PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA...

31
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 203 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu diatur Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, maka perlu dibentuk dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822 ) ; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851 ) ; 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 2) ; 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 3) ; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286 ) ; 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355) ; 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389 ) ; 8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400 ) ; 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 ) ; 10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438 ) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021 ) ; SALINAN

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA...

Page 1: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS

NOMOR : 08 TAHUN 2006

TENTANG

TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN,

PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAROS,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 203 Undang-undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan pasal 53

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu diatur Tata

Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala

Desa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas,

maka perlu dibentuk dalam Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 1822 ) ;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun

1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851 ) ;

3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 2) ;

4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran

Negara Tahun 2002 Nomor 3) ;

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( Lembaran

Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286 ) ;

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (

Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4355) ;

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4389 ) ;

8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400 ) ;

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran

Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 ) ;

10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438 ) ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan

( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4021 ) ;

SALINAN

Page 2: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

2

12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan

atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor

40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090 ) ;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4576 ) ;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4578 ) ;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimal ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor

150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578 ) ;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara

Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587 ) ;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 1 Tahun 1989 tentang Penyidik

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II

Maros (Lembaran Daerah Tahun 1989 Nomor 2);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 1 Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 2);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 11 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005

Nomor 19);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 15 Tahun 2005 tentang Gerakan Bebas

Buta Aksara dan Pandai Baca Al Quran dalam Wilayah Kabupaten Maros

(Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 23);

21. Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana Desa ( Lembaran

Daerah Tahun 2006 Nomor 01 );

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAROS

dan

BUPATI MAROS

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS TENTANG TATA CARA

PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN

PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Maros.

b. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

c. Kepala Daerah selanjutnya disebut Bupati adalah Bupati Maros.

Page 3: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

3

d. Desa atau disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah Kesatuan

Masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

e. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah

Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat

yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

f. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan desa.

g. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang

merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

h. Bakal Calon Kepala Desa adalah Warga Masyarakat Desa setempat yang

dicalonkan dan/atau mencalonkan diri dalam penjaringan Bakal Calon Kepala

Desa.

i. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih selanjutnya disebut Calon Kepala Desa

adalah Bakal Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan

sebagai calon yang akan dipilih dalam pemilihan Kepala Desa.

j. Penjabat Kepala Desa adalah Pejabat yang diangkat oleh Pejabat yang berwenang

atas usul Camat untuk melaksanakan hak, wewenang dan kewajiban Kepala Desa

dalam kurun waktu tertentu.

k. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat yang berhak mengesahkan pengangkatan

dan pemberhentian Kepala Desa.

l. Pemilih adalah Penduduk Desa yang bersangkutan dan telah memenuhi

persyaratan untuk menggunakan hak pilih.

m. Hak Pilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk menentukan sikap pilihannya.

n. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan untuk

mendapatkan bakal calon dari warga masyarakat desa setempat.

o. Penyaringan adalah seleksi yang dilakuakan oleh Panitia Pemilihan dari segi

administrasi dan tes pengetahuan.

p. Panitia Pemilihan Kepala Desa selanjutnya disebut Panitia Pemilihan adalah

sekelompok orang yang diangkat oleh BPD untuk melaksanakan proses kegiatan

pemilihan Kepala Desa.

BAB II

PEMBENTUKAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasal 2

(1) BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa

jabatan Kepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa

jabatan.

(2) Empat bulan sebelum berakhir masa jabatannya, Kepala Desa menyampaikan

laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati, keterangan

pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat.

(3) Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala

Desa, BPD membentuk Panitia Pemilihan.

(4) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari unsur

perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat.

Page 4: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

4

(5) Tokoh masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (4) terdiri dari tokoh adat, tokoh

agama, tokoh wanita, tokoh pemuda dan pemuka masyarakat lainnya.

(6) Susunan panitia pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

terdiri dari :

a. Ketua merangkap sebagai anggota

b. Wakil Ketua merangkap anggota

c. Sekretaris merangkap anggota

d. wakil sekretaris merangkap anggota

e. Bendahara merangkap anggota

f. Wakil bendahara merangkap anggota

g. Beberapa anggota yang jumlahnya disesuaikan kebutuhan

Pasal 3

Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (3) mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penjaringan dan penyaringan bakal calon Kepala Desa.

b. Menerima pendaftaran bakal calon Kepala Desa.

c. Merencanakan biaya pemilihan.

d. Menyusun tata tertib pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

e. Melakukan pemeriksaan identitas dan persyaratan bakal calon Kepala Desa.

f. Melaksanakan pendaftaran pemilih dan pengesahan daftar pemilih sementara

maupun daftar pemilih tetap.

g. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pemilihan

Kepala Desa.

h. Menetapkan calon Kepala Desa yang berhak dipilih dari bakal calon Kepala Desa

yang memenuhi syarat.

i. Mengumumkan calon Kepala Desa yang berhak dipilih kepada masyarakat di

tempat-tempat yang terbuka sesuai kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

j. Melaksanakan pemungutan suara/pemilihan calon Kepala Desa.

k. Membuat laporan pelaksanaan pemilihan kepala desa dan melaporkan hasilnya

kepada BPD.

Pasal 4

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia Pemilihan wajib menjaga netralitasnya

dan berlaku adil serta tidak bersikap dan bertindak diskriminatif kepada setiap

Calon Kepala Desa maupun pemilih.

(2) Anggota Panitia Pemilihan yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap

ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dikenakan tindakan sesuai

dengan tata tertib pelaksanaan pemilihan.

Pasal 5

Panitia Pemilihan dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada BPD.

BAB III

HAK MEMILIH DAN DIPILIH

Pasal 6

Yang dapat memilih Kepala Desa adalah penduduk desa Warga Negara Republik

Indonesia yang :

a. Terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan secara sah sekurang-

kurangnya 6 (enam) bulan yang dibuktikan dengan KTP ;

Page 5: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

5

b. Sudah mencapai usia 17 ( Tujuh belas ) tahun pada hari pemungutan suara

dilaksanakan atau telah pernah kawin.

c. Tidak dicabut hak pilihnya bedasarkan keputusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 7

Hak pemilih tidak boleh diwakilkan kepada siapapun dan alasan apapun.

Pasal 8

Yang dapat dipilih menjadi Kepala Desa adalah penduduk Desa warga Negara

Republik Indonesia yang :

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Bebas buta aksara Al Quran bagi yang beragama Islam

c. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar 1945,

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah.

d. Tidak pernah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam setiap

kegiatan yang menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

e. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau

sederajat.

f Berumur sekurang-kurangnya 25 tahun atau telah pernah kawin, dan setinggi-

tingginya 56 tahun.

g. Sehat dan nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatannya berdasarkan Surat

Keterangan dari dokter pemerintah.

h. Berkelakuan baik, jujur, adil, dan berwibawa.

i. Tidak sedang dalam proses pemeriksaan/penyelidikan yang berwajib atau tidak

sedang dalam proses peradilan karena suatu tindak pidana

j. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan

hukuman paling singkat 5 (lima) tahun.

k. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap.

l. Terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan secara sah sekurang-

kurangnya 6 (enam) bulan yang dibuktikan dengan KTP ;

m. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di desa setempat

n. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa.

o. Belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa paling lama 10 (sepuluh) tahun

atau dua kali masa jabatan.

Pasal 9

(1) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa, disamping

harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pasal 9, juga harus memiliki

Surat Keterangan Persetujuan tertulis dari pejabat yang berwenang.

(2) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1) yang terpilih menjadi

Kepala Desa, dibebaskan untuk sementara dari jabatan struktural maupun

fungsionalnya dan dapat diangkat kembali dalam jabatan struktural atau

fungsional sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

(3) Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat dicalonkan/mencalonkan diri sebagai

Calon Kepala Desa.

(4) Calon Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri menjadi Kepala Desa harus

mundur dari status CPNS.

Page 6: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

6

(5) Anggota TNI/Polri yang akan dicalonkan dan/atau mencalonkan diri menjadi

calon Kepala Desa harus mengundurkan diri dari keanggotaannya dan/atau telah

pensiun.

BAB IV

PENCALONAN KEPALA DESA DAN KAMPANYE

CALON YANG BERHAK DIPILIH

Pasal 10

(1) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (3) menetapkan

tahapan dan jadwal pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

(2) Panitia Pemilihan segera melakukan penjaringan dan pendaftaran Bakal Calon

Kepala Desa serta pendaftaran pemilih dengan membuka pengumuman

pendaftaran Bakal Calon sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

(3) Penjaringan dan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan

selama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak pengumuman pendaftaran

dibuka.

(4) Apabila dalam batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

ternyata belum terdapat Bakal Calon Kepala Desa atau hanya terdapat seorang

Bakal Calon Kepala Desa, maka dengan persetujuan BPD Panitia Pemilihan

memperpanjang waktu penjaringan dan pendaftaran selama 7 (tujuh) hari kerja.

(5) Apabila dalam batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ternyata juga belum terdapat Bakal Calon Kepala Desa atau hanya terdapat

seorang Bakal Calon Kepala Desa, maka dengan persetujuan BPD Panitia

Pemilihan memperpanjang waktu penjaringan dan pendaftaran selama 7 (tujuh)

hari kerja lagi.

(6) Apabila dalam batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

ternyata masih juga belum terdapat Bakal Calon Kepala Desa atau hanya terdapat

seorang Bakal Calon Kepala Desa, maka diberlakukan ketentuan pengangkatan

Penjabat Kepala Desa.

(7) Panitia Pemilihan menetapkan hasil penjaringan dan pendaftaran Bakal Calon

Kepala Desa dalam Berita Acara.

Pasal 11

(1) Hasil penjaringan dan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (7),

selanjutnya dilakukan penyaringan.

(2) Penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

menyeleksi/meneliti kelengkapan dan keabsahan persyaratan administratif serta

seleksi dalam bentuk tes pengetahuan tentang Pemerintahan, Pembangunan dan

Kemasyarakatan dan tes baca Al-Quran bagi yang beragama Islam.

(3) Seleksi dalam bentuk tes sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh

Panitia Pemilihan.

(4) Berdasarkan hasil penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3),

Bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi syarat oleh Panitia Pemilihan

ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa yang berhak dipilih.

(5) Calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan

minimal 2 (dua) orang atau maksimal 5 (lima) orang.

Pasal 12

Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (2) terdiri dari :

a. Surat permohonan menjadi Calon Kepala Desa ;

Page 7: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

7

b. Surat pernyataan kesediaan menjadi calon ;

c. Surat Pernyataan tidak pernah terlibat baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam setiap kegiatan yang mengkhianati Negara Rebublik Indonesia

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ;

d. Surat Pernyataan setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,

Negara dan Pemerintah Republik Indonesia ;

e. Surat Izin tertulis dari pejabat yang berwenang bagi bakal calon kepala desa yang

berasal dari Pegawai Negeri Sipil ;

f. Surat Pernyataan tidak akan mengundurkan diri dalam proses pemilihan Kepala

Desa, 2 x 24 jam sebelum Hari H Pemilihan ;

g. Surat Keterangan tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ;

h. Surat Keterangan Kesehatan yang dikeluarkan oleh dokter pemerintah ;

i. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian ;

j. Salinan Ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisir oleh pejabat yang

berwenang ;

k. Akte Kelahiran/Surat kenal lahir dari pejabat yang berwenang ;

l. Pas Foto ukuran 3 x 4 Cm sebanyak 4 (empat) lembar ;

m. Surat Pernyataan Kesediaan Berdomisili pada Desa yang bersangkutan selama

menjabat sebagai Kepala Desa.

Pasal 13

(1) Bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai Calon

Kepala Desa.

(2) Panitia pemilihan menetapkan nomor urut calon kepala desa dengan cara diundi.

(3) Penetapan Calon Kepala Desa sebagaimanan dimaksud ayat (1) dan (2) di atas

dituangkan dalam Keputusan Panitia Pemilihan.

Pasal 14

(1) Calon Kepala Desa dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi

masyarakat setempat.

(2) Materi yang dikampanyekan adalah Visi, Misi dan Rencana Program

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan

kemasyarakatan.

(3) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan paling lama 5

(lima) hari dengan mempertimbangkan masa tenang selama 2 (dua) hari sebelum

hari pemungutan suara dilaksanakan ;

(4) Kampanye dilaksanakan secara dialogis dan/atau monologis, terkendali, aman

dan tertib dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat ;

(5) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dibenarkan dilaksanakan

dalam bentuk :

a. Pawai dan arak-arakan ;

b. Pemberian uang, barang dan fasilitas lain kepada calon pemilih ;

(6) Bagi calon yang berhak dipilih yang terbukti melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (5) dapat berakibat gugurnya calon yang bersangkutan ;

(7) Mekanisme dan tata cara pelaksanaan kampanye diatur dalam Tata Tertib

Pemilihan Kepala Desa.

Page 8: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

8

BAB V

PEMUNGUTAN SUARA

Pasal 15

(1) Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakan pemungutan suara,

Panitia Pemilihan memberitahukan kepada masyarakat tentang akan

dilaksanakannya pemilihan Kepala Desa dan mengumumkannya secara terbuka

nama-nama Calon Kepala Desa.

(2) Pemilihan dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

(3) Pemungutan suara dilaksanakan pada hari, tanggal dan tempat yang telah

ditentukan oleh Panitia Pemilihan.

(4) Setiap pemilih mempunyai hak pilih hanya 1 (satu) suara dan tidak dapat

diwakilkan.

(5) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para Calon Kepala Desa harus berada

di tempat pemungutan suara.

(6) Penentuan tempat duduk didasarkan pada nomor urut Calon Kepala Desa

sebagaimana yang telah ditetapkan.

(7) Panitia Pemilihan dan Calon Kepala Desa tetap mempunyai hak untuk

menggunakan suara.

(8) Pemberian suara dilakukan dengan mencoblos nomor urut Calon Kepala Desa

pada kertas suara dalam bilik suara yang telah disediakan.

Pasal 16

(1) Pemilihan Calon Kepala Desa dianggap sah apabila diikuti sekurang-kurangnya

oleh lebih dari 50 % dari jumlah pemilih tetap yang telah disahkan oleh panitia.

(2) Apabila pada saat berakhirnya batas waktu pemungutan suara yang telah

disepakati antara calon dan panitia pemilihan, kuorum sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) belum tercapai, pemungutan suara dapat diundur paling lama 2

(dua) jam.

(3) Apabila sampai batas waktu pengunduran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

kuorum belum juga tercapai, maka pemilihan calon Kepala Desa dinyatakan batal

oleh Panitia Pemilihan dan Panitia Pemilihan merencanakan proses pemilihan

ulang.

(4) Apabila diadakan pengulangan dalam pemilihan Calon Kepala Desa dan masa

jabatan Kepala Desa telah berakhir, maka diberlakukan pengangkatan Penjabat

Kepala Desa.

Pasal 17

Anggota BPD dan Panitia Pemilihan yang mempunyai hak pilih serta Calon Kepala

Desa, tetap mempunyai hak untuk menggunakan hak pilihnya.

Pasal 18

(1) Untuk kelancaran pelaksanaan pemilihan Calon Kepala Desa, Panitia Pemilihan

menyediakan :

a. Papan pengumuman yang memuat nama-nama calon kepala desa

sebagaimana yang telah ditetapkan ;

b. Surat suara yang memuat nomor urut calon kepala desa dan telah

ditandatangani dan dicap/stempel oleh ketua panitia pemilihan sebagai tanda

surat suara yang sah ;

Page 9: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

9

c. Kotak suara berikut kuncinya dengan jumlah dan ukurannya disesuaikan

dengan kebutuhan ;

d. Bilik suara atau tempat khusus untuk pelaksanaan pemberian suara ;

e. Alat pencoblos di dalam bilik suara ;

f. Papan tulis untuk menghitung suara ;

(2) Bentuk dan model serta ukuran surat suara, kotak suara, bilik suara, alat

pencoblos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh Panitia

Pemilihan.

Pasal 19

(1) Selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara Panitia

Pemilihan sudah harus menyampaikan surat undangan kepada para calon

pemilih ;

(2) Surat undangan sebagaimana dimaksud ayat (1), memuat tentang waktu dan

tempat pemilih menggunakan hak pilihnya, dan pada surat tersebut diberikan

nomor urut pada daftar pemilih maupun daftar pemilih tambahan yang sudah

disahkan ;

(3) Panitia Pemilihan mencocokkan nama yang bersangkutan dengan surat undangan

dan dicocokkan dengan daftar pemilih tetap maupun tambahan yang telah

disahkan oleh Panitia Pemilihan ;

(4) Pada saat berlangsungnya pemungutan suara, Panitia Pemilihan dapat menerima

pemilih tambahan bagi warga desa yang tidak terdaftar namun memenuhi syarat

dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk

Pasal 20

(1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, Panitia Pemilihan membuka kotak

suara dan memperlihatkannya kepada para pemilih yang hadir bahwa kotak

suara dalam keadaan kosong serta menutupnya kembali,

mengunci dan menyegel dengan menggunakan kertas yang dibubuhi cap atau

stempel Panitia Pemilihan.

(2) Pemilih yang hadir diberikan 1 (satu) lembar surat suara oleh panitia pemilihan

melalui pemanggilan berdasarkan urutan daftar hadir.

(3) Setelah menerima surat suara, pemilih memeriksa atau meneliti dan apabila surat

suara dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak, pemilih berhak meminta surat

suara yang baru setelah menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak

kepada panitia pemilihan.

(4) Penggantian surat suara yang cacat atau rusak hanya dapat dilakukan paling

banyak hanya 2 (dua) kali.

Pasal 21

(1) Pencoblosan surat suara dilaksanakan dalam bilik dengan menggunakan alat yang

telah disediakan.

(2) Pemilih yang telah masuk ke bilik suara dianggap telah menggunakan hak

pilihnya.

(3) Pemilih yang keliru mencoblos, dapat meminta surat suara baru maksimal hanya

2 (dua) kali setelah menyerahkan surat suara yang keliru kepada Panitia

Pemilihan.

(4) Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukkan surat suara ke dalam kotak

yang disediakan dalam keadaan terlipat.

Page 10: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

10

Pasal 22

(1) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, panitia pemilihan berkewajiban untuk

menjamin agar pelaksanaan pemungutan suara berjalan secara demokratis, lancar,

tertib, aman dan teratur.

(2) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para Calon Kepala Desa harus

berada ditempat yang telah ditentukan oleh Panitia Pemilihan untuk mengikuti

pelaksanaan pemungutan suara.

(3) Panitia Pemilihan menjaga agar setiap orang yang berhak memilih hanya

memberikan satu suara dan menolak pemberian suara yang diwakilkan dengan

alasan apapun.

Pasal 23

(1) Setelah pemungutan suara selesai, Panitia Pemilihan menyusun Berita Acara

Pemungutan Suara.

(2) Berita Acara sebagaimana dimaksud ayat (1), ditandatangani oleh Panitia

Pemilihan dan para Calon Kepala Desa.

BAB VI

PENGHITUNGAN SUARA

Pasal 24

(1) Setelah pemungutan suara selesai sebagaimana dimaksud pada pasal 23 ayat (1)

dan ayat (2), Panitia Pemilihan meminta masing-masing Calon Kepala Desa

untuk menugaskan/menunjuk 1 (satu) orang untuk menjadi saksi dalam

penghitungan suara.

(2) Penunjukan saksi oleh para Calon Kepala Desa dilakukan dengan menggunakan

formulir yang disediakan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 25

(1) Penghitungan suara dimulai setelah berakhir batas waktu yang telah ditetapkan

oleh Panitia Pemilihan atas kesepakatan para Calon Kepala Desa.

(2) Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan menghitung surat suara yang masuk

dihadapan saksi-saksi.

(3) Setiap lembar surat suara diteliti satu demi satu untuk mengetahui surat suara

yang diberikan kepada calon yang berhak dipilih dan kemudian panitia pemilihan

menyebutkan nomor urut calon yang berhak dipilih yang mendapat suara tersebut

serta mencatatnya dipapan tulis yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga

dapat disaksikan dengan jelas oleh para Calon Kepala Desa dan pemilih yang

hadir.

(4) Pembacaan surat suara dilakukan oleh Panitia Pemilihan secara tegas dan jelas

kemudian ditunjukkan kepada para Calon Kepala Desa dan para saksi dihadapan

seluruh pemilih yang hadir.

Pasal 26

(1) Surat suara dianggap tidak sah, apabila :

a. Tidak menggunakan surat suara yang telah ditentukan ;

b. Tidak terdapat tanda tangan ketua panitia pemilihan ;

c. Ditandatangani atau memuat tanda yang menunjukkan identitas pemilih ;

d. Mencoblos surat suara lebih dari 1 (satu) calon yang berhak dipilih ;

Page 11: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

11

e. Mencoblos tidak tepat pada kotak tanda gambar yang telah disediakan ;

f. Mencoblos surat suara tidak dengan alat yang telah disediakan oleh panitia

pemilihan.

(2) Alasan-alasan yang menyebabkan surat suara tidak sah diumumkan sebelum

penghitungan suara ;

Pasal 27

(1) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah pemilih yang

menggunakan hak pilihnya dinyatakan sebagai Calon Terpilih.

(2) Apabila Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) lebih dari 1 (satu) orang dengan jumlah yang sama,

maka untuk menentukan calon yang berhak menjadi Kepala Desa Terpilih harus

diadakan pemilihan ulang ;

(3) Pemilihan ulang sebagaimana pada ayat (2) dilaksanakan hanya untuk calon

yang mendapat suara terbanyak dalam jumlah yang sama ;

(4) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud ayat (3) hasilnya tetap sama,

maka untuk menetapkan Calon Kepala Desa Terpilih keputusannya diserahkan

kepada Keputusan BPD.

(5) BPD dalam hal menetapkan Calon Kepala Desa Terpilih sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) terlebih dahulu mendengarkana pertimbangan Ketua Panitia

Pemilihan serta melihat hasil dari penjaringan dari Calon Kepala Desa.

BAB VII

PENGADUAN DAN PENYELESAIAN MASALAH

Pasal 28

(1) Pengaduan terhadap adanya dugaan pelanggaran baik oleh panitia maupun

para calon dapat diajukan kepada BPD.

(2) Berdasarkan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPD

melakukan rapat dan musyawarah bersama Panitia Pemilihan guna mencari

solusi secara mufakat.

(3) Apabila ditemukan adanya pelanggaran tindak pidana, maka BPD atas saran

dan pertimbangan Panitia Pemilihan dapat melaporkan kepada pihak

berwenang.

Pasal 29

(1) Keberatan terhadap hasil pemilihan kepala desa hanya dapat diajukan oleh

calon kepala desa kepada BPD paling lambat 2 (dua) hari setelah penetapan

hasil pemilihan.

(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berkenaan dengan hasil

penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya calon.

(3) Apabila dalam pelaksanaan perhitungan suara terbukti terdapat kecurangan

yang mengakibatkan kerugian pada salah satu calon, maka Ketua BPD dapat

membatalkan hasil pemilihan dan menjadwalkan pelaksanaan pemilihan ulang

paling lama 15 hari.

Page 12: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

12

BAB VIII

PENETAPAN CALON KEPALA DESA TERPILIH

Pasal 30

(1) Setelah penghitungan suara selesai, Panitia Pemilihan menyusun,

menandatangani dan membacakan Berita Acara Penghitungan Suara ;

(2) Berita Acara penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga

ditandatangani oleh Calon Kepala Desa dan para saksi yang telah ditunjuk.

(3) Apabila terdapat Calon Kepala Desa atau saksi tidak menandatangani Berita

Acara sebagaimana dimaksud ayat (2) tanpa alasan yang jelas dan hasilnya tetap

dapat dipertanggungjawabkan, maka penghitungan suara tetap dinyatakan sah.

Pasal 31

(1) Panitia pemilihan membuat Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa dengan

menyertakan Berita Acara Pemungutan Suara dan Berita Acara Pengitungan

Suara.

(2) Laporan pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada BPD.

(3) Berdasarkan Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), BPD menetapkan Calon Kepala Desa Terpilih yang

dituangkan dengan Keputusan BPD.

BAB IX

PENGESAHAN, PELANTIKAN DAN PENGANGKATAN KEPALA DESA

Pasal 32

(1) Calon Kepala Desa Terpilih sebagaimana dimaksud pada pasal 31 ayat (3),

disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk disahkan menjadi Kepala Desa

Terpilih.

(2) Bupati menerbitkan Keputusan Bupati tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala

Desa Terpilih paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal diterimanya

penyampaian hasil pemilihan dari BPD.

Pasal 33

(1) Kepala Desa Terpilih dilantik oleh Bupati paling lama 15 (lima belas) hari

terhitung tanggal penerbitan Keputusan Bupati.

(2) Pelantikan Kepala Desa Terpilih dapat dilaksanakan di desa bersangkutan

dihadapan masyarakat.

(3) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa mengucapkan sumpah/janji.

(4) Susunan kata-kata sumpah/janji Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (3),

adalah sebagai berikut :

“ Demi Allah (Tuhan), Saya bersumpah/berjanji bahwa Saya akan

memenuhi kewajiban Saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-baiknya,

sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya ; bahwa Saya akan selalu taat dalam

mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara ; dan

bahwa Saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-undang

Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan

dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa, Daerah dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia “.

Page 13: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

13

Pasal 34

Pada saat mengucapkan sumpah/janji pada Pelantikan Kepala Desa sebagaimana

dimaksud dalam pasal 33 ayat (3), diselenggarakan di dalam suatu upacara yang

dihadiri oleh anggota BPD, perangkat desa, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.

Pasal 35

Pada upacara pengucapan sumpah/janji dan Pelantikan Kepala Desa sebagaimana

dimaksud dalam pasal 34, Kepala Desa yang akan dilantik berpakaian dinas upacara

yang telah ditentukan.

Pasal 36

(1) Pelantikan Kepala Desa dilaksanakan tepat pada akhir masa jabatan Kepala Desa

yang lama dan ditetapkan sebagai tanggal pelantikan.

(2) Apabila akhir masa jabatan Kepala Desa yang lama sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) jatuh pada hari libur, maka pelantikan dilaksanakan pada hari kerja

berikutnya atau hari sebelum libur.

Pasal 37

Pelantikan Kepala Desa yang tidak dapat dilaksanakan tepat waktu karena alasan-

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dapat ditunda selama-lamanya 3 (tiga)

bulan sejak tanggal berakhirnya masa jabatan Kepala Desa yang bersangkutan atas

persetujuan BPD, dengan ketentuan bahwa Kepala Desa yang bersangkutan tetap

melaksanakan tugasnya selama penundaan tersebut.

Pasal 38

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 37, berlaku pula bagi desa yang dijabat

oleh Penjabat Kepala Desa.

Pasal 39

Calon Kepala Desa yang terpilih dan ditetapkan menjadi Kepala Desa, terhitung mulai

tanggal pelantikan sebagai Kepala Desa harus bertempat tinggal di desa yang

bersangkutan.

BAB X

MASA JABATAN KEPALA DESA

Pasal 40

Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan

dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

BAB XI

BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasal 41

(1) Besarnya biaya pemilihan Kepala Desa ditentukan oleh BPD atas usul Panitia

Pemilihan

Page 14: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

14

(2) Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan dan

disesuaikan dengan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDesa) dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

(3) Biaya Pemilihan Kepala Desa dipergunakan antara lain untuk :

a. Biaya administrasi ;

b. Biaya pendaftaran pemilih ;

c. Biaya pembuatan surat suara ;

d. Biaya pembuatan bilik suara ;

e. Biaya rapat ;

f. Biaya konsumsi ;

g. Honorarium panitia ;

h. Biaya lainnya sesuai dengan kebutuhan ;

(4) BPD memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai pengajuan dan penggunaan

biaya pemilihan Kepala Desa.

BAB XII

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KEPALA DESA

Pasal 42

Kepala Desa mempunyai tugas dan wewenang :

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan bersama BPD ;

b. Mengajukan rancangan Peraturan Desa ;

c. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD ;

d. Menyusun dan mengajukan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada BPD untuk

dibahas dan ditetapkan bersama ;

e. Membina kehidupan masyarakat desa;

f. Membina perekonomian desa;

g. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa;

h. Mendamaikan perselisihan masyarakat desa ;

i. Mengembangkan pendapatan desa ;

j. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat

yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku ;

k. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif ;

l. Pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan di desa ;

m. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa

hukumnya ;

n. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan ;

Pasal 43

Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada pasal 41,

Kepala Desa mempunyai kewajiban :

a. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa ;

c. Mememlihara ketentraman dan ketertiban masyarakat ;

d. Melaksanakan kehidupan demokrasi ;

e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan baik ;

f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa ;

g. Mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan ;

h. Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan desa ;

Page 15: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

15

i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa ;

j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa ;

k. Melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Bupati ;

BAB XIII

PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA

Pasal 44

(1) Kepala Desa memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama BPD.

(2) Dalam melaksanakan tugas, kewenangan dan kewajibannya, Kepala Desa juga

mempunyai kewajiban untuk :

a. Memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD ;

b. Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati ;

c. Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada

masyarakat ;

(3) Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf a disampaikan kepada Bupati melalui Camat satu kali dalam satu tahun

;

(4) Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b disampaikan satu kali dalam satu tahun dalam sidang pleno

BPD ;

(5) Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada

masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat berupa selebaran

yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan

dalam berbagai pertemuan masyarakat desa, radio komunitas atau media lainnya.

(6) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan oleh Bupati untuk

melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan

tindak lanjut.

Pasal 45

(1) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada pasal 43 ayat (2), Kepala Desa

juga mempunyai kewajiban membuat laporan akhir masa jabatan.

(2) Laporan akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah laporan

penyelenggaraan pemerintahan desa.

(3) Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) disampaikan kepada Bupati melalui Camat dan kepada BPD selambat-

lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala Desa.

BAB XIV

LARANGAN KEPALA DESA DAN TINDAKAN PENYIDIKAN

Pasal 46 Kepala Desa dilarang :

a. Menjadi pengurus partai politik ;

b. Merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota BPD, Lembaga

Kemasyarakatan di desa bersangkutan ;

c. Merangkap jabatan sebagai anggota DPRD ;

d. Terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden, dan pemilihan

kepala daerah;

e. Membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi diri

sendiri, anggota keluarga, kroni, golongan tertentu, yang bertentangan dengan

Page 16: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

16

peraturan perundang-undangan, merugikan kepentingan umum, dan meresahkan

sekelompok masyarakat, atau mendiskriminasikan warga negara dan/atau

golongan masyarakat lain ;

f. Melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme serta menerima uang, barang dan/atau

jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan

dilakukannya ;

g. Menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah/janji jabatan ;

h. Melakukan tindakan/perbuatan asusila dan amoral yang bertentangan dengan

norma agama, adat dan norma sosial.

Pasal 47

(1) Tindakan penyelidikan terhadap Kepala Desa dilakukan oleh penyidik setelah

adanya persetujuan tertulis dari Bupati.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1), tidak berlaku dalam hal :

a. Kepala Desa tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan yang

diancam pidana kurungan atau penjara.

b. Diduga melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati.

(3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud ayat (2), dilaporkan secara tertulis

oleh atasan penyidik kepada Bupati selambat-lambatnya dalam 2 (dua) kali 24

(dua puluh empat) jam.

BAB XV

PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN

KEPALA DESA

Pasal 48

(1) Kepala Desa berhenti karena :

a. Meninggal dunia ;

b. Permintaan sendiri ;

c. Diberhentikan.

(2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena :

a. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;

b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap

secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Kepala Desa;

d. Dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan yang ditetapkan dengan

keputusan pengadilan;

e. Tidak melaksanakan kewajiban Kepala Desa; dan/atau

f. Melanggar larangan bagi Kepala Desa.

(3) Usul pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

huruf b dan ayat (2) huruf a dan huruf b diusulkan oleh Pimpinan BPD kepada

Bupati melalui Camat, berdasarkan keputusan musyawarah BPD.

(4) Usul pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,

huruf d, huruf e dan huruf f disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui Camat

berdasarkan musyawarah BPD yang dihadiri oleh ⅔ (dua per tiga) dari jumlah

anggota BPD.

(5) Pengesahan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dan ayat (4) ditetapkan dengan keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari

sejak usul diterima.

(6) Setelah dilakukan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (5),

Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa.

Page 17: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

17

Pasal 49

(1) Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD

apabila dinyatakan melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan

pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan putusan

pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap ;

(2) Kepala Desa diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD apabila

terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap ;

Pasal 50

Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD karena

berstatus sebagai tersangka melakukan tindakan pidana korupsi, tindak pidana

terorisme, makar dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara.

Pasal 51

(1) Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD

apabila paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pelantikan, ketentuan

sebagaimana dimaksud pada pasal 39 tidak dapat dipenuhi.

(2) Kepala Desa diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD apabila paling

lama 3 (tiga) bulan setelah diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud ayat

(1), ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 39 tetap tidak dapat dipenuhi.

Pasal 52

(1) Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam pasal

48 ayat (1) dan pasal 49, setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak

bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan

pengadilan, Bupati harus merehabilitasi dan/atau mengaktifkan kembali Kepala

Desa yang bersangkutan sampai akhir masa jabatan.

(2) Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) telah berakhir masa jabatannya Bupati hanya merehabilitasi kepala desa

yang bersangkutan.

Pasal 53

Apabila Kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam pasal 48

ayat (1) dan pasal 49, Sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa

sampai dengan adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap.

Pasal 54

Apabila Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 ayat (2)

dan pasal 49, Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa dengan tugas pokok

menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 18: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

18

Pasal 55

(1) Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam pasal

51 ayat (1), Sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa.

(2) Kepala Desa yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pasal 51 ayat (2), Bupati

mengangkat Penjabat Kepala Desa dengan tugas pokok menyelenggarakan

pemilihan Kepala Desa paling lama 6 (enam) bulan.

Pasal 56

Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil yang belum berakhir masa jabatannya, tidak

dapat diberhentikan dengan alasan bahwa yang bersangkutan memasuki usia atau

sudah Pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 57

Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil yang belum berakhir masa jabatannya, tidak

dapat diangkat dalam jabatan struktural atau fungsional.

Pasal 58

Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, atau diberhentikan oleh pejabat

yang berwenang, dikembalikan ke Instansi Induknya.

BAB XVI

PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA

Pasal 59

(1) Dalam hal penyelenggaraan pencalonan sampai dengan pelantikan Kepala Desa

tidak dapat terlaksana tepat waktu sesuai berakhirnya masa jabatan Kepala Desa,

Bupati dapat mengangkat Penjabat Kepala Desa.

(2) Pengangkatan Penjabat Kepala Desa ditetepkan dengan Keputusan Bupati atas

usul Camat berdasarkan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat.

(3) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat berasal dari

perangkat desa yang bersangkutan, tokoh masyarakat atau Pegawai Negeri Sipil

yang berada dalam lingkup Kecamatan dengan memberi kesempatan yang sama

bagi laki-laki dan perempuan.

(4) Salah satu tugas pokok Penjabat Kepala Desa adalah mempersiapkan dan

melaksanakan penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

(5) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat

dicalonkan dan/atau mencalonkan diri menjadi Kepala Desa.

Pasal 60

(1) Penjabat Kepala Desa diambil sumpah/janji dan dilantik oleh Bupati atau pejabat

yang ditunjuk.

(2) Masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 56 ayat

(2), adalah 6 bulan terhitung mulai tanggal pelantikan.

(3) Dalam hal penyelenggaraan pencalonan sampai dengan pelantikan Kepala Desa

tidak dapat terlaksanan tepat waktu sesuai berakhirnya masa jabatan Penjabat

Kepala Desa, Bupati atas usul Camat memperpanjang masa jabatan Penjabat

Kepala Desa untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan.

Page 19: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

19

(4) Apabila setelah perpanjangan masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana

dimaksud ayat (3) masih belum terlaksana pelantikan Kepala Desa terpilih, maka

Camat mengusulkan Penjabat Kepala Desa yang baru kepada Bupati.

Pasal 61

Hak, tugas, wewenang dan kewajiban Penjabat Kepala Desa adalah sama dengan hak,

tugas, wewenang dan kewajiban Kepala Desa.

BAB XVII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 62

Penjabat Kepala Desa yang ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat

dicalonkan dan/atau mencalonkan diri menjadi Kepala Desa.

Pasal 63

Kepala Desa yang diangkat berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000

beserta perubahannya, pada saat diberlakukannya Peraturan Daerah ini tetap

menjalankan tugas sampai berakhir masa jabatannya.

Pasal 64

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Maros

Nomor 11 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan

Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Maros Tahun 2000 Nomor

26) dan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2002 tentang Perubahan Peraturan Daerah

Nomor 11 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan

Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Maros Tahun 2002 Nomor

27) dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Page 20: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

20

BAB XVIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 65

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Bupati sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya.

Pasal 66

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Maros.

Ditetapkan di Maros

pada tanggal

BUPATI MAROS,

TTD

H. A. NADJAMUDDIN AMINULLAH

Diundangkan di Maros

pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH,

TTD

Ir. BAHARUDDIN, MM

Pangkat : Pembina Utama Muda

N I P : 010 202 342

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAROS

TAHUN 2006 NOMOR …..

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM & HAM

AGUSTAM,S.IP,M.Si Pangkat : Pembina TK.I (IV/b)

Nip : 19730820 199202 1 001

Page 21: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

21

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS

NOMOR 08 TAHUN 2006

TENTANG

TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN,

PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

I. UMUM

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, kemudian ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 2005 tentang Desa, maka Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 11 Tahun 2000

tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dan

Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2002 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun

2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa

harus dilakukan penyesuaian.

Desa adalah Kesatuan Masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-

usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Kepala Desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk warga negara Republik

Indonesia yang memenuhi persyaratan dengan masa jabatan 6 (enam) tahun dan pata dipilih

kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Kepala Desa pada dasarnya

bertanggung jawab kepada rakyat desa yang prosedur pertanggungjawabannya kepada Bupati

melalui Camat. Kepada BPD, Kepala Desa wajib memberikan keterangan laporan

pertanggungjawaban dan kepada rakyat/masyarakat menyampaikan informasi pokok-pokok

pertanggungjawabannya dengan tetap memberikan peluang kepada masyarakat melalui BPD

untuk menanyakan dan/atau meminta keterangan lebih lanjut tentang hal-hal yang bertalian

dengan pertanggungjawaban dimaksud.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Ayat (1)

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “tokoh masyarakat” adalah tokoh adat, tokoh adat, tokoh

wanita, tokoh pemuda dan pemuka masyarakat lainnya.

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Page 22: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

22

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Huruf a

Yang dimaksud “bertaqwa” dalam ketentuan ini adalah taat menjalankan kewajiban

agamanya.

Huruf b

Yang dimaksud “bebas buta aksara Al-Quran” dalam ketentuan ini adalah mengenal

huruf hijaiyah dan mampu membaca Al-Quran secara benar.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “setia” adalah tidak pernah terlibat gerakan separatis, tidak

pernah melakukan gerakan secara inkonstitusional atau kekerasan untuk mengubah

Dasar Negara serta tidak pernah melanggar Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Yang dimaksud dengan “setia kepada pemerintah” adalah yang mengakui

pemerintahan yang sah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau

sederajat dibuktikan dengan Ijazah yang sah.

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Huruf h

Cukup jelas

Page 23: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

23

Huruf i

Cukup jelas

Huruf j

Cukup jelas

Huruf k

Cukup jelas

Huruf l

Cukup jelas

Huruf m

Cukup jelas

Huruf n

Cukup jelas

Huruf o

Yang dimaksud dengan “masa jabatan paling lama 10 (sepuluh) tahun” adalah masa

jabatan yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 11 Tahun

2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala

Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah.

Yang dimaksud dengan “dua kali masa jabatan” adalah seseorang yang menjabat

sebagai Kepala Desa selama dua kali masa jabatan, baik secara berturut-turut maupun

tidak dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 9

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “pejabat yang berwenang” dalam ketentuan ini adalah Bupati

Maros sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian di Tingkat Kabupaten.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan “mengundurkan diri dari keanggotaannya dan/atau telah

pensiun” adalah tidak lagi berstatus anggota TNI/Polri Aktif yang dibuktikan dengan

Keputusan Pejabat yang berwenang dalam kesatuannya.

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Page 24: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

24

Pasal 11

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Seleksi dalam dalam bentuk tes pengetahuan dalam ketentuan ini dapat

dikerjasamakan dengan pihak ketiga yang berkompeten.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 14

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “kondisi masyarakat setempat” adalah kondisi kehidupan

sosial dan budaya masyarakat dalam desa yang bersangkutan.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Pasal 15

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “mengumumkan secara terbuka” dalam ketentuan ini adalah

menyampaikan kepada masyarakat luas melalui media sesuai kondisi masyarakat

setempat misalnya melalui papan informasi atau melalui mesjid-mesjid.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Page 25: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

25

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Page 26: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

26

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 23

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 24

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 27

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Page 27: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

27

Pasal 28

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 29

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 30

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 31

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 32

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 33

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 34

Cukup jelas

Pasal 35

Cukup jelas

Page 28: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

28

Pasal 36

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 37

Cukup jelas

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Cukup jelas

Pasal 40

Cukup jelas

Pasal 41

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “sumber lain yang sah dan tidak mengikat” adalah sumber

pembiayaan pemilihan kepala desa yang berasal dari sumbangan dari pihak ketiga

secara sukarela dan tidak mengikat, misalnya dari Pemerintah Kabupaten.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

Pasal 44

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Page 29: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

29

Pasal 45

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 46

Huruf a

Pengurus partai politik yang akan mencalonkan diri menjadi Calon Kepala Desa maka

yang bersangkutan harus mengajukan permohonan non aktif dari kepengurusan Partai

Politik, dan setelah ditetapkan menjadi Calon Kepala Desa Terpilih berdasarkan hasil

pemilihan, wajib mengundurkan diri dari kepengurusan partai politik sebelum

diterbitkan Keputusan Bupati tentang Pengesahan Pengangkatan Calon Kepala Desa

Terpilih.

Huruf b

Ketua dan/atau anggota BPD, pengurus lembaga kemasyarakatan di desa yang akan

mencalonkan diri menjadi Calon Kepala Desa, maka yang bersangkutan harus

mengajukan permohonan non aktif dari kepengurusan tersebut, dan setelah ditetapkan

menjadi Calon Kepala Desa Terpilih berdasarkan hasil pemilihan, wajib

mengundurkan diri dari kepengurusan tersebut sebelum diterbitkan Keputusan Bupati

tentang Pengesahan Pengangkatan Calon Kepala Desa Terpilih.

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Pasal 47

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Pemberitahuan secara tertulis dapat didahului dengan pemberitahuan lisan melalui alat

komunikasi.

Pasal 48

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Dalam ketentuan ini tidak termasuk dalam rangka melaksanakan tugas atau

kegiatan yang berkaitan dengan pemerintahan.

Page 30: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

30

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 49

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 50

Cukup jelas

Pasal 51

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 52

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 53

Cukup jelas

Pasal 54

Cukup jelas

Pasal 55

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 56

Cukup jelas

Page 31: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 08 TAHUN … · PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

31

Pasal 57

Cukup jelas

Pasal 58

Cukup jelas

Pasal 59

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 60

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 61

Cukup jelas

Pasal 62

Cukup jelas

Pasal 63

Cukup jelas

Pasal 64

Cukup jelas

Pasal 65

Cukup jelas

Pasal 66

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAROS

NOMOR 01 TAHUN 2006