PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN...

120
PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN MESIN DALAM MEMECAHKAN MASALAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH (Studi Kasus Pada PT. Putra Bungsu Tegal) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: NOVI ARIYANTI NIM. 1110015000060 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN...

Page 1: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

PERANAN USAHA KECIL

PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN MESIN

DALAM MEMECAHKAN MASALAH PENGANGGURAN

DI KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH

(Studi Kasus Pada PT. Putra Bungsu Tegal)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

NOVI ARIYANTI

NIM. 1110015000060

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan
Page 3: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan
Page 4: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan
Page 5: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

i

ABSTRAK

Novi Ariyanti (NIM: 1110015000060). Peranan Usaha Kecil Pada Industri

Pengolahan Logam dan Mesin Dalam Memecahkan Masalah Pengangguran

di Kabupaten Tegal Jawa Tengah (Studi Kasus Pada PT. Putra Bungsu

Tegal).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan usaha kecil

dalam gerakan OVOP (One Village One Product) pada sektor industri pengolahan

logam dan mesin dalam upaya memecahkan masalah pengangguran di Kabupaten

Tegal Jawa Tengah pada tahun 2012-2013. Metode yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini antara lain Kepala Seksi

Pengembangan Usaha Mikro dan Informal Dinas Koperasi, UKM dan Pasar

Kabupaten Tegal, salah satu pemilik usaha industri pengolahan logam dan mesin

di Kabupaten Tegal dan para pekerjanya. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.Teknik

pengolahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Usaha kecil

pada sektor industri pengolahan logam dan mesin merupakan usaha pedesaan

yang mampu berkontribusi dalam membuka lapangan pekerjaan masyarakat

sekitar. 2. Besarnya peranan usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam

dan mesin dalam upaya memecahkan masalah pengangguran di Kabupaten Tegal

pada tahun 2012 adalah sebesar 0,34% dari seluruh penduduk yang bekerja di

Kabupaten Tegal, sedangkan pada tahun 2013 peranannya meningkat menjadi

0,41% dari seluruh penduduk yang bekerja di Kabupaten Tegal. 3. Jumlah

penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pengolahan logam dan mesin pada

tahun 2012-2013 tetap, yaitu pada angka 2.527 jiwa. Hal ni membuktikan bahwa

usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan mesin mampu menekan

angka pengangguran di Kabupaten Tegal tahun 2012-2013.

Kata kunci: Industri, pengolahan logam, mesin, dan pengangguran.

Page 6: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

ii

ABSTRACT

Novi Ariyanti (NIM: 1110015000060). The Importances of Small Business of

Machine and Metal Manufacture Industry to Solve The Problem of

Unemployment in Tegal Regency Central of Java (Study Kasus in PT. Putra

Bungsu Tegal).

The purpose of this research is to know how big the importances of small

business in OVOP (One Village One Product) system of machine and metal

manufacture industry to solve the problem of unemployment in Tegal Regency,

central of Java 2012-2013. This research used descriptive qualitative method. The

subjects of this research are The Head of Micro Business Development Section

and Informal Dinas Koperasi, UKM and Traditional Market in Tegal Regency,

one of the owner in machine and metal manufacture industry in Tegal Regency

and all officials. Technique of collecting data in this research used interview,

observation, adn documentation. While in technique of analyzing data used source

triangular.

Based the result of this research, it is conclude that: 1. Small business on

machine and metal manufacture industry is a business of village that could give a

contribution to make a new vocation for citizen. 2. The big importance of small

businesson machine and metal manufacture industry in the way to solve a problem

of unemployment in Tegal Regency in 2012 is 0,34% from all people who work

in tegal regency. While in 2013, the value is increse to be 0,41% from all people

who work in Tegal Regency. 3. Total of manpower absorption on machine and

metal manufacture industry in 2012-2013 is permanent, it is 2.527 people. It is

provesmall businesson machine and metal manufacture industry can hold

unemployment in Tegal Regency in 2012-2013.

Keywords: Industry, metal manufacture, machine, and unemployment.

Page 7: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan

Semesta Alam yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yag berjudul: “Peranan Usaha Kecil Pada Industri

Pengolahan Logam dan Mesin dalam Memecahkan Masalah Pengangguran

di Kabupaten Tegal Jawa Tengah (Studi Kasus Pada PT. Putra Bungsu

Tegal)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan serta keterbatasan waktu yang diberikan oleh

penulis di dalam penyusunan skripsi ini, akan tetapi penulis telah berusaha

semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan

benar. Oleh sebab itu penulis akan menerima kritik dan saran yang tujuannya

untuk membangun agar penulis dapat berusaha menyempurnakan skripsi ini.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi dalam

menyelesaikan skripsi ini, diantaranya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan syafaat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan SosialUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

iv

4. Bapak Drs. A. Banadjid. selaku dosen pembimbing satu-satunya yang

telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan

arahan dan saran untuk Skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah

memberikan ilmu, motivasi dan inspirasi selama penulis menuntut ilmu di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh Staff dan Sekretariat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

7. Orangtuaku tercinta; Bapak Marwinsyah dan Ibu Siti Masitoh, Padhe

Jono, Budhe Tum, dan kakakku: Mas Khoerul Anam Syahmadani, serta

saudara-saudara yang ada di Dukuhwaru yang sampai saat ini telah

memberikan kasih sayang, kekuatan, bimbingan, dan doa-doa yang tulus

kepada penulis setiap saat.

8. Kawan-kawan Pendidikan IPS Program Studi Ekonomi-Akuntansi

angkatan 2010, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Intinya, penulis

bangga telah mengenal kalian.

9. Kawan bermain; Ayu Yuningsih, Eka Rahayu, Fitri Amalia Azzahro, dan

Rima Setiyawati, yang telah banyak memberikan pengalaman berharga

selama penulis tinggal di Jakarta.

10. Kawan-kawan Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat, para senior dan

junior yang telah mengenalkan dunia luar kepada penulis.

11. Bapak Sarwoko, S.Psi., MM. selaku Kepala Seksi Pengembangan Usaha

Mikro dan Informal Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten Tegal.

12. Bapak H. Dimyati, selaku pemilik PT. Putra Bungsu Tegal yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

perusaannya.

13. Mba Sri, dan Mba Dewi, serta para pekerja di PT. Putra Bungsu Tegal,

yang telah meluangkan waktunya dan berbaik hati untuk membantu

penulis dalam melakukan penelitian.

14. Pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi dalam pengumpulan data,

seperti Bappeda Kabupaten Tegal, dan Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar

Page 9: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

v

Kabupaten Tegal, serta BPS Kabupaten Tegal, Disperindag Kabupaten

Tegal, Dinsosnakertrans Kabupaten Tegal.

15. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral dan material dalam

penyusunan Skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang

terdapat dalam Skripsi ini. Dengan rendah hati penulis memohon maaf yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak jika terdapat kesalahan yang kurang

berkenan di hati pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini

memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Jakarta, 09 September 2014

Penulis

Page 10: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

vi

DAFTAR ISI

Judul Halaman

Abstrak ........ ........................................................................................... i

Abstract .................................................................................................. ii

Kata Pengantar ....................................................................................... iii

Daftar Isi.................................................................................................. vi

Daftar Gambar ........................................................................................ viii

Daftar Tabel ........................................................................................... ix

Daftar Grafik .......................................................................................... x

BAB I Pendahuluan ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 7

D. Perumusan Masalah ................................................................... 7

E. Tujuan penelitian ........................................................................ 8

F. Manfaat penelitian ...................................................................... 8

BAB II Tinjauan Pustaka .................................................................... 10

A. Kajian Teori ............................................................................... 10

1. Industri Pengolahan Logam dan Mesin ................................ 10

2. Gerakan OVOP (One Village One Product) ........................ 22

3. Pengangguran ....................................................................... 27

4. Peranan Usaha Kecil dalam Masalah Pengangguran ........... 38

B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 43

C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 45

D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 46

BAB III Metodologi Penelitian ........................................................... 48

A. Tempat dan Waktu penelitian .................................................... 48

B. Desain Penelitian ........................................................................ 48

C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 50

Page 11: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

vii

D. Instumen Penelitian .................................................................... 50

E. Sumber Data ............................................................................... 51

F. Data yang Dikumpulkan ............................................................ 52

G. Teknik Pengambilan Sampling .................................................. 52

H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 53

I. Teknik Keabsahan Data ............................................................. 55

J. Teknik Analisis Data .................................................................. 56

BAB IV Analisis Hasil Penelitian ....................................................... 59

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 59

1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 59

2. PT. Putra Bungsu Tegal ....................................................... 68

3. Peranan Usaha Kecil Industri Logam dan Mesin ................. 76

B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 88

BAB V Penutup .................................................................................... 90

A. Kesimpulan ................................................................................ 90

B. Implikasi ..................................................................................... 91

C. Saran ........................................................................................... 91

Daftar Pustaka ...................................................................................... 94

Lampiran .............................................................................................. 96

Page 12: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Nama Gambar Halaman

Gambar 2.1 Pelaku Kunci dan Perannya Dalam Gerakan OVOP ...... 25

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian .......................................... 43

Page 13: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Nama Tabel Halaman

Tabel 2.1 Entitas Klaster Kompomen Alat Berat ................................ 11

Tabel 2.2 Aspek Positif dan Aspek Negatif OVOP ............................ 26

Tabel 2.3 Ketenagakerjaan Th. 2012-2013 ......................................... 32

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Miskin Th. 2012-2013 ........................... 34

Tabel 2.5 Penyarapan Tenaga Kerja Sektor Industri .......................... 41

Tabel 4.1 Lama Usia Bekerja .............................................................. 77

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Terakhir Pekerja ................................. 80

Tabel 4.3 Penghasilan Pekerja Th. 2012-2013 .................................... 81

Tabel 4.4 Data Ketenagakerjaan Th. 2012-2013 ................................ 85

Tabel 4.5 Penyerapan Tenaga Kerja Sentra Industri Th. 2012 .......... 86

Tabel 4.6 Penyerapan Tenaga Kerja Sentra Industri Th. 2013 .......... 87

Page 14: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

x

DAFTAR GRAFIK

No. Grafik Nama Grafik Halaman

Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Kab. Tegal Th. 2010-2013 .................... 28

Grafik 2.2 Luas Pengolahan Lahan Kab. Tegal Th. 2011-2013 ......... 29

Grafik 2.3 Upah Minimum Regional Kab. Tegal Th. 2011-2013 ...... 30

Page 15: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah perekonomian di negara berkembang, contohnya di

Indonesia adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat

tetapi tidak diimbangi dengan pertumbuhan pembangunan perekonomiannya.

Ketidakseimbangan ini akan memunculkan suatu permasalahan, yaitu

masalah ketenagakerjaan. Sudah diketahui bahwa masalah ketenagakerjaan

tidak hanya ditemui pada negara-negara berkembang saja, tetapi pada negara-

negara maju pun sering ditemui masalah ketenagakerjaan.

Di Indonesia, masalah ketenagakerjaan yang sering menjadi sorotan

adalah masalah upah buruh yang rendah dan tingkat pengangguran yang

tinggi. Masalah upah buruh yang rendah merupakan masalah yang terjadi

akhir-akhir ini, yang juga biasa terjadi pada setiap tahun yaitu aksi demo

buruh secara besar-besaran di seluruh dunia pada 1 Mei yang berusaha

menuntut hak kelayakan upah atas kerja mereka. Maka pada tanggal 1 Mei

diperingati sebagai hari buruh internasional. Hal ini adalah suatu bukti bahwa

hak yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan kewajiban yang telah mereka

kerjakan atau bisa jadi hak yang mereka dapatkan sudah tidak sesuai dengan

Page 16: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

2

biaya hidup yang harus ditanggung oleh mereka. Beban kerja yang berat dan

biaya hidup yang semakin mahal, mendorong kaum buruh untuk menyalurkan

aspirasinya melalui aksi demo tersebut. Upah buruh yang rendah bisa

disebabkan karena tingkat kemampuan dan pendidikan tenaga kerja yang

rendah sehingga menghasilkan mutu atau kualitas produksi yang rendah.

Dengan mutu dan kualitas produk yang rendah akan mempengaruhi

pendapatan suatu perusahaan.

Masalah ketenagakerjaan yang kedua adalah pengangguran yang tinggi.

Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi setiap

negara. Bukan hanya negara berkembang saja, negara maju pun pasti

menghadapi masalah pengangguran, walaupun persentasenya mungkin lebih

kecil dari pada negara berkembang. Berbeda dengan negara berkembang,

masalah pengangguran di negara maju hanyalah berkaitan dengan siklus

ekonomi, bukan karena kelangkaan investasi, ledakan penduduk, ataupun

masalah sosial politik di negara tersebut. Indonesia sebagai negara

berkembang, dimana tingkat pertumbuhan penduduknya cepat tetapi

pembangunan perekonomiannya relatif lebih lambat, hal ini yang akan

menimbulkan berbagai masalah.

Menurut Sadono Sukirno, “Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang

besar dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan jumlah penduduk yang

semakin cepat. Hal ini akan menimbulkan beberapa efek, antara lain:

1. Jumlah tanggungan dalam keluarga semakin meningkat. Hal ini

menyebabkan beban setiap keluarga untuk membiayai

tanggungannya semakin besar. Sebaliknya, pendapatan yang rendah

memiliki keterbatasan menanggung lebih banyak anggota keluarga.

Dengan demikian, keluarga yang besar jumlah tanggungannya

cenderung menghadapi masalah kemiskinan.

2. Besarnya tanggungan tanpa pendapatan yang memadai membatasi

kemampuan keluarga dalam menyediakan dana untuk pendidikan

anak-anak. Berarti kebanyakan anak di negara berkembang tidak

memperoleh pendidikan yang cukup. Banyak di antara mereka taraf

pendidikannya lebih rendah.

3. Pertambahan tenaga kerja sangat cepat dan sering kali tidak diikuti

oleh pertambahan kesempatan kerja yang sama cepatnya. Sebagai

akibatnya, di negara yang tingkat (persentase) pertumbuhan

Page 17: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

3

penduduknya sangat tinggi dan jumlah penduduknya relatif besar

(seperti Indonesia, India, dan Cina) masalah pengangguran menjadi

semakin serius.”1

Sadono Sukirno dalam bukunya mengatakan bahwa pertumbuhan

angkatan kerja dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat.

Menurutnya tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat jika tidak diimbangi

dengan peningkatan kesejahteraan maka akan menimbulkan berbagai masalah

yang harus ditanggung oleh masyarakat, seperti kemiskinan, rendahnya

tingkat pendidikan, dan munculnya pengangguran. Indonesia sebagai negara

agraris, yang terjadi di negara Indonesia adalah sebagian besar masyarakatnya

hidup di daerah pedesaan, dimana mata pencaharian utamanya berada di

sektor pertanian tradisional. Tingkat kesejahteraan petani di Indonesia

umumnya masih rendah. Menjadi seorang petani waktu bekerja penuhnya

tidak menentu, yaitu pada saat musim panen saja, jika musim panen telah

selesai mereka tidak akan bekerja sehari penuh. Problema pada sektor

pertanian inilah yang memunculkan paradigma masyarakat yang negatif

tentang petani pedesaan. Bekerja menjadi petani sudah tidak menjadi daya

tarik bagi masyarakat pedesaan saat ini, khususnya angkatan kerja baru.

Kota menjadi daya tarik tersendiri bagi kebanyakan masyarakat

pedesaan, karena menurut mereka kota menyediakan banyak lapangan

pekerjaan dengan upah yang tinggi. Tetapi yang menjadi masalah adalah arus

perpindahan penduduk dari desa ke kota semakin banyak, sehingga jumlah

penduduk di kota semakin padat. Jika hal ini terus dibiarkan maka akan

menimbulkan berbagai masalah serius yang harus ditanggung oleh

masyarakat dan negara. Maka dari desa, pemerintah hendaknya

mengupayakan jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut. Upaya yang

dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan adalah

melalui peningkatan pembangunan ekonomi yang mampu menyediakan

lapangan pekerjaan di pedesaan.

1 Sadono Sukirno. Ekonomi Pembangungan (Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan),

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 15.

Page 18: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

4

Kabupaten Tegal adalah salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa

Tengah, sebagian wilayahnya digunakan untuk sektor pertanian. Sektor

pertanian kini menemui berbagai masalah, seperti lahan pertanian yang mulai

sempit, teknik produksi yang masih sederhana, sehingga hasil produksinya

menurun. Kabupaten Tegal dengan ibukota Slawi, dewasa ini banyak

bermunculan jiwa wirausaha kreatif yang bergerak pada kegiatan usaha kecil.

Pada saat ini usaha kecil digadang-gadang sebagai tunas pembangun

pertumbuhan perekonomian suatu negara. Potensi dan kontribusi para

wirausaha memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu

negara, baik ditinjau dari segi jumlah usaha maupun dari segi penciptaan

lapangan kerja.

Tegal, dikenal sebagai Jepangnya Indonesia. Karena sejak dahulu

sampai sekarang banyak para Pandai Besi (orang yang ahli dalam bidang

pengolahan besi). Pandai Besi dalam kosa kata bahasa Jawa dinamakan

dengan Sayang. Oleh sebab itu di daerah Kabupaten Tegal terdapat suatu

daerah yang beranama Pesayangan, karena banyak warganya yang ahli dalam

bidang pengolahan besi dan logam. Hasil produknya sudah diekspor ke

beberapa daerah, bahkan ada beberapa perusahaan yang telah bermitra

dengan perusahaan asing.

Industri pengolahan logam dan mesin adalah salah satu jenis usaha

yang mempunyai jumlah unit usaha yang banyak di Kabupaten Tegal.

Sehingga tenaga yang terserapnya pun tidak sedikit. Dibandingkan dengan

jenis usaha industri yang lain, industri pengolahan logam dan mesin

merupakan penyumbang terbanyak selama dua tahun terakhir terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tegal.

PT. Putra Bungsu adalah salah satu usaha kecil di sektor industri

pengolahan logam dan mesin. Dikatakan sebagai usaha berskala kecil karena

berdasarkan pendapatan bersih setiap tahunnya, yaitu kurang dari Rp.

2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah). Industri logam dan mesin

Page 19: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

5

ini berkonsentrasi pada pembuatan komponen-komponen kapal dan

pengecoran logam. Perusahaan ini dijalankan oleh keluarga wirausahawan

secara turun temurun.

Untuk dapat menjadi seorang wirausaha harus mempunyai jiwa

kepemimpinan yang baik. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna

diantara makhluk-makhluk ciptaan-Nya, karena manusia telah dilengkapi

dengan akal dan pikiran yang dapat digunakan untuk berfikir secara rasional.

Maka berdasarkan kelebihan tersebut, Allah menjadikan manusia sebagai

khalifah (pemimpin) di muka bumi ini supaya dapat memanfaatkan apa yang

ada di muka bumi ini dengan baik dan benar. Berikut ini adalah salah

satubukti tertulis dari firman Allah SWT yang ada di dalam kitab suci Al-

Qur’an yang berkaitan dengan kepemimpinan manusia di muka bumi:

قال اهلل تعانى :وإذ قال ربل نهمالئكة إوي جاعم في األرض خهيفة قانىا

سفل اندمآء ووحه وسبح بحمدك ووقدس نل قال أتجعم فيها مه يفسد فيها وي

إوي أعهم ما ال تعهمىن ۞

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhan-Mu berfirman kepada para malaikat,

„Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi‟.

Mereka berkata: „Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang akan

membuat kerusakan dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami

senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?‟.Dia

berfirman, „Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui‟”.

(QS. Al-Baqarah (2) : 30)

Selain bukti yang tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an, bukti kecintaan

Allah terhadap seorang pemuda yang mampu berkarya dan bekerja keras juga

dibuktikan dalam Sabda Rasulullah SAW yang tertulis dalam Hadits dari

Ashim bin Ubaidillah:

Page 20: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

6

سىل هلل صهى اهلل عهيهعه عاصم به عبيد اهلل عه سانم عه أبيه قال قال ر

وسهمئن اهلل يحب انمؤمه انمحترف )أخرجه انبيهقى(

Artinya: “Dari Ashim bin Ubaidillah, dari Salim, dari bapaknya, dia berkata,

Rasulullah SAW telah bersabda, „Sesungguhnya Allah mencintai seorang

mukmin yang berkarya atau bekerja keras‟. Dan di dalam riwayat Ibnu

Abdan, „Pemuda yang berkarya atau bekerja keras‟”. (H.R. Baihaqy)

Allah SWT telah menganugerahkan sumber daya alam yang berlimpah

ruah di bumi Indonesia ini. Maka tidak ada alasan untuk menjadi negara

miskin, jika setiap manusia yang telah diberikan akal pikiran mampu

mengelolanya dengan baik dan benar untuk kepentingan bersama.

Joseph Alois Schumpeter adalah seorang ilmuwan ekonomi

berkebangsaan Amerika-Austria, dalam teori pertumbuhan ekonominya ia

menitikberatkan pada pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam teorinya ditunjukan bahwa para

pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat suatu

pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Dengan inovasi-inovasi

yang diciptakan akan memberikan nilai lebih terhadap hasil produksinya,

sehingga mampu memberikan daya tarik kepada para investor untuk

menanamkan modalnya kepada usaha tersebut. Sehingga usahanya akan

semakin maju dan semakin luas. Hal ini akan membuka kesempatan kerja

yang banyak bagi masyarakat, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan

suatu negara.

Unit usahanya yang banyak, mengindikasikan bahwa usaha kecil pada

sektor industri pengolahan logam dan mesin merupakan sektor usaha yang

dominan dalam menyerap tenaga kerja. Menyadari begitu besar kontribusi

usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan mesin dalam

menyerap banyak tenaga kerja di suatu daerah, berdasarkan latar belakang

masalah tersebut maka judul penelitian yang diambil oleh peneliti adalah

Page 21: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

7

“Peranan Usaha Kecil Pada Industri Pengolahan Logam dan Mesin

dalam Memecahkan Masalah Pengangguran di Kabupaten Tegal Jawa

Tengah (Studi Kasus Pada PT. Putra Bungsu Tegal)”.

B. Identifikasi Masalah

Kinerja perekonomian di Kabupaten Tegal tidak luput dari dampak

krisis ekonomi global. Sehingga masih banyak permasalahan yang ditemui.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah yang

dapat diidentifikasikan di wilayah Kabupaten Tegal diantaranya sebagai

berikut:

1. Pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat.

2. Skill angkatan kerja baru rendah.

3. Luas lahan pertanian semakin sempit.

4. Tingkat Upah Minimum Regional (UMR) masih rendah.

5. Arus urbanisasi semakin meningkat.

6. Pengangguran selama kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami

fluktuasi.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah tersebut, supaya penelitian lebih

terarah, maka peneliti memberikan pembatasan masalah pada kajian

penelitiannya. Batasan masalah pada penelitian ini adalah peranan usaha kecil

di sektor industri pengolahan logam dan mesin pada gerakan OVOP (One

Village One Product) dalam upaya memecahkan masalah pengangguran di

Kabupaten Tegal tahun 2012-2013.

D. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah ditentukan di atas, maka rumusan

masalah yang akan menjadi bahan penelitian adalah “Berapa besar peranan

Page 22: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

8

usaha kecil di sektor industri pengolahan logam dan mesin pada gerakan

OVOP (One Village One Product) dalam upaya memecahkan masalah

pengangguran di Kabupaten Tegal tahun 2012-2013?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui “Seberapa besar peranan usaha kecil di sektor industri

pengolahan logam dan mesin pada gerakan OVOP (One Village One

Product) dalam upaya memecahkan masalah pengangguran di Kabupaten

Tegal tahun 2012-2013”.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan ilmu pendidikan ekonomi terutama dalam hal

kewirausahaan, serta dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian

lanjutan terkait topik dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah kontribusi,

baik informasi maupun motivasi bagi perusahaan untuk selalu

mengembangkan usahanya.

b. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kebijakan

dalam memecahkan permasalahan strategis yang ada di Kabupaten

Tegal, khususnya mengenai peranan usaha kecil di sektor industri

pengolahan logam dan mesin pada gerakan OVOP dalam upaya

memecahkan masalah pengangguran di Kabupaten Tegal.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

mengenai peranan usaha kecil di Kabupaten Tegal dan dapat

Page 23: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

9

memberikan motivasi untuk mengembangkan diri dalam bidang

entrepreneurship.

Page 24: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Industri Pengolahan Logam dan Mesin

Kata industri, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah

kerajinan, perusahaan untuk membuat dan menghasilkan barang-barang

berat seperti perusahaan pabrik besi dan baja, barang-barang ringan seperti

perusahaan yang membuat barang-barang selain besi dan baja.2

Industri pengolahan merupakan kegiatan pengubahan bahan dasar

(bahan mentah) menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau dari

barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya,

baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Di

Kabupaten Tegal terdapat berbagai macam jenis industri pengolahan,

industri pengolahan logam dan mesin khususnya industri komponen

perkapalan menjadi produk unggulan yang masuk sebagai kompetensi inti

industri Kabupaten Tegal.

2W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006),

h. 44.

Page 25: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

11

Sentra industri pengolahan logam dan mesin termasuk dalam industri

komponen alat berat yang merupakan salah satu produk komoditi industri

andalan atau unggulan di Kabupaten Tegal. Industri komponen alat berat

secara umum dapat didefinisikan sebagai industri berbahan baku utama

besi dan baja. Kabupaten Tegal mempunyai sumber daya yang potensial

untuk mengembangkan klaster industri komponen alat berat yang terkait

dengan kebutuhan untuk industri-industri besar. Produk-produk komponen

alat berat merupakan produk hulu yang penting karena merupakan bahan

baku bagi industri hilirnya (industri kendaraan besar dan berat). Entitas

Klaster Komponen Alat Berat Kabupaten Tegal terlihatkan pada tabel

berikut:3

Tabel 2.1. Entitas Klaster Komponen Alat Berat

Entitas Pelaku

Industri Inti 1. PT. Putra Bungsu

2. CV. Prima Karya

3. PT. Gemilang Lestari Teknindo

4. PT. Karya Paduyasa

5. CV. Millako Teknik Mandiri

6. CV. Jasa Pratama

7. CV. Rejeki Abadi Machinery

Industri Pemasok 1. PT. Krakatau Steel

2. PT. Jaya Paris Steel

3. PT. Gunawan Dian Jaya

Industri Penunjang 1. Bank

2. Perusahaan Katering

3. Perusahaan Transportasi

4. Penyedia mesin-mesin produksi, dll

3Kebijakan Industri Kabupaten Tegal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Tegal, 2012, h. 31.

Page 26: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

12

Industri Terkait 1. Industri komponen kapal

2. Industri komponen otomotif

3. Industri alat pertanian

4. Industri alat pemadam

5. Industri galangan kapal, dll

Pasar 1. Temu bisnis

2. Pameran

3. Ekspo

4. Gelar produk

5. Eksebisi, dll

Pembeli 1. PT. Komatsu Indonesia

2. PT. Caterpillar

3. PT. United Tractor

4. PT. Sumitomo Indonesia

Lembaga

Pendukung

1. Kementerian Perindustrian

2. Dinas Perindag Provinsi Jateng

3. Dinas Perindag Kabupaten Tegal

4. BPP Teknologi

5. LIPI

6. ITB

7. Undip, dll

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tegal

Di Kabupaten Tegal terdapat 7 pelaku industri inti dalam klaster

komponen alat berat, dari ketujuh pelaku tersebut memiliki pelaku-

pelaku entitas masing-masing. Seperti pemasok barang, penunjang,

konsentrasi industri yang terkait, cara memasarkan, pembeli hasil

produksi, dan lembaga pendukung yang mempunyai wewenang dalam

membina dan mengembangkan perindustrian.

Page 27: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

13

Menurut Jahen F.R (2011-5), “Suatu negara harus melewati

sebuah transformasi dalam perekonomian jika ingin memajukan

kesejahteraan negara dan rakyat, dari negara dengan

pertumbuhan pertanian menuju pertumbuhan industri dan

diakhiri pertumbuhan pada sektor jasa. Tidak dapat dipungkiri,

semenjak kecil hingga sekarang, masyarakat Indonesia selalu

disuapi dengan kebanggaan akan kekayaan alam yang dimiliki.

Akan tetapi, kita tidak pernah diajarkan bagaimana caranya agar

kekayaan alam yang banyak ini bisa dimanfaatkan secara

maksimal. Akibatnya, kita selalu bergantung kepada sektor

pertanian dan tidak pernah bisa mengejar negara-negara industri

lainnya. Solusi bagi kondisi ini adalah dengan melakukan

industrialisasi sumber daya alam Indonesia”.4

Sumber daya alam yang melimpah keberadaannya akan menjadi

sia-sia jika tidak dapat diolah dengan baik. Menurut Jahen, sejak

jaman dahulu bangsa Indonesia sudah terbiasa dibanggakan dengan

sumber daya alam yang berlimpah ruah, namun masyarakatnya tidak

dapat memanfaatkannya dengan baik, tidak mampu menyulapnya

agar menjadi suatu barang yang lebih tinggi nilainya. Mereka lebih

bergantung pada sektor pertanian. Sedangkan lahan pertanian setiap

tahun mengalami penurunan, sehingga hasil produksinya pun semakin

rendah. Oleh karena permasalahan tersebut, salah satu jalan keluarnya

adalah dengan melakukan industrialisasi, yaitu melalui pengembangan

usaha kecil pada sektor non pertanian, usaha yang berorientasi pada

pemanfaatan sumber daya alam lokal yang tersedia.

Industrialisasi adalah proses transformasi ekonomi suatu negara

dari sektor pertanian ke sektor industri. Kegiatan industri fokus pada

pendayagunaan sumber daya yang tersedia di suatu negara. Sumber

daya alam yang melimpah merupakan salah satu potensi besar untuk

menunjang kemandirian suatu negara. Menilik masa lalu, Negara

Indonesia sejak jaman dahulu dikenal dengan tanahnya yang subur

sehingga hasil pertaniannya melimpah. Power inilah yang menjadikan

4Jahen Fachrul Rezki, dkk, Seri Pemikiran Mahasiswa; Ekonomi Indonesia di Mata Anak

Muda UI. (Depok: Beduose Media, 2010), h. 5.

Page 28: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

14

Indonesia pada jaman dahulu dijuluki sebagai macan asia. Hasil

pertaniannya yang melimpah menjadikannya mampu swasembada

pangan. Namun dewasa ini, Indonesia telah kehilangan powernya.

Sektor pertanian di Indonesia sedang mengalami kelesuan oleh

beberapa sebab, antara lain lahan pertanian yang semakin sempit

akibat alih fungsi, alat, dan teknik produksi yang masih sederhana.

Sehingga hasil produktivitasnya rendah.

PT. Putra Bungsu adalah salah satu industri inti yang temasuk

ke dalam klaster komponen alat berat. perusahaan tersebut termasuk

ke dalam jenis usaha kecil, karena jika dilihat dari penghasilan dalam

satu tahunnya usaha ini memenuhi kriteria dalam usaha kecil.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 13

Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) Bab I Pasal I Nomor 9, bahwa usaha kecil adalah

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan orang

perorangan atau badan usaha bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.5

a. Kriteria Usaha Kecil

Menurut Nurman Said, definisi usaha kecil sangat beragam, hal

ini terjadi karena perbedaan pandangan pengkajian pada usaha kecil

tersebut atau juga perbedaan pemakaian kriteria. Untuk

mendefinisikan arti dari usaha kecil, berikut akan disajikan beberapa

kriteria usaha kecil dari berbagai negara.6

5Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 13 Tahun 2013, h. 4.

6Syahrial Syarif, Industri Kecil dan Kesempatan Kerja. (Padang: Pusat Penelitian

Universitas Andalas, 1990), h. 63.

Page 29: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

15

Kriteria yang dipakai untuk membedakan kelompok industri

ada bermacam-macam, diantaranya: jumlah modal kerja yang

digunakan, jumlah tenaga kerja, jumlah produksi, omzet penjualan,

besarnya investasi dan metoda administrasi. Semua kriteria ini tidak

dapat dipakai sekaligus, karena akan menyulitkan dalam penilaian.

Yang dipergunakan adalah jumlah tenaga kerja, besarnya modal atau

investasi, kapasitas produksi dan jumlah penjualan per-periode

(omzet).

Kriteria industri kecil seperti yang disampaikan di atas adalah

relatif berbeda pada beberapa negara. Kita ambil beberapa contoh

negara yang memberi pembatasan industri kecilnya seperti negara

Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Philipina.

Amerika serikat merupakan negara besar dan maju dalam

perekonomian, namun perusahaan kecil tetap ada. Diperkirakan ada 8

juta perusahaan kecil atau kira-kira 90% dari perusahaan yang ada.

Kriteria yang dipakai di Amerika serikat untuk industri kecil antara

lain:

1) Tenaga kerja paling banyak 250 orang.

2) Pendapatan setahun rata-rata tidak lebih dari US $ 5 juta.

3) Bagi perusahaan dagang pendapatan tidak lebih US $ 1 juta.

4) Dalam bidang usaha konstruksi rata-rata pendapatan selama tiga

tahun terakhir tidak lebih dari US $ 5 juta.

Kriteria yang digunakan di Jepang sebagai suatu negara maju

di bidang industri yang mempunyai perusahaan yang lebih dari 90%

dari jumlah perusahaan.Kriteria yang dipergunakan terhadap

perusahaan kecil di Jepang adalah sebagai berikut:

Page 30: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

16

1) Jumlah modal tidak lebih 100 juta Yen dengan mempergunakan

tenaga kerja lebih kurang 300 orang, untuk bidang usaha industri,

pertambangan, transpor dan industri.

2) Perusahaan yang bergerak pada bidang grosir, modal yang

digunakan tidak lebih 30 juta Yen dengan tenaga kerja 100 orang.

3) Perusahaan yang bergerak di bidang eceran dan jasa modalnya

tidak lebih 10 juta Yen dengan tenaga kerja 50 orang

4) Perusahaan dengan tenaga kerja tidak lebih dari 20 orang dan 5

orang bagi perusahaan kecil perdagangan dan jasa.

Di Negara Korea, kriteria industri kecil hampir sama dengan

kriteria yang dipergunakan di Jepang. Sedangkan Philipina

memberikan kriteria industri kecil dengan tenaga kerja 5-100 orang

dan memiliki asset tidak lebih dari 1 juta Peso.

Sedangkan World Bank, membagi UKM ke dalam tiga jenis,

yaitu Medium Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal

300 orang, Small Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan kurang

dari 30 orang, dan Micro Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan

kurang dari 10 orang.7

Di Indonesia, menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008

tentang UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), kriteria usaha kecil

adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

500.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, atau;

7 http://www.infoukm.wordpress.com

Page 31: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

17

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000

(tiga ratus juta ruiah) sampai dengan paling banyak Rp.

2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah).8

b. Klasifikasi Usaha Kecil

Menurut Ronald Clapham, dalam buku Pengusaha Kecil dan

Menengah di Asia Tenggara, “Perusahaan kecil dan menengah

digolongkan ke dalam tiga kelompok:

1) Pengaruh lokasi

- Memerlukan bahan baku yang tersebar di seluruh daerah

bersangkutan.

- Barang-barang untuk pasar setempat dan dengan biaya

angkutan yang relatif tinggi.

2) Pengaruh proses produksi

- Tahap-tahap proses yang terpisah-pisah.

- Kerajinan tangan dan pekerjaan halus.

- Perakitan sederhana, mencampur atau sentuhan akhir.

3) Pengaruh pasar

- Diferensiaasi produk dengan volume produksi yang

rendah dan biaya rendah.

- Produksi untuk pasar kecil dan tidak terpisah-pisah.”9

Klasifikasi sektor usaha yang dikutip oleh Meilano Trengguna,

berdasarkan prinsip klasifikasi menurut jenis kegiatan ekonomi

mengikuti konsep pada ISIC (International Standard Classification of

All Economic Activities) revisi tahun 1968. Untuk kepentingan

penyusunan klasifikasi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah,

dan usaha besar, digunakan 9 penggolongan utama sektor ekonomi

yang meliputi:

1) Pertanian, Peternakan

Kehutanan dan perikanan mencakup segala macam pengusahaan

dan pemanfaatan benda-benda atau barang-barang biologis

8Leonardus Saiman, Kewirausahaan (Teori, Praktik, dan Kasus-kasus). (Jakarta: Salemba

Empat, 2009), h. 9. 9Ronald Clapham, Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara. (Jakarta: LP3ES,

1991), h. 17.

Page 32: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

18

(hidup) yang berasal dari alam untuk memenuhi kebutuhan atau

usaha lainnya.

2) Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalianmeliputi subsektor minyak

dan gas bumi, subsektor pertambangan non migas, dan subsektor

penggalian.

3) Industri Pengolahan

Industri pengolahan merupakan kegiatan pengubahan bahan dasar

(bahan mentah) menjadi barang jadi atau setengah jadi dan/atau

dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih

tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin

ataupun dengan tangan.

4) Listrik, Gas dan Air Bersih

Listrikmencakup kegiatan pembangkitan, transmisi, dan distribusi

listrik baik untuk keperluan rumah tangga, usaha, industri, gedung

kantor pemerintah, penerangan jalan umum, dan lain sebagainya.

Sedangkan gas mencakup kegiatan pengolahan gas cair, produksi

gas dengan karbonasi arang atau dengan pengolahan yang

mencampur gas dengan gas alam atau petroleum atau gas lainnya,

serta penyaluran gas cair melalui suatu sistem pipa saluran kepada

rumahtangga, perusahaan industri, atau pengguna komersial

lainnya. Air bersih mencakup kegiatan penampungan,

penjernihan, dan penyaluran air, baku atau air bersih dari terminal

air melalui saluran air, pipa atau mobil tangki (dalam satu

pengelolaan administrasi dengan kegiatan ekonominya) kepada

rumah tangga, perusahaan industri atau pengguna komersial

lainnya.

5) Bangunan

Bangunan atau kontruksi, adalah kegiatan penyiapan, pembuatan,

pemasangan, pemeliharaan, maupun perbaikan bangunan atau

Page 33: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

19

konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, baik

digunakan sebagai tempat tinggal maupun sarana lainnya.

6) Perdagangan, Hotel dan Restoran

Perdagangan adalah kegiatan penjualan kembali (tanpa perubahan

teknis) barang baru maupun bekas. Sedangkan hotel adalah

bagian dari lapangan usaha kategori penyediaan akomodasi dan

penyediaan makan minum. Restoran disebut kegiatan penyediaan

makan minum adalah usaha jasa pangan yang bertempat di

sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan

menyajikan makanan dan minuman untuk umum di tempat

usahanya.

7) Pengangkutan dan Komunikasi

Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan orang atau

penumpang dan atau barang atau ternak dari satu tempat ke

tempat lain melalui darat, air maupun udara dengan menggunakan

alat angkutan bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan

komunikasi yaitu usaha pelayanan komunikasi untuk umum baik

melalui pos, telepon, telegraf atau teleks atau hubungan radio

panggil (pager).

8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mencakup

kegiatan perantara keuangan, asuransi, dana pensiun, penunjang

perantara keuangan, real estate, usaha persewaan, dan jasa

perusahaan.

9) Jasa-jasa

Jasa-jasa meliputi kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang

ditujukan untuk melayani kepentingan rumah tangga, badan

usaha, pemerintah dan lembaga-lembaga lain.10

10

Hendry Meilano Trengguna, “Analisis Potensi Dan Hambatan yang Dihadapi UMKM

Dalam Mengembangkan Usaha Dengan Menggunakan Alat Bantu Sistem Informasi Geografis

(SIG): Studi Kasus Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok”, Skripsi pada Universitas

Gunadarma, Jakarta, 2012, h. 4, dipublikasikan.

Page 34: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

20

Usaha kecil dan industri kecil memang dipisahkan pada dua

lembaga yang berbeda, yaitu UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dan

IKM (Industri Kecil dan Menengah). Usaha kecil adalah gabungan

dari beberapa industri kecil yang bergerak di dalamnya. UKM maupun

IKM merupakan kekuatan perekonomian di Negara Indonesia. Untuk

menjadi negara yang mandiri dan tidak bergantung kepada negara-

negara lain, maka suatu negara perlu memiliki kekuatan sendiri, yaitu

salah satunya dengan cara memberdayakan sektor usaha yang mampu

mendayagunakan sumber daya alam lokal. Pergerakan suatu usaha

tidak lepas dari ide kreatifitas dan semangat para wirausaha.

Kabupaten Tegal adalah salah satu wilayah yang potensial,

dimana sejak jaman dahulu banyak berdiri suatu usaha dalam skala

kecil, menengah, maupun besar. Pertumbuhan sektor industri di

Kabupaten Tegal secara historis mempunyai posisi yang strategis,

terutama karena dilatarbelakangi oleh tradisi turun-temurun dan

budaya masyarakat yang cukup kreatif. Oleh karena itu sejalan dengan

arah strategis pembangunan Kabupaten Tegal, yaitu PERTIWI

(Pertanian, Industri, dan Pariwisata), maka pembangunan berbasis

sektor industri merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan

Kabupaten Tegal. Upaya pembangunan ini dianggap penting dalam

mengembangkan potensi terbaik setempat dan menekankan

pemberdayaan pelaku industri secara bertahap, serta mendorong posisi

strategisnya dalam realita dinamika persaingan yang berkembang.

Menurut Sutrisno Iwantoko, mengembangkan industri pedesaan

adalah suatu keharusan. Menurutnya, terdapat beberapa pertimbangan

mengapa industri pedesaan menjadi pilihan pembangunan

perekonomian. Industri pedesaan menjadi pilihan karena secara

geografis wilayah Indonesia sebagian besar didominasi oleh desa.

Menurutnya desa menyimpan aneka ragam potensi baik kekayaan

alam maupun sumber hayati tersedia disana. Namun permasalahnya

Page 35: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

21

potensi yang dimiliki cukup tinggi, tetapi pemanfaatannya yang masih

terbatas. Kemudian pertimbangan kedua adalah penawaran tenaga

kerja yang cukup berlimpah. Di desa pertumbuhan penduduknya jauh

lebih cepat daripada di kota sehingga jumlah tenaga kerjanya pun

lebih banyak. Namun walaupun terjadi lonjakan permintaan hal ini

tidak akan diikuti dengan kenaikan upah. Dan pertimbangan ketiga

adalah kelembagaan desa relatif sudah cukup berkembang, seperti

KUD, LKMD, juga PKK, Karang Taruna, Kelompok Usaha Bersama,

bahkan berbagai lembaga keuangan seperti BRI, BPR dan bank swasta

telah masuk ke desa. Menurutnya kelembagaan ini merupakan

infrastruktur yang sangat menunjang bagi kelangsungan hidup industri

pedesaan.”11

Lanjutnya, Sutrisno Iwantoko dalam bukunya mengatakan

bahwa, “Landasan bagi pilihan atas perlunya pengembangan

industri pedesaan adalah keefisienan dalam memanfaatkan

sumber daya yang langka dan tingkat investasi yang sama.

Prinsip efisiensi inilah yang diterapkan untuk menentukan

pilihan-pilihan atas faktor-faktor penentu keberhasilan dalam

upaya mengembangkan industri pedesaan. Faktor-faktor penentu

itu antara lain; tenaga kerja, sumber bahan baku, sumber modal,

tujuan pasar, dan investasi sumber daya fisik.”12

Menurut Sutrisno Iwantoko, keefisienan untuk tenaga kerja,

prinsip pemanfaatan adalah sumber tenaga kerja utamanya haruslah

tenaga kerja pedesaan. Namun pendidikan dan ketrampilan mereka

umumnya masih terbatas. Oleh karena itu, sifat teknologi industri

haruslah mengikuti sifat-sifat tenaga kerja tersebut. Untuk bahan baku,

prioritasnya juga harus bahan baku lokal. Selain mudah didapat dan

murah, juga memiliki dampak bagi masyarakat desa. Akan lebih

mendayagunakan sumber daya yang ada di pedesaan.

Konsekuensinya, industri pedesaan tidak akan seragam. Mereka

memiliki sifat-sifat lokal yang spesifik. Sementara sumber modal

perlu ada insentif dan rangsangan-rangsangan agar modal dari kota

11

Sutrisno Iwantoko. Kiat Sukses Berwirausaha. (Jakarta: PT. Grasindo. 2006). h. 16. 12

Ibid. h.17

Page 36: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

22

dapat mengalir ke pedesaan. Paling tidak pada periode permulaan

haruslah disponsori oleh modal pemerintah. Sedangkan untuk pasar,

tampaknya diperlukan tahapan-tahapan yaitu dari mulai pasar lokal

yang kemudian secara bertahap ke pasar regional, kemudian pasar

nasional, hingga pasar internasional. Atau mungkin kombinasi dari

semuanya. Terakhir dukungan investasi sumber daya fisik, yang

meliputi sarana jalan dan transportasi, komunikasi, pembangkit tenaga

dan sumber air. Menurutnya dalam banyak kasus, kegagalan industri

pedesaan disebabkan oleh buruknya sarana umum dan utilitas ini.

2. Gerakan OVOP (One Village One Product)

a. Definisi OVOP

Isu strategis yang telah berkembang di wilayah Kabupaten Tegal

pada sektor perindustrian adalah adanya program OVOP (One Village

One product, OVOP adalah suatu gerakan pemerintah bekerja sama

dengan para pelaku usaha. OVOP telah berkembang di Kabupaten

Tegal sejak tahun 2011.

Dalam buku “Kebijakan Industri Kabupaten Tegal”, OVOP

adalah upaya kelompok masyarakat yang dibantu pemerintah untuk

menghasilkan produk yang menjadi identitas, dapat diterima pasar,

dan mengandalkan sumber daya lokal. Disini, istilah “Village” dan

“One-Product” tidaklah dimaknai secara harfiah. “Village” merujuk

pada wilayah administratif tertentu, secara desa atau kelurahan,

kecamatan, kabupaten atau kota dan sebagainya. Sementara itu, “One-

Product” dimaknai sebagai jumlah minimum jenis produk yang

memenuhi kriteria tertentu. Tujuan adanya gerakan OVOP adalah

mengembangkan produk lokal berdaya saing global dengan

menekankan pada penciptaan nilai tambah, mendorong semangat

kemandirian dan kebanggaan. Dengan demikian, tingkat

keberhasilannya tidak hanya diukur dari kemakmuran (Gross National

Page 37: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

23

Product), tetapi juga kepuasan batin (Gross National Satisfaction)

masyarakat setempat.13

Menurut kementerian Koperasi dan UKM RI, OVOP adalah

upaya pemerintah dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk

unggulan suatu daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam wadah koperasi atau UKM.

Tiga Prinsip Gerakan OVOP berdasarkan kementerian Koperasi

dan UKM RI adalah:

a) Lokal tapi Global

Pengembangan gerakan OVOP bertujuan untuk meningkatkan,

mengembangkan, dan memasarkan produk yang bisa menjadi

sumber kebanggaan masyarakat setempat. Terutama yang bisa

dipasarkan baik di dalam maupun di luar. Sehingga tercapai

tujuan lokal tapi global.

b) Kemandirian dan Kreativitas

Sebagai penghela gerakan OVOP adalah masyarakat setempat.

Agar mampu mandiri masyarakat harus mampu bangkit dan

kreatif.

c) Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pemerintah Daerah harus menyadari dan mampu mendorong

sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Mampu

melakukan terobosan baru di sektor pertanian, industri,

pariwisata, jasa serta pemasaran produknya. Sehingga

meningkatkan kualitas, produktivitas, dan daya saing.14

PT. Putra Bungsu termasuk ke dalam sentra industri

pengolahan logam dan mesin, dimana usaha tersebut memfokuskan

13

Kebijakan Industri Kabupaten Tegal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Tegal, 2012, h. 53. 14

Pengembangan Produk Unggulan Daerah Melalui Pendekatan OVOP (One Village One

Product), Deputi Menteri Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK, Kementerian Koperasi dan

UKM RI, h. 6.

Page 38: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

24

diri pada kegiatan memproduksi komponen kapal dan pengecoran

logam. Usaha ini mampu memanfaatkan barang-barang bekas dari

logam yang sudah tidak digunakan, kemudian didaur ulang menjadi

barang yang lebih berguna. Maka dari itu, secara tidak langsung usaha

ini tidak hanya mendayagunakan barang-barang yang sudah tidak

terpakai, tetapi juga mampu meminimalisir dampak kerusakan

lingkungan dengan mendaur barang barang bekas tersebut.

Konsep OVOP pertama kali digagas pada tahun 1975-1978

oleh Gubernur Prefektur Oita, Dr. Morihiko Hiramatsu. Meskipun

digagas oleh gubernur, namun porsi pelaksanaan OVOP di Prefektur

Oita ada pada masyarakat sekitar atau komunitas. Seperti pada gambar

berikut:15

15

Ibid.., h. 55.

Page 39: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

25

Gambar 2.1. Pelaku Kunci dan Perannya Dalam Gerakan OVOP

Haraguchi Tahun 2008

Pemerintah Prefektur

Komunitas (Dukungan Tambahan)

Setiap kebijakan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-

masing, begitupun dengan kebijakan OVOP. Maka dari itu, dalam

mengambil kebijakan harus mengambil pendekatan yang paling sesuai

dengan karakteristik wilaayahnya.

- Kelompok kerjasama/asosiasi/perempuan

- Kepemimpian yang kompeten dan kuat

- Menyajikan nasihat teknis dan pemasaran Unit Layanan Teknis

- Pemilihan dan pembuatan produk/layanan

yang sesuai dengan memanfaatkan sumber

daya lokal

- Pembagian informasi dan pembelajaran

- Sosialisasi untuk kerjasama yang lebih baik

Anggota komunitas

Deteminasi yang kokoh

Menyajikan umpan balik pada kelompok

Widyawisata, seminar,

pertukaran

Memasarkan produk

OVOP kepada pasar yang

beragam melalui saluran

distribusi yang berbeda-

beda

Pekan raya/pameran,

publisitas

Page 40: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

26

Tabel 2.1. Aspek Positif dan Aspek Negatif OVOP

Kebijakan

OVOP

Aspek Positif Aspek Negatif

1. Tingkat keberlanjutan

yang lebih tinggi

2. Efek luas komunitas

lebih lebar

3. Keterkaitan ke

belakang dan ke depan

(backward and

forward linkage) dalam

ekonomi lokal.

1. Perlu waktu lama untuk

melihat hasil

2. Ditentukan oleh

kerjasama dan

kepemimpinan

komunitas

3. Kurang responsif pada

ragam kebutuhan

produsen pada suatu

komunitas.

1) Pendekatan OVOP di Kabupaten Tegal

Pendekatan OVOP di Indonesia tidak jauh berbeda dengan apa

yang telah dilakukan di Jepang dan Thailand. Implementasi OVOP

di negara kita mengikuti suatu konsep program membangun suatu

regional, mungkin bisa tingkat desa, kecamatan, kota dan selanjutnya

memilih satu produk utama yang dihasilkan dari kreativitas

masyarakat desa. Pendekatan OVOP juga menggunakan sumberdaya

lokal, memiliki kearifan lokal dan bernilai tambah tinggi. Produk-

produk yang dipilih menjadi Gerakan OVOP tidak hanya dalam

bentuk tangible product, tetapi juga dalam wujud intangible product,

misalnya produk-produk budaya dan kesenian khas daerah yang

memiliki nilai jual tinggi secara global.

Prakarsa maupun kepeloporan di tingkat masyarakat Kabupaten

Tegal masih relatif rendah. Maka, prakarsa gerakan OVOP dilakukan

oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah masih harus berperan

Page 41: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

27

lebih dalam mendorong agenda gerakan OVOP, walaupun program-

program yang dijalankan relatif tidak berkelanjutan karena

pendekatannya adalah pendekatan “proyek”. Namun demikian,

melalui stimulasi dapat membangkitkan kesadaran masyarakat untuk

mengembangkan OVOP lebih berkelanjutan.

2) Kriteria Pengembangan Produk Menurut Konsep OVOP

Pada dasarnya semua produk yang dihasilkan IKM Kabupaten

Tegal memiliki ciri khas lokal yang dapat digunakan sebagai titik

masuk pengembangan produk. Meskipun demikian, prioritas produk-

produk yang memenuhi kriteria OVOP sebagai berikut:

a. Bahan baku yang dapat disubstitusi

b. Dapat dihasilkan mengikuti standar mutu tertentu

c. Memanfaatkan sebesar-besarya sumber daya lokal

d. Berpotensi masuk ke pasar spesifik

e. Potensi ekspor melalui kapasitas merek yang kuat

f. Stabilitas dan keberlanjutan produksi dan stabilitas mutu

g. Tingkat kepuasan pelanggan

Kriteria-kriteria tersebut di atas dapat dielaborasikan untuk

memudahkan penerapannya pada pencarian OVOP. Masing-masing

kriteria tersebut tidak memiliki bobot yang sama, namun setiap produk

yang dinilai harus memiliki seluruh kriteria OVOP di atas.16

3. Pengangguran

a. Definisi Pengangguran

Pengangguran sering dijumpai pada setiap negara, baik negara

sedang berkembang maupun negara sudah maju. Indonesia sebagai

negara agraris, sebagian besar penduduknya hidup di pedesan, dimana

angka pertumbuhan penduduknya tergolong cepat, sehingga akan

menciptakan tenaga kerja yang melimpah. Salah satu contohnya

16

Ibid., h. 57.

Page 42: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

28

Kabupaten Tegal. Kabupaten Tegal terdiri dari 18 kecamatan dan 287

desa dengan laju pertumbuhan penduduk sebagai berikut:

Grafik 2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Tegal

Tahun 2011-2013

Sumber: BPS Kabupaten Tegal, diolah.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2013

menunjukan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tegal dari tahun

2011 sampai 2013. Pada tahun 2011 menunjukan jumlah penduduk

Kabupaten Tegal sebesar 1.400.256 jiwa dari penduduk laki-laki

sebesar 699.714 jiwa dan penduduk perempuan 700.543 jiwa. Naik

menjadi 1.409.406 jiwa pada tahun 2012 denganpenduduk laki-laki

sebesar 700.691 jiwa dan penduduk perempuan 708.715 jiwa. Dan

pada tahun 2013 naik menjadi 1.415.009 jiwa dari penduduk laki-laki

sebesar 703.494 jiwa dan penduduk perempuan 711.515 jiwa. Terlihat

bahwa laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tegal dari tahun 2011-

2013 mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat akan

menciptakan angkatan kerja baru. Lahirnya angkatan kerja baru jika

tidak dibarengi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan akan

Laki-laki

PerempuanJumlah

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

2011 2012 2013

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Page 43: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

29

menyebabkan masalah pengangguran. Sektor pertanian saat ini mulai

ditinggalkan oleh angkatan kerja baru, hal ini dikarenakan sektor

pertanian di Kabupaten Tegal sepertinya sedang mengalami kelesuan.

Berikut adalah grafik penggunaan lahan di Kabupaten Tegal:

Grafik 2.2. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Tegal

Tahun 2011-2013

Sumber: BPS Kab. Tegal, diolah.

Wilayah Kabupaten Tegal seluas 87.879 hektar. Berdasarkan

grafik di atas dapat dilihat bahwa, penggunaan lahan sawah lebih

sedikit dibandingkan bukan lahan sawah. Di tahun 2011 luas lahan

sawah seluas 40.234 hektar, di tahun 2012 menurun menjadi 40.172

hektar, dan di tahun 2013 menjadi 39.789 hektar. Luas lahan sawah

yang semakin sempit maka akan mengkibatkan hasil produktivitasnya

semakin sedikit, sehingga sektor ini (pertanian) tidak mampu

menyerap tenaga kerja yang banyak. Kelesuan pada sektor pertanian,

mengakibatkan para tenaga kerja baru beralih dari sektor non-

pertanian.

Bekerja bagi seseorang merupakan satu upaya untuk bisa

memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin besar kebutuhan hidup yang

dirasakan oleh seseorang semakin tinggi pula kecenderungan orang

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

20112012

2013

Lahan Sawah

Bukan Lahan Sawah

Page 44: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

30

tersebut untuk mencari pekerjaan. Seiring dengan peningkatan kualitas

sumber daya manusia, maka kepedulian perusahaan-perusahaan di

Kabupaten Tegal terhadap kesejahteraan kaum buruh terus

ditingkatkan. Hal ini terlihat dari meningkatnya Upah Minimum

Regional (UMR) di Kabupaten Tegal pada tahun 2011 sebesar Rp.

750.000,- perbulan, kemudian naik menjadi Rp. 780.000,- perbulan di

tahun 2012 dan naik menjadi Rp. 850.000,- perbulan pada tahun 2013.

Sedangkan pada tahun 2014 upah pekerja naik menjadi Rp.

1.044.000,- perbulan. Berikut adalah grafik peningkatan Upah

Minimum Regional (UMR) Kabupaten Tegal tahun 2011-2014:

Grafik 2.3. Upah Minimum Regional Kabupaten Tegal

Tahun 2011-2013

Sumber: BPS Kabupaten Tegal

Biaya hidup di Kabupaten Tegal tergolong masih rendah. Jika di

Bandingkan dengan kota-kota besar seperti Jakarta, yang mana UMR

di Jakarta pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 2.400.000,- perbulan

atau bisa dibilang dua kali lipatnya dari UMR Kabupaten Tegal.

Rendahnya tingkat upah pada suatu daerah menjadi suatu

pertimbangan besar bagi para pekerja. Tenaga kerja yang merasa

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

2011 2012 2013 2014

Upah Minimum Regional Kabupaten Tegal

(Rupiah)

Page 45: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

31

biaya tanggungannya tinggi mereka akan memilih untuk bekerja di

luar kota, salah satu yang menjadi pilihan adalah Jakarta.

Merantau adalah salah satu alternatif yang dianggap ampuh

untuk menyelesaikan masalah kebutuhan hidup mereka. Sehingga

perpindahan penduduk dari Kabupaten Tegal ke kota lain selalu

terjadi setiap tahunnya. Namun tidak semua tenaga kerja melakukan

urbanisasi, ada sebagian dari mereka yang memilih tinggal di daerah

Kabupaten Tegal, mereka menganggur untuk sementara waktu, sambil

menunggu adanya kesempatan kerja yang sesuai dengan

kemampuannya.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang

tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari

dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha

mendapatkan pekerjaan yang layak.

Menurut Sadono Sukirno, “Pengangguran adalah suatu keadaan

dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin

mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya.”17

Batas usia tenaga kerja di Indonesia mengikuti yaitu 15-64

tahun, angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan

produktif. Menurut Sadono, seseorang yang dikatakan menganggur

jika telah mencapai usia angkatan kerja,sedang aktif mencari

pekerjaan. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak aktif mencari

pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Sebagai contoh, ibu

rumahtangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus

keluarganya, pelajar yang sedang menuntut ilmu, pensiunan adalah

17

Sadono Sukirno, Pengangtar Teori Makroekonomi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1996), h. 14.

Page 46: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

32

tidak tergolong sebagai penganggur. Pengangguran umumnya

disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan

ketersediaan jumlah kesempatan kerja yang mampu menyerapnya.

Berikut adalah data ketenagakerjaan penduduk Kabupaten Tegal tahun

2012-2013:

Tabel 2.3. Ketenagakerjaan

Tahun 2012-2013

Indikator Tahun

2012 2013

Usia 10+ 1.160.222 981.084

Angkatan Kerja 749.387 615.630

Bukan Angkatan Kerja 410.835 365.454

Bekerja 704.049 572.937

Pengangguran 45.338 42.693

TPAK 64,59 62,75

TKK 93,95 93,07

TPT 6,05 6,93

Sumber: BPS Kabupaten Tegal

Nyatanya di Kabupaten Tegal, pertumbuhan jumlah penduduk

yang semakin meningkat tidak mempengaruhi pertumbuhan jumlah

angkatan kerja dari tahun 2012 ke tahun 2013. Di Kabupaten Tegal

pertumbuhan jumlah penduduk dari tahun 2012-2013 meningkat

10%, tetapi pertumbuhan anak usia 10+ (ke atas) menurun, diikuti

dengan penurunan pertumbuhan angkatan kerja dan bukan angkatan

kerja. Usia kerja di Indonesia mengikuti standar internasional, yaitu

15 tahun ke atas. Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Tegal

dipengaruhi oleh peningkatan jumlah kelahiran bayi yang cukup pesat,

yaitu dari 2.735 bayi pada tahun 2012 meningkat menjadi 6.732 bayi

pada tahun 2013.

Page 47: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

33

Jumlah angkatan kerja tahun 2012 sebanyak 749.387 jiwa

turun menjadi 615.630 jiwa di tahun 2013. Penawaran akan tingkat

kesempatan kerjatahun 2013 jugamenurun 0,88% dari tahun 2012,

sehingga pada tahun 2012 dari 749.387 angkatan kerja yang bekerja

sebanyak 704.049 jiwa. Pada tahun 2013 jumlah angkatan kerja

mangalami penurunan menjadi 615.630 jiwa, oleh karena penurunan

jumlah angkatan kerja dan penurunan tingkat kesempatan kerja, maka

pada tahun 2013 jumlah angkatan kerja yang bekerja menjadi 574.049

jiwa. Karenajumlah angkatan kerja dari tahun 2012-2013 terjadi

penurunan sebanyak 133.757 jiwa, sedangkan tingkat kesempatan

kerja hanya menurun 0,88%, sehingga tingkat pengangguran dalam

satu tahun menurun sebanyak 2.645 jiwa dari angka 45.338 menjadi

42.693.

Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian suatu negara karena dengan adanya pengangguran,

produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga

dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah

sosial lainnya. Pengangguran telah menjadi momokyang menakutkan

terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti

Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan

besarnya angka pengangguran, karena sempitnya lapangan kerja dan

besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan biasanya

karena faktor kelangkaan modal untuk investasi. Manakala masalah

pengangguran yang sangat pelik ini dibiarkan berlarut-larut, niscaya

sangat besar kemungkinannya akan mendorong terjadinya krisis

sosial. Indikator sosial mulai nampak dari semakin banyaknya jumlah

anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen,

pengemis, pedagang asongan, bahkan pelaku tindak kriminalitas.

Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan untuk

mendapatkan pendidikan dan pembinaan yang baik. Krisis sosial

Page 48: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

34

ditandai oleh semakin meningkatnya angka kriminalitas, semakin

tingginya angka kenakalan remaja, dan semakin meningkatnya jumlah

anak jalanan dan preman. Pengangguran yang terjadi tidak saja

menimpa angkatan kerja yang baru lulus sekolah, akan tetapi juga

menimpa orang tua yang kehilangan pekerjaan karena perusahaannya

tutup, sehingga banyak orang yang frustasi menghadapi nasibnya.

Realita yang terjadi di Kabupaten Tegal dewasa ini, sering

dijumpai anak-anak belum cukup umur yang turun kelapangan untuk

menjadi pengemis di tempat-tempat umum seperti pasar, terminal,

tempat rekreasi dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan

bahwatingkat kenaikan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tegal,

berdasarkan data dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal, jumlah

penduduk miskin adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Tegal

Tahun 2012-2013

Tahun Penduduk Miskin

2102 84.732

2013 137.689

Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Tegal

Persentase penduduk miskin dari tahun 2012 sampai 2013

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012

jumlah penduduk miskin sebanyak 84.732 jiwa atau sebanyak 6% dari

jumlah penduduk pada tahun 2012. Seiring dengan pertumbuhan

jumlah penduduk tahun 2013 yang meningkat, jumlah penduduk

miskin naik menjadi 137.689 jiwa atau sebanyak 9% dari total jumlah

penduduk. Jadi pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat

dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kabupaten Tegal.

b. Pengangguran di Kabupaten Tegal

Page 49: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

35

Penentuan hasil Ujian Nasional kemudian menjadi pintu

gerbang bagi para siswa yang akan melanjutkan masa depannya. Bagi

yang akan bekerja; “Kemanakah mereka akan bekerja? Dimanakah

mereka akan mencari kerja? Dan sejauh mana kemampuan yang

mereka miliki untuk bekerja?”. Inilah beberapa pertanyaan yang

mungkin menjadi perhatian mereka. Jika para angkatan kerja sudah

mempunyai bekal atau persiapan sebelumnya kelak mereka akan

mendapatkan pekerjaan yang diimpikan, namun sebaliknya jika para

angkatan kerja baru tidak mempunyai bekal ketrampilan atau

persiapan sebelumnya mereka akan menemui titik kebingungan dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Dan pada akhirnya mereka

akan menjadi pengangguran terbuka untuk sementara waktu.

Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja

yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka

yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah

berkerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak

mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan

pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum

mulai bekerja.

Wilayah Kabupaten Tegal yang sebagian besar adalah lahan

pertanian nyatanya tidak mampu memberikan ruang untuk menyerap

angkatan kerja baru. Dewasa ini angkatan kerja baru lebih tertarik

bekerja pada sektor non-pertanian. Sebagian besar orang tua yang

bekerja sebagai petani, mengharapkan anaknya tidak menjadi petani

seperti mereka. Karena sektor pertanian dianggap kurang menjanjikan.

Pada sektor pertanianpun turut menciptakan suatu masalah

pengangguran. Pengangguran yang terjadi pada sektor pertanian

adalah pengangguran musiman. Di Kabupaten Tegal, pengangguran

musiman tidak dapat dihindari keberadaannya.

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi

pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun. Biasanya

Page 50: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

36

pengangguran seperti itu berlaku pada waktu-waktu dimana kegiatan

bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara

menuai dan masa menanam berikutnya, dan periode di antara sesudah

menanam bibit dan masa mengutip hasilnya, adalah masa yang kurang

sibuk dalam kegiatan pertanian. Di dalam periode tersebut banyak

diantara para petani dan tenaga kerja di sektor pertanian tidak

melakukan suatu pekerjaan. Berarti mereka sedang dalam keadaan

menganggur. Tetapi pengangguran itu adalah untuk sementara saja,

dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu. Oleh sebab itu ia dinamakan

pengangguran musiman.18

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan

kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu

menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan

pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan

timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Pengangguran menjadi perhatian besar bagi pemerintah daerah

Kabupaten Tegal. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti memperluas

lapangan pekerjaan dan investasi, namun upayanya belum

menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Upaya penempatan TKI di

luar negeri pun dilakukan.

Indonesia sebagai negara agraris, dimana penduduknya

mayoritas bekerja sebagai petani terutama di sebuah pedesaan, salah

satu contohnya di Kabupaten Tegal. Petani di Kabupaten Tegal adalah

petani tradisional yang pendapatannya tidak menentu dengan teknik

dan peralatan yang masih cukup sederhana sehingga hasilnya tidak

maksimal. Tidak maksimalnya hasil pertanian di Kabupaten Tegal

bukan hanya karena faktor teknologi yang digunakan masih

sederhana, tetapi juga karena luas lahan pertanian yang kini mulai

sempit akibat alih fungsi menjadi lahan pemukiman penduduk.

18

Ibid., h. 299.

Page 51: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

37

Dengan sempitnya lahan pertanian, kebutuhan akan tenaga kerja

dalam sektor pertanianpun akan berkurang. Jam kerja untuk menjadi

petanipun pada waktu-waktu tertentu. Beberapa petani yang hanya

bekerja pada saat penen, jika sedang tidak ada yang digarap mereka

akan menjadi pegangguran musiman, maka timbulah pandangan

masyarakat desa yang menganggap bahwa menjadi petani tidak lagi

menguntungkan. Sehingga tenaga kerja dan angkatan kerja baru lebih

tertarik untuk melakukan urbanisasi.

Bagi negara sedang berkembang, kebijakan pembangunan

yang mengabaikan sektor pertanian (di dalam beberapa kasus

dikorbankannya karena mengalirnya sumber daya alam dan manusia

ke kota) telah menimbulkan kemandekan atau tidak memadainya

pertumbuhan pendapatan di daerah pedesaan. Di pihak lain kebijakan

mengimpor teknologi padat modal secara besar-besaran untuk

mencapai industrialisasi dengan segera telah menyebabkan

pertumbuhan kesempatan kerja di kota tidak sesuai dengan jumlah

orang yang mencari pekerjaan. Ada beribu-ribu petani pedesaan

kehilanganan tanah karena diterapkannya mekananisasi pertanian

sebelum waktunya, atau mengerjakan tanah pertanian yang sangat

sempit karena pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Gejala ini

menyebabkan mereka berusaha menyelamatkan diri dengan pindah ke

kota-kota yang tumbuh dengan pesat, tetapi apa yang diidam-idamkan

yaitu keadaan hidup yang lebih baik ternyata tidak dapat terwujud.

Mobilitas penduduk dari desa ke kota bukan menjadi suatu

penyelesaian masalah perekonomian pedesaan. Banyaknya lapangan

kerja yang tersedia, tidak akan mampu menyerap semua angkatan

kerja dari berbagai daerah. Jika tidak mempunyai persiapan yang

matang mereka hanya akan menjadi masalah baru di perkotaan.

Seperti kriminalitas, gelandangan, bahkan menjadi peminta-minta.

Maka yang harus dibenahi adalah perekonomian di pedesaaan

itu sendiri. Agar tidak terjadi ketimpangan antara desa dan kota,

Page 52: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

38

pemerataan pembangunan dari Sabang sampai Merauke perlu

diperhatikan, terutama pada wilayah pedesaan. Industrialisasi adalah

salah satu jalan untuk memperkuat perekonomian pedesaan.

4. Peranan Usaha Kecil dalam Masalah Pengangguran

Banyak jalan untuk mengatasi masalah pengangguran kalau

kemauan politik diarahkan kesana. Menurut Teguh Suhono, persoalannya

proses politik dan proses sosial di negeri ini sering tidak nyambung

(macth), dan berjalan sendiri-sendiri, sehingga pemecahan masalahnya

menjadi rumit dan sulit. Tingkat penganggur total masih tinggi tetapi

ironisnya pemerintah nampak tidak serius menanggulanginya, dan para

pihak yang berkompeten terlihat tenang-tenang saja. Minimnya lapangan

kerja di sektor formal sebenarnya dapat disiasati oleh sebagian pencari

kerja dengan memasuki sektor informal. Namun sayangnya bergeliatnya

sektor informal ini tidak serta merta mendapatkan dukungan positif dari

pemerintah. Hal ini tentunya sejalan dengan pendapat beberapa

organisasi non-pemerintah yang mengatakan bahwa pemerintah

cenderung memiliki paradigma "anti masyarakat miskin". Ancaman

penggusuran terus dilakukan, sementara lapangan kerja di kota dan di

desa semakin sempit. Ketidakseriusan pemerintah dalam menggerakkan

sektor informal ini juga diperkuat dengan lemahnya pemerintah daerah

dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat.19

Namun demikian keberadaan sektor informal masih memberikan

setitik sinar pencerahan yang diharapkan dapat meringankan, bahkan

mengatasi peliknya pengangguran akut yang sedang dirasakan oleh

bangsa Indonesia. Titik sinar pencerahan sektor informal yang

diharapkan dapat meringankan dan mengatasi masalah pengangguran

19

Teguh Sihono.,“Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi

Pengangguran”, Jurnal Ekonomia, 2005), h. 70.

Page 53: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

39

tersebut dilakukan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM). UKMdapat

menjadi terobosan yang komprehensif untuk mengatasi pengangguran.

UKM merupakan bagian penting dari perekonomian negara atau

daerah. Namun kesadaran akan pentingnya UKM baru muncul

belakangan ini. Menurut Berry, dkk, dalam Teguh suhono, “Ada

beberapa alasan yang mendasari memandang penting terhadap

keberadaan UKM, yaitu :

a. Kinerja UKM cenderung lebih baik dalam menghasilkan tenaga

kerja yang produktif.

b. Di dalam proses dinamika, UKM sering mencapai peningkatan

produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi.

c. UKM sering diyakini mempunyai keunggulan dalam hal

fleksibilitas daripada usaha besar. Seperti yang disampaikan

Kuneoro “Usaha Kecil, Menengah di Indonesia telah memainkan

peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan unit

usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga”.20

UKM merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap

bertahan dalam menghadapi krisis, yaitu dengan melibatkan diri dalam

aktivitas usaha yang berkarakteristik informal. Dengan UKM ini

persoalan pengangguran sedikit banyak dapat teratasi dan implikasinya

juga dalam hal pendapatan. Anjloknya pendapatan masyarakat yang

menurunkan daya beli terhadap produk yang dipenuhi oleh Usaha Besar,

produk yang dihasilkan UKM memungkinkan menjadi pengganti

subtitusi produk Usaha Besar yang mengalami kebangkrutan. Jika

demikian halnya maka kecenderungan itu sekaligus juga merupakan

respon terhadap merosotnya daya beli masyarakat.

Joseph Alois Schumpeter (8 Februari 1883 - 8 Januari 1950) adalah

seorang ekonom Amerika-Austria dan ilmuwan politik. Dia sempat

menjabat sebagai Menteri Keuangan Austria pada tahun 1919. Salah satu

ekonom paling berpengaruh dari abad ke-20, Schumpeter

mempopulerkan istilah "Destruksi Kreatif" dalam ekonomi.21

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Joseph_Schumpeter

20

Ibid., h.78. 21

http://id.wikipedia.org

Page 54: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

40

Deliarnov, “Schumpeter oleh beberapa penulis dimasukan sebagai

pendukung aliran institusional. Hal itu karena pendapatnya yang

mengatakan bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak pada

domain itu sendiri, melainkan berada di luarnya, yaitu dalam

lingkungan dan institusi masyarakat. Lebih jelas lagi, sumber

kemakmuran terletak dalam jiwa kewiraswastaan

(entrepreneurship), para pelaku ekonomi yang mengarsiteki

pembangunan. Dia membedakan pengertian invensi dan inovasi.

Invensi adalah hal penemuan teknik-teknik berproduksi baru.

Sementara itu, inovasi mempunyai makna lebih luas, yang tidak

hanya menyangkut teknik-teknik produksi baru.Akan tetapi juga

penemuan komoditi baru, cara-cara pemasaran baru, dan

sebagainya. Oleh Schumpeter, inovasi dianggap sebagai sesuatu

loncatan dalam fungsi produksi. Inovasi ditentukan oleh inovator,

tetapi entrepreneurlah yang mempraktikan hasil temuan tersebut

pertama kali.”22

Menurut teori ekonomi Schumpeter, pertumbuhan ekonomi

ditentukan oleh peranan pengusaha yang merupakan golongan yang akan

terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan

ekonomi. Inovasi tersebut meliputi memperkenalkan barang-barang baru,

mempertinggi efisiensi cara memproduksi dalam menghasilkan barang,

memperluas pasar suatu barang ke pasaran-pasaran yang baru,

mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan

perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi

keefisienan kegiatan perusahaan yang kesemuanya memerlukan investasi

baru. Di dalam mengemukakan teori pertumbuhannya, Schumpeter

memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang

dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung

lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha

menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi

yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan

keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan

meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru

ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi Negara. Maka

22

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta, Rajawali Pers, 2012), h. 153.

Page 55: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

41

pendapatan masyarakat akan bertambah dan konsumsi masyarakat

menjadi bertambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong

perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan

melakukan penanaman modal baru.

Dalam bukunya, Prasetyoantoko berpendapat bahwa, sektor

UKM potensinya sangat besar. Dengan adanya UKM yang berdiri pada

suatu daerah akan sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat

daerah dan sekitarnya, salah satu contohnya industri kecil, karena bentuk

usaha ini merupakan usaha yang padat karya. Sehingga mampu

menyerap banyak tenaga kerja.23

Dalam menghadapi persaingan global, suatu negara harus

mempunyai kekuatan tersendiri. Di satu sisi usaha kecil ini mampu

memanfaatkan potensi alam yang dimiliki oleh setiap daerah di Negara

Indonesia dan di sisi lain usaha kecil ini mampu mempekerjakan tenaga

kerja yang tidak sedikit. Dengan mendayagunakan potensi sumber daya

manusia yang begitu melimpah, terlebih di suatu pedesaan, maka usaha

kecil ini keberadaannya sangat potensial di kabupaten Tegal. Berikut

adalah jumlah tenaga kerja yang diserap oleh jenis usaha pada sektor

industri di Kabupaten Tegal tahun 2012-2013:

Tabel 2.5. Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan Sektor Industri di Kabupaten Tegal Tahun 2012-2013

(Jiwa)

Jenis Usaha Tahun 2012 Tahun 2013

Industri Kecil 115.425 115.425

Industri Besar 5.680 5.680

Rumah Tangga 790 790

Total 121.895 121.895

Sumber: Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Tegal

23

Prasetyo A. Ponzi Ekonomi. (Jakarta: Kompas, 2010), h. 172.

Page 56: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

42

Sektor industri di Kabupaten Tegal berdasarkan skalanya

dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu industri kecil, industri menengah,

dan rumah tangga. Dalam penyerapan tenaga kerja, industri kecil

menempati posisi pertama disusul dengan industri besar dan rumah

tangga pada urutan terakhir.

Jika dibandingkan dengan jumlah orang yang bekerja di tahun

2012, maka industri kecil berkontribusi sebesar 16,39%. Sedangkan pada

tahun 2013 naik menjadi 21,27%, karena jumlah orang yang bekerja pada

tahun 2013 menurun dari tahun 2012.

Jadi dapat dilihat bahwa melalui inovasi dan motivasi para

wirausaha, usaha ini ikut serta berkontribusi terhadap perekonomian

suatu negara, kontribusinya adalah sebagai berikut:

Pertama, sebagai salah satu jalan keluar untuk mengatasi masalah

ketenagakerjaan. Krisis ekonomi mengakibatkan banyak perusahaan

gulung tikar, sehingga memaksanya untuk memberhentikan beberapa

atau bahkan seluruh dari tenaga kerjanya. Tenaga kerja yang kehilangan

pekerjaan akan menjadi pengangguran sampai mendapatkan pekerjaan.

Pertumbuhan jumlah penduduk akan melahirkan sejumlah tenaga kerja

baru, sehingga akan menambah jumlah para pencari kerja. Dari masalah

tersebut jika tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja akan

menimbulkan masalah pengangguran. Biaya hidup yang semakin tinggi,

membutuhkan upah yang tinggi pula, namun banyak perusahaan yang

tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Munculnya usaha kecil mampu

menyerap banyak tenaga kerja dan mejanjikan hasil yang tidak terbatas.

Kedua, turut membangun perekonomian nasional dengan tidak

membebani pemerintah dan masyarakat. Usaha kecil adalah jenis usaha

madiri, baik beradan hukum atau tidak berbadan hukum. Dengan

terserapnya beberapa tenaga kerja yang dahulunya tidak berpenghasilan

Page 57: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

43

dengan bekerja pada sebuah Usaha Kecil dan Menengah akan

mendapatkan penghasilan dan kegiatan usaha ini dapat berupa usaha

sampingan, sehingga dapat menambah jumlah penghasilan di luar

pekerjaan inti. Melalui kegiatan ekspor hasil produksi akan menyumbang

devisa kepada negara sehingga turut membangun perekonomian nasional.

Ketiga, meningkatkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.

Usaha kecil banyak memanfaatkan faktor-faktor produksi sekitar, faktor-

faktor produksi tersebut antara lain, seperti sumber daya alam (tanah, air,

udara, sinar matahari, tumbuh-tumbuhan, hewan, barang tambang),

sumber daya manusia (tenaga kerja), sumber daya modal, dan sumber

daya kewirausahaan untuk mengatur dan mengolah faktor-faktor

produksi.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Dodi Haryanto (2008), dengan judul

“Peranan Usaha Kecil Penyulingan Minyak Nilam Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Tahun 2008”.

Mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas

Maret, Surakarta. Penelitian tersebut mendeskripsikan keadaan dan seberapa

besar peranan Usaha Kecil Penyulingan Minyak Nilam terhadap penyerapan

tenaga kerja. Usaha kecil ini merupakan usaha kecil pedesaan yang masih

bersifat tradisional dan mempunyai peluang besar untuk menjadi usaha yang

lebih besar. Usaha kecil ini memiliki kemampuan untuk menyerap tenaga

kerja, khususnya tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan memiliki

keterampilan terbatas. Dari keseluruhan jumlah tersebut menyerap tenaga

kerja sebanyak 500 orang atau sebesar 0,86 % dari seluruh angkatan kerja

yang ada di Kecamatan Bantarkawung. Keberadaan usaha ini telah

menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat yang masih

menganggur sebagai pekerjaan pokok, sehingga usaha kecil penyulingan

Page 58: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

44

minyak nilam ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah

kesempatan kerja di pedesaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ade Raselawati (2011), dengan judul

“Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM di Indonesia”. Mahasiswa dari

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Tujuan penelitian tersebut untuk meganalisis pengaruh

perkembangan Usaha Kecil dan Menengah terhadap pertumbuhan ekonomi

pada sektor UKM di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data panel, data

yang digunakan adalah data sekunder berupa PDB UKM, tenaga kerja UKM,

ekspor UKM, jumlah unit UKM, investasi UKM, dari tahun 2000-2009. Dari

analisisnya menggambarkan bahwa ekspor UKM, jumlah unit UKM,

investasi UKM menunjukan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di Indonesia. Sedangkan variabel

tenaga kerja UKM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi pada sektor UKM karena penyerapan tenaga kerja tidak sebanding

dengan nilai tambah yang dihasilkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nelsen Diyan Pratama (2012), dengan

judul “Analisis Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil

di Kabupaten Jepara”. Mahasiswa dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis,

Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian ini menggunakan regresi

berganda, berdasarkan hasil perhitungannya menunjukan bahwa variabel

penerimaan kredit modal kerja (X1) tidak signifikan, variabel jenis industri

kecil (X2) mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

penyerapan tenaga kerja (Y) dimana industri monel yang mempunyai

pertumbuhan tenaga kerja paling banyak dibanding industri lain, variabel

tingkat pendidikan pengusaha (X3) dan variabel modal (X4) serta variabel

usia usaha (X5) mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan penyerapan tenaga kerja (Y). Secara bersama-sama terhadap

variabel bebas (penerimaan kerdit modal kerja (X1), jenis industri kecil (X2),

pendidikan pengusaha (X3), modal (X4) dan usia usaha (X5) mempunyai

Page 59: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

45

hubungan positif dan signifikan terhadap variabel terikat (pertumbuhan

penyerapan tenaga kerja (Y)). Besar pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat sebesar 91,9%.

C. Kerangka Berfikir

Pertumbuhan penduduk yang cepat, tidak hanya memberikan dampak

positif tetapi juga akan menimbulkan dampak negatif bagi suatu negara, jika

pemerintah tidak bisa menyeimbangkan dari dampak tersebut. Pertumbuhan

penduduk yang cepat di suatu pedesaan, akan menciptakan banyak angkatan

kerja baru yang membutuhkan lapangan pekerjaaan pula. Namun, pemerintah

daerah sepertinya belum berhasil menyeimbangkan masalah ketenagakerjaan

tersebut. Sehingga terjadi pengangguran.

Kegiatan perekonomian di pedesaan umumnya di dominasi oleh sektor

pertanian yang sering menemui masalah, seperti teknologi yang digunakan

masih sederhana, hasil produktivitas yang masih rendah, lahan pertanian yang

semakin sempit, dan waktu bekerja penuhhanya pada saat musim-musim

panen saja, setelah musim panen selesai waktu kerja para petani sedikit yaitu

kurang dari 14 jam dalam seminggu,sehingga upah buruh di sektor pertanian

rendah. Sehingga petani pada saat itu akan menjadi pengangguran

terselubung. Sektor pertanian saat ini sudah tidak menjadi daya tarik bagi

angkatan kerja baru, sehingga kebanyakan dari mereka melakukan urbanisasi.

Permasalahan yang kompleks ini belum juga terselesaikan dari waktu ke

waktu.

Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan di pedesaan adalah

dengan membuka lapangan pekerjaan di sekor industri.Industri adalah salah

satu motor penggerak roda perekonomian di suatu daerah. Seperti usaha kecil,

tumbuh dan berekembangnya usaha kecil di suatu daerah pedesaan dianggap

sebagai salah satu jalan untuk memecahkan masalah pengangguran.

Tumbuhnya para wirausahawan muda kreatif yang membentuk suatu usaha di

tengah-tengah masyarakat diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Page 60: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

46

Maka dengan adanya usaha kecil yang tumbuh di suatu daerah, akan

menurunkan tingkat pengangguran di daerah tersebut.

Lebih jelasnya kerangka pemikiran tersebut ditampilkan melalui skema

sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Berfikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan dugaan yang diajukan atas pertanyaan penelitian,

yang berupa kalimat pernyataan peneliti. Bertitik tolak dari pertanyaan

penelitian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah diduga bahwa peranan

usaha kecil di sektor industri pengolahan logam dan mesin dalam gerakan

OVOP yang tumbuh dan berkembang pada suatu daerah dapat meneyerap

Masalah Ketenagakerjaan :

1. Upah buruh rendah

2. Pengangguran tinggi

Melalui Teori Pertumbuhan EkonomiJoseph

Alois Schumpeter, bahwa:

“Inovasi para pelaku usaha akan menaikan

tingkat perekonomian suatu negara.”

Peran Usaha Kecil :

1. Menyerap tenaga kerja

2. Meningkatkan perekonomian nasional

3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya

Terpecahnya masalah pengangguran di Kabupaten Tegal

Page 61: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

47

banyak tenaga kerja, termasuk disitu dalam memecahkan masalah

pengangguran di daerah tersebut. Jenis usahanya yang padat karya membuat

usaha kecil membutuhkan banyak tenaga kerja dan kegiatannya yang mudah

dikerjakan membuat usaha kecil tidak membutuhan kriteria pendidikan yang

tinggi. Jadi diduga peranan usaha kecil di sektor industri pengolahan logam

dan mesin dalam gerakan OVOP sangat besar dalam memecahkan masalah

pengangguran di Kabupaten Tegal pada tahun 2012-2013.

Page 62: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Tegal, untuk

mengetahui kondisi sosial dari para pekerja usaha kecil di sektor industri

pengolahan logam dan mesin, peneliti mengambil data pada sebuah

industri kecil yaitu PT. Putra Bungsu yang beralamat di Jalan KH. Umar

Asnawi II No.37, Desa Kebasen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian adalah dua bulan, yaitu

Bulan Juli sampai Bulan Agustus 2014.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa gambaran kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati. Dalam penelitian ini, menggunakan analisis kualitatif

dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam

Page 63: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

49

meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Berdasarkan pengertian di atas, maka pengumpulan data yang

digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti

bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena tetapi juga

menerangkan hubungan, membuat prediksi serta mendapatkan makna dari

suatu masalah yang akan dipecahkan.

Tahapan-tahapan untuk melakukan penelitian tersebut, menurut Seno

Aji Febrianto, yaitu dengan melakukan persiapan penelitian, pengumpulan

data di lapangan, serta pengolahan data hasil penelitian. Persiapan penelitian

yang dilakukan peneliti antara lain menyiapkan pedoman wawancara,

pedoman observasi dan validasi kesiapan penelitian dengan mempelajari

materi penelitian kualitatif dan materi objek penelitian yaitu tentang usaha

kecil. Selanjutnya adalah proses pengumpulan data di lapangan meliputi

observasi, wawancara dan dokumentasi.24

Proses wawancara dilakukan kepada Kepala Seksi Pengembangan

Usaha Mikro dan Informal Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten

Tegal: Bapak Sarwoko, S.Psi., MM dan pemilik PT. Putra Bungsu beserta

karyawan-karyawan yang bekerja di PT. Putra Bungsu, sehingga

mendapatkan hasil yaitu peranan usaha kecil pada sektor industri pengolahan

logam dan mesin dalam upaya memecahkan masalah pengangguran. Peneliti

melakukan observasi terhadap sejarah, perkembangan, kendala dan tantangan

usaha kecil. Kemudian setelah observasi dan wawancara dilakukan, peneliti

beralih ke tahap dokumentasi yaitu mengumpulkan data berupa dokumen-

24

Seno Aji Febrianto, “Penataan Ruang Terbuka Hijau Ikonik Sebagai Sarana Interaksi dan

Rekreasi Masyarakat Perkotaan di Kota Slawi Kabupaten Tegal”, Skripsi pada Universitas

Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2014, h. 42, tidak dipublikasikan.

Page 64: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

50

dokumen dan arsip yang berkaitan dengan penelitian, seperti data-data

ketenagakerjaan, perekonomian, dan data-data yang berkaitan dengan usaha

kecil. Setelah terkumpul semua tahapan selanjutnya adalah pengolahan data

hasil penelitian. Data dan informasi yang diperoleh dari penelitian direduksi,

kemudian peneliti menyangkutkan dengan data pendukung lainnya seperti

data dari dokumentasi atau arsip yang berkaitan dengan penelitian. Dengan

demikian, kesimpulan dari hasil penelitian menjadi kuat.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang mempunyai kepentingan dan

kekhususan bidang dalam usaha kecil. Subjek dalam penelitian ini adalah

Kepala Seksi Pengembangan Usaha Mikro dan Informal Dinas Koperasi,

UKM, dan Pasar Kabupaten Tegal: Bapak Sarwoko, S.Psi., MM. dan pemilik

PT. Putra Bungsu Tegal beserta para pekerja di PT. Putra Bungsu Tegal.

Objek yang menjadi kajian penelitian ini adalah usaha kecildalam

gerakan OVOP pada sektor industri pengolahan logam dan mesin dan

pengangguran yang ada di Kabupaten Tegal.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian.

Menurut Sugiyono, dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau

alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai

instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Peneliti sekaligus

berperan sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir

data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitian.

Sebagai instrumen, peneliti melakukan validasi terkait kesiapan

penelitian dan selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi kesiapan penelitian

meliputi evaluasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif,

penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk

Page 65: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

51

memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.

Pemahaman mengenai objek penelitian dalam hal ini adalah peran usaha

kecil pada sektor industri pengolahan logam dan mesin terhadap tingkat

pengangguran di Kabupaten Tegal. Instrumen teknis yang dipakai peneliti

adalah dengan pedoman wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam

proses wawancara dan pedoman observasi untuk mengetahui situasi dan

kondisi usaha kecil.25

E. Sumber Data

Secara umum, ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Rinciannya adalah

sebagai berikut :

1. Data Primer

Dalam hal ini data primer yang diperoleh oleh peneliti merupakan

hasil dari pengumpulan informasi-informasi yang dilakukan secara

langsung melalui wawancara kepada pihak terkait yakni, Kepala Seksi

Pengembangan Usaha Mikro dan Informal Dinas Koperasi, UKM, dan

Pasar Kabupaten Tegal: Bapak Sarwoko, S.Psi., MM dan pemilik PT.

Putera Bungsu Tegal beserta para pekerja yang bekerja di PT. Putera

Bungsu Tegal. Pengumpulan data primer dari pihak-pihak yang terkait

dengan objek permasalahan tersebut guna memperoleh informasi

mengenai kondisi sosial danperanan usaha kecil pada industri pengolahan

logam dan mesin dalam memecahkan masalah pengangguran.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berupa arsip-arsip sebagai data

penunjang berlangsungnya penelitian, diperoleh secara langsung dari

pihak-pihak yang berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini.

Adapun data-datanya seperti:

25

Sugiyono., Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

2012, Bandung: Alfabeta. h. 305.

Page 66: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

52

a) Data ketenagakerjaan Kabupaten Tegal tahun 2012-2013

b) Data perekonomian Kabupaten Tegal tahun 2012-2013

c) Dataindustri pengolahan logam dan mesin dari tahun 2012-2013

d) Serta berbagai literatur lain yang relavan dengan objek kajian

penelitian.

F. Datayang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan sebagai data utama dalam penelitian kualitatif

ini dikumpulkan oleh peneliti sendiri dengan dibantu oleh orang lain. Data-

data yang dikumpulkan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Informasi mengenai data Kabupaten Tegal pada tahun 2012-2013, seperti

sejarah, letak geografis, perekonomian, ketenagakerjaan, kependudukan,

peribadatan, dan informasi mengenai usaha kecil pada sektor industri

pengolahan logam dan mesin. Data-data tersebut diperoleh dari Kantor

Pemerintah Pembangunan Daerah (Pemda) Kabupaten Tegal, Badan

Pusat statistik (BPS) Kabupaten Tegal, Dinas Koperasi, UKM dan Pasar

Kabupaten Tegal, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(Disperindag) Kabupaten Tegal, serta Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tegal.

2. Informasi mengenai pandangan masyarakat setempat terhadap kondisi

sosial pekerja dan peranan usaha kecil, data tersebut diperoleh dari hasil

wawancara kepada Kepala Seksi Pengembangan Usaha Mikro dan

Informal Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten Tegal: Bapak

Sarwoko, S.Psi., MM. dan pemilik PT. Putra Bungsu Tegal beserta para

pekerja yang bekerja di PT. Putra Bungsu Tegal.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk mengetahui kondisi sosial tenaga kerja yang bekerja pada sektor

industri pengolahan logam dan mesin, peneliti mengambil sampel pada

sebuah industri pengolahan logam dan mesin. Teknik pengambilan sampel

Page 67: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

53

yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purvosive Sampling, menurut

Sugiyono adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan peneliti dalam mengambil sampel yang akan

diwawancarai adalah orang yang telah lama bekerja pada perusahaan tersebut

sehingga dapat menjawab persoalan tenaga kerja.

Penentuan sampel yang dilakukan berdasarkan metode kualitatif,

dilakukan saat berada di lapangan dan selama penelitian berlangsung.

Caranya yaitu peneliti memilih orang-orang yang ada di lapangan dengan

pertimbangan orang tersebut mampu memberikan informasi yang akan

diteliti. Kemudian peneliti dapat mempertimbangkan sampel lainnya untuk

dapat memberikan informasi yang lebih. Pengambilan sampel akan

dihentikan jika data yang diperoleh sudah cukup atau jenuh.

Dari 54 populasi yang ada di PT. Putra Bungsu, peneliti mengambil

sampel 21 orang sebagai subjek yang akan diteliti di PT. Putra Bungsu Tegal.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalampenelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatakan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.26

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Wawancara

Masih menurut Sugiono, wawancara (interview) merupakan suatu

proses tanya-jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-

hadapan secara fisik. Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai

berikut. “A meeting of two persons to exchenge information and idea

trought question and responses, resulting in communication and joint

26

Ibid., h. 308.

Page 68: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

54

construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tetentu.27

Wawancara ditujukan kepada pihak-pihak yang mempunyai

keterkaitan usaha kecil yaitu Kepala Seksi Pengembangan Usaha Mikro

dan Informal Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten Tegal: Bapak

Sarwoko, S.Psi., MM. dan pemilik PT. Putra Bungsu Tegal beserta para

pekerja yang bekerja di PT. Putera Bungsu Tegal.

Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara semi

terstruktur, yang mana peneliti mempersiapkan panduan wawancara

namun dalam pelaksanaannya dikembangkan lebih luas sesuai kebutuhan

penelitian. Proses wawancara yang dilakukan peneliti diawali dengan

mengajukan izin penelitian kepada semua instansi yang terkait dengan

usaha kecil di Kabupaten Tegal. Sebelum proses wawancara, peneliti

terlebih dahulu mengajukan perjanjian mengenai waktu wawancara.

Hal tersebut dilakukan agar dalam proses wawancara tidak mengganggu

aktivitas informan. Pada proses wawancara, peneliti menggunakan

pedoman yang telah dipersiapkan, tetapi terdapat pertanyaan yang tidak

sesuai dengan pedoman namun masih dalam lingkup penelitian. Hal

ini dilakukan untuk menanggapi dan mencari lebih jauh pernyataan

yang tidak terduga dari informan yang diwawancarai. Hambatan

yang terjadi dalam proses wawancara yaitu kesalahan disposisi dari

instansi yang tidak sesuai dengan fokus penelitian ini, namun hal

tersebut dapat teratasi dengan disposisi ulang yang disesuaikan

dengan pertanyaan yang diajukan.

2. Pengamatan

Pengamatan (observation) dilaksanakan dengan cara pendataan

pengamatan yang langsung dilakukan wilayah Kabupaten Tegal,

khususnya di sebuah unit usaha kecil pada industri pengolahan logam

27

Ibid., h. 317.

Page 69: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

55

dan mesin yang ada di Desa Kebasen. Tujuan dari observasi adalah untuk

mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktivitas-aktivitas yang

berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut

beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan.

Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman yang telah

disediakan peneliti sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti sebagai

pemeranserta sebagai pengamat atau non-partisipatif. Peranan peneliti

sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta,

tetapi melakukan fungsi pengamatan. Ia sebagai anggota pura-pura, jadi

tidak melebur dalam arti sesungguhnya. Peranan demikian masih

membatasi para subjek menyerahkan dan memberikan informasi

terutama yang bersifat rahasia.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi (arsip) digunakan untuk mengumpulkan

dokumen atau arsip yang telah dibuat oleh subjek yang dapat mendukung

penelitian ini. Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data atau

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Seperti yang telah

dipaparkan sebelumnya.

I. Teknik Keabsahan Data

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menghubungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Mengukur keabsahan

data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi dibagi

menjadi dua yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Triangulasi teknik adalah teknik dimana peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama. Sedangkan triangulasi sumber untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Page 70: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

56

Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah triangulasi

sumber. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan mengecek informasi

yang diperoleh dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada proses

wawancara, peneliti memberikan pertanyaan yang serupa kepada para subjek

penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran suatu proses yang dipahami

masing-masing subjek. Peneliti juga membandingkan hasil wawancara

dengan observasi. Pernyataan yang diperoleh dari informan dicocokkan

dengan kondisidi lapangan. Terakhir adalah membandingkan dokumentasi

dengan hasil pengamatan dengan dokumen.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan peneliti dengan mereduksi data,

menyajikannya dan menarik kesimpulan. Penjelasan teknik tersebut secara

rinci adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,

makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data

melalui reduksi data. Mareduksi dara berarti merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data

yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan

peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode

pada aspek-aspek tertentu.28

28

Ibid., h. 338.

Page 71: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

57

Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan karena data yang

diperoleh sangat banyak dan beragam, maka dilakukan pemilihan data

yang sesuai serta penyusunan pola sehingga data yang diperoleh dapat

menjelaskan peranan usaha kecil dalam memecahkan maslah

pengangguran.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984)

menyatakan, “The most frequent form of display data for qualitative

research data in the past has been narrative tex”.Yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami tersebut. “Looking at displays help us to

understanding what is happening and to do some thing-further analysis

or caution on that undestanding” Mile Huberman (1984). Selanjutnya

disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks yang

naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan

chart. Untuk mengecek apakah peneliti telah memahami apa yang

didisplaykan, maka perlu dijawab pertanyaan berikut.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

Page 72: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

58

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan pada penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah

dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan yang muncul dari penyajian data adalah seberapa

besar peranan usaha kecil menengah dalam memecahkan masalah

pengangguran.

Page 73: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

59

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Kabupaten Tegal

Sejak jaman dahulu Tegal sudah dikenal sebagai Jepangnya

Indonesia. Menurut Febrie Hastiyanto, ungkapan Tegal sebagai

Jepangnya Indonesia, mungkin hanya menjadi klaim lokal yang

diketahui warga Tegal sendiri atau warga di wilayah eks Karesidenan

Pekalongan. Meski demikian, klaim itu bukan tidak beralasan. Industri

pengolahan merupakan penyumbang terbesar Pendapatan Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tegal.

Tidak kurang dari 24 jenis industri logam dapat dihasilkan

pengrajin Tegal, seperti industri komponen dan suku cadang alat

Page 74: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

60

berat, automotif, kapal dan kelautan, listrik, kesehatan, senjata angin,

aksesori, perbengkelan, pertanian, perkebunan, bahan bangunan dan

rumah tangga, karoseri, pemadam kebakaran, dan peralatan pompa air

Tegal juga dikenal sebagai tempat berdirinya lingkungan industri kecil

(LIK) pertama di Jawa Tengah.

Penduduk Tegal dikenal memiliki kultur wirausaha yang telah

menjadi tradisi sejak lama. Keberadaan warung tegal (warteg) yang

merajai bisnis makanan di Ibu Kota dan kota-kota lain, bersaing

dengan Rumah Makan Padang, menjadi salah satu bukti.

Di bidang industri kecil, kultur itu terbangun sejak kedatangan

Ki Gede Sebayu (berkuasa 1601-1620), pendiri Tegal dari tlatah

Pajang (Solo). Ki Gede Sebayu membawa serta 40 keluarga

pengikutnya, yang ditempatkan di empat desa berbeda sesuai dengan

keahliannya. Mereka yang bermukim di Desa Sayangan, andal

membuat alat-alat perlengkapan dapur, dan yang menempati Desa

Mejasem pandai membuat alat-alat pertukangan.

Pengikut Ki Gede Sebayu yang membuka lahan di Desa

Pagongan, ahli membuat alat-alat gerabah, serta penduduk Desa

Banjaran piawai mengolah bahan-bahan menjadi penganan atau

jajanan.

Kultur itu menemukan momentumnya ketika Haji (Kaji) Gofur,

salah seorang pengusaha besi asal Tegal mengangkut 21 pesawat

terbang tua dari Madiun, Jawa Timur, pada dekade 1970-an. Oleh Kaji

Gofur pesawat itu dipretheli (dibongkar) menjadi bahan baku industri

mesin rumahannya, serta dijual kepada pengusaha lain.

Paling tidak, sejak saat itu industri pengolahan logam mulai

bergairah di Tegal. Selain LIK di Dampyak, Kramat, sentra-sentra

industri itu tersebar juga di Kecamatan Talang, Tarub, Adiwerna,

Kramat, Suradadi, Warureja, Lebaksiu, dan Bumijawa.

Page 75: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

61

Tidak kurang 128.853 orang terserap pada industri-industri

pengolahan, dari yang berskala besar, menengah, kecil, hingga mikro.

Tidak salah bila kemudian Tegal mengklaim dirinya sebagai kota

industri.

Bisa jadi klaim Tegal sebagai Jepangnya Indonesia atau Tegal

sebagai Kota Industri (pengolahan) tidak dikenal publik secara luas,

karena penduduk hanya memproduksi bahan komponen. Dengan

bentuknya sebagai bahan setengah jadi, konsumen terakhir mungkin

tidak sadar dan tidak mengira, bila jendela kedap air, kemudi, atau

perlengkapan kapal yang ditumpanginya, atau suku cadang pompa air,

rice mill hingga blankwir mobil pemadam kebakaran yang dilihatnya,

diproduksi oleh pengrajin Tegal.

Realitas itu, di samping menegaskan keberadaan pengrajin

Tegal dalam persepsi konsumen akhir juga membuat mereka menutup

diri terhadap kemungkinan untuk lebih maju dan kreatif. Soal

kreativitas, memang menjadi problem tersendiri, karena biasanya

pengrajin membuat sebuah produk berdasarkan pesanan.

Sudah saatnya pengrajin Tegal berpikir untuk membuat produk

hasil kreasi sendiri, bahkan memproduksi barang-barang jadi, tidak

lagi sebagai komponen atau suku cadang. Transformasi itu akan lebih

menguntungkan secara finansial dan moral hak cipta pengrajin, serta

dapat mengangkat nama baik daerah di kancah regional dan nasional.

Pemberdayaan pengrajin juga dapat dilakukan dengan

penguatan peran dan fungsi LIK. Problem klasik yang dihadapi

pengrajin biasanya berkutat pada pemenuhan bahan baku, kreasi

teknologi, serta jangkauan jaringan pemasaran.

Keberadaan LIK sangat strategis sebagai lokalisasi kegiatan

wirausaha, dan dapat menjadi wadah pengrajin dalam mengorganisasi

diri untuk bersaing di bisnis industri (pengolahan). Lokalisasi dalam

Page 76: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

62

LIK juga strategis dalam upaya mengontrol dan mengelola limbah

hasil industri pengrajin.

Tidak kalah pentingnya adalah upaya-upaya strategis dalam

menyikapi serbuan produk-produk dari China yang lebih murah. Pada

level kebijakan, proteksi dapat dilakukan pada kebijakan impor

maupun kemauan untuk menggunakan produk lokal. Kampanye

penggunaan produk lokal dapat dimulai oleh pemerintah dalam

program dan kegiatan pembangunan yang membutuhkan produk

industri (pengolahan). Keberpihakan pemerintah dengan

menggunakan produk lokal itu akan membantu pengrajin dalam

meluaskan pemasaran produk. Bagi pengrajin, tidak ada cara lain

kecuali tetap bertahan sembari mengembangkan diri dengan

melakukan kreasi peningkatan mutu, hingga diversifikasi produk.29

b. Keadaan Geografis Kabupaten Tegal

1) Letak Geografis

Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah agraris di

Provinsi Jawa Tengah dengan Ibukota Slawi. Kabupaten Tegal

terletak pada 108o57'6"-109

o21'30" BT dan 6

o50'41"-7

o15'30" LS.

Kabupaten Tegal juga merupakan salah satu daerah di pantura

yang cukup strategis pada persilangan arus transportasi

Semarang-Cirebon-Jakarta dan Jakarta-Tegal-Purwokerto dan

Cilacap dengan fasilitas pelabuhan di Kota Tegal.

Batas wilayah Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut:

sebelah utara Kabupaten Tegal adalah Kota Tegal dan Laut Jawa,

sebelah timurnya adalah Kabupaten Pemalang, sedangkan sebelah

baratnya adalah Kabupaten Brebes, dan sebelah selatan dari

Kabupaten Tegal adalah Kabupaten Brebes dan Kabupaten

Banyumas.

2) Luas Wilayah

29

Febrie Hastiyanto, pegiat Kelompok Studi IDEA, staf Bapeda Kabupaten Tegal.

(www.suaramerdeka.com)

Page 77: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

63

Wilayah Kabupaten Tegal terdiri dari daratan seluas 87.879

ha dan lautan seluas 121,50 km². Data yang bersumber dari Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Tegal,

menginformasikan bahwa dalam tahun 2013 ada pergeseran

penggunaan lahan, dimana luas tanah sawah mengalami

penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu 40.172 Ha

menjadi 39.789 Ha atau sebesar 45,28% dari luas wilayah 87.879

Ha. Untuk kawasan Industri dari tahun 2009-2013 adalah

8.369,41 Ha atau sekitar 9,52% dari total luas daratan.

3) Banyaknya Desa

Karena wilayahnya yang luas, Tegal terbagi menjadi dua

bagian yaitu Kotamadya dan Kabupaten. Kabupaten Tegal terdiri

dari 18 kecamatan, 287 desa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di

lampiran.

c. Keadaan Demografi Kabupaten Tegal

1) Kependudukan

Data jumlah penduduk Kabupaten Tegal selalu dinamis,

karena banyak penduduk Kabupaten Tegal yang merantau

(misalnya di Jakarta sebagai pengusaha warteg, pandai besi dll)

akan tetapi mereka masih berdomisili di Kabupaten Tegal. Hal ini

dapat kita lihat dari rekaman data penduduk Kababupaten Tegal.

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal, tercatat pada

tahun 2011 jumlah penduduk kabupaten Tegal 1.400.256 jiwa,

kemudian meningkat pada tahun 2012 yaitu menjadi 1.409.406

jiwa, dan pada tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Tegal

menjadi 1.415.009 jiwa. Angka Kepadatan penduduk dari tahun

ke tahun terus mengalami peningkatan.

2) Ketenagakerjaan

Di bidang ketenagakerjaan, jumlah angkatan kerja pada

tahun 2011 berjumlah 819.169 jiwa, pada tahun 2012 mengalami

Page 78: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

64

kenaikan menjadi 749.387 jiwa, sementara pada tahun 2013

menurun menjadi615.630 jiwa. Sementara pengangguran pada

tahun 2011-2013 mengalami penurunan, yaitu 2011: 56.441 jiwa,

2012: 45.338 jiwa, 2013: 42.693 jiwa.

3) Upah Minimum Regional

Hal penting lainnya terkait dengan ketenagakerjaan adalah

Upah Minimum Regional (UMR). Dari tahun ke tahun UMR di

Kabupaten Tegal terus mengalami peningkatan (rata-rata per

tahun sebesar 9%). Pada tahun 2009 UMR sebesar Rp. 640.000,-

dan pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 naik menjadi

Rp. 685.000,-, Rp 725.000,-, Rp. 780.000,-, 850.000,- dan Rp.

1.044.000,-.

4) Keadaan Sosial Ekonomi

a) Sarana Perekonomian

Wilayah darat, laut dan pegunungan semuanya ada

disini. Berkumpul menjadi satu di atas tlatah Tegal.

Perekonomian di wilayah Tegal sangat dipengaruhi oleh sektor

kelautan, industri, pertanian, perdagangan. Mata pencaharian

penduduknya diantaranya adalah nelayan, petani, industri, dan

pedagang. Keberadaan warteg juga sangat mempengaruhi

pertumbuhan perekonomian dikota ini. Sekarang warteg tidak

hanya di kota Tegal saja tapi sudah ada diseluruh Indonesia

bahkan mancanegara yaitu Jepang dan Australia. Sebagian

besar warteg dikelola oleh warga desa Krandon dan Cabawan

dan desa Kabupaten lain.

b) Sarana Pendidikan

Dampak dari adanya penggabungan Sekolah Dasar (SD)

di Kabupaten Tegal dalam kurun waktu 5 tahun, dapat kita lihat

pada jumlah SD dan gabungan SD/MI. Tercatat pada tahun 2009

jumlah SD/MI sebayak 913 unit (157 MI dan 756 SD), dan di

tahun 2013 ini menurun menjadi 903 unit (167 MI dan 736 SD).

Page 79: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

65

Sementara itu, jumlah SMP/MTs mengalami kenaikan

dari tahun 2009 ke 2010, yaitu dari 148 unit menjadi 150 unit.

Di tahun 2011, 2012 dan 2013 jumlahnya terus bertambah

menjadi 161, 163 dan 186 unit dan SMP/MTs.

Pada jenjang SMA/MA/SMK, dalam lima tahun terakhir

jumlahnya mengalami peningkatan, dari sebanyak 62 unit

ditahun 2009 menjadi 65 unit pada tahun 2010. Tahun 2011 naik

menjadi 75 unit, tahun 2012 menjadi 76 unit, dan tahun 2013

bertambah menjadi 85 unit. Berbeda dengan SMA/MA yang

jumlahnya mengalami penurunan 1 unit, sekolah menengah

kejuruan (SMK) dari tahun ke tahun terus bertambah sejalan

dengan kebijakan pemerintah yang mendorong tumbuh dan

berkembangnya pendidikan kewirausahaan. Ada pertambahan

yang signifikan dalam setiap tahunnya, tercatat jumlah SMK di

Kabupaten Tegal dari tahun 2009-2013 berturut-turut yaitu : 36

unit, 39 unit, 50 unit, 51 unit dan 60 unit

c) Sarana Kesehatan

Jumlah sarana pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten

Tegal dalam 5 tahun terakhir tidak mengalami perubahan yang

berarti. Terakhir pada tahun 2013 Kabupaten Tegal memiliki

puskesmas induk sebanyak 29 unit, puskesmas pembantu

sebanyak 64 unit dan puskesmas keliling sebanyak 30 unit, serta

Poliklinik sejumlah 30 unit. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan

penduduknya dalam kurun waktu lima tahun berkisar pada

angka 0,07% - 0,08%. Jumlah posyandu di tahun 2009 sebanyak

1.447 posyandu. Tahun 2010 bertambah menjadi 1.483 unit, dan

tahun 2011 bertambah lagi menjadi 1.495 unit, sedangkan tahun

2012 dan tahun 2013 sebanyak 1.517 unit.

Dari data tersebut dapat diketahui rasio posyandu per

satuan balita selama kurun waktu lima tahun (2009-2013)

Page 80: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

66

cenderung naik, yaitu berturut-turut: 1,09%, 1,16%, 1,18% dan

1,35%. Untuk jumlah Polindes, tahun 2009 terdapat 164 unit,

tahun 2010: 164 unit, tahun 2011: 197 unit, sedangkan tahun

2012 dan 2013 sebanyak 201 unit. Untuk pelayanan kesehatan

sekunder dan tersier di Kabupaten Tegal tahun 2013 terdapat 1

rumah sakit umum daerah tipe B, 1 rumah sakit umum daerah

tipe D, 2 rumah sakit swasta tipe C, dan 1 rumah sakit swasta

tipe D.

Dengan demikian rasio rumah sakit per satuan penduduk

adalah 0,0003%). Agar pelayanan kesehatan terjangkau oleh

masyarakat, Pemerintah Daerah pada tahun 2013 menyediakan

sarana/fasilitas kesehatan di tingkat Desa, melalui pembentukan

Desa Siaga sebanyak 287 unit. Rumah Bersalin dari tahun 2009-

2011 sebanyak 19 unit, sedangkan tahun 2012 dan 2013 naik

menjadi 21 unit. RS Bersalin (RS Khusus) berjumlah 21 unit di

tahun 2013.

Jumlah Klinik Praktek Dokter dalam kurun waktu 5

(lima) tahun terakhir cenderung turun, tercatat di tahun 2009 dan

2010 terdapat 310 unit, sedangkan di tahun 2011 turun menjadi

157 unit. Tahun 2012 dan 2013 mengalami sedikit kenaikan

menjadi 160 dan 172 unit.

d) Sarana Peribadatan

Mayoritas penduduk Kabupaten Tegal pada tahun 2013

beragama Islam, yaitu sebanyak 1.579.393 orang (99,47%).

Selebihnya sebanyak 4.573 orang (0,29%) beragama Kristen,

2.546 orang (0,16%) beragama Katholik, 512 orang (0,03%)

beragama Hindu, 467 orang (0,03%) beragama Budha dan 179

orang (0,01%) beragama Konghucu dan 73 orang beragama

lainnya. Hidup berdampingan dan saling toleransi antar pemeluk

agama tetap terpelihara dengan baik.

Page 81: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

67

Prasarana dan sarana peribadatan bagi masing-masing

pemeluk agama juga tersedia dan terpenuhi dengan jumlah yang

memadai. Pada tahun 2012 terdapat 824 Masjid dan 2.135

Mushola atau Langgar sebagai tempat ibadah pemeluk agama

islam, 9 Gereja Kristen tempat ibadah pemeluk agama Kristen,

10 Gereja Khatolik/Kapel tempat ibadah pemeluk agama

Katholik, 3 Pura/Kuil/Sanggah tempat ibadah pemeluk agama

Hindu, dan 4 Vihara/Cetya/Klenteng tempat ibadah pemeluk

agama Budha/Konghucu.

Pondok pesantren sebagai basis pendidikan agama Islam

di Kabupaten Tegal pada tahun 2013 berjumlah 93 Ponpes

dengan santri sebanyak 5.047 orang. Di samping itu terdapat

pendidikan agama Islam untuk anak-anak yaitu Taman

Pendidikan Al-Quran (TPA) yang jumlahnya meningkat jika

membandingkan keadaan di tahun 2009 dan 2013. Jika di tahun

2009 berjumlah 714 unit, maka di tahun 2013 telah berkembang

menjadi 796 unit. Sementara itu jumlah kuota haji tiap tahunnya

berubah. Tercatat pada tahun 2009 kuota haji di Kabupaten

Tegal sebanyak 1.038 orang, tahun 2009 menjadi 1.027 orang,

dan tahun 2011 naik menjadi 1.077 orang. Di tahun 2012 kuoata

naik lagi menjadi 1.129 orang tetapi turun menjadi 1.040 orang

di tahun 2013.

e) Sarana Perhubungan dan Transportasi

Jenis transportasi di Kabupaten Tegal yang paling

dominan adalah transportasi darat. Prasarana transportasi darat

yang tersedia adalah berupa terminal tipe C sebanyak 1 unit,

yang disinggahi bus AKAP sebanyak 25 bus dalam setiap

harinya dengan rute pangkalan terminal Slawi ke luar kota

menurun karena ada beberapa tempat yang menjadi terminal

bayangan. Jumlah orang yang melalui terminal pada tahun 2013

sebanyak 232.164 orang, sedangkan jumlah barang yang melalui

Page 82: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

68

terminal adalah sebanyak 255.683 ton. Jumlah penumpang

untuk transportasi angkutan darat sebanyak 232.164 orang.

Sementara prasarana tranportasi laut yang dimiliki hanya

berupa pelabuhan pendaratan ikan sebanyak 2 unit, yang

dimanfaatkan untuk pangkalan kapal ikan sejumlah 218 unit di

tahun 2013.

Sebagaimana dalam rekam data 2009-2013 jumlah ijin

trayek yang berhasil dikeluarkan tidak cukup banyak, yaitu

sebanyak 58 ijin trayek di tahun 2009 dan 2010, 132 di tahun

2011, 124 di tahun 2012 dan 126 di tahun 2013. Untuk

menjamin kelaikan angkutan umum, langkah uji kir angkutan

umum juga dilakukan. Tercatat pada tahun 2009 terdapat 350

kendaraan angkutan umum yang diuji kir, tahun 2010 sebanyak

858 kendaraan, tahun 2011 sebanyak 867 kendaraan, tahun 2012

sebanyak 832 kendaraan, dan tahun 2013 1.465 kendaraan.30

2. PT. Putra Bungsu Tegal

1) Sejarah Singkat PT. Putra Bungsu Tegal

PT. Putra Bungsu Tegal didirikan pada 1988, bermula pada

Usaha Dagang disebut UD. Putra Bungsu sesuai dengan surat izin

usaha No. 115/kandep.33/2/II/91, memulai usaha dalam bentuk jasa

pengecoran logam, memproduksi alat-alat pemadam kebakaran,

alat-alat perkapalan dan pengecoran umum.

Pada tahun 1993 PT. Putra Bungsu mengembangkan usaha

dan memfokuskan pada jenis pekerjaan memproduksi komponen

alat berat atau Sheet Metal Working Equipment Parts dan resmi

bergabung dengan perusahaan internasional PT. Komatsu

Indonesia sebagai salah satu pemasok.

Seiring dengan perkembangan usaha perusahaan pada tahun

2004 resmi menjadi perusahaan swasta nasional sesuai dengan akta

pendirian perusahaan No.5 tanggal 5 November 2004 oleh notaris

30

Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kabupaten Tegal Tahun 2013 (Cetak Th. 2014)

Page 83: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

69

Suprihatin, SH di Tegal, dengan nama PT. Putra Bungsu. Saat ini

yang menjadi mitra kerja perusahaan ini adalah PT. Komatsu

Indonesia dan PT. Sumitomo Indonesia.

a) Visi dan Misi PT. Putra Bungsu Tegal

Pengembangan operasional PT. Putra Bungsu selalu

berpedoman pada visi dan misi yang membantu perusahaan

tetap fokus dalam meraih pencapaian keberhasilan. Visi dan

misi membantu PT. Putra Bungsu untuk selalu berupaya

mencapai idealisme dengan mengingatkan manajemen serta

karyawan bahwa mereka bekerja sama demi tujuan-tujuan yang

sama, yang akan menjadi sumbangan dalam jangka panjang

perusahaan.

Visi PT. Putra Bungsu Tegal adalah menjadi Good

Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang kuat, menjadi

perusahaan produsen komponen alat berat yang berkualitas

dengan reputasi global.

Sedangkan misi PT. Putra Bungsu Tegal adalah menjadi

produsen yang memimpin dan terpercaya sebuah portofolio

produk komponen alat beratyang optimal, dengan harga yang

kompetitif dan kualitas yang unggul di saat yang sama terus

meningkatkan ekuitas produk perusahaan, melaksanakan

tanggung jawab sosial perusahaan, dan memberikan

profitabilitas atau hasil investasi para pemegang saham serta

nilai tambah semua stakeholder perusahaan.

b) Produk-produk PT. Putra Bungsu Tegal

1. Pengecoran Logam

Selain memproduksi komponen alat berat, PT. Putra Bungsu

juga menerima jasa pengecoran logam.

2. Komponen Alat Berat

Dalam pembuatan aksesoris komponen alat berat milik PT.

Komatsu Indonesia, hasil produksinya antara lain: Bracket,

Page 84: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

70

Cover, Plate, Stay, Hinge, Shim, Guide, Collar, Washer,

Tube, Dave, dan Spacer.

c) Struktur Organisasi

Manajemen adalah sebagai sebuah proses perencanaan,

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan

pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara

efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai

sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa

tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan

sesuai dengan jadwal. Sebuah perusahaan yang telah

berkembang perlu adanya sebuah manajemen yang baik.

Struktur organisasi di PT. Putra Bungsu Tegal dapat dilihat pada

lampiran.

d) Tenaga Kerja

Salah satu faktor produksi yang penting adalah man.

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor penjunjang

keberlangsungan suatu proses produksi. Tenaga kerja yang ada

pada PT. Putra Bungsu Tegal didominasi oleh laki-laki, mereka

adalah orang-orang asli daerah Kabupaten Tegal. Hal ini

merupakan salah satu usaha untuk memberdayakan sumber daya

manusia yang tersedia. Dengan demikian kesejahteraan warga

diharapkan dapat terjamin. Tenaga kerja PT.Putra Bungsu

Tegaltahun 2012-2013 dapat dilihat pada lampiran.

e) Penghasilan Pertahun

Penghasilan PT. Putra Bungsu Tegal dari tahun ke tahun

mengalami kenaikan. Penghasilan PT. Putra Bungsu Tegal tahun

2012-2013 dapat dilihat pada lampiran.

f) Proses Produksi

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat

kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai

Page 85: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

71

titik cair yang tinggi. Bijih logam didapat dengan cara

penambangan, setelah didapat sebelum diolah bijih logam

dipecah sebesar kepalan tangan, kemudian dipilih yang

mengandung unsur-unsur logam, dicuci, dikeringkan dengan

cara dipanggang agar mengeluarkan uap yang mengandung air.

Logam terbagi menjadi beberapa golongan, antara lain:

1) Logam berat, seperti besi, nikel, krom, tembaga, timah putih,

timah hitam, dan seng.

2) Logam ringan, seperti alumunium, magnesium, titanium,

kalsium, kalium, natrium, dan barium.

3) Logam mulia, seperti emas, perak, platina.

4) Logam tahan api, seperti wolfram, molibden, titanium, dan

zirkonium.

Industri pengolahan logam dan mesin PT. Putra Bungsu

adalah sebuah perusahaan yang berdiri sejak 1988, awalnya

bergerak di bidang pengecoran logam. Memproduksi alat-alat

pemadam kebakaran, alat-alat perkapalan dan pengecoran

umum. Pada tahun 1993 mengambil keputusan beralih pada

jenis pekerjaan Sheet Metal Working Equipment Parts dan

bergabung dengan PT. Komatsu Indonesia sebagai subcont dan

memproduksi beberapa komponen untuk semua model alat berat

untuk brand Komatsu.

Berikut adalah proses produksi komponen alat-alat berat,

mulai dari proses pemotongan, pengasahan, pembengkokan,

pengeboran, dan pengecatan.

Page 86: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

72

PEMOTONGAN

Pemotongan (cutting) besi atau logam dilakukan ketika scrap

sudah melalui tahap pengecoran. Kemudian besi tersebut dipotong

sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

PENGASAHAN

Page 87: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

73

Grinding adalah kegiatan memotong atau mengasah logam. Besi

yang telah dipotong sesuai bentuknya kemudian digrenda. Mesin yang

digunakan bernama Gerinda, adalah salah satu mesin perkakas yang

digunakan untuk memotong dan mengasah benda kerja dengan tujuan

tertentu.

Mesin Gerinda diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu

Mesin Gerinda Permukaan, Mesin Gerinda Tangan, Mesin Gerinda

Duduk. Pada gambar di atas yang digunakan pada PT. Putra Bungsu

Tegal adalah Mesin Gerinda Tangan.

Menggerinda bertujuan untuk merapikan hasil pemotongan,

merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang

bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-

lain.

PEMBENGKOKAN

Setelah melalui tahap pemotongan dan pengasahan kemudian

besi masuk ke tahap bending. Bending adalah proses pembengkokan

besi. Mesin bending atau dalam bahasa indonesia disebut mesin

Page 88: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

74

penekuk plat, berfungsi untuk menekuk plat dalam dengan sudut. Plat

yang ditekuk biasanya untuk plat yang mempunyai ukuran yang besar

dan lebar, sehingga sulit untuk dikerjakan dengan ragum plat, catok

atau alat lainnya.

Mesin pada gambar di atas menggunakan sistem hydrolik

sebagai sumber tenaga penekuknya. Mesin ini membutuhkan daya

listrik yang lebih efisien (dibandingkan tipe mekanikal) untuk

menggerakkan pompa hydrolik-nya, mesin ini menggunakan fluida

dalam sistem hidrolik-nya berupa oli hydrolik yang secara berkala

harus diganti (2000 jam). Mesin ini mampu menekuk atau

bendingplat-plat yang tebal (tergantung kapasitas mesin) seperti mild

steel, stainless steel dan alumunium, akurasinya terkontrol.

PENGEBORAN

Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk

bulat dalam lembaran kerja dengan menggunakan pemotong berputar

yang disebut bor dan memiliki fungsi untuk membuat lubang,

Page 89: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

75

membuat lubang bertingkat, dan membesarkan lubang. Pengeboran

alat-alat berat menggunakan mesin tertentu.

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat

pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin

tersebut (pengerjaan pelubangan). Mesin bor yang digunakan pada PT.

Putra Bungsu Tegal adalah mesin bor radial, yang khusus dirancang

untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini

langsung dipasang pada lantai, sedangkan mejamesin telah terpasang

secara permanen pada landasan atau alas mesin.

PENGECATAN

Tahap akhir dari proses ini adalah pengecatan logam-logam

yang sudah melalui beberapa tahap sehingga sudah menjadi barang

jadi. Pengecatan dilakukan dengan alat semprot supaya hasilnya lebih

rata. Pengecatan besi berfungsi untuk menjaga besi agar tidak berkarat

dan terlihat lebih menarik. Setelah pengecatan selesai maka besi-besi

tersebut dikeringkan terlebih dahulu, untuk kemudian dikirim kepada

konsumen.

Page 90: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

76

3. Peranan Usaha Kecil Industri Pengolahan Logam dan Mesin; Dalam

Memecahkan Masalah Pengangguran di Kabupaten Tegal Tahun

2012-2013

a. Data Primer

Untuk menganalisis hasil penelitian, peneliti menggunakan data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data hasil wawancara

dan observasi. Berikut adalah data wawancara yang telah dilakukan

oleh peneliti terhadap 21 orang pekerja di PT. Putra Bungsu Tegal dan

pihak-pihak yang terkait dengan usaha kecil industri pengolahan

logam dan mesin:

1) Lama Usia Bekerja

Tenaga kerja merupakan salah satu mesin penggerak dalam

kegiatan usaha pengolaha logam. Para pekerja yang ada di dalam

PT. Putra Bungsu Tegal adalah orang-orang asli Tegal. Hal ini

membuktikan bahwa industri pengolahan logam dan mesin PT.

Putra Bungsu Tegal memprioritaskan tenaga kerja yang tersedia di

Kabupaten Tegal. Keberadaan mereka sangatlah penting dalam

keberlangsungan berjalannya perusahaan. Maka lingkungan kerja

yang kondusif sangat dibutuhkan demi kenyamanan bekerja para

pekerja. Semakin lama mereka bekerja maka semakin tinggi pula

derajat kenyamanan lingkungan kerjanya. Berdasarkan hasil

wawancara kepada pemilik PT. Putra Bungsu Tegal, ada beberapa

karyawannya yang setia bekerja sejak awal berdirinya perusahaan

sampai sekarang ini. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan kerja

di PT. Putra Bungsu Tegal sangat kondusif bagi pekerjanya.

Berikut adalah tabel lama usia bekerja yang diperoleh dari hasil

wawancara karyawan PT. Putra Bungsu Tegal sebanyak 21 orang:

Page 91: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

77

Tabel 4.1. Lama Usia Bekerja

(Tahun)

No. Nama Usia Bekerja

1 Reksa Surasa 3

2 Saryono 16

3 Syaiful Imam 22

4 Akhmad Soleh 18

5 Nurzaman 10

6 Tasrukhi 11

7 Muhaemin 13

8 Andriyanto 12

9 Akhmad Toha 12

10 Muh. Komarudin 11

11 Waluyo 10

12 Akhmad Dzubaedi 10

13 Nurokhman 9

14 Edi Asmadih 4

15 Imam Zaenuri 7

16 Mujiono 8

17 Abdul Khofir 3

18 Husni Mubarok 3

19 Aris Munandar 7

20 Luky Maulana 3

21 Nur Alip 2

Sumber: Data primer yang diolah sendiri.

Dari data yang diperoleh, lama bekerja di bawah 10 tahun

terdapat 9 orang, dari 9 orang tersebut ada 5 orang yang termasuk

pekerja baru. Lama bekerja di atas 10 terdapat 11 orang pekerja,

dimana salah satu pekerjanya telah bekerja sejak perusahaan

Page 92: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

78

tersebut resmi menjadi usaha yang fokus pada industri pengolahan

logam.

2) Pekerjaan Sampingan

Dari data primer hasil wawancara, semua pekerja yang

diwawancarai mengaku bahwa bekerja di perusahaan industri

pengolahan logam dan mesin tersebut adalah sebuah pekerjaan

utama bagi kehidupan mereka. Mereka sangat menggantungkan

kehidupannya pada perusahaan ini. Dari sini dapat dilihat bahwa

keberadaan industri pengolahan logam sangat vital di tengah-

tengah masyarakat Kabupaten Tegal. Sehingga bisa dibayangkan

jika tidak ada perusahaan industri pengolahan logam dan mesin di

Kabupaten Tegal, maka banyak sekali tenaga kerja yang tidak

mempunyai pekerjaan.

3) Profesi Sebelumnya

Dari hasil wawancara, dari 21 pekerja yang diwawancarai

mengaku bahwa pekerjaan yang mereka geluti saat ini adalah

pekerjaan pertama dan yang utama. Jadi profesi para pekerja

sebelum bekerja pada perusahaan industri pengolahan logam dan

mesin yaitu tidak ada.

4) Tingkat Pendidikan

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa tingkat pendidikan

formal yang pernah ditempuh oleh para pekerja berbeda-beda

antara pekerja yang satu dengan pekerja yang lainnya. Berdasarkan

keterangan informan yang ditemui di lapangan, diperoleh sejumlah

pendapat yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan formal yang

pernah ditempuh oleh para tenaga kerja dalam bagian produksi

yaitu tamat SD, SMP, dan SMA. Sementara ada juga yang tamat

Sarjana, hanya saja yang lulusan Sarjana di tempatkan pada bagian

kantor bukan pada bagian produksi. Dengan demikian, diketahui

bahwa tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh para

Page 93: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

79

pekerja industri pengolahan logam dan mesin, paling rendah adalah

tamatan SD dan paling tinggi adalah tamatan SMA.

Menurut keterangan dari pemilik perusahaan, Bapak H.

Dimyati, ketika perusahaan baru dirintis tingkat pendidikan para

pekerja hanya lulusan SD sampai SMA saja, lambat laun semakin

berkembangnya perusahaan, saat ini kriteria untuk tenaga kerja

baru agar dapat bekerja di perusahaannya adalah minimal lulusan

SMA. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar

perusahaan industri pengolahan logam memberikan kriteria kepada

para pekerja barunya adalah berpendidikan SMA.

Latar belakang pendidikan formal para pekerja tidak

mempengaruhi kualitas dan kemampuan para pekerja dalam

melaksanakan pekerjaannya. Untuk menjadi pekerja pada

perusahaan ini tidak memerlukan persyaratan pendidikan tertentu,

seperti bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta yang harus

melewati berbagai seleksi terlebih dahulu. Untuk bekerja pada

perusahaan ini yang terpenting adalah mempunyai kemauan untuk

belajar dan bekerja keras. Untuk mengetahui cara kerja mesin-

mesin yang ada di perusahaan, semuanya bisa dipelajari dengan

orang-orang yang lebih senior. Jadi untuk bekerja pada perusahaan

ini tidak mengharuskan pada orang-orang dari sekolah kejuruan

dengan jurusan teknik mesin.

Uraian tersebut di atas memberikan gambaran bahwa industri

pengolahan logam di Kabupaten Tegal berperan menyerap tenaga

kerja dari berbagai latar belakang pendidikan. Hal tersebut dapat

dibuktikan bahwa para pekerja dengan tingkat pendidikan formal

yang berbeda mampu bekerja pada industri pengolahan logam dan

mesin. Tingkat pendidikan ternyata tidak berpengaruh terhadap

kualitas dan kemampuan mereka dalam melaksanakan pekerjaan

pada industri pengolahan logam. Seluruh kegiatan usaha ini dapat

dikerjakan dengan pelatihan terlebih dahulu. Jurusan pendidikan

Page 94: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

80

formal yang pernah ditempuh oleh para pekerja bukan merupakan

syarat mutlak untuk bekerja pada usaha ini. Dengan demikian

usaha kecil; industri pengolahan logam dan mesin, mempunyai

peranan untuk menyerap tenaga kerja yang memiliki keterampilan

yang terbatas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2. Tingkat Pendidikan Terakhir Pekerja

No. Nama Pendidikan Terakhir

1 Reksa Surasa SMA

2 Saryono SD

3 Syaiful Imam SD

4 Akhmad Soleh SD

5 Nurzaman SMA

6 Tasrukhi SMP

7 Muhaemin SMP

8 Andriyanto SMP

9 Akhmad Toha SMP

10 Muh. Komarudin SMP

11 Waluyo SMP

12 Akhmad Dzubaedi SMA

13 Nurokhman SMP

14 Edi Asmadih SMP

15 Imam Zaenuri SMP

16 Mujiono SMP

17 Abdul Khofir SMA

18 Husni Mubarok SMP

19 Aris Munandar SMP

20 Luky Maulana SMA

21 Nur Alip SMA

Sumber: Data primer yang diolah sendiri.

Page 95: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

81

5) Penghasilan Pekerja

Seperti pemaparan di atas, kegiatan pada industri pengolahan

logam tidak memerlukan tenaga kerja yang ahli dengan tingkat

pendidikan tinggi. Dengan bekal tingkat pendidikan yang dimiliki

dan keterampilan sederhana para pekerja bisa bekerja pada usaha

kecil ini. Tingkat pendidikan yang dimiliki para pekerja juga tidak

berpengaruh terhadap upah yang mereka terima. Upah yang

diterima para pekerja ditentukan berdasarkan posisi dan lama usia

bekerja para pekerja.

Rata-rata upah pekerja di industri pengolahan logam adalah

di atas UMR Kabupaten Tegal. Dari hasil wawancara, berikut

adalah daftar upah pekerja di PT. Putra Bungsu Tegal:

Tabel 4.3. Penghasilan Pekerja

Tahun 2012-2013(Bulan)

No. Nama Tahun

2012 2013

1 Reksa Surasa 850.000 950.000

2 Saryono 1.500.000 1.800.000

3 Syaiful Imam 1.400.000 1.700.000

4 Akhmad Soleh 1.300.000 1.600.000

5 Nurzaman 1.200.000 1.300.000

6 Tasrukhi 1.000.000 1.100.000

7 Muhaemin 1.200.000 1.350.000

8 Andriyanto 1.200.000 1.200.000

9 Akhmad Toha 1.200.000 1.200.000

10 Muh. Komarudin 900.000 1.000.000

11 Waluyo 1.500.000 1.700.000

12 Akhmad Dzubaedi 1.000.000 1.150.000

13 Nurokhman 1.200.000 1.400.000

14 Edi Asmadih 950.000 1.050.000

Page 96: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

82

15 Imam Zaenuri 950.000 1.050.000

16 Mujiono 1.050.000 1.200.000

17 Abdul Khofir 780.000 950.000

18 Husni Mubarok 780.000 850.000

19 Aris Munandar 850.000 1.000.000

20 Luky Maulana 780.000 850.000

21 Nur Alip 780.000 850.000

Sumber: Data primer yang diolah sendiri.

Dari tabel penghasilan di atas dapat di lihat bahwa, baik di

tahun 2012 maupun di tahun 2013 penghasilan para pekerta di atas

UMR Kabupaten Tegal pada saat itu. Tinggi rendahnya

penghasilan para pekerja di bagian produksi tidak dipengaruhi oleh

tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang pernah mereka dapatkan.

Tinggi rendahnya penghasilan dipengaruhi oleh lama usia bekerja,

sebab semakin lama mereka bekerja maka semakin banyak pula

pengalaman yang mereka dapatkan, sehingga kemampuan yang

mereka miliki semakin baik.

6) Tingkat Kesejahteraan Pekerja

Dari hasil pengolahan data primer, sebagian besar para

pekerja mengaku bahwa penghasilan yang mereka dapat sudah

mampu mensejahterakan tetapi belum sepenuhnya dapat memenuhi

kebutuhan mereka dan keluarganya. Biaya hidup yang semakin

tinggi tetapi tingkat UMR di Kabupaten Tegal yang rendah

mengakibatkan kesejahteraan para pekerja belum sepenuhnya

tercapai.

7) Kendala yang Dihadapi

Berdasarkan hasil wawancara kepada pemilik usaha industri

pengolahan logam dan mesin, perusahaannya yang berdiri sejak

tahun 1988, kemudian resmi memfokuskan usaha pada sektor

industri logam pada 1993. Sampai saat ini berarti sudah berusia 26

Page 97: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

83

tahun. Status usaha ini adalah milik sendiri atau usaha keluarga

yang diturunkan secara turun temurun.

Kendala yang dihadapi adalah masalah bahan baku, bahan

baku yang dibutuhkan adalah berupa logam besi, tembaga dan lain

sebagainya. Baik logam yang asli maupun berupa scrap (besi

rongsok). Bahan baku logam yang asli didatangkan dari luar kota.

Sementara bahan baku lokal yang tersedia adalah bahan baku yang

berasal dari scrap. Kendalanya adalah keberadaan bahan baku

logam sangat terbatas. Sehingga harus mencari partner bisnis yang

lebih luas yang dapat menyediakan bahan baku logam yang lebih

banyak.

Kendala ini sejalan dengan pendapat dari Kepala Seksi

Pengembangan Usaha Mikro dan Informal Dinas Koperasi, UKM,

dan Pasar Kabupaten Tegal, saat diwawancarai mengenai kendala

dari usaha industri pengolahan logam dan mesin. Menurutnya

kendala yang dihadapi adalah bahan baku.

Bahan baku dalam industri pengolahan logam dan mesin

selama ini menggunakan bahan baku dari scrap dan bijih besi atau

alumunium. Bahan baku scrap mudah didapat dan harganya

terjangkau, tetapi karena menggunakan bahan baku dari scrap,

maka hasil-hasil produksi industri logam juga harga jualnya cukup

murah. Sedangkan bahan baku biji besi atau aluminium barangnya

langka dan harus memesan dulu ke pabrik dari luar daerah dalam

jumlah besar dan harganya mahal. Sebagai perbandingan harga besi

rongsok kualitas bagus dijual dengan harga Rp 5.000,00

perkilogram, aluminium sekitar Rp 18.000,00 perkilogram dan

tembaga mencapai Rp 70.000,00 perkilogram.

Hal ini yang menjadi kendala untuk mengekspor produk-

produknya ke daerah yang lebih luas, yaitu salah satunya karena

bahan baku yang belum memenuhi standar. Sehingga mindset

masyarakat dalam hal ini, para pelaku usaha yang menginginkan

Page 98: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

84

perkembangan usahanya tetapi belum dapat menciptakan inovasi

atau terobosan-terobosan baru supaya usahanya terus berkembang.

Produk yang dihasilkan oleh usaha kecil rata-rata hanya untuk

memenuhi kebutuhan pasar lokal saja.

Usaha kecil keberadaannya sangat penting dalam

perekonomian Kabupaten Tegal. Karena jenis usahanya yang padat

karya sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja. Pekerja yang

dibutuhkan juga tidak membutuhkan kriteria tertentu jadi

masyarakat yang tidak mempunyai pengalaman dan kemampuan

yang khusus juga dapat ikut membantu dalam proses produksi

usaha terebut. Tapi kalau sudah menjadi usaha menengah biasanya

memilih peran masyarakat yang lebih kreatif. Sehingga usaha kecil

sudah pasti sangat berkontribusi dalam perekonomian, khususnya

masalah ketenagakerjaan seperti pengangguran di Kabupaten

Tegal.

OVOP adalah gerakan dalam rangka mengembangkan

usaha yang diarahkan untuk mengembangkan potensi daerah.

Dengan adanya OVOP setiap daerah yang mempunyai potensi

terkonsentrasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Sehingga setiap daerah dapat berkembang dan mempunyai produk

yang khas.

Di Kabupaten Tegal sudah banyak tumbuh berbagai usaha

kecil yang telah maju, sementara usaha kecil yang paling dominan

dalam memberikan kontribusi perekonomian di Kabupaten Tegal

adalah pada sektor industri pengolahan logam dan mesin khususnya

industri komponen perkapalan menjadi produk unggulan pertama

dan masuk sebagai kompetensi inti industri Kabupaten Tegal.

Karena memiliki jumlah unit dan tenaga kerja yang banyak.

b. Data Sekunder

Menurut Mudrajad Kuncoro dalam Dodi Haryanto, “Untuk

mengetahui daya serap Usaha Kecil terhadap penyerapan tenaga kerja,

Page 99: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

85

maka jumlah tenaga kerja yang terserap oleh usaha kecil dibandingkan

dengan jumlah angkatan kerja.”31

Jadi jika menghitung daya serap usaha kecil pada sektor industri

pengolahan logam dan mesin terhadap tingkat pengangguran,

makajumlah tenaga kerja yang terserap oleh usaha kecil pada

sektorindustri pengolahan logam dan mesin dibandingkan dengan

jumlah angkatan kerja yang bekerja pada tahun tersebut. Sebelum

menafsirkan penyerapan tenaga kerja usaha kecil pada sektor industri

pengolahan logam dan mesin, berikut akan disajikan kembali data

ketenagakerjaan di Kabupaten Tegal tahun 2012-2013:

Tabel 4.4. Data Ketenagakerjaan Kabupaten Tegal

Tahun 2012-2013 (Jiwa)

Indikator Tahun Satuan

2012 2013

Angkatan Kerja 749.387 615.630 Jiwa

Bukan Angkatan

Kerja 410.835 365.454 Jiwa

Bekerja 704.049 572.937 Jiwa

Pengangguran 45.338 42.693 Jiwa

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal, diolah.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tegal, tingkat penyerapan

tenaga kerja di sektor industri pengolahan logam dan mesin dari tahun

2012-2013 menunjukan peningkatan sebagai berikut:

Tabel 4.5. Penyerapan Tenaga Kerja

Industri Pengolahan Logam dan Mesin

Tahun 2012

31

Dodi Haryanto., “Peranan usaha kecil penyulingan minyak nilam terhadap penyerapan

tenaga kerja di kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes”, Skripsi pada Universitas Sebelas

Maret, Surakarta, 2008, h. 73, dipublikasikan.

Page 100: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

86

No. Sentra Desa Unit Usaha Tenaga

Kerja

1. Pengecoran Besi Dampyak 11 117

2 Alat Pertanian Talang 16 75

3 PAT dari Logam Pesarean 125 375

4 Barang dari kuningan Pesarean 130 415

5 Barang dari kuningan Pesarean 25 100

6 Barang dari kuningan Kebasen 33 235

7 Barang dari kuningan Lemahduwur 10 70

8 Pande besi Pegirikan 25 105

9 Komponen kapal Kebasen 10 150

10 Komponen Hydrant Kajen 10 80

11 Komponen kendaraan Dampyak 7 35

12 Grendel atau Engsel Kajen 60 440

13 Pengecoran

alumunium Pesarean 10 40

14 Komponen alat musik Lemahduwur 20 110

15 PRT dari alumunium Pesarean 10 30

16 Barang perhiasan dari

logam mulia Pesayangan 40 150

Jumlah 542 2.527

Sumber: Data sekunder yang diolah sendiri.

Pada tahun 2012 dari ke-16 sentra yang tergabung pada industri

pengolahan logam dan mesin, terdapat 542 unit usaha. Dari

keseluruhannya mampu menyerap sebanyak 2527 tenaga kerja yang

ada di Kabupaten Tegal.

Jumlah angkatan kerja yang bekerja di Kabupaten Tegal pada

tahun 2012 sebanyak 704.049, sedangkan jumlah tenaga kerja yang

diserap oleh industri pengolahan logam dan mesin di Kabupaten Tegal

sebanyak 2.527 jiwa.

Page 101: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

87

Sedangkan data penyerapan tenaga kerja usaha kecil pada sektor

industri logam dan mesin pada tahun 2013 adalah datanya sebagai

berikut:

Tabel 4.6. Penyerapan Tenaga Kerja

Industri Pengolahan Logam dan Mesin

Tahun 2013

No. Sentra Desa Unit Usaha Tenaga

Kerja

1 Pengecoran besi Dampyak 11 117

2 Alat pertanian Talang 16 75

3 PAT dari Logam Pesarean 125 375

4 Barang dari kuningan Pesarean 130 415

5 Barang dari kuningan Pesarean 25 100

6 Barang dari kuningan Kebasen 33 235

7 Barang dari kuningan Lemahduwur 10 70

8 Pande besi Pegirikan 25 105

9 Komponen Kapal Kebasen 10 150

10 Komponen Hydrant Kajen 10 80

11 Komponen kendaraan Dampyak 7 35

12 Grendel atau Engsel Kajen 60 440

13 Pengecoran

alumunium Pesarean 10 40

14 Komponen alat listrik Lemahduwur 20 110

15 PRT dari alumunium Pesarean 10 30

16 Barang perhiasan dari

logam mulia Pesayangan 40 150

Jumlah 542 2.527

Sumber: Data sekunder yang diolah sendiri.

Di tahun 2013, jumlah unit usaha pada sektor industri

pengolahan logam dan mesin tidak mengalami pertumbuhan dalam

jumlahnya. Begitupun dengan penyerapan tenaga kerja sektor industri

Page 102: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

88

pengolahan logam dan mesin yaitu sama seperti di tahun 2012,

menyerap tenaga kerja sebanyak 2.527 jiwa.

Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Tegal pada tahun 2013

menurun dari tahun 2012, yaitu menjadi 572.937 jiwa, sedangkan

jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri pengolahan logam dan

mesin di Kabupaten Tegal sebanyak 2.527 jiwa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Usaha kecil keberadaannya sangat vital bagi perekonomian di

Kabupaten Tegal. Terutama di sektor perindustrian, pada gerakan OVOP di

Kabupaten Tegal terdapat lima sektor usaha yang menghasilkan produk

unggulan yaitu industri tekstil, industri bambu rotan, industri shuttlecock,

industri makanan, dan industri logam. Dari kelima potensi tersebut salah satu

usaha yang ikut berkontribusi dalam perekonomian Kabupaten Tegal adalah

industri pengolahan. Berdasarkan hasil penelitian di salah satu industri

pengolahan logam dan mesin, usaha tersebut merupakan pekerjaan pokok

bagi para pekerjanya. Penghasilan rata-rata para pekerja setiap bulan sudah

diatas UMR Kabupaten Tegal, sehingga sudah cukup mensejahterakan

kehidupan mereka, meskipun belum sepenuhnya. Tingkat pendidikan para

pekerja di industri pengolahan logam dan mesin,untuk saat ini kriteria yang

digunakan adalah angkatan kerja yang lulusan SMA atau sederajatnya tanpa

dibatasi dengan status sekolah umum atau kejuruan. Sehingga dengan

adanyausaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan mesin selain

mampu memberikan kesejahteraan bagi para pekerjanya juga mampu

membuka lapangan pekerjaan, sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang

ada di lingkungan sekitar.

Masalah yang terjadi pada industri pengolahan logam adalah bahan

bakunya. Di Kabupaten Tegal bahan baku logam yang tersedia adalah berasal

dari scrap, sementara untuk mendapatkan bahan dari logam asli harus

didatangkan dari luar daerah. Dan jumlahnya pun terbatas. Bahan baku dari

Page 103: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

89

scrap mudah diperoleh dan harganya sangat terjangkau, namun kualitas yang

dihasilkan dari scrap tidak sebaik dari logam asli. Sehingga hasil

produktivitas dari industri pengolahan logam dan mesin belum mampu

memasarkannya ke berbagai daerah yang lebih luas. Kegiatan produksinya

berdasarkan pesanan dari mitra kerja dan konsumen saja.

Pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Tegal meningkat dari

tahun 2012-2013 yaitu dari angka 1.409.406 jiwa menjadi 1.415.009 jiwa.

Selisih pertumbuhannya adalah 5.603 jiwa dalam satu tahun. Namun

peningkatan jumlah penduduk tidak diikuti denagan peningkatan angkatan

kerjanya. Angkatan kerja pada tahun 2012 adalah 749.387 jiwa menurun di

tahun 2013 yaitu menjadi 615.630. Sementara jumlah unit usaha kecil pada

sektor industri pengolahan logamdan mesin dari tahun 2012-2013 tidak

mengalami perkembangan yaitu dalam angka 542 unit, begitu pun dengan

penyerapan tenaga kerjanya yaitu tetap pada angka 2.527 jiwa.

Pada tahun 2012, perananusaha kecil pada sektor industri pengolahan

logam dan mesin dalam menyerap tenaga kerja sebesar 0,34% dari seluruh

angkatan kerja yang bekerja yang ada di Kabupaten Tegal. Sedangkanpada

tahun 2013persentase perananusaha kecil pada sektor industri pengolahan

logam dan mesin dalam menyerap tenaga kerja meningkat, usaha kecil pada

sektor industri pengolahan logam dan mesin mampu menyerap tenaga kerja

sebesar 0,41% dari seluruh angkatan kerja yang bekerja di Kabupaten Tegal.

Tingkat pengangguran di Kabupaten Tegal dari tahun 2012-2013

menurun dari angka 45.338 jiwa menjadi 42.693 jiwa, selisihnya adalah 2.645

jiwa dalam satu tahun. Sedangkan penyerapan tenaga kerja pada sektor

industri pengolahan logam dan mesin pada tahun 2012-2013 tidak mengalami

perkembangan yaitu tetap dalam angka 2.527 jiwa, tetapi dengan

adanyaindustri pengolahan logam dan mesin di Kabupaten Tegal setidaknya

mampu mempertahankan para tenaga kerjasebanyak 2.527 jiwa untuk tetap

berkerja, mendapatkan penghasilan, dan kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Page 104: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

90

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari analisis hasil penelitian, peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa usaha kecil pada industri pengolahan logam dan mesin dalam gerakan

OVOP (One Village One Product) sangat berperan dalam upaya memecahkan

masalah pengangguran di Kabupaten Tegal pada tahun 2012-2013. Buktinya

adalah sebagai berikut:

1. Industri pengolahan logam dan mesin adalah jenis usaha yang mempunyai

jumlah unit usaha yang cukup banyak sehingga mampu menyerap tenaga

kerja yang banyak pula. Jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja

sektor ini pada tahun 2012-2013 tetap yaitu 542 unit usaha dan 2.527

orang.

2. Pada tahun 2012 peranan usaha kecil dalam program OVOP (One Village

One Product) pada sektor industri pengolahan logam dan mesin dalam

upaya memecahkan masalah pengangguran di Kabupaten Tegal pada

sebesar 0,34% dari seluruh penduduk yang bekerja di Kabupaten Tegal.

3. Pada tahun 2013 peranan usaha kecil dalam program OVOP (One Village

One Product) pada sektor industri pengolahan logam dan mesin dalam

Page 105: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

91

upaya memecahkan masalah pengangguran di Kabupaten Tegal pada

tahun 2013 sebesar 0,41% dari seluruh penduduk yang bekerja di

Kabupaten Tegal.

4. Tingkat pengangguran di Kabupaten Tegal pada tahun 2012-2013

mengalami penurunan dari angka 45.338 jiwa menjadi 42.693 jiwa.

Sedangkan jumlah penyerapan tenaga kerja pada sektor industri

pengolahan logam dan mesin pada tahun 2012-2013 tetap dalam angka

2.527 jiwa. Meskipun demikian, hal ini membuktikan bahwa, usaha kecil

pada sektor industri pengolahan logam dan mesin mampu menekan tingkat

pengangguran di Kabupaten Tegal.

B. IMPLIKASI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada

para pengusaha dan pemerintah mengenai peranan usaha kecil pada sektor

industri pengolahan logam dan mesin dalam upaya mengatasi memecahkan

masalah pengangguran, sehingga pemerintah dapat membantu pengusaha

dalam bidang permodalan, pemasaran dan pengelolaan untuk mengotimalkan

sumber daya yang ada. Dengan diketahuinya peranan usaha kecil industri

pengolahan logam dan mesin maka baik pengusaha maupun pemerintah

sekitar wilayah Kabupaten Tegal diharapkan dapat mengadakan kerja sama

dengan berbagai pihak termasuk penyedia bahan baku setempat agar usaha

kecil pada industri pengolahan logam dan mesin ini lebih berkembang.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peranan usaha kecil pada sektor

industri pengolahan logam dan mesin dalam program OVOP (One Village

One Product) dalam upaya memecahkan masalah pengangguran di

Kabupaten Tegal pada tahun 2012-2013, maka saran yang dapat diberikan

sebagai sumbangan pemikiran di bidang pembinaan dan pengembangan usaha

kecil, khususnya pada sektor industri pengolahan logam dan mesin yaitu:

Page 106: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

92

1. Kepada perusahaan dalam hal ini para pengusaha, supaya dapat mencari

inovasi dan terobosan baru dalam mengembangkan produknya, mulai dari

bahan baku hingga ke proses pemasaran. Agar produk yang dihasilkan

mempunyai kualitas yang baik dan berstandar nasional bahkan

internasional, sehingga mampu bersaing ke pasar global.

2. Kepada pemerintah dan pihak-pihak yang mempunyai wewenang dalam

pembinaan dan pengembangan usaha kecil:

a. Pemerintah bekerja sama dengan para pelaku usaha kecil untuk

mencari jalan keluar dalam masalah bahan baku yaitu dengan

menggalakan penelitian pada scrap dan studi banding ke perusahaan

lain baik di dalam maupun di luar negeri. Sehingga para pelaku usaha

mengetahui spesifikasi bahan baku yang baik dalam mengembangkan

kualitas produksinya.

b. Mengadakan pelatihan terhadap angkatan kerja maupun pekerja usaha

kecil, melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan seminar-seminar.

Sehingga para tenaga kerja lebih profesional dalam menghasilkan

produksinya.

c. Meningkatkan promosi produk dari usaha kecil di dalam maupun di

luar negeri agar lebih dikenal. Salah satu cara yang dapat digunakan

yaitu melalui media internet. Semua ini tidak terlepas dari komunikasi

dengan berbagai pihak yaitu pemerintah, pengusaha, pekerja, dan

masyarakat (swasta).

d. Usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan mesin sangat

berpotensi untuk berkembang, maka pemerintah perlu mendukung para

pengusaha dengan cara memberikan kemudahan dalam memperoleh

pendanaan secara cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam

pelayanan. Sehingga para pelaku usaha tidak kesulitan dalam masalah

permodalan.

e. Produk unggulan dari usaha kecil beraneka ragam dan kualitasnya pun

tidak kalah saing dengan produk luar negeri, maka pemerintah harus

mempermudah persyaratan perizinan usaha, memberikan hak paten

Page 107: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

93

terhadap hasil produksi usaha kecil dan tetap menggalakan gerakan

cinta produk dalam negeri. Supaya produsen dalam negeri tidak

kehilangan pangsa pasarnya.

3. Kepada peneliti, mengetahui sangat besarnya peranan usaha kecil dalam

memecahkan masalah pengangguran di Kabupaten Tegal, diharapkan

mampu memberikan motivasi untuk mengembangkan diri pada bidang

entrepreneurship. Berdiri di kaki sendiri adalah salah satu alternatif

terbaik di tengah-tengah terbatasnya lapangan pekerjaan dan ketatnya

dunia persaingan. Dengan membuka usaha, diharapkan mampu membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Sehingga kesejahteraan

bersama dapat tercapai.

Page 108: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

94

DAFTAR PUSTAKA

Clapham, Ronald. Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara. Jakarta:

LP3ES, 1991.

Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers, 2012

Deputi Menteri Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK, Kementerian Koperasi

dan UKM RI.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tegal, Kebijakan Industri

Kabupaten Tegal, 2012.

Febrianto, Seno Aji. Penataan Ruang Terbuka Hijau Ikonik Sebagai Sarana

Interaksi dan Rekreasi Masyarakat Perkotaan di Kota Slawi Kabupaten

Tegal, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014.

Haryanto, Dodi. Peranan usaha kecil penyulingan minyak nilam terhadap

penyerapan tenaga kerja di kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.

Surakarta: UNS, 2008.

Iwantoko, Sutrisno. Kiat Sukses Berwirausaha. Jakarta: PT. Grasindo. 2006.

Prasetyoantoko, A. Ponzi Ekonomi. Jakarta: Kompas, 2010.

Pratama, Nelsen Diyan. Analisis Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Pada

Industri Kecil di Kabupaten Jepara. Semarang: Universitas Diponegoro,

2012.

Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: UI,

2004.

Raselawati, Ade. Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM di Indonesia. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2011.

Said, Adri dan Widjaja, Ika. Akses Keuangan UMKM. Jakarta: Konrad-Adenauer-

Stiftung e.V, 2007.

Saiman, Leonardus. Kewirausahaan (Teori, Praktik dan Kasus-kasus). Jakarta:

Salemba Empat, 2009.

Page 109: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

95

Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kabupaten Tegal Tahun 2013 (Cetak Th

2014)

Sihono, Teguh. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi

Pengangguran. Yogyakarta: Jurnal Ekonomia, 2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D). Bandung: Alfabeta, 2012.

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah dan Dasar

Kebijakan). Jakarta: Kencana, 2010.

Sukirno, Sadono. Pengangtar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1996.

Syarif, Syahrial. Industri Kecil dan Kesempatan Kerja. Padang: Pusat Penelitian

Universitas Andalas, 1990.

Trengguna, Hendry Meilano. Analisis Potensi Dan Hambatan yang Dihadapi

UMKM Dalam Mengembangkan Usaha Dengan Menggunakan Alat Bantu

Sistem Informasi Geografis (SIG): Studi Kasus Kecamatan Pancoran Mas,

Kota Depok, Jakarta: Universitas Gunadarma, 2012.

http://www.infoukm.wordpress.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Joseph_Schumpeter

www.suaramerdeka.com

Page 110: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

96

LAMPIRAN

Page 111: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

LAMPIRAN

Page 112: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

PEDOMAN WAWANCARA I

Subjek Penelitian :

Pekerja PT. Putra Bungsu Tegal

Pertanyaan :

1. Sudah berapa lama bekerja di perusahaan ini?

2. Apa pendidikan terakhir anda?

3. Berapa penghasilan perbulan?

4. Apakah penghasilan tersebut sudah mencukupi kebutuhan anda?

5. Apakah pekerjaan ini adalah pekerjaan utama anda?

6. Apa profesi yang digeluti sebelum bekerja di perusahaan ini?

7. Apakah usaha ini sangat membantu dalam mensejahterakan anda dan

keluarga?

Page 113: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

PEDOMAN WAWANCARA II

Subjek Penelitian :

Pengusaha atau pemilik PT. Putra Bungsu Tegal.

Pertanyaan :

1. Sudah berapa lama usaha ini berdiri?

2. Apakah usaha ini hasil didirikan sendiri atau warisan turun temurun?

3. Apakah pengalaman skill anda dalam mengembangkan usaha ini?

4. Apakah saja kendala yang dihadapi dalam mengembangkan usaha ini?

5. Bagaimana cara menyelesaikannya?

6. Bagaimana strategi pemasaran produk?

7. Mengenai sumber daya manusia, apakah pendidikan terakhir pegawai yang

bekerja di perusahaan ini?

8. Dalam hal keuangan, untuk memperkuat modal, pembiayaannya dari mana

saja?

Page 114: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

PEDOMAN WAWANCARA III

Subjek Penelitian :

Kepala Seksi Pengembangan Usaha Mikro dan Informal Dinas Koperasi, UKM,

dan Pasar Kabupaten Tegal

Pertanyaan :

1. Apakah peran Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten Tegal dalam

Usaha Kecil?

2. Apakah peran Usaha Kecil di Kabupaten Tegal?

3. Jenis usaha kecil apakah yang paling dominan memberikan kontribusi

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tegal?

4. Apakah kendala yang dihadapi dalam perkembangan Usaha Kecil pada sektor

industri pengolahan logam dan mesin?

5. Bagaimana cara menyelesaikan kendala tersebut?

6. Mengenai Gerakan OVOP, bagaimana pengaruhnya terhadap usaha kecil di

Kabupaten Tegal?

7. Apakah harapan ke depan mengenai Gerakan OVOP pada Usaha Kecil di

sektor industri pengolahan logam dan mesin?

Page 115: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

CATATAN LAPANGAN II

Informan : Pemilik PT. Putera Bungsu Tegal

Pelaksanaan : Senin, 14 Juli 2014

Hasil Wawancara

Sudah berapa lama usaha ini berdiri?

Perusahaan ini ada sejak tahun 1988, kemudian resmi memfokuskan usaha pada

sektor industri logam pada 1993. Sampai saat ini berarti sudah berusia 26 tahun.

Apakah usaha ini hasil didirikan sendiri atau warisan turun temurun?

Status usaha ini milik sendiri atau usaha keluarga yang diturunkan secara

turun temurun.

Apakah pengalaman skill anda dalam mengembangkan usaha ini?

Karena usaha ini adalah usaha warisan secara turun temurun, skill yang saya

miliki pun berasal dari pengalaman belajar dengan keluarga.

Apakah saja kendala yang dihadapi dalam mengembangkan usaha ini?

Kendala yang dihadapi adalah masalah bahan baku, bahan baku pembuatan

alat-alat berat berasal dari logam yang didatangkan dari luar kota. Sementara bahan

baku lokal yang tersedia adalah bahan baku yang berasal dari scrap (besi rongsok).

Kendalanya adalah keberadaan bahan baku logam sangat terbatas.

Bagaimana cara menyelesaikannya?

Page 116: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

Cara menyelesaikan masalah bahan baku di atas adalah dengan mencari

partner bisnis yang lebih luas yang dapat menyediakan bahan baku logam yang lebih

banyak.

Bagaimana strategi pemasaran produk?

Strategi dalam memasarkan produk adalah berdasarkan job order atau

berdasarkan pesanan konsumen dan mitra bisnis yaitu PT. Komatsu Indonesia dan

PT. Sumitomo Indonesia. Sehingga besar kecilnya omset perusahaan berdasarkan

pesanan yang ada.

Mengenai sumber daya manusia, apakah pendidikan terakhir pegawai yang

bekerja di perusahaan ini?

Kriteria pendidikan untuk tenaga kerja adalah lulusan SMA. Tetapi tidak

menutup kemungkinan bagi masyarakat yang berpendidikan rendah untuk bekerja

disini, asalkan mempunyai pengalaman dan kemampuan di bidangnya. Untuk tenaga

kerja baru akan diberi pelatihan terlebih dahulu oleh pekerja yang sudah lama bekerja

di perusahaan ini.

Dalam hal keuangan, untuk memperkuat modal, pembiayaannya dari mana

saja?

Untuk memperkuat modal, pembiayaan dari sendiri dan pinjaman dari bank

daerah setempat, seperti Kredit Usaha Rakyat dan Bank lainnya.

Bagaimana strategi untuk meningkatkan kepuasan para pelanggan?

Pelanggan adalah faktor yang menentukan maju mundurnya suatu usaha.

Untuk dapat memepertahankan dan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan yaitu

dengan cara menjaga kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan, melayaninya

dengan baik dan berusaha untuk memfasilitasi apa yang menjadi pesanan oleh para

pelanggan, khususnya mitra kerja.

Page 117: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

CATATAN LAPANGAN III

Informan : Kepala Seksi Pengembangan Usaha Mikro dan Informal Dinas

Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten Tegal

Pelaksanaan : Kamis, 21 Agustus 2014

Hasil Wawancara

Apakah peran Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten Tegal dalam usaha

kecil?

Peran Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar berasarkan Perda No. 8 Tahun 2008

antara lain menentukan kebijakan teknis dalam hal Koperasi, UKM, dan Pasar dan

memberikan pelayanan, pengawasan, monitoring, dan evaluasi upaya pemberdayaan

koperasi dan ukm. Dalam hal usaha kecil Dinas Koperasi, UKM, dan Pasarberperan

dalam pembinaan dan pengembangan UKM.

Apakah peran Usaha Kecil di Kabupaten Tegal?

Usaha kecil keberadaannya sangat penting dalam perekonomian Kabupaten

Tegal. Karena jenis usahanya yang padat karya sehingga membutuhkan banyak

tenaga kerja. Pekerja yang dibutuhkan juga tidak membutuhkan kriteria tertentu jadi

masyarakat yang tidak mempunyai pengalaman dan kemampuan yang khusus juga

dapat ikut membantu dalam proses produksi usaha terebut. Tapi kalau sudah menjadi

usaha menengah biasanya memilih peran masyarakat yang lebih kreatif. Sehingga

usaha kecil sudah pasti sangat berkontribusi dalam perekonomian, khususnya

masalah ketenagakerjaan seperti pengangguran di Kabupaten Tegal.

Jenis usaha kecil apakah yang paling dominan memberikan kontribusi

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tegal?

Page 118: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

Di Kabupaten Tegal sudah banyak tumbuh berbagai usaha kecil yang sudah

maju, sementara usaha kecil yang paling dominan dalam memberikan kontribusi

perekonomian di Kabupaten Tegal adalah pada sektor industri pengolahan. Di

Kabupaten Tegal terdapat lima produk unggulan yaitu produk industri logam, tekstil,

makanan, shuttlecock, dan kerajinan bambu. Akan tetapi, dari dari lima sektor

unggulan tadi, industri pengolahan logam khususnya industri komponen perkapalan

menjadi produk unggulan pertama dan masuk sebagai kompetensi inti industri

Kabupaten Tegal. Karena memiliki jumlah unit dan tenaga kerja yang banyak.

Apakah kendala yang dihadapi dalam perkembangan Usaha Kecil pada sektor

industri pengolahan logam dan mesin?

Bahan baku dalam industri pengolahan logam dan mesin selama ini

menggunakan bahan baku dari scrap (besi rongsok) dan biji besi atau alumunium.

Bahan baku scrap mudah didapat dan harganya terjangkau, tetapi karena

menggunakan bahan baku dari scrap, maka hasil-hasil produksi industri logam juga

harga jualnya cukup murah. Sedangkan bahan baku logam asli, biji besi atau

aluminium barangnya langka dan harus memesan dulu ke pabrik dari luar daerah

dalam jumlah besar dan harganya mahal. Sebagai perbandingan harga besi rongsok

kualitas bagus dijual dengan harga Rp 5.000,00 per kilogram, aluminium sekitar Rp

18.000,00 per kilogram dan tembaga mencapai Rp 70.000,00 per kilogram.

Kemampuan para pekerja, misalnya pada saat memproduksi dalam jumlah

sedikit kualitas hasil produksinya baik, sedangkan pada saat memproduksi dalam

jumlah yang banyak maka kualitas hasil produksinya akan menurun. Hal ini yang

menjadi kendala untuk mengekspor produk-produknya ke luar negeri, salah satunya

karena bahan baku yang belum memenuhi standar. Sehingga mindset masyarakat

dalam hal ini para pelaku usaha yang menginginkan perkembangan usahanya, tetapi

belum juga menciptakan inovasi atau terobosan-terobosan baru supaya usahanya terus

Page 119: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

berkembang. Produk yang dihasilkan oleh usaha kecil rata-rata hanya untuk

memenuhi kebutuhan pasar lokal berdasarkan job order saja.

Bagaimana cara menyelesaikan kendala tersebut?

Sebagai badan binaan dan pengembangan usaha kecil, berusaha memberikan

perlindungan produk melalui hak cipta, turut mempromosikan hasil produksi melalui

seminar, pameran, dan memfasilitasi kemitraan.

Untuk membantu mengatasi permasalahan tentang bahan baku, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tegal pada tahun 2013 akan

mengadakan kajian terhadap bahan baku scrap (besi rongsok) yang selama ini banyak

digunakan sebagai bahan baku pengecoran logam. Hal itu dilakukan agar produk

yang dihasilkan IKM logam Kabupaten Tegal memiliki kualitas baik sehingga

mampu bersaing dengan produk dari daerah lain dan produk luar negeri.

Mengenai Gerakan OVOP, bagaimana pengaruhnya terhadap usaha kecil di

Kabupaten Tegal?

OVOP adalah gerakan dalam rangka mengembangkan usha yang diarahkan

dalam rangka mengembangkan potensi daerah.dengan adanya OVOP setiap daerah

yang mempunyai potensi mampu mengembangkan dengan memfokuskan pada

pemanfaatan potensi yang dimilikinya. Sehingga setiap daerah dapat berkembang dan

mempunyai produksi yang khas.

Apakah harapan ke depan mengenai Gerakan OVOP pada Usaha Kecil di

sektor industri pengolahan logam dan mesin?

Harapannya seperti yang sudah dikatakan tadi, yaitu mindset para pelaku

usaha yang harus diubah. Para pelaku usaha hendaknya sadar akan dunia persaingan

yang semakin ketat. Sehingga membutuhkan terobosan-terobosan baru, supaya tidak

tertinggal di pasaran nasional maupun internasional.

Page 120: PERANAN USAHA KECIL PADA INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25275/3/NOVI... · usaha kecil pada sektor industri pengolahan logam dan

Mengenai kriteria pengembangan produk menurut konsep gerakan OVOP,

melihat kendala dalam bahan baku, bagaimana upaya pemerintah untuk

menciptakan bahan baku pengganti?

Pemerintah akan terus mencari cara untuk menemukan bahan baku yang lebih

berkualitas, seperti melakukan studi banding ke perusahaan lain, baik di dalam

maupun di luar negeri, melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten,

seperti yang telah di jalankan yaitu pelatihan bersama dengan negara Jepang. Dengan

usaha tersebut diharapkan produk-produk usaha mempunyai mutu yang lebih baik,

sehingga mampu bersaing di pasaran.

Apakah industri pengolahan logam dan mesin sudah memanfaatkan sumber

daya yang tersedia di daerah Kabupaten Tegal?

Sudah, industri di Kabupaten Tegal mengutamakan pemanfaatan sumber daya

yang ada di Kabupaten Tegal, seperti industri pengolahan logam dan mesin, sangat

mengutamakan sumber daya yang ada di lingkungan Kabupaten Tegal, seperti

sumber daya manusianya. Sebagian besar hampir seluruhnya pekerja adalah tenaga

kerja asli daerah sendiri.