perangkap nyamuk

3
Laporan Perangkap Nyamuk M. Khari Secario 0606068392 DEPARTEMEN FISIKA, FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS INDONESIA, 2010

Transcript of perangkap nyamuk

Page 1: perangkap nyamuk

Laporan Perangkap Nyamuk

M. Khari Secario

0606068392

DEPARTEMEN FISIKA, FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS INDONESIA, 2010

Page 2: perangkap nyamuk

Pendahuluan

Perangkap nyamuk merupakan salah satu alat yang diperlukan, khususnya di daerah tropis. -Salah satu bentuk perangkap yang dipakai adalah menggunakan perangkap gas yang dihasilkan dari ragi. Beberapa bahan yang digunakan disini cukup sederhana, dan eksperimen saya berusaha untuk menunjukkan pengaruh temperatur air terhadap keampuhan perangkap.

Alat dan Bahan

2 Botol air mineral 1,5 liter 400 ml air 100 gr gula merah 2 gr ragi 2 penutup berupa kain

Persiapan Percobaan

Kedua botol digunting pada bagian ¼ dari mulut botol. Dalam botol dituangkan air masing-masing 200ml air biasa pada satu botol dan 200ml air hangat pada botol yang lain (dengan komposisi 100ml air biasa dan 100ml air panas). Kemudian masing-masing botol dimasukkan 50gr gula merah dan dicampur dengan 1gr ragi tiap botolnya. Kedua botol kemudian dibungkus dengan kain hitam dan diletakkan di pojok kamar dan didiamkan selama 1 hari di tempat yang agak gelap.

Page 3: perangkap nyamuk

Hasil

Pada botol air biasa, tidak terdapat nyamuk sama sekali (gambar kiri), sedangkan pada botol air hangat terdapat satu ekor nyamuk (gambar kanan). Hal ini memperkuat dugaan awal bahwa temperatur air mempengaruhi efektifitas perangkap nyamuk.

Analisis dan Kesimpulan

Penggunaan ragi dimaksudkan untuk menghasilkan gas karbon dioksida untuk perangkap gas bagi nyamuk. Air gula digunakan dengan asumsi bahwa nyamuk tertarik dengan aruma manis pada air gula tersebut. Pada eksperimen ini saya mencoba menggunakan variabel temperatur air sebagai perbandingan. Mengacu pada asumsi bahwa nyamuk juga tertarik pada panas tubuh. Hal ini diperkuat dengan hasil eksperimen yang memperlihatkan terdapat nyamuk pada tabung berisi air hangat. Kain penutup digunakan karena asumsi nyamuk menyukai tempat gelap.

Salah satu kekurangan dari eksperimen yang dilakukan adalah perangkap tidak diletakkan pada tempat dengan jumlah nyamuk yang cukup banyak seperti di kebun atau pinggiran got. Yang menjadi pertimbangan saya adalah kendala cuaca yang tidak bisa diperkirakan. Selain itu juga kehangatan air tidak dijaga sehingga diperkirakan bahwa nyamuk tersebut terperangkap ketika temperatur air masih hangat. Hal ini diperkuat dengan hasil pada botol dengan air biasa tidak menangkap nyamuk sama sekali.

Namun dari hasil eksperimen ini, saya tidak bisa mengatakan bahwa temperatur air pasti berpengaruh pada percobaan. Karena percobaan harus dicoba dilakukan pada tempat dan keadaan yang berbeda. Saya hanya bisa mengatakan percobaan ini memperkuat dugaan bahwa temperatur mempengaruhi hasil percobaan. Saran kedepannya adalah bahwa percobaan dapat dilakukan pada tempat yang memiliki nyamuk lebih banyak dan mempertahankan keadaan temperatur air dalam botol yang digunakan.