka keberatan ini dibuat dengan

sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

.................................................. 14)

Wajib Pajak/ Wakil/Kuasa *) 15)

Pemeriksa 16)

Tim Peneliti 17)

....................................... .................................... ............................................ NIP NIP ..................................... .............................................. NIP NIP

Lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

*) Pilih yang sesuai

Petunjuk Pengisian Lampiran VIII: Angka 1 : diisi nama unit kantor yang bersangkutan Angka 2 : diisi nomor Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan Angka 3 : diisi nama hari pembahasan Angka 4 : diisi tanggal pembahasan Angka 5 : diisi nama anggota Tim Peneliti Angka 6 : diisi nomor Surat Tugas untuk melakukan penelitian Angka 7 : diisi tanggal Surat Tugas untuk melakukan penelitian Angka 8 : diisi nomor surat undangan pembahasan Angka 9 : diisi tanggal surat undangan pembahasan Angka 10 : diisi nama Wajib Pajak Angka 11 : diisi NPWP Wajib Pajak Angka 12 : diisi nama jenis ketetapan dan jenis pajak (contoh : SKPKB PPh Badan) Angka 13 : Diisi nama-nama para pihak yang membahas (Misal : Pemeriksa, Wajib

Pajak/Wakil/Kuasa, Saksi Ahli) Angka 14 : diisi nama kota dan tanggal pembahasan Angka 15 : diisi nama dan ditandatangani Wajib Pajak/Wakil/Kuasa Angka 16 : diisi nama, NIP dan ditandatangani Tim Pemeriksa Angka 17 : diisi nama, NIP dan ditandatangani Tim Peneliti *) : Diisi sesuai permohonan Wajib Pajak Catatan : Lampiran ini dibuat setiap kali Peneliti melakukan pembahasan baik dengan Pemeriksa maupun Wajib Pajak sesuai dengan banyaknya pembahasan yang dilakukan

Lampiran IX Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

………………………………………….1)

Nomor : ..................................2) ……....………......3) Sifat : Sangat segera Lampiran : ........ 4) lembar Hal : Surat Pemberitahuan Untuk Hadir Yth. . ……………...................…5) .................................................

Sehubungan dengan telah dilakukan penelitian berdasarkan Surat Perintah Penelitian Keberatan nomor : ……...………6) tanggal .......................... 7), bersama ini disampaikan pemberitahuan daftar hasil penelitian keberatan sebagaimana terlampir.

Mengingat hasil penelitian keberatan tersebut berkaitan dengan kewajiban pajak yang harus dilaksanakan, Saudara diberi kesempatan untuk menanggapi secara tertulis sesuai formulir terlampir disertai data, bukti, dan dokumen yang mendukung uraian dalam tanggapan tertulis tersebut dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal surat ini, dan diharapkan kehadiran Saudara guna memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan pada:

Hari/Tanggal : ………………..…....................................... 8) Waktu : ..........…………...........…......................... 9) Tempat : ........................................................... 10) Keperluan : menemui ........................................... 11)

Perlu kami ingatkan, apabila Saudara tidak hadir pada waktu yang telah ditentukan, keberatan Saudara akan diselesaikan sesuai dengan data yang telah ada pada kami, tanpa menunggu kehadiran Saudara.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor,

.....……................………….. 12) NIP .................................... 13)

Lampiran IX Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran IX : Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit

kantor yang bersangkutan Angka 2 : Diisi dengan nomor surat. Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat. Angka 4 : Diisi sesuai dengan jumlah lampiran. Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Tugas Penelitian Keberatan. Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Tugas Penelitian Keberatan. Angka 8 : Diisi dengan hari dan tanggal pemberian penjelasan dan/atau keterangan. Angka 9 : Diisi dengan waktu pemberian penjelasan dan/atau keterangan. Angka 10 : Diisi dengan tempat pemberian penjelasan dan/atau keterangan. Angka 11 : Diisi dengan nama pegawai DJP yang akan memberian penjelasan dan/atau

diberikan keterangan. Angka 12 : Diisi Nama pimpinan unit kantor Angka 13 Diisi dengan NIP pimpinan unit kantor

Lampiran X.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

…………………………………………………1)

PEMBERITAHUAN DAFTAR HASIL PENELITIAN KEBERATAN

Nomor dan Tanggal …………..……………….. 2)

3)

MENURUT

DASAR DILAKUKAN KOREKSI DALAM KEBERATAN NO

POS-POS YANG DIKOREKSI WP PEMERIKSA PENELITI

(Rp) (Rp) (Rp)

1 2 3 4 5 6

……………………….., …………………. 4)

Mengetahui, 6)

Kabid Pengurangan, Keberatan, dan Banding

5)

…………………….. /Kasubdit Pengurangan dan Keberatan

…………………………. ………………………….

NIP NIP

Kasi Pengurangan, Keberatan, dan Banding …

/Kasi Pengurangan dan Keberatan

………………………..

NIP

Penelaah Keberatan

………………………..

NIP

*) Diisi dengan yang sesuai

Lampiran X.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran X.1: Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor

yang bersangkutan Angka 2 : diisi dengan nomor dan tanggal SKP/STP/SK Keberatan yang diajukan

permohonan oleh Wajib Pajak Angka 3 : diisi dengan pos-pos koreksi Cfm Pemeriksa, Wajib Pajak, Peneliti dan dasar

koreksi Angka 4 : diisi dengan nama tempat dan tanggal pembuatan daftar pemberitahuan Angka 5 : diisi dengan nama dan NIP Peneliti sesuai Surat Tugas dan ditandatangani Angka 6 : diisi nama, NIP dan ditandatangani oleh pimpinan unit kantor

Lampiran X.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

SURAT TANGGAPAN HASIL PENELITIAN KEBERATAN

Yth. .................................. 1)

Sehubungan dengan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor .......................2) tanggal ............................3) dengan ini saya :

Nama : ...........................................4) Jabatan : ...........................................5) Alamat : ...........................................6) dalam hal ini bertindak selaku : 7) Diri sendiri wakil kuasa**) dari Wajib Pajak : Nama : ............................................... 8) NPWP : ............................................... 9) Alamat : ...............................................10) dengan ini memberikan tanggapan atas hasil penelitian keberatan kami dengan uraian sebagai berikut: .................................................................................................................................................................................................................................................................................................... .....................................................................................................11)

...................................................12) Hormat kami,

..................................... 13)

Catatan : *) Diisi dengan yang sesuai

**) Dalam hal diwakili kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus

Lampiran X.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran X.2 :

Angka 1 : diisi nama dan alamat unit peneliti Angka 2 : diisi nomor Surat Pemberitahuan Hasil Penelitian Angka 3 : diisi tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Penelitian Angka 4 : diisi nama pembuat surat Angka 5 : diisi jabatan pembuat surat Angka 6 : diisi alamat pembuat surat Angka 7 : diisi salah satu sesuai kedudukan pembuat surat Angka 8 : diisi nama Wajib Pajak Angka 9 : diisi NPWP Angka 10 : diisi alamat Wajib Pajak Angka 11 : diisi tanggapan Wajib Pajak terhadap hasil penelitian untuk masing-

masing koreksi Angka 12 : diisi kota dan tanggal surat Angka 13 : diisi nama dan tanda tangan pembuat surat

Lampiran XI.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

BERITA ACARA KEHADIRAN WAJIB PAJAK

DAN MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS NOMOR : BA- ................................ 2)

Pada hari ini ................................................... 3)

tanggal ....................................................... 4)

, kami : 5)

No NAMA/NIP Pangkat/Golongan Jabatan

berdasarkan Surat Tugas Penelitian Keberatan nomor ....................... 6)

tanggal .................... 7)

, telah melakukan penelitian keberatan terhadap Wajib Pajak: Nama : ...................................................................

8)

NPWP : ................................................................... 9)

Alamat : ...................................................................

10)

Jenis Pajak : ................................................................... 11)

Masa/Tahun Pajak : ...................................................................

12)

serta memberitahukan dan menjelaskan hasil penelitian kepada:

Wajib Pajak

Wakil Wajib Pajak

Kuasa Wajib Pajak

Nama : ................................................................... 13)

NPWP : ...................................................................

14)

Jabatan : ................................................................... 15)

Alamat : ...................................................................

16)

yang telah hadir memenuhi undangan sesuai Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor ................ 17)

tanggal ........................

18) , dan Wajib Pajak memberikan keterangan tertulis dalam suratnya Nomor :

...................................... 19)

Wajib Pajak/Wakil/Kuasa 21)

............................ Mengetahui, ............................

23)

........................... NIP

......................., .................... 20)

Tim Peneliti 22)

Kepala Bidang/Keberatan dan Banding/ Pengurangan, Keberatan, dan Banding/Kasubdit Pengurangan dan Keberatan *) .......................... NIP Kasi Keberatan dan Banding/ Pengurangan, Keberatan, dan Banding .../Kasi Pengurangan dan Keberatan ... *) ............................ NIP Penelaah Keberatan ............................. NIP

Lampiran XI.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XI.1 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor Berita Acara Kehadiran Wajib Pajak. Angka 3 : Diisi dengan hari kehadiran Wajib Pajak. Angka 4 : Diisi dengan tanggal kehadiran Wajib Pajak. Angka 5 : Diisi dengan identitas tim peneliti. Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Tugas. Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Tugas. Angka 8 : Diisi dengan nama Wajib Pajak. Angka 9 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak. Angka 10 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Angka 11 : Diisi jenis pajak. Angka 12 : Diisi Masa Pajak/Tahun Pajak. Angka 13 : Diisi dengan nama penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 14 : Diisi dengan NPWP penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 15 : Diisi dengan jabatan penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 16 : Diisi dengan alamat penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 17 : Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 18 : Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 19 : Diisi dengan keterangan Wajib Pajak apabila Wajib Pajak memberikan

keterangan secara lisan. Angka 20 : Diisi dengan nama tenpat dan tanggal. Angka 21 : Diisi dengan nama dan tanda tangan Wajib Pajak/wakil/kuasa. Angka 22 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pegawai sesuai dengan Surat Tugas

Penelitian Keberatan. Angka 23 : Diisi nama, NIP dan ditandatangani oleh pimpinan unit kantor. *) : Diisi salah satu.

Lampiran XI.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

BERITA ACARA KEHADIRAN WAJIB PAJAK

TETAPI TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS NOMOR : BA- ................................

2)

Pada hari ini ...................................................

3) tanggal .......................................................

4), kami :

5)

No NAMA/NIP Pangkat/Golongan Jabatan

berdasarkan Surat Tugas Penelitian Keberatan nomor .......................

6) tanggal ....................

7) , telah

melakukan penelitian keberatan terhadap Wajib Pajak: Nama : ...................................................................

8)

NPWP : ................................................................... 9)

Alamat : ...................................................................

10)

Jenis Pajak : ................................................................... 11)

Masa/Tahun Pajak : ...................................................................

12)

serta memberitahukan dan menjelaskan hasil penelitian kepada:

Wajib Pajak

Wakil Wajib Pajak

Kuasa Wajib Pajak

Nama : ................................................................... 13)

NPWP : ...................................................................

14)

Jabatan : ................................................................... 15)

Alamat : ...................................................................

16)

yang telah hadir memenuhi undangan sesuai Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor ................ 17)

tanggal ........................

18) , namun Wajib Pajak tidak memberikan keterangan tertulis. Wajib Pajak

memberikan keterangan secara lisan sebagai berikut : 19)

........................................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................................

Wajib Pajak/Wakil/Kuasa 21)

............................ Mengetahui, ............................

23)

........................... NIP

......................., .................... 20)

Tim Peneliti 22)

Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding/Kasubdit Pengurangan dan Keberatan *) .......................... NIP Kasi Pengurangan, Keberatan, dan Banding .../Kasi Pengurangan dan Keberatan ... *) ............................ NIP Penelaah Keberatan ............................. NIP

Lampiran XI.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XI.2 :

Angka 1 : Diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan. Angka 2 : Diisi dengan nomor Berita Acara Kehadiran Wajib Pajak. Angka 3 : Diisi dengan hari kehadiran Wajib Pajak. Angka 4 : Diisi dengan tanggal kehadiran Wajib Pajak. Angka 5 : Diisi dengan identitas tim peneliti. Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Tugas. Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Tugas. Angka 8 : Diisi dengan nama Wajib Pajak. Angka 9 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak. Angka 10 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Angka 11 : Diisi jenis pajak. Angka 12 : Diisi Masa Pajak/Tahun Pajak. Angka 13 : Diisi dengan nama penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 14 : Diisi dengan NPWP penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 15 : Diisi dengan jabatan penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 16 : Diisi dengan alamat penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 17 : Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 18 : Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 19 : Diisi dengan keterangan Wajib Pajak apabila Wajib Pajak memberikan

keterangan secara lisan. Angka 20 : Diisi dengan nama tenpat dan tanggal. Angka 21 : Diisi dengan nama dan tanda tangan Wajib Pajak/wakil/kuasa. Angka 22 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pegawai sesuai dengan Surat Tugas

Penelitian Keberatan. Angka 23 : Diisi nama, NIP dan ditandatangani oleh pimpinan unit kantor. *) : Diisi salah satu.

Lampiran XII.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

BERITA ACARA KETIDAKHADIRAN WAJIB PAJAK

DAN TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS NOMOR : BA- ................................ 2)

Pada hari ini ................................. 3) tanggal ..................................... 4), kami : 5)

No NAMA/NIP Pangkat/Golongan Jabatan

berdasarkan Surat Tugas Penelitian Keberatan nomor ......................... 6) tanggal ..................... 7), ditugaskan melakukan penelitian keberatan terhadap Wajib Pajak: Nama : ...................................................................

8)

NPWP : ................................................................... 9)

Alamat : ................................................................... 10)

Jenis Pajak : ................................................................... 11)

Masa/Tahun Pajak : ................................................................... 12)

telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor ............................ 13) tanggal ..................... 14) terhadap Wajib Pajak untuk memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatannya, namun Wajib Pajak yang bersangkutan tidak hadir memenuhi undangan sebagaimana tercantum dalam Surat Pemberitahuan Untuk Hadir tersebut dan tidak memberikan keterangan tertulis.

Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak ini dibuat dengan sebenarnya.

Mengetahui, ............................

16)

...........................

NIP

......................., .................... 15)

Tim Peneliti 17)

Kabid Keberatan dan Banding/ Pengurangan, Keberatan, dan Banding/ Kasubdit Pengurangan dan Keberatan .......................... NIP

Kasi Pengurangan, Keberatan, dan Banding ... /Kasi Pengurangan dan Keberatan ... ............................ NIP

Penelaah Keberatan ............................. NIP

Lampiran XII.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XII.1 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak. Angka 3 : Diisi dengan hari kehadiran Wajib Pajak. Angka 4 : Diisi dengan tanggal kehadiran Wajib Pajak. Angka 5 : Diisi dengan identitas tim peneliti. Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Tugas. Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Tugas. Angka 8 : Diisi dengan nama Wajib Pajak. Angka 9 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak. Angka 10 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Angka 11 : Diisi jenis pajak. Angka 12 : Diisi Masa Pajak/Tahun Pajak. Angka 13 : Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 14 : Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 15 : Diisi dengan nama tempat dan tanggal. Angka 16: Diisi nama, NIP dan ditandatangani oleh pimpinan unit kantor. Angka 17 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pegawai sesuai dengan Surat Tugas

Penelitian Keberatan.

Lampiran XII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

BERITA ACARA KETIDAKHADIRAN WAJIB PAJAK

DAN MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS NOMOR : BA- ................................ 2)

Pada hari ini ................................. 3) tanggal ..................................... 4), kami : 5)

No NAMA/NIP Pangkat/Golongan Jabatan

berdasarkan Surat Tugas Penelitian Keberatan nomor ......................... 6) tanggal ..................... 7), ditugaskan melakukan penelitian keberatan terhadap Wajib Pajak: Nama : ...................................................................

8)

NPWP : ................................................................... 9)

Alamat : ................................................................... 10)

Jenis Pajak : ................................................................... 11)

Masa/Tahun Pajak : ................................................................... 12)

telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor ............................ 13) tanggal ..................... 14) terhadap Wajib Pajak untuk memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatannya, namun Wajib Pajak yang bersangkutan tidak hadir memenuhi undangan sebagaimana tercantum dalam Surat Pemberitahuan Untuk Hadir tersebut dan memberikan keterangan tertulis dalam surat nomor ........................ 15) tanggal ........................ 16)

Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak ini dibuat dengan sebenarnya.

Mengetahui, ............................

18)

...........................

NIP

......................., .................... 17)

Tim Peneliti 19)

Kabid Keberatan dan Banding/ Pengurangan, Keberatan, dan Banding/ Kasubdit Pengurangan dan Keberatan .......................... NIP

Kasi Keberatan dan Banding Pengurangan, Keberatan, dan Banding ... /Kasi Pengurangan dan Keberatan ... ........................... NIP

Penelaah Keberatan ............................. NIP

Lampiran XII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XII.2 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak. Angka 3 : Diisi dengan hari kehadiran Wajib Pajak. Angka 4 : Diisi dengan tanggal kehadiran Wajib Pajak. Angka 5 : Diisi dengan identitas tim peneliti. Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Tugas. Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Tugas. Angka 8 : Diisi dengan nama Wajib Pajak. Angka 9 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak. Angka 10 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Angka 11 : Diisi jenis pajak. Angka 12 : Diisi Masa Pajak/Tahun Pajak. Angka 13 : Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 14 : Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 15 : Diisi dengan nomor surat keterangan Wajib Pajak. Angka 16 : Diisi dengan tanggal surat keterangan Wajib Pajak. Angka 17 : Diisi dengan nama tempat dan tanggal. Angka 18: Diisi nama, NIP dan ditandatangani oleh pimpinan unit kantor. Angka 19 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pegawai sesuai dengan Surat Tugas

Penelitian Keberatan.

Lampiran XII.3

Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

BERITA ACARA KEHADIRAN WAJIB PAJAK

DAN MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS NOMOR : BA- ................................

2)

Pada hari ini ...............................................

3) tanggal .......................................................

4), kami :

5)

No NAMA/NIP Pangkat/Golongan Jabatan

berdasarkan Surat Tugas Penelitian Keberatan nomor ....................... 6)

tanggal .................... 7)

, telah melakukan penelitian keberatan terhadap Wajib Pajak:

Nama : ................................................................... 8)

NPWP : ...................................................................

9)

Alamat : ................................................................... 10)

Jenis Pajak : ...................................................................

11)

Masa/Tahun Pajak : ................................................................... 12)

serta memberitahukan dan menjelaskan hasil penelitian kepada:

Wajib Pajak

Wakil Wajib Pajak

Kuasa Wajib Pajak

Nama : ................................................................... 13)

NPWP : ...................................................................

14)

Jabatan : ................................................................... 15)

Alamat : ...................................................................

16)

yang telah hadir memenuhi undangan sesuai Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor ................

17)

tanggal ........................ 18)

, dan Wajib Pajak memberikan keterangan sebagai berikut: 19)

..............................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................. Namun Wajib Pajak tidak bersedia menandatangani Berita Acara Kehadiran.

Mengetahui, ............................

22)

........................... NIP

......................., .................... 20)

Tim Peneliti 21)

Kabid/Kasubdit .......................... NIP Kepala Seksi ............................ NIP Penelaah Keberatan ............................. NIP

Lampiran XII.3

Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XII.3 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor Berita Acara Kehadiran Wajib Pajak. Angka 3 : Diisi dengan hari kehadiran Wajib Pajak. Angka 4 : Diisi dengan tanggal kehadiran Wajib Pajak. Angka 5 : Diisi dengan identitas tim peneliti. Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Tugas. Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Tugas. Angka 8 : Diisi dengan nama Wajib Pajak. Angka 9 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak. Angka 10 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Angka 11 : Diisi jenis pajak. Angka 12 : Diisi Masa Pajak/Tahun Pajak. Angka 13 : Diisi dengan nama penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 14 : Diisi dengan NPWP penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 15 : Diisi dengan jabatan penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 16 : Diisi dengan alamat penandatanganan dari Wajib Pajak. Angka 17 : Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 18 : Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Angka 19 : Diisi dengan keterangan dari Wajib Pajak. Angka 20 : Diisi dengan nama tenpat dan tanggal. Angka 21 : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pegawai sesuai dengan Surat Perintah Penelitian

Keberatan.

Angka 22 : Diisi nama, NIP dan ditandatangani oleh pimpinan unit kantor.

Lampiran XIII.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

Nomor : S - 2) Sifat : ...................................... 4) Hal : Pencabutan Surat Keberatan

...................................................... 3)

Yth................................. 5) ......................................

Sehubungan dengan surat Saudara nomor ............................ 6) tanggal ................... 7) yang diterima tanggal ..................... 8) hal Pengajuan Pencabutan Keberatan atas Surat Keberatan nomor .................... 9) tanggal ....................... 10), dengan ini disampaikan bahwa :

1. Pasal 7 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, menyebutkan :

(1) Wajib Pajak dapat mencabut pengajuan keberatan yang telah disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak sepanjang Surat Pemberitahuan Untuk Hadir belum disampaikan kepada Wajib Pajak.

(2) Dalam hal Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wajib Pajak tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

2. Berdasarkan penelitian kami, sampai dengan saat ini atas surat keberatan Saudara belum diterbitkan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir (SPUH).

3. Berdasarkan uraian pada angka 1 dan angka 2, Saudara dapat mencabut pengajuan keberatan. Dalam hal ini, Wajib Pajak tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar sebagaimana dimaksud pada angka 1.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor, ........................................ 11) NIP ................................. 12)

Lampiran XIII.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XIII.1 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor surat Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat Angka 4 : Diisi dengan sifat surat Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Pencabutan Pengajuan Keberatan Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Pencabutan Pengajuan Keberatan Angka 8 : Diisi dengan tangal diterimanya Surat Pencabutan Pengajuan Keberatan Angka 9 : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 10 : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 11 : Diisi dengan nama dan tanda tangan pejabat yang menandatangani surat Angka 12 : Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani surat

Lampiran XIII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ......................................... 1)

Nomor : S - 2) Sifat : ...................................... 4) Hal : Pencabutan Keberatan dalam hal setelah pengiriman SPUH

...................................................... 3)

Yth................................. 5) ......................................

Sehubungan dengan surat Saudara nomor ............................ 6) tanggal ................... 7) yang diterima tanggal ..................... 8) hal Pengajuan Pencabutan Keberatan atas Surat Keberatan nomor .................... 9) tanggal ....................... 10), dengan ini disampaikan bahwa :

1. Pasal 7 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, menyebutkan :

(1) Wajib Pajak dapat mencabut pengajuan keberatan yang telah disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak sepanjang Surat Pemberitahuan Untuk Hadir belum disampaikan kepada Wajib Pajak.

(2) Dalam hal Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wajib Pajak tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

2. Berdasarkan penelitian kami, sampai dengan saat ini atas surat keberatan Saudara telah diterbitkan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir (SPUH) nomor ......... 11) tanggal........ 12)

3. Berdasarkan bukti pengiriman yang ada pada kami, SPUH sebagaimana pada angka 2 telah dikirimkan kepada Saudara pada tanggal ................ 13).

4. Berdasarkan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, Saudara tidak dapat mencabut pengajuan keberatan.

5. Berdasarkan uraian pada angka 1 s.d. angka 4 tersebut di atas, keberatan Saudara tetap diselesaikan dengan penerbitan Surat Keputusan Keberatan.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor, ........................................ 14) NIP ................................. 15)

Lampiran XIII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XIII.2 :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi dengan nomor surat Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat Angka 4 : Diisi dengan sifat surat Angka 5 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak Angka 6 : Diisi dengan nomor Surat Pencabutan Pengajuan Keberatan Angka 7 : Diisi dengan tanggal Surat Pencabutan Pengajuan Keberatan Angka 8 : Diisi dengan tangal diterimanya Surat Pencabutan Pengajuan Keberatan Angka 9 : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 10 : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak Angka 11 : Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir Angka 12 : Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir Angka 13 : Diisi dengan tanggal pengiriman Surat Pemberitahuan Untuk Hadir Angka 14 : Diisi dengan nama dan tanda tangan pejabat yang menandatangani surat Angka 15 : Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani surat

Lampiran XIII.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010

Tanggal : 26 November 2010

Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan

Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan/atau

Pajak Penjualan atas Barang

Mewah

Lampiran XIV.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ..................................................... 1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR KEP- ......................... 2)

TENTANG KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS .................... 3)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Menimbang : 1.

2.

Surat keberatan Wajib Pajak atas nama ...............4)

Nomor : ………5)

tanggal ……6)

yang diterima.......

7) tanggal.........

8) berdasarkan LPAD Nomor :..........

9) tanggal

.........10)

tentang…….11)

atas..........12)

Nomor : ………13)

Tanggal ………14)

Tahun Pajak …………

15) ;

Laporan Penelitian Keberatan Nomor :……………..16)

Tanggal……………17)

3. Bahwa terdapat cukup alasan untuk menerima seluruhnya/menerima sebagian/tidak terdapat cukup alasan untuk menerima

*) keberatan Wajib Pajak;

Mengingat : 1. Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

2. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008;

3. Pasal 36 ayat (2) huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-297/PJ./2002 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-183/PJ/2010;

MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengabulkan seluruhnya/Mengabulkan sebagian/Menolak

18) keberatan Wajib

Pajak dalam suratnya Nomor :……19)

tanggal ………20)

2. Mengurangkan/Mempertahankan/Menambah21)

jumlah pajak yang masih harus dibayar/jumlah pajak yang lebih dibayar dalam ……….

22) Nomor : ………

23)

Tanggal ……………24)

Tahun Pajak …………25)

Atas Nama WP :

: ……… ……………

26)

NPWP : : ………………………27)

Alamat : : ………………………

28)

Dengan perincian sebagai berikut :

29)

Uraian

Semula (Rp.)

Ditambah/ (Dikurangi)

(Rp.)

Menjadi (Rp)

Penghasilan Netto

Kompensasi Kerugian

Penghasilan Kena Pajak

Pajak Penghasilan (PPh) Terutang

Kredit Pajak

PPh Kurang/(Lebih) Bayar

Sanksi Administrasi

Jumlah PPh yang masih harus/(lebih) dibayar

. ....................

30),.....................

31)

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala ...............................

32)

….......................................33)

NIP .....................................

34)

Tembusan : 1. Wajib Pajak ….............

35)

Lampiran XIV.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

2. Kepala KPP.................36)

Petunjuk Pengisian Lampiran XIV.1 :

Angka 1 : diisi nama unit kantor yang menerbitkan keputusan Angka 2 : diisi nomor Keputusan Angka 3 : diisi jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 4 : diisi Nama Wajib Pajak Angka 5 : diisi nomor surat keberatan Wajib Pajak Angka 6 : diisi tanggal surat keberatan Wajib Pajak Angka 7 : diisi nama Kantor Pelayanan Pajak yang menerima surat keberatan Wajib

Pajak Angka 8 : diisi tanggal surat Wajib Pajak diterima di Kantor Pelayanan Pajak Angka 9 : diisi dengan Nomor LPAD Angka 10 : diisi dengan tanggal LPAD Angka 11 : diisi dengan keberatan Wajib Pajak Angka 12 : diisi jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 13 : diisi nomor ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 14 : diisi tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 15 : diisi tahun pajak yang diajukan keberatan Angka 16 : diisi Nomor Laporan Penelitian Keberatan Angka 17 : diisi tanggal Laporan Penelitian Keberatan Angka 18 : diisi salah satu Angka 19 : diisi nomor surat keberatan Wajib Pajak Angka 20 : diisi tanggal surat keberatan Wajib Pajak Angka 21 : diisi salah satu Angka 22 : diisi jenis ketetapan pajak Angka 23 : diisi nomor ketetapan pajak Angka 24 : diisi tanggal ketetapan pajak Angka 25 : diisi tahun pajak Angka 26 : diisi nama Wajib Pajak Angka 27 : diisi NPWP Angka 28 : diisi alamat Wajib Pajak Angka 29 : diisi dengan perhitungan sesuai dengan Laporan Penelitian Angka 30 : diisi kota tempat penerbitan Angka 31 : diisi tanggal Surat Keputusan diterbitkan Angka 32 : diisi salah satu.

- Direktur Jenderal Pajak jika Surat Keputusan merupakan wewenang Kantor Pusat Direktur Jenderal Pajak

- A.n. Direktur Jenderal Pajak (dan diikuti dengan nama jabatan) dalam hal Surat Keputusan merupakan wewenang Kepala Kantor Wilayah/Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Angka 33 : diisi Nama pejabat yang berwenang menandatangani Surat Keputusan Angka 34 : diisi NIP pejabat yang berwenang menandatangani Surat Keputusan Angka 35 : diisi nama Wajib Pajak yang bersangkutan Angka 36 : diisi nama KPP dimana Wajib Pajak terdaftar *) : Diisi salah satu yang sesuai

Catatan : SK ini digunakan untuk jenis pajak PPh Badan/PPh Orang Pribadi

Surat Keputusan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga), yang peruntukannya sebagai berikut:

- Asli untuk Wajib Pajak; - Salinan ke-1 untuk KPP penerbit surat ketetapan pajak; - Salinan ke-2 untuk Unit Kantor pembuat Surat Keputusan

Lampiran XIV.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .....................................................

1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP- .........................

2)

TENTANG

KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS .................... 3)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Menimbang : 1.

2.

Surat keberatan Wajib Pajak atas nama ...............4)

Nomor : ………5)

tanggal ……6)

yang diterima.......

7) tanggal.........

8) berdasarkan LPAD Nomor :..........

9) tanggal

.........10)

tentang…….11)

atas..........12)

Nomor : ………13)

Tanggal ………14)

Tahun Pajak …………

15) ;

Laporan Penelitian Keberatan Nomor :……………..16)

Tanggal……………17)

3. Bahwa terdapat cukup alasan untuk menerima seluruhnya/menerima sebagian/tidak terdapat cukup alasan untuk menerima

*) keberatan Wajib Pajak;

Mengingat : 1. Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

2. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008;

3. Pasal 36 ayat (2) huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-297/PJ./2002 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-183/PJ/2010;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengabulkan seluruhnya/Mengabulkan sebagian/Menolak18)

keberatan Wajib Pajak dalam suratnya Nomor :……

19) tanggal ………

20)

2. Mengurangkan/Mempertahankan/Menambah21)

jumlah pajak yang masih harus dibayar/jumlah pajak yang lebih dibayar dalam ……….

22) Nomor : ………

23)

Tanggal ……………24)

Tahun Pajak …………25)

Atas Nama

:

………………………

26)

NPWP : ………………………27)

Alamat : ………………………

28)

dengan perincian sebagai berikut :

29)

Uraian Semula (Rp)

Ditambah/(Dikurangi)

(Rp)

Menjadi (Rp)

Dasar Pengenaan Pajak

Pajak Penghasilan (PPh) Terutang

Kredit Pajak

Kompensasi Tahun Pajak/Masa Pajak sebelumnya

PPh Kurang/(Lebih) Bayar

Sanksi Administrasi

Jumlah PPh yang masih harus/(lebih) dibayar

. ....................30)

,..................... 31)

A.n. Direktur Jenderal Pajak

Kepala ...............................32)

….......................................

33)

NIP .....................................34)

Tembusan : 1. Wajib Pajak ….............

35)

2. Kepala KPP.................36)

Lampiran XIV.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XIV.2 : Angka 1 : diisi nama unit kantor yang menerbitkan keputusan Angka 2 : diisi nomor Keputusan Angka 3 : diisi jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 4 : diisi Nama Wajib Pajak Angka 5 : diisi nomor surat keberatan Wajib Pajak Angka 6 : diisi tanggal surat keberatan Wajib Pajak Angka 7 : diisi nama Kantor Pelayanan Pajak yang menerima surat keberatan Wajib Pajak Angka 8 : diisi tanggal surat Wajib Pajak diterima di Kantor Pelayanan Pajak Angka 9 : diisi dengan Nomor LPAD Angka 10 : diisi dengan tanggal LPAD Angka 11 : diisi dengan keberatan Wajib Pajak Angka 12 : diisi jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 13 : diisi nomor ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 14 : diisi tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 15 : diisi tahun pajak yang diajukan keberatan Angka 16 : diisi Nomor Laporan Penelitian Keberatan Angka 17 : diisi tanggal Laporan Penelitian Keberatan Angka 18 : diisi salah satu Angka 19 : diisi nomor surat keberatan Wajib Pajak Angka 20 : diisi tanggal surat keberatan Wajib Pajak Angka 21 : diisi salah satu Angka 22 : diisi jenis ketetapan pajak Angka 23 : diisi nomor ketetapan pajak Angka 24 : diisi tanggal ketetapan pajak Angka 25 : diisi tahun pajak Angka 26 : diisi nama Wajib Pajak Angka 27 : diisi NPWP Angka 28 : diisi alamat Wajib Pajak Angka 29 : diisi dengan perhitungan sesuai dengan Laporan Penelitian Angka 30 : diisi kota tempat penerbitan Angka 31 : diisi tanggal Surat Keputusan diterbitkan Angka 32 : diisi salah satu.

- Direktur Jenderal Pajak jika Surat Keputusan merupakan wewenang Kantor Pusat Direktur Jenderal Pajak

- A.n. Direktur Jenderal Pajak (dan diikuti dengan nama jabatan) dalam hal Surat Keputusan merupakan wewenang Kepala Kantor Wilayah/Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Angka 33 : diisi Nama pejabat yang berwenang menandatangani Surat Keputusan Angka 34 : diisi NIP pejabat yang berwenang menandatangani Surat Keputusan Angka 35 : diisi nama Wajib Pajak yang bersangkutan Angka 36 : diisi nama KPP dimana Wajib Pajak terdaftar *) : Diisi salah satu yang sesuai

Catatan : SK ini digunakan untuk jenis pajak PPh Pemotongan dan Pemungutan

Surat Keputusan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga), yang peruntukannya sebagai berikut: - Asli untuk Wajib Pajak; - Salinan ke-1 untuk KPP penerbit surat ketetapan pajak; - Salinan ke-2 untuk Unit Kantor pembuat Surat Keputusan

Lampiran XIV.3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ..................................................... 1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR KEP- ......................... 2)

TENTANG

KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS .................... 3)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Menimbang : 1.

2.

Surat keberatan Wajib Pajak atas nama ...............4)

Nomor : ………5)

tanggal ……6)

yang diterima.......

7) tanggal.........

8) berdasarkan LPAD Nomor :..........

9) tanggal

.........10)

tentang…….11)

atas..........12)

Nomor : ………13)

Tanggal ………14)

Masa Pajak …………

15) ;

Laporan Penelitian Keberatan Nomor :……………..16)

Tanggal……………17)

3. Bahwa terdapat cukup alasan untuk menerima seluruhnya/menerima sebagian/tidak terdapat cukup alasan untuk menerima

*) keberatan Wajib Pajak;

Mengingat : 1. Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000;

3. Pasal 36 ayat (2) huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-297/PJ./2002 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-183/PJ/2010;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengabulkan seluruhnya/Mengabulkan sebagian/Menolak18)

keberatan Wajib Pajak dalam suratnya Nomor :……

19) tanggal ………

20)

2. Mengurangkan/Mempertahankan/Menambah21)

jumlah pajak yang masih harus dibayar/jumlah pajak yang lebih dibayar dalam ……….

22) Nomor : ………

23)

Tanggal ……………24)

Tahun Pajak …………25)

Atas Nama WP :

: ……… ……………

26)

NPWP : : ………………………27)

Alamat : : ………………………

28)

Dengan perincian sebagai berikut :

29)

Uraian Semula (Rp)

Ditambah/(Dikurangi)

(Rp)

Menjadi (Rp)

PPN Kurang/(Lebih) Bayar

Sanksi Bunga

Sanksi Kenaikan

Jumlah Pajak yang masih harus/(lebih) dibayar

. ....................

30),.....................

31)

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala ...............................

32)

….......................................33)

NIP .....................................

34)

Tembusan : 1. Wajib Pajak ….............

35)

2. Kepala KPP.................36)

Lampiran XIV.3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XIV.3 : Angka 1 : diisi nama unit kantor yang menerbitkan keputusan Angka 2 : diisi nomor Keputusan Angka 3 : diisi jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 4 : diisi Nama Wajib Pajak Angka 5 : diisi nomor surat keberatan Wajib Pajak Angka 6 : diisi tanggal surat keberatan Wajib Pajak Angka 7 : diisi nama Kantor Pelayanan Pajak yang menerima surat keberatan Wajib

Pajak Angka 8 : diisi tanggal surat Wajib Pajak diterima di Kantor Pelayanan Pajak Angka 9 : diisi dengan Nomor LPAD Angka 10 : diisi dengan tanggal LPAD Angka 11 : diisi dengan keberatan Wajib Pajak Angka 12 : diisi jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 13 : diisi nomor ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 14 : diisi tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 15 : diisi masa pajak yang diajukan keberatan Angka 16 : diisi Nomor Laporan Penelitian Keberatan Angka 17 : diisi tanggal Laporan Penelitian Keberatan Angka 18 : diisi salah satu Angka 19 : diisi nomor surat keberatan Wajib Pajak Angka 20 : diisi tanggal surat keberatan Wajib Pajak Angka 21 : diisi salah satu Angka 22 : diisi jenis ketetapan pajak Angka 23 : diisi nomor ketetapan pajak Angka 24 : diisi tanggal ketetapan pajak Angka 25 : diisi tahun pajak Angka 26 : diisi nama Wajib Pajak Angka 27 : diisi NPWP Angka 28 : diisi alamat Wajib Pajak Angka 29 : diisi dengan perhitungan sesuai dengan Laporan Penelitian Angka 30 : diisi kota tempat penerbitan Angka 31 : diisi tanggal Surat Keputusan diterbitkan Angka 32 : diisi salah satu.

- Direktur Jenderal Pajak jika Surat Keputusan merupakan wewenang Kantor Pusat Direktur Jenderal Pajak

- A.n. Direktur Jenderal Pajak (dan diikuti dengan nama jabatan) dalam hal Surat Keputusan merupakan wewenang Kepala Kantor Wilayah/Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Angka 33 : diisi Nama pejabat yang berwenang menandatangani Surat Keputusan Angka 34 : diisi NIP pejabat yang berwenang menandatangani Surat Keputusan Angka 35 : diisi nama Wajib Pajak yang bersangkutan Angka 36 : diisi nama KPP dimana Wajib Pajak terdaftar *) : Diisi salah satu yang sesuai

Catatan :

SK ini digunakan untuk jenis pajak PPN dan PTLL Masa Pajak Maret 2010 dan sebelumnya

Lampiran XIV.4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ..................................................... 1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP- ......................... 2)

TENTANG

KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS .................... 3)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Menimbang : 1.

2.

Surat keberatan Wajib Pajak atas nama ...............4)

Nomor : ………5)

tanggal ……6)

yang diterima.......

7) tanggal.........

8) berdasarkan LPAD Nomor :..........

9) tanggal

.........10)

tentang…….11)

atas..........12)

Nomor : ………13)

Tanggal ………14)

Masa Pajak …………

15) ;

Laporan Penelitian Keberatan Nomor :……………..16)

Tanggal……………17)

3. Bahwa terdapat cukup alasan untuk menerima seluruhnya/menerima sebagian/tidak terdapat cukup alasan untuk menerima

*) keberatan Wajib Pajak;

Mengingat : 1. Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009;

3. Pasal 36 ayat (2) huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-297/PJ./2002 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-183/PJ/2010;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengabulkan seluruhnya/Mengabulkan sebagian/Menolak18)

keberatan Wajib Pajak dalam suratnya Nomor :……

19) tanggal ………

20)

2. Mengurangkan/Mempertahankan/Menambah21)

jumlah pajak yang masih harus dibayar/jumlah pajak yang lebih dibayar dalam ……….

22) Nomor : ………

23)

Tanggal ……………24)

Tahun Pajak …………25)

Atas Nama WP :

: ……… ……………

26)

NPWP : : ………………………27)

Alamat : : ………………………

28)

Dengan perincian sebagai berikut :

29)

Uraian Semula (Rp)

Ditambah/(Dikurangi) (Rp)

Menjadi (Rp)

PPN Kurang/(Lebih) Bayar

Sanksi Bunga

Sanksi Kenaikan

Jumlah Pajak yang masih harus/(lebih) dibayar

. ....................

30),.....................

31)

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala ...............................

32)

….......................................33)

NIP .....................................

34)

Tembusan : 1. Wajib Pajak ….............

35)

2. Kepala KPP.................36)

Lampiran XIV.4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Petunjuk Pengisian Lampiran XIV.4 : Angka 1 : diisi nama unit kantor yang menerbitkan keputusan Angka 2 : diisi nomor Keputusan Angka 3 : diisi jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 4 : diisi Nama Wajib Pajak Angka 5 : diisi nomor surat keberatan Wajib Pajak Angka 6 : diisi tanggal surat keberatan Wajib Pajak Angka 7 : diisi nama Kantor Pelayanan Pajak yang menerima surat keberatan Wajib

Pajak Angka 8 : diisi tanggal surat Wajib Pajak diterima di Kantor Pelayanan Pajak Angka 9 : diisi dengan Nomor LPAD Angka 10 : diisi dengan tanggal LPAD Angka 11 : diisi dengan keberatan Wajib Pajak Angka 12 : diisi jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 13 : diisi nomor ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 14 : diisi tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan Angka 15 : diisi masa pajak yang diajukan keberatan Angka 16 : diisi Nomor Laporan Penelitian Keberatan Angka 17 : diisi tanggal Laporan Penelitian Keberatan Angka 18 : diisi salah satu Angka 19 : diisi nomor surat keberatan Wajib Pajak Angka 20 : diisi tanggal surat keberatan Wajib Pajak Angka 21 : diisi salah satu Angka 22 : diisi jenis ketetapan pajak Angka 23 : diisi nomor ketetapan pajak Angka 24 : diisi tanggal ketetapan pajak Angka 25 : diisi tahun pajak Angka 26 : diisi nama Wajib Pajak Angka 27 : diisi NPWP Angka 28 : diisi alamat Wajib Pajak Angka 29 : diisi dengan perhitungan sesuai dengan Laporan Penelitian Angka 30 : diisi kota tempat penerbitan Angka 31 : diisi tanggal Surat Keputusan diterbitkan Angka 32 : diisi salah satu.

- Direktur Jenderal Pajak jika Surat Keputusan merupakan wewenang Kantor Pusat Direktur Jenderal Pajak

- A.n. Direktur Jenderal Pajak (dan diikuti dengan nama jabatan) dalam hal Surat Keputusan merupakan wewenang Kepala Kantor Wilayah/Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Angka 33 : diisi Nama pejabat yang berwenang menandatangani Surat Keputusan Angka 34 : diisi NIP pejabat yang berwenang menandatangani Surat Keputusan Angka 35 : diisi nama Wajib Pajak yang bersangkutan Angka 36 : diisi nama KPP dimana Wajib Pajak terdaftar *) : Diisi salah satu yang sesuai

Catatan :

SK ini digunakan untuk jenis pajak PPN dan PTLL Masa Pajak April 2010 dan setelahnya Surat Keputusan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga), yang peruntukannya sebagai berikut: - Asli untuk Wajib Pajak; - Salinan ke-1 untuk KPP penerbit surat ketetapan pajak; - Salinan ke-2 untuk Unit Kantor pembuat Surat Keputusan

Lampiran XV Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ………………………………………..1)

Nomor :...............................2) ....................................3) Sifat : Lamp : Hal : Pemberitahuan tentang hak dan kewajiban Wajib Pajak Yth ………….........…… 4)

Sehubungan dengan selesainya penelitian terhadap surat keberatan yang Saudara ajukan terhadap 5) :

a. .......................................... b. .......................................... c. ........................................... d. ...........................................dst

dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Apabila Saudara bermaksud mengajukan upaya hukum selanjutnya berdasarkan ketentuan

Pasal 27 Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang 16 tahun 2009, Saudara dapat mengajukan permohonan banding atau gugatan kepada badan peradilan pajak dengan persyaratan formal sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

2. Sebelum mengajukan banding, Saudara dapat meminta keterangan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak tempat Saudara terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak Saudara dikukuhkan, alasan yang menjadi dasar dikeluarkannya keputusan keberatan.

3. Surat permintaan tersebut akan kami jawab paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat

Saudara, kami terima.

4. Apabila Saudara masih memiliki utang pajak, baik yang berasal dari ketetapan pajak yang diajukan keberatan atau ketetapan pajak lainnya, Saudara wajib melakukan pelunasan atas utang pajak tersebut. Hal ini untuk menghindari dilakukannya tindakan penagihan aktif kepada Saudara.

5. Kami mengucapkan terima kasih atas komitmen Saudara untuk tidak memberikan imbalan

dalam bentuk apapun kepada kami. Atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor, ____________________6) NIP 7)

Lampiran XV Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-52 /PJ./2010 Tanggal : 26 November 2010 Tentang : Tata Cara Pengajuan dan

Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah

*) Diisi dengan yang sesuai

Petunjuk Pengisian Lampiran XV :

Angka 1 : diisi dengan nama unit kantor yang bersangkutan/ gunakan KOP surat unit kantor yang bersangkutan

Angka 2 : Diisi nomor surat Angka 3 : diisi tanggal Angka 4 : diisi nama dan alamat Wajib Pajak Angka 5 : diisi jenis dan nomor surat ketetapan pajak yang diajukan dalam surat

permohonan Angka 6 : diisi Nama pimpinan unit kantor Angka 7

:

diisi NIP pimpinan unit kantor

.