peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

126
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025 KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TAHUN 2005-2025

Transcript of peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

Page 1: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 1 -

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

NOMOR 12 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

TAHUN 2005-2025

Page 2: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 2 -

8. DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI - 1 -

DAFTAR GAMBAR - 3 -

DAFTAR TABEL - 4 -

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN - 5 -

BAB I PENDAHULUAN - 7 -

1.1. Latar Belakang - 7 -

1.2. Dasar Hukum Penyusunan - 8 -

1.3. Hubungan RPJPD Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya - 13 -

1.4. Sistematika Penulisan - 16 -

1.5. Maksud dan Tujuan - 17 -

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - 18 -

2.1. Aspek Geografi dan Demografi - 19 -

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat - 22 -

2.3. Aspek Pelayanan Umum - 29 -

2.4. Aspek Daya Saing Daerah - 56 -

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - 61 -

3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah - 61 -

3.2. Isu – Isu Strategis - 70 -

BAB IV VISI DAN MISI - 77 -

4.1. Visi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 - 77 -

4.2. Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 - 78 -

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN - 83 -

5.1.Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir2005-2025

- 83 -

5.2.Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir 2005-2025

- 84 -

5.3. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang - 86 -

BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN -89-

6.1. Prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan -89-

6.2. Mekanisme Pengendalian dan Evaluasi -90-

BAB VII PENUTUP -102-

Page 3: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 3 -

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. G-1.1 Keterkaitan Antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah - 14 -

Gambar. G-1.2 Hubungan Antara Perencanaan Makro dan Sektoral - 15 -

Gambar. G-1.3Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten OganKomering Ilir dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

- 16 -

Gambar. G-1.4Jumlah Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan dalamKabupaten Ogan Komering IlirTahun 2009

- 22 -

Gambar. G-1.5Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 (Persen)

- 23 -

Gambar. G-1.6Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan KabupatenOgan Komering Ilir Tahun 2009 terhadap Capaian Nasional danTarget MDGs 2015

- 27 -

Gambar. G-1.7 Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir - 28 -

Gambar. G-1.8 Cakupan Penyakit Kabupaten Ogan Komering Ilir (kejadian) 2005 - 28 -

Gambar. G-1.9Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan KabupatenOgan Komering Ilir

- 31 -

Gambar. G-1.10Proporsi Jalan Kabupaten di Kabupaten Ogan Komering Ilirmenurut Kondisi Baik, Sedang, dan Rusak

- 31 -

Gambar. G-1.11Perbandingan Proporsi Jalan dalam Kondisi Rusak Antara JalanNasional, Provinsi, dan Kabupaten

- 32 -

Gambar. G-1.12Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Sanitasi, danListrik

- 34 -

Gambar. G-1.13 Persentase Penanganan Sampah Kabupaten Ogan Komering Ilir - 41 -

Gambar. G-1.14Persentase Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir Ber-AksesAir Minum

- 43 -

Gambar. G-1.15Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Kabupaten OganKomering Ilir

- 44 -

Gambar. G-1.16 Angka Ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 - 45 -

Gambar. G-1.17 Kinerja Ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ilir - 45 -

Gambar. G-1.18 Jumlah Koperasi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 - 46 -

Gambar. G-1.19 Jumlah Seluruh UKM Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 - 47 -

Gambar. G-1.20Persentase Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang TelahMemanfaatkan FasilitasTelepon

- 48 -

Gambar. G-1.21 Jumlah PopulasiTernak Kabupaten Kabupaten Ogan Komering Ilir - 50 -

Gambar. G-1.22 Persentase Luas Areal Komoditi karet dan kelapa Sawit - 51 -

Gambar. G-1.23 Produksi Komoditi Karet dan kelapa Sawit - 52 -

Gambar. G-1.24 Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir - 57 -

Gambar. G-1.25 Rasio Ketersediaan Listrik Kabupaten Ogan Komering Ilir - 58 -

Gambar. G-1.26Waktu yang Dibutuhkan dalam Pengurusan PerizinandiKabupaten Ogan Komering Ilir

- 59 -

Gambar. G-1.27Jumlah Pajak dan Retribusi Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun2009

- 60 -

Page 4: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 4 -

9. DAFTAR TABELHalaman

Tabel. T-1.1Perbandingan Kinerja Kabupaten Ogan Komering Ilir terhadapMDGs

- 71 -

Tabel. T-1.2 Tahapan Skala Prioritas RPJPN 2005-2025 -72-

Tabel. T-1.3Tahapan dan Skala Prioritas RPJPD Provinsi Sumatra Selatan 2005-2025

- 74 -

Tabel. T-1.4 Sasaran Pokok Pembangunan Ogan Komering Ilir - 87 -

Tabel. T-1.5Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan PerencanaanPembangunan Jangka Panjang Daerah

-91-

Tabel. T-1.6 Checklist Pengendalian dan Evaluasi terhadap Pelaksanaan RPJPD -98-

Tabel. T-1.7 Formulir Evaluasi terhadap Hasil RPJPD -100-

Tabel. T-1.8 Skala Nilai Peringkat Kinerja -101-

Page 5: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 5 -

10. DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat RPJP, adalah

dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun.

2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat

dengan RPJPD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode dua puluh

(20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu

pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi, berpedoman pada RTRW

kabupaten,serta memperhatikan RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya.

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat RPJM,

adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.

4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat

dengan RPJMD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode lima (5)

tahun yang memuat penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah yang

penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan RTRW kabupaten/kota,

memperhatikan RPJMN, RPJMD provinsi, RPJMD dan RTRW kabupaten/kota

lainnya, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,

kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), program lintas

SKPD, dan program kewilayahan, disertai dengan rencana-rencana kerja dalam

kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD, adalah

perangkat daerah pada pemerintah daerah kabupaten/kota.

6. Rencana tata ruang wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah hasil

perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan

kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/kepulauan ke

dalamstruktur dan pola ruang wilayah.

7. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur

terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan atau aspek fungsional.

8. Permasalahan pembangunan daerah adalah“gap expectation” antara kinerja

pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan atau dibutuhkan

dan antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat

perencanaan sedang disusun.

9. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang

signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar,

mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan

pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.

10. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

perencanaan.

11. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi.

12. Arah kebijakan adalah instrumen perencanaan yang memandu ke mana prioritas

pembangunan diarahkan agar lebih fokus dalam upaya mencapai tujuan.

Page 6: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 6 -

13. Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah adalah pedoman untuk

menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan selama 20 (dua

puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok tahapan lima tahunan RPJPD.

14. Sasaran adalah hasil yang diharapkan pada akhir periode perencanaan selama 20

(dua puluh) tahun.

15. Sasaran pokok adalah minimal target yang disepakati untuk dicapai pada setiap

akhir tahapan lima tahunan RPJPD.

16. Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar

(strategic goals) yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian

dan perumusan strategi, kebijakan, dan program.

17. Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program

indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

18. Kebijakan pembangunan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah

pusat/daerah untuk mencapai tujuan.

19. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai

sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang

terukur.

20. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif

untuk masukan, keluaran, hasil, manfaat, atau dampak yang menggambarkan

tingkat capaian suatu program atau kegiatan.

21. Standar pelayanan minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan

tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah

yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

22. Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau

tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan

pembangunan. Stakeholder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu

yang memiliki kepentingan atau pengaruh dalam proses pengambilan

keputusan/pelaksanaan pembangunan.

Page 7: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 7 -

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan

memberi kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah.

Pemberian kewenangan yang luas kepada daerah memerlukan koordinasi dan

pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan, baik

pembangunan nasional, pembangunan daerah, maupun pembangunan antar daerah.

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa untuk menjamin agar pembangunan

berjalan efektif, efisien, dan bersasaran diperlukan perencanaan pembangunan yang

disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap

perubahan.

Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mengalami pemekaran wilayah menjadi

dua kabupaten yaitu Ogan Komering Ilir (Kabupaten Ogan Komering Ilir) dan Ogan Ilir

(OI). Pemekaran wilayah menjadi dua kabupaten dimaksudkan untuk mempermudah

rentang kendali dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan wilayah.

Dengan pemekaran tersebut, diharapkan terjadi pemerataan dan percepatan

pembangunan di seluruh wilayah.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen

perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 tahun. RPJPD memuat visi, misi,

dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJPN dan RPJPD provinsi, serta

memperhatikan RPJPD kabupaten/kota sekitar. Selanjutnya, RPJPD ini harus dijadikan

pedoman perencanaan pembangunan lima tahunan selama 4 (empat) periode dan

pedoman penyusunan visi misi calon Kepala Daerah sesuai tahap berkenaan maupun

penjabarannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

BAB IPENDAHULUAN

Page 8: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 8 -

Dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

mengenai perencanaan nasional dan daerah seperti yang tercantum dalam Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir menyusun RPJPDTahun 2006 – 2025 yang

telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor: 11 Tahun 2006 tentang RPJPD

Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Dalam perkembangannya, perubahan dan dinamika penting terjadi dan

mempengaruhi beberapa asumsi pokok perencanaan pembangunan dalam 20 (dua

puluh) tahun ke depan bagi Kabupaten Ogan Komering Ilir. Di samping itu, dengan

telah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor8 Tahun 2008tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

mengakibatkan perlunya revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk

disesuaikan dengan periode RPJPN dan RPJPD Provinsi Sumatera Selatan yaitu yang

semula periode 2006-2025 menjadi periode 2005-2025. Revisi RPJPD Kabupaten Ogan

Komering Ilir ini dimaksudkan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan

pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah, maupun

pembangunan antar daerah dan untuk lebih memaksimalkan berbagai potensi

sumber daya alam dan menjelaskan kondisi existing Kabupaten Ogan Komering Ilir,

visi-misi, dan arah pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir selama kurun waktu

20 tahun kedepan.

Dokumen revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025

disusun sesuai prinsip-prinsip, sebagai berikut:

1. Penyusunan RPJPD dilakukan secara partisipatif melalui berbagai tahapan

musyawarah yang melibatkan berbagai unsur pelaku pembangunan daerah.

2. RPJPD merupakan dokumen perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang memuat

visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang.

3. RPJPD sebagai arahan terselenggaranya pembangunan daerah yang demokratis

dan mengedepankan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan,

berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan

kemajuan, kesatuan nasional, dan berorientasi ke masa depan.

4. RPJPD disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan fleksibel.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Penyusunan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir berlandaskan pada

Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Daerah

sebagai berikut:

Page 9: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 9 -

1.2.1. Undang – Undang

Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk undang-undang adalah

sebagai berikut:

1. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang

Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 55), Undang-

Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 56)

dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956

Nomor 57) tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja, dalam

Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, Sebagai Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2013);

3. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 1, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2818);

4. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam

Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

5. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3427);

6. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);

7. Undang–Undang Nomor 5 tahun 1992 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3470);

8. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3479);

9. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3881);

10. Undang–Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 243, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4045);

Page 10: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 10 -

11. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4152);

12. Perpu Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 41

tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4374);

13. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4377);

14. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali,

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

16. Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4444);

17. Undang-Undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025

18. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

19. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4849);

20. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu

Bara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

21. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan

Jalan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

22. Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5052);

Page 11: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 11 -

23. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);

24. Undang–Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5073);

1.2.2. PERATURAN PEMERINTAH

Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk peraturan pemerintah adalahsebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3445);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3527);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu-Lintas Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);

4. PeraturanPemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan

Kewajiban serta Bentuk Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan

Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian

Pencemaran/Kerusakan Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian dalam

Penataan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan

Dekonsentrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 62,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4095);

Page 12: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 12 -

10. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4156);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4655);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4814);

15. Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4833);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya

Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5019);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5070).

1.2.3. Peraturan Daerah

Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk peraturan daerah adalahsebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025;

Page 13: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 13 -

2. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 11 Tahun 2005 tentang

Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2006-2025.

1.3. Hubungan RPJPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional, penyusunan RPJPD harus mengacu pada RPJPN dan RPJPD provinsi serta

memperhatikan RPJPD kabupaten/kota lainnya. Berdasarkan arahan pembangunan

nasional, visi pembangunan nasional jangka panjang 2005-2025 adalah “Indonesia

yang Maju, Mandiri, dan Adil”. Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional

tersebut,dicanangkan 7 (tujuh) misi, meliputi:

1. Mewujudkan daya saing bangsa;

2. Mewujudkan masyarakat demokratis berdasarkan hukum;

3. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;

4. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;

5. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;

6. Mewujudkan masyarakat bermoral, beretika dan berbudaya; dan

7. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia.

Penyusunan revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir pada dasarnya

menggunakan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor : 11 Tahun

2006 tentang RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai dokumen dasar.

Selanjutnya, dilakukan proses perbaikan mengacu pada peraturan perundangan

terbaru yang berhubungan dan mengatur tentang penyusunan RPJPD dan

perencanaan pembangunan daerah pada umumnya. Revisi RPJPD ini juga disusun

sesuai arahan pembangunan Provinsi Sumatera Selatan yang tertuang dalam visi

pembangunan daerah Provinsi Sumatera Selatan, yaitu :

“ Sumatera Selatan Unggul dan Terdepan Tahun 2025”

Selanjutnya,revisi RPJPD ini akan digunakan sebagai pedoman dalam

penyusunan RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 4 (empat) periode

pembangunan jangka menengah. Visi dan misi RPJPD diterjemahkan kedalam arah

pembangunan dan sasaran pokok lima tahunan. Berdasarkan indikator dan target

kinerja sasaran pokok lima tahunan dan berdasarkan arah kebijakan tersebut, RPJMD

dirumuskan. Sasaran pokok revisi RPJPD ini dijadikan sebagai acuan dalam

penyusunan tujuan dan sasaran RPJMD.Berikut ini ditampilkan diagram alur yang

memperlihatkan keterkaitan antara dokumen RPJPD dan RPJMD.

Page 14: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 14 -

Gambar. G-1.1

Keterkaitan antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah

Perencanaan makro selanjutnya diterjemahkan ke dalam perencanaan

sektoral yang dikaitkan dengan perencanaan regional dan spasial. Berikut ini diagram

alur yang memperlihatkan hubungan antara perencanaan makro, perencanaan

regional, dan spasial.

RPJPDNasional

Renstra KL

RPJMNasional

Renja KL

RKP

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Diacu

RPJPDDaerah

RPJMDaerah

RenstraSKPD

RKPDaerah

RenjaSKPD

Pedomann

PedomanPedoman

Diacu

Diperhatikan

Visi MisidanProgramPresiden

Visi Misi danProgram Kepala

Daerah

PE

ME

RIN

TA

HP

US

AT

PE

ME

RIN

TA

HD

AE

RA

HD

DD

DD

AE

RA

H

Acuan Diselaraskan

Page 15: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 15 -

Gambar. G-1.2

Hubungan antara Perencanaan Makro dan Sektoral.

Penyusunan RPJPD kabupaten akan mempengaruhi perencanaan tata ruang

kabupaten. Visi dan misi pembangunan jangka panjang diterjemahkan ke dalam

perencanaan spasial. Sehubungan dengan penyusunan revisi RPJPD ini, maka

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sedang

disusun sekarang ini harus direvisi. Revisi tersebut didasarkan pada visi, misi, dan arah

pembangunan jangka panjang sebagai wujud pembangunan kewilayahan.

Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan kedudukan RTRW Kabupaten

Ogan Komering Ilir dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

PERENCANAAN MAKRO

PERENCANAANSEKTORAL

(Keterkaitanantarwilayah)

PERENCANAANWILAYAH

(Keterkaitan antarsektor)

Spasial,Efektivitas kebijakan, &

Efisiensi sumberdayaKapasitas kelembagaan

Dinas /instansi

RegulasiPembiayaan

Sumberdaya lokal Keperluanwilayah

KESEJAHTERAAN,PELAYANAN, DAN DAYA

SAING

Page 16: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 16 -

Gambar. G-1.3

Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan revisi RPJPD ini meliputi tujuh bab, terdiri dari:

BAB I Pendahuluan; berisi latar belakang, maksud dan tujuan

penyusunan revisi RPJPD, landasan hukum, dan hubungan RPJPD

dengan dokumen perencanaan lainnya.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah ; menggambarkan kondisi umum

daerah mencakup aspek geografi dan demografi, aspek

kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek

daya saing daerah.

BAB III Analisis Isu-isu Strategis; mengemukakan permasalahan

pembangunan dan isu-isu strategis pembangunan Kabupaten

Ogan Komering Ilir.

BAB IV Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang; berisi pernyataan visi

dan misi pembangunan daerah jangka panjang.

BAB V Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang ; berisi sasaran

pembangunan daerah jangka panjang, arah pembangunan, dan

sasaran pokok masing-masing tahapan pembangunan lima

tahunan.

Page 17: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 17 -

BAB VI Kaidah Pelaksanaan; berisi prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan,

mekanisme pelaksanaan,pemantauan, pengendalian, dan evaluasi

hasil RPJPD.

Bab VII Penutup; merupakan penutup dari keseluruhan tulisan tentang

revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir.

1.5. Maksud dan Tujuan

Penyusunan revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir dimaksudkan untuk

menyesuaikan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan PP No 8 Tahun 2008,

Permendagri 54 Tahun 2010, dan selanjutnya digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pembangunan daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam jangka

waktu 20 (dua puluh) tahun, terhitung sejak tahun 2005.

Sedangkan, tujuan penyusunan RPJPD adalah:

1. mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;

2. memungkinkan terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah,

antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah, maupun antara pusat dan

daerah;

3. membantu memastikan terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

4. mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

5. membantu memastikan terciptanya penggunaan sumber daya secara efisien,

efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Page 18: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 18 -

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

ambaran umum kondisi daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir memberikan

gambaran awal tentang kondisi daerah dan capaian pembangunan Kabupaten

Ogan Komering Ilir secara umum. Gambaran umum menjadi pijakan awal penyusunan

rencana pembangunan dua puluh tahun kedepan melalui pemetaan secara objektif

kondisi daerah dari aspek geografi dan demografi, kesejahteraan masyarakat,

pelayanan umum, dan daya saing daerah.

Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Sumatera Selatan. Sejak Tahun 2003, berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2003, Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten,

yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Ogan Ilir (OI). Dengan luas

wilayah 19.023,47 km2, pada 2009 Kabupaten Ogan Komering Ilir berpenduduk

707.627jiwa.

Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir sampai dengan lima tahun

terakhir telah mencatat sejumlah capaian penting, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Angka kematian bayi mampu diturunkan dari 43/1000 kelahiran hidup pada

Tahun 2006 menjadi 30/1000 kelahiran hidup pada Tahun 2009;

2. Angka kematian ibu melahirkan menurun dari 490/100.000 kelahiran hidup pada

Tahun 2005 menjadi 225/100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2009;

3. Usia harapan hidup meningkat dari 67,50 tahun pada Tahun 2008 menjadi 67,90

tahun pada Tahun 2009;

4. Angka Melek Huruf tahun 2009 mencapai 95,24%

5. Angka partisipasi sekolah tahun 2009adalah:

- 7 – 12 tahun telah mencapai 98,22%;

- 13 – 15 tahun mencapai 56,24%;

- 16 – 18 tahun baru mencapai42,50%.

G

BAB IIGAMBARAN

UMUM KODISI

DAERAH

Page 19: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 19 -

6. Rata-rata lama sekolah meningkat dari 6,70 tahun pada Tahun 2005 menjadi 6,73

tahun pada Tahun 2009;

7. Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada 5,72%;

8. Pertumbuhan pendapatan per kapita atas harga berlaku mencapai 8,87%(Rp.

7.381.394) dan pendapatan perkapita atas harga konstan tumbuh sebesar 3,43%

(Rp. 4.069.011);

9. Tingkat pengangguran turun dari 9,91% pada Tahun 2005 menjadi 7,4% pada

Tahun 2009;

10. Tingkat kemiskinan turun dari 24,7% pada Tahun 2005 menjadi 18,3% pada Tahun

2009;

11. Sekitar 95% wilayah telah terjangkau jaringan transportasi darat (jalan dan

sungai);

12. Rasio desa berlistrik mencapai 72,3% dan 100% wilayah telah dilengkapi dengan

prasarana telekomunikasi;

13. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 68,80% pada Tahun 2005

menjadi 70,60% pada Tahun 2009.

2.1. Aspek Geografidan Demografi

Aspek geografi dan demografi menggambarkan karakteristik lokasi dan

wilayah, potensi pengembangan wilayah, kerentanan wilayah, dan demografi

Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan ibukota Kayuagung terdiri dari 18

kecamatan, 13 kelurahan, 297 desa. Dengan luas wilayah 19.023,47 Km2, Kabupaten

Ogan Komering Ilir pada Tahun 2009 berpenduduk 707.627 jiwa. Dengan demikian,

pada Tahun 2009 tingkat kepadatan penduduk sekitar 37 jiwa per km2.

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak diantara 1040, 20” sampai

106000’ Bujur Timur dan 20,30’ sampai 40,15’ Lintang Selatan, dengan ketinggian rata-

rata 10 meter diatas permukaan laut. Daerah tertinggi diperlihatkan oleh topografi

Bukit Gajah di kecamatan Pampangan, dengan titik ketinggian sekitar 14 meter dari

permukaan laut, sedang daerah terendah terletak di kawasan timur, tepatnya di

Kecamatan Tanjung Lubuk, dengan rata-rata ketinggian sekitar 6 meter dari

permukaan laut. Bentang alam pada umumnya disusun oleh endapan aluvial yang

bersifat lempungan liat atau lembek dan endapan gambut, kecuali Bukit Gajah

dimana batuan penyusun utamanya adalah batuan beku intrusi granit.

Page 20: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 20 -

Kabupaten Ogan Komering Ilir secara administratif berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin;

Sebelah Selatan : Kabupaten Mesuji (Provinsi Lampung);

Sebelah Timur : Selat Bangka dan Laut Jawa, dan;

Sebelah Barat : Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten OKU Timur

Kota Kayuagung sebagai ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan

pusat sekunder dari Satuan Pembangunan Wilayah (SPW) Palembang. Pusat utama

satuan pembangunan wilayah ini adalah Palembang dan pusat sekunder berikutnya

adalah Prabumulih. Ditetapkannya Kota Kayuagung sebagai pusat sekunder SPW

Palembang menunjukkan bahwa kabupaten ini memiliki potensi besar dalam

pengembangan ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dengan kata lain,

Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peran strategis dalam pembangunan wilayah

Provinsi Sumatera Selatan. Karakteristik geomorfologi pembentuk wilayah Ogan

Komering Ilir terdiri dari daerah rawa dan daerah aliran sungai, meskipun di beberapa

lokasi keduanya saling berinteraksi dan agak sulit untuk dibedakan.

a. Satuan Geomorfik Rawa

Daerah rawa di sejumlah lokasi telah kering atau tidak berair kecuali pada

musim penghujan akibat proses sedimentasi terutama oleh sungai. Satuan geomorfik

rawa mendominasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, terutama kawasan timur.

Satuan geomorfik rawa ini mencapai 75% dari luas wilayah KABUPATEN OGAN

KOMERING ILIR. Pada satuan geomorfik rawa ini dijumpai empat danau, yaitu : Danau

Deling di Kecamatan Pampangan, Danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran, (3)

Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam, dan (4) Danau Teloko di Kecamatan

Kota Kayuagung.

Berdasarkan pada pola penyebaran areal permukiman di Kabupaten Ogan

Komering Ilir maka perubahan satuan geomorfik rawa yang paling signifikan terjadi di

kawasan barat dan kawasan tengah. Penyusutan areal rawa berair terjadi pula akibat

pembukaan lahan-lahan perkebunan dengan sistem drainasenya yang berperan

dalam pengeringan rawa. Perubahan akibat pemanfaatan lahan rawa menjadi areal

perkebunan sebagian besar terjadi di Kecamatan Mesuji, Kecamatan Cengal, dan

Kecamatan Sungai Menang.

b. Satuan geomorfik sungai

Sungai utama yang mengalir di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari (1)

Sungai Komering yang berhulu dari Kabupaten OKU Selatan dan bermuara ke Sungai

Musi, dan (2) Sungai Mesuji yang membatasi Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan

Provinsi Lampung, dan bermuara ke Laut Jawa. Kedua sungai utama—Sungai

Komering dan Sungai Mesuji— berair sepanjang tahun. Selain kedua sungai utama

tersebut, daerah Ogan Komering Ilir dialiri pula oleh sungai-sungai kecil yang

Page 21: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 21 -

bermuara ke Selat Bangka. Sungai-sungai tersebut adalah Sungai Sugihan yang

mengalir di wilayah Kecamatan Air Sugihan, Sungai Dua belas dan Sungai Lebong

Itam yang mengalir di wilayah Kecamatan Tulung Selapan, Sungai Lumpur yang

membatasi Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal, Sungai Jeruju dan

Sungai Pasir yang mengalir di wilayah Kecamatan Cengal.

Sungai-sungai ini memiliki peran yang sangat vital bagi masyarakat di

sekitarnya, yaitu sebagai prasarana transportasi air, terutama sebagai akses bagi

daerah-daerah yang tergolong masih terisolir seperti di kawasan timur. Selain itu,

sungai berperan pula dalam kegiatan ekonomi seperti pencaharian ikan, perdagangan

(pasar terapung), dan pengadaan air bersih (water intake).

c. Kerawanan Bencana Alam

Kemungkinan bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Ogan Komering

Ilirsesuai dengan topografi wilayah antara lain: banjir, kebakaran hutan/gambut, dan

angin puting beliung. Tinjauan terhadap kawasan rawan bencana alam, menunjukkan

bahwa Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki sejumlah kawasan yang tergolong

sebagai kawasan rawan bencana alam, terutama bencana banjir, kebakaran hutan,

dan angin puting beliung. Kecamatan Lempuing memiliki kawasan rawan banjir di

Desa Cahaya Bumi, Desa Tebing Suluh, Desa Bumi Arja, dan Desa Sungai Belida.

Adapun di Kecamatan Tanjung Lubuk, kawasan rawan banjir adalah di Desa Tanjung

Beringin. Fenomena alam ini pada dasarnya dikarenakan volume air yang meresap ke

bawah permukaan jauh lebih kecil dari pada air yang membentuk aliran bebas (run

off) di permukaan sebab tanah pembentuk alam bersifat impermiabel atau kedap air.

Selain faktor tanah, bencana alam banjir kemungkinan diakibatkan pula oleh:

1) Luapan air dari sungai-sungai kecil, karena air sungai tidak mengalir akibat

sampah buangan yang membendung aliran sungai;

2) Sistem pengaliran (drainase) yang kurang baik sehingga terjadi konsentrasi atau

genangan air permukaan;

3) Penyempitan areal tangkapan air (catchment areas) akibat penimbunan untuk

areal permukiman dan pembuatan jaringan jalan;

4) Naiknya permukaan air rawa ketika musim penghujan dan;

5) Kombinasi peristiwa-peristiwa tersebut.

Tercatat pada tahun 2008 terjadi bencana terpaan puting beliung di Kecamatan Teluk

Gelam, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kecamatan Lempuing, Kecamatan Sirah Pulau

Padang dan Kecamatan Pedamaran. Kawasan rawan bencana ini merupakan kawasan

yang paling mendesak ditangani dalam periode lima tahun ke depan.

Page 22: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 22 -

d. Demografi

Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 707.627 jiwa dan diprediksi pada

tahun 2025 berjumlah 934.065 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 2 %

pertahun. Ditinjau dari sebaran geografis, jumlah penduduk di Kabupaten Ogan

Komering Ilir terbanyak di Kecamatan Lempuing sebesar 9,13% dan yang terkecil

terletak di kecamatan Pedaman Timur sebesar 2,75%. Sebaran penduduk menurut

jumlah per kecamatan ditunjukkan pada grafik berikut ini:

Gambar. G-1.4

Sumber : Kab. Ogan Komering Ilir Dalam Angka 2009

Gambar di atas menunjukkan bahwa persebaran penduduk tidak merata antar

kecamatan. Kondisi ini memicu ketidakmerataan pembangunan, terutama antara

Kecamatan Lempuing dan Kecamatan Pedamaran Timur. Kesenjangan pembangunan

antar bagian wilayah ini, terutama dengan kawasan-kawasan yang masih terisolasi

memerlukan prioritas penanganan guna mencegah bertambahnya tingkat

kesenjangan, meningkatkan tingkat pemerataan pembangunan antar wilayah

sehingga mencegah potensi konflik horizontal.

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat menjelaskan tentang perkembangan

kesejahteraan Kabupaten Ogan Komering Ilir, ditinjau dari sisi kesejahteraan dan

pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

Lempuing9%

Lempuing Jaya9%

Mesuji5%

Sungai Menang5%

Mesuji Makmur6%

Mesuji Raya7%

Tulung Selapan7%

Cengal4%

Pedamaran5%

Pedamaran Timur3%

Tanjung Lubuk5%

Teluk Gelam3%

Kayuagung8%

Sirah Pulau Padang6%

Jejawi6%

Pampangan4%

Pangkalan Lampam4%

Air Sugihan5%

Persebaran Penduduk (%) Menurut Kecamatan di KabupatenOgan Komering Ilir Tahun 2009

Page 23: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 23 -

a. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Indikator yang umum dipakai untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi

suatu daerah adalah dengan melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) daerah yang bersangkutan, baik dengan minyak dan gas (migas) maupun

tanpa migas. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir yang diukur

dengan PDRB dengan migas selama kurun waktu 2005 – 2009 tumbuh rata-rata

sebesar 5,72% per tahun.

Beberapa sektor/sub-sektor yang memiliki laju pertumbuhan rata-rata relatif

tinggi tahun 2005 – 2009 yaitu sektor jasa-jasa (7,21%) serta pengangkutan dan

komunikasi (6,40%). Hal ini sejalan dengan apa yang diharapkan bahwa sektor jasa-

jasa akan menggeser peranan sektor pertanian, sehingga sektor ini mampu berperan

lebih signifikan dalam perekonomian yang akan datang.

Sektor lainnya yang juga mampu tumbuh cepat selama 5 (lima) tahun terakhir

adalah sektor bangunan (5,98%) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (5,81%).

Sebagian lagi mengalami pertumbuhan yang relatif rendah, seperti sektor keuangan,

persewaaan dan jasa perusahaan (4,77%) dan sektor listrik, gas dan air bersih (4,10%).

Perkembangan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir, ditunjukkan

pada grafik berikut:

Gambar. G-1.5

Sumber: Kabupaten Ogan Komering IlirDalam Angka 2009

Mencermati lebih jauh andil masing-masing sektor, terlihat bahwa untuk

sektor primer yang mendominasi pembentukan PDRB, adalah dari sektor pertanian

yaitu sebesar 48,65%. Sektor pertambangan dan penggalian hanya menyumbang

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Pertanian

Pertambangan

Industri Pengolahan

Listrik, gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdag., Hotel dan Restorn

Pengangkutan dan Komunikasi

keu., Persewaan & Js pers.

Jasa-Jasa

3,95

5,79

2,9

4,1

5,98

5,91

6,4

4,77

7,21

Laju Pertumbuhan Sembilan Sektor PDRB (%)Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009

%

Page 24: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 24 -

sekitar 1,92% pada PDRB. Sementara pada sektor sekunder, andil terbesar berasal dari

sektor industri pengolahan dan bangunan, yaitu masing-masing sebesar 7,89% dan

13,36%. Selebihnya sektor listrik, gas dan air minum hanya menyumbang sebesar

0,07%. Untuk sektor tersier, andil terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel dan

restoran sebesar 14,05%, sementara sektor lainnya seperti pengangkutan dan

komunikasi; keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa hanya memberi andil

masing-masing sebesar 1,37%, 2,34% dan 10,36%. Berkembangnya sektor-sektor ini

tidak lepas dari peran pemerintah sendiri selaku motor penggerak pembangunan. Hal

ini terlihat dari andil sektor jasa yang relatif besar, terutama dari subsektor

administrasi pemerintahan dan pertahanan (8,94%). Sektor pertanian dan

perdagangan dinilai berperan strategis dalam perkembangan sektor industri

pengolahan. Hal ini terlihat dari andil yang diberikan terhadap PDRB yang sebagian

besar didominasi oleh industri tanpa migas dari subsektor makanan, minuman dan

tembakau (5,44%).

Secara umum perkembangan inflasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir selama

kurun waktu 2005-2009 relatif berfluktuatif dengan pola menurun sehingga dapat

dikatakan bahwa perkembangan ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ilir cukup

stabil dengan tingkat inflasi yang cukup rendah.

Dibandingkan dengan capaian nasional, kinerja pembangunan ekonomi

Kabupaten Ogan Komering Ilir yang ditinjau dari pertumbuhan ekonomi dan

persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dapat dikatakan relatif lebih rendah.

Sehingga aspek kesejahteraan masyarakat masih harus menjadi fokus selama

pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir.

5,72%

6,20%

6,80%

Kab. OKI (2009) Nasional (2009) Target Nasional 2014

Pertumbuhan PDRB

82%86%

90%

Kab. OKI (2009) Nasional (2009) Target Nasional 2014

Persentase Penduduk di AtasGaris Kemiskinan

Page 25: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 25 -

b. Kesejahteraan Sosial

Faktor pendidikan dan kesehatan merupakan kunci peningkatan kualitas

sumber daya dan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi pendidikan masyarakat,

kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Ogan Komering Ilir akan semakin baik.

Agar kualitas pendidikan yang baik dapat tercapai maka perlu didukung oleh sarana

dan prasarana pendidikan yang memadai seperti gedung sekolah, ruang kelas dengan

disertai fasilitas pendukung yang memadai. Disamping itu, ketersediaan guru juga

harus mencukupi, disertai kurikulum dan manajemen yang baik.

Ditinjau dari angka melek huruf, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 2009

telah mencapai 95,24%. Artinya masih terdapat sekitar 4,76% penduduk di atas 15

tahun yang belum mampu membaca dan menulis dalam huruf latin dan lainnya.

Angka melek huruf Kabupaten Ogan Komering Ilir ini dapat dikatakan relatif lebih

baik jika dibandingkan dengan capaian nasional yang baru mencapai 94,03% pada

Tahun 2008 (data dalam RPJMN 2010-2014). Meskipun masih menyisakan tantangan

untuk menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir bebas buta huruf, namun

pencapaian sementara ini telah menunjukkan keberhasilan program pemberantasan

buta huruf dan kesiapan penduduk dalam menyerap informasi.

Ditinjau dari angka rata-rata lama sekolah, Kabupaten Ogan Komering Ilir

pada 2009 baru mencapai 6,73 tahun. Artinya, rata-rata penduduk hanya

menamatkan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Kondisi ini menyebabkan masih

rendahnya daya saing sumber daya manusia dalam menciptakan ataupun

memperoleh pekerjaan. Idealnya, angka rata-rata lama sekolah adalah sekitar 12

tahun yaitu menamatkan pendidikan menengah atas.

Penyediaan akses dan pemerataan pendidikan dasar bagi masyarakat di

Kabupaten Ogan Komering Ilir telah berhasil meningkatkan secara signifikan Angka

Partisipasi Murni (APM). Pada Tahun 2009, APM SD/MI/Paket A mencapai 94,20%,

sedikit lebih rendah dari capaian nasional (2009) sebesar 95,1%, namun hampir

mencapai target nasional 2014 sebesar 96%. Angka Partisipasi Murni (APM)

pendidikan menengah pertama terus meningkat dalam kurun waktu 2006-2009

dimana APM SMP/MTs/Paket B mencapai 66,48 persen pada tahun 2008. Begitupun,

capaian ini masih lebih rendah dari capaian nasional 2009 sebesar 72,3%. Sedangkan

angka partisipasi pendidikan menengah atas relatif tertinggal dibandingkan jenjang

pendidikan lainnya. Pada tahun 2009, APM SMA/SMK/MA baru mencapai sekitar

38,82 persen. Rendahnya angka partisipasi pendidikan menengah dan atas

kemungkinan diakibatkan oleh minimnya jumlah sekolah menengah di kota

kecamatan dan terbatasnya kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya sampai minimal sekolah menengah atas.

Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pengembangan

pelayanan kesehatan berbasis masyarakat terus dilakukan. Hasilnya menunjukkan

bahwa capaian pada sejumlah indikator utama kesehatan telah melampaui capaian

nasional pada 2009. Angka Kematian Bayi dapat ditekan menjadi 30 per 1000

kelahiran hidup, dimana capaian ini telah melampaui capaian nasional sebesar 34 per

Page 26: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 26 -

1000 kelahiran hidup. Adapun pada indikator persentase balita penderita gizi buruk,

pencapaian Kabupaten Ogan Komering Ilir sangat baik, yaitu dapat ditekan menjadi

2,6% dimana capaian ini hampir menyamai target Milennium Development Goals

(MDGs) sebesar kurang dari 3,6%. Begitupun, capaian-capaian yang baik ini masih

menyisakan tantangan pada Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan yang dinilai masih

cukup tinggi yaitu sebesar 225 perseratus ribu kelahiran hidup, walaupun capaian ini

masih lebih baik dari capaian nasional yang berada di angka 228 per 100.000 kelahiran

hidup.

Page 27: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 27 -

Gambar. G-1.6

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010

Dinas Kesehatan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010

Data dalam RPJMN 2010-2014

Ditinjau dari Usia Harapan Hidup (UHH), angka usia harapan hidup (UHH)

tahun 2009 mencapai 67,9 tahun, meningkat dari 67,50 pada tahun sebelumnya.

95%

94%

66%

97,00%

3%

100%

100%

100%

97,70%

16%

94%

95%

72%

96,60%

18%

96%

96%

76%

98%

15%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Angka melek huruf

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/PaketB

Angka kelangsungan hidup bayi

Persentase balita gizi buruk

Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten OKI Tahun2009

Terhadap Capaian Nasional dan Target MDGs 2015

Data Kab OKI Target MDGs 2015 Capaian Nasional 2009 Target Nasional 2014

Page 28: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 28 -

Gambar. G-1.7

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Ditinjau dari kejadian penyakit, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun

2005 memiliki tiga kasus penyakit besar yakni Diare (30,887 kasus atau 7,9%), Malaria

klinis (6103 kasus atau 1,2%), dan ISPA (76,774 kasus atau mencapai 19,6%).

Sedangkan, sisanya terdiri dari kasus TB Paru (318 kasus), DBD (54 kasus), dan kusta

(87 kasus). Angka kesakitan diare dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

sanitasi lingkungan yang kurang baik, masih rendahnya perilaku hidup bersih, sosial

ekonomi, dan faktor gizi masyarakat.

Gambar. G-1.8

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

67,9

70,772,0

Data 2009 Data Nasional 2009 Target Nasional 2014

Angka Usia Harapan Hidup

-

20.000

40.000

60.000

80.000

Diare MalariaKlinis

ISPA TB Paru DBD Kusta

30.887

6.103

76.744

318 54 87

Cakupan Penyakit Kabupaten OKI(Kasus) 2005

Page 29: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 29 -

c. Seni Budaya dan Olahraga

Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan daerah yang terbuka sehingga

masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri heterogenitas masyarakat dapat ditilik dari

kebudayaan. Pengelompokan kebudayaan ditunjukkan antara lain oleh adanya

kebudayaan asli penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk dalam

satuan-satuan kehidupan budaya yang terikat oleh kesatuan teritorial-genealogis.

Kesatuan budaya yang menonjol bersumber dari ikatan kesukuan. Suku bangsa yang

ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari suku bangsa asli yaitu suku Melayu

Palembang dengan varian Pegagan, Penesak, Rambang Senuling, Komering, dan

Kayuagung. Secara popular dan praktis suku-suku di Ogan Komering Ilir dibedakan

melalui dialek bahasa yang dipergunakannya. Namun, bahasa yang umumnya dipakai

adalah bahasa Melayu Palembang.

Disamping itu, terdapat pula kesatuan budaya dari luar yang berkembang di

Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk oleh adanya transmigrasi maupun

migrasi, di antaranya adalah kesatuan budaya Bali, Jawa, Bugis, Sunda dan lain

sebagainya. Ikatan budaya merupakan ikatan yang dilandasi oleh ikatan primordial

yang disertai ikatan emosional di antara anggota-anggotanya. Oleh karena itu,

harmonisasi dalam kehidupan keragaman budaya harus didasarkan pada toleransi

antar budaya melalui pemahaman antar bkelompok terhadap kelompok budayalain.

Unsur-unsur budaya yang ada seperti bahasa, sistem kelembagaan, kesenian, sistem

teknologi, adat istiadat dan lain sebagainya pada masing-masing kebudayaan yang

ada muncul sebagai identitas kelompok.

Peninggalan budaya masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sampai

sekarang masih dijumpai antara lain rumah bari, rumah seratus tiang, rumah adat,

masjid tua, makam, bedug tua, Al Quran tua, dan peninggalan dalam bentuk benda

purbakala seperti batu lesung, dan batu pengantin batu gajah. Nilai-nilai tradisionil

dapat dijumpai dalam bentuk legenda seperti legenda negeri silap, legenda putri

rambut putih, legenda jemaran, legenda seman lempuing, legenda berdirinya marga

bengkulah, legenda buluh cawang, legenda bukit batu dan lain sebagainya.

Kabupaten Ogan Komering Ilir juga memiliki berbagai adat seperti adat perkawinan,

adat nyucuk, midang, mabang handak, legenda siberanak dan sembilan muyang,

legenda panglima batu api, legenda puyang atung bungsu mengarak haji.

2.3. Aspek Pelayanan Umum

Bagian aspek pelayanan umum berikut ini menjelaskan perkembangan kinerja

yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir, baik pada

urusan pelayanan wajib dan urusan pilihan.

Page 30: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 30 -

a. Urusan Pelayanan Wajib

Urusan pelayanan wajib merupakan urusan pemerintahan yang wajib

diselengarakan oleh pemerintahdaerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar.

Secara umum, penyelenggaraan pelayanan dasar Kabupaten Ogan Komering Ilir

masih perlu ditingkatkan.

Pendidikan dan Kesehatan

Penyelenggaraan pendidikan merupakan pelayanan dasar yang wajib

diberikan kepada masyarakat secara merata dan berkeadilan. Semua lapisan

masyarakat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan standar dan

mutu yang sama

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan indikator yang secara spesifik

menunjukkan partisipasi dan tingkat kepedulian penduduk terhadap pentingnya

pendidikan. APS menunjukkan daya serap pendidikan pada tiap jenjang dengan

menghitung jumlah murid semua yang bersekolah sesuai dengan jenjang pendidikan.

APSSD/MI Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami kenaikan dari 98,08% pada tahun

2008 menjadi 98,22% pada tahun 2009. Peningkatan APS SD/MI ini menunjukkan

adanya peningkatan partisipasi dan kepedulian masyarakat serta pemerintah dalam

pendidikan dasar. Capaian ini hampir memenuhi target nasional APS SD/MITahun 2014

sebesar 99%.

Di tingkat SMP/MTS, pada Tahun 2009, Angka Partisipasi Sekolah (APS)

SMP/MTs di Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapai 56,24 persen. Angka ini

meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya, namun masih jauh dari target

nasional Tahun 2014 sebesar 95%. Masih rendahnya angka partisipasi untuk

pendidikan menengah disebabkan oleh minimnya ketersediaan sekolah dan

kecukupan guru sebagai komponen mutu input pendidikan.

Dibidang kesehatan, cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) mengindikasikan terlaksanakannya imunisasi dasar pada bayi (0-11 bulan), ibu

hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap

meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis hepatitis B, 4 dosis polio, dan 1 dosis

campak.Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah

dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT. Cakupan desa/kelurahan

Universal Child Immunization (UCI) Kabupaten Ogan Komering Ilirmengalami

penurunan antara tahun 2005-2009, dimana pada tahun 2007 cakupan

desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) mencapai 92,8% namun menurun

pada Tahun 2008 dan 2009 menjadi 80%. Penurunan ini mengindikasikan ketersediaan

sumber daya penyelenggaraan desa/kelurahan UCI ini tidak mampu memenuhi

kebutuhan pelayanan yang meningkat, seperti meningkatnya jumlah ibu hamil,

wanita usia subur, meningkatnya jumlah bayi, maupun anak sekolah tingkat dasar.

Page 31: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 31 -

Gambar. G-1.9

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010Dinas Kesehatan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010Data dalam RPJMN 2010-2014

Pekerjaan Umum

Pada urusan Pekerjaan Umum, gambaran umum mencakup tingkat pelayanan

prasarana jalan, yang ditunjukkan oleh indikator proporsi panjang jalan yang

berkondisi baik. Ditinjau dari kondisi permukaan jalan (baik, sedang, rusak), dari total

panjang jalan kabupaten di Kabupaten Ogan Komering IlirTahun 2009 yaitu 1.853,57

km,22,43% panjang jalan berada pada kondisi baik, 31,40% berada pada pada kondisi

sedang, dan sisanya (46,17%) berkondisi rusak. Panjang jalan nasional dan provinsi

yang berkondisi rusak pada tahun yang sama (2009), masing-masing adalah 6% dan

3%. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan jaringan jalan kabupaten sangat

tidak memadai karena lebih dari 40% panjang jalan berada pada kondisi rusak. Dengan

kata lain, hanya sekitar 54% dari panjang jalan kabupaten yang tersedia yang mampu

berfungsi optimal.

Gambar. G-1.10

98%

56%

80%

98%

84%

80%

99%

95%

90%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Angka partisipasi sekolah SD/MI

Angka partisipasi sekolah SMP/MTs

Cakupan Desa/kelurahan Universal ChildImmunization (UCI)

Capaian Pembangunan Pendidikan dan KesehatanKabupaten Ogan Komering Ilir

Data 2009 Data Nasional 2009 Target Nasional 2014

Page 32: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 32 -

Sumber: Data Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Gambar. G-1.11

Sumber: Data Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Perumahan dan Permukiman

Perumahan

Tinjauanterhadap proporsi rumah layak huni, digunakan data proporsi rumah

tangga yang memenuhi kriteria rumah sehat. Sampai dengan Tahun 2009, telah

terdapat sekitar 155.592 unit rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat di

Kabupaten Ogan Komering Ilir. Angka ini setara dengan87,8% dari seluruh unit rumah

yang ada. Dengan demikian masih terdapat 22,20% rumah yang belum merupakan

rumah layak huni. Capaian ini telah hampir menyamai data capaian nasional 2009 dan

diharapkan mampu memenuhi target nasional 2014 sebesar 100%.

Air Bersih

0

20

40

60

Baik Sedang Rusak

22,4331,4

46,17

Proposi Panjang Jalan Kabupaten OKI Menurut KondisiPermukaan (%)

0%

20%

40%

60%

Nasional Provinsi Kabupaten

6% 3%

46,17%

Proporsi Jalan Dalam Kondisi Rusak (%)

Page 33: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 33 -

Ditinjau dari proporsi rumah tangga yang telah menggunakan air bersih,

sampai dengan 2009 baru 28% rumah tangga yang telah mengakses sumber air

minum yang layak dan berkelanjutan. Angka ini masih dibawah data capaian nasional

2009 (47,63%), masih jauh dari target MDGs 2015 (60%) dan target nasional 2014

sebesar 70%.

Sanitasi

Sampai dengan 2009, telah terdapat sekitar 87,8% rumah tangga merupakan

rumah tinggal bersanitasi. Dengan kata lain sekitar 88% penduduk Kabupaten Ogan

Komering Ilir telah memiliki akses kepada sanitasi yang layak.Angka ini telah melebihi

data capaian nasional 2009 sebesar 51% dan target MDGs sebesar 62%. Diharapkan

sampai dengan 2014, Kabupaten Ogan Komering Ilir mampu mencapai target nasional

2014 sebesar 100% rumah tangga telah bersanitasi.

Drainase

Jaringan drainase dan pengendali banjir merupakan prasarana yang berfungsi

menghindarkan/melindungi penduduk dari ancaman banjir dan genangan. Sampai

dengan saat ini, frekuensi terjadinya genangan/banjir adalah 1 kali per tahun. Adapun

daerah yang rawan banjir adalah Kecamatan Lempuing, Kecamatan Lempuing Jaya,

dan Kecamatan Tanjung Lubuk. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kapasitas

pelayanan prasarana drainase dan pengendali banjir yang telah tersedia saat ini masih

belum memadai.

Rumah tangga berlistrik

Ditinjau dari proporsi rumah tangga berlistrik, sampai dengan 2009 baru

sekitar 40,6% rumah tangga dari seluruh rumah tangga di Kabupaten Ogan Komering

Ilir yang telah memanfaatkan pelayanan listrik. Adapun cakupan desa yang berlistrik

(rasio desa berlistrik) baru mencapai 72,3%. Fakta ini menunjukkan bahwa daya

jangkau dan tingkat pemanfaatan pelayanan listrik masih belum memadai. Capaian ini

masih relatif rendah jika dibandingkan dengan data nasional 2009 sebesar 66,3% dan

target nasional 2014 sebesar 80% untuk proporsi rumah tangga yang telah

menjangkau pelayanan listrik. Adapun cakupan desa yang telah dijangkau jaringan

listrik, secara nasional ditargetkan mencapai 100% pada 2014.

Page 34: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 34 -

Gambar. G-1.12

Sumber : Data Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010, Data dalam RPJMN 2010-2014

Penataan ruang

Rencana Penataan Pola Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir, meliputi:

1. Rencana pola ruang kawasan lindung;

Penetapan kawasan lindung dilakukan dengan mengacu pada kawasan

lindung yang telah ditetapkan secara nasional dan memperhatikan kawasan lindung

yang ditetapkan oleh provinsi dan kabupaten. Rencana pengembangan kawasan

lindung meliputi:

a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya adalah

wilayah perlindungan terhadap keberadaan gambut sebagai penambat air dan

pencegah banjir. Wilayah lindung gambut berada di Kecamatan Pampangan,

Pengkalan Lampam, Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Lempuing, Lempuing Jaya,

dan Kecamatan Air Sugihan.

b. Kawasan perlindungan setempat meliputi:

Sempadan pantai berupa kawasan hutan lindung pantai, yang menyebar

disepanjang kawasan pantai Timur yang berada di Kecamatan Air Sugihan,

Cengal, dan Sungai Menang seluas 105.159 hektar.

Sempadan sungai dikembangkan pada seluruh aliran sungai yang ada di

kabupaten seperti Sungai Komering, Sungai Lempuing, Sungai

Sugihan/Buluran Riding, Sungai Jeruju, Sungai Dua Belas, Sungai Mesuji dan

anak sungainya.

28,0%

87,8%

40,6%47,6%

51,0%

66,3%70%

100%

80%

0,0%

20,0%

40,0%

60,0%

80,0%

100,0%

Rumah tanggapengguna air bersih

Rumah tangga ber-Sanitasi

Rumah tanggapengguna listrik

Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Sanitasi, danListrik

Data Kab. OKI 2009

Data Nasional 2009

Target Nasional 2014

Page 35: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 35 -

Kawasan sekitar danau dan/atau rawa yaitu Danau Air Nilam, Danau Deling,

Danau Teluk Gelam, Danau Rasau, Danau Air Itam, dan Danau Teloko;

Kawasan terbuka hijau, yang menyebar di kawasan perkotaan dan bukan

perkotaan.

c. Kawasan suaka alam;

Kawasan Suaka Alam adalah Kawasan Hutan Suaka Alam Padang Sugihan di

Kecamatan Pangkalan Lampam seluas kurang lebih 4.828 hektar.

d. Kawasan rawan bencana alam, meliputi:

Kawasan rawan banjir, meliputi Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya,

Tanjung Lubuk, Sirah Pulau Padang, dan Kecamatan Jejawi;

Kawasan rawan kebakaran hutan dan/atau rawa bergambutmeliputi

Kecamatan Kota Kayuagung, Sungai Menang, Pedamaran Timur, Pedamaran,

Lempuing, Lempuing Jaya, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Cengal,

Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, dan Kecamatan Air

Sugihan.

e. Kawasan lindung geologi, meliputi:

Kawasan rawan bencana tsunami, menyebar diseluruh kawasan pesisir pantai

Timur yang meliputi Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan

Kecamatan Sungai Menang;

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, berupa kawasan

imbuhan air tanah seperti Sungai, Rawa dan Danau yang berada di Kabupaten

Ogan Komering Ilir.

2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Penetapan kawasan budidaya dilakukan dengan mengacu pada kawasan

budidaya yang memiliki nilai strategis nasional, serta memperhatikan kawasan

budidaya provinsi dan kabupaten. Rencana pengembangan kawasan budidaya di

Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri atas:

a. Kawasan hutan produksi

Rencana Pengembangan Kawasan Hutan Produksi, meliputi kawasan Hutan

Produksi Tetap (HPT) yang terletak di Kecamatan Pedamaran dan Pedamaran Timur

seluas 9,986 ha dan HPT seluas 615.504 ha yang tersebar di Kecamatan Air Sugihan,

Tulung Selapan, Cengal, Lempuing, Mesuji, dan Sungai Menang.

b. Kawasan hutan rakyat

Rencana Pengembangan Hutan Rakyat dilakukan diluar kawasan hutan. Rencana

pengembangan hutan rakyat dilakukan di seluruh wilayah Kabupaten yang memiliki

potensi dan sesuai untuk pengembangan hutan rakyat, meliputi Kecamatan Air

Sugihan, Cengal, Sungai Menang, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Lempuing,

Page 36: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 36 -

Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Tanjung Lubuk, Pedamaran, Pedamaran Timur,

Pampangan dan Kecamatan Pangkalan Lampam.

c. Kawasan perkebunan

Rencana pengembangan kawasan perkebunan, dilakukan di seluruh wilayah

kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan perkebunan,

meliputi Kecamatan Air Sugihan, Cengal, Sungai Menang, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji

Makmur, Lempuing, Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Tanjung Lubuk, Pedamaran,

Pedamaran Timur, Pampangan, dan Kecamatan Pangkalan Lampam.

d. Kawasan pertanian pangan

Rencana pengembangan kawasan Pertanian Pangan, dilakukan di seluruh wilayah

kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan pertanian pangan,

meliputi:

Kawasan pertanian lahan sawah lebak dikembangkan di seluruh wilayah

Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan

pertanian sawah lebak seperti di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam,

Pedamaran, Kota Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi, Pampangan, Pangkalan

Lampam dan Kecamatan Tulung Selapan.

Kawasan pertanian sawah tadah hujan dikembangkan di seluruh wilayah

Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan

pertanian sawah tadah hujan seperti di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya,

Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya dan Kecamatan Pedamaran Timur.

Kawasan pertanian sawah pasang surut dikembangkan di seluruh wilayah

Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan

pertanian pasang surut seperti di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal,

dan Sungai Menang.

Kawasan pertanian sawah irigasi teknis dikembangkan di wilayah Kabupaten

Ogan Komering Ilir yang dapat dijangkau oleh jaringan irigasi Uper Komering

yakni di Kecamatan Lempuing seluas kurang lebih 13.000 hektar.

Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura dikembangkan di wilayah

Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan

pertanian lahan kering dan hortikultura. Untuk pertanian lahan kering

diKecamatan Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Pedamaran Timur, Lempuing

dan Lempuing Jaya. Untuk Holtikultura di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk

Gelam, Pedamaran, Kota Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi, dan Kecamatan

Pampangan.

e. Kawasan perikanan dan kelautan

Rencana pengembangan kawasan perikanan dan kelautan, dilakukan di seluruh

wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki potensi dan sesuai untuk

pengembangan perikanan, meliputi:

Page 37: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 37 -

Perikanan tangkap dikembangkan di kawasan pantai Timur Kecamatan Air

Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;

Perikanan budidaya yang terdiri dari budidaya laut dan budidaya tambak serta

budidaya air tawar. Perikanan budidaya laut dan budidaya tambak dikembangkan

di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai

Menang. Perikanan budidaya air tawar, dikembangkan di Kecamatan Kota

Kayuagung (karamba), Sirah Pulau Padang (karamba), Jejawi (karamba),

Pampangan, Pangkalan Lampam, Pedamaran, Tanjung Lubuk dan Kecamatan

Teluk Gelam.

f. Kawasan peternakan

Rencana pengembangan kawasan peternakan,dilakukan di seluruh wilayah

kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan peternakan,

meliputi:

Peternakan Sapi danKerbau Rawa di Kecamatan Pampangan, Pangkalan Lampam,

dan Kecamatan Tulung Selapan.

Peternakan Sapi, Kambing dan Unggas diKecamatan Pedamaran, Pedamaran

Timur, Kota Kayuagung, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Lempuing Jaya, Lempuing,

Mesuji, Mesuji Raya dan Mesuji Makmur.

g. Kawasan pertambangan

Rencana pengembangan kawasan pertambangan, dilakukan di Wilayah

Pertambangan (WP) yang menyebar di seluruh kecamatan yang memiliki potensi

bahan tambang, meliputi:

Tambang galian golongan C seperti Pasir di Kecamatan Kota Kayuagung,

Pedamaran, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Lempuing, dan Kecamatan Lempuing

Jaya.

Pasir Kuarsa di Kecamatan Cengal dan Kecamatan Tulung Selapan.

Batubara Muda dan Gas Metan/Coal Bed Metane (CBM) di Kecamatan Sungai

Menang, Pedamaran Timur, Lempuing, Mesuji Raya, Mesuji dan Kecamatan

Mesuji Makmur.

h. Kawasan industri

Rencana pengembangan kawasan industri, dilakukan pada kawasan yang sesuai

untuk pengembangan industriseperti:

Industri pengolahan hasil perkebunan Kelapa Sawit berupa Crude Palm Oil (CPO)

di Kecamatan Pedamaran Timur, Lempuing Jaya, Lempuing, dan Kecamatan

Mesuji.

Page 38: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 38 -

Industri Pengolahan Kayu dari Hutan Tanaman Industri di Kecamatan Tulung

Selapan dan Kecamatan Cengal.

Industri Pengolahan hasil tambang Pasir Kuarsa di Kecamatan Cengal.

Industri Batu Bata di Kecamatan Lempuing Jaya, Lempuing, Teluk Gelam, Kota

Kayuagung dan Kecamatan Sirah Pulau Padang.

Industri Beras (Milling Rice) di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya dan

Kecamatan Sirah Pulau Padang.

Industri pengolahan ikan dan udang di Kecamatan Sungai Menang.

Industri kecil dan rumah tangga seperti Kripik Pisang, Kemplang, Pengawetan

Ikan (Sale), dan Tikar Purun di Kecamatan Kota Kayuagung, Tanjung Lubuk,

Pedamaran.

i. Kawasan pariwisata

Rencana pengembangan kawasan pariwisata, memperhatikan kawasan dan jenis

wisata yang dikembangkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, terdiri dari:

Kawasan Wisata Budaya di Kecamatan Kayuagung, Tanjung Lubuk, dan

Kecamatan Pampangan;

Kawasan Wisata Alam berupa wisata olahraga Dayung dan Sky Air di Danau Teluk

Gelam Kecamatan Teluk Gelam;

j. Kawasan permukiman

Rencana pengembangan kawasan permukiman, meliputi permukiman perkotaan

dan permukiman perdesaan dikembangkan diseluruh wilayah kabupaten yang

memenuhi kriteria sebagai permukiman yang, terdiri dari:

Kawasan Permukiman Perkotaan meliputi: Kawasan Perkotaan Kota Kayuagung;

Kawasan Perkotaan Tugumulyo; danKawasan Perkotaan Tulung Selapan.

Kawasan Permukiman Perdesaandi seluruh wilayah kecamatan diluar kawasan

perkotaan Kota Kayuagung, Tugumulyo, dan Kota Tulung Selapan yang

memenuhi kriteria sebagai permukiman.

k. Kawasan peruntukan lainnya

Rencana pengembangan kawasan budidaya peruntukan lainnya, diatur dalam

standar dan kriteria teknis pemanfaatan ruang dan merupakan persyaratan minimal

yang berlaku di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, meliputi:

Kawasan kantor pemerintahan;

Kawasan pendidikan;

Kawasan pertahanan keamanan daerah dan lingkungan;

Kawasan budidaya perairan di wilayah perairan umum (Sungai, Danau, Rawa, dan

Lebak) serta kawasan pantai timur.

Page 39: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 39 -

3. Pengembangan Wilayah Berbasis Rawa

Lebih dari 65% dari luas Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan lahan rawa.

Oleh karena itu, pengembangan wilayah ini harus memperhatikan karakteristik dan

daya dukung kawasan rawa. Lahan-lahan rawa umumnya dicirikan dengan tata air

yang kurang baik dan lahan dengan kandungan bahan organik yang tinggi serta

miskin akan kandungan mineral. Dengan demikian pengembangan kawasan-kawasan

rawa sebagai kawasan budidaya pertanian perlu pengembangan sistem tata air yang

baik dan memanfaatkan teknologi ameliorasi dengan bahan-bahan yang

mengandung mineral yang dibutuhkan tanaman. Disamping itu, kawasan rawa di

Kabupaten Ogan Komering Ilir juga berpotensi dikembangkan sebagai kawasan

perikanan darat. Pada musim hujan banyak kawasan rawa-rawa merupakan kawasan

penangkapan ikan air tawar. Kawasan rawa yang menjadi kawasan penangkapan ikan

air tawar dalam bahasa lokal disebut lebak lebung.

Perhubungan

Ditinjau dari kontribusi sektor terhadap PDRB, selama 2005-2009, sektor

perhubungan—pengangkutan dan telekomunikasi—baru menyumbang kurang dari

1,50% terhadap PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sumbangan terbesar sektor

pengangkutan dan telekomunikasi terhadap PDRB KABUPATEN OGAN KOMERING

ILIR adalah pada tahun 2005, yaitu 1,00%. Namun jika ditinjau dari pertumbuhan

sektor, pertumbuhan sektor pengangkutan dan telekomunikasi pada 2007 dan 2008

mampu melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi KABUPATEN OGAN KOMERING

ILIR pada tahun berkenaan. Dapat dikatakan bahwa sektor pengangkutan dan

telekomunikasi menunjukkan kemajuan dalam dua tahun terakhir dan prospek untuk

terus berkembang.

Jaringan transportasi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari

transportasi jalan dan transportasi sungai. Dari seluruh kegiatan perhubungan yang

telah berlangsung dalam lima tahun terakhir, rasio izin Trayek dan izin Usaha

Kendaraan mencapai 74,18%. Dapat dikatakan bahwa masih ada sekitar 26% angkutan

yang beroperasi saat ini belum dilengkapi izin trayek namun keberadaannya

diperlukan masyarakat.

Keterpaduan Antarmoda Transportasi

Kabupaten Ogan Komering Ilir mempunyai moda transportasi jalan dan

transportasi sungai. Moda transportasi jalan terutama terdapat di bagian Barat

Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sementara aksesibilitas bagian Timur Kabupaten

Ogan Komering Ilir didominasi oleh angkutan sungai. Berdasarkan kondisi tersebut,

maka pengembangan sistem transportasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir harus

memadukan moda angkutan jalan dan moda angkutan sungai.

Page 40: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 40 -

Transportasi jalan

Transportasi jalan umumnya telah melayani kawasan Barat dan kawasan

tengah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Hal ini didukung oleh ketersediaan jaringan

jalan yang lebih baik daripada di kawasan Timur. Kondisi tersebut turut dipengaruhi

oleh jenis tanah pendukungnya. Kawasan Timur lebih didominasi oleh lahan rawa

dengan kondisi tanah lebih lembek, sehingga menjadi kendala yang cukup signifikan

dalam mengembangan jaringan jalan di daerah tersebut karena dana yang diperlukan

per km jalan-nya akan lebih besar. Jaringan jalan yang ada hingga saat ini sebagian

besar merupakan jalan tanah, menyebar hampir di setiap desa/kota ke pedalaman

dan menghubungkan desa/kota ataupun sebagai akses ke lahan

pertanian/perkebunan.

Dari total panjang jalan kabupaten yang tersedia saat ini hanya sekitar22,4%

yang berada dalam kondisi baik. Selebihnya, dalam kondisi sedang, rusak dan rusak

berat yang mengakibatkan tingkat aksesibilitas masih sangat rendah; dan

mengakibatkan perkembangan daerah tersebut hampir tidak ada. Kondisi jalan yang

demikian menjadi permasalahan utama dalam konteks pengembangan daerah, dan

tentunya mempengaruhi aktifitas ekonomi yang pada gilirannya berdampak pula

terhadap pendapatan daerah.

Transportasi sungai

Sungai utama di Kabupaten Ogan Komering Ilir diantaranya Sungai Komering

dan Sungai Mesuji. Selain itu, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dialiri juga

sungai-sungai kecil, yaitu Sungai Jeruju, Sungai Sekapuk, Sungai Riding, Sungai

Pedada, Sungai Belida, Sungai Bebatan, Sungai Lempuing, Sungai Deras, Sungai Dua

Belas, Sungai Sugihan, Sungai Padang, Sungai Burnai, Sungai Kuala, Sungai Lebung

Hitam, Sungai Sunur, dan Sungai Pasir. Dalam konteks transportasi, sungai-sungai di

Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peran yang sangat vital. Peran sungai sebagai

sarana transportasi terasa masih dominan terutama di kawasan Timur Kabupaten

Ogan Komering Ilir, yaitu di daerah Kecamatan Air Sugihan, Cengal, dan Sungai

Menang.

Pola pergerakan transportasi air eksisting yaitu pola Hub dan Spoke. Pola pergerakan

yang ada, terdiri dari rute:

Palembang – Air Sugihan

Palembang – Pedamaran

Palembang – Pampangan

Pola tersebut memperlihatkan Palembang berfungsi sebagai Hub dan daerah tujuan

sebagai Spoke.

Sungai Menang – Gajah Mati

Sungai Menang – Wahyuni Mandira

Sungai Menang – Pematang Panggang

Page 41: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 41 -

Dalam pola ini kecamatan Sungai Menang sebagai Hub dan daerah tujuan sebagai

Spoke.

Tulung Selapan – Simpang Tiga – Sungai Lumpur

Tulung Selapan – Cengal

Tulung Selapan – Kayu Ara

Pada pola ini Tulung Selapan sebagai Hub dan daerah tujuan sebagai spoke.

Untuk mengangkut hasil perikanan dan produk lainnya dari wilayah Pantai

Mesuji dan sekitarnya direncanakan akan dibangun dermaga di Sungai Mesuji oleh PT.

Wahyu Mandira. Sedangkan, untuk mengangkut hasil perikanan dan produk lainnya

dari wilayah Sungai Lumpur, sekarang tengah dibangun dermaga TPI di Sungai

Lumpur di daerah Simpang Tiga. Jalur pelayaran sungai sudah mengalami perbaikan

seperti yang sudah dilakukan di Kecamatan Air Sugihan oleh pemerintah kabupaten

dengan menormalisasi alur anak sungai dari Tulung Selapan ke Simpang Tiga dan

pengerukan kanal di Tulung Selapan sehingga pada saat air surut alur masih dapat

dilayari.

Mengingat kondisi tanah di sejumlah wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ilir

kurang mendukung bagi pengembangan prasarana jalan dan bahwa potensi alur

sungai sangat tinggi sebagai jalur transportasi, maka pengembangan dan

pengelolaan jalur transportasi sungai di Kabupaten Ogan Komering Ilir harus menjadi

prioritas.

Lingkungan Hidup

Urusan Lingkungan hidup yang paling menonjol adalah penanganan sampah

dan air bersih.

Penanganan Sampah

Penanganan sampah yang kurang baik dapat membawa dampak yang buruk

pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau

ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai

dampak kesehatan yang serius. Penanganan sampah Kabupaten Ogan Komering Ilir

sudah cukup baik, dimana pada tahun 2009 persentase penanganan sampah di

Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mencapai 90,90%. Angka tersebut telah

melampaui target nasional 2014 sebesar 80%. Capaian cakupan penanganan sampah

hampir mencapai 100% sehingga dapat dikatakan hampir semua kawasan telah

memperoleh pelayanan persampahan.

Gambar. G-1.13

Page 42: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 42 -

Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar dan Pertamanan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Air bersih

Tinjauan terhadap cakupan pelayanan air bersih menunjukkan bahwa baru

28% rumah tangga yang telah memiliki akses terhadap air bersih yang aman dan

berkelanjutan.Penyediaan air baku untuk air minum di Kabupaten Ogan Komering Ilir

belum merata. Proporsi kecamatan yang telah dilayani instalasi pengolahan air minum

(PAM) adalah 61% sedangkan 39% kecamatan belum dilayani PAM. Kecamatan yang

belum dilayani instalasi air minum tersebut adalah Kecamatan Lempuing, Kecamatan

Sungai Menang, Kecamatan Cengal, Kecamatan Jejawi, dan Kecamatan Air Sugihan.

Kecamatan Cengal dan Kecamatan Air Sugihan termasuk kecamatan yang rawan air,

karena kondisi wilayah tersebut dipengaruhi intrusi air asin dan curah hujan yang

rendah.

Instalasi pengolahan air minum saat ini berada di Kecamatan Mesuji dengan

kapasitas terpasang 5 liter/detik yang berasal dari sumber air sumur bor, Kecamatan

Tulung Selapan dengan kapasitas 5 liter/detik yangberasal dari sumber air sumur bor,

Kecamatan Pedamaran berkapasitas 10 liter/detik dengan memanfaatkan sumber air

baku dari sungai, Kecamatan Tanjung Lubuk dengan kapasitas 10 liter/detik dengan

sumber air dari sumur bor, Kota Kayuagung dengan kapasitas 40 liter/detik yang

diperoleh dari sumber air sungai, dan Kecamatan Sirah Pulau Padang dengan

kapasitas 10 liter/detik yang diambil dari sumber air sungai. Total kapasitas terpasang

seluruhnya 80 liter/detik dan sanggup melayani air bersih perpipaan untuk 14,69%

rumah tangga.

Rasio pelayanan air bersih perpipaan Kabupaten Ogan Komering Ilir baru

mencapai 14,69% rumah tangga. Atas dasar rasio pelayanan air minum saat ini sebesar

14,69%, dan kebutuhan air minum untuk rumah tangga sebesar 600 liter/orang maka

proyeksi kebutuhan total air minum di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 80

liter/detik pada tahun 2010, 97 liter/detik pada tahun 2015, 114 liter/detik pada tahun

2020, dan 176 liter/detik pada tahun 2025. Dengan demikian, pengelolaan distribusi air

minum perpipaan untuk meningkatkan cakupan rumah tangga yang terlayani air

70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

Persentase penanganansampah 90,90%

80%

Persentase Penanganan Sampah Kabupaten OKI

Target Nas.2014 Data 2009

Page 43: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 43 -

minum perlu menjadi perhatian sampai dengan 2025. Selanjutnya, masih diperlukan

upaya pengembangan kapasitas terpasang beserta jaringan distribusinya sehingga

prasarana air bersih termasuk pengelolaan air laut menjadi air tawar Kabupaten Ogan

Komering Ilir mampu memenuhi kebutuhan air minum penduduknya secara andal,

efisien, aman, dan berkelanjutan.

Gambar. G-1.14

Sumber : PDAM Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Secara umum, tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan di

Kabupaten Ogan Komering Ilir diperlihatkan dalam Gender-related Development Index

(GDI) atau indeks pembangunan yang bertalian dengan gender dan Gender

Empowerment Measure (GEM) atau ukuran pemberdayaan gender. Pencapaian GDI di

Kabupaten Ogan Komering Ilir meliputi indikator tingkat pendapatan yang diperoleh

perempuan mencapai 45,45%; angka harapan hidup perempuan sekitar 66 tahun;

angka melek huruf 94,60%;dan lama pendidikan 6,7 tahun. Sedangkan pencapaian

GEM ditunjukkan oleh indikator proporsi perempuan dalam parlemen yang mencapai

9,76%, proporsi perempuan yang menduduki jabatan manajerial mencapai 14,56%, dan

partisipasi angkatan kerja perempuan mencapai 39,34% dari rasio penduduk yang

bekerja sebesar 68% Angka partisipasi angkatan kerja perempuan Kabupaten Ogan

Komering Ilir masih jauh dibandingkan dengan data nasional sebesar 52%.

Pemberdayaan perempuan di masa mendatang diharapkan mampu menjadikan

tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sedikitnya sama dengan capaian

nasional 2009 sebesar 52%.

0% 20% 40% 60% 80%

28%

60%

48%

70%

Persentase Penduduk ber-Akses Air MinumKabupaten OKI

Target Nas.2014 Data Nas.2009 MDGs Data 2009

Page 44: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 44 -

Gambar. G-1.15

Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Ketenagakerjaan

Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang

dimaksud dengan ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan

tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

Tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja (dalam literatur:

15-64 tahun). Di Indonesia dipakai batasan umur 10 tahun. Tenaga kerja adalah jumlah

seluruh penduduk dalam usia kerja dalam suatu negara yang dapat memproduksi

barang dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau

berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.

Berdasarkan publikasi ILO (International Labour Organization), penduduk

dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja

dikatakan juga sebagai penduduk usia kerja, yaitu penduduk usia 15 tahun atau lebih,

seiring dengan program wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya, tenaga kerja dibedakan

menjadi: angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (penduduk yang sebagian besar

kegiatannya adalah bersekolah, mengurus rumah tangga, atau kegiatan lainnya selain

bekerja). Angkatan kerja merupakan bagian penduduk yang sedang bekerja dan siap

masuk pasar kerja, atau dapat dikatakan sebagai pekerja dan merupakan potensi

penduduk yang akan masuk pasar kerja. Sedangkan, bukan angkatan kerja adalah

bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari kerja.

Data angkatan kerja Kabupaten Ogan Komering Ilir selalu berfluktuatif antara

tahun 2005-2009, dimana jumlah angkatan kerja Kabupaten Ogan Komering Ilir paling

besar terjadi pada tahun 2005 sebesar 363.577 orang, tetapi mengalami penurunan

pada tahun 2009 menjadi sebesar 344.343 orang.

0% 50% 100%

Rasio penduduk yangbekerja

Partisipasi angkatankerja perempuan

68%

39%

92%

52%

Partisipasi Angkatan Kerja PerempuanKabupaten OKI

Data Nas.2009

Data 2009

Page 45: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 45 -

Rasio penduduk yang bekerja pada Tahun 2009 baru sebesar 68%.

Selanjutnya, penanganan ketenagakerjaan diharapkan mampu meningkatkan

lapangan kerja baru sehingga rasio penduduk yang bekerja sedikitnya sama dengan

target nasional 2014 sebesar 94% dan menekan tingkat pengangguran terbuka dari 7%

pada 2009 menjadi kurang dari 5% pada akhir pembangunan jangka panjang

Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025.

Gambar. G-1.16

Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam Angka 2009Keterangan : 1 = Tahun 2005, 2 = Tahun 2006, 3 = Tahun 2007, 4 = Tahun 2008, 5 = Tahun 2009

Gambar. G-1.17

Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka 2009 dan RPJMN 2010-2014

0

100

200

300

400

1 2 3 4 5

363,577 350,846 353,393311,029

344,343

175,24 186,062

124,817

276,094

166,196

Angka KetenagakerjaanKabupaten OKI 2005-2009

Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja

67%

7%

92%

8%

94%

6%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Rasio penduduk yang bekerja

Tingkat pengangguran terbuka

Kinerja Ketenagakerjaan Kabupaten OKI

Capaian Kab. OKI 2009 Capaian Nasional 2009

Target Nasional 2014

Page 46: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 46 -

Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu lembaga

kekuatan ekonomi yang mampu berperan dalam pembangunan. Oleh karena itu,

koperasi dan UKM tidak hanya dapat memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan

para anggotanya, namun diharapkan berperan lebih besar, sehingga dapat

menggerakkan perekonomian daerah. Dalam upaya pengembangan Koperasi dan

UKM, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir sampai dengan Tahun 2009 telah

memberikan dukungan melalui pemberian bantuan modal, pelatihan / penyuluhan,

dan pembinaan manajerial. Bantuan tersebut berupa modal Rp. 180.000.000 untuk

90 Up2K, Rp. 1.700.000.000 untuk 29 unit usaha Koperasi Simpan Pinjam dan Rp.

7.715.000.000 untuk 29 Koperasi Unit Desa.

Gambar. G-1.18

Sumber : Dinas Perindag dan Koperasi Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009Keterangan : 1 = Tahun 2005, 2 = Tahun 2006, 3 = Tahun 2007, 4 = Tahun 2008, 5 = Tahun 2009

Pembangunan bidang Koperasi dan UKM di Kabupaten Ogan Komering Ilir

sampai dengan 2009 telah berhasil membentuk 315 unit lembaga koperasi dengan

jumlah anggota 9304 orang, dengan jumlah simpanan mencapai Rp 62.514.679.000.

0

100

200

300

400

1 2 3 4 5

189 205240 255

285248 258 273 288

315

76,21 79,46 87,91 88,54 90,48

Jumlah Koperasi Kabupaten OKI2005-2009

Jumlah koperasi aktif Jumlah koperasi Persentase koperasi aktif

Page 47: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 47 -

Gambar. G-1.19

Sumber : Dinas Perindag dan Koperasi Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009Keterangan : 1 = Tahun 2005, 2 = Tahun 2006, 3 = Tahun 2007, 4 = Tahun 2008, 5 = Tahun 2009

Komunikasi dan Informatika

Pelayanan telekomunikasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir baru mampu

menjadikan proporsi rumah tangga yang telah menggunakan telepon (fixed line)

sebanyak 3.097 pelanggan atau baru mencapai 1,73% dari total rumah tangga.

Begitupun, cakupan rumah tangga pengguna telepon tidak dapat mencerminkan

kondisi riil tingkat pemanfaatan jaringan telekomunikasi, karena saat ini, sebagian

besar penduduk—sampai dengan desa-desa—menggunakan telepon selular (HP)

sebagai alat komunikasi. Selanjutnya, jika ditinjau dari tingkat penggunaan komputer

dan akses internet melalui komputer, persentase rumah tangga yang mengakses

internet melalui komputer (rumah) baru mencapai 0,57%. Adapun data capaian

nasional Tahun 2007 menunjukkan bahwa 9% rumah tangga telah memiliki komputer

personal dan mengakses internet dengan komputer di rumah (data Bappenas 2009

dan Laporan MDGs 2007). Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan

jaringan telekomunikasi dan kesiapan memanfaatkan teknologi informasi di

Kabupaten Ogan Komering Ilir masih sangat perlu ditingkatkan.

0

2000

4000

6000

8000

10000

1 2 3 4 5

1271

4143

6169

7675

9304

3 3 3 3 31268

4140

6166

7673

9301

Jumlah Seluruh UKM Kabupaten OKI2005-2009

Jumlah seluruh UKM Jumlah BPR/LKM Jumlah UKM non BPR/LKM

Page 48: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 48 -

Gambar. G-1.20

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

b. Urusan Pelayanan Pilihan

Urusan pilihan merupakan urusan pemerintah yang secara nyata ada dan berpotensi

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan

potensi unggulan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Pertanian

Pertanian Tanaman Pangan

Sampai dengan Tahun 2009, di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir ternyata

masih tersedia lahan yang cukup untuk pengembangan tanaman pangan dan

hortikultura. Potensi lahan yang tersedia seluas 183.429 hektar, dimana luas lahan

yang tidak ditanami masih mencapai 57.930 hektar dan luas lahan yang sementara

tidak diusahakan mencapai 36.940 hektar. Dengan kata lain, sekitar 52% potensi lahan

belum dioptimalkan pemanfaatannya. Potensi lahan yang dimaksud terdiri dari lahan

sawah lebak, lahan daerah irigasi, lahan pasang surut, lahan tadah hujan, dan lahan

kering. Di beberapa kecamatan masih tersedia lahan sawah lebak yang belum

dimanfaatkan, sepertidi Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Pedamaran,

Pedamaran Timur, Sungai Menang, Jejawi, dan Pampangan. Sementara lahan irigasi

hanya ada di Kecamatan Lempuing dan Lempuing Jaya seluas 650 hektar. Lahan

sawah pasang surut masih tersedia sangat luas di Kecamatan Air Sugihan yang

mencapai 30.563hektar.

Pada Tahun 2009, produksi padi Kabupaten Ogan Komering Ilir sebanyak

683.088 ton GKG dan surplus beras sebesar 272.225 ton. Selain tanaman pangan,

Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki potensi tanaman hortikultura yang bisa

dikembangkan lagi, seperti duku, durian, jeruk, pisang, sawo, manggis, dan buah-

0,00% 50,00% 100,00%

1,73%

61,72%

Persentase Panduduk Kabupaten OKI yang TelahMemanfaatkan Fasilitas Telepon

Data Nas.2009 Data 2009

Page 49: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 49 -

buahan lainnya. Upaya pengembangan dirasakan sangat penting karena produksi

buah-buahan dari tahun ke tahun berfluktuasi.

Tanaman duku masih didominasi oleh Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam

Sirah Pulau Padang, dan Pampangan. Tanaman durian paling banyak di Kecamatan

Tanjung Lubuk dengan jumlah pohon panen 21.325 pohon dan Kecamatan Sirah Pulau

Padang 13.932 pohon. Tanaman durian ini masih dapat dikembangkan di banyak

wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tanaman jeruk yang selama ini menggunakan

bibit asalan ternyata rentan terhadap penyakit virus. Di Kecamatan Pedamaran dan

Pedamaran Timur yang semula cukup luas dengan total 94.850 pohon jeruk, saat ini

sebagian besar sudah tidak produktif lagi. Perlu upaya pengadaan bibit jeruk bermutu

tinggi yang dapat menghasilkan buah jeruk yang disukai konsumen, dapat

menghasilkan jumlah buah yang banyak (produktivitas tinggi) dan tahan terhadap

hama dan penyakit.

Keluhan petani tanaman pisang dalam beberapa tahun terakhir terfokus pada

penyakit yang menyebabkan buah pisang menjadi rusak selagi muda. Sebagai contoh,

di Kecamatan Tanjung Lubuk dan Teluk Gelam tinggal hanya 1.081.326 pohon dari

yang sebelumnya 1.101.953 pohon, Kecamatan Sirah Pulau Padang yang semula

103.318 pohon saat ini hanya tinggal 100.998 pohon. Karena itu untuk meningkatkan

jumlah areal tanam pisang harus diikuti dengan upaya penyediaan bibit pisang

bermutu tinggi, antara lain yang tahan terhadap hama dan penyakit.

Tanaman nanas memerlukan lahan yang tidak digenangi air. Akan tetapi lahan

tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh perusahaan perkebunan besar baik sawit

maupun karet. Namun demikian, pada saat peremajaan perkebunan besar tersebut

masih dapat ditanami nanas sebagai tanaman sela. Total luas secara keseluruhan akan

cukup berarti dalam pengembangan tanaman nanas. Di Kecamatan Tulung Selapan

terdapat 85.622 tanaman nanas produktif, akan tetapi lahan tersebut tidak dapat

ditanami nanas lagi setelah perusahaan perkebunan besar menerima izin usaha

perkebunan (PT Lampung Karya Indah dan PT Nusantara Citrajaya) dari Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Tanaman sawo masih dapat dikembangkan melalui pemanfaatan lahan

pekarangan. Selama ini lahan pekarangan pada wilayah permukiman penduduk masih

belum efisien dari segi pemanfaatannya. Tanaman sawo termasuk tanaman yang

relatif memiliki resiko rendah. Artinya di samping bibit yang tersedia cukup baik dan

tanaman sawo umumnya relatif tahan terhadap hama dan penyakit tanaman, juga

merupakan tanaman buahan berumur panjang. Akan tetapi, saat ini jumlah pohon

panen terus menurun bahkan Kecamatan Mesuji, Mesuji Makmur dan Mesuji Raya

hanya ada 1.330 pohon panen produktif yang sebelumnya ada 3.024 pohon.

Buah manggis di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebenarnya memiliki potensi

yang cukup besar untuk dikembangkan, karena jenis tanaman ini mempunyai nilai

ekspor untuk memasuki pasar dunia. Hal ini disebabkan selain buah manggisnya yang

dikonsumsi, tetapi juga kulit buahnya bisa dipergunakan sebagai senyawa kimia tanin

Page 50: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 50 -

dalam industri kimia pada negara-negara maju, seperti Inggris, Perancis. Jerman,

Jepang, dan Amerika Serikat.

Tanaman manggis di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir masih sangat

sedikit. Karena itu, tanaman manggis tersebut perlu dikembangkan baik sebagai

tanaman pekarangan maupun kebun rakyat. Luas lahan pekarangan di Kabupaten

Ogan Komering Ilir yaitu 35.726 hektar.

Daerah pertanian tanaman pangan dan palawija yang cukup luas serta merata

pada hampir semua kecamatan akan mendukung penyediaan pakan ternak seperti

itik, ayam buras, kambing dan sapi. Daerah pemasaran yang strategis baik dalam

wilayah kabupaten, dalam Provinsi Sumatera Selatan maupun ke luar Provinsi

Sumatera Selatan dengan akses yang cukup memadai juga akan ikut mendorong

pengembangan sektor peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Peternakan merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Ogan

Komering Ilir. Ketersediaan lahan penggembalaan untuk pengembangan peternakan

terdapat hampir di beberapa kecamatan yang ada, seperti Kecamatan Pampangan,

Kecamatan Pangkalan Lampam dan Kecamatan Tulung Selapan yang cocok untuk

pengembangan peternakan kerbau rawa dan itik, Kecamatan Mesuji, Kecamatan

Mesuji Raya, Kecamatan Mesuji Makmur, Kecamatan Lempuing, Kecamatan

Lempuing Jaya dan Kecamatan Pedamaran Timur yang cocok untuk pengembangan

peternakan sapi, sementara untuk ayam potong cocok dikembangkan di Kecamatan

Tanjung Lubuk, Kecamatan Teluk Gelam, Kecamatan Jejawi dan Kecamatan Sirah

Pulau Padang.

Gambar. G-1.21

Sumber: Dinas Peternakan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010

33.846

15.354

28.168

2.067

23.897

830.000

160.000

142.990

- 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000

Sapi

Kerbau

Kambing

Domba

Babi

Ayam Kampung

Ayam Pedaging

Itik

Jumlah Populasi Ternak Kabupaten OKI Tahun 2009

Page 51: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 51 -

Perkebunan

Kontribusi subsektor perkebunan pada sektor pertanian sangat dominan.

Pada Tahun 2008 luas areal perkebunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapai

309.269 ha yang terutama didominasi oleh perkebunan karet dan kelapa sawit, serta

komoditi lain seperti kelapa, kopi, pinang, aren, kapuk, lada, dan kakao.

Berdasarkan potensi, baik ditinjau dari luas areal maupun serapan pasar,

maka pengembangan kedepan lebih dititik beratkan pada pengembangan komoditi

karet dan kelapa sawit pada perkebunan rakyat maupun kemitraan dengan

Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN).

Gambar. G-1.22

Sumber: Dinas PerkebunanKab.Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010

Data-data 2006-2009 menunjukkan bahwa areal perkebunan karet dan kelapa

sawit sangat mendominasi luas areal perkebunan yang ada. Lebih dari 50% luas areal

perkebunan adalah untuk ditanami karet, sedangkan sekitar 40% luas areal

perkebunan ditanami kelapa sawit. Adapun sisanya ditanami komoditi lainnya seperti:

kelapa, pinang, kopi, kapuk, aren, kakao, lada, jambu mete, kunyit, dan jahe.

0%

50%

100%

2006 2007 2008 2009

55% 60% 56% 52%40% 39% 41% 46%

Persentase Luas Areal Komoditi Karet dan Kelapa SawitTerhadap Luas Total Areal Perkebunan di Kab. OKI

2006-2009

Karet Kelapa Sawit

Page 52: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 52 -

Gambar. G-1.23

Sumber: Dinas PerkebunanKab.Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010

Data-data produksi perkebunan selama 2006-2009 menunjukkan bahwa

kelapa sawit merupakan komoditi unggulan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Produksinya mampu mencapai lebih dari 90% terhadap total produksi perkebunan

Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir. Adapun produksi komoditi karet mencapai 8%

dari keseluruhan produk perkebunan. Adapun sisanya—sekitar 6%--merupakan

komoditi kelapa, pinang, kopi, kapuk, aren, kakao, lada, jambu mete, kunyit, dan jahe.

Kehutanan

Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki kawasan hutan yang beragam fungsi,

terdiri dari hutan lindung 105.159 ha, hutan suaka alam 4.828 ha, hutan

produksi

615.504 ha, hutan produksi terbatas 9.986 ha, hutan produksi konversi seluas

188.913 ha, dan hutan rakyat 2.690 ha (dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010).

Apabila dibandingkan dengan luas wilayahnya (1.902.350 ha), seluas 924.390 ha atau

48,59% dari total luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan kawasan

hutan.

Selama hampir puluhan tahun sektor kehutanan tumbuh dan berkembang

dengan memberikan kontribusi penting bagi pembangunan di Kabupaten Ogan

Komering Ilir. Kondisi ini ditunjukkan oleh sebaran HPH pada waktu itu. Sektor

kehutanan juga telah berperan dalam upaya pengembangan pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah di pedalaman Kabupaten Ogan Komering

Ilir. Kondisi ini mendorong sektor kehutanan berperan sebagai tulang punggung

pembangunan ekonomi regional pada saat tersebut.

0%

50%

100%

2006 2007 2008 2009

7% 9% 8% 9%

73%90% 91% 90%

Produksi Komoditi Karet dan Kelapa SawitKabupaten OKI 2006-2009

Karet Kelapa Sawit

Page 53: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 53 -

Selain hal tersebut, pembangunan kehutanan pada masa lalu telah pula

menyebabkan degradasi baik luas maupun sumberdaya hutan. Data spasial analisis

penutupan lahan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 memperlihatkan bahwa

sekitar 53% kawasan hutan Kabupaten Ogan Komering Ilirtidak lagi berhutan dan 47%

masih tertutup vegetasi yang tidak produktif. Sehubungan dengan kondisi tsb,

rehabilitasi telah dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan hutan tanaman pada

kawasan hutan produksi. Sampai dengan Tahun 2010 telah ada 3 (tiga) investor

swasta nasional (Group Sinar Mas) yang telah melaksanakan pembangunan hutan

tanaman seluas 225.974,86 ha yang sebagian besar berada di kawasan Timur

Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pada Tahun 2008, salah satu perusahaan telah mulai

melaksanakan pemanenan, sedangkan dua perusahaan yang lain mulai panen

padaTahun 2010. Perusahaan ini juga merencanakan pembangunan pabrik pulp

(bubur kertas) di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Sub-sektor kehutanan masih memiliki kekuatan berdasarkan uraian data

ketersediaan lahan di atas. Melihat luasnya areal hutan tanaman yang akan dibangun

ke depan, sektor ini akan menjadi andalan pembangunan kehutanan dan akan

menjadi pula pusat pertumbuhan terutama di kawasan Timur. Dalam konteks

peningkatan kontribusi sektor kehutanan dalam pembangunan pada masa

mendatang, peran hutan rakyat akan lebih nyata apabila dikelola dengan program

dan manajemen yang jelas dan terarah. Pada masa lalu, masyarakat Kabupaten Ogan

Komering Ilir mengenal industri rakyat berupa anyam-anyaman berbahan rotan dan

bambu. Kedua komoditi ini dapat kembali dikembangkan pada sebagian wilayah

hutan rakyat dan juga sebagian dari hutan tanaman industri.

Peluang pengembangan sub-sektor kehutanan sangat besar dengan adanya

daya dukung lahan yang tersedia dan tersedianya ilmu pengetahuan dan teknologi

kehutanan mutakhir. Melalui pengembangan bibit tanaman kehutanan bernilai

ekonomi tinggi, kebutuhan kayu baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor

akan dapat terpenuhi. Di samping itu juga pengembangan hasil hutan bukan kayu

seperti rotan, bambu, lebah madu, sarang burung walet, getah dan damar dapat

dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan

menjadi sumber pendapatan asli daerah.

Sedangkan ancaman di sub-sektor kehutanan antara lain kurangnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan hutan, perambahan hutan,

tradisi pola ladang berpindah yang didahului dengan pemekaran lahan hutan dan

praktek illegal logging yang akan tetap menjadi ancaman bagi kelestarian hutan.

Pariwisata

Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang memiliki

potensi obyek wisata di Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu obyek wisata alam

yang menjadi andalan Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebuah objek wisata

alam yang cukup indah, yaitu Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam.

Kabupaten Ogan Komering Ilir juga masih menyimpan potensi obyek wisata alam

Page 54: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 54 -

lainnya yang tak kalah menarik yaitu Danau Rasau, Danau Ayek Itam, Danau Teloko,

Tanjung Manjangan, Bukit Batu, Sungai Komering, dan Pulau Maspari. Pada obyek

wisata ini memang secara bertahap masih harus dilakukan berbagai perbaikan dan

penambahan sarananya. Selain obyek wisata alam, Kabupaten Ogan Komering Ilir

juga memiliki potensi wisata budaya karena adat dan tradisi di wilayah ini sangatlah

beragam dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Kelautan dan Perikanan

Sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Ogan Komering Ilir terkait erat

antara lain dengan nelayan dan perikanan.

Nelayan dan kegiatan budidaya

Pertumbuhan rumah tangga perikanan (RTP) untuk perikanan tangkap

meningkat sebesar 0,28% per tahun, baik untuk perairan umum maupun untuk

perairan laut. Demikian halnya pada RTP perikanan budidaya air tawar terjadi

kenaikan per tahun sebesar 0,57%, namun RTP perikanan budidaya air payau justru

mengalami penurunan sebesar 3,26%.

Perkembangan armada perikanan di wilayah perairan umum tampak lebih

tinggi, yaitu sebesar 2,07%, sementara pada perairan laut hanya 0,28%. Hal ini

mengindikasikan bahwa perairan umum memiliki potensi yang lebih besar dilihat dari

perkembangan armada perikanan ini. Padahal wilayah laut sesungguhnya memiliki

potensi yang demikian besar untuk mengembangkan penangkapan ikan diatas 2 mil

yang menggunakan kapal ukuran > 56 T.

Armada perikanan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dikelompokkan

menjadi tiga bagian berdasarkan jenis perahu/kapal yang digunakan untuk operasi

penangkapan yaitu terdiri dari perahu tanpa motor, motor tempel dan kapal motor.

Armada terbesar adalah perahu tanpa motor yang mendominasi armada perairan

umum, namun untuk di laut didominasi oleh kapal motor dengan ukuran kurang dari 5

GT. Kondisi ini menunjukkan bahwa perkembangan sektor perikanan masih bersifat

tradisional sehingga di masa mendatang pengelolaannya perlu menerapkan teknologi

yang tepat guna, terjangkau, dan aman bagi lingkungan.

Berdasarkan data BPS tahun 2009, bahwa jumlah sangkar (karamba) dalam

budidaya ikan di air tawar berjumlah 2.398,9 buah. Jumlah ini mengalami penurunan

sebesar 0,45% dibanding tahun sebelumnya. Demikian halnya kolam budidaya ikan air

tawar yang sebelumnya seluas 125,21 ha pada saat ini mengalami sedikit penurunan

sebesar 0,86%. Namun demikian, budidaya ikan di air tawar pada areal persawahan

dengan fence system dengan luas 22,98 ha telah mengalami peningkatan sebesar

11,30% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan, luas budidaya ikan di air payau yang

seluas 21.782 ha telah pula mengalami penurunan sebesar 9,78% dibanding tahun

sebelumnya.

Page 55: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 55 -

Produksi Ikan

Secara umum produksi perikanan di Kabupaten Ogan Komering Ilir

meningkat, terutama budidaya air payau yang meningkat tajam akibat tingginya

produksi ikan bandeng. Hal ini disebabkan banyaknya pembudidaya udang beralih ke

bandeng atau membudidayakan udang dan bandeng bersama-sama secara

polyculture dalam satu tambak.

Produksi ikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir baik dari perairan umum

maupun dari perairan laut, selain dikonsumsi segar juga diawetkan dan diolah menjadi

ikan asin (penggaraman), ikan sale (pengasapan), terasi, dan bekasam. Jenis ikan air

tawar yang banyak dijadikan produk ikan asin adalah ikan gabus, sepat dan tambakan,

sedangkan jenis ikan laut seperti kakap, gulamah, senangin dan lain-lain. Ikan sale

umumnya dibuat dari jenis ikan baung dan lais untuk hasil perairan umum, sementara

dari hasil laut umumnya ikan mayung/ jambal, bedukang, lindu/ikan duri dan

sembilang.

Hasil perikanan, selain dipasarkan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir

sendiri, juga dipasarkan ke luar daerah, baik dalam provinsi maupun ke luar provinsi.

Tujuan pemasaran antara lain Palembang, Lahat, Pagar Alam, Prabumulih dan lain-

lain, sedangkan tujuan pasar di luar provinsi adalah Jakarta, Bandung, Padang,

Lampung dan lain-lain.

Sumbangan sektor kelautan dan perikanan terhadap PAD dari lelang lebak

lebung sebesar Rp 3.069.733.500, mengalami penurunan sebesar 12,95% dibanding

tahun lalu. Sedangkan dari sumber TPKP (Tanda Pencatatan Kegiatan Perikanan)

sebesar Rp 10.500.000,- juga mengalami penurunan sebesar 41,01% dibanding tahun

lalu. Hal demikian karena kebijakan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk

pembebasan sebagian areal lebak lebung.

Budidaya air payau terdapat di sepanjang pesisir pantai Timur Kabupaten

Ogan Komering Ilir. Potensi lahan budidaya air payau seluas ± 430.277 ha, terletak

dalam wilayah Kecamatan Air Sugihan, Kecamatan Tulung Selapan, Kecamatan

Cengal dan Kecamatan Sungai Menang. Potensi budidaya air tawar di kolam air

mengalir terdapat di Kecamatan Lempuing (Desa Kutapandan dan Cahaya Bumi),

kolam pasang surut di Kecamatan Air Sugihan dan Pemulutan serta kolam tadah

hujan di seluruh kecamatan. Potensi budidaya karamba terdapat hampir di seluruh

kecamatan, terutama yang dialiri sungai-sungai besar seperti Sungai Komering,

Sungai Lempuing, Sungai Mesuji dan lain-lain. Potensi budidaya ikan di sawah dengan

pola mix farming (mina padi) terdapat di wilayah yang dialiri irigasi teknis yaitu di Desa

Kutapandan dan Cahaya Bumi Kecamatan Lempuing. Potensi budidaya fence system

terdapat di area lebak dan sungai-sungai kecil.

Page 56: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 56 -

Perdagangan

Sektor perdagangan termasuk dalam sektor tersier yang merupakan

penunjang bagi perkembangan sektor-sektor unggulan seperti sektor pertanian,

peternakan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Produk-produk sektor unggulan

tersebut yang diperjualbelikan akan menjadi output bagi sektor perdagangan. Seiring

dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, jumlah sarana-sarana ekonomi

khususnya perdagangan terus mengalami penambahan. Tahun 2009, jumlah

pertokoan di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebanyak 495 unit, adapun pasar yang

sifatnya permanen/semi permanen ada sekitar 370 unit dan pasar tidak permanen

terdapat sekitar 76 unit.

Perindustrian

Pembangunan sektor industri pada hakikatnya merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan dan kesempatan kerja,

menyediakan barang dan jasa yang bermutu, berdaya saing di pasaran, meningkatkan

eksport non migas, menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor

pembangunan lainnya serta sekaligus mengembangkan kemampuan teknologi.

Pembangunan industri hulu dan hilir kelapa sawit dan karet di Kabupaten Ogan

Komering Ilir dilakukan secara bertahap, sehingga dampak pembangunan di sektor

industri belum merata di seluruh kawasan.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan

otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya

saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan

pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah

dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

a. Kemampuan ekonomi daerah

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah

adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness)

bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk

menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Tingkat

pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB, persentase penduduk

miskin, rasio penduduk yang berkerja, tingkat pengganguran, dan partisipasi

angkatan kerja perempuan.

Page 57: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 57 -

Gambar. G-1.24

Sumber: Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka, 2009

b. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Pelayanan kelistrikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir baru mampu

menghasilkan tingkat elektrifikasi desa (rasio desa berlistrik) mencapai 72% dan

tingkat elektrifikasi rumah tangga (persentase rumah tangga yang telah

menggunakan listrik) mencapai 40,6%. Dengan kata lain, masih terdapat 29% desa di

Kabupaten Ogan Komering Ilir yang belum dijangkau jaringan listrik dan masih

terdapat 59,4% rumah tangga yang belum menggunakan listrik.

Pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat di Kabupaten Ogan

Komering Ilir masih cukup memprihatikan, terutama di desa-desa yang jauh dari

ibukota kecamatan. Kawasan Barat memiliki tingkat elektrifikasi rumah tangga yang

lebih baik yaitu 86%, karena relatif dekat dengan ibukota kabupaten dan juga lebih

padat penduduknya. Tetapi semakin ke Timur, rasio elektrifikasi rumah tangga

semakin kecil, bahkan masih ada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Air Sugihan,

Kecamatan Cengal dan Kecamatan Sungai Menang yang sama sekali belum

terjangkau oleh jaringan listrik PLN.

Selain listrik PLN, masyarakat yang mampu ataupun perusahaan swasta,

terutama pada desa-desa yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN, banyak

menggunakan genset dengan kapasitas kecil (1-3 rumah menggunakan 1 genset

dengan kapasitas 2.000 VA). Berdasarkan pada hasil survei lapangan terungkap

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pertumbuhan PDRB

Persentase penduduk diatas gariskemiskinan

Rasio penduduk yang bekerja

Tingkat pengangguran terbuka

Partisipasi angkatan kerja perempuan

6%

82%

68%

7%

39%

6%

86%

92%

8%

52%

7%

90%

94%

6%

Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten OKI

Capaian Kab. OKI 2009 Capaian Nasional 2009 Target Nasional 2014

Page 58: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 58 -

bahwa pengadaan listrik dengan genset dilakukan masyarakat dengan sangat

terpaksa, walaupun bersifat sementara, karena terdesak akan kebutuhan energi

listrik. Masyarakat pun menyadarai bahwa pemakaian genset sebenarnya

mengandung banyak kelemahan, antara lain biaya operasional sangat tinggi (Rp/KWh

nya sangat mahal), karena menggunakan bahan bakar minyak yang harganya cukup

mahal, biaya perawatan mahal, kualitas sangat rendah (tegangan dan frekwensi tidak

stabil) dan efisiensinya sangat rendah.

Dalam upaya mengembangkan sistem tenaga listrik di wilayahnya, kendala

yang dihadapi Kabupaten Ogan Komering Ilir antara lain sumberdaya listrik (pusat

pembangkit dan gardu induk atau GI) sampai saat ini belum tersedia, sehingga

mayoritas kebutuhan daya listrik diperoleh dari gardu induk Simpang Tiga Inderalaya

di Kabupaten Ogan Ilir yang jaraknya lebih kurang 28 km dari Kota Kayuagung, dan

sebagian diperoleh dari gardu hubung Gumawang di Kabupaten OKU Timur.

Panjangnya saluran distribusi tersebut secara teknis menyebabkan sistem tenaga

lisrik di Kabupaten Ogan Komering Ilir akan sulit untuk dikembangkan, apalagi untuk

menjangkau kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir bagian Timur, karena rugi daya

dan jatuh tegangan akan semakin besar, dan bahkan akan melebihi batas toleransi

yang diizinkan.

Gambar. G-1.25

Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka, 2009

c. Iklim Berinvestasi

Iklim berinvestasi dapat dilihat dari kemudahan perizinan dan pengenaan

pajak yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Investasi yang akan masuk ke suatu

daerah akan bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang

bersangkutan. Daya saing investasi suatu daerah tidak terjadi dengan serta merta.

Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke

0,00% 50,00% 100,00%

Rasio ketersediaandaya listrik 59,50%

100%

Rasio Ketersediaan Listrik Kabupaten OKI

Target Nas.2009

Data 2009

Page 59: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 59 -

waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kemudahan dan kejelasan

mekanisme perijinan.

Kemudahan perizinan adalah proses pengurusan perizinan investasi yang

relatif sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Lama proses perijinan

merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu perizinan

(dalam hari).

Gambar. G-1.26

Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka, 2009

Keterangan:1. SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan2. TDP : Tanda Daftar Perusahaan3. IUI : Izin Usaha Industri4. TDI : Tanda Daftar Industri5. IMB : Izin Mendirikan Bangunan6. HO : Hinder Ordonantie/Izin Gangguan

Selain kemudahan perizinan, pengenaan pajak juga dapat mempengaruhi

iklim berinvestasi suatu daerah. Jumlah dan macam pajak daerah dan retribusi daerah

diukur dengan jumlah dan macam insentif pajak dan retribusi daerah yang

mendukung iklim investasi.

0

5

10

15

SIUP TDP IUI TDI IMB HO

3 1-3

1-12

1-7

1-10

1-6

Waktu Lama Pengurusan Perizinan Kabupaten OKI(dalam hari)

Page 60: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 60 -

Gambar. G-1.27

Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam Angka, 2009

d. Sumber Daya Manusia

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka

pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM).

Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk

mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di

suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi

tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik

kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari

tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaikan S1, S2 dan S3.

0

20

40

Pajak Retribusi

8

25

Jumlah Pajak dan Retribusi (jenis)Kabupaten OKI Tahun 2009

Page 61: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 61 -

BAB III

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

su-isu strategis adalah kondisi atau hal yang diperhatikan atau dikedepankan dalam

perencanaan pembangunan dua puluh tahunan mengingat dampaknya yang

signifikan bagi masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir di masa depan. Isu

strategis, apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar.

Demikian pula sebaliknya, jika tidak dimanfaatkan akan dapat menghilangkan peluang

untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Suatu isu strategis dirumuskan melalui identifikasi berbagai permasalahan

pembangunan daerah yang bersifat strategis dan diperkirakan dapat mempengaruhi

agenda pembangunan dalam 20 tahun kedepan. Berbagai permasalahan yang sangat

mendesak, memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan pembangunan, dan

menentukan pencapaian tujuan pembangunan dalam 20 tahun kedepan harus

diidentifikasi dengan jelas dan lugas.

3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation”antara

kinerja pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang dicapai saat ini dengan

yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi

riil saat perencanaan dilakukan. Guna membantu memastikan visi dan misi daerah

dirumuskan dengan tepat, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi Kabupaten Ogan

Komering Ilir.

Permasalahan pembangunan diperlukan dalam perumusan visi dan misi

daerah, yang selanjutnya akan dituangkan dalam perumusan sasaran pokok RPJPD.

Identifikasi permasalahan pembangunan dapat diverifikasi dari informasi pada

gambaran umum kondisi daerah. Berdasarkan hasil analisis permasalahan

I

BAB III

ANALISIS ISU-ISU

STRATEGIS

Page 62: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 62 -

pembangunan untuk masing-masing aspek dan urusan, serta kesepakatan dari para

pemangku kepentingan, maka permasalahan pembangunan jangka panjang

Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah, sebagai berikut:

a. Masalah penyediaan infrastruktu pembangunan;

Permasalahan dalam infrastruktur pembangunan Kabupaten Ogan Komering

Ilir yang paling utama menyangkut ketersediaan infrastruktur dasar bagi berjalannya

roda pembangunan daerah meliputi permasalahan aksesibilitas daerah, irigasi teknis,

dan kelistrikan.

1. Rendahnya aksesibilitas daerah karena belum memadainya ketersediaan jalan

dan belum terintegrasinya transportasi jalan dan sungai;

Ketersediaan dan kualitas infrastruktur terutama jalan darat dan jembatan, air

bersih, serta listrik sangat diperlukan dalam rangka peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan peningkatan roda perekonomian daerah.

Karakteristik geomorfologi pembentukan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir

yang terdiri dari daerah rawa dan daerah aliran sungai, menyebabkan Kabupaten

Ogan Komering Ilir membutuhkan tranportasi antar moda. Moda transportasi

darat terutama terdapat dibagian Barat Kabupaten Ogan Komering Ilir,

sementara aksebilitas di bagian Timur didominasi oleh angkutan sungai.

Berdasarkan kondisi tersebut maka pengembangan sistem transportasi di

Kabupaten Ogan Komering Ilir harus memadukan moda darat dan moda

angkutan sungai.

2. Belum tersedianya irigasi teknis yang mendukung pertanian;

Sebagai sektor yang paling besar potensinya dan paling banyak menyerap

tenaga kerja, pertanian menjadi pilar pembangunan ekonomi Kabupaten Ogan

Komering Ilir. Pengelolaan sektor pertanian, selain berhubungan dengan

pembangunan ekonomi secara menyeluruh, juga sangat berhubungan dengan

ketahanan pangan. Dukungan sarana dan prasarana perlu dipastikan agar

berada pada kapasitas yang memadai. Oleh karena itu, ketersediaan irigasi teknis

menjadi suatu kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan sektor pertanian.

3. Belum terdistribusinya pelayanan listrik secara merata;

Kebutuhan akan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di

Kabupaten Ogan Komering Ilir masih cukup memprihatikan, terutama di desa-

desa yang jauh dari ibukota kecamatan. Secara keseluruhan, rasio desa berlistrik

di Kabupaten Ogan Komering Ilir baru mencapai 72,3%. Sedangkan cakupan

(persentase) rumah tangga yang telah menggunakan listrik baru sekitar 40,6%.

Ditinjau dari sebaran geografisnya, kondisi pelayanan kelistrikan di kawasan

Barat jauh lebih baik dibandingkan kawasan tengah dan timur.

Page 63: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 63 -

Penyebaran penduduk yang belum merata, dimana kawasan barat dan tengah

lebih padat dari pada kawasan timur, turut mempengaruhi belum meratanya

distribusi pengguna/pelanggan listrik. Diharapkan melalui pembangunan 20

tahun kedepan, pelayanan distribusi listrik telah merata disemua wilayah.

b. Masalah pemanfaatan tata ruang yang berdimensi lingkungan hidup;

Permasalahan pemanfaatan ruang bagi pencapaian tujuan pembangunan dan

kesejahteraaan masyarakat yang berdimensi lingkungan, meliputi permasalahan

kualitas lingkungan, air bersih, sanitasi, ketimpangan wilayah pembangunan, mitigasi

bencana, dan beberapa permasalahan tata ruang lainnya.

1. Penurunan kualitas lingkungan hidup

Penurunan kualitas lingkungan hidup ditunjukkan oleh terjadinya

pendangkalan rawa dan perubahan lingkungan rawa berair menjadi rawa kering.

Pendangkalan rawa disebabkan sedimentasi oleh sungai. Lahan rawa secara alami

berfungsi dan berperan dalam siklus hidrologis, tempat hidup, dan berkembangnya

berbagai flora dan fauna. Fungsi lain yaitu menjaga keseimbangan ekosistem secara

menyeluruh dan kekayaan keanekaragaman hayati.

Penurunan kualitas lingkungan hidup juga ditunjukkan oleh menurunnya

kualitas badan air di sungai-sungai besar maupun sungai-sungai yang dimanfaatkan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan aktivitas perikanan.

2. Kurangnya pelayanan air bersih dan sanitasi

Cakupan pelayanan air bersih menunjukkan bahwa baru 28% rumah tangga

yang telah memiliki akses terhadap air bersih. Penyediaan air baku untuk air minum di

Kabupaten Ogan Komering Ilir belum merata. Proporsi kecamatan yang telah

memiliki instalasi pengolahan air minum (PAM) adalah 61% sedangkan 39% kecamatan

belum memiliki.

Ditinjau dari pelayanan sanitasi, sampai dengan saat ini proporsi rumah

tangga yang telah memiliki jamban sendiri baru mencapai 87,80%. Selebihnya, yaitu

sekitar 12,20% rumah tangga membuang air limbahnya langsung ke sungai. Jika

dibiarkan terus, kondisi ini tentu saja akan menjadi sumber pencemaran badan sungai

yang juga merupakan sumber air bersih.

3. Adanya ketimpangan pembangunan antara wilayah barat dan timur

Penyebaran penduduk belum merata. Kawasan barat dan tengah lebih padat

dari pada kawasan timur. Penyebaran tersebut juga mempengaruhi pembangunan

infrastuktur dimana ketersediaan infrastruktur di kawasan barat lebih baik dari pada

kawasan timur dalam pengembangan infrastrukturnya.

Keadaan ini tidak dapat dibiarkan begitu saja oleh pemerintah Kabupaten

Ogan Komering Ilir yang akan menyebabkan adanya kesenjangan sosial dan

urbanisasidari Wilayah Timur ke Barat. Demikian juga halnya, dengan daerah-daerah

pedalaman dan terpencil, memerlukan perhatian yang serius guna meminimasi

kesenjangan pembangunan dengan daerah-daerah yang relatif mudah diakses.

Page 64: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 64 -

4. Belum optimalnya pengendalian alih fungsi lahan

Alih fungsi lahan ditujukan untuk meningkatkan nilai manfaat lahan bagi perbaikan

kesejahteraan masyarakat secara adil dan berkelanjutan. Prinsip keberlanjutan

mengandung makna kearifan dalam pengelolaan lingkungan sehingga tidak

menimbulkan kerugian/bencana di masa datang. Dengan demikian, maka alih fungsi

lahan tetap harus dikendalikan melalui pengawasan yang intensif sehingga tidak

kontraproduktif dan tidak merugikan generasi mendatang karena kerusakan

lingkungan. Untuk itu, sejumlah alih fungsi lahan yang perlu dikendalikan secara

optimal, di antaranya adalah:

Pengendalian alih fungsi lahan pada kawasan hutan menjadi perkebunan

Pengendalian alih fungsi lahan pada kawasan hutan bakau di sempadan pantai

Timur menjadi kawasan tambak

Pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke perkebunan

5. Belum tertanganinya penggunaan lahan perikanan budidaya air payau,

khususnya yang berada di kawasan hutan lindung.

Usaha budidaya ikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir terus berkembang,

meliputi budidaya ikan dalam sangkar (keramba), kolam, sawan, sistem pagar (fence

system), dan budidaya air payau.

Secara umum, produksi perikanan di Kabupaten Ogan Komering Ilir

meningkat, terutama budidaya air payau yang meningkat tajam akibat tingginya

produksi ikan bandeng. Hal ini disebabkan banyaknya pembudidaya udang beralih ke

bandeng atau membudidayakan udang dan bandeng bersama-sama secara

polyculture dalam satu tambak.

Potensi perikanan sejauh ini berkembang secara konvensional, belum

ditangani secara profesional sehingga menjamin kualitas, kuantitas, dan kontinuitas

yang andal. Perikanan dengan pola konvensional ini belum cukup signifikan

memperbaiki kehidupan penduduk yang bekerja di lahan perikanan.

6. Perlunya penanganan mitigasi bencana

Berdasarkan karakteristik bentang alam, seperti topografi mendatar, berawa,

dan tanah penyusunan alluvial lempengan, Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki

potensi bencana banjir. Selain itu, dengan adanya kawasan hutan seluas 954.315 ha

atau 44,66% dari total luas wilayah, mengakibatkan mudahnya terjadi bencana

kebakaran hutan.

c. Masalah di bidang Ekonomi

Permasalahan bidang ekonomi menjadi isu utama perencanaan

pembangunan karena menyangkut upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat

dengan memperhatikan kondisi geografi, demografi, dan corak daerah yang paling

mampu mendongkrak kinerja ekonomi daerah. Permasalahan dalam bidang ekonomi

antara lain menyangkut optimalisasi lahan pertanian, ketersediaan lapangan kerja,

pengangguran, pengembangan industri hilir, penanganan budidaya ikan,

Page 65: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 65 -

kesejahteraan nelayan, pengembangan tata niaga komoditi, pemanfaatan potensi

tambang, dan rendahnya investasi.

1. Lahan pertanian belum dikelola secara optimal

Luas lahan pertanian yang belum dimanfaatkan dan memungkinkan untuk

ditanami padi terutama lahan sawah lebak, lahan irigasi, lahan pasang surut, lahan

tadah hujan dan lahan kering terdapat di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam,

Pedamaran, Pedamaran Timur, Cengal, Sungai Menang, Jejawi dan Kecamatan

Pampangan.

Dengan belum dioptimalkannya lahan pertanian yang ada dan terjadinya alih

fungsi lahan pertanian ke perkebunan menimbulkan potensi terjadinya penurunan

produksi subsektor pertanian tanaman pangan yang selanjutnya dapat

mempengaruhi ketahanan pangan Kabupaten Ogan Komering Ilir di masa

mendatang.

2. Angka pengangguran yang tinggi

Angka pengangguran Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2009 mencapai

7,40%. Meskipun dibandingkan dengan data pengangguran nasional, angka

pengangguran Kabupaten Ogan Komering Ilir ini lebih rendah, namun masalah

pengangguran ini tetap harus mendapat perhatian dalam pembangunan jangka

panjang.

Sebagai gambaran, jumlah penduduk yang masuk usia kerja di Kabupaten

Ogan Komering Ilir pada tahun 2009 sebanyak 510.539 orang. Jumlah angkatan kerja

diperkirakan sebanyak 344.343 jiwa. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk tiap

tahun sebesar 1,2% sementara ketersediaan lapangan kerja dan daya serap tenaga

kerja yang tidak seimbang,maka diperkirakan jumlah pengangguran di masa datang

makin meningkat.

3. Belum tertanganinya pengembangan industri pengolahan hasilsektor pertanian

Kabupaten Ogan Komering Ilir sangat berpotensi sebagai pusat agrobisnis

dan agroindustri dengan skala pelayanan regional. Namun, mencermati tingkat

pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sektor pertanian yang masih relatif

rendah dibandingkan pertumbuhan sektor lain pada PDRB, Kabupaten Ogan

Komering Ilir dinilai belum mampu mengembangkan keterkaitan antara dua sektor

tersebut. Pengembangan keterkaitan antar sektor ini perlu mengutamakan

pembangunan infrastuktur jalan (penyediaan akses transportasi), penyediaan sarana

dan prasarana pertanian, pengembangan industri pengolahan, serta peningkatan

kualitas sumber daya manusia pada kedua sektor ini.

4. Pengembangan perikanan budidaya air tawar belum optimal

Page 66: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 66 -

Berdasarkan data BPS Tahun 2009, jumlah sangkar (karamba) dalam budidaya

ikan di air tawar berjumlah 2.398,9 buah. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar

0,45% dibanding tahun sebelumnya. Demikian halnya kolam budidaya ikan air tawar

yang sebelumnya seluas 125,21 ha pada saat ini mengalami sedikit penurunan sebesar

0,86%.

Penurunan tersebut memerlukan perhatian serius dari pemerintah Kabupaten

Ogan Komering Ilir dengan memberikan pelatihan penanganan budidaya air tawar

dan pemasaran hasil budidaya tersebut.

5. Ekonomi nelayan yang belum tertangani

Pertumbuhan rumah tangga perikanan (RTP) untuk perikanan tangkap

meningkat sebesar 0,28% per tahun, baik untuk perairan umum maupun untuk

perairan laut. Demikian halnya pada RTP perikanan budidaya air tawar terjadi

kenaikan per tahun sebesar 0,57%, namun RTP perikanan budidaya air payau justru

mengalami penurunan sebesar 3,26%. Ini artinya terjadi penurunan tingkat

kesejahteraan nelayan secara keseluruhan.

6. Belum tertanganinya tata niaga untuk setiap komoditi bidang pertanian,

perikanan, dan perkebunan

Sektor pertanian dengan subsektor pertanian tanaman pangan, perkebunan,

peternakan, perikanan, dan kehutanan merupakan basis ekonomi Kabupaten Ogan

Komering Ilir. Dengan berbagai komoditi unggulan pada masing-masing subsektor

tersebut, Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan mampu menjadi pusat agrobisnis

dan agroindustri yang melayani wilayah Sumatera Selatan.

Namun, pengelolaan komoditi subsektor pertanian tersebut belum

dikembangkan sehingga upaya meningkatkan nilai tambah komoditi melalui proses

industri, pengangkutan yang efisien, pemasaran dan distribusi yang kuat harus segera

dimulai. Secara menyeluruh, keterkaitan sektor-sektor tersebut—pertanian, industri

pengolahan, pengangkutan dan telekomunikasi, perdagangan—akan memberikan

dampak pada perbaikan ekonomi masyarakat.

Dengan kata lain, tata niaga komoditi tersebut memerlukan campur tangan

dari pemerintah daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk berkembang.

Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat mengelompokkan pusat-pusat perdagangan

ketiga komoditi tersebut dan mengembangkan usaha dari hulu ke hilirnya.

7. Belum tereksploitasinya potensi batu bara muda, gas metan (CBM), pasir

kuwarsa, dan batu granit

Sumberdaya mineral yang dijumpai di kabupaten ini merupakan endapan

golongan C, yaitu batupasir kuarsa dan granit. Selain kedua jenis bahan tambang

tersebut, Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pula sumberdaya energi batubara

yang tersebar terutama di Kecamatan Mesuji.

Page 67: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 67 -

Survey pendahuluan atau penyelidikan umum geologi di wilayah Kabupaten

Ogan Komering Ilir pada skala inventarisasi bahan tambang menunjukkan bahwa

cadangan tereka dan terukur batu pasir kuarsa berturut-turut sebesar 1.200 dan 5,44

juta ton. Cadangan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri gelas,

keramik, dan campuran cetakan dalam pengecoran. Sedangkan besarnya potensi

batuan granit diperkirakan sebesar 83,5 juta.

Endapan batubara tersebar terutama di wilayah Kecamatan Mesuji. Hasil

survei awal memperlihatkan jumlah cadangan tereka sebesar 325 juta ton. Batubara

di sini memiliki peringkat rendah atau lignit dengan nilai kalori berkisar antara 4.500

dan 5.000 kkal/kg, kadar belerang rendah atau 0,2%, dan kadar abu sekitar 5%. Guna

meningkatkan status cadangan dari tereka menjadi terbukti (proven) perlu dilakukan

kegiatan eksplorasi lanjut secara lebih intensif dan melibatkan geosaintifik terpadu,

termasuk geologi, geoteknik, gemia, dan geofisika.

Potensi ekonomi sumberdaya mineral di Kabupaten Ogan Komering Ilir

belum dimanfaatkan secara optimal, karena memerlukan investasi yang relatif tinggi.

Untuk itu, diperlukan peran swasta yang berusaha di sektor pertambangan.

8. Masih terbatasnya investor untuk menanamkan modal

Masalah infrastuktur jalan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sangat tidak

memadai menjadi salah satu penyebab belum optimalnya investor menanamkan

modalnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir selain proses perizinan dan sistem

birokrasi.

Ditinjau dari kondisi jalan (baik, sedang, rusak), pada 2009, panjang jalan

kabupaten yang berada pada kondisi rusak mencapai 46,17%. Panjang jalan nasional

dan provinsi yang berkondisi rusak pada tahun yang sama, masing-masing adalah 6%

dan 3%. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan jaringan jalan kabupaten

sangat tidak memadai karena hampir 50% panjang jalan kabupaten berada pada

kondisi rusak.

d. Masalah Sosial Budaya

Permasalahan sumber daya manusia merupakan salah satu indikator utama

keberhasilan layanan yang masih perlu diperbaiki dan menjadi isu utama tujuan

pembangunan dalam 20 (dua puluh) tahun yang akan datang, baik sebagai enabler

aktivitas pembangunan maupun tujuan dari pembangunan itu sendiri. Tujuan

penyelenggaraan pemerintahan daerah disamping untuk meningkatkan derajat

kesejahteraan juga bagaimana fungsi penyelenggaraan pemerintahan dapat

memberikan layanan yang baik, seperti layanan bidang pendidikan, kualitas

kesehatan, penanggulangan kemiskinan, serta pengembangan budaya dan wisata.

1. Belum optimalnya layanan bidang urusan pendidikan.

Page 68: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 68 -

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan indikator yang secara spesifik

menunjukkan partisipasi dan tingkat kepedulian penduduk terhadap pentingnya

pendidikan. Berbeda dengan APK dan APM, indikator APS menunjukkan daya serap

pendidikan pada tiap jenjang dengan menghitung jumlah semua murid yang

bersekolah sesuai dengan jenjang pendidikan. Kenaikan APS SD/MI Kabupaten Ogan

Komering Ilir menunjukkan adanya peningkatan partisipasi dan kepedulian

masyarakat dalam pendidikan dasar.

Pada Tahun 2009, APSSMP/MTs di Kabupaten Ogan Komering Ilirmencapai

56,24 persen meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya. Masih rendahnya

angka partisipasi untuk pendidikan menengah disebabkan oleh minimnya

ketersediaan sekolah dan kecukupan guru sebagai komponen mutu input pendidikan.

Kecukupan sekolah/ruang kelas di Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami

penurunan dari Tahun 2006 yang mencapai 1 banding 105 menjadi 1 banding 150 pada

Tahun 2008.

Berbagai kebijakan telah dilaksanakan selama 5 tahun terakhir untuk

peningkatan kualitas dan kuantitas urusan pendidikan, seperti pembangunan gedung

baru, rehabilitasi, pembebasan SPP bulanan bagi siswa SLTA baik negeri maupun

swasta dan peningkatan kualifikasi tenaga pendidik (guru), namun demikian kinerja

urusan pendidikan masih menyisakan tantangan karena belum mampu menuntaskan

program Wajib Belajar 9 tahun dan masih tingginya angka buta aksara. Kondisi

demikian disebabkan karena jumlah penduduk yang buta huruf dan putus sekolah

adalah penduduk yang berusia di atas 16 tahun ke atas.

2. Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan

Prasarana dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat masih perlu di

tingkatkan terutama puskesmas menjadi puskesmas rawat inap sebanyak 13 unit dan

penyediaan dokter spesialis baik di rumah sakit umum dan di setiap puskesmas.

Kondisi tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat

dilihat dari indikator Usia Harapan Hidup (UHH), angka kelangsungan hidup bayi,

serta persentase balita yang memiliki gizi buruk. Masalah gizi yang dihadapi

Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah gizi kurang pada balita dan ibu hamil, kurang

energy protein (KEP) dan gondok akibat kurang yodium (GAKY). Hasil pemantauan

status gizi memperlihatkan gizi buruk 5,09%, gizi kurang 12,6%, dan kurang energy

protein 18,49%.

3. Belum terintegrasinya program penanggulangan kemiskinan

Diperlukan prioritisasi program dalam upaya menanggulangi kemiskinan.

Perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil program-program terkait upaya

penanggulangan kemiskinan tersebut memerlukan koordinasi antar SKPD dan

dengan instansi vertikal di provinsi dan pusat. Permasalahan yang terjadi selama ini

adalah belum terintegrasinya upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan belum

melalui langkah-langkah yang sistematis.

4. Belum optimalnya program yang responsif gender

Page 69: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 69 -

Secara umum tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan di

Kabupaten Ogan Komering Ilir diperlihatkan dalam ukuran Human Development

Report (HDI) yang berupa Gender related Development Index (GDI) atau index

pembangunan yang berkaitan dengan gender dan Gender Empowerment Measure

(GEM) atau ukuran pemberdayaan gender. Pencapaian GEM Kabupaten Ogan

Komering Ilir sejauh ini dengan indikator perempuan dalam parlemen adalah sekitar

11,1%, dengan indikator perempuan yang menduduki jabatan manajerial adalah sekitar

48,8%, dan perempuan dalam angkatan kerja adalah sekitar 33,1%.

5. Belum optimalnya pengembangan budaya dan wisata

Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang memiliki

potensi obyek wisata di Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu obyek wisata alam

yang menjadi andalan adalah Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam.

Kabupaten Ogan Komering Ilir juga masih menyimpan potensi objek wisata alam

lainnya yang tak kalah menarik yaitu Danau Rasau, Danau Ayek Itam, Danau Teloko

dan Sungai Komering.

Permasalahan yang dihadapi adalah pada pengelolaan obyek wisata, baik

menyangkut kelengkapan fasilitas, pemasaran, dan eksplorasi daya tarik dari setiap

obyek wisata.

e. Masalah penyelenggaraan pemerintahan umum

Kapasitas kelembagaan menjadi permasalahan utama mengingat peran

Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai agen pembangunan masih

sangat sentral dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat dan bagaimana

menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki daya saing dalam ekonomi dan

berkehidupan pada umumnya. Permasalahan penyelenggaraan kelembagaan juga

menyangkut dukungan umum fungsi-fungsi birokrasi dalam menunjang keberhasilan

pembangunan daerah, utamanya menyangkut keterbatasan sumber pembiayaan

pembangunan, pengembangan aparatur, dan penyelesaian perbatasan wilayah.

1. Keterbatasan sumber pembiayaan pembangunan;

Keterbatasan pembiayaan dikarenakan belum optimalnya pemerintah daerah

dalam menggali potensi-potensi sumber pendapatan yang ada.Sumber-sumber

pendapatan asli daerah terutama berasal dari pajak dan retribusi, yang apabila

dikelola secara efektif akan memberikan pemasukan yang signifikan bagi daerah,

yang kemudian dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan.

Permasalahan dalam peningkatan pendapatan juga menyangkut bagaimana

pembangunan ekonomi daerah memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang selama

ini belum tergali. Peningkatan penerimaan dana pembangunan yang diperoleh dari

implikasi kenaikan PDRB belum sepenuhnya digali, termasuk bagaimana mengurangi

ketergantungan pembiayaan pembangunan yang berasal dari dana transfer dari

pemerintah pusat.

Page 70: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 70 -

2. Belum optimalnya pengembangan aparatur dan kelembagaan;

Tuntutan sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah menjadikan aparatur dan kelembagaan pemerintah daerah

harus memperhatikan nilai-nilai kebangsaan serta prinsip-prinsip pemerintahan yang

baik (good govermance). Tuntutan tersebut mensyaratkan harus adanya pengaturan

terhadap tatanan kelembagaan, baik tatanan aparatur pemerintah di tingkat

kabupaten maupun di kecamatan. Demikian juga profesionalisme sumber daya

manusia dan manajemen pelayanan publik masih perlu ditingkatkan.

3. Belum terselesaikannya permasalahan perbatasan wilayah;

Sejak ditetapkannya Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang

Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956, Undang-Undang Darurat

Nomor 5 Tahun 1956 dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja, dalam Lingkungan Daerah

Tingkat I Sumatera Selatan, dan khususnya UU No 37 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, dan

Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan, sampai dengan saat ini belum

diperoleh kesepakatan dengan kabupaten/kota/provinsi yang berbatasan langsung

tentang batas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kondisi ini berpotensi

menimbulkan permasalahan penanganan pembangunan dan konflik pemanfaatan

sumber daya alam dengan kabupaten/kota/provinsi terkait.

3.2. Isu -- Isu Strategis

Isu-isu strategis selain berasal dari permasalahan pembangunan

sebagaimana telah diuraikan di sub bab diatas, juga berasal dari analisis lingkungan

eksternal. Pemahaman terhadap isu-isu strategis menjadikan daerah mampu

menciptakan peluang, sekaligus harus mampu memanfaatkan berbagai peluang yang

akan muncul dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang; termasuk mengantisipasi

berbagai ancaman yang mungkin timbul.

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari review terhadap target

pembangunan millennium (Milennium Development Goals (MDGs), kebijakan

pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN), dan kebijakan pembangunan jangka

panjang regional (RPJPD Provinsi Sumatera Selatan).

Page 71: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 71 -

a. Target Milennium Development Goals (MDGs)

Konsep MDGs muncul dengan pemikiran bahwa ada beberapa hal yang

menjadikan masyarakat menjadi tetap rentan dan tidak mampu memenuhi

kebutuhan dasarnya. Sehingga ditetapkan delapan tujuan beserta target-target-nya

yang diharapkan mampu membantu masyarakat keluar dari persoalan-persoalan yang

sangat mendasar. Konsep MDGs pada intinya bertujuan untuk membawa

pembangunan ke arah yang lebih adil bagi semua pihak, baik untuk manusia dan

lingkungan hidup, bagi laki-laki dan perempuan, bagi orangtua dan anak-anak, serta

bagi generasi sekarang dan generasi mendatang.

Kinerja pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir jika dibandingkan dengan

target-target MDGs, ditunjukkan oleh Tabel berikut:

Tabel. T-1.1

Perbandingan kinerja Kabupaten Ogan Komering Ilirterhadap MDGs 2015

Target Millenium Development Goals (MDGs) 2015

Angka kemiskinan< 10,30%

KABUPATEN OGANKOMERINGILIR2009 = 18,3%

AKB per 1.000kelahiran hidup =23

KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 30

Prevalensi balitadgn gizi buruk<3,6%

KABUPATEN OGANKOMERINGILIR2009 = 5,09%

AKI per 100.00kelahiran hidup =102

KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 225

APM sekolahdasar: 100%

KABUPATEN OGANKOMERINGILIR2009 = 94%

Proposirumahtanggadengan aksesberkelanjutanterhadap airminum layak,perkotaan danperdesaan =68,87%

KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 28%

Angka melekhuruf: 100%

KABUPATEN OGANKOMERINGILIR2009 = 95%

Proposirumahtanggadengan aksesberkelanjutanterhadap sanitasilayak, perkotaandan pedesaan =62%

KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 87,8%

Kontribusiperempuandlmpekerjaanupahan di sektornonpertanian:meningkat

KABUPATEN OGANKOMERING

ILIR2009 = 39,34%(data nasional

51,77%)

Proporsirumahtanggakumuh perkotaan= 6%

KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 22,2%

Proposipenduduk yangmemiliki aksesinternet = 50%

Data nasional2009 = 11,51%

Proporsipenduduk yangmenggunakantelepon/HP = 100%

KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 1,73%(khusus telepon,

Page 72: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 72 -

data penggunaHP tidak tersedia)

Proposipenduduk yangmemilikikomputer pribadi

Data nasional2009 = 8,32%

Komparasi terhadap target MDGs menunjukkan bahwa Kabupaten Ogan

Komering Ilir menghadapi isu-isu terkait pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

Kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan

mampu menjadikan masyarakat terpenuhi kebutuhan dasarnya (sesuai target MDGs)

pada Tahun 2015.

b. Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

Review terhadap RPJPN bertujuan untuk mengetahui arah pembangunan

nasional dan sasaran pembangunan pada setiap tahapan lima tahunan. Pemahaman

terhadap arah dan sasaran pembangunan jangka panjang akan memandu RPJPD

Kabupaten Ogan Komering Ilir agar selaras dengan cita-cita bersama seluruh rakyat

Indonesia.

Adapun tahapan dan skala prioritas pada RPJPN 2005-2025 ditampilkan pada

tabel berikut ini. Dapat dilihat bahwa pembangunan selama 2005-2009 diarahkan

pada penataan di segala bidang pembangunan untuk tercapainya kondisi yang aman,

damai, adil, demokratis, sebagai pondasi utama dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Adapun pembangunan selama 2010-2014 diarahkan pada

peningkatan kualitas sumber daya manusia, daya saing perekonomian, dan

pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dengan demikian pelayanan wajib

yang telah memiliki SPM perlu menjadi prioritas pembangunan dalam periode

tersebut. Demikian pula halnya bagi Kabupaten Ogan Komering Ilir, pencapaian SPM

menjadi salah satu tema utama pembangunan pada periode 2009-2014 ini.

Selanjutnya selama 2015-2019 merupakan periode pemantapan pembangunan secara

menyeluruh guna memastikan tercapainya daya saing perekonomian yang kompetitif

yang didukung sumber daya manusia berkualitas dan kemampuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Selanjutnya di tahapan terakhir (2020-2024), pembangunan diarahkan

pada upaya memperkokoh struktur perekonomian berlandaskan keunggulan

kompetitif di semua wilayah yang didukung sumber daya manusia yang berkualitas

dan berdaya saing.

Page 73: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 73 -

Mengacu pada RPJPN tersebut, maka pembangunan Kabupaten Ogan

Komering Ilir pada periode 2015-2019 juga perlu memberikan penekanan pada

pembentukan daya saing perekonomian, pemantapan kualitas sumber daya manusia,

dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan pada 2020-

2024, Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan telah memiliki daya saing yang andal

melalui pertumbuhan wilayah yang merata antara kawasan barat, tengah, dan timur,

dengan kualitas sumber daya manusia yang mantap.

Tabel. T-1.2

Tahapan dan Skala Prioritas RPJPN 2005-2025

RPJM I(2005-2009)

Menata kembali & Membangun Indonesia di segala bidang Menciptakan Indonesia yang aman & damai Menciptakan Indonesia yang adil & demokratis Menciptakan kesejahteraan masyarakat

RPJM II(2009-2014)

Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Memperkuat daya saing perekonomian Memenuhi SPM

RPJM III(2014-2019)

Menetapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang Mencapai daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan

keunggulan sumber daya alam, sumber daya manusia berkualitas,kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat

RPJM IV(2019-2024)

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, danmakmur Mempercepat pembangunan di berbagai bidang dengan

menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokohberlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yangdidukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing

c. Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2005-2025

Review terhadap RPJPD Provinsi Sumatera Selatan bertujuan untuk

mengetahui arah pembangunan regional (provinsi) dan sasaran pembangunan pada

setiap tahapan lima tahunan. Pemahaman terhadap arah dan sasaran pembangunan

jangka panjang provinsi ini akan memandu RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir agar

selaras dan sinergis dengan tujuan dan kebijakan pembangunan provinsi Sumatera

Selatan.

Page 74: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 74 -

Tabel. T-1.3

Tahapan dan Skala Prioritas RPJPD Provinsi Sumatera Selatan 2005-2025

RPJM I(2005-2009)

Perbaikan & perluasan usaha pencapaian target pembangunan Memantapkan pertumbuhan ekonomi (≥ 6,5%) dan menegaskan

arah pembangunan ekonomi (ekonomi berbasis pertanian dalamarti luas, pertambangan, dan pariwisata)

Mengurangi angka pengangguran menjadi ≤10% Mengurangi angka kemiskinan Meningkatkan IPM Meningkatkan kemadirian dan kesejahteraan masyarakat Memastikan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan

lingkungan Menyelenggarakan pemerintahan yang adil, jujur, bersih dan

bertanggungjawab

RPJM II(2009-2014)

Peningkatan dan pengembangan kualitas pelayanan dasar,peningkatan daya saing perekonomian rakyat, peningkatan tatakelolapemerintahan yang lebih efektif dan kualitas pengelolaansumberdayanya Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah ≥6,5% dan

peningkatan prodoktivitas sektor pertanian dalam arti luas,pertambangan dan pariwisata dengan menciptakan integrasi antardan intersektor

Mengurangi angka pengangguran menjadi ≤ 10% Mengurangi angka kemiskinan Meningkatkan IPM Meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Memastikan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan

lingkungan Menyelenggarakan pemerintahan yang adil, jujur bersih dan

bertanggungjawab

RPJM III(2014-2019)

Penguatan pembangunan secara menyeluruh di berbagai sektorterutama yang menekankan pada pencapaian daya saing wilayah danmasyarakat Sumatra selatan Menguatkan laju pertumbuhan ekonomi ≥ 6,5% melalui penguatan

produktivitas sektor pertanian dalam arti luas, pertambangan danpariwisata dengan menciptakan integrasi antar dan intersektor

Mengurangi angka pengangguran menjadi ≤ 10% Mengurangi angka kemiskinan Memperkuat IPM Memperkuat kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Memastikan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan

lingkungan Memperkuat penyelenggaraan pemerintahan yang adil, jujur,

bersih dan bertanggungjawab

RPJM IV(2019-2024)

Memantapkan perwujudan masyarakat Sumatra selatan yangmandiri, maju, sejahtera, lestari, unggul dan terdepan melaluiakselerasi pembangunan disegala bidang dengan menekankan padaterbangunnya struktur kehidupan social, budaya, ekonomi danmasyarakat Sumatra selatan yang kokoh berlandaskan keunggulankompetitif di berbagai wilayah Memantapkan laju pertumbuhan ekonomi ≥ 6,5% melalui

penguatan produktivitas sektor pertanian dalam arti luas,

Page 75: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 75 -

pertambangan, dan pariwisata dengan menciptakan intergrasiantar dan inter sektor

Mengurangi angka pengganguran menjadi ≤ 10% Mengurangi angka kemiskinan Memantapkan IPM Memantapkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Memantapkan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan

lingkungan Memantapkan pemerintahan yang adil, jujur, bersih dan

bertanggungjawab

d. Kerawanan Bencana dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Secara geologis, wilayah Sumatera berada pada pertemuan lempeng bumi

dan lintasan gunung api aktif (ring of fire). Dinamika lempeng bumi dalam mencari

keseimbangan berakibat pada tingginya frekuensi gempa bumi khususnya di

sepanjang pesisir barat wilayah Sumatera. Potensi gempa bumi juga diikuti potensi

terjadinya bencana tsunami. Di sisi lain, bencana alam juga dapat diakibatkan oleh

aktivitas pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang melebihi daya dukung

lingkungan sebagaimana terlihat pada bencana banjir bandang dan kebakaran hutan.

Tinjauan terhadap kawasan rawan bencana alam, menunjukkan bahwa

Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki sejumlah kawasan yang tergolong sebagai

kawasan rawan bencana alam, terutama bencana banjir dan angin puting beliung.

Dengan demikian, mitigasi bencana tetap harus menjadi perhatian dalam

penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan daerah.

e. Isu-isu strategis pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir

Dengan menganalisis permasalahan pembangunan dan tantangan

pembangunan sebagaimana tuntutan pembangunan global (MDGs), pembangunan

nasional (RPJPN), dan pembangunan regional (provinsi), maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat 6 (enam) isu strategis pembangunan jangka panjang Kabupaten

Ogan Komering Ilir, yaitu sebagai berikut:

1. Kesenjangan pembangunan antar wilayah yang sangat berdampak pada

kemiskinan dan pengangguran

2. Masih belum terpenuhinya kebutuhan pelayanan dasar, mencakup

pendidikan, kesehatan, air bersih, sanitasi, listrik, dan komunikasi

3. Keterbatasan jangkauan transportasi dan infrastruktur wilayah

Page 76: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 76 -

4. Masih terbatasnya daya saing sumber daya manusia dan ekonomi lokal

5. Belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang guna memastikan

keberlangsungan daya dukung lingkungan

6. Belum optimalnya kapasitas penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi

daerah

Page 77: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 77 -

BAB IV

2. VISI DAN MISI

isi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 merupakan gambaran kondisi masa depan

yang dicita-citakan dapat terwujud dalam kurun waktu 2005-2025. Visi Kabupaten

Ogan Komering Ilir 2025 menggambarkan tujuan utama penyelenggaraan

pemerintahan yang menjadi cita-cita bersama Pemerintah Daerah, DPRD, dunia

usaha, dan masyarakat sipil. Pencapaian cita-cita ini akan selalu diwarnai berbagai

peluang dan tantangan masa depan yang perlu diantisipasi dengan melaksanakan

misi pembangunan 2005-2025. Misi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir

2005-2005 memperlihatkan tindakan yang akan dilakukan dalam penyelenggaraan

pemerintahan untuk mencapai visi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025.

4.1. Visi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025

Hasil analisis terhadap kondisi umum dan pencapaian daerah dalam lima tahun

terakhir, kajian terhadap macam permasalahan pokok dan isu-isu strategis daerah,

serta pembahasan dengan para pemangku kepentingan memberikan penegasan

bahwa visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 adalah:

“KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR MANDIRI, SEJAHTERA, DAN BERIMAN”

PENGERTIAN

1) MANDIRI; adalah kemampuan untuk menggali dan memanfaatkan potensi daerah

dan peluang dari luar daerah guna memenuhi kebutuhannya, ditandai oleh

meningkatnya martabat dan kualitas kehidupan masyarakat yang didukung oleh

ketersediaan infrastruktur sosial, budaya, ekonomi yang memadai.

2) SEJAHTERA; adalah kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya secara seimbang jasmani dan rohani, ditandai oleh meningkatnya

kualitas hidup termasuk lingkungan hidup yang makin layak.

V

BAB IVVISI DAN MISI

Page 78: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 78 -

3) BERIMAN; adalah kondisi masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, mengamalkan ajaran agamanya secara baik dan benar,konsisten dan

konsekuen,saling menghargai dan menghormati dalam bingkai keluarga besar

masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang serasi dan harmonis

4.2. Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2025

Perwujudan visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir ditempuh melalui misi

pembangunan daerah. Misi pembangunan ini merupakan komitmen untuk

melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian

visi pembangunan.

Misi Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2025

1. Menjamin kualitas pelayanan infrastruktur dan mengurangi disparitas

pembangunan antarwilayah;

2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan;

3. Memberdayakan ekonomi lokal yang berdaya saing;

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak mulia, sehat, dan

berpendidikan;

5. Meningkatkan kemampuan birokrasi dan kapasitas keuangan daerah;

Penjelasan masing-masing misi di atas adalah sebagai berikut:

1. Menjamin kualitas pelayanan infrastruktur dan mengurangi disparitas

pembangunan antar wilayah

Pemerataan pembangunan antarwilayah menjadi salah satu ciri utama

pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam 20 (dua puluh) tahun

mendatang untuk menyelaraskan kontradiksi: Timur – Barat, Rawa – Darat,

Pertanian – Perkebunan, dan kontradiksi lainnya dengan perbaikan kualitas

pelayanan infrastruktur secara proporsional guna menunjang roda

pembangunan daerah.

Penyediaan pelayanan infrastruktur yang berkualitas dan pengurangan disparitas

pembangunan antarwilayah dilaksanakan melalui:

a) Realisasi fungsi-fungsi pusat pertumbuhan wilayah sesuai Rencana Tata

Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir yang mengedepankan keseimbangan

pembangunan antarwilayah

b) Kebijakan pembangunan yang mendorong percepatan pembangunan di

wilayah tengah dan wilayah Timur, khususnya pada daerah-daerah terpencil

dan pedalaman

Page 79: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 79 -

c) Peningkatan aksesibilitas wilayah melalui integrasi transportasi jalan dan

sungai sebagai jenis transportasi utama bagi mobilitas barang dan

penumpang dengan daya jangkau ke seluruh desa

d) Penyediaan pelayanan irigasi teknis yang mendukung perwujudan Kabupaten

Ogan Komering Ilir sebagai pusat agrobisnis dan agroindustri

e) Peningkatan kualitas pelayanan air bersih dan sanitasi guna mendukung

produktifitas kegiatan sosial dan ekonomi penduduk serta mendukung

pelestarian sumber daya air secara berkelanjutan

f) Peningkatan keandalan pasokan dan distribusi listrik guna mendorong

pertumbuhan ekonomi dan memperluas daya jangkau pelayanan kelistrikan

ke seluruh desa

2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan

Lingkungan hidup sebagai media kegiatan sosial dan ekonomi penduduk perlu

dikelola dengan prinsip pembangunan berkelanjutan guna menjamin tersedianya

lingkungan hidup yang berkualitas bagi generasi sekarang maupun generasi yang

akan datang. Peningkatan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan

dilaksanakan melalui:

a) Penerapan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang khususnya

kawasan lindung secara konsisten dengan berpedoman kepada Rencana

Tata Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir;

b) Pelestarian kualitas seluruh sumber daya air secara terintegrasi dengan

pengelolaan air bersih dan sanitasi;

c) Mitigasi bencana banjir, kebakaran hutan, dan gempa tektonik yang

bertumpu pada kesadaran dan tanggung jawab seluruh pemangku

kepentingan: Pemerintah Daerah, DPRD, dunia usaha, dan masyarakat sipil.

3. Memberdayakan ekonomi lokal yang berdaya saing

Ekonomi lokal yang berdaya saing merupakan kekuatan utama daerah dalam

menciptakan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Kekuatan ekonomi

lokal juga merupakan wujud sumber daya manusia yang berdaya saing.

Memberdayakan ekonomi lokal Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berdaya

saing dilaksanakan melalui:

a. Pengembangan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan,

perikanan, dan kehutanan sebagai pilar utama ekonomi Kabupaten Ogan

Komering Ilir

Sektor pertanian menunjukkan kontribusi yang signifikan dalam

menggerakkan perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ilir dimana

subsektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan,

dan kehutanan merupakan kontributor utama pertumbuhan sektor

pertanian.

Page 80: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 80 -

Pengembangan perikanan budidaya air tawar dan lepas pantai memerlukan

penanganan yang terintegrasi dengan kegiatan pemenuhan sarana dan

prasarana produksi, pengemasan, dan pemasaran.

Potensi pengembangan sektor pertanian sangat didukung oleh luas lahan

pertanian yang belum dimanfaatkan, seperti lahan sawah lebak, lahan

pasang surut, lahan tadah hujan, dan lahan kering yang terdapat di

Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Pedamaran, Pedamaran Timur,

Cengal, Sungai Menang, Jejawi, dan Kecamatan Pampangan.

b. Perluasan lapangan kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran

Dengan memadukan pemanfaatan potensi ekonomi lokal, dukungan

investasi, dan jiwa kewirausahaan, lapangan kerja diharapkan dapat

diciptakan oleh masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir, baik untuk

masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir sendiri maupun masyarakat di

luar Kabupaten Ogan Komering Ilir.

c. Pengembangan industri pengolahan hasil sektor pertanian, perikanan dan

peternakan

Untuk dapat menjadi pusat agrobisnis dan agroindustri di wilayah Provinsi

Sumatera Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ilir perlu membangun

keterkaitan antarsektor ekonomi, yaitu antara sektor pertanian, perikanan

dan peternakan dengan sektor industri (pengolahan), perdagangan, serta

pengangkutan dan komunikasi. Pengembangan industri pengolahan hasil

pertanian ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian,

mendorong terpeliharanya kuantitas, kualitas, dan kontinuitas produksi

pertanian, perikanan dan peternakan serta perluasan lapangan kerja.

d. Pengembangan tata niaga komoditas unggulan pertanian tanaman pangan,

perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan

Tata niaga komoditas unggulan sektor pertanian merupakan suatu

kebutuhan dalam menciptakan daya saing produksi yang dihasilkan pilar-

pilar ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tata niaga ini menjadi salah

satu faktor yang sangat menentukan kemampuan bertahan dan keunggulan

ekonomi lokal yang ditopang pertanian tanaman pangan, perkebunan,

peternakan, perikanan, dan kehutanan.

e. Pengendalian eksploitasi pertambangan rakyat guna mendukung

pelestarian lingkungan

Penambangan batu bara muda, gas metan (CBM), pasir kuwarsa, dan batu

granit tetap dapat dilakukan dengan pengendalian yang ketat guna

menjamin tidak menurunnya kualitas lingkungan. Penambangan di

Kabupaten Ogan Komering Ilir mensyaratkan dilakukannya studi kelayakan

dan AMDAL sebagai dasar pertimbangan penerbitan izin penambangan.

Page 81: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 81 -

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak mulia, sehat, dan

berpendidikan

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aset utama pembangunan

Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sumber daya manusia Kabupaten Ogan Komering

Ilir yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang berakhlak mulia, sehat,

dan berpendidikan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Ogan

Komering Ilir dilaksanakan melalui:

a. Penyediaan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.

Dengan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, maka

kompetensi, sistem nilai, karakter, sikap, dan standar hidup akan terbentuk

dengan lebih baik dan pengembangan perpustakaan daerah.

b. Penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau

Dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, maka

produktivitas masyarakat akan menjadi lebih baik, daya tumbuh dan kembang

anak yang akan menjadi generasi berikutnya juga menjadi lebih baik.

c. Penanggulangan kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu ancaman bagi pengembangan kualitas

sumberdaya manusia. Menyadari hal tersebut maka upaya penanggulangan

kemiskinan akan diintegrasikan dengan upaya penyediaan pelayanan

pendidikan, kesehatan, pemenuhan hak dasar warga, dan penciptaan

lapangan kerja.

d. Pengarusutamaan gender

Pengarusutamaan gender memberikan akses yang sama bagi kaum laki-laki

dan perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan dan untuk

memperoleh pelayanan sebagai hasil pembangunan. Dengan

pengarusutamaan gender diharapkan kapasitas perempuan dalam

pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir semakin signifikan.

e. Pengembangan budaya dan wisata

Pengembangan Budaya dan wisata berbasis budaya lokal diyakini mampu

mengasah sistem nilai dan karakter untuk menjadi lebih toleran dan peduli

terhadap sesama dan lingkungan sekitar, yang merupakan modal utama

dalam menciptakan keamanan dan meminimalkan potensi konflik dan

kriminalitas.

Page 82: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 82 -

5. Meningkatkan kemampuan birokrasi dan kapasitas keuangan daerah

Peningkatan kemampuan birokrasi dilakukan untuk meningkatkan daya dukung dan

kemampuan dalam menyelenggarakan pembangunan dan memberikan pelayanan

bagi masyarakat, dengan dukungan kapasitas keuangan daerah yang sehat dan kuat.

Peningkatan kemampuan birokrasi dan kapasitas keuangan daerah ini dilaksanakan

melalui:

a) Penguatan kapasitas aparatur dan kelembagaan

Penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang baik (Good

Governance) dengan karakteristik: transparan, akuntabel, adil, wajar, demokratis,

partisipatif, dan tanggap/peka/reponsif, dan profesional menjadi tonggak capaian

yang akan dicapai.

b) Peningkatan efektifitas pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan pembangunan

Peningkatan efektifitas pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan pembangunan

dicirikan dengan meningkatnya kapasitas riil keuangan daerah. Peningkatan

kapasitas riil keuangan daerah akan sangat dipengaruhi oleh efektifitas alokasi

pendanaan, efisiensi penggunaan dana, tingkat kebocoran/penyelewengan dana,

serta variasi sumber-sumber pendanaan yang bersumber dari APBD dan APBN.

Kabupaten Ogan Komering Ilir perlu meningkatkan pemanfaatan atas laba

BUMN/ pengelolaan aset daerah, bagi hasil pajak pusat, bagi hasil pajak provinsi,

bagi hasil bukan pajak/Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana

Alokasi Khusus-Dana Reboisasi (DAK-DR), Dana Alokasi Khusus-Dana Non

Reboisasi (DAK NON-DR), dan lain-lain pendapatan yang sah.

c) Penentuan batas wilayah

Kesepakatan tentang batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Ogan

Komering Ilir dengan kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan

Kabupaten Ogan Komering Ilir perlu dicapai secara damai. Batas wilayah ini

selanjutnya menjadi acuan tentang cakupan wilayah yang menjadi tanggung

jawab Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai daerah otonomi.

Page 83: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 83 -

3.

Visi dan misi pembangunan daerah jangka panjang sebagai cita-cita bersama

seluruh pemangku kepentingan daerah dan sebagai komitmen yang akan

dilaksanakan dalam masa pembangunan 20 tahun, selanjutnya diterjemahkan

kedalam sasaran pokok sebagai indikator kinerja hasil pelaksanaan misi. Pencapaian

sasaran pokok dilakukan secara bertahap dalam empat periode lima tahunan

pembangunan berdasarkan arah kebijakan pembangunan. Arah kebijakan

pembangunan menunjukkan agenda/tema yang merupakan fokus utama

pembangunan lima tahunan.

5.1. Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-

2025

Berpedoman kepada visi dan misi pembangunan 2005-2025, sasaran

pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebagai berikut:

1. Tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap Pemerintah Daerah dan DPRD

yang ditandai dengan tingginya Indeks Persepsi Korupsi1, rendahnya tingkat

kejadian konflik, dan tingginya tingkat partisipasi masyarakat2 dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Tingginya kapasitas riil keuangan daerah yang ditandai dengan meningkatnya

belanja program dan kegiatan untuk untuk mencapai visi dan misi pembangunan

serta penyelengaraan urusan pemerintah daerah dengan rasio diatas 50%.

3. Adanya kepastian hukum batas wilayah yang ditandai dengan disahkannya

peraturan tentang batas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dilengkapi

dengan penegasan dan akurasi patok tapal batas wilayah, dan tidak adanya

konflik pemanfaatan ruang di wilayah sekitar perbatasan.

4. Tingginya tingkat pertumbuhan wilayah bagian Barat dan Timur yang ditandai

dengan berkembangnya pusat-pusat kegiatan sosial dan ekonomi penduduk,

daya jangkau transportasi, daya jangkau komunikasi, dan kelistrikan mencapai

BAB VARAH KEBIJAKANPEMBANGUNAN

Page 84: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 84 -

100% desa di wilayah Tengah dan Timur, dengan kondisi jalan kabupaten danjalur

angkutan sungai yang terpelihara pada kondisi mantap mencapai 90%.

5. Terpenuhinya kebutuhan irigasi teknis yang ditandai dengan tingkat cakupan

pelayanan irigasi yang sedikitnya sesuai dengan standar kebutuhan minimal bagi

pengembangan pertanian dan mendukung ketahanan pangan dalam rangka

perwujudan Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai pusat agrobisnis dan

agroindustri.

6. Terpenuhinya kebutuhan perumahan yang layak huni, air bersih dan pelayanan

sanitasi yang berkualitas bagi seluruh penduduk, yang ditandai dengan tingkat

cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi yang sedikitnya sesuai dengan Standar

Pelayanan Minimal atau target Millennium Development Goals 2015.

7. Terpenuhinya pelayanan kelistrikan yang andal dan efisien guna mendukung

pertumbuhan ekonomi, kegiatan sosial dan ekonomi penduduk, yang ditandai

dengan rasio desa yang telah berlistrik dan elektrifikasi rumah tangga masing-

masing mencapai 100% .

8. Tingginya daya dukung dan kemampuan pemulihan lingkungan hidup dalam

mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan

lestari, yang ditandai dengan rasio kawasan lindung dan kawasan budidaya

sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir, seluruh

wilayah bebas dari pencemaran lingkungan (baik pencemaran air, tanah, dan

udara), dan tingkat kejadian bencana banjir dan kebakaran hutan dapat ditekan

sehingga menjadi 0%.

9. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan, yang ditandai

dengantingkat pertumbuhan ekonomi minimal 5,5% per tahun yang ditopang

oleh sektor pertanian, industri (pengolahan), perdagangan, pengangkutan dan

komunikasi.

10. Rendahnya tingkat pengangguran, yang dapat ditekan sehingga tidak lebih dari

5%.

11. Rendahnya tingkat kemiskinan, yang dapat ditekan sehingga tidak lebih dari 5%.

12. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sehingga setara dengan

IPM negara-negara berpenghasilan menengah.

5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir

2005-2025

Arah kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir

merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima

tahunan selama 20 (dua puluh) tahun untuk menentukan sasaran pokok limatahunan

RPJPD.

Arah kebijakan pembangunan disusun dalam tahapan pembangunan dan

fokus/tema setiap tahapan. Adapun target capaian setiap tahapan dikemukakan pada

Tabel.T.1.1

Page 85: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 85 -

Pentahapan dan fokus/temaini mencerminkan urgensi permasalahan yang

hendak diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu.Penekanan fokus/tema

dalam setiap tahapan memiliki kesinambungan dari satu periode keperiode lainnya

dalam rangka mencapai sasaran pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan

Komering Ilir.

Tahapan pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir

disusun sebagai berikut:

a. Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahun Tahap I (2005-2009)

Tahap I diarahkan untuk memperbaiki taraf pendidikan dan kesehatan

penduduk, memastikan tersedianya pondasi bagi penyelenggaraan pemerintahan

daerah, penyediaan infrastruktur dasar wilayah, pengembangan basis ekonomi,

dan pengelolaan lingkungan hidup.

b. Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahun Tahap II (2009 – 2014)

Tahap II diarahkan untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia

melalui pendidikan dan kesehatan, mengurangi angka kemiskinan, mengurangi

tingkat pengangguran, meningkatkan kapasitas penyelenggara pemerintahan

daerah, mempercepat pembangunan wilayah Tengah dan Timur melalui

penyediaan infrastruktur dasar yang memenuhi standar pelayanan

minimal/kapasitas minimal, penyediaan layanan publik yang sedikitnya menyamai

target nasional 2014 dan pemekaran wilayah.

Di bidang ekonomi, pembangunan diarahkan untuk perluasan lahan produksi

dan intensifikasi pertanian untuk tanaman pangan, perkebunan, peternakan,

perikanan, dan kehutanan guna meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas

hasil pertanian. Untuk itu, dukungan sarana dan prasarana produksi pertanian

harus mampu disediakan secara memadai, kemitraan dengan asosiasi pelaku

usaha pertanian perlu dilakukan guna meningkatkan keterampilan dan teknologi

pertanian, serta fasilitasi pemasaran hasil panen perlu dilakukan Pemerintah

Daerah bersama dunia usaha.

Tahap ini juga diarahkan untuk menyiapkan pondasi bagi pengembangan

industri pengolahan hasil pertanian, pengembangan lembaga pendidikan dan

pelatihan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dalam

bidang industri pengolahan hasil pertanian beserta pemasaran/tata niaga hasil-

hasil pertanian.

Untuk meningkatkan IPM, angka melek huruf akan mencapai 100%, rata-rata

lama sekolah akan ditingkatkan dari 6,71 tahun menjadi 9 tahun, meningkatkan

umur harapan hidup, serta pertumbuhan PDRB mencapai kisaran 5,5%-6%, dengan

rata-rata pertumbuhan sektor rill meningkat dari 6,32% menjadi rata-rata 7%.

c. Arah Kabijakan Pembangunan Lima Tahun Tahap III (2014 – 2019)

Tahap III diarahkan untuk terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia,

mengurangi angka kemiskinan, mengurangi tingkat pengangguran, memperkuat

Page 86: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 86 -

kapasitas penyelenggara pemerintahan daerah, menjaga keseimbangan

pembangunan antar wilayah, meningkatkan kapasitas pelayanan infrastruktur,

dan mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari sesuai RTRW Kabupaten

Ogan Komering Ilir.

Di bidang ekonomi, pembangunan diarahkan untuk menjadikan industri

pengolahan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi berperan signifikan

dalam pembentukan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir, dengan sektor

pertanian tetap menjadi penopang struktur ekonomi Kabupaten Ogan Komering

Ilir.

Pengembangan di bidang pendidikan dan ketenagakerjaan diarahkan untuk

mampu memenuhi sumber daya manusia yang unggul dalam memenuhi lapangan

usaha industri pengolahan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi.

d. Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahun Ke IV (2020 – 2025)

Tahap IV diarahkan untuk memantapkan kualitas Sumber Daya Manusia yang

ditandai dengan tingginya Indeks Pembangunan Manusia, rendahnya angka

kemiskinan dan pengangguran, memantapkan penyelenggaraan pemerintahan

daerah yang profesional dan terpercaya, mempertahankan keseimbangan

pembangunan antarwilayah, memantapkan kapasitas pelayanan infrastruktur

yang berkualitas dan meningkatkan daya saing wilayah Kabupaten Ogan

Komering Ilir, dan mempertahankan kualitas lingkungan hidup yang asri dan

lestari.

Di bidang ekonomi, pembangunan diarahkan untuk meningkatkan peran

sektor industri pengolahan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi untuk

meningkatkan nilai tambah sektor pertanian yang merupakan sektor utama

pembentuk PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir.

5.3. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang

Rencana pencapaian sasaran di atas pada tahapan pembangunan lima tahunan

ditampilkan pada Tabel.T-1.4 sebagai berikut:

Page 87: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 87 -

Tabel. T-1.4Sasaran Pokok Pembangunan Ogan Komering Ilir 2005-2025

No Sasaran Pokok Indikator SasaranKondisi

Awal(2009)

Target Akhir(2025)

Target Kinerja

2005-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024

1 Tingginya tingkatkepercayaan publikterhadap PemerintahDaerah dan DPRD

Indeks persepsikorupsi

2,83 10 2,8 5 8 10

Tingkat kejadiankonflik

0 0 0 0 0

Tingkat partisipasimasyarakat dalampenyelenggaraanpemerintahandaerah

3 8 3 5 7 8

2 Tingginya kapasitas riilkeuangan daerah

Belanja publik:Belanja aparatur

65:35 50:50 60:40 65:35

3 Adanya kepastianhukum batas wilayah

Ada/tidak adanyaperaturan tentangbatas wilayahKabupaten OganKomering Ilir

Ada Ada Draftperaturan

dibahasdengan daerah

yangberbatasan

langsung

Draft peraturandibahas dengan

daerah yangberbatasan

langsung

Peraturandisepakati dan

disahkan

Tingkat kejadiankonflik pemanfaatanruang di wilayahsekitar perbatasan

0 kejadian pertahun

< 3 kejadian pertahun

0 kejadian pertahun

0 kejadian pertahun

4 Tingginya tingkatpertumbuhan wilayahbagian Tengah danTimur

Persentase pusatutama kegiatansosial-ekonomi yangberfungsi

100% 50% 80% 100%

Jumlah desa yangdapat diaksesdengan jaringanjalan dan jalur sungai

100% 60% 80% 100%

3Angka perkiraan, merupakan angka nasional

Page 88: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 88 -

No Sasaran Pokok Indikator SasaranKondisi

Awal(2009)

Target Akhir(2025)

Target Kinerja

2005-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024

Persentase panjangjalan yang berkondisibaik

90% 60% 75% 90%

Persentase panjangalur sungai yangberkondisi baik

90% 60% 75% 90%

Jumlah desa yangdilayani prasaranakomunikasi

100% 60% 80% 100%

5 Terpenuhinyakebutuhan irigasiteknis

Cakupan pelayananirigasi teknis thd luasbaku sawah

0 100% 0 60% 80% 100%

6 Terpenuhinyakebutuhan air bersihdan pelayanansanitasi

Cakupan pendudukyang dilayanijaringan air bersih

28% 100% 28% 70% 80% 100%

Cakupan pendudukyang dilayanijaringan sanitasi

87,8% 100% 87,8% 90% 95% 100%

7 Terpenuhinyapelayanan kelistrikanyang andal dan efisien

Rasio kapasitasterpasang terhadapbeban puncak

100% 100% 100% 100%

Rasio desa yangtelah berlistrik

72,3% 100% 72,3% 98,9% 100% 100%

Elektrifikasi rumahtangga

40,6% 100% 40,6% 80% 90% 100%

8 Tingginya dayadukung dankemampuanpemulihan lingkunganhidup

Rasio kawasanlindung: kawasanbudidaya

Sesuai RTRWKabupaten Ogan

Komering Ilir

Sesuai RTRWKabupaten Ogan

Komering Ilir

Sesuai RTRWKabupaten Ogan

Komering Ilir

Persentase luaswilayah yangbebasdari pencemaranlingkungan (air,tanah, dan udara)

100% 100% 100%

Tingkat kejadian 0 kejadian per 0 kejadian per 0 kejadian per

Page 89: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 89 -

No Sasaran Pokok Indikator SasaranKondisi

Awal(2009)

Target Akhir(2025)

Target Kinerja

2005-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024

bencana banjir tahun tahun tahun

Tingkat kejadiankebakaran hutan

0 kejadian pertahun

0 kejadian pertahun

0 kejadian pertahun

9 Pertumbuhanekonomi yangberkualitas danberkesinambungan

tingkatpertumbuhanekonomi

5,22% > 5,5% per tahun > 5,5% pertahun

> 5,5% per tahun > 5,5% per tahun > 5,5% per tahun

Penyanggapertumbuhanekonomi

Pertanian,perkebunan,peternakan,perikanan,&kehutanan

Pertanian,perkebunan,

peternakan,perikanan,&kehutanan

Industripengolahan,perdagangan,pengangkutan dankomunikasi

Industripengolahan,perdagangan,pengangkutan dankomunikasi

Nilai Tukar Petani 115 120 125

10 Rendahnya tingkatpengangguran

Tingkatpengangguran

7,4% < 5% 7,4% < 6% < 5,5% < 5%

11 Rendahnya tingkatkemiskinan

Tingkat kemiskinan 18,3% < 5% 18,3% 10%4 7,5% < 5%

12 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia

IPM 70,6% 80% 70,6% 73,4% 76% 80%

Umur Harapan Hidup 67,33 74 67,33 68,5 72 74

4RPJMN 2010-2014: tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10 persen pada akhir 2014

4Skala 1 sampai dengan 10, angka 1 berarti paling korup, angka 10 berarti paling bersih4Skala 1 sampai dengan 8, angka 1 berarti tidak partisipatif, angka 8 berarti sangat partisipatif

Page 90: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 90 -

BAB V

4.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025 dan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2005 – 2025, yang memuat visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Ogan

Komering Ilir Tahun 2005 – 2025.

RPJPD Kabupaten Ogan Komering IlirTahun 2005 – 2025 selanjutnya akan

menjadi acuan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir

dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk Tahun 2011-2015,

Tahun 2016-2020, dan Tahun 2021-2025.

6.1. Prinsip-prinsip Kaidah Pelaksanaan

Sehubungan dengan hal tersebut, maka ditetapkan prinsip-prinsip kaidah

pelaksanaan, sebagai berikut:

a. Agar terjadi kesinambungan dalam penyusunan kebijakan daerah, maka calon

Bupati harus memperhatikan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 –

2025 dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menyusun visi dan misi kepala

daerah, yang selanjutnya akan dituangkan kedalam RPJMD Kabupaten Ogan

Komering Ilir untuk Tahun 2011-2015, Tahun 2016-2020, dan Tahun 2021-2025.

b. Lembaga eksekutif dan lembaga legislatif Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan

didukung oleh instansi vertikal yang ada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir

dan masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan RPJPD

Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2025 sehingga sasaran pokok setiap tahapan

lima tahunan dapat dicapai.

BAB VIKAIDAHPELAKSANAAN

Page 91: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 91 -

c. Bupati dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah

berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Ogan

Komering Ilir Tahun 2005–2025 dengan menggerakkan secara optimal semua

potensi dan kekuatan daerah.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir

berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan,

sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan prioritas sesuai dengan tugas

dan fungsinya yang mendukung pencapaian sasaran pokok RPJPD Kabupaten

Ogan Komering Ilir Tahun 2005-2025 dan sasaran RPJMD. Rencana strategis SKPD

selanjutnya menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja SKPD Kabupaten

Ogan Komering Ilir.

e. Guna membantu memastikan kesinambungan pencapaian sasaran RPJPD ini,

maka setiap calon bupati dan wakil bupati perlu memahami dan menjadikan

RPJPD ini sebagai acuan perumusan visi dan misinya. Dalam upaya tersebut,

Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ilir perlu menyebarluaskan dokumen RPJPD

ini kepada seluruh pemangku kepentingan daerah, terutama kepada KPUD

setempat dan partai-partai politik di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir

sehingga sasaran pembangunan 20 (dua puluh) tahun dapat tercapai.

6.2. Mekanisme Pengendalian dan Evaluasi

Pengendalian dan evaluasi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir meliputi

pengendalian dan evaluasi kebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil RPJPD.

Mekanisme ini mengacu pada aturan teknis tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang

berlaku.

6.2.1. Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang

dilakukan dengan sebagai berikut:

a. Dalam menyusun RPJPD, mulai dari tahap penyusunan rancangan awal

sampai dengan rancangan akhir, Kepala Bappeda melaksanakan

pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan

pembangunan jangka panjang daerah dengan menggunakanTabel.T-1.2,

dibawah ini:

Page 92: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 92 -

Tabel. T-1.5

Pengendaliandan Evaluasiterhadap KebijakanPerencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Kabupaten Ogan Komering Ilir

No Jenis Kegiatan

Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Kesesuaian Faktor Penyebab

Ketidak Sesuaian

Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila

TidakAda Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.Pembentukan tim penyusun RPJPDKabupaten Ogan Komering Ilirdan penyusunan rencana kerja

2. Penyiapan data dan informasi

3. PenelaahanRTRW Kabupaten Ogan Komering Ilir

4. Analisis gambaran umum kondisi Kabupaten Ogan Komering Ilir

5.Perumusan permasalahan pembangunan Kabupaten OganKomering Ilir

6. Penelaahan RPJPDN

7. Analisis isu-isu strategis

8. Perumusan visi dan misi Kabupaten Ogan Komering Ilir

9.

Visi, misi, arah dan kebijakan pembangunan jangka panjangKabupaten Ogan Komering Ilirselaras dengan visi, misi, arah,tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang provinsiSumatra Selatan

Page 93: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 93 -

No Jenis Kegiatan

Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Kesesuaian Faktor Penyebab

Ketidak Sesuaian

Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila

TidakAda Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

10.

Visi, misi, arah dan kebijakan pembangunan jangka panjangKabupaten Ogan Komering Ilir selaras dengan visi, misi, arah,tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang nasional.

11. Perumusan arah kebijakan.

12.

Rumusan sasaran pokok dan arah Kebijakan pembangunan jangkapanjang Kabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan arahkebijakan pembangunan jangka panjang provinsi Sumatra Selatan.

13.

Rumusan sasaran pokok dan arah Kebijakan pembangunan jangkapanjang Kabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan arahkebijakan pembangunan jangka panjang nasional.

14.

Arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten OganKomering Ilir selaras dengan arah dan kebijakan RTRW KabupatenOgan Komering Ilirmeliputi:

14.a. Indikasi program pemanfaatan Pola Ruang, pada:

a. Kawasan Lindung:

1. kawasan yang memberikan perlindungan kawasanbawahannya

2. kawasan perlindungan setempat

3. kawasan suaka alam

4. kawasan pelestarian alam

Page 94: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 94 -

No Jenis Kegiatan

Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Kesesuaian Faktor Penyebab

Ketidak Sesuaian

Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila

TidakAda Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5. kawasan rawan bencana alam

6. kawasan lindung lainnya

b. Kawasan Budi Daya:

1. kawasan hutan produksi

2. kawasan pertanian

3. kawasan pertambangan

4. kawasan industri

5. kawasan pariwisata

6. kawasan permukiman

7. kawasan konservasi budaya & sejarah

14.b.

Indikasi program pemanfaatan Struktur Ruang, pada:

a. sistem perkotaan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

b. sistem jaringan transportasi Kabupaten Ogan Komering Ilir.

c. sistem jaringan energi Kabupaten Ogan Komering Ilir.

d. sistem jaringan telekomunikasi Kabupaten Ogan Komering Ilir.

e. sistem jaringan sumber daya air;

Page 95: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 95 -

No Jenis Kegiatan

Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Kesesuaian Faktor Penyebab

Ketidak Sesuaian

Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila

TidakAda Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

15.

Rumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjangKabupaten Ogan Komering Ilir memperhatikan RPJPDdaerah lainnya

16.

Rumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjangKabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan arah kebijakanRTRW provinsi Sumatra Selatan

17.

Rumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjang Kabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan arahkebijakan RTRW nasional

18.

Rumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjang Kabupaten Ogan Komering Ilir telah memperhatikan RTRWdaerah lainnya

19. Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik

20.Penyelarasan visi dan misi dan arah kebijakan RPJPD KabupatenOgan Komering Ilir

21.Prioritas pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir sesuai dengan prioritas pembangunan jangka panjang provinsi.

22.Prioritas pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir sesuai dengan prioritas pembangunan jangka panjang nasional.

23. Musrenbang RPJPD menyepakati:

23.a. Penajaman visi dan misi Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Page 96: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 96 -

No Jenis Kegiatan

Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Kesesuaian Faktor Penyebab

Ketidak Sesuaian

Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila

TidakAda Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

23.b.Penyelarasan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjang daerah untuk mencapai visi dan misi daerah.

23.c. Penajaman sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah.

23.d.Klarifikasi dan penajaman tahapan dan prioritas pembangunan jangkapanjang daerah.

23.e.Komitmen bersama antara pemangku kepentingan untukmempedomani RPJPD melaksanakan pembangunan daerah.

24. Naskah kesepakatan hasil Musrenbang Jangka Panjang Daerah

25. Penyusunan rancangan akhir

26.

Arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten OganKomering Ilir selaras dengan arah dan kebijakan pembangunanjangka panjang daerah kabupaten/kota lainnya.

27.Rencana pembangunan jangka panjang daerah selaras denganRTRW kabupaten/kota lainnya

28.

Prioritas pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir selaras dengan prioritas pembangunan jangka panjang provinsiSumatra Selatan.

29.Prioritas pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir selaras dengan prioritas pembangunan jangka panjang nasional.

Page 97: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 97 -

No Jenis Kegiatan

Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Kesesuaian Faktor Penyebab

Ketidak Sesuaian

Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila

TidakAda Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

30.

Pentahapan dan jangka waktu pembangunan jangka panjangKabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan pembangunan jangkapanjang provinsi Sumatra Selatan.

31.

Pentahapan dan jangka waktu pembangunan jangka panjangKabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan pembangunan jangkapanjang nasional.

32.Penyusunan RPJPD dilakukan sesuai dengan tahapan dan tata carayang diatur dalam peraturan Menteri Dalam Negeri.

33. Penyusunan naskah akademis rancangan Perda RPJPD.

34. Dokumen RPJPD yang telah disyahkan.

..................., tanggal ..................KEPALA BAPPEDA

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Page 98: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 98 -

6.2.2. Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan RPJPD, meliputi:

a. Kepala Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaanRPJPD dengan menggunakanTabel.T-1.3, berikut ini:

Page 99: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 99 -

Tabel. T-1.6Check list Pengendalian dan Evaluasi terhadap Pelaksanaan RPJPD

Kabupaten Ogan Komering IlirPeriode RPJMD:....... – ........

RPJPD

Kabupaten/kota

RPJMD

Kabupaten/kota

Kesesuaian/RelevansiEvaluasi

TindakLanjut

HasilTindakLanjutYa Tidak

(1) (2) (3a) (3b) (4) (5) (6)

Visi, Misi, dan ArahKebijakan:

Visi:

..................

Misi:

..................

Arah Kebijakan:

..................

Visi dan Misi:

Visi:

..................

Misi:

..................

..................., tanggal ..................KEPALA BAPPEDA

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

()

Page 100: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 100 -

b. Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi ditemukan adanyaketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda melakukan tindakanperbaikan/penyempurnaan.

c. Kepala Bappeda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi terhadap

pelaksanaan RPJPDkepada bupati.

6.2.3. Evaluasi terhadap HasilPelaksanaan RPJPD, dilakukan dengan sebagai berikut:

1. Kepala Bappeda melaksanakan evaluasi terhadap hasil RPJPD denganmenggunakanTabel.T-1.4, dibawah ini:

Page 101: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 101 -

Tabel. T-1.7Evaluasi terhadap Hasil RPJPDKabupaten Ogan Komering Ilir

Visi “KABUPATEN OGAN KOMERING ILIRMandiri, Sejahtera, dan Beriman”Periode Pelaksanaan:2005-2025

MisiDaer

ah

Sasaran

Pokok

DataCapaian

padaAwal

TahunPerencan

aan

TargetCapaian

pada AkhirTahun

Perencanaan

Target Sasaran PokokRPJPDkabupaten/kota

Capaian Kinerja RPJMDkabupaten/kotaterhadap

Sasaran Pokok RPJPDkabupaten/kota

Tingkat Capaian KinerjaRPJMD kabupaten/kotaterhadap Sasaran Pokok

RPJPD kabupaten/kota (%)

Faktor-faktor yangmemengaruhiCapaianKinerja

Sasaran Pokok RPJPDkabupaten/kota

UsulanTindakLanjut

(1) (2) (3) (4)

(5) (6)(7) (8) (9)

(10)05-09

2010-2014

2015-2019

2020-2025

2005-2009

2010-2014

2015-2019

2020-2025

2005-2009

2010-2014

2015-2019

2020-2025

FaktorPenghamb

at

FaktorPendoron

g

Misi1.........

Sasaran .....

Dst .....

Misi2.........

Sasaran .....

Dst .....

Dst.........

Rata-rata capaian kinerja (%)

Predikat Kinerja

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang nasional:1…..2…Dst

Usulan tindak lanjut dalam RPJPD Kabupaten/kota:

Disetujui......................., tanggal ...................

BUPATIKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

()

Disusun......................, tanggal ...................

KEPALA BAPPEDAKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

()

Page 102: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 102 -

2. Kepala Bappeda melakukan penilaian rata-rata capaian kinerja danpredikat kinerja pada Formulir Tabel.T-1.5, seperti contoh dibawah ini:

Tabel. T-1.8

Skala Nilai Peringkat Kinerja

No. INTERVAL NILAI REALISASI KINERJAKRITERIA PENILAIAN REALISASI

KINERJA

(1) 91% ≤ 100% Sangat tinggi

(2) 76% ≤ 90% Tinggi

(3) 66% ≤ 75% Sedang

(4) 51% ≤ 65% Rendah

(5) ≤ 50% Sangat Rendah

Dalam penilaian kinerja tersebut, gradasi nilai (skala intensitas) kinerja suatu indikator

dapat dimaknai sebagai berikut:

(a) Hasil Sangat Tinggi dan Tinggi

Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi

target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.

(b) Hasil Sedang

Gradasi cukup menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah

memenuhi persyaratan minimal.

(c) Hasil Rendah dan Sangat Rendah

Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian belum

memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang

diharapkan.

3. Kepala Bappeda melaporkan evaluasi terhadap hasil RPJPD kepada bupatisekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, dengan jadwalsebagai berikut:

a. Januari 2013 berdasarkan hasil evaluasi RPJMD dan RKPD padatahapan 5 (lima) tahunan RPJPD berkenaan (untuk mendapatkan hasilevaluasi RPJPD pada tahapan 2005-2009);

b. Januari 2018 berdasarkan hasil evaluasi RPJMD dan RKPD padatahapan 5 (lima) tahunan RPJPD berkenaan (tahapan kedua);

c. Januari 2023 berdasarkan hasil evaluasi RPJMD dan RKPD padatahapan 5 (lima) tahunan RPJPD berkenaan (tahapan ketiga); dan

4. Bupati menyampaikan laporan evaluasi hasil RPJPD sebagaimanadimaksud pada angka (3) kepada gubernur

Page 103: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 103 -

BAB VI

PENUTUP

encana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ogan

Komering Ilir Tahun 2005–2025 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan

Kabupaten Ogan Komering Ilir, merupakan pedoman bagi pemerintah daerah,

DPRD, dan masyarakat di dalam penyelenggaraan pembangunan jangka panjang

daerah 20 (dua puluh) tahun ke depan. RPJPD juga menjadi arah dan pedoman di

dalam penyusunan RPJMD, dan penyusunan RKPD setiap tahunnya selama periode

tersebut. Selain itu, RPJPD juga menjadi koridor dalam penyusunan visi, misi dan

program pembangunan calon bupati.

Proses penyusunan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2025 telah

melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan dalam

penyelenggaraan pemerintahan di daerah, sehingga hasilnya benar–benar

merupakan kesepakatan dan cita-cita bersama masyarakat Kabupaten Ogan

Komering Ilir.

Langkah-langkah untuk mewujudkan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir

Tahun 2005–2025 dibagi dalam 4 (empat) tahap. Tahap pertama RPJMD Kabupaten

Ogan Komering Ilir (Tahun 2005–2010) yang telah ditetapkan melalui Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2005 sudah termasuk dalam tahapan RPJPD Kabupaten Ogan

Komering Ilir Tahun 2005–2025.

Untuk mewujudkan visi 2025: “Kabupaten Ogan Komering Ilir yang Mandiri,

Sejahtera, dan Beriman”, maka perlu didukung oleh (1) komitmen dari kepemimpinan

daerah yang berakhlak mulia, kapabel, berkualitas dan demokratis (2) Good

Governance dan Clean Government (3) konsistensi kebijakan pemerintah daerah (4)

keberpihakan kepada rakyat (5) partisipasi aktif dari masyarakat, media massa, dan

pihak swasta, serta (6) mekanisme kontrol dan pengawasan serta akuntabilitas publik

yang baik.

Untuk itu, dukungan dan kerjasama dari semua pemangku kepentingan di

Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan akan membawa masyarakat mencapai visi,

misi dan sasaran pembangunan sebagai mana yang telah disepakati.

R

BAB VIIPENUTUP

Page 104: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 104 -

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

NOMOR 12 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAHKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

TAHUN 2005-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI OGAN KOMERING ILIR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah

daerah, disusun perencanaan pembangunan daerah

sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional;

b. bahwa rencana pembangunan jangka panjang daerah

disusun dengan maksud untuk memberikan arah

sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh komponen

pelaku pembangunan daerah dalam hal ini pemerintah,

masyarakat dan dunia usaha dengan mengacu pada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Provinsi Sumatera Selatan dan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan huruf b diatas, perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan Jangka panjang Daerah Kabupaten

Ogan Komering Ilir Tahun 2005-2025.

Page 105: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 105 -

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di

Sumatera Selatan (Lembaran-Negara Republik

Indonesia Tahun 1959 Nomor 73), Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-

Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1960 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2013);

3. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang

Penanaman Modal Asing (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1967 Nomor 1, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2818);

4. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3419);

5. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3427);

6. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang

Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);

7. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Cagar

Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Page 106: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 106 -

1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3470);

8. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang

Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3479);

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851 );

10. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3881);

11. Undang–Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang

Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 243, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4045);

12. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang

Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

13. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286 );

14. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Page 107: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 107 -

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 ,Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );

15. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4377);

16. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

17. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

18. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

19. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Page 108: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 108 -

Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

20. Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4444);

21. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

22. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

23. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4849);

24. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4959);

25. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-

Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

Page 109: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 109 -

26. Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);

27. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5058);

28. Undang–Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

29. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang–Undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang

Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3445);

31. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang

Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1993 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3527);

32. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang

Prasarana Lalu-Lintas Jalan (Lembaran Negara

Page 110: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 110 -

Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);

33. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang

Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3776);

34. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran/Kerusakan Laut (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3816);

35. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3838);

36. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang

Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4095);

37. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang

Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2001 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4156);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 111: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 111 -

Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4161);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang

Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453);

40. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

41. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar

Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4585 );

42. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593 );

43. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4609 );

44. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Page 112: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 112 -

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4614 );

45. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4663 );

46. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4664);

47. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

48. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

49. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

50. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan

Page 113: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 113 -

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4815);

51. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4817);

52. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4833);

53. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

54. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 15

Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019);

55. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5070);

56. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Page 114: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 114 -

tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

57. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17

Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Daerah

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025

(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun

2007 Nomor 17);

58. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir

Nomor 19 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Lembaran

Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 1999

Nomor 19);

59. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir

Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran

Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2008

Nomor 5);

Page 115: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 115 -

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

dan

BUPATI OGAN KOMERING ILIR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAHKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TAHUN 2005-2025

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir;

2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Ogan Komering

Ilir;

3. Bupati adalah Bupati Ogan Komering Ilir;

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Ogan Komering Ilir;

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir;

6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selanjutnya disebut

Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Ogan Komering Ilir;

7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan

Page 116: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 116 -

fungsi perencanaan pembangunan di daerah Kabupaten Ogan

Komering Ilir;

8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat

RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh)

tahun;

9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya

disingkat dengan RPJPD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk

periode 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah

pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan

RPJPD Provinsi;

10.Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya

disingkat dengan RPJM, adalah dokumen perencanaan untuk periode

5 (lima) tahun;

11.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya

disingkat dengan RPJMD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk

periode 5 (lima) tahun yang memuat penjabaran visi, misi, dan

program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada

RPJPD, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi

pembangunan daerah, kebijakan umum, program Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD), program lintas SKPD, dan program

kewilayahan, disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka

regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;

12.Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan

SKPD, adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah;

13.Rencana tata ruang wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah

hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan

arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan

pulau/kepulauan ke dalam struktur dan pola ruang wilayah;

14.Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan

berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional;

Page 117: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 117 -

15.Permasalahan pembangunan daerah adalah “gap expectation” antara

kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan

dan antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil

saat perencanaan sedang disusun.

16. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena

dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat

penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan

tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan

datang;

17.Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada

akhir periode perencanaan;

18.Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi;

19.Arah kebijakan adalah instrumen perencanaan yang memandu ke

mana prioritas pembangunan diarahkan agar lebih fokus dalam upaya

mencapai tujuan;

20.Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah adalah pedoman

untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan

selama 20 (dua puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok tahapan

lima tahunan RPJPD;

21.Sasaran adalah hasil yang diharapkan pada akhir periode

perencanaan selama 20 (dua puluh) tahun;

22.Sasaran pokok adalah minimal target yang disepakati untuk dicapai

pada setiap akhir tahapan lima tahunan RPJPD;

23.Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-

tujuan besar (strategic goals) yang dapat mempedomani dan

memberikan fokus pada penilaian dan perumusan strategi, kebijakan,

dan program;

24.Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-

program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi;

Page 118: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 118 -

25.Kebijakan pembangunan adalah arah dan tindakan yang diambil oleh

pemerintah dan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan;

26.Kinerja adalah keluaran atau hasil dari program kegiatan yang akan

atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan

kuantitas dan kualitas yang terukur;

27. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan atau

kualitatif untuk masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan atau dampak

yang menggambarkan tingkat capaian suatu program atau kegiatan;

28.Standar pelayanan minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah

ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan

urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara

minimal;

29.Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang

langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari

pelaksanaan pembangunan. Stakeholder dapat berupa kelompok,

organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan/pengaruh dalam

proses pengambilan keputusan/pelaksanaan pembangunan;

30. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu

untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa

instansi pemerintah atau dalam rangka kerjasama dengan

masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu;

31. Kegiatan adalah penjabaran program merupakan tindakan nyata

dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah,

ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada;

32. Indikator Kinerja kegiatan adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah

ditetapkan.

Page 119: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 119 -

BAB II

TAHAPAN PENYUSUNAN RPJP DAERAH

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai pedoman bagi

seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam hal ini pemerintah,

masyarakat dan dunia usaha dalam Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Pasal 3

Tahapan Penyusunan Rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah adalah sebagai berikut :

a. Bappeda menyusun rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, memuat Visi, Misi dan arah pembangunan daerah

dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi Sumatera

Selatan;

b. Bappeda meminta masukan dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah

(SKPD) dan Pemangku kepentingan;

Pasal 4

Tahapan Penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah adalah :

a. Kepala Bappeda melaksanakan Musrenbang untuk membahas

rancangan awal RPJPD;

b. Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan

pemangku kepentingan;

c. Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,

pembahasan dan penyepakatan rancangan awal Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah.

Page 120: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 120 -

Pasal 5

(1) Kepala Bappeda Kabupaten bertugas dan bertanggungjawab :

a. mengkoordinasikan penyusunan RPJPD;

b. menyiapkan rancangan awal RPJPD sebagai bahan Musrenbang;

a. menyelenggarakan Musrenbang; dan

b. menyusun rancangan akhir RPJPD hasil Musrenbang.

(2) Kepala SKPD Kabupaten, bertugas dan bertanggung jawab dalam

Penyiapan data sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.

Pasal 6

Tahapan Penyusunan Rancangan Akhir Rancangan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah adalah sebagai berikut :

a. Rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

dirumuskan oleh Bappeda berdasarkan hasil Musrenbang;

b. Rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

disampaikan ke DPRD dalam bentuk Rancangan Peraturan Daerah

tentang RPJPD.

Pasal 7

Tahapan Penetapan Rancangan Rencana Panjang Jangka Menengah

Daerah adalah sebagai berikut :

a. DPRD bersama kepala daerah membahas Rancangan Peraturan

Daerah tentang RPJPD;

b. RPJPD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi

dengan Menteri Dalam Negeri;

c. Bupati menyampaikan Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah paling lama 1 (satu) bulan

kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri;

Page 121: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 121 -

d. Bupati menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten kepada

masyarakat.

BAB III

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN SISTEMATIKA

Pasal 8

(1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun secara sistematis,

terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap tuntutan

perubahan didalam masyarakat.

(2) Naskah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan sebagai

kerangka dasar perencanaan pembangunan jangka panjang 20 (dua

puluh) tahun.

(3) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) berfungsi sebagai dokumen perencanaan

pembangunan dan bahan pedoman sekaligus sebagai acuan dalam

mengevaluasi kemajuan penyelenggaraan pembangunan daerah

guna mewujudkan keberhasilan pembangunan, pertumbuhan

ekonomi daerah dan kemajuan daerah di segala bidang kehidupan

masyarakat.

Pasal 9

RPJP Daerah Kabupaten merupakan dokumen perencanaan untuk

periode 20 (dua puluh) tahun, memuat :

a. Kondisi umum, mencakup aspek geografi dan demografi, aspek

kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya

saing daerah.

b. Analisis Isu-isu Strategis;

Page 122: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 122 -

c. Visi dan Misi;

d. Sasaran, Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok;

e. Prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan.

Pasal 10

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), disusun dengan

sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV : VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

BAB V : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

BAB VI : KAIDAH PELAKSANAAN

BAB VII : PENUTUP

Pasal 11

(1) Visi Kabupaten Ogan Komering Ilir “Mandiri, Sejahtera, Beriman”

(2) Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir

a. Menjamin kualitas pelayanan infrastruktur dan mengurangi

disparitas pembangunan antar wilayah;

b. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan;

c. Memberdayakan ekonomi lokal yang berdaya saing;

d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak

mulia, sehat, dan berpendidikan;

e. Meningkatkan kemampuan birokrasi dan kapasitas keuangan

daerah;

Page 123: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 123 -

Pasal 12

Naskah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian dan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

BAB IV

PENJABARANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Pasal 13

RPJPD Kabupaten merupakan rencana pembangunan Kabupaten untuk

periode 20 (dua puluh) tahun.

Pasal 14

RPJPD Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dijabarkan

kedalam RPJMD Kabupaten yang merupakan rencana pembangunan

daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

Pasal 15

(1) RPJPD Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12,

merupakan pedoman penyusunan RPJMD Kabupaten untuk periode 5

(lima) tahun.

(2) Rancangan Akhir RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini dan

merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Page 124: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 124 -

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Ketentuan lebih lanjut yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini,

sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 17

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah

Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 11 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir

tahun 2006-2025, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 18

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Ditetapkan di Kayuagungpada tanggal 2011

BUPATI OGAN KOMERING ILIR,

ISHAK MEKKIDiundangkan di Kayuagung

pada tanggal 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

RUSLAN BAHRI

Page 125: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 125 -

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TAHUN 2011

NOMOR

Page 126: peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 126 -