PERANCANGAN SENSOR pH MENGGUNAKAN FIBER OPTIK...
Transcript of PERANCANGAN SENSOR pH MENGGUNAKAN FIBER OPTIK...
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
PERANCANGAN SENSOR pH
MENGGUNAKAN FIBER OPTIK
BERDASARKAN VARIASI KETEBALAN
DAN KONSENTRASI SAMPEL
REZA ADINDA ZARKASIH
NRP. 1107100050
DOSEN PEMBIMBING :
DRS. HASTO SUNARNO,M.Sc
Pendahuluan
*Latar Belakang
*Tujuan
Tujuan dari Tugas akhir ini adalah untuk menganalisis dan merancang sensor pH dengan menggunakan serat optik submikron berdasarkan variasi ketebalan dan konsentrasi sampel
Perancangan sensor merupakan pengembangan penelitian sebelumnya
Sensor pH berdasarkan variasi ketebalan dan konsentrasi sampel
Sensor ini merujuk pada konsep absorpsi yang dinyatakan oleh Lumbert-Beer
Larutan yang digunakan sebagai sampel adalah HCl,NaOH,Aquades, dan NH4OH
Tinjauan Pustaka pH
pH
Meter
Serat optik sebagai
sensor pH
Snellius
Pemantulan dalam
sempurna
Serat optik
Karakteristik serat optik
Lumbert Beer
Fototransistor
pH
Ukuran untuk menentukan sifat larutan asam, basa , dan
netral
Persamaan untuk menghitung pH larutan
Untuk larutan asam nilai pH
bernilai dibawah 7
Untuk larutan basa nilai pH
bernilai diatas 7
H+ dan OH- merupakan konsentrasi ion
pH-meter Prinsip yang dimiliki pH meter adalah potensiometri
dimana Potensiometri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari pengukuran perubahan potensial dari elektroda untuk mengetahui konsentrasi dari suatu larutan.
Elemen yang digunakan adalah :
* elektroda acuan,pengukur (voltmeter),elektroda referensi/indikator, jembatan garam, dan larutan
Elektroda acuan (pH) potensial yang dihasilkan (biasanya dalam mV) adalah berbanding lurus dengan konsentrasi ion hydrogen (H+) dalam larutan
Elektroda referensi berguna untuk mempertahankan potensial secara konstan terlepas dari adanya perubahan pH atau aktivitas ionik lainnya dalam larutan
jembatan garam pada sel referensi berguna untuk mempertahankan kontak listrik antara 2 elektroda selama proses pengukuran dalam pH berlangsung.
Volt meter
Elektroda pH
Referensi
Jembatan garam
Serat optik sebagai sensor pH Serat optik dapat digunakan sebagai pengukuran pH.Dimana
penggunaan serat optik dalam kerjanya tidak terlalu dipengaruhi
dengan arus listrik, memiliki keakuratan yang lebih baik, dan
kemungkinan dapat melakukan penginderaan jarak jauh.
Metode yang biasa digunakan adalah optrodes yaitu immobilisasi
larutan yang berisi indikator pH diujung atau ditengah dibagian
tengah dari satu atau lebih serat optik yang digunakan untuk
menghubungkan cahaya indikator dan instrumentasi pengukuran.
Penelitian ini menggunakan prinsip kerja berdasarkan hasil
penyerapan cahaya yang diperoleh dengan mengubah-ubah
ketebalan sampel larutan sesuai hukum Lumbert Beer
Hukum Snellius
Bahan berindeks bias kecil
Sudut bias
Sinar cahaya
Bahan berindeks bias besar
Sudut datang
Garis normal
Hukum Snellius ini dimodelkan secara
Matematis sebagai berikut :
n1 sin ө1= n2sin ө2
Pemantulan dalam Sempurna
peristiwa dimana sebuah cahaya merambat menuju bidang
perbatasan dengan sudut datang yang lebih besar dari sudut
kritis, maka cahaya tersebut akan dipantulkan kembali (oleh
bidang perbatasan) kedalam bahan pertama. Dalam hal ini
bidang perbatasan di ibaratkan sebagai cermin.
Cahaya akan terpantul balik
Cahaya keluar dari bahan pertama
Pada sudut datang yang kurang dari sudut kritis cahaya dapat menembus bidang perbatasan
Ketika sudut datang lebih besar dari sudut kritis
Sudut kritis
Garis normal
Serat Optik serat optik terdiri dari tiga lapisan: inti(core),kulit(cladding), dan
coating atau buffer (pelindung).
Serat optik terdapat 3 jenis : serat optik moda tunggal (single mode), serat optik moda jamak step indeks (multimode step index), dan serat optik moda jamak graded indeks (multimode graded index)
Multimode step index : Mudah terminasi, Kopling efisien,Murah
Multimode step index
(palais, J - http://comes.umy.ac.id)
Jenis Serat Optik Kelebihan Kekurangan
Single mode step index
Dispersi minimum Bandwidth Lebar Sangat efisien
NA kecil Sulit untuk terminasi Mahal
Multimode Step index
Mudah terminasi Kopling efisien Murah
Dispersi lebar Bandwidth minimum
Karakteristik serat optik
Numerical Aperture : ukuran yang menunjukkan tentang sudut penerimaan maksimum
dimana berkas cahaya masih bisa diterima dan merambat didalam inti serat.
Perhitungan NA dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Rugi-rugi daya serat optik :
Rugi-rugi daya atau yang lebih sering disebut atenuasi merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan jarak pengulangan (repeater),jenis pemancar dan penerima optik yang harus digunakan. Besarnya atenuasi atau rugi-rugi daya dinyatakan oleh persamaan berikut :
dB/m (2.7)
Dengan,
L = Panjang serat optik
Pin = Daya yang masuk kedalam serat optik
Pout = Daya yang keluar dari serat optik (www.ittelkom.ac.id/library)
Dispersi merupakan pelebaran pulsa yang terjadi pada saat sinyal ditransmisikan.
(www.ittelkom.ac.id/library)
Lumbert beer Banyaknya jumlah sinar radiasi yang diabsorbsi oleh suatu larutan
dapat dihubungkan dengan konsentrasi larutan tersebut. apabila energi elektomagnetik diabsorbsi oleh suatu larutan maka kekuatan energi yang akan ditransmisikan kembali akan menurun secara geometri (secara eksponensial) dengan jarak atau panjang yang ditempuh oleh gelombang tersebut.
Io
I
larutan
Terjadi absorbsi larutan terhadap gelombang cahaya yang datang
I = Io e-abc
a = 2,3026
Fototransistor
Fototransistor adalah salah satu jenis fotodetektor yang
berfungsi untuk mengubah cahaya (photon) menjadi arus
listrik
Fototransistor terdiri dari NPN dan PNP yang dengan suatu
material transparan sehingga memungkinkan cahaya
inframerah mengenai daerah basis sedangkan transistor
ditempatkan pada bahan logam dan tertutup
(Fraden,2006)
Metodologi PERANCANGAN SENSOR
PH
PEMBUATAN LARUTAN ASAM,BASA,DAN NETRAL
PERANCANGAN
STANDARISASI ALAT SENSOR PH
PENGAMBILAN DATA
LAPORAN DATA DAN KESIMPULAN
Jika tidak sesuai
Power supply
Multi meter
Pembuatan Larutan
Larutan HCL,NaOH, dan NH4OH pekat diencerkan hingga
mendapat konsentrasi masing- masing 0,1 ; 0,01 ; 0,001 di
lab asam – Fisika ITS dengan persamaan
V1. M1 = V2. M2
Pengukuran pH larutan HCl, NaOH, NH4OH dan Aquades
memakai pHmeter dengan kalibratornya adalah larutan
buffer
Pengenceran Larutan HCl kedua kali karena tidak bisa
terbaca oleh pHmeter
Blok diagram rangkaian
Source
(Led merah) Serat optik Sampel Serat optik fotodetektor
Analisa data
No PH Keluaran sensor pada ketebalan (mV)
0.5 cm 1 cm 1.25 cm 1 1.66 1.36 1.12 0.89 2 2.16 1.25 1.05 0.99 3 3.06 1.11 0.98 0.85
Tabel 4.2 Tabel hasil keluaran sensor pH ketebalan sampel larutan HCl
No Jenis
Larutan
Konsentrasi Pengenceran
Konsentrasi Perhitungan
Keluaran sensor (mV)
0,5 cm
1 cm 1,25 cm
1 HCl 0.000003 0.0008 1.87 1.63 1.18
2 HCl 0.00001 0.002 1.66 1.23 1.37
3 HCl 0.000011 0.016 1.26 1.07 1.3
Tabel 4.3 Hasil pengamatan berdasarkan konsentrasi larutan HCl dengan ketebalan 0,5 cm; 1 cm; 1,25cm
No PH Konsentrasi Keluaran sensor pada ketebalan (mV)
0.5 cm 1 cm 1.25 cm 1 8 0.001 0.78 0.6 0.64 2 10.32 0.01 0.49 0.42 0.66 3 11.24 0.1 0.46 0.35 0.49
Tabel 4.4 Data hasil eksperimen berdasarkan larutan basa NaOH dengan ketebalan 0,5 cm ; 1 cm ; 1,25 cm
No PH Konsentrasi Keluaran sensor pada ketebalan (mV)
0.5 cm 1 cm 1.25 cm 1 8.9 0.001 0.64 0.55 0.78 2 9.1 0.01 0.7 0.5 0.35 3 9.9 0.1 0.5 0.47 0.98
Tabel 4.5 Data hasil eksperimen berdasarkan larut basa lemah NH4OH dengan ketebalan 0,5 cm ; 1 cm ;1,25 cm
No Jenis
Larutan
Konsentrasi Pengenceran
Konsentrasi Perhitungan
Keluaran sensor (mV)
0,5 cm 1 cm
1,25 cm
1 NaOH 0.001 0.000001 0.78 0.6 0.64
2 NaOH 0.01 0.0002 0.49 0.42 0.66
3 NaOH 0.1 0.002 0.46 0.35 0.49
Tabel 4.6 Hasil pengamatan berdasarkan konsentrasi larutan NaOH dengan ketebalan 0,5 cm ; 1cm ;1,25 cm.
No Jenis
Larutan
Konsentrasi Pengenceran
Konsentrasi Perhitungan
Keluaran sensor (mV)
0,5 cm 1 cm 1,25 cm
1 NH4OH 0.001 0.0000063 0.64 0.55 0.78
2 NH4OH 0.01 0.000016 0.7 0.5 0.35
3 NH4OH 0.1 0.00063 0.5 0.47 0.98
Tabel 4.7 Hasil pengamatan berdasarkan konsentrasi larutan NH4OH dengan ketebalan 0,5 cm; 1 cm; 1,25cm
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kel
uara
n (
mV
)
nilai pH
Hubungan antara Keluaran terhadap nilai pH larutan
HCl berdasarkan variasi ketebalan sampel
Gambar 4.1 Grafik keluaran larutan asam kuat HCl dengan nilai pH berdasarkan ketebalan sampel
= 0,5 cm = 1 cm = 1,25 cm
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0 0.000002 0.000004 0.000006 0.000008 0.00001 0.000012
Kel
uara
n (
mV
)
Konsentrasi larutan (M)
Hubungan antara Keluaran terhadap Konsentrasi larutan HCl
berdasarkan variasi ketebalan sampel
Gambar 4.2 Grafik Konsentrasi (pengenceran) terhadap Keluaran larutan asam HCL (0,000003M – 0,000011 M) dengan berdasarkan ketebalan sampel =0,5cm =1cm
=1,25cm
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018
Kel
uara
n (
mV
)
Konsentrasi perhitungan (M)
Hubungan antara Keluaran terhadap Konsentrasi perhitungan untuk
larutan HCl berdasarkan variasi ketebalan sampel
Gambar 4.3 Grafik Konsentrasi (perhitungan) terhadap Keluaran larutan asam HCL (0,0008M – 0,016 M) dengan berdasarkan ketebalan sampel =0,5cm =1cm =1,25cm
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
7 8 9 10 11 12
Kel
uara
n (
mV
)
nilai pH
Hubungan antara Keluaran terhadap nilai pH larutan NaOH
berdasarkan variasi ketebalan sampel
Gambar 4.4 Grafik keluaran larutan basa NaOH dengan nilai pH berdasarkan ketebalan sampel
= 0,5 cm = 1 cm = 1,25 cm
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
8.8 9 9.2 9.4 9.6 9.8 10
Kel
uara
n(m
V)
nilai pH
Hubungan antara Keluaran dengan Nilai pH larutan NH4OH
berdasarkan variasi ketebalan sampel
Gambar 4.5 Grafik keluaran larutan asam dan basa dengan nilai pH berdasarkan ketebalan sampel 0,5 cm ; 1 cm ; 1,25cm
= 0,5 cm = 1 cm = 1,25 cm
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Kel
uara
n (
mV
)
Konsentrasi larutan
Hubungan antara Keluaran terhadap Konsentrasi larutan NaOH berdasarkan variasi
ketebalan sampel
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025
Kel
uara
n(m
V)
Konsentrasi perhitungan (M)
Hubungan antara Keluaran terhadap Konsentrasi perhitungan
untuk larutan NaOH berdasarkan variasi ketebalan sampel
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Kel
uara
n (
mV
)
Konsentrasi larutan (M)
Hubungan antara Keluaran terhadap Konsentrasi larutan NH4OH
berdasarkan variasi ketebalan sampel
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007
Kel
uara
n (
mV
)
Konsentrasi perhitungan (M)
Hubungan antara Keluaran terhadap Konsentrasi perhitungan untuk
larutan NH4OH berdasarkan sampel variasi
Pembahasan Sensor pH ini hanya mampu stabil dan konsisten pada ketebalan
sampel range 0,5cm - 1 cm
Grafik hasil pengamatan terhadap konsentrasi larutan dan pH telah sesuai dengan konsep penyerapan yang diberikan oleh lumbert beer, dimana konsentrasi larutan berbanding lurus dengan penyerapan dan dimana absorbsi akan naik nilainya jika pH turun.(data pendukung dari Lidya Pratiwi A)
Terdapat ketidaksesuaian antara data yang diperoleh berdasarkan perhitungan dan pengenceran, hal ini disebabkan karena faktor pada volume larutan pekatnya,penggunaan pipet volum yang berbeda-beda, serta kesalahan dalam penggunaan yang seharusnya menggunakan labu ukur agar mendapatkan nilai yang benar.
Kesimpulan Pada tugas akhir tentang perancangan sensor fiber optik
terhadap nilai PH larutan asam basa dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sensor ini dapat digunakan pada pH 1,66 ; 2,16; 3,06 untuk larutan asam dan 8 ; 8,9 ; 9,1 ;9,9; 10,32 ; 11,5 untuk larutan yang bersifat basa dengan inputan 2,4 V pada source atau sumber cahayanya
Sensor ini menunjukkan tegangan output yang baik dan berkesesuaian pada larutan asam maupun basa berdasarkan variasi ketebalan
Sensor
Saran
Pada tugas akhir kali ini penulis menyarankan agar pembuatan
larutan yang akan dijadikan sampel dilakukan dengan
perhitungan yang tepat dan tempat yang steril. Kemudian,
perlu adanya pengembangan sistem sensor dengan
penambahan ADC sebagai media penunjukkan nilai pH pada
larutan yang akan digunakan agar dapat memudahkan
pembacaan. Selain itu, penulis menyarankan untuk dilakukan
kalibrasi.