Perancangan Sistem Informasi Direct Maintenance Cost...
Transcript of Perancangan Sistem Informasi Direct Maintenance Cost...
Perancangan Sistem Informasi Direct Maintenance Cost dengan
Menggunakan Relational Database
(Studi Kasus PT GMF AeroAsia)
Nanci Adriani, Imam Baihaqi, ST., M.Sc., Ph.D, Nani Kurniati, ST, MT Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: [email protected]; [email protected]; [email protected]
Abstrak Sebagai salah satu perusahaan terbesar dibidang perawatan pesawat terbang, maka GMF Aero
Asia sangat memperhatikan kualitas layanananya. Harga berperan penting sebagai salah satu
faktor berpengaruh dalam memenangkan persaingan pasar. Selama ini perusahaan belum bisa
menghitung jumlah akurat dari sebuah paket perawatan karena data-data mengenai biaya
perawatan tersebut tidak lengkap dan data yang tidak terintegrasi dengan baik. Untuk itu
diperlukan sebuah sistem yang baik yang bisa menampilkan biaya-biaya tersebut. Untuk
mencapai tujuan tersebut digunakan software Microsoftt Acces, tetapi belum mencakup seluruh
data karena skup pekerjaan yang sangat luas. Karena itu diperlukan suatu panduan dan gambaran
untuk bisa membimbing pencapaian tujuan akhir tersebut dan juga dapat digunakan sebagai
landasan proyeksi lama waktu yang dibutuhkan.
Kata kunci: relational database, flow process
ABSTRACT
As one of the biggest MRO company in the world, GMF-AA is very concern of their quality of
service. One of the most important factor of quality of service is cost. Becaouse cost influenced the
market significantly, the company put alot of attention in this area. Until this day, GMF-AA still
cannot calculate maintenance cost accurately because their data is related, complicated, and not
integrated. GMF-AA need a excelent system for showing maintenence cost and their related data.
Relational Database is using to reach that objective with Microsoft Access, but this database is not
complete yet because of so many data of aircraft maintenance cost and the workscoop is very large.
So, a recommendation is given in this final project to magnified next researcher.
Keywords: relational database, flow process
1. Pendahuluan
Garuda Maintenance Facilities Aero Asia
(GMF Aero Asia) merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang jasa
perawatan pesawat terbang yang berdiri pada
tahun 1984. GMF merupakan divisi dari
Garuda Airlines yang berfungsi untuk
meningkatkan keandalan dan keamanan dari
pesawat-pesawat terbang yang dimiliki. Untuk
meningkatkan kapabilitasnya, fokusnya berubah
menjadi Strategic Business Unit (SBU) sejak
tahun 1996 dengan nama SBU-GMF dan mulai
melayani sepertiga maskapai penerbangan.
GMF lepas dari Garuda Airlines pada bulan
Agustus 2002 dan dikenal sebagai salah satu
fasilitas perawatan pesawat yang paling baik
dan paling besar.
Departemen Engineering Service
merupakan salah satu departemen di dalam
GMF yang fokus terhadap dokumen, biaya, dan
keandalan. Unit ini merupakan unit bisnis yang
pekerjaannya tidak terlihat secara fisik tetapi
sangat vital dalam proses maintenance agar
2
berjalan efektif dan efisien dan berperan penting
bagi kualitas sistem.
Biaya merupakan salah satu faktor
penting yang sangat diperhatikan oleh GMF.
Biaya maintenance diprediksi oleh departemen
Planning dengan data kebutuhan yang
didapatkan dari Engineering Service dan harga
material yang didapatkan dari departemen
Material. Maintenance program dibuat dengan
tujuan untuk memudahkan penyampaian dan
penyaluran informasi mengenai maintenance.
Divisi dalam Engineering Service yang bertugas
mengenai maintenance program adalah
Technical Engineering Reability-2 (TER-2).
Maintenance cost sendiri terbagi menjadi direct
maintenance cost dan indirect maintenance
cost. Faktor-faktor direct maintenance cost
adalah tenaga kerja dan material. Biaya lain
yang tidak termasuk dalam direct maintenance
cost merupakan indirect maintenance cost.
Indirect maintenance cost sulit untuk dihitung
sehingga nilainya dihitung melalui koefisien
yang dikalikan dengan direct maintenance cost
dimana besarnya koefisien berdasarkan
kebijakan perusahaan. Direct maintenance cost
juga terbagi antara on-aircraft dan off-aircraft.
On-aircraft yaitu perbaikan yang dilakukan
pada pesawat ketika masih utuh, contohnya
adalah inspeksi. Sedangkan off-aircraft yaitu
perbaikan yang dilakukan dengan melepas salah
satu bagian dari pesawat misalnya mesin
pesawat yang kemudian akan dikirim ke engine
shop.
Dokumen yang sering dipergunakan
oleh GMF yang berhubungan dengan
maintenance cost ini adalah MPD (Maintenance
Planning Data), AMM (Aircraft Maintenance
Manual), CAMP (Continuous Airworthiness
Maintenance Program), Task card, GIA
(Garuda Indonesia Airways), dan IO/EO
(Intructions Order). MPD merupakan dokumen
yang dokumen yang dikeluarkan oleh
perusahaan manufaktur yang menyediakan
informasi rencana perawatan yang diperlukan
untuk operator pesawat untuk mengembangkan
program perawatan terjadwal yang dibuat sesuai
kebutuhan. Setiap perusahaan airline
mempunyai tanggung jawab akhir untuk
menentukan kebijakan perusahaan mengenai
apa yang dilakukan dan kapan melakukannya.
Kebijakan perusahaan ini tentunya dimiliki juga
oleh GMF dan dibuat dalam bentuk dokumen
yang bernama CAMP (Continuous
Airworthiness Maintenance Program). AMM
merupakan dokumen lengkap mengenai
bagaimana melakukan kerja secara detil
dilengkapi dengan gambar-gambar. Task card
merupakan instruksi kerja yang berisi prosedur
atau tahapan-tahapan pelaksanaan kerja. Untuk
semua tipe pesawat, manhours didapatkan dari
MPD, dan material dan tools/equipment
didapatkan dari Task card. CAMP, yang
merupakan milik perusahaan, berisi kumpulan
data integrasi antara MPD, Task card, dan
AMM. IO/EO juga merupakan intruksi kerja,
tetapi untuk kejadian-kejadian yang tidak
diharapkan/ tidak terduga.
Aliran informasi faktor-faktor direct
maintenance cost tersebut merupakan sebuah
siklus. TER-2 akan membuat rekapitulasi
material, tools/equipment dan manhours standar
kemudian mengirimkan data-data tersebut ke
Departemen Planning. Departemen Planning
bertugas untuk membuat job card,
mengelompokkan task ke dalam beberapa
kategori, membuat penjadwalan produksi
dengan mempertimbangkan kapasitas sumber
daya yang dimiliki baik itu tools, material,
manhours, hangar maupun apron, membuat
maintenance record, dan membuat prediksi
biaya. Setelah penjadwalan kerja selesai
dikelompokkan maka data-data akan dikirim ke
Departemen Produksi untuk dieksekusi. Data-
data realisasi tersebut akan dikirim ke TER lagi
untuk mengevaluasi CAMP. Perbedaan dari
departemen yang satu ke departemen yang
lainnya mengakibatkan kesulitan dalam
menghitung maupun melakukan prediksi
maintenance cost. Belum lagi, selama ini setiap
departemen membuat data-data untuk keperluan
departemen itu sendiri dengan jumlah dan
informasi task yang tidak lengkap. Bahkan,
kadang formatnya tidak sama dengan
departemen lainnya, sehingga bila ingin
mengetahui data tersebut maka karyawan harus
mendatangi departemen itu dan mempelajari
dokumen tersebut. Untuk itu, hal yang pertama
kali dilakukan adalah mengintegrasikan seluruh
data-data terkait ke dalam satu wadah.
Selama ini biaya perawatan yang
ditawarkan kepada customer merupakan biaya
perkiraan secara kasar oleh pejabat GMF yang
yang sudah berpengalaman dengan
menggunakan referensi biaya-biaya perusahaan
3
MRO lainnya di Asia. Konsep penentuan biaya
yang digunakan saat ini adalah PBTH (Pay By
The Hours). PBTH merupakan pembayaran
maintenance cost per jam terbang pesawat.
Metode yang lain yaitu TMB (Time Material
Based). TMB jelas memperhitungkan manhours
dan material yang digunakan sehingga lebih
akurat dibandingkan dengan PBTH. Beberapa
pelanggan yang menggunakan sistem TMB
tidak puas dengan perhitungan yang diberikan
dan juga service GMF yang dirasakan kurang
baik. Hal ini disebabkan karena perusahaan
belum mempunyai data historis yang lengkap
dan metode perhitungan yang sesuai juga sering
kali laporan yang diberikan terlambat kepada
pelanggan. Karena selama ini tidak ada
landasan maintenance cost, maka keakuratan
total revenue sulit untuk didapatkan. Selama ini
target revenue didasarkan pada peningkatan
jumlah maintenance yang dilakukan. Hal ini
tentu saja mengakibatkan kesulitan dalam
mengevaluasi biaya. Hal yang pertama kali
perlu dilakukan adalah mencari biaya standar
untuk setiap nomor CAMP dari dokumen-
dokumen MPD, Task card dan AMM dengan
membuatnya ke dalam bentuk database yaitu
relational database karena setiap item dokumen
mempunyai referensi item dokumen lainnya.
Relational database merupakan bentuk
penyimpanan data yang terdiri dari beberapa
tabel, bukan dalam satu tabel yang berisi data
yang komplit. Tabel-tabel dalam database
tersebut kemudian dikoneksikan dan
dikombinasikan satu dengan yang lain dengan
istilah relationship. Query merupakan
kumpulan tabel yang mempunyai hubungan atau
relationship. Dengan menggunakan relational
database maka database menjadi lebih besar,
lebih cepat, dan lebih efisien.
Permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah bagaimana merancang
sistem perhitungan maintenance cost dengan
menggunakan relational database.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi faktor direct
maintenance cost yang tedapat pada data
standar pada on-aircraft aintenance cost,
merancang struktur biaya perawatan, membuat
relational database faktor biaya dari dokumen
yang digunakan sehingga data-data terintegrasi
dan terstruktur dengan baik, membuat gambaran
besar aliran data direct maintenance cost,
membuat rekomendasi pengembangan sistem
untuk peneliti yang ingin melanjutkan penelitian
ini.
2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan 5 tahapan
yaitu, tahap analisa sistem, tahap perancangan
sistem, perancangan interface, verifikasi dan
validasi, dan pengembangan system. Pada tahap
analisa sistem dilakukan pengumpulan data
berupa gambaran umum perusahaan, metode
maintenance cost existing, data dari dokumen
CAMP, MPD, Task card, dan AMM.
Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan entry data secara manual dari
dokumen-dokumen. Pada tahap perancangan
sistem dilakukan analisa user requirement,
perancangan tabel, perancangan relasi antar
tabel. Setelah itu dilakukan perancangan
interface untuk memudahkan pengguna
memahami dan menggunakan aplikasi.
Selanjutnya validasi dilakukan untuk memeriksa
apakah fungsi dapat dijalankan dan verifikasi
dilakuakn untuk melihat apakah fungsi-fungsi
sesuai dengan kebutuhan.
3. Analisis Sistem
Faktor direct maintenance cost yang
digunakan adalah yang bersumber dari dokumen
4
yang saling berkaitan satu sama lain. Berikut
relasi antar dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini tersebut.
CAMP
Task Card
MPD
Material
Tools
Gambar 3. 1 Dokumen yang digunakan dalam
penelitian
Material dan tools didapatkan dari task
card, CAMP berisi nomor Task Card dan MPD,
dan Task Card bersumber juga pada MPD.
Berdasarkan data yang didapatkan
dilakukan analisa kebutuhan sistem. Di bawah
ini merupakan tabel kebutuhan fungsional untuk
masing-masing pengguna.
Tabel 3. 1. Kebutuhan fungsional
No Kebutuhan
1 Menampilkan list CAMP (dan filternya)
2 Menampilkan list MPD (dan filternya)
3 Menampilkan list Interval (dan filternya)
4 Menampilkan list material
5 Menampilkan list tools
6 Menampilkan grafik efektifitas dokumen
7 Mencari Cross Refference
8 Mencari kebutuhan interval
9 Mencari / edit / tambah / hapus tools
10 Mencari / edit / tambah / hapus CAMP
11 Mencari / edit / tambah / hapus material
12 Mencari / edit / tambah / hapus MPD
13 Mencari / edit / tambah / hapus task card
14 Menampilkan biaya tiap task card
15 Menampilkan biaya tiap interval
Tabel 3. 2 Kebutuhan non fungsional
No. Kebutuhan
1 Sistem harus dapat beroperasi selama hari
kerja
2 Pengguna dapat meng-edit data yang ada
3 Pengguna dapat mengakses data yang up
date
4 Setiap fungsi yang ada dapat berlaku untuk
semua komputer
5
Menambah nomor CAMP, Task card, dan
MPD hanya dapat ditambahkan
berdasarkan data yang belum ada pada
setiap tabel
6 Selalu ada kode material, kode tools,
nomor CAMP, MPD, Task card
3.1 Maintenance cost existing
Metode maintenance cost yang
digunakan di perusahaan ada dua jenis yaitu
TMB (Time Material Based) dan PBTH (Pay
By The Hours). TMB yaitu jenis pembayaran
yang dihitung berdasarkan banyaknya material
dan manhours yang digunakan. Sedangkan
PBTH merupakan jenis pembayaran yang
dihitung berdasarkan jumlah FH (Flight Hours).
FH merupakan jumlah jam terbang pesawat.
Jadi, dengan kata lain, perusahaan akan dibayar
bila pesawat mengudara. Besarnya biaya per FH
ditentukan oleh pihak perusahaan dan
pelanggan. Nilai tersebut berbeda-beda untuk
tiap pesawat. Dari kemudahan perhitungan,
sistem PBTH lebih disukai karena hanya
mengalikan jam terbang dengan biaya per jam
terbang. PBTH hanya memperhitungan jam
terbang pesawat, padahal biaya perawatan
ditentukan oleh banyak factor. Diperlukan rapat
yang intens oleh orang-orang yang kompeten
dengan melihat banyak aspek walaupun
perhitungan material dan manhours yang
digunakan tetap menjadi salah satu acuan
penentuan harga. Biasanya rapat tersebut
dilakukan oleh pihak direksi. Metode yang
digunakan dalam menentukan maintenance cost
tergantung dari permintaan pelanggan.
4. Perancangan Sistem
Setelah melakukan tahap pengembangan
model dari segi proses modeling-nya, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan
pengembangan model dari segi penyusunan
katerkaitannya antar data yang sering disebut
dengan istilah data modeling.
4.1 Use Case Model
Use-case model merupakan analisa
yang digunakan untuk menunjukkan interaksi
antar tiap level user dalam penggunaan dalam
sebuah system informasi dan dalam hal ini
adalah penggunaan database maintenance. Pada
penelitian ini tahap ini dilakukan untuk melihat
5
interaksi antara user dan operator dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam
hal pendistribusian perintah kerja.
4.2 Data Flow Diagram
Data flow diagram adalah sebuah metode
yang digunakan untuk menggambarkan aliran
data dan proses yang mengalir pada sebuah
sistem.
Gambar 4. 1 Diagram konteks
DFD level satu menyatakan interaksi yang lebih
spesifik yang terjadi di dalam sistem.
Gambar 4. 2 Data Flow Diagram level 1
4.3 Identifikasi Entity
Setelah batasan ruang lingkup sistem
yang akan dibangun ditentukan maka
selanjutnya adalah identifikasi entity apa saja
yang termasuk dalam sistem. Entity merupakan
bagian dari system yang diamati. Entity yang
didapatkan adalah : CAMP, MPD, Task card,
AMM, material, dan tools.
4.4 Identifikasi Atribut
Setiap entity mempunyai beberapa
atribut yang menjelaskan dan mewakili entity
tersebut dan uraian atribut selengkapnya dari
seluruh entity dalam sistem diatas adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 1 CAMP
No
.
Nama
atribut Tipe data Deskripsi
1 CAMP ID
Auto
Number
2 CAMP Text CAMP item number
3 camp-mpd Text Keterkaitan dengan MPD
4 deskripsi Memo Deskripsi task
5
revisi
CAMP Date/Time Tanggal revisi
6 efektif date Date/Time Efektivitas interval
Tabel 4. 2 Cross Reff
No. Nama atribut Tipe data Deskripsi
1 ID AutoNumber
2 CAMP Text
3 Task card Text
4 MPD Text
Tabel 4. 3 Utilisasi
No. Nama atribut Tipe data Deskripsi
1 ID AutoNumber
2 FH Number
3 FC Number
Tabel 4. 4 Material
No. Nama atribut Tipe data Deskripsi
1 M ID AutoNumber
2 kode material Text
3
deskripsi
material Memo
4 part number Text
5 harga Currency
6 satuan Text
6
Tabel 4. 5 Tools
No. Nama atribut Tipe data Deskripsi
1 T ID AutoNumber
2 kode tools Text
3 deskripsi tools Memo
Tabel 4. 6 Task card
Tabel Task card
N
o.
Nama
atribut
Tipe
data Deskripsi
1 Task card Text
Nomor Task
card
2
Revisi Task
card
Date/Ti
me Tanggal revisi
Tabel 4. 7 Task card (Tools)
N
o.
Nama
atribut
Tipe
data Deskripsi
1 ID
Auto
Number
2
Task
card Text Nomor Task card
3
Kode
tools Text Spesifikasi tools
Tabel 4. 8 Task card (Material)
No
.
Nama
atribut Tipe data Deskripsi
1 ID
Auto
Number
2 task card Text Nomor Task card
3
kode
material Text
4 kuantitas Number
Jumlah material
yang dibutuhkan
5 Satuan Text Satuan material
Tabel 4. 9 MPD
No.
Nama
atribut Tipe data Deskripsi
1 MPD ID
Auto
Number
2 MPD Text Nomor MPD
3 mpd-camp Text
Keterkaitan MPD-
CAMP
4 manhours Number Jumlah manhours
5 Initial 1 Number Angka Interval initial 1
6 dimensi I 1 Text Dimensi Interval Initial 1
7 Initial 2 Number Angka Interval Initial 1
8 Dimensi I 2 Text Dimensi Interval Initial 2
9 Repeat 1 Number Angka Interval Repeat 1
10 Dimensi R1 Text Dimensi Interval Initial 1
11 Repeat 2 Number Angka Interval Repeat 2
12 Dimensi R2 Text Dimensi Interval Initial 1
13 revisi MPD Date/Time Tanggal revisi MPD
Tabel 4. 10 Biaya Manhours
No.
Nama
atribut Tipe data Deskripsi
1
biaya
manhours Currency Biaya mekanik per jam
Tabel 4. 11 Faktor Manhours
No
.
Nama
atribut Tipe data Deskripsi
1 ID Autonumber
2 EF Number faktor efisiensi
3 RM Number manhours rutin
4 NRM-N Number
manhours non rutin
untuk pesawat baru
5 NRM-M Number
manhours non rutin
untuk pesawat mature
7
4.4 Entity Relationship Diagram Model
(ERD)
Relationship dalam dalam konteks
sistem informasi berarti hubungan atau relasi
antar tabel yang biasanya merupakan hubungan
antara atribut primary key tabel yang satu dan
foreign. Foreign key merupakan semua atribut
yang ada di dalam tabel yang bukan merupakan
primary key. Primary key dihubungkan dengan
foreign key kemudian selanjutnya perlu
dilakukan editing pada relationships karena
belum terdefinisi keterkaitan relasi.
4.4 User Interface
User interface diharapkan
mempermudah pengguna aplikasi dalam
menjalankan tugas sesuai dengan kebutuhan
yang diharapkan. Gambar 5.6 merupakan
gambar interface navigation dalam
menggunakan sistem tersebut. Pilihan menu
yang tersedia ada 7 yaitu:
1. Entry Data
2. Data List
3. Data Detil
4. Entry Utilisasi
5. Cross reff
6. Entry productivity factors
7. Report
Gambar 4. 3 Interface Navigation Sistem
4.5 Pengujian Perancangan Aplikasi
Pengujian ini merupakan perngujian
yang mempertanyakan kelayakan dari aplikasi.
Pengujian terbagi 2 yaitu verifikasi dan validasi.
Setelah pengujian verifikasi lolos, maka
dilanjutkan pada pengujian validasi.
4.5.1 Verifikasi
Pada tahap ini akan dilakukan verifikasi
terhadap hasil rancangan dan pengembangan
sistem untuk mengetahui apakah sistem sudah
bebas dari error. Setelah dilakukan pengecekan
secara bertahap maka dapat disimpulkan bahwa
sistem sudah bebas dari error dan dapat
8
dilanjutkan menuju proses selanjutnya yaitu
proses validasi.
4.5.2 Validasi
Uji validasi dilakukan agar dapat
diketahui apakah sistem yang dibuat sudah
sesuai dengan keadaan real system atau dengan
kata lain sistem telah sesuai dengan kebutuhan.
Misalkan saja pencarian dilakukan pada
menu List Interval dimana terdapat fasilitas
pencarian dimensi interval dan angka interval
tersebut. Bila hanya satu kolom yang diisi maka
pencarian dilakukan hanya pafa field angka dan
menampilkan seluruh angka yang didapatkan.
Misalnya key word yang dimasukkan adalah 90
maka similarity-nya adalah :
i = 1 (Jumlah atribut)
Si = 90
Tp= Terikat pada atribut Si
Wi = 1/jumlah atribut
Similarity-nya dapat ditentukan dengan
Similarity = (“90” * 1)
Similarity = “90”
Bila key word yang dimasukkan adalah
90 dan dimensi nya adalah day (DY), maka
similarity-nya adalah
i = 2 (Jumlah atribut)
Si = 90 dan DY
Tp = terikat pada atribut Si
Wi= 1/jumlah atribut
Similarity-nya dapat ditentukan dengan
Similarity = (“90” * 0,5) + (DY *0,5)
Similarity = 0,5 (90+DY)
Output yang muncul adalah interval dengan
persamaan pada angka 90 dan kesamaan dengan
dimensi DY.
Tabel 4. 12 Kevalidan fungsi
1 List CAMP Valid
2 List MPD Valid
3 List Material Valid
4 List tools Valid
5 List interval Valid
6 Pencarian material Valid
7 pencarian tools Valid
Tabel 4. 13 Kevalidan fungsi
8 pencarian interval Valid
9 pencarian task card Valid
10 pencarian Cross Reff Valid
11 Pencarian MPD Valid
12 pencarian CAMP Valid
4.6 Pengembangan Sistem
Untuk selanjutnya dilakukan
pendeskripsian untuk meneruskan proyek ini
sampai selesai.
4.6.1 Gambaran proyek
Dalam suatu perusahaan, menentukan
biaya total merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan. Begitu juga dengan perusahan
pesawat terbang. Dengan mengetahui biaya,
maka perusahaan dapat menentukan berapa
biaya yang akan ditetapkan untuk pelanggan.
Ditinjau dari sudut pandang airline maka biaya-
biaya hadir seperti di bawah ini.
HPP = total operating cost + overhead cost
Operating cost = direct operating cost +
indirect operating cost
Direct operating cost = amortization and
interest + flight crew + fuel and oil + insurance
+ maintenance + landing fee and navigation
charges
Indirect operating cost = adiminstration and
finance + passenger service + marketing +
aircraft and passenger handling service
Maintenance cost = direct maintenance cost +
indirect maintenance cost
Pada kali ini, biaya yang disoroti
merupakan biaya maintenance dari sudut
pandang perusahaan MRO. Oleh karena itu, ada
sedikit perbedaan jenis biaya yang timbul.
Perbedaannya bisa dibandingkan dengan
perhitungan yang ditampilkan berikut ini.
HPP (MRO) = total operating cost + overhead
cost
Operating cost = direct operating cost +
indirect maintenance cost
9
Direct operating cost = maintenance cost +
interest and amortization, etc.
Indirect operating cost = marketing +
administration and finance + others.
Maintenance cost = Direct maintenance cost
(DMC) + Indirect maintenance cost (IMC).
IMC sangat sulit untuk dihitung karena
jumlah pemakaiannya dalam suatu kuantitas
produk sangat sulit diidentifikasi. Oleh karena
itu, nilai IMC merupakan sebuah konstanta yang
dikalikan dengan DMC dimana nilai konstanta
tersebut merupakan ketetapan dari kebijakan
masing-masing perusahaan. Karena itulah,
direct maintenance cost penting untuk dihitung.
Direct maintenance cost = Scheduled
Maintenance cost (SMC) + Unscheduled
Maintenance cost (UMC)
SMC merupakan perawatan rutin pada
pesawat. Data-data selang interval perawatan
untuk tiap komponen atau bagian pesawat
sudah dimiliki dari dokumen manufaktur
maupun vendor dan kemudian direncanakan
perawatannya. Sedangkan UMC merupakan
perawatan yang tidak terencana. Hal ini bisa
terjadi karena banyak hal, bisa karena kondisi
pesawat, terjadi unfit configuration control,
kerusakan yang tiba-tiba, atau kebijakan
perusahaan. SMC dan UMC masing-masing
dibentuk oleh on-aircraft maintenanace dan off-
aircraft maintenance.
a. On aircraft maintenance
On-aircraft maintenance merupakan
perawatan yang dilakukan pada pesawat
terbang tanpa perlu melepaskan
komponen atau engine. Task–task yang
terlibat adalah Cleaning, Inspection,
Instal komponen maupun remove
komponen. Material yang kebanyakan
digunakan adalah material yang bersifat
consumable.
b. Off-aircraft
Off-aircraft maintenance merupakan
perawatan pesawat yang dilakukan
dengan melepas bagian pesawat
tersebut dan mengirimnya ke engine
shop atau ke workshop.
Gambar berikut ini memperlihatkan skema dari
maintenance cost yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Gambar 4. 7 Struktur Maintenance cost
Tujuan pembuatan database
maintenance cost ini pada akhirnya bukan
hanya untuk menentukan biaya maintenance
cost itu saja tapi juga agar dapat memberi
informasi atau menampilkan data-data mengenai
kebutuhan perawatan, baik itu nomor-nomor
task, skill tenaga kerja, material, tools, zona
kerja, dan lain-lain. Maintenance cost ini
nantinya diharapkan dapat dijadikan dasar
dalam melakukan evaluasi dan estimasi.
Mengenai maintenance cost sendiri
dalam GMF bisa ditemukan dalam tiga
departemen yang saling berkaitan. Departemen
Engineering Service yang berisi mengenai biaya
standar yang didapatkan dari dokumen,
Departemen Planning mengenai estimasi biaya
paket perawatan, serta Departemen produksi
yang berisi mengenai biaya aktual. Engineering
Service akan menyediakan data yang diperoleh
dari dokumen-dokumen resmi. Hasil dari
pengumpulan ini diharapkan dapat diserahkan
ke Departemen Planning sehingga Departemen
Planning tidak perlu melakukan pencarian data
sendiri seperti yang biasanya dilakukan. Dengan
demikian akan berkurang terjadinya miss
informasi atau miss data. Proses-proses tersebut
diharapkan dapat digunakan menjadi dasar
untuk mengontrol kinerja setiap departemen dan
dari situ juga akan terlihat seberapa besar
ketimpangan dalam setiap proses dan dapat
diselidiki penyebab terjadinya hal tersebut.
Berikut adalah gambaran aliran data yang
terjadi pada tiap departemen.
10
Gambar 4.8 Alur Data task
4.6.2 Dokumen
Paper documentation merupakan
persyaratan yang harus dimiliki untuk
melakukan perawatan. Beberapa dokumen
memiliki standard revisi yang selalu berputar
dan berubah yang disesuaikan pada peraturan
dasar oleh pembuat pesawat terbang. Beberapa
dokumen ‘didisain’ sebagai dokumen
pengontrol dan yang lainnya sebagai dokumen
‘non controlles’. Dokumen controller
merupakan salah satu dokumen yang digunakan
untuk operasi dan/atau perawatan pesawat
terbang yang sesuai dengan peraturan dari FAA.
4.6.2.1 Dokumen Manufaktur
Berikut ini merupakan tabel yang
menyajikan dokumen-dokumen yang diberikan
kepada operator penerbangan oleh manufaktur
pesawat terbang sebagai pedoman untuk
melakukan perawatan pesawat terbang.
Tabel 4. 13 Dokumen Manufaktur pesawat terbang
Judul Singkatan
Airplane Maintenance Manual* AMM
Component maintenance Manual CMM
Vendor Manuals VM
Fault Isolation Manual* FIM
Fault Repoting Manual FRM
Illustrated Parts Catalog° IPC
Storage and Recovery Documentѣ SRD
Structural Repair Manual SRM
Maintenance Planning data
document MPD
Schematic Diagram Manual* SDM
Wiring Diagram Manual* WDM
Master Minimum Equipment List MMEL
Dispatch Deviation Guide DDG
Configuration Deviation List CDL
Task cards* TC
Tabel 6.1 Dokumen Manufaktur pesawat terbang
(Lanjutan)
Judul Singkatan
Service Bulletins SBs
Service Letters SLs
Maintenance tips
* dibuat sesuai dengan permintaan pelanggan
° dibuat berdasarkan permintaan
ѣ informasi mencakup di dalam AMM untuk
model pesawat yang diinginkan
4.6.2.2 Dokumen Pengatur
Merupakan dokumen –dokumen yang
dikeluarkan oleh FAA yang berhubungan
dengan perawatan pesawat terbang dan sistem
pesawat itu. Dokumen-dokumen ini sifatnya
mengikat. Tabel dibawah ini memberikan data-
data dokumen yang dikeluarkan oleh FAA.
Tabel 4. 15 Dokumen pengatur (Regulatory
Documents)
Judul Singkatan
Federal Aviation Regulations FARs
Advisory Circulars ACs
Airworthiness Directives ADs
Notice of Proposed Rule Making NPRM
4.6.2.3 Dokumen yang dibuat oleh airline
Airline dapat meningkatkan kegiatan
perawatan. Dokumen yang tersedia sama dalam
penamaannya dan tindakan yang dilakukan
operator yang satu dan yang lainnya, tetapi
informasi yang tersedia dikeluarkan oleh airline
documentation.
11
Tabel 4. 16 Airline Generated Documentation
Judul Singkatan
Operations Specifications Ops Specs
Technical Policies and Procedure
Manual TPPM
Inspection Manual IM
Reliability Program Manual RPM
Tabel 6.3 Airline Generated Documentation (Lanjutan)
Judul Singkatan
Minimum Equipment List MEL
Task cards* TC
Engineering Ordersѣ Eos
* dibuat oleh manufaktur, dibuat oleh pelanggan
atau kombinasi keduanya.
Q dikeluarkan untuk perawatan yang tidak
teridentifikasi di dalam standard maintenance
plan.
4.6.3 Tahapan penyelesaian
Tahapan penyelesaian ini akan dibagi
menjadi tiga bagian besar yaitu penyelesaian
pengumpulan data standar dari dokumen-
dokumen, penyelesaian pada perencanaan dan
penyelesaian pada produksi. Masing-masing
tahapan akan terbagi lagi menjadi dua bagian
yaitu on aircraft maintenance dan offaircraft
maintenance. Pembagian ini dilakukan
berdasarkan breakdown maintenance cost.
4.6.3.1 Penyelesaian pengumpulan data
standar
Pengumpulan data standar didapatkan
dari dokumen-dokumen resmi baik yang
dikeluarkan oleh manufaktur maupun yang
dikeluarkan oleh airline ataupun intern
perusahaan. Dokumen-dokumen tersebut akan
direvisi dalam selang waktu tertentu. Oleh
karena itu, dalam melakukan pengumpulan data,
update data dari dokumen harus tetap dilakukan
bila ada dokumen yang direvisi agar menjaga
kevalidan data.
4.6.3.1.1 On Aircraft Maintenance cost
Penyelesaian biaya standar ini
dilakukan di departemen Engineering Service
(TER-2). Pengumpulan data mengacu pada
seluruh data CAMP. Di dalam data CAMP,
terdapat data MPD, Task card, efective date,
interval, skill, zona, dan sebagainya. Data
CAMP ini merupakan task untuk semua jenis
perawatan baik on aircraft maupun offaircraft.
Tetapi, bila perawatan yang dilakukan
merupakan jenis perawatan offaircraft, instruksi
kerja pada CAMP hanya sebatas remove atau
instalasi ada on aircraft. Biaya-biaya yang
timbul adalah biaya manhours tenaga kerja
(mekanik) ditambahkan dengan biaya material.
Biasanya material yang digunakan adalah
material yang bersifat consumable. Dokumen
yang dikeluarkan oleh manufaktur akan selalu
direvisi dalam waktu-waktu tertentu. Seiring
dengan hal tersebut, data-data CAMP juga perlu
direvisi. Di Engineering Service, sudah ada
karyawan yang ditugaskan untuk merevisi
dokumen ini. Satu orang menangani satu tipe
pesawat. Berikut aliran data sampai diterbitkan
pada Tech Pub.
4.6.3.1.2 Off-Aircraft Maintenance cost
Off-aircraft maintenance terbagi atas
dua jenis, yaitu perawatan engine, yang akan
dikirim ke engine shop, dan perawatan
komponen, yang akan dikirim ke component
shop. Prosedur yang terjadi baik untuk
komponen maupun engine adalah sama. Setelah
itu komponen akan dikirim ke workshop yaitu
engine shop atau component shop. Workshop
mempunyai tanggung jawab untuk memeriksa
komponen yang dikirim, memperbaiki, ataupun
mengganti komponen sehingga dapat dipakai
kembali. Mengenai bagian mana yang diperiksa,
metode apa yang digunakan, atau apa yang perlu
diperbaiki, itu merupakan pekerjaan workshop.
Komponen maintenance akan berhubungan
dengan aircraft engineering (TEA) bila
menyangkut permasalahan reability. TEA akan
mengeluarkan EO (Engineering Orders) atau IO
(Instructions Order
PD Sheet merupakan dokumen
mempunyai fungsi yang sama dengan job card.
PD Sheet kemudian bisa jadi mempunyai PD
Sheet routine dan PD Sheet non-routine. PD
Sheet routine berisi perlakukan yang sama
untuk setiap jenis task yang sama setelah
komponen dibongkar. Bila dalam
pelaksanaannya ditemukan sesuatu (finding)
12
maka akan dikeluarkan PD Sheet non-routine
sehingga task yang terdapat didalamnya
berbeda-beda tergantung dari finding yang ada.
Di dalam PD Sheet routine bisa terdapat PD
Sheet – PD Sheet lainnya untuk pekerjaan yang
lebih detil. Proses pada engine shop lebih
panjang dan rumit dibanding dengan component
shop. Karena engine shop membutuhkan tingkat
ketelitian yang lebih tinggi dan berbagai macam
proses untuk mendukung kinerjanya. Dalam
melakukan pekerjaannya, component
maintenance tidak terlepas dari dokumen yang
berisi keterangan lengkap komponen yang
didapatkan dari vendor yang bernama Vendor
Manual atau Component maintenance Manual
(CMM) ataupun dokumen-dokumen lainnya
yang dijadikan acuan.
Setelah komponen diperbaiki, maka
komponen akan dikirim kembali ke hangar
untuk dipasang pada pesawat terbang.
Komponen tersebut kembali dengan dokumen2
yang dikirim terdahulu ditambah potongan job
card US (Unseviceable) dan Authorize Release
Certificate yang menyatakan bahwa komponen
tersebut sudah layak untuk dipakai kembali.
Ada juga dokumen mengenai uji engine yaitu jet
engine test. Data-data material dan manhours
yang perlu dikumpulkan untuk menyelesaikan
proyek adalah data-data yang terdapat pada PD
Sheet.
Estimasi direct maintenance cost yang
ada pada workshop sulit untuk dilakukan
sebelum engine diperiksa karena tidak ada task-
task standar yang harus dilakukan pada setiap
kali turun seperti CAMP, sehingga jenis task
hanya bisa dipastikan ketika dilakukan
pemeriksaan.
4.6.3.1. Penyelesaian pada perencanaan
(Planning)
Perencanaan perawatan dilakukan
berdasarkan kebijakan perawatan perusahaan
sendiri yaitu CAMP. Efektif date yang ada pada
CAMP berasal dari GMF dan akan
diperhitungan dalam pemilihan treshold interval
ataupun initial interval. Treshold interval
merupakan interval yang digunakan bila
komponen tersebut belum pernah dilakukan
maintenance. Initial interval merupakan interval
perawatan yang dilakukan untuk seterusnya.
Bila efetive date lebih kecil dari tanggal
pelaksanaan maintenance maka akan digunakan
treshold interval. Di dalam departemennya
sendiri, perencanaan tersebut dibagi-bagi dalam
beberapa unit yang lebih spesifik yaitu
1. Job card dan job order planning
Unit ini merencanakan task apa saja
yang akan dilakukan untuk pesawat
tersebut dan serta membuat job card
dan job order yang diperlukan dalam
pelaksanaan task.
2. A/C Scheduling and Routing
Unit ini akan menjadwalkan waktu
untuk melakukan perawatan-perawatan
pesawat dan rotasi dari sumber daya
yang tersedia contohnya tenaga kerja
dan hanggar..
3. Work Package Planning
Ada dua aliran workpackaging yaitu A
Check Workpackaging dan C-D Check
Workpackaging. Pada prinsipnya tidak
ada perbedaan mendasar tapi ada
beberapa aktivitas yang hanya terdapat
di A-Check Workpackaging.
Maintenance Records Management
Merupakan unit yang mengurus
masalah penyimpanan data.
4. GSE Services
5. T/E Hangar and Apron Service
Merupakan unit yang mengurusi
masalah ketersediaan hangar dan apron.
6. Customer Service
Merupakan unit yang bertugas untuk
melayani kebutuhan pelanggan,
contohnya estimasi harga perawatan
yang akan dikenakan dan laporan
perencanaan.
7. Capacity Planning and Peform Analysis
Merupakan unit yang mengurusi
masalah ketersedian material, tools,
komponen, dan manhours.
4.6.3.2 On Aircraft Maintenance Planning
Pada perencanaan on-aircraft data-data
yang akan dipakai dikeluarkan langsung dari
departemen Planning. Dalam perencanaannya
sendiri, task-task yang berada dalam zona yang
sama diusahakan diselesaikan dalam satu kali
open/close acces sehingga dapat menghemat
waktu maupun manhours. Faktor efisiensi untuk
mekanik dinilai berdasarkan pengalamannya
yaitu :
13
1 = mekanik paling
berpengalaman
5 = mekanik paling tidak
berpengalaman
2,74 = rata-rata industri
Kriteria pesawat terbang:
- pesawat baru (new airplane) = 0-5
tahun
- pesawat matang (mature airplane)
= 5-10 tahun
- pesawat tua (aging airplane) =
diatas 10 tahun
Non Routine Faktor (NR) :
NR = Routine manhours + non routine
manhours
- 1 routine manhours (OAMP)
menghasilkan 1.2 non-routine
manhours untuk new airplane
- 1 routine manhours (OAMP)
menghasilkan 2.3 non-routine
manhours untuk mature airplane.
Faktor Produktivitas (PF)
- New airplane = PF =NR * EF
PF = (1 + 1.2) * 2.74
= 6.028
- Mature airplane : PF = NR * EF
PF = (1 + 2.3) * 2.74
= 9.042
- Setiap OAMP hours = 6.028 * actual hrs
for new fleet
- Setiap OAMP hours = 9.042 * actual hrs
for mature fleet
Kasus 1 (Standard)
Actual time = 0.883 *6.028
= 5.322 manhours
Kasus 2 (lebih baik dari industri standard)
EF = 1.8
PF = NR * EF
= (0.1 + 1.2) * 1.8
= 3.96
Actual Time = 0.883 * 3.96
= 3.496
Efisiensi faktor membutuhkan standard
atau benchmark sebagai landasan untuk
mengukur. EF berguna untuk menentukan
performance dari Routine Maintenance
(Scheduled Maintenance) tapi tidak dapat
diaplikasikan pada Non-Routine Maintenance
(Unsheduled Maintenance) karena tidak ada
benchmark.
Besarnya nilai faktor efisiensi yang
digunakan untuk setiap perusahaan berbeda-
beda. Secara teoritis, hal ini terlihat mudah,
tetapi dalam perencanaannya hal ini sulit untuk
dilakukan. Untuk saat ini nilai faktor efisiensi
yang digunakan oleh GMF adalah 2.5 yang
diambil dari nilai tengah mekanik yang paling
berpengalaman dan mekanik yang paling tidak
berpengalaman.
Untuk perencanaan material, jumlah
yang didapatkan dari Task card/ AMM dapat
langsung dibandingkan bila jumlah materialnya
tertera. Bila jumlah material yang digunakan
didefinisikan sebagai AR (As required), itu
artinya material digunakan seperlunya dan sulit
mengindentifikasi berapa banyak pemakaian
yang direncanakan untuk tiap task, karena
memang penggunaannya tergantung dari
kebutuhan pesawat saat itu.
4.6.3.3 Off-Aircraft Maintenance Planning
Di dalam CAMP telah ada task
mengenai remove atau instalasi komponen dan
juga engine. Task ini tentu saja dikerjakan
sesuai dengan interval yang sudah didapatkan
dari dokumen manufaktur. Planning pada on-
aircraft akan merencanakan jadwal remove and
send to shop (melepas dan mengirim komponen
ke workshop). Komponen atau engine kemudian
akan dikirim ke component shop atau engine
shop.
Data-data manhours yang
dibutuhkan pada off-aircraft tidak terdapat pada
MPD sehingga cara melakukan prediksi
manhours juga berbeda dengan on-aircraft.
Data-data yang dibutuhkan ada pada PD-Sheet.
4.6.4 Penyelesaian pada produksi
Perencanaan workpackaging yang
berasal dari Planning akan turun ke bagian
produksi untuk dieksekusi. Pada intinya, bagian
14
produksi hanya berisi eksekusi task. Bagian
produksi kemudian akan melakukan persiapan
untuk melakukan task tersebut. Sebelum
kapasitas sesuai dengan planning, maka task
tidak dieksekusi kecuali bila orang yang
berpengalaman mengetahui bahwa task tersebut
dapat dilakukan kurang dari waktu atau dibawah
skill mekanik yang direncanakan.
4.6.4.1 On Aircraft Maintenance
Untuk pengumpulan data pada on-
aircraft maintenance bisa dilakukan pada line
maintenance dan base maintenance.
Workpackaging up to A check akan
diserahkan pada Workpackage Operator dan
kemudian dia akan membuat Workpackage
Summary Preparation tersebut dengan
konfirmasi oleh Capacity Planning Operator
yang akan mencari manpower yang sesuai
dengan skill yang dibutuhkan dan avaible pada
shift kerja saat itu. Tools and Equipment
Operator akan mengurusi masalah avaibilitas
dari tools dan equipment selama perawatan
berlangsung. Sesuai dengan A/C rotation maka
A/C Maintenance Schedule Operator akan
membuat laporan rotasi harian. Laporan ini
akan dibandingkan dengan Final Weekly
Workload Plan untuk mendapatkan Daily
Events Plan. Workpackage Summary akan
diserahkan kepada Production Contoller untuk
dieksekusi. Bila ditemukan finding yang belum
dapat diselesaikan, maka akan diklasifikasikan
pada Unscheduled Open Jobs. Bila task tertunda
karena permasalahan material maka akan
diklasifikasikan ke dalam outstanding
jobcards/joborders jika dapat dijadwalkan
ulang. Jika berhubungan dengan CRIMI
(Component Replacement Item) maka akan
berhubungan dengan Confoguration Control of
Aircraft. A/C Recording Flight Log, A/C
Recording AML (Aircraft Maintenance Log),
A/C Recording CML (Cabin Maintenance Log)
merupakan penyimpanan data-data yang terkait,
baik perubahan maupun penggantian.
Setelah task selesai dilakukan, maka
jobcard diisi dengan jumlah manhours yang
terpakai. Keseluruhan jobcard ini akan
dikumpulkan dan diserahkan kembali ke
Engineering Service untuk dilakukan evaluasi.
4.6.4.2 Off-Aircraft Maintenance
Sama seperti sebelumnya juga
pengumpulan data actual pada off-aircraft
maintenance dapat dilakukan pada workshop
yaitu component maintenance dan engine
maintenance. Setelah eksekusi dilakukan maka
PD Sheet juga diisi dengan jumlah manhours
actual yang digunakan. Setelah seluruh task
selesai dan seluruh PD Sheet telah terisi, maka
dokumen ini akan diserahkan ke bagian
dokumen untuk direkapitulasi dan disimpan. PD
Sheet ini hanya berada pada unit workshop dan
tidak untuk disebarluaskan. Pada off-aircraft,
biaya yang paling besar adalah biaya material.
Oleh karena itu, masalah biaya merupakan
rahasia perusahaan.
4.7 Unshceduled maintenance cost
Bila ternyata dalam lapangan ada
sesuatu hal (kondisi) yang menyebabkan task
tersebut tidak bisa dijalankan maka task tersebut
akan delay. Bila kondisi yang dimaksud adalah
material yang sudah habis maka task bisa
dieksekusi sebelum material sudah ada. Untuk
kondisi ini, task tersebut akan dijadwalkan
kembali di bagian Planning. Bila dalam
pelaksanaan task, mekanik menemukan sesuatu
maka hal tersebut akan dilapor. Hal ini di dalam
GMF disebut finding. Bila temuan yang
didapatkan membutuhkan pekerjaan baru maka
akan keluar task yang baru. Task ini disebut
dengan MDR untuk on-aircraft dan PD-Sheet
non-routine untuk off-aircraft. Task MDR
berbeda bentuk dengan task lainnya, tapi
mempunyai fungsi yang sama. MDR berisi
keterangan pekerjaan yang perlu dilakukan dan
tidak mempunyai nomor item. Task ini
dikeluarkan oleh pihak internal produksi dan
langsung dieksekusi, setelah itu barulah task
yang delay tadi dieksekusi. Contohnya bila
ditemukan korosi, maka akan muncul MDR. Isi
MDR adalah pembersihan pada area terjadinya
korosi. Setelah itu, mekanik langsung
melakukan pembersihan korosi pada area itu. Di
dalam laporan akhir akan terdapat job card dan
MDR yang terkait. Untuk kejadian yang seperti
ini, jumlah jam kerja yang digunakan
merupakan jam kerja untuk melakukan task
ditambah dengan jam kerja untuk melakukan
MDR. Sangat sulit mengidentifikasi berapa
jumlah jam kerja untuk task jobcard dan task
MDR. Selain itu, dirasa sulit untuk menerapkan
15
pemisahan jam kerja secara langsung di
lapangan untuk task tersebut.
4.8 Logistik
Logistik memainkan peranan yang
sangat penting dalam proses perawatan. Bila
barang yang dibutuhkan tidak ada maka
pekerjaan akan tertunda sampai barang tersebut
bisa didapatkan. Oleh karena itu, pengelolaan
dari kebutuhan logistik perlu diperhatikan.
Untuk mengantisipasi naik-turunnya permintaan
barang maka diperlukan persediaan tambahan
yang disebut safety stock.
4.9 Evaluasi
Nilai-nilai yang didapatkan pada setiap
tahapan yaitu: pengumpulan, perencanaan, dan
aktual produksi akan dievaluasi. Data-data pada
bagian produksi bisa juga mengevaluasi data-
data perencanaan, contohnya adalah nilai faktor
efisiensi. Faktor efisiensi untuk keperluan
perencanaan terus menerus dievaluasi
berdasarkan data-data aktual di produksi.
Mungkin juga untuk mengevaluasi jumlah
material dan manhours yang digunakan. Apakah
jumlah manhours dan material telah cukup atau
kurang. Data-data aktual pada bagian produksi
ini pada akhirnya akan digunakan untuk
mengevaluasi item CAMP yang ada pada bagian
Technical Engineering Reability (TER). Dari
perbandingan nilai-nilai material dan manhours
dapat terlihat apakah item CAMP tersebut valid
atau efektif untuk digunakan. Dari evaluasi ini
akan terlihat tingkat efektifitas CAMP dari
seluruh jumlah CAMP dan dapat mengetahui
item-item mana saja yang efektif dan tidak
efektif. Bila item tersebut tidak efektif maka
perlu dilakukan evaluasi dan pencarian
penyebab ketidakefektifannya. Bila ternyata
item tersebut tidak efektif karena alasan-alasan
yang logis seperti finding, maka item tersebut
mungkin saja masih efektif untuk kondisi
normal, tapi bila item tersebut memang berbeda
untuk kondisi normal maka akan dilakukan
penyesuaian terhadap CAMP yang sudah ada.
Engineer akan merumuskan item CAMP yang
direvisi tersebut, dan kemudian melaporkannya
pada TER-2 untuk kemudian diserahkan ke
pelanggan untuk dievaluasi kembali. Pelanggan
akan melakukan pertemuan untuk mengevaluasi
hasil-hasil rekomendasi engineer. Ada tiga
keputusan yang bisa dihasilkan dari pertemuan
tersebut. Pertama, pelanggan setuju terhadap
hasil yang diberikan, kemudian CAMP akan
direvisi dan dipublikasikan di TechPub. Kedua,
pelanggan tidak setuju, dan CAMP lama tetap
berlaku. Dan ketiga, pelanggan setuju dengan
merevisi hasil yang diberikan engineer, setelah
itu TER merevisi CAMP sesuai Bila Dalam
membandingkan data tersebut, perlu
diperhatikan apakah data tersebut sudah sesuai
atau layak untuk dibandingkan. Contohnya
munculnya Unscheduled maintenance cost yaitu
MDR sehingga perbandingan manhours pada
CAMP dan aktual tidak bisa langsung
dibandingkan.
4.10 Bagian proyek yang sudah diselesaikan
Gambaran project secara luas dapat
dilihat pada Lampiran. Dalam gambar tersebut
juga terlihat bagian-bagian mana saja yang telah
terselesaikan dan yang perlu diselesaikan dalam
pembuatan proyek ini. Pengumpulan data yang
dilakukan pada TA ini dibatasi hanya pada on-
aircraft maintenance saja yaitu yang
berhubungan dengan pengumpulan dokumen
CAMP. Dalam penulisan tugas Akhir ini,
pengumpulan data yang dilakukan dibatasi pada
tipe pesawat yang dimiliki oleh Garuda
Indonesia Airlines. Pesawat yang dimiliki oleh
Garuda Indonesia Airlines ada 5 tipe, yaitu
- 737-300/400/500 atau biasa disebut
737 Classic
- 737-300/400/500 (MSG3) biasa
disebut MSG3
- 747-400
- 737-600/700/800/900 (biasa disebut
737 NG)
- A330
Seluruh tipe pesawat yang dimiliki GIA
diproduksi oleh Boeing kecuali A330 yang
diproduksi oleh Airbus. Dokumen Boeing dan
Airbus pada dasarnya mempunyai prinsip yang
sama tetapi format yang sedikit berbeda.
Untuk setiap pesawat garuda, sudah
didapatkan data-data dari dokumen CAMP,
MPD, Task card , material, dan tools yang bisa
dilihat pada tabel-tabel yang ada dalam Bab V
Perancangan Sistem. Selanjutnya diperlukan
pencarian dokumen pendukung CAMP selain
MPD dan Task Card , juga informasi-informasi
lainnya yang belum dimasukkan dalam database
16
seperti skill manpower, kode task, zona, dll.
Bila data-data tersebut telah dikumpulkan maka
perlu dilakukan hal yang sama untuk off-aircraft
maintenance. Estimasi harganya bisa dibantu
dari data historis. Bila data-data tersebut dapat
terselesaikan maka hal yang perlu ditambahkan
kemudian adalah konsep logistic dan produksi.
Dengan demikian, data-data lebih terintegrasi
dan bisa terjadi transaksi material, informasi
manpower dan manhours yang tersedia,
informasi tools, dll. Untuk pesawat Non-
Garuda, dokumen-dokumen maupun cara yang
digunakan dalam mencari direct maintenance
cost tetaplah sama.
5. Kesimpulan
Dari bab-bab terdahulu maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Faktor direct maintenance cost adalah
manhours yang didapatkan dari
dokumen MPD dan material yang
didapatkan dari dokumen Task Card.
2. Sudah dibangun sebuah rancangan awal
penyimpanan data-data faktor direct
maintenance cost yang didapatkan dari
dokumen. Rancangan ini berbentuk
database yaitu relational database.
3. Database ini digunakan untuk
menyimpan data dan akan diperlukan
untuk meng-update data secara kontinu.
4. Database ini merupakan salah satu
komponen pembentuk DSS yang bisa
dilakukan pengembangan lebih lanjut
untuk tercapainya DSS.
5. Sudah dibangun guidance dan bisa
diperbaharui lagi oleh penelitian
selanjutnya.
6. Daftar Pustaka
Decision support system-Wikipedia,the free
encyclopedia. (t.thn.). Dipetik Mei 5,
2009, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Decision_s
upport_systems
Handani, T. K. (2002). Optimasi Penjadwalan
Perawatan pada Mesin Giling dari
Pabrik Gula Ngadirejo. Kediri: Tugas
Akhir Jurusan Teknik Industri ITS.
Indrajit, R. E. (t.thn.).
DecisionSupportSystem.pdf(application
/pdfObject). Dipetik Mei 23, 2009, dari
http://student2002.unpar.ac.id/~730204
2/DecisionSupportSystem.pdf
Jardin, A. (1973). maintenance Replacement
and Reliability. LondonPitman
publishing.
Smith, D. J. (1972). Designing for Quality. New
York: Pittman Publishing.
Suci, C.A (2008). Pengembangan prototipe
knowledge management system
berbasis case base reasoning untuk
pengelolaan klaim konsumen (Studi
kasus perusahaan konstruksi PT XYZ).:
Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
ITS.
System design-Wikipedia,the free encyclopedia.
(t.thn.). Dipetik Mei 5, 2009, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Systems_d
esign
Modul Kuliah Sistem Informasi ITB, 2005
Tambunan, T. (n.d.). [ttm].topan tambunan
menulis : Prinsip Umun perancangan
user Interface. Retrieved April 20,
2009, from
http://topantambunan.blogspot.com/200
7/03/prinsip-umum-perancangan-user-
interface.html
Proboyekti, Umi. S. M. (n.d.).
uid.pdfIApplication/pdf Object). Dipetik
Mei 5, 2009, dari
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/uid.pdf
17
What is System Design-System Analysis and
Design. (t.thn.). Dipetik Mei 12, 2009,
dari http://www.tech-faq.com/decision-
support-system.html