PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah...

14
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.46/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 14 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008, Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengesahkan rencana pengelolaan hutan jangka panjang yang disusun oleh Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH); b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang ...

Transcript of PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah...

Page 1: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : P.46/Menhut-II/2013

TENTANG

TATA CARA PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 14 Ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

3 Tahun 2008, Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengesahkan

rencana pengelolaan hutan jangka panjang yang disusun oleh

Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH);

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan

tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888),

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4412);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang ...

Page 2: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

-2-

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang

Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4452);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan

dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,. Serta

Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4696), sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi,

dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4741);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4833);

10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2009

tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan

(KPH) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 14);

11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2010

tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengelolaan

Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan

Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan

Hutan Produksi (KPHP) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 62);

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 405),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan

Nomor P.33/Menhut-II/2012 (Berita Negara Republik Indonesia

Nomor 779 Tahun 2012);

13. Peraturan ...

Page 3: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

-3-

13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.42/Menhut-II/2010

tentang Sistim Perencanaan Kehutanan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 460);

14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.49/Menhut-II/2011

tentang Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) Tahun

2011 – 2030 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 381);

15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.1/Menhut-II/2012

tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kehutanan Tingkat

Provinsi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor

48);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah

untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

3. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunan

rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,

rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam.

4. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya di sebut KPH adalah wilayah

pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola

secara efisien dan lestari.

5. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL adalah KPH

yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan

lindung.

6. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah KPH

yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan

produksi.

7. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada Kesatuan Pengelolaan Hutan

yang disusun oleh Kepala KPH, berdasarkan hasil tata hutan dan rencana

kehutanan, dengan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya

masyarakat serta kondisi lingkungan, memuat semua aspek pengelolaan hutan

dalam kurun jangka panjang dan jangka pendek.

8. Rencana ...

Page 4: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

-4-

8. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL atau KPHP yang

selanjutnya disebut RPHJP KPHL atau KPHP adalah rencana pengelolaan

hutan untuk seluruh wilayah kerja KPHL atau KPHP dalam kurun waktu 10

(sepuluh) tahun.

9. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHL atau KPHP adalah rencana

pengelolaan hutan untuk kegiatan KPHL atau KPHP dalam kurun waktu 1

(satu) tahun.

10. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan

kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan

adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

11. Penggunaan kawasan hutan adalah penggunaan atas sebagain kawasan hutan

untuk kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status

dan fungsi pokok kawasan hutan.

12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya memulihkan, mempertahankan

dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung,

produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan

tetap terjaga.

13. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali

hutan atau lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai

akibat penggunaan kawasan hutan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai

dengan peruntukannya.

14. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan

hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan

manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta

mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan

atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang

berhubungan dengan pengelolaan hutan.

15. Inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk

mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya

secara lengkap.

16. Blok adalah bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.

17. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha

pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan atau silvikultur

yang sama.

18. Verifikasi adalah suatu bentuk pengujian terhadap dokumen secara

administratif dengan membandingkan terhadap pedoman yang berlaku.

19. Validasi adalah pencermatan terhadap substansi tertentu berdasarkan

ketentuan untuk memastikan bahwa kualitas substansi tersebut memenuhi

persyaratan kemanfaatan.

20. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang

kehutanan.

21. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional yang

selanjutnya disebut Kepala Pusdalbanghut Regional adalah satuan kerja di

lingkup Kementerian Kehutanan yang mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan evaluasi perencanaan kehutanan di tingkat regional.

BAB II ...

Page 5: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

-5-

BAB II PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN HUTAN PRODUKSI

Pasal 2

(1) KPHL atau KPHP mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan hutan pada

seluruh wilayah kerja yang ditetapkan.

(2) Penyelenggaraan pengelolaan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

didasarkan atas Rencana Pengelolaan Hutan.

(3) Rencana pengelolaan hutan terdiri dari :

a. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP); dan

b. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek.

Pasal 3

(1) RPHJP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a, disusun oleh

Kepala KPHL atau KPHP.

(2) RPHJP yang telah disusun oleh Kepala KPHL atau KPHP sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), diketahui oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi.

(3) Kepala KPHL atau Kepala KPHP menyampaikan RPHJP yang telah diketahui

oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

berikut rekaman elektronisnya kepada Menteri cq. Kepala Pusdalbanghut

Regional, untuk disahkan.

BAB III PENILAIAN DAN PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA

PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN HUTAN PRODUKSI

Pasal 4

(1) Kepala Pusdalbanghut Regional dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga

puluh) hari kerja sejak diterimanya RPHJP dan rekaman elektronisnya,

melakukan verifikasi dan validasi data/informasi serta dokumentasi

pendukung RPHJP yang disusun oleh Kepala KPHL atau Kepala KPHP, dan

diketahui oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 ayat (2) dan ayat (3).

(2) Format verifikasi dan validasi data/informasi dan dokumen pendukung RPHJP

KPHL atau KPHP sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri

ini.

Pasal 5

(1) Dalam hal hasil verifikasi dan validasi data/informasi serta dokumentasi

pendukung RPHJP KPHL atau KPHP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (1), memperoleh nilai sebesar 75 (tujuh puluh lima) atau lebih, maka

memenuhi ketentuan untuk disahkan.

(2) RPHJP ...

Page 6: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

-6-

(2) RPHJP KPHL atau KPHP yang memperoleh nilai sebesar 75 (tujuh puluh lima)

atau lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disahkan oleh Kepala

Pusdalbanghut Regional atas nama Menteri, dalam bentuk Keputusan.

Pasal 6

(1) Dalam hal hasil verifikasi dan validasi data/informasi serta dokumentasi

pendukung RPHJP KPHL atau KPHP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (1), memperoleh nilai kurang dari 75 (tujuh puluh lima) atau ditemukan

materi substansial yang perlu mendapatkan klarifikasi, maka tidak memenuhi

ketentuan untuk disahkan.

(2) Atas RPHJP KPHL atau KPHP yang memperoleh nilai kurang dari 75 (tujuh

puluh lima) atau ditemukan materi substansi yang perlu mendapatkan

klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Pusdalbanghut

Regional menyampaikan materi perbaikan atau klarifikasi kepada Kepala KPHL

atau Kepala KPHP.

(3) Kepala KPHL atau Kepala KPHP dalam jangka waktu paling lama 15 (lima

belas) hari kerja sejak diterimanya materi perbaikan atau klarifikasi,

melakukan perbaikan RPHJP KPHL atau KPHP dan diketahui oleh Kepala

Dinas Kehutanan Provinsi atau memberikan tanggapan atas klarifikasi, serta

menyampaikan kembali kepada Kepala Pusdalbanghut Regional.

(4) Kepala Pusdalbanghut Regional atas nama Menteri dalam jangka waktu 15

(lima belas) hari kerja sejak diterimanya perbaikan RPHJP KPHL dan KPHP

atau tanggapan klarifikasi dari Kepala KPHL atau Kepala KPHP sebagaimana

dimaksud pada ayat (3), mengesahkan RPHJP KPHL atau KPHP, dalam bentuk

Keputusan.

BAB IV

PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN RPHJP KPHL/KPHP

Pasal 7

(1) Keputusan pengesahan RPHJP KPHL atau KPHP disampaikan kepada Kepala

KPHL atau Kepala KPHP yang bersangkutan.

(2) Tembusan Keputusan Pengesahan RPHJP KPHL atau KPHP disampaikan

kepada:

a. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kehutanan;

b. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan;

(3) Rekaman elektronis Keputusan Pengesahan RPHJP KPHL atau KPHP,

dimasukan dalam website Pusdalbanghut Regional, untuk diketahui dan

dipergunakan bagi yang berkepentingan.

BAB V ...

Page 7: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

-7-

BAB V

KETENTUAN PENUNTUP

Pasal 8

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 29 Agustus 2013

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd. ZULKIFLI HASAN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 2 September 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1076

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, ttd. KRISNA RYA

Page 8: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : P.46/Menhut-II/2013 Tanggal : 29 Agustus 2013

FORMAT VERIFIKASI DAN VALIDASI

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP)

I. Materi verifikasi dan validasi:

a. Pendahuluan (bobot 5 %)

No.

Uraian Nilai Bobot Hasil Akhir

(nilai x bobot) Justifikasi

Kecukupan uraian :

1. Latar belakang 1 %

2. Tujuan pengelolaan 1 %

3. Sasaran 1 %

4. Ruang lingkup 1 %

5. Batasan pengertian 1 %

Sub-Total a 5 %

Catatan : nilai setiap unsur antara 0 – 100 dengan kriteria sebagai berikut:

- Sangat Baik : > 91

- Baik : 75-90

- Cukup : 50-74

- Kurang : < 49

b. Deskripsi kawasan KPHL/KPHP ( Bobot 15 %):

No.

Uraian Nilai Bobot Hasil Akhir

(nilai x bobot) Justifikasi

Kecukupan uraian :

1 Risalah wilayah KPH, meliputi:

3 %

informasi letak, luas, batas-batas, pembagian blok/ zona

(sesuai fungsi kawasan, bio fisik, potensi sumber daya alam, sosial ekonomi

masyarakat sekitar, keberadaan izin pemanfaatan

hutan, dan penggunaan kawasan hutan), aksesibilitas kawasan, sejarah wilayah

KPHL/KPHP

2. Potensi wilayah KPH : 3 %

informasi penutupan vegetasi, potensi kayu,

potensi non kayu, keberadaan flora dan fauna langka, serta potensi jasa

lingkungan dan wisata alam

No. …

Page 9: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

Draf 25 maret 2013

-2-

No.

Uraian Nilai Bobot

Hasil Akhir

(nilai x bobot) Justifikasi

3. Sosial budaya : 2 %

informasi ekonomi sosial budaya masyarakat di dalam

dan sekitar hutan, termasuk keberadaan masyarakat hukum adat

4. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan :

2 %

informasi izin-izin dan pencadangan pemanfaatan

hutan dan penggunaan kawasan hutan

5. Posisi areal kerja dalam tata ruang wilayah dan pembangunan daerah :

2 %

informasi posisi areal KPHL/KPHP dalam perspektif

tata ruang wilayah provinsi, kabupaten, dan

pembangunan daerah

6. Isu strategis, kendala, dan permasalahan :

3 %

informasi isu strategis (ancaman, tantangan,

gangguan, peluang), kendala, dan permasalahan

Sub Total b 15 %

Catatan : nilai setiap unsur antara 0 – 100 dengan kriteria sebagai berikut:

- - Sangat Baik : > 91

- - Baik : 75-90

- - Cukup : 50-74 - Kurang : < 49

c. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan (bobot 5%):

No. Uraian Nilai Bobot

Hasil Akhir (nilai x bobot)

Justifikasi

Kecukupan uraian :

Visi dan misi pengelolaan hutan :

1) Pernyataan visi 1 %

2) Pernyataan misi 2 %

3) Pernyataan tujuan 2 %

Sub Total c 5 %

Catatan : nilai setiap unsur antara 0 – 100 dengan kriteria sebagai berikut: - Sangat Baik : > 91 - Baik : 75-90 - Cukup : 50-74 - Kurang : < 49

d. Analisis ...

Page 10: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

Draf 25 maret 2013

-3-

d. Analisis dan Proyeksi (bobot 10 %):

No.

Uraian Nilai Bobot Hasil Akhir

(nilai x bobot) Justifikasi

Kecukupan uraian :

1. Analisa data dan informasi : 5 %

analisa data dan informasi

yang saat ini tersedia (data primer dan data sekunder)

2. Proyeksi kondisi wilayah : 5 %

proyeksi kondisi wilayah

KPHL/KPHP di masa mendatang

Sub Total d 10 %

Catatan : nilai setiap unsur antara 0 – 100 dengan kriteria sebagai berikut:

- Sangat Baik : > 91 - Baik : 75-90 - Cukup : 50-74 - Kurang : < 49

e. Rencana Kegiatan Strategis Selama Jangka Waktu Rencana Pengelolaan

(bobot 45 %):

No.

Uraian Nilai Bobot Hasil Akhir

(nilai x bobot) Justifikasi

Kecukupan uraian :

1 Inventarisasi berkala wilayah

kelola serta penataan hutannya :

2,25 %

rencana inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya

2 Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu :

4,5 %

rencana pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu sesuai

karakteristik wilayah

3. Pemberdayaan masyarakat : 2,25 %

rencana pemberdayaan masyarakat dalam bentuk penyerapan tenaga lokal,

kemitraan, penyediaan akses usaha kehutanan dan ekonomi

produktif lainnya

4. Pembinaan dan pemantauan

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berizin :

rencana pembinaan dan pemantauan pemanfaatan maupun penggunaan kawasan

hutan pada areal KPHL/KPHP

4,5 %

No …

Page 11: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

Draf 25 maret 2013

-4-

No.

Uraian Nilai Bobot

Hasil Akhir

(nilai x bobot) Justifikasi

5. Rehabilitasi pada areal kerja di

luar izin : rencana penyelenggaraan

rehabilitasi pada areal kerja di luar izin secara memadai

4,5 %

6. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di

dalam areal yang berizin: rencana pembinaan dan

pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada

areal kerja yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutannya.

4,5 %

7. Rencana penyelenggaraan

perlindungan hutan dan konservasi alam :

1) deliniasi areal perlindungan setempat

2) upaya perlindungan dan pengawetan flora dan fauna

yang dilindungi 3) upaya konservasi HCVF

4,5%

8. Rencana penyelenggaraan

koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin

2,25 %

9. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait:

rencana koordinasi dan sinergi dengan 10 atau lebih instansi

dan stakeholder terkait aktivitas pengelolaan

2,25 %

10. Rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM

2,25 %

11. Penyediaan pendanaan : rencana kebutuhan anggaran,

dan potensi sumber pendanaan

2,25 %

12 Pengembangan database : rencana pengembangan

database secara tepat guna

2,25 %

13 Rencana rasionalisasi wilayah

kelola

2,25 %

14. Review Rencana Pengelolaan :

rencana review Rencana Pengelolaan (minimal 5 tahun

sekali).

2,25 %

15. Pengembangan investasi : rencana pengembangan investasi di bidang pemanfaatan

hasil hutan kayu, non kayu, jasa lingkungan, dan wisata

alam

2,25 %

Sub Total e 45 %

Catatan ...

Page 12: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

Draf 25 maret 2013

-5-

Catatan : nilai setiap unsur antara 0 – 100 dengan kriteria sebagai berikut: - Sangat Baik : > 91 - Baik : 75-90 - Cukup : 50-74 - Kurang : < 49

f. Pembinaan, Pengawasan dan pengendalian (bobot 5 %):

No.

Uraian Nilai Bobot Hasil Akhir

(nilai x bobot) Justifikasi

Kecukupan uraian :

Rencana pembinaan,

pengawasan dan pengendalian

5 %

Sub- Total f 5 %

Catatan : nilai setiap unsur antara 0 – 100 dengan kriteria sebagai berikut: - Sangat Baik : > 91 - Baik : 75-90 - Cukup : 50-74 - Kurang : < 49

g. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan (bobot 5 %):

No. Uraian Nilai Bobot

Hasil Akhir (nilai x bobot)

Justifikasi

Kecukupan uraian :

Rencana pemantauan,

evaluasi dan pelaporan

5 %

Sub Total G 5 %

Catatan : nilai setiap unsur antara 0 – 100 dengan kriteria sebagai berikut: - Sangat Baik : > 91 - Baik : 75-90 - Cukup : 50-74 - Kurang : < 49

h. Lampiran-Lampiran (bobot 10 %):

No. Unsur Nilai Bobot Hasil Akhir

(nilai x bobot) Justifikasi

1. Peta wilayah KPHL/KPHP sesuai ketentuan

1 %

2. Peta penutupan lahan sesuai ketentuan

1 %

3. Peta DAS sesuai kondisi wilayah kerja

1 %

4. Peta sebaran potensi wilayah

KPHL/KPHP dan aksesibilitas

2 %

5. Peta penataan hutan berupa

zona/blok, petak

2 %

6. Peta penggunaan lahan sesuai

dengan ketentuan

1 %

7. Peta keberadaan izin

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan

1 %

8. Peta tanah, iklim, geologi 1 %

Sub Total h 10 %

Catatan ...

Page 13: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

Draf 25 maret 2013

-6-

Catatan : nilai setiap unsur antara 0 – 100 dengan kriteria sebagai berikut: - Sangat Baik : > 91 - Baik : 75-90 - Cukup : 50-74 - Kurang : < 49

Keterangan : 1) Total hasil akhir merupakan penjumlahan seluruh hasil akhir dari Sub

Total a + Sub Total b + Sub Total c + Sub Total d + Sub Total e + Sub Total f + Sub Total g + Sub Total h.

2) Justifikasi: memuat penjelasan kualitas data/informasi yang disajikan

Jakarta, ............ 20..

Yang melakukan penilaian :

1. Pusdalbanghut Regional ...

Nama : ............................... Jabatan : ...............................

Tanda tangan : ...............................

2. Direktorat Perencanaan Kawasan Hutan

Nama : ............................... Jabatan : ...............................

Tanda tangan : ...............................

3. Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan dan Usaha Kawasan

Nama : ............................... Jabatan : ............................... Tanda tangan : ...............................

4. Direktorat Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung

Nama : ............................... Jabatan : ............................... Tanda tangan : ...............................

5. Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pengelolaan DAS

Nama : ............................... Jabatan : ............................... Tanda tangan : ...............................

6. Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kehutanan

Nama : ............................... Jabatan : ...............................

Tanda tangan : ...............................

7. Sekretariat Badan Litbang Kehutanan

Nama : ............................... Jabatan : ...............................

Tanda tangan : ...............................

II. Hasil …

Page 14: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK ... kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya

Draf 25 maret 2013

-7-

II. Hasil verifikasi dan validasi:

1. Total nilai akhir verifikasi merupakan penjumlahan nilai seluruh unsur yang diverifikasi;

2. Apabila total nilai akhir mencapai 75 (tujuh puluh lima) atau lebih maka RPHJP KPHL/KPHP dapat disahkan;

3. Apabila total nilai akhir tidak mencapai 75 (tujuh puluh lima) maka RPHJP

KPHL/KPHP perlu diperbaiki.

Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN

KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA,

ttd. ttd.

KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN