PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR...
Transcript of PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR...
- 1 -
RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TENTANG
PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
Menimbang : a. bahwa dengan banyaknya peraturan terkait tunjangan
bahaya nuklir berpotensi terjadi disharmonisasi;
b. bahwa untuk mengurangi potensi disharmonisasi perlu
penataan terhadap peraturan tunjangan bahaya nuklir
agar sesuai dengan perkembangan hukum yang ada;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional tentang Pengelolaan
Tunjangan Bahaya Nuklir;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor
23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji PNS sebagaimana telah beberapa kali
- 2 -
diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 123);
4. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan
Tenaga Nuklir Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 113);
5. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang
Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir;
6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Tunjangan Bahaya Nuklir Bagi Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional;
7. Peraturan Kepala Badan Kepegawaiaan Negara Nomor 27
Tahun 2004 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian,
dan Penghentian Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional;
8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 14
Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Tenaga Nuklir Nasional (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 1650) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
Nomor 16 Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2035);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
TENTANG PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR.
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Tunjangan Bahaya Nuklir yang selanjutnya disingkat TBN,
adalah tunjangan khusus yang diberikan kepada Pegawai
yang diangkat dan ditugaskan secara penuh di Badan
Tenaga Nuklir Nasional.
2. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai
Negeri Sipil.
3. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan mengangkat, memindahkan, dan
- 3 -
memberhentikan pegawai dalam dan dari jabatan atau
pejabat yang lain yang ditunjuk olehnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Pengelola adalah pegawai yang tugas dan fungsinya
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan
instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir
sesuai dengan persyaratan nasional dan internasional
serta bertanggung jawab atas penyiapan rencana dan
upaya penanggulangan kedaruratan nuklir dalam lingkup
nasional.
5. Pengawas adalah pegawai yang tugas dan fungsinya
bertanggungjawab atas pelaksanaan pengawasan dan
pembimbingan aspek teknis, manajerial dan regulasi bagi
terselenggaranya keselamatan dan keamanan kegiatan
instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir
serta bertanggung jawab atas penyiapan rencana dan
penanggulangan kedaruratan nuklir dalam lingkup
kawasan.
6. Supervisor adalah pegawai yang tugas dan fungsinya
bertanggung jawab atas bimbingan teknis atau
administrasi bagi terselenggaranya keselamatan dan
keamanan instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen
nuklir serta sebagai pelaksana upaya penanggulangan
kedaruratan nuklir.
7. Operator adalah pegawai tugas dan fungsinya bertanggung
jawab atas pengoperasian serta pengendalian
peralatan/fasilitas instalasi nuklir dan/atau
kegiatan/eksperimen nuklir dalam batas keselamatan dan
keamanan yang ditetapkan.
8. Teknisi adalah pegawai yang tugas dan fungsinya sebagai
pelaksana atau pembantu operator/supervisor untuk
pengkondisian, pengecekan, pengoperasian atau
pengawasan dan penginventarisasian dokumen operasi
peralatan/fasilitas instalasi nuklir dan/atau
kegiatan/eksperimen nuklir.
9. Petugas Keselamatan adalah pegawai yang tugas dan
fungsinya bertanggung jawab dalam pengukuran,
- 4 -
pemantauan, pengevaluasian dan penginventarisasian
dokumen keselamatan pekerja, peralatan/fasilitas
instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir
serta pelaksanaan upaya penanggulangan kedaruratan
nuklir.
10. Laboran adalah pegawai yang tugas dan fungsinya secara
berkala atau sewaktu-waktu diperlukan dalam
transportasi alat/bahan, pengoperasian peralatan/fasilitas
instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir atau
dalam penanggulangan kedaruratan nuklir.
11. Pegawai Tugas Belajar yang selanjutnya disingkat PTB
adalah Pegawai yang mengikuti tugas belajar sesuai
dengan kompetensinya dan dikategorikan dibidang nuklir
dan/atau mendukung program pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir.
Pasal 2
Maksud dan tujuan ditetapkannya Peraturan Kepala Badan
ini adalah:
a. sebagai acuan dalam pelaksanaan permintaan, pemberian,
mutasi, dan pemberhentian TBN bagi Pegawai; dan
b. agar pelaksanaan penetapan nilai, tingkat, dan besaran
TBN dapat ditentukan secara obyektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 3
TBN diberikan kepada Pegawai yang ditugaskan secara penuh
di Badan Tenaga Nuklir Nasional, dan ditetapkan dengan
keputusan pejabat yang berwenang.
Pasal 4
(1) TBN dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 (satu) pada
bulan berikutnya setelah Pegawai secara nyata
melaksanakan tugas yang dinyatakan dengan Surat
Pernyataan Melaksanakan Tugas dari Pejabat yang
berwenang.
- 5 -
(2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus mencantumkan penetapan nilai, tingkat, dan
besaran TBN.
(3) Surat pernyataan melaksanakan tugas dari Pejabat yang
berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Huruf A, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
Pasal 5
(1) Penetapan pemberian, mutasi, dan
penghentian/penghentian sementara TBN dilakukan oleh
Pejabat yang berwenang atas usulan Kepala unit kerja.
(2) Setiap usulan penetapan pemberian, mutasi, dan
penghentian/penghentian sementara TBN sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh Unit Kerja yang
membidangi sumber daya manusia.
(3) Usulan penetapan pemberian, mutasi dan
penghentian/penghentian sementara TBN dilengkapi
dengan dokumen pendukung yang diperlukan.
(4) Bentuk penetapan pemberian, mutasi, dan
penghentian/penghentian sementara TBN sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan daftar kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam
Lampiran Huruf B sampai dengan huruf I, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepala Badan ini.
Pasal 6
Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (1) adalah:
a. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, untuk
menandatangani keputusan penetapan TBN pemberian
baru, mutasi, dan penghentian/penghentian sementara
TBN tingkat I;
b. Sekretaris Utama, untuk menandatangani keputusan
penetapan TBN pemberian baru, mutasi, dan
penghentian/penghentian sementara TBN tingkat II;
- 6 -
c. Kepala Unit Kerja yang membidangi sumber daya
manusia, untuk menandatangani keputusan penetapan
TBN pemberian baru, mutasi, dan
penghentian/pengehentian sementara TBN tingkat III; dan
d. Kepala Bagian yang membidangi kesejahteraan pegawai,
untuk menandatangani keputusan penetapan TBN
pemberian baru, mutasi, dan penghentian/penghentian
sementara TBN tingkat IV sampai dengan tingkat VII.
Pasal 7
(1) Tingkat dan besaran TBN ditetapkan dengan
menjumlahkan nilai atas unsur:
a. Risiko bahaya nuklir;
b. Tingkat keahlian atau keterampilan; dan
c. Tanggung jawab keselamatan nuklir.
(2) Tingkat dan besaran, serta unsur penilaian TBN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran J sampai dengan Huruf M, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
Pasal 8
(1) Risiko bahaya nuklir sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 ayat (1) huruf a, dinilai berdasarkan waktu lamanya
bekerja di daerah radiasi dan nilai kumulatif risiko bahaya
radiasi yang diterima.
(2) Lamanya bekerja di daerah radiasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dinilai berdasarkan masa kerja Pegawai di
Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Pasal 9
Nilai kumulatif risiko bahaya radiasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) ditetapkan berdasarkan daerah kerja:
a. tinggi, untuk daerah kerja yang mempunyai nilai
kumulatif risiko radiasi lebih besar dari 15-50 mSv.
b. sedang, untuk daerah kerja yang mempunyai nilai
kumulatif risiko radiasi lebih besar dari 5-15 mSv.
- 7 -
c. rendah, untuk daerah kerja yang mempunyai nilai
kumulatif risiko radiasi 1-5 mSv.
Pasal 10
(1) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai di kawasan nuklir
Serpong dan kawasan nuklir Bandung yang berada di
kawasan pagar kuning pada tingkat tinggi.
(2) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai yang bertugas
dibidang ketatausahaan pada kawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat sedang.
(3) Tingkat nilai risiko pegawai di kawasan nuklir Serpong
yang berada diluar kawasan pagar kuning dan pegawai di
kawasan nuklir Yogyakarta tingkat sedang.
(4) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai yang bertugas
dibidang ketatausahaan pada kawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah tingkat rendah.
(5) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai di kawasan nuklir
Pasar Jumat yang bertugas di bidang pendidikan,
sosialisasi dan diseminasi, bidang yang mendukung
administrasi, pendidikan tinggi ketenaganukliran dan unit
kerja di kawasan nuklir Kantor Pusat adalah tingkat
rendah.
(6) Tingkat nilai kumulatif risiko bagi anggota gugus
keamanan nuklir adalah tingkat sedang.
Pasal 11
(1) Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional dapat menetapkan
nilai kumulatif risiko bahaya radiasi bagi Pegawai yang
mendapat penugasan khusus menjadi satu tingkat lebih
tinggi dari semula.
(2) Nilai kumulatif risiko Pegawai yang dialihtugaskan ke
daerah kerja dengan nilai kumulatif risiko yang berbeda
mengikuti ketentuan yang berlaku untuk daerah kerja
yang baru.
(3) Nilai kumulatif risiko bagi Pegawai yang dialihtugaskan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan pada
bulan berikutnya.
- 8 -
Pasal 12
(1) Tingkat keahlian atau keterampilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf b ditetapkan berdasarkan
golongan ruang yang dimiliki Pegawai.
(2) Nilai tingkat keahlian atau keterampilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan sejak tanggal
mulai berlakunya golongan ruang yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk.
Pasal 13
Tanggung jawab keselamatan nuklir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf c terdiri atas:
a. Pengelola;
b. Pengawas;
c. Supervisor;
d. Operator;
e. Teknisi;
f. Petugas Keselamatan; dan
g. Laboran.
Pasal 14
(1) Pengelola dan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 huruf a dan huruf b ditetapkan oleh Kepala
BATAN.
(2) Supervisor, Operator, Teknisi, Petugas Keselamatan, dan
Laboran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c
sampai dengan huruf g ditetapkan oleh Kepala unit kerja
masing-masing.
Pasal 15
(1) Dalam hal seorang Pegawai dikategorikan sebagai
pemegang beberapa jabatan dalam tanggung jawab
keselamatan nuklir sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13, jabatan yang harus ditetapkan adalah jabatan yang
memiliki tanggung jawa keselamatan nuklir paling tinggi.
- 9 -
(2) Nilai jabatan dalam tanggung jawab keselamatan nuklir
diperhitungkan sejak tanggal yang bersangkutan
ditetapkan sebagai pemegang jabatan.
Pasal 16
(1) Pembayaran TBN dihentikan terhitung tanggal 1 (satu)
bulan berikutnya, apabila pegawai:
a. meninggal dunia;
b. diberhentikan sebagai PNS;
c. pindah ke instansi lain;
d. dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan
keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap;
e. diperbantukan atau dipekerjakan secara penuh pada
instansi lain di dalam maupun di luar negeri;
f. dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa
pernyataan tidak puas secara tertulis atau hukuman
disiplin yang lebih berat;
g. menjalani cuti besar; atau
h. menjalani cuti di luar tanggungan negara.
(2) Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin berat berupa
pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil, TBN tetap dihentikan
walaupun Pegawai mengajukan banding ke Badan
Pertimbangan Kepegawaian.
(3) TBN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan
kembali setelah ada keputusan dari Badan Pertimbangan
Kepegawaian yang menganulir hukuman disiplin yang
ditetapkan.
(4) Pembayaran kembali TBN sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) setelah dibuat surat pernyataan telah
melaksanakan tugas kembali oleh Pejabat yang
berwenang.
(5) Surat pernyataan telah melaksanakan tugas kembali oleh
Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) tercantum Lampiran Huruf N, yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
- 10 -
Pasal 17
(1) PTB memiliki tanggung jawab keselamatan nuklir sebagai
Laboran.
(2) Kepala Unit Kerja dari PTB mengajukan usul mutasi
penurunan tingkat TBN kepada Kepala Unit Kerja yang
bertanggung jawab di bidang sumber daya manusia.
(3) Mutasi penurunan TBN bagi PTB adalah tanggal 1 bulan
berikutnya sejak PTB mulai melaksanakan tugas belajar.
Pasal 18
(1) PTB yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar sesuai
dengan waktu yang ditentukan, pembayaran TBN
dihentikan sementara sampai dengan PTB menyelesaikan
tugas belajar.
(2) Pembayaran kembali TBN kepada PTB yang tidak dapat
menyelesaikan tugas belajar dimulai pada tanggal 1 bulan
berikutnya setelah dinyatakan aktif bekerja kembali.
Pasal 19
(1) TBN Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf f, dihentikan
sementara selama:
a. 1 (satu) bulan bagi Pegawai yang dijatuhi hukuman
disiplin tingkat ringan berupa pernyataan tidak puas
secara tertulis;
b. 3 (tiga) bulan bagi Pegawai yang dijatuhi hukuman
disiplin tingkat sedang; dan
c. 6 (enam) bulan bagi Pegawai yang dijatuhi hukuman
disiplin tingkat berat berupa penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun,
pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah, atau pembebasan dari jabatan.
(2) Dalam hal Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
penurunan tingkat TBN, maka Kepala unit kerja dimana
Pegawai tersebut bekerja, mengajukan usulan mutasi
- 11 -
penurunan tingkat TBN kepada Kepala Unit Kerja yang
bertanggung jawab di bidang sumber daya manusia.
(3) Mutasi penurunan TBN berlaku sejak tanggal 1 bulan
berikutnya setelah pegawai dijatuhi hukuman disiplin.
Pasal 20
CPNS diberikan TBN 80% (delapan puluh per seratus) sesuai
dengan nilai, tingkat, dan besaran TBN yang telah ditetapkan.
Pasal 21
Pada saat Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku:
a. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
216/KA/V/2004 tentang Tata Cara Penilaian dan
Penetapan Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir Bagi Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional;
b. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
285/KA/VI/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tunjangan Bahaya Nuklir di Lingkungan Badan Tenaga
Nuklir Nasional sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir
Nasional Nomor 384/KA/X/2005 tentang Perubahan
Kedua Pasal 10 Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir
Nasional Nomor 285/KA/VI/2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Tunjangan Bahaya Nuklir di Lingkungan
Badan Tenaga Nuklir Nasional;
c. Keputusan Kepala Badan Tanaga Nuklir Nasional Nomor
245/KA/VI/2004 tentang Penunjukan Pejabat Pembuat
dan Penandatangan Surat Pernyataan Melaksanakan
Tugas, Surat Pernyatan Telah Melaksanakan Tugas, dan
Surat Pernyataan Masih Melaksanakan tugas; dan
d. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
012/KA/II/2006 tentang Pemberian Kuasa Untuk
menandatangani Keputusan Penetapan Tunjangan Bahaya
Nuklir, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
- 12 -
Pasal 22
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir
Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
DJAROT SULISTIO WISNUBROTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR
- 13 -
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TENTANG PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR
A. SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS
SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS
NOMOR: ....................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan ruang : ......................................... Jabatan : .........................................
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/golongan ruang : .........................................
Berdasarkan Surat Keputusan...... Nomor..... tanggal...... terhitung mulai Tanggal......, telah nyata melaksanakan tugas dan diberi Tunjangan Bahaya Nuklir dengan Nilai ...., Tingkat......sebesar Rp............ (......) sebulan terhitung mulai tanggal..... Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan mengingat Sumpah jabatan/Pegawai Negeri Sipil. Apabila dikemudian hari isi surat pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut. Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara....
................,........................ Pejabat yang membuat pernyataan ...................................... NIP:................................
Tembusan: 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 2. Pejabat Pembuat Daftar Gaji yang bersangkutan; 3. Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan; 4. Pejabat lain yang dipandang perlu.
- 14 -
B. KEPUTUSAN PEMBERIAN TBN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: ................................
TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Menimbang : a. bahwa Sdr. .......... NIP. .............. telah bekerja secara penuh
di Badan Tenaga Nuklir Nasional; b. bahwa berdasarkan penilaian dari Biro Sumber Daya Manusia
dan Organisasi atas usulan Nilai, Tingkat dan Besaran Tunjangan Bahaya Nuklir dari Kepala .......(Unit Kerja), pegawai BATAN tersebut pada huruf a mempunyai nilai sebesar ....... dengan demikian kepadanya perlu ditetapkan Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir;
Mengingat : : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 3. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
..... Tahun ......;
MEMUTUSKAN: Menetapkan:
:
KESATU : Memberikan Tunjangan Bahaya Nuklir kepada : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan Ruang : ......................................... Jabatan/Pekerjaan : .........................................
Unit Kerja : ......................................... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir, a. Nilai : ......................................... b. Tingkat : .........................................
KEDUA
:
Kepada pegawai tersebut dalam diktum KESATU diberikan Tunjangan Bahaya Nuklir sebesar Rp................- (....) terhitung mulai bulan ...........
KETIGA
:
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
- 15 -
Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ........................... pada tanggal ............................
a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*
.......................................... ** ........................................ NIP. ................................
Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji .......... di ............; 5. Kepala ............... – BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO – BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang
- 16 -
C. USUL PENETAPAN TINGKAT TBN
USUL PENETAPAN TINGKAT TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR
Yth. Kepala BSDMO
di
Jakarta
1 Nama
2 NIP
3 Pangkat, Golongan, tmt
4 Jabatan, Pekerjaan/Fungsional/Umum, tmt
5 TMT Calon Pegawai
6 TMT Melaksanakan tugas di BATAN
7 Masa Kerja ........Tahun .......Bulan
8 Pendidikan
9 Tingkat Risiko Bahaya Radiasi
10 Nilai
11 a) Risiko Bahaya Radiasi
b) Tingkat Keahlian/Ketrampilan
c) Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir
12 Jumlah Nilai
13 Tingkat/Besar TBN
14 TMT TBN
15 Keterangan
..............,.....................
Kepala Pusat/Biro/Inspektur/Ketua STTN *
.........................................
NIP:..................................
*Pilih salah satu
- 17 -
D. KEPUTUSAN MUTASI TBN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: .........................................
TENTANG MUTASI TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
Menimbang : a. bahwa Sdr.........NIP............berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor....... tanggal ............ yang bersangkutan memiliki Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat .......... dengan tunjangan sebesar Rp ........... (........) sebulan terhitung mulai tanggal ...............;
b. bahwa berhubung ada perubahan tanggung jawab keselamatan nuklir yang bersangkutan, oleh sebab itu perlu ditetapkan kenaikan tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir yang bersangkutan;
Mengingat : : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 3. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
..... Tahun ......; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
.... Tanggal ..... ;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional :
Nama : ............................................ NIP : ............................................ Pangkat/Golongan Ruang : ............................................ Jabatan/Pekerjaan : ............................................ Unit Kerja : ............................................
Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir (LAMA), a. Nilai : ............................................
b. Tingkat : ............................................
c. Berlaku sejak : ............................................ d. Besarnya : Rp. ................................... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir (BARU), a. Nilai : ........................................... b. Tingkat : ...........................................
KEDUA : Mencabut Tunjangan Bahaya Nuklir yang diberikan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor ................. tanggal ....................
KETIGA : Kepada Pegawai Negeri Sipil tersebut dalam diktum KESATU diberikan Tunjangan Bahaya Nuklir setiap bulan sebesar Rp. ...................... (..................) terhitung mulai bulan ...............
- 18 -
KEEMPAT
:
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ........................... pada tanggal ............................
a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*
........................................... ** ........................................ NIP. ................................
Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji .......... di ............; 5. Kepala ............... – BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO – BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang
- 19 -
E. USUL MUTASI TINGKAT TBN
USUL MUTASI TINGKAT TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR
Yth. Kepala BSDMO
di
Jakarta
1 Nama
2 NIP
3 Pangkat, Golongan, tmt
4 Jabatan,Pekerjaan/Fungsional/Umum, tmt
5 TMT Calon Pegawai
6 TMT Melaksanakan tugas di BATAN
7 Masa Kerja ……Tahun ……. Bulan
8 Pendidikan
9 Tingkat Risiko Bahaya Radiasi
10 Nilai Lama Baru
11 a) Risiko Bahaya Radiasi
b) Tingkat Keahlian/Ketrampilan
c) Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir
12 Jumlah Nilai
13 Tingkat/Besar TBN
14 TMT TBN
15 Keterangan
..............,.....................
Kepala Pusat/Biro/Inspektur/Ketua STTN *
.........................................
NIP:..................................
*Pilih salah satu
- 20 -
F. KEPUTUSAN PENGHENTIAN TBN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: .....................................
TENTANG PENGHENTIAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Menimbang : a. bahwa Sdr.........NIP.............berdasarkan Keputusan Kepala
Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor...........tanggal .......... yang bersangkutan memiliki Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat.........dengan tunjangan sebesar Rp.............,- (.......);
b. bahwa berdasarkan surat Kepala Pusat/Biro ..........Nomor .......... tanggal ............ Sdr. .............. mengalami mutasi kepegawaian berupa ....... terhitung mulai tanggal ..........;
c. bahwa berhubung dengan itu pembayaran Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Saudara tersebut diatas dihentikan;
Mengingat : : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 4. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
..... Tahun ......; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
.... Tanggal .....;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Memberikan Tunjangan Bahaya Nuklir kepada :
Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan Ruang : ......................................... Jabatan/Pekerjaan : .........................................
Unit Kerja : ....................................... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir, a. Nilai : ........................................ b. Tingkat : ........................................
KEDUA
:
Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat ........ dengan Tunjangan sebesar Rp. ............. (….....) bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut pada Diktum KESATU pembayarannya dihentikan terhitung mulai tanggal .................;
KETIGA
:
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
- 21 -
Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ................................ Pada tanggal ............................
a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*
...........................................* * ........................................ NIP. ................................
Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji .......... di ............; 5. Kepala ............... – BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO – BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang
- 22 -
G. KEPUTUSAN PENGHENTIAN SEMENTARA TBN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: ..........................................
TENTANG PENGHENTIAN SEMENTARA TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Menimbang : a. bahwa Sdr.........NIP.............berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor...........tanggal .......... yang bersangkutan memiliki Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat.........dengan tunjangan sebesar Rp.............,- (.......);
b. bahwa berdasarkan surat Kepala Pusat/Biro ..........Nomor .......... tanggal ............ Sdr. .............. mengalami mutasi kepegawaian berupa ....... terhitung mulai tanggal ..........;
c. bahwa berhubung dengan itu pembayaran Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Saudara tersebut diatas dihentikan sementara;
Mengingat : : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 5. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
..... Tahun ......; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor
.... Tanggal .....;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Memberikan Tunjangan Bahaya Nuklir kepada :
Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan Ruang : ......................................... Jabatan/Pekerjaan : .........................................
Unit Kerja : ....................................... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir, a. Nilai : ........................................ b. Tingkat : ........................................
KEDUA
:
Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat ........ dengan Tunjangan sebesar Rp. ............. (….....) bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut pada Diktum KESATU pembayarannya dihentikan terhitung mulai tanggal .................;
KETIGA
:
Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat ..... bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut dalam diktum KESATU dibayarkan kembali sebesar ...............,- (........) mulai bulan ................
KEEMPAT : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
- 23 -
Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di .......................... Pada tanggal ............................
a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*
........................................* * ........................................ NIP. ................................
Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji .......... di ............; 5. Kepala ............... – BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO – BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang
- 24 -
H. USULAN PENGHENTIAN/PEMBERHENTIAN SEMENTARA TBN
USULAN PENGHENTIAN/PENGHENTIAN SEMENTARA TBN
Yth. Kepala BSDMO
di
Jakarta
1 Nama
2 NIP
3 Pangkat, Golongan, tmt
4 Jabatan,Pekerjaan/Fungsional/Umum, tmt
5 TMT Calon Pegawai
6 TMT Melaksanakan tugas di BATAN
7 Masa Kerja …….Tahun ……Bulan
8 Pendidikan
9 Tingkat TBN
10 Jumlah Nilai
11 Nomor SK TBN
12 Tgl SK TBN
13 Besar TBN
14 TMT TBN
15 Keterangan
..............,.....................
Kepala Pusat/Biro/Inspektur/Ketua STTN *
.........................................
NIP:...................................
*Pilih salah satu
- 25 -
I. KELENGKAPAN USULAN PENETAPAN PEMBERIAN, MUTASI, DAN
PENGHENTIAN/PENGHENTIAN SEMENTARA TBN
DOKUMEN KELENGKAPAN USULAN PENETAPAN PEMBERIAN, MUTASI, DAN PENGHENTIAN/PENGHENTIAN SEMENTARA TBN
No Jenis Usul TBN Berkas Kelengkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pemberian TBN √ √ √
2 Mutasi TBN √ √ √ √ √
3 Penghentian Sementara TBN √ √ √
4 Penghentian TBN √ √ √
Keterangan: 1. Usulan dari Unit Kerja 2. SK Pengangkatan CPNS 3. SK PNS 4. SK Kenaikan Pangkat 5. SK Jabatan Stuktural 6. SK Jabatan Fungsional 7. SK Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir 8. Surat Izin Cuti Besar 9. SK Hukuman Disiplin 10. SK CLTN 11. SK dipekerjaakan di Instansi lain
- 26 -
J. BESARAN TBN
Besaran TBN
No. Tingkat Bahaya Nuklir Akumulasi Nilai Besar Tunjangan
1. Bahaya Nuklir Tingkat I >=855 Rp. 1.150.000,00
2. Bahaya Nuklir Tingkat II 676 - 854 Rp. 950.000,00
3. Bahaya Nuklir Tingkat III 500 - 675 Rp. 750.000,00
4. Bahaya Nuklir Tingkat IV 300 - 499 Rp. 425.000,00
5. Bahaya Nuklir Tingkat V 250 - 299 Rp. 300.000,00
6. Bahaya Nuklir Tingkat VI 150 - 249 Rp. 225.000,00
7. Bahaya Nuklir Tingkat VII 90 - 149 Rp. 150.000,00
K. UNSUR RISIKO BAHAYA NUKLIR
Unsur Risiko Bahaya Nuklir
No.
Waktu lamanya
bekerja di
daerah radiasi
Nilai Kumulatif Risiko
Sangat
tinggi
> 50 mSv
Tinggi
>15-50 m Sv
Sedang
>5-15 mSv
Rendah
>1-5 mSv
1. 0-4 tahun 110 100 90 80
2. > 4-8 tahun 120 110 100 90
3. > 8-12 tahun 145 135 120 110
4. > 12-16 tahun 180 165 155 145
5. > 16-20 tahun 245 220 200 180
6. > 20-24 tahun 345 300 265 235
7. > 24-28 tahun 445 390 335 280
8. > 28 tahun 445 390 335 280
L. UNSUR KEAHLIAN/KETERAMPILAN
Unsur Keahlian/Keterampilan
No. Keahlian/keterampilan Golongan/ruang Nilai
1. Pembina ahli IV/d, IV/e 340
2. Pembina Madya IV/a, IV/b, IV/c 300
3. Pembina Muda III/c, III/d 200
4. Penata Terampil III/a, III/b 150
5. Penata II/b, II/c, II/d 100
6. Pelaksana Terampil II/a 60
7. Pelaksana I/a, I/b, I/c, I/d 35
- 27 -
M. UNSUR TANGGUNGJAWAB KESELAMATAN NUKLIR
Unsur Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir
No. Tanggung Jawab
Keselamatan
Nuklir
Jabatan Nilai
1. Pengelola Kepala BATAN, Deputi/Sestama, dan Kepala unit kerja
yang bertanggung jawab terhadap reaktor G.A. Siwabessy,
reaktor Triga 2000, reaktor Kartini, instalasi radiometalurgi
1MCi, dan instalasi pengelolaan limbah radioaktif.
340
2. Pengawas Kepala Unit Kerja (kecuali Kepala Unit Kerja sebagaimana
dalam angka 1) dan Pejabat Fungsional Utama.
300
3. Supervisor supervisor reaktor G.A. Siwabessy, Supervisor reaktor Triga
2000, supervisor instalasi radiometalurgi 1MCi, supervisor
instalasi pengelolaan limbah radioaktif, Petugas Proteksi
Radiasi reaktor G.A. Siwabessy, Petugas Proteksi Radiasi
reaktor Triga 2000, Petugas Proteksi Radiasi hot cell
produk fisi, Petugas Proteksi Radiasi proses pengolahan
limbah radioaktif, Penanggung jawab bidang di instalasi
nuklir, Pejabat eselon III, Pejabat Fungsional Madya, dan
Pembantu Ketua STTN.
275
4. Operator Supervisor reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya,
Operator reaktor G.A. Siwabessy, Operator reaktor Triga
2000, Operator instalasi radiometalurgi 1MCi, Operator
instalasi pengelolaan limbah radioaktif, Petugas Proteksi
Radiasi reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya,
Penanggung jawab Subbidang di instalasi nuklir, Pejabat
eselon IV lainnya, Pejabat Fungsional Muda, Koordinator
Penelitian, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan STTN.
250
5. Teknisi Operator reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya,
Perawat reaktor G.A. Siwabessy, Perawat reaktor Triga
2000, Supervisor tracer nuklir, Radiografer level 3, Pejabat
Fungsional Penyelia dan Pejabat Fungsional Pertama
200
6. Petugas
Keselamatan
Perawat reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya,
Petugas tracer nuklir, Radiografer level 1 dan level 2,
Pejabat Fungsional Pelaksana Lanjutan/Mahir, Dokter,
Perawat, Analis Keselamatan dan Kesehatan, dan anggota
Gugus Keamanan Nuklir
150
7. Laboran Pejabat Fungsional Pelaksana/Pemula, Pegawai yang tidak
mempunyai jabatan baik struktural maupun
fungsional/fungsional umum, Pegawai Tugas Belajar dan
calon pegawai negeri sipil golongan III
75
- 28 -
N. SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS KEMBALI
PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS KEMBALI
NOMOR: ....................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/Golongan ruang : ......................................... Jabatan : ......................................... Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama : ......................................... NIP : ......................................... Pangkat/golongan ruang : ......................................... Telah nyata melaksanakan tugas kembali terhitung mulai tanggal........dan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004 Sdr...........berhak menerima Tunjangan Bahaya Nuklir sebesar Rp...........(.......) sebulan terhitung mulai tanggal.........
Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan mengingat Sumpah jabatan/Pegawai Negeri Sipil. Apabila dikemudian hari isi surat pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut.
Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.........
...................,......................
Pejabat yang membuat pernyataan
...................................
NIP:.............................
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian ;
2. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara;
3. Pejabat Pembuat Daftar Gaji yang bersangkutan;
4. Pegawai Negeri yang bersangkutan;
5. Pejabat lain yang dipandang perlu.
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
DJAROT SULISTIO WISNUBROTO