Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam,...

22
i Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional Prosedur untuk Pendakian Artikel Ilmiah Peneliti : Decky Dewantara Wardana (692011051) Michael Bezaleel Wenas S.Kom., M.Cs Amelia Rukmasari S.Sn., M.Sn Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga September 2016

Transcript of Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam,...

Page 1: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

i

Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional Prosedur untuk Pendakian

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Decky Dewantara Wardana (692011051) Michael Bezaleel Wenas S.Kom., M.Cs

Amelia Rukmasari S.Sn., M.Sn

Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

September 2016

Page 2: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

ii

Page 3: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

iii

Page 4: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

iv

Page 5: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

v

Page 6: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

vi

Page 7: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

1

1. Pendahuluan

Kegiatan mendaki gunung merupakan kegiatan yang memiliki banyak peminat.

Meskipun kegiatan ini termasuk jenis kegiatan yang beresiko tinggi, tetapi dari dulu hingga

saat ini mendaki gunung masih digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Gunung Merapi

adalah salah satunya yang digemari. Menurut Samsuri, anggota tim SAR Barameru desa

Lencoh, Boyolali menyatakan bahwa jumlah pendaki ke puncak Merapi pada hari minggu

mencapai kurang lebih 300 orang sedangkan pada minggu sebelumnya mencapai sekitar 200

orang.

Mengingat tingginya resiko yang dapat terjadi pada saat melakukan pendakian, berbagai

ilmu pengetahuan pendukung dan peralatan standar pendakian juga menjadi salah satu unsur

penting yang harus diperhatikan bagi setiap pendaki gunung. Menurut data survei yang

didapat dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), jumlah pendaki dari periode

bulan Oktober 2014 sampai September 2015 adalah sebanyak 22.918 orang atau rata-rata

sebanyak 1910 pendaki/bulan. Selama periode tersebut, tercatat 7 kali kecelakaan seperti

tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi.

Menurut Gimar salah seorang dari tim SAR di basecamp gunung Merapi, dalam seminggu

bisa terjadi sekitar dua sampai tiga orang yang mengalami kecelakaan. Hal ini disebabkan

sebagian besar pendaki gunung yang dievakuasi adalah pendaki-pendaki yang tidak

menggunakan dan memahami mengenai Standard Operating Procedure (SOP) dalam

pendakian. Untuk itu, informasi mengenai hal-hal yang termuat dalam SOP pendakian harus

dapat dipahami dengan baik oleh pendaki saat mempersiapkan diri untuk melakukan

pendakian.

Ware menyatakan bahwa orang lebih berpeluang mengkonsumsi informasi secara visual,

nilai penggunaan visual dalam komunikasi manusia sungguh signifikan. Dari sebuah studi di

Universitas Saskatchewan yang dilakukan oleh Bateman dan kawan-kawan dari Departemen

Ilmu Komputer menyatakan bahwa pendekatan yang lebih ilustratif terhadap perancangan

sesungguhnya memberikan manfaat yang signifikan pada pengingatan informasi [1].

Salah satu pengembangan bentuk informasi visual dalam desain grafis adalah infografis.

Infografis terdiri dari 2 kata yaitu informasi dan grafis. Jadi, infografis merupakan informasi

yang disampaikan dengan gambar atau ilustrasi, yang dibuat menarik dan sederhana.

Infografis dapat membangun kesempatan dalam penyampaian masalah dan kemungkinan

yang terjadi dalam organisasi, sehingga dapat menjadi sumber yang tepat dan kreatif agar

penyampaian informasi atau masalah menjadi lebih tepat [2].

Page 8: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

2

e-Book masuk ke Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi global. Transformasi dari buku tradisional menuju bentuk digital yang

ditampilkan melalui media internet memudahkan pembelajar dalam mencari informasi yang

tersedia. Kehadiran e-Book pun mulai digemari karena konten dan tampilan yang dimiliki

buku digital tergolong interaktif sehingga oleh banyak kalangan baik dari yang tua hingga

remaja lebih tertarik menggunakan buku digital. Di sisi lain, harga yang relatif lebih murah,

praktis, dan menyenangkan untuk dibaca juga menjadi pertimbangan dalam memilih buku

digital sebagai bahan bacaan [3].

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas di atas, maka akan dirancang

infografis mengenai SOP untuk pendaki pemula melalui media e-book. E-book tersebut

dibungkus dalam sebuah aplikasi yang dapat dijalankan pada smartphone dengan sistem

operasi android. Hasil e-book ini diperuntukan bagi calon pendaki agar lebih berhati-hati dan

lebih matang dalam persiapan sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama

melakukan pendakian.

2. Kajian Pustaka

Pada tahun 2014, sebuah penelitian berjudul Aplikasi Panduan Mendaki Gunung

Berbasis Android membahas mengenai perancangan aplikasi panduan bagi para pendaki

gunung. Aplikasi dalam penelitian ini berisikan informasi mengenai persiapan pendakian,

peta jalur pendakian sampai alat perkiraan cuaca. Dengan adanya aplikasi android ini, para

pendaki diharapkan bisa mendapatkan gambaran mengenai persiapan apa saja yang harus

dilakukan sebelum melakukan pendakian. Aplikasi itu sendiri dilengkapi dengan 6 peta

gunung serta menu waktu perjalanan, obyek wisata lain, dan jalur pendakian serta dilengkapi

dengan fitur prakiraan cuaca [4].

Penelitian selanjutnya berhubungan dengan infografis berjudul Perancangan Aplikasi

Infografis dalam Kampanye Sosial Untuk Mendukung Aktifitas Corporate Social

Responsibility De Tanjung. Dalam perancangan ini dibahas mengenai strategi kampanye

sosial yang dilakukan dengan menggunakan infografis yang memiliki potensi unik dalam

penyampaian masalah, isu fakta dan mengandung juga unsur edukatif. Selain itu, media

edukasi ini juga berguna untuk sebagai strategi visual untuk mempromosikan sebuah

perusahaan [5].

Penelitian yang lain dalam hubungan infografis berjudul Perancangan Buku Kumpulan

Infografis Resep Aneka Hidangan Pembuka dan Penutup Ala Barat Untuk Anak-Anak.

Perancangan buku ini diharapkan menarik minat anak-anak untuk belajar, khususnya dalam

Page 9: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

3

bidang memasak. Dengan adanya ilustrasi gambar seperti informasi grafis yang jelas dan

menarik, dapat dengan mudah dipahami oleh anak-anak [6].

Selanjutnya penelitian lain dalam hubungan infografis yaitu Perancangan Media

Informasi Perpustakaan dan Arsip Daerah Salatiga Berbasis Video Infografis Menggunakan

Teknik Motion Graphic. Perancangan video ini diperuntukan bagi masyarakat pengunjung

agar nantinya informasi tentang Perpustakaan dan Arsip Daerah Salatiga bisa dimengerti dan

sekaligus memperkenalkan Perpustakaan dan Arsip Daerah Salatiga. Perancangan ini juga

dapat membantu mengurangi pengeluaran biaya dalam pembuatan brosur dan majalah

Perpustakaan dan Arsip Daerah Salatiga [7].

Infografis merupakan suatu reprenstasi visual informasi seperti data atau teks secara

grafis. Infografis menitikberatkan pada tampilan data atau fakta yang dipadu dengan visual

yang estetik, sehingga memenuhi unsur seperti warna, bentuk, komposisi, irama dan

kesatuan. Penggunaan warna, komposisi maupun elemen visual diperhitungkan keunikan

maupun kekhasan dari sebuah media tersebut [8]. Keunggulan infografis yaitu dari segi

visual yang mampu mengubah persepsi audien tentang deskripsi menjadi lebih singkat dan

jelas melalui elemen grafis. Karakteristik konten dari infografis ini sendiri sangat mendukung

dengan adanya sifat edukatif, informatif, ringkas, visual dan relevan. Infografis diyakini

sebagai cara yang baik untuk mewakili data informasi agar tepat mengenai audien/

komunikan, sehingga seorang komunikator dapat mudah memberikan informasi-informasi

yang dibutuhkan ke dalam bahasa yang sederhana yang mudah dipahami oleh komunikan

berupa rangkaian visual dan verbal yang bersinergi. Infografis melukiskan berita dengan

bahasa analogi, simbol dan metafora berupa ilustrasi [5].

Secara sederhana e-book dapat diartikan sebagai buku elektronik atau buku digital. Buku

elektronik adalah versi digital dari buku yang umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang

berisi teks atau gambar. e-book sendiri menjadikan teks dan gambar tersebut dalam informasi

digital baik dalam format teks maupun file pdf, jpeg, lit dan html. Jika dilihat lebih dalam, e-

book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan

informasi multimedia dalam bentuk yang lebih ringkas. E-book mampu mengintegrasikan

tayangan suara, grafik, gambar, animasi, dan movie sehingga informasi yang disajikan lebih

kaya dibandingkan dengan buku konvensional [3].

Multimedia interaktif adalah multimedia dimana pengguna dapat mendapatkan

keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut. enam kriteria multimedia interaktif yaitu:

kemudahan navigasi, kandungan kognisi, persentasi informasi, intregasi media, artistik dan

estetika dan fungsi secara keseluruhan. Interaktivitas adalah rancangan di balik suatu progam

Page 10: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

4

multimedia. Interaktivitas mengijinkan seseorang untuk mengakses berbagai bentuk media

atau jalur didalam suatu progam multimedia sehingga progam tersebut dapat lebih berarti dan

lebih memberikan kepuasaan bagi pengguna [9].

Standard Operating Procedure (SOP) adalah dokumen tertulis yang memuat prosedur

kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis. SOP memuat serangkaian instruksi secara

tertulis tentang kegiatan rutin atau berulang-ulang yang dilakukan oleh sebuah organisasi

[10].

Menurut hasil wawancara dengan Wawan Alamsyah salah seorang mapala digunung

Merapi menyatakan Standard Operating Procedure (SOP) dalam pendakian meliputi 3 hal

yaitu knowledge atau pengetahuan, Equipments atau peralatan, dan Attitude atau sikap. Ketiga

hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

A. Knowledge atau pengetahuan

Seorang pendaki gunung mengetahui dan menguasai ilmu dasar mendaki gunung,

meliputi:

• Packing

Teknik packing ransel (carrier) saat mendaki gunung maupun kegiatan outdoor

lainnya sangat diperlukan sehingga barang - barang yang di bawa dapat di angkut

dengan ringkas, efisien, rapi. Packing merupakan cara atau teknik menyusun

perlengkapan dalam ransel. Dalam packing, harus diperhatikan dalam membagi

berat beban secara seimbang antara bagian kanan dan kiri pundak, tujuannya adalah

agar tidak menyiksa salah satu bagian pundak dan memudahkan dalam menjaga

keseimbangan dalam menghadapi jalur berbahaya yang membutuhkan

keseimbangan [11].

• Survival

Survival secara umum diartikan sebagai kemampuan bertahan hidup dalam keadaan

kritis. Kemampuan mempertahankan diri tergantung pada sikap mental,

pengetahuan, dan keterampilan.

• Navigasi, peta, dan kompas

Pengetahuan tentang navigasi, peta, dan kompas diperlukan agar pendaki dapat

sampai ketempat tujuan dengan selamat dan efisien. Pengetahuan tentang navigasi,

peta, dan kompas sendiri juga membantu agar pendaki tidak tersesat.

Page 11: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

5

• Mountain Sickness

Mountain sickness atau penyakit gunung merupakan suatu penyakit yang banyak

menyerang para pendaki gunung. Penyakit ini terjadi terutama pada pendakian lebih

dari 2400 meter.Tidak jarang, pendaki gunung meninggal karena mountain sickness.

mountain sickness terjadi karena ketidak mampuan tubuh untuk beradaptasi dengan

kondisi alam di pegunungan yang berbeda dibandingkan dataran rendah. Di daerah

pegunungan, tekanan udara dan kadar oksigen lebih rendah dibanding dengan

dataran rendah, hal ini menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Beberapa penyebab

mountain sickness antaralain adalah ketinggian yang dicapai, mendaki terlalu cepat,

kelelahan, dan kekurangan cairan [12].

B. Equipment atau peralatan

Pada dasarnya peralatan standart mendaki gunung seperti tas carrier, matras, logistik,

kompor, tenda, sepatu gunung , jaket gunung, jas hujan bila masuk musim penghujan,

plastik / kantong sampah dan P3K [13].

C. Attitude atau sikap

Perilaku pendaki gunung juga harus diperhatikan serta menjadi catatan yang harus

diterapkan. Secara umum dalam melakukan kegiatan pendakian, pendaki harus

menghargai alam dengan tidak merusak dan lain sebagainya, tidak egois dan sopan

dalam melakukan kegiatan pendakian.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif karena

dalam pengambilan data dan dalam pengambilan kesimpulan yang diperlukan, dilakukan

dengan wawancara kepada narasumber. Pendekatan kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-

ubah sesuai kondisi lapangan berupa pengambilan data dengan wawancara. Strategi

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian Linear strategy,

yaitu menetapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan relatif sudah

dipahami komponennya [14].

Page 12: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

6

Berikut merupakan tahapan perancangan Linear Strategy seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Tahap Perancangan Linear Strategy

Tahap pertama yaitu peneliti melakukan identifikasi masalah di Balai Taman Nasional

Gunung Merapi (BTNGM) mengenai masalah kurangnya media pengetahuan mengenai

Standar Operasional Prosedur untuk para pendaki pemula. Berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan dengan Vedo Anjasmara selaku polisi hutan yang bertugas di Balai Taman

Nasional Gunung Merapi, didapat sebuah permasalahan yaitu minimnya media informasi

tentang gunung Merapi khususnya tentang kegiatan pendakian. Media informasi yang

dimiliki oleh basecamp pendakian gunung Merapi yang dimiliki satu-satunya untuk saat ini

ialah poster infografis. Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa pendaki yang

ditemui di basecamp pendakian mengenai pengetahuan para pendaki mengenai Standard

Operating Procedure (SOP) dan hasilnya yaitu masih kurang paham tentang apa saja standar

yang harus mereka ketahui sebelum melakukan pendakian.

Tahap kedua yaitu melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan

meninjau pustaka, observasi, dan wawancara langsung. Meninjau pustaka dilakukan dengan

membaca artikel berita di media masa secara online maupun cetak dan menemukan beberapa

kasus kecelakaan yang terjadi di gunung Merapi seperti yang dialami oleh Eri Yunanto yang

melanggar peraturan dengan melakukan aksi selfie diujung puncak garuda sehingga terpeleset

dan jatuh ke dalam kawah gunung Merapi [15]. Tinjauan pustaka melalui buku juga

dilakukan untuk menemukan referensi mengenai SOP yang sebenarnya. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan dilapangan, ditemukan sampah-sampah non-organic berserakan di

beberapa tempat sepanjang jalur pendakian terutama dibagian pos pendakian dan juga aksi

coret-coret yang dilaukan para pendaki di bebatuan gunung Merapi. Hasil dari pengumpulan

data melalui wawancara yaitu sama dengan yang berada di bagian identifikasi masalah,

sebagian dari para pendaki masih belum memahami standar operasional prosedur untuk

mendaki gunung dan kurangnya media pemberitahuan mengenai SOP tersebut.

Tahap ketiga yaitu proses perancangan e-Book Infografis Inetraktif mengenai Standar

Operasional Prosedur seperti pada Gambar 2.

Page 13: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

7

Gambar 2. Proses perancangan e-Book infografis interaktif mengenai SOP pendakian

Dalam perancangan e-Book Infografis Interaktif mengenai SOP pendakian, sesuai

dengan pembahasan dalam penelitian ini yaitu tentang informasi mengenai SOP untuk

melakukan pendakian, maka konsep yang akan diangkat adalah perancangan e-Book

infografis interaktif mengenai Standar Operasional Prosedur untuk pendakian. Isi dari SOP

diambil dari beberapa buku sebagai narasumber yaitu buku karya Harley Bayu Sastha yang

berjudul Mountain Climbing for Everybody dan juga buku yang berjudul Scout Book Materi

Lengkap Pramuka karya Alim Sutoto dan Toni Hemanto.

Target konsumen untuk e-Book ini, berdasarkan hasil dari observasi di basecamp

pendakian gunung Merapi ialah rata-rata usia para pendaki yaitu 16-25 tahun yang pada

umumnya ialah pelajar. Gaya desain yang digunakan dalam pembuatan e-Book infografis ini

ialah menggunakan gaya flat design. Flat design merupakan desain dengan pendekatan

minimalis yang menekankan kegunaan, dengan desain yang bersih tanpa ada bevel,

bayangan, tekstur, warna-warna cerah dan ilustrasi dua dimensi. Gambar sederhana

menyampaikan pesan lebih cepat daripada ilustrasi sangat detail. Gambar seperti ikon dapat

menunjukkan tindakan yang universal atau tujuan agar semua orang dapat dengan mudah

memahaminya khususnya anak muda dan dewasa [16].

Gaya layout yang akan digunakan dalam e-Book ini ialah layout yang simple dan

minimalis sesuai dengan konten yang akan dimasukan. Untuk mempermudah pembaca, tiap

halaman e-Book akan dibuat slide kesamping untuk mengganti halaman seperti saat membaca

buku kemudian akan diberikan panel untuk menu halaman di tiap halaman e-Book untuk

mempermudah pembaca jika ingin melangkahi halaman – halaman yang ada. Dikarenakan e-

Book ini dibuat dengan gaya infografis interaktif, maka gambar akan lebih mendominasi

dibandingkan tulisan. Tiap gambar benda di dalam e-Book ini bisa disentuh dan akan

memunculkan penjelasan mengenai gambar tersebut.

Page 14: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

8

Isi dalam e-Book ini pada awalnya hanya menjelaskan pengetahuan dasar yang paling

penting sesuai SOP untuk pendakian yaitu persiapan diri, perlengkapan, cara packing atau

penataan barang, survival, navigasi, pertolongan pertama dan yang terakhir adalah cara

bersikap atau attitude. e-Book ini juga akan dilengkapi dengan sound effect ketika pembaca

menekan pada benda. Pada beberapa halaman, akan diberikan animasi untuk menjelaskan

konten gambar jika perlu.

Sketsa adalah gambar atau lukisan kasar permulaan dalam pembuatan karya. Dalam

perancangan e-Book interaktif, sketsa dibuat untuk mempermudah tahap penggambaran

konten serta layout editorial. Sketsa dibuat dengan menggunakan pensil diatas media kertas

bendel ukuran A4. Contoh sketsa yang digunakan adalah seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Contoh sketsa layout & konten e-Book infografis interaktif Standar Operasional Prosedur

pendakian

Setelah proses sketsa selesai, dilanjutkan dengan penggambaran secara digital tiap

konten yang diperlukan serta memberikan pewarnaan seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Contoh gambar konten e-Book infografis interaktif Standar Operasional Prosedur

pendakian

Page 15: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

9

Proses selanjutnya adalah layouting dan pemberian gambar latar terhadap semua konten

gambar. Di samping itu, ditambahkan pula teks untuk menjelaskan setiap konten yang ada.

Contoh editorial layouting seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Contoh editorial layout e-Book infografis interaktif Standar Operasional Prosedur

pendakian

Untuk pemilihan warna, diberikan warna gelap latar agar konten lebih terlihat jelas dan

pembaca akan lebih terfokus pada konten. Pemilihan warna pada konten disesuaikan dengan

warna benda yang sebenarnya.

Pemilihan font yang digunakan dalam e-Book ini menggunakan font yang sederhana dan

dapat dengan mudah dibaca yaitu Letter Gothic Std sebagai font utama yang menjelaskan

semua jenis konten didalam e-Book. Pada cover buku digunakan font decorattive yaitu Andes

untuk memberikan kesan menarik dan tidak kaku. Untuk tombol masuk dan keluar pada

halaman cover digunakan font yang tebal yaitu Impac agar bisa terlihat lebih jelas dan

memberikan kesan tombol untuk masuk atau keluar. Font yang digunakan dapat dilihat pada

Gambar 6.

Gambar 6. Font Andes, Impac dan Letter Gothic Std

Pada proses perancangan aplikasi, semua aset gambar yang telah dipersiapkan kemudian

diselaraskan dalam setiap frame. Setiap potongan aset e-Book disatukan dan disambungkan

dengan menu utama. Tiap konten di dalam e-Book diberikan sound effect ketika disentuh dan

Page 16: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

10

diberikan beberapa animasi gerak pada konten. Perancangan e-Book interaktif SOP

pendakian sendiri berjumlah 42 halaman. Proses pembuatan aplikasi ini dapat dilihat pada

Gambar 7.

Gambar 7. Proses pembuatan aplikasi e-Book infografis interaktif SOP pendakian

Setelah pembuatan animasi dan sound effect maka langkah yang dilakukan yaitu

mengubah format pada setingan render menajdi file apk agar bisa diinstal di smartphone

seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Tahap perubahan format untuk menjadi file apk

Setelah tahap pembuatan aplikasi selesai, e-Book interaktif SOP untuk pendakian dapat

dilakukan instalasi pada smartphone dengan sistem operasi Android.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil akhir dari perancangan e-Book infografis interaktif Standar Operasional Prosedur

untuk pendakian adalah berupa aplikasi yang nantinya dibaca melalui Smartphone Android.

E-Book ini berjumlah 42 halaman yang berisikan materi dan terbagi dalam enam halaman

utama tersebut. Hasil cover dan keterangan dari e-Book infografis interaktif Standar

Operasional Prosedur untuk pendakian dapat dilihat pada Gambar 9.

Page 17: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

11

Gambar 9. Halaman Cover dan keterangan pada e-Book infografis interaktif Standar Operasional

Prosedur pendakian

Setelah halaman cover dan keterangan dilalui, maka halaman menu yang pertama adalah

halaman persiapan diri. Halaman menu yang ditampilkan berurutan sesuai dengan

kebutuhanya. Isi dari menu pertama dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Halaman persiapan diri pada e-Book infografis interaktif Standar Operasional Prosedur

pendakian

Halaman yang berikutnya adalah halaman perlengkapan. Setelah para calon pendaki

memahami persiapan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan pendakian, mereka juga

harus tahu peralatan apa saja yang penting untuk dibawa. Isi dari menu perlengkapan dapat

dilihat pada Gambar 11.

Page 18: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

12

Gambar 11. Halaman perlengkapan pada e-Book infografis interaktif Standar Operasional Prosedur

pendakian

Menu yang berikutnya adalah menu penataan barang. Pada halaman ini para calon

pendaki diajarkan untuk mengetahui pasti cara menata barang yang benar karena sangat

mempengaruhi keseimbangan tubuh saat melakukan pendakian. Halaman penataan barang

dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Halaman penataan barang pada e-Book infografis interaktif Standar Operasional

Prosedur pendakian

Setelah menu perlengkapan, maka dilanjutkan ke menu selanjutnya yaitu pengetahuan

mengenai penanganan medis untuk para korban. Pada menu pengobatan, para pendaki

diberikan pengetahuan mengenai penanganan awal mengenai kejadian yang sering terjadi

saat melakukan pendakian untuk menolong orang yang mengalami kecelakaan saat

melakukan pendakian. Halaman pengobatan dapat dilihat pada Gambar 13.

Page 19: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

13

Gambar 13. Halaman pengobatan pada e-Book infografis interaktif Standar Operasional Prosedur

pendakian

Halaman menu yang terakhir adalah survival. Pada halaman ini para calon pendaki

diberikan pengetahuan dasar untuk bertahan hidup dan mencari arah jalan ketika tersesat di

hutan saat melakukan pendakian. Halaman survival dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Halaman survival pada e-Book infografis interaktif Standar Operasional Prosedur

pendakian

Tahap pengujian dilakukan dengan cara kualitatif. Pengujian secara kualitatif dilakukan

melalui wawancara kepada pendaki yang tergolong expert dan pendaki pemula dalam hal ini

yang dimaksud dalam pendaki pemula adalah pendaki kekinian.

Page 20: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

14

Untuk pendaki yang tergolong expert dilakukan wawancara kepada Alan Victor salah

seorang guide pendaki dari Yogyakarta. Dari hasil wawancara mendapatkan hasil bahwa ada

konten yang kurang untuk bagian perlengkapan yaitu kurangnya konten untuk

mempersiapkan air minum. Namun selain itu, e-Book Standar Operasional Prosedur untuk

pendakian ini sudah memberikan desain yang menarik, mudah digunakan, memberikan

informasi dengan baik, mudah dipahami dan mudah digunakan.

Wawancara kedua dilakukan kepada pendaki pemula yang dalam hal yang dimaksudkan

adalah pendaki kekinian. Berdasarkan kategori karakteristik pendaki kekinian yang diberikan

oleh Eddie Alunat sebagai salah satu pendaki expert dari Salatiga maka dilakukan wawancara

kepada beberapa orang pendaki. Karakteristik yang dimaksudkan adalah mendaki dengan

motivasi yang kurang jelas, melakukan pendakian tanpa ada persiapan atau dadakan, selalu

mementingkan harus sampai di puncak, dan persiapan diri yang dilakukan sebelum

melakukan pendakian kurang matang. Setelah menemukan karakteristik tersebut maka

dilakukan wawancara dengan kedua orang pendaki pemula yang tergolong dalam pendaki

kekinian itu dengan memberikan e-Book Standar Operasional Prosedur untuk pendakian. Dari

hasil wawancara mendapatkan hasil bahwa e-Book Standar Operasional Prosedur untuk

pendakian ini sangat menarik dan bermanfaat serta dapat membantu untuk bisa memahami

lebih cepat karena disajikan dengan gambar serta animasi sehingga mudah dipahami.

5. Kesimpulan

E-book infografis interaktif dapat menjadi media yang dapat membantu para pendaki

untuk mempelajari dan memahami isi dari Standard Operating Procedure (SOP) untuk

pendakian dengan baik. Gaya desain yang menarik serta animasi yang sederhana pada e-book

infografis ini dapat membantu para pembaca untuk memahami materi secara lebih mudah. E-

book infografis interaktif SOP untuk pendakian ini mendapatkan respon yang positif dari para

pendaki untuk dapat dikembangkan lebih jauh lagi.

Saran yang diperoleh pada penelitian dan hasil perancangan untuk pengembangan e-

Book berikutnya yaitu dengan menambahkan konten-konten lainya yang dianggap penting

untuk melakukan pendakian sehingga para pendaki pemula bisa mendapatkan lebih banyak

pengetahuan dan persiapan mereka akan lebih matang. Diharapkan pula pengembangan e-

book ini berikutnya agar dapat dijalankan pada semua jenis smartphone.

Page 21: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

15

Daftar Pustaka

[1] Jason Lankow, Josh Ritchie, Ross Crooks; Founders of Column Five, 2014.

INFOGRAFIS : Kedasyatan Cara Bercerita Visual

[2] Zuk, Ryan. (2011). Invasion of the Infographics; Visual Makeovers Inspire Digital

Insight and Innovation. Public Relation Society of America. Tactics

[3] Hariyanto, Didik & Subhan Kh, Achmad. 2012. Pengembangan Interaktif E-Book dari

Sisi Pedagogik, Teknologi Perangkat Lunak Serta Media yang Digunakan. Yogyakarta:

Universitas Negri Yogyakarta

[4] Anshori, Fachrudin Al. 2014. Aplikasi Panduan Mendaki Gunung Berbasis Android.

Surakarta : Universitas Muhammadiyah

[5] Pahlevi, Andreas S. 2013. Mendukung Aktifitas Corporate Social Responsibility De

Tanjung, Yogyakarta: Institut Seni Indonesia

[6] Mulyate, Karenia M. 2013. Perancangan Buku Kumpulan Infografis Resep Aneka

Hidangan Pembuka Dan Penutup Ala Barat Untuk Anak-Anak. Surabaya: Universitas

Kristen Petra.

[7] Kojongian, Steward Erwin. 2014. Perancangan Media Informasi Perpustakaan dan

Arsip Daerah Salatiga Berbasis Video Infografis Menggunakan Teknik Motion

Graphic. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

[8] Wicandra, Obed B. 2006. Peran Infografis Dalam Media Massa Cetak. Surabaya:

Universitas Kristen Petra.

[9] Nining. 2012. Pengertian Multimedia Interaktif.

http://nining.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-multimedia-interaktif/.

Diakses tanggal 28 september 2015.

[10] Angih Wanabakti P. , 2011. Pengaruh Pelatihan, Penerapan SOP, Reward System,

Lingkungan Kerja Dan Peralatan Terhadap Produktivitas Teknisi. UNIVERSITAS

HASANUDDIN MAKASSAR.

[11] Alamendah. 2010. Teknik packing ransel yang benar.

https://alamendah.org/2010/10/22/teknik-packing-ransel-carrier/.

Diakses tanggal 22 Oktober 2010.

[12] Sastha, Harley Bayu. Pendaki dan Pengurus Federasi Mountaineering Indonesia (FMI).

Mountain Climbing for Everybody.

[13] Dr. Candella. Mendy. 2012. Acute Mountain Sickness Penyakit Yang Sering Mengenai

Pendaki Gunung. http://home.spotdokter.com/588/acute-mountain-sickness-penyakit-

yang-sering-mengenai-pendaki-gunung/. Diakes tanggal 26 Mei 2015.

Page 22: Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional ......tergelincir, tersesat, kelam, sesak nafas, kedinginan dan jatuh di kawah gunung Merapi. Menurut Gimar salah seorang

16

[14] Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi

Visual. Yogyakarta: Andi.

[15] Kurniati. Pythag. 2015. Erri korban pertama kasus terpeleset di gunung Merapi.

http://jateng.metrotvnews.com/read/2015/05/19/127689/erri-korban- pertama-kasus-

terpeleset-di- gunung-merapi. Diakses tanggal 19 Mei 2015

[16] May. Tom. 2016. The beginner's guide to flat design.

http://www.creativebloq.com/graphic-design/what-flat-design-3132112

Diakses pada 10 maret 2016