PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN...

27
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA KUNINGAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN Menimbang : a. bahwa Kota Kuningan disamping kedudukannya sebagai Ibu Kota Kabupaten, juga merupakan Kota yang berada di pusat Kota Kuningan sehingga pertumbuhan dan perkembangannya perlu diarahkan untuk menciptakan keadaan kota yang Aman, Sehat, Rindang dan Indah (ASRI); b. bahwa untuk menjamin agar pertumbuhan dan perkembangan kota dapat terarah, ruang kota harus dimanfaatkan secara optimal berdasarkan rencana dan program tertentu yang dituangkan dalam bentuk Rencana Umum Tata Ruang Kota yang mencerminkan keseimbangan dan keserasian dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b tersebut diatas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Kuningan sampai dengan Tahun 2013. Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950); 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046); 3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik 1

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGANNOMOR 3 TAHUN 2005

TENTANG

RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA KUNINGAN

SAMPAI DENGAN TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUNINGAN

Menimbang

: a. bahwa Kota Kuningan disamping kedudukannya sebagai Ibu Kota Kabupaten, juga merupakan Kota yang berada di pusat Kota Kuningan sehingga pertumbuhan dan perkembangannya perlu diarahkan untuk menciptakan keadaan kota yang Aman, Sehat, Rindang dan Indah (ASRI);

b. bahwa untuk menjamin agar pertumbuhan dan perkembangan kota dapat terarah, ruang kota harus dimanfaatkan secara optimal berdasarkan rencana dan program tertentu yang dituangkan dalam bentuk Rencana Umum Tata Ruang Kota yang mencerminkan keseimbangan dan keserasian dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b tersebut diatas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Kuningan sampai dengan Tahun 2013.

Mengingat : 1. Undang - undang  Nomor  14  Tahun  1950 tentang Pemerintahan  Daerah Kabupaten Dalam  Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950);

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);

3. Undang-undang  Nomor 24 Tahun 1992 tentang  Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 100 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412);

1

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

7. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan;9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang

Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk Dan Tata Cara Peranserta Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3660);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3934);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (Lembaran Negara Nomor Tambahan Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 4156 ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 55,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838;

13. Peraturan  Menteri  Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota ;

14. Keputusan  Menteri Pekerjaan Umum Nomor 640/KPN 1986 tentang Perencanaan Tata Ruang Kota ;

15. Keputusan  Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 ;

16. Keputusan  Menteri  Dalam Negeri Nomor 84 Tahun  1992 tentang Petunjuk  Pelaksanaan Penyusunan  Peraturan Daerah tentang Rencana Kota ;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor  :  10 Tahun 1988 tentang Batas Wilayah Kota Kecamatan Dalam Kabupaten Kuningan;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor  21  Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan sampai dengan 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2004 Nomor 23 Seri E, Tambahan Lembaaran Daerah Nomor 64 );

19. Perataturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 1 Tahun 2002 tentang Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2002 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 13). Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 29 Tahun 2002 (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2002 Nomor 30 Seri E,

2

Tambahan Lembaran Daerah Nomor 109);20. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 2 Tahun

2002 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengundangan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 2 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 16 ).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWALIKAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

dan

BUPATI KUNINGAN

M E M U T U S K A N :

Menetapkan

: PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA KUNINGAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2013.

B A B I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Kuningan;b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuningan;c. Bupati adalah Bupati Kuningan;d. Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan kehidupan yang

mempunyai batas wilayah administrasi yang diatur dalam Peraturan Perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kota;

3

e. Wilayah Perencanaan adalah wilayah perencanaan yang meliputi kota Kuningan;

f. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kuningan yang selanjutnya disebut RUTRK Kuningan adalah rencana pemanfaatan ruang kota Kuningan yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan kota Kuningan;

g. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang digunakan untuk satu jenis pemanfaatan tertentu;

h. Bagian Wilayah Kota yang selanjutnya disebut BWK adalah suatu kesatuan wilayah yang bersangkutan yang merupakan wilayah yang terbentuk secara fungsional dan administratif dalam rangka pencapaian dayaguna dan pelayanan fasilitas umum kota;

i. Kawasan adalah Satuan Ruang Lahan dengan fungsi tertentu ;j. Lingkungan adalah suatu kesatuan ruang yang

menggambarkan kesatuan sistem kehidupan baik dari aspek sosial, ekonomi maupun budaya;

k. Kepadatan bangunan adalah angka yang menunjukan jumlah bangunan yang terdapat dalam suatu satuan luas wilayah;

l. Masyarakat adalah orang atau sekelompok orang yang ikut serta berperan aktif dalam mengisi Pembangunan Kota Kuningan;

m. Pihak Ketiga adalah Badan Hukum atau perusahaan yang ikut serta berperan aktif dalam mengisi pembangunan Kota Kuningan.

B A B II

KEBIJAKSANAAN PERENCANAAN

Bagian Pertama

Umum

Pasal 2

Kebijaksanaan perencanaan RUTRK Kuningan mencakup kebijaksanaan dasar dan kebijaksanaan umum.

Pasal 3

Kebijaksanaan dasar adalah kebijaksanaan yang ditetapkan selaras dengan Program Pembangunan Daerah.

Pasal 4

4

Kebijaksanaan Umum adalah kebijaksanaan yang dilandasi Pola Pengembangan Perencanaan di Wilayah Pembangunan I Kuningan dan RUTRK Kuningan, yang meliputi :

a. Kota Kuningan direncanakan untuk mampu berkembang secara dinamis baik secara makro maupun mikro;

b. Lingkungan pemukiman Kota Kuningan dikembangkan secara konsepsional dan berstruktur melalui pembentukan satuan-satuan wilayah pemukiman kota yang meliputi kawasan perumahan masyarakat yang beraneka ragam tingkat sosial, ekonomi dan budaya;

c. Jaringan transportasi dalam lingkungan Kota harus mencerminkan antara penggunaan jaringan regional dan dalam kota;

d. Pertumbuhan penduduk Kota Kuningan direncanakan berdasarkan daya dukung lingkungan, jumlah maksimal sampai dengan tahun 2013 dibatasi sampai 112.112 jiwa;

e. Daya dukung lingkungan Kota Kuningan diperhitungkan atas dasar kafasitas maksimum prasarana lingkungan kota seperti sistem jaringan air bersih, drainase, air limbah, listrik, telepon dan persampahan, diperhitungkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Bagian KeduaTujuan Dan Sasaran

RUTRK KUNINGAN

Bagian Pertama

Umum

Pasal 5

Tujuan dan sasaran penyusunan RUTRK Kuningan adalah :1. Rencana Umum Tata Ruang Kota disusun agar Pemerintah

Daerah mempunyai rencana pembangunan kota jangka panjang yang dapat berfungsi sebagai wadah keterpaduan bagi kepentingan dan aspirasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Kabupaten, Swasta serta masyarakat;

2. Untuk mencapai hal tersebut di atas, maka RUTRK harus berisikan rencana Sektor terpadu yang akan dialokasikan di wilayah perencanaan. Selanjutnya RUTRK yang disusun harus mampu menjawab masalah tuntutan pembangunan kota serta rumusan maupun kebijakan yang dibutuhkan pada masa yang akan datang;

3. Penyusunan RUTRK bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan peranan kota dalam pertimbangan wilayah yang lebih luas. Dalam hal ini pembangunan kota ditujukan agar mampu berfungsi sebagai pusat atau sub pusat pengembangan dalam

5

suatu sistem pengembangan wilayah, baik dalam skala nasional maupun regional;

4. RUTRK disusun dengan tujuan untuk dapat mewujudkan pemanfaatan ruang kota yang serasi dan seimbang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung pertumbuhan dan perkembangan kota, tanpa mengabaikan aspek kelestarian lingkungan kehidupan perkotaan;

5. Upaya pengembangan kota ditujukan untuk dapat menciptakan pola Tata Ruang yang serasi dan optimal, serta penyebaran fasilitas dan utilitas secara ketat dan merata sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa mengabaikan masalah peningkatan kualitas lingkungan kehidupan kota sesuai dengan norma-norma yang berlaku;

6. RUTRK harus memuat informasi dan data yang dapat digunakan untuk analisis pengkajian potensi dan masalah, rumusan kebijaksanaan dasar perencanaan, penjabaran dalam rencana struktur dan rumusan pelaksanaan pembangunan yang diwujudkan dalam bentuk uraian/teks Rencana Tata Ruang, dan dalam peta rencana dengan skala 1:10.000;

7. Dalam kaitannya dengan aspek pelaksanaan rencana kota, maka RUTRK harus ,mampu memberikan rumusan prioritas pengembangan pembangunan, sistem administrasi dan keuangan kota serta aspek hukum.

Pasal 6

(1) Wilayah Perencanaan RUTRK Kuningan mencakup luas areal 2.675,10 Ha ;

(2) Wilayah Perencanaan dimaksud ayat (1), terdiri dari :

a. Kelurahan Kuningan seluas 302 Ha;b. Kelurahan Awirarangan seluas 169,9 Ha; c. Kelurahan Purwawinangun ` seluas 235.7 Ha;d. Kelurahan Winduhaji ` seluas 153.2 Ha;e. Kelurahan Windusengkahan seluas 34.5 Ha;f. Kelurahan Ciporang seluas 112.5 Ha;g. Kelurahan Cijoho seluas 204.4 Ha;h. Kelurahan Cigintung seluas 62.4 Ha;i. Kelurahan Cirendang seluas 207.2 Ha;j. Desa Ancaran seluas 117.0 Ha;k. Desa Kedungarum seluas 131.3 Ha;l. Keluaran Cigugur seluas 500.1 Ha;m.Keluaarahn Winduherang seluas 90.1 Ha;n. Keluarahan Sukamulya seluas 52.2 Ha;o. Kelurahan Cigadung seluas 223 Ha;p. Kelurahan Cipari seluas 10.9 Ha.

Pasal 7

Batas-batas Wilayah Perencanaan RUTRK Kuningan terdiri dari :a. Sebelah

Utara: Desa Gunung Keling Kecamatan Cigugur

dan Desa Kasturi(Kecamatan

6

b. Sebelah Timur

c. Sebelah Selatan

d. Sebelah Barat

:

:

:

Keramatmulya) ;

Desa Karangtawang (Kecamatan Kuningan), dan Desa Sindangsari, Kecamatan Sindangagung;

Keluarahan Citangtu, Desa Cibinuang dan Kecamatan Kadugede;

Desa Puncak dan Desa Cileuleuy (Kecamatan Cigugur).

Pasal 8

Wilayah Perencanaan RUTRK Kuningan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, terbagi atas 4 (empat) Bagian Wilayah Kota (BWK).

a. BWK I (Pusat Kota / Central Busines Distrik) (Wilayah Bagian Selatan Kota), dengan fungsinya mencakup kawasan perdagangan dan jasa, Perkantoran Kecamatan, pelayanan sosial dan pariwisata.Batas-batas BWK I- Sebelah Utara : Sebagian Kelurahan Purwawinangun dan

sebagian Kelurahan Cijoho;- Sebelah Selatan : Desa Cibinuang, Kelurahan Citangtu dan

sebagian Kelurahan Cigadung;- Sebelah Barat : Kelurahan Sukamulya, Kelurahan

Winduherang dan Sebagian Kelurahan Cigugur;- Sebelah Timur : Sebagian Kelurahan Cijoho, Kelurahan

Windusengkahan dan Kelurahan Winduhaji.

b. BWK II (Bagian tengah Kota, Bagian Timur), terbagi dalam 2 sub BWK yaitu : sub BWK II-1, dengan fungsinya mencakup kawasan pusat pendidikan, perumahan dan jasa pelayanan umum.Batas-batas BWK II-1 :- Sebelah Utara : sebagain Kelaurahan Ciporang;- Sbelah Selatan: Kelurahan Citangtu;- Sebelah Barat : Kelurahan Kuningan/Kelurahan

Awirarangan dan sebagian Kelurahan Cijoho;- Sebelah Timur : Desa Sindangsari dan Karangtawang;Sub BWK II-2, dengan fungsinya mencakup kawasan pusat perkantoran, militer, perumahan dan jasa pelayanan umum.Batas-batas BWK II-2:- Sebelah Utara : Desa Kasturi, Desa Gereba dan Desa

Padarek;- Sebelah Selatan : Kelurahan Cijoho dan Desa Sindangsari;- Sebelah Barat : Kelurahan Cigintung dan sebagian

Kelurahan Cirendang;- Sebelaah Timur : Desa Kertawangunan.

7

c. BWK III ( tengah kota bagian Barat ) dengan fungsinya sebagai kawasan perumahan dan jasa pelayanan umum, serta terbagi dalam 2 sub BWK yaitu sub BWK III-1 dengan fungsinya mencakup kawasan jasa pelayanan umum dan perumahan.

Batas- BWK III-1:- Sebelah Utara : Desa Cibentang;- Sebelah Selatan: Kelaurahan Cigintung;- Sebelah Barat : Desa Gunungkeling;- Sebelah Timur : Desa Kasturi.

Sub BWK III-2, dengan fungsinya mencakup kawasan perumahan, agroindusteri, pariwisata dan konservasi.Batas Batas BWK III-2:- Sebelah Utara : Desa Gunungkeling dan sebagian

Kelurahan Cigintung;- Sebelah Selatan : Kelurahan Sukamulya;- Sebelah Barat : Desa Cisantana;- Sebelah Timur : Kelaurahan Kuningan, Kelurahan

Purwawinangunan dan sebagian Kelurahan Winduherang.d. BWK IV pinggiran kota feri-feri dengan fungsinya sebagai

pusat penelitian dan pengembangan pertanian, olah raga (sport centre) dan pusat sekunder.

Batas-batas BWK IV- Sebelah Utara : Kelurahan Cigugur;- Sebelah Selatan : Desa Windujanten;- Sebelah Barat : Desa Cileuleuy;- Sebelah Timur : Kelurahan Kuningan

Bagian Keempat

Fungsi Kota

Pasal 9

Kota Kuningan diarahkan pengembangannya dengan fungsi utama mencakup :

A. Fungsi utama kota Kuningan mencakup :Dalam konteks intraregional berfungsi sebaai koridor pengembangan Cirebon, Ciamis, dan Jawa Tengah.

B. Dalam konteks intraregional berfungsi sebagai :1. Pusat administrasi pemerintahan;2. Pusat kegiatan pelayanan sosial;3. Pusat kegiatan perdagangan/komersial distrik dan jasa;4. Pusat kegiatan transportasi;5. Pusat permukiman;6. Pusat rekreasi dan pariwisarta.

8

Bagian KelimaArahan Dan Rencana Pengembangan Kota

Pasal 10

Kegiatan strategis Kota Kuningan pengembangannya diarahkan untuk:a. Pusat kegiatan Ekonomi;b. Pusat pemerintahan/perkantoran dan pelayanan sosial;c. Kawasan permukiman.

B A B IIIRENCANA PENGEMBANGAN KOTA KUNINGAN

Bagian PertamaPeruntukan Ruang

Pasal 11

(1) Rencana pengembangan Kota Kuningan mencakup pengaturan kebutuhan ruang yang diperlukan untuk berbagai kegiatan kota, baik kegiatan sosial, ekonomi, budaya, politik dan pertahanan keamanan.

(2) Peruntukan ruang pada umumnya disesuaikan dengan kondisi yang ada pada saat ini.

(3) Bangunan - bangunan yang telah ada dan tidak sesuai dengan peruntukan ruang yang ditentukan dalam RUTRK, secara bertahap akan disesuaikan.

Pasal 12

(1) Pengembangan fisik kota mengarah pada pemanfaatan ruang kota yang mempunyai keterkaitan dengan bentuk fisik kota dan sistem jaringan prasarana kota.

(2) Pengembangan fisik kota harus memperhatikan keserasian antara wilayah tidak terbangun dan wilayah terbangun secara proporsional sesuai dengan fungsi dan manfaat ruang.

(3) Pengaturan garis sempadan disesuaikan dengan fungsi dan kelas jalan, jenis bangunan, kemiringan lahan dan kepadatan lingkungan, yang perinciannya akan diatur lebih lanjut didalam Rencana Detail Tata Ruang Kota.

(4) Peruntukan ruang Kota Kuningan sebagaimana dimaksud Pasal 11 dibagi dalam kawasan demi kawasan dengan fungsi tertentu.

Pasal 13

(1) Pengembangan perumahan diarahkan dengan memanfaatkan lahan yang ada disekitar kawasan terbangun terutama pada lahan kosong diantara kelompok-kelompok Perumahan.

(2) Pembangunan perumahan ditetapkan dengan pola yang terintegrasi antara lingkungan perumahan yang sudah ada dengan lingkungan perumahan baru.

9

Pasal 14

(1) Kegiatan sektor industri dibatasi pada jenis industri yang tidak mengakibatkan polusi dengan batasan klasifikasi yaitu industri kecil.

(2) Industri perumahan yang telah ada dapat dipertahankan dengan pengawasan yang efektif agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Pasal 15

(1) Pembangunan kegiatan perdagangan dan jasa yang diperlukan adalah dalam bentuk perdagangan grosir, pusat perbelanjaan pertokoan dan kios, kegiatan pasar dan perdagangan eceran.

(2) Kegiatan perdagangan dan jasa diprioritaskan pengembangannya untuk perdagangan dan jasa yang terkait dengan pariwisata.

(3) Kegiatan perdagangan dan jasa dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diarahkan pada BWK 1.

Pasal 16

(1) Penyebaran pelayanan Kota Kuningan meliputpelayanan umum dan pelayanan sosial.

(2) Khusus pelayanan Tempat Pemakaman Umum (TPU) lokasinya memanfaatkan lahan yang telah ada dan tersebar di setiap BWK.

Pasal 17

(1) Pemanfaatan ruang kota yang optimal adalah rencana pemanfaatan ruang yang didasarkan kepada tingkat kepadatan bangunan yang ditunjang oleh tingkat pelayanan prasarana kota yang optimal.

(2) Tingkat pemanfaatan ruang kota didasarkan atas tingkat kepadatan bangunan yang terbagi dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu :

a. Lingkungan permukiman kepadatan tinggi.b. Lingkungan permukiman kepadatan sedang.c. Lingkungan permukiman kepadatan rendah.

(3) Kepadatan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) secara rinci akan diatur dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK).

Bagian KeduaPenyediaan Prasarana dan Sarana

Pasal 18

10

(1) Penyediaan air bersih kota dapat memanfaatkan sumber air baku, baik dari dalam maupun permukaan tanah dan jaringannya disesuaikan dengan tingkat perkembangan kebutuhan masyarakat kota.

(2) Lahan perluasan jaringan air bersih disesuaikan dengan kepentingan menurut skala prioritas dan perkembangan kota serta kebutuhan masyarakat.

(3) Penyediaan air bersih diusahakan secara merata dan layak bagi seluruh lapisan masyarakat dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada serta dipadukan dengan program penyediaan air bersih yang dikelola oleh PDAM.

(4) Sistem pembuangan air limbah diarahkan untuk mengatur pembuangan air limbah kota secara keseluruhan dan untuk mencegah pencemaran lingkungan.

(5) Air limbah yang akan menimbulkan pencemaran lingkungan sesuai dengan ketentuan ambang batas yang berlaku harus diolah terlebih dahulu sebelum disalurkan kesaluran pembuangan umum.

(6) Sistem pembuangan air hujan (Drainase) diarahkan untuk menghindari genangan dan banjir diseluruh kawasan kota dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan manfaat ruang dimasa yang akan datang.

(7) Seluruh jaringan drainase diarahkan menjadi satu sistem jaringan yang terpadu dan menginduk kepada saluran drainase utama kota.

(8) Penyediaan kebutuhan listrik beserta jaringan-jaringannya disesuaikan dengan program pengembangan kota dan tahap pembangunan kota.

(9) Penyediaan penerangan listrik diarahkan pemakaiannya untuk kebutuhan masyarakat kota.

(10) Penyediaan kebutuhan telepon beserta jaringan-jaringannya disesuaikan dengan program perkembangan kota yang dapat memenuhi keperluan masyarakat.

(11) Penyediaan sarana penampungan, pengangkutan, pembuangan dan pengelolaan sampah diarahkan untuk menjamin kesehatan lingkungan dan masyarakat kota.

(12) Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan kota dimaksud ayat (1) sampai dengan ayat (11) diselenggarakan dengan mengikut sertakan peran serta masyarakat dan pihak ketiga.

Pasal 19

(1) Penyediaan sarana dan prasarana, ditetapkan serasi dengan rencana fisik Tata Ruang Kota untuk menunjang perkembangan sosial ekonomi masyarakat kota.

(2) Penyediaan jaringan jalan kota berikut kelengkapannya meliputi :

a. Jalan arteri primer;b. Jalan kolektor primer;c. Jalan arteri sekunder;d. Jalan kolektor sekunder.

11

(3) Sepanjang lahan antara batas Daerah Milik Jalan dan Daerah Manfaat Jalan disediakan bagi penempatan prasarana dan sarana lainnya, antara lain jaringan air bersih, listrik dan telepon.

Pasal 20

Penetapan peruntukan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan pasal 19, untuk BWK demi BWK dan kawasan demi kawasan secara rinci tercantum pada Buku Rencana.

Pasal 21

Pelaksanaan pembangunan di masing-masing BWK, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilaksanakan secara bersamaan sesuai dengan skala prioritas, dengan ketentuan :

a. Peruntukan ruang kota Kuningan dalam kawasan-kawasan yang menunjukkan fungsi pemanfaatan ruang, meliputi :

1. Kawasan Pemerintahan/Perkantoran;2. Kawasan Perdagangan dan Jasa;3. Kawasan Perumahan;4. Kawasan Pelayanan fasilitas sosial;5. Kawasan olah raga, taman ruang terbuka hijau dan

sempadan;6. Kawasan Pertanian;7. Kawasan Sarana transportasi;8. Kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU)

b. Kawasan non bangunan adalah kawasan jalur hijau dan pertanian yang tidak diijinkan untuk mendirikan bangunan dengan klasifikasi fungsi daerah resapan air, daerah pertanian lahan basah sisi drainase dan pengendalian banjir (flood control).

Bagian KetigaRencana Pelaksanaan

Pasal 22

(1) Pelaksanaan RUTRK Kuningan diselenggarakan atas dasar pola yang terpadu dalam rangka mendukung pengembangan fungsi-fungsi kota guna mencapai tingkat perkembangan dan pemerataan kesejahteraan.

(2) Pelaksanaan RUTRK Kuningan yang terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dan diarahkan dalam Program-program Pembangunan Daerah.

12

Pasal 23

(1) Pelaksanaan RUTRK Kuningan sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 21, dilaksanakan dalam rangka pembentukan ruang kota.

(2) Pelaksanaan pencapaian perwujudan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui prosedur perijinan tata ruang.

(3) Guna mencapai pembentukan ruang kota yang optimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun lebih lanjut rencana tata ruangnya yang lebih detail dan teknis.

Pasal 24

(1) Pelaksanaan RUTRK Kuningan melalui program sektoral dilaksanakan dalam rangka pembentukan struktur ruang berupa pelaksanaan pembangunan prasarana dasar pengembangan kota.

(2) Program pengembangan prasarana kota dilaksanakan sesuai prosedur penetapan program/kegiatan serta menyangkut penyediaan pembiayaan.

Pasal 25

(1) Pelaksanaan RUTRK Kuningan untuk program tahunan ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(2) Pelaksanaan program pembangunan diselenggarakan secara bersama-sama sesuai dengan tanggung jawab dan kewajiban serta kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran serta masyarakat dan Pihak Ketiga.

Pasal 26

(1) Tanggung jawab pelaksanaan RUTRK Kuningan berada pada Bupati.

(2) Dalam melaksanakan tanggungjawab RUTRK Kuningan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati menginformasikan kegiatan-kegiatannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Pasal 27

(1) Bupati berwenang mengambil langkah-langkah kebijaksanaan bagi pencapaian secara optimal pelaksanaan

13

tata ruang yang bersifat menyeluruh terhadap bagian wilayah atau kawasan demi kawasan maupun pencapaian atas keberhasilan pembangunan menurut program-program sektor.

(2) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati menunjuk aparat teknis guna melaksanakan tugas dan fungsi pelaksanaan RUTRK Kuningan.

(3) Aparat teknis yang menangani penjabaran rencana pada tingkat yang lebih detail dan penetapan rencana agar bersifat operasional serta upaya peninjauan kembali rencana adalah Dinas Tara Ruang dan Cipta Karya dan Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA).

(4) Aparat teknis yang menangani pelaksanaan perwujudan pembentukan ruang serta pelaksanaan pembangunan program sektor berada pada inti pelaksana teknis Pemerintah Daerah.

Pasal 28

(1) Dalam tata cara perijinan tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) ditetapkan prosedur teknis dan administrasi serta penetapan besarnya retribusi pelayanan perijinan.

(2) Tata cara perijinan tata ruang dan penetapan retribusi pelayanan perijinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IVPENGENDALIAN

Bagian PertamaPenyelenggaraan

Pasal 29

(1) Tujuan penyelenggaraan pengendalian pembangunan Kota Kuningan, adalah :a. Mewujudkan pencapaian pembentukan ruang yang

ditetapkan.b. Mencegah tumpang tindih penggunaan lahan serta

penyimpangan-penyimpangan pembentukan ruang dari rencana yang ditetapkan.

14

(2) Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang.

(3) Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam bentuk pelaporan, pemantauan dan evaluasi.

(4) Penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang diselenggarakan dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 30

(1)Upaya pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) juga dilaksanakan pada kawasan di luar wilayah perencanaan kota Kuningan sebagai upaya pengamanan pada kawasan khusus yang dapat mempengaruhi perwujudan pembentukan ruang yang telah ditetapkan.

(2)Kawasan khusus yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa kawasan pengendalian banjir, kawasan resapan air dan kawasan sumber air bersih.

Pasal 31

(1)Kewenangan pengendalian pembangunan Kota Kuningan berada pada Bupati.

(2)Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati menunjuk aparat teknis untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan penertiban.

Bagian KeduaPeranserta Masyarakat dan Pihak Ketiga

Pasal 32

(1)Pelaksanaan rencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dilaksanakan dengan memberikan peluang sebesar-besarnya pada peran aktif masyarakat dan pihak ketiga di dalam pembangunan kota Kuningan.

(2)Pemberian peluang dan keikutsertaan masyarakat dan Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup dua bidang kegiatan yaitu dalam pengembangan kawasan demi kawasan dan penyertaan modal Pihak Ketiga dalam program penyediaan pelayanan umum kepada masyarakat.

Pasal 33

15

Penyelenggaraan pengikutsertaan masyarakat dan Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) menyangkut pemberian kemudahan didalam perijinan lokasi dan pembangunan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta pemberian peluang pelayanan umum tetap dengan bertitik tolak pada penyelenggaraan bersama dengan Pemerintah Daerah atas azas saling menguntungkan.

Pasal 34

Semua lapisan masyarakat termasuk pihak ketiga bersama Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menyelenggarakan pelaksanaan RUTRK Kuningan dengan bertanggungjawab melalui upaya untuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi pemeliharaan lingkungan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup diwilayah kota Kuningan secara berkesinambungan.

Bagian KetigaPeninjauan Kembali RUTRK Kuningan

Pasal 35

(1) RUTRK Kuningan dapat ditinjau kembali pada tahun 2008 dan tahun 2013, guna mendapat bahan-bahan masukan sebagai bahan penyempurnaan RUTRK Kuningan selanjutnya yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi maupun perkembangan yang akan terjadi dan yang akan datang.

(2) Hasil peninjauan kembali RUTRK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

B A B VKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 36

Dalam hal telah ada kegiatan pembangunan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini dan tidak sesuai lagi dengan RUTRK Kuningan akan ditinjau kasus demi kasus untuk diberikan penetapannya melalui penyesuaian dan atau penertiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 37

(1) Bupati berwenang menangani kasus demi kasus kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 36.

(2) Dalam menangani kasus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati berwenang memberikan petunjuk dan tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

16

B A B VIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 38

(1)Untuk memberikan hubungan yang utuh dan menyeluruh, maka Peraturan Daerah ini dilengkapi dengan :a. Buku Rencana;b. Album Peta Skala 1:10.000.yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(2)Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 1 Tahun 1999 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Kuningan sampai dengan tahun 2004, dinyatakan tidak berlaku.

(3)Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, diatur secara lebih rinci dalam bentuk Rencana Detail Tata Ruang Kota Kuningan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

(4)Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus sudah ditetapkan paling lama dalam waktu 1 (satu) tahun.

Pasal 39

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan.

Ditetapkan di : KuninganPada tanggal :

BUPATI KUNINGAN

AANG HAMID SUGANDA

Diundangkan di : KuninganPada tanggal : SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

17

AMAN SURYAMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2005 NOMOR SERI

P E N J E L A S A N

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGANNOMOR : TAHUN 2005

T E N T A N G

RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA KUNINGANSAMPAI DENGAN TAHUN 2013

I. UMUM.

Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kuningan sampai dengan Tahun 2013 secara teknis disusun berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota.Penyusunan RUTRK ini dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian ilmiah melalui berbagai pendekatan yaitu :

a. Pendekatan politik yang menyangkut pada upaya menselaraskan pertumbuhan kota-kota sekaligus mencegah timbulnya kesenjangan antara kota-kota besar dengan kota-kota kecil;

b. Pendekatan ekonomi yang menyangkut pada upaya efisiensi dan efetifikasi penggunaan potensi-potensi yang dimiliki kota;

c. Pendekatan sosial budaya yang menyangkut pada upaya penciptaan suasana dan lingkungan kemasyarakatan dengan nilai-nilai sosial budaya yang harmonis berdasarkan kegotong royongan;

d. Pendekatan pertahanan dan keamanan yang menyangkut pada penciptaan kondisi kota yang aman dan tertib untuk mendukung ketahanan nasional;

e. Pendekatan strategis yang menyangkut penentuan fungsi kota, pengembangan kegiatan kota dan tata ruang kota yang merupakan penjabaran dan pengisian dari rencana-

18

rencana pembangunan Nasional dan Daerah secara jangka panjang ;

f. Pendekatan teknis yang menyangkut upaya mengoptimasikan pemanfaatan ruang kota, antara lain dengan memperbaiki lingkungan, meremajakan, memberikan fasilitas dan utilitas secara tepat, mengefisiensikan pola angkutan, menjaga kelestarian dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan sesuai dengan kaidah teknis perencanaan ;

g. Pendekatan pengelolaan yang menyangkut aspek administrasi, keuangan, hukum dan perundangan-undangan agar rencana kota dapat diterapkan melalui koordinasi antara Instansi Vertikal di Daerah dan perangkat Daerah dalam pelaksanaan dan pengendalian rencana kota.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas maka untuk menjamin adanya landasan dan kepastian hukum dalam rangka pelaksanaan RUTRK Kuningan dimaksud, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Pasal ini dimaksudkan untuk menjelaskan arti beberapa istilah yang digunakan dalam Peraturan Daerah ini, sehingga dengan demikian dapat dihindarkan kesalah pahaman dalam menafsirkannya.

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

19

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10

Cukup Jelas

Pasal 11

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15

Cukup Jelas

Pasal 16

Cukup Jelas

Pasal 17

Cukup Jelas

Pasal 18

Cukup Jelas

Pasal 19

Ayat (2)

a. Jalan arteri meliputi jalan arteri primer dan arteri sekunder. Jalan arteri primer merupakan jalan arteri dalam skala wilayah tingkat nasional sedangkan jalan arteri sekunder merupakan jalan arteri dalam skala perkotaan.

b. Jalan kolektor meliputi jalan kolektor primer dan jalan kolektor sekunder. Jalan kolektor primer merupakan jalan kolektor dalam skala wilayah, sedangkan jalan kolektor sekunder dalam skala perkotaan.

Pasal 20

20

Cukup Jelas

Pasal 21

Cukup Jelas

Pasal 22

Cukup Jelas

Pasal 23

Cukup Jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Cukup Jelas

Pasal 26

Cukup Jelas

Pasal 27

Cukup Jelas

Pasal 28

Cukup Jelas

Pasal 29

Cukup Jelas

Pasal 30

Cukup JelasPasal 31

Cukup Jelas

Pasal 32

Cukup Jelas

Pasal 33

Cukup Jelas

Pasal 34

Cukup Jelas

Pasal 35

21

Secara reguler setiap 5 (lima) tahun sekali Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kuningan harus ditinjau kembali. Peninjauan kembali tersebut meliputi kemungkinan-kemungkinan pergeseran perkembangan penduduk, pergeseran pemanfaatan ruang, pelayanan sarana dan prasarana ekonomi kota, maupun pergeseran lainnya yang akan berpengaruh kepada sistem kota secara keseluruhan.Apabila dianggap perlu, khususnya menghadapi perubahan-perubahan yang sifatnya mendadak dan mendesak yang berpengaruh kepada sistem kota secara keseluruhan, sewaktu-waktu RUTRK Kuningan dapat di evaluasi yang disepakati bersama oleh Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kuningan.

Pasal 36

Cukup Jelas

Pasal 37

Cukup Jelas

Pasal 38

Cukup Jelas

Pasal 39

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR TAHUN 2005

22