PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR...

28
RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dengan banyaknya peraturan terkait tunjangan bahaya nuklir berpotensi terjadi disharmonisasi; b. bahwa untuk mengurangi potensi disharmonisasi perlu penataan terhadap peraturan tunjangan bahaya nuklir agar sesuai dengan perkembangan hukum yang ada; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional tentang Pengelolaan Tunjangan Bahaya Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS sebagaimana telah beberapa kali

Transcript of PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR...

Page 1: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 1 -

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR

TENTANG

PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa dengan banyaknya peraturan terkait tunjangan

bahaya nuklir berpotensi terjadi disharmonisasi;

b. bahwa untuk mengurangi potensi disharmonisasi perlu

penataan terhadap peraturan tunjangan bahaya nuklir

agar sesuai dengan perkembangan hukum yang ada;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional tentang Pengelolaan

Tunjangan Bahaya Nuklir;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang

Ketenaganukliran (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor

23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5494);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang

Peraturan Gaji PNS sebagaimana telah beberapa kali

Page 2: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 2 -

diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30

Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 123);

4. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan

Tenaga Nuklir Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 113);

5. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang

Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir;

6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004 tentang

Tunjangan Bahaya Nuklir Bagi Pegawai Negeri Sipil di

Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional;

7. Peraturan Kepala Badan Kepegawaiaan Negara Nomor 27

Tahun 2004 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian,

dan Penghentian Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Pegawai

Negeri Sipil di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional;

8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 14

Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Tenaga Nuklir Nasional (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 1650) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional

Nomor 16 Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 2035);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

TENTANG PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR.

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan:

1. Tunjangan Bahaya Nuklir yang selanjutnya disingkat TBN,

adalah tunjangan khusus yang diberikan kepada Pegawai

yang diangkat dan ditugaskan secara penuh di Badan

Tenaga Nuklir Nasional.

2. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai

Negeri Sipil.

3. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai

kewenangan mengangkat, memindahkan, dan

Page 3: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 3 -

memberhentikan pegawai dalam dan dari jabatan atau

pejabat yang lain yang ditunjuk olehnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Pengelola adalah pegawai yang tugas dan fungsinya

bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan

instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir

sesuai dengan persyaratan nasional dan internasional

serta bertanggung jawab atas penyiapan rencana dan

upaya penanggulangan kedaruratan nuklir dalam lingkup

nasional.

5. Pengawas adalah pegawai yang tugas dan fungsinya

bertanggungjawab atas pelaksanaan pengawasan dan

pembimbingan aspek teknis, manajerial dan regulasi bagi

terselenggaranya keselamatan dan keamanan kegiatan

instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir

serta bertanggung jawab atas penyiapan rencana dan

penanggulangan kedaruratan nuklir dalam lingkup

kawasan.

6. Supervisor adalah pegawai yang tugas dan fungsinya

bertanggung jawab atas bimbingan teknis atau

administrasi bagi terselenggaranya keselamatan dan

keamanan instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen

nuklir serta sebagai pelaksana upaya penanggulangan

kedaruratan nuklir.

7. Operator adalah pegawai tugas dan fungsinya bertanggung

jawab atas pengoperasian serta pengendalian

peralatan/fasilitas instalasi nuklir dan/atau

kegiatan/eksperimen nuklir dalam batas keselamatan dan

keamanan yang ditetapkan.

8. Teknisi adalah pegawai yang tugas dan fungsinya sebagai

pelaksana atau pembantu operator/supervisor untuk

pengkondisian, pengecekan, pengoperasian atau

pengawasan dan penginventarisasian dokumen operasi

peralatan/fasilitas instalasi nuklir dan/atau

kegiatan/eksperimen nuklir.

9. Petugas Keselamatan adalah pegawai yang tugas dan

fungsinya bertanggung jawab dalam pengukuran,

Page 4: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 4 -

pemantauan, pengevaluasian dan penginventarisasian

dokumen keselamatan pekerja, peralatan/fasilitas

instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir

serta pelaksanaan upaya penanggulangan kedaruratan

nuklir.

10. Laboran adalah pegawai yang tugas dan fungsinya secara

berkala atau sewaktu-waktu diperlukan dalam

transportasi alat/bahan, pengoperasian peralatan/fasilitas

instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir atau

dalam penanggulangan kedaruratan nuklir.

11. Pegawai Tugas Belajar yang selanjutnya disingkat PTB

adalah Pegawai yang mengikuti tugas belajar sesuai

dengan kompetensinya dan dikategorikan dibidang nuklir

dan/atau mendukung program pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi nuklir.

Pasal 2

Maksud dan tujuan ditetapkannya Peraturan Kepala Badan

ini adalah:

a. sebagai acuan dalam pelaksanaan permintaan, pemberian,

mutasi, dan pemberhentian TBN bagi Pegawai; dan

b. agar pelaksanaan penetapan nilai, tingkat, dan besaran

TBN dapat ditentukan secara obyektif sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 3

TBN diberikan kepada Pegawai yang ditugaskan secara penuh

di Badan Tenaga Nuklir Nasional, dan ditetapkan dengan

keputusan pejabat yang berwenang.

Pasal 4

(1) TBN dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 (satu) pada

bulan berikutnya setelah Pegawai secara nyata

melaksanakan tugas yang dinyatakan dengan Surat

Pernyataan Melaksanakan Tugas dari Pejabat yang

berwenang.

Page 5: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 5 -

(2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus mencantumkan penetapan nilai, tingkat, dan

besaran TBN.

(3) Surat pernyataan melaksanakan tugas dari Pejabat yang

berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran Huruf A, yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.

Pasal 5

(1) Penetapan pemberian, mutasi, dan

penghentian/penghentian sementara TBN dilakukan oleh

Pejabat yang berwenang atas usulan Kepala unit kerja.

(2) Setiap usulan penetapan pemberian, mutasi, dan

penghentian/penghentian sementara TBN sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh Unit Kerja yang

membidangi sumber daya manusia.

(3) Usulan penetapan pemberian, mutasi dan

penghentian/penghentian sementara TBN dilengkapi

dengan dokumen pendukung yang diperlukan.

(4) Bentuk penetapan pemberian, mutasi, dan

penghentian/penghentian sementara TBN sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan daftar kelengkapan dokumen

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam

Lampiran Huruf B sampai dengan huruf I, yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Kepala Badan ini.

Pasal 6

Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal

5 ayat (1) adalah:

a. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, untuk

menandatangani keputusan penetapan TBN pemberian

baru, mutasi, dan penghentian/penghentian sementara

TBN tingkat I;

b. Sekretaris Utama, untuk menandatangani keputusan

penetapan TBN pemberian baru, mutasi, dan

penghentian/penghentian sementara TBN tingkat II;

Page 6: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 6 -

c. Kepala Unit Kerja yang membidangi sumber daya

manusia, untuk menandatangani keputusan penetapan

TBN pemberian baru, mutasi, dan

penghentian/pengehentian sementara TBN tingkat III; dan

d. Kepala Bagian yang membidangi kesejahteraan pegawai,

untuk menandatangani keputusan penetapan TBN

pemberian baru, mutasi, dan penghentian/penghentian

sementara TBN tingkat IV sampai dengan tingkat VII.

Pasal 7

(1) Tingkat dan besaran TBN ditetapkan dengan

menjumlahkan nilai atas unsur:

a. Risiko bahaya nuklir;

b. Tingkat keahlian atau keterampilan; dan

c. Tanggung jawab keselamatan nuklir.

(2) Tingkat dan besaran, serta unsur penilaian TBN

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran J sampai dengan Huruf M, yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.

Pasal 8

(1) Risiko bahaya nuklir sebagaimana dimaksud dalam Pasal

7 ayat (1) huruf a, dinilai berdasarkan waktu lamanya

bekerja di daerah radiasi dan nilai kumulatif risiko bahaya

radiasi yang diterima.

(2) Lamanya bekerja di daerah radiasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dinilai berdasarkan masa kerja Pegawai di

Badan Tenaga Nuklir Nasional.

Pasal 9

Nilai kumulatif risiko bahaya radiasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (1) ditetapkan berdasarkan daerah kerja:

a. tinggi, untuk daerah kerja yang mempunyai nilai

kumulatif risiko radiasi lebih besar dari 15-50 mSv.

b. sedang, untuk daerah kerja yang mempunyai nilai

kumulatif risiko radiasi lebih besar dari 5-15 mSv.

Page 7: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 7 -

c. rendah, untuk daerah kerja yang mempunyai nilai

kumulatif risiko radiasi 1-5 mSv.

Pasal 10

(1) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai di kawasan nuklir

Serpong dan kawasan nuklir Bandung yang berada di

kawasan pagar kuning pada tingkat tinggi.

(2) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai yang bertugas

dibidang ketatausahaan pada kawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat sedang.

(3) Tingkat nilai risiko pegawai di kawasan nuklir Serpong

yang berada diluar kawasan pagar kuning dan pegawai di

kawasan nuklir Yogyakarta tingkat sedang.

(4) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai yang bertugas

dibidang ketatausahaan pada kawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) adalah tingkat rendah.

(5) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai di kawasan nuklir

Pasar Jumat yang bertugas di bidang pendidikan,

sosialisasi dan diseminasi, bidang yang mendukung

administrasi, pendidikan tinggi ketenaganukliran dan unit

kerja di kawasan nuklir Kantor Pusat adalah tingkat

rendah.

(6) Tingkat nilai kumulatif risiko bagi anggota gugus

keamanan nuklir adalah tingkat sedang.

Pasal 11

(1) Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional dapat menetapkan

nilai kumulatif risiko bahaya radiasi bagi Pegawai yang

mendapat penugasan khusus menjadi satu tingkat lebih

tinggi dari semula.

(2) Nilai kumulatif risiko Pegawai yang dialihtugaskan ke

daerah kerja dengan nilai kumulatif risiko yang berbeda

mengikuti ketentuan yang berlaku untuk daerah kerja

yang baru.

(3) Nilai kumulatif risiko bagi Pegawai yang dialihtugaskan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan pada

bulan berikutnya.

Page 8: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 8 -

Pasal 12

(1) Tingkat keahlian atau keterampilan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 huruf b ditetapkan berdasarkan

golongan ruang yang dimiliki Pegawai.

(2) Nilai tingkat keahlian atau keterampilan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan sejak tanggal

mulai berlakunya golongan ruang yang ditetapkan oleh

pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk.

Pasal 13

Tanggung jawab keselamatan nuklir sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 huruf c terdiri atas:

a. Pengelola;

b. Pengawas;

c. Supervisor;

d. Operator;

e. Teknisi;

f. Petugas Keselamatan; dan

g. Laboran.

Pasal 14

(1) Pengelola dan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 huruf a dan huruf b ditetapkan oleh Kepala

BATAN.

(2) Supervisor, Operator, Teknisi, Petugas Keselamatan, dan

Laboran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c

sampai dengan huruf g ditetapkan oleh Kepala unit kerja

masing-masing.

Pasal 15

(1) Dalam hal seorang Pegawai dikategorikan sebagai

pemegang beberapa jabatan dalam tanggung jawab

keselamatan nuklir sebagaimana dimaksud dalam Pasal

13, jabatan yang harus ditetapkan adalah jabatan yang

memiliki tanggung jawa keselamatan nuklir paling tinggi.

Page 9: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 9 -

(2) Nilai jabatan dalam tanggung jawab keselamatan nuklir

diperhitungkan sejak tanggal yang bersangkutan

ditetapkan sebagai pemegang jabatan.

Pasal 16

(1) Pembayaran TBN dihentikan terhitung tanggal 1 (satu)

bulan berikutnya, apabila pegawai:

a. meninggal dunia;

b. diberhentikan sebagai PNS;

c. pindah ke instansi lain;

d. dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan

keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan

hukum tetap;

e. diperbantukan atau dipekerjakan secara penuh pada

instansi lain di dalam maupun di luar negeri;

f. dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa

pernyataan tidak puas secara tertulis atau hukuman

disiplin yang lebih berat;

g. menjalani cuti besar; atau

h. menjalani cuti di luar tanggungan negara.

(2) Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin berat berupa

pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat

sebagai Pegawai Negeri Sipil, TBN tetap dihentikan

walaupun Pegawai mengajukan banding ke Badan

Pertimbangan Kepegawaian.

(3) TBN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan

kembali setelah ada keputusan dari Badan Pertimbangan

Kepegawaian yang menganulir hukuman disiplin yang

ditetapkan.

(4) Pembayaran kembali TBN sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) setelah dibuat surat pernyataan telah

melaksanakan tugas kembali oleh Pejabat yang

berwenang.

(5) Surat pernyataan telah melaksanakan tugas kembali oleh

Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat

(4) tercantum Lampiran Huruf N, yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.

Page 10: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 10 -

Pasal 17

(1) PTB memiliki tanggung jawab keselamatan nuklir sebagai

Laboran.

(2) Kepala Unit Kerja dari PTB mengajukan usul mutasi

penurunan tingkat TBN kepada Kepala Unit Kerja yang

bertanggung jawab di bidang sumber daya manusia.

(3) Mutasi penurunan TBN bagi PTB adalah tanggal 1 bulan

berikutnya sejak PTB mulai melaksanakan tugas belajar.

Pasal 18

(1) PTB yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar sesuai

dengan waktu yang ditentukan, pembayaran TBN

dihentikan sementara sampai dengan PTB menyelesaikan

tugas belajar.

(2) Pembayaran kembali TBN kepada PTB yang tidak dapat

menyelesaikan tugas belajar dimulai pada tanggal 1 bulan

berikutnya setelah dinyatakan aktif bekerja kembali.

Pasal 19

(1) TBN Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf f, dihentikan

sementara selama:

a. 1 (satu) bulan bagi Pegawai yang dijatuhi hukuman

disiplin tingkat ringan berupa pernyataan tidak puas

secara tertulis;

b. 3 (tiga) bulan bagi Pegawai yang dijatuhi hukuman

disiplin tingkat sedang; dan

c. 6 (enam) bulan bagi Pegawai yang dijatuhi hukuman

disiplin tingkat berat berupa penurunan pangkat

setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun,

pemindahan dalam rangka penurunan jabatan

setingkat lebih rendah, atau pembebasan dari jabatan.

(2) Dalam hal Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan

penurunan tingkat TBN, maka Kepala unit kerja dimana

Pegawai tersebut bekerja, mengajukan usulan mutasi

Page 11: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 11 -

penurunan tingkat TBN kepada Kepala Unit Kerja yang

bertanggung jawab di bidang sumber daya manusia.

(3) Mutasi penurunan TBN berlaku sejak tanggal 1 bulan

berikutnya setelah pegawai dijatuhi hukuman disiplin.

Pasal 20

CPNS diberikan TBN 80% (delapan puluh per seratus) sesuai

dengan nilai, tingkat, dan besaran TBN yang telah ditetapkan.

Pasal 21

Pada saat Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku:

a. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

216/KA/V/2004 tentang Tata Cara Penilaian dan

Penetapan Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir Bagi Pegawai

Negeri Sipil di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional;

b. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

285/KA/VI/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Tunjangan Bahaya Nuklir di Lingkungan Badan Tenaga

Nuklir Nasional sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir

Nasional Nomor 384/KA/X/2005 tentang Perubahan

Kedua Pasal 10 Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir

Nasional Nomor 285/KA/VI/2004 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Tunjangan Bahaya Nuklir di Lingkungan

Badan Tenaga Nuklir Nasional;

c. Keputusan Kepala Badan Tanaga Nuklir Nasional Nomor

245/KA/VI/2004 tentang Penunjukan Pejabat Pembuat

dan Penandatangan Surat Pernyataan Melaksanakan

Tugas, Surat Pernyatan Telah Melaksanakan Tugas, dan

Surat Pernyataan Masih Melaksanakan tugas; dan

d. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

012/KA/II/2006 tentang Pemberian Kuasa Untuk

menandatangani Keputusan Penetapan Tunjangan Bahaya

Nuklir, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Page 12: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 12 -

Pasal 22

Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir

Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DJAROT SULISTIO WISNUBROTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR

Page 13: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 13 -

LAMPIRAN

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR

TENTANG PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR

A. SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS

SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS

NOMOR: ....................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan ruang : ......................................... Jabatan : .........................................

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/golongan ruang : .........................................

Berdasarkan Surat Keputusan...... Nomor..... tanggal...... terhitung mulai Tanggal......, telah nyata melaksanakan tugas dan diberi Tunjangan Bahaya Nuklir dengan Nilai ...., Tingkat......sebesar Rp............ (......) sebulan terhitung mulai tanggal..... Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan mengingat Sumpah jabatan/Pegawai Negeri Sipil. Apabila dikemudian hari isi surat pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut. Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara....

................,........................ Pejabat yang membuat pernyataan ...................................... NIP:................................

Tembusan: 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 2. Pejabat Pembuat Daftar Gaji yang bersangkutan; 3. Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan; 4. Pejabat lain yang dipandang perlu.

Page 14: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 14 -

B. KEPUTUSAN PEMBERIAN TBN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: ................................

TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Menimbang : a. bahwa Sdr. .......... NIP. .............. telah bekerja secara penuh

di Badan Tenaga Nuklir Nasional; b. bahwa berdasarkan penilaian dari Biro Sumber Daya Manusia

dan Organisasi atas usulan Nilai, Tingkat dan Besaran Tunjangan Bahaya Nuklir dari Kepala .......(Unit Kerja), pegawai BATAN tersebut pada huruf a mempunyai nilai sebesar ....... dengan demikian kepadanya perlu ditetapkan Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir;

Mengingat : : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 3. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

..... Tahun ......;

MEMUTUSKAN: Menetapkan:

:

KESATU : Memberikan Tunjangan Bahaya Nuklir kepada : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan Ruang : ......................................... Jabatan/Pekerjaan : .........................................

Unit Kerja : ......................................... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir, a. Nilai : ......................................... b. Tingkat : .........................................

KEDUA

:

Kepada pegawai tersebut dalam diktum KESATU diberikan Tunjangan Bahaya Nuklir sebesar Rp................- (....) terhitung mulai bulan ...........

KETIGA

:

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

Page 15: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 15 -

Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ........................... pada tanggal ............................

a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*

.......................................... ** ........................................ NIP. ................................

Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji .......... di ............; 5. Kepala ............... – BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO – BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang

Page 16: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 16 -

C. USUL PENETAPAN TINGKAT TBN

USUL PENETAPAN TINGKAT TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR

Yth. Kepala BSDMO

di

Jakarta

1 Nama

2 NIP

3 Pangkat, Golongan, tmt

4 Jabatan, Pekerjaan/Fungsional/Umum, tmt

5 TMT Calon Pegawai

6 TMT Melaksanakan tugas di BATAN

7 Masa Kerja ........Tahun .......Bulan

8 Pendidikan

9 Tingkat Risiko Bahaya Radiasi

10 Nilai

11 a) Risiko Bahaya Radiasi

b) Tingkat Keahlian/Ketrampilan

c) Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir

12 Jumlah Nilai

13 Tingkat/Besar TBN

14 TMT TBN

15 Keterangan

..............,.....................

Kepala Pusat/Biro/Inspektur/Ketua STTN *

.........................................

NIP:..................................

*Pilih salah satu

Page 17: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 17 -

D. KEPUTUSAN MUTASI TBN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: .........................................

TENTANG MUTASI TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa Sdr.........NIP............berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor....... tanggal ............ yang bersangkutan memiliki Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat .......... dengan tunjangan sebesar Rp ........... (........) sebulan terhitung mulai tanggal ...............;

b. bahwa berhubung ada perubahan tanggung jawab keselamatan nuklir yang bersangkutan, oleh sebab itu perlu ditetapkan kenaikan tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir yang bersangkutan;

Mengingat : : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 3. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

..... Tahun ......; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

.... Tanggal ..... ;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional :

Nama : ............................................ NIP : ............................................ Pangkat/Golongan Ruang : ............................................ Jabatan/Pekerjaan : ............................................ Unit Kerja : ............................................

Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir (LAMA), a. Nilai : ............................................

b. Tingkat : ............................................

c. Berlaku sejak : ............................................ d. Besarnya : Rp. ................................... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir (BARU), a. Nilai : ........................................... b. Tingkat : ...........................................

KEDUA : Mencabut Tunjangan Bahaya Nuklir yang diberikan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor ................. tanggal ....................

KETIGA : Kepada Pegawai Negeri Sipil tersebut dalam diktum KESATU diberikan Tunjangan Bahaya Nuklir setiap bulan sebesar Rp. ...................... (..................) terhitung mulai bulan ...............

Page 18: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 18 -

KEEMPAT

:

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ........................... pada tanggal ............................

a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*

........................................... ** ........................................ NIP. ................................

Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji .......... di ............; 5. Kepala ............... – BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO – BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang

Page 19: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 19 -

E. USUL MUTASI TINGKAT TBN

USUL MUTASI TINGKAT TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR

Yth. Kepala BSDMO

di

Jakarta

1 Nama

2 NIP

3 Pangkat, Golongan, tmt

4 Jabatan,Pekerjaan/Fungsional/Umum, tmt

5 TMT Calon Pegawai

6 TMT Melaksanakan tugas di BATAN

7 Masa Kerja ……Tahun ……. Bulan

8 Pendidikan

9 Tingkat Risiko Bahaya Radiasi

10 Nilai Lama Baru

11 a) Risiko Bahaya Radiasi

b) Tingkat Keahlian/Ketrampilan

c) Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir

12 Jumlah Nilai

13 Tingkat/Besar TBN

14 TMT TBN

15 Keterangan

..............,.....................

Kepala Pusat/Biro/Inspektur/Ketua STTN *

.........................................

NIP:..................................

*Pilih salah satu

Page 20: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 20 -

F. KEPUTUSAN PENGHENTIAN TBN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: .....................................

TENTANG PENGHENTIAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Menimbang : a. bahwa Sdr.........NIP.............berdasarkan Keputusan Kepala

Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor...........tanggal .......... yang bersangkutan memiliki Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat.........dengan tunjangan sebesar Rp.............,- (.......);

b. bahwa berdasarkan surat Kepala Pusat/Biro ..........Nomor .......... tanggal ............ Sdr. .............. mengalami mutasi kepegawaian berupa ....... terhitung mulai tanggal ..........;

c. bahwa berhubung dengan itu pembayaran Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Saudara tersebut diatas dihentikan;

Mengingat : : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 4. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

..... Tahun ......; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

.... Tanggal .....;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Memberikan Tunjangan Bahaya Nuklir kepada :

Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan Ruang : ......................................... Jabatan/Pekerjaan : .........................................

Unit Kerja : ....................................... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir, a. Nilai : ........................................ b. Tingkat : ........................................

KEDUA

:

Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat ........ dengan Tunjangan sebesar Rp. ............. (….....) bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut pada Diktum KESATU pembayarannya dihentikan terhitung mulai tanggal .................;

KETIGA

:

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

Page 21: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 21 -

Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ................................ Pada tanggal ............................

a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*

...........................................* * ........................................ NIP. ................................

Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji .......... di ............; 5. Kepala ............... – BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO – BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang

Page 22: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 22 -

G. KEPUTUSAN PENGHENTIAN SEMENTARA TBN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: ..........................................

TENTANG PENGHENTIAN SEMENTARA TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Menimbang : a. bahwa Sdr.........NIP.............berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor...........tanggal .......... yang bersangkutan memiliki Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat.........dengan tunjangan sebesar Rp.............,- (.......);

b. bahwa berdasarkan surat Kepala Pusat/Biro ..........Nomor .......... tanggal ............ Sdr. .............. mengalami mutasi kepegawaian berupa ....... terhitung mulai tanggal ..........;

c. bahwa berhubung dengan itu pembayaran Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Saudara tersebut diatas dihentikan sementara;

Mengingat : : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 5. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

..... Tahun ......; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

.... Tanggal .....;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Memberikan Tunjangan Bahaya Nuklir kepada :

Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan Ruang : ......................................... Jabatan/Pekerjaan : .........................................

Unit Kerja : ....................................... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir, a. Nilai : ........................................ b. Tingkat : ........................................

KEDUA

:

Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat ........ dengan Tunjangan sebesar Rp. ............. (….....) bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut pada Diktum KESATU pembayarannya dihentikan terhitung mulai tanggal .................;

KETIGA

:

Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat ..... bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut dalam diktum KESATU dibayarkan kembali sebesar ...............,- (........) mulai bulan ................

KEEMPAT : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

Page 23: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 23 -

Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di .......................... Pada tanggal ............................

a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*

........................................* * ........................................ NIP. ................................

Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji .......... di ............; 5. Kepala ............... – BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO – BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang

Page 24: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 24 -

H. USULAN PENGHENTIAN/PEMBERHENTIAN SEMENTARA TBN

USULAN PENGHENTIAN/PENGHENTIAN SEMENTARA TBN

Yth. Kepala BSDMO

di

Jakarta

1 Nama

2 NIP

3 Pangkat, Golongan, tmt

4 Jabatan,Pekerjaan/Fungsional/Umum, tmt

5 TMT Calon Pegawai

6 TMT Melaksanakan tugas di BATAN

7 Masa Kerja …….Tahun ……Bulan

8 Pendidikan

9 Tingkat TBN

10 Jumlah Nilai

11 Nomor SK TBN

12 Tgl SK TBN

13 Besar TBN

14 TMT TBN

15 Keterangan

..............,.....................

Kepala Pusat/Biro/Inspektur/Ketua STTN *

.........................................

NIP:...................................

*Pilih salah satu

Page 25: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 25 -

I. KELENGKAPAN USULAN PENETAPAN PEMBERIAN, MUTASI, DAN

PENGHENTIAN/PENGHENTIAN SEMENTARA TBN

DOKUMEN KELENGKAPAN USULAN PENETAPAN PEMBERIAN, MUTASI, DAN PENGHENTIAN/PENGHENTIAN SEMENTARA TBN

No Jenis Usul TBN Berkas Kelengkapan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Pemberian TBN √ √ √

2 Mutasi TBN √ √ √ √ √

3 Penghentian Sementara TBN √ √ √

4 Penghentian TBN √ √ √

Keterangan: 1. Usulan dari Unit Kerja 2. SK Pengangkatan CPNS 3. SK PNS 4. SK Kenaikan Pangkat 5. SK Jabatan Stuktural 6. SK Jabatan Fungsional 7. SK Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir 8. Surat Izin Cuti Besar 9. SK Hukuman Disiplin 10. SK CLTN 11. SK dipekerjaakan di Instansi lain

Page 26: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 26 -

J. BESARAN TBN

Besaran TBN

No. Tingkat Bahaya Nuklir Akumulasi Nilai Besar Tunjangan

1. Bahaya Nuklir Tingkat I >=855 Rp. 1.150.000,00

2. Bahaya Nuklir Tingkat II 676 - 854 Rp. 950.000,00

3. Bahaya Nuklir Tingkat III 500 - 675 Rp. 750.000,00

4. Bahaya Nuklir Tingkat IV 300 - 499 Rp. 425.000,00

5. Bahaya Nuklir Tingkat V 250 - 299 Rp. 300.000,00

6. Bahaya Nuklir Tingkat VI 150 - 249 Rp. 225.000,00

7. Bahaya Nuklir Tingkat VII 90 - 149 Rp. 150.000,00

K. UNSUR RISIKO BAHAYA NUKLIR

Unsur Risiko Bahaya Nuklir

No.

Waktu lamanya

bekerja di

daerah radiasi

Nilai Kumulatif Risiko

Sangat

tinggi

> 50 mSv

Tinggi

>15-50 m Sv

Sedang

>5-15 mSv

Rendah

>1-5 mSv

1. 0-4 tahun 110 100 90 80

2. > 4-8 tahun 120 110 100 90

3. > 8-12 tahun 145 135 120 110

4. > 12-16 tahun 180 165 155 145

5. > 16-20 tahun 245 220 200 180

6. > 20-24 tahun 345 300 265 235

7. > 24-28 tahun 445 390 335 280

8. > 28 tahun 445 390 335 280

L. UNSUR KEAHLIAN/KETERAMPILAN

Unsur Keahlian/Keterampilan

No. Keahlian/keterampilan Golongan/ruang Nilai

1. Pembina ahli IV/d, IV/e 340

2. Pembina Madya IV/a, IV/b, IV/c 300

3. Pembina Muda III/c, III/d 200

4. Penata Terampil III/a, III/b 150

5. Penata II/b, II/c, II/d 100

6. Pelaksana Terampil II/a 60

7. Pelaksana I/a, I/b, I/c, I/d 35

Page 27: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 27 -

M. UNSUR TANGGUNGJAWAB KESELAMATAN NUKLIR

Unsur Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir

No. Tanggung Jawab

Keselamatan

Nuklir

Jabatan Nilai

1. Pengelola Kepala BATAN, Deputi/Sestama, dan Kepala unit kerja

yang bertanggung jawab terhadap reaktor G.A. Siwabessy,

reaktor Triga 2000, reaktor Kartini, instalasi radiometalurgi

1MCi, dan instalasi pengelolaan limbah radioaktif.

340

2. Pengawas Kepala Unit Kerja (kecuali Kepala Unit Kerja sebagaimana

dalam angka 1) dan Pejabat Fungsional Utama.

300

3. Supervisor supervisor reaktor G.A. Siwabessy, Supervisor reaktor Triga

2000, supervisor instalasi radiometalurgi 1MCi, supervisor

instalasi pengelolaan limbah radioaktif, Petugas Proteksi

Radiasi reaktor G.A. Siwabessy, Petugas Proteksi Radiasi

reaktor Triga 2000, Petugas Proteksi Radiasi hot cell

produk fisi, Petugas Proteksi Radiasi proses pengolahan

limbah radioaktif, Penanggung jawab bidang di instalasi

nuklir, Pejabat eselon III, Pejabat Fungsional Madya, dan

Pembantu Ketua STTN.

275

4. Operator Supervisor reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya,

Operator reaktor G.A. Siwabessy, Operator reaktor Triga

2000, Operator instalasi radiometalurgi 1MCi, Operator

instalasi pengelolaan limbah radioaktif, Petugas Proteksi

Radiasi reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya,

Penanggung jawab Subbidang di instalasi nuklir, Pejabat

eselon IV lainnya, Pejabat Fungsional Muda, Koordinator

Penelitian, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan STTN.

250

5. Teknisi Operator reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya,

Perawat reaktor G.A. Siwabessy, Perawat reaktor Triga

2000, Supervisor tracer nuklir, Radiografer level 3, Pejabat

Fungsional Penyelia dan Pejabat Fungsional Pertama

200

6. Petugas

Keselamatan

Perawat reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya,

Petugas tracer nuklir, Radiografer level 1 dan level 2,

Pejabat Fungsional Pelaksana Lanjutan/Mahir, Dokter,

Perawat, Analis Keselamatan dan Kesehatan, dan anggota

Gugus Keamanan Nuklir

150

7. Laboran Pejabat Fungsional Pelaksana/Pemula, Pegawai yang tidak

mempunyai jabatan baik struktural maupun

fungsional/fungsional umum, Pegawai Tugas Belajar dan

calon pegawai negeri sipil golongan III

75

Page 28: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALlayanan.batan.go.id/jdih/berkas/jdih/20171020154757_RancanganPerkaTBNSept17.pdf · (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat

- 28 -

N. SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS KEMBALI

PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS KEMBALI

NOMOR: ....................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan ruang : ......................................... Jabatan : ......................................... Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/golongan ruang : ......................................... Telah nyata melaksanakan tugas kembali terhitung mulai tanggal........dan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004 Sdr...........berhak menerima Tunjangan Bahaya Nuklir sebesar Rp...........(.......) sebulan terhitung mulai tanggal.........

Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan mengingat Sumpah jabatan/Pegawai Negeri Sipil. Apabila dikemudian hari isi surat pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut.

Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.........

...................,......................

Pejabat yang membuat pernyataan

...................................

NIP:.............................

Tembusan:

1. Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian ;

2. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara;

3. Pejabat Pembuat Daftar Gaji yang bersangkutan;

4. Pegawai Negeri yang bersangkutan;

5. Pejabat lain yang dipandang perlu.

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DJAROT SULISTIO WISNUBROTO