Perancangan Turbin Angin Edit
-
Upload
yofika-chuby-ahmadina -
Category
Documents
-
view
121 -
download
9
description
Transcript of Perancangan Turbin Angin Edit
PERANCANGAN TURBIN ANGIN UNTUK DAYA 3 00 W
Potensi kecepatan angin dibeberapa wilayah Indonesia :
Tabel 1: Pengelompokkan potensi energi angin, pemanfaatan dan lokasi potensial
Dari tabel 1 di atas akan direncanakan turbin angin untuk skala kecil (2,5-4,0
m/s), sehingga dapat mensuplai kebutuhan listrik penduduk di daerah yang tidak
begitu padat. Kecepatan rata-rata pada skala kecil adalah 3,25 m/s.
1. Potensi angin terhadap ketinggian
Kecepatan angin dipengaruhi oleh ketinggian, dimana semakin tinggi suatu
tempat maka kecepatan angin yang terjadi semakin besar.
.................................................................................................1)
Dimana nilai n adalah koefisien gesekan permukaan. Nilai n memiliki nilai
sebagai berikut:
Tabel 2: Nilai koefisien gesek angin pada permukaan bumi
Wind New Zealand (NZWEA)
Untuk daerah pedesaan tepi pantai dimana terdapat pohon dan perumahan
penduduk , maka diasumsikan nilai n = 0,23.
Nilai h1 adalah ketinggian dari pengukuran kecepatan angin. Jika data
kecepatan angin rata-rata pada suatu tempat adalah 3,25 m/s dan diukur dari
ketinggian 10 m, maka persamaan 1) menjadi :
Potensi angin yang tersedia :
(W)...............................................................................................2)
Dan fluks energi yang tersedia menjadi :
(W/m2)3)
Massa jenis angin dapat ditentukan dengan persamaan gas ideal :
Panjang blade turbin angin (luas laluan angin pada blade) dapat ditentukan dari
potensi daya yang diinginkan.
....................................................................................4)
Dari persamaan 4) dapat ditabelkan hasil perhitungan potensi daya angin terhadap
ketinggian menara turbin angin.
Tabel 4: Potensi angin pada berbagai ketinggian dan panjang blade
h (m) Vi (m/s) W" (W/m2)P (Watt)
R =1 m R = 1,5 m R = 2 m R = 2,5 m10 3,25 19,74 61,98 139,45 247,92 387,3711 3,32 21,08 66,19 148,93 264,77 413,7012 3,39 22,38 70,29 158,15 281,15 439,3013 3,45 23,66 74,28 167,13 297,12 464,2514 3,51 24,90 78,18 175,90 312,71 488,6015 3,57 26,11 81,99 184,47 327,95 512,4320 3,81 31,84 99,99 224,98 399,96 624,9421 3,85 32,93 103,41 232,68 413,66 646,3422 3,90 34,01 106,79 240,27 427,15 667,4223 3,94 35,07 110,11 247,75 440,45 688,2124 3,97 36,11 113,39 255,14 453,58 708,7225 4,01 37,14 116,63 262,43 466,54 728,96
Untuk menghindari terhalangnya arah angin oleh pohon-pohon ditepi pantai yang
mengakibatkan turunnya kecepatan angin, maka tinggi turbin angin harus dibuat
lebih tinggi dari pohon-pohon disekitarnya. Asumsi bahwa pohon-pohon disekitar
tower yang akan dibangun memiliki ketinggian maksimum 20 m, maka tower
turbin angin dibuat lebih tinggi dari 20 m.
2. Efisiensi Blade
0,47
5,4
Untuk mendapatkan efisiensi optimal dari blade dapat menggunakan grafik
berikut :
Gambar 1: Grafik tsr Vs Cp untuk berbagai macam tipe blade
Dari gambar 1, efisiensi optimal blade terjadi pada tsr (tip speed ratio) 5,4 dan
menghasilkan efisiensi blade optimal (Cp) 47%.
3. Panjang Blade
Panjang blade direncanakan berdasarkan daya yang diinginkan. Jika daya yang
diinginkan adalah 300 W, maka potensi daya angin optimum adalah :
= = 638,29 W
Potensi daya ini belum termasuk rugi pada gear box dan generator (10%). Maka
daya potensi angin direncanakan 702,13 W.
Dari tabel 4) maka direncanakan tinggi tower turbin angin 24 m dengan kecepatan
angin 3,97 m/s dan panjang blade 2,5 m.
4. Jumlah Blade
Untuk menentukan jumlah blade yang digunakan, dapat digunakan persamaan :
(www.windmission.dk/workshop/books.html.)
= 3 blade
5. Kecepatan putar poros dan blade
Kecepatan putaran poros sama dengan kecepatan putar blade. Dan dapat dihitung
dari kecepatan putaran blade.
Vtip = tsr x Vi = 5,4 x 3,97 m/s = 21,44 m/s
= 81,93 rpm
Dan kecepatan sudut poros dan blade adalah :
=8,58 rad/s
6. Dimensi Blade
Setelah menentukan diameter dan jumlah blade untuk turbin angin, maka dapat
ditentukan sudut blade (β). Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 2: Radius turbin angin dan sudut pada turbin angin.
Dimana besar sudut serang = . ...........................................5)
Dan persamaan untuk menghitung sudut blade (β ) yaitu,
β = ATAN (2R/(3r.tsr)) - .....................................................6)
Dari persamaan 5) dan 6) dapat dibuat tabel besar sudut dan β yang merupakan
fungsi r.
Tabel 5: Besar sudut dan β terhadap fungsi r
r (cm)
β (o)250225200175150125100755025
Pada sebuah blade ada gaya angkat (Lift) dan gaya dorong (Drag). Untuk tipe
turbin angin yang horizontal harus dibuat agar gaya Lift lebih besar dari gaya
Drag. Gaya Lift inilah yang menyebabkan proses perputaran turbin.
Gambar 3: Arah gaya pada sebuah blade
Setelah menentukan β selanjutnya menentukan lebar blade turbin angin (chord
width). Persamaan untuk mencari chord width (C) pada turbin angin horizontal
yaitu :
................................................................................................7)
Gambar 4: Dimensi blade
Dan lebar blade (width) = C cos .........................................................................8)
Dengan menggunakan rumus phytagoras nilai tebal blade (drop) dapat diketahui.
Hasil perhitungan dimensi blade ditabelkan pada tabel berikut :
Tabel 6: Hasil perhitungan dimensi blader (cm) C (cm) C* (cm) Width (cm) Drop (cm)250225200175150125100755025
Dari tabel 6, terlihat bahwa lebar chord pada pangkal blade terlalu besar, oleh
karena itu lebar chord pada range tertentu dibuat. Hal ini biasa dilakukan pada
perencanaan turbin angin karena tidak diinginkan gaya angkat dan gaya dorong
yang besar pada daerah pangkal blade.