PERANCANGAN APLIKASI PENGENDALI LAMPU RUANGAN BERBASIS SMS GATEWAY DENGAN MIKROKONTROLER.pdf
-
Upload
holik-okdiansyah -
Category
Documents
-
view
677 -
download
2
description
Transcript of PERANCANGAN APLIKASI PENGENDALI LAMPU RUANGAN BERBASIS SMS GATEWAY DENGAN MIKROKONTROLER.pdf
PERANCANGAN APLIKASI PENGENDALI LAMPU RUANGAN BERBASIS SMS GATEWAY DENGAN MIKROKONTROLER
COVER
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Septyan Dwi Astiyana
07.11.1578
kepada
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2011
PENGESAHAN
THE DESIGN OF ROOM LIGHTING CONTROLLER APPLICATION NETWORK BASED ON SMS GATEWAY WITH MICROCONTROLLER
PERANCANGAN APLIKASI PENGENDALI LAMPU RUANGAN BERBASIS SMS
GATEWAY DENGAN MIKROKONTROLER
Septyan Dwi Astiyana Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The mobile phone has turned into a multi-function devices, where other than as a
means of communication, a mobile phone can also serve to take a picture premises Built-
in camera, swapping files using a wireless connection such as infrared or Bluetooth,
Internet browsing, sending Multimedia Messaging Services (MMS), listening to the radio,
listening to music with the MP3 format, and others. In addition, the connection feature
General Packet Radio Services (GPRS) has become standard on mobile phones
released lately.
By leveraging the features of SMS on mobile phones to be able to control the
lamp house using a microcontroller and LDR (Light Depenedent Resistor) Sensor is
expected to be able to know the state of the lamp was on or off.
Room Lighting Controller Application-based on SMS can serve as notice to
homeowners to avoid concerns that the light conditions have changed or not (information
about the condition of the lamp was on/off)
Keywords: Mobile phone, SMS, Room lighting , Microcontroller, LDR Sensor
1. Pendahuluan
HP (Handphone) dengan fasilitas SMS-nya akan sangat berguna jika kita dapat
mengaplikasikannya ke dalam suatu sistem pengendali yang terintegrasi, dimana
nantinya pengendalian serta pengaksesan informasi keadaan lampu ruangan yang
dilakukan oleh seseorang dapat dilakukan via SMS.
Sekarang telah banyak alat pengendali lampu rumah jarak jauh menggunakan
remote dengan media infra merah maupun gelombang lain, namun masih jarang yang
dapat mengendalikan peralatan lampu rumah jika berada di tempat yang jauh dengan
memanfaatkan fasilitas provider GSM. Maka perancangan pengendalian lampu jarak
jauh ini mencoba menggunakan fasilitas SMS pada telepon seluler, yang diharapkan
dapat mengendalikan (memadamkan/menyalakan) dan mendeteksi status lampu melalui
jarak jauh dari daerah manapun asal masih terjangkau sinyal operator GSM.
2. Landasan Teori
2.1 Jaringan GSM
Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global
untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi
telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekunensi 900 MHz. GSM
saat ini banyak digunakan di negara-negara di dunia.
2.1.1 Teknologi Handphone Berbasis GSM
Informasi sangat penting dalam suatu organisasi, informasi memperkaya
penyajian, pengetahuan, suatu yang penerimanya tidak tahu, Suatu sistem yang kurang
mendapat informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya akan berakhir. Apakah
sebenarnya informasi itu, sehingga sangat penting artinya bagi suatu sistem. Informasi
(information) dapat didefinisikan sebagi data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
2.2 Konsep Dasar SMS (Short Message Service)
Short Message Service (SMS) adalah sebuah layanan yang banyak diaplikasikan
pada sistem komunikasi tanpa kabel (wireless), yang memungkinkan kita untuk
melakukan pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan
dengan sistem eksternal seperti e-mail, paging, voice mail, dan lain-lain.
SMS mulai diperkenalkan di eropa sejak tahun 1991 dengan adanya
standardisasi dalam bidang wireless digital yang disebut Global System for Mobile
Communication (GSM). GSM adalah sistem pelopor seluler yang dikembangkan secara
universal oleh European Telecomunication Standards Institute (ETSI) dan dengan GSM
inilah aplikasi SMS dapat dijalankan.
Mekanisme dalam sistem SMS adalah melakukan pengiriman short message
dari terminal pelanggan ke terminal lain. Layanan SMS merupakan sebuah layanan yang
bersifat nonreal time dimana sebuah short message dapat di-submit ke suatu tujuan,
tidak peduli apakah tujuan tersebut aktif atau tidak. Bila dideteksi bahwa tujuan tidak
aktif, maka sistem akan menunda pengiriman ke tujuan hingga tujuan aktif kembali.
Prinsip dasar sistem SMS akan menjamin delivery dari short message hingga
sampai tujuan. Kegagalan pengiriman yang bersifat sementara seperti tujuan tidak aktif
akan selalu teridentifikasi sehingga pengiriman ulang short message akan selalu
dilakukan kecuali bila aturan bahwa short message yang telah melampaui batas waktu
tertentu harus dihapus dan dinyatakan gagal dikirim.
Karakteristik utama SMS adalah SMS merupakan sebuah sistem pengiriman
data dalam paket yang bersifat out-of-band dengan bandwidth yang kecil. Dengan
karakteristik ini, pengiriman dengan suatu burst data yang pendek dapat dilakukan
dengan efesiensi yang sangat tinggi (Rozidi, 2004).
2.2.1 Short Message Service Centre (SMSC)
Short Message Service Centre (SMSC) adalah kombinasi perangkat keras dan
perangkat lunak yang bertanggung jawab memperkuat, menyimpan dan meneruskan
antara SME dan piranti bergerak.
SMSC harus memiliki kehandalan, kapasitas pelanggan dan throughput pesan
yang sangat tinggi. Selain itu SMSC juga harus dapat diskalakan dengan mudah untk
mengakomodasi peningkatan permintaan SMS dalam jaringan yang ada (Oetomo dan
Handoko, 2003).
SMSC merupakan sebuah entitas yang bertanggung jawab untuk menyimpan
routing short message dari satu titik ke titik yang lain yang merupakan tujuan. Sebuah
SMSC harus mempunyai keandalan yang tinggi, kapasitas yang cukup, dan throughput
yang memadai dalam menangani trafik short message. Sistem harus bersifat fleksibel
dan scalabel agar dapat mengakomdasi pertumbuhan permintaan layanan SMS (Rozidi,
2004).
2.2.2 Cara Kerja SMS
Implementasi layanan SMS, operator menyediakan apa yang disebut sebagai
SMS Center (SMSC). Secara fisik SMSC dapat berwujud sebuah PC biasa yang
mempunyai interkoneksivitas dengan jaringan GSM. SMSC inilah yang akan melakukan
manajemen pesan SMS, baik untuk pengiriman, pengaturan, antrian SMS, penerimaan
SMS.
Saat mengirim pesan dari handphone, pesan tersebut dikirim ke SMSC baru
diteruskan ke nomor handphone tujuan. Konsumen dapat mengetahui status dari pesan.
Jika handphone tujuan akan mengirimkan pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan
bahwa telah diterima, kemudian SMSC mengirim kembali status tersebut kepada
handphone pengirim. Jika handphone mati atau tidak aktif, pesan yang akan dikirim akan
disimpan pada SMSC sampai period validity (batas waktu pengiriman) terpenuhi. period
validity terlewati maka pesan yang akan dikirim akan dihapus dari SMSC dan SMSC
akan mengirimkan informasi ke nomor pengirim bahwa SMS yang dikirim belum atau
gagal diterima.
Gambar 2.1 Skema Cara Kerja SMS
2.2.3 Format Pengiriman dan Penerimaan SMS
Format pengiriman dan penerimaan SMS ada dua mode yaitu mode Text dan
mode PDU (Protocol Data Unit). Perbedaaan dasarnya adalah mode Text ini tidak
didukung oleh semua operator GSM maupun terminal. Terminal dapat di-cek
menggunakan perintah “AT+CMGF=1”, jika hasilnya error maka dapat dipastikan bahwa
terminal tersebut tidak mendukung mode text.
Mode text adalah cara termudah untuk mengirim dan menerima pesan (SMS),
dimana tidak dilakukan proses konversi terhadap pesan yang dikirimkan. Teks yang
dikirim tetap dalam bentuk aslinya dengan panjang mencapai 160 karakter (7 bit default
alphabet) atau 140 (8 bit). Mode text merupakan hasil enkode yang direpresentasikan
dalam format PDU. Kelemahannya, pada ponsel yang hanya mendukung mode text tidak
dapat menyisipkan gambar dan nada dering ke dalam pesan yang akan dikirim serta
terbatasnya tipe encoding.
Mode PDU (Protocol Data Unit) adalah format pesan dalam heksadesimal octet
dan semi-decimal octet dengan panjang mencapai 160 (7 bit default alphabet) atau 140
(8bit) karakter. Kelebihan menggunakan mode PDU adalah pendekodingan dapat
dilakukan sendiri yang tentunya harus pula didukung oleh hardware dan operator GSM,
melakukan kompresi data, menambahkan nada dering dan gambar pada pesan yang
akan dikirim.
2.2.4 AT Command
Perintah AT (Hayes AT Command) digunakan untuk berkomunikasi dengan
terminal (modem) melalui gerbang serial pada komputer. Dengan penggunaan perintah
AT, dapat diketahui atau dibaca kondisi dari terminal, seperti mengetahui kondisi sinyal,
kondisi baterai, mengirim pesan, membaca pesan, menambah item pada daftar telepon,
dan sebagainya. Pada tabel 2.1 diperlihatkan beberapa jenis perintah AT yang
berhubungan dengan penanganan pesan-pesan SMS (Sony Ericsson, 2003).
Komunikasi data antara telepon seluler dengan peripheral lain seperti
mikrokontroler dilakukan secara serial menggunakan perintah-perintah AT (Hayes AT
Command). Dengan mengirimkan telepon seluler untuk melakukan apa yang
diperintahkan.
Tabel berikut beberapa pereintah-perintah AT yang digunakan untuk mengirim
SMS.
Tabel 2.1 AT Command pada SMS
Perintah Fungsi
AT+CMGC Mengirim sebuah perintah SMS
AT+CMGD Menghapus sebuah SMS
AT+CMGF Memori
AT+CMGR SMS Format
AT+CMGS Membaca dalam sebuah SMS
AT+CSCA Mengirim sebuah SMS Alamat dari pusat SMS servis
AT+CMGL Daftar SMS yang terdapat di HP
AT+CSCA Alamat dari sebuah SMS Service Center
AT+CMNI Menampilkan pesan yang baru masuk
2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan system computer yang seluruh atau sebagian besar
elemennya dikemas dalam satu chip IC sehingga sering juga disebut single chip
microcomputer.
Suatu kontroler digunakan untuk mengontrol suatu proses atau aspek-aspek dari
lingkungan. Satu contoh aplikasi dari mikrokontroler adalah untuk memonitor rumah kita.
Ketika suhu naik kontroler membuka jendela dan sebaliknya. Pada masanya, kontroler
dibangun dari komponen-komponen logika secara keseluruhan, sehingga menjadikannya
besar dan berat. Setelah itu barulah dipergunakan mikrokprosesor sehingga keseluruhan
kontroler masuk kedalam PCB yang cukup kecil. Hingga saat ini masih sering kita lihat
kontroler yang dikendalikan oleh mikroprosesor biasa (Zilog Z80, Intel 8088, Motorola
6809, dsb).
Proses pengecilan komponen terus berlangsung, semua komponen
yangdiperlukan guna membangun suatu kontroler dapat dikemas dalam satu keping.
Makalahirlah komputer keping tunggal (one chip microcomputer) atau disebut juga
mikrokontroler. Mikrokontroler adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangattinggi,
dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler sudah dikemasdalam satu
keping, biasanya terdiri dari:
1. CPU (Central Processing Unit)
2. RAM (Random Access Memory)
3. EEPROM/EPROM/PROM/ROM
4. I/O, Serial & Parallel
5. Timer
6. Interupt Controller
Rata-rata mikrokontroler memiliki instruksi manipulasi bit, akses ke I/Osecara
langsung dan mudah, dan proses interupt yang cepat dan efisien. Dengan kata lain
mikrokontroler adalah "Solusi satu Chip" yang secara drastis mengurangi jumlah
komponen dan biaya desain (harga relatif rendah).
2.3.1 Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc prosesor) memiliki arsitektur RISC 8
bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS 51
yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis
mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC
(Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS 51 berteknologi CISC
(Complex Instruction Set Computing).
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
masing – masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur
dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu,
dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535.
Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega8535 juga memiliki fasilitas
yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR klasik, AT Mega.
Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC,
EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah AT Mega 8535. Memiliki
teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega8535 lebih cepat
bila dibandingkan dengan varian MCS 51. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut
menjadikan ATMega8535 sebagai mikrokontroler yang powerfull.
3. Analisis dan Perancangan Sistem
3.1 Analisis Kinerja Sistem
Perancangan diwujudkan dalam bentuk diagram blok seperti ditunjukkan pada
Gambar berikut ini.
Level
komunikasiPengolah
LampuSensor
Relay
Telepon
genggam
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Pengendali Lampu Berbasis SMS
Telepon genggam berfungsi sebagai penerima perintah penyalaan dan pengirim
status penyalaan, perintah dan status dalam bentuk SMS. Antara telepon genggam dan
pengolah terdapat level komunikasi yang bekerja menyesuaikan level tegangan
komunikasi antara telepon genggam dan pengolah.
Pengolah adalah mikrokontroler yang bekerja berdasarkan alur proses dalam
bentuk perangkat lunak. Telepon genggam bertugas menerima dan mengirimkan SMS
sesuai permintaan pengolah. SMS yang diterima diberitahukan kepada pengolah agar
pengolah membacanya. Setelah dibaca pengolah mengklarifikasi nomor pengirim dan
perintah penyalaan, apabila klarifikasi diterima maka perinath penyalaan dilaksanakan.
Perintah penyalan diwujudkan dalam pemberian logika kepada relay untuk agar
menghubungkan atau tidak menghubungkan sumber tegangan kepada lampu. Status
penyalaan didapatkan dengan melihat kondisi lampu melalui sensor lampu. Status
penyalaan diberikan melalui pengiriman SMS sebagai umpan balik proses.
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
3.2.1 Perangkat Keras (Hardware)
1. Sensor LDR (Light Dependent Resistor)
2. Mikrokontroler ATMega8535
3. Driver RS-232
4. IC MAX 232
5. IC ULN 2003
6. Relay
7. Handphone
8. USB Downloder (alat yang digunakan untuk memasukan program ke
mikrokontroler)
3.2.2 Perangkat Lunak (Software)
1. AVR Studio 4 (software yang digunakan untuk mengkompiler intruksi-intruksi
yang ditanamkan pada mikrokontroler)
3.3 Perancangan Perangkat Keras
3.3.1 Pengolah
Pengolah menggunakan mikrokontroler ATMega8535, untuk dapat berfungsi
maka mikrokontroler harus dirangkai dengan komponen tambahan pada pin reset. Pin
tersebut berfungsi untuk menjaga logika 1, karena logika 0 akan membuat program
mengalami reset. Komponen lain yang ditambahkan adalah pembangkit detak berupa
kristal, pada alat ini dipergunakan 11,059200 MHz.
3.3.2 Penampil
Penampil LCD menggunakan LCD 2x16 yang dirangkai untuk antarmuka
penulisan 8 bit. Antarmuka ini berarti menggunakan seluruh jalur data masukan LCD
untuk menerima data. Fungsi penulisan data dilakukan dengan memberikan logika pada
pin RS kemudian diberikan data pada jalur data dan terakhir diberikan clock pada pin E.
3.3.3 Relay
Relay adalah komponen saklar yang didalamnya terdapat dua bagian, bagian
pemicu dan bagian saklar. Bagian pemicu bekerja memicu saklar agar menghubungkan
sumber tegangan 220 VAC ke lampu.
3.3.4 Sensor Lampu
Sensor lampu berfungsi unutuk mendeteksi lampu yang sedang menyala/padam,
menggunakan LDR (Light Dependent Resistor) yaitu komponen resistor yang
hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang mengenainya. LDR (Light Dependent
Resistor) dirangkai seri dengan resistor tetap sehingga membentuk sebuah pembagi
tegangan.
3.4 Perancangan Perangkat Lunak
3.4.1 Diagram Alur Sistem Kendali Lampu Berbasis SMS
Terima SMS?
y
Baca SMS
Nomor diterima?
y
Perintah diterima?
Laksanakan perintah penyalaan
y
Baca kondisi sensor
Mulai
Persiapan
Definisi fasilitas
t
t
t
t
Decoding data SMS
Selesai
Kirim SMS
Encoding data SMS untuk status penyalaan
Gambar 3.2 Diagram Alur Sistem Pengendali Lampu Berbasis SMS
3.4.2 Rancangan Kode SMS
Ketika sistem menerima perintah melalui SMS, tidak semua SMS mampu
dikenali oleh sistem. Hanya SMS tertentu yang sudah disesuaikan yang mampu dikenali
oleh sistem. Berbagai rancangan kode-kode SMS disajikan pada Tabel berikut ini.
No Isi SMS Fungsi
1 ON 1 Menyalakan Lampu 1
2 ON 2 Menyalakan Lampu 2
3 ON 3 Menyalakan Lampu 3
4 OFF 1 Mematikan Lampu 1
5 OFF 2 Mematikan Lampu 2
6 OFF 3 Mematikan Lampu 3
7 STS Melihat Status Lampu 1,2,3 Tabel 3.1 Rancangan Kode SMS
Tabel diatas menunjukkan perintah-perintah yang bisa dikenali. Mikrokontroler
membaca isi SMS dan mikrokontroler hanya mengenali isi SMS yang menggunakan
karakter huruf besar atau yang sesuai dengan kata kunci.
4. Implementasi dan Pembahasan
4.1 Implementasi Perangkat Keras
4.1.1 Rangkaian Pengolah
Rangkaian ini merupakan sebuah board yang terdapat IC (Integrated Circuit)
mikrokontroler, pengubah fase dan regulator. Board ini berfungsi sebagai otak dari
kinerja alat, digunakan mikrokontroler ATMega853 yang akan menyimpan berbagai
perintah coding untuk menjalankan sebuah alat agar bekerja sesuai dengan yang kita
inginkan.
4.1.2 Penampil
Penampil LCD menggunakan LCD 2x16 yang dirangkai untuk antarmuka
penulisan 8 bit. Antarmuka ini berarti menggunakan seluruh jalur data masukan LCD
untuk menerima data. berfungsi untuk menampilkan aktifitas dari urutan penerimaan dan
pembacaan SMS.
4.1.3 Rangkaian Relay
Relay adalah komponen saklar yang didalamnya terdapat dua bagian, bagian
pemicu dan bagian saklar. Bagian pemicu bekerja memicu saklar agar menghubungkan
sumber tegangan 220 VAC ke lampu.
4.1.4 Sensor LDR
Sensor lampu menggunakan LDR (Light Dependent Resistor) yaitu komponen
resistor yang hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang mengenainya. LDR (Light
Dependent Resistor) dirangkai seri dengan resistor tetap sehingga membentuk sebuah
pembagi tegangan. Sensor berfungsi sebagai input untuk menerima sinyal cahaya yang
dipancarkan kemudian akan dibaca oleh mikrokontroler.
4.1.5 Rangkaian Keseluruhan
Gambar 4.1 Rangkaian Keseluruhan Aplikasi Pengendali Lampu Berbasis SMS
4.2 Pengujian
4.2.1 Pengujian Fungsi
Pengujian fungsi untuk mengamati proses alat apabila dikirimkan variasi pesan
SMS perintah. Pengamatan dilakukan melalui tampilan LCD. Hasil pengujian ditunjukan
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pengujian Fungsi Penyalaan dan Pemadaman
Masukkan Proses
Pengiriman SMS dengan pesan “On 1”
1. Telepon genggam berbunyi. 2. Pemberitahuan SMS diterima, program
menampilkan lokasi penyimapanan SMS.
SMS incoming
Location:1
3. Program membaca SMS pada lokasi 1 dan menampilkan status pembacaan.
read SMS
OK
4. Program menampilkan nomor pengirim SMS.
read SMS
62817261030
5. Program menampilkan tanggal, bukan dan tahun dikirimkannya SMS.
read SMS
2011/07/13
6. Progam menampilkan isi pesan SMS.
read SMS
On 1
7. Program mengeksekusi perintah penyalaan. Lampu 1 menyala.
8. Program melakukan persiapan pengiriman SMS.
presend message
9. Program menampilkan SMS center yang
digunakan
presend message
62818445009.
10. Program menampilkan enkoding SMS center yang digunakan.
presend message
07912618485400F9
11. Program menampilkan nomor tujuan.
presend message
62817261030
12. Program menampilkan enkoding nomor tujuan.
presend message
912618271630F0
13. Program melakukan pengiriman header.
send header
1A
14. Program mendapat jawaban atas pengriman header.
send header
OK
15. Program melakukan pengiriman data enkoding SMS.
send message
68
16. Program menunggu status pengiriman SMS. 17. Program mendapat kiriman status pengiriman.
send message
OK
18. Telepon genggam pengirim mendapat SMS dengan isi ”lampu 1 nyala”
Pengiriman SMS dengan pesan “Off Proses nomor 1 sampai dengan nomor 6 sama dengan yang terjadi pada pengiriman SMS ”On 1”. Perbedaan proses hanya terjadi pada nomor 7
1”
7.
read SMS
Off 1
Proses nomor 8 sampai dengan nomor 12 sama dengan yang terjadi pada pengiriman SMS ”On 1”. 13. Program melakukan pengiriman header.
send header
1A
14. Program mendapat jawaban atas pengriman header.
send header
OK
15. Program melakukan pengiriman data enkoding SMS.
send message
68
16. Program menunggu status pengiriman SMS. 17. Program mendapat kiriman status pengiriman.
send message
OK
18. Telepon genggam pengirim mendapat SMS
dengan isi ”lampu 1 padam
Pengiriman SMS dengan pesan “Sts” Proses nomor 1 sampai dengan nomor 6 sama dengan yang terjadi pada pengiriman SMS ”On 1”. Perbedaan proses hanya terjadi pada nomor 7
7.
read SMS
Sts
Proses nomor 8 sampai dengan nomor 12 sama dengan yang terjadi pada pengiriman SMS ”On 1”. 13. Program melakukan pengiriman header.
send header
23
14. Program mendapat jawaban atas pengriman header.
send header
OK
15. Program melakukan pengiriman data enkoding SMS.
send message
86
16. Program menunggu status pengiriman SMS. 17. Program mendapat kiriman status pengiriman.
send message
OK
18. Telepon genggam pengirim mendapat SMS
dengan isi ”lampu 1 nyala, 2 dan 3 padam
Berdasarkan hasil proses terhadap masukan, terlihat bahwa keseluruhan proses
dapat dijalankan dengan baik, maka dapat dikatakan proses keseluruhan alat sesuai
dengan proses yang telah direncanakan.
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari beberapa tahap perancangan, pembuatan dan pengujian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan antara lain :
1. Aplikasi Pengendali Lampu Ruangan berbasis SMS ini dibangun dengan
menggunakan mikrokontroler ATMega8535 dan di program dengan
menggunakan bahasa pemrograman C.
2. Aplikasi Pengendali Lampu Ruangan berbasis SMS ini dapat menyalakan
dan memadamkan lampu sesuai perintah SMS yang dikirimkan serta dapat
mendeteksi kondisi lampu yang sedang menyala/padam.
5.2 Saran
Dalam pembuatan Aplikasi Pengendali Lampu Ruangan berbasis SMS masih
adanya kekurangan yang harus diperbaiki, yaitu :
1. Sistem ini belum bisa menyalakan/mematikan lampu secara otomatis
apabila pengguna lupa mengirimkan perintah SMS. Dalam pengembangan
selanjutnya diharapkan dapat ditambahkan sensor lainnya yang dapat
menyalakan/mematikan lampu secara otomatis.
2. Sistem ini belum bisa merubah nomor pengirim secara langsung melalui
SMS sehingga diharapkan dalam pengembangan selanjutnya sistem dapat
mengganti nomor pengirim melalui perintah SMS.
Daftar Pustaka
Bishop, Owen. 2002. Dasar-dasar Elektronika, Erlangga , Jakarta.
Budiharto, Widodo. 2008. Panduan Praktikum Mikrokontroller AVR Seri ATMega16,
Elex Media Komputido , Jakarta.
Frank D.Petruzella. 2001. Elektronik Industri, Andi, Yogyakarta.
Heryanto, M. Ary & Adi.P, Wisnu. 2008. Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler
ATMega 8535, Andi, Yogyakarta.
Jogiyanto, H.M. 1993. Konsep Dasar Pemrograman Bahasa C, Andi, Yogyakarta.
Rozidi , Imron. 2004. Membuat Sendiri Sms Gateway Berbasis Protokol SMPP, Andi,
Yogyakarta.
Wardana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontoller AVR Seri ATMega16, Simulasi
Hardware dan Aplikasi , Andi, Yogyakarta.
Cara Kerja SMS pada GSM.
http://www.ilmukelasberat.wordpress.com/2010/07/15/cara-kerja-sms-pada-gsm/ (diakses
pada 25 Januari 2011)
Interface Pengendali Lampu Rumah dengan Pararel Port.
http://www.blog.ub.ac.id/yoancrayon/2010/03/interface-pengendali-lampu-rumah-dengan-
pararel-port/ (diakses pada 29 Januari 2011)
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor).
http://www.nubielab.com/elektronika/analog/sensor-cahaya-ldr-light-dependent-resistor
(diakses pada 25 Mei 2011)
Data Sheet ATMEGA8535.
http://www.alldatasheet.com/view.jsp?Searchword=ATMEGA8535
(download pada 3 Juni 2011)
Belajar AVR Studio 4
http://www.etekno.blogspot.com/2011/05/belajar-avr-studio-4.html (diakses pada 4 Juli
2011)