PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN...

12
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KONAWE SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat guna menrnjang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang sekaligus peningkatan pendapatan asli daerah perin mengatar pemakaian kekayaan daerah; b. bahwa untuk memberikan pelayanan pemakaian kekayaan daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Selatan, perin adanya pedoman pengaturan, penertiban terhadap pengenaan objek retribusi pemakaian kekayaan daerah; c. bahwa nntnk memenuhi maksud hnrnf a dan b tersehat , perin diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabnpaten Konawe Selatan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahnn 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahan 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahnn 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahnn 1985 Tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 3299); 4„ Undang-Undang Nomor 28 Tahnn 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Eompsi,kolnsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 5. Undang-Undang Nomor 4 Tahnn 2003 tentang Pembentukan Kabnpaten Konawe Selatan di Provinsi Sulawesi Tenggara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 2003 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Rebnblik Indonesia Nomor 4267); -1 -

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN

NOMOR : 4 TAHUN 2011

TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

KABUPATEN KONAWE SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KONAWE SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat guna menrnjang penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang sekaligus peningkatan pendapatan

asli daerah perin mengatar pemakaian kekayaan daerah;

b. bahwa untuk memberikan pelayanan pemakaian kekayaan daerah di lingkungan Pemerintah

Daerah Kabupaten Konawe Selatan, perin adanya pedoman pengaturan, penertiban terhadap

pengenaan objek retribusi pemakaian kekayaan daerah;

c. bahwa nntnk memenuhi maksud hnrnf a dan b tersehat , perin diatur dan ditetapkan

dengan Peraturan Daerah Kabnpaten Konawe Selatan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahnn 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Di

Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahan 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahnn 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahnn 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 9 Tahnn 1985 Tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahnn 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara

Nomor 3299);

4„ Undang-Undang Nomor 28 Tahnn 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan

bebas dari Eompsi,kolnsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn

1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

5. Undang-Undang Nomor 4 Tahnn 2003 tentang Pembentukan Kabnpaten Konawe Selatan di

Provinsi Sulawesi Tenggara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 2003 Nomor 24,

Tambahan Lembaran Negara Rebnblik Indonesia Nomor 4267);

-1-

6. Undang-undang Nomor l Tahnn 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahui 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4256);

7. Undang-undang Nomor 10 Tahnn 2004 tentang Pembentnkan Peraturan Penuidang-

undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahnn 2004 tentang pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahnn 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang -

undang Nomor 12 Tahnn 2008 tentang Pembahan kedua atas Undang - undang Nomor 32

Tahnn 2008 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn

2008 Nomor49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahnn 2004 tentang Perimbangan Kenangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahan 2004

Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahnn 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 2003 Nomor 130, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 54 tahnn 2002 tentang Usaha Perikanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 2002 Nomor 100)

12. Perataran Pemerintah Nomor 79 Tahan 2005 tentang Pedoman dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 2005

Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahnn 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahnn 2007 Nomor 82, Tambahan Lembarab Negara

Nomor 4737);

14. Perataran Pemerintah Nomor 41 Tahnn 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 2007 Nomor 39, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahnn 2010 tentang Tata Cara

Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahnn 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

16. Peraturan Daerah Kabnpaten Konawe Selatan Nomor 10 Tahun 2007 tentang Urusan

Pemerintahan Tang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan

(Lembaran Daerah Kabupaten Konawe Selatan Tahnn 2007 Nomor 10);

-2-

17. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Selatan Nomor O! Tahun 2009 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah Kabnpaten Konawe Selatan (Lembaran Daerah Kabnpaten

Konawe Selatan Tahun 2009 Nomor 01);

18. Peraturan Daerah Kabnpaten Kon&vrc Selatan Nomor 5 tahun 2010 M an g Pembahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Selatan Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabnpaten Konawe Selatan

(Lembaran Daerah Kabnpaten Konawe Selatan Tahnn 2010 Nomor S).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKTAT DAEBAH

KABUPATEN KONAWE SELATAN

dan

BUPATI KONAWE SELATAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PEHATURAN DAERAH KABUPATEN EONAWE SELATAN TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan:

L Daerah adalah Kabnpaten Konawe Selatan;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Selatan;

3. Bnpati adalah Bnpati Konawe Selatan;

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Konawe Selatan;

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Konawe Selatan;

6. Pejabat adalah Pejabat yang diberi tugas dihidang retribusi sesuai dengan peraturan perundang-nndangan;

7. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Konawe Selatan;

8. Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabnpaten Konawe Selatan;

9. Dinas Kelantan dan Perikanan adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe Selatan;

10. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah yang selanjutnya diangkat DPPKAD adalah Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Kabupaten Konawe Selatan;

11. Pengusaha Perikanan dalah Orang/Badan Usaha yang melakukan usaha di bidang Perikanan.

12. Alat Ulur Timbangan adalah Alat Ukur Timbangan yang telah ditera dan ditera ulang dan memenuhi syarat-

syarat bagi alat Timbangan dengan segala perlengkapan yang berlaku.

13. Betribnsi atas pemerikasaan mutn hasil Perikanan serta Benih/Bibit komoditi Perikanan adalah uang yang

dibayarkan oleh Pengusaha, Pedagang/Pengumpnl atas pemeriksa mutn hasil perikanan.

-3-

14. Hasil Berikanan adalah hasil-hasil perikanan yang berupa ikan lant segar/beku, ikan air payau dan ikan air

tawar segar/beka. Hasil perikanan non ikan, ikan kering/olahan, ikan hias dan bagian angkatan lainnya dari

hasil komoditi perikanan

15. Tanda bukti Pelunasan Pemungutan adalah tanda bukti pelunasan pemnngutan Retribusi yang di buktikan oleh

petugas yang ditnnjnk antuk ita pada saat pembayaran retribusi.

16. Badan adalah snatn bentnk Badan Usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Persenan Komanditer,

Perseroan lainnya, Badan usaha Milik Negara atan Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekntnan,

perkumpulan, firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan, Organisasi yang sejenis, Lembaga Dana Pensiun, Bentuk Usaha

tetap serta Bentnk Badan Usaha lainnya;

17. Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pemakaian kekayaan daerah yang dimiliki dan diknasi oleh Daerah;

18. Retribasi Jasa Usaha adalah retribusi jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan mengatar

prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta;

19. Retribasi Daerah yang selanjutnya disebnt retribasi adalah pnnggutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pembelian izin tertentu yang khusus disediakan dan atan diberikan oleh Pemerintah Daerah antuk kepentingan

orang pribadi atan badan;

20. Wajib letribusi adalah orang pribadi atan badan yang menurut Perataran Pertmdang-tmdangan retribusi

diwajiHkan untuk melakukan pembayaran retribusi;

21. Hasa retribusi adalah suatn jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktn bagi wajib retribusi

untuk nemanfaatkan pelayanan pemakaian kekayaan daerah;

22. Sarat Setoran Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SSRD adalah sarat yang oleh wajih retribusi

digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang tentang ke kas daerah atau

ke tempat pembayaran lain yang di tetapkan oleh Bupati;

23. Surat Ietetapan Retribusi Daerah, yang selasnjutnya di singkat SKRD adalah surat keputusan yang

menentikan besarnya jnmlah retribusi terutang;

24. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya di singkat SKRDLB , adalah surat

keputnsan retribasi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jamlah kredit

retribusi lebih besar daripada retribusi yang teratang atau tidak seharusnya terutang;-

25. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan

retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bnnga dan/atau denda;

26. Sarat Ietetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah sarat

keputusan yang Tngnpftkfri* jnmlah kekurangan pembayaran retribusi karena jnmlah kredit retribusi lebih kecQ

daripadte retribusi yang teratang atan tidak seharnsnya teratang;

27. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang

nipnmitiilran jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jnmlah kredit retribasi lebih besar daripada retribasi

yang tentang atan tidak seharusnya teratang;

28. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKRD atan dokumen lain yang

dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh wajib retribasi

-4-

BAB IV

CASA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat Penggunaan jasa diukur berdasarkan has, jenis dan jangka waktn pemakaian kekayaan daerah.

BAB V

TATA CABA DAN STABAT UNTUK MENDAPATKAN HAK SEWA

Pasal 7

(1) Tiap orang pribadi atan badan yang ingin menggunakan dan atan memanfaatkan kekayaan daerah diberikan

hak sewa;

(2) Hak Sewa dimaksud pada ayat (1) pasal ini berlaku untuk jangka waktn 1 (satu) tahnn dan dapat diperpanjang

nntuk masa 1 (satn) tahnn keenali nntnk izin-izin tertenta yang sifatnya insidentil;

(3) Kepala Daerah atan pejabat yang ditunjuk apabila memandang perin dapat atan tidak diperpanjang hak sewa

tersehat dengan memperhatikan fnngsi kekayaan daerah.

Pasal 8

Untuk mendapat hak dimaksud dalam pasal 7 peraturan daerah ini adalah dengan mengajukan permohonan kepada

kepala daoah atan pejabat yang ditonjok dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Foto Gopy Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;

2. Pto Capy Homor Pokok Wajib Pajak (NPVF) bagi pribadi atan golongan;

3. Pemyaftaan pemanfaatan tanah;

4. Bersedia mentaati ketentuan peraturan pernndang-undangan yang berlakn;

Pasal 9

(1) Tiap arang atau Badan hnkrnn yang telah memperoleh hak sewa wajib menjaga kelestarian kekayaan daerah

tersebit;

(2) Dilarang mengalihkan hak yang telah diperoleh kepada pihak lain dalam bentuk apapun tanpa seizin kepala

DaeraBc

BAB VII

STBUKTUB DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 10

Setiap pemberian hak sewa sebagaiman dimaksud dalam pasal 7 perataran daerah im dikenakan retribusi yang

ditetapkan st&agai berikut:

1. Retribusi tempat:

a. Perdagangan dan Jasa sebasar S % dari ffilai Jual Obyek Pajak / tahun;

b. Kios Darurat (non permanent) Rp. 300,- / M 2 / hari;

c. Kaki lima Rp. 200,- / H 2 / hari;

-6-

2. Sewa Bangnnan / gedung 5 % dari nilai bangunan / tahnn;

3. Pemakaian Buangan untuk Pesta Rp. 500.000,-/ sekali pakai;

4. Pemakaian Kendaraan HDik Pemerintah Daerah:

a. Bofidoser Rp. 400.000,- / Jam

b. Mstor Ceader Rp- 400.0000,- / Jam

c. Excavator Pc 200 Rp- 400.000,- / Jam

d. Pic Up Rp. 250.000 / Hari

e. Dnmp Tmck Rp. 450.000 / Hari

£ Lauder on Wheel Rp. 350.000 / fam

g. Vffcro for Roller Rp. 200.000 / Jam

h. Air Compressor 1,25 CFK Rp. 25.000 / Jam

5. Penggonaan Pelataran:

a. Kas Darurat (Non Pemanen) Bp. 500,- / B 2 / hari;

b. Kios Kaki lima Bp. 250,- / ffl 2 / hari;

c. Memyimpan barang mobiler dan barang campnran Bp. 500,- / M 2 / hari;

d. Memjemur kopi, coklat, jambu mete, kopra, hasil laut dan jemuran lainnya Rp. 100,- / H 2 / hari;

e. Menyimpan jenis kayu dan bahan bangunan Rp. 500,- / H 2 / hari;

t Menyimpan/menimpuk tiang listrik/telepon/pipa air/gas dan kabel listrik Rp. 500,- / M 2 / hari;

g. Pemasangan reklame:

1. 1 s.d 5 M 2 Rp. 100,- / hari;

2. 6 s.d 10 M 2 Rp. 200,-/ hari;

3. 11 M 2 Bp. 100,-/hari;

LPeqnal Obat Keliling Rp. 100,- / M1 / hari;

6. Penggniaan jalan dan Trotoar

a. Penggunaan jalan oleh tiap kendaraan bermotor jenis mobil barang yang melalai jalan dalam wilayah

Kahnpaten Konawe Selatan:

Ho. Jnmlah Berat yang diperbolehkan (GW) (Kg) Biaya

1. 1.000 s.d 1.800 Rp. 1.000,-

2. 1.801 s.d 2.300 Rp. 2.500,-

3. 2.301 s i 6.500 Rp. 3.000,-

4. 6.501 s.d 10.000 Rp. 5.000,«

5. 10.000 keatas Rp. 10.000,-

b. Pemasangan pipa PDfiM, Gas Rp. 100,- / M2 / tahnn;

c. Kabel Telepon Rp. 50,- / M2 / tahnn;

- Z -

i Penyimpanan material tmtok kegiatan yang berimbangan dengan pembangnnan peningkatan dan pemeliharaan

jalan Rp. 500,- / I * / hari;

e. Untuk Perlombaan Keseniaan atan pesta dan sejenisnya Rp. 50.000,- / W / hari;

t Untnk keperhan pesta dan sejenisnya Rp. 40.000,-;

g. Penyimpanan kendaraan khnsns dalam jalan tertentu:

1. Roda 4 (Empat) Rp. 5.000,- / hari;

2. Lebih dari Roda 4 (Empat) Rp. 75.000,- / hari;

3. Kendaraan berat Rp. 10.000,* / hari;

h. Penggonaan Jalan Kelnar masuk:

1. Industri, Pabrik, pernsahaan lain yang sejenis % 7.500,- / W /tahnn;

2. Hotel, Penginapan dan losmen Rp. 5.000,- /HP /tahnn;

3. Restoran, Toko, Kantor Rp. 3.000,- / W /tahnn.

I. Jenis hasil perikanan yang menjadi Obyek Retribusi dikenakan biaya sebesar 1 % dari hasO penjnalan

sebagaimana dimaksud dalam Perataran Daerah ini adalah:

a. Ikan lant segar/Beka

9. Bawal

10l Kwe

11. Tenggiri

12. Bambangan

13. Kurapu

14. Hin

15 .Pari

16 ikan Lant lainnya

1. Teri

2.3. Ikan Terbang

4. Ekor Kuning

5. Kembnng

6. Belanak

7. Manyung

8. Cakalang

b. Ikan air payau/tawar segar/beku

1. Bandeng

2. Mujair

3. Tawes

4. Ikan Has

5. ETila

c. Hasil Perikanan Ron Ikan

1. Rajnngan

2. Kepiting

3. Udang Patih

4. Udang lainnya.

5. Cnmi-cnmi

6.

6. Gabns

7. lele

8. Sepat/Tambakan

9. Gurame

10. Patin

7. Gurita 9. Teripang

8. Udang Barong

9. Teripang

10. Lda/Japing-japing

11. Ubur-ubur

12. Rumput laut 7. Gurita

13. Biji Katiara

14. Kulit Kerang Mutiara

15. Kerang

16. Udang Windn

-8-

d. Dean Kering/Olahan

L Teri 7. Lele

2. Kerapu 8. Gurita

3. Cumi-cumi 9. Pari

4. Kembang/Layang Kering/asap 10. Terasi

5. Tembang Kering/flsap 11. Abon Ikan

6. Gabos Kering/Asap 12. Sirip Hiu

e. Ikan Hias Lant, Air Tawar dan Air Payan

1 Benih bibit dan Ikan hidup lainnya

1. Benur 7. Lele

2. Kener 8. Induk Ikan Mas

3. Korapa 9. Induk Udang

4. Baronang 10. Benih Mutiara

5. Ikan Mas 11. Udang Lobster

6. ikan Fila

g. Hasil Ikutan lainnya Komoditi Perikanan.

BAB vm

WILAYAH PUNGUTAN

Pasal 11

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan kekayaan daerah yang diberikan.

BAB IX

HASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 12

Masa Retribusi adalah jangka waktn tertentu yang lamanya ditetapkan oleh Bupati sebagai dasar untnk menetapkan

besarnya retribusi yang berutang.

Pasal 13

Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB Z

INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 14

(1) Kepada instansi pemungut diberikan Insentif pemungutan/ upah punpt sebesar S % (lima persen) dari rencana

penerimaan.

(2) Tata Cara pemberian dan pemanfaatan insentif akan diatur dengan Keputusan Bupati

-9-

BAB XI

TATA CARA PEMUNGGUTAN, PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN RETRIBUSI

Pasal 15

Pemnnggntan retribusi dimaksud dalam peraturan daerah ini dilakukan oleh pejabat yang ditonjok

Pasal 16

(1) Retribasi dipunggut dengan menggunakan SKRD, SKSD jabatan dan SKSD tambahan;

(2) Dalam hal Pembayaran retribusi dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi daerah

harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 X 24 Jam atan dalam waktn yang ditentukan oleh Bupati

Pasal 17

(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas;

(2) Bupati atau pejabat yang ditunjnk dapat memberikan izin kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusi

terutang dalam kurun waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan;

(3) Bnpati atan pejabat yang ditunjuk dapat mengizinkan kepada wajib retribnsi untuk menunda pembayaran

retribuii sampai batas waktu yang ditentukan dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan;

Pasal 18

(1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pasal 17 peraturan daerah ini diberikan tanda bukti pembayaran;

(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan;

(3) Bentuk, isi, kualitas bufcu dan tanda bukti pembayaran retribusi akan ditetapkan kemudian oleh Bupati;

Pasal 19

(1) Pengeluaran surat teguran/peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan

retribusi dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran;

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan atau suiat lain yang sejenis wajib

retribusi harus melunasi retribusinya yang teratang;

(3) Surat teguran/peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dikeluarkan

oleh pejabat yang ditunjuk.

Pasal 20

Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan retribusi daerah sebagaiman dimaksud pasal

18 ayat (1) perataran daerah ini ditetapkan kemudian dengan Keputusan Bupati

- 10-

■*ss

B AB X II

T A T A GARA PEUEBATARAN

Pasal 21

(1) Pembayaran retribusi yang teratang harus dilunasi sekaligus;

(2) Retribusi yang teratang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKSD atan

dokrane* lain yang dipersamakan dengan SKRDBT dan STRD;

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan dengaan perataran Bupati

bab xm

T A T A CARA P E N A G IH A N

Pasal 22

(1) Pengelwran surat tegnran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan

retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari dan sejak jauh jatuh tempo;

(2) Dalam jangka waktn 7 (tujuh) hari setelah surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi

harns melunasi retribusinya yang teratang;

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

B A B X IV

SANKSI A D M IN IST R A SI

Pasal 23

(1) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atan kurang membayar, dikenakan sanksi

administerasi berapa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang

dibayar dan ditagih dengan menggunakan SKRD;

(2) Dalam bal wajib retribusi tidak membayar tepat waktn pada waktn 3 bulan berturut-turut dicabut surat izin

pemakaian tempat jnalan oleh Bupati

BA B X V

PEN GU R AN G AN , K E R IN G A N A N D A N P E M B E B A SA N RETRIBU SI

Pasal 24

(1) Bnpati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi;

(2) Pembetian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diberikan

dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi;

(3) Tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ditetapakan dengan peraturan bupati

-11-

BAB XVI

KADALUABSA PENAGIHAN

Pasal 25

(1) Hak tutuk melakukan penagihan retribusi kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung

sejak saat tentangnya retribusi kecuali apabila wajib retribusi melakukan tiitdak pidana dibidabg retribusi;

(2) Kadaluarsa penagihan retribasi sebagaimana dimaksud ayat (1) tertang guh apabila:

a. Ditertibkannya surat teguran atau;

b. Adanya pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BABXVn

KETENTUAN PIDANA

Pasal 26

(1) Barang siapa yang melanggar ketentuan pasal 5 dan 11 diancam penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda

paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah);

(2) Tindak gpidana yang dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XVIII

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 27

1. Selain pejabat penyidik kepolisian negara Republik Indonesia, penyidik pegawai Hegeri Sipil tertentu di

lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusns sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak

pidana dihidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum acara yang berlaku;

2. Wewenang penyidik sebagaimana pada ayat (1 ):

a. Menerima, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai atau laporan berkenaan dengan tindak pidana

retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. Meaeliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan

yamg Hilafenkan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

c. Mpnipriroa keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan tindak pidana di bidang

retribasi daerah;

d. ffanpritaa buiu-buku, catatan-catatan atau doknmen lain berkenaan dengan tindak pidan dibidang retribusi

daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk menepatkan barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen

laia, serta melkokan penyitaan;

£ Manfnta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak piidana dibidang retribusi

daerah;

-12-

g. Meiynrnh berhenti atan melarang seseorang meninggalkan ruangan atan tempat pada saat pemeriksaan

sedang berlangsung dan pemeriksaan identitas orang;

h. Benwtret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;

L Mewnggil orang nntnk didengar keterangannya dan diperiksa sebagaiman tersangka atan saksi'

j. letgheatikan penyidikan;

k. Helakokan tindakan lain yang perin nntnk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah

meanrnt hnkum yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahkan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil

penyidikan kepada penuntut umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-nndang nomor 8 tahun

1951 tentang undang-Undang Hukum acara pidana.

B A B X IX K E T E N T U A N PEN U TU P

Pasal 26«

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Selatan Nomor 33 Tahun 2005

tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dinyatakan tidak berlaku lagi

Pasal 27

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan ditetapkan kemudian dengan Peraturan Bupati

sepanjang mengenai aturan pelaksanaannya.

Pasal 28

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiaj orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini menempatkannya dalam

lembaran Dtaerah Kabupaten Konawe Selatan.

Ditetapkan di Andoolo nada tantmal 9 Peraari 2011

Diundangkan di Andoolo nada tanunal 9 Peruari 2011SEK R ETA R IS D A E R A H K A B U P A TE N K O N A W E SELATAN ,

H . SH R D JU N 1H O K K E

L E M B A M I DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2011 NOMOR :