PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR DENGAN … · Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Laporan...

30
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/20/PADG/2018 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna efektivitas pelaksanaan tugas Bank Indonesia di sektor moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah yang lebih efektif diperlukan dukungan informasi secara mingguan, bulanan, triwulanan, dan tahunan yang tersedia secara tepat waktu, benar, dan lengkap; b. bahwa untuk menyediakan informasi secara tepat waktu, benar, dan lengkap diperlukan pengembangan sistem pelaporan kantor pusat bank umum; c. bahwa untuk meningkatkan ketersediaan informasi secara lebih lengkap, diperlukan penyempurnaan laporan serta pedoman bagi bank dalam menyusun dan menyampaikan laporan melalui sistem pelaporan kantor pusat bank umum; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Laporan Kantor Pusat Bank Umum;

Transcript of PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR DENGAN … · Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Laporan...

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

NOMOR 20/20/PADG/2018

TENTANG

LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa guna efektivitas pelaksanaan tugas Bank Indonesia

di sektor moneter, makroprudensial, serta sistem

pembayaran dan pengelolaan uang rupiah yang lebih

efektif diperlukan dukungan informasi secara mingguan,

bulanan, triwulanan, dan tahunan yang tersedia secara

tepat waktu, benar, dan lengkap;

b. bahwa untuk menyediakan informasi secara tepat waktu,

benar, dan lengkap diperlukan pengembangan sistem

pelaporan kantor pusat bank umum;

c. bahwa untuk meningkatkan ketersediaan informasi secara

lebih lengkap, diperlukan penyempurnaan laporan serta

pedoman bagi bank dalam menyusun dan menyampaikan

laporan melalui sistem pelaporan kantor pusat bank

umum;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Laporan

Kantor Pusat Bank Umum;

2ii

Mengingat : 1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/12/PBI/2012

tentang Laporan Kantor Pusat Bank Umum (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 190,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5349);

2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang

Uang Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2018 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6203);

3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009

tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran

dengan Menggunakan Kartu (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 64, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5000) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor

14/2/PBI/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Bank

Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang

Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan

Menggunakan Kartu (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 11, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5275);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR TENTANG

LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini yang dimaksud

dengan:

1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan

termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di

luar negeri, serta bank umum syariah dan unit usaha

3ii

syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

yang mengatur mengenai perbankan syariah.

2. Bank Pelapor adalah Bank yang mempunyai kewajiban

menyampaikan laporan kantor pusat bank umum kepada

Bank Indonesia.

3. Sistem Laporan Kantor Pusat Bank Umum, yang

selanjutnya disebut Sistem LKPBU adalah sistem

penerimaan laporan (capturing) yang berbasis web melalui

jaringan ekstranet.

4. Laporan Kantor Pusat Bank Umum yang selanjutnya

disebut Laporan adalah laporan yang disusun dan

disampaikan oleh Bank Pelapor secara mingguan,

bulanan, triwulanan, dan/atau tahunan kepada Bank

Indonesia melalui Sistem LKPBU.

5. Online adalah penyampaian Laporan yang dilakukan

dengan mengirim rekaman data secara langsung melalui

jaringan komunikasi data kepada Bank Indonesia.

6. Offline adalah penyampaian Laporan yang dilakukan

dengan menyampaikan rekaman data dalam bentuk media

perekaman data elektronik kepada Bank Indonesia.

7. Hari Kerja adalah hari kerja Bank Indonesia yang

mewilayahi Bank Pelapor, tidak termasuk pada saat Bank

Indonesia menyelenggarakan kegiatan operasional

terbatas.

BAB II

BANK PELAPOR DAN CAKUPAN LAPORAN

Bagian Kesatu

Bank Pelapor LKPBU

Pasal 2

(1) Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan kepada Bank

Indonesia.

(2) Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas:

4ii

a. kantor pusat dari Bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional;

b. kantor pusat dari Bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara syariah;

c. kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar

negeri; dan

d. unit usaha syariah.

Bagian Kedua

Cakupan Laporan LKPBU

Pasal 3

Laporan yang disampaikan Bank Pelapor sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:

a. Laporan yang disusun secara mingguan yaitu laporan

proyeksi arus kas;

b. Laporan yang disusun secara bulanan terdiri atas laporan:

1) kegiatan kustodian;

2) surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN);

3) penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan

menggunakan kartu (APMK) dan uang elektronik;

4) remittance tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri

dan tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia;

5) mutasi rekening pemerintah;

6) aktivitas Bank sebagai agen penjual produk

non-Bank berupa produk keuangan luar negeri;

7) transaksi perbankan melalui delivery channel

e-banking;

8) structured products berupa data:

a) outstanding transaksi structured products;

b) transaksi structured products yang bermasalah;

9) pejabat eksekutif;

10) jaringan kantor; dan

11) laporan keuangan publikasi bulanan;

c. Laporan yang disusun secara triwulanan terdiri atas

laporan:

1) penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik;

5ii

2) aktivitas Bank sebagai agen penjual produk non-

Bank berupa data:

a) bancassurance; dan

b) reksadana;

3) laporan keuangan publikasi triwulanan; dan

4) penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah;

dan

d. Laporan yang disusun secara tahunan yaitu laporan

tenaga kerja perbankan.

BAB III

FORMAT LAPORAN

Bagian Kesatu

Format Laporan yang Disampaikan ke Bank Indonesia

Pasal 4

Penyusunan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

mengacu pada pedoman penyusunan dan petunjuk teknis

Laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota

Dewan Gubernur ini, dengan menggunakan format sebagai

berikut:

a. Laporan yang disusun secara mingguan berupa laporan

proyeksi arus kas menggunakan form 707;

b. Laporan yang disusun secara bulanan terdiri atas:

1) kegiatan kustodian menggunakan form 101;

2) SKBDN:

a) transaksi SKBDN menggunakan form 201;

b) pembelian wesel SKBDN menggunakan form

202; dan

c) penjualan wesel SKBDN menggunakan form 203;

3) penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik

bulanan:

a) penerbit kartu kredit menggunakan form 301;

b) penerbit selain kartu kredit menggunakan form

302;

6ii

c) acquirer menggunakan form 303;

d) infrastruktur menggunakan form 304;

e) fraud APMK dan uang elektronik mengunakan

form 306;

f) perkembangan layanan keuangan digital (LKD)

menggunakan form 314;

g) transaksi LKD menggunakan form 315;

h) agen LKD menggunakan form 316;

i) permasalahan LKD menggunakan form 317;

j) kartu kredit per regional menggunakan form 318;

k) kartu kredit per sektor usaha menggunakan form

319;

l) kartu kredit per kelompok usia menggunakan

form 320;

m) kartu kredit per kelompok penghasilan

pemegang kartu kredit menggunakan form 321;

n) kartu kredit per limit kartu kredit menggunakan

form 322;

o) kartu kredit berdasarkan jenis transaksi

menggunakan form 323; dan

p) informasi nominal revolving rate menggunakan

form 324;

4) remittance:

a) remittance dari TKI di luar negeri menggunakan

form 401; dan

b) remittance dari TKA di Indonesia menggunakan

form 402;

5) mutasi rekening pemerintah menggunakan form 501;

6) aktivitas keagenan produk keuangan luar negeri

menggunakan form 703;

7) transaksi perbankan melalui delivery channel

e-banking menggunakan form 704;

8) structured products berupa data:

a) outstanding transaksi structured products

menggunakan form 705; dan

b) transaksi structured products yang bermasalah

menggunakan form 706;

7ii

9) pejabat eksekutif:

a) pengangkatan, pergantian, dan pemberhentian

pejabat eksekutif menggunakan form 801; dan

b) riwayat pekerjaan individual pejabat eksekutif

menggunakan form 802;

10) jaringan kantor menggunakan form 807; dan

11) laporan keuangan publikasi bulanan menggunakan

form 901;

c. Laporan yang disusun secara triwulanan terdiri atas:

1) penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik

triwulanan berupa penyelenggara kliring dan/atau

penyelesaian akhir (settlement) menggunakan form

305;

2) aktivitas Bank sebagai agen penjual produk non-

Bank berupa data:

a) bancassurance menggunakan form 701; dan

b) reksadana menggunakan form 702;

3) laporan keuangan publikasi triwulanan

menggunakan form 902;

4) penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah:

a) jenis produk dan permasalahan yang diadukan

menggunakan form 601;

b) pengaduan yang diselesaikan dalam masa

laporan menggunakan form 602;

c) penyebab pengaduan menggunakan form 603;

d) publikasi negatif menggunakan form 604; dan

e) penyelesaian sengketa menggunakan form 605;

dan

d. Laporan yang disusun secara tahunan berupa data tenaga

kerja perbankan terdiri atas:

1) struktur tenaga kerja menurut jenjang informasi

pendidikan, status tenaga kerja, jenis kelamin, usia,

pendidikan, dan jabatan menggunakan form 803;

2) perkembangan jumlah tenaga kerja pensiun, pensiun

dini, dan tenaga kerja yang diberhentikan

menggunakan form 804;

8ii

3) prediksi jumlah kebutuhan pegawai berdasarkan

jenis pekerjaan dan kualifikasi menggunakan form

805; dan

4) jumlah dan pelatihan karyawan menggunakan form

806.

Bagian Kedua

Format Laporan yang Disampaikan oleh Bank Pelapor

Pasal 5

(1) Kantor pusat Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional wajib menyampaikan Laporan

dengan format sebagai berikut:

a. form 101;

b. form 201;

c. form 202;

d. form 203;

e. form 301;

f. form 302;

g. form 303;

h. form 304;

i. form 305;

j. form 306;

k. form 314;

l. form 315;

m. form 316;

n. form 317;

o. form 318;

p. form 319;

q. form 320;

r. form 321;

s. form 322;

t. form 323;

u. form 324;

v. form 401;

w. form 402;

x. form 501;

9ii

y. form 601;

z. form 602;

aa. form 603;

bb. form 604;

cc. form 605;

dd. form 701;

ee. form 702;

ff. form 703;

gg. form 704;

hh. form 705;

ii. form 706;

jj. form 707;

kk. form 801;

ll. form 802;

mm. form 803;

nn. form 804;

oo. form 805;

pp. form 806;

qq. form 807;

rr. form 901; dan

ss. form 902.

(2) Kantor pusat Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah wajib menyampaikan

Laporan dengan format sebagai berikut:

a. form 101;

b. form 201;

c. form 202;

d. form 203;

e. form 301;

f. form 302;

g. form 303;

h. form 304;

i. form 305;

j. form 306;

k. form 314;

l. form 315;

m. form 316;

10ii

n. form 317;

o. form 318;

p. form 319;

q. form 320;

r. form 321;

s. form 322;

t. form 323;

u. form 324;

v. form 401;

w. form 402;

x. form 501;

y. form 601;

z. form 602;

aa. form 603;

bb. form 604;

cc. form 605;

dd. form 701;

ee. form 702;

ff. form 704;

gg. form 707;

hh. form 801;

ii. form 802;

jj. form 803;

kk. form 804;

ll. form 805;

mm. form 806;

nn. form 807;

oo. form 901; dan

pp. form 902.

(3) Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar

negeri wajib menyampaikan Laporan dengan format

sebagai berikut:

a. form 101;

b. form 201;

c. form 202;

d. form 203;

e. form 301;

11ii

f. form 302;

g. form 303;

h. form 304;

i. form 305;

j. form 306;

k. form 314;

l. form 315;

m. form 316;

n. form 317;

o. form 318;

p. form 319;

q. form 320;

r. form 321;

s. form 322;

t. form 323;

u. form 324;

v. form 401;

w. form 402;

x. form 501;

y. form 601;

z. form 602;

aa. form 603;

bb. form 604;

cc. form 605;

dd. form 701;

ee. form 702;

ff. form 703;

gg. form 704;

hh. form 705;

ii. form 706;

jj. form 707;

kk. form 801;

ll. form 802;

mm. form 803;

nn. form 804;

oo. form 805;

pp. form 806;

12ii

qq. form 807;

rr. form 901; dan

ss. form 902.

(4) Unit usaha syariah wajib menyampaikan Laporan dengan

format sebagai berikut:

a. form 301;

b. form 302;

c. form 303;

d. form 304;

e. form 305;

f. form 306;

g. form 314;

h. form 315;

i. form 316;

j. form 317;

k. form 318;

l. form 319;

m. form 320;

n. form 321;

o. form 322;

p. form 323;

q. form 324; dan

r. form 902.

(5) Kewajiban penyampaian form 301, form 302, form 303,

form 304, form 305, form 306, form 314, form 315, form

316, form 317, form 318, form 319, form 320, form 321,

form 322, form 323, dan form 324 sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur sebagai

berikut:

a. Bank Pelapor yang menyelenggarakan kegiatan

sebagai penerbit kartu kredit wajib menyampaikan

form 301, form 306, form 318, form 319, form 320,

form 321, form 322, form 323, dan form 324;

b. Bank Pelapor yang menyelenggarakan kegiatan

sebagai penerbit kartu automated teller machine

(ATM) atau kartu debet wajib menyampaikan form

302 dan form 306;

13ii

c. Bank Pelapor yang menyelenggarakan kegiatan

sebagai penerbit uang elektronik wajib

menyampaikan form 302, form 304, dan form 306;

d. Bank Pelapor yang menyelenggarakan kegiatan

sebagai acquirer kartu kredit wajib menyampaikan

form 303, form 304, form 306, form 318, form 319, form

320, form 321, form 322, dan form 323;

e. Bank Pelapor yang menyelenggarakan kegiatan

sebagai acquirer kartu ATM atau kartu debet

dan/atau acquirer uang elektronik wajib

menyampaikan form 303, form 304, dan form 306;

f. Bank Pelapor yang menyelenggarakan kegiatan

sebagai penyelenggara kliring dan/atau

penyelenggara penyelesaian akhir (settlement) wajib

menyampaikan form 305; dan

g. Bank Pelapor yang menyelenggarakan kegiatan LKD

wajib menyampaikan form 314, form 315, form 316,

dan form 317.

Bagian Ketiga

Format Laporan atas Kegiatan atau Aktivitas Tertentu

Pasal 6

(1) Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan kegiatan

kustodian tidak menyampaikan form 101.

(2) Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan kegiatan

APMK dan uang elektronik tidak menyampaikan form 301,

form 302, form 303, form 304, form 305, form 306, form

314, form 315, form 316, form 317, form 318, form 319,

form 320, form 321, form 322, form 323, dan form 324.

(3) Bank Pelapor yang belum memperoleh persetujuan dari

Bank Indonesia terhadap rencana penyelenggaraan

kegiatan LKD, tidak menyampaikan form 314, form 315,

form 316, dan form 317.

(4) Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan aktivitas

bancassurance tidak menyampaikan form 701.

14ii

(5) Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan aktivitas

sebagai agen penjual reksadana tidak menyampaikan form

702.

(6) Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan aktivitas

keagenan produk keuangan luar negeri tidak

menyampaikan form 703.

(7) Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan transaksi

perbankan melalui delivery channel e-banking tidak

menyampaikan form 704.

(8) Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan kegiatan

structured products tidak menyampaikan form 705 dan

form 706.

BAB IV

PENYAMPAIAN LAPORAN DAN KOREKSI LAPORAN

Bagian Kesatu

Tata Cara Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau

Koreksi Laporan Secara Online

Pasal 7

(1) Sebelum menyampaikan Laporan, Bank Pelapor

melakukan validasi teknis sesuai dengan spesifikasi

sebagaimana ditetapkan dalam pedoman penyusunan dan

petunjuk teknis Laporan sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran.

(2) Bank Pelapor wajib menyampaikan form sesuai dengan

jenis Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

(3) Dalam hal Bank Pelapor tidak memiliki data Laporan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 yang wajib

disampaikan selama periode Laporan, Bank Pelapor tetap

wajib menyampaikan Laporan dengan cara

menyampaikan form header.

(4) Kewajiban menyampaikan form header sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) tidak berlaku bagi Bank Pelapor

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

15ii

Pasal 8

(1) Tata Cara Penyampaian Laporan, form header, dan/atau

koreksi Laporan bagi Bank Pelapor yang melakukan

penggabungan atau peleburan dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. sampai dengan 1 (satu) Hari Kerja sebelum tanggal

operasional pelaksanaan penggabungan atau

peleburan, penyampaian Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan tetap dilakukan secara

terpisah untuk masing-masing Bank Pelapor;

b. sejak tanggal operasional Bank Pelapor hasil

penggabungan atau peleburan, penyampaian

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan

dilakukan oleh Bank Pelapor hasil penggabungan

atau peleburan.

(2) Dalam hal izin penyelenggaraan terkait Pelaporan belum

dicabut oleh otoritas terkait, Bank Pelapor wajib

menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia.

Bagian Kedua

Batas Waktu Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau

Koreksi Laporan Secara Online

Pasal 9

(1) Batas waktu penyampaian Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan yang disusun secara mingguan

diatur sebagai berikut:

a. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf a pada setiap hari

Jumat.

b. Dalam hal hari Jumat bukan merupakan Hari Kerja

maka Laporan, form header, dan/atau koreksi

Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf

a disampaikan kepada Bank Indonesia pada Hari

Kerja sebelumnya:

16ii

(2) Batas waktu penyampaian Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan yang disusun secara bulanan

diatur sebagai berikut:

a. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2,

angka 4, angka 5, angka 7, angka 8, angka 9, dan

angka 10 paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal

bulan Laporan berikutnya.

b. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 11 paling

lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal 2 (dua) bulan

Laporan berikutnya.

c. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 3 dan angka

6 paling lambat tanggal 15 pada bulan Laporan

berikutnya.

(3) Batas waktu penyampaian Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan yang disusun secara

triwulanan diatur sebagai berikut:

a. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf c angka 4 paling

lambat:

1) 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan April untuk

triwulan I;

2) 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Juli untuk

triwulan II;

3) 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Oktober

untuk triwulan III; dan

4) 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Januari

untuk triwulan IV.

b. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana

17ii

dimaksud dalam Pasal 4 huruf c angka 1 dan angka

2 paling lambat:

1) tanggal 15 bulan April untuk triwulan I;

2) tanggal 15 bulan Juli untuk triwulan II;

3) tanggal 15 bulan Oktober untuk triwulan III;dan

4) tanggal 15 bulan Januari untuk triwulan IV.

c. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf c angka 3 paling

lambat:

1) tanggal 15 bulan Mei untuk triwulan I;

2) tanggal 15 bulan Agustus untuk triwulan II;

3) tanggal 15 bulan November untuk triwulan III;

dan

4) tanggal 15 bulan April untuk triwulan IV.

(4) Untuk Laporan yang disusun secara tahunan, Bank

Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf d paling lambat tanggal 15 Februari tahun

berikutnya.

(5) Dalam hal batas waktu penyampaian Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf c, ayat (3) huruf b dan huruf c, serta

ayat (4) bukan Hari Kerja, penyampaian Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan dilakukan paling

lambat pada Hari Kerja berikutnya.

Bagian Ketiga

Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau Koreksi

Laporan Secara Online

Pasal 10

(1) Sistem LKPBU secara Online digunakan untuk

penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi

Laporan sampai dengan akhir bulan periode penyampaian

Laporan.

18ii

(2) Khusus untuk laporan proyeksi arus kas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, Sistem LKPBU secara

Online hanya dapat digunakan sampai dengan 2 (dua) Hari

Kerja setelah hari Jumat.

(3) Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan, form

header, dan/atau koreksi Laporan kepada Bank Indonesia

yang dibuktikan dengan tanda terima dari Sistem LKPBU.

Bagian Keempat

Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau Koreksi

Laporan Secara Offline

Pasal 11

(1) Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi

Laporan yang dilakukan melampaui batas waktu

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilakukan secara

Offline.

(2) Dalam hal Bank Pelapor mengalami gangguan teknis pada

batas waktu penyampaian Laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9, Bank Pelapor wajib

menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi

Laporan secara Offline kepada Bank Indonesia.

(3) Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib

menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai

gangguan teknis yang dialami yang ditandatangani oleh

pejabat Bank Pelapor yang berwenang pada hari terjadinya

gangguan teknis kepada Bank Indonesia dengan alamat:

a. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, Jl.

M. H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank

Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor

Pusat Bank Indonesia; atau

b. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, Jl.

M. H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 dengan tembusan

kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat,

bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah

kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.

19ii

(4) Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib

menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi

Laporan secara Offline kepada Bank Indonesia dengan

alamat:

a. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, Jl.

M. H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank

Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor

Pusat Bank Indonesia paling lambat pukul 10.00 WIB

pada Hari Kerja berikutnya; atau

b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang mewilayahi

Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah

kerja Kantor Pusat Bank Indonesia paling lambat

pukul 10.00 waktu setempat pada Hari Kerja

berikutnya.

(5) Dalam hal terjadi gangguan teknis di Bank Indonesia,

Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis dan/atau

menggunakan sarana lainnya kepada Bank Pelapor.

(6) Dalam hal gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada

ayat (5) terjadi pada batas waktu penyampaian Laporan,

form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9, Bank Pelapor wajib

menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi

Laporan pada Hari Kerja berikutnya secara Offline.

(7) Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan,

form header, dan/atau koreksi Laporan karena keadaan

memaksa (force majeure) wajib segera memberitahukan

secara tertulis disertai penjelasan mengenai penyebab

terjadinya keadaan memaksa (force majeure) yang

ditandatangani oleh pejabat Bank Pelapor yang berwenang

kepada Bank Indonesia dengan alamat:

a. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, Jl.

M. H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank

Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor

Pusat Bank Indonesia; atau

b. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, Jl.

M. H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 dengan tembusan

kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat,

20ii

bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah

kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.

BAB VI

TATA CARA PENGENAAN SANKSI

Pasal 12

(1) Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan atau

form header setelah batas waktu penyampaian Laporan

atau form header sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (1) dan ayat (2) dikenakan sanksi kewajiban

membayar sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)

untuk setiap form per Hari Kerja keterlambatan dan paling

banyak sebesar Rp7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus

ribu rupiah) untuk setiap form.

(2) Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan atau

form header setelah batas waktu penyampaian Laporan

atau form header sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (3) dan ayat (4) dikenakan sanksi kewajiban

membayar sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)

untuk setiap form per Hari Kerja keterlambatan dan paling

banyak sebesar Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah)

untuk setiap form.

Pasal 13

Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan koreksi Laporan

setelah batas waktu penyampaian koreksi Laporan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 namun masih dalam

periode Online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00

(lima puluh ribu rupiah) untuk setiap form per Hari Kerja

keterlambatan dan paling banyak sebesar Rp750.000,00 (tujuh

ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap form.

Pasal 14

Bank Pelapor yang menyampaikan koreksi Laporan melebihi

periode Online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

21ii

dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00

(lima puluh ribu rupiah) untuk setiap item data dan paling

banyak sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk setiap

form.

Pasal 15

Selain dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12, Pasal 13, dan/atau Pasal 14, Bank Pelapor dikenakan

sanksi berupa teguran tertulis dalam hal Bank Pelapor belum

menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi

Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 10, dan

Pasal 11 sampai periode penyampaian Laporan berikutnya.

Pasal 16

Bank Pelapor yang tidak menyampaikan pemberitahuan

tertulis perihal gangguan teknis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (3) dan/atau perihal keadaan memaksa (force

majeure) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (7)

dikenakan sanksi teguran tertulis.

Pasal 17

(1) Pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14

dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara mendebet

rekening giro rupiah Bank Pelapor pada Bank Indonesia.

(2) Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada

Bank Pelapor mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh

Bank Pelapor dan besarnya sanksi kewajiban membayar

yang dikenakan.

BAB VII

PENYAMPAIAN PERTANYAAN DAN/ATAU KORESPONDENSI

Pasal 18

Dalam hal terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan sistem,

materi, dan/atau ketentuan mengenai Laporan, Bank Pelapor

dapat menyampaikan pertanyaan dimaksud kepada BICARA

22ii

Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350, Telp

021-131 atau melalui surat elektronik dengan alamat

[email protected].

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Pada saat Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai

berlaku:

a. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/31/DPNP tanggal

31 Oktober 2012 perihal Laporan Kantor Pusat Bank

Umum;

b. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 17/1/DSta tanggal

26 Januari 2015 perihal Perubahan atas Surat Edaran

Bank Indonesia Nomor 14/31/DPNP tanggal 31 Oktober

2012 perihal Laporan Kantor Pusat Bank Umum; dan

c. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/26/DSta tanggal

22 November 2016 perihal Perubahan Kedua atas Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 14/31/DPNP tanggal 31

Oktober 2012 perihal Laporan Kantor Pusat Bank Umum,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 20

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai berlaku pada

tanggal 1 September 2018.

23ii

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan penempatan

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 30 Agustus 2018

ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

TTD

MIRZA ADITYASWARA

i

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

NOMOR 20/20/PADG/2018

TENTANG

LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM

I. UMUM

Guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan Sistem

LKPBU untuk menghasilkan informasi yang lebih utuh, komprehensif, dan

berkualitas, perlu dilakukan perluasan cakupan kandungan informasi yang

dilaporkan serta penyempurnaan sistem dan tata cara penyampaian

Laporan.

Terkait dengan perluasan cakupan kandungan informasi tersebut

perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Pedoman Penyusunan dan

Petunjuk Teknis Laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

2ii

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Ayat (1)

Contoh 1:

Bank Pelapor X melakukan penggabungan dengan Bank Pelapor

Y menjadi Bank Pelapor X yang mulai operasional pada tanggal

22 Juli 2019. Dalam hal ini, kewajiban pelaporan bulanan

dilakukan sebagai berikut:

a. Bank Pelapor X dan Bank Pelapor Y menyampaikan Laporan

pada bulan Juli 2019 yang berisi data bulan Juni 2019;

b. Bank Pelapor X menyampaikan Laporan pada bulan Agustus

2019 yang berisi data bulan Juli 2019 dari Bank Pelapor X

sebelum penggabungan dan dari Bank Pelapor X hasil

penggabungan.

c. Bank Pelapor Y menyampaikan Laporan pada bulan Agustus

2019 yang berisi data tanggal 1 sampai dengan 21 Juli 2019.

Contoh 2:

Bank Pelapor X melakukan penggabungan dengan Bank Pelapor

Y menjadi Bank Pelapor X yang mulai operasional pada tanggal

22 Juli 2019. Dalam hal ini kewajiban pelaporan triwulanan

dilakukan sebagai berikut:

a. Bank Pelapor X dan Bank Pelapor Y menyampaikan Laporan

pada bulan Juli 2019 yang berisi data triwulan II 2019

(akumulasi data bulan April, Mei, Juni 2019);

b. Bank Pelapor X menyampaikan Laporan triwulan III 2019

pada bulan Oktober 2019 yang berisi data bulan Juli 2019

3ii

dari Bank Pelapor X sebelum penggabungan dan dari Bank

Pelapor X hasil penggabungan yang diakumulasikan dengan

data bulan Agustus dan September 2019.

c. Bank Pelapor Y menyampaikan Laporan triwulan III 2019

pada bulan Oktober 2019 yang berisi data tanggal 1 sampai

dengan 21 Juli 2019.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat (1)

Huruf a

Contoh:

Laporan proyeksi arus kas periode tanggal 6 sampai dengan

tanggal 10 Agustus 2018 disampaikan pada hari Jumat

tanggal 3 Agustus 2018.

Huruf b

Contoh:

Laporan proyeksi arus kas periode tanggal 20 sampai dengan

tanggal 24 Agustus 2018 yang seharusnya disampaikan pada

hari Jumat tanggal 17 Agustus 2018 menjadi disampaikan

pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 2018, karena tanggal 17

Agustus 2018 merupakan hari libur.

Ayat (2)

Huruf a

Contoh:

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan kegiatan

kustodian bulan Agustus 2018 disampaikan paling lambat

pada hari Jumat tanggal 7 September 2018.

Huruf b

Contoh:

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan keuangan

publikasi bank bulan Agustus 2018 disampaikan paling

lambat pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2018.

4ii

Huruf c

Contoh:

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan penerbit

kartu kredit bulan Desember 2018 disampaikan paling

lambat pada hari Selasa tanggal 15 Januari 2019.

Ayat (3)

Huruf a

Contoh:

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan

penanganan dan pengaduan nasabah untuk triwulan III

tahun 2018 disampaikan paling lambat tanggal 5 Oktober

2018. Data yang dilaporkan merupakan akumulasi data dari

tanggal 1 Juli 2018 sampai dengan tanggal 30 September

2018.

Huruf b

Contoh:

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan

penyelenggara kliring dan/atau penyelesaian akhir

(settlement) untuk triwulan III tahun 2018 disampaikan

paling lambat tanggal 15 Oktober 2018.

Huruf c

Contoh:

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan keuangan

publikasi Bank untuk triwulan III posisi akhir bulan

September 2018 disampaikan paling lambat tanggal 15

November 2018.

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan keuangan

publikasi Bank untuk triwulan IV posisi akhir bulan

Desember 2018 disampaikan paling lambat tanggal 15 April

2019.

Ayat (4)

Contoh:

Laporan, form header dan/atau koreksi Laporan tenaga kerja

perbankan untuk tahun 2018 disampaikan kepada Bank

Indonesia paling lambat pada tanggal 15 Februari 2019.

5ii

Ayat (5)

Contoh 1:

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan penerbit kartu

kredit bulan Agustus 2018 disampaikan paling lambat hari Senin

tanggal 17 September 2018, karena tanggal 15 September 2018

merupakan hari libur.

Contoh 2:

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan penyelenggara

kliring dan/atau penyelesaian akhir (settlement) untuk triwulan II

tahun 2018 disampaikan paling lambat hari Senin tanggal 16 Juli

2018, karena tanggal 15 Juli 2018 merupakan hari libur.

Pasal 10

Ayat (1)

Contoh 1:

Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan kegiatan kustodian bulan September

2018 secara Online paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal

bulan Oktober 2018. Sistem LKPBU secara Online hanya dapat

digunakan untuk penyampaian Laporan, form header, dan/atau

koreksi Laporan kegiatan kustodian sampai dengan akhir Oktober

2018.

Contoh 2:

Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan bancassurance untuk triwulan III

tahun 2018 secara Online paling lambat tanggal 15 Oktober 2018.

Sistem LKPBU secara Online hanya dapat digunakan untuk

penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan

bancassurance sampai dengan akhir Oktober 2018.

Contoh 3:

Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan tenaga kerja perbankan untuk tahun

2018 secara Online paling lambat tanggal 15 Februari 2019.

Sistem LKPBU secara Online hanya dapat digunakan untuk

penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan

tenaga kerja perbankan sampai dengan akhir Februari 2019.

6ii

Ayat (2)

Contoh:

Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau

koreksi Laporan proyeksi arus kas untuk periode tanggal 8

sampai dengan 12 Oktober 2018 secara Online pada hari Jumat

pada tanggal 5 Oktober 2018. Sistem LKPBU secara Online hanya

dapat digunakan untuk penyampaian Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan proyeksi arus kas sampai dengan

tanggal 9 Oktober 2018.

Pasal 11

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan gangguan teknis di Bank Pelapor adalah

gangguan yang menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat

menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan

secara Online kepada Bank Indonesia, antara lain karena

gangguan pada sistem di internal Bank Pelapor.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Contoh:

Pada tanggal 5 Oktober 2018 Bank Pelapor X mengalami

gangguan teknis sehingga tidak dapat menyampaikan Laporan,

form header, dan/atau koreksi Laporan secara Online. Bank

Pelapor X wajib menyampaikan Laporan, form/header, dan/atau

koreksi Laporan secara Offline paling lambat tanggal 8 Oktober

2018 pukul 10.00 waktu setempat.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan gangguan teknis di Bank Indonesia

adalah gangguan yang menyebabkan Bank Indonesia tidak dapat

menerima penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi

Laporan secara Online dari Bank Pelapor, antara lain karena

gangguan pada jaringan telekomunikasi dan/atau penyebab

lainnya.

7ii

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah

keadaan yang secara nyata menyebabkan Bank Pelapor tidak

dapat menyusun dan menyampaikan Laporan, form header,

dan/atau koreksi Laporan, antara lain kebakaran, kerusuhan

massa, terorisme, bom, perang, sabotase, serta bencana alam

seperti gempa bumi dan banjir.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.