Peraturan FSRT

17
Bab - 1 PT. NUSANTARA REGAS __________PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sehubungan dengan instruksi pemerintah Surat Menteri Negara BUMN No S-269/MBU/2008 tanggal 21 April 2008 tentang Konsorsium Pembangunan dan Pengoperasian LNG Receiving Terminal antara BUMN PT Pertamina (Persero) PT PGN dan, PT PLN mengenai pemenuhan kebutuhan gas ke PLTG-PLN Muara Karang dan Tanjung Priok guna melayani kebutuhan listrik di daerah Jawa Barat dan sekitarnya yang semakin meningkat, konsorsium PERTAMINA dan PGN ditugaskan untuk memenuhi pasokan gas tersebut dengan membangun fasilitas FSRT (Floating Storage and Regasification Terminal) LNG (Liquefied Natural Gas atau gas alam cair) di Teluk Jakarta. Fasilitas FSRT ini terdiri dari FSRU (Floating Storage and Regasification Unit) , Subsea Pipeline serta ORF (Onshore Receiving Facilities) di Muara Karang. Kebijakan untuk pembangunan terminal penerima LNG ini dilakukan untuk menghasilkan bahan bakar gas untuk mengganti penggunaan bahan bakar minyak yang harganya relatif lebih mahal sehingga dapat menggunakan subsidi serta mengganti pasokan gas karena akan berakhirnya beberapa kontrak pasokan gas dari lapangan gas sekitarnya. Pada perkembangan selanjutnya, PLN memutuskan untuk mengundurkan diri dari konsorsium tersebut. PGN dan Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 1

Transcript of Peraturan FSRT

Page 1: Peraturan FSRT

Bab -

1

PT. NUSANTARA REGAS

__________PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG

Sehubungan dengan instruksi pemerintah Surat Menteri Negara BUMN No S-

269/MBU/2008 tanggal 21 April 2008 tentang Konsorsium Pembangunan dan

Pengoperasian LNG Receiving Terminal antara BUMN PT Pertamina (Persero) PT PGN

dan, PT PLN mengenai pemenuhan kebutuhan gas ke PLTG-PLN Muara Karang dan

Tanjung Priok guna melayani kebutuhan listrik di daerah Jawa Barat dan sekitarnya

yang semakin meningkat, konsorsium PERTAMINA dan PGN ditugaskan untuk

memenuhi pasokan gas tersebut dengan membangun fasilitas FSRT (Floating Storage

and Regasification Terminal) LNG (Liquefied Natural Gas atau gas alam cair) di Teluk

Jakarta. Fasilitas FSRT ini terdiri dari FSRU (Floating Storage and Regasification

Unit), Subsea Pipeline serta ORF (Onshore Receiving Facilities) di Muara Karang.

Kebijakan untuk pembangunan terminal penerima LNG ini dilakukan untuk

menghasilkan bahan bakar gas untuk mengganti penggunaan bahan bakar minyak yang

harganya relatif lebih mahal sehingga dapat menggunakan subsidi serta mengganti

pasokan gas karena akan berakhirnya beberapa kontrak pasokan gas dari lapangan gas

sekitarnya.

Pada perkembangan selanjutnya, PLN memutuskan untuk mengundurkan diri

dari konsorsium tersebut. PGN dan Pertamina kemudian menyepakati pembentukan

Joint Venture Company (JV Co) sebagai badan usaha pelaksana proyek dan operator

LNG Receiving Terminal. Sampai JV Co terbentuk nantinya, pelaksanaan

pengembangan proyek sementara ini dilakukan oleh JC.

Konsep LNG Receiving Terminal (LNG RT) yang terpilih sesuai arahan

konsorsium pada tanggal 23 Desember 2008 dan 20 Februari 2009 adalah menggunakan

konsep LNG RT terapung atau Floating Storage and Regasification Terminal (FSRT)

yang akan ditempatkan di lepas pantai (offshore) Teluk Jakarta, dengan pertimbangan

sebagai berikut:

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 1

Page 2: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

1. Masa konstruksi yang cukup pendek, kurang dari 2 tahun (LNG carrier

conversion sehingga LNG terminal sudah dapat beroperasi pada September

2011.

2. Dengan kapasitas 3 MTPA maka FSRT lebih ekonomis dibandingkan dengan

land based terminal.

3. Menggunakan Proven Technology,

4. Mudah dimobilisasi ke tempat lain seandainya sudah tidak diperlukan lagi.

5. Tidak banyak membutuhkan fasilitas di darat sehingga safety security-nya lebih

mudah dikendalikan.

6. Perijinan diperkirakan tidak memerlukan waktu yang lama.

7. Kebutuhan lahan dapat diminimalisir sehingga potensi permasalahan sosial yang

berkaitan dengan kebutuhan/ketersediaan lahan dapat ditiadakan.

Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No.32 tahun 2009 tanggal 3

Oktober, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup perlu dilakukan

pengelolaan analisa mengenai dampak lingkungan atas rencana Proyek LNG Floating

Terminal di Teluk Jakarta secara komprehensif sehingga dapat menjadi acuan

pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam pelaksanaan proyek ini nantinya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomer 11 Tahun 2006

Tentang Jenis-Jenis Usaha Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL maka Kegiatan

FSRT ini wajib membuat dokumen AMDAL karena pipa transmisi MIGAS di laut

memiliki tekanan lebih dari 16 bar yaitu 55 bar dan memiliki fasilitas Single Point

Mooring Buoy untuk kapal dengan bobot 60.000 DWT, sedangkan wajib AMDAL

yaitu minimal 10.000 DWT.

LNG Floating Terminal ini merupakan fasilitas terminal terapung untuk

menampung dan meregasifikasi LNG menjadi gas bumi yang akan disalurkan lewat

subsea pipeline ke fasilitas penerima atau Onshore Receiving Facility (ORF) di

landing point/ battery limit Pembangkit Tenaga Listrik Muara Karang.

JC dengan bantuan konsultan teknik telah menetapkan lokasi yang terbaik

untuk penempatan LNG Floating Terminal melalui survey kelautan serta tinjauan

berdasarkan kepelabuhan, keamanan, keselamatan serta pelayaran. Kelayakan lokasi

yang dipilih ditinjau pula berdasarkan aspek hukum, perizinan operasi di lautan, dan

dari aspek lingkungan melalui AMDAL.

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 2

Page 3: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah :

1. Dalam jangka pendek, LNG Terminal dapat berproduksi hingga 400 mmscfd

atau sebanding dengan3 juta ton/ tahun (MTPA). Namun demikian dapat

dioperasikan pada beban puncak sebesar 500 mmscfd

2. FSRT nantinya dapat meningkatkan pasokan gas ke pembangkit listrik Muara

Karang dan Tanjung Priok mulai September tahun 2011.

3. Adanya fasilitas Floating Storage and Regasification Terminal (FSRT) LNG di

Jawa Barat.

1.2.2. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah :

1. Dapat menyediakan jasa fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG.

2. Dapat meningkatkan pendapatan dari penjualan gas hasil regasifikasi dari para

pembeli (PLN dan offtaker lain).

3. Adanya peningkatan sumber pasokan LNG baik dari dalam dan luar negeri.

1.3. PERATURAN

Dasar hukum yang berkaitan dengan pengembangan Proyek FSRT Jawa Barat

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1. Dasar hukum yang berkaitan dengan pengembangan Proyek

FSRT Jawa Barat

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana Kegiatan

1 Surat Menteri Negara BUMN No S-269/MBU/2008 tanggal 21 April 2008

Konsorsium Pembangunan dan Pengoperasian LNG Receiving Terminal antara BUMN PT Pertamina (Persero),

Terkait dengan pembangunan dan operasioanal LNG Receiving Terminal

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 3

Page 4: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana Kegiatan

PT PGN (Persero) dan, PT PLN (Persero).

2 Nota Kesepahaman antara PT Pertamina (Persero), PT PGN (Persero) Tbk, dan PT PLN (Persero)

Pengelolaan dan Pemanfaatan LNG untuk kebutuhan Domestik ditandatangani pada tanggal 25 April 2008.

Terkait dengan hasil yang akan dikelola dan dimanfaatkan untuk masyarakat

3 Memorandum of Agreement (MOU) antara PT Pertamina (Persero), PT PGN (Persero) Tbk dan PT PLN (Persero) serta Total E&P Indonesia, dan Inpex Corporation

Perjanjian antara penjual dan pembeli

Terkait dengan kesepakatan untuk transaksi jual-beli

Dalam studi AMDAL mencakup penyusunan Kerangka Acuan (KA) ANDAL,

dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Dokumen Rencana Pengelolaan

Lingkungan (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Ringkasan Eksekutif

sampai mendapatkan persetujuan dari Kementrian Lingkungan Hidup atau instansi

terkait lainnya. Dalam studi tersebut, diperlukan pula pelaksanan sosialisasi serta

konsultasi publik terhadap pemerintah daerah serta masyarakat di sekitar lokasi

kegiatan. Adapun landasan hukum yang digunakan sebagai dasar penyusunan studi

AMDAL tersebut adalah:

Tabel 1.2. Landasan hukum yang digunakan sebagai dasar penyusunan studi AMDAL

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana KegiatanUndang-Undang1 Undang-Undang No.5

tahun 1990Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Terkait dengan keberadaan berbagai ekosistem alam dan adanya Cagar Alam di sekitar rencana kegiatan

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 4

Page 5: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana Kegiatan2 Undang-Undang No. 22

Tahun 2001Minyak dan Gas Bumi. Terkait dengan dasar

pengelolaan eksploiasi migas.

3 UU No. 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Terkait dengan pembagian hasil migas antara daerah penghasil dan bukan penghasil migas.

4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Pemerintahan Daerah Terkait dengan acuan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan

5 UU No. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang Terkait dengan acuan penetapan ruang.

6 Undang-Undang No. 27 Tahun 2007

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Terkait dengan pengaturan, penanganan dan pengawasan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil oleh rencana kegiatan

7 Undang-Undang No. 17 Tahun 2008

Pelayaran Terkait dengan operasional dermaga

8 Undang-Undang No 32 tahun 2009

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Terkait dengan arti penting Studi AMDAL

9 Undang-Undang 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

Perikanan Terkait dengan komponen biota air oleh rencana kegiatan

Peraturan Presiden

1 Peraturan Presiden No. 109 Tahun 2006

Penanggulangan Keadaan Darurat Akibat Tumpahan Minyak

Terkait dengan upaya-upaya pencegahan danpengendalian pencemaran air laut yangdiakibatkan oleh tumpahan minyak.

Keputusan Presiden

1 Keppres No. 46 Tahun1986

Pengesahan Convention for the

Terkait dengan upaya-upaya pencegahan dan

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 5

Page 6: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana KegiatanPrevention of Pollution from Ships(Marpol 1973/1978 Annex I & II)

pengendalian pencemaran air laut yangdiakibatkan oleh kegiatan lalulintas kapal laut

2 Keppres No. 32 Tahun 1990

Pengelolaan Kawasan Lindung

Terkait dengan acuan penetapan kawasan lindung dalam penyusunan AMDAL

Peraturan Pemerintah1 Peraturan Pemerintah No.

19 Tahun 1973 Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan

Terkait dengan Keselamatan Tenaga Kerja oleh rencana kegiatan.

2 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1979

Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

Terkait dengan Keselamatan Tenaga Kerja oleh rencana kegiatan.

3 Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999

AMDAL. Terkait dengan arti penting pelaksanaan studi AMDAL

4 Peraturan Pemerintah No 41 tahun 1999

Pengendalian Pencemaran Udara.

Terkait dengan pengendalian udara oleh rencana kegiatan, terutama pada tahap operasional

5 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999

Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut

Terkait dengan acuan dalam Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut dalam penyusunan AMDAL.

6 Peraturan Pemerintah No. 18 junto Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999

Pengelolaan Limbah Bahan BerbahayaDan Beracun

Terkait dengan pengaturan, penanganan dan pengawasan limbah B3 yang dihasilkan oleh rencana kegiatan

7 Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001

Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Terkait dengan pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air oleh rencana kegiatan, terutama pada tahap operasional.

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 6

Prihtyasiwi Ramdhani, 2009-06-22,
PSLH please revise
Page 7: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana Kegiatan8 Peraturan Pemerintah No.

51 Tahun 2002Perkapalan Terkait dengan

operasional dermaga9 Peraturan Pemerintah No.

36 Tahun 2004 Kegiatan Usaha Hilir Migas

Terkait dengan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas.

10 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007

Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Terkait dengan status usaha atau kegiatan dengan AMDAL

11 Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Terkait dengan acuan dasar penataan ruang yang menjadi rujukan RTVV Propinsi atau Kabupaten/Kota

12 PP Nomor 30 Tahun 2009 Perubahan PP No. 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi

Terkait dengan status usaha atau kegiatan dengan AMDAL

13 Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009

Kepelabuhanan Terkait dengan lokasi pelabuhan dengan rencana induk pelabuhan

14 Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2010

Kenavigasian Terkait dengan navigasi dari rencana kegiatan

Peraturan Menteri1 Kep.Men.Hub. No. KM

23 Tahun 1990Usaha Salvage dan/atau PekerjaanBawah Air (PBA)

Terkait dengan pekerjaan pemasangan pipa

2 Kep. MPE No.06P/0746/M.PE/ 1991

Pemeriksaan Keselamat-an KerjaUntuk Instalasi, Peralatan, danTeknis

Adanya kewajiban untuk melakukanpemeriksaan keselamatan kerja untuk instalasi,peralatan dan teknis secara rutin.

3 Kep. MPE No. 103.K/008/ MEM/ 1994

Pengawasan atas PelaksanaanRencana Pengelolaan Lingkungandan Rencana PemantauanLingkungan Dalam

RKL dan RPL nanti akan dilaksanakan dandilaporkan dengan tertib oleh pemrakarsa,karena pelaksanaan dan laporan itu akan selaludievaluasi oleh institusi

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 7

Page 8: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana KegiatanBidangPertambangan dan Energi

pembina kegiatanmigas.

4 Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/10/1995

Baku Tingkat Kebisingan.

Terkait dengan acuan baku mutu tingkat kebisingan dalam setiap operasi alat yang mengeluarkan kebisingan

5 Kep. MPE No.300.K/38/ M/ PE/ 1997

Keselamatan Kerja Pipa PenyalurMinyak dan Gas Bumi

Pedoman ini akan dijadikan acuan bagipemrakarsa dalam pemasangan pipa

6 Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 1457.K/28/MEM/2000

Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan diBidang Pertambangan dan Energi

Terkait dengan pedoman untuk pertimbangan dalam proses penyusunan laporan AMDAL

7 Kep.Men.Neg. LH No. 4Tahun 2001

Kriteria Baku & PedomanPenentuan Kerusakan TerumbuKarang

Terumbu karang merupakan salah satukomponen lingkungan hidup yang terkenadampak kegiatan

8 Kep.Men.Kes. No. 876/Men.Kes/SK/VII/2001

Pedoman Analisis DampakKesehatan Lingkungan

Pedoman untuk mengkaji aspek kesehatanmasyarakat dalam AMDAL

9 Kep.Men.Hub. No. KM63 Tahun 2002

Organisasi Tata Kerja KantorPelabuhan (KANPEL)

Terkait dengan operasional dermaga

10 Kep.Men.Hub. No. KM53 Tahun 2002

Tatanan Kepelabuhanan Terkait dengan operasional dermaga

11 Kep.Men.Hub. No. KM55 Tahun 2002

Pengelolaan Pelabuhan Khusus

Terkait dengan operasional dermaga

12 Per.Men.Hub. No. KM 7Tahun 2005

Sarana Bantu Navigasi Pelayanan(SBNP)

Terkait dengan operasional dermaga

13 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.11 tahun 2006

Jenis rencana usaha dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan.

Terkait dengan status usaha atau kegiatan dengan AMDAL

14 Peraturan Menteri Negara Pedoman Penyusunan Terkait dengan pedoman

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 8

Page 9: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana KegiatanLingkungan Hidup No.8 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

untuk pertimbangan dalam proses penyusunan laporan AMDAL

15 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.4 tahun 2007

Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Migas

Terkait dengan acuan baku mutu tingkat limbah cair bagi kegiatan migas dalam setiap operasi alat yang mengeluarkan limbah cair pada kegiatan migas

16 Peraturan Mentri ESDM No. 15 Tahun 2008

Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia mengenai Sistem Transportasi Cairan untuk Hidrokarbon dan Standar Nasional Indonesia mengenai Sistem Perpipaan Transmisi dan Distribusi Gas sebagai Standar Wajib

Terkait dengan pedoman untuk pertimbangan dalam proses penyusunan laporan AMDAL

17 Peraturan Mentri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2009

Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi

Terkait dengan acuan baku mutu tingkat Emisi Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi dalam setiap operasi

18 Kep.Men PerhubunganNo. 215/N.506/PHB-87

Pengadaan Fasilitas PenampunganLimbah dari Kapal

Terkait adanya kewajiban pemrakarsa untukmengadakan fasilitas penampungan limbah darikapal-kapal.

19 Keputusan Menteri Tenaga Kerja

Baku Mutu Tingkat Kebisingan.

Terkait dengan acuan baku mutu tingkat kebisingan dalam setiap operasi alat yang mengeluarkan kebisingan

Keputusan Dirjen

1 Kep. Dirjen Migas No 84./38/DJM/1998

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 9

Page 10: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana Kegiatan

Keputusan Bapedal1 Kep.Ka. Bapedal No.

56/ BAPEDAL/ 1994Pedoman Mengenai UkuranDampak Penting

Pedoman ini akan diacu untuk menentukandampak penting dalam studi AMDAL

2 Kep.Ka. Bapedal No.205/ 1996

Metode Pemantauan Emisi Udara

Pedoman dan metode ini akan diikuti olehpemrakarsa dalam pelaksanaan pemantauanemisi udara akibat rencana kegiatan dantertuang dalam dokumen RPL

3 Kep.Ka. Bapedal No.229/11 /1996

Pedoman Teknis Kajian AspekSosial Dalam Penyusunan AMDAL

Pedoman ini akan diacu dan untuk pertimbangandalam proses penyusunan dok. AMDAL

4 Kep.Ka. Bapedal No.255/BAPEDAL/08/ 1996

Tatacara dan PersyaratanPenyimpanan dan PengumpulanMinyak Pelumas Bekas

Prosedur ini akan diikuti oleh pemrakarsa dalammekanisme penyimpanan dan pengumpulanminyak pelumas bekas

5 Kep.Ka BAPEDAL No.124/12/ 1997

Panduan Kajian Aspek KesehatanMasyarakat Dalam PenyusunanAMDAL

Pedoman ini akan diacu dan untuk pertimbangandalam proses penyusunan dok. AMDAL

6 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) No. 8 tahun 2000

Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam penyusunan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan.

Terkait dengan acuan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan konsultasi masyarakat.

Peraturan Daerah1 Peraturan Daerah Nomor

06 Tahun 1999 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Di Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Terkait dengan status usaha atau kegiatan dengan AMDAL

2 Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2 tahun 2005

Pengendalian Pencemaran Udara

Terkait dengan pengendalian udara oleh rencana kegiatan,

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 10

Page 11: Peraturan FSRT

PT. NUSANTARA REGAS

No Perundang-Undangan Tentang Keterkaitan Dengan

Rencana Kegiatanterutama pada tahap operasional

Keputusan Gubernur1 Surat Keputusan Gubernur

DKI Jakarta No. 551 Tahun 2001

Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Tingkat Kebisingan di Provinsi DKI Jakarta

Terkait dengan acuan baku mutu udara ambien dan tingkat kebisingan dalam setiap operasi alat yang mengeluarkan kebisingan

2 Surat Keputusan Gubernur No. 2863 Tahun 2002.

Tentang Jenis Usaha yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL.

Pedoman ini akan diacu dan untuk pertimbangandalam proses penyusunan dok. AMDAL.

Bab I- KA ANDAL FSRT Jawa Barat 11