Perancangan Corporate Social Responsibility Produk ... › bitstream › 123456789...(lidah mertua)...

15
1 1. Pendahuluan Perkembangan industri pakaian saat ini mulai banyak dan berkembang. Salah satunya adalah industri clothing dari kota Salatiga. ( Diamondlight Artwear ) merupakan perusahaan pakaian yang berdiri pada bulan Agustus 2011. Perusahaan ini sedang mengalami perkembangan dan memiliki potensi yang kuat untuk dikembangkan menjadi usaha berproduksi masal, melihat peminatnya yang sebagian besar anak muda yang semakin banyak sampai saat ini. Sebagai produk baru, Diamondlight Artwear disini membutuhkan sebuah pengenalan sebagai suatu bagian baru yang tumbuh dari masyarakat kota Salatiga di sektor industri pakaian. Dengan target dari perusahaan ini adalah anak muda karena anak muda yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu melalui brand Diamondlight Artwear” ini, ingin menyadarkan anak - anak muda untuk menghargai lingkungan dari hal yang kecil. Ini dapat dilihat dari permasalahan lingkungan dan alam di Indonesia yang masih menjadi hal yang perlu mendapat perhatian lebih. [1] Komitmen Diamondlight Artwear dapat menjadi perusahan pakaian yang dapat memberikan produk dan layanan serta dapat juga memberikan peran dalam lingkungan masyarakat. Hal ini terbentuk atas kepedulian lingkungan yang merupakan tanggung jawab bersama menjadi sebuah gagasan perusahaan, hingga akhirnya perusahaan ini memasukan kepedulian terhadap lingkungan ke dalam visi dan misinya. Selain dapat memberi kesan positif, komitmen ini juga dapat sebagai identitas diri sebagai sarana untuk mewakili visi dan misi perusahaan. Visi dari Diamondlight Artwear adalah menjadi salah satu industri pakaian anak muda yang inovatif, bermanfaat dan peduli terhadap lingkungan. Misi Diamondlight Artwear adalah dapat konsisten dalam memproduksi produk pakaian yang berkualitas, dapat memproduksi barang yang memiliki keunikan, daya saing di pasar, dipercaya dan digemari masyarakat serta berperan aktif dalam kepedulian lingkungan. Untuk mencapai visi dan misi terutama untuk komitmen perusahaan dalam peran aktif terhadap kepedulian lingkungan, salah satu cara yang di tempuh adalah perusahaan menggunakan sistem Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu sistem CSR juga dapat menjadikan citra positif bagi perusahaan. Citra positif ini akan menjadi aset yang sangat berharga bagi perusahaan dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat mengalami krisis [2]. Pada perancangan ini hal yang dilakukan dengan cara membuat edisi khusus, yaitu untuk setiap pembelian salah satu kaos pada edisi tersebut mendapatkan bibit tanaman sansevieria (lidah mertua). Tanaman ini dipilih karena sifat dari tanaman ini yang banyak manfaatnya. Tidak hanya sebagai tanaman hias, tetapi sansevieria juga merupakan salah satu tanaman yang banyak mengikat karbon dioksida, karena sifat dari tanaman ini mampu menyerap polusi dan mampu bertahan hidup pada suhu dan cahaya yang sangat luas. [3]. Dengan adanya tanaman sansevieria ini diharapkan dapat

Transcript of Perancangan Corporate Social Responsibility Produk ... › bitstream › 123456789...(lidah mertua)...

  • 1

    1. Pendahuluan

    Perkembangan industri pakaian saat ini mulai banyak dan berkembang.

    Salah satunya adalah industri clothing dari kota Salatiga. ( Diamondlight

    Artwear ) merupakan perusahaan pakaian yang berdiri pada bulan Agustus

    2011. Perusahaan ini sedang mengalami perkembangan dan memiliki potensi yang kuat untuk dikembangkan menjadi usaha berproduksi masal, melihat

    peminatnya yang sebagian besar anak muda yang semakin banyak sampai

    saat ini. Sebagai produk baru, Diamondlight Artwear disini membutuhkan

    sebuah pengenalan sebagai suatu bagian baru yang tumbuh dari masyarakat

    kota Salatiga di sektor industri pakaian. Dengan target dari perusahaan ini

    adalah anak muda karena anak muda yang mempunyai peranan yang sangat

    penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu melalui brand

    “Diamondlight Artwear” ini, ingin menyadarkan anak - anak muda untuk

    menghargai lingkungan dari hal yang kecil. Ini dapat dilihat dari

    permasalahan lingkungan dan alam di Indonesia yang masih menjadi hal yang

    perlu mendapat perhatian lebih. [1]

    Komitmen Diamondlight Artwear dapat menjadi perusahan pakaian

    yang dapat memberikan produk dan layanan serta dapat juga memberikan

    peran dalam lingkungan masyarakat. Hal ini terbentuk atas kepedulian

    lingkungan yang merupakan tanggung jawab bersama menjadi sebuah

    gagasan perusahaan, hingga akhirnya perusahaan ini memasukan kepedulian

    terhadap lingkungan ke dalam visi dan misinya. Selain dapat memberi kesan

    positif, komitmen ini juga dapat sebagai identitas diri sebagai sarana untuk

    mewakili visi dan misi perusahaan. Visi dari Diamondlight Artwear adalah

    menjadi salah satu industri pakaian anak muda yang inovatif, bermanfaat dan

    peduli terhadap lingkungan. Misi Diamondlight Artwear adalah dapat

    konsisten dalam memproduksi produk pakaian yang berkualitas, dapat

    memproduksi barang yang memiliki keunikan, daya saing di pasar, dipercaya

    dan digemari masyarakat serta berperan aktif dalam kepedulian lingkungan.

    Untuk mencapai visi dan misi terutama untuk komitmen perusahaan

    dalam peran aktif terhadap kepedulian lingkungan, salah satu cara yang di

    tempuh adalah perusahaan menggunakan sistem Corporate Social

    Responsibility (CSR). Selain itu sistem CSR juga dapat menjadikan citra

    positif bagi perusahaan. Citra positif ini akan menjadi aset yang sangat

    berharga bagi perusahaan dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat

    mengalami krisis [2].

    Pada perancangan ini hal yang dilakukan dengan cara membuat edisi

    khusus, yaitu untuk setiap pembelian salah satu kaos pada edisi tersebut

    mendapatkan bibit tanaman sansevieria (lidah mertua). Tanaman ini dipilih

    karena sifat dari tanaman ini yang banyak manfaatnya. Tidak hanya sebagai

    tanaman hias, tetapi sansevieria juga merupakan salah satu tanaman yang

    banyak mengikat karbon dioksida, karena sifat dari tanaman ini mampu

    menyerap polusi dan mampu bertahan hidup pada suhu dan cahaya yang

    sangat luas. [3]. Dengan adanya tanaman sansevieria ini diharapkan dapat

  • 2

    mengurangi polusi. Pada kemasan kaos ini menggunakan bahan bersifat

    ramah lingkungan, berasal dari bahan daur ulang kayu peti kemas. Kemasan

    ini juga bersifat reused, karena pada kemasan ini juga nantinya dapat

    digunakan sebagai media pot untuk tanaman sansevieria.

    Didasari oleh latar belakang masalah yang ada, maka diperlukan untuk

    perancangan CSR dan hasil perancangan ini diharapkan Diamondlight

    Artwear dapat semakin diterima oleh masyarakat dan menjadi salah satu

    perusahaan pakaian yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik.

    2. Tinjauan Pustaka

    Perancangan CSR disini adalah untuk membuat produk Diamondlight

    Artwear agar dapat semakin berkembang dan memiliki citra positif sebagai

    perusahan pakaian yang ramah lingkungan. Untuk itu penting bagi peneliti

    memahami dengan baik sejumlah konsep yang relevan. Konsep-konsep ini

    baik bersumber dari penelitian-penelitian yang sudah ada, buku-buku maupun

    jurnal-jurnal yang terkait

    Perancangan CSR ini berbentuk kepedulian terhadap lingkungan

    melalui produk yang diberikan yaitu kemasan yang berasal barang daur ulang

    dan dapat digunakan kembali, kemudian pemberian bibit sansevieria.

    Perancangan CSR dilakukan sebelumnya adalah “The Importance of

    Packaging and Graphic Design to Communicate CSR” oleh Listia Natadjaja,

    jurnal tahun 2011 yang membahas mengenai bagaimana kemasan dan desain

    grafis dalam mengomunikasikan CSR [4]. Dengan studi kasus penelitian pada

    desain kemasan dampak persepsi visual dari desain kemasan dan pentingnya

    dalam berkomunikasi CSR. [5] Kemudian penelitian yang lain pada tahun

    2008 “Perancangan Desain Kemasan Alat – Alat Berkebun Merk Green

    Land” oleh Ira Lev Ina, skripsi tahun 2008 Fakultas Seni dan Desain Petra

    Surabaya membahas mengenai pembuatan kemasan produk Green Land yang

    digunakan sebagai media kampanye mendukung program CSR.

    Pada tahun 2014 juga penelitian oleh Bahrul Ulum, Zainul Arifin, dan

    Dahlan Fanani dalam penelitian tersebut membahas Pengaruh CSR Terhadap

    Citra (survei pada warga sekitar PT. Sasa Inti Gending-Probolinggo).[6]

    Pentingnya citra dalam suatu perusahaan untuk membangun rasa kepercayaan

    terhadap konsumen, salah satu cara yang digunkan untuk membangun citra

    ini dalah dengan melaksanakan program CRS.

    CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan

    (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab

    mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

    Definisi komunikasi visual adalah penyampaian pola pikir dari penyampai

    pesan kepada penerima pesan, penyampaian pesan ini sangat penting dalam

    perancangan CSR agar program perancangan dapat dimerngerti dan tepat

    sasaran. Bentuk berupa visual yang komunikatif, efektif, efisien dan tepat.

    Melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran.[7]

    Tanaman yang digunakan dalam perancangan ini adalah sansevieria.

    Sansevieria adalah nama lain dari tanaman “lidah mertua” merupakan salah

  • 3

    satu tumbuhan yang mampu menyerap racun (polutan) berbahaya di udara.

    Tanaman sansevieria mampu bertindak sebagai pembersih udara dengan

    menyerap dan menetralisir polutan (racun) dari udara.[8] Media yang

    digunakan untuk pengganti tanah adalah hydrogel. Hydrogel merupakan

    media yang sangat cocok untuk tanaman hias di dalam ruangan dan juga

    dapat mempercantik tanaman. Fungsi hydrogel sendiri adalah menyerap dan

    menyimpan air dan nutrisi untuk tanaman dalam jumlah besar.

    Desain kemasan merupakan bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk,

    struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan

    informasi produk agar produk dapat dipasarkan .[9] Desain kemasan yang

    digunakan mengunakan warna dan bahan ramah lingkungan sesuai dengan

    tujuan CSR yang mengangkat mengenai kepedulian tentang lingkungan

    dengan menggunakan media ramah lingkungan. Dalam hal ini adalah limbah

    dari pabrik yang tak terpakai namun masih dapat diolah dan dipakai (reused).

    Media yang dipilih adalah media yang mudah didapat atau yang jumlahnya

    dirasa mencukupi untuk kelanjutan produksi, Oleh sebab itu limbah kayu

    pinus digunakan sebagai media kemasan pada perancangan ini. Di daerah

    Jogjakarta, terdapat sebuah pabrik lantai dan dinding yang terbuat dari

    berbagai jenis kayu yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, disini

    limbah kayu pinus didapat dari bekas pengangkut atau bisa juga kemasan

    container (biasa disebut ram) yang mengangkut bahan baku utama yang

    hendak dijadikan lantai atau dinding tersebut. Contoh kayu yang digunakan

    dapat dilihat pada Gambar 1

    Gambar 1 Kayu Ram Pinus Limbah Pabrik (dokumentasi penulis, 2014)

    3. Metode Penelitian Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode linear strategy. Metode ini sering disebut strategi garis lurus,

    yang menerapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan

    relatif yang sudah dipahami komponennya[10]. Strategi ini sesuai untuk tipe

    perancangan yang telah berulang kali dilaksanakan, misalnya desain

    bangunan rumah tinggal. Suatu tahap yang dimulai setelah tahap sebelumnya

    diselesaikan, demikian seterusnya. Terlihat pada gambar 2.

    Gambar 2. linear strategy (Sarwono, 2007).

  • 4

    Tahapan secara garis besar dalam penelitian CSR Diamondlight

    Artwear dengan media tanaman sansevieria. Dapat dilihat pada gambar 3 :

    Gambar 3 Bagan Tahap Penelitian CSR.

    Tahap pertama yaitu pengumpulan data, langkah pertama dalam

    pengembangan system ini adalah pengumpulan data. Pada perancangan ini,

    dilakukan pengumupulan data dengan cara membaca penelitian ataupun

    jurnal yang sudah pernah ada dengan konsentrasi pembahasan yang sama.

    Pengumpulan data juga dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara

    dilakukan dengan pemilik Diamondlight Artwear dalam pencarian petunjuk

    pelaksanaan CSR bidang lingkungan, maka perlu mengumpulkan data-data

    sebagai sumber dasar pembuatan. Data yang didapat dari Diamondlight

    Artwear meliputi data visual dan data verbal berupa logo, visi dan misi, target

    konsumen, dan juga sejarah dari Diamondlight Artwear. Perusahaan

    Diamondlight Artwear berdiri pada Agustus 2011.

    Visi Diamondlight Artwear adalah adalah menjadi salah satu industri

    pakaian anak muda yang inovatif, bermanfaat dan peduli terhadap

    lingkungan. Misi Diamondlight Artwear adalah dapat konsisten dalam

    memproduksi produk pakaian yang berkualitas, dapat meproduksi barang

    yang memiliki keunikan, daya saing di pasar, dipercaya dan digemari

    masyarakat serta berperan aktif dalam kepedulian lingkungan. Target

    konsumen Diamondlight Artwear dapat ditinjau dari segi demografis,

    Tahap 1 Pengumpulan Data

    Tahap 2 Analisis Data Visual dan Data

    Verbal

    Tahap 3 Perancangan

    Tahap 4 Pengujian

  • 5

    psikografis, dan behaviour. Dari aspek demografis jenis kelamin pria dan

    wanita berusia 17 – 25 tahun, kalangan sosial menengah keatas. Aspek

    psikografis konsumen merupakan pencinta fashion , peduli akan penampilan,

    penyuka sesuatu yang unik, dan merupakan orang dengan daya beli cukup

    tinggi. Behaviour konsumen merupakan orang yang teliti dalam memilih

    produk, Konsumen merupakan pribadi yang suka membandingkan satu

    produk dengan produk lain. Target dari Diamondlight Artwear dalam jangka

    panjang ini adalah dapat go international dan dapat menjadi industri yang

    bersekala besar.

    Selanjutnya adalah analisa data visual dan data verbal. Dari data yang

    sudah terkumpul akan diambil point penting,yang nantinya diperlukan untuk

    pembuatan konsep. Tahap ketiga adalah perancangan, pada tahap ini point

    penting pada data yang sudah dianalisis, disatukan untuk merancang konsep.

    Konsep program dari perancangan ini adalah sebagai berikut,

    merancang bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakatn yang

    berkaitan dengan lingkungan serta dapat membentuk citra dari Diamondlight

    Artwear sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan tentang kepedulian

    terhdap lingkungan. Program ini diawali dengan pembuatan produk kaos edisi

    khusus dengan tagline tema “Thinks Future” yang berarti berfikir kedepan.

    Disini diartikan untuk mengajak para konsumen untuk dapat melihat kedepan

    melalui bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Dalam program ini dibahas

    mengenai tanaman sansevieria (lidah mertua) dengan manfaat dan keguanaan

    dari tanaman hias ini.

    Untuk pembelian setiap produk akan diberikan bibit tanaman dengan

    menyertakan manfaat dari tanaman tersebut. Kemudian pada kemasannya

    juga ramah lingkungan yang terbuat dari bahan bekas kayu peti kemas yang

    sudah diolah kembali. Kemasan ini nantinya sebagai media pot untuk tananan

    sansevieria yang telah diberikan dan juga hydrogel sebagai media pengganti

    tanah, pada produk ini ingin mengajarkan mengenai memanfaatkan barang

    dengan fungsi yang lain. Konsep ini ditujukan agar dapat memberikan citra

    produk Diamondlight Artwear sebagai perusahaan pakaian yang ramah

    lingkungan.

    Selanjutnya adalah perancangan produk, terdapat proses yang runtut,

    agar hasil dari perancangan sesuai dengan konsep yang diharapkan dan sesuai

    dengan analisa data yang ada. Perancangan ini terdiri dari perancangan

    kampanye logo CSR. Konsep desain logo yang dirancang sesuai dengan

    program CSR ramah lingkungan melalui tanaman. Mengunakan jenis bentuk

    picturemark atau logo dengan simbol gambar. Sedangkan jenis huruf yang

    akan digunakan untuk teksline kampanye ini adalah font rockwell extra bold.

    Huruf ini termasuk kedalam keluarga huruf serif atau huruf yang memiliki

    ekor. Rockwell Extra Bold dipilih karena memiliki bentuk yang sederhana

    sederhana namun cukup dominan, memiliki kemudahan keterbacaan. Warna

    utama yang akan digunakan dalam logo kampanye CSR ini adalah coklat

    dengan hexadecimal (#52483B) atau coklat dengan CMYK

    (56%,60%,77%,55%) dapat dilihat pada gambar 4. Warna coklat dipilih

    karena memiliki makna dapat menggambarkan alam, kesuburan dan 3R

  • 6

    (reuse, recycle, dan reduce). Kemudian logo terdapat ilustrasi tanaman terkait

    erat dengan program CSR ini yang memanfaat tanaman sebagai media

    pendukungnya. Daun tumbuh dan berujung runcing dan menuju keatas, disini

    dapat diibaratkan seperti perusahaan yang bersama sama mengajak konsumen

    untuk berkembang dan mulai sadar untuk menghargai lingkungannya.

    Terdapat gambaran seperti sinar dapat diartikan menjadi salah satu contoh

    perusahan clothing yang peduli akan lingkungan. Terlihat pada gambar 5

    terdapat logo mengunakan warna negative, saat latar belakang warna putih

    mengunakan warna hitam cmyk 0% dan untuk latar belakang warna putih

    mengunakan warna putih cmyk 100%.

    Gambar 4 Logo Kampanye CSR

    Gambar 5 Logo Kampanye CSR Negative

    Kemudian pada selanjutnya adalah perancangan kemasan. Terdapat

    kemasan utama dan sekunder. Kemasan utama yang digunakan berbahan

    limbah kayu pinus, yang terbuat dari berbagai jenis kayu yang berasal dari

    berbagai daerah di Indonesia, disini limbah kayu pinus didapat dari bekas peti

    kemas pengangkut. Karakter kayu ram pinus ini berwarna putih kekuningan

    dengan serat berwarna gelap, kondisinya sudah kering sehingga mudah untuk

  • 7

    diolah. Dalam kemasan produk Diamondlight Artwear kemudian digunakan

    untuk bahan utama dalam pembuatan kemasan. Kemasan dirancang dalam

    bentuk kotak persegi panjang dengan dimensi 9 x 9 x 23 cm, berbentuk segi

    empat ini dimaksudkan untuk menghemat ruang saat penyimpanan dan

    pengiriman. Dapat dilihat pada gambar 6

    Gambar 6 kemasan Produk Diamondlight Artwear

    Kemasan sekunder dibuat berbentuk tas jinjing model ini dipilih agar

    mudah untuk membawa, selain itu kemasan sekunder ini juga dapat

    digunakan kembali sebagai bentuk upaya meminimalisir pengunaan tas

    plastik sebagai salah satu upaya mengajak kepedulian terhadap lingkungan.

    Bahan yang digunakan untuk pembutan tas ini berasal dari kain bekas yang

    telah di olah kembali. Pembuatan tas jinjing selain berfungsi sebagai kemasan

    juga dapat sebagai media promosi berjalan karena terdapat informasi CSR

    dan kontak Diamondlight Artwear. Di dalam tas jinjing ini terdapat pada

    bagian muka / depan tertera logo CSR Diamondlight Artwear (1). Dapat

    dilihat pada gambar 7.

  • 8

    Gambar 7 kemasan Produk Sekunder Diamondlight Artwear

    Pembuatan perancangan desain kemasan hydrogel mengunakan kertas

    daur ulang. Karena pada konsep kemasan ini adalah reused, mengunakan

    barang itu kembali dengan fungsi yang berbeda. Kemasan hydrogel

    berukuran 6,5 cm x 5 cm desain memakai mika transparan (1) dan nama

    perusahaan (2), Dapat dilihat pada gambar 8

    Gambar 8 kemasan Hydrogel

    Pembuatan desain kaos dirancang sesuai dengan konsep event pada

    program produk ini yaitu “Thinks Future“, yang berarti berfikir kedepan.

    Mengajak untuk para konsumen untuk mulai peduli terhadap lingkungan.

    Dalam konsep desain kaos ini menggambarkan keadaan bumi yang telah

    berubah dikarenakan pemanasan global yang disebabkan oleh gaya hidup

    yang tidak baik. Dan disini mengajak untuk mulai memanfaatkan barang

  • 9

    barang yang ramah lingkungan yang mudah didaur ulang dapat dilihat pada

    gambar 9

    Gambar 9 sketsa desain kaos bertema Think Future

    Untuk perancangan informasi melalui brosur berukuran, informasi

    menjelaskan mengenai program CSR yang membahas mengenai ramah

    lingkungan melalui tanaman sansevieria, dengan memberikan informasi

    manfaat dari tanaman sansevieria. Ukuran dari brosur kampanye ini 7 x 12

    cm. Dibagi 2 bagian depan dan belang bagian pertama ( I ) membahas

    mengenai tanaman sansevieria, kemudian pada bagian kedua (II) membahas

    mengenai pengunaan dan penjelasan tentang hydrogel dan yang ketiga. Dapat

    dilihat pada gambar 10

    Gambar 10 sketsa desain Brosur Informasi dan penggunaan

    Pembuatan informasi CSR Diamondlight Artwear mengunakan kertas

    daur ulang, dibentuk sebagai tali pengikat kaos. Ukuran dari tali pengikat ini

    panjang 20 cm dan lebar 7 cm. Berisi tentang logo CSR (1) dan informasi

    mengenai program CSR (2). Dapat dilihat pada gambar 11

  • 10

    Gambar 11 sketsa desain Pengikat kaos

    Selanjutnya masuk pada bagian promosi Promosi yang dilakukan untuk

    mengkampanyekan program CSR yang berkaitan tentang “Kepedulian

    Lingkungan” melalui media yang sering ditemui, sebagai sarana penunjang

    promosi. Media promosi yang dipilih adalah mengunakan media social

    online, karena perusahaan Diamondlight Artwear bergerak pada online store,

    jadi media online yang dipilih sebagai penujang promosi seperti facebook,

    twiter, web dan Instagram.

    Kemudian pembuatan event yang dilakukan secara berkala dengan

    berkerjasama dengan komunitas TUK ( Tanam Tuk Kehidupan) dapat dilihat

    pada gambar 12 komunitas ini juga berada di daerah kota salatiga.

    Gambar 12 logo Komunitas Tanam Tuk Kehidupan (TUK)

    Komunitas ini dipilih karena mempunyai kepedulian terhadap

    lingkungan, TUK adalah suatu organisasi non-profit yang murni dijalankan

    oleh para sukarelawan. Program kampanye TUK sangat aktif, diantaranya

    proyek workshop kesenian dan pendidikan lingkungan, aksi lingkungan

    seperti membersihkan kota yang dilakukan setiap 21 juni, melukis mural

    bertema lingkungan dan acara tahunan- festival mata air. tuk kerja sama

    dengan komunitas-komunitas seni dan organisasi pemeduli lingkungan lokal

    maupun luar.

  • 11

    4. Hasil Pembahasan dan Pengujian

    Pada pembuatan kemasan dirancang sederhana dengan pictoral logo

    CSR Diamondlight Artwear di tengah, dengan ukuran panjang 10 cm dan

    lebar 5,5 cm. Logo cetak mengunakan teknik grafir, dapat dilihat pada

    gambar 13. Didalam kemasan ini juga terdapat kertas tyvek, ini adalah jenis

    kertas yang tahan terhadap air. Kertas tyvek digunakan untuk menjaga agar

    kayu tetap tahan lama saat kemasan digunakan sebagai media pot yang

    didalamnya terdapat hydrogel yang banyak mengandung air terlihat pada

    gambar 14.

    Gambar 13 Kemasan CSR pada kemasan kayu

    Gambar 14 Kemasan Diamondlight Artwear yang dijadikan pot

    Sebagai media penguat dan pelengkap CSR Produk Diamondlight

    Artwear, dirancang sebuah tas berbahan kain limbah pabrik. Tas berwarna

    coklat mendekati warna pada kegitan CSR produk Diamondlight Artwear,

    berdimensi panjang 32 cm, lebar 19 cm, tali jinjing selebar 2 cm sepanjang 40

  • 12

    cm, pictoral logo Diamondlight Artwear bersablon 10 x 6 cm di bagian depan

    tengah tas, serta kalimat pemberitahuan mengenai bahan tas dan kontak

    singkat Diamondlight Artwear pada bagian dalam tas. Dapat dilihat pada

    gambar 15

    Gambar 15 Kemasan Sekunder pelengkap CSR Produk Diamondlight Artwear

    Dari sketsa kemudian dikembangkan menjadi desain yang nantinya

    akan diaplikasikan bersama yaitu kaos “Thinks Future” pada gambar 16,

    desain kemasan hydrogel, informasi tanaman sansivieria dan informasi

    penggunaan hydrogel. Dapat dilihat pada gambar 17.

    Gambar 16 Desain Kaos CSR Produk Diamondlight Artwear

  • 13

    Gambar 17 kegiatan CSR Produk Diamondlight Artwear

    Promosi yang dilakukan untuk mengkampanyekan program CSR yang

    berkaitan tentang “Kepedulian Lingkungan”, melalui media facebook berisi

    foto video yang nantinya akan terhubung dengan web Diamondlight Artwear,

    kemudian didalam twitter terdapat postingan mengenai kepedulian

    lingkungan, dan di dalam instagram terdapat kegiatan CSR yang dilakukan

    oleh perusahaan Diamondlight Artwear, yang dapat di lihat pada gambar 18

    Gambar 18 Media promosi CSR Diamondlight Artwear

    Tahap pengujian yang digunakan kualitatif purposive sampling

    dengan menentukan subjek yang dijadikan narasumber adalah orang – orang

    yang benar – benar memahami, berkecimpung, kewenagan jelas terkait

    dengan penelitian. Dengan cara mewawancarai, observasi, pencatatan

    dokumen, dibuat catatan lapangan secara lengkap. Berdasarkan catatan

    lapangan, selanjutnya dibuat reduksi data. Reduksi data ini berupa pokok-

    pokok temuan yang penting, diawali dengan mengujikan kepada pemilik

  • 14

    perusahan Diamondlight Artwear, menurut wawancara dari pemilik hasil

    perancangan baik, sesuai dengan visi dan misi perusahaan, dengan

    memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang

    bernialai jual. Kemudian wawancara perancangan terhadap para pakar, hal ini

    dilakukan untuk mengetahui sesuai, baik atau tidaknya kegiatan CSR

    Diamondlight Artwear yang telah dirancang untuk diterapkan. Dalam hal ini

    pihak yang dipilih adalah praktisi lingkungan, Bapak Bagus Jatmiko sebagai

    ketua komunitas TUK (Tanam Tuk Kehidupan). Menurut Bapak Bagus

    Jatmiko perancangan ini dinilai baik untuk diterapkan pada Diamondlight

    Artwear, dan diperkirakan akan memberi nilai tambah untuk Diamondlight

    Artwear, juga dikatakannya bahwa inovasi menggunakan bahan limbah

    pabrik sebagai media dalam pembuatan kegiatan CSR adalah hal yang bagus

    apabila dirancang dengan baik dan benar, karena dapat memberi kontribusi

    langsung terhadap keberlangsungan lingkungan hidup dengan cara ikut

    mengolah serta memanfaatkan kembali limbah industri yang tidak terpakai

    yang pada umumnya dihancurkan begitu saja. Kemudian pihak yang kedua

    adalah Bapak Benekditus Ridho Junaldi, S.Kom praktisi desain, yang

    merupakan salah satu dosen desain komunikasi visual dan juga pemilik Brid

    Studio. Dari hasil wawancara kepada nara sumber, desain dan pengaplikasian

    sudah sesuai, namun terdapat poin yang perlu untuk dikuatkan kembali

    mengenai kampanye tentang lingkungan pada kegiatan CSR Diamondlight

    Artwear kedalam media promosi. Pihak yang ketiga adalah Ibu Dra Lina

    Sinatra Wijaya, MA merupakan sebagai pakar/penggiat CSR, dan juga selaku

    dosen pengajar pada program studi S1 Hubungan Masyarakat di UKSW. Dari

    hasil wawancara terhadap Ibu Dra Lina Sinatra Wijaya, MA, adanya program

    kegiatan CSR Diamondlight Artwear merupakan salah satu hal yang baru

    dan menarik, karena selain dari produknya yang mengunakan bahan ramah

    lingkungan juga dapat memberi lahan pekerjaan tamabahan bagi pengerajin.

    Terdapat kegiatan jangka panjang dengan mendukung kegiatan pengabdian

    masyarakat komunitas TUK (Tanam Tuk Kehidupan) namun perlu di kuatkan

    kembali mengenai kampanye dari program supaya para konsumen mau

    membeli dan mengunakan, karena dalam program ini harga di titik beraktan

    semua kepada konsumen. Oleh sebab itu perlunnya penyebarluasan informasi

    terkait program – program yang di jalankan perusahaan kepada masyarakat.

    Pihak keempat dalam pengujian ini adalah lima konsumen tetap

    Diamondlight Artwear dengan usia 20 – 22 tahun berstatus mahasiswa.

    Konsumen sengaja dipilih dari kalangan mahasiswa, sebab mahasiswa

    cenderung dapat berfikir kritis dalam mengambil keputusan pada umumnya.

    Dari hasil wawancara dengan konsumen secara garis besar mereka tertarik

    dengan kegitan CSR Diamondlight Artwear. Mereka mulai dapat mengerti

    manfaat dan kegunaan tanaman Sansivieria dan juga dapat belajar untuk

    mengunakan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang dapat

    berfungsi lain.

  • 15

    5. Kesimpulan

    Dari hasil pengujian dari perancangan yang telah dilakukan maka dapat

    disimpulkan bahwa perancangan CSR Diamondlight Artwear dinilai baik,

    berdasarkan dengan mewancarai beberapa praktisi dari segi lingkungan,

    penerapan desain, dan program kegiatan CSR. Dari hasil pengujian konsumen

    juga dapat mengerti manfaat dan kegunaan tanaman dari Sansivieria dan

    mulai peduli terhadap lingkungan.

    6. Daftar Pustaka

    [1] Salam, Adrian. Masalah Lingkungan Indonesia akan Dibawa Ke PBB

    .www.merdeka.com. (diakses maret 2014)

    [2] S Kotler, Philip dan Nancy Lee. Rentang Program CSR di Mata Para Ahli

    Pemasaran. CSR: “Doing the Most Good for Your Company and Your

    Cause”. Hoboken. New Jersey: Jhon Wiley & Sons,inc. , 2005.

    [3] Rahadiyan, Bovi dan Ranti, Naniek. Tingkat Kemampuan Penyerapan

    Tanaman Hias Dalam Menurunkan Polutan Karbon Monoksida. Jurnal

    Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 4 no. 1

    http://eprints.upnjatim.ac.id/4248/

    [4] Natadjaja, Listia. The Importance of Packaging and Graphic Design to

    Communicate CSR. Jurnal Visual Communication Design Department.

    2011. Vol 13 no 1

    [5] Levina, Ira. Perancangan Desain Kemasan Alat – alat Perkebunan Merek

    Green Land. 2008.

    [6] Ulum et.al. Pengaruh CSR Terhadap Citra. Jurnal Administrasi Bisnis vol.

    8 no.1 . 2014

    [7] Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

    2009

    [8] Purwanto, Arie. Sansevieria Flora Cantik Penyerapan Racun.

    Kanisius.2006

    [9] Marianne Rosner Klimchuck, Sandra A. Krasovec. (2007). Desain

    Kemasan: Perencanaan .Damanik, C.

    [10] Sarwono, Jonathan, 2007,MetodeRisetuntukDesainKomunikasiVisual,

    Yogyakarta: Andi.