PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP...

12
PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN Grace Elizabeth Grace Elizabeth ([email protected]) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. KH. Noer Ali Kalimalang, Bekasi ABSTRAK Masa kini produk bubur kentang dapat ditemukan dalam bentuk siap saji untuk kepraktisan dan penghematan waktu dalam pengolahannya. Quality Function Deployment (QFD) adalah salah satu metode yang dapat membantu mencari kesinambungan antara karakteristik bubur kentang siap saji dengan kepuasan para konsumen sebagai salah satu strategi produsen menguasai pasar pengolahan bubur kentang siap saji. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, diketahui prioritas atribut karakteristik teknis bubur kentang siap saji yang harus terpenuhi dan dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Atribut karakteristik teknis tersebut, antara lain yaitu pada variabel bahan baku, yaitu jenis komposisi, komposisi bahan baku, dan kualitas bahan baku. Selanjutnya disusul dengan atribut mencantumkan komposisi pada kemasan, standar produksi yang berstandar ISO, keadaan umum rasa, mencantumkan informasi nilai gizi pada kemasan, pengemasan yang tidak mempengaruhi/dipengaruhi isi, keadaan umum warna, dan biaya manufakturing. Kata Kunci: Bubur kentang siap saji, Keinginan konsumen di Depok, Karakteristik teknis, QFD. PENDAHULUAN Masyarakat Indonesia pada awalnya mengenal kentang hanya sebagai bahan tambahan dalam masakan dan kurang meminati sebagai bahan dasar masakan. Seiring dengan perkembangan jaman saat ini kentang lebih banyak diolah sebagai bahan dasar makanan dengan berbagai cara pengolahan dan resep agar menjadi suatu panganan yang lebih menarik, menyehatkan dan banyak diminati. Kentang tidak lagi hanya dianggap sebagai bahan pelengkap masakan, namun mulai digunakan sebagai bahan dasar makanan. Adanya sosialisasi progam pemerintah tentang penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal yang bertujuan mengurangi konsumsi beras sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 22 tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian nomor: 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal turut, mendorong para produsen lebih lagi berkreatifitas mengolah kentang agar menjadi panganan yang lebih diminati lagi dan harapan jangka panjang dapat menjadi makanan pengganti nasi. Adanya gerakan pemerintah untuk mengganti pola makan nasi pada orang Indonesia ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan penggunaan bahan makanan hasil potensi lokal, mengurangi ketergantungan bahan konsumsi impor, dan menjaga kestabilan harga bahan kebutuhan pokok, khususnya bahan makanan. Kota Depok, sejak bulan Februari 2012 mensosialisasikan “Satu Hari Tanpa Nasi” One Day No Rice (Ekonomi Depok, 2012). Sebagai langkah awal, pemerintah Kota Depok berupaya untuk melakukan sosialisasi gerakan satu hari tanpa nasi di

Transcript of PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP...

PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP

SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN

Grace Elizabeth

Grace Elizabeth ([email protected])

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma

Jl. KH. Noer Ali Kalimalang, Bekasi

ABSTRAK

Masa kini produk bubur kentang dapat ditemukan dalam bentuk siap saji untuk

kepraktisan dan penghematan waktu dalam pengolahannya. Quality Function

Deployment (QFD) adalah salah satu metode yang dapat membantu mencari

kesinambungan antara karakteristik bubur kentang siap saji dengan kepuasan para

konsumen sebagai salah satu strategi produsen menguasai pasar pengolahan bubur

kentang siap saji. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, diketahui prioritas

atribut karakteristik teknis bubur kentang siap saji yang harus terpenuhi dan

dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Atribut

karakteristik teknis tersebut, antara lain yaitu pada variabel bahan baku, yaitu jenis

komposisi, komposisi bahan baku, dan kualitas bahan baku. Selanjutnya disusul dengan

atribut mencantumkan komposisi pada kemasan, standar produksi yang berstandar ISO,

keadaan umum rasa, mencantumkan informasi nilai gizi pada kemasan, pengemasan

yang tidak mempengaruhi/dipengaruhi isi, keadaan umum warna, dan biaya

manufakturing.

Kata Kunci: Bubur kentang siap saji, Keinginan konsumen di Depok, Karakteristik teknis,

QFD.

PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia pada awalnya mengenal kentang hanya sebagai bahan

tambahan dalam masakan dan kurang meminati sebagai bahan dasar masakan. Seiring

dengan perkembangan jaman saat ini kentang lebih banyak diolah sebagai bahan dasar

makanan dengan berbagai cara pengolahan dan resep agar menjadi suatu panganan yang

lebih menarik, menyehatkan dan banyak diminati. Kentang tidak lagi hanya dianggap

sebagai bahan pelengkap masakan, namun mulai digunakan sebagai bahan dasar

makanan.

Adanya sosialisasi progam pemerintah tentang penganekaragaman konsumsi

pangan berbasis sumber daya lokal yang bertujuan mengurangi konsumsi beras sesuai

dengan Peraturan Presiden nomor 22 tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian

nomor: 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang gerakan percepatan penganekaragaman

konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal turut, mendorong para produsen lebih lagi

berkreatifitas mengolah kentang agar menjadi panganan yang lebih diminati lagi dan

harapan jangka panjang dapat menjadi makanan pengganti nasi. Adanya gerakan

pemerintah untuk mengganti pola makan nasi pada orang Indonesia ini diharapkan akan

berdampak pada peningkatan penggunaan bahan makanan hasil potensi lokal,

mengurangi ketergantungan bahan konsumsi impor, dan menjaga kestabilan harga

bahan kebutuhan pokok, khususnya bahan makanan.

Kota Depok, sejak bulan Februari 2012 mensosialisasikan “Satu Hari Tanpa

Nasi” One Day No Rice (Ekonomi Depok, 2012). Sebagai langkah awal, pemerintah

Kota Depok berupaya untuk melakukan sosialisasi gerakan satu hari tanpa nasi di

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari

dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sipil yang berkantor di

lingkup Balaikota mengganti pola konsumsi makannya dari nasi ke bahan pangan non

nasi, salah satunya kentang.

Dari segala jenis produk makanan berbahan dasar kentang yang beredar di

masyarakat, salah satu jenisnya adalah kentang yang dihaluskan hampir berbentuk

bubur yang lebih dikenal masyarakat dengan nama mashed potato. Masa kini produk

bubur kentang ini dapat ditemukan dalam bentuk siap saji untuk kepraktisan dan

penghematan waktu dalam pengolahannya.

Diperlukan suatu kesinambungan antara karakteristik bubur kentang siap saji

dengan kepuasan para konsumen sebagai salah satu strategi produsen menguasai pasar

pengolahan bubur kentang siap saji. Quality Function Deployment (QFD) adalah salah

satu metode yang dapat membantu memecahkan masalah ini. Diharapkan dengan

penerapan metode QFD ini dapat diketahui karakteristik produk bubur kentang siap saji

yang sesuai dengan keinginan konsumen. Penelitian benchmarking dilakukan dengan

menilai produk bubur kentang siap saji ternama yang sudah ada pasaran dan perbaikan

yang sesuai dengan keinginan konsumen. Berkaitan dengan hal-hal di atas adanya

penelitian ini dapat menjadi suatu masukkan ide yang baik bagi para produsen pengolah

bubur kentang siap saji, sebagai salah satu jenis olahan makanan pengganti nasi,

terutama untuk di daerah penelitian, yaitu kota Depok yang akhirnya dapat berdampak

di berbagai bidang lain seperti ekonomi dan kesehatan.

METODE PENELITIAN

Diagram Alir Penelitian Metode penelitian merupakan suatu proses berpikir yang sistematis yang terdiri

atas tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan. Metodologi penelitian yang digunakan

dalam penulisan Tugas Akhir ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

Identifikasi Masalah

Menentukan Tujuan Penelitian

Pengumpulan DataDilakukan dengan cara

penyusunan dan penyebaran

kuisioner

Mulai

Tinjauan Pustaka

Pengujian DataDilakukan dengan uji

validitas dan reliabilitas

Pengolahan Data dengan

Metode QFD

Analisis dan Perancangan Produk

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Langkah awal adalah dengan melakukan identifikasi masalah. Identifikasi

dilakukan untuk mencari permasalahan yang harus diselesaikan penulis, yaitu mencari

kepuasan konsumen akan pengolahan produk kentang. Identifikasi masalah dilakukan

bersamaan dengan tinjauan pustaka yang bertujuan untuk menunjang penelitian secara

teoritis dan berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap dalam memecahkan

permasalahan. Metode ini dilakukan dengan literatur-literatur atau buku-buku yang

berhubungan dengan objek yang dikaji dalam penulisan tugas akhir ini.

Berikutnya adalah melakukan pengumpulan data berupa suara konsumen yang

akan digunakan sebagai masukan dalam metode QFD. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara penyebaran kuisioner. Pengumpulan suara konsumen dilakukan dengan

teknik sampling non probabilitas sampling dengan metode aksidental sampling. Metode

aksidental sampling adalah teknik siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang cocok sebagai data. Sampel

yang dimaksud adalah responden konsumen produk bubur kentang. Kecocokan sebagai

sampel dititikberatkan pada responden yang menyukai produk bubur kentang.

Setelah dilakukan penyebaran kuesioner berikutnya dilakukan uji validitas dan

reliabilitas terhadap kuesioner penelitian dengan mengunakan software SPSS. Langkah

berikutnya adalah mengolah data dengan software QFD.

Setelah data dikumpulkan dan diolah, maka dilanjutkan dengan melakukan

analisis terhadap hasil yang diperoleh. Melalui tahap analisis dapat diperoleh

perancangan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kesimpulan adalah

rangkuman dari keseluruhan hasil yang telah diperoleh. Saran ditujukan perbaikan atau

masukan sebagai manfaat setelah dilakukannya penulisan tugas akhir ini.

Diagram Alir Pengolahan Data

Dengan tahapan tersendiri dalam pengolahan data menggunakan metode QFD.

Gambar 2 merupakan diagram alir langkah-langkah pengolahan data menggunakan

metode QFD dimulai dari langkah pengambilan data hingga diprosesnya data dengan

software QFD.

Pengumpulan Data AwalDilakukan dengan cara

penyusunan dan penyebaran

kuisioner pendahuluan

Mulai

Data

kuisioner=30

Ya

Tidak

Penelitian Utama

Dilakukan dengan cara penyusunan

dan penyebaran kuisioner utama/

lanjutan dari kuisioner pendahuluan

Tidak

Ya

Pengujian Penelitian UtamaDilakukan dengan uji

validitas dan reliabilitas

Data cukup?

Pengolahan Data dengan Metode QFD

Selesai

Gambar 2 Diagram Alir Proses Pengolahan Data

Data yang akan diolah dengan QFD diperoleh dengan cara penyebaran kuisioner.

Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengumpulan data awal atau

pendahuluan (jumlah data harus terkumpul sejumlah 30) yang dilanjutkan dengan

penelitian utama. Sampel yang tergolong sampel besar yang distribusinya normal adalah

sampel yang jumlahnya≥30 dan diambil secara random sederhana (Singarimbun, 1989).

Penelitian pendahuluan dan utama dilakukan dengan cara yang sama, yaitu penyebaran

kuisioner.

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menyebar kuesioner dan dengan

bentuk pertanyaan terbuka agar mendapatkan masukkan konsumen tentang atribut apa

saja dan karakteristik yang menjadi kebutuhan dan keinginan responden akan produk

bubur kentang. Pengujian kuesioner dilakukan secara acak di banyak tempat.

Berdasarkan data atribut-atribut yang didapat dari penelitian pendahuluan

selanjutnya dilakukan penelitian lanjutan atau utama yang dilakukan untuk penentuan

tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut-atribut tersebut. Kuesioner penelitian

utama dibagi menjadi dua, pada kuesioner penelitian I ditujukan menilai tingkat

kepentingan atribut-atribut produk bubur kentang yang diinginkan konsumen.

Kuesioner penelitian II untuk menilai kondisi karakteristik teknis produk. Adapun

penilaian adalah terhadap kondisi karakteristik teknik produk bubur kentang siap saji

yang telah beredar dipasaran dan keinginan atau harapan konsumen yang sebenarnya.

Penentuan ukuran sampel penelitian utama dilakukan dengan suatu rumus

perhitungan pengambilan sampel dari populasi. Rumus yang ditemukan oleh Slovin

(Herliansyah, 2008) ini memiliki persamaan:

n =21 Ne

N

Keterangan: n = Jumlah minimal sampel

N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner penelitian I dengan

mengunakan software SPSS. Hal ini dilakukan untuk menguji apakah kuesioner benar

dapat menggambarkan tujuan dari penelitian atau apakah pertanyaan-pertanyaan yang

digunakan dalam kuesioner tersebut sudah cukup mudah dimengerti oleh responden

sehingga tidak menimbulkan kesalahan interpretasi dan juga konsisten bila pertanyaan

tersebut dijawab di waktu yang berbeda.

Langkah berikutnya adalah mengolah data dengan software QFD. Pengolahan

data yang dilakukan hanya pada tahap perencanaan produk. Tahap perencanaan produk

dilakukan untuk mengkonversi suara konsumen secara langsung terhadap persyaratan

teknis produk.

PEMBAHASAN

Hasil Kuesioner Pendahuluan

Kuesioner pendahuluan dibuat dalam bentuk pertanyaan terbuka agar

mendapatkan masukkan konsumen tentang atribut apa saja dan karakteristik yang

menjadi kebutuhan dan keinginan responden akan produk bubur kentang. Bentuk

pertanyaan terbuka, yaitu responden dapat dengan bebas menuliskan jawaban-jawaban

yang diinginkan mereka sesuai menjawab pertanyaan terbuka yang ada. Teknik

wawancara turut dilakukan bila peneliti menemukan jawaban yang kurang jelas yang

diisikan oleh responden. Kuesioner pendahuluan disebarkan kepada 30 responden.

Responden merupakan siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok,

yaitu dititikberatkan pada responden yang menyukai produk bubur kentang.

Melalui kuesioner pendahuluan diperoleh beberapa data karakteristik responden.

Data karakteristik responden yang dimaksud meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan,

dan intensitas konsumsi responden akan produk bubur kentang dalam 1 bulan.

Pengisian usia responden diisi secara bebas oleh responden. Berikutnya peneliti

melakukan pengelompokkan usia yang didasarkan atas kebutuhan kalori rata-rata

seseorang dalam kelompok usia yang dimaksud. Tabel 1 Persentase Kelompok Usia 30 Responden

No. Kelompok Usia

(Tahun)

Persentase

(%)

1. 10-12 0

2. 13-15 10

3. 16-18 20

4. 19-29 40

5. 30-49 30

7. ≥50 0

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden wanita lebih banyak daripada

responden pria. Pengelompokkan jenis pekerjaan berhubungan dengan daya beli

responden maupun pola makan terhadap produk. Seluruh responden merupakan orang-

orang yang menyukai produk bubur kentang. Namun dapat diketahui meskipun mereka

menyukai produk ini, intensitas komsumsi terhadap bubur kentang belum tentu menjadi

sangat sering. Dari 30 responden intensitas konsumsi bubur kentang didominasi tingkat

biasa saja dan sering.

Gambar 3 (a) Persentase Jenis Kelamin 30 Responden, (b) Persentase Jenis Pekerjaan 30

Responden

Gambar 4 Persentase Intensitas Komsumsi Produk Bubur Kentang 30 Responden

Data-data atribut yang diperoleh dari kuesioner pendahuluan keseluruhan

digunakan untuk menyusun kuesioner penelitian utama. Peneliti mengelompokkan suara

konsumen berdasarkan kelompok sekunder (variabel) dan tersier (atribut) yang telah

disuarakan oleh para responden.

Hasil Kuesioner Penelitian Utama

Kuesioner ini disusun berdasarkan kuesioner pendahuluan. Kuesioner penelitian

utama ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kuesioner penelitian I ditujukan menilai tingkat

kepentingan atribut-atribut produk bubur kentang yang diinginkan konsumen.

Kuesioner penelitian II untuk menilai kondisi karakteristik teknis produk.

Responden kuesioner penelitian utama ini merupakan sampel penduduk yang

berada di kota depok dengan jumlah 1.816.132 jiwa (2011). Penentuan ukuran sampel

a b

penelitian utama dilakukan dengan suatu rumus perhitungan pengambilan sampel dari

populasi. Rumus ini memiliki persamaan:

n =21 Ne

N

Keterangan: n = Jumlah minimal sampel

N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan

Peneliti menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5%, sehingga diperoleh:

n =21 Ne

N

=

2)05,0(18136121

1813612

=399,911 400 responden

Dapat dikatakan jumlah 400 responden tersebut cukup mewakili populasi yang

ada. Melalui kuesioner penelitian utama diperoleh beberapa data karakteristik responden.

Data karakteristik responden yang dimaksud meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan,

dan intensitas konsumsi responden akan produk bubur kentang dalam 1 bulan.

Pengisian usia responden diisi secara bebas oleh responden. Berikutnya peneliti

melakukan pengelompokkan usia yang didasarkan atas kebutuhan kalori rata-rata

seseorang dalam kelompok usia yang dimaksud. Tabel 2 Persentase Kelompok Usia 400 Responden

No. Kelompok Usia

(Tahun)

Persentase

(%)

1. 10-12 1,25

2. 13-15 5

3. 16-18 18,25

4. 19-29 56,75

5. 30-49 18,5

7. ≥50 0,25

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden wanita lebih banyak daripada

responden pria. Pengelompokkan jenis pekerjaan berhubungan dengan daya beli

responden maupun pola makan terhadap produk. Seluruh responden merupakan orang-

orang yang menyukai produk bubur kentang. Namun dapat diketahui meskipun mereka

menyukai produk ini, intensitas komsumsi terhadap bubur kentang belum tentu menjadi

sangat sering. Dari 400 responden intensitas konsumsi bubur kentang didominasi

tingkat biasa saja.

Gambar 5 (a) Persentase Jenis Kelamin 400 Responden, (b) Persentase Jenis Pekerjaan 400

Responden

a b

Gambar 6 Persentase Intensitas Komsumsi Produk Bubur Kentang 400 Responden

Bobot Kepentingan pada Kuesioner Penelitian I

Pada kuesioner penelitian I responden diminta untuk menjawab pertanyaan

tertutup dengan cara memilih peringkat yang yang telah disediakan. Responden diminta

memberikan persepsinya terhadap kepentingan atribut-atribut produk bubur kentang

yang sudah disusun dalam kuesioner. Pemberian peringkat dilakukan dengan

menggunakan skala likert dari 1 sampai 5 dengan keterangan sebagai berikut:

1 = tidak penting 2 = kurang penting

3 = cukup penting 4 = penting 5 = sangat penting

Tingkat prioritas konsumen terhadap karakteristik konsumen didapatkan dengan

perhitungan rata-rata terhadap pilihan responden dalam kuesioner penelitian I.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner penelitian I. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS ver 16.0. Melalui pengujian

diperoleh hasil bahwa atribut nomor 6 dan 20 tidak valid. Pendasaran validitas

dilakukan perbandingan pada tabel r (product moment) pada taraf signifikan 5%,

sebesar 0,098. Nilai r hasil data dilihat pada bilangan-bilangan yang terdapat pada

kolom corrected item-total correlation. Nilainya harus bernilai lebih besar dari r tabel.

Hasil pengujian secara lengkap dapat dilihat pada lampiran kedua.

Uji reliabilitas dilakukan dengan cara melihat bilangan-bilangan alpha if item

deleted. Nilainya harus lebih besar dari 0.7 sehingga dikatakan reliabel. Semakin

mendekati angka 1 dikatakan semakin reliabel. Meskipun dari hasil keseluruhan hasil

dikatakan reliabel, nomor 6 dan 20 dikeluarkan dari data atau tidak akan dipakai untuk

pengolahan yang selanjutnya.

Kuesioner Penelitian II

Kuesioner penelitian II dilakukan untuk menilai kondisi karakteristik teknis

produk. Karakteristik teknis produk didapat dari analisis produk yang berada di pasaran,

buku pedoman standar nasional Indonesia (SNI 4477: 1998) mengenai kentang kemasan,

Peraturan Menkes nomor 1168 tahun 1999 mengenai bahan tambahan makanan,

wawancara pihak yang berkompeten mengenai standar produk bubur kentang siap saji,

dan ahli masakan yang cukup paham mengenai produk bubur kentang. Responden

diminta untuk menilai kondisi karakteristik produk yang telah disusun tersebut dan

harapannya untuk perbaikan yang lebih baik.

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan hasil dengan cara

menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dari data-data penelitian yang telah

dikumpulkan dengan menggunakan analisis QFD.

Dalam tahap pengolahan data ini dilakukan pengolahan data seperti pembobotan

tingkat hubungan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis, tingkat hubungan

antar karakteristik teknis, tingkat hubungan antar keinginan konsumen, persepsi dan

harapan konsumen terhadap produk bubur kentang siap saji (benchmarking), urutan

tingkat prioritas, dan usulan target perbaikan dari karakteristik teknis.

Hubungan Antara Keinginan Konsumen dengan Karakteristik Teknis

Penentuan hubungan antara keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Teknik yang

dilakukan adalah dengan cara mewawancarai para ahli.

Penilaian pembobotan dilakukan dengan menentukan nilai hubungan kuat,

sedang, lemah, atau tidak ada hubungan. Tabel 4.6 memperlihatkan penilaian hubungan. Tabel 3 Simbol Penilaian Hubungan Keinginan Konsumen dengan Karakteristik Teknis

Tingkat Kualitas Bobot Simbol

Kuat 9

Sedang 6

Lemah 3

Tidak ada hubungan 0 (kosong)

Penjelasan atau keterangan dari masing-masing simbol adalah sebagai berikut:

a. Kuat

Menunjukan hubungan antara keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

sangat berpengaruh terhadap produk bubur kentang siap saji yang diinginkan. Dapat

dikatakan sebagai suatu faktor utama yang harus diperhatikan.

b. Sedang

Menunjukan hubungan antara keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

mempengaruhi produk yang diinginkan. Namun pengaruhnya tidak terlalu besar

dibandingkan dengan hubungan kuat.

c. Lemah

Menunjukan bahwa hubungan antara keinginan konsumen dengan karakteristik

teknis tidak terlalu berpengaruh terhadap produk. Meski demikian tetap harus

diperhatikan dan tidak dapat dihilangkan karena merupakan bagian dari

pembentukan produk bubur kentang siap saji yang dikehendaki oleh konsumen.

d. Tidak ada hubungan

Menunjukan tidak ada pengaruh antara keinginan konsumen dengan karakteristik

teknis produk.

Hubungan Antar Karakteristik Teknis

Hubungan antar karakteristik teknis menunjukan pengaruh antara satu

karakteristik yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antar karakteristik teknis ini

ditentukan oleh nilai sangat positif, positif, sangat negatif, dan negatif. Simbol,

hubungan, dan bobot untuk antar karakteristik teknis dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Simbol Hubungan Antar Karakteristik Teknis

Hubungan Bobot Simbol

Sangat positif 2

Positif 1

Tidak ada hubungan 0 (kosong)

Negatif -1

Sangat negatif -2

Penjelasan atau keterangan dari masing-masing simbol adalah sebagai berikut:

a. Sangat positif

Menunjukan bahwa perubahan yang terjadi pada suatu atribut karakteristik teknis

memberikan dampak positif terhadap atribut lainnya.

b. Positif

Menunjukkan perubahan atribut karakteristik teknis memberikan dampak positif

terhadap atribut karakteristik teknis yang lainnya, namun nilainya lebih rendah dari

hubungan sangat positif.

c. Tidak ada hubungan

Menunjukan perubahan atribut karakteristik teknik tidak memberikan dampak

apapun (atau sangat kecil nilainya sehingga dapat diabaikan) terhadap atribut lainnya.

d. Negatif

Menunjukan bahwa hubungan kebutuhan atribut karakteristik teknis yang satu akan

memberikan dampak negatif terhadap kebutuhan atribut karakteristik teknis lainnya,

namun nilainya lebih rendah dari hubungan sangat negatif.

e. Sangat negatif

Menunjukan bahwa perubahan yang terjadi pada suatu atribut karakteristik teknis

yang satu akan memberikan dampak negatif terhadap kebutuhan atribut karakteristik

teknis lainnya.

Hubungan Antar Keinginan Konsumen

Hubungan antar keinginan konsumen menunjukan pengaruh antara satu

karakteristik keinginan konsumen yang satu dengan karakteristik keinginan konsumen

yang lainnya. Hubungan antar konsumen ini ditentukan oleh nilai sangat positif, positif,

tidak ada hubungan, sangat negatif, dan negatif. Simbol dan penjelasan hubungan sama

dengan pada pembahasan Hubungan Antar Karakteristik Teknis di atas.

Penentuan Tingkat Kesulitan

Penentuan tingkat kesulitan menunjukan bobot atau tingkat kesulitan dalam

upaya merealisasikan perbaikan mutu karakteristik teknis dari produk bubur kentang

siap saji agar lebih memenuhi harapan konsumen agar produk menjadi lebih baik.

Penilaian terhadap tingkat kesulitan diperoleh dari pihak-pihak ahli yang cukup paham

akan produksi bubur kentang siap saji dengan teknik wawancara.

Sangat mudah artinya dalam merealisasikannya tidak ada kendala yang berarti

sama sekali. Mudah artinya dalam merealisasikannya kendala yang ada masih dapat

diatasi. Cukup sulit artinya dalam merealisasikannya memerlukan perhatian yang lebih

berarti karena akan banyak kendala yang timbul. Sulit artinya dalam merealisasikannya

terdapat berbagai kendala, sukar atau tidak dapat dikontrol serta sulit untuk ditingkatkan

agar lebih baik. Sangat sulit artinya dalam merealisasikannya sangat sulit bahkan ada

kemungkinan tidak dapat dilakukan.

Hasil Penyebaran Kuesioner Pendahuluan

Kuesioner pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan suara sekunder

(variabel) dan tersier (atribut) konsumen akan karakteristik bubur kentang siap saji yang

diinginkan. Teknik yang dilakukan adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner

maupun wawancara singkat bila ditemukan data yang kurang jelas.

Kuesioner pendahuluan dibuat dalam bentuk pertanyaan terbuka untuk benar-

benar mengumpulkan variabel dan atribut keinginan konsumen akan bubur kentang siap

saji karena penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga belum diketahui

variabel terkait. Hasilnya diperoleh 10 variabel dan 42 atribut.

Variabel Karakteristik Teknis

Terdapat 11 variabel dan 34 atribut karakteristik teknis. Data karakteristik teknis

ini berisikan mengenai standar-standar produk bubur kentang siap saji yang telah ada

saat ini. Data ini diperoleh dari beberapa sumber baik tulisan maupun wawancara

dengan pihak berkompeten di bidangnya terkait produk bubur kentang siap saji. Melalui

teknik ini juga diperoleh data mengenai kesulitan dalam upaya merealisasikan

perbaikan mutu karakteristik teknis dari produk bubur kentang siap saji.

Gambar 7 Hasil Pengolahan Rumah Kualitas

Weighted dan Relative Importance

Angka ini menunjukan prioritas dari atribut karakteristik teknis yang perlu

didahulukan dalam pengembangan produk bubur kentang siap saji. Berdasarkan angka

yang dapat dilihat pada weighted importance, nilai terbesar merupakan atribut yang

perlu diprioritaskan. Relative importance adalah bentuk diagram batangnya.

Technical Assesment dan Benchmarking

Technical assesment dan benchmarking dilakukan dalam upaya menghasilkan

produk yang lebih baik dari produk yang sudah ada pada saat ini. Hal yang dilakukan

adalah dengan meninjau kondisi perusahaan sendiri kemudian dilakukan perbandingan

dengan perusahaan pesaing. Dalam penelitian kali ini dilakukan dengan cara meninjau

terhadap kondisi produk yang sudah ada dan mengidentifikasi adanya perbaikan di masa

yang akan datang. Technical assessment dilakukan oleh produsen sendiri guna

memperbaiki produksinya, sedangkan benchmarking berdasarkan suara konsumen.

Persepsi merupakan penilaian konsumen terhadap produk yang sudah ada, sedangkan

harapan adalah rancangan produk baru.

Penilaian technical assessment dan benchmarking menggunakan lima skala

penilaian 1, 2, 3, 4, dan 5. Skala penilaian 1 mengartikan atribut yang menjadi penilaian

memiliki kondisi yang tidak diinginkan atau tidak puas, namun sebaliknya untuk skala

penilaian 5 mengartikan kondisi yang diinginkan atau memuaskan. Penilaian untuk

kondisi yang sudah ada saat kini dilambangkan dengan logo bangunan pabrik dan

bergaris hijau, sedangkan rancangan dilambangkan logo bola dunia dengan garis

berwarna merah.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Variabel keinginan konsumen terhadap produk bubur kentang siap saji terdiri

dari 10 variabel dan 40 atribut. Kesepuluh variabel itu adalah tekstur, aroma saat

dihidangkan, kesan saat dikonsumsi, bahan tambahan pokok, rasa produk, jumlah,

bahan tambahan makanan, kemasan produk, bentuk kemasan, dan harga.

Variabel karakteristik teknis dari produk bubur kentang siap saji sejumlah 11

variabel dan 34 atribut. Kesebelas variabel itu adalah keadaan umum, kebersihan,bahan

baku, pilihan rasa, bahan tambahan, desain kemasan, standar produksi, manufakturing,

bentuk kemasan, pengemasan, dan kuantitas inti produk.

Atribut karakteristik teknis yang menjadi prioritas untuk dikembangkan, yaitu

pada variabel bahan baku, yaitu jenis komposisi, komposisi bahan baku, dan kualitas

bahan baku. Selanjutnya disusul dengan atribut mencantumkan komposisi pada

kemasan, standar produksi yang berstandar ISO, keadaan umum rasa, mencantumkan

informasi nilai gizi pada kemasan, pengemasan yang tidak mempengaruhi/dipengaruhi

isi, keadaan umum warna, biaya manufakturing dan lain-lain.

Saran

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai perancangan produk bubur

kentang siap saji yang memperhatikan suara konsumen. Untuk penelitian yang

selanjutnya, diharapkan dapat lebih lagi memperlengkapi variabel karakteistik, baik dari

segi teknis maupun konsumen agar dipeoleh hasil yang lebih detail dan lebih baik.

Lanjutan tahap pembentukan rumah kualitas dan penelitian perbandingan terhadap

perusahaan yang telah mengeluarkan produk juga disarankan agar lebih melengkapi

hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://ekonomidepok.blogspot.com/2012/02/gerakan-satu-hari-tanpa-nasi-one-day-

no.html

http://www.deptan.go.id/pedum2012/BKP/3.%20pedum-P2KP-bkp2012.pdf

http://hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_22_2009.pdf

Herliansyah, Yudhi. 2008. Populasi dan Sampling. Modul. Fakultas Ekonomi, Jurusan

Akutansi, Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Singarimbun, M.. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta PT. Midas Surya Grafindo.