Perancangan Media Informasi Wisata Kuliner Kota Salatiga ...

19
2 1. Pendahuluan Salatiga merupakan kota di tengah-tengah kota besar seperti Solo, Jogja dan Semarang sehingga menjadikan kota Salatiga sebagai kota transit atau tempat untuk melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan ke kota tujuan. Setelah melakukan wawancara terhadap 30 wisatawan yang datang ke kota Salatiga, pada dasarnya wisatawan bertujuan untuk melepas lelah sembari mengisi perut mereka yang kosong setalah melakukan perjalanan jauh. Salatiga terkenal dengan kuliner- kuliner khas maupun kuliner terkenal. Tetapi wisatawan luar kota cenderung kurang mengerti lokasi-lokasi wisata kuliner maupun kuliner yang di jajakan. Oleh karena itu perlu dibuat sebuah media informasi untuk membantu para wisatawan dalam menemukan lokasi-lokasi wisata kuliner di Salatiga. Kemajuan dunia teknologi tidak terlepas dengan dunia promosi. Media informasi kota Salatiga disebut juga dengan media promosi, karena selain sebagai alat untuk membantu wisatawan, media informasi juga dapat dijadikan media promosi kota Salatiga bagi wisatawan yang yang mengakses media informasi tersebut. Media informasi adalah sarana yang digunakan untk memberikan informasi peristiwa-peristiwa yang terjadi kepada masyarakat umum secara cepat [1]. Media informasi sering digunakan sebagai alat untuk membantu masyarakat dalam melakukan sesuatu atau menemukan sesuatu. Multimedia interaktif adalah sebuah teknologi baru dengan potensi yang sangat besar untuk mengubah cara belajar, cara untuk mendapatkan infromasi dan cara untuk menghibur. [2] 2. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu tentang Pembuatan Media Informasi Sarana Umum Di Kota Depok dengan menggunakan penjejakan yang telah disesuaikan dengan susunan menu mulai dari informasi tentang kota depok dan kecamatan-kecamatan yang masing-masing kecamatan tersebut dipecah menjadi beberapa kelurahan dan diimplementasikan pada perangkat lunak melalui proses pengolahan gambar (grafik) dan animasi dengan pengaturan garis waktu (timeline) dalam ActionScript perangkat lunak Macromedia Flash MX 2004 [3]. Selanjutnya, penelitian terdahulu tentang Aplikasi Untuk Panduan Wisata Kuliner dengan SAW (Simple Additive Weighting Method) pada Android Mobile yang dibuat dengan menggunakan standarisasi android dan pengaplikasian dengan android. Memudahkan wisatawan untuk menemukan tempat wisata kuliner dengan mudah hanya dengan mencari jenis makanan dan dengan cepat aplikasi tersebut menunjukan arah berupa tampilan peta, memberikan lokasi dimana kita berada dan memberikan arah-arah ke lokasi yang dituju [4]. Pada tahun 2011, penelitian tentang aplikasi multimedia interaktif berbasis web untuk mengetahui pertumbuhan pada anak balita, yang dapat menghasilkan apakah seorang balita memiliki berat dan tinggi badan yang normal atau tidak. Tujuannya adalah membangun suatu aplikasi multimedia interaktif berbasis web yang dapat digunakan untuk mengetahui kategori perlumbuhan berat dan tinggi badan anak balita dan juga memberikan saran kepada orang tua untuk menjaga pertumbuhan anak balitanya. [5]

Transcript of Perancangan Media Informasi Wisata Kuliner Kota Salatiga ...

2

1. Pendahuluan

Salatiga merupakan kota di tengah-tengah kota besar seperti Solo, Jogja dan

Semarang sehingga menjadikan kota Salatiga sebagai kota transit atau tempat

untuk melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan ke kota tujuan. Setelah

melakukan wawancara terhadap 30 wisatawan yang datang ke kota Salatiga, pada

dasarnya wisatawan bertujuan untuk melepas lelah sembari mengisi perut mereka

yang kosong setalah melakukan perjalanan jauh. Salatiga terkenal dengan kuliner-

kuliner khas maupun kuliner terkenal. Tetapi wisatawan luar kota cenderung

kurang mengerti lokasi-lokasi wisata kuliner maupun kuliner yang di jajakan.

Oleh karena itu perlu dibuat sebuah media informasi untuk membantu para

wisatawan dalam menemukan lokasi-lokasi wisata kuliner di Salatiga.

Kemajuan dunia teknologi tidak terlepas dengan dunia promosi. Media

informasi kota Salatiga disebut juga dengan media promosi, karena selain sebagai

alat untuk membantu wisatawan, media informasi juga dapat dijadikan media

promosi kota Salatiga bagi wisatawan yang yang mengakses media informasi

tersebut.

Media informasi adalah sarana yang digunakan untk memberikan informasi

peristiwa-peristiwa yang terjadi kepada masyarakat umum secara cepat [1]. Media

informasi sering digunakan sebagai alat untuk membantu masyarakat dalam

melakukan sesuatu atau menemukan sesuatu. Multimedia interaktif adalah sebuah

teknologi baru dengan potensi yang sangat besar untuk mengubah cara belajar,

cara untuk mendapatkan infromasi dan cara untuk menghibur. [2]

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu tentang Pembuatan Media Informasi Sarana Umum Di

Kota Depok dengan menggunakan penjejakan yang telah disesuaikan dengan

susunan menu mulai dari informasi tentang kota depok dan kecamatan-kecamatan

yang masing-masing kecamatan tersebut dipecah menjadi beberapa kelurahan dan

diimplementasikan pada perangkat lunak melalui proses pengolahan gambar

(grafik) dan animasi dengan pengaturan garis waktu (timeline) dalam ActionScript

perangkat lunak Macromedia Flash MX 2004 [3].

Selanjutnya, penelitian terdahulu tentang Aplikasi Untuk Panduan Wisata

Kuliner dengan SAW (Simple Additive Weighting Method) pada Android Mobile

yang dibuat dengan menggunakan standarisasi android dan pengaplikasian dengan

android. Memudahkan wisatawan untuk menemukan tempat wisata kuliner

dengan mudah hanya dengan mencari jenis makanan dan dengan cepat aplikasi

tersebut menunjukan arah berupa tampilan peta, memberikan lokasi dimana kita

berada dan memberikan arah-arah ke lokasi yang dituju [4].

Pada tahun 2011, penelitian tentang aplikasi multimedia interaktif berbasis

web untuk mengetahui pertumbuhan pada anak balita, yang dapat menghasilkan

apakah seorang balita memiliki berat dan tinggi badan yang normal atau tidak.

Tujuannya adalah membangun suatu aplikasi multimedia interaktif berbasis web

yang dapat digunakan untuk mengetahui kategori perlumbuhan berat dan tinggi

badan anak balita dan juga memberikan saran kepada orang tua untuk menjaga

pertumbuhan anak balitanya. [5]

3

Pada penelitian media informasi wisata kuliner kota Salatiga, dibuat media

informasi berupa aplikasi interaktif berbasis multimedia interaktif. Keunggulan

dari media informasi ini, menggunakan video interaktif, sehingga wisatawan dapat

berinteraksi langsung dengan aplikasi yang sudah dibuat.

Di Indonesia istilah pariwisata baru dimulai pada awal tahun 1960-an. Istilah

pariwisata diperoleh dari budayawan intelektual atas permintaan Presiden

Soekarno (Bung Karno) kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX (Bung Sultan)

selaku Ketua DTI (Dewan Tourisme Indonesia) di tahun 1960 itu. Secara terpisah

dua orang budayawan Indonesia waktu itu dimohon pertimbangannya, yaitu Prof.

Mr. Moh. Yamin dan Prof. Dr. Prijono, yang memberi istilah tourism atau travel,

yang konotasinya bisa terkait dengan selera rasa pleasure, excitement,

entertainment, adventure dan sejenisnya [6].

Salatiga merupakan sebuah kota yang memiliki luas wilayah kurang lebih

60 km. Salatiga mempunyai letak yang strategis diantara kota Semarang dan kota

Solo. Kota Salatiga dikenal sebagai kota pendidikan, olahraga, perdagangan, dan

transit pariwisata [7]. Adapun beberapa lokasi kuliner dikota Salatiga berdasarkan

wawancara terhadap beberapa responden adalah soto esto, pecel madya, joglo bu

rini, ronde jago dan masih banyak lainya.

Media Secara etimologi merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang

berasal dari Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa

Indonesia, kata “medium”dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga

pengertian media dapat mengarahpada sesuatu yang mengantar atau meneruskan

informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media

dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam

suatu proses penyajian informasi.

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk

membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena

informasi menurunkan ketidakpastian (meningkatkan pengetahuan) informasi

menjadi penting karena informasi itu para pengelola dapat mengetahui kondisi

obyektif perusahaannya. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau

fakta yang dikumpulkan dengan metode ataupun cara-cara tertentu. [1]

Potensi Wisata Kuliner ada beberapa potensi produk wisata kuliner yang

menjadi daya tarik, yaitu meliputi : Cita Rasa, Harga, Nilai Sejarah, Ragam

Makanan dan Pleasure.[8]

Multimedia jika ditinjau dari segi bahasa, terdiri dari 2 suku kata,

yaitu"multi" yang memiliki arti banyak atau lebih dari satu dan "media" yang

memiliki arti wadah atau alat. Multimedia dapat diartikan sebagai transmisi data

dan manipulasi semua bentuk informasi, baik berbentuk kata, gambar, video,

musik, atau angka. Teknologi multimedia telah berkembang pesat saat ini hingga

di masa depan seiring dengan perkembangan teknologi komputer. [2]

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian dilakukan

dengan menyebar 30 kuisioner kepada 30 wisatawan. Sebelum masuk ke tahapan

penelitian kuantitatif, dilakukan pencarian data verbal untuk mengetahui rumah

4

makan mana saja yang sering dikunjungi wisatawan. Selanjutnya, dilakukan

perancangan sistem. Perancangan sistem menggunakan metode prototyping.

Bagan metode penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Metode Penelitian

Menurut Roger S.Pressman, Ph.D (2002:39) Metode Prototyping

merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak

digunakan. dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat

saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Metode prototype terdapat 3

(tiga) tahapan untuk dapat mengembangkan suatu perangkat lunak. Pertama,

pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan objektif keseluruhan dari

perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis

besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan

“perancangan kilat”. Kedua, perancangan kilat berfokus pada penyajian dari

aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bagi pelanggan/ pemakai

(contohnya pendekatan input dan format output).Perancangan kilat membawa

kepada konstruksi sebuah prototype. Prototype tersebut dievaluasi oleh

pelanggan/ pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan

perangkat lunak.[9]. Metode prototype dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Metode Perancangan sistem Prototyping [9]

Pembuatan prototype awal dibuat sebelum mencari data visual. Foto-foto

yang dimasukan masih foto-foto hasil download. Hasilnya, wisatawan sudah

cukup mengerti dengan yang akan dibuat. Pembuatan prototype yang ke dua,

dengan menambahkan foto-foto hasil pengumpulan data visual, namun masih

berupa video. Hasilnya, wisatawan cukup mengerti inti dari apa yang akan dibuat.

Pada prototype ke tiga, sudah mulai menjadi aplikasi, hanya kurang beberapa data

yang melum dimasukan kedalam aplikasi. Oleh karena itu, hasil prototype yang ke

tiga sudah dapat dilanjutkan untuk dijadikan aplikasi.

Site map merupakan struktur denah naupun peta map yang berisi konfigurasi

konten dan bagan-bagan yang memiliki arus yang menggambarkan langkah-

langkah dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam hal ini fungsi site map

Pencarian

data verbal

Penyebaran

kuisioner

Perancangan

sistem

5

adalah mempermudah dalam mendesain aplikasi panduan wisata kuliner secara

rapi dan jelas. Sitemap media informasi panduan wisata kuliner dapat dilihat pada

gambar 3.

Gambar 3. Sitemap

Pada tahap selanjutnya, dilakukan analisis kebutuhan yang akan masukkan

dalam video. Dilakukan analisa kebutuhan dengan disebar kuisioner sebanyak 30

responden dan melakukan wawancara terhadap 20 wisatawan untuk membantu

dalam memberikan data kuliner yang lebih akurat. Responden dikhususkan

kepada beberapa orang yang bukan asli dari kota Salatiga dan keluarga yang

benar-benar sedang melakukan transit ke kota Salatiga.

Setelah melakukan tahap definisi kebutuhan, tahap yang selanjutnya

dilakukan adalah tahap riset. Riset disini adalah proses mencari data lokasi-lokasi

dan makanan terkenal di Kota Salatiga dan cukup sering di kunjungi.

Setelah semua data dikumpulkan, termasuk referensi dari kuisioner yang

sudah di sebar dan di isi oleh 30 responden beserta wawancara kepada 20

responden, maka proses selanjutnya adalah mencari informasi tentang kuliner

tersebut dan dilakukan sedikit interview terhadap pemilik atau pegawai rumah

makan tersebut.

Salatiga memiliki beberapa tempat makan yang cukup terkenal dan patut

untuk dikunjungi. Berikut adalah tempat-tempat rumah makan maupun tempat-

tempat jajanan khas Salatiga berdasarkan wawancara terhadap 20 responden.

Adapun hasil riset dan pengumpulan data rumah makan di Kota Salatiga

adalah :

6

Pagi :

1.Soto Esto

Jl. Langen Suko No. 04 ( Belakang Hotel Grand Wahid Salatiga )

2. Tumpang Koyor

Jl. Kesambi No. 1, Salatiga. Halaman Toko Waringin / Seberang

Es Kesambi 4

3. Pecel Madya

Jl. Sukowati ( Belakang gereja Mawar Sharon )

Siang :

1. Joglo Bu Rini

Jl. Mawar 5B Salatiga (0298) 321370

2. Pemancingan Mina Kencana

Jl. Raya Salatiga – Beringin Km. 27 (0298) 324665

3. Sate Sapi Suruh

Jl. Jendral Sudirman (Ruko Mimosa) (0298) 315322

4. Es Kesambi

Jl. Kesambi no 04 Salatiga

Malam :

1. Ronde Jago

Jl. Jendral Sudirman No. 09 Salatiga (Pasar Raya 2)

2. Koinonia Coffee House

Jl. Nakula Sadewa No. 47 Dukuh Salatiga.

3. Lotus Coffee and Resto

Jl Hasanudin 132 Bendosari Salatiga (0298) 325419

Untuk mendapatkan data dengan hasil yang valid, kuisioner telah dibagikan

kepada 30 responden dan melakukan wawancara kepada 20 responden.

Pertanyaan ke- 1 digunakan untuk menentukan waktu banyaknya wisatawan yang

datang. Pertanyaan ke- 2 digunakan untuk menentukan patokan mana saja lokasi

makanan yang banyak di kunjungi, apakah karena lokasi yang nyaman atau

berdasarkan sejarah. Sedangkan pada pertanyaan ke- 3 digunakan pada content

kategori “menu favorit”.

Gambar 4. Diagram daftar jawaban pertanyaan 1.

0

5

10

15

20

25

Pagi

(50%)

Siang

(26%)

Malam

(24%)

Pagi

Siang

Malam

7

Pada gambar 4 menjelaskan pertanyaan ke-1 yaitu “Wisatawan biasanya

sampai di Kota Salatiga pada pagi/siang/malam hari ?” sebanyak 25 (50%)

responden menjawab pagi, 13 ( 26% ) responden menjawab siang, 12 ( 23% )

responden menjawab malam.

Gambar 5. Diagram daftar jawaban pertanyaan 2.

Pada gambar 5 menjawab pertanyaan ke-2 yaitu “Dalam mencari suatu

kuliner, berdasarkan apa ? Sejarahnya, Lokasinya atau rasanya ?” sebanyak 35

(70%) responden menjawab Sejarah. 10 ( 20% ) responden menjawab lokasi. 5 (

10% ) responden menjawab Rasa.

Gambar 6. Diagram daftar jawaban pertanyaan 3.

Pertanyaan ke-3 yaitu “makanan dan rumah makan favorit di Kota

Salatiga berdasarkan waktu kunjung ?” untuk pagi hari, sebanyak 30 (60%)

menjawab di Soto Esto. Kemudian 8 (16%) responden menjawab Tumpang Koyor

dan 12 (24%) menjawab Pecel Madya. Untuk siang hari, 12 (24%) responden

menjawab Joglo Bu Rini, 8 (16%) responden menjawab Pemancingan Mina

Kencana, 25 (50%) responden menjawab Sate Sapi Suruh, dan 10 (20%)

responden menjawab Es Kesambi. Sedangkan untuk malam hari, sebanyak 20

(40%) responden menjawab Ronde Jago, 12 (24%) responden menjawab

Koinonia, dan 18 (36%) responden menjawab Lotus Café.

Gaya / Style

0

10

20

30

40

Sejarah

(70%)

Lokasi

(20%)

Rasa

(10%)

0

5

10

15

20

25

30

Pagi Siang Malam

Soto Esto

Tumpang Koyor

Pecel Madya

Joglo Bu Rini

Pemancingan Mina Kencana

Sate Sapi Suruh

Es Kesambi

Ronde Jago

Koinonia

8

Style yang digunakan adalah Futuristic. Futuristik merupakan sebuah

kemajuan teknologi yang memiliki ciri simple dan menonjolkan sisi teknologi.

Simple yang dimaksud adalah tidak terlalu banyaknya campuran warna yang

dipakai didalamnya. Hanya menggunakan satu atau dua warna sehinga tidak

terlihat mencolok namun tetap mudah dimengerti dan indah untuk dilihat.

Futuristik dapat juga disebut dengan memproyeksikan kejadian-kejadian, situasi-

situasi, dan proses-proses yang ada atau menciptakan yang baru dan

memfokuskannya pada apa yang akan terjadi [10]. Futuristik sering disebut

dengan “masa depan” atau kemajuan teknologi yang mengacu kepada kemajuan

masa depan. Warna yang digunakan adalah biru, hitam dan putih yang dapat

mewakili waran-warna teknologi dan masa depan [11]. Audio yamg digunakan

dalam teknologi futuristik menggunakan genre techno. Musik ini tidak dimainkan

dengan alat tradisional seperti gendang, gitar, sasando, dll. Musik techno

menggunakan musik digital seperti Dj Maker. Pengambilan gambar dilakukan

dengan menggunakan asas food photography. Food photography atau istilah

lainnya memoto makanan merupakan salah satu cabang dari dunia photography.

Tujuan yang ingin dicapai adalah membangkitkan keinginan pemirsa untuk

merasakan makanan yang di foto. Tipografi atau typeface yang digunakan dalam

video adalah jenis font San Serif, San Serif adalah font tanpa sirip/serif, sehingga

huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan

huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini

adalah modern, simple, dan tegas.

ABCDEFGHIJKLMNOPGRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890,./?!-“&

Huruf-huruf tersebut digunakan karena sesuai dengan konsep futuristik dan

teknologi.

Kebutuhan Data Visual

Menampilkan gambar dan foto-foto tempat wisata kuliner berupa menu

makanan, makanan favorit, dan lokasi rumah makan yang ada di Kota Salatiga

dan kemudian disesuaikan dengan layout pada desain yang sudah dibuat

sebelumnya. Gambar dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Kebutuhan data Visual

9

Kebutuhan Data Verbal

Pengumpulan data verbal dilakukan dengan melakukan wawancara

terhadap owner/pemilik rumah makan. Pertanyaan wawancara terkait dengan

sejarah rumah makan, lokasi, dan menu faforit yang ada pada ruma makan

tersebut. Hasilnya, dimasukan ke dalam informasi rumah makan.

Storyline dan Treatment

Adapun storyline sebagai berikut dimulai dengan munculnya tampilan awal

berupa logo kota salatiga beserta teks “Salatiga Hati Beriman” dan kemudian

muncul animasi ganesha, padi dan kapas yang bergerak. Lalu masuk ke dalam

scene-scene yang sudah dibuat. Setelah pembuatan storyline, kemudian tahap

selanjutnya adalah pembuatan treatment. Treatment disusun berdasarkan hasil

riset awal (baik langsung maupun tak langsung) dan berdasarkan rumusan ide

dalam bentuk video statement yang diuraikan secara deskriptif (bukan tematis)

tentang bagaimana rangkaian cerita atau peristiwa panduan wisata kuliner Kota

Salatiga.

Storyboard

Pada proses pembuatan video panduan wisata ini, dibuat storyboard yang

mudah dimengerti, sebagai acuan untuk dapat meneruskan perancangan video

panduan wisata ini. Storyboard dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Storyboard desain

10

4. Pembahasan dan Pengujian

Hasil perancangan yang telah dibuat diimplementasikan menjadi sebuah

video interaktif yang diharapkan dapat bekerja dengan baik sesuai rancangan serta

dibahas bagaimana video tersebut bekerja.

Opening

Pada bagian awal, terdapat opening berupa logo kota salatiga yang maju

kemudian diikuti dengan teks “Salatiga Hati Beriman” Opening dapat dilihat pada

gambar 9.

Gambar 9. Opening

Intro

Pada scene selanjutnya yaitu scene intro, animasi gambar yang berputar

dan berjalan menuju pojok kiri bawah. Intro dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Intro

Hasil dari scene 3 adalah keluarnya gambar kuliner beserta tombol menu

favorit dan waktu kunjung. Tombol menu favorit akan menuju pada scene 4 dan

tombol waktu kunjung akan menuju pada scene 8. Terdapat tombol back yang

akan menuju scene 1 dan tombol exit yang menuju pada closing. Scene 3 dapat

dilihat pada gambar 11.

11

Gambar 11. Scene 3

Hasil dari scene 14 adalah keluarnya teks siang diikuti dengan keluarnya

foto joglo bu rini beserta content atau penjelasan dari joglo bu rini. Terdapat juga

tombol back yang akan menuju scene 13 dan tombol exit yang akan menuju

closing. Scene 14 dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Scene 14

Closing

Hasil dari closing adalah keluarnya logo kota Salatiga diikuti dengan teks

“Salatiga Hari Beriman” kemudian muncul teks dan animasi “Terima Kasih”.

Closing dapat dilihat pada gambar 13.

12

Gambar 13.Closing

Dari hasil pengujian kuantitatif yang telah dilakukan pada wisatawan

yang mengunjungi Kota Salatiga, didapatkan hasil sebagai berikut :

- Wisatawan sebagai orang awam tentang animasi dan kuliner

di Kota Salatiga juga menyukai layout dari video interaktif

tersebut dikarenakan penggunaan yang mudah dan informasi

yang cukup baik.

Penguajian kuantitatif dilakukan dengan membagikan 30 kuisioner

kepada 30 responden yang merupakan wisatawan yang sedang melakukan transit

ke kota Salatiga. Berikut hasil dari kuisioner dari 30 responden. Kuisioner

pengujian dihitung berdasarkan skala kategori. Skala kategori merupakan metode

pengukuran sikap yang berisi beberapa alternatif kategori pendapat yang

memungkinkan bagi responden untuk memberikan alternatif penilaian.

Tanggapan responden mengenai pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga

(Sebelum melihat video ini, apakah anda sudah banyak tahu tentang

kuliner di Kota Salatiga ?) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Pengetahuan tentang kuliner Kota Salatiga

Tanggapan mengenai

pengetahuan tentang kuliner

kota Salatiga

Jumlah %

Sangat Tahu 4 13

Tahu 4 13

Cukup Tahu 0 0

Kurang Tahu 17 57

Tidak Tahu 5 17

Dapat disimpulkan bahwa responden kurang mengetahui tentang kuliner

yang ada di kota Salatiga karena dari hasil kuisioner diperoleh data sebanyak 57

% menjawab kurang tahu. Pengetahuan responden tentang kuliner kota Salatiga dapat

dilihat pada gambar 14.

13

Gambar 14. Diagram pengetahuan responden tentang kuliner kota Salatiga

Tanggapan responden mengenai sudah/belum pernah melihat media

informasi wisata kuliner kota Salatiga (Sebelumnya, apakah sudah ada

media informasi wisata kuliner Kota Salatiga ?) dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Sudah/belum ada media informasi wisata kuliner kota Salatiga

Sudah/belum ada media

informasi wisata kuliner kota

Salatiga

Jumlah %

Ada 7 23

Mungkin ada 3 10

Tidak tahu 0 0

Mungkin belum ada 2 7

Belum ada 18 60

Dapat disimpulkan bahwa responden belum pernah melihat media

informasi wisata kuliner kota Salatiga karena dari hasil kuisioner diperoleh data

sebanyak 60 % menjawab belum ada. Sudah/belum pernah melihat media

informasi wisata kuliner kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 15.

4 4

0

17

5

Tanggapan mengenai pengetahuan tentang kuliner

kota Salatiga

Sangat tahu

Tahu

Cukup Tahu

kurang tahu

Tidak tahu

14

Gambar 15. Diagram sudah/belum adanya media informasi wisata kuliner kota Salatiga

Tanggapan responden mengenai perlu/tidaknya membuat media informasi

wisata kuliner kota Salatiga (Apakah perlu membuat media informasi

wisata kuliner Kota Salatiga ?) dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Perlu/tidaknya membuat media informasi wisata kuliner kota Salatiga

Perlu/tidaknya

membuat media

informasi wisata kuliner

kota Salatiga

Jumlah %

Sangat diperlukan 24 80

Diperlukan 5 17

Cukup diperlukan 0 0

Kurang diperlukan 1 3

Tidak diperlukan 0 0

Dapat disimpulkan bahwa responden sangat membutuhkan media

informasi wisata kuliner kota Salatiga karena dari hasil kuisioner diperoleh data

sebanyak 80 % menjawab sangat diperlukan. Perlu/tidaknya membuat media

informasi wisata kuliner kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 16.

7

3

0 2

18

Sudah/belum adanya media informasi wisata kuliner kota

Salatiga Ada

Mungkin ada

Tidak tahu

Mungkin belum ada

Belum ada

15

Gambar 16. Diagram perlu/tidaknya membuat media informasi wisata kuliner kota Salatiga

Tanggapan mengenai pengetahuan responden tentang kuliner kota Salatiga

setelah melihat video (Apakah setelah melihat video ini anda lebih banyak

mengetahui wisata kuliner Kota Salatiga ?) dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga setelah melihat video

Pengetahuan tentang

kuliner kota Salatiga

setelah melihat video

Jumlah %

Sangat tahu 18 60

Tahu 12 40

Biasa saja 0 0

Kurang tahu 0 0

Tidak tahu 0 0

Dapat disimpulkan bahwa responden mengetahui tentang kuliner kota

Salatiga setelah melihat video karena dari hasil kuisioner diperoleh data sebanyak

60 % menjawab sangat tahu. Pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga setelah

melihat video dapat dilihat pada gambar 17.

24

5

0 1 0

Perlu/tidaknya membuat media informasi wisata kuliner kota

Salatiga Sangat diperlukan Diperlukan

Cukup diperlukan Kurang diperlukan Tidak diperlukan

16

Gambar 17. Diagram pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga setelah melihat video

Tanggapan mengenai ketertarikan responden terhadap video interaktif

tersebut (Apakah kamu tertarik dengan video interaktif tersebut ?) dapat

dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Ketertarikan responden terhadap video interaktif

Ketertarikan responden

terhadap video interaktif Jumlah %

Sangat tertarik 22 74

Tertarik 4 13

Cukup tertarik 4 13

Kurang tertarik 0 0

Tidak tertarik 0 0

Dapat disimpulkan bahwa responden sangat tertarik terhadap video

interaktif panduan wisata kuliner kota Salatiga karena dari hasil kuisioner

diperoleh data sebanyak 74 % menjawab sangat tertarik. Ketertarikan responden

terhadap video interaktif dapat dilihat pada gambar 18.

18

12

0 0 0

Pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga setelah

melihat video Sangat tahu

Tahu

Biasa saja

Kurang tahu Tidak tahu

17

Gambar 18. Diagram ketertarikan responden terhadap video interaktif

Tanggapan mengenai pemahaman responden terhadap informasi yang

ditampilkan dalam video tersebut (Apakah informasi yang diberikan sudah

cukup dimengerti ?) dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. pemahaman tentang informasi yang diberikan dalam video interaktif

panduan wisata kuliner kota Salatiga

Pemahaman tentang

informasi yang diberikan Jumlah %

Sangat mengerti 20 66

Mengerti 5 17

Cukup dimengerti 2 7

Kurang mengerti 3 10

Tidak mengerti 0 0

Dapat disimpulkan bahwa responden sangat mengerti terhadap informasi

yang diberikan dalam video interaktif panduan wisata kuliner kota Salatiga karena

dari hasil kuisioner diperoleh data sebanyak 66 % menjawab sangat mengerti.

pemahaman tentang informasi yang diberikan dalam video interaktif panduan

wisata kuliner kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 19.

22

13

13

0 0

Ketertarikan responden terhadap video interaktif

Sangat tertarik Tertarik

Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik

18

Gambar 19. Diagram pemahaman tentang informasi yang diberikan dalam video interaktif

panduan wisata kuliner kota Salatiga

Setelah menyebarkan kuisioner, kemudian melakukan sedikit Tanya jawab

tentang alasan responden menjawab kurang mengerti, dan hasil yang didapat ialah

kebanyakan responden kurang menguasai teknologi yang ada, responden kurang

antusias untuk melihat aplikasi yang sudah dibuat dikarenakan reponden terburu-

buru. Responden tertarik dengan penggunaan warna yang tidak terlalu “ramai”

dan penggunaan yang mudah.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian video interaktif panduan wisata

kuliner Kota Salatiga berbasis multimedia interaktif yang dirancang sudah

memenuhi kebutuhan wisatawan sebagai wadah atau sarana media promosi dan

panduan berupa video interaktif yang ada di Kota Salatiga. Media informasi ini

telah mencapai tujuan untuk mengenalkan, membantu, menarik minat wisatawan

untuk berkunjung atau sekedar singgah di kota Salatiga. Saran untuk

pengembangan lebih lanjut terhadap perancangan yang serupa dengan penelitian ini

ialah dengan memperluas jangkauan kuliner-kuliner yang banyak di Kota Salatiga

dan pengembangan materi yang diperluas tidak hanya kuliner tetapi meliputi

objek wisata, bangunan bersejarah kota Salatiga atau kebudayaan yang ada di

Salatiga.

6. Daftar Pustaka

[1] Fikri, Gilang. 2012. Booming Media Informasi.

http://media.kompasiana.com (Diakses 10 September 2013).

[2] Hasrul, 2010. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran

Multimedia Interaktif. Makasar : Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Makassar.

[3] Lilis, Yenni. 2012. Pembuatan Media Informasi Sarana Umum Di

Kota Depok. Depok : Fakultas Industri, Universitas Gunadarma

20

5

2 3

0

Pemahaman tentang informasi yang diberikan

Sangat mengerti

Mengerti

Cukup mengerti

Kurang mengerti

Tidak mengerti

19

[4] Maulana, Nada. 2012. Aplikasi Untuk Panduan Wisata Kuliner

dengan SAW pada Android Mobile. Salatiga : Fakultas Teknologi

Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

[5] Indrawaty, Youllia. 2011. Aplikasi Multimedia Interaktif Berbasis

Web. Bandung : Jurusan Informatik, Institut Teknologi Bandung.

[6] Pendit, Nyoman., 2006, Ilmu Pariwisata; Sebuah Pengantar

Perdana, Jakarta: Pradanya Paramita.

[7] Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan Dan Pariwisata

Kota Salatiga, 2013, Profil dan Visualisasi Potensi dan Produk

Kepariwisataan Kota Salatiga, Salatiga: Dinas Perhubungan, Komunikasi,

Kebudayaan, dan Pariwisata kota Salatiga.

[8] Anshori,Y., & Satya, D., G. (2008). Sparkling Surabaya.

Surabaya: Bayu Media Publishing.

[9] Pressman S. Roger.2002.Rekayasa Perangakat Lunak. Metode

Prototyping.

[10] Sudjana,Nana dan Soessanto,Edy. 1988. Pendekatan Sistem Bagi

Administrator. Bandung: Sinar Baru.

[11] Ebdi S, Sadjiman. 2009. Nirmana Elemen-elemen Seni dan

Desain

xx