PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY INDONESIA TUGAS ... · INDONESIA TUGAS AKHIR Diajukan untuk...

119
7 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 PADA PT.HANOVER SOLAR INDONESIA TUGAS AKHIR Oleh: TIODORA NAINGGOLAN 21000491 PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) GICI BATAM 2017

Transcript of PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY INDONESIA TUGAS ... · INDONESIA TUGAS AKHIR Diajukan untuk...

7

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 PADA PT.HANOVER SOLAR

INDONESIA

TUGAS AKHIR

Oleh:

TIODORA NAINGGOLAN

21000491

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

KOMPUTER (STMIK) GICI BATAM

2017

8

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 PADA PT.HANOVER SOLAR

INDONESIA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar Ahli Madya

Oleh:

TIODORA NAINGGOLAN

21000491

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) GICI

BATAM 2017

9

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir : Perancangan Sistem Informasi Inventory Berbasis Visual

Basic Pada PT.Hanover Solar Indonesia

Nama Mahasiswa : Tiodora Nainggolan

NIM : 21000491

Program Studi : Manajemen Informatika

Institusi : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Komputer GICI

Telah Memenuhi Persyaratan Untuk Diuji Di Depan Dewan Penguji

Pada Sidang Tugas Akhir

Batam, 15 Juli 2017

Pembimbing I Plt. Ka. Prodi. Manajement Informatika

Dedi Rahman Habibie, M.Kom. Dedi Rahman Habibie, M.Kom.

NIDN : 1018028903 NIDN : 1018028903

10

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : Perancangan Sistem Informasi Inventory Berbasis Visual

Basic Pada PT.Hanover Solar Indonesia

Nama Mahasiswa : Tiodora Nainggolan

NIM : 210000491

Program Studi : Manajemen Informatika

Institusi : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

GICI

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Sidang

Pada Tanggal,15 Juli 2017

Dinyatakan Lulus dan Memenuhi Syarat

Batam,15 Juli 2017

Penguji I Penguji II

Riki,ST.,MM Radike,M.Kom

NIDN:1020058901 NIDN:

Diketahui Oleh:

Ketua Program Studi Sistem Informasi

STMIK GICI

Dedi Rahman Habibie, M.Kom

NIDN : 1018028903

11

HALAMAN PERNYATAAN

Nama Mahasiswa : Tiodora Nainggolan

NIM : 21000491

Judul Tugas Akhir : Perancangan Sistem Informasi Inventory Berbasis

Visual Basic Pada PT.Hanover Solar Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Tugas akhir ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (ahli madya, sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Sekolah Tinggi

Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) GICI maupun di Perguruan

Tinggi lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam

naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar

pustaka;

2. Tugas akhir ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing;

3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku.

Batam,15 Juli 2017

Yang membuat pernyataan,

Tiodora Nainggolan

21000491

12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Perancangan

Sistem Informasi Inventory Pada PT.Hanover Solar Indonesia sesuai dengan yang

direncanakan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,

Penulis akan banyak menemui kesulitan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Kiatwansyah, selaku Ketua Pembina Yayasan Permata Harapan Bangsa

Batam

2. Bapak Bali Dalo, S.H., selaku Ketua Yayasan Permata Harapan Bangsa

3. Bapak Zainul Munir S.T.,MeTC, selaku Ketua Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer Gici

4. Bapak Dedi Rahman Habibie,M.Kom selaku Pembimbing I yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis selama mengerjakan Tugas Akhir ini

5. Staff Dosen dan Karyawan STMIK GICI, yang telah banyak memberikan ilmu

dan kemudahan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh

sebab itu, dengan segala kerendahan hati, Kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca, penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan

Tugas Akhir ini.

Batam,15 Juli 2017

Penulis,

Tiodora Nainggolan

13

ABSTRAK

Sistem inventori merupakan suatu hal yang bukan asing lagi di sebuah perusahaan.

Pada PT.Hanover Solar Indonesia. Tetapi permasalahan inventori sering menjadi

kendala harus keluar masuk barang. Penanganan data menggunakan system manual

mengakibatkan sering terjasdi kesalahan. Dalam perkembangan perusahaan untuk

melihat keberadaan stock barang masih menggunakan system manual yang sangat

membutuhkan ketelitian dan proses yang sangat lama . Oleh karena itu dengan sistem

informasi inventori dapat menyelesaikan masalah. Penelitian ini menghasilkan suatu

aplikasi program yang dapat melakukan kontrol persediaan solar panel dan

memberikan laporan update stok Dengan adanya penelitian ini, maka akan

mempermudah proses monitoring stock barang yang masuk maupun keluar. Sistem

baru menggunakan bahasa pemrograman visual Basic. Dengan demikian penelitian

ini mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam inventory solar panel.

Kata Kunci : Sistem Informasi ,Sistem Informasi Inventory, visual basic 6.0

14

ABSTRACT

Inventory system is a matter that is not familiar in a company. At PT.Hanover solar

Indonesia. But the inventory problem is often an obstacle to be out of the goods.

Handling data using manual systems resulting in often happened mistake. In the

development of the company to see where the stock of goods is still using manual

systems are very delicate and very long process. Therefore, the inventory information

system can resolve the problem. This research resulted in an application program

that can perform inventory control of solar panel and provide updated stock reports

Given this research, it will simplify the process of monitoring the stock of goods that

enter or exit. The new system uses a programming language visual basic 6.0. This

study therefore able to improve the efficiency and effectiveness of the copy machine

solar panel inventory.

Keywords: Information Systems, Inventory Information Systems, visual basic 6.0

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 5

1.4 Tujun Penelitian ......................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

1.6 Metodologi Penelitian .............................................................. 7

1.7 Sistematika Penulisan .............................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 11

2.1 Tinjauan Teori Umum ............................................................... 11

2.1.1 Konsep Dasar Sistem .................................................... 11

2.1.2 Syarat-Syarat Sistem ...................................................... 12

v

2.1.3 Model Umum Sistem ..................................................... 13

2.1.4 Karakteristik Sistem ....................................................... 13

2.1.5 Metode Sistem ............................................................... 16

2.1.6 Tinjauan Umum Pengembangan Sistem ........................ 18

2.1.7 Tahap Pengembangan Sistem ........................................ 19

2.1.8 Konsep Dasar Sistem Informasi ..................................... 20

2.1.9 Komponen Sistem Informasi .......................................... 21

2.1.10 Elemen Sistem Informasi ................................................ 24

2.1.11 Arsitektur Dan Klasifikasi Sistem Informasi .................. 26

2.1.12 Perancangan Sistem Informasi ........................................ 28

2.1.13 Langkah-Langkah Perancangan Sistem .......................... 29

2.1.14 Alat Bantu Dalam Perancangan Sistem Informasi ......... 30

2.2 Tinjauan Teori Khusus ............................................................... 35

2.2.1 Pengertian Persediaan ..................................................... 35

2.2.2 Fungsi-Fungsi Persediaan .............................................. 36

2.2.3 Biaya Persediaan ............................................................ 36

2.2.4 Software Aplikasi Visual Basic ....................................... 37

2.2.5 Aplikasi Visual Basic 6.0 ................................................ 38

2.2.6 Penelitian Terdahulu ....................................................... 49

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 50

3.1 Kerangka Kerja ......................................................................... 50

3.1.1 Metode Penelitian ....................................................................... 50

vi

3.1.2 Alat Bantu Penelitian ....... ........................................................ 52

3.2 Gambaran Umum PT.Hanover Solar Indonesia … .................... 53

3.2.1 Profil Perusahaan ............................................................. 53

3.2.2 Visi Dan Misi Perusahaan .............................................. 53

3.2.3 Tujuan Perusahaan ......................................................... 54

3.2.4 Struktur Organisasi ......................................................... 55

3.3 Penjelasan Struktur Organisasi ................................................. 55

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI ................... 60

4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ...................................... 60

4.1.1 Aliran Sistem Informasi yang Sedang Berjalan .............. 61

4.1.2 Masalah Yang Sedang Dihadapi .................................... 66

4.1.3 Usulan Pemecahan Masalah ........................................... 66

4.2 Analisa Sistem Yang Baru ......................................................... 67

4.2.1 Aliran Sistem Informasi Yang Baru ............................... 67

4.2.2. Diagram Konteka ............................................................. 70

4.2.3 Diagram Nol(Data Flow Diagram) .................................. 71

4.2.4 Diagram Rinci 6.0 ............................................................ 73

4.2.5 Entity Relationship Diagram ........................................... 74

4.2.6 Spesifikasi Proses ............................................................ 75

4.2.7 Kamus Data ..................................................................... 77

4.3 Desain Rinci ............................................................................... 81

4.4 Jadwal & Biaya Implementasi ................................................... 94

vii

4.4.1 Perkiraan Jadwal Implementasi ..................................... 95

4.4.2 Perkiraan Biaya Implementasi ....................................... 95

4.5 Perbandingan Sistem .................................................................. 96

4.6 Analisis Produktivitas ................................................................. 97

4.6.1 Segi Efisiensi ................................................................... 98

4.6.2 Segi Efektifitas ............................................................... 98

BAB 5 PENUTUP ......................................................................................... 95

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 99

5.2 Saran .......................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem ....................................... 32

Gambar 2.2 Simbol External Entity ............................................................ 39

Gambar 2.3 Simbol Proses .......................................................................... 39

Gambar 2.4 Simbol Data Store ................................................................... 40

Gambar 2.5 Simbol Data Flow .................................................................... 40

Gambar 2.6 Entity ....................................................................................... 41

Gambar 2.7 Relationship ............................................................................. 41

Gambar 2.8 Attribute ................................................................................... 41

Gambar 2.9 Relasi Satu ke Satu .................................................................. 41

Gambar 2.10 Relasi Satu ke Banyak ............................................................. 42

Gambar 2.11 Relasi Banyak ke Banyak ........................................................ 42

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 54

Gambar 3.2 Aliran Sistem Informasi Yang Sedang Berjalan ..................... 62

Gambar 4.1 Aliran Sistem Informasi yang Baru ........................................ 68

Gambar 4.2 Diagram Context ..................................................................... 69

Gambar 4.3 Diagram Nol ............................................................................ 70

Gambar 4.4 Diagram Rinci 5.1 ................................................................... 72

Gambar 4.5 ERD Diagram .......................................................................... 73

Gambar 4.6 Rancangan Masukan Admin ................................................... 80

Gambar 4.7 Rancangan Masukan Data Konsumen .................................... 80

Gambar 4.8 Rancangan Masukan Data Barang .......................................... 81

xi

Gambar 4.9 Rancangan Masukan Data Supplier ........................................ 81

Gambar 4.10 Rancangan Masukan Barang Masuk ....................................... 82

Gambar 4.11 Rancangan Masukan Barang Keluar ....................................... 82

Gambar 4.12 Rancangan Masukan Data Order Barang ................................ 83

DAFTAR TABEL

xii

Tabel 2.1 Tabel Simbol-simbol Aliran Sistem Informasi ............................. 34

Tabel 4.1 File Admin ................................................................................... 86

Tabel 4.2 File Data Barang ........................................................................... 86

Tabel 4.3 File Barang .................................................................................... 87

Tabel 4.4 File Order ...................................................................................... 87

Tabel 4.5 File Supplier ................................................................................... 88

Tabel 4.6 File Konsumen .............................................................................. 88

Tabel 4.7 Jadwal Rencana Implementasi ....................................................... 90

Tabel 4.8 Perkiraan Biaya Implementasi ....................................................... 92

Tabel 4.9 Perbandingan Sistem Lama dan Baru ............................................ 93

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi telah membawa sedikit banyak

perubahan hampir di semua bidang kehidupan, baik dalam hal pendidikan,

ekonomi, pemerintahan, sosial budaya, politik dan tentunya di dunia bisnis dan

usaha. Perubahan ini menuntut setiap individu ataupun organisasi untuk selalu

berusaha mempelajari dan mengikuti setiap perkembangan teknologi yang terjadi.

Kecepatan dan ketepatan dalam memproses data serta memperoleh informasi saat

ini telah menjadi titik tolak ukur persaingan di dunia usaha menggantikan

parameter-parameter yang digunakan sebelumnya. Hal ini menggambarkan betapa

pentingnya peran teknologi informasi, terutama di dunia bisnis .

Di dalam suatu perusahaan, keinginan untuk maju selalu ada dan hampir

dapat dipastikan sudah menjadi saalah satu target jangka panjang yang telah

direncanakan sejak berdirinya perusahaan tersebut. Hal ini cukup bisa disadari

karena suatu perusahaan yang tidak dapat mewujudkan kemajuan dirinya sendiri,

maka lambat laun dia akan tenggelam dalam ketatnya persaingan dalam bidang

yang digelutinya itu. Kecepatan dalam penyampaian informasi dan akses data

merupakan salah satu media pendukung suatu perusahaan untuk memenangkan

persaingan. Oleh sebab itu perancangan suatu sistem informasi yang tepat dan

optimal akan mampu meningkatkan kinerja peusahaan yang pada akhirnya nanti

2

dengan dukungan aspek-aspek yang lain akan mampu mewujudkan suatu

kemajuan bagi perusahaan tersebut.

Untuk lebih dapat bersaing didalam dunia usaha sekarang sangat diperlukan

efisiensi yang sangat tinggi, suatu sistem yang terkomputerisasi dengan baik

sangat diperlukan dalam pencapaian efisiensi tersebut, terutama pada suatu

perusahaan yang mempunyai rutinitas transaksi yang tinggi dan memiliki banyak

data yang harus diolah. Pengawasan dan pemeliharaan persediaan adalah masalah

dalam semua organisasi di setiap sektor ekonomi. Masalah persediaan tidak hanya

terbatas pada perusahaan berdasarkan keuntungan saja, tetapi juga dialami oleh

organisasi sosial. Banyak data maupun informasi yang harus diolah tidak

memungkinkan dilakukan dengan cara manual. Untuk mengolah data yang

jumlahnya sangat banyak maka diperlukan alat bantu yang memiliki tingkat

kecepatan perhitungan dan penyampaian data yang tinggi. Alat bantu tersebut

berupa perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software). Penerapan

sistem pendukung keputusan berlandaskan komputer dalam dunia bisnis sekarang

ini telah menjadi suatu keharusan, hal ini sebagai salah satu strategi pencapaian

efisiensi. Dengan sistem pendukung keputusan ini maka proses pengolahan data

menjadi suatu bentuk sistem pendukung keputusan yang terintegrasi dan dapat

digunakan secara mudah, cepat, dan akurat. Tujuan persediaan agar dapat

melayani kebutuhan konsumen akan barang dari waktu ke waktu serta dapat

meminimalkan total biaya operasi perusahaan.

3

Perusahaan membutuhkan sistem yang akan berperan dalam pemrosesan dan

pengolahan data persediaan, yaitu Sistem Informasi Persediaan. Sistem Informasi

Persediaan tersebut bertujuan untuk mendukung aktivitas bisnis perusahaan dalam

mengelola, memproses data transaksi secara efektif dan efisien. Sistem informasi

yang disusun untuk suatu perusahaan dapat diproses dangan cara manual atau

diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dengan mesin pembukuan

yang sederhana sampai dengan komputer. (Pwee Leng,2001: 122,

http://puslit.ac.id). Sistem Informsi Persediaan sangat berperan dalam

meningkatkan memonitor pengawasan barang dagang, karena akan membantu

manajemen perusahaan dalam menyediakan informasi yang berkaitan dengan

semua kegiatan perusahan.

Informasi yang disediakan oleh Sistem Informasi Persediaan berkaitan

dengan informasi pembelian, informasi penjualan, dan informasi yang lainnya.

Pemakai informasi dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu ekstern dan

intern. Pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, pemerintah,

pelanggan, dan pemasok dan masyarkat secara keseluruhan. Pemakai ekstern

menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari sistem informasi suatu

organisasi. Agar dapat menyediakan informasi-informasi tersebut, Sistem

Informasi Persediaan harus dilaksanakan berdasarkan pada prosedur yang telah

ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri.

Informasi yang disediakan oleh Sistem Informasi Persediaan tersebut

merupakan suatu hasil pengelolahan data dalam bentuk yang lebih berarti dan

berguna bagi para penggunanya, karena menggambarkan kejadian nyata yang

digunakan dalam mengambil keputusan agar pengambilan keputusan yang

4

dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan selalu tepat. Pengambilan keputusan

selalu mencari informasi yang akurat agar menjadikan keputusan yang diambil

tersebut sebagai keputusan yang terbaik.

Perusahaan selaku penyedia informasi dituntut untuk dapat memberikan

informasi tentang berbagai hal yang menjelaskan keadaan perusahaan tersebut.

Pihak intern perusahaan yaitu manajemen, juga sangat memerlukan informasi

untuk mengawasi, mengetahui, dan mengambil keputusan.

Dalam memberikan informasi bagi perusahaan, Sistem Informasi Persediaan

harus didukung dengan sistem pengendalian intern yang baik. Dengan

pengendalian intern yang baik ini diharapkan data persediaan barang yang telah

diolah akan menjadi informasi untuk persediaan yang benar dan dapat dipercaya

sehingga informasi persediaan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan, apakah barang yang tersedia cukup untuk dipasarkan atau

tidak.

Mengingat pentingnya Sistem Informasi Persediaan bagi perusahaan maka

perlu dilihat kembali sistem yang telah ditetapakan. Sistem Informasi Persediaan

harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Sistem Informasi Persediaan harus bisa mengikuti prosedur yang ada agar bisa

memenuhi kebutuhan perusahaan, yaitu kebutuhan informasi persediaan barang

yang tersedia di dalam gudang untuk di jual.

Berdasarkan uraian diatas, maka saya termotivasi untuk membuat dan

menganalisa tentang sistem informasi dalam persediaan barang dengan judul

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan

dijadikan dasar pembahasan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Apakah system persediaan barang yang akan dirancang dapat mengatasi

permasalahan stok barang pada PT. Hanover Solar Indonesia ?

2. Apakah dengan system yang akan dirancang dapat melakukan pengecekan

barang secara cepat?

3. Apakah dengan system yang akan dirancang dapat menyajikan laporan

persediaan secara cepat dan akurat kepada pimpinan pada PT. Hanover Solar

Indonesia ?

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini harus membatasi masalah-masalah yang ada Karena

adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka penulis akan memberikan batasan

masalah untuk memperkecil kesalahan yang mungkin terjadi. Adapun batasan

masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Data konsumen

2. Data supplier

3. Laporan persediaan data barang

4. Laporan barang masuk dan barang keluar

5. Lapoaran penjualan perbulan.

6

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun beberapa tujuan penelitian sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui apakah system yang di rancang dapat mengatasi persedian

barang pada PT. Hanover Solar Indonesia .

2. Untuk mengetahui apakah system yang dirancang dapat pengecekan persedian

barang secara cepat

3.Untuk menyajikan laporan kepada pimpinana secara otomatis.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah sistem informasi pengolahan data persediaan dengan menggunakan

program visual basic 6.0 dapat memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.

Adapun manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan

dalam usaha penerapan Sistem Informasi Persediaan agar menjadi lebih lagi.

2. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, diharapkan peneliti akan mampu mengembangkan

dan menerapkan ilmu yang didapatkan dan dipelajari di bangku kuliah

kedalam dunia perusahaan.

3. Bagi Pihak Lain

7

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dan

pertimbangan bagi pihak yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

8

1.6 Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, penulis melakukan

penelitian dengan menggunakan 2 (dua) metode, sebagai berikut :

1 Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil :

a. Observasi

Yaitu Penelitian yang dilakukan dengan cara penulis langsung terjun ke

lapangan untuk meneliti objek yang akan diteliti dan melakukan

pencatatan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan objek penelitian

yaitu pada PT. Hanover Solar Indonesia

b.Wawancara

Peneliti melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang

bersangkutan untuk memperoleh data secara langsung seperti para

pempinan perusahaan serta staf yang berkompeten dalam perusahaan

untuk memperoleh data yang diperlukan oleh penulis.

2 Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil :

a. Penelitian Kepustakaan

Yaitu Penelitian yang dilakukan dengan cara menghimpun data teoritis

yang berhubungan dengan pembahasan masalah.

b. Transaksi yang ada

Yaitu Peneliti medapatkan bukti-bukti dari transaksi yang ada berupa

PO(Purchase Order), DO(Delivery Order).

9

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca memahami isi dari penelitian ini maka

penulis melakukan pengelompokkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Penulis akan menguraikan pembahasan mengenai Latar Belakang

dilakukannya penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Batasan Masalah, Metodologi Penelitian dan di

akhiri dengan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yaitu mengenai

teori dan penelitian yang sebelumnya yang berkaitan dengan Sistem

Informasi Penjualan.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang gambaran umum obyek penelitian

pada PT. Hanover Solar Indonesia , sejarah berdirinya PT. Hanover

Solar Indonesia , Visi dan Misi, Struktur Organisasi pada PT.

Hanover Solar Indonesia , masalah yang sedang dihadapi, usulan

program yang baru dan analisis SWOT.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang analisis yang membandingkan sistem

penjualan secara manual dengan sistem informasi persediaan

terprogram dengan menggunakan aplikasi visual basic 6.0,

menyajikan data, aliran data Diagram konteks, DFD (Data Flow

10

Diagram) yang mendukung sistem persediaan serta solusi terhadap

masalah yang dihadapi oleh PT. Hanover Solar Indonesia .

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan atas permasalahan-permasalahan yang

terjadi dan juga menyampaikan saran untuk mengatasi

permasalahan yang ada.

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Konsep Dasar Sistem

Konsep dasar sistem merupakan suatu konsep yang umum atau universal. Konsep

sistem ini sangat luas sekali penggunaannya yang meliputi berbagai ilmu, sehingga

terdapat berbagai macam pendapat dalam menafsirkannya. Banyak penulis yang

memberikan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun secara

garis besarnya pendekatan sistem menurut (Jogiyanto, 1990, hal.1) terdapat 2 kelompok

pendekatan yang digunakan dalam mendefinisikan sistem, yaitu :

1. Lebih menekankan pada prosedur yang digunakan dalam sistem dan

mendefinisikan sistem sebagai jaringan prosedur, metode, dan cara kerja yang

saling berinteraksi dan dilakukan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu.

2. Lebih menekankan pada elemen atau komponen penyusun sistem, mendefinisikan

sebagai kumpulan elemen baik abstrak maupun fisik yang saling berinteraksi untuk

mencapai tujuan tertentu.

Kedua definisi di atas sama benarnya dan tidak saling bertentangan. Yang berbeda

hanyalah cara pendekatan yang dilakukan pada sistem. Karena pada hakekatnya setiap

komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk dapat mencapai tujuan

tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan cara kerja yang juga saling

berinteraksi. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

sistem sebagai berikut :

12

Sistem menurut Fitz Gerald adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama–sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada urutan-urutan operasi prosedur

didalam sistem dapat didefinisikan sebagai berikut :

Prosedur menurut Neuschel adalah suatu urutan-urutan operasi klerikal (tulis-

menul is), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen,

yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi yang terjadi.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemennya

adalah sebagai berikut :

”Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berintraksi untuk mencapai

suatu tujuan tertentu” (Jogiyanto, 1990, hal.1).

2.1.2 Syarat-Syarat Sistem

Sistem harus di bentuk untuk menyelesaikan masalah.

1. Elemem sistem harus mempunyai rencana yang di tetapkan,

2. Adanya hubungan di antara elemen sistem,

3. Untuk dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari

pada elemen system,

4. Tujuan organisaasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

13

2.1.3 Model Umum Sistem

1. Model sistem sederhana

INPUT PROSES OUTPUT

Gambar 2.1 . Sistem Sederhana

Contoh : Data mahasiswa (nama, nilai) diproses menjadi daftar nilai semester

(berupa laporan).

2. Sistem dengan banyak input dan output

PROSES

Input 1 Output 1

Input n

Input 2 Output 2

Output n

. . .. . .

Gambar 2.2 . Sistem dengan Banyak Input dan Output

Contoh : Matriks, masukannya banyak, keluarannya pun banyak.

2.1.4 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu mempunyai :

a. Komponen (components)

Adalah bagian dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja

sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-

elemen sistem dapat berupa suatu subsitem atau bagian- bagian dari sistem.

14

Gambar 2.3 Komponen Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar disebut dengan

supra sistem. Hal itu tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya misalnya

suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem

yang lebih besar disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu

sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila

perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah

subsistemnya. Kalau sistem akuntansi dipandang sebagai suatu sistem, maka perusahaan

adalah supra sistem dan industri adalah supra dari supra sistem.

Gambar 2.4 Supra Sistem, Sistem dan Subsiste

15

b. Batas sistem (boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang

lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu

sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

c. Lingkungan luar sistem

Adalah segala sesuatu diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi

sistem. Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan dan merugikan sehingga

harus tetap dijaga maupun dikendalikan.

d. Penghubung (Interface)

Merupakan penghubung antar subsistem yang memungkinkan sumber-sumber

daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem lainnya. Keluaran (Outpu) dari

satu sub sistem akan menjadi masukan (Input) untuk sub sistem lainnya melalui

penghubung.

e. Masukkan Sistem

Masukkan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukkan

dapat berupa masukkan perawatan (maintenance input) dan masukkan sinyal

(signal input).

f. Keluaran Sistem

Adalah keluaran (output) hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

16

g. Pengolah Sistem

Pengolah sistem adalah bagian yang akan mengubah masukkan (input) menjadi

keluaran (output).

h. Sasaran Sistem

Sasaran sistem adalah tercapainya cara kerja atau kinerja yang efektif dan

efisien.

Gambar 2.5 Karakteristik Sistem

2.1.5 Metode Sistem

1. Blackboard Approach

Suatu sistem dimana input dan outputnya dapat didefinisikan tetapi prosesnya

tidak diketahui atau tidak terdefinisi. Metode ini hanya dapat dimengerti oleh

pihak dalam ( yang menangani ) sedangkan pihak luar hanya mengetahui

17

masukan dan hasilnya. Sistem ini terdapat pada subsistem tingkat terendah.

Contoh : - bagian pencetakan uang, proses pencernaan.

2. Analitic Sistem

Suatu metode yang mencoba untuk melihat hubungan seluruh masalah untuk

menyelidiki kesistematisan tujuan dari sistem yang tidak efektif dan evaluasi

pilihan dalam bentuk ketidak efektifan dan biaya. Dalam metode ini beberapa

langkah diberikan seperti di bawah ini :

a. Menentukan identitas dari sistem.

1. Sistem apa yang diterapkan.

2. Batasannya.

3. Apa yang dilaksanakan sistem tersebut. .

a. Bagian - bagian apa saja yg terdapat dalam sistem dan apa tujuan dari

masing - masing bagian tersebut.

1. Tujuan masing - masing bagian sistem harus jelas.

2. Cara apa yang digunakan subsistem untuk berhubungan dengan

subsistem lain.

b. bagaimana bagian-bagian yang ada dalam sistem itu saling berhubungan

menjadi satu kesatuan.

18

2.1.6 Tinjauan Umum Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk

menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah

ada.

Sistem lama perlu diperbaiki atau diganti karena beberapa hal diantaranya:

1. Timbulnya permasalahan-permasalahan ( Problems )

Permasalahan tersebut dapat berupa:

a. Ketidakberesan dalam sistem yang lama, sehingga sistem tidak dapat bekerja

sesuai dengan diharapkan. Contohnya: adanya kecurangan dalam kegiatan

perusahaan, kegiatan yang tidak efisiensi, dan lain-lain.

b. Berkembangnya organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem

yang baru. Contoh: Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume

pengolahan data semakin meningkat, dan lain-lain.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan ( Opportunities )

Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi atau efesiensi waktu sangat

menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah

disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada. Untuk mendapat

informasi tersebut, perlu adanya teknologi informasi yang lebih canggih, bila

tidak dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan baik maka kesempatan-

kesempatan ini akan jatuh ketangan pesaing.

19

3. Adanya instruksi-instruksi ( directives )

Penyusun sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari atasan

atau pihak luar perusahaan seperti peraturan pemerintahan.

2.1.7 Tahap Pengembangan Sistem

1. Kebijakan dan perencanaan sistem ( system planning )

a. Permintaan untuk studi suatu sistem ( request for a system study ).

b. Pengamatan atau investigasi awal ( initial investigation ).

c. Studi kelayakan ( feasibility study ).

2. Analisis sistem ( system analysis )

a. Mendefiniskan kembali masalah ( redefine the problem ).

b. Memahami sistem yang ada ( understand the existing system ).

c. Menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai dan hambatan-hambatan pada

suatu sistem baru (determine user requirements and constraints on anew

system).

d. Model logika dari pemecahan yang direkomendasi (logical model of the

recommended solution).

3. Disain sisstem (system design)

a. Disain keluaran (output design).

b. Disain masukan (input design).

20

c. Disain simpanan (file design).

4. Implementasi sistem (system implementation)

a. Pengembangan sistem (system building).

b. Pengetesan (testing).

c. Instalasi/konversi (installation/conversion).

d. Operasi (operation).

e. Kaji ulang setelah implementasi review (post-implementation review).

5. Perawatan (Maintenence)

a. Menggunakan sistem

b. Audit sistem

c. Memeliharaan sistem

d. Peningkatan-peningkatan

2.1.8 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang merupakan kombinasi dari orang – orang, fasilitas, teknologi, media,

prosedur –prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur

komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada

manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian – kejadian internal dan eksternal yang

penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang

cerdik (Jogiyanto Hartono, Pengenalan Komputer 697).

21

A. Informasi dalam suatu lingkungan sistem informasi harus mempunyai

persyaratan umum sebagai berikut :

1. Harus diketahui oleh penerima sebagai referensi yang tepat

2. Harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam proses pembuatan /

pengambilan keputusan

3. Harus mempunyai nilai surprise, yaitu hal yang sudah diketahui hendaknya

jangan diberikan

4. Harus dapat menuntun pemakai untuk membuat keputusan. Suatu keputusan

tidak selalu menuntut adanya tindakan.

B. Sistem informasi harus mempunyai beberapa sifat seperti :

1. Pemprosesan informasi yang efektif.

Hal ini berhubungan dengan pengujian terhadap data yang masuk , pemakaian

perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai.

2. Manajemen informasi yang efektif.

Dengan kata lain , operasi manajemen , keamanan dan keutuhan data yang

ada harus diperhatikan.

3. Keluwesan.

Sistem informasi hendaknya cukup luwes untuk menangani suatu macam

operasi.

4. Kepuasan pemakai.

22

Hal yang paling penting adalah pemakai mengetahui dan puas terhadap

sistem informasi.

2.1.9 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan

(building blok) , yang terdiri dari komponen input , komponen model , komponen output

, komponen teknologi , komponen hardware, komponen software, komponen basis data,

dan komponen control . Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang

lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

1. Komponen input

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang

dapat berupa dokumen - dokumen dasar.

2. Komponen model

Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur , logika , dan model matematik

yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data

dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

3. Komponen output

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang

berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem

23

4. Komponen teknologi

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan

untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,

neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem

secara keseluruhan.

5. Komponen hardware

Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem

informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih

mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan

mempermudah kerja dari sistem informasi.

6. Komponen software

Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan

memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu

informasi.

7. Komponen basis data

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan

berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan

menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan

dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di

dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang

dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk

24

efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi

menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database

Management System).

8. Komponen kontrol

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,

temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu

sendiri, ketidakefisienan dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu

dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak

sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat

langsung cepat diatasi.

2.1.10 Elemen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang, prosedur,

perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data.

Semua elemen ini merupakan komponen fisik.

1. Orang

Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer, analis sistem,

programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasi / EDP.

2. Prosedur

Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur

disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 jenis

25

prosedur yang dibutuhkan, yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk

penyiapan masukan, instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.

3. Perangkat keras

Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer ( pusat

pengolah, unit masukan / keluaran ), peralatan penyiapan data, dan terminal

masukan/keluaran.

4. Perangkat lunak

Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :

a. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem

manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer.

b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.

c. Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik

dibuat untuk setiap aplikasi.

5. Basis data

File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media

penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan

sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas,

mikro film, dan lain sebagainya.

26

6. Jaringan komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan

lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak

melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna

jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data.

7. Komunikasi data

Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara

khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara

komputerkomputer dan pirant-piranti yang lain dalam bentuk digital yang

dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang

disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu

sistem informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang

memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.

2.1.11 Arsitektur dan Klasifikasi Sistem Informasi

a. Arsitektur sistem informasi

Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing.

Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien

diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan

masing-masing organisasi. Guna dari sistem yang efektif dan efisien tidak lain

untuk mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi.

Semua orang dapat menggunakan sistem informasi dalam organisasi, tetapi

faktor efisiensi setiap sistem adalah berbeda. Perlu diketahui, perubahan sistem,

27

baik besar maupun kecil, selalu akan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut

:

Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan.

Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya.

Tingkat III : Pelaksanaan, menerapkan design ke dalam sistem.

Tingkat IV : Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai

dengan design.

Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai dengan

tujuan semula.

Tingkat VI : Tindak lanjut, melaksanakan perubahan sesuai dengan hasil

evaluasi yang ada.

b. Klasifikasi sistem informasi

Sistem informasi merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen

dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk

setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu,

sistem dapat di klasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

1. Sistem abstrak atau sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik,misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa

28

pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan

sistem secara fisik, misalnya sistem komputer.

2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat

oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia

merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin, yang

disebut human machine system. Sistem informasi berbasis internet

merupakan contoh human machine system karena menyangkut penggunaan

komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem deterministik dan sistem probabilistik

Sistem deterministik adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku

yang dapat diprediksi. Sistem probabilistik dalah sistem yang kondisi masa

depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

4. Sistem terbuka dan sistem tertutup

Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan di pengaruhi oleh

lingkunagn luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan

keluaran untuk subsistem lainnya. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak

terhubung dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja

secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar.

29

2.1.12 Perancangan Sistem Informasi

Perancangan sistem Informasi atau desain sistem Informasi adalah melakukan

perancangan terhadap suatu sistem, misalnya mendesain dari manual menjadi

komputerisasi. Menurut John Burch dan Gari Grundnitski (2000 : 28), perancangan

sistem dapat didefenisikan sebagai berikut :

”Desain sistem dapat didefenisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan

pembuatan sketsa dan pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu

kesatuan yang utuh dan berfungsi”.

Perancangan sistem dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu :

a. Disain sistem secara umum

Disain sistem secara umum disebut juga dengan disain konseptual (conceptual

design) atau disain logika (logical design).

b. Disain sistem terinci

Disain sistem secara terinci disebut juga dengan disain sistem secara fisik

(physical system design) atau disain internal (internal design).

2.1.13 Langkah – Langkah Perancangan Sistem

Langkah-langkah analisa sistem menurut Jogiyanto (2002: 130) adalah :

a. Mengidentifikasi Masalah (Identify)

1) Mengidentifikasi penyebab masalah.

2) Mengidentifikasi titik keputusan.

30

3) Mengidentifikasi personil kunci.

b. Memahami kerja dari sistem yang ada (Understand)

1) Menentukan jenis penelitian.

2) Merencanakan jadwal.

3) Membuat penugasan penelitian.

4) Membuat agenda wawancara.

5) Mengumpulkan hasil penelitian.

c. Menganalisa sistem (Analize)

1) Menganalisa kelemahan sistem.

2) Menganalisa kebutuhan informasi pemakai.

d. Membuat laporan hasil analisa (Report)

1) Pelaporan bahwa analisa telah selesai dilakukan.

2) Meluruskan kesalahan apa yang telah ditemui dan dianalisa.

2.1.14 Alat Bantu dalam Perancangan Sistem Informasi

Perancangan sistem sangat perlu dalam pengolahan data dan informasi, karena

tanpa dirancang terlebih dahulu maka data yang diolah untuk informasi tidak akan

sempurna. Dalam perancangan sistem ini, banyak peralatan sebagai alat bantu yang

digunakan untuk mempermudah dalam suatu pekerjaan, antara lain :

31

a. Aliran Sistem Informasi (ASI)

Sangat berguna untuk mengetahui permasalahan yang ada pada suatu

perusahaan. Dari sini dapat diketahui apakah sistem informasi tersebut masih

layak dipakai atau tidak, serta masih manual atau sudah komputerisasi. Jika

sistem informasi tidak layak dipakai maka perlu adanya perubahan dalam

pengolahan datanya sehingga menghasilkan sistem informasi yang cepat dan

akurat supaya menghasilkan suatu keputusan yang lebih baik.

Simbol-simbol standar yang akan digunakan dalam pembuatan ASI dapat dilihat

pada tabel berikut :

32

Tabel 2.6. Simbol Aliran Sistem Informasi

b. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan gambaran sistem secara logika yang

tidak tergantung pada perangkat keras, perangkat lunak, struktur data atau

organisasi file. Keuntungan dari DFD, memudahkan pemakai yang kurang

menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan atau

dikembangkan.

33

Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.7. Simbol Data Flow Diagram

Dalam DFD ini nantinya akan diperlihatkan aliran sistem mulai dari input,

proses hingga laporan yang dihasilkan, dan bisa digunakan untuk

menggambarkan sistem informasi yang logikal, yang akan menggambarkan

bagaimana hubungan suatu sistem informasi dengan file-file yang akan diakses

oleh komputer.

c. Entity Relationship Diagram (ERD)

Model Entity-Relationship berisi komponen-komponen dari suatu himpunan

entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-

atribut yang merepresentasikan seluruh fakta yang ditinjau sehingga dapat

34

diketahui hubungan antara entity-entity yang ada dengan atribut-atributnya.

Selain itu juga bisa menggambarkan hubungan yang ada dalam pengolahan data,

seperti hubungan many to many, one to many, atau one to one. Lebih jelasnya

akan digambarkan secara sistematis dengan menggunakan Diagram Entity-

Relationship (Diagram E-R / ERD).

Simbol-simbol yang digunakan dalam Entity Relationship Diagram dijelaskan

pada tabel berikut ini :

Tabel 2.8. Simbol Entity Relationship Diagram

35

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Pengertiaan Persediaan

Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang memiliki barang-barang

milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam priode usaha normal, atau

persediaan barang-barang yang masih dalam pergerjaan atau proses produksi,

ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaan dalam suatu proses

prsoduksi (Sofyan Assauri 1998:169).

Persediaan merupakan salah satu komponen asset yang sangat diperlukan

duna mempertahankan kelancaran usaha suatu badan usaha karena pada

umumnya memilik total nilai niminal dan komponen aktiva lancar. Persediaan

harus tersedia dengan cukup baik dari sudut kualtas maupun jenisnya untuk

menjaga kebutuhan dari para pelanggan.

Keberadaan persediaan dalam suatu badan usaha, baik bagi kegiatan

usaha berupa jasa, dagang maupun industri sangat berperan penting oleh karena

itu sebagai:

a) Bahan atau perlengkapan dan untuk digunakan dalam proses

pemberian jasa,

b) Barang dagang yang tersedia untuk dijual kembali,

c) Bahan baku yang akan digunakan untuk diproses

Kegiatan akan terganggu apabila terpisah tidak ada atau tidak tersedia

dengan cukup.

36

2.2.2 Fungsi-Fungsi Persediaan

Adapun fungsi-fungsi persediaan sebagai berikut:

1. Fungsi Decoupling

Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi

permintaan pelanggan tanpa tergantung pada pengadaannya dalam hal

kuantitas dan waktu pengiriman.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Adalah mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian,

biaya perngeluaran per unit menjadi lebih murah. Hal ini disebabkan

perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas persediaan (biaya

sewa gudang, investasti, resiko).

3. Fungsi Anticipation

Jika perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang dapat

diperkirakan berdasarkan pengalaman atau masa lalu, yaitu

permintaan musiman.

2.2.3 Biaya Persediaan

Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan,

biaya-biaya variabel yang harus dipertimbangkan adalah:

1. Biaya penyimpanan

Yaitu terdiri dari biaya yang bervariasi secara langsung dengan

kuantitas persediaan. Biaya-biaya penyimpanan adalah:

a) Biaya fasilitas penyimpanan,

37

b) Biaya modal yaitu alternatif pendapatan atas dana yang

diinvestasikan dalam persediaan,

c) Biaya perhitungan fisik,

d) Biaya asuransi

e) Biaya pajak persediaan

f) Biaya penanganan persediaan.

2. Biaya pemesanan atau pembelian

Merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan pemesanan

pembelian. Yang bermaksud biaya pemesanaan dan pembelian

adalah:

a) Pemprosesan pemesanan dan biaya ekspedisi,

b) Upah,

c) Biaya Telepon,

d) Pengeluaran Surat Menyurat,

e) Biaya pengiriman barangke gudang,

f) Biaya utang lancar,

2.2.4 Microsoft Visual Basic 6.0

Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman yang paling banyak

digunakan pada saat ini, karena fasilitas yang dimiliki sangat handal untuk membangun

berbagai bentuk aplikasi dan mudah dipelajari sendiri.

Menurut Suryo (2000 : 1), Visual Basic merupakan event-driven programming

(permrograman terkendali kejadian). Artinya program menunggu sampai respon dari

pemakai berupa event atau kejadian.

38

Apabila dibandingkan dengan bahasa pemrograman yang lain, misalnya pascal yang

mengharuskan penulisan kode program untuk segala sesuatu yang akan diinginkan

dalam kejadian (event), maka Visual Basic memberikan berbagai macam kemudahan

dan fasilitas yang disediakan menjadi sangat praktis meskipun untuk pemula, program

ini mudah untuk dipelajari sendiri dengan berbagai macam jenis buku yang telah

diterbitkan mengenai bahasa pemrograman dengan Visual Basic 6.0.

2.2.5 Aplikasi Visual Basic 6.0

Struktur yang ada di dalam Visual Basic terdiri dari :

Gambar 2.9. Layar Utama Microsoft Visual Basic Versi 6.0

39

a. Form

Form adalah windows atau jendela kerja (worksheet) yang digunakan untuk membuat

tampilan yang diinginkan.

b. Kontrol

Kontrol merupakan tampilan grafis yang dibuat pada form untuk interaksi dengan

pemakai.

Gambar 3.0 ToolBox (Tombol Perintah) Di Microsoft Visual Basic 6.0

40

Adapun secara garis besar fungsi dari masing-masing kontrol tersebut adalah sebagai

berikut :

Pointer

bukan merupakan suatu kontrol, icon ini digunakan ketika anda ingin memilih

kontrol yang sudah berada pada form.

PictureBox

kontrol yang digunakan untuk menampilkan image dengan format BMP,

DIB(bitmap), CUR(cursor), WMF(metafile), EMF(enhanced metafile), GIF, dan

JPG.

Label

kontrol yang digunakan untuk menampilkan text yang tidak dapat diperbaiki

oleh pemakai.

Textbox

adalah kontrol yang mengandung string yang dapat diperbaiki oleh pemakai,

dapat berupa satu baris tunggal, atau banyak baris.

Frame

adalah kontrol yang digunakan sebagai kontainer bagi kontrol lainnya.

CommandButton

merupakan kontrol yang hampir sering ditemukan pada setiap form, dan

digunakan untuk membangkitkan event proses tertentu ketika pemakai

41

melakukan klik disana.

checkBox

digunakan untuk pilihan yang isinya bernilai yes / no, true / false.

OptionButton

sering digunakan untuk pilihan yang hanya satu pilihan dari beberapa option.

listBox

mengandung sejumlah item dan user dapat memilih lebih dari lebih dari satu

(bergantung pada properti multiselect).

ComboBox

merupakan kombinasi dari textBox dan suatu ListBox di mana pemasukan data

dapat dilakukan dengan pengetikan maupun pemilihan.

HScrollbar dan VscrollBar

digunakan untuk membentuk scrollbar berdiri sendiri.

Timer

digunakan untuk proses background yang diaftifkan berdasarkan interval waktu

tertentu yang merupakan kontrol non-visual.

DriveListBox, DirListBox, dan FileListBox

digunakan untuk membentuk dialog box yang berkaitan dengan file.

Shape dan Line

42

digunakan untuk menampilkan bentuk seperti garis, persegi, lingkaran dan

sebagainya.

Image

berfungsi seperti ImageBox, tetapi tidak dapat digunakan sebagai kontainer bagi

kontrol lainnya. Sesuatu yang perlu diketahui bahwa kontrol Image

menggunakan resource lebih kecil dibandingkan dengan PictureBox.

Data

digunakan untuk data binding.

OLE

dapat digunakan sebagai tempat bagi program eksternal seperti Microsoft Excel,

Word dan sebagainya.

c. Properti

Properti adalah nilai atau karakteristik yang dimiliki oleh Visual Basic.

d. Metode

Metode adalah serangkaian perintah yang sudah tersedia pada suatu objek yang dapat

diminta untuk mengerjakan tugas khusus.

e. Prosedur Kejadian

Prosedur Kejadian adalah kode yang berhubungan dengan suatu objek.

43

f. Prosedur Umum

Prosedur Kejadian merupakan kode yang tak berhubungan dengan suatu objek.

g. Modul

Modul adalah kumpulan dari prosedur umum dan definisi konstanta yang digunakan

oleh aplikasi.

2.2.5 Jendela Visual Basic 6.0

a. Jendela Utama

Terdiri dari baris judul, menu bar, dan toolbar. Baris judul berisi nama proyek, mode

operasi visual basic sekarang dan form yang aktif. Menu bar merupakan menu drop-

down yang dapat digunakan untuk mengontrol operasi dari lingkungan Visual Basic.

Toolbar berisi kumpulan gambar mewakili perintah yang ada di menu. Jendela

utama juga menampilkan lokasi form yang aktif relatif terhadap sudut kiri atas layar,

juga lebar dan panjang dari form yang aktif. (Halvroson, 2000: 3).

b. Jendela Form

Form adalah windows yang akan menjadi tampilan program yang merupakan tempat

pengguna berinteraksi dengan program. Form dapat menjadi tempat pengguna

melakukan eksekusi proses yang dapat dilakukan program, memasukkan input ke dalam

program. (Pandia, 2002: 29).

c. Jendela Proyek

Jendela proyek menampilkan daftar form dan model.

44

d. Toolbox

Toolbox adalah kumpulan dari objek yang digunakan untuk membuat user interfase

serta kontrol bagi program aplikasi.

e. Jendela Properti

Berisi daftar struktur setting properti yang digunakan pada suatu objek terpilih.

f. Jendela Layout form

Menampilkan posisi form relatif terhadap layar monitor.

Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis softwarenya dengan mengembangkan

interpreter bahasa Basic untuk Altair 8800, untuk kemudian ia ubah agar dapat

berjalan di atas IBM PC dengan sistem operasi DOS, Perkembangan berikutnya

ialah diluncurkannya BASICA (basic-advanced) untuk DOS, Setelah BASICA,

Microsoft meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal juga

sebagai Basic Compiler), Visual basic adalah pengembangan dari bahasa komputer

Basic (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code), Bahasa BASIC

diciptakan oleh Professor John Kemeny dan Thomas Eugene Kurtz dari Perguruan

Tinggi Dartmouth pada pertengahan tahun 1960-an (Deitel&Deitel, 1999). Bahasa

program tersebut tersusun mirip dengan bahasa Inggris yang biasa digunakan oleh

para programer untuk menulis program-program komputer sederhana yang

berfungsi sebagai pembelajaran bagi konsep dasar pemrograman komputer, Sejak

saat itu, banyak versi Basic yang dikembangkan untuk digunakan pada berbagai

platform komputer. Beberapa versinya seperti Microsoft Qbasic, Quickbasic,

45

Gwbasic ,IBM Basica, Apple Basic dan lain-lain, Apple Basic dikembangkan oleh

Steve Wozniak, mantan karyawan Hewlett Packard dan teman dekat Steve Jobs

(pendiri Apple Inc.). Steve Jobs pernah bekerja dengan Wozniak sebelumnya

(mereka membuat game arcade “Breakout” untuk Atari). Mereka mengumpulkan

uang dan bersama-sama merakit PC, dan pada tanggal 1 April 1976 mereka secara

resmi mendirikan perusahaan komputer Apple, Popularitas dan pemakaian Basic

yang luas dengan berbagai jenis komputer turut berperan dalam mengembangkan

dan memperbaiki bahasa itu sendiri, dan akhirnya berujung pada lahirnya Visual

Basic yang berbasis GUI (Graphic User Interface) bersamaan dengan Microsoft

Windows. Pemrograman Visual Basic begitu mudah bagi pemula dan programer

musiman karena ia menghemat waktu pemrograman dengan tersedianya komponen-

komponen siap pakai. Hingga akhirnya Visual Basic juga telah berkembang menjadi

beberapa versi, sampai yang terbaru, yaitu Visual Basic 2008, Bagaimanapun juga

Visual Basic 6.0 tetap menjadi versi yang paling populer karena mudah dalam

membuat programnya dan ia tidak menghabiskan banyak Memori (komputer).

Sejarah Basic di tangan Microsoft sebagai bahasa yang diinterpretasi (Basica) dan

juga bahasa yang dikompilasi (Bascom) membuat Visual Basic diimplementasikan

sebagai gabungan keduanya. Programmer yang menggunakan Visual Basic bisa

memilih kode bahasa pemrograman yang dikompilasi atau kode yang harus bahasa

pemrograman yang diinterpretasikan sebagai hasil Porting dari kode VB.

Sayangnya, meskipun sudah terkompilasi jadi bahasa mesin, DLL bernama

MSVBVMxx.DLL tetap dibutuhkan, Namun karakteristik bahasa terkompilasi tetap

muncul (ia lebih cepat dari kalau kita pakai mode terinterpretasi).

46

Perkembangan Visual Basic

Visual Basic 1.0 dikenalkan pada tahun 1991, pendekatan yg dilakukan untuk

menghubungkan bahasa pemrograman dengan GUI berasal dari prototype yg

dikembang oleh “Alan Cooper” yg di sebut TRIPOD, Kemudian Microsoft

mengontrak copper dan asosiasinya utk mengembangkan tripod agar dapat

digunakan di windows 3.0 dibawah nama kode Ruby. Berikut Perjalanan Visual

Basic (VB 1.0 Sampai VB 10) : Perjalanan dari Visual Basic (VB1 to VB 10):

1. Proyek “Thunder” dirintis

2. Visual Basic 1.0 (May 1991) di rilis untuk windows pada COMDEX / Windows

Wordltrade yg dipertunjukan di Atlanta , Georgia

3. Visual Basic 1.0 untuk DOS dirilis pada bulan September 1992. Bahasa ini tidak

kompatibel dengan Visual Basic For Windows. VB 1.0 for DOS ini pada

kenyataaanya merupakan versi kelanjutan dari compiler BASIC, QuickBasic dan

BASIC Professional Development System.

4. Visual Basic 2.0 dirilis pada November 1992, Cakupan pemrogramannya cukup

mudah untuk digunakan dan kecepatannya juga telah di modifikasi. Khususnya

pada Form yg menjadikan object dapat dibuat secara seketika, serta konsep dasar

dari Class modul yg berikutnya di implementasikan pada VB 4

5. Visual Basic 3.0 , dirilis pada musim panas 1993 dan dibagi menjadi versi

standard dan professional. VB 3 memasukan Versi 1.1 dari Microsoft Jet

Database Engine yg dapat membaca serta menulis database Jet (atau access) 1.x

47

6. Visual Basic 4.0 (Agustus 1995) merupakan versi pertama yg dapat membuat

windows program 32 bit sebaik versi 16 bit nya. VB 4 juga memperkenalkan

kemampuan untuk menulis non-GUI class pada Visual Basic

7. Visual Basic 5.0 (February 1997), Microsoft merilis secara eksklusif Visual

basic untuk versi windows 32 bit . Programmer yg menulis programnya pada

versi 16 bit dapat dengan mudah melakukan import porgramnya dari VB4 ke

VB5. dan juga sebaliknya, program VB5 dapat diimport menjadi VB4. VB 5

memperkenalakan kemampuan untuk membuat User Control.

8. Visual Basic 6.0 (pertengahan 1998) memperbaiki beberapa cakupan, temasuk

kemapuannya untuk membuat Aplikasi Web-based . Visual Basic 6 di jadwalkan

akan memasuki Microsoft “fasa non Supported” dimulai pada maret 2008

1. Visual Basic .NET, dirilis pada tahun 2002, Beberapa yang mencoba pada versi

pertama .NET ini mengemukakan bahwa bahasa ini sangat powerful tapi bahasa

yg digunakan sangat berbeda dengan bahasa sebelumnya, dengan kekurangan

diberbagai area, termasuk runtime-nya yang 10 kali lebih besar dari paket

runtime VB6 serta peningkatan penggunan memory.

2. Visual Basic .NET 2003, dirilis dengan menggunakan NET framework versi

3. Visual Basic 2005, merupakan itegrasi selanjutnya dari Visual Basic .NET. dan

Microsoft memutuskan untuk menghilangkan kata kata .NET pada judulnya.

Pada Rilis ini , Microsoft memasukan bebrapa fitur baru, diantaranya : Edit and

Continue , mungkin inilah kekurangan fitur terbesar dari VB .NET. pada VB

2005 ini kita diperbolehkan melakukan perubahan kode pada saat program

sedang dijalankan Perbaikan pada Konversi dari VB ke VB NET12 Visual Basic

48

.NET 2003 (VB 7.1) , dirilis dengan menggunakan NET Kerangka kerja versi

1.1. IsNot Patent, merupakan salah satu fitur dari Visual Basic 2005 merupakan

konversi If=Not X Is Y menjadi If X IsNot Y

4. Visual Basic 2005 Express , merupkan bagian dari Product Visual Studio.

Microsoft membuat Microsoft Visual Studio 2005 Express edition untuk pemula

dan yg gemar dengan VB, salah satu produknya adalah Visual Basic 2005

Express yg merupakan produk gratis dari Microsoft

5. Visual Basic “Orcas”, dijadwalkan akan dirilis pada tahun 2007 dan dibangung

diatas .NET 3.5. Pada rilis ini , Microsoft menambahkan beberapa fitur ,

diantaranya : True Tenary operator , yaitu fungsi If(boolean,value, value) yg

digunakan untuk menggantikan fungsi IIF, LINQ Support, Ekspresi Lambda,

XML Literals, Nullable types, Type Inference

6. Visual Basic ‘VBx’, Visual Basic 10, yang juga dkenal dengan nama VBx, akan

menawarkan dukungan untuk Dynamic Language Runtime. VB 10 direncanakan

akan menjadi bagian da 15. an dari SilverLight 1.1

2.2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian

sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian

yang dilakukan.

Pada penelitian ini, penulis memaparkan dua jurnal penelitian terdahulu tentang

sistem informasi penjualan obat, seperti yang di tampilkan pada Tabel 2.5 sebagai

berikut:

49

Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

Siti, Munawaroh.2006 Perancangan Sistem

Informasi Persediaan

Barang Pada Universitas

Stikubank Semarang

dengan menggunakan

Metode Visual basic 6.0

Universitas Stikubank

Semarang dianggap

belum optimal dalam

pengolahan data barang

yang masih manual.

Dengan adanya Sistem

Informasi Persediaan

Barang dapat membatu

proses data barang yang

Efektif

Wahyu, Tri Himawan.

2015

Perancangan Sistem

Informasi Persediaan

Barang Pada Unicorn

Toys Semarang dengan

Menggunakan Metode

Visual Basic 6.0

Penerapan sistem

informasi persediaan

barang di Unicorn Toys

Semarang ini mampu

mempercepat

proses pendataan barang

dan memudahkan dalam

pengambilan keputusan

bagi manajemen.

Dwi, Aprilianto . 2009 Sistem Informasi

Inventory Pada UPN

Mart dengan

menggunakan metode

Visual Basic

Untuk proses persedian

barang, aplikasi yang

diimplementasikan pada

UPN Mart dapat

mengolah data dan

informasi persediaan

barang sehingga data dan

informasi persediaan

barang lebih

terorganisasi.

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu

50

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Kerja

3.1.1 Metode Penelitian

Untuk membantu dalam penyusunan penelitian ini, maka perlu adanya

susunan kerangka kerja (frame work) yang jelas tahapan-tahapannya. Kerangka

kerja ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian

masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka kerja penelitian yang di gunakan

seperti terlihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian

Kegiatan Keluaran

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Analisis Sistem

Pengembangan Sistem

Pembuatan Laporan

Pemahaman tentang teori dan konsep

Data dan informasi

Daftar masalah yang membutuhkan solusi

Sistem informasi Inventory pada

Pt.Hanover Solar Indonesia

Laporan penelitian

51

Berdasarkan kerangka kerja penelitian yang telah digambarkan di atas, maka

dapat diuraikan pembahasan masing-masing tahap dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pencarian landasan-landasan teori yang diperoleh

dari berbagai buku dan juga internet untuk melengkapi perbendaharaan konsep

dan teori, sehingga memiliki landasan dan keilmuan yang baik dan sesuai.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan metode observasi terhadap PT.Hanover Solar

Indonesia untuk diperoleh analisa mengenai proses Inventory barang.

3. Analisis Sistem

Analisis sistem dilakukan dengan mengidentifikasi masalah pada system yang

sedang berjalan, dengan tujuan agar dapat ditemukan permasalahan serta

solusi terhadap proses inventory pada Pt.Hanover Solar Indonesia

4. Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dengan menggunakan model waterfall.

5. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan yang disusun berdasarkan hasil penelitian dengan

menggunakan teknik pengumpulan data primer dan sekunder sehingga

menjadi laporan penelitian yang dapat memberikan gambaran secara utuh

tentang sistem yang sedang dibangun.

52

3.1.2 Alat Bantu Penelitian

Dalam mengerjakan penelitian ini terdapat beberapa alat yang penulis

gunakan, antara lain :

1) Perangkat keras (Hardware)

Spesifikasi dari Hardware yang digunakan adalah :

a) 1(Satu) unit komputer dengan sepesifikasi sebagai berikut:

- Processor : Intel Core I3

- RAM : 2GB DDR2

- Harddisk :320 GB

b) Flash disk (4GB)

2) Perangkat lunak (Software)

a) Windows 7 Professional

b) Microsoft Visual Basic 6.0

c) Microsoft Office access 2007

3) Pengembangan sistem

Alat bantu yang digunakan dalam proses pengembangan sistem adalah sebagai

berikut:

a) Flowchart

b) Data Flow Diagram (DFD)

c) Normalisasi

53

3.2 Gambaran Umum PT.Hanover Solar Indonesia

3.2.1 Profil Perusahaan

PT. Hanover Solar Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang distribusi berbagai produk solar panel (pembangkit listrik tenaga surya).

Produk safety tersebut diimpor dari Singapore dan kemudian dijual kepada

perusahaan-perusahaan yang berada di Batam dan sekitarnya. erusahaan ini

berlokasi di Komplek Hi-Tech Jl. Budi Kemuliaan Blok 6, Kel. Kampung Pelita,

Kec. Lubuk Baja, Batam.

PT. Hanover Solar Indonesia awalnya hanya memiliki sekitar 3 (tiga)

orang karyawan yang bertugas dibagian gudang dan penjaga toko. Setahun

kemudian perusahaan ini berkembang dan menambah karyawan dan

mendaftarkan perusahaan menjadi anggota jamsostek. Seiring perjalanan waktu,

PT. Hanover Solar Indonesia berkembang menjadi pemasok produk safety yang

berkualitas di kota Batam hingga saat ini.

3.2.2 Visi dan Misi serta Tujuan Perusahaan

a)Visi Perusahaan PT. Hanover Solar Indonesia

1. Menjadi perusahaan yang handal dan terpercaya.

2. Memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dan meningkatkan kualitas

kerja.

54

b)Misi Perusahaan PT. Hanover Solar Indonesia

1. Meningkatkan pelayanan yang bermutu kepada customer

2. Membelikan kualitas barang yang bagus agar customer percaya akan

kualitas barang yang perusahaan kami tawarkan.

3. Memciptakan bisnis dengan hasil usaha yang optimal

4. Menbangun struktur organisasi bisnis yang kuat dengan didukung oleh

kepercayaan yang dibelikan

3.2.3 Tujuan Perusahaan

Menjadi perusahaan yang terus berkembang dalam berbagai kondisi

perekonomian dunia dan dapat membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja

yang handal dibidangnya masing-masing, serta memperoleh keuntungan yang

sebesar-besarnya.

3.2.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan hubungan

antara atasan dengan bawahan maupun yang lainnya diamana masing-masing

bagian mempunyai fungsi dan peranannya tesendiri yang saling berhubungan

antara satu dengan yang lain

55

Struktur Organisasi

PT. Hanover Solar Indonesia

Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. Hanover Solar Indonesia

3.3 Penjelasan Struktur Organisasi

Berdasarkan struktur organisasasi diatas dapat diketahui bahwa garis

perintah untuk setiap pekerjaan yang berkaitan dengan bagian kepala accouting,

bagian staf accounting, bagian purchasing, bagian administrasi umum, bagian

kepala penjualan,bagian salesman dan bagian lapangan langsung turun dari

direktur.

Dilihat dari teori organisasi, pemakaian organisasi ini akan mempunyai

banyak keuntungan, yaitu dengan menggunakan struktur organisasi seperti ini,

pimpinan dalam hal direktur dapat mengawasi langsung terhadap seluruh

pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya. Selain itu juga dapat secara langsung

memberikan perintah kerja pada setiap bagian yang ada pada perusahaan ini

Pimpinan

Bagian

Kepala Accounting

Bagian

Kepala Penjualan

Bagian Staf

Gudang

Bagian

Adm.Stock

Bagian

Adminstrasi

Bagian

Purchasing

Bagian

Staf Accounting

Bagian

salesman

Bagian

Lapangan

Direktur

56

tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu juga biaya perusahaan menjadi

relative lebih murah.

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang pada masing-masing bagian:

1. Direktur Utama

a. Meminpin dan bertanggung jawab baik segi operasional maupun non

operasional dari seluruh kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan.

b. Memiliki otoritas penuh terhadap perusahaan.

c. Melindungi dan menjaga harta dan kekayaan perusahaan.

d. Berhak atas pembagian laba saat perusahaan mendapatkan keuntungan.

e. Membuat perencanaan aktivitas pelaksanaan tugas-tugasnya yang akan

dan harus dilaksanakan serta melakukan pengawasan terhadap seluruh

usaha perusahaan.

2. Bagian Kepala Accounting

a. Bertanggung jawab terhadap direktur perusahaan

b. Koordinasi masalah keuangan

c. Memproses setiap permohonan pengeluaran uang, dan memberi intsruksi

ke bagian administrasi umum untuk melakukan transaksi pembayaran atau

pengeluaran kas setelah mendapatkan persetujuan dari direktur

perusahaan.

d. Menerima hasil penjualan dan melakukan verifikasi jumlah penjualan

yang telah diproses bagian administrasi umum.

e. Melakukan penyetoran kas ke bank.

57

f. Memberikan laporan seluruh pengeluaran, penerimaan maupun hal lain

yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

3. Bagian Staf Accounting

a. Bertanggung jawab terhadap direktur perusahaan

b. Koordinasi masalah keuangan

c. membantu menyediakan setiap permohonan pengeluaran uang, dan memberi

intsruksi ke bagian administrasi umum untuk melakukan transaksi

pembayaran atau pengeluaran kas setelah mendapatkan persetujuan dari

direktur perusahaan.

d. Membantu menghasilkan penjualan dan melakukan verifikasi jumlah

penjualan yang telah diproses bagian administrasi umum.

e. Membantu penyetoran kas ke bank.

f. Membantu menyediakan laporan seluruh pengeluaran, penerimaan maupun

hal lain yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

4. Bagian Purchasing

a. Bertanggung jawab memperoleh informasi mengenai harga barang,

menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan

mengeluarkan memo debet setiap terjadi retur pembelian.

b. Melakukan pembelian terhadap barang, alat atau hal lain yang diminta oleh

bagian lain (gudang) sesuai dengan persetujuan direktur perusahaan.

58

5. Bagian Admin Stock

a. Bertanggung jawab terhadap stock barang yang ada.

b. Mencocokkan barang yang datang dengan surat jalan yang ada.

c. Menyiapkan barang yang keluar dari gudang atau yang dipesan.

d. Mengisi kartu stock setiap kali ada penerimaan dan pengeluaran barang.

6. Bagian Staf Gudang

a. Membantu dalam penyiapkan barang yang keluar dari gudang.

b. Membantu dalam menghitung barang yang telah diantar oleh supplier.

7. Bagian Kepala Penjualan

a. Merencanakan dan menyusun seluruh kegiatan penjualan dan pemasaran

perusahaan.

b. Merencanakan dan menyusun seluruh kegiatan penjualan perusahaan dan

dapat memperluas pangsa pasar perusahaan.

c. Membuat marketing strategi untuk memaksimalkan penjualan.

d. Mengusahakan untuk mencapai omset penjualan yang ditetapkan oleh

perusahaan.

e. Melakukan kunjungan yang teratur ke langganan atau mencari langganan

baru.

f. Menjelaskan kebijaksanaan perusahaan mengenai harta, cara pembayaran,

penyerahan barang.

59

8. Bagian Salesman

a. Pemasaran produk yang ada di perusahaan.

b. Menyusun seluruh kegiatan dalam menawarkan produk kepada langganan.

c. Merencanakan membuat strategis kepada calon pembeli.

9. Bagian Lapangan

a. Bertanggung jawab terhadap barang yang akan diantar ke pelanggan.

b. Mengecek barang bersama bagian penerimaan pelanggan sesuai dengan surat

jalan.

c. Mengambil kembali barang yang diretur oleh pelanggan.

d. Tepat waktu dalam proses pengantaran agar terhindar dari keterlambatan

barang diterima oleh pelanggan.

60

BAB IV

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI

4.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan

Pencatatan laporan persediaan yang terjadi pada PT. Hanover Solar Indonesia

saat ini adalah menggunakan Microsoft Excel, setiap hari akan melakukan

penggecekan bahan material yang berupa banyaknya jenis alat safety maka secara

langsung banyak barang yang keluar masuk ke perusahaan tersebut sangat tinggi.

Dengan terbatasnya sumber daya manusia pada bagian pencatatan dan sistem yang

kurang memadai maka akan ditemukan data yang tidak akurat. Dengan adanya

ketidak akuratan data maka akan terjadi pembelian yang mengakibatkan kesalahan

dalam pengecekan barang yang telah tersedia, seperti sering terjadi perselisihan

antara data dengan fisik juga sering terjadi overstock material. Permasalahan lain

adalah seringkali terjadinya pembatalan transaksi oleh pelanggan akibat barang yang

telah dijual dengan barang yang tersedia tidak match (Stock untuk barang tersebut

sudah habis namun tetap dijual). Oleh karena itu PT. Hanover Solar Indonesia

membutuhkan sebuah sistem informasi yang mampu menyimpan dan mengolah data

dengan cepat, efektif dan efisien untuk pengontrolan persediaan material serta

memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan.

61

4.1.1 Aliran Sistem Informasi Yang Sedang Berjalan

Aliran sistem ini bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana proses

penerimaan dan pengeluaran barang yang terjadi dalam perusahaan serta untuk

mengetahui masalah-masalah dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang

terjadi pada sistem yang berjalan. Adapun bentuk sistem yang sedang berjalan untuk

laporan keuangan perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut:

62

Aliran Sistem Informasi Lama

SUPPLIERBAGIAN

PENJUALAN GUDANG PIMPINANKONSUMEN

Data Barang

Data Barang

Data Konsumen

Data KonsumenLaporan Data

Konsumen

Data Barang

Data SupplierData Supplier

Data SupplierLaporan Data

Supplier

Reveice OrderReveice Order

Laporan Data

Barang

Input Data

Konsumen

Proses Data Supplier

Proses Data

Barang

Data Konsumen

2

Proses Data Barang

masuk

Laporan data

barang masuk

Reveice Order 1

Data Barang Masuk

Gambar 4.2 Aliran Sistem Informasi yang Lama

63

Aliran Sistem Informasi Baru

PIMPINANGUDANGBAGIAN

PENJUALANSUPPLIERKONSUMEN

Data PemesananData Pemesanan

Sales Order

Faktur

Sales Order

DO

Invoice

Proses Order

Penyiapan Barang

Keluar

Lakukan Pengiriman

Barang

Rekap Penjualan

Barang

Pengeluaran barang

Data barang

Masuk \ Keluar

Proses Data

Persediaan Barang

Data persediaan

Bukti Penjualan

Barang

Laporan Data

Persediaan Barang

Laporan

Pengeluaran Barang

Faktur

DO

Invoice

Faktur

DO

Invoice

Bukti Penjualan

Barang

Laporan Stock

Barang

Gambar 4.3 Aliran Sistem Informasi yang Lama

64

Prosedur pengolahan data persediaan barang pada sistem yang sedang berjalan dapat

dijelaskan berdasarkan intensitasnya adalah sebagai berikut:

a. Pelanggan

a. Memberikan dokumen daftar permintaan barang kepada bagian

administrasi.

b. Menerima faktur dari bagian administrasi sesuai dengan dokumen

permintaan barang.

b. Bagian Administrasi

a. Menerima dokumen daftar permintaan barang dari pelanggan.

b. Membuat daftar order barang dan menyerahkan kepada bagian gudang.

c. Membuat daftar pembelian barang jika barang yang diorder kebagian

gudang tidak ada.

d. Menyerahkan daftar pembelian barang kepada pemasok.

e. Membuat faktur penjualan jika barang yang diorder ke bagian gudang

tersedia dan menyerahkan kepada konsumen.

f. Membuat laporan persediaan berdasarkan faktur pembelian dan faktur

pesanan dan menyerahkan kepada pimpinan.

g. Menyerahkan barang yang sudah dipesan dari pemasok kebagian gudang.

h. Menyimpan seluruh laporan yang masuk dan mengarsipkan ke binder.

65

c. Bagian Gudang

a. Bagian gudang menerima dan memeriksa order barang dari bagian

administrasi.

b. Menyerahkan kembali order barang dari bagian administrasi jika pada

saat diperiksa ternyata barang tidak tersedia.

c. Menyiapkan barang yang diorder oleh bagian administrasi jika barang

tersebut tersedia dan menyerahkan ke administrasi.

d. Menerima barang yang diterima dari bagian administrasi yang berasal

dari pemsok dan mengecek jumlah barang tersebut.

d. Pimpinan

a. Menerima laporan data pelanggan, data pemasok, penjualan, pembelian

dan laporan persediaan barang dari bagian administrasi.

b. Menyimpan seluruh laporan yang masuk dan mengarsipkannya.

e. Pemasok

a. Menerima pesanan barang dari bagian administrasi.

b. Menyiapkan faktur pesanan dan barang yang dipesan oleh Pelanggan

untuk bagian administrasi.

c. Menerima pembayaran dari bagian administrasi.

66

4.1.2 Masalah yang sedang dihadapi

Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Hanover Solar

Indonesia dalam melakukan pengolahan data persediaan barang adalah:

1. Pencatatan barang masuk, barang keluar dan barang kembali yang

menggunakan sistem manual kurang efektif karena masih mengandalkan

formulasi manual dengan Ms. Excel yang tidak memiliki banyak fasilitas

pendukung seperti searching dan auto-updating.

2. sistem lama tidak didukung adanya fasilitas searching, sehingga

membutuhkan waktu untuk mengecek ulang laporan. Karena laporan

ynag dibuat terpisah, tidak ada Database.

3. Tidak adanya database yang menyimpan data transaksi mulai dari data

pelanggan, data barang, data stock barang, dan jenis barang sehingga

membuat kurangnya kualitas informasi yang dihasilkan dan data tidak

dapat disajikan secara cepat tepat dan akurat.

4.1.3 Usulan pemecahan masalah

Dari hasil analisa diatas masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Hanover

Solar Indonesia terkait dengan pengolahan data persediaan yang sedang

berjalan, maka penulis melakukan analisa untuk memecahkan masalah

tersebut. Oleh karena itu penulis memberikan beberapa usulan dalam

memecahkan masalah, diantaranya:

1. Penulis mencoba merancang sistem informasi persediaan barang dengan

pemrograman Visual Basic 6.0

67

2. Dengan pemrograman ini administrasi dapat mengurangi kesalahan

dalam perhitungan barang, harga stock barang. Karena program ini dapat

menghitung dengan efektif serta meminimalisir kesalahan yang timbul.

3. Memudahkan manajemen dalam membuat laporan-laporan secara cepat

apabila dibutuhkan langsung bisa dicetak dan dapat mempergunakan

informasi dalam pengambilan keputusan dengan cepat.

4.2 Analisa Sistem Yang Baru

Analisa sistem tentang sistem proses pembuatan laporan persediaan pada PT.

Hanover Solar Indonesia memang sudah semuanya diproses dengan menggunakan

komputer. Tetapi masih lumayan banyak permasalahan yang timbul seperti sering

terjadi perselisihan antara data dengan fisik yang mengakibatkan terjadinya overstock

material. Permasalahan lain adalah seringkali terjadinya pembatalan transaksi oleh

pelanggan akibat barang yang telah dijual dengan barang yang tersedia tidak match

(Stock untuk barang tersebut sudah habis namun tetap dijual). Sehingga dalam

membuat laporan persediaan kurang akurat, dan bagi pihak manajemen susah dalam

memgambil keputusan.

4.2.1 Aliran Sistem Informasi Yang Baru

Untuk memperbaiki kinerja dari sistem yang sedang berjalan di bagian

gudang pada masalah sistem pembuatan laporan persediaan, penulis mengusulkan

agar diterapkan suatu sistem informasi yang telah terkomputerisasi sepenuhnya.

Mulai dari input data barang masuk, input data barang keluar, dan data-data lain yang

68

berhubungan dengan pembuatan laporan persediaan. Sistem yang akan diterapkan

adalah sistem informasi akuntansi yang menggunakan aplikasi Visual Basic Versi 6.0.

Hal-hal yang menjadi alasan utama dalam memilih system komputerisasi

dengan menggunakan program Visual Basic Versi 6.0 adalah sebagai berikut:

1. Keefektifan dan keefsienan dari Program Microsoft Visual Basic Versi 6.0,

baik dari segi waktu dan biaya, karena aplikasi ini hanya membutuhkan

sedikit user untuk mengoperasaikannya dan juga waktu yang dibutuhkan

relatif lebih pendek namun mampu mengalah data yang lebih banyak.

2. Dapat menghasilkan laporan-laporan yang lebih akurat dari sebelumnya

karena program tersebut memenuhi standar.

Untuk lebih jelasnya mengenai aliran sistem yang baru ini dapat dilihat

pada sumber aliran sistem yang baru pada PT. Hanover Solar Indonesia maka

dilakukan analisa dengan menggambarkan bagaimana bentuk dari aliran

sistem informasi yang baru pada perusahaan ini nantinya.

69

Aliran Sistem Informasi Baru

SUPPLIERBAGIAN

PENJUALAN GUDANG PIMPINANKONSUMEN

Data Barang

Data Barang

Data Konsumen

Data KonsumenLaporan Data

Konsumen

Data Barang

Data SupplierData Supplier

Data SupplierLaporan Data

Supplier

Reveice OrderReveice Order

Laporan Data

Barang

Input Data

Konsumen

Proses Data Supplier

Proses Data

Barang

Data Konsumen

2

Proses Data Barang

masuk

Laporan data

barang masuk

Reveice Order 1

Data Barang Masuk

4.1 Aliran Sistem Informasi yang baru

PT. Hanover Solar Indonesia

70

Aliran Sistem Informasi Baru

PIMPINANGUDANGBAGIAN

PENJUALANSUPPLIERKONSUMEN

Data PemesananData Pemesanan

Sales Order

Faktur

Sales Order

DO

Invoice

Proses Order

Penyiapan Barang

Keluar

Rekap Penjualan

Barang

Pengeluaran barang

Data Penjualan

Laporan

Pengeluaran Barang

Faktur

DO

Invoice

Faktur

DO

Invoice

Laporan Data

Penjualan

Lakukan

Pengiriman

Barang

4.1 Aliran Sistem Informasi yang baru

PT. Hanover Solar Indonesia

4.2.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang menggambarkan sistem secara

umum. Diagram konteks merupakan alat bantu perancangan yang merupakan

bagian dari Data Flow Diagram (DFD) yang memperlihatkan bagian-bagian

atau entitas-entitas yang terlibat didalam sistem dan bagaimana entitas-entitas

71

tersebut berhubungan. Diagram konteks juga merupakan suatu pandangan,

yang mencakup masukan-masukan dasar, sistem umum dan keluaran.

Diagram ini memperlihatkan pengalihan data didalam sistem dan melebarkan

konseptualitas sistem yang memungkinkan. Diagram ini adalah tingkatan

tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses secara

keseluruhan. Gambar dibawah memperlihatkan bagaimana sistem yang akan

diterapkan di PT. Hanover Solar Indonesia pada sistem informasi proses

pembuatan laporan persediaan.

4.4 Diagram Konteks PT. Hanover Solar Indonesia

4.2.3 Diagram Nol (Data Flow Diagram)

Diagram arus data (data flow diagram) adalah diagram yang

menggambarkan arus data dengan penjabaran dari diagram konteks yang

menggambarkan aliran data yang terjadi didalam sistem. Dalam diagram ini

juga menggambarkan proses-proses yang terjadi didalam sistem. Lebih

Penjualan

Pimpinan Supplier

0 Informasi Persediaan Barang

Pada PT. Hanover Solar

Indonesia

Lap. Data Konsumen

Lap. Data Supplier

Lap. Data Barang

Lap. Data Barang Masuk

Lap. Data Barang Keluar

Lap.Data Penjualan

Valid

Sales_Order Lap. Stock

Kirim Barang (DO)

Data Supplier

Data Barang

DO,PO ,Asli

72

mendetail dibanding diagram konteks. Masukan dan keluaran yang ditetapkan

dalam diagram yang pertama tetap konstan. Penyimpanan-penyimpanan data

juga dapat dilihat pada diagram ini.

List_Barang

4.0*

Input

Pemesanan

3.0*

Input data

Barang

konsumen

6.0

Pembuatan

Laporan

Data_konsumen

Supplier

Data_Barang

Data_konsumen

Data_Supplier

Konsumen Data pemesanan

List_Barang

Data_Supplier

Cek_Barang

Pimpinan

5.0*

Cetak

transaksi dan

D1 Data_konsumen

D2 Data_Supplier

D5 Data_Barang Keluar

Data_Barang D4 Data_Barang Masuk

D6 Data_Penjualan

Data_penjualan

Invoce,Barang

Hasil laporan

D3 Data_Barang

2.0*

Input data

Supplier

73

4.2.4 Diagram Rinci 6.0

Diagram rinci digunakan untuk menrinci desain sistem terdiri dari masukkan,

keluaran dan simpanan serta proses apa saja untuk memperoleh hasil yang

semaksimal mungkin.

6.4*

Pembuatan

Laporan Data

Pimpinan

6.2*

Pembuatan

Laporan Data

6.3*

Pembuatan

Laporan Data

6.5*

Pembuatan

Laporan data

6.1*

Pembuatan

Laporan Data

Laporan_Data_Barang

Laporan_Data_supplier

Laporan_Data_Barang_

Laporan_Data_Barang_masuk

Laporan_Data Barang Keluar

D2 Data_Supplier

D3 Data_Barang

D4 Data_barang masuk

D5 Data_Barang keluar

D1 Data_Data Konsumen

6.6*

Pembuatan

Laporan data

Laporan_Penjualan

D6 Data_Penjualan

74

4.2.5 Entity Relationshiop Diagram

Entity Relationship Diagram adalah diagram yang menunjukkan hubungan

antara entitas yang ada dalam sistem. Dalam diagram ini kita dapat mengetahui

hubungan yang terjadi antara satu entitas dengan entitas yang lain. Diagram ini

berguna nantinya sebagai dasar dalam perancangan programnya. Dalam PT. Hanover

Solar Indonesia , hubungan entitas dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Jual

Request

Barang

Id_Barang

Nama_Barang

Harga_Barang

Stok

Supplier

Id_Supplier

Nama_Supplier

Alamat_Supplier

Konsumen

Id_Konsumen

Nama_Konsumen

Alamat_konsumen

1

M

1

M

Memasok

M

M

Penjualan

Id_Penjualan

Nama_barang

Harga_Barang

Jumlah

Harga

total

75

4.2.6 Spesifikasi Proses

Spesifikasi proses adalah deskripsi atau keterangan tentang apa saja yang

terjadi dalam suatu proses dari level paling bawah dari DFD. Data flow diagram

(DFD) digunakan untuk menggambarkan aliran data yang ada didalam sistem

dan proses-proses apa saja yang dilakukan oleh sistem tersebut serta dapat

digunakan untuk mempresentasikan suatu sistem yang otomatis maupun yang

manual dengan melalui gambar-gambar yang dibentuk.

Setelah dibuat diagram konteks maka selanjutnya dilakukan pengembangan

dengan merancang DFD agar alur sistem yang terjadi dapat diketahui. Pada level

ini dapat digambarkan arus yang terjadi didalam sistem informasi persediaan

barang, sehingga dapat diketahui proses yang terjadi dari sistem sebelum

memberikan informasi. Keuntungan menggunakan DFD adalah untuk

mendukung pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti

system yang akan dikerjakan atau dikembangkan.

Berikut ini adalah spesifikasi proses pada sistem baru kepada PT.

Hanover Solar Indonesia sebagai berikut:

1. Proses 1.0*

Nama Proses : Input data Konsumen

Masukkan : Data Konsumen

Keluaran : File Konsumen

Proses : Input data Konsumen kemudiaan disimpan

kedalam file Konsumen

76

2. Proses 2.0*

Nama Proses : Input data Supplier

Masukkan : Data Supplier

Keluaran : File Supplier

Proses : Input data Supplier kemudiaan disimpan

kedalam file Supplier

3. Proses 3.0*

Nama Proses : Input data Barang

Masukkan : Data Barang

Keluaran : File pelanggan

Proses : Input data Barang kemudiaan disimpan

kedalam file Barang

4. Proses 4.0*

Nama Proses : Input data barang masuk

Masukkan : Data barang masuk

Keluaran : File barang masuk

Proses :Input data barang masuk kemudiaan

disimpan kedalam file barang masuk.

5. proses 5.0*

Nama Proses : Input data barang keluar

Masukkan : Data barang keluar

Keluaran : File barang keluar

Proses : Input data barang keluar kemudiaan disimpan

77

kedalam file barang keluar.

6. Proses 6.0*

Nama Proses : Buat Laporan Penjualan

Masukkan : Laporan Stock

Keluaran : Laporan

Proses : Dari hasil laporan Penjualan barang akan melakukan

pengiriman barang kepada konsumen dan menbuat

rekap penjualan dalam menghasilkan informasi

penjualan barang dan diberikan ke pimpinan.

4.2.7 Kamus Data

Kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan

informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dibuat berdasarkan arus

data yang ada pada DFD. Arus DFD bersifat global dan hanya ditunjukan

nama arus datanya saja.

a. Nama arus data

Nama arus data yang di-catat pada kamus data yang sama dengan arus data

yang ada pada DFD.

b. Alias

Merupakan nama lain dari data. Alias ini deperlukan untuk menbedakan

antara data yang 1 (satu) dengan data yang lainnya.

78

c. Bentuk data

Merupakan wujud dari arusa data yang dapat berupa dokumen dasar/ formulir,

dokumen hasil cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan dilayar monitor,

variabel dan field.

d. Arusa data

Menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju.

e. Penjelasan

Menjelaskan tentang makna dari arus data yang akan dicetak.

f. Volume

Tentang banyak rata-rata data yang mengalir pada priode tertentu dan volume

puncak dari arus data tersebut.

g. Struktur data

Menujukan arus data di-catat pada kamus data, yang terdiri dari item-item apa

saja.

1. Kamus Data untuk Konsumen

Nama arus data : Data_Konsumen

Bentuk data : File

Arus data : proses 1.0 menuju simpanan data d1

Penjelasan : Menyimpan data langganan kedalam table

Konsumen

Periode : Setiap kali terjadi update data Konsumen

Struktur data : Konsumen ={@Kd_Konsumen +

NamaKonsumen + Alamat + No_Telp }

79

2. Kamus Data untuk Supplier

Nama arus data : Supplier

Bentuk data : File

Arus data : Supplier ke Proses 2.0*

Penjelasan : Menyimpan data langganan kedalam table

Supplier

Periode : Setiap kali terjadi update data Supplier

Struktur data :Supplier ={@Kd_Supplier+ NamaSupplier+

Alamat + No_Telp }

3. Kamus Data untuk Data Barang

Nama arus data : Data Barang

Bentuk data : file

Arus data : Proses 2.0* ke Proses 3.0*

Penjelasan : Bagian administrasi akan melakukan input

barang dan pengecekan persediaan barang

sesuai dengan barang yang dipesan.

Periode : Setiap kali konsumen memberikan dokumen

pemesanan barang.

Struktur data : {@Kd_Barang + Nm_Barang + Satuan +

Harga_Beli+Harga_jual +Jumlah}

80

4. Kamus Data untuk Data Barang Masuk

Nama arus data : Data Barang Masuk

Bentuk data : Field

Arus data : Proses .0* ke data store Konsumen

Penjelasan : Detail data penjualan barang kepada Konsumen

Periode : Setiap kali terjadi pembelian

Struktur data : { Tgl_Faktur + No_Faktur + Nama User +

Kd_Konsumen + Unit + Nm_Barang + Harga Jual + Jumlah Jual +

Diskon + Total + Bayar + Sisa}

5. Kamus Data untuk Invoice

Nama arus data : Invoice

Bentuk data : Dokumen cetakan komputer

Arus data : Proses 3.1* ke Customer

Penjelasan : Faktur yang dikirimkan ke Customer

Periode : Setiap kali terjadi penjualan

Struktur data : {@NoFaktur + Nm_Customer + Tgl_Jual +

Nm_Barang + Jumlah + Harga_Satuan + Sub_Total + Total +

Grand_Total TandaTerima + HormatKami}

6. Kamus Data untuk Pemasok

Nama arus data : Data_Pemasok

Bentuk data : File

Arus data : Pemasok ke Proses 4.0*

Penjelasan : Informasi dari setiap Pemasok

81

Periode : Setiap kali terjadi update data Pemasok

Struktur data : {@Kd_Pelanggan + NamaPerusahaan +

Alamat + No_Telp + No_Fax + Keterangan}

4.3 Desain Rinci

4.3.1. Rancangan Formulir

Gambar 4.6 Desain Input Data Supplier

1. Rancangan Input Data Pelanggan

82

Gambar 4.7 Desain Input Data Pelanggan

2. Rancangan Input Data Barang

Gambar 4.8 Desain Input Data Barang

3. Rancangan Input Data Barang Masuk

83

Gambar 4.9 Desain Input Data Barang Masuk

4. Rancangan Input Data Barang Keluar

84

Gambar 4.10 Desain Input Data Barang Keluar

4.3.2 Rancangan Layar Masukan

Tujuan dari desain input adalah untuk menjamin pemasukkan data yang

diterima dan dimergerti agar tercapai keakuratan yang tinggi sehinnga

pemasukkan data dapat dilakukan dengan subjektif mungkin. Dalam

pembahasan salanjutnya dirancang desain input adalah sebagai berikut:

5. Rancangan Input Data Supplier

85

Gambar 4.6 Desain Input Data Supplier

6. Rancangan Input Data Pelanggan

Gambar 4.7 Desain Input Data Pelanggan

86

7. Rancangan Input Data Barang

Gambar 4.8 Desain Input Data Barang

8. Rancangan Input Data Barang Masuk

87

Gambar 4.9 Desain Input Data Barang Masuk

9. Rancangan Input Data Barang Keluar

88

Gambar 4.10 Desain Input Data Barang Keluar

4.3.3 Rancangan Laporan

Desain output digunakan untuk membuat laporan yang merupakan

keluaran atau hasil yang diinginkan dan juga merupakan alat komunikasi atau

penghubung yang utama antara pemakai atau sistem komputer. Bentuk output

merupakan tampilan atau pengeluaran dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan

dalam suatu kegiatan.

1. Desain Output Data Supplier

89

2. Desain Output Data KONSUMEN

90

3. Desain Output Data Barang

4. Desain Output Data Barang Masuk

91

5. Desain Output Data Barang Keluar

6. Desain Output Data Penjualan Barang

92

4.3.4 Rancangan File

Dalama perancangan sistem yang baik diperlukan beberapa file yang bertujuan untuk

memudahkan pengambilan informasi data. File-file ini saling berkaitan satu sama

dengan yang lain dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pemakai atau user.

Beberapa pertimbangan dalam mendesain file antara lain:

1. Pemilihan media yang digunakan untuk menyimpan data, misalnya flash dish,

disket, harddish dan lain-lain.

2. Tujuan dari file.

3. Apakah file yang dirancang untuk digunakan untuk file input dan output.

4. Kemampuan perangkat keras yang akan digunakan.

5. Ukuran file dan kecepatan pemrosesan.

Adapun file-file yang akan digunakan dalam merancang sistem yang baru adalah

sebagai berikut:

1. File Konsumen

Tabel 4.6 File DataKonsumen

File Name : Persediaan

Tabel Nama : konsumen

Field Key : Kode konsumen

Media Penyimpanan : Flas Disk/ Harddish

93

No. Field Jenis Lebar Keterangan

1. Kode_k Text 10 Kode konsumen

2. Nama_k Text 30 Namakonsumen

3. Alamat Text 35 Alamat

4. Tlp Number 15 Telepon

5. Faks Number 15 Faks

6. Email Text 20 Email

7. Contatc_Person Text 20 Contact Person

8. Tanggal Date & Time 8 Tanggal

2. File supplier

Tabel 4.7 File Data Supplier

File Name : Persediaan

Tabel Nama : Supplier

Field Key : Kode Supplier

Media Penyimpanan : Flas Disk/ Harddish

No. Field Jenis Lebar Keterangan

1. Kode_S Text 10 Kode Supplier

2. Nama_S Text 30 Nama Supplier

3. Alamat Text 35 Alamat

4. Tlp Number 15 Telepon

94

5. Faks Number 15 Faks

6. Email Text 20 Email

7. Contatc_Person Text 20 Contact Person

8. Tanggal Date & Time 8 Tanggal

3. File Barang

Tabel 4.8 File Data Barang

File Name : Persediaan

Tabel Nama : Barang

Field Key : Kode Barang

Media Penyimpanan : Flas Disk/ Harddish

No. Field Jenis Lebar Keterangan

1. Kode_B Text 10 Kode barang

2. Nama_B Text 30 Nama barang

3. Satuan Text 35 Satuan

4. Harga_beli Number 15 Harga beli

5. Harga_jual Number 15 Harga jual

6. Stock Number 20 Stock

7. Stock_min Number 20 Stock min

8. Tanggal Date & Time 8 Tanggal

4. File Barang

95

Tabel 4.8 File Data Barang Masuk

File Name : Persediaan

Tabel Nama : Datang Barang Masuk

Field Key : No. Receice Order

Media Penyimpanan : Flas Disk/ Harddish

No. Field Jenis Lebar Keterangan

1. NO_RO Text 10 Receice Order

2. Tanggal Date & Time 8 Tanggal

3. Nama_supplier Text 30 Nama Supplier

4. Satuan Text 15 Satuan

5. Jumlah Text 15 Jumlah

6. Harga Number 20 Harga

5. File Barang

Tabel 4.8 File Data Barang Keluar

File Name : Persediaan

Tabel Nama : Datang Barang Keluar

Field Key : No. Order

Media Penyimpanan : Flas Disk/ Harddish

96

No. Field Jenis Lebar Keterangan

1. NO_ORD Text 10 Receice Order

2. Tanggal Date & Time 8 Tanggal

3. Nama_pelanggan Text 30 Nama Pelanggan

Tanggal Date &Time 8 Tanggal

4. Satuan Text 15 Satuan

5. Jumlah Text 15 Jumlah

1. File Penjualan

Tabel 4.8 File Data Barang Penjualan

File Name : Persediaan

Tabel Nama : Penjualan

Field Key : Kode Penjualan

Media Penyimpanan : Flas Disk/ Harddish

No. Field Jenis Lebar Keterangan

1. NO_ORD Text 10 Receice Order

2. Nama_Konsumen Text 15 Nama konsumen

3. Nama_Barang Text 30 Nama_Barang

4. Harga Number 20 Number

5. Satuan Text 15 Satuan

6. Jumlah Text 15 Jumlah

97

4.4 Rencana Implementasi

Rencana implementasi sistem baru ini dilakukan agar kegiatan yang telah

direncanakan dalam rencana implementasi dapat diimplementasikan. Kegiatan yang

dapat dilakukan dalam tahap implementasi adalah sebagai berikut:

4.4.1 Jadwal Implementasi

4.4.2 Perkiraan Biaya

Dalam melakukan implementasi maka perlu dilakukan analisa biaya yang

biasa disebut anggaran biaya, anggaran biaya ini meliputi anggaran dari awal sampai

akhir atau sampai implementasi sistem dijalankan.

1. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)

- Biaya pembelian perangkat keras Rp. 4.000.000

- Biaya instalasi perangkat lunak Rp. 50.000

- Biaya manajemen pengadaan Rp. 50.000

Total Rp. 4.100.000

2. Biaya Proyek

a. Tahap Analisis Sistem

- Biaya untuk pengumpulan data Rp. 50.000

- Biaya dokumentasi (ATK, fotocopy) Rp. 50.000

- Biaya manajemen analisis Rp. 200.000

Total Rp. 2.100.000

b. Tahap Disain Sistem

98

- Biaya dokumentasi Rp. 50.000

- Biaya manajemen disain Rp. 1.750.000

Total Rp. 1.800.000

c. Tahap Programing

- Biaya pengumpulan data Rp. 50.000

- Biaya manajemen programing Rp. 1.500.000

Total Rp. 1.550.000

d. Tahap Penerapan/ Implementasi Sistem

- Biaya pembuatan formulir baru Rp. 100.000

- Biaya konversi data Rp. 100.000

- Biaya training Rp. 200.000

- Biaya manajemen penerapan sistem Rp. 1.000.000

Total Rp. 1.400.000

Total biaya Proyek Rp. 10.950.000

99

4.5 Perbandingan Sistem

Adapun perbandingan sistem lama dengan sistem baru dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini:

No. Sistem Lama Sistem Baru

1.

2.

3.

Tingkat keamanan data kurang,

meskipun aplikasi yang digunakan

adalah Microsoft Excel telah

terdapat security akan tetapi banyak

software yang mampu membuka

password tersebut.

Informasi tentang persediaan barang

yang kurang akurat dan relatif lama,

karena harus berulang-ulang dalam

menbuat laporannya.

Dalam penyimpanan data kurang

terjamin dengan menggunakan

program microsoft excel karena

program tersebut tempat

penyimpanan data ada keterbatasan

Sistem sudah memiliki tingkat

keamanan yang lebih terjamin karena

sudah dilengkapi dengan hak akses

(security log in) sehingga tidak semua

orang bisa mengaksesnya.

Dengan menggunakan sistem rancang

baru ini ,sehingga dalam menbuat

laporan persediaan dgn cepat dan

akurat.

Dengan menggunakan database

sebagai tempat penyimpanan data,

maka akan mengurangi terjadinya

kerusakan file juga tidak ada

keterbatasan dalam penyimpanan data.

100

tertentu, juga kadang terjadi

kerusakan data atau error.

4.6 Analisis Produktifitas

Dengan menggunakan sistem informasi yang baru maka produktifitas PT.

Hanover Solar Indonesia akan semakin meningkat, hal dikarenakan sistem

pengolahan data-datanya dapat dilakukan dengan cepat sedangkan waktu yang

disediakaan dalam melaksanakan pemrosesan data supplier, masukkan data barang

masuk dan keluar serta data barang sangat terbatas dengan adanya sistem baru

memungkinkan pekerja atau user untuk dapat melakukan pemrosesan data-data yang

lebih cepat.

101

4.6.1 Segi Efisiensi

a. Dengan menggunakan sistem rancang baru ini maka dalam mencari dan

menbuat laporan tidak perlu menghabiskan waktunya sehingga pimpinan dapat

mengambil keputusan dengan tepat dan akurat.

b.Penggunaan kertas lebih efisien sehingga data persediaan barang sudah

tersimpan dalam bentuk database, dimana apabila data dibutuhkan sewaktu-

waktu sangat mudah untuk memperolehnya.

4.6.2 Segi Efektifitas

a. Dalam proses pengolahan data persediaan barang dengan mengunakan sistem

informasi yang baru dapat memudahkan dalam mencari dan menbuat laporan

sehingga tidak perlu menghabiskan waktu

b.Dengan menggunakan sistem informasi ini,sehingga pembuatan laporan dapat

ditampilkan dengan cepat dan tepat pada waktu secara otomatis.

101

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dikaitkan dengan

permasalahan penelitian yang telah dirumuskan pada bab pendahuluan, dari penelitian

ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Persediaan Barang yang masih menggunakan sistem

sederhana yaitu penggunaan Microsoft Excel dibutuhkan waktu yang lebih

lama untuk menghasilkan laporan-laporan yang dibutuhkan oleh Manajemen

pada PT. Hanover Solar Indonesia

2. Dengan menerapkan Sistem Perancangan Persediaan barang menggunakan

pemrograman Visual Basic 6.0 akan meningkatkan kecepatan dalam

penginputan data sehingga, PT. Hanover Solar Indonesia mampu menyajikan

Laporan–Laporan yang cepat dan akurat.

3. Dengan menggunakan Sistem Informasi Persediaan Barang system Informasi

Persediaan Barang , akan memberikan penghematan segi biaya, tenaga dan

waktu pada PT. Hanover Solar Indonesia

102

5.2 Saran

Pada bagian akhir penulisan ini, penulis ingin menyampaikan beberapa saran

kepada pihak PT. Hanover Solar Indonesia:

1. Banyak volume transaksi yang terjadi didalam perusahaan menuntut

diperlukannya kecepatan dan ketelitian dalam penginputan dan pembuatan

laporan yang akurat.

2. Hendaknya PT. Hanover Solar Indonesia dapat menerapkan aplikasi

menggunakan pemrograman Visual Basic 6.0 untuk menunjang Sistem

Informasi Persediaan barang pada perusahaan yang akan sangat

bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam menyajikan

laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Ario Suryo Kusumo, 2002, Pemrograman DataBase dengan Visual Basic 6.0I, PT Elek

Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Ario Suryo Kusumo., 2003, Pemrograman Database dengan Microsoft Visual Basic 6.0,

Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Djoko Pramono, (2002), Mudah Menguasai Visual Basic 6, PT. Elek Media Komputindo,

Jakarta.

Gordon B. Davis., 1984, Management Information Sistem. Penerbit McGrowth Hill.

Greg Perry., 1997, Visual Basic Dalam 12 Pelajaran Yang Mudah, Andi, Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M 1995, Analisa dan Desain System Informasi : Pendidikan Terstruktur,

Andi Offset, Yokyakarta.

Jogiyanto, H.M. 1990. Analisa dan Desain Sistem Informasi, Pendekatan Terstruktur

Teori & Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Jogyakarta.

M. Agus J. Alam, 2001, Microsoft Visual Basic versi 6.0, PT. Elek Media Komputindo,

Jakarta.

Reymond Mc Leod., 1996, Sistem Informasi Manajemen, Prentice Hall, Jakarta.

Reymond Mc Leod., 2001, Management Information Sistem, Prentice Hall International

Inc, New Jersey.

Teguh Wahyono, 2004, Sistem Informasi, Graha Ilmu, Yokyakarta.

Toger M Simatupang, 1994, Teori Sistem, Andi Offset, Yokyakarta.

William Stamatakis., 2001, Microsoft Visual Basic Design Patterns, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.