Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah...

118
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang : a bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat,dan/atau dunia usaha; b. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang dan Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional, maka perlu dijabarkan ke dalam rencana tata ruang wilayah provinsi, kabupaten; c. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Bojonegoro dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun rencana tata ruang wilayah; dan d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c, maka perlu menetapkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bojonegoro dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di lingkungan Propinsi Jawa Timur (diumumkan pada tanggal 8 Agustus 1950), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

description

Tanpa Keterangan

Transcript of Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah...

Page 1: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 26 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2031

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOJONEGORO,

Menimbang : a bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan

pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat,dan/atau dunia usaha;

b. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang dan Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional, maka perlu dijabarkan ke dalam rencana tata ruang wilayah provinsi, kabupaten;

c. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Bojonegoro dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun rencana tata ruang wilayah; dan

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c, maka perlu menetapkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bojonegoro dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di lingkungan Propinsi Jawa Timur (diumumkan pada tanggal 8 Agustus 1950), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Page 2: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 2 -

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (lembaran Negara tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5160).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

Dan

BUPATI BOJONEGORO

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2011-2031.

BAB I KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. 2. Daerah adalah Daerah Kabupaten Bojonegoro. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Kabupaten Bojonegoro. 4. Bupati adalah Bupati Bojonegoro. 5. Kabupaten adalah Kabupaten Bojonegoro. 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bojonegoro. 7. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang

udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

8. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Page 3: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 3 -

9. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

10. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. 11. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

12. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.

13. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

14. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

15. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

16. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

17. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

18. Ruang Terbuka Hijau atau disingkat RTH adalah area memanjang atau jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

19. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.

20. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

21. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

22. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

23. Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan selanjutnya disebut PKLp adalah kawasan yang kemudian hari ditetapkan sebagai PKL.

24. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

25. Pusat Pelayanan Lokal yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Page 4: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 4 -

26. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten adalah arahan untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan kabupaten yang berisi usulan program utama, perkiraan pendanaan beserta sumbernya, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.

27. Kawasan Strategis Kabupaten adalah kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, dan pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi.

28. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.

29. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten adalah ketentuanketentuan yang dibuat/disusun dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten agar sesuai dengan RTRW Kabupaten yang dirupakan dalam bentuk ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi untuk wilayah kabupaten.

30. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Kabupaten adalah ketentuan umum yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap klasifikasi peruntukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

31. Ketentuan Insentif dan Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana.

32. Arahan Sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.

33. Ketentuan Perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintahan daerah kabupaten sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak sebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan sebagai alat dalam melaksanakan pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan.

34. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten adalah rencana jaringan prasarana wilayah yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten dan untuk melayani kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan prasarana skala kabupaten.

35. Rencana Sistem Perkotaan di Wilayah Kabupaten adalah rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan eksisting maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.

36. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, serta prasarana lainnya yang memiliki skala layanan satu kabupaten.

Page 5: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 5 -

37. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana distribusi peruntukan ruang wilayah kabupaten yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya yang dituju sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW Kabupaten (20 tahun) yang dapat memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang dituju sampai dengan akhir masa berlakunya perencanaan 20 tahun.

38. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang merupakan penjabaran dari RTRW berupa rencana operasional pembangunan wilayah kabupaten sesuai dengan peran dan fungsi wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW yang akan menjadi landasan dalam pelaksanaan pembangunan di wilayah kabupaten.

39. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi. 40. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk

masyarakat hukum adat, korporasi, dan/ atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.

41. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

42. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mempunyai fungsi membantu tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di daerah.

43. Agroekowisata adalah pengembangan pariwisata berbasis komoditas pertanian, peternakan, perkebunan, hortikultura dan perikanan serta lingkungan.

44. Ekowisata adalah bagian dari agroekonomi yang pengembangan pariwisata dengan berbasis ekonomi dan lingkungan.

45. Agropolitan adalah merupakan bentuk pembangunan yang memadukan pembangunan pertanian (sektor basis di perdesaan) dengan sektor industri yang selama ini secara terpusat dikembangkan di kota-kota tertentu saja.

46. Kawasan pertahanan negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup

Pasal 2 (1) Lingkup Wilayah Kabupaten adalah daerah dalam pengertian wilayah

administrasi mencakup 27 (dua puluh tujuh) kecamatan dan 430 (empat ratus tiga puluh) desa / kelurahan seluas lebih kurang 230.706 (dua ratus tiga puluh ribu tujuh ratus enam) Ha pada koordinat koordinat 111º25' BT - 112º09' BT dan 6º59' LS - 7º37' LS, dengan batas-batas : a. sebelah utara Kabupaten Tuban; b. sebelah timur Kabupaten Lamongan; c. sebelah selatan Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, dan

Kabupaten Jombang; dan d. sebelah barat Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Blora - Jawa Tenggah.

(2) Lingkup muatan RTRW, mencakup : a. tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten; c. rencana pola ruang wilayah kabupaten; d. penetapan kawasan strategis kabupaten;

Page 6: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 6 -

e. arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten;dan f. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI

PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

Pasal 3

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, yaitu mewujudkan ruang kabupaten yang mampu mendukung perkembangan pertanian, pariwisata, dan perindustrian yang selaras dengan keberlanjutan lingkungan hidup dan pemerataan pembangunan.

Bagian Kedua Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

Paragraf 1

Kebijakan Penataan Ruang

Pasal 4 Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, meliputi : a. pengembangan lahan pertanian dan sistem agropolitan yang produktif dan

ramah lingkungan; b. pengembangan dan peningkatan potensi pariwisata yang ramah lingkungan

serta berbasis masyarakat; c. pengembangan dan peningkatan kawasan industri berbasis agro, yang

ramah lingkungan serta bernilai ekonomis; d. pemerataan pembangunan sektor ekonomi dan infrastruktur wilayah; e. pengendalian secara ketat pada kawasan hutan; dan f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Paragraf 2

Strategi Penataan Ruang

Pasal 5 (1) Strategi pengembangan lahan pertanian dan sistem agropolitan yang

produktif dan ramah lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, meliputi : a. mengembangkan sistem pemasaran hasil pertanian sesuai tingkat skala

layanan sampai ekspor; b. mengembangkan lumbung desa modern; c. memulihkan lahan yang rusak atau alih komoditas menjadi perkebunan; d. mengembangkan pusat penyuluhan tani; e. mengembangkan pusat ekonomi agropolitan dan pusat bisnis; f. mengembangkan sistem pemasaran hasil perkebunan sampai ekspor; g. mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan barang dari dan

ke pusat pemasaran dan wilayah pelayanannya;

Page 7: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 7 -

h. meningkatkan status fungsi sawah secara bertahap; i. mempertahankan kawasan pertanian pangan berkelanjutan; j. meningkatkan produktivitas, diversifikasi, dan pengolahan hasil

pertanian; dan k. mengendalikan secara ketat fungsi lahan yang ditetapkan sebagai lahan

pertanian pangan berkelanjutan. (2) Strategi pengembangan dan peningkatan potensi pariwisata yang ramah

lingkungan serta berbasis masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, meliputi : a. mengembangkan obyek wisata andalan prioritas; b. membentuk zona wisata dengan disertai pengembangan paket wisata; c. meningkatkan sarana dan prasarana wisata yang ada di masing-masing

objek wisata; d. melakukan diversifikasi program dan produk wisata; e. mengembangkan sarana dan prasarana mendukung budaya lokal; f. mengembangkan pusat sentra industri kerajinan; dan g. meningkatkan potensi agroekowisata dan ekowisata.

(3) Strategi pengembangan dan peningkatan kawasan industri berbasis agro, yang ramah lingkungan serta bernilai ekonomis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, meliputi : a. mengembangkan dan memberdayakan industri kecil menenggah dan

industri rumah tangga; b. mengembangkan industri agrobisnis yang mendukung komoditas

agrobisnis unggulan dengan teknologi ramah lingkungan; c. mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil

menenggah; d. mengembangkan kawasan industri menengah – besar; e. menangani dan mengelola limbah yang dihasilkan industri dengan

penyediaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), secara individual maupun komunal;

f. menyediakan sarana dan prasarana pendukung pengelolaan kegiatan industri;

g. mengendalikan zona dan kawasan industri polutif; h. menyediakan jalur hijau sebagai zona penyangga pada tepi luar kawasan

industri; dan i. mengembangkan kawasan peruntukan industri yang saling bersinergi

dan terpadu. (4) Strategi pemerataan pembangunan sektor ekonomi dan infrastruktur

wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d, meliputi : a. meningkatkan produktivitas kegiatan budidaya; b. mendorong pemenuhan pelayanan kebutuhan masyarakat; dan c. mengembangkan dan meningkatkan prasarana dan sarana wilayah

dibagian utara dan selatan. (5) Strategi pengendalian secara ketat pada kawasan hutan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf e, meliputi : a. mengendalikan dan memulihkan fungsi hutan; b. mengelola hutan yang berorientasi pada seluruh potensi sumberdaya

kehutanan dan berbasis pada pemberdayaan masyarakat dengan sistem pengelolaan hutan bersama;

c. mengembangkan zona penyangga pada kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan hutan lindung; dan

d. mengolah hasil hutan produksi yang memiliki nilai ekonomi tinggi tanpa mengabaikan fungsi perlindungan.

Page 8: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 8 -

(6) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f, meliputi: a. mendukung penetapan kawasan strategis dengan fungsi khusus

pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di

sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan budidaya terbangun; dan

d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan/atauTNI.

BAB III

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

Pasal 6 (1) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten, sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (2) huruf b, terdiri atas : a. sistem pusat kegiatan ; b. sistem jaringan prasarana utama; dan c. sistem jaringan prasarana lainnya.

(2) Rencana struktur ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian minimal skala 1 : 50.000, sebagaimana tercantum dalam lampiran I, merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesatu

Sistem Pusat Kegiatan

Pasal 7 (1) Sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf

a, terdiri atas : a. PKW; b. PKLp; c. PPK;dan d. PPL.

(2) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berada di Perkotaan Bojonegoro.

(3) PKLp sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. Perkotaan Dander; b. Perkotaan Sumberejo; c. Perkotaan Baureno; d. Perkotaan Ngasem; e. Perkotaan Padangan; f. Perkotaan Ngraho; g. Perkotaan Temayang; dan h. Perkotaan Kedungadem.

(4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. Perkotaan Trucuk; b. Perkotaan Kapas; c. Perkotaan Sukosewu; d. Perkotaan Balen;

Page 9: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 9 -

e. Perkotaan Kanor; f. Perkotaan Kepohbaru; g. Perkotaan Kalitidu; h. Perkotaan Malo; i. Perkotaan Purwosari; j. Perkotaan Kasiman; k. Perkotaan Kedewan; l. Perkotaan Margomulyo; m. Perkotaan Ngambon; n. Perkotaan Tambakrejo; o. Perkotaan Bubulan; p. Perkotaan Gondang; q. Perkotaan Sekar; dan r. Perkotaan Sugihwaras.

(5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi : a. Desa Sumberejo dan Desa Margomulyo di Kecamatan Margomulyo; b. Desa Ngraho, Desa Kalirejo, dan Desa Blimbinggede di Kecamatan

Ngraho; c. Desa Tambakrejo, Desa Bakalan, Desa Jawik, dan Desa Sukorejo di

Kecamatan Tambakrejo; d. Desa Ngambon dan Desa Bondol di Kecamatan Ngambon; e. Desa Sekar, Desa Miyono, dan Desa Klino di Kecamatan Sekar; f. Desa Bubulan dan Desa Cancung di Kecamatan Bubulan; g. Desa Gondang, Desa Sengaten, Desa Pajeng, dan Desa Sambongrejo di

Kecamatan Gondang; h. Desa Temayang dan Desa Kedungsari di Kecamatan Temayang; i. Desa Trate, Desa Siwalan, Desa Sugihwaras, dan Desa Glagahwangi di

Kecamatan Sugihwaras; j. Desa Kedungadem, Desa Trumbasanom, dan Desa Drokilo di Kecamatan

Kedungadem; k. Desa Kepohbaru, Desa Sidomukti, dan Desa Brangkal di Kecamatan

Kepohbaru; l. Desa Baureno, Desa Pasinan, Desa Trojalu, Desa Sraturejo, Desa

Blongsong, Desa Kauman, Desa Gajah, dan Desa Sumuragung di Kecamatan Baureno;

m. Desa Kanor, Desa Sumberwangi dan Desa Tambakrejo di Kecamatan Kanor;

n. Desa Sumberejo, Desa Talun, Desa Bogangin, dan Desa Sumuragung di Kecamatan Sumberejo;

o. Desa Balenrejo, Desa Margomulyo, Desa Sobontoro, Desa Kedungbondo, Desa Kabunan, Desa Bulu, dan Desa Suwaloh di Kecamatan Balen;

p. Desa Sukosewu dan Desa Kalicilik di Kecamatan Sukosewu; q. Desa Kapas, Desa Sukowati, Desa Mojodeso, Desa Tikusan, Desa

Kalianyar, Desa Plesungan, dan Desa Kedaton di Kecamatan Kapas; r. Kelurahan Kadipaten, Kelurahan Sumbang, Desa Sukorejo, Desa

Kauman, Desa Pacul, Kelurahan Jetak, Kelurahan Klangon, Kelurahan Ledok Wetan, Kelurahan Ledok Kulon, Kelurahan Karangpacar, Kelurahan Mojokampung, Kelurahan Ngrowo, Desa Campurejo, Kelurahan Banjarejo, Kelurahan Mulyoagung, Kelurahan Kalirejo, Desa Semanding, dan Kelurahan Kepatihan di Kecamatan Bojonegoro;

s. Desa Trucuk, Desa Guyangan, Desa Padang, dan Desa Pagerwesi di Kecamatan Trucuk;

t. Desa Dander, Desa Growok, Desa Mojoranu, Desa Sumodikaran, Desa Ngumpakdalem, dan Desa Sumbertlaseh di Kecamatan Dander;

Page 10: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 10 -

u. Desa Ngasem, Desa Ngadiluwih, Desa Dukuhkidul, Desa Gayam, Desa Mojodelik, Desa Bonorejo, Desa Brabohan, Desa Begadon, dan Desa Ringintunggal di Kecamatan Ngasem;

v. Desa Kalitidu, Desa Panjunan, Desa Brenggolo, Desa Mayanggeneng, Desa Talok, Desa Mlaten, Desa Sumengko, Desa Manukan, Desa Sudu, Desa Ngraho, Desa Ngujo, Desa Wotangare, Desa Ngrebekan, Desa Katur, dan Desa Beged di Kecamatan Kalitidu;

w. Desa Malo, Desa Trembes, Desa Ketileng, dan Desa Sukorejo di Kecamatan Malo;

x. Desa Purwosari, Desa Pejok, Desa Gapluk, Desa SedahKidul, Desa Punggur, Desa Kuniran, Desa Tinumpuk, dan Desa Tlatah di Kecamatan Purwosari;

y. Desa Padangan, Desa Kuncen, Desa Dengok, Desa Banjarjo, Desa Kebunagung, Desa Ngasinan, dan Desa Cendono di Kecamatan Padangan;

z. Desa Kasiman, Desa Sekaran, Desa Batokan, dan Desa Sambeng di Kecamatan Kasiman; dan

aa. Desa Kedewan dan Desa Wonocolo di Kecamatan Kedewan.

Bagian Kedua Sistem Jaringan Prasarana Utama

Pasal 8

Sistem jaringan prasarana utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, terdiri atas : a. sistem jaringan transportasi darat; b. sistem jaringan transportasi perkeretaapian; dan c. sistem jaringan transportasi udara.

Paragraf 1 Sistem Jaringan Transportasi Darat

Pasal 9

(1) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

huruf a, terdiri atas : a. jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), meliputi :

1. jaringan jalan dan jembatan; 2. jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan; dan 3. jaringan pelayananan lalu lintas dan angkutan jalan.

b. Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan(ASDP); dan c. Jaringan transportasi perkotaan dan perdesaan.

(2) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a butir 1 , terdiri atas : a. pengoptimalan jaringan jalan Kolektor (1), status Nasional, meliputi

ruas: 1. Babat – Batas Kota Bojonegoro; 2. Jln A. Yani; 3. Jln Gajah Mada; 4. Jln Untung Suropati; 5. Jln Rajekwesi; 6. Batas Kota Bojonegoro – Padangan; 7. Jln M.T. Haryono; dan 8. Padangan – Batas Kabupaten Ngawi.

Page 11: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 11 -

b. pengoptimalan jaringan jalan Kolektor (2), status Provinsi meliputi : 1. Jln Sawunggaling; 2. Jln Basuki Rahmad; 3. Jln Jaksa Agung Soeprapto; 4. Jln Bojonegoro - Pajeng; 5. Jln Bojonegoro – Ponco; 6. Jln HOS Cokroaminoto; dan 7. jln Padangan – batas Jateng.

c. pengoptimalan jaringan jalan Lokal status Kabupaten (dalam kota), meliputi ruas : 1. Jln MH. Thamrin; 2. Jln Imam Bonjol; 3. Jln KH. Ashari; 4. Jln Diponegoro; 5. Jln Trunojoyo; 6. Jln Mastrip; 7. Jln Pasar; 8. Jln Pahlawan; 9. Jln KH. Mansyur; 10. Jln Teuku Umar; 11. Jln Panglima Sudirman; 12. Jln J.A Suprapto; 13. Jln Rajawali; 14. Jln Hayam Wuruk; 15. Jln Mayangkoro; 16. Jln Dr. Wahidin; 17. Jln WR. Supratman; 18. Jln Kartini; 19. Jln Hasanudin; 20. Jln Setyo Budi; 21. Jln Dr. Cipto; 22. Jln Ronggolawe; 23. Jln Munginsidi; 24. Jln Dr. Soetomo; 25. Jln Serma Abdullah; 26. Jln Panglima Polim; 27. Jln Patimura; 28. Jln A. Rahman Hakim; 29. Jln DI Panjaitan; 30. Jln AKBP. M. Suroko; 31. Jln P. Mas Tumapel; 32. Jln Letda Suradji; 33. Jln Kapten Ramli; 34. Jln Alun-alun Tengah; 35. Jln Serma Ma'un; 36. Jln Sersan Kusman; 37. Jln Lettu Suwolo; 38. Jln Lisman; 39. Jln Dr. Suharso; 40. Jln B.Pol. KS. Tubun; 41. Jln Pemuda; 42. Jln Kusnandar; 43. Jln Kapten P. Tendean; 44. Jln Serma Darsi; 45. Jln Tri Tunggal; 46. Jln KH. Ahmad Dahlan;

Page 12: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 12 -

47. Jln H. Agus Salim; 48. Jln Brigjend Sutoyo; 49. Jln Ade Irma Suryan; 50. Jln Kapten Martono; 51. Jln Hartono; 52. Jln Maswiji; 53. Jln Dewi Sartika; 54. Jln A. Sunjani; 55. Jln Letda Mustajab; 56. Jln Cut Nya' Dien; 57. Jln Lettu Suyitno; 58. Jln Kopral Kasan; 59. Jln Mliwis Putih; 60. Jln Komplek Wisma Indah; 61. Jln Sersan Suratman; 62. Jln Kyai Mojo; 63. Jln Sarimulyo; 64. Jln Kolonel Sugiono; 65. Jln Veteran; 66. Jln Mangga; 67. Jln Tikusan – Sambiroto; 68. Jln Komplek Stadion; 69. Jln Kyai Sulaiman; 70. Jln Ki Andong Sari; 71. Jln Kapten Sumitro; 72. Jln Ki Hajar Dewantara; 73. Jln Komplek Perummas Ut.; 74. Jln Komplek Perumda; 75. Jln Komplek Pacul Permai; 76. Jln Dalang Ngoro; 77. Jln Makam Manis; 78. Jln Makam Sedeng; 79. Jln Gg. Wates; 80. Jln Sumiran; 81. Jln Srinayan; 82. Jln Depo; 83. Jln Kalijogo/ASPOL; 84. Jln SD; 85. Jln Mawar; 86. Jln Rukun; 87. Jln Ngalimun; 88. Jln Tegal Luwung; 89. Jln Letda A. Hamdani;dan 90. Jln Prajurit Abu.

d. pengoptimalan jaringan jalan lokal status Kabupaten (luar kota), meliputi ruas : 1. jalan Dander – Bubulan; 2. jalan Dander – Ngasem; 3. jalan Bubulan – Judeg; 4. jalan Trenggulunan - Bubulan; 5. jalan Ngasem – Trenggulunan; 6. jalan Trenggulunan – Ngambon; 7. jalan Kalitidu – Ngasem; 8. jalan Talok – Mlaten; 9. jalan Purwosari – Glagah; 10. jalan Glagah – Ngambon;

Page 13: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 13 -

11. jalan Glagah – Turi; 12. jalan Turi – Ngambon; 13. jalan Turi – Tambakrejo; 14. jalan Taji – Tambakrejo; 15. jalan Taji – Tinggang; 16. jalan Ngraho – Taji; 17. jalan Tambakromo – Kawengan; 18. jalan Ngraho – Luwihaji; 19. jalan Sambeng – Tambakromo; 20. jalan Batas Kabupaten – Kasiman; 21. jalan Kasiman – Kedewan; 22. jalan Temayang – Sugihwaras; 23. jalan Kedungsumber - Wdk Pacal; 24. jalan Balen – Sugihwaras; 25. jalan Sumberejo – Kepohkidul; 26. jalan Kedungadem – Nglinggo; 27. jalan Kedungadem – Kesongo; 28. jalan Nglinggo – Kepohbaru; 29. jalan Sroyo – Nglinggo; 30. jalan Baureno – Kepohbaru; 31. jalan Medalem – Simorejo; 32. jalan Sumberejo – Kanor; 33. jalan Kanor – Semambung; 34. jalan Simorejo – Baureno; 35. jalan Kanor – Simorejo; 36. jalan Sugihwaras – Kepohkidul; 37. jalan Kepohkidul – Kedungadem; 38. jalan Tambakromo – Malo; 39. jalan Malo – Selogabus; 40. jalan Betek – Gondang; 41. jalan Kapas – Glendeng; 42. jalan Kapas – Sampang; 43. jalan Ngambon – Bobol; 44. jalan Sambongrejo – Bobol; 45. jalan Watu Jago – Bobol; 46. jalan Banjarejo – Bakalan; 47. jalan Purwosari – Malingmati; 48. jalan Bojonegoro – Kunci; 49. jalan Kepohbaru – Gunungsari; 50. jalan Jono – Sugihwaras; 51. jalan Kalianyar - Ngumpak Dalem; 52. jalan Dlm. Kota - Sumberejo; 53. jalan Kedewan – Beji; 54. jalan Pasinan - Ps. Hewan Baureno; 55. jalan Drokilo – Kepohbaru; 56. jalan Turi – Kaliklampok; 57. jalan Sumengko – Setren; 58. jalan Kedaton – Tanjungharjo; 59. jalan Ngumpakdalem – Ngujo; dan 60. jalan Pemuda – Semanding.

e. pengoptimalan jaringan jalan lokal status Kabupaten (perbatasan dengan wilayah sekitar), meliputi ruas : 1. Jl. Poros Desa Semambung – Rengel; 2. Jl. Poros Ds.Sumberejo – Margorejo; 3. Jl. Poros Desa Banjarsari – Menilo; 4. Jl. Poros Desa Ngudal –Wonosari;

Page 14: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 14 -

5. Jl. Poros Desa Ledok – Wonosari; 6. Jl. Poros Desa Trembes – Brangkal; 7. Jl. Poros Kec. Kedewan – Kaligede; 8. Jl. Poros Kec. Mlideg - Bajang,Ngluyu; 9. Jl. Poros Desa Sukun – Tritik; 10. Jl. Poros Desa Krondonan – Bendoasri; 11. JL.Poros Desa Klino – Saradan; 12. Jl. Poros Desa Bobol – Rejuno; 13. Jl. Poros Desa Watujago – Ngelo; 14. Jl. Poros Kec. Margomulyo – Kalangan; 15. Jl. Poros Kec.Margomulyo - Gunungsari, Ngawi; 16. Jl. Poros Desa Cendono – Sidorejo; 17. Jl. Poros Desa Purworejo – Getas; 18. Jl. Poros Kecamatan Kasiman – Giyanti; 19. Jl. Poros Kec. Gajah – Karangkembang; dan 20. Jl. Prs. Ds. Simorejo - Kdg.pengaron Modo.

f. optimalisasi dan pengembangan jaringan jalan lingkungan menyebar pada setiap kawasan di wilayah Kabupaten;

g. pengembangan jaringan jalan kolektor , meliputi : 1. rencana jalan layang di desa Tikusan Kecamatan Kapas; 2. rencana jalan lingkar selatan luar perkotaan Bojonegoro; 3. ruas jalan lintas selatan wilayah kabupaten yang melalui Kecamatan

Baureno–Kecamatan Kepohbaru–Kecamatan Kedungadem–Kecamatan Sugihwaras–Kecamatan Dander–Kecamatan Ngasem–Kecamatan Purwosari – Kecamatan Padangan; dan

4. rencana jalan lintas yang berada di perbatasan daerah dengan Kabupaten Lamongan.

(3) Pengembangan prasarana dan sarana jaringan jalan, meliputi : a. penyediaan jalur pejalan kaki; b. pemasangan rambu-rambu lalu lintas; c. penyusunan dokumen analisis dampak lalu lintas pada pengembangan

daerah yang menimbulkan bangkitan lalu lintas; d. penyediaan ruang bagi pedagang kaki lima; dan e. penanaman pohon penunjang ruang terbuka hijau perkotaan.

(4) Jaringan jembatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a butir 1, terdiri atas : a. pengembangan jembatan lintas Sungai Bengawan Solo; dan b. pengembangan jembatan lintas anak sungai Bengawan Solo.

(5) Pengembangan jembatan lintas Sungai Bengawan Solo, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, meliputi : a. jembatan Kasiman–Giyanti Blora; b. jembatan Kasiman–Batokan /Cepu; c. jembatan kalitidu–Malo; d. jembatan Bojonegoro–Banjarsari; e. jembatan Bojonegoro–Trucuk; f. jembatan Semambung–Rengel Tuban; g. jembatan Bandar/Kasiman–Padangan; dan h. jembatan Baureno–Plandirejo Tuban.

(6) Pengembangan jembatan lintas anak Sungai Bengawan Solo, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, berada pada lintasan anak sungai yang tersebar diwilayah Kabupaten.

(7) Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a butir 2, terdiri atas : a. terminal; b. alat pengawasan dan pengamanan jalan atau jembatan timbang; dan c. unit pengujian kendaraan bermotor.

Page 15: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 15 -

(8) Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a, terdiri atas : a. terminal penumpang; dan b. terminal barang.

(9) Terminal penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf a, meliputi : a. pengembangan dan peningkatan pelayanan terminal penumpang tipe A

terminal Rajekwesi di Kecamatan Bojonegoro; b. pengoptimalan terminal penumpang tipe B terminal Padangan di

Kecamatan Padangan; c. pengembangan terminal penumpang tipe C, yang meliputi :

1. terminal Betek di Kecamatan Gondang; 2. terminal Temayang di Kecamatan Temayang. dan 3. terminal Kedewan di Kecamatan Kedewan.

(10) Terminal barang sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf b, berupa rencana pengembangan terminal barang umum dan untuk kepentingan sendiri sebagai penunjang keterpaduan antar moda, yang meliputi : a. terminal barang di Kecamatan Bojonegoro; b. terminal barang di kecamatan Baureno; dan c. terminal barang di Kecamatan Padangan.

(11) Alat pengawasan dan pengamanan jalan atau jembatan timbang sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf b, berupa pengoptimalan unit pengawasan dan pengamanan jalan atau jembatan timbang di desa Sraturejo Kecamatan Baureno.

(12) Unit pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf c, berupa pengoptimalan unit pengujian kendaraan bermotor di Desa Kapas Kecamatan Kapas.

(13) Jaringan pelayananan lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a butir 3, terdiri atas : a. jaringan trayek angkutan penumpang; dan b. jaringan angkutan barang.

(14) Pengembangan jaringan trayek angkutan penumpang, sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf a, meliputi : a. peningkatan prasarana dan sarana angkutan penumpang dalam

wilayah kabupaten; dan b. pengoptimalan prasarana dan sarana angkutan penumpang antar

wilayah. (15) Pengembangan jaringan trayek angkutan barang, sebagaimana

dimaksud pada ayat (13) huruf b, meliputi : a. peningkatan prasarana dan sarana angkutan barang dalam wilayah

kabupaten; dan b. pengoptimalan prasarana dan sarana angkutan barang antar wilayah.

(16) Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. angkutan penyeberangan perahu kecil di sepanjang aliran Sungai

Bengawan Solo; dan b. pengembangan angkutan sungai lainnya.

(17) Jaringan transportasi perkotaan dan pedesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. pengembangan jaringan transportasi perkotaan guna mengakomodasi

perkembangan angkutan; dan b. pengembangan jaringan transportasi pedesaan pada masing-masing

pusat pelayanan lokal.

Page 16: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 16 -

Paragraf 2 Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapian

Pasal 10

(1) Sistem jaringan transportasi perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 huruf b, berupa jaringan kereta api. (2) Jaringan kereta api, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas :

a. pengembangan jaringan kereta api umum, berupa jalur utara Surabaya – Lamongan – Babat – Bojonegoro – Cepu – Jakarta;

b. pengembangan jaringan kereta api khusus, guna kepentingan pengangkutan hasil pertanian, pariwisata, industri , kehutanan dan migas berupa jalur Lasem - Jatirogo – Bojonegoro; dan

c. lokasi stasiun kereta api berada di Kecamatan Bojonegoro.

Paragraf 3

Sistem Jaringan Transportasi Udara

Pasal 11 Rencana sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c, berupa rencana pengadaan bandar udara khusus yang akan ditetapkan berdasarkan hasil studi kelayakan dan daya dukung lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Pasal 12

Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c terdiri atas : a. sistem jaringan energi ; b. sistem jaringan prasarana telekomunikasi; c. sistem jaringan prasarana sumber daya air; d. sistem jaringan pengelolan lingkungan; dan e. sistem jaringan prasarana wilayah lainnya.

Paragraf 1 Sistem Jaringan Energi

Pasal 13

(1) Sistem jaringan energi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a,

terdiri atas : a. jaringan pipa minyak dan gas bumi; b. pembangkit tenaga listrik; dan c. jaringan trasmisi tenaga listrik.

(2) Pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berupa pengembangan jaringan migas meliputi : a. desa mulyoagung Kecamatan Bojonegoro – desa Kalirejo Kecamatan

Bojonegoro - desa Mudi Kecamatan Soko Kabupaten Tuban;

Page 17: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 17 -

b. desa Gayam Kecamatan Ngasem – desa Jelu Kecamatan Ngasem – desa Ngulanan Kecamatan Dander – desa Sumbertlaseh Kecamatan Dander – desa Jetak Kecamatan Bojonegoro – desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander – desa Pacul Kecamatan Bojonegoro – desa Sembung Kecamatan Kapas – desa Wedi Kecamatan Kapas – desa Ngampel Kecamatan Kapas – desa Mulyoagung Kecamatan Bojonegoro – desa Kalirejo Kecamatan Bojonegoro; dan

c. Blora – Bojonegoro – Lamongan – Gresik pada sempadan jalur Kereta api. (3) Pengembangan pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b, meliputi : a. sistem interkoneksi Jawa – Bali; b. gardu Induk meliputi :

1. Kecamatan Baureno; dan 2. Kecamatan Bojonegoro.

c. gardu penyulang (distribusi) meliputi : 1. Kecamatan Dander; 2. Kecamatan Kalitidu; 3. Kecamatan Sumberrejo; 4. Kecamatan Sugihwaras; 5. Kecamatan Padangan; 6. Desa Senori Kecamatan Trucuk; 7. Desa Kalirejo Kecamatan Bojonegoro; dan 8. Jalan Thamrin Kecamatan Bojonegoro.

d. meningkatkan pelayanan listrik pada kawasan industri; dan e. meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan listrik pada kawasan

permukiman. (4) Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. jaringan Saluran Udara dan/atau Kabel Tegangan Tinggi 150 KV dan

sistem distribusinya 20 KV; b. jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) meliputi :

1. Kecamatan Kepohbaru; 2. Kecamatan Sumberejo; 3. Kecamatan Kapas; 4. Kecamatan Kalitidu; dan 5. Kecamatan Padangan.

c. jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah(SUTM) meliputi : 1. Kecamatan Baureno; 2. Kecamatan Balen; 3. Kecamatan Bojonegoro; 4. Kecamatan Padangan; 5. Kecamatan Ngraho; 6. Kecamatan Margomulyo; 7. Kecamatan Purwosari; 8. Kecamatan Tambakrejo; 9. Kecamatan Ngasem; 10. Kecamatan Dander; 11. Kecamatan Bubulan; 12. Kecamatan Sugihwaras; 13. Kecamatan kepoharu; 14. Kecamatan Kedungadem; 15. Kecamatan Kanor; 16. Kecamatan Trucuk; 17. Kecamatan Malo; 18. Kecamatan Kasiman; dan 19. Kecamatan Kedewan.

Page 18: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 18 -

d. jaringan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) berada di seluruh wilayah Kabupaten;

e. areal konservasi pada jaringan SUTT dan SUTM meliputi kurang lebih 20 (dua puluh) meter pada setiap sisi jaringan;

f. jaringan tegangan menengah pada wilayah perkotaan meliputi : 1. Kecamatan Bojonegoro; 2. Kecamatan Sumberejo; 3. Kecamatan Baureno; 4. Kecamatan Ngasem; 5. Kecamatan Padangan; 6. Kecamatan Ngraho; 7. Kecamatan Kedungadem; dan 8. Kecamatan Temayang.

g. jaringan tegangan menengah pada desa-desa yang belum teraliri listrik dengan skala prioritas meliputi : 1. Kecamatan Sekar; dan 2. Kecamatan Gondang.

(5) Rencana pengembangan alternatif pembangkit sumber tenaga baru disesuaikan dengan daya dukung lingkungan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2

Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi Pasal 14

(1) Sistem jaringan prasarana telekomunikasi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b, terdiri atas : a. jaringan teresterial; b. jaringan nirkabel; dan c. jaringan satelit.

(2) Jaringan teresterial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berupa jaringan kabel telepon yang tersebar diseluruh kecamatan.

(3) Jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, berupa telekomunikasi selular yang dimanfaatkan dalam bentuk telepon genggam yang memanfatkan menara Base Transceiver Station (BTS) bersama yang tersebar di seluruh kecamatan.

(4) Jaringan satelit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, berupa telekomunikasi dalam bentuk telepon genggam yang digunakan di kawasan hutan atau terpencil karena tidak memerlukan pemancar BTS.

Paragraf 3

Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

Pasal 15 (1) Pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 huruf c, terdiri atas : a. wilayah sungai; b. jaringan irigasi; c. air baku; d. air minum kelompok pengguna; dan e. sistem pengelolaan banjir dan pengendalian pencemaran.

(2) Pengembangan dalam wilayah sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. pengelolaan sungai; b. waduk;

Page 19: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 19 -

c. embung; dan d. daerah resapan air.

(3) Pengelolaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, berada pada 17 (tujuh belas) titik Sungai Bengawan Solo yang merupakan Wilayah Sungai Lintas Provinsi.

(4) Waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, berada pada 8 (delapan) titik yang tersebar di wilayah kabupaten dan 1 (satu) titik di desa Mojodelik Kecamatan Ngasem.

(5) Embung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, berada pada 30 (tiga puluh) titik yang tersebar di wilayah kabupaten.

(6) Jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berada pada 139 (seratus tiga puluh sembilan) titik yang tersebar di wilayah kabupaten.

(7) Air baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, berada pada 11 (sebelas) titik yang tersebar di wilayah kabupaten dan .

(8) Air minum kelompok pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, berada pada 7 (tujuh) titik yang tersebar di wilayah kabupaten, meliputi : a. Desa Kasiman Kecamatan Kasiman; b. Desa Jari Kecamatan Gondang; c. Desa Pajeng Kecamatan Gondang; d. Desa Sambongrejo Kecamatan Gondang; e. Desa Klino Kecamatan Sekar; f. Desa Deling Kecamatan Sekar; dan g. Desa Gunungsari Kecamatan Baureno.

(9) Sebaran lokasi waduk, embung, jaringan irigasi, air baku dan air minum kelompok pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), dan ayat (7) tercantum pada lampiran II yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Daerah ini.

(10) Sistem pengelolaan banjir dan pengendalian pencemaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri atas : a. struktural, yang meliputi :

1. perbaikan dan pengaturan sistem; dan 2. pembangunan pengendali banjir.

b. non struktural berupa pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Paragraf 4 Sistem Jaringan Pengelolaan Lingkungan

Pasal 16

(1) Pengembangan sistem jaringan pengelolaan lingkungan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf d, terdiri atas : a. pengelolaan persampahan; b. pengoptimalan penanganan air limbah; c. pengelolaan sistem drainase; dan d. pengembangan sistem jaringan air minum.

(2) Pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : a. pengembangan sistem pengangkutan diprioritaskan pada kawasan

permukiman perkotaan dan pusat-pusat kegiatan masyarakat; b. pengembangan sistem komposing pada kawasan perdesaan dan

permukiman berkepadatan rendah; c. pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) meliputi :

1. TPA Trucuk, yang melayani Kecamatan Kapas, Kecamatan Bojonegoro, dan Kecamatan Trucuk;

2. TPA Margomulyo, yang melayani Kecamatan Tambakrejo, Kecamatan Ngraho, dan Kecamatan Margomulyo;

Page 20: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 20 -

3. TPA Kedewan, yang melayani Kecamatan Kedewan dan Kecamatan Malo;

4. TPA Padangan, yang melayani Kecamatan Padangan, Kecamatan Kasiman, dan Kecamatan Purwosari;

5. TPA Ngasem, yang melayani Kecamatan Ngasem, Kecamatan Kalitidu, dan Kecamatan Ngambon;

6. TPA Dander, yang melayani Kecamatan Dander, Kecamatan Bubulan, Kecamatan Sukosewu, dan Kecamatan Temayang;

7. TPA Gondang, yang melayani Kecamatan Gondang dan Kecamatan Sekar;

8. TPA Kanor, yang melayani Kecamatan Kanor, Kecamatan Balen, Kecamatan Sumberejo, dan Kecamatan Baureno; dan

9. TPA Kedungadem, yang melayani Kecamatan Kedungadem, Kecamatan Kepohbaru, dan Kecamatan Sugihwaras.

d. pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) meliputi : 1. TPS Kapas; 2. TPS Bojonegoro; 3. TPS Trucuk; 4. TPS Tambakrejo; 5. TPS Ngraho; 6. TPS Margomulyo; 7. TPS Kedewan; 8. TPS Malo; 9. TPS Padangan; 10. TPS Kasiman; 11. TPS Purwosari; 12. TPS Ngasem; 13. TPS Kalitidu; 14. TPS Ngambon; 15. TPS Dander; 16. TPS Bubulan ; 17. TPS Sukosewu; 18. TPS Temayang; 19. TPS Gondang; 20. TPS Sekar; 21. TPS Kanor; 22. TPS Balen; 23. TPS Sumberejo; 24. TPS Baureno; 25. TPS Kedungadem; 26. TPS Kepohbaru; dan 27. TPS Sugihwaras.

e. peningkatan sistem pengelolaan dengan sanitary landfiil dan dengan sistem 3R, yaitu pengurangan (Reduce), penggunaan kembali (Re-use), dan daur ulang (Recycle).

(3) Pengoptimalan penanganan air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. non domestik; dan b. domestik.

(4) Non domistik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada kegiatan industri, rumah sakit, hotel dan restoran yang tersebar pada wilayah kabupaten.

(5) Domistik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, berupa pembangunan jamban umum dan MCK pada kawasan permukiman.

Page 21: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 21 -

(6) Pengelolaan sistem drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. dalam perkotaan Kecamatan Bojonegoro; dan b. bagian selatan perkotaan Kecamatan Bojonegoro.

(7) Dalam perkotaan Kecamatan Bojonegoro sebagaimna dimaksud pada ayat (6) huruf a, meliputi : a. saluran utama Banjarejo; b. saluran utama Karang Pacar; dan c. saluran utama Ledok Kulon.

(8) Selatan perkotaan Kecamatan Bojonegoro sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b, meliputi : a. afvour Sukorejo; b. Kali Cumik; c. saluran Sekunder Pirang; d. saluran Sekunder Dander; e. kali Pirang / Kali Kunci; dan f. afvour Kedaton – Tikusan.

(9) Pengembangan sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi : a. peningkatan kapasitas produksi sumber daya air; b. pemenuhan kebutuhan air minum di daerah rawan air minum dan

mengoptimalkan keberadaan sumur di desa rawan air minum; dan c. pengembangan sistem air minum di Kabupaten, meliputi:

1. Kecamatan Padangan; 2. Kecamatan Purwosari; 3. Kecamatan Kalitidu; 4. Kecamatan Dander ; 5. Kecamatan Bojonegoro; 6. Kecamatan Balen; 7. Kecamatan Kapas; 8. Kecamatan Balen; 9. Kecamatan Sumberejo; dan 10. Kecamatan Baureno.

Paragraf 5

Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya

Pasal 17

(1) Sistem jaringan prasarana wilayah lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf e, meliputi : a. jalur evakuasi; dan b. ruang evakuasi bencana alam.

(2) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diarahkan pada daerah jaringan jalan terdekat menuju ruang evakuasi bencana;

(3) Ruang evakuasi bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berada pada sekitar daerah rawan bencana banjir, tanah longsor, bencana angin atau puting beliung, dan kekeringan yang tersebar di wilayah kabupaten.

(4) Pemanfaatan ruang evakuasi bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (3), didasarkan pada : a. ketinggian lahan; dan b. kondisi aman.

Page 22: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 22 -

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana ruang evakuasi bencana diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IV RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 18 (1) Rencana pola ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 ayat (2) huruf c, terdiri atas : a. kawasan lindung; dan b. kawasan budidaya.

(2) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian minimal skala 1 : 50.000, sebagaimana tercantum dalam lampiran III merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Kawasan Lindung

Pasal 19 Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a, terdiri atas : a. kawasan hutan lindung; b. kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat; d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dan e. kawasan rawan bencana alam.

Paragraf 1 Kawasan Hutan Lindung

Pasal 20

Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, seluas kurang lebih 1.514,3 (seribu lima ratus empat belas koma tiga) Ha meliputi : a. KPH Padangan kurang lebih 4,4 (empat koma empat) Ha; b. KPH Bojonegoro kurang lebih 1.051,4 (seribu lima puluh satu koma empat)

Ha; c. KPH Parengan kurang lebih 4,3 (empat koma tiga) Ha; d. KPH Saradan kurang lebih 456,2 (empat ratus lima puluh enam, koma dua)

Ha.

Page 23: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 23 -

Paragraf 2 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

Pasal 21

(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b, berupa Kawasan resapan air.

(2) Kawasan resapan air seluas kurang lebih 114.553 (seratus empat belas ribu lima ratus lima puluh tiga) Ha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada pada kawasan hutan dan kawasan perkebunan.

Paragraf 3

Kawasan Perlindungan Setempat

Pasal 22 (1) Kawasan Perlindungan Setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

huruf c, terdiri atas : a. kawasan sempadan sungai; b. kawasan sekitar waduk; c. kawasan sekitar embung; d. Kawasan sempadan jaringan irigasi; dan e. kawasan sempadan sumber mata air.

(2) Penetapan kawasan sempadan sungai, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit

5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar; b. daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan

permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; dan

c. daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai.

(3) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, seluas kurang lebih 1.242 (seribu dua ratus empat puluh dua) Ha berada pada 17 (tujuh belas) titik yang tersebar disepanjang sungai mengalir di wilayah Bojonegoro sebagaimana tercantum pada lampiran III a .

(4) Penetapan kawasan sekitar waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus)

meter dari titik pasang air waduk tertinggi; atau b. daratan sepanjang tepian waduk yang lebarnya proporsional terhadap

bentuk dan kondisi fisik waduk. (5) Kawasan sekitar waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

seluas kurang lebih 167 (seratus enam puluh tujuh) Ha , berada pada 6 (enam) titik tersebar di wilayah Kabupaten sebagaimana tercantum pada lampiran III b.

(6) Penetapan kawasan sekitar embung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus)

meter dari titik pasang air embung tertinggi; atau b. daratan sepanjang tepian embung yang lebarnya proporsional terhadap

bentuk dan kondisi fisik embung.

Page 24: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 24 -

(7) Kawasan sekitar embung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas kurang lebih 800 (delapan ratus) Ha , berada pada 30 (tiga puluh) titik tersebar di wilayah Kabupaten sebagaimana tercantum pada lampiran III c.

(8) Penetapan sempadan jaringan irigasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi : a. untuk bangunan, diukur dari tepi atas samping saluran atau dari luar

kaki tangkis saluran atau bangunannya dengan jarak 1. 5 (lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

kemampuan 4 M3/detik atau lebih, 2. 3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

kemampuan 1 sampai 4 M3/detik, 3. 2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

kemampuan kurang dari 1 M3/detik. b. perlindungan pada irigasi sekunder baik di dalam maupun diluar

permukiman ditetapkan minimum 6 (enam) meter kiri-kanan saluran; dan

c. pada kawasan konservasi dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk pengontrolan saluran dengan lebar jalan minimum 3 (tiga) meter.

(9) Kawasan jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, berada pada 139 (seratus tiga puluh Sembilan) titik yang tersebar di wilayah Kabupaten sebagaimana tercantum pada lampiran II d.

(10) Penetapan kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi: a. daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk

mempertahankan fungsi mata air; dan b. wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari mata

air. (11) Kawasan sempadan sumber mata air sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf e, berapa pada 11 (sebelas) titik yang tersebar di wilayah kabupaten sebagaimana tercantum pada lampiran II e.

Paragraf 4

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya

Pasal 23 (1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 19 huruf d, terdiri atas : a. kawasan taman wisata alam; dan b. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

(2) Kawasan taman wisata alam, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. hutan wisata watu jago di Kecamatan Margomulyo; b. sumber api abadi dan sumber air panas kayangan api di Kecamatan

Ngasem; dan c. goa lowo, goa lawang, dan goa sumur di Kecamatan Dander.

(3) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas : a. lingkungan non bangunan; b. lingkungan bangunan non gedung; dan c. lingkungan bangunan gedung dan halaman.

(4) Lingkungan non bangunan sebagaimana pada ayat (3) huruf a, meliputi : a. areal permukiman masyarakat samin di dusun Jepang – Desa

Margomulyo-Kecamatan Margomulyo; b. petilasan Angkling dharmo di Kecamatan Kalitidu; dan

Page 25: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 25 -

c. upacara nyadran, sedekah bumi, bersih desa di Kecamatan Dander. (5) Lingkungan bangunan non gedung sebagaimana pada ayat (3) huruf b,

meliputi : a. monumen perjuangan Suyitno di alun – alun kota; b. monumen perjuangan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) di alun

– alun kota; c. monumen Tugu Pahlawan (TGP) di kecamatan Bojonegoro; d. monument Tugu Pahlawan (TGP) di kecamatan Padangan; dan e. monument Brigade I Ronggolawe Divisi Brawijaya di Kecamatan

Bojonegoro. (6) lingkungan bangunan gedung dan halaman sebagaimana pada ayat (3)

huruf c, berupa Masjid Agung Darussalam di desa kauman Kecamatan Bojonegoro.

Paragraf 5

Kawasan Rawan Bencana Alam

Pasal 24 (1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam pasal 19

huruf e, terdiri atas : a. kawasan rawan banjir; b. kawasan rawan tanah longsor; dan c. kawasan rawan bencana lainnya.

(2) Kawasan rawan banjir sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a berada di kawasan sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, meliputi : a. Kecamatan Padangan; b. Kecamatan Kalitidu; c. Kecamatan Malo; d. Kecamatan Trucuk; e. Kecamatan Bojonegoro; f. Kecamatan Kapas; g. Kecamatan Sumberejo; h. Kecamatan Kanor; dan i. Kecamatan Baureno.

(3) Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi : a. Kecamatan Margomulyo; b. Kecamatan Tambakrejo; c. Kecamatan Ngambon; d. Kecamatan Sekar; e. Kecamatan Gondang; f. Kecamatan Malo; dan g. Kecamatan Kedewan.

(4) Kawasan rawan bencana lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas a. kawasan rawan angin topan atau puting beliung; dan b. kawasan rawan kekeringan.

(5) Kawasan rawan angin topan atau puting beliung, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, meliputi : a. Kecamatan Sumberrejo; b. Kecamatan Ngambon; dan c. Kecamatan Bubulan.

(6) Kawasan rawan kekeringan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, berada pada dataran yang berada di wilayah selatan Kabupaten, meliputi : a. Kecamatan Sekar;

Page 26: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 26 -

b. Kecamatan Bubulan; dan c. Kecamatan Gondang.

Bagian Ketiga Kawasan Budidaya

Pasal 25

Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf b, terdiri atas : a. kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan peruntukan hutan rakyat; c. kawasan peruntukan pertanian; d. kawasan peruntukan perikanan; e. kawasan peruntukan pertambangan; f. kawasan peruntukan industri; g. kawasan peruntukan pariwisata; h. kawasan peruntukan permukiman; dan i. kawaan peruntukan budidaya lainnya.

Paragraf 1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pasal 26

Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a, luas kurang lebih 90.579,3 (sembilan puluh ribu lima ratus tujuh puluh sembilan koma tiga ) Ha, meliputi : e. KPH Padangan kurang lebih 27.826,2 (dua puluh tujuh ribu delapan ratus

dua puluh enam koma dua) Ha; f. KPH Bojonegoro kurang lebih 49.094,0 (empat puluh sembilan ribu

sembilan puluh empat Ha; g. KPH Parengan kurang lebih 2.728,2 (dua ribu tujuh ratus dua puluh

delapan koma dua ) Ha; h. KPH Jatirogo kurang lebih 1.584,3 (seribu lima ratus delapan puluh empat

koma tiga ) Ha; i. KPH Ngawi kurang lebih 2.483,4 (dua ribu empat ratus delapan puluh tiga

koma empat) Ha; dan j. KPH Saradan kurang lebih 6.863,2 (enam ribu delapan ratus enam puluh

tiga koma dua) Ha.

Paragraf 2 Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

Pasal 27

Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b luas kurang lebih 28.180 (dua puluh delapan ribu seratus delapan puluh) Ha, tersebar diwilayah kabupaten, utamanya meliputi :

a. Kecamatan Ngasem; b. Kecamatan Bubulan; dan c. Kecamatan Temayang.

Page 27: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 27 -

Paragraf 3 Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 28

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

huruf c, terdiri dari : a. kawasan tanaman pangan; b. kawasan hortikultura; c. kawasan perkebunan; dan d. kawasan peternakan.

(2) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas : a. lahan basah; dan b. lahan kering.

(3) Lahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, seluas kurang lebih 43.926,42 (empat puluh tiga ribu sembilan ratus dua puluh enam koma empat puluh dua) Ha meliputi : a. Kecamatan Padangan; b. Kecamatan Kasiman; c. Kecamatan Malo; d. Kecamatan Kalitidu; e. Kecamatan Bojonegoro; f. Kecamatan Dander; g. Kecamatan Kapas; h. Kecamatan Balen; i. Kecamatan Sumberrejo; j. Kecamatan Baureno; k. Kecamatan Kanor; l. Kecamatan Sukosewu; m. Kecamatan Sugihwaras; dan n. Kecamatan Kepohbaru.

(4) Dari luasan lahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang ditetapkan sebagai kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dengan luas kurang lebih 32.430,40 (tiga puluh dua ribu empat ratus tiga puluh koma empat puluh) Ha;

(5) Pengendalian dan pengoptimalan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas : a. kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B); b. lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan(LP2B); dan c. lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B).

(6) lahan kering sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b seluas kurang lebih 32.921 (tiga puluh dua ribu sembilan ratus dua puluh satu) Ha, meliputi : a. Kecamatan Ngraho; b. Kecamatan Tambakrejo; c. Kecamatan Ngambon; d. Kecamatan Bubulan; e. Kecamatan Temayang; f. Kecamatan Sugihwaras; g. Kecamatan Kedungadem; h. Kecamatan Kepohbaru; i. Kecamatan Baureno; j. Kecamatan Dander; k. Kecamatan Ngasem; l. Kecamatan Kalitidu;

Page 28: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 28 -

m. Kecamatan Malo; n. Kecamatan Padangan; o. Kecamatan Kasiman; p. Kecamatan Purwosari; dan q. Kecamatan Kedewan.

(7) Dari luasan lahan kering sebagaimana dimaksud pada ayat (6) yang ditetapkan sebagai kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dengan luas kurang lebih 33.333,57 (tiga puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga koma lima puluh tujuh) Ha;

(8) Kawasan hortikultura, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, seluas kurang lebih 241 (dua ratus empat puluh satu) Ha meliputi : a. salak di desa Wedi Kecamatan Kapas; b. pisang di Kecamatan Padangan, Kecamatan Malo, dan Kecamatan

Trucuk; c. belimbing di Kecamatan kalitidu; d. mangga di Kecamatan Kanor; Kecamatan Ngraho, dan Kecamatan

Padangan; e. sayuran di Kecamatan Sumberejo, Kecamatan Sumberjo dan Kecamatan

Ngraho; dan f. tanaman hias di Kecamatan Bojonegoro.

(9) Kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas kurang lebih 17.251 (tujuh belas ribu dua ratus lima puluh satu) Ha meliputi : a. tebu tersebar di wilayah Kabupaten; b. tembakau tersebar di wilayah Kabupaten; c. kapas di Kecamatan Baureno; d. kelapa tersebar di wilayah Kabupaten; e. kopi di Kecamatan Sekar dan Kecamatan Gondang; f. cengkeh di Kecamatan Sekar; g. jambu Mente di Kecamatan Sekar, Kecamatan Gondang, Kecamatan

Margomulyo, dan Kecamatan Kedewan; h. kapuk randu tersebar di wilayah Kabupaten; i. kakao di Kecamatan Sekar dan Kecamatan Gondang; dan j. jarak di Kecamatan Trucuk, Kecamatan Temayang, Kecamatan

Sugihwaras, Kecamatan Bubulan, dan Kecamatan Ngraho. (8) Kawasan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,

meliputi: a. peternakan sapi perah di Kecamatan Malo dan Kecamatan Sekar, b. sapi potong di Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Purwosari, Kecamatan

Pandangan, Kecamatan Dander, Kecamatan Kapas, Kecamatan Sumberejo, Kecamatan Ngraho, Kecamatan Margomulyo, dan Kecamatan Trucuk;

c. itik di Kecamatan Dander, Kecamatan Trucuk, Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Kanor, dan Kecamatan Malo;

d. ayam buras pedaging di Kecamatan Kanor, Kecamatan Trucuk, dan Kecamatan Malo;

e. ayam buras petelur di Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Dander, dan Kecamatan Trucuk;

f. kambing atau domba di wilayah Kabupaten; g. babi di Kecamatan Dander; h. kuda di Kecamatan Dander; dan i. kerbau di Kecamatan Dander.

Page 29: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 29 -

Paragraf 4 Kawasan Peruntukan Perikanan

Pasal 29

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

huruf d, terdiri atas : a. perikanan sungai; b. perikanan kolam; dan c. perikanan waduk dan embung.

(2) perikanan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berada disepanjang lintasan sungai Bengawan Solo dan anak sungai meliputi : a. Kecamatan Margomulyo; b. Kecamatan Ngraho; c. Kecamatan Padangan; d. Kecamatan Malo; e. Kecamatan Kalitidu; f. Kecamatan Bojonegoro; g. Kecamatan Balen; h. Kecamatan Kanor; dan i. Kecamatan Baureno.

(3) perikanan kolam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi a. Kecamatan Ngraho; b. Kecamatan Margomulyo; c. Kecamatan Bubulan; d. Kecamatan Temayang; e. Kecamatan Kepohbaru; f. Kecamatan Sumberrejo; g. Kecamatan Balen; h. Kecamatan Bojonegoro; i. Kecamatan Dander; j. Kecamatan Kalitidu; dan k. Kecamatan Padangan.

(4) perikanan waduk atau embung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. Kecamatan Temayang; b. Kecamatan Kedungadem; c. Kecamatan Dander; d. Kecamatan Balen; e. Kecamatan Kalitidu; dan f. Kecamatan Padangan.

Paragraf 5 Kawasan Peruntukan Pertambangan

Pasal 30

(1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

25 huruf e, luas kurang lebih 905 (sembilan ratus lima ) Ha, meliputi : a. kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batuan; dan b. kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi.

(2) Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf a berupa batuan meliputi :

Page 30: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 30 -

a. batu gamping non klastik di Kecamatan Dander dan Kecamatan Temayang, Batu gamping klastik di Desa Gunung Sari dan Desa Gajah Kecamatan Baureno, serta Desa Dandangilo dan Desa Padang Kecamatan Kasiman;

b. phosphat jenis Guano di Desa Kunci dan Desa Jono Kecamatan Temayang, Desa Sumberagung Kecamatan Dander, Desa Sumberejo Kecamatan Bubulan, dan Desa Pragelan Kecamatan Bubulan;

c. bentonit di Desa Ketileng Kecamatan Malo, Desa Payung Geneng, Dusun seteren Kulon Kecamatan Margomulyo, Desa Kenongo Kidul Kecamatan Sugihwaras, dan Desa Ngati Kecamatan Ngraho;

d. bahan Galian Gypsum di Desa Gapluk Kecamatan Purwosari, Desa Sambong, Desa Mojodelik Kecamatan Ngasem, dan Desa Mojodelik Kecamatan Ngasem;

e. bahan Galian Lempung di Desa Luwihaji, Desa Sumberagung, Desa Mojorejo Kecamatan Ngraho, Desa Sumberagung Kecamatan Ngraho, Desa Mojorejo Kecamatan Ngraho, Desa Cangakan Kecamatan Kanor, dan Kecamatan Padangan;

f. batu onix di Desa Jari Kecamatan Gondang; g. pasir dilakukan secara tradisional atau non mekanis disepanjang Sungai

Bengawan Solo; dan h. tanah urug di Desa Banjarsari, Desa kaliketek Kecamatan Bojonegoro,

Desa Pagerwesi Kecamatan Malo, Desa Nganti, Desa Blimbinggede Kecamatan Ngraho, dan Desa Geneng Kecamatan Margomulyo.

(3) Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. pertambangan modern pada area Blok Sukoati di Kecamatan Bojonegoro

dan Kecamatan Kapas dan area Blok Cepu di Kecamatan Ngasem; dan b. pertambangan tradisional di Desa Wonocolo, Desa Hargomulyo, dan

Desa Beji Kecamatan Kedewan dan sekitarnya.

Paragraf 6 Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 31

(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf

f, seluas kurang lebih 3.398 (tiga ribu tiga ratus sembilan puluh delapan) Ha terdiri atas : a. industri besar; b. industri kecil menenggah (IKM); dan c. industri rumah tangga.

(2) kawasan industri besar, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. pendukung eksploitasi migas Kecamatan Ngasem; b. Kecamatan Kapas; c. Kecamatan Kalitidu; d. Kecamatan Baureno; e. Kecamatan Purwosari; dan f. Kecamatan Bojonegoro.

(3) kawasan industri kecil menenggah, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. Kecamatan Sumberrejo; b. Kecamatan Baureno; c. Kecamatan Dander; d. Kecamatan Trucuk; dan e. Kecamatan Sugiwaras.

Page 31: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 31 -

(4) kawasan industri rumah tangga, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. industri meubel di Kecamatan Bojonegoro; b. industri ledre di Kecamatan Purwosari dan Kecamatan Padangan; c. industri patung sapi di Kecamatan Malo; d. industri gerabah di Kecamatan Kasiman; e. industri onix di Kecamatan Gondang; f. industri tembakau di Kecamatan Baureno; dan g. industri souvenir kayu jati di Kecamatan Margomulyo.

Paragraf 7

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pasal 32 (1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

huruf g, terdiri atas : a. pariwisata budaya; b. pariwisata alam ; c. pariwisata buatan; dan d. pariwisata minat khusus.

(2) Pariwisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf a, meliputi : a. grebek suro di kayangan api di Kecamatan Ngasem; b. kehidupan masyarakat samin di Kecamatan Margomulyo; c. tayub di Kecamatan Temayang dan Kecamatan Bubulan; d. wayang thengul di Kecamatan Kanor; dan e. tempat bersejarah dan purbakala tersebar di wilayah Kabupaten.

(3) Pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. Sumber Api Abadi Kayangan api di Kecamatan Ngasem; b. Waduk Pacal di Kecamatan Temayang; c. Taman Wisata Wilis Putih di Kecamatan Bojonegoro; d. Pemandian Taman Tirta di Kecamatan Bojonegoro; e. Gua Lowo, Lanang, dan Sumur di Kecamatan Dander; f. Watu Jago di Kecamatan Margomulyo; dan g. Bumi Kali Kethek di Kecamatan Bojonegoro.

(4) Pariwisata buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c , meliputi a. Kedung Maor di Kecamatan Temayang; dan b. Pemandian Tirta Wana di Kecamatan Dander.

(5) Pariwisata minat khusus, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi : a. golf di Kecamatan Dander; dan. b. kerajinan mebel meliputi :

1. Kecamatan Bojonegoro; 2. Kecamatan Kasiman; 3. Kecamatan Margomulyo; 4. Kecamatan Malo; dan 5. Kecamatan Gondang.

Paragraf 8 Kawasan Peruntukan Permukiman

Pasal 33

(1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

huruf h, seluas kurang lebih 34.950 (tiga puluh empat ribu sembilan ratus lima puluh) Ha, terdiri atas :

Page 32: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 32 -

a. kawasan permukiman perkotaan; dan b. kawasan permukiman perdesaan.

(2) Kawasan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diimbangi dengan tersedianya pusat pelayanan yang terkonsentrasi di sekitar perkotaan PKLp, PPK, dan PPL.

(3) Pemanfaatan kawasan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. perumahan real estate; dan b. perumahan individu.

(4) Kawasan permukiman perdesaan sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: a. kawasan permukiman perdesaan kegiatan pertanian yang menyebar di

sekitar daerah pertanian meliputi seluruh desa di Kabupaten; dan b. kawasan permukiman perdesaan yang akan dikembangkan bersama

kegiatan industri berbasis pertanian. (5) Kawasan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a, meliputi : a. Perkotaan Margomulyo meliputi :

1. Desa Sumberejo; dan 2. Desa Margomulyo.

b. Perkotaan Ngraho meliputi : 1. Desa Ngraho; 2. Desa Kalirejo; dan 3. Desa Blimbinggede.

c. Perkotaan Tambakrejo meliputi : 1. Desa Tambakrejo; 2. Desa Bakalan; 3. Desa Jawik; dan 4. Desa Sukorejo.

d. Perkotaan Ngambon meliputi : 1. Desa Ngambon; dan 2. Desa Bondol.

e. Perkotaan Sekar meliputi : 1. Desa Sekar; 2. Desa Miyono; dan 3. Desa Klino.

f. Perkotaan Bubulan meliputi : 1. Desa Bubulan; dan 2. Desa Cancung.

g. Perkotaan Gondang meliputi : 1. Desa Gondang; 2. Desa Sengaten; 3. Desa Pajeng; dan 4. Desa Sambongrejo.

h. Perkotaan Temayang, meliputi : 1. Desa Temayang; dan 2. Desa Kedungsari.

i. Perkotaan Sugihwaras meliputi : 1. Desa Trate; 2. Desa Siwalan; 3. Desa Sugihwaras; dan 4. Desa Glagahwangi.

j. Perkotaan Kedungadem meliputi : 1. Desa Kedungadem; 2. Desa Trumbasanom; dan 3. Desa Drokilo.

Page 33: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 33 -

k. Perkotaan Kepohbaru meliputi : 1. Desa Kepohbaru; 2. Desa Sidomukti; dan 3. Desa Brangkal.

l. Perkotaan Baureno meliputi : 1. Desa Baureno; 2. Desa Pasinan; 3. Desa Trojalu; 4. Desa Sraturejo; 5. Desa Blongsong; 6. Desa Kauman; 7. Desa Gajah; dan 8. Desa Sumuragung.

m. Perkotaan Kanor meliputi : 1. Desa Kanor; 2. Desa Sumberwangi; dan 3. Desa Tambakrejo.

n. Perkotaan Sumberejo meliputi : 1. DesaSumberejo; 2. Desa Talun; 3. Desa Bogangin; dan 4. Desa Sumuragung.

o. Perkotaan Balen meliputi : 1. Desa Balenrejo; 2. Desa Margomulyo; 3. Desa Sobontoro; 4. Desa Kedungbondo; 5. Desa Kabunan; 6. Desa Bulu; dan 7. Desa Suwaloh.

p. Perkotaan Sukosewu meliputi : 1. Desa Sukosewu; dan 2. Desa Kalicilik.

q. Perkotaan Kapas meliputi : 1. Desa Kapas; 2. Desa Sukowati; 3. Desa Mojodeso; 4. Desa Tikusan; 5. Desa Kalianyar; 6. Desa Plesungan; dan 7. Desa Kedaton.

r. Perkotaan Bojonegoro meliputi : 1. Kelurahan Kadipaten; 2. Kelurahan Sumbang; 3. Desa Sukorejo; 4. Desa Kauman; 5. Desa Pacul; 6. Kelurahan Jetak; 7. Kelurahan Klangon; 8. Kelurahan Ledok Wetan; 9. Kelurahan Ledok Kulon; 10. Kelurahan Karangpacar; 11. Kelurahan Mojokampung; 12. Kelurahan Ngrowo; 13. Desa Campurejo; 14. Kelurahan Banjarejo;

Page 34: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 34 -

15. Kelurahan Mulyoagung; 16. Kelurahan Kalirejo; 17. Desa Semanding; dan 18. Kelurahan Kepatihan.

s. Perkotaan Trucuk meliputi : 1. Desa Trucuk; 2. Desa Guyangan; 3. Desa Padang; dan 4. Desa Pagerwesi.

t. Perkotaan Dander meliputi : 1. Desa Dander; 2. Desa Growok; 3. Desa Mojoranu; 4. Desa Sumodikaran; 5. Desa Ngumpakdalem; dan 6. Desa Sumbertlaseh.

u. Perkotaan Ngasem meliputi : 1. Desa Ngasem; 2. Desa Ngadiluwih; 3. Desa Dukuhkidul; 4. Desa Gayam; 5. Desa Mojodelik; 6. Desa Bonorejo; 7. Desa Brabohan; 8. Desa Begadon; dan 9. Desa Ringintunggal.

v. Perkotaan Kalitidu meliputi : 1. Desa Kalitidu; 2. Desa Panjunan; 3. Desa Brenggolo; 4. Desa Mayanggeneng; 5. Desa Talok; 6. Desa Mlaten; 7. Desa Sumengko; 8. Desa Manukan; 9. Desa Sudu; 10. Desa Ngraho; 11. Desa Ngujo; 12. Desa Wotangare; 13. Desa Ngrebekan; 14. Desa Katur; dan 15. Desa Beged.

w. Perkotaan Malo meliputi : 1. Desa Malo; 2. Desa Trembes; 3. Desa Ketileng; dan 4. Desa Sukorejo.

x. Perkotaan Purwosari meliputi : 1. Desa Purwosari; 2. Desa Pejok; 3. Desa Gapluk; 4. Desa SedahKidul; 5. Desa Punggur; 6. Desa Kuniran; 7. Desa Tinumpuk; dan 8. Desa Tlatah.

Page 35: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 35 -

y. Perkotaan Padangan meliputi : 1. Desa Padangan; 2. Desa Kuncen; 3. Desa Dengok; 4. Desa Banjarjo; 5. Desa Kebunagung; 6. Desa Ngasinan; dan 7. Desa Cendono.

z. Perkotaan Kasiman meliputi : 1. Desa Kasiman; 2. Desa Sekaran; 3. Desa Batokan; dan 4. Desa Sambeng.

aa. Perkotaan Kedewan meliputi : 1. Desa Kedewan; dan 2. Desa Wonocolo.

(6) Kawasan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, meliputi: a. Perdesaan Margomulyo meliputi :

1. Desa Kalangan; 2. Desa Ngelo; 3. Desa Geneng; dan 4. Desa Meduri.

b. Perdesaan Ngraho meliputi : 1. Desa Tanggungan; 2. Desa Luwihaji; 3. Desa Sugihwaras; 4. Desa Sumberagung; 5. Desa Mojorau; 6. Desa Tapelan; 7. Desa Jumok; 8. Desa Nganti; 9. Desa Padan; 10. Desa Klempun; 11. Desa Bancer; 12. Desa Sumberarum; dan 13. Desa Payaman.

c. Perdesaan Tambakrejo meliputi : 1. Desa Turi; 2. Desa Ngrancangan; 3. Desa Napis; 4. Desa Jatimulyo; 5. Desa Malingmati; 6. Desa Gading; 7. Desa Kalisumber; 8. Desa Tanjung; 9. Desa Pengkol; 10. Desa Dolokgede; 11. Desa Mulyorejo; 12. Desa Kacangan; 13. Desa Sedangrejo; dan 14. Desa Gamongan.

d. Perdesaan Ngambon meliputi : 1. Desa Sengon; 2. Desa Nglampir; dan 3. Desa Karangmangu.

Page 36: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 36 -

e. Perdesaan Sekar meliputi : 1. Desa Deling; 2. Desa Bareng; dan 3. Desa Bobol.

f. Perdesaan Bubulan meliputi : 1. Desa Clebung; 2. Desa Sumberbendo; dan 3. Desa Ngorogunung.

g. Perdesaan Gondang meliputi : 1. Desa Pragelan; 2. Desa Jari; dan 3. Desa Krondonan.

h. Perdesaan Temayang meliputi : 1. Desa Soko; 2. Desa Papringan; 3. Desa Bakulan; 4. Desa Kedungsumber; 5. Desa Pandanroyo; 6. Desa Belun; 7. Desa Ngujung; 8. Desa Jono; 9. Desa Pancur; dan 10. Desa Buntalan.

i. Perdesaan Sugihwaras meliputi : 1. Desa Bareng; 2. Desa Alasagung; 3. Desa Panunggalan; 4. Desa Bulu; 5. Desa Wedoro; 6. Desa Glagah; 7. Desa Nglajang; 8. Desa Panemon; 9. Desa Jati Tengah; 10. Desa Balongrejo; 11. Desa Kedungdowo; 12. Desa Genjor; dan 13. Desa Drenges.

j. Perdesaan Kedungadem meliputi : 1. Desa Tondomulo; 2. Desa Kesongo; 3. Desa Banjang; 4. Desa Dayukidul; 5. Desa Pejok; 6. Desa Babat; 7. Desa Mlideng; 8. Desa Kendung; 9. Desa Geger; 10. Desa Kepuh Kidul; 11. Desa Duwel; 12. Desa Kedungrejo; 13. Desa Megale; 14. Desa Sidorejo; 15. Desa Mojorejo; 16. Desa Tlogoagung; 17. Desa Sidomulyo; 18. Desa Jamberejo;

Page 37: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 37 -

19. Desa Ngrandu; dan 20. Desa balongcabe.

k. Perdesaan Kepohbaru meliputi : 1. Desa Pejok; 2. Desa Simorejo; 3. Desa Cengkir; 4. Desa Mojosari; 5. Desa Balongdowo; 6. Desa Sumberoto; 7. Desa Turigede; 8. Desa Sumberaagung; 9. Desa Nglumber; 10. Desa Klangkong; 11. Desa Jipo; 12. Desa Bayemgede; 13. Desa Tlogorejo; 14. Desa Wiro; 15. Desa Betet; 16. Desa Mudung; 17. Desa Krangonanyar; 18. Desa Bumirejo; 19. Desa Karangan; 20. Desa Sumbergede; 21. Desa Sugihwaras; dan 22. Desa Pohwates.

l. Perdesaan Baureno meliputi : 1. Desa Tlogoagung; 2. Desa Gunungsri; 3. Desa Kalisari; 4. Desa Bumiayu; 5. Desa Ngemplak; 6. Desa Banjaranyar; 7. Desa Drajat; 8. Desa Sembunglor; 9. Desa Banjaran; 10. Desa Pomahan; 11. Desa Karangdayu; 12. Desa Lebaksari; 13. Desa Pucangarum; 14. Desa Tanggung; dan 15. Desa Kedungrejo.

m. Perdesaan Kanor meliputi : 1. Desa Sarangan; 2. Desa Pesen; 3. Desa Samberan; 4. Desa Palembon; 5. Desa Nglarangan; 6. Desa Sroyo; 7. Desa Cangaan; 8. Desa Simpatan; 9. Desa Kabalan; 10. Desa Piyak; 11. Desa Sideng; 12. Desa Bakung; 13. Desa Bungur; 14. Desa Caruban;

Page 38: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 38 -

15. Desa Simorejo; 16. Desa Temu; 17. Desa Prigi; 18. Desa Semambung; 19. Desa Pilang; 20. Desa Gedongarum; dan 21. Desa Kedungprimpen.

n. Perdesaan Sumberejo meliputi : 1. Desa Tlogohaji; 2. Desa Kedungrejo; 3. Desa Mlinjen; 4. Desa Sumberharjo; 5. Desa Banjarejo; 6. Desa Ngampal; 7. Desa Deru; 8. Desa Sendangagung; 9. Desa Pejambon; 10. Desa Sambongrejo; 11. Desa Wotan; 12. Desa Kayulemah; 13. Desa Teleng; 14. Desa Karangdinoyo; 15. Desa Pekuwon; 16. Desa Karangdowo; 17. Desa Jatigede; 18. Desa Tulungrejo; 19. Desa Margoagung; 20. Desa Butoh; 21. Desa Mejuwet; dan 22. Desa Prayungan.

o. Perdesaan Balen meliputi : 1. Desa Penganten; 2. Desa Pohbogo; 3. Desa Mayangkawis; 4. Desa Sidobandung; 5. Desa Kenep; 6. Desa Bulaklo; 7. Desa Ngadiluhur; 8. Desa Kemamang; 9. Desa Mulyoagung; 10. Desa Lengkong; 11. Desa Pilanggede; 12. Desa Prambatan; 13. Desa Sekaran; 14. Desa Kedungdowo; 15. Desa Mulyorejo; dan 16. Desa Sarirejo.

p. Perdesaan Sukosewu meliputi : 1. Desa Semawot; 2. Desa Klepek; 3. Desa Sitiaji; 4. Desa Semenkidul; 5. Desa Jumput; 6. Desa Tegalkodo; 7. Desa Duyungan; 8. Desa Pacing;

Page 39: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 39 -

9. Desa Purwosari; 10. Desa Sumberjokidul; 11. Desa Sidorejo; dan 12. Desa Sidodadi.

q. Perdesaan Kapas meliputi : 1. Desa Bendo; 2. Desa Kumpulrejo; 3. Desa Padangmentoyo; 4. Desa Tanjungharjo; 5. Desa Tapelan; 6. Desa Bangilan; 7. Desa Sembung; 8. Desa Wedi; 9. Desa Klampok; 10. Desa Semenpinggir; 11. Desa Nglampek; 12. Desa Sambiroto; 13. Desa Bakalan; dan 14. Desa Bogo.

r. Perdesaan Trucuk meliputi : 1. Desa Kanten; 2. Desa Sumbangtimun; 3. Desa Kandangan; 4. Desa Mori; 5. Desa Tulungrejo; 6. Desa Sumbrejo; 7. Desa Sranak; dan 8. Desa Banjarsari.

s. Perdesaan Dander meliputi : 1. Desa Kunci; 2. Desa Sumberarum; 3. Desa Jatiblimbing; 4. Desa Desa Ngunut; 5. Desa Karangsono; 6. Desa Sendangrejo; 7. Desa Ngraseh; 8. Desa Sumberagung; 9. Desa Ngulanan; dan 10. Desa Ngablak.

t. Perdesaan Ngasem meliputi : 1. Desa Setren; 2. Desa Trenggulunan; 3. Desa Butoh; 4. Desa Mediyunan; 5. Desa Kolong; 6. Desa Sendangharjo; 7. Desa Bandungrejo; 8. Desa Sambong; 9. Desa Ngantru; 10. Desa Bareng; 11. desa Tengger; 12. Desa Wadang; 13. Desa Jelu; dan 14. Desa Jampet.

u. Perdesaan Kalitidu meliputi : 1. Desa Pungpungan;

Page 40: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 40 -

2. Desa Leran; 3. Desa Sukoharjo; 4. Desa Bringinrejo; 5. Desa Mojo; 6. Desa Mojosari; 7. Desa Mayangrejo; 8. Desa Pilangsari; 9. Desa Mlaten; dan 10. Desa Cengunklung.

v. Perdesaan Malo meliputi : 1. Desa Dukuhlor; 2. Desa Kacangan; 3. Desa Kemiri; 4. Desa Petak; 5. Desa Kliteh; 6. Desa Sudah; 7. Desa Ngujung; 8. Desa Tambakromo; 9. Desa Sumberejo; 10. Desa Banaran; 11. Desa Rendeng; 12. Desa Tinawun; 13. Desa Kedungrejo; 14. Desa Tanggir; 15. Desa Semlaran; dan 16. Desa Tulungagung.

w. Perdesaan Purwosari meliputi : 1. Desa Pelem; 2. Desa Kaliombo; 3. Desa Ngrejeng; dan 4. Desa Donan.

x. Perdesaan Padangan meliputi : 1. Desa Tebon; 2. Desa Prangi; 3. Desa Ngeper; 4. Desa Purworejo; 5. Desa Sonorejo; 6. Desa Ngradin; 7. Desa Kendung; 8. Desa Sidorejo; dan 9. Desa Nguken.

y. Perdesaan Kasiman meliputi : 1. Desa Tembalang; 2. Desa Betet; 3. Desa Bengah; 4. Desa Sidomukti; 5. Desa Tambakmerak; 6. Desa Hargomulyo; dan 7. Desa Ngaglik.

z. Perdesaan Kedewan meliputi : 1. Desa Kawengan; 2. Desa Beji; dan 3. Desa Hargomulyo.

Page 41: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 41 -

Paragraf 9

Kawasan Peruntukan Budidaya Lainnya

Pasal 34

(1) Kawasan perutukan budidaya lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf i, terdiri atas : a. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa; c. kawasan peruntukan pendidikan, kesehatan, dan peribadatan; dan d. Kawasan peruntukan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan.

(2) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. kawasan latihan tembak di Banjarsari, Kecamatan Trucuk; dan b. kantor KODIM 0813 , kantor Polres, komplek Brimob, dan mess TNI

Polri di Kecamatan Bojonegoro. (3) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b, meliputi : a. pengembangan perdagangan di perkotaan PKW, perkotaan PKLp, dan

perkotaan PPK; b. pengembangan kegiatan perdagangan modern terdapat di perkotaan

Bojonegoro; c. pengembangan agropolitan terdapat di Kecamatan Kapas, Kecamatan

Dander, dan Kecamatan Kalitidu; dan d. pengembangan perdagangan tradisional di PPL.

(4) Kawasan peruntukan pendidikan, kesehatan dan peribadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi kawasan peruntukan : a. kawasan pendidikan berada pada kawasan pendidikan pra sekolah,

pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi; b. kawasan kesehatan berada pada kawasan rumah Sakit Umum,

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Kesehatan Ibu dan Anak, dan Apotik; dan

c. kawasan peruntukan peribadatan berada pada kawasan masjid, langgar, gereja, dan vihara.

(5) Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d seluas kurang lebih 3.626 (tiga ribu enam ratus dua puluh enam) Ha, meliputi : a. ruang terbuka hijau (RTH) publik berupa taman kota, taman

pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan dan sungai; dan b. ruang terbuka hijau (RTH) privat berupa kebun atau halaman rumah,

gedung milik masyarakat dan swasta yang ditanami tumbuhan.

Pasal 35

(1) Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 - 34 dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu fungsi kawasan yang bersangkutan dan tidak melanggar ketentuan umum Peraturan Zonasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan setelah adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari badan atau pejabat yang tugasnya mengkoordinasikan penataan ruang di daerah.

Page 42: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 42 -

BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

Pasal 36

(1) Penetapan kawasan strategis kabupaten, sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (2) huruf d, terdiri atas : a sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; b sudut kepentingan sosial dan budaya; dan c sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

(2) Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi rencana kawasan strategis yang berada didalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, berupa Gerbangkertosusilo Plus (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, lamongan , Bojonegoro, dan Tuban) sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN);

(3) Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi rencana kawasan strategis yang berada didalam lingkup pengelolaan pemerintah provinsi, meliputi : a dalam menunjang pengembangan ekonomi wilayah perbatasan Jatim-

Jateng-DIY dilakukan kerjasama regional dan antar kabupaten/kota meliputi Ratubangnegoro, segitiga emas pertumbuhan Tuban-Lamongan-Bojonegoro; dan

b kawasan tertinggal meliputi Kabupaten Bojonegoro. (4) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan

ekonomi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, meliputi : a kawasan PKLp; b kawasan pertanian; c kawasan industri; d kawasan agroindustri; e kawasan pariwisata; f kawasann perdagangan dan jasa; dan g kawasan pertambangan bahan galian strategis dan migas.

(5) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan sosial dan budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berupa kawasan penduduk samin di desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo.

(6) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi a kawasan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo; b kawasan batuan; dan c kawasan waduk Pacal.

(5) Rencana kawasan strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian minimal skala 1 :50.000 sebagaimana tercantum dalam lampiran IV, merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 43: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 43 -

BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 37 (1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (2) huruf e, terdiri atas ; a. indikasi program utama; b. indikasi lokasi; c. indikasi waktu pelaksanaan; d. indikasi sumber pendanaan; dan e. indikasi pelaksana kegiatan.

(2) Indikasi program utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. perwujudan struktur ruang; b. perwujudan pola ruang; dan c. perwujudan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

(3) Indikasi lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi lokasi yang berada pada lingkup wilayah Kabupaten.

(4) Indikasi waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, sampai dengan tahun 2031 dibagi ke dalam 4 (empat) tahap, meliputi : a. tahap pertama tahun 2011 sampai dengan tahun 2015; b. tahap kedua tahun 2016 sampai dengan tahun 2020; c. tahap ketiga tahun 2021 sampai dengan tahun 2025; dan d. tahap keempat tahun 2026 sampai dengan 2031.

(5) Indikasi sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi a. dana Pemerintah; b. dana Pemerintah Provinsi; c. dana Pemerintah Kabupaten; d. dana BUMN; e. dana swasta; dan f. dana masyarakat.

(6) Indikasi pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi : a. Pemerintah; b. Pemerintah Provinsi; c. Pemerintah Kabupaten; d. BUMN; e. swasta; dan f. masyarakat.

(7) Rincian tahapan pelaksanaan program-program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Indikasi Program Utama Perwujudan Struktur Ruang

Pasal 38 (1) Indikasi program utama perwujudan struktur ruang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 37 ayat (2) huruf a, terdiri atas: a. perwujudan sistem pusat kegiatan; dan

Page 44: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 44 -

b. perwujudan sistem prasarana wilayah. (2) Indikasi program utama perwujudan sistem pusat kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. pengembangan pusat kegiatan wilayah di perkotaan Bojonegoro; b. pengembangan pusat kegiatan lokal promosi; c. pengembangan pusat pelayanan kawasan; dan d. pengembangan pusat agrobisnis di perdesaan atau desa pusat

pertumbuhan. (3) Indikasi program utama perwujudan sistem prasarana wilayah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. perwujudan sistem jaringan transportasi, meliputi :

1. pengembangan jaringan yang menghubungkan antar kabupaten; 2. pengembangan jaringan jalan lingkar selatan; 3. peningkatan jalan antar pusat kegiatan; 4. pengadaan infrastruktur penunjang agropolitan; 5. peningkatan jalan penghubung desa dan kota; 6. pembangunan jembatan lintas Bengawan Solo; 7. pembangunan terminal;dan 8. pembangunan infrastruktur pendukung terminal; dan 9. pembangunan bandar udara.

b. perwujudan sistem jaringan energi, meliputi : 1. pengembangan jaringan minyak dan gas bumi; dan 2. peningkatan kapasitas listrik;

c. perwujudan sistem jaringan telekomunikasi, berupa pengembangan jaringan telekomunikasi;

d. perwujudan sistem jaringan sumber daya air, meliputi : 1. pengembangan waduk; dan 2. pemeliharaan jaringan irigasi;

e. perwujudan sistem jaringan pengelolaan lingkungan, meliputi : 1. pengadaan TPA dan TPS; 2. pengembangan drainase; dan 3. pengembangan jaringan air minum.

f. perwujudan ruang evakuasi bencana berupa pengembangan ruang evakuasi bencana.

Bagian Ketiga

Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang

Pasal 39 (1) Indikasi program utama perwujudan pola ruang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 37 ayat (2) huruf b, terdiri atas : a. perwujudan kawasan lindung;dan b. perwujudan kawasan budidaya.

(2) Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. penggantian tegakan tanaman yang diambil buahnya; b. reboisasi kawasan yang rusak;dan c. peningkatan sarana dan prasarana mitigasi di daerah rawan bencana

melalui penyediaan sistem peringatan dini (early warning system). (3) Indikasi program utama perwujudan kawasan budidaya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. penetapan lahan pertanian berkelanjutan; b. pengembangan hortikultura unggulan; c. Pengembangan perikanan;

Page 45: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 45 -

d. pengembangan kawasan industri besar, industri kecil menenggah, dan industri rumah tangga;

e. pengembangan zona dan paket-paket wisata; dan f. penyediaan rumah yang layak huni.

Bagian Keempat Indikasi Program Utama Perwujudan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pasal 40

Indikasi program utama perwujudan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf c, meliputi : a. tahap pertama, meliputi :

1. Perkotaan Bojonegoro; 2. Perkotaan Kalitidu; 3. Perkotaan Dander; 4. Perkotaan Sumberejo; 5. Perkotaan Kapas; dan 6. Perkotaan Ngraho.

b. tahap kedua, meliputi : 1. Perkotaan Temayang; dan 2. Perkotaan Kedungadem;

c. tahap ketiga, meliputi : 1. Perkotaan Trucuk; dan 2. Perkotaan Ngasem;

d. tahap keempat, meliputi : 1. Perkotaan Padangan; dan 2. Perkotaan Baureno.

e. tahap kelima, meliputi : 1. Perkotaan Tambakrejo; dan 2. Perkotaan Kedewan;

f. tahap keenam, meliputi : 1. Perkotaan Balen; 2. Perkotaan Purwosari; dan 3. Perkotaan Sugihwaras;

g. tahap ketujuh, meliputi : 1. Perkotaan Kasiman; dan 2. Perkotaan Bubulan;

h. tahap kedelapan, meliputi : 1. Perkotaan Ngambon;dan 2. Perkotaan Sukosewu.

i. tahap kesembilan, meliputi : 1. Perkotaan Kanor;dan 2. Perkotaan Sekar.

j. tahap kesepuluh, meliputi : 1. Perkotaan Malo; dan 2. Perkotaan Gondang.

k. tahap kesebelas, meliputi : 1. Perkotaan Margomulyo; dan 2. Perkotaan Kepohbaru.

Page 46: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 46 -

BAB VII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 41 Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf f , terdiri atas : a. ketentuan umum peraturan zonasi; b. ketentuan perizinan; c. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif; dan d. sanksi administratif.

Bagian Kedua Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Pasal 42

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41

huruf a, digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun peraturan zonasi.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas : a. ketentuan umum peraturan zonasi struktur ruang, yang meliputi :

1. sistem pusat kegiatan; 2. sistem jaringan transportasi darat; 3. sistem jaringan transportasi perekeretaapian; 4. sistem jaringan transportasi udara; 5. sistem jaringan energi; 6. sistem jaringan telekomunikasi; 7. sistem jaringan sumber daya air; 8. sistem pengelolaan lingkungan; 9. kawasan ruang evakuasi bencana;

b. ketentuan umum peraturan zonasi pola ruang; yang meliputi : 1. kawasan lindung; 2. kawasan budidaya;

c. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis, berupa kawasan strategis.

Paragraf 1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Struktur Ruang

Pasal 43

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi pusat kegiatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a butir 1, meliputi : a. peraturan zonasi pada PKW, disusun dengan ketentuan kegiatan

berskala kabupaten yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya, dengan penetapan batas perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah;

b. peraturan zonasi untuk PKLp, disusun dengan ketentuan kegiatan berskala beberapa kecamatan, penetapan batas perkotaan sebagai PKLp;

Page 47: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 47 -

c. peraturan zonasi untuk PPK, disusun dengan ketentuan kegiatan berskala kecamatan, dengan penetapan batas perkotaan kecamatan di masing masing ibukota kecamatan; dan

d. peraturan zonasi untuk PPL, disusun dengan ketentuan kegiatan berskala beberapa desa, dengan penetapan batas PPL di masing masing desa pusat pertumbuhan atau pusat agrobisnis.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan transportasi darat berupa Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a butir 2, disusun dengan ketentuan : a. pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan dengan tingkat intensitas

menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;

b. ketentuan pelarangan alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang sisi jalan;

c. penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan yang memenuhi ketentuan ruang pengawasan jalan(ruwasja);

d. dibolehkan pengembangan prasarana pelengkap jalan dengan syarat sesuai dengan kondisi dan kelas jalan;

e. dilarang seluruh pemanfaatan pada zona inti, kecuali untuk pergerakan orang atau barang dan kendaraan; dan

f. dilarang aktivitas pemanfaatan budidaya sampai batas ruwasja sesuai dengan kelas dan hirarki jalan.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan transportasi perkeretaapian berupa ketentuan umum peraturan zonasi sistem jalur kereta api, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a butir 3, disusun dengan ketentuan : a. pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jaringan jalur kereta api dilakukan

dengan tingkat intensitas menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;

b. pada pemanfaatan ruang di sekitar pengawasan jalur kereta api terdapat ketentuan pelarangan pemanfaatan lahan yang dapat mengganggu kepentingan operasi dan keselamatan transportasi perkeretaapian;

c. adanya pembatasan pemanfaatan ruang yang peka terhadap dampak lingkungan akibat lalu lintas kereta api di sepanjang jalur kereta api;

d. adanya pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara jaringan jalur kereta api dan jalan; dan

e. penetapan garis sempadan bangunan di sisi jaringan jalur kereta api dengan ketentuan dampak lingkungan dan kebutuhan pengembangan jaringan jalur kereta api, dimana kawasan sempadan jalan kereta api untuk single track (jalur tunggal) sebesar 21 (dua puluh satu) meter dan untuk double track (jalur ganda) sebesar 23 (dua puluh tiga) meter.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a butir 4, meliputi : a. diperbolehkannya pemanfaatan ruang untuk kebutuhan operasional

bandar udara; b. diperbolehkannya pemanfaatan ruang di sekitar bandar udara sesuai

dengan kebutuhan pengembangan bandar udara berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. pembatasan pembangunan dengan memperhatikan pembatasan pemanfaatan ruang udara yang digunakan untuk penerbangan agar tidak mengganggu sistem operasional penerbangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan; dan

d. dilarang mendirikan bangunan pada batas-batas Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan dan batas-batas kawasan kebisingan.

Page 48: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 48 -

(5) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a butir 5, disusun dengan ketentuan : a. diperbolehkan mendirikan bangunan untuk mendukung sarana

tersebut; b. dilarang mendirikan bangunan di atas jaringan pipa gas negara; c. dilarang memanfaatkan ruang disekitar jaringan pipa minyak dan gas

bumi; d. memasangan pipa gas, harus memperhatikan aspek keamanan dan

keselamatan kawasan disekitarnya; e. dilarang mendirikan bangunan di bawah Saluran Udara Tegangan Tinggi

(SUTT), dengan sempadan berjarak minimal 25 (dua puluh lima) meter pada kanan dan kiri tiang listrik transformasi; dan

f. dilarang mendirikan bangunan di sekitar pembangkit listrik. (6) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan telekomunikasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a butir 6, disusun dengan ketentuan : a. dperbolehkan jaringan melintasi tanah miliki atau dikuasai pemerintah; b. dalam kawasan perkotaan pembangunan menara untuk jaringan

telekomunikasi dibatasi; dan c. dilarang mendirikan bangunan di sekitar pemancar dan/atau menara

dalam radius bahaya keamanan dan keselamatan. (7) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan sumber daya air

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a butir 7, disusun dengan ketentuan : a. diperbolehkan mendirikan bangunan untuk mendukung sarana tersebut

pemanfaatan ruang pada kawasan di sekitar wilayah sungai dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan;

b. dilarang mendirikan bangunan di atas jaringan pipa induk; dan c. dilarang mendirikan bangunan di dalam sempadan sumber air,

sempadan sungai, waduk, embung, dan/atau jaringan irigasi. (8) Ketentuan umum peraturan zonasi pengelolaan lingkungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a butir 8, disusun dengan ketentuan : a. diperboleh bagi kegiatan-kegiatan tertentu yang karena sifatnya

mempunyai kekhususan yang memerlukan penanganan operasional dan spesifikasi khusus;

b. diizinkan untuk perkantoran yang berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian;dan

c. dilarang untuk kegiatan yang berpotensi terjadinya perubahan lingkungan fisik alamiah ruang.

(9) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan ruang evakuasi bencana, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a butir 9, disusun dengan ketentuan : a. diperbolehkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa; b. pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis,

dan bebas dari ancaman bencana; dan c. dilarang pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan evakuasi

bencana.

Page 49: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 49 -

Paragraf 2 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pola Ruang

Pasal 44

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf b butir 1, meliputi : a. kawasan hutan lindung; b. kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat; d. kawasan pelestarian alam, cagar budaya dan ilmu pengetahuan; dan e. kawasan rawan bencana alam.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, disusun dengan ketentuan : a. dibolehkan untuk wisata alam dengan syarat tidak mengubah bentang

alam; b. dibolehkan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian dengan syarat

tidak mengubah bentang alam; c. kegiatan budidaya kehutanan hasil hutan bukan kayu hanya diizinkan

bagi penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat;

d. dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan;

e. dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengganggu bentang alam, menggangu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian lingkungan hidup;

f. dilarang kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan perusakan terhadap keutuhan kawasan dan ekosistemnya;

g. dilarang merambah kawasan hutan; (3) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan yang memberi perlindungan

kawasan bawahannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berupa kawasan resapan air.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan resapan air, disusun dengan ketentuan : a. dibolehkan dilakukan penyediaan sumur resapan atau waduk pada

lahan terbangun yang sudah ada; b. diizinkan untuk kegiatan hutan rakyat; c. diizinkan terbatas untuk kegiatan budidaya tidak terbangun yang

memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan; d. dibolehkan untuk wisata alam dengan syarat tidak mengubah bentang

alam; e. dibolehkan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian dengan syarat

tidak mengubah bentang alam; dan f. dilarang untuk seluruh jenis kegiatan yang mengganggu fungsi resapan

air. (5) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perlindungan setempat,

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas: a. sempadan sungai dan kawasan sekitar waduk; dan b. sekitar mata air dan waduk.

(6) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadan sungai dan kawasan sekiar waduk, disusun dengan ketentuan : a. dibolehkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak

mengganggu kualitas air sungai; b. dibolehkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau; c. ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang

dimaksudkan untuk pengelolaan badan air atau pemanfaatan air;

Page 50: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 50 -

d. pendirian bangunan dibatasi hanya menunjang fungsi taman rekreasi; e. penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; f. dilarang seluruh kegiatan dan bangunan pada kawasan sempadan

sungai; dan g. dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan

dan menurunkan kualitas sungai. (7) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar mata air dan waduk,

disusun dengan ketentuan : a. boleh untuk kegiatan pariwisata dan budidaya lain dengan syarat tidak

menyebabkan kerusakan kualitas air; b. diizinkan kegiatan preservasi dan konservasi seperti reboisasi lahan; c. dilarang seluruh jenis kegiatan yang menyebabkan pencemaran kualitas

air, kondisi fisik kawasan, dan daerah tangkapan air; d. dilarang seluruh kegiatan yang mengganggu bentang alam, kesuburan

dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta fungsi lingkungan hidup; dan

e. dilarang pemanfaatan hasil tegakan.tanaman yang diambil buahnya. (8) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pelestarian alam, cagar budaya

dan ilmu pengetahuan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, disusun dengan ketentuan : a. pemanfaatan untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata; b. diizinkan bersyarat pendidian bangunan yang menunjang kegiatan

pendidikan, penelitian, dan wisata; c. dilarang kegiatan yang mengganggu atau merusak kekayaan budaya; d. dilarang kegiatan yang mengubah bentukan geologi tertentu yang

mempunyai manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan; e. dilarang kegiatan yang mengganggu kelestarian lingkungan di sekitar

peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen nasional, serta wilayah dengan bentukan geologi tertentu; dan

f. dilarang kegiatan yang mengganggu upaya pelestarian budaya masyarakat setempat.

(9) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri atas : a. kawasan rawan banjir; b. kawasan rawan tanah longsor; dan c. kawasan rawan angin topan, puting beliung, dan kekeringan.

(10) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan bencana banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf a, disusun dengan ketentuan: a. penetapan batas dataran banjir; b. diperbolehkan pada pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka

hijau dan pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah; dan

c. dilarang bagi kegiatan permukiman baru dan fasilitas umum penting lainnya.

(11) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan bencana tanah longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf b, disusun dengan ketentuan : a. dipebolehkan bagi kegiatan hutan produksi; dan b. dilarang pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan

ancaman bencana dan kepentingan umum. (12) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan angin topan, puting

beliung, dan kekeringan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf c, disusun dengan ketentuan : a. dipebolehkan bagi kegiatan hutan produksi;

Page 51: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 51 -

b. diperbolehkan bagi kegiatan pertanian lahan kering; dan c. dilarang pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan

ancaman bencana dan kepentingan umum. (13) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan budidaya, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf b butir 2, meliputi: a. kawasan peruntukan hutan; b. kawasan peruntukan pertanian; c. kawasan peruntukan perikanan; d. kawasan peruntukan pertambangan; e. kawasan peruntukan industri; f. kawasan peruntukan pariwisata; g. kawasan peruntukan permukiman; dan h. kawasan peruntukan budidaya lainnya.

(14) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf a, terdiri atas : a. hutan produksi; dan b. hutan rakyat.

(15) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan produksi; sebagaimana dimaksud pada ayat (14) huruf a, disusun dengan ketentuan : a. diizinkan aktivitas pengembangan hutan secara lestari; b. diizinkan aktivitas reboisasi atau penghijauan dan rehabilitasi hutan; c. diizinkan terbatas pemanfaatan hasil hutan untuk menjaga

kestabilan neraca sumber daya kehutanan; d. diizinkan secara terbatas pendirian bangunan hanya untuk

menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan; dan e. dilarang aktivitas pengembangan budidaya lainnya yang mengurangi

luas kawasan hutan. (16) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan rakyat;

sebagaimana dimaksud pada ayat (14) huruf b, disusun dengan ketentuan : a. diizinkan aktivitas pengembangan hutan secara lestari; b. diizinkan aktivitas reboisasi atau penghijauan dan rehabilitasi hutan; c. diizinkan terbatas pemanfaatan hasil hutan untuk menjaga

kestabilan neraca sumber daya kehutanan; d. diizinkan secara terbatas pendirian bangunan hanya untuk

menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan; dan e. dilarang aktivitas pengembangan budidaya lainnya yang mengurangi

luas kawasan hutan. (17) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertanian,

sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf b, terdiri atas : a. tanaman pangan; b. hortikultura; c. perkebunan; dan d. peternakan.

(18) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (17) huruf a, disusun dengan ketentuan : a. diizinkan mendirikan rumah tunggal dengan syarat tidak

mengganggu fungsi pertanian dengan intensitas bangunan berkepadatan rendah;

b. diizinkan pemanfaatan ruang untuk permukiman petani dengan kepadatan rendah;

c. diizinkan aktivitas pendukung pertanian; d. dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi luas kawasan sawah

beririgasi;

Page 52: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 52 -

e. dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan kualitas tanah untuk perkebunan;

f. dilarang mendirikan bangunan pada kawasan sawah irigasi yang terkena saluran irigasi; dan

g. dilarang mengalihfungsikan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), kecuali untuk kepentingan umum atau terjadi akibat bencana alam.

(19) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (17) huruf b, disusun dengan ketentuan : a. diperbolehkan kegiatan pertanian lahan basah dan kering; dan b. dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi

lahan dan kualitas tanah untuk hortikultura. (20) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perkebunan ,

sebagaimana dimaksud pada ayat (17) huruf c, disusun dengan ketentuan : a. diizinkan mendirikan perumahan dengan syarat tidak mengganggu

fungsi perkebunan; b. diizinkan aktivitas pendukung perkebunan, misalnya

penyelenggaraan aktivitas pembenihan; dan c. dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi

lahan dan kualitas tanah untuk perkebunan. (21) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan peternakan,

sebagaimana dimaksud pada ayat (17) huruf d, disusun dengan ketentuan : a. diperbolehkan pemanfaatan potensi perternakan di wilayah

permeliharaan; b. diizinkan guna pengkajian daur kehidupan ternak dan pengukuran

produktivitas ternak komersial; c. diizinkan peningkatan nilai tambah perternakan melalui

pengembangan industri pengelolaan hasil perternakan; d. dilarang pada pengelolan yang merusak kawasan lingkungan; dan e. dilarang pada kawasan permukiman perkotaan.

(22) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perikanan , sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf c, disusun dengan ketentuan : a. diizinkan aktivitas pendukung aktivitas perikanan; b. diizinkan pengembangan budidaya untuk konservasi ikan yang

terancam punah pada wilayah waduk dan sungai; c. penyelenggaraan bangunan pengolahan hasil ikan, balai pelatihan

teknis, pengembangan sarana dan prasarana pengembangan produk perikanan, Breeding Centre pemanfaatan sumberdaya yang berkelanjutan;

d. dilarang segala aktivitas budidaya yang akan mengganggu kualitas air sungai dan waduk untuk perikanan darat; dan

e. dilarang segala aktivitas budidaya yang akan mengganggu fungsi dan kesuburan lahan perikanan kolam serta mencemari kualitas air di waduk dan sungai.

(23) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertambangan , sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf d, disusun dengan ketentuan : a. diperbolehkan bagi peningkatan kemampuan untuk melakukan

pengawasan volume produksi; b. diperbolehkan bagi peningkatan kemampuan untuk mengendalikan

dampak lingkungan dan sosial; c. diperizinkan pemanfaatan sumberdaya mineral, energi, dan bahan

galian lainnya untuk kemakmuran rakyat;

Page 53: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 53 -

d. diperizinkan bagi upaya rehabilitasi lahan pasca kegiatan pertambangan;

e. diperbolehkan kegiatan usaha pertambangan sumberdaya mineral, energi, dan bahan galian lainnya dengan ketentuan ketentuan perundangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup; dan

f. dilarang adanya kegiatan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. (24) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan industri,

sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf e, disusun dengan ketentuan : a. diizinkan mengembangkan aktivitas pendukung kegiatan industri; b. diizinkan mengembangkan aktivitas perumahan skala kecil di luar

zona penyangga peruntukan industri dengan intensitas bangunan berkepadatan sedang;

c. penyediaan ruang untuk zona penyangga berupa sabuk hijau (green belt) dan RTH;

d. diizinkan mengembangkan aktivitas budidaya produktif lain di luar zona penyangga peruntukan industri;

e. penyelenggaraan perumahan karyawan, fasum skala lokal sebagai pendukung kegiatan industri;

f. penyelenggaraan IPAL; dan g. pembatasan pembangunan perumahan baru sekitar kawasan

peruntukan industri. (25) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata,

sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf f, disusun dengan ketentuan : a. diizinkan pengembangan aktivitas komersial sesuai dengan skala

daya tarik pariwisatanya; b. diizinkan secara terbatas pengembangan aktivitas perumahan dan

permukiman dengan syarat di luar zona utama pariwisata dan tidak mengganggu bentang alam daya tarik pariwisata;

c. pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;

d. perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau; dan

e. pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang pariwisata. (26) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan permukiman ,

sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf g, terdiri atas : a. permukiman perkotaan; dan b. permukiman perdesaan.

(27) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (26) huruf a, disusun dengan ketentuan : a. intensitas pemanfaatan ruang dengan memperhatikan tingkat

pemanfaatan ruang yang diukur dari daerah perencanaan, kepadatan bangunan, KDB (Koefisien Dasar Bangunan) Blok Peruntukan, KLB (Koefisien Lantai Bangunan) Blok Peruntukan, dan KDH (Koefisien Dasar Hijau);

b. boleh dibangun dengan KDB tinggi dengan syarat melakukan pemulihan keseimbangan neraca air melalui : 1. pembuatan sumur resapan; 2. pembuatan kolam resapan dan/atau waduk; dan 3. kombinasi pembuatan sumur resapan dan kolam resapan.

c. boleh mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat sesuai dengan skalanya;

d. diizinkan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai skalanya;

Page 54: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 54 -

e. penetapan amplop bangunan; f. penetapan tema arsitektur bangunan; g. penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; dan h. penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.

(28) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (26) huruf b, disusun dengan ketentuan : a. intensitas pemanfaatan ruang dengan memperhatikan tingkat

pemanfaatan ruang yang diukur dari daerah perencanaan, kepadatan bangunan, KDB (Koefisien Dasar Bangunan) Blok Peruntukan, KLB (Koefisien Lantai Bangunan) Blok Peruntukan, dan KDH (Koefisien Dasar Hijau);

b. boleh dibangun dengan KDB tinggi dengan syarat melakukan pemulihan keseimbangan neraca air melalui : 1. pembuatan kolam resapan dan/atau waduk; 2. pembuatan sumur resapan;dan 3. kombinasi pembuatan sumur resapan dan kolam resapan.

c. boleh mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat sesuai dengan skalanya;

d. diizinkan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai skalanya;

e. penetapan amplop bangunan; f. penetapan tema arsitektur bangunan; g. penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; h. penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan;

dan i. dilarang pengembangan budidaya lainnya.

(29) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan budidaya lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf h, terdiri atas : a. Kawasan pertahanan dan keamanan; b. Kawasn peruntukan perdagangan dan jasa; c. Kawasan peruntukan pendidikan, kesehatan, dan peribadatan; dan d. Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.

(30) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (29) huruf a, disusun dengan ketentuan : a. peningkatan dominasi hunian dengan fungsi utama sebagai kawasan

pertahanan dan keamanan; b. pengutamaan pada kondisi aman dari bahaya bencana atau bahaya

bencana buatan manusia; c. peningkatan akses menuju pusat kegiatan pertahanan dan keamanan

baik yang terdapat di dalam maupun di luar kawasan; d. pengendalian yang disesuaikan dengan kriteria teknik kawasan

pertahanan dan keamanan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan dan keamanan.

e. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis pertahanan dengan kawasan budidaya terbangun; dan

f. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar kawasan strategis pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan.

(31) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perdagangan dan jasa, sebagaimana dimaksud pada ayat (29) huruf b, disusun dengan memperhatikan :

Page 55: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 55 -

a. diizinkan seluruh kegiatan untuk menambah RTH agar mencapai 30% (tiga puluh persen);

b. diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk kegiatan rekreasi; c. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk bangunan penunjang

kegiatan perdagangan, jasa, dan fasilitas umum lainnya; dan d. dilarang bagi kegiatan yang bukan pendukung perdagangan dan jasa.

(32) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pendidikan, kesehatan dan peribadatan, sebagaimana dimaksud pada ayat (29) huruf c, disusun dengan ketentuan : a. peningkatan dominasi hunian dengan fungsi utama sebagai kawasan

untuk pendidikan, kesehatan, dan peribadatan; b. pengutamaan pada kondisi aman dari bahaya bencana atau bahaya

bencana buatan manusia; c. peningkatan akses menuju pusat kegiatan pendidikan, kesehatan dan

peribadatan yang terdapat di dalam maupun di luar kawasan; dan d. pengendalian yang disesuaikan dengan kriteria teknik kawasan

pendidikan, kesehatan, dan peribadatan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan, kesehatan, dan peribadatan.

(33) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan ruang terbuka hijau perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (29) huruf d, disusun dengan ketentuan : a. dilarang seluruh kegiatan yang bersifat alih fungsi RTH; b. diizinkan seluruh kegiatan untuk menambah RTH agar mencapai

30% (tiga puluh persen); c. pemanfaatan ruang untuk kegiatan rekreasi; d. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk bangunan penunjang

kegiatan rekreasi dan fasilitas umum lainnya; e. ketentuan pelarangan pendirian bangunan permanen selain untuk

menunjang kegiatan rekreasi dan fasilitas umum lainnya; dan f. pengawasan ketat dari pemerintah terkait kegiatan budidaya yang

mempengaruhi fungsi RTH atau menyebabkan alih fungsi RTH.

Paragraf 3 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Strategis Kabupaten

Pasal 45

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis kabupaten,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf c, terdiri atas : a. sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; b. sudut kepentingan sosial dan budaya; dan c. sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dengan ketentuan : a. kawasan penunjang ekonomi harus ditunjang sarana dan prasarana

yang memadai sehingga menimbulkan minat investasi yang besar; b. pada setiap bagian dari kawasan strategis ekonomi harus diupayakan

untuk mengefisienkan perubahan fungsi ruang untuk kawasan terbangun melalui arahan bangunan vertikal sesuai kondisi kawasan masing-masing;

c. pada kawasan strategis secara ekonomi ini harus dialokasikan ruang atau zona secara khusus dan harus dilengkapi dengan ruang terbuka hijau untuk memberikan kesegaran ditengah kegiatan yang intensitasnya tinggi serta zona tersebut harus tetap dipertahankan;

Page 56: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 56 -

d. perubahan atau penambahan fungsi ruang tertentu pada ruang terbuka di kawasan ini boleh dilakukan sepanjang masih dalam batas ambang penyediaan ruang terbuka; dan

e. dalam pengaturan kawasan strategis ekonomi ini zona yang dinilai penting tidak boleh dilakukan perubahan fungsi dasarnya.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan sosial dan budaya, sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, dengan ketentuan : a. pada radius tertentu harus dilindungi dari perubahan fungsi yang tidak

mendukung keberadaan tradisi local atau dari kegiatan yang intensitasnya tinggi sehingga mengganggu estetika dan adat istiadat yang ada;

b. bila sekitar kawasan ini sudah terdapat bangunan, harus dibatasi pengembangannya;

c. untuk kepentingan pariwisata boleh ditambahkan fungsi penunjang tanpa menghilangkan identitas dan karakter kawasan;

d. pada zona ini tidak boleh dilakukan perubahan dalam bentuk peningkatan kegiatan atau perubahan ruang disekitarnya yang dimungkinkan dapat mengganggu fungsi dasarnya;

e. penambahan fungsi tertentu pada suatu zona ini tidak boleh dilakukan untuk fungsi yang bertentangan, misalnya perdagangan dan jasa yang tidak terkait dengan tradisi local dan pariwisata; dan

f. pada sekitar zona ini bangunan tidak boleh melebihi ketinggian dua pertiga dari tradisi lokal yang ada.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c, dengan ketentuan : a. pada kawasan yang telah ditetapkan memiliki fungsi lingkungan dan

terdapat kerusakan harus dilakukan pengembalian ke rona awal; b. untuk menunjang kelestarian dan mencegah kerusakan dalam jangka

panjang harus melakukan percepatan rehabilitasi lahan; dan c. pada kawasan yang didalamnya terdapat zona terkait kemampuan

tanahnya untuk peresapan air maka boleh dan disarankan untuk pembuatan sumur-sumur resapan.

Bagian Ketiga

Ketentuan Perizinan

Pasal 46

(1) Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf b, merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Jenis perizinan terkait pemanfaatan ruang terdiri atas: a. izin lingkungan; b. izin perencanaan dan pembangunan; dan c. izin kegiatan.

(3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas: a. Izin Gangguan atau Hinder Ordonansi (HO); dan b. Izin persetujuan Recana Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL), dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

(4) Izin perencanaan dan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, terdiri atas :

Page 57: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 57 -

a. Izin peruntukan penggunaan lahan; b. Izin lokasi;dan c. Izin mendirikan bangunan (IMB).

(5) Izin peruntukan penggunaan lahan berupa pemberian rekomendasi pemanfaatan ruang, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, dengan ketentuan lokasi yang diajukan kurang dari 1 (satu) Ha meliputi: a. industri rumah tangga; b. perkantoran; c. perdangan dan jasa; dan d. pariwisata buatan.

(6) Pemberian izin lokasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, dengan ketentuan lokasi yang diajukan sama atau lebih dari 1 (satu) Ha meliputi : a. industri besar; b. industri kecil menenggah; c. perkantoran; dan d. perdagangan dan jasa.

(7) Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB), sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c, diberikan setelah mendapatkan izin lingkungan , izin peruntukan penggunaan lahan dan/atau izin lokasi.

(8) Izin kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas : a. Izin SIUP (Surat Izin Usaha Perusahaan); dan b. izin keramaian.

(9) Pemberian perizinan sebagimana dimaksud pada ayat (2), diberikan kepada perseorangan, dan/atau badan hukum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(10) Ketentuan mengenai mekanisme dan persyaratan perizinan ditetapkan dengan peraturan Bupati.

Pasal 47

(1) Ketentuan perizinan pemanfaatan ruang pada kawasan pengendalian

ketat skala regional diatur dengan peraturan Gubernur. (2) Ketentuan perizinan pemanfaatan ruang pada kawasan pengendalian

ketat skala lokal diatur dengan peraturan bupati.

Bagian Keempat Ketentuan Pemberian Insentif dan Disinsentif

Paragraf 1

Umum

Pasal 48 Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf c, terdiri atas: a. insentif yang diberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang

sejalan dengan rencana tata ruang; dan b. disinsentif yang diberikan untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau

mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

Page 58: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 58 -

Paragraf 2 Ketentuan Pemberian Insentif

Pasal 49

(1) Insentif yang diberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang

sejalan dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf a, terdiri atas : a. insentif yang diberikan kepada masyarakat yang mau lahannya dijadikan

lahan pertanian berkelanjutan; b. insentif yang diberikan kepada pengusaha dan swasta dalam

pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang; dan c. insentif yang diberikan pemerintah kepada pemerintah daerah, atau

dengan pemerintah daerah lainnya apabila dalam pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang.

(2) Insentif yang diberikan kepada masyarakat yang mau lahannya dijadikan lahan pertanian berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. kemudahan memperoleh pinjaman dengan bunga rendah, pupuk dan

pemasaran; b. pembangunan serta pengadaan infrastruktur; c. kemudahan prosedur perizinan; dan d. pemberian penghargaan kepada masyarakat.

(3) Insentif yang diberikan kepada pengusaha dan swasta dalam pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. kemudahan prosedur perizinan; dan b. pembangunan serta pengadaan infrastruktur.

(4) Insentif yang diberikan pemerintah kepada pemerintah daerah, atau dengan pemerintah daerah lainnya apabila dalam pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. kemudahan prosedur perizinan; b. kemudahan dalam mendapatkan kegiatan pembangunan serta

pengadaan infrastruktur; dan c. pemberian penghargaan dan kenaikan pangkat.

Paragraf 3

Ketentuan Pemberian Disinsentif

Pasal 50 (1) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau

mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf b, terdiri atas : a. disinsentif yang diberikan kepada masyarakat, pengusaha dan swasta

dalam pelaksanaan kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang; dan

b. disinsentif yang diberikan kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

(2) Disinsentif yang diberikan kepada masyarakat, pengusaha dan swasta dalam pelaksanaan kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :

Page 59: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 59 -

a. pengenaan pajak yang tinggi, disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang;

b. pembatasan penyediaan infrastruktur; c. pengenaan kompensasi; d. Izin tidak diperpanjang; dan e. penalti.

(3) Disinsentif yang diberikan kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, meliputi : a. di non jobkan dari urusan kepemerintahan; b. di non aktifkan dari jabatan; dan c. pemecatan.

(4) Ketentuan detail tentang pemberian insentif dan pengenaan disinsentif akan diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian Kelima

Sanksi Administratif

Pasal 51 (1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf d

merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi.

(2) Ketentuan pemberian sanksi administratif, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. terhadap aparatur pemerintah yang melanggar ketentuan, dikenakan

sanksi administratif sesuai ketentuan perundang-undangan; b. mekanisme pemanggilan, pemeriksaan, dan penjatuhan sanksi

administratif dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan; dan c. penertiban dengan mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang di

kawasan perkotaan/perdesaan yang direncanakan dapat terwujud, dengan memberikan sanksi administratif, dan sanksi perdata.

(3) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif.

(4) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (4), meliputi : a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara kegiatan; c. penghentian sementara pelayanan umum; d. penutupan lokasi; e. pencabutan izin; f. pembatalan izin; g. pembongkaran bangunan; h. pemulihan fungsi ruang;dan/atau i. denda administratif.

(5) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dapat dilaksanakan dengan prosedur bahwa Pejabat yang berwenang dalam penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang dapat memberikan peringatan tertulis melalui penertiban surat peringatan tertulis sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.

(6) Penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b dapat dilakukan melalui : a. penertiban surat perintah penghentian kegiatan sementara dari pejabat

yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

Page 60: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 60 -

b. apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentian kegiatan sementara, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian sementara secara paksa terhadap kegiatan pemanfaatan ruang;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian kegiatan pemanfaatan ruang dan akan segera dilakukan tindakan penertiban oleh aparat penertiban;

d. berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan penghentian kegiatan pemanfaatan ruang secara paksa; dan

e. setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang berwenang melakukan pengawasan agar kegiatan pemanfaatan ruang yang dihentikan tidak beroperasi kembali sampai dengan terpenuhinya kewajiban pelanggar untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

(7) Penghentian sementara pelayanan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c dapat dilakukan melalui : a. penertiban surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan

umum dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang (membuat surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum);

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum kepada pelanggar dengan memuat rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum yang akan segera dilaksanakan, disertai rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus;

d. pejabat yang berwenang menyampaikan perintah kepada penyedia jasa pelayanan umum untuk menghentikan pelayanan kepada pelanggar, disertai penjelasan secukupnya;

e. penyedia jasa pelayanan umum menghentikan pelayanan kepada pelanggar; dan

f. pengawasan terhadap penerapan sanksi penghentian sementara pelayanan umum dilakukan untuk memastikan tidak terdapat pelayanan umum kepada pelanggar sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

(8) Penutupan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf d dapat dilakukan melalui : a. penertiban surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yang berwenang

melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang; b. apabila pelanggar mengabaikan surat perintah yang disampaikan,

pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penutupan lokasi kepada pelanggar;

c. pejabat yang berwenang melakukan tidnakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penutupan lokasi yang akan segera dilaksanakan;

Page 61: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 61 -

d. berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang dengan bantuan aparat penertiban melakukan penutupan lokasi secara paksa; dan

e. pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi, untuk memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembali sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

(9) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf e dapat dilakukan melalui : a. menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin oleh

pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi pencabutan izin pemanfaatan ruang;

c. pejabat yang berwenang memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pencabutan izin;

d. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban mengajukan permohonan pencabutan izin kepada pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin;

e. pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin menerbitkan keputusan pencabutan izin;

f. memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dicabut, sekaligus perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang secara permanen yang telah dicabut izinnya; dan

g. apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan yang telah dicabut izinnya, pejabat yang berwenang melakukan penertiban kegiatan tanpa izin sesuai peraturan perundang-undangan.

(10) Pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf f dapat dilakukan melalui : a. membuat lembar evaluasi yang berisikan dengan arahan pola

pemanfaatan ruang dalam rencana tata ruang yang berlaku; b. memberitahukan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal

rencana pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal akibat pembatalan izin;

c. menerbitkan surat keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

d. memberitahukan kepada pemegang izin tentang keputusan pembatalan izin;

e. menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pembatalan izin; dan

f. memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dibatalkan.

(11) Pembongkaran bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf g dapat dilakukan melalui : a. menerbitkan surat pemberitahuan perintah pembongkaran bangunan

dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pembongkaran bangunan;

Page 62: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 62 -

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pembongkaran bangunan yang akan segera dilaksanakan; dan

d. berdasar surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan pembongkaran bangunan secara paksa.

(12) Pemulihan fungsi ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf h dapat dilakukan melalui : a. menetapkan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-

bagian yang harus dipulihkan fungsinya dan cara pemulihannya; b. pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran

pemanfaatan ruang menerbitkan surat pemberitahuan perintah pemulihan fungsi ruang;

c. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang;

d. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban, memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang yang harus dilaksanakan pelanggar dalam jangka waktu tertentu;

e. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang;

f. apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum melaksanakan pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung jawab melakukan tindakan penertiban dapat melakukan tindakan paksa untuk melakukan pemulihan fungsi ruang; dan

g. apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan pemulihan fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihan dilakukan oleh pemerintah atas beban pelanggar di kemudian hari.

(13) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf i dapat dikenakan secara tersendiri atau bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif.

(14) Tata cara pengenaan sanksi diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII HAK, KEWAJIBAN, PERAN MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Hak Masyarakat

Pasal 52 Dalam kegiatan mewujudkan pemanfaatan ruang wilayah, masyarakat berhak: a. berperan dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan

pengendalian pemanfaatan ruang; b. mengetahui secara terbuka RTRW, rencana tata ruang kawasan, rencana

rinci tata ruang kawasan; c. menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai

akibat dari penataan ruang; dan d. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai

akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.

Page 63: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 63 -

Bagian Kedua Kewajiban Masyarakat

Pasal 53

(1) Dalam kegiatan pemanfaatan ruang, setiap orang wajib :

a. mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan; b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat

yang berwenang; c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin

pemanfaatan ruang; dan d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum. (2) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Peran Masyarakat

Pasal 54 (1) Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

dengan melibatkan peran masyarakat, melalui kegiatan dalam bentuk : a. partisipasi dalam perencanaan tata ruang; b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

(2) Peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa : a. masukan mengenai :

1. persiapan penyusunan rencana tata ruang; 2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan; 3. pengidentifikasi potensi dan masalah pembangunan wilayah atau

kawasan; 4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau 5. penetapan rencana tata ruang.

b. kerjasama dengan pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

(3) Peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa : a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang; b. kerjasama dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama

unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang; c. kegiatan dalam memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal

dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan; d. peningkatan efisiensi, efektifitas, dan keserasian dalam pemanfaatan

ruang darat, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan mempertimbangkan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber alam; dan

f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 64: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 64 -

(4) Peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa : a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan,

pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi; b. keikutertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana

tata ruang yang telah ditetapkan; c. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal

menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan

d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Pasal 55

(1) Tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang di wilayah kabupaten

dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Pelaksanaan peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikoordinasikan oleh Pemerintah Kabupaten.

BAB IX KELEMBAGAAN

Pasal 56

(1) Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan

kerjasama antar sektor atau antar daerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD).

(2) Tugas, susunan organisasi dan tata kerja BKPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Bupati.

BAB X KETENTUAN PIDANA

Pasal 57

Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran terhadap rencana tata ruang yang telah ditetapkan dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XI KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 58

(1) Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro adalah

20 (dua puluh) tahun dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Page 65: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 65 -

(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial wilayah yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

(3) Penijauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga dilakukan apabila terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten dan/atau dinamika internal wilayah.

BAB XII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 59

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan

pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang daerah yang telah ada dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka: a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai

dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya;

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketetntuan: 1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut

disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini;

2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, pemanfaatan ruang dilakukan sampai iizin terkait habis masa berlakunya dan dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan

3. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian yang layak.

c. izin pemanfaatan ruang yang sudah habis masa berlakunya dan tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini dilakukan penyesuaian berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan

d. Pemanfataan ruang di Daerah yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan sebagai berikut: 1. yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini,

pemanfaatan ruang yang bersangkutan diterbitkan dan disesuaikan Peraturan Daerah ini; dan

2. yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan.

(3) Permohonan izin yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang yang masih dalam proses, harus mengacu pada Peraturan Daerah ini.

Page 66: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 66 -

Pasal 60 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 61

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bojonegoro.

Ditetapkankan di Bojonegoro pada tanggal 10 Nopember 2011

BUPATI BOJONEGORO,

ttd.

H. S U Y O T O

Diundangkan di Bojonegoro pada tanggal 10 Nopember 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

ttd.

Drs. SOEHADI MOELJONO,MM Pembina Utama Madya

NIP. 19600131 198603 1 008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2011 NOMOR 22.

Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

Drs. SOEHADI MOELJONO,MM Pembina Utama Madya

NIP. 19600131 198603 1 008

Page 67: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

PETA RENCANA STRUKTUR RUANG

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR : 26 TAHUN 2011 TANGGAL : 10 NOPEMBER 2011

BUPATI BOJONEGORO,

ttd

H. SUYOTO

Page 68: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

A. NAMA-NAMA SUNGAI DI KABUPATEN BOJONEGORO

No Nama Sungai Panjang (Km) Debit Air (M3/detik)

1 Kaduk 12 20,00

2 Pandan 11 17,00

3 Tinggang 28 126,00

4 Gemongan 21 58,32

5 Gondang 45 233,64

6 Tidu 39 107,00

7 Tengah 10 17,00

8 Grogolan 22 17,00

9 Kedungbajul 20 80,64

10 Pacal 66 266,60

11 Loro 20 17,00

12 Besuki 32 135,00

13 Mekuris 43 90,20

14 Deru 12 17,00

15 Ingas 19 127,28

16 Semarmendem 45 128,16

17 Pohwates 19 17,00

Sumber : Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR : 26 TAHUN 2011 TANGGAL : 10 NOPEMBER 2011

Page 69: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 2 -

B. WADUK DI KABUPATEN BOJONEGORO Tahun 2010

No Nama Waduk

Lokasi Volume Air (m3) Luas Areal (Ha)

Keterangan Desa Kec.

Isi Waduk/ Embung

Keadaan Sekarang

1 Pacal Kedungsumber Temayang 23000000 23000000 16688

2 Purworejo Purworejo Padangan 250000 250000 165 Disuply Pompa

3 Laren Leran Kalitidu 1000000 1000000 1144

4 Tlogohaji Tlogohaji Sumberrejo 45000 45000 30

5 Pasinan Pasinan Baureno 49200 49200 36

6 Panjang Panjang Kedungadem 80000 80000 161

7 Nglambangan Ngambon ( Setren)

Ngambon (Ngasem)

4000000 -

8 Pejok

9 Gonseng

TOTAL 24424200 24424200 18224

Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Bojonegoro

Page 70: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 3 -

C. EMBUNG DI KABUPATEN BOJONEGORO

Tahun 2010

No Nama Waduk

Lokasi Volume Air (m3) Luas Areal (Ha)

Keterangan Desa Kec.

Isi Waduk/ Embung

Keadaan Sekarang

1 Prangi Prangi Padangan 300000 300000 100 Disuply Pompa Jica

2 Temulus Ngasinan Padangan 45100 45100 60

3 Ngasinan/Nolo Ngasinan Padangan 100000 100000 80

4 Sonorejo Sonorejo Padangan 150000 150000 100

5 Ngradin Ngradin Padangan 100000 100000 60

6 Tapelan Tapelan Ngraho 120000 120000 70 Disuply Pompa Jica

7 Sumberarum Sumberarum Ngraho 100000 100000 100 Disuply Pompa Jica

8 Geneng Geneng Margomulyo 40000 40000 75

9 Watang Tambakrejo Tambakrejo 35000 35000 50

10 Rowoglandang Gading Tambakrejo 1000000 1000000 150

11 Bibis Purwosari Purwosari 30000 30000 45

12 Sambeng Sambeng Kasiman 30000 30000 30

13 Tumo Hargomulyo Kedewan 2000 2000 20

14 Beji Dilem Kedewan 60000 60000 20

15 Sumberrejo Sumberrejo Malo 300000 300000 200

16 Wotangare Wotangare Kalitidu 150000 150000 30

17 Wadang Wadang Ngasem - - 90

18 Wotanngare Wotangare Kalitidu 150000 150000 30

19 Pajeng Pajeng Gondang 80000 80000 60

20 Grobokan Bendo Kapas 36750 36750 30 Suply D.I Pirang

21 Buntung Sumberjokidul Sukosewu 150000 150000 244 Suply D.I Pacal

22 Mayangkawis Mayangkawis Balen - - 1036 Suply D.I Pacal

23 Garas Penganten Balen 150000 150000 920 Suply D.I Pacal

24 Barong Ngampal Sumberrejo 150000 150000 2916 Suply D.I Pacal

25 Wotan Wotan Sumberrejo 100000 100000 50

26 Growok Sumberharjo Sumberrejo 100000 100000 40

27 Tumbrasanom Tumbrasanom Kedungadem 80000 80000 30

28 Drokilo Drokilo Kedungadem 20000 20000 25

29 Cengkir Cengkir Kepohbaru 200000 200000 100

30 Sidomukti Sidomukti Kepohbaru 77000 77000 40

TOTAL 3855850 3855850 6801

Sumber : Din as PU Pengairan Kabupaten Bojonegoro

Page 71: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 4 -

D. DAFTAR DAERAH IRIGASI DAN KEBERADAAN HIIPPA > 3000 HA

Kewenangan Dan Pengelolaan Pusat Di WiIlayah Kabupaten Bojonegoro Luas Baku : 16.688 Ha Kondisi Tahun 2010

No Daerah

Irigasi (DI) Jaringan Irigasi

(JI)

LUAS AREAL

(Ha) Desa Kecamatan Nama HIPPA Tunggal

Nama Gab. HIPPA/Induk

Keterangan

1 Pacal Pacal Kiri + Semanding BOJONEGORO Manding Tirto Pompa 2 Pacal Pacal Kiri Sidodadi SUKOSEWU Tirto Dadi Gab. Induk/

Tirto Karya Sal. Primer Pacal Kiri

3 Pacal Pacal Kiri Sumberjo Kidul SUKOSEWU Sumber Tirto Makmur JI Pacal Kiri 4 Pacal Pacal Kiri Sukosewu SUKOSEWU Tirto Sari 5 Pacal Pacal Kanan Dayungan SUKOSEWU Tirto Tani Makmur Gab. HIPPA/

Tirto Mulyo Sal. Sek. Kendal Kiri + Sek. Soko

6 Pacal Pacal Kiri Tanjungharjo KAPAS Tirto Karya Tani Gab. HIPPA/ Tirto Agung

Sal. Sek. Kendal Kanan

7 Pacal Pacal Kiri Wedi KAPAS Noto Tirto 8 Pacal Pacal Kiri Padang Mentoyo KAPAS Padang Tirto9 Pacal Pacal Kiri Tikusan KAPAS Tirto Jaya 10 Pacal Pacal Kiri Kedaton KAPAS Tirto Sumber Tani 11 Pacal Pacal Kiri Plesungan KAPAS Tirto Sumber Rejeki 12 Pacal Pacal Kiri Mojodeso KAPAS Mojo Tirto 13 Pacal Pacal Kiri Sukowati KAPAS Tirto Wati 14 Pacal Pacal Kiri Klampok KAPAS Tirto Karya Bhakti 15 Pacal Pacal Kiri Bakalan KAPAS Margo Tirto 16 Pacal Pacal Kiri Sambiroto KAPAS Sambi Tirto 17 Pacal Pacal Kiri Bogo KAPAS Bogo Tirto 18 Pacal Pacal Kiri Kapas KAPAS Tirto Sumber Makmur 19 Pacal Pacal Kiri Semen Pinggir KAPAS Genah Tirto 20 Pacal Pacal Kanan Mayangkawis BALEN Sumber Pangan 21 Pacal Pacal Kanan Suwaloh BALEN Sidodadi 22 Pacal Pacal Kanan Sidobandung BALEN Sumber Pangan 23 Pacal Pacal Kanan Balenrejo BALEN Dewi Sri 24 Pacal Pacal Kanan Kenep BALEN Lestari 25 Pacal Pacal Kanan Sobontoro BALEN Tirto Luhur 26 Pacal Pacal Kanan Ngadiluhur BALEN Sri Rejeki

Page 72: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 5 -

No Daerah

Irigasi (DI) Jaringan Irigasi

(JI)

LUAS AREAL

(Ha) Desa Kecamatan Nama HIPPA Tunggal

Nama Gab. HIPPA/Induk

Keterangan

27 Pacal Pacal Kanan Margomulyo BALEN Sumber Mulyo 28 Pacal Pacal Kanan Kabunan BALEN Sari Bumi 29 Pacal Pacal Kanan Lengkong BALEN Tirto Utomo 30 Pacal Pacal Kanan Kemamang BALEN Sri Rahayu 31 Pacal Pacal Kanan Mulyoagug BALEN Tirta Agung 32 Pacal Pacal Kanan Sekaran BALEN Tirto Kencono 33 Pacal Pacal Kanan Prambatan BALEN Tani Makmur 34 Pacal Pacal Kanan Mulyorejo BALEN Sari Mulyo 35 Pacal Pacal Kanan Sarirejo BALEN Mardi Utomo 36 Pacal Pacal Kanan Kedungdowo BALEN Tirto Utomo 37 Pacal Pacal Kanan Pilanggede BALEN Sumber Sari 38 Pacal Pacal Kanan Bulu BALEN Rukun Makmur 39 Pacal Pacal Kanan Bulaklo BALEN Sri Wedari 40 Pacal Pacal Kanan Penganten BALEN Rukun Makmur Gab. HIPPA Sal. Sek.

Penganten 41 Pacal Pacal Kanan Pohbogo BALEN Tani Makmur Tirto Agawe

Santoso

42 Pacal Pacal Kanan Kedungbondo BALEN Sumber Rejeki 43 Pacal Pacal Kanan Ngampal SUMBERREJO Tirto Miguno 44 Pacal Pacal Kanan Sendangagung SUMBERREJO Belum dibentuk 45 Pacal Pacal Kanan Deru SUMBERREJO Sumber Makmur 46 Pacal Pacal Kanan Karangdowo SUMBERREJO Agung Rejeki 47 Pacal Pacal Kanan Bugangin SUMBERREJO Sumber Tani 48 Pacal Pacal Kanan Pekuwon SUMBERREJO Suko Makmur 49 Pacal Pacal Kanan Sumuragung SUMBERREJO Bina Tirta 50 Pacal Pacal Kanan Sumberrejo SUMBERREJO Sumber Asri 51 Pacal Pacal Merkuris Pejambon SUMBERREJO Sumber Rejeki 52 Pacal Pacal Merkuris Jatigede SUMBERREJO Jati Makmur 53 Pacal Pacal Merkuris Talun SUMBERREJO Tirto Mulyo 54 Pacal Pacal Merkuris Prayungan SUMBERREJO Sumber Urip 55 Pacal Pacal Merkuris Sambongrejo SUMBERREJO Margo Lestari 56 Pacal Pacal Merkuris Tulungrejo SUMBERREJO Tani Prasojo 57 Pacal Pacal Merkuris Margoagung SUMBERREJO Mardi Sembodo 58 Pacal Pacal Merkuris Butoh SUMBERREJO Margo Makmur

Page 73: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 6 -

No Daerah

Irigasi (DI) Jaringan Irigasi

(JI)

LUAS AREAL

(Ha) Desa Kecamatan Nama HIPPA Tunggal

Nama Gab. HIPPA/Induk

Keterangan

59 Pacal Pacal Merkuris Mejuwet SUMBERREJO Tani Makmur 60 Pacal Pacal Merkuris Karangdinoyo SUMBERREJO Tirto Sumber Makmur 61 Pacal Pacal Merkuris Kayulemah SUMBERREJO Tani Makmur 62 Pacal Pacal Merkuris Teleng SUMBERREJO Tirto Sumber Rejeki 63 Pacal Pacal Kanan Samberan KANOR Lohjinawe 64 Pacal Pacal Kanan Pesen KANOR Margo Makmur 65 Pacal Pacal Kanan Tejo KANOR Belum dibentuk 66 Pacal Pacal Merkuris Simbatan KANOR Tani Mulyo 67 Pacal Pacal Kanan Sarangan KANOR Sri Rejeki 68 Pacal Pacal Kanan Cangaan KANOR Sumber Rejeki Hidup 69 Pacal Pacal Kanan Kabalan KANOR Tani Maju 70 Pacal Pacal Merkuris Palembon KANOR Sumber Rejeki Hidup 71 Pacal Pacal Merkuris Nglarangan KANOR Sumber Pangan 72 Pacal Pacal Merkuris Bakung KANOR Sumber Harta 73 Pacal Pacal Merkuris Sedang KANOR Sumber Murni 74 Pacal Pacal Merkuris Piyak KANOR Sumber Rejeki 75 Pacal Pacal Merkuris Caruban KANOR Tirto Sumber Rejeki 76 Pacal Pacal Merkuris Tambahrejo KANOR Tani Rukun 77 Pacal Pacal Merkuris Sumberwangi KANOR Tani Estu Murni 78 Pacal Pacal Merkuris Kanor KANOR Sumber Rejeki 79 Pacal Pacal Merkuris Prigi KANOR Sumber Warih 80 Pacal Pacal Merkuris Temu KANOR Sinau Andandani Urip 81 Pacal Pacal Merkuris Semambung KANOR Tani Makmur 82 Pacal Pacal Merkuris Pilanggede KANOR Tani Maju 83 Pacal Pacal Merkuris Gedongarum KANOR Sri Rejeki 84 Pacal Pacal Merkuris Kedungprimpen KANOR Sumber Makmur 85 Pacal Pacal Merkuris Sroyo KANOR Sari Mentes 86 Pacal Pacal Merkuris Bungur KANOR Tani Maju 87 Pacal Pacal Merkuris Simorejo KANOR Sumber Urip 88 Pacal Pacal Merkuris Sembung Lor BAURENO Ngudi Tirto 89 Pacal Pacal Merkuris Ngemplak BAURENO Tani Murni 90 Pacal Pacal Merkuris Drajat BAURENO Wiro Bakti 91 Pacal Pacal Merkuris Banjar Anyar BAURENO Tirto Langgeng 92 Pacal Pacal Merkuris Banjaran BAURENO Tirto Nadi

Page 74: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 7 -

No Daerah

Irigasi (DI) Jaringan Irigasi

(JI)

LUAS AREAL

(Ha) Desa Kecamatan Nama HIPPA Tunggal

Nama Gab. HIPPA/Induk

Keterangan

93 Pacal Pacal Merkuris Pomahan BAURENO Harapan Makmur 94 Pacal Pacal Merkuris Pucang Arum BAURENO Sarwo Tentrem 95 Pacal Pacal Merkuris Kedungrejo BAURENO Saidodadi 96 Pacal Pacal Merkuris Lebaksari BAURENO Sidomakmur 97 Pacal Pacal Merkuris Karangdayu BAURENO Tirto Sari 98 Pacal Pacal Kerjo Sraturejo BAURENO Tani Makmur 99 Pacal Pacal Kerjo Blongsong BAURENO Tirto Nadi 100 Pacal Pacal Kerjo Baureno BAURENO Belum dibentuk 101 Pacal Pacal Kerjo Bumi Ayu BAURENO Mardi Rejeki 102 Pacal Pacal Kerjo Tulungagung BAURENO Sumber Makmur 103 Pacal Pacal Kerjo Gununngsari BAURENO Tirto Sari Bumi 104 Pacal Pacal Kerjo Kauman BAURENO Sumber Agung 105 Pacal Pacal Kerjo Trojalu BAURENO Harapan Makmur 106 Pacal Pacal Kerjo Tlogoagung BAURENO Tlogo Makmur 107 Pacal Pacal Merkuris Pohwates KEPOHBARU Rahayu 108 Pacal Pacal Merkuris Cengkir KEPOHBARU Sumber Pangan 109 Pacal Pacal Merkuris Balongdowo KEPOHBARU Tani Makmur 110 Pacal Pacal Merkuris Brangkal KEPOHBARU Sido Makmur 111 Pacal Pacal Merkuris Mojosari KEPOHBARU Tani Makmur 112 Pacal Pacal Kerjo Woro KEPOHBARU Karya Tani 113 Pacal Pacal Kerjo Turigede KEPOHBARU Sumber Makmur 114 Pacal Pacal Kerjo Bayam Gede KEPOHBARU Sumber Rejeki 115 Pacal Pacal Kerjo Nglumber KEPOHBARU Margo Mulyo 116 Pacal Pacal Kerjo Sumberagung KEPOHBARU Sumber Makmur 117 Pacal Pacal Kerjo Sumberroto KEPOHBARU Sumber Rejeki 118 Pacal Pacal Kerjo Tlogo rejo KEPOHBARU Tirto Yoso 119 Pacal Pacal Kerjo Bumi Rejo KEPOHBARU Tirto Bumi 120 Pacal Pacal Kerjo Sumber Gede KEPOHBARU Sari Bumi

Page 75: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 8 -

Daftar Daerah Irigasi Dan Keberadaan HIPPA 1000 - 3000 Ha

Kewenangan Dan Pengelolaan Propinsi Di Wilayah Kerja DPU Kabupaten Bojonegoro

NO DAERAH IRIGASI

(D.I.)

JARINGAN IRIGASI (J.I.)

LUAS AREAL

(Ha) DESA KECAMATAN NAMA HIPPA TUNGGAL

NAMA GAB. HIPPA INDUK

KET

I LERAN LERAN I 626 Leran Kalitidu Tirto Agung Tirto Lestari 8 Sukoharjo Kalitidu Tirto Sari LERAN II 103 Ngumpakdalem Dander Tirto Margo Mulyo Tirto Makmur 176 Sumbertlaseh Dander Sidomukti 160 Ngulanan Dander Sumber Rejeki 71 Ngablak Dander Sumber Tirto 1 2 1.144 6 2 6 2

II PIRANG PIRANG KANAN

496

168 Bendo Kapas Harta Tirto Sumber Rejeki 3 Tapelan Kapas Karya Tirto 81 Padangmentoyo Kapas Padang Tirto 79 Tanjungharjo Kapas Tirto Karya Tani 114 Wedi Kapas Noto Tirto 45 Kalianyar Kapas Tirto Kencono 6 Tikusan Kapas Tirto Jaya PIRANG KIRI 851 61 Bendo Kapas Harta Tirto Tirto Sumber

Makmur

73 Bangilan Kapas Tirto Agung 94 Sembung Kapas Sambung Tirto 14 Tanjungharjo Kapas Tirto Karya Tani 31 Wedi Kapas Noto Tirto 65 Ngampel Kapas Tirto Maju 48 Tapelan Kapas Karya Tirto 38 Pacul Bojonegoro Margo Mulyo 19 Mojokampung Bojonegoro Tirto Makmur

Page 76: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 9 -

NO DAERAH IRIGASI

(D.I.)

JARINGAN IRIGASI (J.I.)

LUAS AREAL

(Ha) DESA KECAMATAN NAMA HIPPA TUNGGAL

NAMA GAB. HIPPA INDUK

KET

40 Kadipaten Bojonegoro Waringin Agung 124 Sukorejo Bojonegoro Soko Tirto 22 Kepatihan Bojonegoro Tirto Raharjo 29 Ngrowo Bojonegoro Tirto Maju Ayam 4 Jatiblimbing Dander Belum Dibentuk 32 Ngraseh Dander Tirto Agung 99 Mojoranu Dander Ranu Tirto 58 Ngumpakdalem Dander Tirto Margo Mulyo 1 2 1.347 20 4 20 2

III CAWAK CAWAK 54 Selorejo Baureno Karya Makmur Tirto Masyarakat

8 Tlogoagung Baureno Tlogo Makmur Sejahtera 43 Brangkal Kepohbaru Sido Makmur 57 Sidomukti Kepohbaru Tirto Mukti 200 Nglumber Kepohbaru Margo Mulyo 69 Simorejo Kepohbaru Sri Rejeki 209 Krangkong Kepohbaru Bumi Ayu 22 Woro Kepohbaru Karya Tani 216 Bumirejo Kepohbaru Tirto Bumi Tirto Rukun

Makmur

125 Sumbergede Kepohbaru Sari Bumi 103 Jipo Kepohbaru Genah Tirto 120 Mudung Kepohbaru Tirto Rahayu 94 Betet Kepohbaru Tirto Asih 219 Karangan Kepohbaru Tirto Lestari 136 Sugihwaras Kepohbaru Tirto Mitro 58 Ngranggonanyar Kepohbaru Tirto Langgeng 1 1 1.733 16 2 16 2

Page 77: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 10 -

Daftar Daerah Irigasi Dan Keberadaan Hippa <1000 Ha Kewenangan Dan Pengelolaan Kabupatan Di Wilayah Kerja DPU Kab. Bojonegoro

NO

DAERAH IRIGASI

(DI)

JARINGAN IRIGASI

(JI)

LUAS AREAL

(Ha)

DESA

KECAMATAN

NAMA HIPPA TUNGGAL

NAMA GHIPPA/INDUK

KET

1 Bayemgede Bayemgede 165 Bayemgede Kepohbaru Sumber Rejeki Kali/cek dam

2 Sumberoto Sumberoto 105 Sumberoto Kepohbaru Sumber Rejeki Kali/cek dam

3 Cengkir Cengkir 120 Cengkir Kepohbaru Sumber Pangan Waduk

4 Sidomukti Sidomukti 100 Sidomukti Kepohbaru Tirto Mukti Embung

5 Ngranggonanyar Ngranggonanyar 100 Ngranggonanyar Kepohbaru Tirto Langgeng Kali/cek dam

6 Sumber Karan Sumber Karan 60 Sumber Karan Baureno Tirto Sari Bumi Sumber

7 Kalisari Kalisari 85 Kalisari Baureno Tirto Sari Makmur Pompa B Solo

8 Tanggungan Tanggungan 40 Tanggungan Baureno Tirto Kamolan Makmur Pompa B Solo

9 Tlogoagung Tlogoagung 50 Tlogoagung Baureno Tlogo Makmur Kali/cek dam

10 Tulungagung Tulungagung 30 Tulungagung Baureno Sumber Makmur Kali/cek dam

11 Selorejo Selorejo 30 Selorejo Baureno Karya makmur Kali/cek dam

12 Pasinan Pasinan 36 Pasinan Baureno Bumi Subur Waduk

13 Kadungrejo Kadungrejo 50 Kadungrejo Baureno Sidodadi Kali/cek dam

14 Lebaksari Lebaksari 40 Lebaksari Baureno Sido Makmur Pompa B Solo

15 Pucangarum Pucangarum 50 Pucangarum Baureno Sarwo Tentrem Pompa B Solo

16 Kedungprimpen Kedungprimpen Kedungprimpen Baureno - Pompa B Solo

17 Tondomulo Tondomulo 75 Tondomulo Kedungadem Tirto Sri Rejeki Waduk

18 Drokilo Drokilo 75 Drokilo Kedungadem Tirto Indra Jaya Waduk

19 Tumbrasanom Tumbrasanom 100 Tumbrasanom Kedungadem Agung Tirto Kali/cek dam

20 Kedungrejo Kedungrejo 20 Kedungrejo Kedungadem - Kali/cek dam

21 Tlogoagung Tlogoagung 25 Tlogoagung Kedungadem - Kali/cek dam

22 Panjang Panjang 161 Panjang Kedungadem Karya makmur Waduk

Page 78: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 11 -

NO

DAERAH IRIGASI

(DI)

JARINGAN IRIGASI

(JI)

LUAS AREAL

(Ha)

DESA

KECAMATAN

NAMA HIPPA TUNGGAL

NAMA GHIPPA/INDUK

KET

Mlidek Kedungadem Tirto Mulyo Waduk

Tumbrasanom Kedungadem Agung Tirto Waduk

23 Panunggalan Panunggalan 35 Panunggalan Sugihwaras Tirto Makmur Kali/cek dam

24 Geger Geger 30 Geger Sugihwaras - Kali/cek dam

25 Kadungrejo Kadungrejo 25 Kadungrejo Sugihwaras - Kali/cek dam

26 Kabalan Kabalan 97 Kabalan Kanor Tirto Tani Maju Pompa B Solo

27 Canga'an Canga'an 74 Canga'an Kanor Tirto Sumber Hidup Pompa B Solo

28 Teleng Teleng 120 Teleng Sumberejo Tirto Sumber Rejeki Waduk

29 Karangdinoyo Karangdinoyo 44 Karangdinoyo Sumberejo Tirto Sumber Mulyo Waduk

30 Wotan I + II Wotan I + II 90 Wotan Sumberejo Tirto Antang Waduk

31 Tlogohaji Tlogohaji 30 Tlogohaji Sumberejo Tirto Aji Waduk

Ngampal Sumberejo Tirto Miguno Waduk

32 Pilanggede Pilanggede 98 Pilanggede Balen Tirto Sumber Sari Pompa B Solo

33 Mulyorejo Mulyorejo 168 Mulyorejo Balen Tirto sari Mulyo Pompa B Solo

34 Kedungbondo Kedungbondo 100 Kedungbondo Balen Tirto Sumber Rejeki Pompa B Solo

35 Sekaran Sekaran 70 Sekaran Balen Tirto Kencono Pompa B Solo

36 Sarirejo Sarirejo 162 Sarirejo Balen Tirto Mardi Utomo Pompa B Solo

37 Garas Penganten 100 Penganten Balen Rukun Makmur Embung

38 Dunglumbu Dunglumbu 60 Wedi Kapas Noto Tirto Kali/cek dam

39 Grobogan Grobogan 15 Sembung Kapas Sambung Tirto Kali/cek dam

20 Tapelan Kapas Karya Tirto Kali/cek dam

25 Tanjungharjo Kapas Tirto Karya Tani Kali/cek dam

40 Sumberjo kidul Sumberjo kidul 60 Sumberjo kidul Sukosewu Sumber Tirto Embung

41 Mulyoagung Mulyoagung 77 Mulyoagung Bojonegoro Tirto Agung Pompa B Solo

42 Kalirejo Kalirejo 140 Kalirejo Bojonegoro Tirto Mulyo Pompa B Solo

43 Semanding Semanding 53 Semanding Bojonegoro Manding Tirto Pompa B Solo

Page 79: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 12 -

NO

DAERAH IRIGASI

(DI)

JARINGAN IRIGASI

(JI)

LUAS AREAL

(Ha)

DESA

KECAMATAN

NAMA HIPPA TUNGGAL

NAMA GHIPPA/INDUK

KET

44 Ngunut Ngunut 387 Jetak Bojonegoro Margo dadi Tirto Sumber Rejeki

Sumber

Pacul Bojonegoro Margo Mulyo Sumber

Sumberagung Dander Sumber Rejeki Sumber

Somodikaran Dander Tirto Mulyo Sumber

Ngumpakdalem Dander Tirto Margo Mulyo Sumber

Sumbertlaseh Dander Sumber Tirto Sumber

Ngulanan Dander Tirto Sari Sumber

45 Dander Dander 758 Ngumpakdalem Dander Tirto Margo Mulyo Tirto Wono Sumber

Somodikaran Dander Tirto Mulyo Sumber

Sendangrejo Dander Tirto Sido Makmur Sumber

Dander Dander Tirto Wono Sumber

Karangsono Dander Suko Mandiri Sumber

Ngraseh Dander Tirto Agung Sumber

Mojoranu Dander Ranu Tirto Sumber

46 Sampang Sampang 116 Buntalan Temayang Tirto Makmur Sumber

47 Soko Soko 70 Soko Temayang Tirto Soko Mulyo Sumber

48 Pajeng Pajeng 80 Pajeng Gondang Tirto Argo Sumber

49 Plumpung Plumpung 71.4 Pajeng Gondang Tirto Argo Sumber

50 Krondonan Krondonan 50 Krondonan Gondang Tirto Tani Makmur Kali/cek dam

51 Krondonan I Krondonan I 100 Krondonan Gondang Tirto Tani Makmur Kali/cek dam

52 Krondonan II Krondonan II 45 Krondonan Gondang Tirto Tani Makmur Kali/cek dam

53 Krondonan III Krondonan III 122 Krondonan Gondang Tirto Tani Makmur Kali/cek dam

54 Tengaring Tengaring 80 Krondonan Gondang Tirto Tani Makmur Kali/cek dam

55 Ngasinan Ngasinan 37 Krondonan Gondang Tirto Tani Makmur Kali/cek dam

56 Jomblangjati Jomblangjati 59 Krondonan Gondang Tirto Tani Makmur Kali/cek dam

57 Bandotan Bandotan 30 Krondonan Gondang Tirto Tani Makmur Kali/cek dam

Page 80: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 13 -

NO

DAERAH IRIGASI

(DI)

JARINGAN IRIGASI

(JI)

LUAS AREAL

(Ha)

DESA

KECAMATAN

NAMA HIPPA TUNGGAL

NAMA GHIPPA/INDUK

KET

58 Tadahan Tadahan 33 Krondonan Gondang Tirto Tani Makmur Kali/cek dam

59 Jari Jari 30 Jari Gondang Tirto Tani Subur Kali/cek dam

60 Selogajah Selogajah 34 Jari Gondang Tirto Tani Subur Kali/cek dam

61 Gunungkambing Gunungkambing 75 Jari Gondang Tirto Tani Subur Kali/cek dam

62 Sambongrejo Sambongrejo 116 Senganten Gondang Tirto Walujo Kali/cek dam

63 Plumpung II Plumpung II 40 Gondang Gondang Tirto Ingin Maju Sumber

64 Sambongrejo Sambongrejo 185 Sambongrejo Gondang Tirto sambong Makmur Kali/cek dam

65 Ngrenjengan Ngrenjengan 40 Sambongrejo Gondang Tirto sambong Makmur Kali/cek dam

66 Kenongorejo Kenongorejo 35 Sambongrejo Gondang Tirto sambong Makmur Kali/cek dam

67 Rondomori Rondomori 151 Gondang Gondang Tirto Ingin Maju Sumber

Sambongrejo Gondang Tirto sambong Makmur Sumber

Senganten Gondang Tirto Walujo Sumber

68 Sumber Klino Sumber Klino 219 Klino Sekar Tirto Makmur Sumber

69 Sumber Molekat Sumber Molekat 81 Klino Sekar Tirto Makmur Sumber

70 Atmopawiro I Atmopawiro I 85 Klino Sekar Tirto Makmur Kali/cek dam

71 Atmopawiro II Atmopawiro II 112 Klino Sekar Tirto Makmur Kali/cek dam

72 Atmopawiro III Atmopawiro III 34 Klino Sekar Tirto Makmur Kali/cek dam

73 Gayam Gayam 45 Klino Sekar Tirto Makmur Kali/cek dam

74 Sengon Sengon 25 Sengon Ngambon - Kali/cek dam

75 Kepyak Kepyak 20 Kepyak Ngambon - Kali/cek dam

76 Bubulan Bubulan 100 Bubulan Bubulan Tirto Wono Sumber

77 Cancung Cancung 60 Cancung Bubulan Tirto Tani Makmur Sumber

78 Bilo Bilo 34 Pungpungan Kalitidu Tirto Sedyo Utomo Kali/cek dam

79 Katur Katur 110 Katur Kalitidu Tirto Wono Makmur Kali/cek dam

80 Ngraho Ngraho 144 Ngraho Kalitidu Tirto Sumber Makmur Pompa B Solo

81 Balongdayaan Balongdayaan 40 Wotangare Kalitidu Tirto Malowopati Embung

Page 81: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 14 -

NO

DAERAH IRIGASI

(DI)

JARINGAN IRIGASI

(JI)

LUAS AREAL

(Ha)

DESA

KECAMATAN

NAMA HIPPA TUNGGAL

NAMA GHIPPA/INDUK

KET

82 Sudu Sudu 141 Sudu Kalitidu Tirto Sumber Rejeki Pompa B Solo

83 Ngringinrejo Ngringinrejo 65 Ngringinrejo Kalitidu Tirto Ringin Makmur Pompa B Solo

84 Leran Leran 40 Leran Kalitidu Tirto Agung Pompa B Solo

85 Pungpungan Pungpungan 70 Pungpungan Kalitidu Tirto Sedyo Utomo Pompa B Solo

86 Mojosari Mojosari 150 Mojosari Kalitidu Tirto Rakyat Sejahtera Pompa B Solo

87 Manukan Manukan 80 Manukan Kalitidu Tirto Maju Makmur Pompa B Solo

88 Cengungklung Cengungklung 150 Cengungklung Kalitidu Tirto sari Mulyo Pompa B Solo

89 Wadang Wadang 100 Wadang Ngasem Tirto Wono Embung

90 Tulungrejo Tulungrejo 110 Tulungrejo Trucuk Mugi Lestari Pompa B Solo

91 Sumberkentong Sumberkentong 84 Sumberjokentong Trucuk Banyu Panguripan Pompa B Solo

92 Trucuk Trucuk 125 Trucuk Trucuk Tirto Bolu Sari Pompa B Solo

93 Padang Padang 189 Padang Trucuk Tirto Gawe Utomo Pompa B Solo

94 Kanten Kanten 50 Kanten Trucuk Sumber Rejeki Pompa B Solo

95 Sudah Sudah 100 Sudah Malo Tirto Sumber Sukses Pompa B Solo

96 Ketileng Ketileng 210 Ketileng Malo Tirto Teleng Makmur Pompa B Solo

97 Banaran Banaran 30 Banaran Malo Tirto Lancar Pompa B Solo

98 Kacangan Kacangan 75 Kacangan Malo Tirto Tani Maju Makmur Pompa B Solo

99 Ngujung Ngujung 100 Ngujung Malo Tirto Sri Rejeki Pompa B Solo

100 Rendeng Rendeng 68 Rendeng Malo Tirto makmur Pompa B Solo

101 Kemiri Kemiri 100 Kemiri Malo Tirto Agung Rejeki Pompa B Solo

102 Tulungagung Tulungagung 90 Tulungagung Malo Tirto Agung Makmur Pompa B Solo

103 Sumberejo Sumberejo 100 Sumberejo Malo - Pompa B Solo

104 Beji Beji 60 Beji Kedewan Tirto Bangkit Sumber

105 Hargomulyo Hargomulyo 60 Hargomulyo Kedewan Tirto Pancuran Sumber

106 Kedewan Kedewan 50 Kedewan Kedewan - Sumber

107 Sambeng Sambeng 60 Sambeng Kasiman Tirto Sambeng Mulyo Sumber

Page 82: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 15 -

NO

DAERAH IRIGASI

(DI)

JARINGAN IRIGASI

(JI)

LUAS AREAL

(Ha)

DESA

KECAMATAN

NAMA HIPPA TUNGGAL

NAMA GHIPPA/INDUK

KET

108 Tembeling Tembeling 150 Tembeling Kasiman Tirto Maju Makmur Pompa B Solo

109 Betet Betet 30 Betet Kasiman - Pompa B Solo

110 Ngradin Ngradin 50 Ngradin Padangan Tirto Agung Rahayu Waduk

111 Sonorejo Sonorejo 120 Sonorejo Padangan Tirto Tani Mulyo Waduk

112 Purworejo Purworejo 165 Purworejo Padangan Purworejo Tirto Makmur Waduk

Nguken Padangan Tirto Wening Waduk

Sidorejo Padangan Tirto Sidorejo Makmur Waduk

Cendono Padangan Cendono Rukun Waduk

113 Nolo Nolo 60 Ngasinan Padangan Temulus Nolo Waduk

114 Temulus Temulus 80 Ngasinan Padangan Temulus Nolo Waduk

115 Prangi Prangi 100 Prangi Padangan Tirto Agung

Waduk + pompa

116 Banjarrejo Banjarrejo 71 Banjarrejo Padangan Tirto Banjar Agung Pompa B Solo

117 Tebon Tebon 50 Tebon Padangan Tirto Yoso Pompa B Solo

118 Dengok Dengok 104 Dengok Padangan Tirto Mekas Sari Pompa B Solo

119 Purwosari Purwosari 40 Purwosari Purwosari Tirto Sari Agung Waduk

120 Watang Watang 50 Tambakrejo Tambakrejo Tirto Tambak Subur Waduk

121 Rowoglondang Rowoglondang 111 Gading Tambakrejo Tirto Gading Makmur Waduk

Kalirejo Ngraho Tirto Guyangan Makmur Waduk

122 Sugihwaras Sugihwaras 50 Sugihwaras Ngraho Tirto Bumi Makmur Kali/cek dam

123 Sumberarum Sumberarum 105 Sumberarum Ngraho Sumber Barokah Waduk

124 Tapelan Tapelan 60 Tapelan Ngraho Tirto Udi Bogo Waduk+pompa

125 Payaman Payaman 72 Payaman Ngraho Tirto Sri Rejeki Pompa B Solo

126 Mojorejo Mojorejo 65 Mojorejo Ngraho Tirto Rejo Pompa B Solo

127 Jumok Jumok 85 Jumok Ngraho Tirto Jumok Mulyo Pompa B Solo

128 Luwihaji Luwihaji 93 Luwihaji Ngraho Tirto Rahayu Pompa B Solo

129 Margomulyo Margomulyo 10 Margomulyo Margomulyo - Kali/cek dam

Page 83: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 16 -

NO

DAERAH IRIGASI

(DI)

JARINGAN IRIGASI

(JI)

LUAS AREAL

(Ha)

DESA

KECAMATAN

NAMA HIPPA TUNGGAL

NAMA GHIPPA/INDUK

KET

130 Geneng Geneng 60 Geneng Margomulyo Tirto Geneng Mulyo Waduk

11301.4

Sumber Dinas Pertanian Kabuapten BOJONEGORO

Page 84: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 17 -

E.1. SUMBER MATA AIR DI KABUPATEN BOJONEGORO

No Sumber Mata Air Desa Kecamatan Debit (l/detik)

Hujan Kemarau 1. Sekar Sekar Ngambon 20 152. Dodol Dodol Ngambon 36 253. Pejok Pejok Kepohbaru 20 144. Gunungsari Gunungsari Baureno 76 305. Baureno Baureno Baureno 20 106. Straturejo Straturejo Baureno 20 97. Ngunut Ngunut Dander 336 2988. Kunci Dander Dander 115 849. Pirang Pirang Dander 825 58310. Sumberpudak Sumber rejokidul Kapas 5 111. Sumberejo Sumberejo Bojonegoro 5 112. Jampet Jampet Ngasem 15 813. Rondamera Sumbangrejo Bubulan 58 5014. Klino Klino Bubulan 60 5015. Malekat Klino Bubulan 62 5016. Pajang Pajang Bubulan 5 217. Sendangmulyo Sumengko Kalitidu 17 1018. Srunap Sumengko Kalitidu 15 1019. Ngunden Mayanggeneng Kalitidu 10 1020. Mojoroto Mojosari Kalitidu 5 621. Send.Kedungbra Tambak Romo Malo 5 122. Sendang Gua Sumberrejo Malo 5 123. Sendang Tinawun Tinawun Malo 5 124. Tuangan Tuangan Malo 5 125. Ketileng Ketileng Malo 5 1,526. Trembes Trembes Malo 5 1,527. Semlaron Semlaron Malo 5 1,528. Nyeknuk Tanggir Malo 5 129. Kanten Kanten Malo 5 130. Sendang Brujul Kebon Agung Padangan 15 1031. Sendang Sadung Sosorejo Padangan 5 132. Purworejo Purworejo Padangan 5 133. Send. Sonorejo Sonorejo Padangan 5 134. Send.Ngasiman Ngasiman Padangan 5 135. Send.Cendono Cendono Padangan 5 136. Send.Ngeper Ngeper Padangan 5 137. Send.Sedeh Sedeh Padangan 5 138. Send.Budungan Ngradin Padangan 5 139. Sendang Ijo Kendung Padangan 5 140. Lesa Bisa Kasiman 15 1041. Tuno Tomo Kasiman 20 1542. Beji Beji Kasiman 27 20Sumber : Hasil Rencana

Page 85: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 18 -

E.2. SUMBER MATA AIR YANG DOMINASI SEBAGAI AIR BAKU

Sumber Air Bujur Timur Lintang Selatan

Desa-Kecamatan

Debit Musim Hujan (ltr/dt)

Debit Musim

Kemarau (ltr/dt)

Ngunut 111.845 -7.2439 Ngunut-Dander

336 298

Kunci 111.864 -7.2512 Kunci-Dander 115 84Rondomori 111.857 -7.4156 Sambengrejo-

Gondang 150 50

Klino 111.798 -7.4450 Klino-Sekar 60 50Molekat 111.802 -7.4505 Molekat-

Sekar 62 50

Gunungsari 112.161 -7.1301 Gunungsari-Baureno

76 30

Sd. Brojul 111.652 -7.1643 Kebonagung-Padangan

15 10

Sd. Sonorejo

111.646 -7.1788 Sonorejo-Padangan

5 1

Sd. Budengan

111.647 -7.1738 Ngradin-Padangan

5 1

Kedungsari 111.648 -7.1788 Kedungsari-Temayang

5 2

Cancung 111.829 -7.3244 Cacung-Bubulan

15 8

844 584Sumber : Balai PSAWS Bengawan Solo Di Bojonegoro

BUPATI BOJONEGORO,

ttd.

H. S U Y O T O

Page 86: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- xix -

PETA RENCANA POLA RUANG

LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR : 26 TAHUN 2011 TANGGAL : 10 NOPEMBER 2011

BUPATI BOJONEGORO,

ttd

H. SUYOTO

Page 87: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- xx -

PETA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR : 26 TAHUN 2011 TANGGAL : 10 NOPEMBER 2011

BUPATI BOJONEGORO,

ttd

H. SUYOTO

Page 88: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

Tahapan Pelaksanaan Pembangunan (Indikasi Program)

(Rp. 1.000.000.000,-)

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 A Perwujudan Rencana Struktur Ruang 1) Sistem Pusat Kegiatan a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) (1) Perkantoran/Pemerintahan Tersebar di

Bojonegoro 0,15 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 APBD

Kabupaten Bagian Pelengkapan, Bagian Pemerintahan, Dinas Pekerjaan Umum

(2) Kesehatan Tersebar di Bojonegoro

5,00 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 APBD Kabupaten,

APBD Propinsi,

APBN, BLN

Dinas Kesehatan

(3) Pendidikan Tersebar di Bojonegoro

5,00 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 APBD Kabupaten,

APBD Propinsi,

APBN, BLN

Dinas pendidikan

b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) (1) Prasarana Pelayanan Tersebar di

Bojonegoro 0,50 0,25 0,50 0,50 0,75 2,70 0,25 0,50 0,50 0,75 2,70 0,25 0,50 0,50 0,75 2,70 0,25 0,50 0,50 0,75 2,70 APBD

Kabupaten, APBD

Propinsi, APBN, BLN

Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan, Dinas Pariwisata, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pengairan

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) (1) Kegiatan Distribusi dan Produksi Tersebar di

Bojonegoro 5,00 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00 APBD

Kabupaten, APBD Propinsi, BLN

Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum

LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR : 26 TAHUN 2011 TANGGAL : 10 NOPEMBER 2011

Page 89: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 2 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 d. Pusat Agrobisnis di Pedesaan atau

Desa Pusat Pertumbuhan (PPL)

(1) Kegiatan Produksi Tersebar di Bojonegoro

5,00 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00 APBD Kabupaten, APBD Propinsi, BLN

Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum

2) Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana a. Jaringan Prasarana Utama (1) Pengembangan Sistem Jaringan

Transportasi Darat

a Jaringan lalu lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) :

i) Pengoptimalan Jalan dan jembatan

(1) Kolektor (1) status Nasional

ruas Babat – Batas Kota Bojonegoro; ruas Jln A. Yani; ruas Jln Gajah Mada; ruas Jln Untung Suropati; ruas Jln Rajekwesi; ruas Batas Kota Bojonegoro – Padangan; ruas Jln M.T. Haryono; dan ruas Padangan – Batas Kabupaten Ngawi.

5,00 5,00 5,00 25,00 30,00 35,00 5,00 5,00 25,00 30,00 35,00 5,00 5,00 25,00 30,00 35,00 5,00 5,00 25,00 30,00 35,00 APPD Kabupate, APBD Pripinsi

Dinas PU

(2) Kolektor (2) Status Propinsi

ruas Jln Sawunggaling; ruas Jln Basuki Rahmad; ruas Jln Jaksa Agung Soeprapto; ruas Jln Bojonegoro - Pajeng; ruas Jln Bojonegoro – Ponco; ruas Jln HOS Cokroaminoto; dan ruas jln Padangan – batas Jateng.

10,00 10,00 10,00 150,00 15,00 10,00 10,00 10,00 150,00

15,00 10,00 10,00 10,00 150,00 15,00 10,00 10,00 10,00 150,00 15,00 10,00 APBD Propinsi

Dinas PU

(3) Lokal Dalam kota, luar kota dan perbatasanan dengan wilayah lain

50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 APBD Pripinsi, APBN

Dinas PU

Page 90: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 3 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 (4) Optimalisasi dan

pengembangan Jalan APBD

Kabupaten, APBD Propinsi

Dinas PU

(a) Jaringan Jalan lingkungan

Menyebar di kawasan wilayah Kabupaten

20,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 20,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 20,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 20,00 50,00 50,00 APBD Pripinsi, APBN

Dinas PU

(b) Jaringan Jalan Kolektor :

rencana jalan layang di desa Tikusan Kecamatan Kapas;

- - - - - - - - - - 50,00 50,00 50,00 50,00 - - - - - - - APBD Pripinsi, APBN

Dinas PU

rencana jalan lingkar selatan luar perkotaan Bojonegoro;

- - - - - - - - - - - - 50,00 50,00 50,00 - - - - - - APBD Pripinsi, APBN

Dinas PU

ruas jalan lintas selatan wilayah kabupaten yang melalui Kecamatan Baureno – Kecamatan Kepohbaru – Kecamatan Kedungadem – Kecamatan Sugihwaras – Kecamatan Dander – Kecamatan Ngasem – Kecamatan Purwosari – Kecamatan Padangan; dan

- - - - - - - - - - - - - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 150,00 APBD Pripinsi, APBN

Dinas PU

rencana jalan lintas yang berada di perbatasan daerah dengan Kabupaten Lamongan.

- - - - - - - - - - - 5,00 10,00 15,00 - - - 5,00 10,00 - - APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

(c) prasarana dan sarana jaringan jalan

penyediaan jalur pejalan kaki; pemasangan rambu-rambu lalu lintas; penyusunan dokumen analisis dampak lalu lintas pada pengembangan daerah yang menimbulkan bangkitan lalu lintas; penyediaan ruang bagi pedagang kaki lima; dan penanaman pohon penunjang ruang terbuka hijau perkotaan.

0,20 1,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

Page 91: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 4 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 (5) Pengembangan

Jembatan:

(a) Lintas Sungai Bangawan Solo

- Jembatan Kasiman – Giyanti Blora

-

- - - - 30,00 20,00 - - - - - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

- Jembatan Kasiman – Batokan /Cepu

- - - - - - - - 30,00 20,00 - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

- Jembatan Talok /kalitidu – Rendeng/Malo

- - - - - - - - - - 30,00 20,00 - - - - - - - - - APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

- Jembatan Bojonegoro – Banjarsari

- - - - - - - - - - - - 30,00 20,00 - - - - - - - APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

- Jembatan Bojonegoro – Trucuk

- - - - - - - - - - - - - - 30,00 20,00 - - - - - APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

- Jembatan Semambung – Rengel Tuban

- - - - - - - - - - - - - - - - 30,00 20,00 - - - APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

- Jembatan Bandar/Kasiman – Padangan

- - - - - - - - - - - - - - - - - - 30,00 20,00 - APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

- Jembatan Baureno – Plandirejo / Tuban

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - 30,00 20,00 APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Dinas PU

(b) Lintas Anak Sungai - Pemeliharaan dan opersional terhadap jembatan kabupaten dan jembatan desa lainnya yang tersebar diwilayah Kabupaten Bojonegoro.

- 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 - 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 - 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 - 5,00 5,00 APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN

Dinas PU

ii) Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan

(1) Terminal

(a) Terminal Penumpang (i) Type A Terminal

Rajekwesi - - - - - 1,00 - - - - 1,00 - - - 1,00 - - - - 1,00 - APBD

Kabupaten Dinas Perhubungan

Page 92: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 5 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 (ii) Type B Sub Terminal

Padangan di Kecamatan Padangan

- - - - 1,00 - - - - - 1,00 - - - - 1,00 - - - 1,00 - APBD Kabupaten

Dinas Perhubungan

(iii) Type C sub terminal Betek di Kecamatan Gondang; sub terminal Temayang di Kecamatan Temayang. dan sub terminal Kedewan di Kecamatan Kedewan.

- - - - - 1,00 - - - 0,5 - - - - 0,5 - - - 0,5 - - APBD Kabupaten

Dinas Perhubungan

(b) Terminal Barang terminal barang di Kecamatan Bojonegoro; terminal barang di kecamatan Baureno; dan terminal barang di Kecamatan Padangan.

- - - - - - - 5,00 - - 5,00 - - - - - - - - 5,00 - APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN

Dinas Perhubungan

(2) Alat pengawasan dan pengamanan jalan/jembatan timbang

Tersebar - - - - 0,15 0,15 - - - - - - - 0,20 - - - - - - - APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN

Dinas Perhubungan Provinsi

(3) Unit pengujian kendaraan bermotor

Tersebar - - - - 0,15 0,15 - - - - - - - 0,20 - - - - - - - APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN

Dinas Perhubungan

iii) Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan

(1) Jaringan trayek angkutan penumpang

(a) Dalam wilayah kabupaten

Tersebar 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten

Swasta

(b) Antar wilayah Tersebar 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten

Swasta

(2) Jaringan trayek angkutan barang

(a) Dalam wilayah kabupaten

Tersebar 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten

Swasta

(b) Antar wilayah Tersebar 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten

Swasta

b Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebarangan (ASDP)

Daerah Aliran sungai

0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 APBD Kabupaten

swasta

c Jaringan transportasi perkotaan Dalam kota 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 APBD Kabupaten

Swasa

(2) Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapian

1. Sistem Jaringan Jalur Kereta Api Tersebar - - - 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 APBN Dinas PJKA 2. Prasarana Statiun Kereta Api stasiun besar

Bojonegoro, Padangan, Tobo, Kalitidu, Kapas, Sumberejo dan Baureno.

- - - - 0,5 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN

Dinas PJKA

Page 93: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 6 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 (3) Sistem Jaringan Transportasi Udara 1. Pengembangan Bandara Udara Alternatif

kecamatan Dander, Ngasem dan Kalitidu

- - 0,3 1,00 30,00 - - - - - - - 1,0 - - - - - - - Swasta Bappeda, Dinas PU

b. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya 1. Pengembangan Sistem

Jaringan Energi APBD

Kabupaten, APBD Provinsi, APBN

i) Pengembangan Sistem Jaringan Minyak dan Gas Bumi

(1) Peusahaan Modal Asing (PMA)

- desa mulyoagung (Kecamatan Bojonegoro) – desa Kalirejo (Kecamatan Bojonegoro) yang dibawa ke desa Mudi (Kecamatan Soko Kabupaten Tuban).

- 50 60 100 500 1000 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, PMA

swasta

(2) Perusahaan Modal Asing (PMA)

desa Gayam (Kecamatan Ngasem) – desa Jelu (Kecamatan Ngasem) – desa Ngulanan (Kecamatan Dander) - desa Sumbertlaseh (Kecamatan Dander) – desa Jetak (Kecamatan Bojonegoro) – desa Ngumpakdalem (Kecamatan Dander) – desa Pacul (Kecamatan Bojonegoro) – desa Sembung (Kecamatan Kpas) – desa Wedi (Kecamatan Kapas) – desa Ngampel (Kecamatan Kapas) – desa Mulyoagung (Kecamatan Bojonegoro) – desa Kalirejo (Kecamatan Bojonegoro)

- 100 200 300 800 2000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, PMA

Swasta

Page 94: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 7 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 (3) BUMN - wilayah perbatasan

Cepu sampai ke perbatasan Lamongan sampai Kabupaten Gresik, yang akan direncanakan melalui jalur sempadan jalur Kereta api.

- - - - 1,00 1,00 30,00 50,00 50,00 50,00 - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten,

APBD Provinsi, APBN, BUMN

BUMN

ii) Pengembangan Sistem Jaringan Sarana Lisrik

(1) Pembangkit Tenaga Listrik

- Kecamatan Bojonegoro dan Baureno, dengan penyulang berada di Dander, Kalirejo, Kalitidu, Thamrin, Senori, Sumberrejo, Sugihwaras dan Padangan

- - - - - - 1,00 - - - - 1,00 - - - - 1,00 - - - - APBN Unit PLN Bojonegoro

(2) Jaringan Transmisi Tenaga Listrik

- SUTT melalui wilayah Kecamatan Kepohbaru, Sumberejo, Kapas, Kalitidu dan Padangan.

-

- - - - - - 2,00 - - - 2,00 - - - 2,00 - - - - 2,00 - APBN Unit PLN Bojonegor

- SUTR melalui seluruh wilayah di Kabupaten Bojonegoro

- - - - - 2,00 - - - 2,00 - - - 2,00 - - - - 2,00 - - APBN Unit PLN Bojonegor

SUTM dilakukan di wilayah Kecamatan Baureno, Balen, Bojonegoro, Padangan, Ngraho, Margomulyo, Purwosari, Tambakrejo, Ngasem, Dander, Bubulan, Sugihwaras, kepoharu, Kedungadem, Kanor, Trucuk, Malo, Kasiman dan Kedewan.

- - - - - - 2,00 - - - 2,00 - - - 2,00 - - - - 2,00 - APBN Unit PLN Bojonegor

Page 95: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 8 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 (3) Pengembangan

Alternatif Pembangkit Sumber Tenaga Baru

(a) Kawasan Non Hutan

Tersebar - - 1,00 - 1,00 - 1,00 - 1,50 - 1,00 - 1,00 - 1,00 - 1,00 - 1,00 - 1,00 APBN Unit PLN Bojonegor

o (b) Kawasan

Hutan Tersebar - - 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 APBN Unit PLN

Bojonegoro

2. Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi

Tersebar 2,00 1,00 - - - - 0,50 - - - - 0,50 - - - - 0,50 - - - - swasta swasta

3. Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air

i) Sungai Bengawan Solo Tersebar 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 APBN Balai Besar Bengawan

Solo ii) Waduk/Embung Tersebar 2,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 APBD

kabupaten, ABD

Provinsi, APBN

Dinas Pengairan

iii) Jaringan Irigasi Tersebar 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 3.00 4,00 5,00 5,00 5,00 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Pertanian

iv) Air Baku Tersebar - - - 0,10 0,10 0,10 - - 0,10 0,10 0,10 - - 0,10 0,10 0,10 - - 0,10 0,10 0,10 APBD kabupaten

Dinas Pengairan,

Bagian SDA Setda

kabupaten v) Air Bersih Kelompok

Pengguna Tersebar - 0,1 - 0,1 0,1 0,1 - - 0,10 0,10 0,10 - - 0,10 0,10 0,10 - - 0,10 0,10 0,10 APBD

Kabupaten Nagian Sumber Daya Air

Setda Kabupaten

4. Sistem Jaringan Pengelolaan Lingkungan

i) Sistem Pengelolaan Persampahan

(1) Perkotaan Tersebar 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi

Dinas Kebsihan

dan Pertamanan

(2) Perdesaan Tersebar 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi

Dinas Kebersihan

dan Pertamanan

ii) Pengoptimalan Penanganan Air Limbah

(a) Domistik Tersebar 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi

Badan Lingkungan

Hidup

(b) Non Domistik

Tersebar 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi

Badan Lingkungan

Hidup

iii) Pengolahan Sistem Drainase

Page 96: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 9 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 (a) Dalam

Kota Kecamatan Bojonegoro

0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 APBD Kabupaten

, APBD Provinsi

Dinas Kebersihan

dan Pertamanan

(b) Selatan Kota

Kecamatan Bojonegoro

0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 APBD Kabupaten

, APBD Provinsi

Dinas Kebersihan

dan Pertamanan

iv) Pengembangan Sistem Jaringan Air minum

Tersebar

1,50 2,30 3,00 1,50 2,30 3,00 1,50 2,30 3,00 1,50 2,30 3,00 1,50 2,30 3,00 1,50 2,30 3,00 1,50 2,30 3,00 APBD Kabupaten

, APBD Provinsi

PDAM

5. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah lainnya :

i) Ruang Evakuasi Bencana

tersebar 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 APBD Kabupaten

, APBD Provinsi,

APBN

Badan Penanggul

an Bencana Daerah

B. Perwujudan Pola Ruang

6. Perwujudan Kawasan Lindung

i) Pengantian tegakan tanaman yang diambil buahnya pada Kawasan Hutan Lindung

- dibagian selatan Kabupaten Bojonegoro yang tersebar diwilayah Kecamatan Margomulyo, Tambakrejo, Sekar, Gondang dan

- sebagian kecil diwilayah Utara Kabupaten Bojonegoro yaitu Kecamatan Kedewan dan Malo.

0,10 - 0,10 0,10 - 0,10 0,10 - 0,10 0,10 - 0,10 0,10 - 0,10 0,10 - 0,10 0,10 - 0,10 APBN Perhutani

ii) Kawasan Yang Memberi Perlindungan Kawasan Bawahannya

- Pengantian tegakan tanaman yang diambil buahnya dan Reboisasi pada Kawawasan Resapan Air

- kecamatan Ngambon, Temayang, Margomulyo, Bubuan serta Tambakrejo

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBN Perhutani

iii) Pelstarian Kawasan Perlindungan Setempat

(1) Reboisasi pada Kawasan sempadan Sungai

- disepanjang sungai mengalir di wilayah Bojonegoro

0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani

Page 97: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 10 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 (2) Reboisasi pada

Kawasan sempadan Sumber Mata Air

- 42 Sumber Mata Air

0,15

0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani

(3) Reboisasi pada Kawasan sempadan Sekitar Waduk

- 36 Waduk 0,15

0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani

(4) Reboisasi pda Kawasan sempadan Sekitar Embung

- Tersebar 0,15

0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani

(5) Reboisasi pada Kawasan sempadan Jaringan Irigasi

- Tersebar 2,00

2,50 3,00 3,00 3,00 2,50 3,00 3,00 3,00 2,50 3,00 3,00 3,00 2,50 3,00 3,00 3,00 2,50 3,00 3,00 3,00 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani

7. Pelestarian Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

i) Kawasan Suaka Alam - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ii) Peningkatan sarana

dan prasarana pada Kawasan Pelestarian Alam ( Taman Wisata Alam)

- Taman Wisata Alam berupa Hutan Wisata di Watu Jago-Kecamatan Margomulyo;

- Sumber Api Abadi dan Sumber Air panas Kayangan Api di Kecamatan Ngasem;

- Goa Lowo, Goa Lawang dan Goa Sumur yang merupakan gua stalaktit dan stalagmit di Kecamatan Dander

0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani ,

Dinas Pariwisata

Page 98: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 11 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 iii) Kawasan Cagar

Budaya dan Ilmu Pengetahuan

(1) Peningkatan sarana dan prasarana pada Lingkungan Non Bangunan

- areal permukiman masyarakat samin di dusun Jepang – Desa Margomulyo-Kecamatan Margomulyo, pertilasan Angkling dharmo di Kecamatan Kalitidu. Lokasi sumber api dan air panas kayangan Api-di Kecamatan Ngasem serta lokasi Goa Stalaktit dan Stalagmit ( Goa Lowo, Goa lawang dan Goa Sumur) di Kecamatan Dander.

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani ,

Dinas Pariwisata

(2) peningkatan sarana dan sarana Lingkungan Bangunan Non Gedung

- monumen perjuangan Suyitno di alun – alun kota, monumen perjuangan TRIP disudut Alun – Alun Utara monumen TGP di pertigaan halte kecamatan Bojonegoro, monument tugu Pahlawan di kecamatan Padangan, dan monument Brigade I Ronggolawe Divisi Brawijaya

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani ,

Dinas pariwisata

(3) peningkatan sarana dan sarana pada Lingkungan Bangunan Gedung dan Halaman

- masjid-masjid tua yang terdapat di kota-kota diwilayah Kabupaten Bojonegoro.

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani ,

Dinas Pariwisata

8. Pelestarian Kawasan Rawan Bencana:

Page 99: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 12 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 i) Peningkatan sarana

dan sarana mitigasi di daerah / Kawasan Rawan Banjir

- Kecamatan Padangan, Kalitidu, Malo, Trucuk, Bojonegoro, Kapas, Sumberrejo, Kanor, Baureno.

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani ,

Badan Penanggula

ngan Bencana Daerah

ii) Peningkatan sarana dan sarana mitigasi di daerah / Kawasan Rawan Tanah Longsor

- Kecamatan Margomulyo, Tambakrejo, Ngambon, Sekar, Gondang, Malo dan Kedewan.

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani ,

Badan Penanggula

ngan Bencana Daerah

iii) Peningkatan sarana dan sarana mitigasi di daerah / Kawasan Rawan Angin Topan/ PutingBeliung dan Kekeringan

- bahaya angin topan/ beliung (yang terjadi di Kecamatan Sumberrejo, Ngambon, Bubulan) dan

- Bencana Kekeringan ( utamanya pada musim kemarau, yang terjadi pada dataran yang berada di wilayah selatan Kabupaten Bojonegoro

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani ,

Badan Penanggula

ngan Bencana Daerah

c. Perwujudan Kawasan Budidaya 1. Pengelolaan Kawasan

Peruntukan Hutan Produksi - Kecamatan

Margomulyo, Ngraho, Tambakrejo, Sekar, Ngambon, Gondang, Bubulan, Sugihwaras, Kedungadem, Kedewan dan Malo.

0,50 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani

2. Pengelolaan Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

- kecamatan Ngasem, Kecamatan Bubulan dan Kecamatan Temayang.

0,15 0,15 015 0,15 0,15 0,15 0,15 015 0,15 0,15 0,15 0,15 015 0,15 0,15 0,15 0,15 015 0,15 0,15 0,15 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan, Perhutani ,

Badan Lingkungan

Hidup

Page 100: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 13 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 3. Pengelolaan Kawasan

Peruntukan Pertanian APBD

Kabupaten, APBD

Provinsi, APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Pertanian

i) Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah sebagai upaya dalam penetapan lahan pertanian berkelanjutan

- Kecamatan Padangan, Kasiman, Malo, Kalitidu, Bojonegoro, Dander, Kapas, Balen, Sumberrejo, Baureno, Kanor, Sukosewu, Sugihwaras, Kepohbaru

1,00 2,00 3,00 5,00 6,00 6,00 1,00 2,00 3,00 5,00 6,00 6,00 1,00 2,00 3,00 5,00 6,00 6,00 1,00 2,00 3,00 APBD Kabupaten

, APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan

Dinas Pengairan

, Dinas Pertanian

ii) Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering

- Kecamatan Ngraho, Tambakrejo, Ngambon, Bubulan, Temayang, Sugihwaras, Kedungadem, Kepohbaru, Baureno, Dander, Ngasem, Kalitidu, Malo, Padangan, Kasiman, Purwosari, Kedewan

0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 APBD Kabupaten

, APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan

, Dinas Pertanian

iii) Pengembangan Kawasan Holtikultura unggulan

- Kecamatan Dander, Kalitidu, Kapas, Kanor, Sumberejo, Kepohbaru , Sumberejo, Padangan dan Ngraho

0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Pertanian

iv) Pengelolaan Kawasan Peruntukan Perkebunan

- Tanaman Tebu di arahkan tersebar se Kecamatan Bojonegoro;

- Tanaman Tembakau diarahkan tersebar se Kecamatan Bojonegoro.

- Tanaman Kapas diarahkan pada Kecamatan Baureno.

0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Perkebunan

dan Peerhutana

n

Page 101: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 14 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031

- Tanaman Kelapa diarahkan tersebar se Kecamatan Bojonegoro,

- Tanaman Kopi, diarahkan di Kecamatan Sekar dan Kecamatan Gondang

- Tanaman Cengkeh,di arahkan di Kecamatan Sekar.

- Tanaman Jambu Mente diarahkan pada Kecamatan Sekar, Gondang, Margomulyo dan Kedewan.

- Tanaman Kapuk Randu diarahkan tersebar se Kecamatan Bojonegoro

- Tanaman kakao diarahkan di Kecamatan Sekar dan Kecamatan Gondang.

- Tanaman Jarak diarahkan di Kecamatan Trucuk, Kecamatan Temayang, Kecamatan Sugihwaras, Kecamatan Bubulan dan Kecamatan Ngraho.

v) Pengelolaan Kawasan Peruntukan Peternakan

TersebarPeternakan sapi perah di Kecamatan Malo dan Sekar, sapi potong di Kecamatan Bojonegoro, Purwosari, Pandangan,

0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pengairan,

Dinas Peternakan

dan Perikanan

Page 102: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 15 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 Dander, Kapas, Sumberejo, Ngraho, Margomulyo, Trucuk; itik di Kecamatan Dander, Trucuk, Bojonegoro, Kanor dan Malo; ayam buras pedaging di Kecamatan Kanor, Trucuk dan Malo; ayam buras petelur di Kecamatan Bojonegoro, Dander dan Trucuk; kambing atau domba se kecamatan Bojonegoro; babi di Kecamatan Dander; Kuda di Kecamatan Dander; kerbau di Kecamatan Dander

4. Pengelolaan Kawasan Peruntukan Perikanan

i) Perikanan Sungai - Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Malo, kalitidu, Bojonegoro, Balen, Kanor, dan Baureno

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

Dinas Pengairan,

Dinas Peternakan

dan Perikanan

ii) Perikanan Kolam - Kecamatan Ngraho, Margomulyo, Bubulan Temayang, Kepohbaru, Sumberrejo, Balen, Bojonegoro, Dander, Kalitidu, dan Padangan.

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,1 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

Dinas Pengairan

, Dinas Peternaka

n dan Perikanan

iii) Perikanan Waduk - Kecamatan Temayang, Kedungadem, Balen, Kalitidu, dan Padangan.

0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 APBD Kabupaten,

Dinas Pengairan

, Dinas Peternaka

n dan Perikanan

5. Pengelolaan Kawasan Peruntukan Pertambangan

i) Mineral dan batubara - Batu gamping non klastik di Kecamatan Dander dan Kecamatan Temayang, Batu gamping

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,1 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Swasta,Bagian Sumber Daya Alam,

Badan Lingkungan Hidup Setda Kabupaten,

Page 103: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 16 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 klastik di Desa Gunung Sari dan Desa Gajah Kecamatan Baureno serta Desa Dandangilo dan Desa Padang Kecamatan Kasiman;

- Phosphat jenis Guano di Desa Kunci dan Desa Jono Kecamatan Temayang, Desa Sumberagung Kecamatan Dander, Desa Sumberejo Kecamatan Bubulan, Desa Pragelan Kecamatan Bubulan;

- Bentonit di Desa Ketileng Kecamatan Malo, Desa Payung Geneng, Dusun seteren Kulon Kecamatan Margomulyo, Desa Kenongo Kidul Kecamatan Sugihwaras serta Desa Ngati Kecamatan Ngraho;

- Bahan Galian Gypsum di : Desa Gapluk Kecamatan Purwosari, Desa Sambong, Desa Mojodelik Kecamatan Ngasem , Desa Mojodelik Kecamatan Ngasem;

- Bahan Galian Lempung/Keramik di Desa Luwihaji, Desa

Bagian Ekonomi

Setda Kabupaten

Page 104: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 17 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 Sumberagung, Desa Mojorejo Kecamatan Ngraho, Desa Sumberagung Kecamatan Ngraho, Desa Mojorejo Kecamatan Ngraho, Desa Cangakan Kecamatan Kanor serta Kecamatan Padangan;

- Batu Onyx di Desa Jari Kecamatan Gondang;

- Pasir disepanjang Sungai Bengawan Solo;

- Tanah urug di Desa Banjarsari, Desa kaliketek Kecamatan Bojonegoro, Desa Pagerwesi Kecamatan Malo, Desa Nganti, Desa Blimbinggede Kecamatan Ngraho dan Desa Geneng Kecamatan Margomulyo.

ii) Minyak dan Gas Bumi (1) Modern - Blok Sukoati di

Kecamatan Bojonegoro dan Kapas serta

- Blok Cepu di Kecamatan Ngasem

2,00 3,00 2,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00 2,00 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Bagian Sumber

Daya Alam, Badan

Lingkungan Hidup Setda Kabupaten,

Bagian Ekonomi

Setda Kabupaten

(2) Tradisional - Desa Wonocolo, Desa Hargomulyo dan Desa Beji Kecamatan Kedewan

0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Bagian Sumber

Daya Alam, Badan

Lingkungan Hidup Setda Kabupaten,

Bagian Ekonomi

Setda

Page 105: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 18 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 Kabupaten

6. Pengelolaan Kawasan Peruntukan Industri

i) Pengembangan kawasan pada Kawasan Industri Besar

- Kecamatan Ngasem, Kecamatan Kapas, dan Kecamatan Kalitidu; Kecamatan Baureno, Kecamatan Purwosari dan Kecamatan Bojonegoro.

- - 1,00 2,00 2,50 2,50 1,00 2,00 2,50 2,50 1,00 2,00 2,50 2,50 1,00 2,00 2,50 2,50 1,00 2,00 2,50 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Swasta,Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan, Bagian

SDA setda Kabupaten

ii) Pengembangan kawasan pada kawasan Industri Kecil dan Menengah

- dihampir tiap wilayah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, utamanya di Kecamatan Sumberrejo, Kecamatan Baureno, Kecamatan Dander, Kecamatan Trucuk dan Sugiwaras sebagai pusat sentra produksi hasil-hasil pertanian.

1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Swasta, Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM,

Dinas Pertanian

iii) Pengembangan kawasan pada Industri Rumah Tangga

- menyebar di seluruh wilayah Bojonegoro meliputi sentra :industri meubel di Kecamatan Bojonegoro, industri ledre di Kecamatan Purwosari dan Padangan, industri patung sapi di Kecamatan Malo, industri gerabah di Kecamatan Kasiman, industri Onix di Kecamatan Gondang, industri tembakau di Baureno, industri souvenir dari kayu jati di Kecamatan Margomulyo

0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Perindustria

n dan Perdaganga

n, Dinas Koperasi dan UKM,

Dinas Pertanian,

Kantor Ketahanan

Pangan

Page 106: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 19 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031

7. Pengelolaan Kawasan Peruntukan Pariwisata

i) Pengembangan zona dan paket-paket wisata pada kawasan Pariwisata Budaya

- GREBEK SURO DI KAYANGAN API DI KECAMATAN NGASEM,

- KEHIDUPAN MASYARAKAT SAMIN DI KECAMATAN MARGOMULYO,

- TAYUB DI KECAMATAN TEMAYANG DAN BUBULAN,

- WAYANG THENGUL DI KECAMATAN KANOR,

- Tempat-Tempat bersejarah dan purbakala yang tempatnya tersebar di wilayah Bojonegoro.

0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pariwisata

dan Kebudayaa

n, Dinas Industri dan Perdaganag

an, Dinas Infokom

ii) Pengembangan zona dan paket-paket wisata pada Pariwisata Alam

- SUMBER API ABADI KAYANGAN API DI KECAMATAN NGASEM;

- WADUK PACAL DI KECAMATAN TEMAYANG,

- TAMAN WISATA WILIS PUTIH DI KECAMATAN BOJONEGORO,

- PEMANDIAN TAMAN TIRTA DI KECAMATAN BOJONEGORO,

- GUA LOWO, LANANG, SUMR DI KECAMATAN DANDER

- WATU JAGO DI KECAMATAN MARGOMULYO

- Bumi kali Kethek di Kecamatan Bojonegoro

0,25 0,40 0,50 1,00 2,00 2,00 0,25 0,40 0,50 1,00 2,00 2,00 0,25 0,40 0,50 1,00 2,00 2,00 0,25 0,40 0,50 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pariwisata

dan Kebudaya

an

iii) Pengembangan zona dan paket-paket wisata pada Pariwisata Buatan

- Kedung Maor di Kecamatan Temayang;

0,20 0,20 0,20 3,0 3,0 5,0 0,20 0,20 0,20 3,0 3,0 5,0 0,20 0,20 0,20 3,0 3,0 5,0 0,20 0,20 0,20 APBD Kabupaten,

Dinas Pariwisata

dan

Page 107: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 20 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031

- Pemandian Tirta wana di Kecamatan Dander;

Kebudayaan

iv) Pengembangan zona dan paket-paket wisata pada Pariwisata Minat Khusus

- Pariwisata minat khusus Dander Golf di Kecamatan Dander.

- Pariwisata minat khusus kerajinan mebel di Kecamatan Bojonegoro, Kasiman, Margomulyo, Malo dan Gondang

0,50 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,50 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,50 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,50 0,5 0,5 APBD Kabupaten,

Dinas Pariwisata

dan Kebudaya

an

8. Pengelolaan Kawasan Peruntukan Permukiman

i) Peningkatan penyediaan rumah yang layak huni pada Kawasan Permukiman Perkotaan

Tersebar 2,00 5,00 5,00 5,00 10,00 10,00 2,00 5,00 5,00 5,00 10,00 10,00 2,00 5,00 5,00 5,00 10,00 10,00 2,00 5,00 5,00 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Swasta,Dinas PU,

Bappeda, Dinas

Kebersihan dan

Pertamanan, Bagian

Pemerintahan

ii) Peningkatan penyediaan rumah yang layak huni pada Kawasan Permukiman Perdesaan

Tersebar 2,00 5,00 5,00 5,00 10,00 10,00 2,00 5,00 5,00 5,00 10,00 10,00 2,00 5,00 5,00 5,00 10,00 10,00 2,00 5,00 5,00 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas PU, Bappeda,

Dinas Kebersihan

dan Pertamanan

, Bagian Pemerintah

an 9. Kawasan Peruntukan Budidaya

Lainnya : -

i) Pengelolan Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan

- Kawasan Latihan Tembak di Banjarsari, Kecamatan Trucuk;

- Selain itu, terdapat beberapa instalasi militer lain yang tidak berwujud kawasan, diantaranya Kantor KODIM 0813, Kantor Polwil dan Polres dan Komplek Brimob serta beberapa

0,20 0,25 0,10 0,10 0,10 0,10 0,20 0,25 0,10 0,10 0,10 0,10 0,20 0,25 0,10 0,10 0,10 0,10 0,20 0,25 0,10 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Badan Kesbanglin

mas

Page 108: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 21 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 mess milik TNI & Polri di Kecamatan Bojonegoro.

ii) Peningkatan penyediaan

prasarana dan sarana pada Kawasan Perdagangan dan jasa

Tersebar 1,00 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 1,00 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 1,00 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 1,00 2,70 2,70 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Perdaganga

n dan industri

iii) Pengelolaan Kawasan Peruntukan Pendidikan, Kesehatan dan Peribadatan

Tersebar 3,00 5,00 10,00 10,00 15,00 15,00 10,00 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 1,00 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 1,00 2,70 2,70 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Pendidikan,

Dinas Kesehatan,

Dinas Kesejahtera

an Sosial

iv) Pengembangan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan

Tersebar 0,20 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,20 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,20 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,20 0,27 0,27 APBD Kabupaten,

APBD Provinsi,

APBN

Dinas Kebersihan

dan Pertamanan

C Perwujudan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Kalitidu, Kecamatan Dander, Kecamatan Sumberejo, Kecamatan Kapas, Ngraho

- 1,250 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten,

APBD Provinsi

Bappeda , Dinas PU Provinsi

Kecamatan Temayang, Kecamtan Kedungadem

- - 0,20 - - - - - - - - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten

Bappeda

Kecamatan Trucuk, Kecamatan Ngasem

- - - 0,30 - - - - - - - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten

Bappeda

Kecamatan Padangan, Kecamatan Baureno,

- - - - 0,30 - - - - - - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten

Bappeda

Kecamatan Tambakrejo, Kecamatan Kedewan

- - - - - 0,30 - - - - - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten

Bappeda

Kecamatan Balen, Kecamatan Purwosari, Kecamatan Sugihwaras

- - - - - - 0,45 - - - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten

Bappeda

Kecamatan Kasiman , Kecamatan Bubulan

- - - - - - - 0,30 - - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten

Bappeda

Kecamatan Ngambon, Kecamatan Sukosewu

- - - - - - - - 0,30 - - - - - - - - - - - - APBD Kabupaten

Bappeda

Page 109: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 22 -

NO. PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN (TAHUN) SUMBER

DANA INSTANSI PELAKSA

NA I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20309 2031 Kecamatan kanor,

Kecamatan Sekar - - - - - - - - - 0,30 - - - - - - - - - - - APBD

Kabupaten Bappeda

Kecamatan Malo, Kecamatan Gondang

- - - - - - - - - - 0,30 - - - - - - - - - - APBD Kabupaten

Bappeda

Kecamatan Margomulyo, Kecamatan Kepohbaru

- - - - - - - - - - - 0,30 - - - - - - - - - APBD Kabupaten

Bappeda

Sumber : Hasil Rencana

BUPATI BOJONEGORO,

ttd.

H. S U Y O T O

Page 110: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 26 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOJONEGORO

TAHUN 2011-2030

I. UMUM Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro yang selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten Bojonegoro, RTRW berisikan tentang tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang; dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang secara keseluruhan di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Visi Penataan Ruang Kabupaten Bojonegoro adalah terwujudnya Kabupaten Bojonegoro yang mampu mendorong optimalisasi peran investasi produktif, dengan mengedepankan kelestarian lingkungan dan berkeadilan. Untuk mewujudkan Visi Penataan Ruang Kabupaten Bojonegoro, dituangkan dalam tujuan penataan ruang Kabupaten Bojonegoro adalah untuk mewujudkan ruang kabupaten yang mampu mendukung perkembangan pertanian, pariwisata dan perindustrian yang selaras dengan keberlanjutan lingkungan hidup dan pemerataan pembangunan. konsistensi pembangunan antar sektor dalam rangka pengendalian program-program pembangunan daerah dalam jangka panjang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro adalah merupakan wadah mengkoordinasikan segala kegiatan pembangunan, oleh sebab itu bilamana sudah ditetapkan secara hukum harus dan wajib ditaati oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu sebelum penetapan hukum rencana tersebut harus sudah disetujui melalui konsesus umum antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten dan masyarakat kabupaten yang bersangkutan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Bojonegoro

merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bojonegoro. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai: - sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan

ruang wilayah Kabupaten Bojonegoro; - sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang

wilayah Kabupaten Bojonegoro;

Page 111: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 2 -

- memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kabupaten Bojonegoro; dan

- sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Bojonegoro.

Pasal 5 Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi : - sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang,

rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis Kabupaten Bojonegoro;

- memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kabupaten Bojonegoro; dan

- sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Bojonegoro.

Ayat (2) huruf e : Budaya lokal dimaksud meliputi wisata budaya masyarakat samin, pagelaran wayang thengul sebagai tradisi masyarakat lokal.

Pasal 6 Rencana struktur ruang diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana wilayah.

Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Ayat (2) huruf a, dan b :

dikutif dari Kepmen PU No 630 /KPTS/M/2009. tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai Arteri dan Jalan Kolektor 1 dan Kepmen PU No : 631/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional. Ayat (10) : Terminal barang yang dimaksud, perencanaan dan pengembangannya mempertimbangkan aksesibilitasnya dan memprioritaskan untuk mendekati lokasi bandar udara dan atau stasiun kereta api, yakni di Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Padangan dan Kecamatan Baureno. Ayat (16) : Pengelolaan dan pengembangan angkutan penyeberangan perahu kecil di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo dilakukan oleh swasta dan atau bekerjasama dengan Pemerintan Desa. Ayat (17) : pengembangan jalur transportasi perkotaan yang sedang dikembangkan sebagaimana dimaksud pada huruf a, meliputi: Lyn A : Terminal Rajekwesi – Monginsidi – Terminal Rajekwesi PP. Lyn B : Kapas - Terminal Rajekwesi – Pasar Kota PP (Pulang Pergi). Lyn C : Terminal Rajekwesi – Banjarejo PP (Pulang Pergi). Lyn D : Terminal Rajekwesi – Pasar Kota - Dander PP (Pulang Pergi) Lyn E : Terminal Rajekwesi – Sumberarum PP (Pulang Pergi).

Pasal 9 Cukup Jelas

Page 112: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 3 -

Pasal 10 Bandar udara yang direncanakan berupa bandar udara khusus sebagaimana dalam dokumen RTRW Propinsi Jawa Timur untuk menjadi bandar udara umum, yang akan ditetapkan berdasarkan hasil studi kelayakan dan daya dukung lingkungan di sekitar kecamatan Temayang, kecamatan Dander, Kecamatan Ngasem, dan atau Kecamatan Kalitidu. Pengembangan bandar udara dimaksud meliputi pengelolaan bandar udara khusus menjadi bandar udara umum, yang rencana wilayah pengembangan di Kecamatan Dander, Kecamatan Kalitidu dan atau Kecamatan Ngasem.

Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Ayat (5)

Potensi yang dikembangkan meliputi potensi energy biogas, biomassa, surya dan potensi energi panas bumi (geothermal) di sekitar gunung Pandan

Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Ayat (4)

Rencana pengembangan pada satu titik pengembangan waduk di desa Mojodelik Kecamatan Ngasem sebagai upaya dalam mendukung kawasan pertambangan migas/dan atau injeksi air melalui pemurnian air atau desalinisasi .

Ayat (10) huruf e : Sistem pengelolaan banjir terdiri atas : a. struktural; meliputi :

1. perbaikan dan pengaturan sistem sungai yang meliputi : sistem jaringan sungai, normalisasi sungai, perlindungan tanggul, tanggul banjir, sudetan (short cut) dan floodway; dan

2. pembangunan pengendali banjir yang meliputi bendungan (dam), kolam retensi, pembuatan ceck dam (penangkap sedimen), bangunan pengurangan kemiringan sungai, groundsill, retarding basi dan pembuatan polder.dan

b. non struktural , berupa pengelolaan DAS, yaitu pengaturan tata guna lahan, pengendalian erosi, peramalan banjir, partisipasi masyarakat, harmoni dengan banjir dan law enforcement.

Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Rencana pola ruang wilayah terdiri atas:kawasan Lindung; dan

kawasan budidaya. Kawasan Lindung adalah suatu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan budidaya memiliki beberapa jenis pemanfaatan antara lain sebagai kawasan hutan produksi, pertanian, pariwisata, pertambangan, perindustrian, permukiman, dan kawasan lainnya. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan dengan motivasi pembangunan di bidang perekonomian dan harus tetap memperhatikan pemeliharaan kualitas lingkungan.

Page 113: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 4 -

Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Ayat (1) huruf a :

Kriteria penetapan garis sempadan sungai terdiri dari : - Sungai bertanggul diluar kawasan perkotaan, garis

sempadannya ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul.

- Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, garis sempadannya ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul. Dengan pertimbangan untuk peningkatan fungsinya, tanggul, garis sempadan sungai bertanggul dapat diperkuat, diperlebar, dan ditinggikan, yang dapat berakibat bergesernya letak dari sempadan sungai. Kecuali lahan yang berstatus tanah negara, maka lahan yang diperlukan untuk tapak tanggul baru sebagai akibat dilaksanakannya ketentuan dengan pertimbangan untuk peningkatan fungsi tanggul harus dibebaskan.

- Sungai tak bertanggul diluar kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria : sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 (lima ratus) km2, penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotan pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang bersangkutan, sungai sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada sungai besar ditetapkan sekurang – kurangnya 50 (lima puluh) m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

- Sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan didasarkan kriteria : sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan, sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan, sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

- Sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan, dengan ketentuan konstruksi dan penggunaan jalan harus menjamin bagi kelestarian dan keamanan sungai dan bangunan sungai.

Ayat (1) huruf b dan huruf c : Kriteria penetapan kawasan sekitar waduk/embung yang perlu untuk dilindungi adalah sebagai berikut : a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan

100 (seratus) meter dari titik pasang air waduk tertinggi; atau

b. Daratan sepanjang tepian waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.

Page 114: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 5 -

Ayat (1) huruf d : Kriteria penetapan sempadan jaringan irigasi sebagai berikut : a. Garis sempadan air untuk bangunan, diukur dari tepi atas

samping saluran atau dari luar kaki tangkis saluran atau bangunannya dengan jarak : 5 (lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 4 M3/detik atau lebih, 3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 1 sampai 4 M3/detik, 2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan kurang dari 1 M3/detik;

b. Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk pengontrolan saluran dengan lebar jalan minimum 4 meter;

c. Perlindungan pada irigasi sekunder baik di dalam maupun diluar permukiman ditetapkan minimum 6 meter kiri-kanan saluran; dan

d. Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk pengontrolan saluran dengan lebar jalan minimum 3 meter.

Ayat (1) huruf e : Kriteria penetapan kawasan sempadan sumber mata air adalah daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan fungsi mata air; dan atau wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari mata air.

Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Ayat (3) :

Lahan Cadangan Pangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) direncanakan dari selisih luas pertanian lahan basah dengan luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas. Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Ayat (1) huruf d :

Ruang terbuka hijau perkotaan (RTHP) ditentukan minimal seluas 30 % dari luas kawasan terbangun, meliputi 20% RTHP publik dan 10% RTHP privat..

Pasal 34 Cukup jelas Pasal 35 Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup Kabupaten ditinjau dari bidang pertumbuhan ekonomi, bidang sosial dan budaya, bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup..

Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Cukup jelas.

Page 115: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 6 -

Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas. Pasal 40 Cukup jelas. Pasal 41 Cukup jelas Pasal 42 Ayat (5) huruf c :

Beberapa kriteria terkait sempadan jalur pipa gas : 1. Menurut CMIIW, jarak minimum pipeline (jalur pipa)

dengan pemukiman kurang lebih 50-100 m tergantung diameter pipa

2. Texas Railroad Commission mensyaratkan minimum 150 ft dari pipeline harus bersih dari pemukiman

3. CCPS, 2003, mempersyaratkan 200 ft dari pipe rack harus "bersih"

4. Seveso Directive II dari EU, dan UU HSE Brasil, menambahkan persyaratan "green belt" artinya perlunya penanaman pohon di samping kiri kanan pipeline untuk mengurangi consequences jika terjadi kebakaran dan ledakan

Peraturan peraturan tersebut bukanlah bersifat prescriptive, artinya "harga mati", dalam masalah process safety perlu juga didefinisikan terlebih dahulu seberapa besar resikonya.

Pasal 43 Ayat (18) huruf g Pada prinsipnya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dilarang dialihfungsikan, kecuali untuk kepentingan umum atau terjadi akibat bencana alam. Kriteria untuk kepentingan umum adalah untuk pembuatan jalan umum, waduk, bendungan, irigasi, saluran air minum atau air bersih, drainase dan sanitasi, bangunan pengairan, pelabuhan, bandar udara, stasiun dan jalan kereta api, terminal, fasilitas keselamatan umum, cagar alam serta pembangkit dan jaringan listrik. Untuk alih fungsi lahan tersebut perlu dilakukan kajian kelayakan strategis, rencana alih fungsi lahan, dibebaskan kepemilikan haknya dari pemilik dan penyediaan lahan pengganti LP2B. Jika alih fungsi lahan akibat bencana alam tidak diperlukan persyaratan, namun penyediaan lahan pengganti maksimal 24 bulan setelah alih fungsi terjadi.Luasnya lahan pengganti didasarkan atas kesesuai lahan. Lahan beririgasi yang dialihfungsikan harus diganti dengan minimal 3 kali luas lahan yang dialihfungsikan, lahan reklamasi diganti minimal 2 kali dar luas lahan yang dialihfungsikan dan lahan tidak beririgasi minimal seluas lahan yang dialihfungsikan. Penyediaan lahan pangan sebagai pengganti LP2B dapat dilakukan dengan pembukaan lahan baru pada LCP2B, alih fungsi lahan terlantar dan tanah bekas kawasan hutan serta penetapan lahan pertanian sebagai LP2B. Penggantian lahan adalah tanggungjawab pihak yang melakuan alihfungsi LP2B. Dalam keadaan yang memaksa seperti terjadinya bencana alam yang menyebabkan rusaknya LP2B, maka pemerintah bertanggungjawab untuk melakukan penggantian LP2B sesuai dengan kebutuhan. semua izin yang mengakibatkan alih fungsi LP2B batal demi hukum, alih fungsi bukan untuk kepentingan umum wajib mengembalikan keadaan tanah LP2B ke keadaan semula, setiap orang yang memiliki LP2B dapat mengalihkan kepemilikan lahan dengan tidak mengubah fungsi LP2B, setiap

Page 116: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 7 -

orang dilarang melakukan kegiatan yang merusak irigasi dan infrastruktur serta mengurangi kesuburan tanah dan setiap orang yang mengakibatkan kerusakan wajib melakukan rehabilitasi.

Pasal 44 Cukup Jelas. Pasal 45 Ayat (2) :

Izin Lingkungan pada dasarnya merupakan persetujuan yang menyatakan aktivitas budidaya rinci yang terdapat dalam kawasan yang dimohon ‘layak’ dari segi lingkungan hidup. Dua macam Izin Lingkungan adalah : (1) Izin HO

Izin HO/ Gangguan, terutama untuk kegiatan usaha yang tidak mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup (bukan obyek AMDAL). Izin ini diterbitkan Bupati melalui Sekda. di daerah Kabupaten.

(2) Persetujuan RKL dan RPL Persetujuan RKL dan RPL, untuk kawasan yang sifat kegiatan budidaya rinci yang berada di dalamnya secara sendiri – sendiri maupun bersama-sama berdampak penting terhadap lingkungan hidup. Acuan yang digunakan adalah dokumen AMDAL yang pada bagian akhirnya menjelaskan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemanfaatan Lingkungan), pada tingkatan kegiatan budidaya rinci (jika dibutuhkan) dan pada tingkat kawasan. Persetujuan RKL dan RPL diterbitkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, dan Menteri terkait atau Bupati tergantung karakteristik kawasan yang dimohon setelah melalui komisi AMDAL terkait.

Pasal 46 Ayat (1) Kawasan pengendalian ketat merupakan kawasan yang memerlukan pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin poses pembangunan yang berkelanjutan. Terkait dengan kewenangan perijinan pada level provinsi dan kabupaten-kota (pada kasus Provinsi Jawa Timur), hal-hal yang terkait dengan pemanfaatan ruang strategis provinsi perizinan harus mendapat persetujuan gubernur yang disebut dengan Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat yang dituangkan dalam Peraturan Gubernuir Jawa Timur, No 61 tahun 2006. Kawasan pengendalian ketat dimaksud adalah merupakan kawasan yang memerlukan pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan. Dalam pergub 61 tahun 2006 disebutkan bahwa (pasal 16) ayat (1) pemanfaatan ruang di kawasan pengendalian ketat sebagaimana dimaksud pada pasal 2 harus mendapat izin dari gubernur; (2) permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebelum pelaksanaan pembangunan fisik. Selanjutnya dalam proses pemberian izin tersebut gubernur mendapat pertimbangan dari tim asistensi. Dalam memberikan pertimbangan secara substansi, pelaksanaan perizinan ini tim asistensi melakukan kajian dan evaluasi secara teknis dan yuridis meliputi antara lain:

Page 117: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 8 -

a. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

b. Kesesuaian dengan Peraturan Zonasi c. Kesesuaian dengan Peraturan Perundangan bidang teknis

lainnya d. Kesesuaian rencana penggunaan tanah dengan jenis hak

atas tanahnya e. Kelayakan desain dan lokasi lahan Melalui izin gubernur yang dikeluarkan tersebut, maka pada dasarnya proses izin lokasi dan berbagai persyaratan lain dapat dilanjutkan di kabupaten/kota sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya proses perizinan akan dilaksanakan di kabupaten/kota sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan. Dalam memberikan izin pada skala kabupaten/kota juga berlaku ketentuan yang berlaku di kabupaten/kota masing-masing dan saat ini sudah banyak dilakukan perizinan pada satu atap atau pelayanan perizinan terpadu. Pelaksanaan perijinan ini dilakukan dengan maksud: a. Melaksanakan pelayanan pemberian perizinan dan non

perizinan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, b. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengelolaan

administrasi perizinan dengan mengacu pada prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan keamanan berkas.

c. Menyusun daftar rencana kebutuhan dan mengusulkan rencana biaya penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu

d. Melakukan pengadministrasian kegiatan dibidang Ketatausahaan, Kepegawaian dan Pengembangan SDM, Keuangan dan Umum lainnya.

e. Melakukan koordinasi untuk mengadakan hubungan kerja sama antar lembaga pemerintah dan lembaga lainnya guna terlaksananya pengembangan layanan terpadu satu pintu.

Melalui pola tersebut, maka dapat dibagi kewenangan perizinan secara langsung oleh kabupaten/kota dan harus mendapat izin atau persetujuan gubernur dan selanjutnya diteruskan oleh masing-masing kabupaten/kota.

Pasal 47 Ketentuan Pemberian insentif dan disinsentif, terdiri atas : a. insentif yang diberikan imbalan terhadap pelaksanaan

kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang; dan b. disinsentif yang diberikan untuk mencegah, membatasi

pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang

Pasal 48 Cukup jelas. Pasal 49 Cukup jelas. Pasal 50 Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran penataan ruang

menggunakan ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Pasal 51 Cukup jelas. Pasal 52 Cukup jelas. Pasal 53 Cukup jelas. Pasal 54 Cukup jelas. Pasal 55 Cukup jelas.

Page 118: Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031

- 9 -

Pasal 56 Cukup jelas. Pasal 57 Cukup jelas. Pasal 58 Cukup jelas. Pasal 59 Cukup jelas. Pasal 60 Cukup jelas. Pasal 61 Cukup jelas.

...................ooOoo...................