PERATURAN

8
I. PERATURAN-PERATURAN Perencanaan untuk pengajuan izin struktur harus mengikuti peraturan-peraturan dan kaedah-kaedah teknik yang berlaku. Ketentuan-ketentuan teknis sesuai peraturan DKI Jakarta No.7 tahun 1991 tentang banguna dalam wilayah DKI Jakarta harus dipatuhi. Peraturan-peraturan dalam bidang teknik struktur bangunan yang berlaku harus diikuti antara lain : 1) Standar Nasional Indonesia SNI 03-1726-2002 : Tata Cara Perencanaan ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung 2) Standar Nasional Indonesia SNI 03-1729-2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung 3) Standar Nasional Indonesia SNI 03-2847-2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 4) Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung S.K.B.I.- 1.3.53.1987; UDC : 624.042. Bila peraturan-peraturan tersebut diatas sudah mempunyai peraturan pengganti pada tahun yang lebih baru, maka peraturan dengan keluaran yang baru yang berlaku. Bilamana terdapat keadaan dimana isi peraturan yang berlaku kurang memadai dari kenyataan yang ada ataupun sesuatu hal belum ada peraturannya di Indonesia; maka perencanaan yang mempunyai pertauran dalam hal yang diperlukan tersebut. Dalam hal ini, pihak DKI bisa meminta untuk menggunakan suatu peraturan dari luar negeri, khususnya dari Negara yang sudah maju dalam suatu bidang yang menjadi masalah tersebut. II. KELENGKAPAN DOKUMEN

Transcript of PERATURAN

Page 1: PERATURAN

I. PERATURAN-PERATURAN

Perencanaan untuk pengajuan izin struktur harus mengikuti peraturan-peraturan dan kaedah-kaedah teknik yang berlaku.

Ketentuan-ketentuan teknis sesuai peraturan DKI Jakarta No.7 tahun 1991 tentang banguna dalam wilayah DKI Jakarta harus dipatuhi.

Peraturan-peraturan dalam bidang teknik struktur bangunan yang berlaku harus diikuti antara lain :

1) Standar Nasional Indonesia SNI 03-1726-2002 : Tata Cara Perencanaan ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung

2) Standar Nasional Indonesia SNI 03-1729-2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung

3) Standar Nasional Indonesia SNI 03-2847-2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung

4) Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung S.K.B.I.- 1.3.53.1987; UDC : 624.042.

Bila peraturan-peraturan tersebut diatas sudah mempunyai peraturan pengganti pada tahun yang lebih baru, maka peraturan dengan keluaran yang baru yang berlaku.

Bilamana terdapat keadaan dimana isi peraturan yang berlaku kurang memadai dari kenyataan yang ada ataupun sesuatu hal belum ada peraturannya di Indonesia; maka perencanaan yang mempunyai pertauran dalam hal yang diperlukan tersebut. Dalam hal ini, pihak DKI bisa meminta untuk menggunakan suatu peraturan dari luar negeri, khususnya dari Negara yang sudah maju dalam suatu bidang yang menjadi masalah tersebut.

II. KELENGKAPAN DOKUMEN

Dokumen perencanaan struktur dan/atau evaluasi percobaan pembebanan tiang yang akan disidangkan TPKB, harus sudah memiliki kelengkapan, kualitas penyajian gambar serta mengikuti ketentuan teknis sesuai Perda No.7 tahun 1991 oleh seksi konstruksi Sub Dinas Penataan Perencanaan Bangunan.

Berkas akan dinilai pihak sekretaritat DPPB-DKI mengenai kelengkapan dan kelayakannya untuk disidangkan.

Kelengekapan berkas pengajuan ijin struktur bangunan :

1) Gambar arsitektur / TPAK (3 set)

Page 2: PERATURAN

2) Laporan penyelidikan tanah (3 set), dengan jumlah dan kualitas test harus memadai, berikut analisis dan rekomendasinya. Dalam hal ini, pihak DKI bisa minta test tambahan

3) Perhitungan struktur (3 set)4) Gambar-gambar struktur.5) Fotocopy SIPTB perencana struktur dan SIPTB Geoteknik (bila diperlukan sesuai

peraturan daerah DKI Jakarta No.7 tahun 2006) yang masih berlaku sesuai golongannya dan sudah dilegalisir (2 lembar).

6) Laporan hasil loading test dan evaluasinya bila disyaratkan (3 set).7) Formulir isian dari sekretariat TPKB.

III. LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR

a. Laporan perhitungan detail dalam bahasa Indonesia, jika diperlukan bisa dalam bahasa Inggris.

b. Ringkasan dan penjelasan dari perhitungan struktur harus dalam bahasa Indonesia. Laporan perhitungan struktur harus jelas, sistematis dan diberi nomor halaman dan daftar isi agar bisa mudah dibaca dan diikuti jalan pikiran dan sistematika kerja dari perencana. Ringkasan (summary) dari laporan perhitungan harus disertakan dimana dijelaskan secara jelas langkah-langkah perencanaan dan asumsi yang digunakan. Dalam penjelasan ini agar disertakan juga gambar-gambar dasar. Perlu diperhatikan penjelasan dalam ringkasan harus sesuai dengan isi laporan yang ada, dan ringkasan ini harus dalam bahasa Indonesia.

c. Semua hal-hal yang perlu diperhatikan atau ditinjau agar ditunjukkan perhitungan, data, input dan output perhitungan, serta gambar-gambar struktur baik struktur atas maupun struktur bawah.

d. Perencanaan harus konsisten, dimana dalam melakukan perhitungan harus sesuai dengan penjelasan yang diberikan pada awal laporan perhitungan struktur ataupun penjelasan ringkas yang disampaikan.

e. Gambar sistem struktur dan dimensi utama harus disertakan pada setiap tahapan izin yang diajukan.

f. Gambar kerja struktur baik untuk struktur atas maupun struktur bawah, wajib dilengkapi untuk tiap izin yang sedang diajukan. Gambar bisa berupa gambar standar untuk bagian-bagian yang umum sedang untuk bagian-bagian khusus wajib dilengkapi gambar kerja yang jelas. Gambar agar jelas dan mengikuti norma yang berlaku.

g. Untuk elemen-elemen sekunder seperti plat, balok anak dan tangga; sejauh tidak terdapat hal-hal yang istimewa cukup resume hasil dan data utama yang disertakan. Untuk elemen sekunder yang bersifat khusus perencanaan agar menyampaikan laporan perhitungan lengkap.

h. Pada perencanaan yang bersifat perubahan terhadap design yang pernah dimasukkan, selain perhitungan baru yang disampaikan, bagian laporan lama yang terkait wajib disertakan

Page 3: PERATURAN

berikut penjelasan secara sistematik mengenai hal-hal yang berubah dan pertimbangan yang ada.

i. Pada kasus dimana perencanaan dilakukan oleh konsultan asing, maka partner local pemegang SIBP wajib menyusun penjelasan ringkas (executive summary) tersebut di atas dalam bahasa Indonesia.

IV. GAMBAR-GAMBAR

Gambar rencana struktur minimal terdiri dari :

a. Daftar gambar strukturb. Gambar struktur penahan tanah (bila diperlukan)c. Gambar rencana dewatering (bila diperlukan)d. Gambar pondasi dengan detailnyae. Gambar basement (bila ada, termasuk dinding penahan saat pelaksanaan)f. Metode pelaksanaan struktur bawah, khususnya basementg. Gambar plat lantai dan denah lantaih. Gambar balok dan kolomi. Gambar core dan dinding geser (bila ada)j. Gambar struktur atapk. Gambar struktur baja (bila ada)l. Gambar detail sambungan / simpul yang penting untuk struktur bajam. Gambar tangga dan ram

V. KRITERIA DESIGN

V.1 Umum

Pada bagian awal laporan perhitungan struktur, harus disampaikan hal-hal yang menjadi dasar dalam perencanaan struktur yang disampaikan, dimana terutama yang harus dijelaskan antara lain :

a. Ukuran dan tinggi bangunan berikut jumlah lapis dan juga ada atau tidaknya basement.b. Batasan-batasan hal atau kondisi yang direncanakanc. Penggunaan bangunand. Peraturan-peraturan yang dipergunakane. Sistem struktur penahan beban gravitasif. Struktur penahan pengaruh gaya lateralg. Mutu materialh. Metode dan asumsi pada perhitungan

Page 4: PERATURAN

i. Program computer yang dipergunakanj. Penjelasan yang mengenai lapisan tanah dan pondasi yang dipergunakank. Dan lain-lain hal yang dianggap untuk disampaikan agar bisa mengerti perencanaan yang

dilakukan.l. Perhitungan struktur sekunder (yang mempunyai pengaruh signifikan dan bisa

membahayakan)

V.2 Sistem Struktur

a. Gambar-gambar denah struktur (structural layout) agar disertakan pda laporan perhitungan struktur baik untuk pengajuan izin struktur bawah ataupun izin struktur atas

b. Pada denah struktur agar jelas menunjukkan jarak-jarak, dimensi elemen struktur, sumbu-sumbu bangunan, dll.

c. Agar dijelaskan sistem struktur yang diperuntukkan penahan beban vertikal dan struktur penahan gaya lateral.

d. Semua jenis material yang dipergunakan untuk semau elemen struktur utama agar dijelaskan.

e. Untuk struktur baja, agar tipe struktur, sambungan, dan asumsi titik-titik hubungan antar batang-batang, diberikan penjelasannya.

f. Sistem struktur bawah agar dijelaskan secara umum saat penyampaian berkas struktur atas.

V.3 Pembebanan

a. Agar dijelaskan peraturan beban yang dipakai, terutama beban-beban yang akan berpengaruh besar pada struktur bangunan, dan agar mengacu pada ketentuan pada pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung S.K.B.I. – 1.3.53.1987; UDC : 624.042 sebagai suatu besaran minimal.

b. Kombinasi pembebanan yang harus dihitung / ditinjau harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana disebutkan pada peraturan yang berlaku.

c. Besar dan jenis pembebanan vertikal yang menjadi dasar pembebanan pada tiap lantai agar dijelaskan, begitu juga pengambilan reduksi beban hidup yang digunakan untuk portal, kolom dan pondasi, serta saat peninjauan kondisi gempa.

d. Beban-beban yang diperhitungkan harus memperhatikan juga kondisi actual yang ada di masyarakat pengguna bangunan dan juga lingkungannya.

e. Pembebanan untuk pengaruh gemap agar mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI 03-1726-2002 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung.

f. Pengaruh angin selain mengacu kepada peraturan yang ada (untuk bangunan rendah), juga agar ditinjau dengan peraturan dari negeri lain yang pengaruh beban anginnya besar, terutama dalam memperhitungkan pembesaran angin pada bangunan-bangunan yang

Page 5: PERATURAN

tinggi sekali dan juga pada struktur-struktur sekunder yang bisa membahayakan pengguna bangunan dan juga masyarakat sekitar.

g. Beban tekan tanah dan tekanan air yang bisa mempengaruhi besar gaya-gaya dalam perhitungan struktur atas agar turut diperhitungkan saat merencanakan struktur atas.

V.4 Ketentuan tentang material dan penampang

a. Perencana wajib menyampaikan data-data utama dari perencanaan struktur beton yang ada, meliputi :1) Mutu beton dan batas-batas bila ada yang berbeda mutunya.2) Mutu baja tulangan untuk tiap elemen struktur beton.3) Ketentuan tentang penampang retak yang digunakan pada perhitungan struktur; agar

mengikuti nilai pada peraturan beton4) Agar dijelaskan asumsi bentuk penampang balok yang digunakan pada perhitungan,

apakah balok persegi dengan plat sebagai elemen shell, balok T, atau lainnya.

b. Untuk penggunaan struktur baja, agar dijelaskan tentang :1) Mutu material batang-batang (elemen / member)2) Mutu alat penyambung baik baut, las, stud, plat sambungan, dll.

c. Pada struktur yang menggunakan struktur kayu agar direncanakan dengan mengikuti peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI) tahun yang terakhir dan agar disampaikan data utamanya :1) Kelas kuat dan kelas awet kayu yang dipakai2) Mutu dan jenis alat penyambung yang dipakai3) Tipe / jenis detail sambungan yang diterapkan

d. Dalam modelisasi dan analisis struktur baik untuk statik maupun dinamik analisis, elastisitas modulus beton senantiasa diambil sesuai dengan pasal 10.5 butir 1 SNI-03-2847-2002. Modulus elastisitas baja structural dapat diambil sesuai pasal 5.1.3 SNI-03-1729-2002.

e. Dalam hal slab lantai atau dua arah dengan balok, maka kekakuan balok senantiasa dihitung sebagai balok T atau L, terkecuali bilaman dalam modelisasi dan Analisa struktur, elemen slab dimodelkan dengan elemen cangkang (shell) atau plat lentur (plat bending) potongan balok dapat dimodelkan sebagai persegi panjang.

f. Untuk memperhitungkan peretakan elemen-elemen struktur beton dalam kondisi batas, maka dalam modelisasi dan Analisa struktur, maka momen inersia penampang struktur diambil sebagai inersia penampang retak sebagaimana ditentukan pada pasal 12.11 ayat 1 dari SNI-03-2847-2002.

Page 6: PERATURAN

VI. PENJELASAN-PENJELASAN YANG HARUS DISAMPAIKAN

a. Langkah perencanaan yang telah dilakukan agar dijelaskan, baik menyangkut asumsi yang diambil, penentuan taraf penjepit lateral, dan hal-hal lain yang dipandang penting untuk diketahui pihak penilai dari DPPB/TPKB-DKI.

b. Pada perhitungan yang menggunakan program computer agar dijelaskan pada input ataupun output yang disertakan.

c. Agar diterangkan secara ringkas mengenai kelengkapan perhitungan detail yang adad. Asumsi-asumsi pada perhitungan, termasuk pondasi termasuk kelengkapan, agar

disampiakan ringkasannya.e. Elevasi-elevasi dasar meliputi tanah existing, tanah rencana, elevasi lantai dasar, elevasi

pondasi, elevasi muka air tanah existing dan untuk perhitungan, elevasi ujung tiang pondasi

f. Metode pelaksaaan pondasi yang bisa mempengaruhi besar gaya-gaya yang bekerja pada elemen-elemen struktur ataupun pondasi.

g. Metode pelaksanaan struktur atas yang bisa mempengaruhi besar gaya-gaya yang berkerja pada elemen-elemen struktur; misal : tahapan pelaksanaan, prestressing bertahap, dll.

h. Tahapan proyek (bila ada), dan juga kondisi sekitar proyek yang bisa mempengaruhi perencanaan.