Peraturan Akademik

25
Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 1 PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 3 MEDAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan pendidikan mencakup perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen. Salah satu komponen standar pengelolaan adalah pelaksanaan rencana kerja sekolah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19 Tahun 2007 untuk melaksanakan rencana kerja sekolah diperlukan berbagai pedoman pengelolaan sebagai petunjuk pelaksanaan operasional. Bagian utama dari pedoman pengelolaan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan rencana kerja sekolah bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran adalah peraturan akademik. Dalam upaya memenuhi kebutuhan satuan pendidkan guna mempercepat pemenuhan standar pengelolaan pendidikan, maka SMA Negeri 3 Medan telah menyusun dan menerbitkan Peraturan Akademik SMA Negeri 3 Medan. Pasal 2 T u j u a n 1. Petunjuk operasional dalam pelaksanaan rencana kerja sekolah bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran; 2. Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 3 Medan. Pasal 3 L a n d a s a n 1. UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 35 ayat 1, Pasal 51 ayat 1 dan 2 ; 2. PP Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1, 49, 50, 52, 53, dan 54; 3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi; 4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

description

OK

Transcript of Peraturan Akademik

Page 1: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 1

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 3 MEDAN

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Latar Belakang

Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah wajib memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang

meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian pendidikan.

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,

kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

pendidikan. Standar pengelolaan pendidikan mencakup perencanaan program, pelaksanaan

rencana kerja, pengawasan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen.

Salah satu komponen standar pengelolaan adalah pelaksanaan rencana kerja sekolah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19 Tahun 2007

untuk melaksanakan rencana kerja sekolah diperlukan berbagai pedoman pengelolaan sebagai

petunjuk pelaksanaan operasional. Bagian utama dari pedoman pengelolaan yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan rencana kerja sekolah bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran adalah

peraturan akademik.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan satuan pendidkan guna mempercepat pemenuhan standar

pengelolaan pendidikan, maka SMA Negeri 3 Medan telah menyusun dan menerbitkan

Peraturan Akademik SMA Negeri 3 Medan.

Pasal 2

T u j u a n

1. Petunjuk operasional dalam pelaksanaan rencana kerja sekolah bidang kurikulum dan

kegiatan pembelajaran;

2. Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan

di SMA Negeri 3 Medan.

Pasal 3 L a n d a s a n

1. UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 35

ayat 1, Pasal 51 ayat 1 dan 2 ;

2. PP Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1,

49, 50, 52, 53, dan 54;

3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;

4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

Page 2: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 2

5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan;

6. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;

7. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan;

8. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana;

9. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah;

10. Panduan Penilaian 5 (Lima) Kelompok Mata Pelajaran (BSNP);

11. Panduan Pembelajaran Remedial (Direktorat Pembinaan SMA);

12. Panduan Pembelajaran Pengayaan (Direktorat Pembinaan SMA);

13. Panduan Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak

Terstruktur (Direktorat Pembinaan SMA);

14. Panduan Penetapan KKM (Direktorat Pembinaan SMA);

15. Panduan Penilaian Afektif (Direktorat Pembinaan SMA);

16. Panduan Penilaian Psikomotorik (Direktorat Pembinaan SMA);

17. Panduan Analisis Potensi Peserta didik, Layanan Akademik dan Pengembangan Diri (Abkin

dan Direktorat Pembinaan SMA – Tahun 2008);

18. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas (Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan – Tahun 2009);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan.

Pasal 4

Pengertian dan Konsep

1. Standar pengelolaan pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah

standar pengelolaan pendidikan untuk sekolah yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan agar tercapai efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan pendidikan. Sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur

berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang

terkait (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, Glosarium butir 1 dan Bagian B. Pelaksanaan

Rencana Kerja-butir 1.a dan 1.b);

2. Sekolah menyusun peraturan akademik berisi:

a. persyaratan minimal kehadiran peserta didik untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari

guru;

b. ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan;

c. ketentuan mengenai hak peserta didik untuk menggunakan fasilitas belajar,

laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku referensi, dan buku

perpustakaan;

d. ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan

konselor.

Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala

sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, Bagian B. Pelaksanaan Rencana Kerja-

butir 5.e);

3. Peraturan akademik adalah seperangkat aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan

oleh semua komponen sekolah yang terkait dalam pelaksanaan rencana kerja sekolah

bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran yang disusun untuk satu tahun pelajaran;

Page 3: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 3

4. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan

oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata

pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Pendidikan Lampiran A 10);

5. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta

didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan,

melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Pendidikan Lampiran A 3);

6. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukurpencapaian

kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Pendidikan Lampiran A 4);

7. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan

pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh

KD pada periode tersebut (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007

tentang Standar Penilaian Pendidikan Lampiran A 5);

8. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh

indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Lampiran

A 6);

9. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester

genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada

satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh

indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Lampiran

A 7);

10. Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang

dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan

merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang

diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Pendidikan Lampiran A 8);

11. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian

kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar

Nasional Pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang

Standar Penilaian Pendidikan Lampiran A 9);

Page 4: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 4

12. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik

untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang

ditetapkan (Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Remedial Direktorat Pembinaan SMA);

13. Pengayaan merupakan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui

persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat

melakukannya (Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pengayaan Direktorat Pembinaan

SMA);

14. Fasilitas belajar mencakup seluruh sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah, yang

dapat digunakan oleh peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran baik

intrakurikuler maupun ekstrakulrikuler;

15. Layanan konsultasi kepada mata pelajaran merupakan bagian dari program pengembangan

diri, yang secara khusus dimaksudkan untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik

agar siap dan mampu belajar secara efektif, mampu mengatasi hambatan dan kesulitan

dalam belajar, menguasai keterampilan akademik sesuai tuntutan kompetensi yang harus

dicapai pada setiap mata pelajaran (Panduan Analisis Potensi Peserta didik, Layanan

Akademik dan Pengembangan Diri – Abkin dan Direktorat PSMA – Tahun 2008);

16. Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang selanjutnya disebut TPK Sekolah adalah tim yang

ditetapkan oleh Kepala Sekolah yang bertugas untuk merancang dan mengembangkan

kurikulum, yang terdiri atas wakil kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, guru

BK/konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota;

17. Guru bimbingan dan konseling/konselor adalah pendidik yang memiliki tugas dan

wewenang ubntuk membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi,

kehidupan sosial, kemampuan belajar dan pengembangan karir. Bidang pelayanan

pengembangan kemampuan belajar dimaksudkan untuk membantu peserta didik

mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah secara mandiri

(Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas – Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

dan Tenaga Kependidikan – Tahun 2009).

BAB II

PERSYARATAN MINIMAL KEHADIRAN PESERTA DIDIK

Pasal 5

Syarat Persentase Minimal Kehadiran Peserta Didik Untuk Dapat Mengikuti Ulangan Akhir Semester

1. Peserta didik berhak mengikuti ulangan akhir semester, bila persentase kehadiran peserta

didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran efektif pada setiap mata pelajaran minimal 75

% dari jumlah hari belajar efektif pada semester ganjil,

2. Peserta didik dinyatakan tidak berhak mengikuti ulangan akhir semester, bila persentase

kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran efektif pada setiap mata

pelajaran kurang dari 75 % dari jumlah hari belajar efektif pada semester ganjil,

3. Bagi peserta didik yang dinyatakan tidak memenuhi syarat persentase minimal kehadiran

(75%) untuk dapat mengikuti ulangan akhir semester, maka kepada peserta didik yang

bersangkutan wajib mengerjakan tugas mata pelajaran dari guru yang bersangkutan,

Page 5: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 5

4. Bagi peserta didik yang persentase minimal kehadirannya kurang dari 75% dari jumlah hari

belajar efektif pada semester ganjil dan telah menyelesaikan tugas mata pelajaran yang

diberikan guru yang bersangkutan, dapat diikutsertakan dalam ulangan akhir semester

namun pelaksanaan ulangannya ditempatkan secara khusus dan tersendiri.

5. Syarat kehadiran tersebut di atas, tidak diperhitungkan bagi peserta didik yang tidak hadir

disebabkan karena sakit, mengikuti kegiatan mewakili sekolah, mewakili pemerintah daerah

ataupun mewakili negara yang dibuktikan dengan surat izin atau surat tugas.

Pasal 6 Syarat Persentase Minimal Kehadiran Peserta Didik Untuk Dapat

Mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas

1. Peserta didik dinyatakan berhak mengikuti ulangan kenaikan kelas, bila persentase

kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran efektif pada setiap mata

pelajaran minimal 75 % dari jumlah hari belajar efektif pada semester genap,

2. Peserta didik dinyatakan tidak berhak mengikuti ulangan kenaikan kelas, bila persentase

kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran efektif pada setiap mata

pelajaran kurang dari 75 % dari jumlah hari belajar efektif pada semester genap,

3. Bagi peserta didik yang dinyatakan tidak memenuhi syarat persentase minimal kehadiran

(75%), untuk dapat mengikuti ulangan kenaikan kelas, maka kepada peserta didik yang

bersangkutan wajib mengerjakan tugas mata pelajaran dari guru yang bersangkutan,

4. Bagi peserta didik yang persentase minimal kehadirannya kurang dari 75% dari jumlah hari

belajar efektif pada semester genap dan telah menyelesaikan tugas mata pelajaran yang

diberikan guru yang bersangkutan, dapat diikutsertakan dalam ulangan kenaikan kelas

namun pelaksanaan ujiannya ditempatkan secara khusus dan tersendiri.

5. Syarat kehadiran tersebut di atas, tidak diperhitungkan bagi peserta didik yang tidak hadir

disebabkan karena sakit, mengikuti kegiatan mewakili sekolah, mewakili pemerintah daerah

ataupun mewakili negara yang dibuktikan dengan surat izin atau surat tugas.

Pasal 7

Syarat Minimal Penyelesaian Tugas-Tugas yang Diberikan

oleh Guru Mata Pelajaran

1. Setiap peserta didik wajib menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan oleh guru mata

pelajaran, baik tugas mandiri maupun tugas kelompok.

2. Batas waktu penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran, ditetapkan

oleh masing-masing guru mata pelajaran dengan ketentuan paling lambat sampai dengan

batas waktu penilaian yang diberikan oleh guru maupun oleh sekolah secara kolektif

sebelum penyerahan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) disampaikan kepada

orang tua peserta didik.

3. Setiap tugas yang diberikan guru mata pelajaran kepada peserta didik, wajib diperiksa dan

dinilai oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

4. Setiap peserta didik berhak mendapatkan kembali tugas yang telah diperiksa dan dinilai

oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Page 6: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 6

5. Setiap peserta didik berhak mengetahui hasil penilaian terhadap tugas yang diberikan guru

kepadanya dan hasil penilaian tugas tersebut merupakan salah satu bagian dari penilaian

akhir proses dan hasil belajar peserta didik.

BAB III

KETENTUAN PELAKSANAAN ULANGAN DAN UJIAN

Pasal 8

Pelaksanaan Ulangan Harian

1. Waktu dan teknis pelaksanaan

a. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar

(KD) atau lebih,

b. Ulangan harian dilaksanakan, bila guru telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran

minimal satu Komptensi Dasar (KD),

c. Peserta didik dapat mengikuti ulangan harian bila telah mengikuti kegiatan

pembelajaran pada Komptensi Dasar (KD) yang diujikan, dengan syarat persentase

kehadiran mengikuti kegiatan pembelajaran pada KD yang diujikan minimal 70%,

d. Bentuk soal yang diujikan dalam ulangan harian dirancang oleh masing-masing guru

dalam bentuk essay test atau uraian,

e. Alokasi waktu pelaksanaan ulangan harian ditentukan oleh masing-masing guru mata

pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah butir soal dan tingkat kesulitan soal yang

diujikan.

2. Solusi bagi peserta didik yang tidak mengikuti ulangan harian karena alasan tertentu.

a. Pserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan harian pada waktu yang telah

ditentukan karena alasan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan, maka dapat

mengikuti ulangan harian susulan pada waktu yang ditentukan oleh guru mata

pelajaran yang bersangkutan dengan ketentuan peserta didik yang bersangkutan telah

memenuhi syarat untuk mengikuti ulangan harian,

b. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan harian pada waktu yang telah

ditentukan karena alasan tertentu yang tidak dapat dipertanggungjawab-kan, dan

peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk mengikuti ulangan

harian, maka peserta didik yang bersangkutan diharuskan mengikuti ulangan harian

susulan yang dilakukan secara lisan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan,

c. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan harian pada waktu yang telah

ditentukan karena alasan tertentu yang dapat dan atau tidak dapat dipertanggung-

jawabkan, tetapi peserta didik yang bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk

mengikuti ulangan harian, maka peserta didik yang bersangkutan diharuskan terlebih

dahulu menyelesaikan tugas-tugas belajar yang diberikan dan selanjutnya baru

diperkenankan mengikuti ulangan harian susulan yang dilakukan secara lisan oleh guru

mata pelajaran yang bersangkutan.

Page 7: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 7

Pasal 9

Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester

1. Waktu dan teknis pelaksanaan

a. Ulangan tengah semester dilaksanakan, bila guru telah melaksanakan 8 – 9 minggu

kegiatan pembelajaran,

b. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan

seluruh Kompetensi Dasar (KD) pada periode tersebut,

c. Peserta didik berhak mengikuti ulangan tengah semester bila telah mengikuti kegiatan

pembelajaran minimal 70% dari jumlah kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan,

d. Bentuk soal yang diujikan dalam ulangan tengah semester dirancang oleh masing-

masing guru dalam bentuk essay test atau uraian dan harus mengacu kepada

ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam penyusunan naskah soal,

e. Materi soal yang diujikan pada ulangan tengah semester harus mencakup dan

merepresentasikan seluruh Kompetensi Dasar (KD) yang telah dipelajari,

f. Alokasi waktu pelaksanaan ulangan tengah semester ditentukan oleh masing-masing

guru mata pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah butir soal dan tingkat kesulitan

soal yang diujikan,

2. Solusi bagi peserta didik yang tidak mengikuti ulangan tengah semester karena alasan

tertentu.

a. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan tengah semester pada waktu

yang telah dijadwalkan karena alasan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan,

maka berhak mengikuti ulangan tengah semester susulan pada waktu yang ditentukan

kemudian oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan ketentuan peserta didik

yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk mengikuti ulangan tengah semester,

b. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan tengah semester pada waktu

yang telah dijadwalkan karena alasan tertentu yang tidak dapat dipertanggungjawab-

kan, dan peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk mengikuti

ulangan tengah semester, maka peserta didik yang bersangkutan diharuskan mengikuti

ulangan tengah semester susulan yang dilakukan secara lisan oleh guru mata pelajaran

yang bersangkutan,

c. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan tengah semester pada waktu

yang telah ditentukan karena alasan tertentu yang dapat dan atau tidak dapat

dipertanggungjawabkan, tetapi peserta didik yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

untuk mengikuti ulangan tengah semester, maka peserta didik yang bersangkutan

diharuskan terlebih dahulu menyelesaikan tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru

dan selanjutnya baru diperkenankan mengikuti ulangan tengah semester susulan yang

dilakukan secara lisan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Page 8: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 8

Pasal 10

Pelaksanaan Ulangan Akhir Semester

1. Waktu dan teknis pelaksanaan

a. Ulangan akhir semester dilaksanakan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil,

b. Cakupan materi soal yang diujikan pada ulangan akhir semester harus mencakup

seluruh indikator yang merepresentasikan semua Kompetensi Dasar (KD) yang telah

dipelajari pada semester ganjil,

c. Ulangan akhir semester dilaksanakan secara kolektif oleh sekolah yang dikoordinir oleh

Bidang Akademik/Kurikulum bersama-sama dengan panitia ulangan akhir semester,

d. Soal-soal yang diujikan pada ulangan akhir semester dirancang secara bersama-sama

oleh guru mata pelajaran pada kelas yang paralel. Dengan demikian soal-soal yang

diujikan pada ulangan akhir semester berlaku untuk seluruh mata pelajaran sejenis

pada jenjang, kelas dan jurusan yang paralel,

e. Bentuk soal yang diujikan dalam ulangan akhir semester dirancang oleh masing-masing

guru dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan pilihan jawaban terdiri dari 5

(lima) option dan harus mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

penyusunan naskah soal (kisi-kisi soal, penskoran, pembobotan, analisis butir soal, dll),

f. Alokasi waktu dan jadwal pelaksanaan ulangan akhir semester ditentukan oleh Bidang

Akademik/Kurikulum bersama-sama dengan panitia ulangan akhir semester dengan

mempertimbangkan mata pelajaran, jumlah butir soal dan tingkat kesulitan soal yang

diujikan.

2. Persyaratan Mengikuti Ulangan Akhir Semester

Peserta didik berhak mengikuti ulangan akhir semester, bila :

a. telah memenuhi syarat minimal persentase kehadiran dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran pada setiap mata pelajaran sebagimana tersebut pada Bab II Pasal 5,

b. telah mengikuti ulangan harian dan ulangan tengah semester ganjil,

c. telah memenuhi syarat administrasi yang ditetapkan oleh sekolah.

3. Solusi bagi peserta didik yang tidak mengikuti ulangan akhir semester karena alasan

tertentu.

a. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan akhir semester pada waktu

yang telah ditentukan karena alasan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan

(sebagaimana tersebut pada Bab II Pasal 5 Ayat 5), maka berhak mengikuti ulangan

akhir semester susulan pada waktu yang ditentukan kemudian oleh sekolah dengan

ketentuan peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk mengikuti

ulangan akhir semester.

b. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan akhir semester pada waktu

yang telah ditentukan karena alasan tertentu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,

dan peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk mengikuti ulangan

akhir semester, maka peserta didik yang bersangkutan diharuskan mengikuti ulangan

akhir semester yang dilakukan secara lisan oleh guru mata pelajaran yang

bersangkutan.

Page 9: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 9

c. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan akhir semester pada waktu

yang telah ditentukan karena alasan tertentu yang dapat dan atau tidak dapat

dipertanggungjawabkan, tetapi peserta didik yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

minimal kehadiran untuk dapat mengikuti ulangan akhir semester, maka peserta didik

yang bersangkutan diharuskan terlebih mengikuti kegiatan belajar tambahan atau

menyelesaikan tugas mata pelajaran yang diberikan oleh guru yang bersangkutan dan

selanjutnya baru diperkenankan mengikuti ulangan akhir semester susulan yang

dilakukan tersendiri oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Pasal 11

Pelaksanaan Ulangan Kenaikan Kelas

1. Waktu dan teknis pelaksanaan

a. Ulangan kenaikan kelas dilaksanakan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik di akhir semester genap atau pada akhir tahun pelajaran,

b. Cakupan materi soal yang diujikan pada ulangan kenaikan kelas harus mencakup

seluruh indikator yang merepresentasikan semua Kompetensi Dasar (KD) yang telah

dipelajari pada semester genap,

c. Ulangan kenaikan kelas dilaksanakan secara kolektif oleh sekolah yang dikoordinir oleh

Bidang Akademik/Kurikulum bersama-sama dengan panitia ulangan kenaikan kelas,

d. Soal-soal yang diujikan pada ulangan kenaikan kelas dirancang secara bersama-sama

oleh guru mata pelajaran pada kelas yang paralel. Dengan demikian soal-soal yang

diujikan pada ulangan kenaikan kelas berlaku untuk seluruh mata pelajaran sejenis

pada jenjang, kelas dan jurusan yang paralel,

e. Bentuk soal yang diujikan dalam ulangan kenaikan kelas dirancang oleh masing-masing

guru dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan pilihan jawaban terdiri dari 5

(lima) option dan harus mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

penyusunan naskah soal (kisi-kisi soal, penskoran, pembobotan, analisis butir soal, dll),

f. Alokasi waktu dan jadwal pelaksanaan ulangan kenaikan kelas ditentukan oleh Bidang

Akademik/Kurikulum bersama-sama dengan panitia ulangan kenaikan kelas dengan

mempertimbangkan mata pelajaran, jumlah butir soal dan tingkat kesulitan soal yang

diujikan.

2. Persyaratan Mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas

Peserta didik berhak mengikuti ulangan kenaikan kelas, bila :

a. telah memenuhi syarat minimal persentase kehadiran dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran pada setiap mata pelajaran sebagimana tersebut pada Bab II Pasal 6,

b. telah mengikuti ulangan harian dan ulangan tengah semester genap,

c. telah memenuhi syarat administrasi yang ditetapkan oleh sekolah.

3. Solusi bagi peserta didik yang tidak mengikuti ulangan kenaikan kelas karena alasan

tertentu.

a. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan kenaikan kelas pada waktu

yang telah ditentukan karena alasan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan

(sebagaimana tersebut pada Bab II Pasal 6 Ayat 5), maka berhak mengikuti ulangan

Page 10: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 10

kenaikan kelas susulan pada waktu yang ditentukan kemudian oleh sekolah dengan

ketentuan peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk mengikuti

ulangan kenaikan kelas.

b. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan kenaikan kelas pada waktu

yang telah ditentukan karena alasan tertentu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,

dan peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk mengikuti ulangan

kenaikan kelas, maka peserta didik yang bersangkutan diharuskan mengikuti ulangan

akhir semester yang dilakukan secara lisan oleh guru mata pelajaran yang

bersangkutan.

c. Peserta didik yang tidak dapat hadir mengikuti ulangan kenaikan kelas pada waktu

yang telah ditentukan karena alasan tertentu yang dapat dan atau tidak dapat

dipertanggungjawabkan, tetapi peserta didik yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

minimal kehadiran untuk dapat mengikuti ulangan kenaikan kelas, maka peserta didik

yang bersangkutan diharuskan terlebih mengikuti kegiatan belajar tambahan atau

menyelesaikan tugas mata pelajaran yang diberikan oleh guru yang bersangkutan dan

selanjutnya baru diperkenankan mengikuti ulangan kenaikan kelas susulan yang

dilakukan tersendiri oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Pasal 12

Pelaksanaan Ujian Sekolah

1. Waktu dan teknis pelaksanaan

a. Ujian sekolah dilaksanakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik yang

dilakukan oleh SMA Negeri 3 Medan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar

dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari SMA Negeri 3 Medan.

b. Ujian Sekolah terdiri dari Ujian Tertulis dan Ujian Praktik.

c. Ujian Sekolah dilaksanakan dua kali, yang terdiri dari Ujian Sekolah Utama dan Ujian

Sekolah Ulangan.

d. Ujian Sekolah Ulangan diperuntukkan bagi peserta yang belum lulus Ujian Sekolah

Utama, baik Ujian Tertulis maupun Ujian Praktik.

e. Ujian Sekolah Susulan hanya berlaku bagi peserta didik yang sakit atau berhalangan

dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah.

f. Mata pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah mata pelajaran kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan

aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

serta kelompok mata pelajaran kewarga-negaraan dan kepribadian yang akan diatur

dalam POS Ujian Sekolah – SMA Negeri 3 Medan.

g. Alokasi waktu, jadwal dan teknis pelaksanaan Ujian Sekolah Tahun Pelajaran

2011/2012 selengkapnya akan ditetapkan kemudian setelah diterbitkannya

Permendiknas tentang Ujian Sekolah TP. 2011/2012.

2. Persyaratan untuk mengikuti ujian sekolah

a. Setiap peserta didik yang belajar pada tahun terakhir di SMA Negeri 3 Medan berhak

mengikuti Ujian Sekolah;

Page 11: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 11

a. Untuk mengikuti Ujian Sekolah, peserta didik harus memenuhi persyaratan :

• memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang setara, atau berpenghargaan sama,

dengan ijazah dari satuan pendidikan SMP/MTs atau memiliki bukti kenaikan kelas

dari kelas III ke kelas IV untuk peserta didik Kulliyatul-Mu’alimin Al-Islamiyah

(KMI)/Tarbiyatul Mu’alimin Al-Islamiyah (TMI). Penerbitan ijazah yang dimaksud

sekurang-kurangnya 3 tahun sebelum mengikuti Ujian Sekolah atau sekurang-

kurangnya 2 tahun untuk peserta program percepatan belajar (akselerasi);

• memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada SMA Negeri 3 Medan mulai

semester 1 Kelas X sampai dengan semester 1 Kelas XII.

• memenuhi persyaratan adminstrasi yang ditetapkan oleh sekolah.

3. Solusi bagi peserta didik yang tidak mengikuti ujian sekolah karena alasan tertentu.

a. Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat

mengikuti Ujian Sekolah di SMA Negeri 3 Medan, dapat mengikuti Ujian Sekolah di

satuan pendidikan lain pada jenjang dan jenis yang sama atau pada tempat lain yang

ditentukan oleh SMA Negeri 3 Medan.

b. Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat

mengikuti Ujian Sekolah Utama dapat mengikuti Ujian Sekolah Susulan.

c. Peserta yang tidak lulus Ujian Sekolah pada tahun pelajaran sebelumnya yang akan

mengikuti Ujian Sekolah tahun pelajaran 2011/2012 harus terdaftar pada SMA Negeri 3

Medan dan mengikuti proses pembelajaran yang diatur oleh SMA Negeri 3 Medan. Mata

pelajaran yang ditempuh dapat seluruh mata pelajaran yang diujikan atau mata

pelajaran yang nilainya belum memenuhi syarat kelulusan sesuai Permendiknas tentang

Ujian Sekolah. Nilai yang digunakan adalah nilai tertinggi dari kedua hasil ujian.

Pasal 13

Pelaksanaan Ujian Nasional

1. Waktu dan teknis pelaksanaan

a. Ujian nasional dilaksanakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada

mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

b. Ujian Nasional dilaksanakan dua kali, yang terdiri dari Ujian Nasional Utama dan Ujian

Nasional Ulangan.

c. Ujian Nasional Ulangan diperuntukkan bagi peserta yang belum lulus Ujian Nasional

Utama.

d. Ujian Nasional Susulan hanya berlaku bagi peserta didik yang sakit atau berhalangan

dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah.

e. Alokasi waktu, jadwal dan teknis pelaksanaan ujian nasional Tahun Pelajaran

2010/2011 selengkapnya akan ditetapkan oleh pemerintah melalui Permendiknas

tentang Ujian Nasional TP. 2011/2012 dan POS-UN TP. 2011/2012 yang diterbitkan

oleh BSNP.

Page 12: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 12

2. Persyaratan untuk mengikuti ujian nasional

a. Peserta didik yang belajar pada tahun terakhir di SMA Negeri 3 Medan berhak

mengikuti Ujian Nasional (UN),

b. Peserta didik yang memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada SMA Negeri 3

Medan sampai dengan semester I tahun terakhir,

c. Peserta didik yang memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang setara, atau

berpenghargaan sama dengan ijazah dari satuan pendidikan yang setingkat lebih

rendah, atau memiliki bukti kenaikan kelas dari kelas III ke kelas IV untuk peserta didik

Kulliyatul-Mu’alimin Al-Islamiyah (KMI)/Tarbiyatul-Mu’alimin Al-Islamiyah (TMI) yang

pindah ke SMA dan MA. Penerbitan ijazah yang dimaksud sekurang-kurangnya 3 tahun

sebelum mengikuti ujian sekolah/madrasah, atau sekurang-kurangnya 2 tahun untuk

peserta program percepatan belajar.

d. Peserta didik yang belajar di sekolah internasional di Indonesia yang memiliki izin untuk

menerima peserta didik WNI, dapat mengikuti UN pada sekolah/madrasah

penyelenggara UN terdekat dengan persyaratan sebagaimana tercantum pada butir 1

dan 3 di atas.

e. Seluruh ketentuan pada poin yang telah disebutkan di atas akan disesuaikan dengan

peraturan pemerintah tentang pelaksanaan ujian nasional Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Solusi bagi peserta didik yang tidak mengikuti ujian nasional karena alasan tertentu.

a. Peserta UN yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat

mengikuti UN di SMA Negeri 3 Medan, dapat mengikuti UN di sekolah lain pada jenjang

dan jenis yang sama.

b. Peserta UN yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat

mengikuti UN utama dapat mengikuti UN susulan.

c. Peserta yang tidak lulus UN pada tahun pelajaran 2009/2010, dan/atau 2010/2011

yang akan mengikuti UN tahun pelajaran 2011/2012 dengan ketentuan :

• harus mendaftar pada SMA Negeri 3 Medan atau sekolah penyelenggara UN;

• menempuh seluruh mata pelajaran yang diujikan atau hanya mata pelajaran yang

nilainya belum memenuhi syarat kelulusan sesuai dengan Permendiknas tentang

UN. Nilai yang digunakan adalah nilai tertinggi dari hasil ujian.

4. Peserta UN yang tidak lulus UN utama termasuk susulannya pada tahun pelajaran

2009/2010 dapat mengikuti UN ulangan pada seluruh atau sebagian mata pelajaran dengan

nilai di bawah standar kelulusan yang telah ditetapkan. Nilai yang digunakan adalah nilai

tertinggi

5. Seluruh poin yang telah disebutkan di atas akan disesuaikan dengan peraturan pemerintah

tentang pelaksanaan ujian nasional Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 13: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 13

BAB IV

KETENTUAN PELAKSANAAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Pasal 14

Ketentuan Pelaksanaan Remedial

1. Ketentuan pelaksanaan remedial

a. Setiap peserta didik berhak mengikuti kegiatan remedial untuk memperbaiki prestasi

belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah,

b. Pelaksanaan remedial hanya dilakukan terhadap peserta didik yang dalam penilaian

proses dan hasil belajar yang diperolehnya, baik pada satu KD, SK maupun pada satu

mata pelajaran belum mencapai KKM yang telah ditetapkan,

c. Hasil nilai remidial peserta didik yang telah tuntas ditulis oleh guru mata pelajaran pada

blangko tanda mengikuti remidial yang disiapkan sekolah, diisi dan ditandatangani oleh

guru mata pelajaran yang bersangkutan, selanjutnya baru kemudian diserahkan kepada

bidang akademik dan wali kelas,

d. Bidang akademik dan wali kelas tidak berhak merubah nilai siswa yang belum

menyerahkan format tanda telah mengikuti remidial, sekalipun siswa yang

bersangkutan telah mengikuti remedial.

2. Waktu pelaksanaan remedial

a. Pelaksanaan remedial dapat dilakukan pada setiap akhir ulangan harian, ulangan

tengah semester, atau ulangan akhir semester.

b. Peserta didik yang nilainya belum mencapai KKM diberi kesempatan mengikuti remedial

maksimal 3 (tiga) kali,

c. Batas waktu pelaksanaan remedial paling lambat sampai dengan akhir tahun pelajaran,

d. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan siswa belum melaksanakan remidial, maka

bidang akademik dan wali kelas berhak menulis nilai siswa yang bersangkutan dengan

nilai sebelum remidial secara permanen pada Buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.

3. Teknis pelaksanaan remedial

a. Pelaksanaan remedial juga dapat dilakukan setelah peserta didik mempelajari KD

tertentu.

b. Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam

mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka pelaksanaan remedial dapat juga

dilakukan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang

terdiri dari beberapa KD. Peserta didik yang belum mencapai penguasaan SK tertentu,

maka perlu mengikuti program remedial.

c. Bentuk pelaksanaan remedial dapat dilakukan peserta didik dengan cara :

1). Mengikuti pembelajaran ulang yang diberikan guru dengan metode dan media yang

berbeda.

2). Mengikuti bimbingan secara khusus yang diberikan guru, misalnya bimbingan

perorangan.

3). Mengerjakan tugas-tugas latihan secara khusus yang diberikan oleh guru.

Page 14: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 14

4). Mengikuti kegiatan tutorial yang diberikan oleh teman sekelasnya yang memiliki

kecepatan belajar yang lebih baik sesuai dengan arahan yang diberikan oleh guru

pada mata pelajaran yang bersangkutan,

d. Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian

diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui

postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui

ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

e. Jika peserta didik tidak lulus karena penilaian hasil, maka peserta didik yang

bersangkutan hanya mengulang tes tersebut dengan pembelajaran ulang jika

diperlukan. Namun apabila ketidaklulusan peserta didik akibat penilaian proses yang

tidak diikuti (misalnya kinerja praktik, diskusi/presentasi kelompok), maka sebaiknya

peserta didik mengulang semua proses yang harus diikuti.

f. Nilai hasil remedial yang diperoleh peserta didik tidak melebihi nilai KKM yang telah

ditetapkan.

Pasal 15

Ketentuan Pelaksanaan Pengayaan

1. Ketentuan pelaksanaan pengayaan

a. Pembelajaran pengayaan merupakan kegiatan peserta didik yang melampui per-

syaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak dilakukan oleh semua

peserta didik,

b. Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi peserta didik yang memiliki

kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta meng-

optimalkan kecakapannya,

c. Bentuk pengayaan dapat berupa belajar mandiri berupa diskusi, tutor sebaya,

membaca dan lain-lain yang menekankan pada penguatan KD tertentu dan tidak ada

penilaian di dalamnya.

2. Teknis pelaksanaan pengayaan

a. Pelaksanaan pengayaan dapat dilakukan dalam bentuk antara lain melalui:

1). Belajar Kelompok

Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran

bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya

yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.

2). Belajar mandiri.

Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

3). Pembelajaran berbasis tema.

Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat

mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

4). Pemadatan kurikulum.

Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui

peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk

memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri

sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

Page 15: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 15

b. Sekolah dapat memfasilitasi peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk

kegiatan pengembangan diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu,

misalnya untuk bidang sains. Pembelajaran pengayaan seperti ini dilakukan untuk

membantu peserta didik mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional

maupun internasional, seperti olimpiade sains nasional.

c. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tidak sama dengan kegiatan pembelajaran

biasa, tetapi hanya dilakukan dalam bentuk portofolio, dan dihargai sebagai nilai

tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

BAB V

KETENTUAN KENAIKAN KELAS DAN PENJURUSAN

Pasal 16

Ketentuan Kenaikan Kelas

1. Kriteria ketentuan kenaikan kelas mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Keputusan Dirjen

Mandikdasmen Nomor 12/C/KEP/TU/2008 tentang Bentuk dan Tata Cara Penulisan LHB

Peserta Didik Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

2. Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau setiap semester genap.

3. Ketentuan kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter genap,

dengan pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada semester ganjil, harus

dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester genap. Hal ini

sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), di mana peserta yang belum

mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan, maka yang

bersangkutan harus mengikuti pembelajaran remidi sampai yang bersangkutan mampu

mencapai KKM dimaksud. Artinya, nilai kenaikan kelas harus tetap memperhitungkan hasil

belajar peserta didik selama satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung.

4. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan tidak mencapai

ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran.

5. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak

mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang bukan mata

pelajaran ciri khas program, atau yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar

minimal pada salah satu atau lebih mata pelajaran ciri khas program.

Sebagai contoh: Bagi Peserta didik Kelas XI

a. Program IPA, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Fisika,

Kimia, dan Biologi.

b. Program IPS, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran

Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi.

c. Program Bahasa, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas (kurang) pada mata

pelajaran Antropologi, Sastra Indonesia, dan Bahasa Asing lainnya yang menjadi pilihan

6. Persyaratan lain yang ditetapkan sekolah :

a. Kehadiran peserta didik dalam kegiatan pembelajaran minimal 90% dari jumlah hari

belajar efektif pada Semester-2 Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 16: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 16

b. Berkelakuan baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran tata tertib yang tergolong

berat.

7. Penjelasan tentang aspek pengetahuan (kognitif), praktik (psikomotorik), dan sikap (afektif)

berkaitan dengan ketentuan kenaikan kelas.

a. Aspek PPK/pengetahuan (kognitif)

1). Penilaian aspek pengetahuan (kognitif) berkaitan dengan pengetahuan dan

pemahaman intelektual. Nilai pada aspek pengetahuan (kognitif) dinyatakan

dengan angka bilangan dengan rentang nilai 0 – 100,

2). Penilaian aspek pengetahuan (kognitif) dilakukan pada seluruh mata pelajaran,

kecuali mata pelajaran Seni Budaya,

3). Penilaian aspek pengetahuan (kognitif) dilakukan melalui kegiatan ulangan dan

ujian,

4). Peserta didik yang naik ke kelas XI tidak boleh lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran

tidak mencapai KKM,

5). Peserta didik yang naik ke kelas XII tidak boleh lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran

yang bukan ciri khas program tidak mencapai KKM, atau tidak mencapai ketuntasan

belajar minimal pada salah satu atau lebih mata pelajaran ciri khas program.

b. Aspek praktik (psikomotor)

1). Penilaian aspek praktik (psikomotor) berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan berbagai aktivitas, antara lain meniru, mengatur, melakukan dengan

bimbingan, melakukan dengan baik dan sangat baik, menemukan, menganalisis

dan menyimpulkan. Nilai pada aspek praktik (psikomotor) dinyatakan dengan angka

bilangan dengan rentang nilai 0 – 100,

2). Penilaian aspek praktik (psikomotor) dilakukan pada mata pelajaran tertentu,

3). Penilaian praktik hanya dilakukan pada indikator yang mengharuskan adanya

peniaian aspek praktik,

4). Peserta didik yang naik ke kelas XI tidak boleh lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran

tidak mencapai KKM,

5). Peserta didik yang naik ke kelas XII tidak boleh lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran

yang bukan ciri khas program tidak mencapai KKM pada aspek penilaian praktik

(psikomotor) atau tidak mencapai ketuntasan belajar minimal pada salah satu atau

lebih mata pelajaran ciri khas program.

c. Aspek sikap (afektif)

1). Penilaian aspek sikap (afektif) berkaitan dengan perkembangan minat, sikap,

motivasi dan nilai-nilai serta perkembangan apresiasi dan pengambilan keputusan

sesuai dengan tuntutan kurikulum. Nilai pada sikap (afektif) dinyatakan dengan

huruf, yaitu A (Amat Baik), B (Baik), C (Cukup) dan D (Kurang),

2). Penilaian sikap (afektif) dilakukan pada seluruh mata pelajaran,

3). Penilaian sikap (afektif) hanya dilakukan pada indikator yang mengharuskan

adanya penilaian aspek sikap,

Page 17: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 17

4). Peserta didik yang naik ke kelas XI tidak memiliki nilai C (Cukup) lebih dari 5 (lima)

mata pelajaran; tidak memiliki nilai D (Kurang) lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran,

5). Peserta didik yang naik ke kelas XII tidak memiliki nilai C (Cukup) lebih dari 3 (tiga)

mata pelajaran yang bukan ciri khas program; tidak memiliki nilai D (Kurang) lebih

dari 1 (satu) mata pelajaran yang bukan ciri khas program, dan tidak memiliki nilai

D (Kurang) pada salah satu mata pelajaran ciri khas program.

Pasal 17

Ketentuan Penjurusan

1. Sesuai kesepakatan Sekolah dengan Komite Sekolah serta dengan memperhatikan keadaan

sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah, maka sekolah menetapkan hanya ada 2

(dua) jurusan yang diprogramkan di SMA Negeri 3 Medan, yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan

Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial,

2. Waktu penentuan dan pelaksanaan penjurusan

a. Penentuan penjurusan bagi peserta didik untuk program IPA, dan IPS dilakukan mulai

akhir semester 2 (dua) Kelas X.

b. Pelaksanaan KBM sesuai program jurusan, dimulai pada semester 1 (satu) Kelas XI.

3. Kriteria penjurusan program

Penentuan penjurusan program dilakukan dengan mempertimbangkan potensi, minat dan

kebutuhan peserta didik, yang harus dibuktikan dengan hasil prestasi akademik yang sesuai

dengan kriteria nilai yang ditetapkan oleh SMA Negeri 3 Medan. Apabila terjadi perbedaan

antara potensi/minat dengan nilai akademik seorang peserta didik, maka guru harus

mengkaji dan melakukan perbaikan dalam memberikan layanan belajar kepada yang

bersangkutan.

3.1. Potensi dan Minat Peserta Didik

Untuk mengetahui potensi dan minat peserta didik dapat dilakukan melalui

angket/kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat digunakan untuk

mendeteksi potensi, minat, dan bakat.

3.2. Nilai akademik

Peserta didik yang naik ke Kelas XI dan akan mengambil program tertentu, yaitu :

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau Bahasa :

boleh memiliki nilai tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata

pelajaran-mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program tersebut (lihat

Struktur Kurikulum).

a. Peserta didik yang naik ke Kelas XI, dan yang bersangkutan mendapat nilai tidak

tuntas 3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk

menentukan program yang dapat diikuti oleh peserta didik, contoh :

b. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Kimia dan Geografi (2

mata pelajaran ciri khas program IPA dan 1 ciri khas program IPS), maka peserta

didik tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program Bahasa.

c. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, dan Fisika, (2 mata pelajaran ciri khas Bahasa dan 1 ciri khas IPA), maka

peserta didik tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program IPS.

Page 18: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 18

d. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosilologi, dan Bahasa

Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program IPS dan 1 ciri khas program Bahasa),

maka peserta didik tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program IPA.

e. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi, dan Bahasa

Indonesia (mencakup semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas ketiga

program di SMA) maka peserta didik tersebut:

- perlu diperhatikan minat peserta didik.

- perlu diperhatikan prestasi Pengetahuan, Praktik dan Sikap pada mata

pelajaran yang menjadi ciri khas program IPA seperti Fisika, Kimia, dan

Biologi dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program

IPS ( Ekonomi, Geografi, Sosiologi) dan dibandingkan dengan mata pelajaran

yang menjadi ciri khas program Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris).

Perbandingan nilai prestasi peserta didik dimaksud dapat dilakukan melalui

program remidial dan diakhiri dengan ujian. Apabila pada nilai dari setiap

mata pelajaran yang menjadi ciri khas program tertentu terdapat nilai

prestasi yang lebih unggul daripada program lainya, maka peserta didik

tersebut dapat dijuruskan ke program yang nilai prestasi mata pelajarannya

lebih unggul tersebut. Apabila antara minat dan prestasi ketiga aspek tidak

cocok/sesuai, wali kelas dengan pertimbangan masukan dari guru Bimbingan

dan Konseling dapat memutuskan program apa yang dapat dipilih oleh

peserta didik.

3.3. Bagi peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk masuk ke semua program,

diberi kesempatan untuk pindah jurusan apabila ia tidak cocok pada program semula

atau tidak sesuai dengan kemampuan dan kemajuan belajarnya. Sekolah harus

memfasilitasi agar peserta didik dapat mencapai standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang harus dimiliki di kelas baru.

3.4. Peserta didik dapat memilih jurusan IPA bila nilai rata-rata mata pelajaran yang

menjadi ciri khas program IPA minimal 70,00. Apabila nilai rata-rata mata pelajaran

yang menjadi ciri khas program IPA minimal 70,00 tidak terpenuhi sesuai dengan

quota yang ditetapkan untuk jurusan IPA, maka sekolah akan menurunkan batas

minimal rata-rata nilai mata pelajaran ciri khas program IPA.

3.5. Peserta didik yang naik ke kelas XI, tetapi tidak memenuhi batas minimal rata-rata

nilai mata pelajaran ciri khas program IPA, maka secara otomatis akan dimasukkan

ke jurusan IPS.

3.6. Peserta didik yang telah memenuhi syarat untuk masuk Program IPA dan IPS, karena

karena faktor-faktor tertentu, diperkenankan pindah program dengan batas waktu

yang ditentukan oleh sekolah paling lambat 1 (satu) bulan.

Page 19: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 19

BAB VI

KETENTUAN KELULUSAN UJIAN SEKOLAH, UJIAN NASIONAL

DAN KELULUSAN DARI SATUAN PENDIDIKAN

Pasal 18

Ketentuan Kelulusan Ujian Sekolah

1. Sekolah menetapkan nilai minimal/batas kelulusan untuk setiap mata pelajaran yang diujikan dalam ujian sekolah

2. Penetapan batas kelulusan merupakan hasil pertimbangan Komite Sekolah – SMA Negeri 3 Medan dan dilaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas

Pendidikan Kota Medan.

3. Penetapan batas kelulusan diumumkan kepada peserta didik dan disampaikan kepada

orangtua peserta didik dan masyarakat 2 (dua) bulan sebelum ujian dilaksanakan.

4. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. memiliki nilai rata-rata sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh sekolah, baik untuk

ujian tulis maupun ujian praktik untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Sekolah;

b. mencapai nilai minimal batas lulus untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan SMA Negeri 3 Medan.

5. Penentuan kelulusan Ujian Sekolah dilakukan melalui rapat dewan pendidik SMA Negeri 3 Medan.

Pasal 19

Ketentuan Kelulusan Ujian Nasional

1. Peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN, bila memiliki nilai rata-rata minimal yang ditetapkan oleh pemerintah untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan

dalam ujian nasional,

2. Sekolah dapat menentukan standar kelulusan UN lebih tinggi dari kriteria butir 1.

3. Pengumuman kelulusan peserta didik dari SMA Negeri 3 Medan akan ditentukan kemudian

oleh Kementerian Pendidikan Nasional,

Pasal 20

Ketentuan Kelulusan Dari SMA Negeri 3 Medan

Dalam merumuskan ketentuan kelulusan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 72, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Peniaian Pendidikan, yaitu peserta didik dinyatakan

lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan menengah setelah :

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran ;

2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok

mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian,

Page 20: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 20

kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan

kesehatan.

Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata

pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh

pendidik.

Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan

pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan

mempertimbangkan hasil ujian sekolah.

a. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:

1). pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan

afeksi dan kepribadian peserta didik; serta

2). ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur

melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik

materi yang dinilai

c Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan

terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai per-kembangan afeksi dan

ekspresi psikomotorik peserta didik.

d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan

dilakukan melalui:

1). pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan

psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan

2). ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

3. Lulus ujian sekolah, untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Lulus Ujian Nasional, Peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN

yang ditetapkan oleh BNSP melalui Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional pada

setiap Tahun Pelajaran.

BAB VII

KETENTUAN HAK PESERTA DIDIK DALAM PENGGUNAAN FASILITAS BELAJAR

(SARANA PRASARANA SEKOLAH)

Pasal 21

Ketentuan Hak Peserta Didik dalam Penggunaan Ruang Belajar

1. Peserta didik berhak menggunakan ruang belajar sebagai sarana untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran pada jam belajar efektif,

2. Peserta didik berhak menggunakan ruang belajar sebagai sarana untuk kegiatan diskusi,

seminar, dll yang dilaksanakan di luar jam belajar efektif dalam upaya peningkatan

wawasan pengetahuan peserta didik,

Page 21: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 21

3. Penggunaan ruang belajar di luar jam belajar efektif harus dilaporkan serta mendapat izin

dari pihak sekolah,

4. Dalam setiap pengunaan ruang belajar, setiap peserta didik wajib menjaga dan memelihara

kebersihan dan fasilitas yang ada dalam ruang belajar,

Pasal 22

Ketentuan Hak Peserta didik Dalam Penggunaan Ruang Serba Guna/Aula

1. Peserta didik berhak menggunakan ruang serba guna/aula sebagai sarana untuk kegiatan

diskusi, workhsop/IHT, seminar, pentas seni, dll,

2. Setiap penggunaan ruang serba guna/aula harus dilaporkan serta mendapat izin dari pihak

sekolah,

3. Dalam setiap pengunaan ruang serba guna/aula, setiap peserta didik wajib menjaga dan

memelihara kebersihan dan fasilitas yang ada dalam ruang serba guna/aula.

Pasal 23

Ketentuan Hak Peserta didik Dalam Penggunaan Laboratorium IPA

(Fisika, Kimia dan Biologi)

1. Peserta didik berhak menggunakan Laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) sebagai

sarana untuk melaksanakan kegiatan praktikum, baik pada jam belajar efektif maupun di

luar jam belajar efektif,

2. Peserta didik berhak melaksanakan kegiatan praktikum di Laboratorium IPA (Fisika, Kimia

dan Biologi) minimal 2 (dua) kali dalam satu semester sesuai dengan jadwal kegiatan

praktikum yang disusun oleh koordinator/kepala laboratorium,

3. Peserta didik berhak menggunakan fasilitas yang ada dalam ruang Laboratorium IPA

(media pembelajaran, alat dan bahan praktikum) sebagai sarana untuk melaksanakan

kegiatan praktikum,

4. Penggunaan Laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) di luar jam belajar efektif untuk

kegiatan praktikum harus dilaporkan serta mendapat izin dari pihak sekolah,

5. Setiap penggunaan Laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) oleh peserta didik, baik

pada jam belajar efektif maupun di luar jam belajar efektif harus dikoordinir dan diawasi

oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan bersama-sama dengan petugas laboran,

6. Dalam setiap pengunaan Laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi), setiap peserta didik

wajib menjaga dan memelihara kebersihan dan fasilitas yang ada dalam ruang laboratorium

serta mematuhi tata tertib yang berlaku dalam penggunaan Laboratorium IPA (Fisika, Kimia

dan Biologi).

Pasal 24

Ketentuan Hak Peserta didik Dalam Penggunaan Laboratorium Komputer dan

Laboratorium Bahasa

1. Peserta didik berhak menggunakan Laboratorium Komputer dan Bahasa sebagai sarana

untuk melaksanakan kegiatan praktikum, baik pada jam belajar efektif maupun di luar jam

belajar efektif,

Page 22: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 22

2. Peserta didik berhak melaksanakan kegiatan praktikum di Laboratorium Komputer dan

Bahasa sesuai dengan jadwal dan materi kegiatan praktikum yang disusun oleh

koordinator/kepala laboratorium,

3. Peserta didik berhak menggunakan fasilitas yang ada dalam ruang Laboratorium Komputer

dan Bahasa (media pembelajaran, alat dan bahan praktikum) sebagai sarana untuk

melaksanakan kegiatan praktikum,

4. Penggunaan Laboratorium Komputer dan Bahasa di luar jam belajar efektif untuk kegiatan

praktikum atau kegiatan lainnya harus dilaporkan serta mendapat izin dari pihak sekolah,

5. Setiap penggunaan Laboratorium Komputer dan Bahasa oleh peserta didik, baik pada jam

belajar efektif maupun di luar jam belajar efektif harus dikoordinir dan diawasi oleh guru

mata pelajaran yang bersangkutan bersama-sama dengan petugas laboran,

6. Dalam setiap pengunaan Laboratorium Komputer dan Bahasa, setiap peserta didik wajib

menjaga dan memelihara kebersihan dan fasilitas yang ada dalam ruang laboratorium serta

mematuhi tata tertib yang berlaku dalam penggunaan Laboratorium Komputer dan Bahasa.

Pasal 25

Ketentuan Hak Peserta didik Dalam Penggunaan Perpustakaan

1. Peserta didik berhak menggunakan perpustakaan sebagai sarana untuk menambah

wawasan pengetahuan sesuai dengan waktu kunjungan yang ditetapkan oleh petugas

perpustakaan,

2. Peserta didik berhak mengikuti kegiatan pembelajaran di perpustakaan dengan bimbingan

guru mata pelajaran,

3. Peserta didik berhak mengakses bahan ajar dari fasilitas internet yang tersedia di

perpustakaan untuk kepentingan pembelajaran

4. Dalam setiap pengunaan perpustakaan, setiap peserta didik wajib menjaga dan memelihara

kebersihan dan fasilitas yang ada dalam ruang perpustakaan serta mematuhi tata tertib

yang berlaku dalam ruang perpustakaan.

Pasal 26

Ketentuan Hak Peserta didik Dalam Penggunaan Buku Perpustakaan

dan Buku Referensi

1. Peserta didik berhak membaca dan mencatat seluruh buku perpustakaan dan buku

referensi lainnya di dalam ruang perpustakaan untuk kepentingan pembelajaran,

2. Peserta didik berhak meminjam buku perpustakaan dan buku referensi lainnya sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam peminjaman buku-buku perpustakaan

dan buku-buku referensi yang telah ditetapkan sekolah,

3. Dalam setiap pengunaan buku perpustakaan dan buku referensi lainnya, setiap peserta

didik wajib menjaga dan memelihara kondisi buku-buku yang digunakan.

Pasal 27

Ketentuan Hak Peserta didik Dalam Penggunaan Sarana dan Fasilitas Olahraga

1. Peserta didik berhak menggunakan sarana dan fasilitas olahraga untuk kegiatan praktikum

pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta dikoordinir dan

diawasi oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan,

Page 23: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 23

2. Penggunaan sarana dan fasilitas olahraga di luar kegiatan sebagaimana pada butir 1, harus

dilaporkan serta mendapat izin dari pihak sekolah,

3. Dalam setiap pengunaan sarana dan fasilitas olahraga, setiap peserta didik wajib menjaga

dan memelihara kondisi sarana dan fasilitas yang digunakan agar terhindar dan terpelihara

dari kerusakan.

Pasal 28

Ketentuan Hak Peserta didik Dalam Penggunaan Fasilitas Internet

1. Peserta didik berhak menggunakan sarana dan fasilitas internet yang tersedia di sekolah

untuk kepentingan pembelajaran,

2. Peserta didik berhak mengakses bahan-bahan ajar dari internet yang tersedia di sekolah

untuk kepentingan pembelajaran,

3. Peserta didik dilarang mengakses bahan-bahan dari internet yang tersedia di sekolah selain

untuk kepentingan pembelajaran,

4. Peserta didik berhak mengisi konten yang ada pada website sekolah (komentar yang

positif, karya tulis, ilmu pengetahuan, berita, dll), sesuai dengan peraturan dan ketentuan

yang telah ditetapkan oleh admin sekolah.

Pasal 29

Ketentuan Hak Peserta didik Dalam Penggunaan Media Lainnya

1. Peserta didik berhak menggunakan media lainnya yang tersedia di sekolah (LCD Proyektor,

Tape Recorder, Alat Musik, Sound Sistem, TV, dll), untuk kepentingan pembelajaran,

2. Penggunaan setiap media tersebut pada butir 1, harus dilaporkan serta mendapat izin dari

pihak sekolah serta dikoordinir oleh guru atau penanggungjawabnya,

3. Dalam setiap pengunaan media, setiap peserta didik wajib menjaga dan memelihara kondisi

media yang digunakan agar terhindar dari kerusakan.

BAB VIII

KETENTUAN LAYANAN KONSULTASI DENGAN GURU, WALI KELAS

DAN GURU BK/KONSELOR

Pasal 30

Ketentuan Layanan Konsultasi Dengan Guru Mata Pelajaran

1. Setiap peserta didik berhak mendapat layanan konsultasi dengan guru mata pelajaran,

2. Layanan konsultasi pada guru mata pelajaran merupakan bagian dari program

pengembangan diri yang secara khusus dimaksudkan untuk memberikan bimbingan kepada

peserta didik agar siap dan mampu belajar secara efektif, mampu mengatasi hambatan dan

kesulitan sesuai tuntutan kompetensi yang harus dicapai pada setiap mata pelajaran,

3. Layanan konsultasi dapat dilaksanakan pada jam pembelajaran sekolah sepanjang guru

yang bersangkutan tidak sedang tugas mengajar di kelas,

Page 24: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 24

4. Layanan konsultasi dengan guru mata pelajaran di luar jam pembelajaran sekolah dapat

dilakukan pada waktu yang ditentukan secara bersama antara peserta didik dan guru,

namun pelaksanaannya tetap di lingkungan sekolah,

5. Layanan konsultasi pada guru mata pelajaran yang bersifat mendesak, dapat dilakukan

melalui telepon/HP sesuai dengan kepentingannya,

6. Layanan konsultasi dengan guru mata pelajaran hanya terkait dengan mata pelajaran guru

yang bersangkutan, terutama dalam hal kesulitan mengikuti pembelajaran, kesulitan dalam

mengerjakan tugas, dan lainnya,

Pasal 31

Ketentuan Layanan Konsultasi Dengan Wali Kelas

1. Setiap peserta didik berhak mendapat layanan konsultasi dengan wali kelasnya,

2. Layanan konsultasi dengan wali kelas dimaksudkan untuk memberikan bimbingan kepada

peserta didik agar siap dan mampu belajar secara efektif, mampu mengatasi hambatan dan

kesulitan sesuai tuntutan kompetensi yang harus dicapai dalam mengikuti seluruh kegiatan

pembelajaran,

3. Layanan konsultasi dengan wali kelas dapat dilaksanakan setiap saat, baik di dalam jam

pelajaran maupun di luar jam pelajaran,

4. Layanan konsultasi dengan wali kelas di luar jam pelajaran sekolah dapat dilakukan pada

waktu yang ditentukan secara bersama antara peserta didik dan wali kelas,

5. Layanan konsultasi dengan wali kelas yang bersifat mendesak, dapat dilakukan melalui

telepon/HP sesuai dengan kepentingannya,

6. Layanan konsultasi dengan wali kelas hanya terkait dengan masalah siswa di kelas yang

bersangkutan,

Pasal 32

Ketentuan Layanan Konsultasi Dengan Guru BK/Konselor

1. Setiap peserta didik berhak mendapat layanan konsultasi dengan Guru BK/Konselor,

2. Setiap peserta didik berhak mendapat layanan konsultasi dengan Guru BK dapat dilakukan

setiap saat selama Guru BK/Konselor masih dapat melayani,

3. Setiap peserta didik berhak mendapat layanan konsultasi dengan Guru BK/Konselor terkait

dengan berbagai masalah siswa di kelas, di luar kelas, maupun masalah yang berkaitan

dengan pergaulan siswa yang bersangkutan yang bersifat dapat menghambat keaktifan dan

keberhasilan siswa dalam proses belajar,

4. Setiap peserta didik berhak mendapat layanan konsultasi dengan Guru BK/Konselor terkait

dengan minat, potensi, dan permasalahan lainnya yang mendukung pelaksanaan kegiatan

pembelajaran peserta didik,

5. Siswa yang mempunyai kepentingan-kepentingan khusus dan mendesak, dengan seizin

guru dapat meninggalkan pelajaran/kelas untuk mendapatkan layanan konsultasi dengan

Guru BK/Konselor,

Page 25: Peraturan Akademik

Peraturan Akademik SMAN 3 Medan 25

6. Layanan konsultasi dengan guru mata pelajaran hanya terkait dengan mata pelajaran guru

yang bersangkutan, terutama dalam hal kesulitan mengikuti pembelajaran, kesulitan dalam

mengerjakan tugas, dan lainnya,

7. Jenis-jenis layanan akademik yang berhak diperoleh peserta didik dari Guru BK/Konselor,

meliputi :

a. Layanan Orientasi, yaitu layanan dalam bentuk kegiatan siswa baru ( MOS ),

b. Layanan informasi, yaitu layanan dalam bentuk pemberian informasi secara verbal dan

atau non verbal, baik kepada siswa maupun orang tua murid,

c. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan dalam bentuk kegiatan remedial,

pengayaan, pemantapan, try out, dll,

d. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan dalam bentuk pembagian

kelompok atau kelas dan penyaluran potensi, minat dan bakat siswa agar mereka

berprestasi secara optimal,

e. Layanan bimbingan kelompok, yaitu bimbingan secara klasikal dengan materi tentang

tehnik membaca cepat, tehnik membuat ringkasan, tehnik menghafal, dsb,

f. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan dalam bentuk diskusi kelompok dimana

setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif membahas permasalahan yang telah

mereka pilih sehingga setiap anggota kelompok dapat belajar dari pengalaman anggota

kelompok lainnya.

BAB IX

P E N U T U P

Pasal 33

Peraturan akademik ini disampaikan dan disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait untuk

dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana yang diatur.

Pasal 34

Hal-hal yang belum diatur dan belum sempurna dalam penyusunan peraturan akademik ini

akan ditentukan dan diperbaiki kemudian.

Pasal 35

Peraturan akademik ini berlaku sejak tanggal ditetapkan atau terhitung mulai Tahun Pelajaran

2011/2012.

Pasal 36

Lampiran-lampiran.

Ditetapkan di : Medan

Pada Tanggal : 12 Juli 2011 Kepala SMA Negeri 3 Medan

Drs. SAHLAN DAULAY, M.Pd Pembina Tk. I

NIP. 19560915 198203 1 007