PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA …€¦ · b. bahwa kebutuhan air minum yang bersih dan sehat...

26
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA AMERTHA JATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, maka pengelolaannya perlu diatur; b. bahwa kebutuhan air minum yang bersih dan sehat semakin meningkat, maka penyediaan air minum perlu dikelola dan ditangani secara profesional untuk memjamin ketersediaan air bersih bagi warga masyarakat; c. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 15 Tahun 1991 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana Tahun 1992 Nomor 66 Seri D, Nomor 66), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 4 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana Nomor 15 Tahun 1991 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Jembrana Tingkat II Jembrana (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2001 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 3) sudah tidak sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini sehingga perlu ditinjau; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Amertha Jati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang . . .

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA …€¦ · b. bahwa kebutuhan air minum yang bersih dan sehat...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANANOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANGPERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA AMERTHA JATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESABUPATI JEMBRANA,

Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan YangMaha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkankesejahteraan bagi seluruh rakyat, maka pengelolaannyaperlu diatur;

b. bahwa kebutuhan air minum yang bersih dan sehatsemakin meningkat, maka penyediaan air minum perludikelola dan ditangani secara profesional untuk memjaminketersediaan air bersih bagi warga masyarakat;

c. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 15Tahun 1991 tentang Pendirian Perusahaan Daerah AirMinum Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana (LembaranDaerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana Tahun1992 Nomor 66 Seri D, Nomor 66), sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten JembranaNomor 4 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas PeraturanDaerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana Nomor 15Tahun 1991 tentang Pendirian Perusahaan Daerah AirMinum Kabupaten Jembrana Tingkat II Jembrana(Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2001Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah KabupatenJembrana Nomor 3) sudah tidak sesuai dengan situasi dankondisi saat ini sehingga perlu ditinjau;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, dan huruf c, maka perlumembentuk Peraturan Daerah tentang Perusahaan DaerahAir Minum Tirta Amertha Jati;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentangPembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam WilayahDaerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat danNusa Tenggara Timur (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang . . .

2

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang SumberDaya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4377);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimanatelah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan KeduaAtas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5234 );

5. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentangPenyerahan Sebagian Urusan Pusat di Bidang PekerjaanUmum Kepada Pemerintah Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1987 Nomor 25, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3353);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentangPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4490);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentangPengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4858);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang AirTanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 4859);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Pengaturan Tarif AirMinum pada Perusahaan Daerah Air Minum;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007tentang Organ Kepegawaian Perusahaan Daerah AirMinum;

11. Keputusan Menteri . . ... .

3

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah;

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

JEMBRANAdan

BUPATI JEMBRANA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUSAHAAN DAERAHAIR MINUM TIRTA AMERTHA JATI

BAB IKETENTUAN UMUM

Bagian KesatuPengertian

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Jembrana.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah KabupatenJembrana.

3. Bupati adalah Bupati Jembrana.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnyadisingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kabupaten Jembrana.

5. Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnyadisingkat PDAM adalah Perusahaan Daerah Air MinumTirta Amertha Jati yang merupakan Badan Usaha MilikPemerintah Daerah Kabupaten Jembrana sebagaipenyelenggaraan sistem penyediaan air minum.

6. Direksi adalah Direktur Perusahaan Daerah Air MinumTirta Amertha Jati.

7. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas PerusahaanDaerah Air Minum Tirta Amertha Jati.

Bagian . . .

4

Bagian KeduaMaksud dan Tujuan

Pasal 2Maksud dan tujuan didirikan PDAM, adalah :

a. sebagai salah satu sarana pengembangan perekonomiandalam rangka pembangunan daerah khususnya danpembangunan nasional umumnya;

b. menyelenggarakan sistem penyediaan air minum baikmelalui perpipaan maupun non perpipaan secara efisiendan efektif;

c. untuk memberikan pelayanan kepada masyarakatkhususnya dalam upaya untuk memenuhi kebutuhanpokok masyarakat akan air minum yang sehat danmemenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku;dan

d. sebagai salah satu usaha untuk meningkatkanpendapatan asli daerah.

BAB IITEMPAT KEDUDUKAN

Bagian KesatuTempat Kedudukan

Pasal 3PDAM berkedudukan di Ibukota Kabupaten.

Bagian KeduaTugas Pokok dan Fungsi Perusahaan

Pasal 4(1) PDAM mempunyai tugas pokok melaksanakan

pengelolaan sistem penyediaan air minum bagikebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhikehidupan yang sehat, bersih dan produktif sesuaipersyaratan yang ditentukan.

(2)Pengelolan sistem penyediaan air minum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat juga dilakukan padadaerah kabupaten lainnya dengan kesepakatanpemerintah daerah dengan daerah yang bersangkutan.

Pasal 5 . . .

5

Pasal 5(1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), PDAM mempunyaifungsi ekonomi dan sosial.

(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksudpada ayat (1), PDAM memberikan jasa, memupukpendapatan melalui penjualan air yang dapat menutupseluruh biaya yang diperlukan untuk melakukanpenyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan airminum berdasarkan azas kelestarian, keseimbangan,pemanfaatan umum, keberlanjutan, keadilan,kemandirian serta transparansi dan akuntabilitas.

BAB IIIMODALPasal 6

(1) Neraca permulaan PDAM terdiri atas semua aktiva danpasiva milik PDAM.

(2) Modal dasar PDAM terdiri dari kekayaan daerah yangdipisahkan.

(3) Modal PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2), dengan persetujuan Dewan Perwakilan RakyatDaerah dapat ditambah dari penyisihan sebagianAnggaran Keuangan Daerah dan pinjaman.

(4) Semua alat-alat liquide disimpan di Bank PembangunanDaerah dan/atau Bank Pemerintah lainnya denganpersetujuan Bupati.

BAB IVORGAN PDAM

Pasal 7Organ PDAM terdiri dari :1. Bupati;2. Dewan Pengawas; dan3. Direksi.

BAB VDIREKSI

Bagian KesatuPengangkatan Direksi

Pasal 8 . . .

6

Pasal 8(1) Direksi diangkat oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas.

(2) Batas usia Direksi yang berasal dari luar PDAM padasaat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 50 (limapuluh) tahun.

(3) Batas usia Direksi yang berasal dari PDAM pada saatdiangkat pertama kali berumur paling tinggi 55 (limapuluh lima) tahun.

(4) Dalam hal calon Direksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) adalah Pegawai Negeri Sipil yangmenduduki jabatan, maka yang bersangkutan terlebihdahulu menyatakan kesediaannya untuk mengundurkandiri dari jabatannya.

(5) Jabatan Direksi berakhir pada saat yang bersangkutanberumur paling tinggi 60 (enam puluh) tahun.

(6) Untuk dapat diangkat sebagai Direksi harus memenuhipersyaratan sebagai berikut:a. mempunyai pendidikan Sarjana/Strata 1 (S-1);b. bagi yang berasal dari Pegawai PDAM mempunyai:

1) pengalaman kerja minimal 10 (sepuluh) tahun; dan2) lulus pelatihan manajemen air minum di dalam

atau di luar negeri yang telah terakreditasi;c. bagi yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil yang

menduduki jabatan mempunyai :1) surat pernyataan mengundurkan diri dari

jabatannya;2) surat pengalaman kerja minimal 15 (lima belas)

tahun; dan3) lulus pelatihan manajemen air minum di dalam

atau di luar negeri yang telah terakreditasi.d. bagi yang bukan berasal dari Pegawai PDAM maupun

Pegawai Negeri Sipil mempunyai :1) pengalaman kerja minimal 15 (lima belas) tahun

mengelola perusahaan yang dibuktikan denganreferensi (surat keterangan) dari perusahaansebelumnya;dan

2) mengikuti pelatihan manajemen air minum didalam atau di luar negeri yang telah terakreditasi.

e. membuat . . .

7

e. membuat dan menyajikan proposal mengenai visi danmisi PDAM;

f. bersedia bekerja sepenuh waktu;g. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/Wakil

Bupati atau Dewan Pengawas atau direksi lainnyasampai dengan derajat ketiga menurut garis lurusatau kesamping termasuk menantu dan ipar;

h. lulus uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakanoleh tim ahli yang ditunjuk oleh Bupati;

(7) Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat(1), ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Pasal 9Jumlah anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 adalah 1 (satu) orang yang diangkat sebagaiDirektur.

Pasal 10(1) Masa jabatan Direksi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8, selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkatkembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(2) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan apabila Direksi terbukti mampumeningkatkan kinerja PDAM setiap tahun.

Pasal 11(1) Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Direksi,

pengangkatan Direksi baru masih dalam prosespenyelesaian, Bupati dapat menunjuk atau mengangkatDireksi yang lama, atau seorang Pejabat StrukturalPDAM sebagai pejabat sementara.

(2) Pengangkatan pejabat sementara sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(3) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2),berlaku paling lama 6 (enam) bulan.

(4) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),tidak dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpahjabatan.

Pasal 12(1) Direksi dilarang memangku jabatan rangkap, sebagai :

a. jabatan . . .

8

a. jabatan struktural atau fungsional pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah;

b. anggota Direksi pada BUMD lainnya, BUMN danBadan Usaha Swasta;

c. jabatan yang dapat menimbulkan benturankepentingan pada PDAM; dan/atau

d. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

(2) Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi baiksecara langsung atau tidak langsung yang dapatmenimbulkan benturan kepentingan pada PDAM.

Bagian KeduaTugas dan Wewenang Direksi

Pasal 13Direksi dalam melaksanakan kegiatan memiliki tugas :a. menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan

pengawasan seluruh kegiatan operasional PDAM;

b. membina pegawai;

c. mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;

d. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;

e. menyusun Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) tahunan(business plan/corporate plan) yang disahkan oleh Bupatimelalui usul Dewan Pengawas;

f. menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis danAnggaran Tahunan PDAM yang merupakan penjabarantahunan dari Rencana Strategis Bisnis (businessplan/corporate plan) kepada Bupati melalui DewanPengawas; dan

g. menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatanPDAM.

Pasal 14Direksi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13, mempunyai wewenang :

a. mengangkat dan memberhentikan pegawai PDAMberdasarkan Peraturan Kepegawaian PDAM;

b. mengusulkan organ dan tata kerja PDAM kepada Bupatimelalui Dewan Pengawas;

c. mengangkat . . .

9

c. mengangkat pegawai untuk menduduki jabatan di bawahdireksi;

d. mewakili PDAM di dalam dan di luar pengadilan;

e. menunjuk kuasa untuk melakukan perbuatan hukummewakili PDAM;

f. menandatangani laporan triwulan dan laporan tahunanbersama-sama dengan Dewan Pengawas;

g. menjual, menjaminkan atau melepaskan asset milikPDAM berdasarkan persetujuan Bupati melalui DewanPengawas setelah dikonsultasikan dengan DPRD; dan

h. melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian,dan melakukan kerjasama dengan pihak lain denganpersetujuan Bupati atas pertimbangan Dewan Pengawassetelah dikonsultasikan dengan DPRD.

Bagian KetigaPenghasilan dan Hak-hak Direksi

Pasal 15Penghasilan dan hak-hak Direksi diatur lebih lanjut denganPeraturan Bupati yang terlebih dahulu mendapatpertimbangan Dewan Pengawas, yang pelaksanaannyadisesuaikan dengan kemampuan keuangan PDAM.

Bagian KeempatCuti

Pasal 16(1) Direksi memperoleh hak cuti meliputi :

a. cuti tahunan;b. cuti besar;c. cuti sakit;d. cuti karena alasan penting;e. cuti nikah;f. cuti bersalin; ataug. cuti diluar tanggungan PDAM.

(2) Direksi yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tetap diberikan penghasilan penuh, kecualicuti diluar tanggungan PDAM.

(3) Ketentuan . . .

10

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai cuti sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur oleh Bupati berpedomanpada ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

Pasal 17Direksi yang akan melakukan perjalanan dinas keluardaerah atau keluar negeri harus mendapatkan persetujuanBupati.

Bagian KelimaPemberhentian

Pasal 18(1) Direksi berhenti karena:

a. masa jabatannya berakhir; dan/ataub. meninggal dunia.

(2) Direksi diberhentikan karena :a. permintaan sendiri;b. reorganisasi;c. melakukan tindakan yang merugikan PDAM;d. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan

dengan kepentingan daerah atau negara;e. mencapai batas usia 60 (enam puluh) tahun;

dan/atauf. tidak dapat melaksanakan tugasnya.

(3) Pemberhentian Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat(2) ditetapkan oleh Bupati atas usul Dewan Pengawaspaling lambat 6 (enam) bulan sebelum masa jabatanDireksi berakhir.

Pasal 19(1) Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf c dan huruf ddiberhentikan sementara oleh Bupati atas usul DewanPengawas untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)bulan.

(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan oleh Bupati disertai dengan alasandan diberitahukan kepada yang bersangkutan.

(3) Dalam . . .

11

(3) Dalam hal Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dinyatakan bersalah oleh pengadilan berdasarkanputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap, Direksi yang bersangkutan diberhentikandengan tidak hormat.

(4) Dalam hal Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan berdasarkanputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap, Bupati mengaktifkan kembali Direksi yangbersangkutan sampai dengan akhir masa jabatannya.

Pasal 20(1) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian

sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat(2), Dewan Pengawas melakukan sidang yang dihadirioleh Direksi untuk menetapkan yang bersangkutandiberhentikan atau direhabilitasi.

(2) Dewan pengawas melaporkan kepada Bupati hasil sidangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahanBupati untuk memberhentikan atau merehabilitasi.

(3) Dalam hal Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dinyatakan bersalah oleh pengadilan berdasarkan padaputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap, Direksi yang bersangkutan diberhentikandengan tidak hormat.

(4) Dalam hal Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan berdasarkanputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap, Bupati mengaktifkan kembali Direksi yangbersangkutan sampai dengan akhir masa jabatannya.

(5) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) Direksi tidak hadir tanpa alasan yang sah, yangbersangkutan dianggap menerima hasil sidang DewanPengawas.

Pasal 21Apabila dalam 2 (dua) tahun berturut-turut Direksi tidakmampu meningkatkan kinerja PDAM, Bupati dapatmengganti Direksi.

BAB VI . . .

12

BAB VIDEWAN PENGAWAS

Bagian KesatuPengangkatan

Pasal 22(1) Dewan pengawas berasal dari unsur Pejabat Pemerintah

Daerah dan/atau profesional dan/atau masyarakatkonsumen yang diangkat oleh Bupati.

(2) Batas usia Dewan Pengawas paling tinggi 65 (enampuluh lima) tahun.

Pasal 23(1) Calon anggota Dewan Pengawas memenuhi persyaratan :

a. menguasai manajemen PDAM;b. menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan

tugasnya; danc. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/Wakil

Bupati atau Dewan Pengawas yang lain atau Direksisampai derajat ketiga baik menurut garis lurus ataukesamping termasuk menantu dan ipar.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan anggotaDewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 24(1) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan sekurang-

kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5(lima) orang.

(2) Penentuan jumlah Dewan Pengawas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan asasefisiensi pengawasan dan efektifitas pengambilankeputusan.

(3) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud padaayat (1) diangkat seorang sebagai ketua merangkapanggota dan seorang sebagai sekretaris merangkapanggota.

Pasal 25 . . .

13

Pasal 25(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3

(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu)kali masa jabatan.

(2) Pengangkatan kembali Dewan Pengawas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan kinerjadalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaankegiatan Direksi dan kemampuan PDAM dalammeningkatkan kinerja pelayanan air minum kepadamasyarakat.

Bagian KeduaTugas dan Wewenang

Pasal 26Dewan Pengawas mempunyai tugas :a. melakukan pengawasan, pengendalian dan pembinaan

terhadap pengurusan dan pngelolaan PDAM;

b. memberikan pertimbangan dan saran kepada Bupatidiminta atau tidak diminta guna perbaikan danpengembangan PDAM antara lain pengangkatan Direksi,program kerja yang diajukan oleh Direksi, rencanaperubahan status kekayaan PDAM, rencana pinjamandan ikatan hukum dengan pihak lain, serta menerima,memeriksa dan atau menandatangani laporan Triwulandan laporan Tahunan; dan

c. memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategis Bisnis(Business Plan/Corporate plan) dan rencana bisnis dananggaran tahunan PDAM yang dibuat Direksi kepadaBupati untuk mendapatkan pengesahan.

Pasal 27Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud dalam Pasal 26, mempunyai wewenang :a. menilai kinerja direksi dalam mengelola PDAM;

b. menilai laporan triwulan dan laporan tahunan yangdisampaikan Direksi untuk mendapat pengesahanBupati;

c. meminta keterangan Direksi mengenai pengelolaan danpengembangan perusahaan daerah; dan

d. mengusulkan . . .

14

d. mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara,rehabilitasi dan pemberhentian Direksi kepada Bupati.

Pasal 28(1) Untuk membantu kelancaran tugas Dewan Pengawas

dapat dibentuk Sekretariat Dewan Pengawas denganKeputusan Ketua Dewan Pengawas.

(2) Sekretariat Dewan Pengawas sebagiamana dimaksudpada ayat (1) beranggotakan paling banyak 3 (tiga) orangdan dibebankan pada Anggaran PDAM.

(3) Pembentukan Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memperhatikanefisiensi pembiayaan PDAM.

Pasal 29Dewan Pengawas diberikan penghasilan berupa uang jasa.

Pasal 30

(1) Ketua Dewan Pengawas merangkap anggota menerimauang jasa paling banyak 45% (empat puluh lima persen)dari gaji Direksi.

(2) Sekretaris Dewan Pengawas merangkap anggotamenerima uang jasa paling banyak 40% (empat puluhpersen) dari gaji Direksi.

(3) Setiap anggota Dewan Pengawas menerima uang jasapaling banyak 35% (tiga puluh lima persen) dari gajiDireksi.

Pasal 31Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, DewanPengawas memperoleh bagian dari jasa produksi secaraproporsional dengan berpedoman pada ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 30.

Pasal 32Besarnya uang jasa dan bagian dari jasa produksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 31ditetapkan oleh Bupati dengan memperhatikan kemampuankeuangan PDAM.

Pasal 33 . . .

15

Pasal 33(1) Pada akhir masa jabatan Dewan Pengawas diberikan

uang jasa pengabdian pada masa jabatan, yang besarnyaditetepakan oleh Bupati dengan memperhatikankemampuan keuangan PDAM.

(2) Dewan pengawas yang diberhentikan dengan hormatsebelum masa jabatannya berakhir, mendapat uang jasapengabdian dengan syarat telah menjalankan tugasnyapaling sedikit 1 (satu) tahun.

(3) Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) didasarkan atas perhitunganlamanya bertugas dibagi masa jabatan dikalikan uangjasa bulan terakhir.

Bagian KetigaPemberhentian

Pasal 34(1) Anggota Dewan Pengawas berhenti karena :

a. masa jabatannya berakhir; dan/ataub. meninggal dunia.

(2) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan karena:a. permintaan sendiri;b. reorganisasi;c. kedudukan sebagai pejabat daerah telah berakhir;d. mencapai batas usia 65 (enam puluh lima) tahun;e. tidak dapat melaksanakan tugas;f. melakukan tindakan yang merugikan PDAM;

dan/ataug. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan

dengan kepentingan daerah atau negara.

(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 35(1) Anggota Dewan Pengawas yang melakukan perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf fdan huruf g diberhentikan sementara oleh Bupati.

(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 36 . . .

16

Pasal 36(1) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian

sementara, Bupati melaksanakan rapat yang dihadirioleh Anggota Dewan Pengawas untuk menetapkan yangbersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.

(2) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Bupati belummelakukan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pemberhentian sementara batal demi hukum.

(3) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) anggota Dewan Pengawas tidak hadir tanpaalasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerimahasil rapat.

(4) Dalam hal Dewan Pengawas sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dinyatakan bersalah oleh Pengadilanberdasarkan pada putusan pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap, Direksi yangbersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.

(5) Dalam hal Dewan Pengawas sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilanberdasarkan putusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap, Bupati mengaktifkan kembaliDewan Pengawas yang bersangkutan sampai denganakhir masa jabatannya.

(6) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh Anggota DewanPengawas merupakan tindak pidana yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap, yang bersangkutandiberhentikan dengan tidak hormat.

BAB VIITARIF PDAM

Pasal 37(1) Tarif ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan Direksi

setelah disetujui oleh Dewan Pengawas.

(2) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukandengan memperhitungkan seluruh biaya untukmenghasilkan air minum yang terdiri dari:a. biaya usaha; danb. biaya dasar.

(3) Untuk . . .

17

(3) Untuk kesinambungan pelayanan PDAM dapatmengadakan penyesuaian tarif sebagai berikut:a. tahunan dilakukan dengan formula indeksasi, dengan

memperhitungkan nilai indek inflasi tahunan padatahun bersangkutan, beban bunga pinjaman dan atauparameter lain sesuai perjanjian kontrak kerjasama;

b. paling lambat 5 (lima) tahun sekali Direksi dapatmelakukan peninjauan tarif; dan

c. penyesuaian tarif sebagaimana dimaksud pada hurufa dan huruf b, diusulkan oleh Direksi kepada Bupatimelalui Dewan Pengawas.

(4) Dalam hal Bupati tidak menetapkan kebijakan tarifsebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkanperhitungan yang transparan dan akuntabelmengakibatkan tarif rata-rata berada di bawah biayadasar, Bupati mengupayakan subsidi untuk menutupkekurangannya melalui APBD sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIIILAPORAN ANGGARAN PENDAPATAN PDAM

Pasal 38(1) Tahun buku PDAM adalah takwim.

(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun bukumulai berlaku, Direksi mengajukan Rencana AnggaranPDAM kepada Bupati melalui Dewan Pengawas.

(3) Bupati menetapkan Anggaran PDAM setelah mendapatpertimbangan Dewan Pengawas.

(4) Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung sejaktanggal penerimaan usulan Anggaran PDAM oleh Bupatibelum ada keputusan mengenai pengesahan ataupenolakan, maka usulan anggaran tersebut dianggaptelah disahkan.

(5) Anggaran tambahan atau perubahan anggaran dilakukanapabila terjadi peningkatan nilai anggaran sebesar 10%(sepuluh persen) dari total anggaran biaya dan investasitahun berjalan, harus diajukan kepada Bupati melaluiDewan Pengawas.

Pasal 39 . . .

18

Pasal 39(1) Laporan perhitungan hasil usaha berkala dan kegiatan

PDAM dikirim oleh Direksi kepada Bupati melalui DewanPengawas yang terdiri dari Laporan Triwulan danLaporan Tahunan.

(2) Laporan Triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri dari Laporan Kegiatan Operasional dan Keuanganyang disampaikan kepada Dewan Pengawas.

(3) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri dari Laporan Keuangan yang telah diaudit danLaporan Manajemen yang ditandatangani bersamaDireksi dan Dewan Pengawas disampaikan kepadaBupati.

(4) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan paling lambat 120 (seratus dua puluh) harisetelah tahun buku PDAM ditutup untuk disahkan olehBupati paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) harisetelah diterima.

(5) Direksi menyebarluaskan Laporan Tahunan melaluimedia masa paling lambat 15 (lima belas) hari setelahdisahkan oleh Bupati.

(6) Anggota Direksi atau Dewan Pengawas yang tidakmenandatangani Laporan Tahunan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) harus disebutkan alasannyasecara tertulis.

BAB IXTANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN

GANTI RUGI PEGAWAI

Pasal 40(1) Semua pegawai PDAM, termasuk Direksi dalam

kedudukan selaku domisili, yang tidak dibebani tugaspenyimpanan uang, surat-surat berharga dan barangpersediaan, yang karena tindakan melawan hukum ataukarena melakukan kewajiban dan tugas yang langsungdibebankan kepada mereka yang langsung atau tidaklangsung telah menimbulkan kerugian bagi PDAM,diwajibkan mengganti kerugian tersebut.

(2) Ketentuan . . .

19

(2) Ketentuan-ketentuan tentang tuntutan ganti rugiterhadap pegawai daerah berlaku sepenuhnya terhadapPegawai PDAM.

(3) Semua Pegawai PDAM yang dibebani tugas penyimpanan,pembayaran atau penyerahan uang dan surat-suratberharga milik PDAM yang disimpan di dalam gudangatau tempat penyimpanan yang khusus dan semata-mata digunakan untuk keperluan itu diwajibkanmemberikan pertanggungjawaban tentang pelaksanaantugasnya kepada badan yang ditunjuk olehBupati/Pemegang Saham/Saham Prioritet.

(4) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak perlumengirimkan pertanggungjawaban mengenai caramengurusnya kepada badan sebagaimana dimaksudpada ayat (3), tuntutan terhadap pegawai tersebutdilakukan menurut ketentuan yang ditetapkan bagiPegawai Bendaharawan Daerah.

(5) Semua surat bukti dan surat lainnya bagaimanapun jugasifatnya yang termasuk bilangan tata-buku danadministrasi PDAM disimpan di tempat masing-masingPDAM atau di tempat lain yang ditunjuk olehBupati/Pemegang Saham/Saham Prioritet kecuali jikauntuk sementara dipindahkan ke Badan sebagaimanadimaksudkan pada ayat (3) dalam hal dianggapnya perluuntuk kepentingan sesuatu pemeriksaan.

(6) Untuk keperluan pemeriksaan bertalian denganpenetapan pajak dan kontrol akuntan pada umumnyasurat bukti dan surat lainnya sebagaimana dimaksudpada ayat (5) untuk sementara dapat dipindahkan kejawatan Akuntan Negara.

BAB XORGANISASI, TATAKERJA, DAN KEPEGAWAIAN

Bagian KesatuOrganisasi dan Tata Kerja

Pasal 41Ketentuan lebih lanjut mengenai Susunan Organisasi danTata Kerja PDAM diatur dengan Peraturan Bupati denganpertimbangan Dewan Pengawas.

Bagian . . .

20

Bagian KeduaKepegawaian

Pasal 42(1) Ketentuan mengenai kedudukan hukum pegawai, gaji,

penghasilan Direksi dan Dewan Pengawas sertatunjangan lain diatur lebih lanjut dengan PeraturanBupati.

(2) Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai /pekerja perusahaan dengan persetujuan DewanPengawas berdasarkan Peraturan Kepegawaian PDAMsebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Apabila dipandang perlu untuk kepentingan PDAM,Direksi dapat mengangkat tenaga ahli sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlakuatas persetujuan Dewan Pengawas.

BAB XIPEMERIKSAAN

Pasal 43(1) Dengan tidak mengurangi hak instansi atasan atau

badan lain menurut Peraturan Perundang-undanganyang berlaku, Bupati dapat menunjuk InspektoratDaerah untuk melakukan pemeriksaan atas pengurusandan pembinaan perusahaan serta pertanggungjawabanhasil pemeriksaan disampaikan kepada Bupati.

(2) Akuntan Negara berwenang mengadakan pemeriksaanatas pengurusan serta pertanggungjawabannya.

BAB XIIPEMBUBARAN

Pasal 44(1) Pembubaran PDAM ditetapkan dengan Peraturan

Daerah.

(2) Pelaksanaan Likwiditas terhadap seluruh kekayaanperusahaan setelah diadakan likwidasi oleh Badan/Lembaga sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Pertanggungjawaban . . .

21

(3) Pertanggungjawaban likwidatur kepada Bupati selakuyang berwenang atau pemegang kekuasaan atas modalmemberikan pembebasan tanggung jawab tentangpekerjaan yang telah diselesaikannya.

(4) Dalam Likwidatur Daerah dan atau Bupati selaku yangberwenang atau pemegang kekuasaan atas modalbertanggung jawab atas kerugian yang diderita olehPihak Ketiga apabila kerugian ini disebabkan oleh neracadan perhitungan laba rugi yang telah disahkan ternyatatidak menggambarkan keadaan PDAM yang sebenarnya.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 45

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, Pejabatyang ada tetap melaksanakan tugasnya sampai denganditetapkan pejabat yang baru berdasarkan Peraturan Daerahini.

BAB XIVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 46Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, makaPeraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II JembranaNomor 15 Tahun 1991 tentang Pendirian PerusahaanDaerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan DaerahKabupaten Jembrana Nomor 4 Tahun 2001 tentangPerubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten DaerahTingkat II Jembrana Nomor 15 Tahun 1991 tentangPendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten DaerahTingkat II Jembrana yang bertentangan dengan PeraturanDaerah ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 47 . . ..

22

Pasal 47Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenJembrana.

Ditetapkan di Negarapada tanggal 21 Mei 2012BUPATI JEMBRANA,

I PUTU ARTHA

Diundangkan di Negarapada tanggal 21 Mei 2012SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBRANA,

GEDE GUNADNYALEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2012 NOMOR 25

23

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANANOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANGPERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA AMERTHA JATI

I. UMUM

Bertitik tolak dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintah Daerah maka dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah yangnyata dan bertanggung jawab dipandang perlu untuk lebih menekankanpada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataandan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerahmaka sudah sewajarnya Pemerintah Daerah harus mengambil langkahuntuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi wewenangnya sesuaidengan kemampuan daerah.

Pengadaan, pengelolaan serta pembinaan sarana-sarana yangmenunjang pelaksanaan tugas-tugas Pemerintah Daerah dalammelayani setiap kebutuhan masyarakat antara lain penyediaan airminum mutlak perlu mendapatkan pengaturan-pengaturansebagaimana mestinya.

Demikian pula memperoleh air minum yang memenuhi syaratkesehatannya sudah akan menjadi salah satu kebutuhan masyarakatyang sangat mendesak serta pengaturan yang dapat menjaminkelancaran dan efektifitas penyediaanya sehingga dapat dinikmatisecara berkesinambungan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas maka perluditetapkan Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah Air MinumTirta Amertha Jati.

II. PASAL DEMI PASAL:Pasal 1

Cukup jelasPasal 2

Cukup jelasPasal 3

Cukup jelasPasal 4

Cukup jelas

Pasal 5 . . .

24

Pasal 5Cukup jelas

Pasal 6ayat (1)

Cukup jelasayat (2)

Yang dimaksud dengan kekayaan daerah yang dipisahkan ialahsejumlah modal dasar yang diberikan kepada PerusahaanDaerah sebagai Badan Hukum yang harus mempunyaikekayaan sendiri terpisah dari kekayaan umum PemerintahDaerah yang dipertanggungjawabkan tersendiri sesuai denganketantuan umum yang berlaku.

ayat (3)Yang dimaksud dari penyisihan sebagai Anggaran KeuanganDaerah adalah penyisihan yang diberikan kepada PerusahaanDaerah Air Minum.

ayat (4)Cukup jelas

Pasal 7Cukup jelas

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Cukup jelas

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Cukup jelas

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas

Pasal 15Cukup jelas

Pasal 16ayat (1)

Cukup jelasayat (2)

Cukup jelasayat (3)

Cukup jelas

Pasal 17 . . .

25

Pasal 17Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas

Pasal 30Cukup jelas

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas

Pasal 36Cukup jelas

Pasal 37Cukup jelas

Pasal 38 . . .

26

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas

Pasal 40Maksud dari pasal ini adalah untuk dapat menilai aktifitas-aktifitasPDAM secara keseluruhan sehingga dapat dipakai sebagai pedoman/ dasar oleh Bupati / Ketua Dewan Pengawas dalam memberikanpolicy pembinaan kepada Perusahaan maupun sebagai dasarpertanggungjawaban kepada DPRD

Pasal 41Cukup jelas

Pasal 42Cukup jelas

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Cukup jelas

Pasal 45Cukup jelas

Pasal 46Cukup jelas

Pasal 47Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 25