PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNGbagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERDA_5_2002.pdf · BUPATI...

30
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS ) DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk dapat terus menjaga dan menjamin keseimbangan mutu serta pelayanan kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat, maka dipandang perlu lebih meningkatkan pelayanan. b. bahwa sehubungan dengan hal tersubut huruf a diatas, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Badung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2125); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 34 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3695) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 34 Tahun

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNGbagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERDA_5_2002.pdf · BUPATI...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG

NOMOR 5 TAHUN 2002

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )

DI KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG,

Menimbang : a. bahwa untuk dapat terus menjaga dan menjamin keseimbangan mutu

serta pelayanan kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat, maka

dipandang perlu lebih meningkatkan pelayanan.

b. bahwa sehubungan dengan hal tersubut huruf a diatas, maka dipandang

perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung tentang

Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat

Kabupaten Badung.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I

Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2125);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang

Nomor 34 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor

41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3695)

sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 34 Tahun

2

2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

246);

4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3848);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1977 tentang Pengujian

Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga-tenaga lainnya yang

bekerja pada Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1977 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3105);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

8. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 68/ Yan/ Kes/ SKB/ 1978 dan Nomor 32 Tahun 1978 tentang

Pelayanan Kesehatan Veteran Republik Indonesia dan Keluarganya;

9. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 202/ Men.Kes/ SKB/ III/ 1986 dan Nomor 41 Tahun 1986

tentang Pelayanan Kesehatan Cacat Veteran;

3

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT

KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS ) DI

KABUPATEN BADUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Badung.

b. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat Daerah

Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.

c. Kepala Daerah adalah Bupati Badung.

d. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.

e. Kepala Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Badung.

f. Puskesmas adalah suatu sarana yang melaksanakan upaya Pelayanan

Kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerja

tertentu.

g. Puskesmas Pembantu ( Pustu ) adalah suatu sarana yang melaksanakan

upaya Pelayanan Kesehatan yang mencakup bagian wilayah kerja

Puskesmas disesuaikan dengan keadaan setempat dan merupakan

bagian integral dari Puskesmas.

h. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang peribadi atau badan.

i. Rawat jalan adalah pelayanan terhadap orang yang masuk intalasi

kesehatan untuk keperluan observasi, diagnose, pengobatan, rehabilitas

medik, dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang nginap

instalasi kesehatan.

4

j. Rawat Inap adalah pelayanan terhadap orang yang menempati ruang

rawat inap untuk keperluan observasi, perawatan, diagnose,

pengobatan, rehabilitasi medik, atau pelayanan kesehatan lainnya.

k. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan

yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

l. Tindakan Medik dan terapi adalah tindakan diagnostik, tindakan

pembedahan, tindakan pengobatan, menggunakan alat dan tindakan

lainnya.

m. Penunjang Diagnostik adalah pelayanan untuk menunjang penegak

diagnose.

n. Rehabilitasi Medik adalah Pelayanan yang diberikan oleh unit

rehabilitasi medik dalam bentuk pelayanan fisioterapi.

o. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas rawat inap dengan atau tanpa

makan diinstalasi kesehatan.

p. Bahan dan Alat adalah Obat, bahan kimia, alat kesehatan, bahan

radional dan bahan lainnya yang digunakan dalam rangka obsevasi,

diagnose, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan

lainnya.

q. Penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai penanggung biaya

pelayanan kesehatan dari seseorang yang menjadi tanggungan.

r. Perawatan Jenazah adalah kegiatan merawat jenazah yang dilakukan

oleh instalasi kesehatan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan

pemakaman bukan untuk kepentingan proses peradilan.

BAB II

JASA YANG DIKENAKAN RETRIBUSI

Pasal 2

Jenis Jasa Pelayanan Kesehatan yang dikenakan Retribusi :

a. Rawat Inap

b. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

c. Indakan Medik Terapi

d. Pelayanan Kesehatah Gigi dan Mulut

e. Pelayanan Ambulance

f. Pemeriksaan/Keterangan Kesehatan

5

BAB III

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

Bagian Pertama

Rawat Jalan

Pasal 3

Bagi setiap pengguna jasa pada setiap Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

Puskesmas Keliling, tidak dipungut biaya untuk setiap kunjungan.

Pasal 4

Pungutan Retribusi bagi merka yang kurang mampu wajib menunjukkan Surat

Keterangan Kurang Mampu dari Pejabat yang berwenang.

Bagian Kedua

Rawat Inap

Pasal 5

(1) Kelas Perawatan yang berlaku di Puskesmas Rawat Inap adalah dengan kelas

III A Perawatan di Rumah Sakit Umum (RSU) tipe D.

(2) Bagian pasien yang dirawat Inap hanya dikenakan satu kali karcis kunjungan

selama yang bersangkutan rawat inap.

(3) Komponen biaya rawat inap meliputi :

a Akomodasi

b Jasa konsultasi Medik

c Pemeriksaan Penunjang diagnostik

d Rehabilitasi Medik

(4) Tarif akomodasi disesuikan dengan biaya makan pasien perhari sebagai indek

rawat inap. Besarnya biaya makan pasien perhari ditetapkan sebesar Rp.

15.000,- ( lima belas ribu rupiah ).

(5) Tarif Rawat Inap kelas perawatan di Puskesmas Rawat Inap, ditentukan 50%

dari indek biaya makan per hari.

(6) Tarif jasa pelayanan dikenakan sebesar 30 % dari retribusi rawat inap.

(7) Tarif rawat inap bagi bayi yang dilahirkan di Puskesmas rawat inap

ditetapkan sebesar 50 % dari tarif rawat inap ibunya.

6

(8) Tarif retribusi pelayanan rawat inap per hari :

No

Akomodasi

Retribusi

Rawat Inap

( Rp )

Jasa

Pelayanan

( Rp )

Jumlah

( Rp )

1

2

Puskesmas Rawat Inap

Bayi di Puskesmas Rawat Inap

7.500

3.500

2.500

1.250

10.000

4.750

(9) Biaya persalinan di Puskesmas rawat inap meliputi

a Jasa saran

b jasa pelayanan

(10) Tarif jasa sarana pada persalinan normal di Puskesmas rawat inap ditetapkan

sebesar Rp. 50.000,- dan dijadikan dasar perhitungan untuk penetapan biaya

perawatan.

(11) Tarif persalinan dengan tindakan per-vaginam ditetapkan sebesar 15% dari

tindakanan persalinan normal.

(12) Besarnya jasa pelayanan pada persalinan di Puskesmas rawat inap ditetapkan

sebesar 50% dari jasa sarana apabila persalinnanya dilaksanakan oleh bidan

dan 100% apa bila persalinan dilaksanakan oleh Dokter.

(13) Tarif persalinan normal di puskesmas rawat inap adalah :

No

Penolong

Retribusi

Rawat Inap

( Rp )

Jasa

Pelayanan

( Rp )

Jumlah

( Rp )

1

2

Bidan

Dokter

50.000,-

50.000,-

25.000,-

50.000,-

75.000,-

100.000,-

(14) Tarif persalinan dengan tidakan di Puskesmas rawat inap:

No

Penolong

Retribusi

Rawat Inap

( Rp )

Jasa

Pelayanan

( Rp )

Jumlah

( Rp )

1

2

Bidan

Dokter

75.000,-

75.000,-

37.500,-

75.000,-

112.500,-

150.000,-

Pasal 6

(1) Bagi pengguna jasa yang mohon dibebaskan dari biaya pelayanan kesehatan

diharuskan membawa surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa /Lurah

yang disyahkan oleh camat setempat atau dengan menunjukan Kartu Sehat.

(2) Bagi penderita tersebut pada ayat(1) Pasal ini, untuk pengobatan rawat jalan

diberikan keringanan berupa dibebaskan dari pungutan biaya karcis, biaya

pengobatan dan kaonsultasi medik.

7

Pasal 7

Untuk keperhitungan akhir semua retribusi pelayanan kesehatan ditentukan sebagai

berikut :

a. Hari dimana penderita mulai masuk dirawat diperhitungkan 1 (satu) hari

penuh.

b. Hari pulang sebelum pulang pukul 12.00 wita tidak dikenakan biaya

perawatan untuk hari pulang tersebut, sedangkan sesudah pukul 12.00 wita

diperhitungkan 1 (satu) hari penuh.

Bagian Ketiga

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

Pasal 8

(1) Jenis pemeriksaan penunjang diagnostik meliputi :

a. Pemeriksaan Laboratorium Klinik

b. Pemeriksaan Radio Diagnostik da Elektro Medik

(2) Komponen biaya pemeriksaan penunjang diagnostik meliputi :

a. Biaya bahan dan alat

b. Jasa Medik

c. Jasa intalansi kesehatan

(3) Biaya bahan dan alat dimaksud ayat (2) huruf a dijadikan dasar perhitungan

untuk perhitungan tarif semua jenis pemeriksaan penunjang diagnostik.

(4) Pasien rawat inap tidak dikenakan biaya jasa medik.

(5) Biaya jasa intalansi kesehatan ditetapkan sebesar 50% (lima puluh persen)

dari biaya bahan dan alat.

Pasal 9

(1) Jenis pemeriksaan laboratorium klinik dan besarnya biaya bahan dan alat

ditetapkan sebagai berikut :

a. Sederhana Rp. 1.500

b. Sedang Rp. 4.000

c. Besar Rp. 10.000

(2) Klasifikasi tingkat pemeriksaan laboratorium klinik ini diperinci sebagaimana

tercantum dalam lampiran I Peraturan Daerah ini.

(3) Untuk semua jenis pemerikasaan laboratorium klinik dikenakan jasa

Puskesmas / Pustu sebesar 50 % dari bahan dan alat.

(4) Pemeriksaan loboratorium klinik Cto/di luar jam kerja untuk Puskesmas /

Pustu dikenakan tambahan jasa medik 50% dari bahan dan alat.

8

(5) Tarif pemeriksaan laboratorium Klinik di Puskesmas / Puskesmas Pembantu

No

Uraian

Bahan dan

Alat

( Rp )

Jasa

Puskesmas

Pustu ( Rp )

Jasa

Medik

Jumlah

( Rp )

1

2

3

Sederhana

Sedang

Besar

1.500

4.000

10.000

750

2.000

5.000

-

-

-

2.500

6.000

15.000

Cito/diluar jam kerja

No Uraian Bahan dan

Alat

(Rp)

Jasa

Puskesmas

Pustu (Rp)

Jasa

Medik

Jumlah

(Rp)

1

2

3

Sederhana

Sedang

Besar

1.500

4.000

10.000

750

2.000

5.000

750

2000

5.000

3.000

8.000

20.000

Pasal 10

(1) Jenis pemeriksaan Radio Diagnostik (Rontgen) besarnya biaya bahan dan alat

ditetapkan sebagai berikut :

a. Sederhana Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)

b. Sedang Rp 20.000,- (duapuluh ribu rupiah)

c. Besar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)

(2) Jenis pemeriksaan Diagnostik Elektronik besar biaya dan alat ditetapkan

sebagai berikut :

a. Sederhana Rp 8.000,- (delapan ribu rupiah)

b. Sedang Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah)

c. Besar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)

(3) Klasifikasi tingkat kecanggihan pemeriksaan Radio Diagnostik diperinci

sebagaimana tercantum dalam lampiran II peraturan daerah ini.

(4) Besarnya jasa Puskesmas dam Puskesmas Pembantu ditetapkan 50% biaya

bahan dan alat.

(5) Biaya pemeriksaan radio Diagnostik dan Elektromedik diluar jam kerja/Cito

ditetapkan 100% dari biaya bahan dan alat.

(6) Tarif pemeriksaan Radio Diagnostik (rontgen) dan elektormedik untuk pasien

perawatan di Puskesmas rawat inap.

9

Rontgen

No

Uraian

Bahan dan

Alat

( Rp )

Jasa

Puskesmas

Pustu (Rp)

Jasa

Medik

Jumlah

( Rp )

1

2

3

Sederhana

Sedang

Besar

10.000

20.000

50.000

5.000

10.000

25.000

-

-

-

15.000

30.000

75.000

Cito / diluar jam kerja

No

Uraian

Bahan dan

Alat

( Rp )

Jasa

Puskesmas

Pustu (Rp)

Jasa

Medik

Jumlah

( Rp )

1

2

3

Sederhana

Sedang

Besar

10.000

20.000

50.000

5.000

10.000

25.000

10.000

20.000

50.000

25.000

50.000

125.000

Elektromedik

No

Uraian

Bahan dan

Alat

( Rp )

Jasa

Puskesmas

Pustu (Rp)

Jasa

Medik

Jumlah

( Rp )

1

2

3

Sederhana

Sedang

Besar

8.000

40.000

100.000

4.000

20.000

50.000

-

-

-

12.000

50.000

150.000

Cito / diluar jam kerja

No

Uraian

Bahan dan

Alat

( Rp )

Jasa

Puskesmas

Pustu (Rp)

Jasa

Medik

Jumlah

( Rp )

1

2

3

Sederhana

Sedang

Besar

8.000

40.000

100.000

4.000

20.000

50.000

8.000

40.000

100.000

20.000

100.000

250.000

10

Bagian Keempat

Tindakan Medik dan Terapi

Pasal 11

(1) Jenis tindakan medik dan terapi meliputi :

a. Tindakan medik dan terapi terencana sederhana,kecil,sedang dan besar

b. Tindakan medik dan terapi tidak terencana sedang, kecil,sedang dan

besar

(2) Klasifikasi jenis tindakan medik terapi sebagaimana tercantum dalam

lampiran IV Peraturan Daerah ini.

(3) Komponen biaya tindakan medik dan terapi meliputi :

a. Bahan dan alat

b. Jasa medik

c. Jasa Puskesmas

d. Jasa anastesi

(4) Biaya bahan dan alat tindakan medik dan terapi terencana sederhana

dipergunakan sebagai dasar perhitungan tarif tindakan medik dan terapi yang

besarnya ditetapkan sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah).

(5) Biaya bahan dan alat tindakan medik serta terapi terencana sederhana, kecil,

sedang dan besar ditetapkan dengan perbandingan = 1 : 5 : 25 : 100

ditetapkan sama untuk semua kelas perawatan.

(6) Jasa medik untuk pelayanan tindakan medik dan terapi terencana sederhana,

kecil, sedang dan besar ditetapkan masing-masing sebesar 2x, 2x, 3x, 3x dari

biaya bahan dan alat untuk kelas perawatan puskesmas rawat inap tidak

dikenakan jasa medik dan jasa anastesi.

(7) Besar jasa puskesmas / Pustu sebesar 50% dari biaya bahan dan alat.

(8) Besarnya tindakan medik dan terapi tidak terencana ( akut ) ditetapkan

sebesar tarif tindakan medik dan terapi terencana ditambah 25%.

(9) Tarif tindakan medik dan terapi terencana sederhana, kecil, sedang dan besar

di Puskesmas / Pustu.

11

No

Uraian Sederhana Kecil Sedang Besar

1

2

3

4

Bahan dan alat

Jasa medik

Jasa Pusk/Pustu

Jasa Anastesi

1.000

2.000

500

-

5.000

10.000

2.500

-

25.000

75.000

12.500

-

100.000

300.000

50.000

-

Jumlah 3.500 17.500 112.500 450.000

Bagian Kelima

Tarif Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pasal 12

(1) Jenis Tindakan medik dan terapi kesehatan pelayanan kesehatan gigi dan

mulut meliputi :

a. Tindakan medik dan terapi terencana sederhana, kecil, sedang dan besar

b. Tindakan medik dan terapi tidak terencana sederhana, kecil, sedang dan

besar

(2) Klasifikasi jenis tindakan medik terapi yang dimaksud ayat (1) pasal ini

sebagai mana tercantum dalam lampiran IV Peraturan Daerah ini

(3) Komponen biaya tindakan medik dan terapi meliputi sebagai berikut

a. Bahan dan Alat

b. Jasa medik

c. Jasa medik anastesi

d. Jasa Puskesmas/Puskesmas Pembantu

e. Besarnya tarif tindakan medik gigi dan mulut sesuai tindakan medik

umum ( pasal 11 ).

Bagian Keenam

Pelayanan Ambulance

Pasal 13

(1) Kendaraan ambulance digunakan untuk kepentingan rujukan pasien dari

Puskesmas/Pustu ke Rumah Sakit Umum yang lebih mampu dari kegiatan

lainnya yang berkaitan dengan pelayanan medik.

(2) Besarnya tarif kendaraan ambulance ditetapkan Rp. 1.000,- (seribu rupiah)

per Km pulang pergi dengan jumlah pungutan minimal Rp.10.000,- (sepuluh

ribu rupiah).

12

(3) Besarnya jasa medis pengantar Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ).

(4) Besarnya jasa paramedis pengantar Rp. 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah).

(5) Besarnya jasa sopir pengantar Rp. 5.000,- ( lima ribu rupiah ).

Bagian Ketujuh

Tarif Pelayanan Pemeriksaan/Keterangan Kesehatan

Pasal 14

(1) Jenis pelayanan pemeriksaan/keterangan pelayanan kesehatan meliputi :

a. Jasa Puskesmas/Pustu.

b. Jasa medik

(2) Jenis pemeriksaan keterangan kesehatan dan besarnya jasa Puskesmas / Pustu

ditetapkan sebagai berikut :

a. Pemeriksaan / keterangan kesehatan untuk sekolah Rp. 1.000,- (seribu

rupiah).

b. Pemeriksaan / keterangan kesehatan untuk luar negeri Rp. 25.000,- (dua

puluh lima ribu rupiah).

c. Pemeriksaan untuk asuransi Rp. 5.000,-

d. Pemeriksaan pemeriksaan lainnya sebesar Rp. 1.500,-

(3) Pemberlakuan tarif tersebut di atas ayat (2) pasal ini adalah untuk rangkap 3

(tiga) sederhana selebihnya dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 500,-

seriap lembarnya.

(4) Jasa medik ditapkan sebesar 100% dari jasa Puskesmas/Pustu dan dikenakan

terhadap semua jenis pemeriksaan kesehatan.

(5) Visum et Repertum hanya diberikan atas perintah tertulis dari yang berwajib

sesuai dengan peraturan perundang-undangan

13

(6) Tarif pemeriksaan keterangan kesehatan adalah sebagai berikut :

No

Uraian

Jasa

Pusk/Pustu

( Rp )

Jasa Medik

( Rp )

Karci

(Rp)

Jumlah

( Rp )

1

2

3

4

5

Sekolah

Keluar Negeri

Asuransi

Visum

Lainnya

1.000

25.000

5.000

-

1.500

1.000

25.000

20.000

-

1.500

500

500

500

-

500

2.500

50.500

10.500

-

3.500

BAB IV

PENGELOALAAN KEUANGAN

Pasal 15

(1) Semua penerimaan di setor ke kas daerah.

(2) 50% ( lima puluh persen) dari seluruh penerimaan dikembalikan ke

Puskesmas / Pustu untuk keperluan pembiayaan kegiatan operasional

Puskesmas / Pustu.

(3) Penggunaan dimaksud ayat (2) pasal ini diatur dengan keputusan Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.

Pasal 16

Uang perangsang diberikan kepada instansi Kesehatan sebagai upah pungut sebesar

5% ( lima persen) dari seluruh penerimaan yang disetor ke kas daerah, dengan

penggunaan pengeluaran sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN LAIN

Pasal 17

Pemeriksaan/pengobatan terhadap pasien penderita penyakit yang termasuk

program pencegahan penyakit menulat (P2M) dibebaskan dari segala pungutan

biaya kesehatan kecuali karcis.

14

Pasal 18

Pelayanan pengobatan perawatan dirumah pasien dalam rangka Peawatan

Kesehatan Masyarakat dibebaskan dari segala pungutan biaya pelayanan kesehatan.

Pasal 19

Pelayanan pemeriksaan/pengobatan/perawatan di rumah pasien dengan memanggil

Petugas Puskesmas /Pustu pada jam kerja Dinas hanya diijinkan terhadap pasien

yang gawat.

Pasal 20

Terhadap pemeriksaan/pengobatan/perawatan dimaksd pasal 19 disamping

dikenakan biaya dimaksud pasal 19 juga wajib membayar biaya transport

disesuikan dengan pasal-pasal tindakan diatas.

Pasal 21

(1) Penderita rawat inap diperkenakan membawa barang-barang yang dapat

membahayakan atau mengganggu instalasi kesehatan.

(2) Penderita tidak dibenarkan menggunakan atau atau membawa barang-barang

berharga/perhiasan.

(3) Kehilangan barang-barang tersebut dalam ayat (2) pasal ini diluar taggungan

instalasi kesehatan.

Pasal 22

(1) Penderita yang meninggal di instalasi kesehatan dapat di bawa pulang oleh

keluarga atau penjamin secepat-cepatnya 2 (dua) jam sejak ada

pemberitahuan dinyatakan oleh petugas atau dokter yang merawatnya.

(2) Penderita yang meninggal sesudah 2 (dua) jam di pindah ke kamar mayat.

(3) Apa bila dalam jangka waktu 3x24 jam jenasah belum/tidak diurus/diambil

keluarga, padahal telah diberitau secara tertulis sesuai dengan ketentuan yang

berlaku maka instansi kesehatan berhak melakukan penguburan dan segala

biaya penguburan dibebankan kepada Pemerintah Daerah.

(4) Jenazah sesuai dengan ayat (3) pasal ini dapat diberikan kepada Instansi

kesehatan lain ( Fakultas Kedokteran ) untuk digunakan sebagai bahan

penelitian /Pendidikan.

15

Pasal 23

(1) Pelayanan Kesehatan bagi murid SD yang sekolahnya melakukan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) di bebaskan dari biaya pelayanan kesehatan.

(2) Pelayanan kesehatan yang dimaksud ayat (1) pasal ini dipungut biaya

pelayanan kesehatan sebesar25% dari semua ketentuan pungutan apabila

yang bersangkutan dirawat inap.

(3) Keabsahan sekolah yang sudah melakukan UKS ditetapkan dengan Surat

Keterangan dari Kepala Sekolah yang bersangkutan dan di syahkan atau

diketahui Kepala Puskesmas satu Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 24

(1) Bagi Veteran Pejuang Kemerdekaan Ri dibebaskan dari biaya rawat jalan

dan rawat inap yang dirawat di Puskesmas dengan prosedur tata cara sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

(2) Pelayanan kesehatan sebagaimanan dikasud ayat (1) pasal ini diberlakukan

terbatas pada penyelenggaraan pemeriksaah, pengobatan dan tidak termasuk

peberian alat Bantu seperti pemasangan Protesa dan segala bentuk dan

jenisnya, pemberian kaca mata dan pemberian atau pemasangan alat bantu

dengan (Hearing Aid).

(3) Bagi kader kesehatan, sulinggih, pemuka agama dibebaskan dari retribusi

pelayanan kesehatan pada Puskesmas/pustu/Puskesmas Keliling yang ada di

Kabupaten Badung.

Pasal 25

Bagi Pegawai Calon negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil dan tenaga-tenaga lainnya

yang bekerja di Negara Kesatuan Repiblik Indonesia yang diperiksa kesehatannya

oleh Dokter Penguji Tersendiri (DPT) maupun Tim Penguji Kesehatan (TPK) dan

Instalasi Kesehatan Daerah dibebaskan dari pengutan pelayanan kesehatan kecuali

karcis, apa bila ada surat permintaan dari atasannya secara resmi.

Pasal 26

Bagi aseptor Keluarga Berencana yang menjalani rawat jalan di instalasi kesehatan

dibebaskan dari pungutan pelayanan kesehatan sepanjang obat-obatannya

disediakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

kecuali karcis.

16

Pasal 27

Bagi wisatawan asing yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap dikenakan

pungutan biaya yang diatur dengan keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Badung dari biaya pemeriksaan sejenis.

Pasal 28

Untuk klaim Astek ( Asuransi Tenaga Kerja ), Askes ( Asuransi Kesehatan ), JPKM

( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ), DUKM ( Dana Upaya Kesehatan

Masyarakat ), yang berhubungan dengan instansi kesehatan diatur kemudian

dengan keputusan bersama.

Pasal 29

Besarnya biaya pembakaran sampah medis bagi tenaga medis / paramedis

ditetapkan sebesar Rp. 10.0000 per sekali datang dengan berat maximal 1 (satu)

kilogram.

Pasal 30

Apabila bahan dan alat tidak tersedia di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

menjadi tanggungan penderita.

BAB VI

PENUTUP

Pasal 31

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai

pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Pasal 32

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur hal

yang sama dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

17

Pasal 33

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Badung.

Disahkan di Badung

Pada tanggal 30 April 2002

BUPATI BADUNG,

ttd.

A.A. NGURAH OKA RATMADI

Diundangkan di Badung

Pada Tanggal 10 Mei 2002

Sekretaris Daerah Kabupaten Badung

ttd.

I WAYAN SUBAWA, SH

Pembina Utama Muda

Nip. 600006201

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BADUNG

Tahun : 2002 Nomor : 33

Seri : B Nomor : 14

18

PENJELASAN

ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG

NOMOR 5 TAHUN 2002

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )

DI KABUPATEN BADUNG

I. UMUM

Kesehatan merupakan faktor utama bagi setiap anggota masyarakat guna dapat

melangsungkan hidupnya serta melanjutkan tujuan pembangunan. Oleh karena itu

keinginan anggota masyarakar dalam rangka menjaga kesehatannya perlu mendapatkan

perhatian dan penanganan sebagaimanan mestinya.

Untuk dapat memelihara kesehatan masyarakat tersebut Pemerintah Kabupaten

Badung menyediakan sarana dan prasarana Kesehatan sebagai upaya memberikan

pelayanan kesehatan yang sebak-baiknya kepada masyarakat dengan menggunakan

retribusi pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hal-hal tersebut dan untuk mencapai tertib administrasi serta kepastian

hukum, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung tentang

Retribusi Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat Kabupaten Badung.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 sampai Pasal 23 : Cukup jelas

Pasal 24 :

a. Kader kesehatan maksudnya adalah para kader

yang telah dididik dan dilatih untuk membantu

program kesehatan, contoh : kader posyandu.

b. Sulinggih maksudnya adalah Pendeta dalam

Agama Hindu ( Pendeta/Peranda).

c. Pemuka agama maksudnya adalah para ulama,

pendeta, pemangku dan lain-lain yang secara

formal telah diakui oleh umat / pemeluknya.

19

Pasal 25 : Tenaga-tenaga lainnya yang bekerja di Negara

Kesatuan Republik Indonesia maksudnya :

a. Pegawai Perusahaan yang belum dialihkan

bentuknya.

b. Pegawai lokal pada perwakilan Republik

Indonesia di Luar Negeri.

c. Pegawai harian dan Lepas.

d. Pensiunan dan Purnawirawan.

e. Pegawai dan Ikatan Dinas untuk waktu terbatas.

f. Kepala Kelurahan dan anggota-anggota

perangkat Kelurahan menurut Undang-Undang

Nomor 5 tahun 1979.

g. Pegawai bulanan disamping pensiun.

Pasal 26 sampai dengan pasal 33 : Cukup Jelas

20

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG

TANGGAL : 30 APRI 2002

NOMOR : 5 TAHUN 2002

TENTANG : RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )

DI KABUPATEN BADUNG

KLASIFIKASI TINGKAT KECANGGIHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

KLINIK.

BAGIAN PERTAMA : MIKROBIOLOGI

A. KELOMPOK MIKROBIOLOGI SEDERHANA

Bakteri :

01. Bacillus Anthraxis ( Mikroskopik )

02. Corynebacterium Diptheriae ( Mikroskopik )

03. Jasad renik umum ( Mikroskopik )

04. Mycobacterium Leprae/MTA ( Mikroskopik )

05. Mycobacterium Tuberculosis ( Mikroskopik )

06. Neisseria gonorrhoecae ( Mikroskopik )

07. Neisseria spp ( Mikroskopik )

08. Yersinia pestis ( Mikroskopik )

B. KELOMPOK MIKROBIOLOGI SEDANG

Parasit dan Jamur :

09. Amuba ( Mikroskopik )

10. Jamur ( Mikroskopik )

11. Mikropilaria spp ( Mikroskopik )

12. Plasmodium spp ( Mikroskopik )

13. Sarcoptes scabiei ( Mikroskopik )

14. Schisostoma ( Mikroskopik )

15. Sel ragi/yeast ( Mikroskopik )

16. Telur cacing/cacing ( Mikroskopik )

17. Trichomonas spp ( Mikroskopik )

BAGIAN KEDUA : KLINIK KESEHATAN

A. KELOMPOK KLINIK KESEHATAN SEDERHANA

Hematologi :

01. Darah Lengkap

02. Kadar Hb ( Haemoglobin)

03. Hematokrit

04. Hitung leukosit

05. Hitung eritrosit

06. Hitung jenis leukosit ( Diff.Count)

21

07. Hitung Trombosit

08. Masa Perdarahan

09. Masa Pembekuan

10. Glukosa darah puasa /2 jam PP

Urinalisa :

01. Urine lengkap

02. PH urine

03. Berat jenis

04. Glukosa

05. Protein

06. Urobilinogen

07. Bilirubin

08. Darah samar

09. Sedimen urine

10. Benda keton

11. Reduksi urine

Tinja / Paeces

01 Faeses lengkap

02 Makroskopis tinja

03 Makroskopis

04 Telur cacing

05 Amuba

06 Sisa makanan

Mikrobiologi

01 M.TBC / BTA

02 Candida

03 Trichomonas

04 Gonorrhea

B. KELOMPOK KLINIK KESEHATAN SEDANG

Hematology

01 Morfologi sel darah

02 Daya tahan osmotic eritrosit

03 Masa protombin plasma

04 Golongan darah A, B, O

22

05 Rh. Factor

06 Urea klirens

07 Kreatinin klirens

Urinalisa

01 Protein (Esbach)

02 Protein (Bence Jones)

03 Darah dalam urine

04 Tes kehamilan

BUPATI BADUNG

ttd.

A.A. NGURAH OKA RATMADI

23

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG

TANGGAL : 30 APRI 2002

NOMOR : 5 TAHUN 2002

TENTANG : RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAH

PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )

DI KABUPATEN BADUNG

KLASIFIKASI TINGKAT KECANGGIHAN PEMERIKSAAN RADIO DIAGNOSTIK.

A. SEDERHANA

PEMERIKSAAN TANPA KONTRAS

01. Kepala ( Mastoid, Sinus, Rahang )

02. Thorax

03. Abdomen

04. Pelvis ( panggul )

05. Extremitas ( atas, bawah )

06. Columna Vertebrata, Cervical

07. Columna Vertebrata, Thoracal

08. Columna Vertebrata, Lumbal

09. Foto Dental Biasa

10. Torax massa 7x7 cm

PEMERIKSAAN DENGAN KONTRAS

B. SEDANG

PEMERIKSAAN TANPA KONTRAS

01 Pelvimetri

02 Mamografi

03 Survei tulang A ( untuk tiap jenis dari kepala Cervical, Thoracal, Lumbal,

Pelvis, Thorax)

04 Survei tulang B ( untuk tiap jenis dari extremitas atas dan bawah, kanan dan

kiri, pelvis, sendi-sendi bahu kiri/kanan, Thorax)

05 Tomografi

06 Foto fundus mata

07 Foto panorama Gigi

08 Ultra Sono grafi

PEMERIKSAAN DENGAN KONTRAS : TIDAK ADA

BUPATI BADUNG

ttd.

A.A. NGURAH OKA RATMADI

24

LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG

TANGGAL : 30 APRI 2002

NOMOR : 5 TAHUN 2002

TENTANG : RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAH

PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )

DI KABUPATEN BADUNG

KLASIFIKASI TINGKAT KECANGGIHAN PEMERIKSAAN ELEKTROMEDIK.

A. SEDERHANA

01 ECG

02 Pemeriksaan visus (mata)

03 Diatermi

B. SEDANG

04 Pemeriksaan fundus mata

05 Tonometri mata

06 EEG

07 Audimetri

08 Tes fungsi paru-paru

09 Test untuk hipersensitifitas

C. BESAR

10 Semuajenis pemeriksaan endoscopy

11 Monitoring di ICU /ICCU

BUPATI BADUNG

ttd.

A.A. NGURAH OKA RATMADI

25

LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG

TANGGAL : 30 APRI 2002

NOMOR : 5 TAHUN 2002

TENTANG : RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )

DI KABUPATEN BADUNG

KLASIFIKASI JENIS TINDAKAN MEDIK DAN TERAPI.

A. SEDERHANA

Bedah

01 Jahit luka di poliklinik

02 Debridemen luka

03 Insisi / Eksisi

Mata

04 Ekstraksi corpus alienum tanpa komplikasi

05 Jahitan luka kecil ( palpebra)

B. KECIL

Bedah

01 Tumor jinak ( Ateroma, Lipoma, dsb)

02 Reposisi fraktur tertutup/ dislokasi sederhana

03 Sunat

04 Luka bakar dibawah10% tanpa komplikasi

Kebidanan dan Penyakit Kandungan

05 Tumor jinak

06 Sterilisasi

07 Kureatase

08 Laparoskopi

09 Induksi Haid

10 D/C ekterpasi

Mata

11 Ekstraksi calips oxalat

12 Garnuloma

13 Chalazion, Hordeolum, Pingueculae

14 Biopsi adneksa

15 Probing duktus nasolacimalis

16 Cantoraphi, tarsolomi

17 Nevus, Pterigium eksterpasi

18 Wheeler, kista, tumor kecil jinak

19 Tatuasa Cornea

THT

20 Biopsi kecil

21 Ekplorasi Nasko

26

Gigi dan Mulut

22 Cabut satu gigi sekali datang

23 Tambal permanen satu gigi sekali datang

24 Odontektomi satu elemen

25 Fraktur dental sederhana tanpa komplikasi

26 Alveolektomi

27 Apeks reseksi, eksisi biopsy, insisi abses

28 Frenektomi

Saraf dan Bedah Saraf

29 Biopsi saraf otot

30 Overhecting

31 Pungsi pengambilan cairan liquor

Kulit dan Kelamin

32 biopsi kelenjar eksisi

Anak

33 Endotraccheal

34 Lumbal pungsi

35 Insisi, Vena seksi

Penyakit Dalam

36 Pengambilan cairan lambung / duodenum

C. SEDANG

Bedah

01 Hernia, Hidokel, Varikokel

02 Appendisitis infiltrat

03 Batu buli-buli

04 Penyakit pembuluh darah perifer

05 Tumor jinak kulit, payudara, parotitis dileher/muka tanpa komplikasi

06 Bibir sumbing

07 Kelainan tangan bawah

08 Luka bakar diatas 10% tanpa operasi

09 Gigitan binatang

10 Dislokasi sendi, bahu, siku, pergelangan tangan, inter phalanx, panggul, tumit,

simfisis, rahang

27

Kebidanan dan penyakit kandungan

11 Tumor jinak Ovarium

12 Myomektomi

13 Laparotomi percobaan

14 Operasi perineum,kalporaphia

15 Slpingo ooforektomi

16 Kehamilan ektopik

17 Partus normal, ekstraksi vakum/Forcep pada persalinan

Mata

18 Aplikasi cryo

19 Cylo diatermi

20 Discisio Cataracta secundaria

21 Evisceration

22 Flap conjungtiva

23 Parasenthese

24 Rekanalisasi ruptura kanal

25 Iridoektomi basal – perifer sektoral

THT

26 Antrotomi sinus maksilaris

27 Brankoskopi

28 Ekstraksi polio

29 Tonsilodektomi

30 Tracheotomi

31 Edmoidektomi Intranasal

32 Oesophaguskopi, laryngoskopi

Gigi dan Mulut

33 Enukleasi kista

34 Ecohleasi

35 Fraktur rahang sederhana

36 Odontektomi lebih dari satu elemen dengan anatesi umum

37 Squesterektomi

28

38 Protese lepas/sabagian 1 gigi sampai 13 gigi

39 Jembatan 2,3,4 gigi

40 Reparasi protese

41 Mahkota dan jembatan ( Jacket/Dowwel)

Bedah Saraf

42 Boogat cranial

43 Continous Ventricular drainage

44 Eksterpasi kista dermoid/epidemoid cranium

45 Resesksi ligamentum carpi transversum ( Carpal tunnel syndrome )

Kulit dan Kelamin

46 Dermabrasion

47 Rekonstruksi kulit

48 SkinGraft

Penyakit Dalam

49 Percutaneus Transhepatic Cholangiografi

50 Suprapubic Puncture

51 CPT

Anak

52 Biopsi hati, Gijal, Paru-paru, Ascites, Usus

53 Transfusi ganti

D. BESAR

Bedah

01 Kelainan bawaan ditulang muka, jaringan lunak muka, neurolibroma, dll.

02 Kriptocchismus, megacolon, Hipospadia, CTEV dan kelainan ortopedi lain

03 Tumor, tiroid, mammae, rahang, paru-paru, pembuluh darah, intra abdolminal,

retroperitoneal, mediastinum

04 Semua jenis tumor ganas

05 Semua jenis trauma yang tidak termasuk dalam kelompok tindakan sedang

06 Perdaraan Thorax, abdomen, saluran kemih, jaringan muka, rongga mulut,

kerusakan pembuluh darah.

29

07 Hernia incarserata, Ileus obstruktif, atresi usus, invaginasi, obstruksi saluran

pernapasan karena benda asing, segala jenis batu striktur uretra

08 Trans Uretra Reseksi ( TUR )

Kebidanan dan Penyakit Kandungan

09 Histerektomi

10 Tumor ganas Uvarium

11 Reparasi fistel dan tuba

12 Sectio cesaria

Mata

13 Ablatio

14 Castarraeta decesio

15 Dekriorinostomi

16 Ekstraksi corpus selerotomi, ciclidialisasi, posterior selerolectomi dan lain

sebagainya

17 Karatoplastik, plosis plastik rekontruksi

18 Strabismus correction

THT

19 Septum reseksi

20 Angiolobroma nasophraynx

21 Decompresia facialis

22 Fronto Edmoidektomi-ektranasal

23 Mastoidektomi

24 Timpano plastik

25 Operasi Caldwell lue

26 Palatoplastik

27 Parotidektomi

28 Rinoplastik

29 Rekontruksi hidung

Gigi dan Mulut

30 Fraktur rahang dengan komplikasi

31 Osteotomi

32 Reseksi rahang

30

Bedah Saraf

33 Eksplorasi pelexus cervialis, lumbo sacralis, sympatectomi

34 Lamnestomi/laminotomi

35 Radix dan Saraf perifer neurectomi neurologis

36 Operasi arteria carotis

37 Ventriculo cardia

BUPATI BADUNG

ttd.

A.A. NGURAH OKA RATMADI