PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang...

42
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIIK NOMOR 22 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. Bahwa Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah yang pertama dengan Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 1997 tentang Bangunan Dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik, sudah tidak sesuai dengan perkembangan pembangunan saat ini baik dari segi ekonomi, sosial maupun budaya; b. Bahwa dengan semakin pesatnya laju pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Gresik, yang dapat berpengaruh pada keserasian, keindahan, keseimbangan, keselamatan, dan keamanan, maka perlu adanya pcningkatan pengawasan, pengendalian dan penataan bangunan di Kabupaten Gresik; c. Bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud huruf a dan b konsideran ini, perlu mengatur tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang ditetapkan Dalam Peraturan Daerah.

Transcript of PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang...

Page 1: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIIK

NOMOR 22 TAHUN 2000

TENTANG

RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GRESIK

Menimbang : a. Bahwa Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah

yang pertama dengan Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 1997 tentang

Bangunan Dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik, sudah tidak sesuai

dengan perkembangan pembangunan saat ini baik dari segi ekonomi, sosial

maupun budaya;

b. Bahwa dengan semakin pesatnya laju pertumbuhan pembangunan di

Kabupaten Gresik, yang dapat berpengaruh pada keserasian, keindahan,

keseimbangan, keselamatan, dan keamanan, maka perlu adanya

pcningkatan pengawasan, pengendalian dan penataan bangunan di

Kabupaten Gresik;

c. Bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud huruf a dan b

konsideran ini, perlu mengatur tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

yang ditetapkan Dalam Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Gangguan Staasblad tahun 1926 Nomor 226 sebagaimana

diubah dengan Staadblad tahun 1981Nomor 450;

2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tcntang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara RI Nomor 76 tahun 1981 Nomor 3209);

3. Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Penata Ruang (Lembaran

Negara RI Nomor 115 tahun 1992 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor

3501):

4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara RI Nomor 41 tahun 1997, Tambahan Lembaran

Negara RI Nomor 3693);

Page 2: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

5. Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup (Lembaran Negara RI Nomor 68 tahun 1997, Tambahan Lcrnbaran

Negara RI Nomor 3699);

6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1974 tentang Perubahan Nama

Kabupaten Surabaya;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1978 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Kota;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab

Undang-undang Hukurn Acara Pidana;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah;

11. Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan

Perundang-undangan dan bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan

Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Kota;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1992 tentang Rencana

Tapak Tanah dan Tata Tertib Pengusahaan Kawasan Industri serta Prosedur

Pemberian Izin Memberikan Bangunan dan Izin Undang-undang Gangguan

bagi Perusahaan yang berlokasi di daerah Kawasan Industri;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1992 tentang Tata Cara

Pernberian Izin Mendirikan Bangunan serta Izin Undang-undang Gangguan

bagi Perusahaan-perusahaan yang berlokasi di luar Kawasan Industri;

15. Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 2 Tahun 1993 tentang Tata Cara Perolehan Izin Lokasi dan Hak

Atas Tanah Bagi Perusahaan Dalam Rangka Penanaman Modal;

16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang

Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka

Penanaman Modal;

17. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang

Pengesahan 33 Standard Konstruksi Bangunan Indonesia;

18. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1986 tentang Ketentuan

Umum Penyidik Pegawai Negeri Sipil;

19. Kcputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang

Pedornan Tata Cara Pemungutan Rctribusi Daerah;

20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang

Pedoman Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah;

21. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1996 tcntang Ruang

Lingkup dan Jcnis-jcnis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II;

Page 3: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

22. Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 1998 tentang Pembentukan Organisasi

Dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Daerah Kabupaten

Daerah Tingkat II Gresik.

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GRESIK

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TENTANG RETRIBUSI

IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Gresik;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Gresik;

c. Kepala Daerah adalah Bupati Gresik;

d. Dewan adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gresik;

e. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Daerah adalah Kepala Dinas

Pekerjaan Umum Cipta Karya Daerah Kabupaten Gresik;

f. Pejabat yang ditunjuk adalah Pcjabat yang ditunjuk oleh Bupati Kepala

Daerah sesuai dengan kewenangannya;

g. Petugas adalah seseorang yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dalam

lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Daerah untuk mengawasi

pembangunan dan atau bangunan;

h. Badan ialah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,

Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau

Badan Usaha Milik Daerah, dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan,

perkumpulan, firma, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis,

lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tctap serta bentuk badan usaha

lainnya;

i. Retribusi Perizinan Tertentu ialah retribusi atas kegiatan tertentu

Pemerintah Daerah dalam rangka pembenaan izin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian,

pengawasan dan penataan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan

sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna

Page 4: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian alam dan

lingkungan;

j. Izin Mendirikan Bangunan ialah izin yang diberikan oleh Pemerintah

Daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan suatu bangunan

yang dimaksudkan agar disain, pelaksanaan pembangunan dan bangunan

sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) yang berlaku,

sesuai dengan Garis Sempadan Jalan (GSJ), Garis Sempadan Pagar (GSP),

Garis Sempadan Bangunan (GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB),

Koefisien.Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB)

yang telah ditetapkan dan sesuai dengan syarat-syarat keamanan,

keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut serta lingkungan yang

ada di sekitarnya;

k. Rencana Urnum Tata Ruang Kota (RUTRK) ialah rencana yang disusun

dalam rangka pengaturan pemanfaatan ruang kota;

l. Garis Sempadan Jalan yang selanjutnya disebut GSJ ialah Garis Rencana

jalan yang ditetapkan dalam rencana kota;

m. Garis Sempadan Pagar yang selanjutnya disebut GSP ialah Garis yang tidak

boleh dilanggar atau dilampaui oleh bangunan pagar kearah GSJ, yang telah

ditctapkan dalam rencana kota;

n. Garis Sempadan Bangunan, yang selanjutnya disebut GSB ialah Garis yang

tidak boleh dilanggar atau dilampaui oleh bangunan atau gedung kearah

GSJ yang telah ditetapkan dalam rencana kota

o. Koefisien Dasar Bangunan yang sclanjutnya disebut KDB ialah angka

perbandingan antara jumlah luas lantai dasar terhadap luas tanah

perpetakan/persil/kavling/pekarangan;

p. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disebut KLB ialah angka

perbandingan antara jumlah luas seluruh lantai terhadap luas tanah

petakan/persil/kavling/pekarangan;

q. Koefisien Bangunan yang selanjutnya disebut KB ialah angka perbandingan

yang diukur dari ketinggian bangunan atau titik teratas bangunan sampai

dengan permukaan tanah;

r. Retribusi izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut

retribusi ialah pembayaran atas pemberian Izin Mendirikan Bangunan

oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan;

s. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

retribusi;

Page 5: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

t. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas

waktu tertentu untuk melaksanakan pembayaran retribusi yang telah

ditetapkan;

u. Bangunan adalah bangunan gedung bescrta bangunan-bangunan lain yang

merupakan kelengkapan dan bangunan gedung tersebut dalam batas satu

pemilikan;

v. Bangunan-bangunan ialah bangunan yang tersusun berdiri serta melekat

pada tanah atau Dalam tanah atau bertumpu pada konstruksi batu-batu

landasan;

w. Bangunan rumah tempat tinggal ialah bangunan tempat tinggal atau

kediaman keluarga;

x. Bangunan campuran adalah bangunan dengan lebih dari satu jenis

penggunaan;

y. Bangunan permanen ialah bangunan yang konstruksi utamanya terdiri dari

pasangan batu, beton, dan atau baja;

z. Bangunan semi permanen ialah bangunan yang konstruksi utamanya tendiri

dari pasangan batu dan atau beton dan atau baja dan atau kayu;

aa. Bangunan tidak permanen ialah bangunan yang konstruksi utamanya dari

kayu;

bb. Bangunan tidak bertingkat ialah bangunan yang hanya mempunyai satu

lantai pada permukaan tanah;

cc. Bangunan bertingkat ialah bangunan yang mempunyai lantai lebih dari satu

lantai pada permukaan tanah;

dd. Mendirikan bangunan ialah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya

atau sebagian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan

tanah yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan;

ee. Mengubah bangunan ialah pekerjaan mengganti atau menambah bangunan

yang ada, termasuk membongkar bagian yang berhubungan dengan

menganti/menambah bangunan;

ff. Pelengkap bangunan ialah bangunan atau unsur bangunan yang melengkapi

berdirinya bangunan dan atau fungsi bangunan;

gg. Tinggi Maksimum Bangunan ialah angka maksimum tinggi bangunan yang

tclah ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah;

hh. Bangunan rapat ialah bangunan dengan tampak yang menghadap ke jalan,

yang tidak menipunyai jarak bebas samping;

ii. Bangunan campuran ialah bangunan dengan lebih dari satu jenis

penggunaan;

Page 6: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

jj. Pemeriksaan ialah serangkaian kegiatan untuk melakukan pengawasan

terhadap bangunan-bangunan yang telah berdiri dan atau akan berdiri, yang

sesuai dengan ketentuan yang ada;

kk. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi ialah serangkaian tindakan

yang dilakukan olch Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat

disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan

bukti tersebut membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi

serta menemukan tersangkanya.

BAB II

KETENTUAN ADMINISTRASI

Bagian Pertama

Nama, Objek Dan Subjek Retribusi

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi sebagai

pembayaran atas pemberian Izin Mendirikan Bangunan

Pasal 3

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan digolongkan sebagai Retribusi Perizinan

Tertentu.

Pasal 4

(1) Objek Retribusi adalah pemberian Izin Mendirikan Bangunan.

(2) Tidak termasuk obyek retribusi adalah pemberian Izin Mendirikan

Bangunan kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.

Pasal 5

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh ijin

Mendirikan Bangunan.

Bagian Kedua

Kewenangan

Pasal 6

Kepala Daerah berwenang :

a. Menerbitkan izin sepanjang persyaratan teknis dan administratif sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

Page 7: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

b. Memberikan izin atau menentukan lain dan ketentuan-ketentuan yang diatur

dalam Peraturan Daerah ini, dengan mempertimbangan ketertiban umum,

keserasian lingkungan, keamanan jiwa manusia serta mempcrtimbangkan

pcndapat para ahli;

c. Mengatur lebih lanjut hal-hal khusus Dalam suatu perencanaan dan atau

pelaksanaan pembangunan suatu lingkungan.

Pasal 7

Kepala Daerah menetapkan:

a. Prosedur dan persyaratan serta kriteria teknis tentang jenis dan penampilan

bangunan;

b. Sebagian bidang pekarangan atau bangunan untuk penempatan,

pemasangan dan pemeliharaan prasarana atau sarana lingkungan kota demi

kepentingan umum;

c. Kebijaksanaan teknis secara khusus terhadap bangunan yang sebagian

lahannya ditetapkan untuk digunakan bagi kepentingan umum.

Pasal 8

Kepala Daerah atau petugas yang ditunjuk menjalankan tugasnya berwenang

memasuki halaman, pekarangan dan atau bangunan terlebih dahulu

memberitahu kepada pemilik bangunan.

BAB III

KETENTUAN PERIZINAN

Pasal 9

(1) Setiap kegiatan pekerjaan mendirikan bangunan, harus mcndapatkan izin

Mendirikan Bangunan tcrlcbih dahulu dan Kepala Daerah atau Pejabat

yang ditunjuk;

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini tidak berlaku

bagi bangunan TNI/Polri.

Pasal 10

(1) Untuk memperoleh izin tersebut pada Pasal 9 ayat (1) Peraturan Daerah ini

yang bersangkutan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada

Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk;

(2) Permohonan tersebut pada ayat (1) Pasal ini, untuk bangunan rumah tcmpat

tinggal dan bangunan sosial harus dilampiri persyaratan sebagai berikut:

Page 8: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

a. Foto Copy KTP yang masih berlaku;

b. Foto Copy tanda perlunasan PBB tahun terakhir;

c. Foto Copy surat hak atas tanah yang diketahui oleh pejabat yang

berwenang atau surat-surat bukti lain yang berhubungan dengan status

penguasaan hak atas tanah;

d. Foto Copy SK.IMB terdahulu;

e. Surat kuasa dan permohonan diwakilkan;

f. Surat Persetujuan Tetangga;

g. Gambar situasi letak bangunan, dengan perbandingan skala;

h. Gambar konstruksi bangunan, dengan perbandingan skala;

i. Lampiran Surat Pertimbangan IMB dan Seksi Tata Ruang Dinas

Pekerjaan Umum Cipta Karya Daerah Kabupaten Gresik;

(3) Permohonan tersebut pada ayat (1) Pasal ini untuk bangunan usaha harus

dilampiri persyaratan sebagai berikut :

a. Foto Copy KTP yang rnasih berlaku;

b. Foto Copy tanda perlunasan PBB tahun terakhir;

c. Foto Copy surat hak atas tanah yang diketahui oleh Pejabat yang

berwenang atau surat-surat bukti lain yang berhubungan dengan status

hak penguasaan atas tanah;

d. Foto Copy SK.IMB terdahulu;

e. Surat kuasa dari pemohon, apabila permohonan diwakilkan kepada

orang lain;

f. Surat Persetujuan Tetangga;

g. Surat pernyataan pemohon tentang kesanggupan mematuhi persyaratan

tehnis bangunan, sesuai dengan pedoman tehnis yang ditetapkan oleh

Menteri Pekerjaan Umum, serta Garis Sempadan Jalan (GSJ),

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan

(KLB) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;

h. Rekaman Perhitungan Konstruksi, apabila menggunakan konstruksi

baja;

i. Rekaman Surat Izin Lokasi dari BPN;

j. Rekaman Akte Pendirian Perusahaan bagi yang berstatus badan

hukum, badan usaha atau rekanan Anggaran Dasar yang sudah

disahkan bagi koperasi;

k. Rekaman Rencana Tata Bangunan dan Prasarana Kawasan Industn

yang disetujui oleh Kepala Daerah, dengan menunjukkan lokasi

kapling untuk bangunan yang bersangkutan, bagi perusahaan industri

yang berlokasi di Kawasan Industri:

Page 9: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

l. Lampiran Surat Pertimbangan SKP3 (Surat Ketentuan Perencanaan

Pelaksanaan dan Pembangunan) dari Seksi Tata Ruang Dinas

Pekerjaan Umum Cipta Karya Daerah Kabupaten Grcsik.

Pasal 11

Permohonan IMB ditolak apabila :

a. Tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan;

b. Bertentangan dengan ketcntuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam

rencana kota;

c. Bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ada Dalam peraturan

perundang-undangan.

Pasal 12

(1) Pekerjaan mendirikan bangunan baru dapat dilaksanakan setelah Izin

Mendirikan Bangunan diterima oleh pemohon, kecuali bagi perusahaan

kawasan industri atau perusahaan industri dapat melaksanakan pekerjaan

pembangunan setelah melunasi Retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang

telah ditetapkan;

(2) Pemasangan patok atau tanda Garis Sempadan Pagar, Garis Sempadan

Bangunan dan ketinggian (peil) dalam rangka pelaksanaan mendirikan

bangunan dilaksanakan oleh Petugas;

Pasal 13

(1) Izin Mendirikan Bangunan dapat dibatalkan atau dicabut apabila dalam

jangka waktu 6 bulan sejak tanggal ditetapkannya Izin Mendirikan

Bangunan belum dimulai pelaksanaan pekerjaan pembangunan, atau

pekerjaan pembangunan yang telah dilaksanakan tidak diteruskan

pelaksanaan pembangunannya atau terhenti sebagian atau seluruhnya

sehingga bangunan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kecuali

ada pemberitahuan secara tertulis dari pemegang izin;

(2) Pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan tidak sesuai dengan izin

Mendirikan Bangunan serta ketentuan lain yang berlaku;

(3) Apabila dikemudian hari ternyata keterangan atau lampiran persyaratan

permohonan Izin Mendirikan Bangunan yang diajukan palsu atau

dipalsukan baik sebagian maupun seluruhnya;

Page 10: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

(4) Terhadap bangunan yang tclah dicabut Izin Mendirikan Bangunannya,

apabila 6 bulan terhitungan sejak pencabutannya dan tidak ada

penyelesaian lanjutan, maka bangunan harus dibongkar sendiri tanpa

menuntut ganti rugi kcpada Pemcrintah Dacrah atau dibongkar paksa oleh

petugas dengan biaya dari pemilik bangunan;

(5) Pembatalan atau pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal

ini, ditetapkan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk,

Pasal 14

Bangunan-bangunan yang telah berdiri dan atau telah dilaksanakan kegiatan

pekerjaan pembangunan sebelum ada ijin dari Kepala Daerah, diberikan sangsi

denda retribusi;

Pasal 15

Kegiatan yang tidak memerlukan izin adalah;

a. Pekerjaan yang termasuk dalam pemeliharaan dan perawatan bangunan

yang bersifat biasa;

b. Mendirikan kandang pemeliharaan binatang atau bangunan-bangunan

dihalaman belakang, yang tidak lebih dari 12 M2;

c. Pekerjaan-pekerjaan dan atau perbaikan-perbaikan lain yang ditentukan

oleh Kepala Daerah.

BAB IV

KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN

Pasal 16

(1) Setiap pelaksanaan kegiatan pekerjaan pembangunan dan atau bangunan

yang telah berdiri harus sesuai dengan ketentuan GSJ, GSP dan GSB

yang ditctapkan dalam rencana kota;

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan oleh

Kepala Daerah

Pasal 17

(1) Setiap pelaksanaan kegiatan pekerjaan pembangunan dan atau bangunan

yang telah berdiri harus sesuai dengan ketentuan KDB, KLB dan KKB

yang ditctapkan Dalam rencana kota;

(2) Kepala Daerah dapat memberikan kelonggaran ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, khusus untuk bangunan perumahan dan

Page 11: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

bangunan sosial dengan memperhatikan keserasian, keselamatan dan

keamanan bangunan di lingkungan sekitarnya;

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan oleh

Kepala Daerah.

Pasal 18

(1) Setiap pelaksanaan kegiatan pekerjaan pembangunan dan atau bangunan

yang telah berdiri, yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan

scbagaimana yang tercantum dalan izin membangun, harus dibongkar atau

dilakukan penyesuaian-penyesuaian sehingga memenuhi ketentuan yang

ada dalam Peraturan Daerah ini;

(2) Setiap pelaksanaan kegiatan pekerjaan pembangunan dan atau bangunan

yang telah berdiri, harus memenuhi persyaratan teknis yang telah

ditetapkan, baik dari segi arsitektur, konstruksi, instalasi dan menjaga

keamanan, keselamatan, keserasian bangunan, lingkungan serta tidak

boleh mengganggu ketentraman dan keselamatan masyarakat disekitarnya;

(3) Dalam hal seperti tersebut yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, scmua

biaya ditanggung scndiri oleh pcmilik bangunan tanpa menuntut ganti rugi

dari Pemerintah Daerah.

Pasal 19

(1) Setiap bangunan dan atau pekarangan tidak boleh mengganggu arsitektur

bangunan dan lingkungan yang ada disekitarnya;

(2) Curahan air hujan yang langsung dari atap atau pipa talang bangunan,

tidak boleh jatuh keluar batas bangunan atau pekarangan, dan harus

dialirkan ke sumur resapan dan atau tempat pembuangan air lainnya pada

lahan bangunan dan atau pekarangan.

Pasal 20

(1) Setiap jenis bangunan harus berdasarkan standar perhitungan konstruksi

bangunan yang berlaku;

(2) Didalam melakukan perhitungan konstruksi scbagaimana dimaksud pada

ayat (1) Pasal ini, harus diperhitungkan pada segala kemungkinan adanya

beban dan keadaan yang menimbulkan tegangan pada konstruksi dan

bagian-bagian lainnya serta dilakukan peninjauan terhadap kombinasi

Dalam kcadaan yang paling menbahayakan bagi konstruksi dan bagian-

bagian lainnya;

Page 12: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

(3) Perhitungan konstruksi sehagairnana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini,

harus dilakükan oleh tenaga ahli yang memiliki mengetahuan yang sesuai

dengan bidang keahliannya.

Pasal 21

(1) Konstruksi bangunan dapat dibuat dari beton, baja, kayu, bata dan bahan-

hahan lainnya yang memenuhi syarat standard Nasional Indonesia (SNI)

dan ketentuan lain yang berlaku;

(2) Persyaratan mutu dan jenis bahan bangunan untuk konstruksi dan bagian-

bagian lainnya yang memerlukan perhitungan dan pengujian harus

mengikuti ketentuan SNI dan ketentuan atau pedoman lainnya yang

berlaku;

(3) Metode perhitungan harus mengikuti SNI dan ketentuan peraturan;

(4) Untuk mendukung perhitungan konstruksi pondasi bagi bangunan

bentingkat, harus memperhatikan keadaan dan atau struktur tanah;

(5) Untuk membuat perhitungan konstruksi dan bagian-bagian lainnya dapat

mempergunakan peralatan hitung elektronik atau komputer;

(6) Terhadap kondisi lingkungan tertentu, harus diperhitungkan kemungkinan

terjadinya kemunduran dan berkurangnya kekuatan konstruksi;

(7) Gambar detail konstruksi harus dibuat selengkap mungkin bcrdasarkan

perhitungan konstruksi bangunan serta bagian-bagian lainnya

Pasal 22

(1) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan terjadi kegagalan

struktur, maka pelaksanaan pekerjaan pembangunan harus dihentikan dan

dilakukan pengamanan terhadap manusia dan lingkungan disekitamya;

(2) Apabila hasil penelitian terhadap kegagalan struktur sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ternyata tidak dapat diatasi dengan

kckuatan, yang dapat mengakibatkan keruntuhan bangunan, maka

bangunan tersebut harus dibongkar.

Pasal 23

(1) Setiap bangunan yang karena kegiatannya menimbulkan air limbah harus

dialirkan melalui pembuangan air limbah yang aman bagi lingkungan dan

sesuai persyaratan teknis yang berlaku;

(2) Air limbah rumah tangga atau domestik harus dibuang dan dialirkan

masuk kc Dalam septic tank dan sumur resapan masing-masing persil;

Page 13: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

(3) Apabila tidak mungkin dilakukan pembuatan septic tank dan sumur

resapan masing-masing persil, maka sistem pembuangan air limbah dapat

dilakuknn secara kolektif untuk kepentingan bersama;

(4) Pembuangan air limbah yang berasal dari limbah perusahaan atau industri,

harus dibuang dan dialirkan melalui proses pengolahan Iimbah, sehingga

tercapai kualitas air limbah yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(5) Pembuangan air limbah padat dan hasil proses pengolahan limbah harus

dinetralisir terlebih dahulu, agar tidak mengandung bahan bahaya

beracun;

(6) Bahan saluran pembuangan harus sesuai dengan prnggunaan dan sifat

kimiawi phisis dan bakteriologis dari air limbah.

Pasal 24

Terhadap suatu permohonan IMB dan atau bangunan yang karena kegiatannya

menimbulkan air limbah, Kepala Daerah dapat menetapkan syarat dan atau

dilakukan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Pasal 25

Segala kerugian pihak lain yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pekerjaan

pembangunan, menjadi beban dan tanggungjawab pemborong dan atau pemilik

bangunan.

Pasal 26

Dalam hal terjadi perubahan status kepemilikan bangunan. maka pemilik baru

bangunan berkewajiban untuk mengajukan permohonan balik nama IMB

kepada Kepala Daerah.

Pasal 27

Bangunan yang dibangun diatas atau didalam air harus mendapat izin dari

Kepala Daerah dan harus memenuhi ketentuan:

a. Sesuai dengan rencana kota;

b. Aman terhadap pengaruh negatif pasang surut air;

c. Penggunaannya tidak mengganggu keseimbangan lingkungan, tidak

menimbulkan perubahan arus air yang dapat merusak lingkungan

disekitarnya dan tidak menimbulkan pencemaran;

d. Penghawaan dan pencahayaan harus memenuhi persyaratan kesehatan

pada setiap jenis bangunan sesuai dengan fungsi bangunan;

Page 14: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

e. Penggunaan bahan yang aman terhadap kerusakan karena air ;

f. Ruangan Dalam bangunan dibawah air harus memiliki sarana khusus bagi

keamanan dan keselamatan pemakai bangunan.

Pasal 28

Ruang terbuka diantara GSJ dan GSB harus digunakan sebagai unsur

penghijauan dan atau tempat peresapan air hujan serta kepentingan umum

Iainnya.

Pasal 29

Bangunan yang menggunakan bahan kaca pantul pada tampak bangunan, sinar

yang dipantulkan tidak boleh melebihi 24 % dengan memperhatikan tata letak

dan orientasi bangunan terhadap matahari.

Pasal 30

Pada cara membangun rapat;

a. Bidang dinding terluar tidak boleh melampaui batas pekarangan;

b. Struktur dan pondasi bangunan terluar harus berjarak sekurang-kurangnya

10 Cm dan batas pekarangan, kecuali untuk bangunan rumah tempat

tinggal;

c. Perbaikan atau perombakan bangunan yang semua menggunakan dinding

pembatas bersama dengan bangunan disebelahnya, disyaratkan untuk

membuat dinding pembatas tersendiri, disamping dinding pembatas

terdahulu.

Pasal 31

(1) Setiap bangunan yang bukan bangunan rumah tempat tinggal diwajibkan

menyediakan tempat parkir kendaraan didalam batas pekarangannya

sendiri sesuai dengan jumlah kebutuhan;

(2) Penyediaan tempat parkir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini,

tidak boleh mengurangi daerah penghijauan sesuai dengan yang

ditetapkan.

Pasal 32

Pintu pagar pekarangan dalam keadaan terbuka tidak boleh melampaui GSJ

yang ditetapkan.

Page 15: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

Pasal 33

(1) Setiap ruang bagian Dalam bangunan harus mempunyai pencahayaan dan

penghawaan alami, yang dilengkapi dengan satu atau lebih jendela atan

pintu yang dapat dibuka dan langsung berbatasan dengan udara luar;

(2) Pengecualian ketentuan sehagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,

diizinkan untuk bangunan bukan hunian apabila menggunakan sistem

pencahayaan dan penghawaan buatan.

Pasal 34

(1) Ruang rongga atap dilarang digunakan sebagai dapur atau kegiatan lain

yang membahayakau dan atau mengandung bahaya api;

(2) Setiap penggunaan ruang rongga atap yang luasnya tidak lebih dari 50 %

dari luas Iantai dibawahnya, tidak dianggap sebagai penanbahan tingkat

bangunan.

Pasal 35

(1) Pada ruang yang penggunaannya menghasilkan asap dan atau gas, harus

disediakan lubang hawa atau cerobong hawa secukupnya dan atau

menggunakan alat bantu mekanis;

(2) Lubang hawa dan atau cerobong hawa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) Pasal ini harus memenuhi ketentuan tentang pencegahan kebakaran.

Pasal 36

(1) Setiap bangunan yang sifatnya untuk tempat kediaman minimal harus

dilengkapi dengan sarana kamar mandi dan kakus;

(2) Ketentuan sebagairnana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini juga berlaku bagi

bangunan pabrik, industri dan gudang dengan kelentuan harus dipisahkan

untuk pria dan wanita.

Pasal 37

Bangunan untuk pabrik, industri dan gudang harus ditunjang dcngan fasilitas

lainnya untuk kebutuhan karyawan. yang meliputi:

a. Ruang ganti pakaian karyawan, yang dipisahkan untuk pria dan wanita;

b. Ruang makan karyawan atau kantin;

c. Ruang istirahat karyawan;

d. Ruang pelayanan kesehatan karyawan;

e. Tempat menyimpanan barang karyawan;

Page 16: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

f. Tempat sholat karyawan atau musholah;

g. Tempat parkir kendaraan karyawan;

h. Ruang dan atau tempat lainnya yang merupakan sarana penunjang bagi

karyawan.

Pasal 38

(1) Lantai dan dinding yang memisahkan ruang dengan penggunaan yang

berbeda dalam suatu bangunan harus memenuhi persyaratan ketahanan api

sehagairnana diatur dalam Peraturan Daerah ini;

(2) Ruang yang penggunaannya menimbulkan kebisingan, maka Iantai dan

dinding pemisahnya harus kedap suara;

(3) Ruang pada daerah-daerah basah, harus dipisahknn dengan dinding kedap

air dan dilapisi dengan bahan yang mudah dibersihkan.

Pasal 39

Dilarang membuat lubang pada lantai dan dinding yang berfungsi sebagai

penahan api, kecuali dilengkapi alat penutup yang memenuhi syarat ketahanan

api.

Pasal 40

(1) Setiap bangunan harus dilengkapi sarana peralatan pencegahan terhadap

bahaya kebakaran scrta penyelamatan jiwa manusia dan Iingkungannya

sesuai dengan dengan jenis dan penggunaan bangunan;

(2) Setiap fungsi ruang dan atau penggunaan bangunan Yang mempunyai

resiko bahaya kebakaran tinggi harus diatur penempatannya sehingga

apabila terjadi kebakaran dapat dilokalisir;

(3) Ruang lain yang mempunyai resiko bahaya kebakaran tinggi pada

bangunan harus dibatasi oleh dinding atau lantai kompartemen yang

ketahanan apinya minimal 3 jam dan pada dinding atau lantai

kompartemen tersebut tidak boleh terdapat lubang terbuka, kecuali

bukaan yang dilindungi;

(4) Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini harus dilengkapi

dengan pengukur panas dan harus dirawat dan atau diawasi, sehingga

suhu dalam ruangan tersebut tidak melebihi batas maksimal yang telah

ditentukan;

Page 17: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

(5) Setiap ruangan instalasi listrik, generator, gas turbin atau instalasi

pembangkit tenaga listrik lainnya serta ruangan penyimpanan gas atau

bahan yang mudah menguap dan terbakar, harus dilindungi dengan

sistem pencegahan kebakaran manual dan atau sistem pemadam otomatis.

Pasal 41

Setiap bangunan atau bagian bangunan yang berdasarkan letak, bentuk dan

penggunaannya dianggap mudah terkena sambaran petir, harus diberi instalasi

penangkal petir serta diperhitungkan berdasarkan standar, normalisasi teknis

dan peraturan lain yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN TATA RUANG

Pasal 42

(1) Setiap bangunan harus sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan

dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota;

(2) Tata letak bangunan dalam suatu bagian lingkungan harus dirancang

dengan memperhatikan keserasian lingkungan dan kemudahan dalam

upaya penanggulangan bahaya kebakaran;

(3) Setiap bangunan yang didirikan pada daerah pembentukan campuran,

harus aman dan bahaya pencemaran lingkungan dan bahaya kebakaran;

Pasal 43

(1) Bagi daerah yang belum memiliki rencana teknik ruang kota, Kepala

Daerah dapat menghentikan persetujuan membangun daerah tersebut,

untuk jangka waktu sementara;

(2) Apabila dikemudian hari ada penetapan rencana teknik ruang kota, maka

bangunan tersebut harus disesuaikan dengan rencana kota yang telah

ditetapkan.

Pasal 44

(1) Setiap bangunan yang didirikan harus sesuai dengan rencana perpetakan

yang telah diatur dalam rencana kota;

(2) Apabila perpetakan tidak dipenuhi atau tidak ditetapkan maka KDB.

KLB dan KKB diperhitungkan berdasarkan luas tanah dibelakang GSJ

yang dimiliki;

Page 18: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

(3) Penggabungan atan pemecahan perpetakan dimungkinkan dengan

ketentuntuan KDB KLB dan KKB tidak dilampaui dan dengan

memperhitungkan keadaan lapangan keserasian dan keamanan

lingkungan serta memenuhi ketentuan teknis yang telah ditetapkan.

Pasal 45

(1) Untuk tanah yang belum atau tidak memenuhi ketentuan luas minimum

perpetakan, Kepala Daerah dapat menetapkan lain dengan memperhatikan

keserasian dan arsitektur Iingkungan;

(2) Kepala Dacrah dapat menetapkan lebih lanjut tentang perpetakan

bangunan tcrhadap GSB, dengan memperhatikan keserasian, keamanan

dan arsitektur lingkungan.

Pasal 46

(1) Dalam hal perencanaan suatu bangunan atau lingkungan bangunan, harus

dibuat perencanaan tapak menyeluruh yang mencakup rencana sirkulasi

kendaraan, orang dan barang, tempat parkir, penghijauan, sarana dan

prasamana lingkungan, dengan memperhatikan keserasian terhadap

lingkungan dan sesuai dengan standar lingkungan yang ditetapkan;

(2) Tata letak bangunan diDalam suatu rencana tapak harus memenuhi

ketentuan tentang jarak bebas yang telah ditentukan oleh jenis peruntukan

dan ketinggian bangunan;

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, ditetapkan oleh

Kepala Daerah.

Pasal 47

(1) Penambahan lantai dan atau tingkat pada suatu bangunan diperkenankan

apabila masih memenuhi batas ketinggian yang ditetapkan dalam

rencana kota, dengan tidak melebihi KLB dan harus memenuhi

kebutuhan tempat parkir;

(2) Penambahan lantai dan atau tingkat seperti dimaksud pada ayat (1) Pasal

ini, harus memenuhi persyaratan keamanan struktur dan konstruksi

bangunan yang telah ditetapkan.

Pasal 48

Pada daerah-daerah yang rencana kotanya belum ditetapkan dan atau

diterapkan sepenuhnya, maka Kepala Daerah dapat menetapkan ketentuan

sementara tentang tata cara dan persyaratan membangun.

Page 19: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

Pasal 49

Kepala Daerah dapat menetapkan suatu lokasi khusus untuk bangunan fasilitas

umum, dengan tetap memperhatikan keamanan, kesehatan, keselamatan,

keserasian dan lingkungan di sekitarnya.

Pasal 50

(1) Atas pelayanan pemberian izin sebagaimana dimaksud Dalam Peraturan

Daerah ini dikenakan retribusi;

(2) Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yaitu:

a. Retribusi penyediaan blanko;

b. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

c. Retribusi Administrasi Perijinan. yang meliputi :

- balik nama ijin;

- pemecahan Ijin;

- salinan ljin,

- legalisasi ijin;

- pembatalan ijin;

Pasal 51

Retribusi penyediaan blanko sebagaimana dimaksud pada Pasal 50 ayat (2) hunif

a, dikenakan retrihusi sebesar Rp. 2.500,00.

Pasal 52

Besarnya retribusi izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksud pada pasal

50 ayat (2) huruf b ialah luas bangunan dikalikan dengan harga satuan retribusi

permeter persegi sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:

a.1. TABEL BANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL

NO.

LUAS BANGUNAN

JENIS BANGUNAN

0<LB<100 M2

( Per M2 )

0<LB<200 M2

( Per M2 )

LB>100 M2

( Per M2 )

1PERMANEN TIDAK

BERTINGKATRp 1.800,00 Rp 2.400,00 Rp 3.000,00

2

PERMANEN

BERTINGKAT 2 (DUA)

LANTAI

Rp 2.400,00 Rp 3.000,00 Rp 3.600,00

Page 20: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

3

TAMBAHAN

BANGUNAN

BERTINGKAT TIAP 1

(SATU) LANTAI

Rp 1.800,00 Rp 2.400,00 Rp3.000,00

4 NON PERMANEN Rp 900,00 Rp 1.200,00 Rp 1.500,00

a.2. TABEL BANGUNAN SOSIAL DAN USAHA

N

OGOLONGAN BANGUNAN JENIS BANGUNAN BIAYA RETRIBUSI

1 BANGUNAN SOSIAL

a. Tidak Bertingkat

b. Bertingkat 2 (dua)

lantai

a.1. Ibadah

a.2. Non Ibadah

b.1 Ibadah

b.2 Non Ibadah

a.1 Rp

a.2 Rp

b.1 Rp

b.2 Rp

0,00/ M2

1.800,00/ M2

0,00/ M2

2.400,00/ M2

2 BANGUNAN USAHA

a. Tidak Bertingkat

b. Bertingkat 2 (dua)

lantai

a.1 Industri

a.2 Perdagangan/Perkantoran

b.1 industri/ Pergudangan

b.2 Perdagangan/Perkantoran

a.1 Rp

a.2 Rp

b.1 Rp

b.2 Rp

5.000,00/ M2

5.000,00/ M2

6.000,00/ M2

6.000,00/ M2

3 TAMBAHAN BANGUNAN

BERTINGKAT TIAP 1

(SATU) LANTAI UNTUK

BANGUNAN SOSIAL

a.1. Ibadah

a.2. Non Ibadah

a.1 Rp

a.2 Rp

0,00/ M2

1.800,00/ M2

4 TAMBAHAN BANGUNAN

BERTINGKAT TIAP 1

(SATU) LANTAI UNTUK

BANGUNAN USAHA

a.1. Ibadah

a.2. Non Ibadah

a.1 Rp

a.2 Rp

5.000,00/ M2

5.000,00/ M2

Page 21: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

b. PEKERJAAN LAIN-LAIN

NO JENIS PEKERJAANBIAYA RETRIBUSI

(Rp)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Pekerjaan Pagar Tembok, Besi, Kawat

Pekerjaan Sumur Peresap/ Septic Tank

Pekerjaan menara Air

Pekerjaan tandon air bawah tanah

Pekerjaan Druiker, gorong, saluran, drainase

Pekerjaan jalan aspal

Pekerjaan jalan makadam

Pekerjaan jalan beton, paving stone

Pekerjaan lantai jemur

Pekerjaan gudang terbuka beton, aspal paving

Pekerjaan pematangan tanah

Pekerjaan ting, pancang, pondasi mesin

Pekerjaan rehab tampak, konstruksi bangunan

Pekerjaan penyimpanan bahan bakar/ kilang/ tangki

Pekerjaan cerobong asap

Pekerjaan pondasi mesin beton

Pekerjaan kolam buangan limbah

Pekerjaan menara anten dan sejenisnya

Pekerjaan tiang listrik JTT

Pekerjaan lapangan olah raga terbuka atau tempat bermain

Pekerjaan instalasi bahan bakar

Pekerjaan kolam renang

500,00/ M2

10.000,00/ BH

30.000,00/ BH

30.000,00/ BH

300.,00/ M2

500,00/ M2

350,00/ M2

600,00/ M2

500,00/ M2

1.000,00/ M2

100,00/ M2

2.500,00/ BH

2.500,00/ M2

250.000,00/ BH

100.000,00/ BH

1.000,00/ M2

4.000,00/ M2

1.000,00/ BH

50.000,00/ BH

1.500,00/ M2

500.000,00/ BH

3.000,00/ M2

Pasal 53

(1) Besarnya Retribusi Adminisirasi Perijinan sebagaimana dimaksud pada

Pasal 50 ayat (2) huruf c dikenakan retribusi sebesar :

a. Sctiap balik nama ijin atas ijin yang telah dikeluarkan, dikenakan

retribusi sebesar 5 % dan retribusi ijin mendirikan hangunan atau

sekurang-kurangnya Rp. 10.000,00

b. Setiap pemecahan ijin atas ijin yang telah dikeluarkan dikenakan

retribusi sebesar 10 % dan retribusi ijin mendirikan bangunan atau

sekurang-kurangnya Rp. 10.000,00;

Page 22: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

c. Setiap salinan ijin atas ijin yang telah dikeluarkan, dikenakan retribusi

sebesar 5°/o dari Retribusi ijin mendirikan bangunan atau sekurang-

kurangnya RP. 10.000,00;

d. Setiap legalisasi ijin atas ijin yang telah dikeluarkan, dikenakan

retribusi sebesar 10 % dari retribusi ijin mendirikan bangunan atau

sekurang-kurangnya Rp. 10.000,00;

e. Setiap pembatalan ijin atas permintaan pemohon terhadap ijin yang

telah diproses, dikenakan retribusi sebesar 25 % dan retribusi ijin

mendirikan bangunan atau sekurang-kurangnya Rp. 10.000,00.

(2) Setiap pencabutan ijin akibat kesalahan pemohon, maka semua biaya

retribusi yang tclah dibayar serta dokumen yang dilampirkan oleh

pemohon menjadi hak Pemerintah Daerah yang tidak dapat diminta atau

diambil kembali.

BAB VII

PEMUNGUTAN

Pasal 54

(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan;

(2) Retribusi dipungut dengan rnenggunakan SKP atau dokumen lain Yang

dipersamakan dan SKRDKBT

BAB VIII

PENAGIHAN

Pasal 55

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus;

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari

sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan,

SKRDKBT dan STRD;

(3) Pembayaran, penyctoran tempat pembayaran retribusi diatur dengan

Keputusan Kepala Daerah.

BAB X

PENAGIHAN

Pasal 56

(1) Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan, SKRDKBT, STRD, dan Surat Keputusan Keberatan yang

menyebabkan jumlah Retribusi yang harus dibayar oleh wajib retribusi

Page 23: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

dapat ditagih melalui Badan Urusan Piutang dan lelang Negara

(BUPLN);

(2) Penagihan retribusi melalui BUPLN dilaksanakan berdasarkan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

BAB X

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 57

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua

persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan

ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB XI

DENDA RETRIBUSI

Pasal 58

Bangunan yang telah berdiri dan atau telah dilaksanakan kegiatan pekerjaan

pembangunan sebelum ada ijin dari Kepala Daerah, dikenakan denda yaitu

Retribusi Denda Bangunan (RDB) yang besamya adalah Retribusi Ijin

Mendirikan Bangunan (RIMB) dikalikan persentase pembangunan yang telah

dilaksanakan dikalikan presentase Pembangunan yang telah dilaksanakan atau

dengan rumus RDB = RIMB X % Fisik Bangunan;

BAB XII

PEMBAYARAN DAN PENETAPAN

Pasal 59

Setiap wajib retribusi harus membayar retribusi yang terhutang sesuai dengan

besarnya retribüsi yang telah ditetapkan.

Pasal 60

(1) Jika ternyata retribusi yang terhutang sebagaimana dimaksud Dalam pasal

55 Peraturan Daerah ini dibayar kurang atau sama sekali tidak dibayar

menurut besar retribusi, ditetapkan karena jabatan oleh Kepala Daerah

atau Pejabat yang ditunjuk, selama belum lewat 3 tahun;

(2) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk, berwenang memberikan

keringanan dan atau membebaskan baik untuk seluruhnya atau sebagian

sebagaimana dimaksud pada pasal 55 Peraturan Daerah ini.

Page 24: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

BAB XIII

KEBERATAN DAN PEMBEBASAN

Pasal 61

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Daerah

terhadap besarnya ketetapan Retribusi yang telah ditetapkan dalam jangka

waktu 3 bulan sejak tanggal penetapan retribusi;

(2) Kepala Daerah menetapkan keputusan atas keberatan yang diajukan;

(3) Apabila dalam jangka waktu 6 bulan Kepala Daerah tidak menetapkan

Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, maka keberatan

yang diajukan tersebut dianggap diterima;

(4) Kewajiban untuk membayar retribusi tidak tertunda dengan diajukannya

surat keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini.

Pasal 62

Kepala Daerah dapat menetapkan pembebasan atau pengurangan besarnya

retribusi yang telah ditetapkan, sebagaimana tercantum dalam Peraturan

Daerah ini.

BAB XIV

KETENTUAN PIDANA

Pasal 63

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga

merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6

(enam) bulan dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah

retribusi yang terutang;

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pclanggaran.

BAB XV

KETENTUAN LAIN – LAIN

Pasal 64

(1) Selain ketentuan pidana sebagaiman dimaksud pada pasal 63 Peraturan

Daerah ini, Kepala Daerah berwenang mengeluarkan perintah untuk

membongkar, menyegel dan menghentikan dengan segera pekerjaan dan

atau seluruh bangunan, bangunan-bangunan Instalasi dan perlengkapan

bangunan yang bertcntangan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah

ini;

Page 25: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

(2) Dalam hal dilakukan pembongkaran secara paksa, biaya pembongkaran

dibebankan kepada pemilik bangunan;

(3) Petunjuk pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

(2) pasal ini ditetapkan oleh Kapala Daerah.

Pasal 65

(1) Kepala Daerah dapat membekukan Izin Mendirikan Bangunan, apabila

dikemudian hari ternyata terdapat sengketa, pengaduan dari pihak ketiga,

pelanggaran atau kesalahan teknis dalam membangun;

(2) Keputusan pembekuan Izin Mendirikan Bangunan diberitahukan secara

tertulis kepada pemegang izin dengan disertai alasan, setelah pemegang

izin diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan.

Pasal 66

(1) Kepala Daerah dapat mencabut Izin Mendirikan Bangunan, apabila:

a. Izin Mendirikan Bangunan yang diterbitkan berdasarkan kelengkapan

persyaratan izin yang diajukan atau keterangan pemohon, yang

ternyata tidak benar, palsu atau dipalsukan baik sebagian atau

seluruhnya;

b. Pelaksanaan pembangunan dan atau penggunaan bangunan

menyimpang dari ketentuan atau persyaratan yang telah ditetapkan;

c. Sctelah 6 bulan terhitung sejak tanggal ditetapkannya Surat

Keputusan Izin Mendirikan Bangunan pelaksanaan pekerjaan

pembangunan belum juga dimulai;

d. Dalam waktu 6 bulan berturut-turut pelaksanaan pembangunan

terhenti sebagian atau seluruhnya sehingga bangunan tidak dapat

berfungsi sehagaimana mestinya.

(2) Kcputusan pencabutan Izin Mendirikan Bangunan diberitahukan secara

tertulis kepada pemegang izin dengan disertai alasan, setelah pemegang

izin diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan.

BAB XVI

PENYIDIKAN

Pasal 67

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah

diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan

tindak pidana dibidang retribusi Daerah sebagaimana dimaksud Dalam

Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana:

Page 26: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

(2) Wewenang penyidik sebagaimana tercantum dalam BAB II Pasal 4

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997;

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan

dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada

Penuntut Umum, scsuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-

undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 68

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten

Daerah Tingkat II Gresik Nomor 9 Tahun 1995 tentang Bangimana Dalam

Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik beserta seluruh perubahannya dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 69

Hal-hal yang belum cukup diatur Dalam Peraturan Dacrali ini sepanjang

mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah

Agar setiap orang dapat mcngetahui. Pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan menempatkannya Dalam Lembaran Daerah Kabupaten Gresik.

Ditetapkan di Gresik

Pada tanggal 8 Juli 2000

BUPATI GRESIK

TTD

Drs. KH. ROBBACH MA’SUM

Diundangkan di Gresik

Pada tanggal 21 Juli 2000

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

GRESIK

ttd

Drs. GUNAWAN, M.SI

Pembina Tk. I

NIP. 010 080 491

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2000 NOMOR 8 SERI B.

Page 27: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK

NOMOR 22 TAHUN 2000

TENTANG

RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

I. PENJELASAN UMUM

Semakin pesatnya perkembangan pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Gresik yang

mengarah pada banguanan-bangunan bertingkat, dimana keterbatasan lahan tanah yang

semakin lama semakin sempit, maka sangat diperlukan adanya suatu penataan, penertiban.

pengawasan, pengendalian keamanan dan keselamatan bangunan serta. Iingkuagan

disekitarnya.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas serta dalam rangka pelaksanaan

Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak daerah dan Peraturan pemerintah

Nomor 20 tahun 1997 tentang Retribusi Daerah serta Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 174 tahun 1997 tentang Pcdoman Tata Cara Pemugutan Rctribusi Daerah, maka

Peraturan Daerah Kabupaten Gresik ini sebagai pengganti Peraturan yang lama.

Peraturan Daerah ini diharapkan dapat menjadi sarana dan pedoman yang jelas bagi

masyarakat maupun aparat terkait Dalam melaksanakan tugasnya untuk meningkatkan

pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di bidang pembangunan dan menjadi alat

kendali bagi laju pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Gresik serta mencegah

terhadap bahaya kerusakan dan pencemaran lingkungan yang ada di sekitarnya. sehingga

berbagi investasi dapat mencapai nilai manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan

di Kabupaten Gresik.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d 4 : Yang dimaksud dengan orang pribadi adalah setiap orang

yang mempunyai kewajiban terhadap diri sendiri sedangkan

yang dimaksud dengan badan adalah setiap bentuk badan

usaha yang meliputi Perseroan Terbata Perseroan Komanditer,

lainnya Badan Usaha Milik Negara, Usaha Milik daerah.

dengan nama atau bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan,

koperasi, yayasan atau Organisasi sejenisnya, lembaga serta

bentuk Badan Usaha atau Usaha lainnya yang sifatnya untuk

komersial dan mencari keuntungan.

Page 28: PERATURAN D KABUPATEN GRESIK · Web viewPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal;

Pasal 6 s/d 14 : Cukup Jelas

Pasal 15

Huruf a : Yang dimaksud disini adalah antara lain pekerjaan mengcat

dinding, membuat sekat-sekat atau pembatas dalam ruangan

dengan tinggi tidak mencapai flafond dengan menggunakan

bahan ringan serta pemeliharaan bangunan lainnya yang tidak

merubah denah bangunan dan atau menambah bangunan.

kontruksi yang telah ada sebelumnya.

Huruf b : Cukup Jelas

Huruf c : Yang dimaksud di sini adalah perbaikan instalasi,

perlengkapan bangunan serta saluran-saluran pembuangan.

Pasal 16 s/d 22 : Cukup Jclas

Ayat (1) : Yang dimaksud dengan bangunan dalam ayat ini adalah

bangunan Industri, Pabrik, Work Shop, bengkel besar,

Ayat (2) s/d (6) : Cukup Jelas Rumah Sakit dan Laboratorium

Pasal 24 s/d 41 : Cukup Jelas.

Pasal 42 ayat (3) : Yang dimaksud dengan Daerah peruntukan campuran dalam

ayat ini adalah Daerah yang Peruntukannya untuk pemukiman

penduduk dan untuk industri atau usaha lainnya;

Pasal 43 s/d 69 : cukup jelas