PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1...

45
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka beberapa Peraturan Daerah tentang Pajak daerah di Kabupaten Barito Utara perlu ditinjau kembali dan disesuaikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3684); 3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1...

Page 1: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARANOMOR 1 TAHUN 2011

TENTANG

PAJAK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO UTARA,

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka beberapa PeraturanDaerah tentang Pajak daerah di Kabupaten Barito Utara perlu ditinjaukembali dan disesuaikan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hurufa, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan DaerahTingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan PenyelesaianSengketa Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3684);

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajakdengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125;Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5049);

Page 2: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

2

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4737);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis PajakDaerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah AtauDibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara RI Tahun 2010Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5179);

11.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.07/2010 tentang BadanAtau Perwakilan Lembaga Internasional Yang Tidak Dikenakan BeaPerolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

12.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.07/2010 tentang BadanAtau Perwakilan Lembaga Internasional Yang Tidak Dikenakan PajakBumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

13. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 2 Tahun 1989 tentangPenyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupatendaerah Tingkat II Barito Utara;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 2 Tahun 2008 tentangUrusan Wajib dan Pilihan Yang Menjadi kewenangan Kabupaten BaritoUtara (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Utara Tahun 2008 Nomor 2Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 1 );

15. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 3 Tahun 2008tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten BaritoUtara (lembaran Daerah Kabupaten Barito Utara Tahun 2008 Nomor 3Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 2 ).

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA

danBUPATI BARITO UTARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAERAH.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Barito Utara.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Barito Utara.3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD,

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito Utara.4. Bupati adalah Bupati Barito Utara.

Page 3: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

3

5. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemerintah daerahKabupaten Barito Utara yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakanDaerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Dinas adalah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan AsetKabupaten Barito Utara.

7. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajibpajak kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yangbersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidakmendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluanDaerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

8. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakankesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukanusaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau Daerah dengannama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, danapensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,organisasi sosial politik, atau organisasi sejenis, lembaga, bentuk usahatetap, dan bentuk badan lainnya.

9. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.10. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk

jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup jugamotel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlahkamar lebih dari 10 (sepuluh).

11. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan olehrestoran.

12. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengandipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin,warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/catering.

13. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.14. Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan atau

keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.15. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.16. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang bentuk dan

corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umumterhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca,didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

17. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik,baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

18. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatanpengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam didalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.

19. Mineral bukan logam dan batuan adalah mineral bukan logam danbatuan sebagaimana dimaksud di dalam peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan batubara.

20. Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luarbadan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usahamaupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaantempat penitipan kendaraan bermotor.

21. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidakbersifat sementara.

22. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatanair tanah.

23. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah permukaan tanah.

24. Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilandan/atau pengusahaan sarang burung walet.

Page 4: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

4

25. Burung Walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitucollocalia fuchliap haga, collocalia maxina, collocalia esculanta, dancollocalia linchi.

26. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atasbumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkanoleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untukkegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

27. Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairanpedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota.

28. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secaratetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut.

29. Nilai Jual Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat NJOP, adalah hargarata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar,dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melaluiperbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehanbaru, atau NJOP pengganti.

30. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atasperolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.

31. Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah perbuatan atauperistiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanahdan/atau bangunan oleh orang pribadi atau Badan.

32. Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah hak atas tanah, termasukhak pengelolaan, beserta bangunan di atasnya, sebagaimana dimaksuddalam undang-undang di bidang pertanahan dan bangunan.

33. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakanPajak.

34. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dankewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah.

35. Masa Pajak adalah pajak jangka waktu 1 (satu) bulan kalender ataujangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Kepala Daerah palinglama 3 (tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi wajib pajak untukmenghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang;

36. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahunkalender, kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidaksama dengan tahun kalender.

37. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunandata objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajakatau retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atauretribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasanpenyetorannya.

38. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD,adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkanpenghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukanobjek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan Daerah.

39. Surat Pemberitahuan Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat SPOP,adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan datasubjek dan objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakanDaerah.

40. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD, adalahbukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan denganmenggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kasDaerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.

41. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD,adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokokpajak yang terutang.

Page 5: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

5

42. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, yang selanjutnya disingkat SPPT,adalah surat yang digunakan untuk memberitahukan besarnya PajakBumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang kepadaWajib Pajak.

43. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnyadisingkat SKPDKB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukanbesarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekuranganpembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif, dan jumlahpajak yang masih harus dibayar.

44. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yangselanjutnya disingkat SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yangmenentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

45. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN,adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajaksama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutangdan tidak ada kredit pajak.

46. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkatSKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlahkelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besardaripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

47. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD, adalahsurat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda.

48. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yangmembetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruandalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah yang terdapat dalam SuratPemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, SuratKetetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak DaerahKurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, SuratKetetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah,Surat Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.

49. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatanterhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan PajakDaerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat KetetapanPajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak DaerahNihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadappemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan olehWajib Pajak.

50. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas bandingterhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

51. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secarateratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputiharta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah hargaperolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup denganmenyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untukperiode Tahun Pajak tersebut.

52. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolahdata, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif danprofesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk mengujikepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Daerah dan/atau untuktujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan Daerah.

53. Penyidik adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkunganPemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 6: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

6

54. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah adalahserangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari sertamengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindakpidana di bidang perpajakan Daerah yang terjadi serta menemukantersangkanya.

55. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Barito Utara.56. Juru sita Pajak adalah pegawai yang ditunjuk untuk melakukan

penyitaan, dan menguasai barang atau harta wajib pajak guna dijadikanjaminan untuk melunasi utang pajak sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

57. Nomor Pokok Wajib Pajak daerah yang selanjutnya disingkat NPWPDadalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai Administrasiperpajakan yang dipergunakan atau identitas Wajib Pajak dalammelaksanakan Hak dari perpajakannya.

58. Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara adalah Kantor pelayananpiutang dan lelang Negara yang wilayah kerjanya meliputi KabupatenBarito Utara.

BAB IIJENIS PAJAK

Pasal 2

Jenis Pajak terdiri atas :a. Pajak Hotel;b. Pajak Restoran;c. Pajak Hiburan;d. Pajak Reklame;e. Pajak Penerangan Jalan;f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;g. Pajak Parkir;h. Pajak Air Tanah;i. Pajak Sarang Burung Walet;j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dank. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

Bagian KesatuPajak Hotel

Pasal 3

Dengan nama Pajak Hotel, dipungut Pajak atas pelayanan yang disediakanoleh hotel.

Pasal 4

(1) Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel denganpembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yangsifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitasolah raga dan hiburan.

(2) Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fasilitastelepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika,transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelolahotel.

(3) Tidak termasuk objek Pajak Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah:

Page 7: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

7

a. jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintahatau Pemerintah Daerah;

b. jasa sewa apartemen, kondominium dan sejenisnya;c. jasa rumah kost dengan jumlah kamar kurang dari 10 (sepuluh)

kamar;d. jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;e. jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo,

panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis; danf. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan

oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

Pasal 5

(1) Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukanpembayaran kepada hotel.

(2) Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakanhotel.

Pasal 6

(1) Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yangseharusnya dibayar kepada hotel.

(2) Yang seharusnya dibayar kepada hotel sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah termasuk potongan harga dan voucher menginap gratisyang diberikan kepada pengunjung hotel.

Pasal 7

Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).

Pasal 8

(1) Besaran pokok Pajak Hotel yang terutang dihitung dengan caramengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dengan dasarpengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

(2) Pajak Hotel yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempat hotelberlokasi.

(3) Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.

Bagian KeduaPajak Restoran

Pasal 9

Dengan nama Pajak Restoran, dipungut atas pelayanan yang disediakanoleh restoran.

Pasal 10

(1) Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.(2) Pelayanan yang disediakan restoran sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang olehpembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun dikonsumsi ditempat lain, termasuk jasa boga dan katering.

(3) Tidak termasuk objek Pajak Restoran sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilaipenjualannya tidak melebihi Rp. 100.000,- (seratus ribu) per hari.

Page 8: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

8

Pasal 11

(1) Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang membelimakanan dan/atau minuman dari restoran.

(2) Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yangmengusahakan restoran.

Pasal 12

(1) Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yangditerima atau seharusnya diterima restoran.

(2) Yang seharusnya diterima restoran sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah termasuk potongan harga dan voucher makan/minum gratisyang diberikan kepada pengunjung restoran.

Pasal 13

Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).

Pasal 14

(1) Besaran pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung dengan caramengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dengan dasarpengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.

(2) Pajak Restoran yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempatrestoran berlokasi.

(3) Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.

Bagian KetigaPajak Hiburan

Pasal 15

Dengan nama Pajak Hiburan, dipungut atas pelayanan yang disediakan olehpenyelenggara hiburan.

Pasal 16

(1) Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengandipungut bayaran.

(2) Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:a. tontonan film;b. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana;c. kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya;d. pameran;e. diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya;f. sirkus, akrobat dan sulap;g. permainan bilyar, golf dan bowling;h. pacuan kuda, kendaraan bermotor dan permainan ketangkasan;i. panti pijat/refleksi, mandi uap/spa dan pusat kebugaran (fitness

center); danj. pertandingan olah raga.

Pasal 17

(1) Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menikmatihiburan.

Page 9: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

9

(2) Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yangmenyelenggarakan hiburan.

Pasal 18

(1) Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atauyang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan.

(2) Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud padaayat (1) termasuk potongan harga dan tiket cuma-cuma yang diberikankepada penerima jasa hiburan.

Pasal 19

(1) Tarif Pajak Hiburan ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen). Adalahhiburan berupa :a. Tontonan Film;b. Pagelaran Musik dan/atau Tari;c. Kontes Binaraga;d. Pameran;e. Sirkus, Akrobat dan Sulap;f. Permainan Bilyard, Golf dan Bowlingg. Pacuan Kuda, Kendaraan Bermotor;h. Pusat Kebugaran (Fitness Center);i. Pertandingan Olah Raga.

(2) Khusus untuk hiburan berupa permainan ketangkasan, diskotik, klabmalam, karaoke, mandi uap, panti pijat, pagelaran busana, dan konteskecantikan tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan sebesar 30% (tiga puluhpersen).

(3) Khusus hiburan kesenian rakyat/tradisional dikenakan tarif PajakHiburan ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).

Pasal 20

(1) Besaran pokok Pajak Hiburan yang terutang dihitung dengan caramengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dengan dasarpengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18.

(2) Pajak Hiburan yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempat hiburandiselenggarakan.

(3) Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1(satu)bulan kalender.

Bagian KeempatPajak Reklame

Pasal 21

Dengan nama Pajak Reklame, dipungut atas penyelenggaraan reklame.

Pasal 22

(1) Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.(2) Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. reklame papan/ billboard/ videotron/ megatron dan sejenisnya;b. reklame kain;c. reklame melekat, stiker;d. reklame selebaran;

Page 10: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

10

e. reklame berjalan, termasuk pada kendaraan;f. reklame udara;g. reklame apung;h. reklame suara;i. reklame film/slide; danj. reklame peragaan.

(3) Tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame adalah:a. penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta

harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;b. label/merk produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan,

yang berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;c. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada

bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuaidengan ketentuan yang mengatur nama pengenal usaha atau profesitersebut;

d. reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau PemerintahDaerah.

e. atribut partai politik berupa bendera partai, stiker/kalender, spandukdan baleho untuk kegiatan politik.

Pasal 23

(1) Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yangmenggunakan reklame.

(2) Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yangmenyelenggarakan reklame.

(3) Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh orangpribadi atau badan, maka Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadiatau badan tersebut.

(4) Dalam hal reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga, pihak ketigatersebut menjadi Wajib Pajak Reklame.

Pasal 24

(1) Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame.(2) Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, nilai sewa

reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkannilai kontrak reklame.

(3) Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri, nilai sewa reklamesebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan memperhatikanfaktor-faktor strategis dan factor-faktor nilai jual sebagai berikut :a. Faktor Strategis

1. Lokasi2. Luas Reklame3. sudut Pandang Reklame4. Kelas Jalan

b. Faktor Nilai Jual1. Lamanya Pemasangan Reklame2. Jenis Reklame

(4) Dalam hal nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tidak diketahui dan/atau dianggap tidak wajar, nilai sewa reklameditetapkan dengan menggunakan faktor-faktor sebagaimana dimaksudpada ayat (3).

Page 11: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

11

(5) Cara perhitungan nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat(3) adalah dengan menjumlahkan faktor-faktor strategis dan faktor-faktornilai jual.

(6) Hasil perhitungan nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat(5) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 25

Tarif Pajak Reklame ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen).

Pasal 26

(1) Besaran pokok Pajak Reklame yang terutang dihitung dengan caramengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dengan dasarpengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1).

(2) Pajak Reklame yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempatreklame tersebut diselenggarakan.

Pasal 27

Masa Pajak reklame ditentukan sebagai berikut :a. Untuk Reklame Permanen adalah jangka waktu yang lamanya 1(satu)

bulan kalenderb. Untuk Reklame yang tidak permanen/ sementara, adalah jangka waktu

penyelenggaraan reklame sesuai yang ditetapkan dalam surat ketetapanPajak

Bagian KelimaPajak Penerangan Jalan

Pasal 28

Dengan nama Pajak Penerangan Jalan, dipungut atas penggunaan tenagalistrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

Pasal 29

(1) Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik, baikyang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain.

(2) Listrik yang dihasilkan sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi seluruh pembangkit listrik.

(3) Dikecualikan dari objek Pajak Penerangan Jalan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah:

a. penggunaan tenaga listrik oleh Instansi Pemerintah dan PemerintahDaerah;

b. penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan olehkedutaan, konsulat dan perwakilan asing dengan azas timbal balik;

c. penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan kapasitastertentu yang tidak memerlukan izin dari Instansi teknis terkait.

Pasal 30

(1) Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yangdapat menggunakan tenaga listrik.

(2) Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yangmenggunakan tenaga listrik.

(3) Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh sumber lain maka Wajib PajakPenerangan Jalan adalah penyedia tenaga listrik.

Page 12: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

12

Pasal 31

(1) Dasar pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah Nilai Jual TenagaListrik.

(2) Nilai Jual Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan:a. dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan

pembayaran, Nilai Jual Tenaga Listrik adalah jumlah tagihan biayabeban/tetap ditambah dengan biaya pemakaian kwh/variabel yangditagihkan dalam rekening listrik;

b. dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual Tenaga Listrikdihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat penggunaan listrik,jangka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlakudi wilayah Daerah yang bersangkutan.

Pasal 32

(1) Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan sebesar 8% (delapan persen).(2) Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri, pertambangan

minyak bumi dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkansebesar 3% (tiga persen).

(3) Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif pajakpenerangan jalan ditetapkan sebesar 1,5% (satu koma lima persen).

Pasal 33

(1) Besaran pokok Pajak Penerangan Jalan yang terutang dihitung dengancara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dengandasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat(1).

(2) Pajak Penerangan Jalan yang terutang dipungut di wilayah Daerahtempat penggunaan tenaga listrik.

(3) Hasil penerimaan Pajak Penerangan Jalan sebagian dialokasikan untukpenyediaan penerangan jalan.

Pasal 34

Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.

Bagian KeenamPajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan

Pasal 35

Dengan nama Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, dipungut ataskegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumberalam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan

Pasal 36

Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah kegiatan pengambilanmineral bukan logam dan batuan yang meliputi:1. Mineral bukan logam

a. asbes;b. batu tulis;c. batu setengah permata;d. batu kapur;e. batu apung;f. batu permata;g. bentonit;h. dolomit;

Page 13: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

13

i. feldspar;j. garam batu (halite);k. grafit;l. granit/andesit;m. gips;n. kalsit;o. kaolin;p. leusit;q. magnesit;r. mika;s. marmer;t. nitratu. opsidien;v. oker;w. pasir dan kerikil;x. pasir kuarsa;y. perlit;z. phospat;ab. talk;ac. tanah serap (fullers earth);ad. tanah diatome;ae. tanah liat;af. tawas (alum);ag. tras;ah. yarosif;ai. zeolit;aj. basal;ak. trakkit; danal. mineral bukan logam dan batuan lainnya sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.(2) Dikecualikan dari objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:a. kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang nyata-

nyata tidak dimanfaatkan secara komersial, seperti kegiatanpengambilan tanah untuk keperluan rumah tangga, pemancangantiang listrik/telepon, penanaman kabel listrik/telepon, penanamanpipa air/gas;

b. kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yangmerupakan ikutan dari kegiatan pertambangan lainnya, yang tidakdimanfaatkan secara komersial.

Pasal 37

(1) Subjek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadiatau badan yang dapat mengambil mineral bukan logam dan batuan.

(2) Wajib Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadiatau badan yang mengambil mineral bukan logam dan batuan.

Pasal 38

(1) Dasar pengenaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah nilaijual hasil pengambilan mineral bukan logam dan batuan.

(2) Nilai jual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung denganmengalikan volume/tonase hasil pengambilan dengan nilai pasar atauharga standar masing-masing jenis mineral bukan logam dan batuan.

(3) Nilai pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah harga rata-ratayang berlaku di lokasi setempat di wilayah Daerah yang ditetapkan olehBupati.

Page 14: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

14

(4) Dalam hal nilai pasar dari hasil produksi mineral bukan logam danbatuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sulit diperoleh, makadigunakan harga standar yang ditetapkan oleh instansi yang berwenangdalam bidang pertambangan mineral bukan logam dan batuan

Pasal 39

Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan sebesar 10%(sepuluh persen).

Pasal 40

(1) Besaran pokok Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang terutangdihitung dengan cara mengalikan tarif pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 39 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 38.

(2) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang terutang dipungut diwilayah Daerah tempat pengambilan mineral bukan logam dan batuan.

(3) Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kelender.

Bagian KetujuhPajak Parkir

Pasal 41

Dengan nama Pajak Parkir yang dipungut atas penyelenggaraan tempatparkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokokusaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaantempat penitipan kendaraan bermotor.

Pasal 42

(1) Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badanjalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupunyang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempatpenitipan kendaraan bermotor.

(2) Tidak termasuk objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah:a. penyelenggaraan tempat parkir oleh Pemerintah dan Pemerintah

Daerah;b. penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang hanya

digunakan untuk karyawannya sendiri;c. penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan, konsulat, dan

perwakilan negara asing dengan asas timbal balik.

Pasal 43

(1) Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukanparkir kendaraan bermotor.

(2) Wajib Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yangmenyelenggarakan tempat parkir.

Pasal 44

(1) Dasar pengenaan Pajak Parkir adalah jumlah pembayaran atau yangseharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir.

(2) Jumlah yang seharusnya dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)termasuk potongan harga parkir dan parkir cuma-cuma yang diberikankepada penerima jasa parkir.

Page 15: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

15

Pasal 45

Tarif Pajak Parkir ditetapkan sebesar 15% (lima belas persen).

Pasal 46

(1) Besaran pokok Pajak Parkir yang terutang dihitung dengan caramengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dengan dasarpengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44.

(2) Pajak Parkir yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempat parkirberlokasi.

(3) Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kelender.

Bagian KedelapanPajak Air Tanah

Pasal 47

Dengan nama Pajak Air Tanah, dipungut atas pengambilan dan/ataupemanfaatan air tanah.

Pasal 48

(1) Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan airtanah;

(2) Dikecualikan dari objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/ataupemanfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairanpertanian dan perikanan rakyat, serta peribadatan.

Pasal 49

(1) Subjek Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau badan yangmelakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

(2) Wajib Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau badan yang melakukanpengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

Pasal 50

(1) Dasar pengenaan Pajak Air Tanah adalah nilai perolehan air tanah.(2) Nilai perolehan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan

dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atauseluruh faktor-faktor berikut:a. jenis sumber air;b. lokasi sumber air;c. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air;d. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;e. kualitas air; danf. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan

dan/atau pemanfaatan air.(4) Penggunaan faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

disesuaikan dengan kondisi tempat pengambilan air.(5) Besarnya nilai perolehan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 51

Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).

Page 16: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

16

Pasal 52(1) Besaran pokok Pajak Air Tanah yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 dengan dasarpengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50.

(2) Pajak Air Tanah yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempat airdiambil.

Pasal 53

Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.

Bagian KesembilanPajak Sarang Burung Walet

Pasal 54

Dengan nama Pajak Sarang Burung Walet, dipungut atas kegiatanpengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet.

Pasal 55

(1) Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah pengambilan dan/ataupengusahaan sarang burung walet.

(2) Tidak termasuk objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah pengambilan sarang burung walet yang telah dikenakanpenerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Pasal 56

(1) Subjek Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau badanyang melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan sarang burungwalet.

(2) Wajib Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau badanyang melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan sarang burungwalet.

Pasal 57

(1) Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung Walet adalah nilai jual sarangburung walet.

(2) Nilai jual sarang burung walet sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dihitung berdasarkan perkalian antara harga pasaran umum sarangburung walet yang berlaku di Daerah yang bersangkutan denganvolume sarang burung walet.

(3) Harga pasaran umum sarang burung walet sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 58

Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).

Pasal 59

(1) Besaran pokok Pajak Sarang Burung Walet yang terutang dihitungdengan cara mengalikan tarif sebagaimana di maksud dalam Pasal 58dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal57.

(2) Pajak Sarang Burung Walet yang terutang dipungut di wilayah Daerahtempat pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung wallet.

(3) Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kelender.

Page 17: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

17

Bagian KesepuluhPajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan

Pasal 60

Dengan nama Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan,dipungut atas bumi dan/atau bangunan, yang dimiliki, dikuasasi, dan/ataudimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yangdigunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, danpertambangan.

Pasal 61

(1) Objek Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan adalah bumidan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan olehorang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untukkegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

(2) Termasuk dalam pengertian bangunan adalah:a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan

seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, dan lain-lain yangmerupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut;

b. jalan tol;c. kolam renang;d. pagar mewah;e. tempat olah raga;f. galangan kapal, dermaga;g. taman mewah;h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak; dani. menara.

(3) Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaandan Perkotaan adalah objek pajak yang:a. digunakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk

penyelenggaraan pemerintahan;b. digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di

bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaannasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;

c. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenisdengan itu;

d. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, tamannasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanahnegara yang belum dibebani suatu hak;

e. digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asasperlakuan timbal balik; dan

f. digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yangditentukan oleh Menteri Keuangan.

(4) Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesarRp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.

Pasal 62

(1) Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan adalahorang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atasbumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki,menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Page 18: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

18

(2) Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan adalahorang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atasbumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki,menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Pasal 63

(1) Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaanadalah NJOP.

(2) Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiaptahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya.

(3) Penetapan besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan oleh Bupati.

Pasal 64

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan ditetapkan sebesar0,3% (nol koma tiga persen).

Pasal 65

Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan yangterutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalamPasal 64 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalamPasal 63 setelah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (4).

Pasal 66

(1) Tahun pajak adalah jangka waktu 1 ( satu) tahun kalender.(2) Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan

objek pajak pada tanggal 1 Januari.(3) Tempat pajak yang terutang adalah di wilayah yang meliputi letak objek

pajak.

Pasal 67

(1) Pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP.(2) SPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas,

benar, dan lengkap serta ditandatangani dan disampaikan kepadaBupati, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggalditerimanya SPOP oleh subjek pajak.

Pasal 68

(1) Berdasarkan SPOP, Bupati menerbitkan SPPT.(2) Bupati dapat mengeluarkan SKPD dalam hal-hal sebagai berikut:

a. SPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) tidakdisampaikan dan setelah Wajib Pajak ditegur secara tertulis olehBupati sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;

b. berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlahpajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitungberdasarkan SPOP yang disampaikan oleh wajib pajak.

Page 19: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

19

Bagian KesebelasBea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

Pasal 69

Dengan nama Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, dipungut atasperolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.

Pasal 70

(1) Objek Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalahperolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

(2) Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:a. pemindahan hak karena:

1) jual beli;2) tukar menukar;3) hibah;4) hibah wasiat;5) waris;6) pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lain;7) pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;8) penunjukan pembeli dalam lelang;9) pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum

tetap;10)penggabungan usaha;11)peleburan usaha;12)pemekaran usaha; atau13)hadiah.

b. pemberian hak baru karena:1) kelanjutan pelepasan hak; atau2) di luar pelepasan hak.

(3) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:a. hak milik;b. hak guna usaha;c. hak guna bangunan;d. hak pakai;e. hak milik atas satuan rumah susun; danf. hak pengelolaan.

(4) Objek pajak yang tidak dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunan adalah objek pajak yang diperoleh:a. perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan

timbal balik;b. negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan/atau untuk

pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum;c. badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan

dengan Peraturan Menteri Keuangan dengan syarat tidakmenjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dantugas badan atau perwakilan organisasi tersebut;

d. orang pribadi atau Badan karena konversi hak atau karenaperbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama;

e. orang pribadi atau Badan karena wakaf; danf. orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah.

Pasal 71

(1) Subjek Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalahorang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak atas Tanah dan/atauBangunan.

Page 20: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

20

(2) Wajib Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalahorang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak atas Tanah dan/atauBangunan.

Pasal 72

(1) Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunanadalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP).

(2) NPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal:a. jual beli adalah harga transaksi;b. tukar menukar adalah nilai pasar;c. hibah adalah nilai pasar;d. hibah wasiat adalah nilai pasar;e. waris adalah nilai pasar;f. pemasukan dalam peseroan atau badan hukum lainnya adalah nilai

pasar;g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilai pasar;h. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai

kekuatan hukum tetap adalah nilai pasar;i. pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan

hak adalah nilai pasar;j. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak adalah nilai

pasar;k. penggabungan usaha adalah nilai pasar;l. peleburan usaha adalah nilai pasar;m. pemekaran usaha adalah nilai pasar;n. hadiah adalah nilai pasar; dan/atauo. penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga transaksi yang

tercantum dalam risalah lelang.(3) Jika NPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai

dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP yangdigunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahunterjadinya perolehan, maka nilai NPOP yang digunakan merupakanNJOP PBB.

(4) Dalam hal NJOP Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) belum ditetapkan pada saat terutangnya BPHTB, NJOPPajak Bumi dan Bangunan dapat didasarkan pada Surat KeteranganNJOP Pajak Bumi dan Bangunan.

(5) Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) adalah bersifat sementara.

(6) Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) dapat diperoleh di instansi yang berwenang didaerah.

Pasal 73

(1) Besarnya NPOP Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesarRp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajaksetiap terjadinya transaksi.

(2) Dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterimaorang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalamgaris keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawahdengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, NPOP Tidak KenaPajak ditetapkan sebesar Rp. 300.000.000,00 ( tiga ratus juta rupiah ).

Pasal 74

Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan sebesar5% ( lima persen ).

Page 21: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

21

Pasal 75

(1) Besaran pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yangterutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksuddalam Pasal 74 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 72 ayat (1) setelah dikurangi NPOP Tidak Kena Pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) atau ayat ( 2 ).

(2) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang terutang dipungutdi tempat Tanah dan/atau Bangunan berada.

Pasal 76

(1) Saat terutangnya pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atauBangunan ditetapkan untuk:a. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;b. tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya

akta;c. hibah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;d. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya

akta;e. waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan

peralihan haknya ke kantor bidang pertanahan;f. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah

sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah sejak tanggal

dibuat dan ditandatanganinya akta;h. putusan hakim adalah sejak tanggal putusan pangadilan yang

mempunyai kekuatan hukum yang tetap;i. pemberian hak baru atas Tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan

hak adalah sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan pemberianhak;

j. pemberian hak baru di luar pelepasan hak adalah sejak tanggalditerbitkannya surat keputusan pemberian hak;

k. penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat danditandatanganinya akta;

l. peleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinyaakta;

m. pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat danditandatanganinya akta;

n. hadiah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta; dano. lelang adalah sejak tanggal penunjukkan pemenang lelang.

(2) Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinya perolehan haksebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 77

(1) Wajib Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan wajibmembayar pajak yang terutang dengan tidak mendasarkan padaadanya surat ketetapan pajak.

(2) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan menggunakan SSPD.

(3) SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga merupakan SPTPD.(4) SSPD sebagaiamana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada

Bupati atau Pejabat yang ditunjuk setelah adanya pelunasan pajakterutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2).

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, isi, ukuran, tata carapembayaran dan penyampaian SSPD ditetapkan dengan PeraturanBupati.

Page 22: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

22

Pasal 78

(1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris hanya dapat menandatangani aktapemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan setelah Wajib Pajakmenyerahkan bukti pembayaran pajak.

(2) Kepala kantor yang membidangi pelayanan lelang negara hanya dapatmenandatangani risalah lelang Perolehan Hak atas Tanah dan/atauBangunan setelah Wajib Pajak menyerahkan bukti pembayaran pajak.

(3) Kepala kantor pertanahan hanya dapat melakukan pendaftaran Hakatas Tanah atau pendaftaran peralihan Hak atas Tanah setelah WajibPajak menyerahkan bukti pembayaran pajak.

Pasal 79

(1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan kepala kantor yangmembidangi pelayanan lelang negara melaporkan pembuatan akta ataurisalah lelang Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan kepadaBupati paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

(2) Tata cara pelaporan bagi pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 80

(1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan kepala kantor yangmembidangi pelayanan lelang negara, yang melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (1) dan ayat (2) dikenakansanksi administratif berupa denda sebesar Rp.7.500.000,00 (tujuh jutalima ratus ribu rupiah) untuk setiap pelanggaran.

(2) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan kepala kantor yangmembidangi pelayanan lelang negara, yang melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (1) dikenakan sanksiadministratif berupa denda sebesar Rp.250.000,00 (dua ratus lima puluhribu rupiah) untuk setiap laporan.

(3) Kepala Kantor pertanahan yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 78 ayat (3) dikenakan sanksi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IIIMASA PAJAK DAN SAAT TERUTANGNYA PAJAK

Pasal 81

Pajak dikenakan untuk masa pajak 1 (satu) bulan kalender, yangmenjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, danmelaporkan pajak yang terutang.

Pasal 82Saat Pajak Terutang adalah pada saat berlangsungnya kegiatan yangdapat dikenakan pajak dan/atau pada saat ditetapkannya suratketetapan pajak.

BAB IVPEMUNGUTAN PAJAK

Bagian KesatuTata Cara Pemungutan

Pasal 83

(1) Pemungutan Pajak dilarang diborongkan.

Page 23: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

23

(2) Pemungutan Pajak meliputi kegiatan pendataan, penetapan, penerimanpembayaran, penagihan, pemeriksaan pembukuan dan pelaporan, sertapenyitaan.

(3) Kegiatan pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilaksanakan oleh Dinas.

(4) Khusus pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan dengan dibantu Pihak lain yang ditunjuk.

(5) Tatacara pemungutan Pajak diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 84

(1) Setiap Wajib Pajak wajib membayar Pajak yang terutang berdasarkansurat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak.

(2) Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkanpenetapan Bupati dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumenlain yang dipersamakan.

(3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)berupa karcis dan nota perhitungan.

(4) Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayardengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/ atau SKPDKBT.

Pasal 85

(1) Setiap Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendirisebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (4) wajib mengisi SPTPD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi dengan jelas,benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak ataukuasanya.

(3) SPTPD yang dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan kepada Bupatiatau Pejabat yang ditunjuk, paling lambat 15 (lima belas hari) harisetelah berakhirnya Masa Pajak;

(4) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SPTPD ditetapkandengan Peraturan Bupati.

Bagian KeduaPenetapan Pajak

Paragraf 1Penetapan Pajak Terutang oleh Bupati

Pasal 86

(1) Bupati menetapkan Pajak terutang dengan menerbitkan SKPD ataudokumen lain yang dipersamakan.

(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud ayat (1)berupa karcis dan nota perhitungan.

(3) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SKPD atau dokumenlain yang dipersamakan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 87

Jenis pajak yang penetapan pajak terutangnya dilaksanakan oleh Bupatisebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 meliputi Pajak Reklame, Pajak AirTanah, dan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Page 24: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

24

Paragraf 2Penetapan Pajak Terutang oleh Wajib Pajak

Pasal 88

Wajib Pajak wajib menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajakterutangnya sendiri dengan menggunakan SPTPD sebagaimana dimaksuddalam Pasal 85.

Pasal 89

Jenis pajak yang penetapan pajak terutangnya dilakukan oleh Wajib Pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 meliputi :

a. Pajak Hotel;b. Pajak Restoran;c. Pajak Hiburan;d. Pajak Penerangan Jalan;e. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuanf. Pajak Parkir;g. Pajak Sarang Burung Walet; danh. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Pasal 90(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak,

Bupati dapat menerbitkan:a. SKPDKB dalam hal:

1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajakyang terutang tidak atau kurang dibayar;

2) jika SPTPD tidak disampaikan kepada Bupati dalam jangkawaktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidakdisampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalamsurat teguran;

3) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yangterutang dihitung secara jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semulabelum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajakyang terutang.

c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya denganjumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kreditpajak.

(2) Tata cara pengisian, penerbitan, dan penyampaian SKPDKB danSKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Bupati.

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a angka (1) dan angka (2) dikenakansanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulandihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangkawaktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saatterutangnya pajak.

(4) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupakenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajaktersebut.

(5) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jikaWajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakanpemeriksaan.

Page 25: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

25

(6) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a angka 3) dikenakan sanksi administratif berupakenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajakditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen)sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untukjangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejaksaat terutangnya pajak.

Bagian KetigaSurat Tagihan Pajak

Pasal 91

(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika:a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran

sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau

denda.(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksiadministratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untukpaling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

(3) SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayarandikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen)sebulan dan ditagih melalui STPD.

Bagian KeempatTata Cara Pembayaran dan Penagihan

Pasal 92

(1) Bupati menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoranpajak yang terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah saatterutangnya pajak dan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggalditerimanya SPPT oleh Wajib Pajak.

(2) SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat KeputusanPembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yangmenyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakandasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu palinglama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(3) Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratanyang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajakuntuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakanbunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran,tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran pajakdiatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 93

(1) Pajak yang terutang berdasarkan SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT,STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, danputusan banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak padawaktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

Page 26: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

26

(2) Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkanperaturan perundang-undangan.

Bagian KelimaKeberatan

Pasal 94

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati ataupejabat yang ditunjuk atas suatu:a. SPPT;b. SKPD;c. SKPDKB;d. SKPDKBT;e. SKPDLB;f. SKPDN; dang. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah.(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan

disertai alasan-alasan yang jelas.(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutansebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jika Wajib Pajak dapatmenunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karenakeadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar palingsedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggapsebagai Surat Keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Bupati ataupejabat yang ditunjuk atau tanda pengiriman surat keberatan melaluisurat pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan surat keberatan.

Pasal 95

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejaktanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan ataskeberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnyaatau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewatdan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukantersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 96

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepadaPengadilan Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yangditetapkan oleh Bupati.

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukansecara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelasdalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampirisalinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

Page 27: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

27

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayarpajak sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan PutusanBanding.

Pasal 97

(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkansebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikandengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulanuntuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejakbulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian,Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 50%(lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatandikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukankeberatan.

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, sanksiadministratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen)sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, WajibPajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100% (seratuspersen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangidengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukankeberatan.

Bagian KeenamPembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, danPenghapusan atau Pengurangan Sanksi administratif

Pasal 98

(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupati dapatmembetulkan SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDNatau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulisdan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuantertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah.

(2) Bupati dapat :a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa

bunga, denda, dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturanperundang-undangan perpajakan Daerah, dalam hal sanksi tersebutdikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karenakesalahannya;

b. mengurangkan atau membatalkan SPPT, SKPD, SKPDKB,SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar;

c. mengurangkan atau membatalkan STPD;d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang

dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yangditentukan; dan

e. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangankemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objekpajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan ataupenghapusan sanksi administratif dan pengurangan atau pembatalanketetapan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur denganPeraturan Bupati.

Page 28: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

28

BAB VPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

Pasal 99

(1) Atas kelebihan pembayaran Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukanpermohonan pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejakditerimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajaksebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telahdilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonanpengembalian pembayaran Pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLBharus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak lainnya, kelebihanpembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsungdiperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Pajak tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulansejak diterbitkannya SKPDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Pajak dilakukan setelah lewat2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (duapersen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaranPajak.

(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VIKEDALUWARSA PENAGIHAN PAJAK

Pasal 100

(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelahmelampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak,kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidangperpajakan Daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tertangguh apabila:a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa; ataub. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsung maupun

tidak langsung.(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejaktanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.

(4) Pengakuan Hutang Pajak secara langsung sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf b adalah Wajib Pajak dengan kesadarannyamenyatakan masih mempunyai utang Pajak dan belum melunasinyakepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan Hutang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuranatau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh WajibPajak.

Pasal 101

(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untukmelakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak yang sudahkedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Page 29: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

29

(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa diaturdengan Peraturan Bupati.

BAB VIIPEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 102

(1) Wajib Pajak yang melakukan usaha dengan omzet paling sedikit Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) per tahun wajibmenyelenggarakan pembukuan atau pencatatan.

(2) Kriteria Wajib Pajak dan penentuan besaran omzet serta tata carapembukuan atau pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 103

(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhanpemenuhan kewajiban perpajakan Daerah.

(2) Wajib Pajak yang diperiksa wajib:a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yangberhubungan dengan objek Pajak yang terutang;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruanganyang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaranpemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan Pajak diatur

dengan Peraturan Bupati.

BAB VIIIINSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 104

(1) SKPD yang melaksanakan pemungutan Pajak dapat diberi insentif atasdasar pencapaian kinerja tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkanmelalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB IXKETENTUAN KHUSUS

Pasal 105

(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segalasesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajakdalam rangka jabatan atau pekerjaannya.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadaptenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) adalah:a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli

dalam sidang pengadilan;b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Bupati untuk

memberikan keterangan kepada pejabat lembaga negara atauinstansi Pemerintah yang berwenang melakukan pemeriksaan dalambidang keuangan Daerah.

Page 30: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

30

(4) Untuk kepentingan Daerah, Bupati berwenang memberi izin tertuliskepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga ahlisebagaimana dimaksud pada ayat (2), agar memberikan keterangan,memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak kepadapihak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidanaatau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum AcaraPidana dan Hukum Acara Perdata, Bupati dapat memberi izin tertuliskepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan tenaga ahlisebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memberikan danmemperlihatkan bukti tertulis dan keterangan Wajib Pajak yang adapadanya.

(6) Permintaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harusmenyebutkan nama tersangka atau nama tergugat, keterangan yangdiminta, serta kaitan antara perkara pidana atau perdata yangbersangkutan dengan keterangan yang diminta.

BAB XKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 106

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerahdiberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikantindak pidana di bidang perpajakan Daerah, sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakanDaerah dan Retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadilebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orangpribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukansehubungan dengan tindak pidana perpajakan Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badansehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengantindak pidana di bidang perpajakan Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan buktipembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukanpenyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugaspenyidikan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkanruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsungdan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yangdibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidanaperpajakan Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksasebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau

Page 31: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

31

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikantindak pidana di bidang perpajakan Daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukandimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepadaPenuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara RepublikIndonesia.

BAB XIKETENTUAN PIDANA

Pasal 107

(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPDatau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkanketerangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerahdapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun ataupidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yangtidak atau kurang dibayar.

(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD ataumengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkanketerangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerahdapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun ataupidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yangtidak atau kurang dibayar.

Pasal 108

Tindak pidana di bidang perpajakan Daerah tidak dituntut setelah melampauijangka waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnyaMasa Pajak atau berakhirnya Bagian Tahun Pajak atau berakhirnya TahunPajak yang bersangkutan.

Pasal 109

(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karenakealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 100 ayat (1) dan ayat (2) dipidana denganpidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda palingbanyak Rp.4.000.000,00 (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang dengan sengajatidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidakdipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal100 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.10.000.000,00(sepuluh juta rupiah).

(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yangkerahasiaannya dilanggar.

(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)sesuai dengan sifatnya adalah menyangkut kepentingan pribadiseseorang atau Badan selaku Wajib Pajak, karena itu dijadikan tindakpidana pengaduan.

Page 32: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

32

Pasal 110

Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, dan Pasal 104 ayat (1) danayat (2) merupakan penerimaan negara.

BAB XIIPELAKSANAAN, PEMBERDAYAAN, PENGAWASAN

DAN PENGENDALIAN

Pasal 111

(1) Pelaksanaan, pemberdayaan, pengawasan dan pengendalian PeraturanDaerah ini ditugaskan kepada Dinas.

(2) Dalam melaksanakan tugas, Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat bekerja sama dengan satuan kerja perangkat Daerah ataulembaga lain terkait.

BAB XIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 112

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Pajak yang masih terutangberdasarkan Peraturan Daerah mengenai jenis Pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2, sepanjang tidak diatur dalam Peraturan Daerah yangbersangkutan masih dapat ditagih selama jangka waktu 5 (lima) tahunterhitung sejak saat terutang.

BAB XIVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 113

(1) Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku :a. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 07 Tahun 1994

tentang Pajak Penerangan Jalan Umum;b. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 04 Tahun 1998

tentang Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;c. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 05 Tahun 1998

tentang Pajak Hiburan;d. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 06 Tahun 1998

tentang Pajak Hotel dan Restorane. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 02 Tahun 1999

tentang Pajak Reklame;f. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 04 Tahun 2005

tentang Pajak Pendaftaran Perusahaan;dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(2) Ketentuan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini mulaiberlaku pada tanggal 1 Januari 2014.

Page 33: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

33

Pasal 114

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanDaerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenBarito Utara.

Ditetapkan di Muara Tewehpada tanggal 31 Maret 2011

BUPATI BARITO UTARA,

ttd

H. ACHMAD YULIANSYAHDiundangkan di Muara Tewehpada tanggal 31 MARET 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN BARITO UTARA,

ttd

H. SAPTO NUGROHO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN 2011 NOMOR 1

Page 34: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

34

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARANOMOR 1 TAHUN 2011

TENTANG

PAJAK DAERAH

I. UMUMDalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan Republik

Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provisi terdiri atas daerah-

daerah kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan

efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada

masyarakat.

Untuk menyelenggarakan pemerintahan tersebut, Daerah berhak mengenakan

pungutan kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan

kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat, seperti pajak yang

bersifat memaksa diatur dengan undang-undang. Dengan demikian, pemungutan

Pajak Daerah harus didasarkan pada undang-undang.

Pungutan daerah yang berupa Pajak Daerah diatur dengan Undang-undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sesuai dengan

undang-undang tersebut, Daerah diberi kewenangan untuk memungut 11 (sebelas)

jenis Pajak Daerah . Undang-undang tersebut juga mengatur tarif pajak maksimum

untuk ke 11 jenis pajak tersebut.

Hasil penerimaan pajak diakui saat ini belum memadai dan memiliki peranan

yang relatif kecil terhadap Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

khususnya bagi kabupaten/kota. Sebagian besar pengeluaran APBD dibiayai dana

alokasi dari pusat. Dalam banyak hal dana alokasi dari pusat tidak sepenuhnya dapat

diharapkan menutup seluruh kebutuhan pengeluaran daerah. Karena itu, pemberian

peluang untuk mengenakan pungutan baru dengan perluasan obyek Pajak Daerah

diharapkan dapat meningkatkan penerimaan daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas

Pasal 2Cukup jelas

Page 35: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

35

Pasal 3Cukup jelas

Pasal 4ayat 3huruf b : Pengecualian apartemen, kondominium dan sejenisnya didasarkan atas izin usahanya.

Pasal 5Cukup jelas

Pasal 6Cukup jelas

Pasal 7Cukup jelas

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Cukup jelas

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Cukup jelas

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas

Pasal 15Cukup jelas

Pasal 16Cukup jelas

Pasal 17Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Ayat (1)

Cukup jelas.

Page 36: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

36

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan “hiburan berupa kesenian rakyat/tradisional” adalah hiburan kesenianrakyat/tradisional yang dipandang perlu untuk dilestarikan dan diselenggarakan di tempat yangdapat dikunjungi oleh semua lapisan masyarakat.

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas

Pasal 30Cukup jelas

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas

Pasal 36Cukup jelas

Page 37: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

37

Pasal 37Cukup jelas

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas

Pasal 40Cukup jelas

Pasal 41Cukup jelas

Pasal 42Cukup jelas

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Cukup jelas

Pasal 45Cukup jelas

Pasal 46Cukup jelas

Pasal 47Cukup jelas

Pasal 48Cukup jelas

Pasal 49Cukup jelas

Pasal 50Cukup jelas

Pasal 51Cukup jelas

Pasal 52Cukup jelas

Pasal 53Cukup jelas

Pasal 54Cukup jelas

Pasal 55Cukup jelas

Pasal 56Cukup jelas

Page 38: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

38

Pasal 57Cukup jelas

Pasal 58Cukup jelas

Pasal 59Cukup jelas

Pasal 60Cukup jelas

Pasal 61Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”kawasan” adalah semua tanah dan bangunan yang digunakan olehperusahaan perkebunan, perhutanan, dan pertambangan di tanah yang diberi hak guna usahaperkebunan, tanah yang diberi hak pengusahaan hutan dan tanah yang menjadi wilayah usahapertambangan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan ”tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan” adalah bahwaobjek pajak itu diusahakan untuk melayani kepentingan umum, dan nyata-nyata tidakditujukan untuk mencari keuntungan. Hal ini dapat diketahui antara lain dari anggarandasar dan anggaran rumah tangga dari yayasan/badan yang bergerak dalam bidangibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional tersebut. Termasukpengertian ini adalah hutan wisata milik negara sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Pasal 62Cukup jelas

Pasal 63

Ayat (1)

Penetapan NJOP dapat dilakukan dengan:a. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, adalah suatu pendekatan/metode

penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara membandingkannya dengan objek pajaklain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui hargajualnya.

Page 39: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

39

b. Nilai perolehan baru, adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajakdengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebutpada saat penilaian dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi pisikobjek tersebut.

c. Nilai jual pengganti, adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajakyang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut.

Ayat (2)

Pada dasarnya penetapan NJOP adalah 3 (tiga) tahun sekali. Untuk Daerah tertentuyang perkembangan pembangunannya mengakibatkan kenaikan NJOP yang cukupbesar, maka penetapan NJOP dapat ditetapkan setahun sekali.

Ayat (3)

Cukup jelas.Pasal 64

Cukup jelas

Pasal 65Nilai jual untuk bangunan sebelum diterapkan tarif pajak dikurangi terlebih dahulu dengan NilaiJual Tidak Kena Pajak sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

Contoh:Wajib pajak A mempunyai objek pajak berupa:- Tanah seluas 800 m2 dengan harga jual Rp. 300.000,00/m2;- Bangunan seluas 400 m2 dengan nilai jual Rp. 350.000,00/m2;- Taman seluas 200 m2 dengan nilai jual Rp. 50.000,00/m2;- Pagar sepanjang 120 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan nilai jual Rp.175.000,00/m2.

Besarnya pokok pajak yang terutang adalah sebagai berikut:1. NJOP Bumi: 800 x Rp. 300.000,00 = Rp. 240.000.000,002. NJOP Bangunan

a. Rumah dan garasi400 x Rp. 350.000,00 = Rp. 140.000.000,00

b. Taman200 x Rp. 50.000,00 = Rp. 10.000.000,00

c. Pagar(120 x 1,5) x Rp.175.000,00 = Rp. 31.500.000,00 +

Total NJOP Bangunan Rp. 181.500.000,00Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp. 10.000.000,00 -Nilai Jual bangunan Kena Pajak = Rp. 171.500.000,00 +

3. Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak = Rp. 411.500.000,004. Tarif pajak efektif yang ditetapkan dalam

Peraturan Daerah 0,3%.5. PBB terutang: 0,3% x Rp. 411.500.000,00 =Rp. 1.234.500,00

Page 40: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

40

Pasal 66Cukup jelas.

Pasal 67Cukup jelas.

Pasal 68Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Penetapan SKPD ini hanya untuk Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Pasal 69Cukup jelas

Pasal 70Cukup jelas

Pasal 71Cukup jelas

Pasal 72Cukup jelas

Pasal 73Contoh:Wajib Pajak “A” membeli tanah dan bangunan denganNilai Perolehan Objek Pajak = Rp. 65.000.000,00Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp. 60.000.000,00 (-)Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak = Rp. 5.000.000,00Pajak Yang Terutang = 5% x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 250.000,00

Pasal 74Cukup jelas.

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Cukup jelas.

Pasal 77Cukup jelas.

Pasal 78Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan “risalah lelang” adalah kutipan risalah lelang yang ditandatanganioleh Kepala Kantor yang membidangi pelayanan lelang Negara.

Page 41: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

41

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 79Cukup jelas.

Pasal 80Cukup jelas.

Pasal 81Cukup jelas.

Pasal 82Cukup jelas.

Pasal 83Ayat (4)

Yang dimaksud fihak lain yang ditunjuk yaitu Kecamatan, Kelurahan dan DesaPasal 84

Ayat (1)Ketentuan ini mengatur tata cara pengenaan pajak, yaitu ditetapkan oleh Bupati atau dibayarsendiri oleh Wajib Pajak.

Cara pertama, pajak dibayar oleh Wajib Pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh Bupatimelalui SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan.

Cara kedua, pajak dibayar sendiri adalah pengenaan pajak yang memberikan kepercayaankepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiripajak yang terutang dengan menggunakan SPTPD.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Wajib Pajak yang memenuhi kewajibannya dengan cara membayar sendiri, diwajibkanmelaporkan pajak yang terutang dengan menggunakan SPTPD.Jika Wajib Pajak yang diberi kepercayaan menghitung, memperhitungkan, membayar, danmelaporkan sendiri pajak yang terutang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana mestinya,dapat diterbitkan SKPDKB dan/atau SKPDKBT yang menjadi sarana penagihan.

Pasal 85Cukup jelas.

Pasal 86Cukup jelas.

Pasal 87Cukup jelas.

Pasal 88Cukup jelas.

Page 42: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

42

Pasal 89Cukup jelas.

Pasal 90Ketentuan ini mengatur penerbitan surat ketetapan pajak atas pajak yang dibayar sendiri.Penerbitan surat ketetapan pajak ditujukan kepada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan olehketidakbenaran dalam pengisian SPTPD atau karena ditemukannya data fiskal tidak dilaporkanoleh Wajib Pajak.

Ayat (1)Ketentuan ini memberi kewenangan kepada Kepala Daerah untuk dapat menerbitkanSKPDKB, SKPDKBT atau SKPDN hanya terhadap kasus-kasus tertentu, dengan perkataanlain hanya terhadap Wajib Pajak tertentu yang nyata-nyata atau berdasarkan hasilpemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan/atau kewajiban material.

Contoh:1. Seorang Wajib Pajak tidak menyampaikan SPTPD pada tahun pajak 2009. Setelah ditegur dalam

jangka waktu tertentu juga belum menyampaikan SPTPD, maka dalam jangka waktu paling lama 5(lima) tahun Kepala Daerah dapat menerbitkan SKPDKB atas pajak yang terutang.

2. Seorang Wajib Pajak menyampaikan SPTPD pada tahun pajak 2009. Dalam jangka waktu palinglama 5 (lima) tahun, ternyata dari hasil pemeriksaan SPTPD yang disampaikan tidak benar. Ataspajak yang terutang yang kurang bayar tersebut, Kepala Daerah dapat menerbitkan SKPDKBditambah dengan sanksi administratif.

3. Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam contoh yang telah diterbitkan SKPDKB, apabila dalamjangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sesudah pajak yang terutang ditemukan data barudan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yangterutang, Kepala Daerah dapat menerbitkan SKPDKBT.

4. Wajib Pajak berdasarkan hasil pemeriksaan Kepala Daerah ternyata jumlah pajak yang terutangsama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak,Kepala Daerah dapat menerbitkan SKPDN.

Huruf aAngka 1)Cukup jelas.

Angka 2)Cukup jelas.

Angka 3)Yang dimaksud dengan Penetapan Pajak secara jabatan adalah penetapan besarnya pajak yang terutangyang dilakukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan data yang ada atau keterangan lain yangdimiliki oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Page 43: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

43

Ayat (3)Ketentuan ini mengatur sanksi terhadap Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajibanperpajakannya yaitu mengenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen)sebulan dari pajak yang tidak atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (duapuluh empat) bulan atas pajak yang tidak atau terlambat dibayar. Sanksi administratif berupabunga dihitung sejak saat terutangnya pajak sampai dengan diterbitkannya SKPDKB.

Ayat (4)Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b, yaitu dengan ditemukannya data baru dan/atau data yang semula belumterungkap yang berasal dari hasil pemeriksaan sehingga pajak yang terutang bertambah, makaterhadap Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan 100% (seratus persen) darijumlah kekurangan pajak. Sanksi administratif ini tidak dikenakan apabila Wajib Pajakmelaporkannya sebelum diadakan tindakan pemeriksaan.

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a angka 3), yaitu Wajib Pajak tidak mengisi SPTPD yang seharusnya dilakukannya,dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan pajak sebesar 25% (dua puluh lima persen) daripokok pajak yang terutang.

Dalam kasus ini, Bupati menetapkan pajak yang terutang secara jabatan melalui penerbitanSKPDKB.

Selain sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokokpajak yang terutang juga dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen)sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama24 (dua puluh empat) bulan. Sanksi administratif berupa bunga dihitung sejak saat terutangnyapajak sampai dengan diterbitkannya SKPDKB.

Pasal 91Cukup jelas.

Pasal 92Cukup jelas.

Pasal 93Cukup jelas.

Pasal 94Cukup jelas.

Page 44: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

44

Pasal 95Cukup jelas.

Pasal 96Cukup jelas.

Pasal 97Cukup jelas.

Pasal 98Ayat (2)

Huruf e :Yang dimaksud dengan kondisi tertentu obyek pajak antara lain lahan pertanian yangsangat terbatas, bangunan ditempati sendiri yang dikuasai atau dimiliki oleh golonganwajib pajak terntentu.

Page 45: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO ... - jdih … filePERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

45

Pasal 99Cukup jelas.

Pasal 100Cukup jelas.

Pasal 101Cukup jelas.

Pasal 102Cukup jelas.

Pasal 103Cukup jelas.

Pasal 104Cukup jelas.

Pasal 105Cukup jelas.

Pasal 106Cukup jelas.

Pasal 107Cukup jelas.

Pasal 108Cukup jelas.

Pasal 109Cukup jelas.

Pasal 110Cukup jelas.

Pasal 111Cukup jelas.

Pasal 112Cukup jelas.

Pasal 113Cukup jelas.

Pasal 114Cukup jelas.