PERANCANGAN STRUKTUR ATAS RANGKA BAJA...
Transcript of PERANCANGAN STRUKTUR ATAS RANGKA BAJA...
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS RANGKA BAJA
JEMBATAN JUWANA, KABUPATEN PATI
DESIGN OF STEEL TRUSS SUPERSTRUCTURE
JUWANA BRIDGE, PATI REGENCY
TUGAS AKHIR DIPLOMA 4
OLEH :
RAKA PUTRA RAMADHAN
NIM. 121134024
PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
i
ABSTRAK
Status jalan Jalur Pantura sebagai Jalan Nasional mengharuskan jalur tersebut dapat melayani beban lalu lintas semua kendaraan yang melewatinya baik dari segi sarana maupun prasarananya. Salah satu prasarana yang paling penting dalam transportasi darat adalah jembatan. Jembatan Juwana yang dibangun pada tahun 1984 ini sampai sekarang belum pernah dilakukan perbaikan ataupun pemeliharaan sehingga mengakibatkan beberapa kerusakan seperti keroposnya dan tergerusnya beton pada pilar karena aliran Sungai Juwana, pelat lantai beton yang berkarat dan warnanya yang sudah kusam karena kurangnya perawatan. Jembatan Juwana semakin tidak mampu menahan beban lalu lintas seiring dengan pertumbuhan kendaraan dan lalu lintas yang meningkat prosentase peningkatan rata-rata sebesar 12,30%. Struktur atas Jembatan Juwana dirancang menggunakan rangka baja Parker dan pelat lantai kendaraan berupa struktur beton. Perancangan mengacu pada RSNI T-03-2005 tentang Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan Metode LRFD dan RSNI T-14-2004 tentang Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan dengan panjang bentang 50 meter dan lebar jembatan 9 meter. Hasil dari perancangan Jembatan Juwana adalah tebal pelat lantai kendaraan 0,22 meter, profil gelagar melintang IWF 800.300.14.26, gelagar memanjang IWF 250.125.6.9, gelagar induk IWF 400.400.18.28, dan ikatan angin bawah L.130.130.9. Sambungan baut menggunakan baut mutu tinggi ASTM A – 490 1”. Metode pelaksanaan yang dipilih adalah metode Semi Kantilever. Kata kunci: Struktur Atas, jembatan, rangka baja, Parker, Semi Kantilever
ii
ABSTRACT
The road status of the Pantura Lane as a National Road requires that the lane be able to serve the traffic load of all vehicles passing through it both in terms of facilities and infrastructure. One of the most important infrastructure in land transportation is the bridge. Juwana bridge built in 1984 until now has not been done repair or maintenance, resulting in some damage such as porosity and erosion of concrete on the pillar due to the flow of the River Juwana, rusted concrete floor plates and dull colors due to lack of maintenance. Juwana Bridge increasingly unable to withstand the traffic load along with the growth of vehicles and traffic increased by an average percentage increase of 12.30%. The superstructure of the Juwana Bridge is designed using the Parker steel frame and the slab of a concrete structure vehicle. The design refers to RSNI T-03-2005 on Steel Structure Planning for Bridges with LRFD Method and RSNI T-14-2004 Methods of Concrete Structure Planning for Bridges with 50 meters span and 9 meter wide. The results of Juwana Bridge design are the slab of concrete structure 0.22 meters, profile of transverse girder IWF 800.300.14.26, profile of elongated girder IWF 250.125.6.9, profile of main girder IWF 400.400.18.28, and profile of cross bottom bracing L 130.130.9. The connection of steel using hight strength bolts A-490. The chosen construction method for Juwana Bridge is Semi Cantilever. Keywords: Supertructure, bridge, steel truss, Parker, Semi Cantilever
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan
laporan Tugas Akhir dengan judul Perancangan Struktur Atas Rangka Baja
Jembatan Juwana Kabupaten Pati.
Penulis menyadari bahwa terlaksananya dan selesainya penulisan laporan
ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis, Ibu Novy Hervianty dan Bapak Gunawan yang telah
banyak memberi dukungan dan mendo’akan penulis dalam segala hal yang
salah satunya dalam hal pelaksanaan Tugas Akhir dan selama proses
perkuliahan penulis.
2. Bapak Andri Budiadi, BSCE., M.Eng., sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bandung.
3. Bapak R. Desutama RBP, ST., MT., sebagai ketua program studi Diploma 4
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan.
4. Bapak Syahril, BSCE., MT., sebagai koordinator pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan dan wali kelas penulis yang telah memberikan banyak arahan
kepada penulis.
5. Bapak Moeljono, Drs., SP1., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir penulis
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk melakukan bimbingan kepada
penulis di waktu genting dan di sela kesibukan beliau.
6. Ibu Fisca Igustiany, ST., MT., selaku dosen ketua penguji penulis yang telah
bersedia melakukan bimbingan dan meluangkan waktu untuk menguji
penulis.
7. Bapak Riawan Gunadi, Ir., MT., selaku dosen penguji penulis yang telah
bersedia melakukan bimbingan dan meluangkan waktu untuk menguji
penulis.
iv
8. Bapak Suherman Sulaiman, Ir., M.Eng., Ph.D., selaku dosen pembimbing
Praktik Kerja Lapangan dan Studi Kasus penulis yang telah bersedia
melakukan bimbingan di sela kesibukan beliau dan membawa penulis sampai
tahap terakhir ini.
9. Seluruh staf dan dosen Jurusan Teknik Sipil dan dosen Mata Kuliah Umum
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama ini sehingga
laporan Studi Kasus ini dapat diselesaikan dengan baik.
10. Seluruh rekan-rekan seperjuangan D4 TPJJ 2012, yang walau terpisah, kita
tetap satu, yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis
dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan dan kendala yang
dihadapi sehingga laporan ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu,
kritik, saran, dan tindakan lanjutan yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan sehingga penulisan laporan ini dapat lebih bermanfaat.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan penulis sendiri khususnya. Atas segala perhatian dari
Bapak/ Ibu, penulis mengucapkan terima kasih.
Bandung, November 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................ xviii
DAFTAR SIMBOL ........................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... I-1
I.1. Latar Belakang ............................................................................ I-1
I.2. Lokasi Kajian .............................................................................. I-4
I.3. Tujuan ......................................................................................... I-6
I.4. Ruang Lingkup ............................................................................ I-6
I.5. Sistematika Penulisan ................................................................. I-7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI .............................. II-1
II.1. Tinjauan Pustaka ........................................................................ II-1
II.2. Umum ......................................................................................... II-3
II.2.1 Komponen Struktur Jembatan ........................................ II-3
II.3. Jembatan Rangka Baja ............................................................... II-5
II.4. Pembebanan Jembatan ............................................................... II-7
II.4.1 Beban Mati ..................................................................... II-8
II.4.2 Beban Lalu Lintas (Beban Hidup) ................................. II-9
II.4.3 Gaya Rem (TTB) ........................................................... II-15
II.4.4 Pembebanan untuk Pejalan Kaki .................................. II-16
II.4.5 Beban Angin ................................................................. II-17
II.4.6 Pengaruh Gempa .......................................................... II-19
II.4.7 Kombinasi Beban ......................................................... II-23
vi
II.5. Struktur Beton .......................................................................... II-25
II.5.1. Pelat Lantai Kendaraan ................................................ II-28
II.5.2. Perencanaan Pelat Kendaraan Terhadap Lentur ........... II-30
II.5.3. Tulangan Bagi .............................................................. II-33
II.5.4. Perencanaan Pelat Lantai Terhadap Geser ................... II-34
II.5.5. Kontrol Terhadap Lendutan ......................................... II-35
II.6. Struktur Baja ............................................................................ II-38
II.6.1. Perencanaan Penampang Baja ...................................... II-28
II.6.2. Batas Lendutan Jembatan ............................................. II-48
II.6.3. Perencanaan Sambungan .............................................. II-48
II.7. Software yang Digunakan ........................................................ II-66
II.8. Metode Pelaksanaan ................................................................. II-67
II.8.1. Perancah ....................................................................... II-67
II.8.2. Kantilever (Cantilever) ................................................ II-69
II.8.3. Semi Kantilever (Semi Cantilever) .............................. II-69
II.8.4. Launching ..................................................................... II-70
BAB III METODOLOGI .............................................................................. III-1
III.1. Rencana Desain ....................................................................... III-1
III.2. Metodologi .............................................................................. III-2
III.3. Tahapan Penyelesaian Tugas Akhir ......................................... III-2
III.3.1 Penentuan Topik ........................................................... III-2
III.3.2 Observasi ...................................................................... III-2
III.3.3 Identifikasi Masalah ..................................................... III-3
III.3.4 Studi Literatur .............................................................. III-3
III.3.5 Pengumpulan Data ....................................................... III-4
III.3.6 Perancangan Struktur Atas Jembatan ........................... III-4
III.4. Pembuatan Gambar Detail ...................................................... III-5
III.5. Metode Konstruksi ................................................................... III-5
vii
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN .................................................. IV-1
IV.1. Data Konstruksi ....................................................................... IV-1
IV.2. Perencanaan Pipa Sandaran ..................................................... IV-1
IV.3. Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan ....................................... IV-6
IV.4. Analisis Struktur Jembatan ................................................... IV-29
IV.4.1 Analisis Pembebanan ................................................. IV-30
IV.4.2 Pemodelan Jembatan dan Input Pembebanan pada
SAP2000 ..................................................................... IV-39
IV.4.3 Hasil Analisis SAP2000 ............................................. IV-48
IV.5. Kontrol Manual Profil Gelagar Jembatan .............................. IV-56
IV.5.1 Kontrol Profil Gelagar Memanjang Jembatan............ IV-56
IV.5.2 Kontrol Profil Gelagar Melintang Jembatan .............. IV-60
IV.5.3 Kontrol Profil Gelagar Induk Jembatan ..................... IV-63
IV.5.4 Kontrol Profil Ikatan Angin Jembatan ....................... IV-66
IV.6. Perencanaan Sambungan ........................................................ IV-68
IV.6.1 Sambungan Antar Batang Rangka Induk ................... IV-68
IV.6.2 Sambungan Antar Gelagar Melintang dengan Rangka
Induk ........................................................................... IV-74
IV.6.3 Sambungan Antar Gelagar Memanjang dan Gelagar
Melintang ................................................................... IV-85
IV.6.4 Sambungan Bracing Diagonal ................................... IV-97
BAB V METODE PELAKSANAAN ........................................................... V-1
V.1. Metode Pelaksanaan ................................................................. V-1
V.1.1 Pekerjaan Persiapan Jembatan Rangka Baja ................. V-1
V.1.2 Perakitan Jembatan Rangka Baja Metode Semi Kantilever
....................................................................................... V-8
V.1.3 Pekerjaan Pelat Lantai Kendaraan Jembatan .............. V-12
V.1.4 Pekerjaan Akhir Jembatan Rangka Baja ..................... V-15
viii
BAB VI PENUTUP ......................................................................................... V-1
VI.1. Kesimpulan .............................................................................. V-1
VI.2. Saran ......................................................................................... V-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Kondisi Beton pada Pilar yang Sudang Tua ............................... I-2
Gambar I.2 Kondisi Pelat Lantai Beton Kendaraan dan Baja yang Korosi ... I-2
Gambar I.3 Kondisi Permukaan Perkerasan yang Bergelombang dan Sungkur
serta Inlet Drainase yang Tertutup Akibat Overlay .................... I-3
Gambar I.4 Kemacetan yang Terjadi di Jembatan Juwana ............................ I-3
Gambar I.5 Rancangan Tidak Baik (a) Rancangan Terpilih (b) .................... I-5
Gambar I.6 Lokasi Jembatan Juwana (1) ....................................................... I-5
Gambar I.7 Lokasi Jembatan Juwana (2) ....................................................... I-6
Gambar II.1 Pipa Sandaran (A) dan Trotoar (B) ............................................ II-4
Gambar II.2 Gelagar Memanjang (A) dan Gelagar Melintang (B) ................ II-5
Gambar II.3 Gelagar Induk (A) dan Ikatan Angin (B) ................................... II-5
Gambar II.4 Bentuk Konfigurasi Jenis Rangka Parker (1) ............................. II-6
Gambar II.5 Bentuk Konfigurasi Jenis Rangka Parker (2) ............................. II-7
Gambar II.6 Beban Lajur “D” ...................................................................... II-10
Gambar II.7 Beban Lajur “D” : BTR vs Panjang yang Dibebani ................. II-11
Gambar II.8 Penyebaran Pembebanan pada Arah Melintang ....................... II-12
Gambar II.9 Pembebanan Truk “T”.............................................................. II-14
Gambar II.10 Gaya Rem per Lajur 2,75 meter (KBU) ................................... II-15
Gambar II.11 Pembebanan untuk Pejalan Kaki .............................................. II-16
Gambar II.12 Bidang Jembatan yang Diterpa Angin (1) ................................ II-18
Gambar II.13 Bidang Jembatan yang Diterpa Angin (2) ............................... II-18
Gambar II.14 Luas Ekuivalen Bagian Samping Kendaraan .......................... II-19
Gambar II.15 Koefisien Geser Dasar Elastis untuk Analisis Dinamis Periode
Ulang 500 Tahun ..................................................................... II-21
Gambar II.16 Peta Zonasi Gempa Indonesia ................................................. II-22
Gambar II.17 Sisi Terpanjang dan Sisi Terpendek pada Pelat Lantai ........... II-29
Gambar II.18 Analisis Balok Bertulangan Rangkap ..................................... II-30
Gambar II.19 Penampang Retak .................................................................... II-36
Gambar II.20 Faktor Panjang Efektif ............................................................ II-42
x
Gambar II.21 Kurva Hubungan Kelangsingan Elemen Penampang dengan
Kekuatan Lentur Nominal ....................................................... II-45
Gambar II.22 Baut Hitam dengan Ulir Sebagian .......................................... II-49
Gambar II.23 Baut Hitam dengan Ulir Penuh ............................................... II-49
Gambar II.24 Baut Mutu Tinggi A490 ........................................................... II-50
Gambar II.25 Baut Mutu Tinggi A325 .......................................................... II-51
Gambar II.26 Ilustrasi Simbol Susunan Baut ................................................. II-53
Gambar II.27 Sambungan Baut Tahanan Beban Sentris ............................... II-56
Gambar II.28 Sambungan Eksentris Menahan Geser Murni ......................... II-56
Gambar II.29 Diagram Tegangan Sambungan Eksentris Geser Lentur ........ II-58
Gambar II.30 Ukuran Las Sudut .................................................................... II-61
Gambar II.31 Sambungan dengan Las Sudut ................................................ II-62
Gambar II.32 Sambungan Las dengan Beban Sentris ................................... II-63
Gambar II.33 Sambungan Las Eksentris Akibat Geser Lentur ...................... II-64
Gambar II.34 Sambungan Las Menahan Beban Eksentris Geser Murni ....... II-65
Gambar II.35 Pemasangan Rangka Baja Metode Full Temporary Support ... II-68
Gambar II.36 Pemasangan Rangka Baja Metode Semi Temporary Support . II-68
Gambar III.1 Sketsa Jembatan Juwana .......................................................... III-1
Gambar III.2 Rencana Potongan Melintang Jembatan Juwana .................... III-2
Gambar III.3 Perencanaan Tiang Sandaran ................................................... III-6
Gambar III.4 Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan ....................................... III-7
Gambar III.5 Perencanaan Gelagar Memanjang ............................................ III-8
Gambar III.6 Perencanaan Gelagar Melintang .............................................. III-9
Gambar III.7 Perencanaan Gelagar Induk.................................................... III-10
Gambar III.8 Perencanaan Sambungan Baut yang Menahan Beban Sentris III-11
Gambar III.9 Perencanaan Sambungan Baut Beban Eksentris Akibat Geser
Murni ...................................................................................... III-12
Gambar III.10 Perencanaan Sambungan Baut Beban Eksentris Akibat Geser
Lentur ..................................................................................... III-13
Gambar III.11 Perencanaan Sambungan Las Beban Eksentris Akibat Geser
Lentur ..................................................................................... III-14
xi
Gambar IV.1 Potongan Melintang Rencana Jembatan Juwana .................... IV-1
Gambar IV.2 Sketsa Beban Horisontal pada Pipa Sandaran .......................... IV-2
Gambar IV.3 Sketsa Panjang Pipa dalam Satu Segmen ................................ IV-3
Gambar IV.4 Notasi Dimensi Pipa Sandaran ................................................. IV-4
Gambar IV.5 Pembebanan pada Pipa Sandaran ............................................ IV-5
Gambar IV.6 Sketsa Pelat Lantai Kendaraan Jembatan Juwana ................... IV-7
Gambar IV.7 Pelat Lantai Kendaraan Satu Arah .......................................... IV-8
Gambar IV.8 Model Beban Sendiri pada Pelat Lantai Kendaraan ............... IV-9
Gambar IV.9 Model Berat Mati Tambahan pada Pelat Lantai Kendaraan ... IV-9
Gambar IV.10 Model Beban Pejalan Kaki pada Pelat Lantai Kendaraan ...... IV-9
Gambar IV.11 Ilustrasi Kondisi 1 Beban “T” pada Pelat Lantai Kendaraan IV-10
Gambar IV.12 Model Beban “T” Kondisi 1 pada Pelat Lantai Kendaraan .. IV-10
Gambar IV.13 Ilustrasi Kondisi 2 Beban “T” pada Pelat Lantai Kendaraan IV-11
Gambar IV.14 Model Beban “T” pada Pelat Lantai Kendaraan ................... IV-11
Gambar IV.15 Ilustrasi Kondisi 3 Beban “T” pada Pelat Lantai Kendaraan IV-11
Gambar IV.16 Model Beban “T” pada Pelat Lantai Kendaraan ................... IV-11
Gambar IV.17 Ilustrasi Beban Angin pada Pelat Lantai Kendaraan ............. IV-12
Gambar IV.18 Ilustrasi Beban Angin Kondisi 1 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-13
Gambar IV.19 Ilustrasi Beban Angin Kondisi 2 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-13
Gambar IV.20 Ilustrasi Beban Angin Kondisi 3 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-14
Gambar IV.21 Ilustrasi Beban Angin Kondisi 4 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-14
Gambar IV.22 Ilustrasi Beban Angin Kondisi 5 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-15
Gambar IV.23 Beban-Beban Kondisi 1 pada Pelat Lantai Kendaraan ......... IV-16
Gambar IV.24 Beban-Beban Kondisi 2 pada Pelat Lantai Kendaraan ......... IV-16
Gambar IV.25 Beban-Beban Kondisi 3 pada Pelat Lantai Kendaraan ......... IV-16
Gambar IV.26 Beban-Beban Kondisi 4 pada Pelat Lantai Kendaraan ......... IV-16
Gambar IV.27 Beban-Beban Kondisi 5 pada Pelat Lantai Kendaraan ......... IV-16
Gambar IV.28 Gaya Lintang Beban-Beban Kondisi 1 Pelat Lantai Kendaraan
................................................................................................ IV-17
Gambar IV.29 Momen Beban-Beban Kondisi 1 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-17
xii
Gambar IV.30 Gaya Lintang Beban-Beban Kondisi 2 Pelat Lantai Kendaraan
................................................................................................ IV-17
Gambar IV.31 Momen Beban-Beban Kondisi 2 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-17
Gambar IV.32 Gaya Lintang Beban-Beban Kondisi 3 Pelat Lantai Kendaraan
................................................................................................ IV-17
Gambar IV.33 Momen Beban-Beban Kondisi 3 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-18
Gambar IV.34 Gaya Lintang Beban-Beban Kondisi 4 Pelat Lantai Kendaraan
................................................................................................ IV-18
Gambar IV.35 Momen Beban-Beban Kondisi 4 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-18
Gambar IV.36 Gaya Lintang Beban-Beban Kondisi 5 Pelat Lantai Kendaraan
................................................................................................ IV-18
Gambar IV.37 Momen Beban-Beban Kondisi 5 Pelat Lantai Kendaraan .... IV-18
Gambar IV.38 Dimensi Pelat Lantai Kendaraan ........................................... IV-19
Gambar IV.39 Penampang, Regangan, dan Tegangan Pelat Lantai Kendaraan
................................................................................................ IV-20
Gambar IV.41 Ilustrasi Jarak Antar Tulangan Pelat Lantai Kendaraan ........ IV-22
Gambar IV.41 Bidang Penyebaran Tekanan Roda ....................................... IV-24
Gambar IV.42 Garis Netral pada Pelat Lantai Kendaraan ............................ IV-26
Gambar IV.43 Denah Tulangan Pelat Lantai Kendaraan .............................. IV-29
Gambar IV.44 Faktor Beban Dinamis BGT untuk Pembebanan Lajur “D” . IV-31
Gambar IV.45 Gaya Rem per Lajur .............................................................. IV-32
Gambar IV.46 Pembebanan untuk Pejalan Kaki ........................................... IV-33
Gambar IV.47 Ilustrasi Beban Angin pada Gelagar Induk ........................... IV-33
Gambar IV.48 Bidang Jembatan Rangka ...................................................... IV-34
Gambar IV.49 Hasil Perhitungan Titik Berat Bidang Rangka Jembatan ...... IV-35
Gambar IV.50 Ilustrasi Beban pada Ikatan Angin Jembatan ........................ IV-37
Gambar IV.51 Nilai Waktu Getar “T” dan Koefisien Geser Dasar Wilayah 5
................................................................................................ IV-38
Gambar IV.52 Pemodelan 3D SAP2000 Jembatan Juwana .......................... IV-40
Gambar IV.53 Tampak Samping Pemodelan 3D SAP2000 Jembatan Juwana
................................................................................................ IV-40
xiii
Gambar IV.54 Tampak Bawah Pemodelan 3D SAP2000 Jembatan Juwana IV-40
Gambar IV.55 Moment Release pada SAP2000 ........................................... IV-41
Gambar IV.56 Input Beban Badan Jalan pada SAP2000 .............................. IV-41
Gambar IV.57 Input Beban Trotoar pada SAP2000 ..................................... IV-42
Gambar IV.58 Input Beban Lajur “D” BGT dan BTR pada SAP2000 ......... IV-42
Gambar IV.59 Input Gaya Rem (TTB) pada SAP2000 .................................. IV-43
Gambar IV.60 Input Beban Pejalan Kaki (TTP) pada SAP2000 ................... IV-43
Gambar IV.61 Input Beban Angin (EW) Jembatan pada SAP2000 ............. IV-44
Gambar IV.62 Input Beban Angin (EW) Horisontal pada SAP2000 ........... IV-44
Gambar IV.63 Kombinasi Pembebanan Keadaan Batas Ultimit pada SAP2000
................................................................................................ IV-47
Gambar IV.64 Kombinasi Pembebanan Envelope Struktur Utama Jembatan
Kondisi Batas Ultimit ............................................................ IV-47
Gambar IV.65 Gaya Normal (Axial Force) Struktur Utama Jembatan ........ IV-48
Gambar IV.66 Gaya Lintang (Shear Force) Struktur Utama Jembatan ....... IV-50
Gambar IV.67 Letak Gaya Lintang Maksimum Gelagar Melintang dan Gelagar
Memanjang ............................................................................ IV-51
Gambar IV.68 Moment (Moment) Struktur Utama Jembatan ....................... IV-51
Gambar IV.69 Letak Momen Maksimum Gelagar Melintang dan Gelagar
Memanjang ............................................................................ IV-52
Gambar IV.70 Rasio Kapasitas Penampang Tampak Samping Struktur Jembatan
(Rangka Induk Sisi Kanan) .................................................... IV-52
Gambar IV.71 Rasio Kapasitas Penampang Tampak Samping Struktur Jembatan
(Rangka Induk Sisi Kiri) ........................................................ IV-52
Gambar IV.72 Rasio Kapasitas Penampang Tampak Bawah Struktur Jembatan
(Gelagar Memanjang, Gelagar Melintang, Ikatan Angin Bawah
Diagonal, Rangka Induk Bawah) ........................................... IV-53
Gambar IV.73 Rasio Kapasitas Penampang Struktur Jembatan KeseluruhanIV-53
Gambar IV.74 Lendutan Jembatan Menggunakan SAP2000 ........................ IV-54
Gambar IV.75 Reaksi Perletakkan Jembatan Menggunakan SAP2000 ......... IV-55
Gambar IV.76 Profil Gelagar Memanjang Jembatan .................................... IV-56
xiv
Gambar IV.77 Profil Gelagar Melintang Jembatan ....................................... IV-60
Gambar IV.78 Profil Gelagar Induk Jembatan .............................................. IV-64
Gambar IV.79 Tampak Atas Ikatan Angin Bawah Jembatan ........................ IV-66
Gambar IV.80 Detail Perletakkan Sambungan Baut dan Pelat Buhul ........... IV-72
Gambar IV.81 Daerah Geser Blok Pelat Buhul ............................................ IV-73
Gambar IV.82 Sketsa Sambungan las pada Ujung Gelagar Melintang ........ IV-75
Gambar IV.83 Bentuk Bidang Las Sudut Gelagar Melintang ...................... IV-76
Gambar IV.84 Letak Garis Netral Penampang Las pada Ujung Gelagar
Melintang .............................................................................. IV-77
Gambar IV.85 Sketsa Sambungan Baut pada Ujung Gelagar Melintang ..... IV-80
Gambar IV.86 Letak Garis Netral Sambungan Baut pada Ujung Gelagar
Melintang .............................................................................. IV-81
Gambar IV.87 Sketsa Sambungan Antara Gelagar Melintang dan Gelagar
Memanjang ............................................................................ IV-86
Gambar IV.88 Susunan Rencana Sambungan Baut pada Badan Gelagar
Memanjang ............................................................................ IV-86
Gambar IV.89 Sketsa Sambungan Baut pada Badan Gelagar Memanjang .. IV-89
Gambar IV.90 Sketsa Sambungan Baut Ekssentris pada Ujung Gelagar
Memanjang ............................................................................. IV-91
Gambar IV.91 Letak Garis Netral Sambungan Baut Eksentris pada Badan
Gelagar Memanjang .............................................................. IV-93
Gambar IV.92 Sambungan Baut Beban Sentris Bracing Bawah Diagonal IV-100
Gambar V.1 Kondisi Kegiatan Pelayaran di Sungai Juwana ........................ V-1
Gambar V.2 Ilustrasi Penyimpanan Bahan Struktur Rangka Baja ............... V-5
Gambar V.3 Proses Pengiriman Profil Baja ke Tempat Fabrikasi ............... V-6
Gambar V.4 Suasana Tempat Fabrikasi ....................................................... V-6
Gambar V.5 Ilustrasi Tempat Perakitan ........................................................ V-7
Gambar V.6 Pemasangan Rambu Pengalihan Lalu Lintas (Detour) ............ V-8
Gambar V.7 Ilustrasi Pemasangan Gelagar Melintang Pertama dan Ke-2 di
Atas Tumpuan Sementara Bentang Pemberat .......................... V-9
Gambar V.8 Ilustrasi Pemasangan Rangka Induk Bawah Bentang Pemberat V-9
xv
Gambar V.9 Ilustrasi Pemasangan Gelagar Memanjang Bentang Pemberat V-10
Gambar V.10 Ilustrasi Segme Satu Bentang Pemberat ................................ V-10
Gambar V.11 Ilustrasi Bentang Pemberat Segmen Satu dan Segmen Dua .. V-11
Gambar V.12 Ilustrasi Bentang Pemberat Segmen Satu Sampai Segmen Tiga V-12
Gambar V.13 Ilustrasi Bentang Pemberat pada Segmen Akhir ..................... V-13
Gambar V.14 Ilustrasi Frame Segitiga Awal ............................................... V-14
Gambar V.15 Ilustrasi Pemasangan Jembatan Permanen Segmen 1 ............ V-15
Gambar V.16 Ilustrasi Pengecekkan Stabilitas Segmen 1 ............................ V-16
Gambar V.17 Ilustrasi Pengecekkan Stabilitas Segmen 2 ............................. V-17
Gambar V.18 Ilustrasi Pengecekkan Stabilitas Segmen 3 ............................. V-17
Gambar V.19 Ilustrasi Pengecekkan Stabilitas Segmen 4 ............................. V-18
Gambar V.20 Ilustrasi Pengecekkan Stabilitas Segmen 5 ............................. V-18
Gambar V.21 Mempersiapkan Material Tulangan Baja ............................... V-21
Gambar V.22 Alat Pemotong Tulangan Baja ............................................... V-21
Gambar V.23 Alat Pembengkok Material Tulangan Baja ............................ V-22
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................. II-1
Tabel II.2 Klasifikasi Jembatan Menurut Kelas Muatan Bina Marga ............. II-3
Tabel II.3 Tipe Konfigurasi Rangka Jembatan dan Kegunaannya ................. II-6
Tabel II.4 Berat Isi untuk Beban Mati (kN/m3) ............................................... II-8
Tabel II.5 Faktor Beban untuk Berat Sendiri .................................................. II-8
Tabel II.6 Faktor Beban untuk Berat Mati Tambahan ..................................... II-9
Tabel II.7 Faktor Beban untuk Akibat Beban Lajur “D” .............................. II-10
Tabel II.8 Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana .............................................. II-12
Tabel II.9 Faktor Beban Akibat Pembebanan Truk “T” ................................ II-13
Tabel II.10 Faktor Distribusi untuk Pembebanan Truk “T” ............................ II-14
Tabel II.11 Faktor Beban Akibat Gaya Rem ................................................... II-15
Tabel II.12 Faktor Beban Akibat Pembebanan unuk Pejalan Kaki ................. II-16
Tabel II.13 Kecepatan Angin Rencana (VW) ................................................... II-17
Tabel II.14 Koefisien Seret (CW) ..................................................................... II-17
Tabel II.15 Faktor Beban Akibat Beban Angin .............................................. II-19
Tabel II.16 Faktor Beban Akibat Pengaruh Gempa ........................................ II-20
Tabel II.17 Faktor Kepentingan ....................................................................... II-20
Tabel II.18 Faktor Tipe Bangunan .................................................................. II-20
Tabel II.19 Tipe Aksi Rencana ........................................................................ II-23
Tabel II.20 Pengaruh Umur Rencana pada Faktor Beban Ultimit .................. II-23
Tabel II.21 Kombinasi Beban Umum untuk Keadaan Batas Ultimit .............. II-24
Tabel II.22 Persyaratan Kekuatan Beton Akibat Abrasi Lalu Lintas .............. II-25
Tabel II.23 Faktor Reduksi Kekuatan .............................................................. II-26
Tabel II.24 Selimut Beton untuk Acuan dan Pemadatan Standar ................... II-27
xvii
Tabel II.25 Selimut Beton untuk Acuan dan Pemadatan Intensif ................... II-27
Tabel II.26 Selimut Beton untuk Komponen yang Dibuat dengan Diputar .... II-27
Tabel II.27 Klasifikasi Lingkungan ................................................................. II-28
Tabel II.28 Sifat Mekanis Baja Struktural ....................................................... II-38
Tabel II.29 Faktor Reduksi Kekuatan untuk Keadaan Batas Ultimit .............. II-39
Tabel II.30 Nilai Koefisien Tarik .................................................................... II-40
Tabel II.31 Ukuran Baut Hitam ....................................................................... II-50
Tabel II.32 Tipe-Tipe Baut .............................................................................. II-51
Tabel II.33 Ukuran Minimum Las Sudut ........................................................ II-61
Tabel III.1 Kebutuhan Data ............................................................................ III-4
Tabel IV.1 Data Umum Konstruksi Jembatan Juwana ................................... IV-1
Tabel IV.2 Data Teknis Profil Pipa Sandaran ................................................. IV-4
Tabel IV.3 Data Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan ................................... IV-6
Tabel IV.4 Rekapitulasi Nilai Momen dan Gaya Lintang Maksimum dari Keenam Kombinasi Pembebanan Keadaan Batas Ultimit Pelat Lantai Kendaraan ................................................................................... IV-19
Tabel IV.5 Data Pemodelan Jembatan Juwana Menggunakan SAP2000 ..... IV-29
Tabel IV.6 Rekapitulasi Nilai Koefisien Geser Dasar & Waktu Getar Wilayah 5 .
.................................................................................................... IV-38
Tabel IV.7 Gaya Aksial Batang dan Gaya Aksial Batang Maksimum Rangka Induk Sisi Kanan ......................................................................... IV-48
Tabel IV.8 Gaya Aksial Batang dan Gaya Aksial Batang Maksimum Rangka Induk Sisi Kiri ............................................................................. IV-49
Tabel IV.9 Reaksi Perletakkan Jembatan ...................................................... IV-55
Tabel IV.10 Gaya Aksial Ikatan Angin Bawah Diagonal Jembatan ............... IV-66
Tabel IV.11 Jumlah Baut Setiap Batang Rangka Induk ................................. IV-70
xviii
DAFTAR ISTILAH
1) Pembebanan Jembatan
1.1 Aksi Lingkungan adalah pengaruh yang timbul akibat temperatur, angin,
aliran air, gempa, dan penyebab-penyebab alamiah lainnya.
1.2 Aksi Nominal adalah nilai beban rata-rata berdasarkan statistik untuk
periode ulang 50 tahun.
1.3 Beban Primer adalah beban yang merupakan beban utama dalam
perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan.
1.4 Beban Sekunder adalah beban yang merupakan beban sementara yang
selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan
jembatan.
1.5 Beban Mati adalah semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri
jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur
tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya.
1.6 Beban Hidup adalah semua beban yang berasal dari berat kendaraan-
kendaraan bergerak/ lalu lintas dan/ atau pejalan kaki yang dianggap bekerja
pada jembatan.
1.7 Beban Mati Primer adalah berat sendiri dari pelat dan sistem lainnya yang
dipikul langsung oleh masing-masing gelagar jembatan.
1.8 Beban Mati Sekunder adalah berat kerb, trotoar, tiang sandaran dan lain-
lain yang dipasang setelah pelat dicor. Beban tersebut dianggap terbagi rata
di seluruh gelagar.
1.9 Beban Lalu Lintas adalah seluruh beban hidup, arah vertikal dan
horisontal, akibat aksi kendaraan pada jembatan termasuk hubungannya
dengan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat tumbukan.
1.10 Faktor Beban adalah pengali numerik yang digunakan pada aksi nominal
untuk menghitung aksi rencana.
xix
1.11 Lantai Kendaraan adalah seluruh lebar bagian jembatan yang digunakan
untuk menerima beban dari lalu lintas kendaraan. Bebannya disebut
Beban”T”.
1.12 Lajur Lalu Lintas adalah bagian dari lantai kendaraan yang digunakan
oleh suatu rangkaian kendaraan. Bebannya disebut Beban “D”.
1.13 Lajur Lalu Lintas Rencana adalah strip dengan lebar 2,75 m dari jalur
yang digunakan dimana pembebanan lalu lintas rencana bekerja.
1.14 Lebar Jalan adalah lebar keseluruhan dari jembatan yang dapat digunakan
oleh kendaraan, termasuk lajur lalu lintas biasa, bahu yang diperkeras,
marka median dan marka yang berupa strip. Lebar jalan membentang dari
kerb yang dipertinggi kerb yang lainnya. Atau apabila kerb tidak
dipertinggi, adalah dari penghalang bagian dalam ke penghalang lainnya.
2) Struktur Beton
2.1. Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan
yang membentuk massa padat.
2.2. Beton Bertulang adalah beton yang diberi baja tulangan dengan luas dan
jumlah yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau
tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua
material tersebut bekerja sama dalam menahan gaya yang bekerja.
2.3. Beton Normal adalah beton yang mempunyai massa jenis 2.200 – 2.500
kg/m3 dan dibuat dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau
tanpa dipecah.
2.4. Kuat Tarik Leleh adalah kuat tarik leleh minimum yang disyaratkan atau
titik leleh tulangan dalam mega-pascal (MPa).
2.5. Kuat Nominal adalah kekuatan suatu komponen struktur atau penampang
yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi metode perencanaan
sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang sesuai.
xx
2.6. Kuat Rencana adalah kuat nominal dikalikan dengan suatu faktor reduksi
kekuatan (ϕ).
2.7. Modulus Elastisitas adalah rasio tegangan normal tarik atau tekan terhadap
yang timbul akibat tegangan tersebut. Nilai rasio ini berlaku untuk tegangan
di bawah batas proporsional material.
2.8. Tulangan adalah batang baja berbentuk polos atau ulir atau pipa yang
berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur, tidak
termasuk tendon prategang, kecuali bila khusus diikut sertakan.
3) Struktur Baja
3.1. Kekuatan Nominal adalah kekuatan tarik ultimit untuk baja tertentu.
3.2. Kekuatan Rencana adalah perkalian kekuatan nominal dengan faktor
reduksi kekuatan.
3.3. Penampang Kompak adalah penampang melintang yang dapat
mengembangkan kekuatan lentur plastis penampang tanpa terjadi tekuk.
3.4. Penampang Tidak Kompak adalah penampang pada bagian serat-serat
tertekan yang akan menekuk setempat setelah mencapai tegangan leleh
sebelum terjadi pengerasan ulur. Bagian-bagian ini mempunyai daktilitas
terbatas dan mungkin tidak dapat mengembangkan kekuatan lentur plastis.
3.5. Tegangan Leleh adalah tegangan tarik leleh minimum yang ditentukan
dalam spesifikasi untuk mutu baja tertentu.
xxi
DAFTAR SIMBOL
1) Pembebanan Jembatan
PXX = Aksi Nominal Tetap
TXX = Aksi Nominal Transien
PMS = Berat Sendiri
PMA = Berat Mati Tambahan
TTD = Beban Lajur “D”
TTT = Beban Truk “T”
TTB = Gaya Rem
TTP = Beban Trotoar
TEW = Angin
TEQ = Gempa
KXXU = Faktor Beban Ultimit
KXXS = Faktor Beban Daya Layan
C = Koefisien Geser Dasar untuk Gaya Gempa
CW = Koefisien Seret unuk Gaya Angin
g = Percepatan Akibat Gravitasi (9,80 m/dt2)
n = Jumlah Sendi Plastis yang Bekerja Secara Monolit
p = Harga BGT dari Pembebanan Lajur “D”
q = Harga BTR dari Pembebanan Lajur “D”
T = Waktu Getar Jembatan (detik)
VW = Kecepatan Angin Rencana (m/s)
FBD = Faktor Beban Dinamis atau Faktor Kejut
BGT = Beban Garis Terpusat dalam Pembebanan Lajur “D”
BTR = Beban Garis Terbagi Rata dalam Pembebanan Lajur “D”
KBU = Keadaan Batas Ultimit atau Runtuh
KBL = Keadaan Batas Daya Layan
xxii
2) Struktur Beton
Ec = Modulus Elastisitas Beton (MPa)
Es = Modulus Elastisitas Baja Tulangan Non-Prategang (MPa)
fc' = Kuat Tekan Beton yang Disyaratkan pada Umur 28 Hari (MPa)
fy = Kuat Tarik Leleh Baja Tulangan Non-Prategang (MPa)
Mn = Kekuatan Momen Nominal Penampang (Nmm)
Mu = Momen Terfaktor Akibat Kombinasi Pengaruh Gaya Luar yang
Terbesar pada Penampang (Nmm)
u = Panjang Efektif dari Keliling Geser Kritis (mm)
wc = Berat Jenis Beton (kg/m3)
a = Tinggi Blok Tegangan Tekan Persegi Ekivalen Beton dalam
Analisis Kekuatan Batas Penampang Beton Bertulang Akibat Lentur (mm)
As = Luas Tulangan Tarik Non-Prategang (mm2)
b = Lebar dari Muka Tekan Komponen Struktur (mm)
c = Jarak dari Serat Tekan Terluar ke Garis Netral (mm)
I = Momen Inersia Penampang yang Menahan Beban Luar Terfaktor
yang Bekerja (mm4)
Ig = Momen Inersia Penampang Bruto Beton terhadap Sumbu Pusat
dengan Mengabaikan Tulangan (mm4)
l = Panjang Komponen Struktur Diukur dari Pusat ke Pusat
Tumpuan (mm)
Mcr = Momen yang Menyebabkan Terjadinya Retak Lentur pada
Penampang Akibat Beban Luar (Nmm)
β1 = Faktor Tinggi Blok Tegangan Tekan Persegi Ekivalen Beban
ϕ = Faktor Reduksi Kekuatan
ρ = Rasio Tulangan Tarik Non-Prategang
3) Struktur Baja
Es = Modulus Elastisitas Baja (MPa)
fu = Tegangan Putus Baja Minimum (MPa)
fy = Tegangan Leleh Baja (MPa)
xxiii
G = Modulus Geser (MPa)
A = Luas Penampang (mm2)
Ae = Luas Penampang Efektif (mm2)
Ag = Luas Penampang Bruto (mm2)
Ant = Luas Penampang Netto Terkecil (mm2)
Nn = Kuat Tarik dan Tekan Nominal (N)
Nu = Kuat Tarik dan Tekan Perlu yang Merupakan Gaya Aksial Tarik
Akibat Beban Terfaktor (N)
s = Jarak Antara Sumbu Lubang pada Arah Sejajar Sumbu
Komponen Struktur (mm)
u = Jarak Antara Sumbu Lubang pada Arah Tegak Lurus Sumbu
Komponen Struktur (mm)
U = Faktor Reduksi
fr = Tegangan Tekan Residual pada Pelat Sayap (MPa)
fL = Tegangan Leleh Dikurangi Tegangan Sisa (MPa)
fy = Tegangan Leleh Minimum (MPa)
Ix = Momen Inersia Sebuah Elemen pada Komponen Struktur
Tersusun Terhadap Sumbu yang Memberikan Terhadap Sumbu Titik Berat
(Sumbu x-x) (mm4)
Iy = Momen Inersia Sebuah Elemen pada Komponen Struktur
Tersusun Terhadap Sumbu yang Memberikan Terhadap Sumbu Simetris
(Sumbu y-y) (mm4)
J = Konstanta Puntir Torsi (mm4)
kc = Faktor Panjang Tekuk untuk Komponen Struktur Jembatan
Rangka
Lk = Panjang Tekuk Komponen Struktur (mm)
r = Jari-Jari Girasi Komponen Struktur (mm)
tw = Tebal untuk Elemen Badan (mm)
Aw = Luas Kotor Pelat Badan (mm2)
Cb = Koefisien Pengali Momen Tekuk Torsi Lateral
Iw = Konstanta Puntir Lengkung (mm4)
xxiv
L = Panjang Bentang Antara Dua Pengekang Lateral (mm)
Lp = Panjang Bentang Maksimum untuk Balok yang Mampu
Menerima Momen Plastis (mm)
Lr = Panjang Bentang Minimum untuk Balok yang Kekuatannya
Mulai Ditentukan oleh Momen Kritis Tekuk Torsi Lateral (mm)
Mcr = Momen Kritis Terhadap Tekuk Torsi Lateral (Nmm)
Mc = Masing-Masing Momen Absolut pada ¼ Bentang, Tengah
Bentang, dan ¾ Bentang Komponen Struktur yang Ditinjau (Nmm)
Mp = Momen Lentur yang Menyebabkan Seluruh Penampang
Mengalami Tegangan Leleh (Nmm)
Mr = Momen Batas Tekuk (Nmm)
Sx, Sy = Modulus Penampang Terhadap Sumbu-x dan Sumbu-y (mm3)
tf = Tebal Pelat Sayap (mm)
𝜆 = Parameter Kelangsingan Penampang
db = Diameter Baut Nominal
fuf = Kuat Tarik Minimum Baut (MPa)
fup = Tegangan Tarik Putus Pelat (MPa)
fuw = Kuat Tarik Nominal Logam Las (MPa)
n = Jumlah Baut
m = Jumlah Bidang Geser
fub = Tegangan Tarik Putus Baut (MPa)
r1, r2 = Faktor Modifikasi Tegangan untuk Memperhitungkan Ada atau
tidak Adanya Baut pada Bidang Geser
ϕ = Faktor Reduksi Kekuatan
tp = Tebal Pelat Buhul (mm)
xxv
DAFTAR PUSTAKA
………, “Bridge Management System”, 1992.
…………,“RSNI T-02-2005 tentang Pembebanan untuk Jembatan”. Badan
Standarisasi Nasional (BSN). 2005.
…………,“RSNI T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan”, Badan
Standarisasi Nasional (BSN). 2005.
…………,“RSNI T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan”,
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2004.
…………,“SNI 2833:2008 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Jembatan”. Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2008.
Alibaba. 2016.
AZ, Dr. 2012. Komponen Penampang Lentur. Malang: Departemen Teknik Sipil
Universitas Brawijaya.
AZ, Dr. 2014. Batang Tarik (Tension Member). Malang: Departemen Teknik Sipil
Universitas Brawijaya.
AZ, Dr. 2015. Konstruksi Trotoar. Malang: Departemen Teknik Sipil Universitas
Brawijaya.
Brahmayanto, Dody. 2012. Struktur Tekan. Surabaya: Program Studi Teknik Sipil
Universitas Narotama.
Brinckerhoff, Parsons, dan Engineering and Industrial Heritage. 2005. A Context
For Common Historic Bridge Types. Washington D.C.: National Cooperative
Highway Research Program (NCHRP).
Darmadi, Ir, M. 2013. Penggunaan SAP2000 dalam Perencanaan Jembatan.
Diakses dari: https://darmadi18.wordpress.com/2013/04/21/pengunaas-
sap2000-dalam-perencanaan-jembatan/ (24 Oktober 2016).
Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Manual Audit Teknologi Pusat Penelitian
Bidang Jembatan untuk Tahap Perencanaan. Bandung: Puslitbang Prasarana
Transportasi Departemen Pekerjaan Umum.
xxvi
Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Prinsip Dasar Teknik Jembatan &
Aplikasinya. Bandung: Puslitbang Prasarana Transportasi Departemen
Pekerjaan Umum.
Dewobroto, Wiryanto. 2011. Prospek Kendala pada Pemakaian Material Baja
untuk Konstruksi Bangunan di Indonesia. Banten: Jurusan Teknik Sipil
Universitas Pelita Harapan.
Dinas Bina Marga dan Ditjen Perhubungan Darat Jawa Tengah. 2014. Rencana
Strategis Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018.
Semarang: Dinas Bina Marga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Dipohusodo, Istimawan. 1993. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Puslitbang
Pekerjaan Umum.
Direktorat Lalu Lintas Polda Jambi. 2015. Diakses dari:
http://ditlantaspoldajambi.net/index.php?option=com_content&view=article&
id=257:dit-lantas-polda-jambi-menghimbau-pengemudi-angkutan-
barang&catid=48:berita (27 Oktober 2016).
G. Nawi, Edward. 1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Gunawan, Ir. Rudy. 1993. Tabel Profil KONSTRUKSI BAJA dengan Petunjuk Ir.
Morisco. Yogyakarta: Kanisius.
Hibbeler, R.C..2012. Structural Analysis 8th Edition. New Jersey: Pearson.
Iskandar, 2016. Metode Pelaksanaan Jembatan. Diakses dari:
http://umpalangkaraya.ac.id (26 Oktober 2016).
Injinering, Civil. 2009. Pelaksanaan Jembatan Bangunan Atas Jembatan – II.
Diakses dari: http://civil-injinering.blogspot.co.id/2009/05/pelaksanaan-
jembatan-bangunan-atas_15.html (27 Oktober 2016).
Jackson, Donald. 2005. Bridge Truss Types: A Guide to Dating and Identifying.
Washington D.C.: Historic American Engineering Record National Park
Service.
Jacoeb, Achfus. 2014. Sambungan Baut (Bolt Connection). Diakses dari:
http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2014/10/9-Baut.pdf (24 Oktober 2016).
xxvii
Jannati, Menic. 2011. Macam-Macam Struktur Jembatan. Diakses dari:
http://meniksipil.blogspot.co.id/2011/10/macam-macam-struktur-
jembatan.html (26 Juli 2016).
Lojaya, Iksandi. 2010. Equal Angles. Diakses dari:
http://bajaindonesia.blogspot.co.id/2010/11/equal-angles.html (26 Oktober
2016).
Nasution, Ir. Thamrin. 2012. Modul Struktur Baja II untuk Jembatan. Medan:
Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Medan (ITM).
Moeljono, 2009. Buku Bahan Ajar Struktur Baja Jembatan. Bandung: Politeknik
Negeri Bandung.
Pangestuti, Ayu, Dhian Aier Sandy dan Mustholih. 2015. Jembatan Struktur
Rangka Baja (Steel Truss Bridge) Permodelan Jembatan Rangla “Dam
Bridge”. Yogyakarta: Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Negeri Yogyakarta.
Peraturan Daerah Kabupaten Pati. 2007. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Pati Tahun 2008 - 2027. Pati: Badan Perencana Pembangunan Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Pati. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Pati Tahun 2010 – 2030. Pati: Badan Perencana Pembangunan Daerah.
Regal, Pasca Tjerita. 2013. Diakses dari:
http://tukangbata.blogspot.co.id/2013/02/bar-bender-dan-bar-cutter.html (7
November 2016).
Rinto, Lorens Kambuaya. 2012. Hubungan Antara Kemiringan dan Kecepatan
Aliran Air. Diakses dari:
http://laurenskambuaya.blogspot.co.id/2012/12/hubungan-antara-kemiringan-
dan.html (26 Oktober 2016).
Rizqia, Tsania Permadi. 2016. Perancangan Ulang Struktur Bawah Jembatan
Cijambe Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.
Santoso, Teguh, S.Pd. 2006. Menggunakan SAP 2000”. Surabaya: Widyaloka.
Setiawan, Agus. 2012. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD.
Semarang: Erlangga.
xxviii
Susanto, Ambar. 2010. Buku Bahan Ajar Struktur Beton Dasar. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.