PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds...

8
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK “TOBI” Brian Chandra Binus University, Jln Kebon Jeruk Raya 27 Kemanggisan Palmerah, 021 - 5345830, [email protected] Brian Chandra, Satrya Mahardhika S.Sn, Tunjung Riyadi S.Sn ABSTRAK Tujuan Penulis adalah membuat animasi pendek dengan cerita yang ringan, dengan moral yang baik, dan plot cerita yang bagus sehingga dapat menarik audiens secara luas. Penulis menggunakan metode pengumpulan data, studi desain, dan analisis pasar. Media yang digunakan adalah sistem polling dan brainstorming ide cerita secara total. Hasil yang dicapai Penulis adalah berupa produk animasi film pendek yang dengan cerita yang ringan, mudah dimengerti, dan moral yang baik sehingga dapat dinikmati dengan baik oleh audiens. Penulis mengambil simpulan, bahwa diharapkan film pendek ini dapat meraih audiens yang luas sehingga dapat dinikmati dan dapat ikut membantu mengembangkan industri animasi di Indonesia. The writer’s goal is to make a short animation with a simple story, with good morals, good story and plot that could attract broad audience. The writer use data collection methods, design study, and market analysis. The author used a polling system and brainstorming story ideas. Results achieved by the writer is a product of short animated films with stories that are simple, easy to understand, and good morals that can be enjoyed by the audience. The author takes the conclusion, that this short film is expected to reach a wide audience that can be enjoyed and can help to develop the animation industry in Indonesia. Kata kunci: Perancangan Komunikasi Visual, animasi, film pendek, Tobi, buku dongeng, takut

Transcript of PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds...

Page 1: PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds ringkasan001.pdf · usaha yang ada untuk membuat animasi yang dapat memuaskan seluruh

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK

“TOBI”

Brian Chandra Binus University, Jln Kebon Jeruk Raya 27 Kemanggisan Palmerah, 021 - 5345830, [email protected]

Brian Chandra, Satrya Mahardhika S.Sn, Tunjung Riyadi S.Sn

ABSTRAK

Tujuan Penulis adalah membuat animasi pendek dengan cerita yang ringan, dengan moral yang baik, dan plot cerita yang bagus sehingga dapat menarik audiens secara luas. Penulis menggunakan metode pengumpulan data, studi desain, dan analisis pasar. Media yang digunakan adalah sistem polling dan brainstorming ide cerita secara total. Hasil yang dicapai Penulis adalah berupa produk animasi film pendek yang dengan cerita yang ringan, mudah dimengerti, dan moral yang baik sehingga dapat dinikmati dengan baik oleh audiens. Penulis mengambil simpulan, bahwa diharapkan film pendek ini dapat meraih audiens yang luas sehingga dapat dinikmati dan dapat ikut membantu mengembangkan industri animasi di Indonesia. The writer’s goal is to make a short animation with a simple story, with good morals, good story and plot that could attract broad audience. The writer use data collection methods, design study, and market analysis. The author used a polling system and brainstorming story ideas. Results achieved by the writer is a product of short animated films with stories that are simple, easy to understand, and good morals that can be enjoyed by the audience. The author takes the conclusion, that this short film is expected to reach a wide audience that can be enjoyed and can help to develop the animation industry in Indonesia. Kata kunci: Perancangan Komunikasi Visual, animasi, film pendek, Tobi, buku dongeng, takut

Page 2: PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds ringkasan001.pdf · usaha yang ada untuk membuat animasi yang dapat memuaskan seluruh

PENDAHULUAN

Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap segala sesuatu yang dapat mengancam kita baik secara fisik maupun mental. Rasa takut ada di setiap diri manusia, dan merupakan salah satu sifat dasar yang pasti ada dalam setiap pribadi. Rasa takut itu manusiawi, tetapi perlu dilihat pula kapan rasa takut itu menguntungkan dan kapan pula rasa takut itu bisa merugikan. Rasa takut bisa mencegah kita dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengancam kita, tetapi rasa takut yang tidak diperlukan terkadang bisa datang, menghindarkan kita mencapai goal-goal tertentu dalam hidup. Seseorang yang takut mencoba tidak akan berbuat apa-apa dan tidak akan menjadi siapa-siapa. Semua manusia pasti melewati proses seperti ini. Kalau kita tidak bisa mengendalikan rasa takut, tidak akan ada kemajuan dalam kehidupan. Kita bisa mengendarai sepeda motor, sukses dalam bisnis, memenangi tender, dan sebagainya, adalah buah dari keberanian kita melawan rasa takut. Karena itu, rasa takut perlu segera kita otopsi. Untuk menghilangkan rasa takut secara total, bisa dibilang sesuatu yang mustahil karena merupakan salah satu sifat dasar manusia yang pasti ada. Tetapi, kita tentu masih bisa mengendalikan rasa takut, dimulai dari masa kanak-kanak. Pada masa ini, pribadi masih berkembang, dan masih mencari identitas panutan. Dan pada masa ini pula, banyak berkembang rasa takut yang tidak diperlukan, seperti takut pada kegelapan, takut akan kesendirian, dan sebagainya. Untuk mengatasinya, Penulis merasa tepat jika mengangkat sebuah dongeng anak-anak, karena anak-anak pada umumnya menyukai cerita dongeng dan kadang dijadikan panutan oleh mereka. Dalam hal ini, Penulis sangat tertarik untuk membuat animasi pendek, mengangkat sebuah tema yang menyinggung topik yang berkaitan dengan rasa takut karena hal ini bersifat umum dan dimiliki semua orang, memperbesar kemungkinan topik ini untuk dapat dinikmati kalangan umum. Penulis tidak berharap terlalu tinggi, bahwa sebuah animasi pendek bisa menghilangkan total rasa takut di dalam sebuah pribadi tertentu, tetapi lebih ke ingin menyadarkan dan mengingatkan saja, bahwa kita semua sebenarnya bisa mengendalikan dan memanfaatkan rasa takut yang tadinya dapat merugikan diri kita. Dalam menciptakan karya “Tobi”, sebelumnya Penulis melakukan penelitian terhadap penelitian terdahulu. Penulis meneliti dari 2 penelitian terdahulu, yaitu dari buku Animator’s Survival Kit (Williams : 2002) yang membahas segala esensi dan dasar dari animasi yang merupakan fondasi dari animasi itu sendiri, dan dari buku Ideas for the animated short (Sullivan : 2008.) yang meneliti tentang cara mengolah ide untuk dijadikan cerita dalam sebuah film pendek. Dalam buku Richard Williams, terdapat teori-teori yang mendukung terciptanya animasi yang baik dan enak dilihat, termasuk di dalamnya adalah 12 prinsip animasi yang sangat membantu Penulis dalam membuat karyanya. 12 prinsip animasi tersebut meliputi: 1. Solid Drawing 2. Timing & Spacing 3. Squash & Stretch 4. Anticipation 5. Slow In and Slow Out 6. Arcs 7. Secondary Action 8. Follow Through and Overlapping Action 9. Straight Ahead Action and Pose to Pose 10. Staging 11. Appeal 12. Exaggeration Di dalam buku Ideas for the animated short, Penulis menemukan berbagai tips dan trik dalam menemukan ide yang baik. Teori yang Penulis maksudkan adalah teori pembuatan cerita, yang meliputi: 1. Struktur Paralel 2. Struktur Halte Bus 3. Struktur Zig-zag 4. Struktur Lingkaran 5. Struktur Bintang 6. Struktur Outline

Page 3: PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds ringkasan001.pdf · usaha yang ada untuk membuat animasi yang dapat memuaskan seluruh

Penelitian Penulis mempunyai nilai yang lebih dan terkini dari apa yang telah dibahas oleh Williams dan Sullivan, karena penulis menggabungkan kedua ilmu dari masing-masing, yang Penulis sesuaikan dan pakai untuk karya yang telah dihasilkan. Dengan cerita yang memiliki struktur outline, dan eksekusi animasi yang didasarkan pada 12 prinsip animasi, Penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin memaksimalkan usaha yang ada untuk membuat animasi yang dapat memuaskan seluruh lapisan penonton, baik itu anak-anak maupun dewasa, walaupun target primernya adalah anak-anak dan target sekundernya adalah orang dewasa. Penulis membuat sebuah animasi yang dapat dinikmati siapa pun. Selain dari sisi teknis, Penulis meneliti tentang sifat anak, rasa takut, dan buku dongeng. Perkembangan fisik pada anak usia madya terjadi secara lambat, konsisten, dan terfokus pada aspek-aspek yang berkaitan dengan sistem rangka, sistem otot, dan keterampilan-keterampilan motorik. Pertambahan tinggi dan berat badan anak usia madya dipengaruhi oleh bertambahnya ukuran sistem rangka, sistem otot, dan beberapa organ tubuh. (Desmita:56) Demikian pula dengan perkembangan motorik anak yang menjadi halus dan terkoordinasi. Namun, perkembangan motorik tersebut masih terbatas pada keterampilan-keterampilan motorik kasar yang meliputi kerja otot-otot besar. Hal ini menyebabkan anak usia madya lebih senang melakukan aktivitas fisik yang menuntut keterampilan motorik mereka, seperti kegiatan olah raga, berbagai permainan outdoor, dan sebagainya. Partisipasi anak dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga kesehatan, meningkatkan rasa percaya diri, dan mengurangi stres yang mungkin timbul dalam diri anak. Rentang usia 6-11 tahun merupakan waktu seorang anak untuk menempuh pendidikan sekolah dasar sehingga kemampuan kognitifnya akan berkembang dengan pesat. Dunia pengetahuan dan minat anak akan semakin luas, demikian pula dengan pengertian tentang manusia dan berbagai objek lainnya yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Daya pikir anak yang bersifat imajinatif dan egosentris berangsur-angsur berkembang ke arah berpikir konkret, rasional, dan objektif. Perkembangan kognitif anak usia madya ditandai dengan perkembangan pola pikir, pemahaman moral, memori, dan bahasa. Rumusan masalah yang ditemukan Penulis adalah, bagaimana membuat sebuah film animasi pendek yang memiliki isi yang cukup ringan untuk anak-anak, tetapi tetap memiliki pesan moral dan plot yang bagus hingga dapat dinikmati juga oleh kalangan dewasa, yang mengkomunikasikan eksistensi literatur di dalam kehidupan anak-anak. Tujuan yang membuat Penulis menciptakan karya “Tobi” adalah: 1. Mengangkat cerita yang berisikan moral yang baik untuk kalangan anak-anak 2. Menyuguhkan cerita yang cukup ringan untuk anak-anak, dan dengan sedikit plot twist agar dapat juga menarik bagi kalangan dewasa muda mengkomunikasikan pentingnya literatur dongeng kepada orangtua dengan hadirnya animasi ini 3. mengkomunikasikan cara menghadapi rasa takut kepada anak-anak METODE PENELITIAN Untuk menghasilkan sebuah karya yang baik, maka Penulis melakukan perancangan sebagai berikut yang digunakan untuk membuat karya:

Pre-Production - Brainstorming ide - Mencari referensi-referensi - Menyiapkan proposal - Menyiapkan dan mematangkan konsep - Membuat treatment dan skrip - Membuat storyboard

Page 4: PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds ringkasan001.pdf · usaha yang ada untuk membuat animasi yang dapat memuaskan seluruh

Gambar 1 Referensi Cerita dan Scene

Gambar 2 Sket awal karakter Production - Modeling karakter dan aset environment - Texturing semua aset dan karakter - Menyiapkan voice over yang akan digunakan - Membuat layout/preview dari storyboard dan voice over yang sudah ada - Menganimasikan karakter dan objek yang bersangkutan - Mengatur lighting and shading - Rendering - Mencari BGM dan SFX

Page 5: PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds ringkasan001.pdf · usaha yang ada untuk membuat animasi yang dapat memuaskan seluruh

Gambar 3 Model 3D Tobi dan Ibu

Gambar 4 Model 3D Buku

Post-production - Compositing - Mematangkan paperwork untuk keperluan universitas

HASIL DAN BAHASAN Melalui proses compositing yang telah dilakukan Penulis, maka Penulis mencapai hasil yang optimal untuk memaksimalkan hasil akhir render. Berikut adalah hasil yang dicapai setelah melalui proses compositing.

Page 6: PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds ringkasan001.pdf · usaha yang ada untuk membuat animasi yang dapat memuaskan seluruh
Page 7: PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds ringkasan001.pdf · usaha yang ada untuk membuat animasi yang dapat memuaskan seluruh

Gambar 5 Hasil Compositing

Pada hasil yang didapatkan di atas, dapat dilihat bahwa Penulis menciptakan atmosfir yang cukup dingin di malam hari. Penulis juga menambahkan efek bloom untuk membuat kesan yang cozy dan soft. Selain itu, penulis juga menguatkan warna agar tampak lebih apik.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Begitu jarangnya adanya kehadiran cerita-cerita ringan di Indonesia sekaligus kurangnya kehadiran pengajaran moral di dalamnya. Hampir semua cerita yang disuguhkan kepada masyarakat tampak kompleks, kebanyakan ditujukan untuk remaja dan dewasa. Tayangan yang ditujukan untuk anak-anak tampak berkurang drastis. Tanpa adanya konsumsi cerita bagi anak yang mengandung moral yang baik, maka ada baiknya jika anak-anak disuguhkan sesuatu yang ringan dan memuat konten yang baik adanya.

Page 8: PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01547-ds ringkasan001.pdf · usaha yang ada untuk membuat animasi yang dapat memuaskan seluruh

Setiap individu pasti mengalami rasa takutnya sendiri-sendiri, dan rasa takut dapat muncul kapan saja dan dimana saja, tetapi semuanya hanya masalah bagaimana me-manage rasa takut tersebut agar dapat dijadikan motivasi terhadap kegiatan sehari-hari. Rasa takut bukanlah untuk dihindari, tetapi untuk dimanfaatkan. Film animasi pendek “Tobi” mengajarkan bahwa rasa ingin tahu adalah salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan dalam hal rasa takut, dan dapat dimanfaatkan untuk mencapai sebuah tujuan. Saran Secara pengalaman, mungkin Penulis belum kaya, tetapi Penulis mempunyai saran agar Indonesia dapat memfokuskan industri animasi menjadi sebuah industri yang lebih berkembang lagi, karena memang industri ini tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Dapat dicontoh dari India, ataupun Malaysia, yang sekarang industri animasinya suda sangat berkembang. Dari segi penceritaan, maupun teknis, negara-negara lain semakin berkembang dan Indonesia ada baiknya mengejar ketinggalannya di industri ini, karena sangat berpotensi di masa depan. Dalam pengerjaan, hal yang ingin Penulis tekankan adalah perlunya komitmen dan kesabaran dalam menyelesaikan film ini. Membuat film animasi bukanlah sesuatu hal yang mudah, dan pengerjaannya pun membutuhkan waktu yang tidak sedikit pula. Setiap waktu yang dimiliki harus dapat direncanakan dan digunakan dengan baik untuk pengerjaan. Ini merupakan kunci keberhasilan dalam hal apapun, termasuk membuat film animasi.

REFERENSI Sullivan, K. (2008). Ideas for the animated short. (1st edition). Burlington: Focal Press. Gunn, A. (2007). Merangkul dan memanfaatkan rasa takut untuk memunculkan keberanian. (1st edition). Jakarta: PT Mizan Publika. Gunarsa, S. (2005). Dari Anak Sampai Usia Lanjut. (1st edition). Jakarta: BPKGM Buzan, T. (1993). The Mind Map Book. (1st edition). London: BBC Books Buzan, T. (2005). The Ultimate Book of Mind Maps. (6th edition). London: Harper Collins Publisher Ltd. Kurtti, Jeff dkk. (2009). The Art of The Princess and The Frog. (1st edition). San Fransisco: Chronicles Books. Schroeder, Russell dkk. (2002). Disney The Ultimate Visual Guide. (1st edition). London: A Darling Kindersley Book. Lasseter, J. (2001). The Art of Monster’s Inc.(1st edition). Canada: Raincoast Books. White, T. (2009). How to Make An Animated Films. (2nd edition). Burlington: Focal Press. Capizzi, T. (2002). Inspired 3D Modelling and Texture Mapping. USA: Premier Press. Ardiyansah. (2004). 12 Prinsip Animasi. Diakses 20 Februari 2012 dari http://dkv.binus.ac.id Pamela. (2010). Perancangan Film Animasi Pendek ‘Dewi yang Kesepian’. Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta: Binus University Putra, I. (2011). Perancangan Komunikasi Visual Film Animasi Pendek ‘Sangkar Emas’. Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta: Binus University

RIWAYAT PENULIS Brian Chandra lahir di kota Jakarta pada 9 Desember 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang ilmu Desain Komunikasi Visual peminatan Animasi pada tahun 2012.