PERATURAN BUPATI BANYUMAS

65
PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 52 TAHUN 2012 PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU DI KABUPATEN BANYUMAS

description

ASI

Transcript of PERATURAN BUPATI BANYUMAS

Page 1: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PERATURAN BUPATI

BANYUMASNOMOR 52

TAHUN 2012

PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU DI KABUPATEN BANYUMAS

Page 2: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

MENIMBANGa. Bahwa untuk mencapai pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal, perlu upaya peningkatan pemberian Air Susu Ibu yang terdiri dari Insiasi Menyusui Dini pada bayi baru lahir, pemberian Air Susu Ibu Eksklusif sampai bayi umur 6 (enam) bulan, serta penyusunan lanjutan sampai anak berumur 2 (dua) tahun.

b. Bahwa dalam rangka peningkatan pemberian Air Susu Ibu sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu percepatan program peningkatan Pemberian Air Susu Ibu di Kabupaten Banyumas.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu di Kabupaten Banyumas.

Page 3: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Banyumas dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak.4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Indonesia.5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan.8. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

10. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2011 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu di Provinsi Jawa Tengah.

Page 4: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TUJUAN

Pasal 2 Tujuan dari Peraturan Bupati ini adalah

percepatan peningkatan peran serta masyarakat, unsur Pemerintah Daerah, Swasta, dan Lembaga Swadaya Masyarakat dlam Program PP-ASI di Kabupaten Banyumas.

Page 5: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN PEMBERIAN

AIR SUSU IBU

PASAL 3

1) Dalam rangka percepatan pencapaian keberhasilan ASI Eksklusif, Pemerintah Daerah mendukung dan melaksanakan Program PP-ASI

2) Koordinator pelaksanaan Program PP-ASI adalah Dinas

Page 6: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN PEMBERIAN AIR

SUSU IBUSARANA PELAYANAN KESEHATAN

DAERAH

PASAL 4

1) Pada sarana pelayanan kesehatan Daerah pelaksanaan Program PP-ASI berpedoman pada 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan menyusui, yaitu :

a. Saran Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas

b. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut

Page 7: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

c. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui

d. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di runag bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayu disusui setelah 30 menit ibu sadar

e. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis

f. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir

Page 8: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

g. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari

h. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui

i. Tidak memberikan Dot atau Empeng kepada bayi yang diberi ASI

j. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/ Rumah Bersalin/ Sarana Pelayana Kesehatan

Page 9: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

2) Saran Pelayanan Kesehatan tingkat Daerah sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dilarang mempromosikan susu formula bayi baik secara langsung dengan memasang poster iklan produk susu formula dan/ atau mendisplay sampel produk susu formula, maupun secara tidak langsung dengan membekali ibu bersalin dengan produk susu formula tertentu, serta tidak menerima sponsorship dalam bentuk apapun

Page 10: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN PEMBERIAN

AIR SUSU IBUPenyedian Ruang Laktasi

1) Sarana Umum milik Pemerintah Daerah menyediakan ruang laktasi.2) Dinas dapat secara aktif melakukan upaya untuk mendukung

tersedianya ruang laktasi pada sarana umum milik Pemerintah Daerah.

3) Kepala Perangkat Daerah atau Unit Pelaksana Teknis Daerah yang membidangi sarana umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan koordinasi dengan Dinas dalam upaya penyediaan ruang laktasi.

4) Kepala Perangkat Daerah selain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengupayakan Ruang Laktasi di lingkungan kantor sesuai dengan kebutuhan.

5) Pada lingkungan kantor yang saling berdekatan dapat disediakan satu tempat ruang laktasi.

6) Pertimbangan sesuai kebutuhan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (4) dilakukan dengan memperhatikan populasi dan keinginan ibu menyusui.

Page 11: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

SARANA UMUM LAINYA

1) Pada sarana pelayanan kesehatan selain milik Pemerintah Daerah dilaksanakan pedoman sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.

2) Dinas memberikan dorongan dan motivasi kepada pemilik atau pengelola sarana umum selain milik Pemerintah Daerah untuk menyediakan ruang laktasi.

3) Dinas dapat melaksanakan program/kegiatan yang ditunjukan untuk mendorong dan memotivasi pihak pemilik atau pengelola sarana umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam upaya melaksanakan program PP-ASI.

Page 12: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

RUANG LAKTASI

1) Ruang laktasi dapat dibangun baru atau menggunakan bagian dari bangunan yang telah ada.

2) Dalam ruang laktasi disediakan peralatan paling sedikit meliputi meja dan kursi, tempat cuci tangan dan alat pemerah ASI.

3) Dalam hal diperlukan ruang laktasi dapat dilengkapi dengan lemari pendingin untuk tempat menyimpan ASI perah.

4) Dalam hal ruang laktasi merupakan bagian bentuk dan ukuran ruang disesuaikan dengan kondisi bagian bangunan yang ada dengan mempertimbangkan penempatan sarana sebagimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).

5) Dalam hal ruang laktasi direncanakan dan dibangun baru, bentuk dan ukuran ruang dirancang cukup lapang dan proporsional sesuai dengan penempatan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).

Page 13: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PASAL 8

Penyedian ruang laktasi pada sarana umum dan sarana pelayanan kesehatan yang bukan milik Pemerintah Daerah menjadi beban biaya masing-masing pemilik atau pengelola tempat yang bersangkuta.

Page 14: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PASAL 9

1) Pemilik atau Pengelola Sarana Pelayanan Kesehatan dan sarana umum yang telah menyediakan ruang laktasi memberikan identiatas pada ruang laktasi.

2) Pemilik atau pengelola Sarana Pelayanan Kesehatan dan saran umum menyediakan informasi yang cukup mengenai ketersediaan ruang laktasi.

3) Informasi dapat diberikan melalui papan penunjuk atau media informasi lainnya yaitu melalui sarana pengeras suara atau audio video.

Page 15: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PASAL 10

1) Ruang laktasi hanya dipergunakan untuk ibu yang akan menyusui bayinya atau memberikan ASI kepada bayinya.

2) Pemilik atau Pengelola Sarana Pelayanan Kesehatan dan sarana umum yang telah menyediakan ruang laktasi memelihara kebersihan dan tindakan lain yang diperlukan dalam mendukung program PP-ASI, termasuk juga menegur orang yang memanfaatkan ruang laktasi untuk keperluan selain untuk keperluan pemberian ASI.

3) Pemilih atau Pengelola Sarana Pelayanan Kesehatan dan sarana umum yang telah menyediakan ruang laktasi dapat melakukan tindakan yang diperlukan apabila orang telah ditegur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap tidak mengindahkan teguran yang dilakukan.

Page 16: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TINDAK LANJUT STRATEGIS

PASAL 11

Pemerintah Daerah dapat mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk mendukung pencapaian sasaran Program PP-ASI di daerah dengan cara yaitu :

a. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektoral tingkat Daerah dengan Dinas sebagai leading sektor

b. Melaksanakan penyebarluasan informasi dan advokasi program

c. Mengefektifkan Forum Kesehatan Desa dan membentuk Kelompok Pendukung ASI yang dimotori oleh motivator ASI, kader Posyandu dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

Page 17: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

d. Melarang pemasaran produk susu formula bayi, baik dalam bentuk promosi media massa maupun promosi langsung disarana pelayanan kesehatan

e. Mengadvokasi pimpinan Tempat Kerja selain milik Pemerintah Daerah untuk mengupayakan tersedianya fasilitas Ruang Laktasi di tempat kerjanya dan memberikan kesempatan kepada karyawati memanfaatkan sesuai kebutuhan

f. Mengadvokasi pengelola Sarana Umum untuk menyediakan fasilitas Ruang Laktasi di lingkungannya dan mendorong pemanfaatanya oleh ibu menyusui yang berkunjung ke tempat tersebut

g. Meningkatkan peran serta masyarakat, swasta dan LSM dalam program PP-ASI

h. Memberi kesempatan secara proporsional kepada pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah yang sedang menyusui bayi di bawah 6 bulan untuk memberikan ASI di tempat bayi berada.

Page 18: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PEMBINAAN DAN PEMANTAUAN

PASAL 12

1) Bupati melaksanakan pembinaan dan pemantauan Program PP-ASI Daerah

2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pemantauan Program PP-ASI di Daerah, Bupati menugaskan Kepala Dinas sebagai koordinator

3) Dinas melakukan edukasi, mendorong dan memotivasi kepada semua pihak untuk melaksanakan Program PP-ASI, termasuk juga mendorong kepada pemilik atau pengelola saran umum dan pelayanan kesehatan untuk menyediakan ruang laktasi.

Page 19: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

4) Dinas melakukan upaya agar kualitas dan kuantitas runag laktasi yang ada di Daerah semakin meningkat

5) Dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pemantauan secara intensif, Bupati membentuk Tim Pembina Program PP-ASI, yang beranggotakan unsur terkait dari unsur Tenaga Kesehatan, Perangkat daerah terkait, Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi, kalangan Swasta dan LSM

6) Susunan keanggotaan dan tugas Tim Pembina Program PP-ASI sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan dengan Keputusan Bupati

Page 20: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PEMBIAYAAN

PASAL 13

Pembiyaan terhadap pelaksanaan Peraturan Bupati ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banyumas dan sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat

Page 21: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

KETENTUAN PENUTUPPASAL 14

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Banyumas

Ditetapkan di BanyumasPada tanggal 28 Desember 2012

BUPATI BANYUMAS,

MARDJOKO

Page 22: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PERATURAN PEMERINTAHREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

Oleh :BAHARUDIN, SKM

DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN DHARMA WANITA KAB. BANYUMAS TANGGAL 14 NOVEMBER 2012

Page 23: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TUJUAN ASI EKSKLUSIF

Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk:

a. menjamin pemenuhan hak Bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;

b. memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan

c. meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Page 24: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

Page 25: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

Tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dalam program pemberian ASI Eksklusif meliputi:

a. melaksanakan kebijakan nasional dalam rangka program pemberian ASI Eksklusif;

b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI Eksklusif dalam skala kabupaten/kota;

c. memberikan pelatihan teknis konseling menyusui dalam skala kabupaten/kota;

d. menyediakan tenaga konselor menyusui di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan tempat sarana umum lainnya dalam skala kabupaten/kota;

Page 26: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

e. membina, monitoring, mengevaluasi, dan mengawasi pelaksanaan dan pencapaian program pemberian ASI Eksklusif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, satuan pendidikan kesehatan, Tempat Kerja, tempat sarana umum, dan kegiatan di masyarakat dalam skala kabupaten/kota;

f. menyelenggarakan penelitian dan pengembangan program pemberian ASI Eksklusif yang mendukung perumusan kebijakan kabupaten/kota;

g. mengembangkan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h. menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas penyelenggaraan pemberian ASI Eksklusif dalam skala kabupaten/kota.

Page 27: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

Pasal 6 Setiap ibu yang melahirkan harus

memberikan ASI Eksklusif

Pasal 7 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 tidak berlaku dalam hal terdapat: a. indikasi medis: b. ibu tidak ada; atau c. ibu terpisah dari Bayi.

Page 28: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

INISIASI MENYUSU DINI

Pasal 9

(1) Tenaga Kesehatan dan penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap Bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 (satu) jam.

(2) Inisiasi menyusu dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara meletakkan Bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit Bayi melekat pada kulit ibu.

Page 29: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

Pasal 12

(1) Setiap ibu yang melahirkan Bayi harus menolak pemberian Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya.

(2) Dalam hal ibu yang melahirkan Bayi meninggal dunia atau oleh sebab lain sehingga tidak dapat melakukan penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penolakan dapat dilakukan oleh Keluarga.

Page 30: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 14

(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan izin.

Page 31: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

SANKSI ADMINISTRATIF

(2) Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa: a. teguran lisan; dan/atau b. teguran tertulis.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Page 32: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TEMPAT KERJA DANTEMPAT SARANA UMUM

Pasal 30

(1) Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus mendukung program ASI Eksklusif.

(2) Ketentuan mengenai dukungan program ASI Eksklusif di Tempat Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perusahaan antara pengusaha dan pekerja/buruh, atau melalui perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha.

Page 33: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TEMPAT KERJA DANTEMPAT SARANA UMUM

(3) Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.

Page 34: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TEMPAT KERJA DANTEMPAT SARANA UMUM

Pasal 31

Tempat Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 terdiri atas:

a. perusahaan; dan b. perkantoran milik Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan swasta.

Page 35: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TEMPAT KERJA DANTEMPAT SARANA UMUM

Pasal 32

Tempat sarana umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 terdiri atas:

a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan; b. hotel dan penginapan; c. tempat rekreasi; d. terminal angkutan darat; e. stasiun kereta api;

Page 36: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TEMPAT KERJA DANTEMPAT SARANA UMUM

f. bandar udara; g. pelabuhan laut; h. pusat-pusat perbelanjaan; i. gedung olahraga; j. lokasi penampungan pengungsi; dan k. tempat sarana umum lainnya.

Page 37: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TEMPAT KERJA DANTEMPAT SARANA UMUM

Pasal 33

Penyelenggara tempat sarana umum berupa Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif dengan berpedoman pada 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan menyusui sebagai berikut:

a. membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan kepada semua staf pelayanan kesehatan;

b. melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan menyusui tersebut;

c. menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui;

Page 38: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TEMPAT KERJA DANTEMPAT SARANA UMUM

d. membantu ibu menyusui dini dalam waktu 60 (enam puluh) menit pertama persalinan;

e. membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayinya;

f. memberikan ASI saja kepada Bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis;

g. menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu 24 (dua puluh empat) jam;

h. menganjurkan menyusui sesuai permintaan Bayi; i. tidak memberi dot kepada Bayi; dan j. mendorong pembentukan kelompok pendukung

menyusui dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Page 39: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

TEMPAT KERJA DANTEMPAT SARANA UMUM

Pasal 34

Pengurus Tempat Kerja wajib memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di Tempat Kerja.

Page 40: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DUKUNGAN MASYARAKAT Pasal 37

(1) Masyarakat harus mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi.

(2) Dukungan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui :

a. pemberian sumbangan pemikiran terkait dengan penentuan kebijakan dan/atau pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif;

b. penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas terkait dengan pemberian ASI Eksklusif;

c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif; dan/atau

d. penyediaan waktu dan tempat bagi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.

(3) Dukungan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 41: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

POSISI BAYI Kepala dan badan bayi dalam garis lurus Bayi dipeluk dekat badan ibu Seluruh badan bayi ditopang Bayi mendekat ke payudara,hidung

berhadapan dengan puting

Page 42: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

PELEKATAN BAYI Tampak lebih banyak areola diatas bibir Mulut bayi terbuka lebar Bibir bawah terputar keluar Dagu bayi menempel pada payudara

Page 43: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 44: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 45: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 46: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 47: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 48: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 49: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 50: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 51: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 52: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 53: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 54: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 55: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 56: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 57: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 58: PERATURAN BUPATI BANYUMAS
Page 59: PERATURAN BUPATI BANYUMAS
Page 60: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 61: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI

Page 62: PERATURAN BUPATI BANYUMAS
Page 63: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

MENYUSUI PADA UMUMNYA AKAN BERHASIL BILA :

Ibu merasa senang tentang dirinya Bayi melekat dengan benar pada payudara

sehingga ia menyusu secara efektif Bayi menyusu sesering dan selama ia mau Lingkungan mendukung kegiatan menyusui

Page 64: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

64

( Lagu “SATU-SATU AKU SAYANG IBU”)

Satu-satu cuci tangan duluDua-dua kluarkan ASI-mu

Tiga-tiga teruskan menyusuBayi, ibu senang

Ayah makin sayang

Satu-satu hanya ASI sajaDua-dua tambahan tak perlu

Tiga-tiga sampai 6 bulanSatu, Dua, Tiga

EKSKLUSIF namanya

Page 65: PERATURAN BUPATI BANYUMAS

65

(Lagu “MAJU TAK GENTAR”)

Berilah ASI pada bayi anda,Menyusu Dini sangatlah berguna,Sayangi bayi dengan ASI Eksklusif, Libatkan ayah tindakan yang arif,

Posisi yang benar, pelekatan benar,Membuat menyusu nyaman,Bayi cerdas sehat, keuangan hemat, Semua adalah rahmat.