PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNGbagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERDA_5_2002.pdf · BUPATI...
-
Upload
nguyenkhanh -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNGbagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERDA_5_2002.pdf · BUPATI...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG
NOMOR 5 TAHUN 2002
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )
DI KABUPATEN BADUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BADUNG,
Menimbang : a. bahwa untuk dapat terus menjaga dan menjamin keseimbangan mutu
serta pelayanan kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat, maka
dipandang perlu lebih meningkatkan pelayanan.
b. bahwa sehubungan dengan hal tersubut huruf a diatas, maka dipandang
perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Badung.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2125);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang
Nomor 34 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3695)
sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 34 Tahun
2
2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
246);
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3848);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1977 tentang Pengujian
Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga-tenaga lainnya yang
bekerja pada Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1977 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3105);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);
8. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 68/ Yan/ Kes/ SKB/ 1978 dan Nomor 32 Tahun 1978 tentang
Pelayanan Kesehatan Veteran Republik Indonesia dan Keluarganya;
9. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 202/ Men.Kes/ SKB/ III/ 1986 dan Nomor 41 Tahun 1986
tentang Pelayanan Kesehatan Cacat Veteran;
3
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG
M E M U T U S K A N
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS ) DI
KABUPATEN BADUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kabupaten Badung.
b. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat Daerah
Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.
c. Kepala Daerah adalah Bupati Badung.
d. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
e. Kepala Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung.
f. Puskesmas adalah suatu sarana yang melaksanakan upaya Pelayanan
Kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerja
tertentu.
g. Puskesmas Pembantu ( Pustu ) adalah suatu sarana yang melaksanakan
upaya Pelayanan Kesehatan yang mencakup bagian wilayah kerja
Puskesmas disesuaikan dengan keadaan setempat dan merupakan
bagian integral dari Puskesmas.
h. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang peribadi atau badan.
i. Rawat jalan adalah pelayanan terhadap orang yang masuk intalasi
kesehatan untuk keperluan observasi, diagnose, pengobatan, rehabilitas
medik, dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang nginap
instalasi kesehatan.
4
j. Rawat Inap adalah pelayanan terhadap orang yang menempati ruang
rawat inap untuk keperluan observasi, perawatan, diagnose,
pengobatan, rehabilitasi medik, atau pelayanan kesehatan lainnya.
k. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan
yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
l. Tindakan Medik dan terapi adalah tindakan diagnostik, tindakan
pembedahan, tindakan pengobatan, menggunakan alat dan tindakan
lainnya.
m. Penunjang Diagnostik adalah pelayanan untuk menunjang penegak
diagnose.
n. Rehabilitasi Medik adalah Pelayanan yang diberikan oleh unit
rehabilitasi medik dalam bentuk pelayanan fisioterapi.
o. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas rawat inap dengan atau tanpa
makan diinstalasi kesehatan.
p. Bahan dan Alat adalah Obat, bahan kimia, alat kesehatan, bahan
radional dan bahan lainnya yang digunakan dalam rangka obsevasi,
diagnose, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan
lainnya.
q. Penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai penanggung biaya
pelayanan kesehatan dari seseorang yang menjadi tanggungan.
r. Perawatan Jenazah adalah kegiatan merawat jenazah yang dilakukan
oleh instalasi kesehatan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan
pemakaman bukan untuk kepentingan proses peradilan.
BAB II
JASA YANG DIKENAKAN RETRIBUSI
Pasal 2
Jenis Jasa Pelayanan Kesehatan yang dikenakan Retribusi :
a. Rawat Inap
b. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
c. Indakan Medik Terapi
d. Pelayanan Kesehatah Gigi dan Mulut
e. Pelayanan Ambulance
f. Pemeriksaan/Keterangan Kesehatan
5
BAB III
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Pertama
Rawat Jalan
Pasal 3
Bagi setiap pengguna jasa pada setiap Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling, tidak dipungut biaya untuk setiap kunjungan.
Pasal 4
Pungutan Retribusi bagi merka yang kurang mampu wajib menunjukkan Surat
Keterangan Kurang Mampu dari Pejabat yang berwenang.
Bagian Kedua
Rawat Inap
Pasal 5
(1) Kelas Perawatan yang berlaku di Puskesmas Rawat Inap adalah dengan kelas
III A Perawatan di Rumah Sakit Umum (RSU) tipe D.
(2) Bagian pasien yang dirawat Inap hanya dikenakan satu kali karcis kunjungan
selama yang bersangkutan rawat inap.
(3) Komponen biaya rawat inap meliputi :
a Akomodasi
b Jasa konsultasi Medik
c Pemeriksaan Penunjang diagnostik
d Rehabilitasi Medik
(4) Tarif akomodasi disesuikan dengan biaya makan pasien perhari sebagai indek
rawat inap. Besarnya biaya makan pasien perhari ditetapkan sebesar Rp.
15.000,- ( lima belas ribu rupiah ).
(5) Tarif Rawat Inap kelas perawatan di Puskesmas Rawat Inap, ditentukan 50%
dari indek biaya makan per hari.
(6) Tarif jasa pelayanan dikenakan sebesar 30 % dari retribusi rawat inap.
(7) Tarif rawat inap bagi bayi yang dilahirkan di Puskesmas rawat inap
ditetapkan sebesar 50 % dari tarif rawat inap ibunya.
6
(8) Tarif retribusi pelayanan rawat inap per hari :
No
Akomodasi
Retribusi
Rawat Inap
( Rp )
Jasa
Pelayanan
( Rp )
Jumlah
( Rp )
1
2
Puskesmas Rawat Inap
Bayi di Puskesmas Rawat Inap
7.500
3.500
2.500
1.250
10.000
4.750
(9) Biaya persalinan di Puskesmas rawat inap meliputi
a Jasa saran
b jasa pelayanan
(10) Tarif jasa sarana pada persalinan normal di Puskesmas rawat inap ditetapkan
sebesar Rp. 50.000,- dan dijadikan dasar perhitungan untuk penetapan biaya
perawatan.
(11) Tarif persalinan dengan tindakan per-vaginam ditetapkan sebesar 15% dari
tindakanan persalinan normal.
(12) Besarnya jasa pelayanan pada persalinan di Puskesmas rawat inap ditetapkan
sebesar 50% dari jasa sarana apabila persalinnanya dilaksanakan oleh bidan
dan 100% apa bila persalinan dilaksanakan oleh Dokter.
(13) Tarif persalinan normal di puskesmas rawat inap adalah :
No
Penolong
Retribusi
Rawat Inap
( Rp )
Jasa
Pelayanan
( Rp )
Jumlah
( Rp )
1
2
Bidan
Dokter
50.000,-
50.000,-
25.000,-
50.000,-
75.000,-
100.000,-
(14) Tarif persalinan dengan tidakan di Puskesmas rawat inap:
No
Penolong
Retribusi
Rawat Inap
( Rp )
Jasa
Pelayanan
( Rp )
Jumlah
( Rp )
1
2
Bidan
Dokter
75.000,-
75.000,-
37.500,-
75.000,-
112.500,-
150.000,-
Pasal 6
(1) Bagi pengguna jasa yang mohon dibebaskan dari biaya pelayanan kesehatan
diharuskan membawa surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa /Lurah
yang disyahkan oleh camat setempat atau dengan menunjukan Kartu Sehat.
(2) Bagi penderita tersebut pada ayat(1) Pasal ini, untuk pengobatan rawat jalan
diberikan keringanan berupa dibebaskan dari pungutan biaya karcis, biaya
pengobatan dan kaonsultasi medik.
7
Pasal 7
Untuk keperhitungan akhir semua retribusi pelayanan kesehatan ditentukan sebagai
berikut :
a. Hari dimana penderita mulai masuk dirawat diperhitungkan 1 (satu) hari
penuh.
b. Hari pulang sebelum pulang pukul 12.00 wita tidak dikenakan biaya
perawatan untuk hari pulang tersebut, sedangkan sesudah pukul 12.00 wita
diperhitungkan 1 (satu) hari penuh.
Bagian Ketiga
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Pasal 8
(1) Jenis pemeriksaan penunjang diagnostik meliputi :
a. Pemeriksaan Laboratorium Klinik
b. Pemeriksaan Radio Diagnostik da Elektro Medik
(2) Komponen biaya pemeriksaan penunjang diagnostik meliputi :
a. Biaya bahan dan alat
b. Jasa Medik
c. Jasa intalansi kesehatan
(3) Biaya bahan dan alat dimaksud ayat (2) huruf a dijadikan dasar perhitungan
untuk perhitungan tarif semua jenis pemeriksaan penunjang diagnostik.
(4) Pasien rawat inap tidak dikenakan biaya jasa medik.
(5) Biaya jasa intalansi kesehatan ditetapkan sebesar 50% (lima puluh persen)
dari biaya bahan dan alat.
Pasal 9
(1) Jenis pemeriksaan laboratorium klinik dan besarnya biaya bahan dan alat
ditetapkan sebagai berikut :
a. Sederhana Rp. 1.500
b. Sedang Rp. 4.000
c. Besar Rp. 10.000
(2) Klasifikasi tingkat pemeriksaan laboratorium klinik ini diperinci sebagaimana
tercantum dalam lampiran I Peraturan Daerah ini.
(3) Untuk semua jenis pemerikasaan laboratorium klinik dikenakan jasa
Puskesmas / Pustu sebesar 50 % dari bahan dan alat.
(4) Pemeriksaan loboratorium klinik Cto/di luar jam kerja untuk Puskesmas /
Pustu dikenakan tambahan jasa medik 50% dari bahan dan alat.
8
(5) Tarif pemeriksaan laboratorium Klinik di Puskesmas / Puskesmas Pembantu
No
Uraian
Bahan dan
Alat
( Rp )
Jasa
Puskesmas
Pustu ( Rp )
Jasa
Medik
Jumlah
( Rp )
1
2
3
Sederhana
Sedang
Besar
1.500
4.000
10.000
750
2.000
5.000
-
-
-
2.500
6.000
15.000
Cito/diluar jam kerja
No Uraian Bahan dan
Alat
(Rp)
Jasa
Puskesmas
Pustu (Rp)
Jasa
Medik
Jumlah
(Rp)
1
2
3
Sederhana
Sedang
Besar
1.500
4.000
10.000
750
2.000
5.000
750
2000
5.000
3.000
8.000
20.000
Pasal 10
(1) Jenis pemeriksaan Radio Diagnostik (Rontgen) besarnya biaya bahan dan alat
ditetapkan sebagai berikut :
a. Sederhana Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
b. Sedang Rp 20.000,- (duapuluh ribu rupiah)
c. Besar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
(2) Jenis pemeriksaan Diagnostik Elektronik besar biaya dan alat ditetapkan
sebagai berikut :
a. Sederhana Rp 8.000,- (delapan ribu rupiah)
b. Sedang Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah)
c. Besar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)
(3) Klasifikasi tingkat kecanggihan pemeriksaan Radio Diagnostik diperinci
sebagaimana tercantum dalam lampiran II peraturan daerah ini.
(4) Besarnya jasa Puskesmas dam Puskesmas Pembantu ditetapkan 50% biaya
bahan dan alat.
(5) Biaya pemeriksaan radio Diagnostik dan Elektromedik diluar jam kerja/Cito
ditetapkan 100% dari biaya bahan dan alat.
(6) Tarif pemeriksaan Radio Diagnostik (rontgen) dan elektormedik untuk pasien
perawatan di Puskesmas rawat inap.
9
Rontgen
No
Uraian
Bahan dan
Alat
( Rp )
Jasa
Puskesmas
Pustu (Rp)
Jasa
Medik
Jumlah
( Rp )
1
2
3
Sederhana
Sedang
Besar
10.000
20.000
50.000
5.000
10.000
25.000
-
-
-
15.000
30.000
75.000
Cito / diluar jam kerja
No
Uraian
Bahan dan
Alat
( Rp )
Jasa
Puskesmas
Pustu (Rp)
Jasa
Medik
Jumlah
( Rp )
1
2
3
Sederhana
Sedang
Besar
10.000
20.000
50.000
5.000
10.000
25.000
10.000
20.000
50.000
25.000
50.000
125.000
Elektromedik
No
Uraian
Bahan dan
Alat
( Rp )
Jasa
Puskesmas
Pustu (Rp)
Jasa
Medik
Jumlah
( Rp )
1
2
3
Sederhana
Sedang
Besar
8.000
40.000
100.000
4.000
20.000
50.000
-
-
-
12.000
50.000
150.000
Cito / diluar jam kerja
No
Uraian
Bahan dan
Alat
( Rp )
Jasa
Puskesmas
Pustu (Rp)
Jasa
Medik
Jumlah
( Rp )
1
2
3
Sederhana
Sedang
Besar
8.000
40.000
100.000
4.000
20.000
50.000
8.000
40.000
100.000
20.000
100.000
250.000
10
Bagian Keempat
Tindakan Medik dan Terapi
Pasal 11
(1) Jenis tindakan medik dan terapi meliputi :
a. Tindakan medik dan terapi terencana sederhana,kecil,sedang dan besar
b. Tindakan medik dan terapi tidak terencana sedang, kecil,sedang dan
besar
(2) Klasifikasi jenis tindakan medik terapi sebagaimana tercantum dalam
lampiran IV Peraturan Daerah ini.
(3) Komponen biaya tindakan medik dan terapi meliputi :
a. Bahan dan alat
b. Jasa medik
c. Jasa Puskesmas
d. Jasa anastesi
(4) Biaya bahan dan alat tindakan medik dan terapi terencana sederhana
dipergunakan sebagai dasar perhitungan tarif tindakan medik dan terapi yang
besarnya ditetapkan sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah).
(5) Biaya bahan dan alat tindakan medik serta terapi terencana sederhana, kecil,
sedang dan besar ditetapkan dengan perbandingan = 1 : 5 : 25 : 100
ditetapkan sama untuk semua kelas perawatan.
(6) Jasa medik untuk pelayanan tindakan medik dan terapi terencana sederhana,
kecil, sedang dan besar ditetapkan masing-masing sebesar 2x, 2x, 3x, 3x dari
biaya bahan dan alat untuk kelas perawatan puskesmas rawat inap tidak
dikenakan jasa medik dan jasa anastesi.
(7) Besar jasa puskesmas / Pustu sebesar 50% dari biaya bahan dan alat.
(8) Besarnya tindakan medik dan terapi tidak terencana ( akut ) ditetapkan
sebesar tarif tindakan medik dan terapi terencana ditambah 25%.
(9) Tarif tindakan medik dan terapi terencana sederhana, kecil, sedang dan besar
di Puskesmas / Pustu.
11
No
Uraian Sederhana Kecil Sedang Besar
1
2
3
4
Bahan dan alat
Jasa medik
Jasa Pusk/Pustu
Jasa Anastesi
1.000
2.000
500
-
5.000
10.000
2.500
-
25.000
75.000
12.500
-
100.000
300.000
50.000
-
Jumlah 3.500 17.500 112.500 450.000
Bagian Kelima
Tarif Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pasal 12
(1) Jenis Tindakan medik dan terapi kesehatan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut meliputi :
a. Tindakan medik dan terapi terencana sederhana, kecil, sedang dan besar
b. Tindakan medik dan terapi tidak terencana sederhana, kecil, sedang dan
besar
(2) Klasifikasi jenis tindakan medik terapi yang dimaksud ayat (1) pasal ini
sebagai mana tercantum dalam lampiran IV Peraturan Daerah ini
(3) Komponen biaya tindakan medik dan terapi meliputi sebagai berikut
a. Bahan dan Alat
b. Jasa medik
c. Jasa medik anastesi
d. Jasa Puskesmas/Puskesmas Pembantu
e. Besarnya tarif tindakan medik gigi dan mulut sesuai tindakan medik
umum ( pasal 11 ).
Bagian Keenam
Pelayanan Ambulance
Pasal 13
(1) Kendaraan ambulance digunakan untuk kepentingan rujukan pasien dari
Puskesmas/Pustu ke Rumah Sakit Umum yang lebih mampu dari kegiatan
lainnya yang berkaitan dengan pelayanan medik.
(2) Besarnya tarif kendaraan ambulance ditetapkan Rp. 1.000,- (seribu rupiah)
per Km pulang pergi dengan jumlah pungutan minimal Rp.10.000,- (sepuluh
ribu rupiah).
12
(3) Besarnya jasa medis pengantar Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ).
(4) Besarnya jasa paramedis pengantar Rp. 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah).
(5) Besarnya jasa sopir pengantar Rp. 5.000,- ( lima ribu rupiah ).
Bagian Ketujuh
Tarif Pelayanan Pemeriksaan/Keterangan Kesehatan
Pasal 14
(1) Jenis pelayanan pemeriksaan/keterangan pelayanan kesehatan meliputi :
a. Jasa Puskesmas/Pustu.
b. Jasa medik
(2) Jenis pemeriksaan keterangan kesehatan dan besarnya jasa Puskesmas / Pustu
ditetapkan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan / keterangan kesehatan untuk sekolah Rp. 1.000,- (seribu
rupiah).
b. Pemeriksaan / keterangan kesehatan untuk luar negeri Rp. 25.000,- (dua
puluh lima ribu rupiah).
c. Pemeriksaan untuk asuransi Rp. 5.000,-
d. Pemeriksaan pemeriksaan lainnya sebesar Rp. 1.500,-
(3) Pemberlakuan tarif tersebut di atas ayat (2) pasal ini adalah untuk rangkap 3
(tiga) sederhana selebihnya dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 500,-
seriap lembarnya.
(4) Jasa medik ditapkan sebesar 100% dari jasa Puskesmas/Pustu dan dikenakan
terhadap semua jenis pemeriksaan kesehatan.
(5) Visum et Repertum hanya diberikan atas perintah tertulis dari yang berwajib
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
13
(6) Tarif pemeriksaan keterangan kesehatan adalah sebagai berikut :
No
Uraian
Jasa
Pusk/Pustu
( Rp )
Jasa Medik
( Rp )
Karci
(Rp)
Jumlah
( Rp )
1
2
3
4
5
Sekolah
Keluar Negeri
Asuransi
Visum
Lainnya
1.000
25.000
5.000
-
1.500
1.000
25.000
20.000
-
1.500
500
500
500
-
500
2.500
50.500
10.500
-
3.500
BAB IV
PENGELOALAAN KEUANGAN
Pasal 15
(1) Semua penerimaan di setor ke kas daerah.
(2) 50% ( lima puluh persen) dari seluruh penerimaan dikembalikan ke
Puskesmas / Pustu untuk keperluan pembiayaan kegiatan operasional
Puskesmas / Pustu.
(3) Penggunaan dimaksud ayat (2) pasal ini diatur dengan keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
Pasal 16
Uang perangsang diberikan kepada instansi Kesehatan sebagai upah pungut sebesar
5% ( lima persen) dari seluruh penerimaan yang disetor ke kas daerah, dengan
penggunaan pengeluaran sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.
BAB V
KETENTUAN LAIN
Pasal 17
Pemeriksaan/pengobatan terhadap pasien penderita penyakit yang termasuk
program pencegahan penyakit menulat (P2M) dibebaskan dari segala pungutan
biaya kesehatan kecuali karcis.
14
Pasal 18
Pelayanan pengobatan perawatan dirumah pasien dalam rangka Peawatan
Kesehatan Masyarakat dibebaskan dari segala pungutan biaya pelayanan kesehatan.
Pasal 19
Pelayanan pemeriksaan/pengobatan/perawatan di rumah pasien dengan memanggil
Petugas Puskesmas /Pustu pada jam kerja Dinas hanya diijinkan terhadap pasien
yang gawat.
Pasal 20
Terhadap pemeriksaan/pengobatan/perawatan dimaksd pasal 19 disamping
dikenakan biaya dimaksud pasal 19 juga wajib membayar biaya transport
disesuikan dengan pasal-pasal tindakan diatas.
Pasal 21
(1) Penderita rawat inap diperkenakan membawa barang-barang yang dapat
membahayakan atau mengganggu instalasi kesehatan.
(2) Penderita tidak dibenarkan menggunakan atau atau membawa barang-barang
berharga/perhiasan.
(3) Kehilangan barang-barang tersebut dalam ayat (2) pasal ini diluar taggungan
instalasi kesehatan.
Pasal 22
(1) Penderita yang meninggal di instalasi kesehatan dapat di bawa pulang oleh
keluarga atau penjamin secepat-cepatnya 2 (dua) jam sejak ada
pemberitahuan dinyatakan oleh petugas atau dokter yang merawatnya.
(2) Penderita yang meninggal sesudah 2 (dua) jam di pindah ke kamar mayat.
(3) Apa bila dalam jangka waktu 3x24 jam jenasah belum/tidak diurus/diambil
keluarga, padahal telah diberitau secara tertulis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku maka instansi kesehatan berhak melakukan penguburan dan segala
biaya penguburan dibebankan kepada Pemerintah Daerah.
(4) Jenazah sesuai dengan ayat (3) pasal ini dapat diberikan kepada Instansi
kesehatan lain ( Fakultas Kedokteran ) untuk digunakan sebagai bahan
penelitian /Pendidikan.
15
Pasal 23
(1) Pelayanan Kesehatan bagi murid SD yang sekolahnya melakukan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) di bebaskan dari biaya pelayanan kesehatan.
(2) Pelayanan kesehatan yang dimaksud ayat (1) pasal ini dipungut biaya
pelayanan kesehatan sebesar25% dari semua ketentuan pungutan apabila
yang bersangkutan dirawat inap.
(3) Keabsahan sekolah yang sudah melakukan UKS ditetapkan dengan Surat
Keterangan dari Kepala Sekolah yang bersangkutan dan di syahkan atau
diketahui Kepala Puskesmas satu Kepala Dinas Kesehatan.
Pasal 24
(1) Bagi Veteran Pejuang Kemerdekaan Ri dibebaskan dari biaya rawat jalan
dan rawat inap yang dirawat di Puskesmas dengan prosedur tata cara sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
(2) Pelayanan kesehatan sebagaimanan dikasud ayat (1) pasal ini diberlakukan
terbatas pada penyelenggaraan pemeriksaah, pengobatan dan tidak termasuk
peberian alat Bantu seperti pemasangan Protesa dan segala bentuk dan
jenisnya, pemberian kaca mata dan pemberian atau pemasangan alat bantu
dengan (Hearing Aid).
(3) Bagi kader kesehatan, sulinggih, pemuka agama dibebaskan dari retribusi
pelayanan kesehatan pada Puskesmas/pustu/Puskesmas Keliling yang ada di
Kabupaten Badung.
Pasal 25
Bagi Pegawai Calon negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil dan tenaga-tenaga lainnya
yang bekerja di Negara Kesatuan Repiblik Indonesia yang diperiksa kesehatannya
oleh Dokter Penguji Tersendiri (DPT) maupun Tim Penguji Kesehatan (TPK) dan
Instalasi Kesehatan Daerah dibebaskan dari pengutan pelayanan kesehatan kecuali
karcis, apa bila ada surat permintaan dari atasannya secara resmi.
Pasal 26
Bagi aseptor Keluarga Berencana yang menjalani rawat jalan di instalasi kesehatan
dibebaskan dari pungutan pelayanan kesehatan sepanjang obat-obatannya
disediakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
kecuali karcis.
16
Pasal 27
Bagi wisatawan asing yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap dikenakan
pungutan biaya yang diatur dengan keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung dari biaya pemeriksaan sejenis.
Pasal 28
Untuk klaim Astek ( Asuransi Tenaga Kerja ), Askes ( Asuransi Kesehatan ), JPKM
( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ), DUKM ( Dana Upaya Kesehatan
Masyarakat ), yang berhubungan dengan instansi kesehatan diatur kemudian
dengan keputusan bersama.
Pasal 29
Besarnya biaya pembakaran sampah medis bagi tenaga medis / paramedis
ditetapkan sebesar Rp. 10.0000 per sekali datang dengan berat maximal 1 (satu)
kilogram.
Pasal 30
Apabila bahan dan alat tidak tersedia di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
menjadi tanggungan penderita.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 31
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 32
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur hal
yang sama dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
17
Pasal 33
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Badung.
Disahkan di Badung
Pada tanggal 30 April 2002
BUPATI BADUNG,
ttd.
A.A. NGURAH OKA RATMADI
Diundangkan di Badung
Pada Tanggal 10 Mei 2002
Sekretaris Daerah Kabupaten Badung
ttd.
I WAYAN SUBAWA, SH
Pembina Utama Muda
Nip. 600006201
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BADUNG
Tahun : 2002 Nomor : 33
Seri : B Nomor : 14
18
PENJELASAN
ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG
NOMOR 5 TAHUN 2002
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )
DI KABUPATEN BADUNG
I. UMUM
Kesehatan merupakan faktor utama bagi setiap anggota masyarakat guna dapat
melangsungkan hidupnya serta melanjutkan tujuan pembangunan. Oleh karena itu
keinginan anggota masyarakar dalam rangka menjaga kesehatannya perlu mendapatkan
perhatian dan penanganan sebagaimanan mestinya.
Untuk dapat memelihara kesehatan masyarakat tersebut Pemerintah Kabupaten
Badung menyediakan sarana dan prasarana Kesehatan sebagai upaya memberikan
pelayanan kesehatan yang sebak-baiknya kepada masyarakat dengan menggunakan
retribusi pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal-hal tersebut dan untuk mencapai tertib administrasi serta kepastian
hukum, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat Kabupaten Badung.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 sampai Pasal 23 : Cukup jelas
Pasal 24 :
a. Kader kesehatan maksudnya adalah para kader
yang telah dididik dan dilatih untuk membantu
program kesehatan, contoh : kader posyandu.
b. Sulinggih maksudnya adalah Pendeta dalam
Agama Hindu ( Pendeta/Peranda).
c. Pemuka agama maksudnya adalah para ulama,
pendeta, pemangku dan lain-lain yang secara
formal telah diakui oleh umat / pemeluknya.
19
Pasal 25 : Tenaga-tenaga lainnya yang bekerja di Negara
Kesatuan Republik Indonesia maksudnya :
a. Pegawai Perusahaan yang belum dialihkan
bentuknya.
b. Pegawai lokal pada perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri.
c. Pegawai harian dan Lepas.
d. Pensiunan dan Purnawirawan.
e. Pegawai dan Ikatan Dinas untuk waktu terbatas.
f. Kepala Kelurahan dan anggota-anggota
perangkat Kelurahan menurut Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1979.
g. Pegawai bulanan disamping pensiun.
Pasal 26 sampai dengan pasal 33 : Cukup Jelas
20
LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG
TANGGAL : 30 APRI 2002
NOMOR : 5 TAHUN 2002
TENTANG : RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )
DI KABUPATEN BADUNG
KLASIFIKASI TINGKAT KECANGGIHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KLINIK.
BAGIAN PERTAMA : MIKROBIOLOGI
A. KELOMPOK MIKROBIOLOGI SEDERHANA
Bakteri :
01. Bacillus Anthraxis ( Mikroskopik )
02. Corynebacterium Diptheriae ( Mikroskopik )
03. Jasad renik umum ( Mikroskopik )
04. Mycobacterium Leprae/MTA ( Mikroskopik )
05. Mycobacterium Tuberculosis ( Mikroskopik )
06. Neisseria gonorrhoecae ( Mikroskopik )
07. Neisseria spp ( Mikroskopik )
08. Yersinia pestis ( Mikroskopik )
B. KELOMPOK MIKROBIOLOGI SEDANG
Parasit dan Jamur :
09. Amuba ( Mikroskopik )
10. Jamur ( Mikroskopik )
11. Mikropilaria spp ( Mikroskopik )
12. Plasmodium spp ( Mikroskopik )
13. Sarcoptes scabiei ( Mikroskopik )
14. Schisostoma ( Mikroskopik )
15. Sel ragi/yeast ( Mikroskopik )
16. Telur cacing/cacing ( Mikroskopik )
17. Trichomonas spp ( Mikroskopik )
BAGIAN KEDUA : KLINIK KESEHATAN
A. KELOMPOK KLINIK KESEHATAN SEDERHANA
Hematologi :
01. Darah Lengkap
02. Kadar Hb ( Haemoglobin)
03. Hematokrit
04. Hitung leukosit
05. Hitung eritrosit
06. Hitung jenis leukosit ( Diff.Count)
21
07. Hitung Trombosit
08. Masa Perdarahan
09. Masa Pembekuan
10. Glukosa darah puasa /2 jam PP
Urinalisa :
01. Urine lengkap
02. PH urine
03. Berat jenis
04. Glukosa
05. Protein
06. Urobilinogen
07. Bilirubin
08. Darah samar
09. Sedimen urine
10. Benda keton
11. Reduksi urine
Tinja / Paeces
01 Faeses lengkap
02 Makroskopis tinja
03 Makroskopis
04 Telur cacing
05 Amuba
06 Sisa makanan
Mikrobiologi
01 M.TBC / BTA
02 Candida
03 Trichomonas
04 Gonorrhea
B. KELOMPOK KLINIK KESEHATAN SEDANG
Hematology
01 Morfologi sel darah
02 Daya tahan osmotic eritrosit
03 Masa protombin plasma
04 Golongan darah A, B, O
22
05 Rh. Factor
06 Urea klirens
07 Kreatinin klirens
Urinalisa
01 Protein (Esbach)
02 Protein (Bence Jones)
03 Darah dalam urine
04 Tes kehamilan
BUPATI BADUNG
ttd.
A.A. NGURAH OKA RATMADI
23
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG
TANGGAL : 30 APRI 2002
NOMOR : 5 TAHUN 2002
TENTANG : RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAH
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )
DI KABUPATEN BADUNG
KLASIFIKASI TINGKAT KECANGGIHAN PEMERIKSAAN RADIO DIAGNOSTIK.
A. SEDERHANA
PEMERIKSAAN TANPA KONTRAS
01. Kepala ( Mastoid, Sinus, Rahang )
02. Thorax
03. Abdomen
04. Pelvis ( panggul )
05. Extremitas ( atas, bawah )
06. Columna Vertebrata, Cervical
07. Columna Vertebrata, Thoracal
08. Columna Vertebrata, Lumbal
09. Foto Dental Biasa
10. Torax massa 7x7 cm
PEMERIKSAAN DENGAN KONTRAS
B. SEDANG
PEMERIKSAAN TANPA KONTRAS
01 Pelvimetri
02 Mamografi
03 Survei tulang A ( untuk tiap jenis dari kepala Cervical, Thoracal, Lumbal,
Pelvis, Thorax)
04 Survei tulang B ( untuk tiap jenis dari extremitas atas dan bawah, kanan dan
kiri, pelvis, sendi-sendi bahu kiri/kanan, Thorax)
05 Tomografi
06 Foto fundus mata
07 Foto panorama Gigi
08 Ultra Sono grafi
PEMERIKSAAN DENGAN KONTRAS : TIDAK ADA
BUPATI BADUNG
ttd.
A.A. NGURAH OKA RATMADI
24
LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG
TANGGAL : 30 APRI 2002
NOMOR : 5 TAHUN 2002
TENTANG : RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAH
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )
DI KABUPATEN BADUNG
KLASIFIKASI TINGKAT KECANGGIHAN PEMERIKSAAN ELEKTROMEDIK.
A. SEDERHANA
01 ECG
02 Pemeriksaan visus (mata)
03 Diatermi
B. SEDANG
04 Pemeriksaan fundus mata
05 Tonometri mata
06 EEG
07 Audimetri
08 Tes fungsi paru-paru
09 Test untuk hipersensitifitas
C. BESAR
10 Semuajenis pemeriksaan endoscopy
11 Monitoring di ICU /ICCU
BUPATI BADUNG
ttd.
A.A. NGURAH OKA RATMADI
25
LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG
TANGGAL : 30 APRI 2002
NOMOR : 5 TAHUN 2002
TENTANG : RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS )
DI KABUPATEN BADUNG
KLASIFIKASI JENIS TINDAKAN MEDIK DAN TERAPI.
A. SEDERHANA
Bedah
01 Jahit luka di poliklinik
02 Debridemen luka
03 Insisi / Eksisi
Mata
04 Ekstraksi corpus alienum tanpa komplikasi
05 Jahitan luka kecil ( palpebra)
B. KECIL
Bedah
01 Tumor jinak ( Ateroma, Lipoma, dsb)
02 Reposisi fraktur tertutup/ dislokasi sederhana
03 Sunat
04 Luka bakar dibawah10% tanpa komplikasi
Kebidanan dan Penyakit Kandungan
05 Tumor jinak
06 Sterilisasi
07 Kureatase
08 Laparoskopi
09 Induksi Haid
10 D/C ekterpasi
Mata
11 Ekstraksi calips oxalat
12 Garnuloma
13 Chalazion, Hordeolum, Pingueculae
14 Biopsi adneksa
15 Probing duktus nasolacimalis
16 Cantoraphi, tarsolomi
17 Nevus, Pterigium eksterpasi
18 Wheeler, kista, tumor kecil jinak
19 Tatuasa Cornea
THT
20 Biopsi kecil
21 Ekplorasi Nasko
26
Gigi dan Mulut
22 Cabut satu gigi sekali datang
23 Tambal permanen satu gigi sekali datang
24 Odontektomi satu elemen
25 Fraktur dental sederhana tanpa komplikasi
26 Alveolektomi
27 Apeks reseksi, eksisi biopsy, insisi abses
28 Frenektomi
Saraf dan Bedah Saraf
29 Biopsi saraf otot
30 Overhecting
31 Pungsi pengambilan cairan liquor
Kulit dan Kelamin
32 biopsi kelenjar eksisi
Anak
33 Endotraccheal
34 Lumbal pungsi
35 Insisi, Vena seksi
Penyakit Dalam
36 Pengambilan cairan lambung / duodenum
C. SEDANG
Bedah
01 Hernia, Hidokel, Varikokel
02 Appendisitis infiltrat
03 Batu buli-buli
04 Penyakit pembuluh darah perifer
05 Tumor jinak kulit, payudara, parotitis dileher/muka tanpa komplikasi
06 Bibir sumbing
07 Kelainan tangan bawah
08 Luka bakar diatas 10% tanpa operasi
09 Gigitan binatang
10 Dislokasi sendi, bahu, siku, pergelangan tangan, inter phalanx, panggul, tumit,
simfisis, rahang
27
Kebidanan dan penyakit kandungan
11 Tumor jinak Ovarium
12 Myomektomi
13 Laparotomi percobaan
14 Operasi perineum,kalporaphia
15 Slpingo ooforektomi
16 Kehamilan ektopik
17 Partus normal, ekstraksi vakum/Forcep pada persalinan
Mata
18 Aplikasi cryo
19 Cylo diatermi
20 Discisio Cataracta secundaria
21 Evisceration
22 Flap conjungtiva
23 Parasenthese
24 Rekanalisasi ruptura kanal
25 Iridoektomi basal – perifer sektoral
THT
26 Antrotomi sinus maksilaris
27 Brankoskopi
28 Ekstraksi polio
29 Tonsilodektomi
30 Tracheotomi
31 Edmoidektomi Intranasal
32 Oesophaguskopi, laryngoskopi
Gigi dan Mulut
33 Enukleasi kista
34 Ecohleasi
35 Fraktur rahang sederhana
36 Odontektomi lebih dari satu elemen dengan anatesi umum
37 Squesterektomi
28
38 Protese lepas/sabagian 1 gigi sampai 13 gigi
39 Jembatan 2,3,4 gigi
40 Reparasi protese
41 Mahkota dan jembatan ( Jacket/Dowwel)
Bedah Saraf
42 Boogat cranial
43 Continous Ventricular drainage
44 Eksterpasi kista dermoid/epidemoid cranium
45 Resesksi ligamentum carpi transversum ( Carpal tunnel syndrome )
Kulit dan Kelamin
46 Dermabrasion
47 Rekonstruksi kulit
48 SkinGraft
Penyakit Dalam
49 Percutaneus Transhepatic Cholangiografi
50 Suprapubic Puncture
51 CPT
Anak
52 Biopsi hati, Gijal, Paru-paru, Ascites, Usus
53 Transfusi ganti
D. BESAR
Bedah
01 Kelainan bawaan ditulang muka, jaringan lunak muka, neurolibroma, dll.
02 Kriptocchismus, megacolon, Hipospadia, CTEV dan kelainan ortopedi lain
03 Tumor, tiroid, mammae, rahang, paru-paru, pembuluh darah, intra abdolminal,
retroperitoneal, mediastinum
04 Semua jenis tumor ganas
05 Semua jenis trauma yang tidak termasuk dalam kelompok tindakan sedang
06 Perdaraan Thorax, abdomen, saluran kemih, jaringan muka, rongga mulut,
kerusakan pembuluh darah.
29
07 Hernia incarserata, Ileus obstruktif, atresi usus, invaginasi, obstruksi saluran
pernapasan karena benda asing, segala jenis batu striktur uretra
08 Trans Uretra Reseksi ( TUR )
Kebidanan dan Penyakit Kandungan
09 Histerektomi
10 Tumor ganas Uvarium
11 Reparasi fistel dan tuba
12 Sectio cesaria
Mata
13 Ablatio
14 Castarraeta decesio
15 Dekriorinostomi
16 Ekstraksi corpus selerotomi, ciclidialisasi, posterior selerolectomi dan lain
sebagainya
17 Karatoplastik, plosis plastik rekontruksi
18 Strabismus correction
THT
19 Septum reseksi
20 Angiolobroma nasophraynx
21 Decompresia facialis
22 Fronto Edmoidektomi-ektranasal
23 Mastoidektomi
24 Timpano plastik
25 Operasi Caldwell lue
26 Palatoplastik
27 Parotidektomi
28 Rinoplastik
29 Rekontruksi hidung
Gigi dan Mulut
30 Fraktur rahang dengan komplikasi
31 Osteotomi
32 Reseksi rahang